pasca pertemuan megawati

3
Pasca Pertemuan Megawati-SBY di Istana Pertemuan Mantan Presiden Megawati Soekarno Putri dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selalu meninggalkan spekulasi. Tidak terkecuali saat pertemuan keduanya di acara jamuan makan malam terhadap Presiden Amerika Serikat Barrack Obama 9 November lalu. Kala itu Megawati datang mendampingi suaminya, Ketua MPR RI Taufiq Kiemas. Megawati duduk di meja kehormatan bersama SBY, Obama, Michele Obaman dan Taufiq Kiemas. Jarak duduk Megawati dengan SBY hanya dipisahkan Michele Obama. Memang tidak terlihat adanya perbincangan serius antara Megawati dan SBY, namun hal ini tidak menghalangi spekulasi yang mungkin terjadi kepada keduanya. Pada acara tersebut Obama menyalami sejumlah tokoh. SBY sebagai tuan rumah selalu menemani SBY ketika menyalami tokoh yang datang. Tidak terkecuali saat Obama menyalami Megawati. SBY nampak tersenyum bersama senyum Obama dan Megawati yang mengembang. Walaupun saat itu yang menjadi perhatian utama adalah Obama tetap saja pertemuan Megawati- SBY masih menarik untuk dibicarakan. Apalagi itu pertama kalinya Megawati datang kembali ke Istana setelah digantikan SBY sebagai presiden pada 2004. Pergantian pucuk pimpinan ini memang telah meninggalkan kabar tidak sedap. Karena sebelum pemilihan presiden Megawati dan SBY pernah bersitegang yang berakhir dengan kemunduran SBY dari kuri cabinet Megawwati. Bahkan Taufiq Kiemas kala itu menyebut SBY seperti anak TK. Perseteruan Megawati-SBY dilihat terus berlanjut setelah Pilpres 2004. Sejak saat Megawati tidak pernah datang ketika diundang ke Istana. Termasuk ketika diundang pada upacara peringatakan kemerdekaan 17 Agustus setiap tahunnya. Tentu saja peristiwa kedatangan Megawati ke Istana 9 November lalu menjadi hal yang istimewa. Dan tentunya mendapatkan perhatian tersendiri bagi masyarakat. Khususnya tokoh-tokoh

Upload: asep-rahman-umbara

Post on 16-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Politik

TRANSCRIPT

Pasca Pertemuan Megawati-SBY di Istana

Pasca Pertemuan Megawati-SBY di Istana

Pertemuan Mantan Presiden Megawati Soekarno Putri dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selalu meninggalkan spekulasi. Tidak terkecuali saat pertemuan keduanya di acara jamuan makan malam terhadap Presiden Amerika Serikat Barrack Obama 9 November lalu.

Kala itu Megawati datang mendampingi suaminya, Ketua MPR RI Taufiq Kiemas. Megawati duduk di meja kehormatan bersama SBY, Obama, Michele Obaman dan Taufiq Kiemas. Jarak duduk Megawati dengan SBY hanya dipisahkan Michele Obama. Memang tidak terlihat adanya perbincangan serius antara Megawati dan SBY, namun hal ini tidak menghalangi spekulasi yang mungkin terjadi kepada keduanya.

Pada acara tersebut Obama menyalami sejumlah tokoh. SBY sebagai tuan rumah selalu menemani SBY ketika menyalami tokoh yang datang. Tidak terkecuali saat Obama menyalami Megawati. SBY nampak tersenyum bersama senyum Obama dan Megawati yang mengembang. Walaupun saat itu yang menjadi perhatian utama adalah Obama tetap saja pertemuan Megawati-SBY masih menarik untuk dibicarakan.

Apalagi itu pertama kalinya Megawati datang kembali ke Istana setelah digantikan SBY sebagai presiden pada 2004. Pergantian pucuk pimpinan ini memang telah meninggalkan kabar tidak sedap. Karena sebelum pemilihan presiden Megawati dan SBY pernah bersitegang yang berakhir dengan kemunduran SBY dari kuri cabinet Megawwati. Bahkan Taufiq Kiemas kala itu menyebut SBY seperti anak TK.

Perseteruan Megawati-SBY dilihat terus berlanjut setelah Pilpres 2004. Sejak saat Megawati tidak pernah datang ketika diundang ke Istana. Termasuk ketika diundang pada upacara peringatakan kemerdekaan 17 Agustus setiap tahunnya. Tentu saja peristiwa kedatangan Megawati ke Istana 9 November lalu menjadi hal yang istimewa. Dan tentunya mendapatkan perhatian tersendiri bagi masyarakat. Khususnya tokoh-tokoh politik. Dan tidak heran sejumlah spekulasi pun kembali berhembus.

Melihat hal ini Mantan Sekjen DPP PDIP Pramono Anung melakukan klarifikasi. Menurutnya jangan sampai kedatangan ketua umumnya ke Istana Pramono berharap agar kehadiran Megawati pada jamuan makam malam bersama Presiden Obama di Istana Negara tidak perlu diartikan terlalu luas.

Sebagaimana yang dilansir Antara, kedatangan Megawati menurutnya merupakan wujud dari proses demokrasi di Indonesia. Dia mengatakan kehadiran puti proklamator Soekarno ini memperlihatkan bahwa proses demokrasi di Indonesia sudah lebih baik. Dia yakin kehadirannya semata-semata untuk mendukung pertumbuhan demokrasi di Indonesia.

Pertemuan kedua tokoh tersebut sering sekali dikaitkan dengan rekonsiliasi kedua tokoh tersebut. Bahkan lebih dari itu juga sering dikaitkan dengan kemungkinan PDIP berkoalisi dengan Partai Demokrat. Spekulasi seperti ini juga pernah mencuat ketika Megawati dan SBY bertemu dalam acara Hari Lahir Pancasila 1 Juni di Gedung DPR. Saat itu pertemuan kedua tokoh dihubungkan dengan kemungkinan koalisi. Memang pada saat itu dan juga terjadi pada saat ini, spekulasi koalisi masih sering terlihat.

Spekulasi ini mencuat saat isu reshuffle kabinet kembali mencuat bulan lalu. Kala itu pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, mengatakan Widya Purnama, yang disebutnya sebagai kader PDIP kemungkinan akan masuk dalam cabinet SBY jika reshuffle terjadi.Isu koalisi PDIP-Demokrat memang kerab berhembus. PDIP telah menunjukkan sebagai oposisi selama jilid pertama pemerintahan SBY.

Namun pada jilid kedua, posisi oposisi ini nampaknya sering dipertanyakan. Apalagi dengan seiring harmonisnya hubungan kedua partai. Hal ini misalnya terlihat pada saat proses pengangkatakan Taufiq menjadi Ketua MPR RI. Saat itu Taufiq juga didukung Demokrat yang mendapatkan kursi terbesar di parlemen.

Sinyal kedekatan kedua partai itu juga terlihat dari sejumlah forum yang dihadiri Puan Maharani dan Edhie Baskoro Yudhoyono. Sebagaimana diketahui kedunya adalah putra mahkota dari Megawati dan SBY. Keduanya misalnya pernah bertemu pada acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Ke-64 di Palembang 9 Feburuali lalu. Kala itu, Ibas dan Puan serta Karolin Margret didaulat untuk menerima penghargaan karena pada pemilu legislatif 2009 mendapat bilangan pembagi pemilih terbanyak.

Hadir dalam acara tersebut diantaranya Taufiq Kiemas dan Marzuki Alie. Entah disengaja atau tidak, kedua tokoh tersebut bisa merepresentasikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat, walaupun keduanya juga adalah simbol MPR dan DPR.

Pertemuan Ibas dan Puan tentunya tidak bisa disamakan dengan pertemuan dua anggota DPR semata.Namun juga bisa mengandung penafsiran berbeda. Jika SBY dan Megawati terjadi kebekuan komunikasi yang salah satunya berakibat pada sorotan media dalam setiap pertemuannya, namun pertemuan Puan dan Ibas setidaknya bisa memberikan gambaran pencairan hubungan kedua orang tua mereka. Artinya tidak ada kebekuan yang diwariskan kepada generasi selanjutnya, walaupun kebekuan antara kedua orang tua mereka tidak seluruhnya tercairkan.

Sejumlah peristiwa di atas tentunya menjadi sinyal bahwa kebekuan komunikasi antara Megawati dan SBY sudah mulai mencair. Sedangkan pertemuan di Istana pada minggu lalu bisa saja menjadi momentum baru bagi komunikasi kedua tokoh paling bepengaruh di dua partai besar tersebut (Mam/Zam)