pemerintahan megawati soekarno putri

11
Pemerintahan Megawati Soekarno Putri Kelompok 1 XI MIA C Anggraeni Windi Rosari (03) Batari Melyapuri (04) El Medina Aulia Putri Figa Cospiningrum T. P. (10) Irfan Nurrahmat (14) Zidane Afkarusyawwala P. (32)

Upload: hana-medina

Post on 15-Apr-2017

387 views

Category:

Education


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Kelompok 1 XI MIA C

Anggraeni Windi Rosari (03)

Batari Melyapuri (04)

El Medina Aulia Putri

(08)

Figa Cospiningrum T. P. (10)

Irfan Nurrahmat (14)

Zidane Afkarusyawwala P. (32)

Page 2: Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Kebijakan di Bidang Politik1) Pelaksanaan Pemilu 2004

• Diselenggarakan pada 5 April 2004 untuk memilih

anggota legislatif serta presiden dan wakil presiden.

• Pemilu presiden dan wakil presiden diselenggarakan

2 putaran yaitu pada 5 Juli dan 20 September 2004.

• Hasil Pemilu 2004 dimenangkan Partai Golkar dan

pasangan H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs.

Muhammad Jusuf Kalla.

Page 3: Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

2) Pembentukan Kabinet Gotong Royong

• Dibentuk pada tanggal 10 Agustus 2001 dan berakhir

pada tanggal 20 Oktober 2004 dengan jumlah pejabat 36

orang.

3) Mendirikan KPK

• KPK didirikan pada tahun 2003 oleh Presiden Megawati.

• Didasari karena Presiden Megawati melihat institusi

Jaksa dan Polri saat itu terlalu kotor, sehingga untuk

menangkap koruptor dinilai tidak mampu, namun jaksa

dan polri sulit dibubarkan sehingga dibentuklah KPK.

Page 4: Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Kebijakan di Bidang Sosial Budaya

Depdiknas telah merekrut 4.110 guru baru untuk persiapan ditempatkan di Aceh dan menyiapkan sekitar 3.000 guru aktif dari daerah lain untuk mengajar di daerah konflik seluruh Aceh. Sedikitnya 506 bangunan sekolah di seluruh NAD terbakar, atau 10% dari total bangunan sekolah. Rehabilitasi fisik sekolah baru akan dimulai awal 2004 dan diperkirakan membutuhkan waktu satu tahun serta dana lebih dari Rp 300 miliar untuk menyelesaikannya.

Page 5: Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Kabinet Gotong RoyongKabinet ini memiliki lima agenda utama yakni:

1. Membuktikan sikap tegas pemerintah dalam menghapus

KKN,

2. Menyusun langkah untuk menyelamatkan rakyat dari

krisis yang berkepanjangan,

3. Meneruskan pembangunan politik,

4. Mempertahankan supremasi hukum dan menciptakan

situasi sosial kultural yang kondusif untuk memajukan

kehidupan masyarakat sipil,

5. Menciptakan kesejahteraan dan rasa aman masyarakat

dengan meningkatkan keamanan dan hak asasi manusia.

Page 6: Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Susunan Kabinet Gotong Royong:

1. Menteri Agama : Said Agil Al Munawwar

2. Menteri Dalam Negeri : Hari Sabarno

3. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral : Purnomo Yusgiantoro

4. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata : I Gede Ardika

5. Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia : Yusril Ihza Mahendra

6. Menteri Kehutanan : Mohamad Prakosa

7. Menteri Kelautan dan Perikanan : Rokhmin Dahuri

8. Menteri Kesehatan : Achmad Sujudi

9. Menteri Keuangan : Boediono

10. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ad interim :

Hari Sabarno

11. Menteri Koordinator Politik dan Keamanan : Susilo Bambang Yudhoyono

12. Menteri Luar Negeri : Hassan Wirajuda

Page 7: Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

13. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara : Laksamana Sukardi

14. Menteri Negara Komunikasi dan Informasi : Syamsul Mu`arif

15. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal : Manuel Kaisiepo

16. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara : Faisal Tamin

17. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional : Kwik Kian Gie

18. Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah : Sunarno

19. Menteri Pendidikan Nasional : Abdul Malik Fadjar

20. Menteri Perhubungan : Agum Gumelar

21. Menteri Perindustrian dan Perdagangan :

Rini Mariani Soemarno Soewandi

22. Menteri Pertahanan : Matori Abdul Djalil

23. Menteri Pertanian : Bungaran Saragih

24. Menteri Riset dan Teknologi : Hatta Rajasa

25. Menteri Sosial : Bachtiar Chamsyah

26. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Jacob Nuwa Wea

Page 8: Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Keberhasilan Pemerintahan Megawati Soekarno Putri• Berhasil menghasilkan produk undang-undang mengenai

pelaksanaan otonomi daerah.

• Sistem pemilihan langsung wakil-wakil rakyat di daerah dan kepala

daerah menjadikan pelaksanaan otonomi daerah semakin

memberikan kesempatan bagi rakyat di daerah untuk berperan

lebih besar dalam memajukan wilayah mereka.

• Menstabilkan fundamen ekonomi makro meliputi inflasi, BI rate,

pertumbuhan ekonomi, kurs rupiah terhadap dolar, dan angka

kemiskinan. Hal tersebut berdampak pada stabilnya harga-harga

barang.

Page 9: Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Lanjutan....• Mulai melakukan pemberantasan KKN diantaranya dengan

keberanian memenjarakan kroni Soeharto (Tommy Soehato,

Bob Hasan dan Probosutedjo) dan menangkap konglomerat

bermasalah Nurdin Halid serta mendirikan KPK.

• Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang

menandakan Indonesia sudah keluar dari krisis ekonomi yg

terjadi sejak tahun 1998 dan menjadi lebih mandiri.

Page 10: Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Kegagalan Pemerintahan Megawati Soekarno Putri• Hingga akhir pemerintahan Presiden Megawati, berbagai kasus

KKN yang ada belum dapat diselesaikan.

• Penduduk masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan.

• Pembayaran utang luar negeri mengambil porsi APBN yang

paling besar yakni mencapai 52% dari total penerimaan pajak

yang dibayarkan oleh rakyat. Hal ini mengakibatkan pemerintah

mengalami defisit anggaran dan kebutuhan pinjaman baru.

• Tidak meratanya pembangunan dan tidak adilnya pembagian

hasil sumber daya alam antara pemerintah pusat dan daerah

berujung pada keinginan untuk melepaskan diri dari NKRI.

Page 11: Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Lanjutan....• Lepasnya Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan ke tangan Malaysia.

• Adanya sistem sentralisasi kekuasaan dan wewenang pemerintah

pusat yang sangat kuat. Kepala daerah yang bertugas di beberapa

daerah seringkali bukan merupakan pilihan masyarakat setempat.

• Kurangnya jumlah dan kualitas aparat penegak hukum sehingga

proses hukum terhadap beberapa kasus berjalan sangat lambat

dan berimbas pada belum adanya pembuktian dari kasus-kasus

yang ditangani.