pemanggilan megawati dikritik partai koalisi · pendapat, dengan pemanggilan megawati, kpk bisa...

1
POLEMIK pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Ke- istimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (RUU DIY) akan semakin membelenggu masyarakat. “Masyarakat DIY justru sepertinya dibelenggu dengan polemik pembahasan RUU DIY,” kata Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH) Yudhaningrat di sela-sela diskusi buku Wasiat HB IX di Yogyakarta, kemarin. Menurut dia, salah satu poin penting dalam pembahasan RUU DIY yang paling sulit dipahami adalah jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY. Masalah tidak terletak pada penetapan ataupun pemilihan dalam penentuan pengisi jabatan tersebut. Adik Sri Sultan Hamengku Buwono X itu mengatakan dalam peraturan perundang-undangan telah dinyatakan jabatan tersebut merupakan hak Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paduka Paku Alam. “Masyarakat di DIY hanya mengikuti aturan main yang ada. Masalah itu harus bisa sinkron antara aturan dan pelaksanaannya,” katanya. (Ant/P-1) Polri Persilakan Susno Berkantor MABES Polri mempersilakan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Susno Duadji untuk kembali berkantor di Mabes Polri. “Tidak masalah. Dia (Susno) anggota Polri. Kalau mau hadir, tidak ada yang halangi. Itu hak Pak Susno apakah mau datang atau tidak,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rai Amar di Aceh, kemarin. Ia menjelaskan ruang kerja Susno di Pembinaan Hukum Mabes Polri masih dibiarkan seperti semula. “Jadi, posisi beliau adalah per- wira tinggi pada staf ahli. Kalau mau hadir, dipersilakan. Mungkin mau silaturahim, ketemu rekan-rekan beliau di Bareskrim.” Pada Jumat (18/2) pukul 00.05 WIB, Susno dibebaskan dari Rumah Tahanan Mako Brimob Polri Kelapa Dua, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat. (*/P-1) KPK tetap fokus pada penyele- saian kasus Bank Century dan mengungkap pemberi suap pada kasus cek perjalanan ini. “Bukan hanya kurir suapnya, tapi juga pemberi suap,” ujarnya. Karena itu, Mahfudz menilai, Megawati tidak harus datang memenuhi undangan KPK. Apalagi, mantan Presiden RI itu merupakan saksi tidak lang- sung dari kasus ini. Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Tjatur Sapto Edy mengimbau KPK agar meng- hor mati keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekar- noputri untuk tidak memenuhi panggilan KPK terkait permin- taan sebagai saksi yang me- ringankan tersangka kasus deputi gubernur senior Bank Indonesia harus dihormati. Pa- salnya, kapasitas pemanggilan Mega bersifat sukarela. “Ibu Mega berhak untuk memberikan keterangan dan Salah satunya dari Partai Kea- dilan Sejahtera (PKS). Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq ber- pendapat, dengan pemanggilan Megawati, KPK bisa dituding mencari sensasi oleh masyara- kat. “Memanggil Megawati itu berlebihan. Jangan-jangan nanti KPK dituding orang mencari sensasi,” ujar Mahfudz di Jakar- ta, kemarin. Selain kasus cek perjalanan yang menyeret Megawati, ming gu lalu Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie juga disebut-sebut mengetahui kasus dugaan korupsi pengada- an alat kesehatan pada rumah sakit rujukan penanganan u burung tahun 2006 yang juga ditangani KPK. Mahfudz pun menilai jika KPK memanggil paksa kedua politikus itu dapat ditafsirkan KPK ikut melakukan politik sandera. Ia pun mengingatkan agar EDNA MERYNANDA TARIGAN P EMANGGILAN Ke- tua Umum DPP PDI Perjuangan Mega- wati Soekarnoputri oleh Ko misi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan suap cek perjalanan untuk memenangi pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 dianggap berlebihan. Kritik atas sikap KPK tersebut justru ramai-ramai dilontarkan para fungsionaris partai koalisi pendukung pemerintah. Pemanggilan Megawati Dikritik Partai Koalisi Jangan sampai KPK dituding hanya mencari sensasi atau bagian dari skenario saling sandera antarkekuatan politik. DINAMIKA RUU DIY hanya Belenggu Rakyat berhak juga tidak memberikan keterangan. KPK harus meng- hormati itu karena apa pun ke putusannya dijamin oleh KUHAP,” kata Tjatur di Jakarta, kemarin. Fraksi PAN, sambung Tjatur, mendukung keputusan yang dibuat Megawati. Menurut dia, keterangan Megawati bisa kon- traproduktif karena ia tidak mengetahui detail soal sum- bangan terkait pelaksanaan pemilihan presiden pada tahun 2004 lalu. Secara terpisah juru bicara KPK Johan Budi membantah tudingan KPK mencari sensasi melalui pemanggilan Ketua Umum PDIP itu. “Sejak awal KPK tidak berkepentingan untuk mendengar kesaksian Megawati terkait dengan kasus- nya, tetapi ini atas permintaan tersangka sesuai Pasal 65 KU- HAP,” kata juru bicara KPK Johan Budi, kemarin. Tidak puas Tim hukum DPP PDIP juga memastikan Megawati tidak akan memenuhi panggilan KPK sebagai saksi yang meringankan bagi tersangka kasus pemilih- an Deputi Gubernur Senior BI pada hari ini. “Karena itu, kami akan menyerahkan surat sebagai tanda penjelasan sekali- gus pernyataan ketidakpuasan atas pemanggilan KPK,” jelas anggota Tim Hukum DPP PDIP Trimedya Panjaitan di Jakarta, kemarin. Trimedya juga menyatakan tindakan KPK itu meresahkan kader PDIP di daerah. Dari Ci- legon dilaporkan, ribuan kader PDIP Kota Cilegon, Banten, siap mendatangi kantor KPK terkait pemanggilan Megawati Soekar- noputri atas dugaan suap pemi- lihan Deputi Gubernur Senior BI pada 2004. (Din/Ant/P-3) [email protected] Independensi Hakim Tipikor masih Teruji Andi Samsan Nganro Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Kaltim MI/ADAM DWI yang dibebaskan oleh hakim. “Itu tadi. Hakim itu bisa inde- penden dalam menjalankan tu- pendensi dan Akuntabilitas Hakim Pengadilan Tipikor dalam Pembe- rantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, di depan 10 profesor hukum Universitas Padjadjar- an, Bandung, kemarin. Menurut Andi, sejauh ini konsep dan akuntabilitas ke- kuasaan kehakiman tipikor ma- sih sesuai jika dilihat dari sudut pandang UUD 1945 maupun beberapa instrumen hukum internasional. Karena itu, kata Andi, sejak dibentuk pengadilan tipikor tidak ada satu terdakwa pun HARUS diakui sejumlah putus- an hakim di pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) ma- sih dipengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal, hakim harus bersikap indepen- den dalam memutuskan suatu perkara. Meski demikian, dari aspek kelembagaan pengadilan tipikor telah memiliki indepen- densi dan akuntabilitas. Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur Andi Sam- san Nganro saat mempertahan- kan disertasinya bertajuk Inde- gas sekalipun ada tekanan dari masyarakat dengan maksud akan memengaruhi putusan.” Ia kembali mengingatkan agar hakim bersikap profesio- nal dalam menjalankan tugas. “Karena itu, hakim harus jujur dan jangan tergoda dengan iming-iming dari pihak luar,” tukas hakim yang meniti karier sejak 30 tahun silam. Dalam disertasinya tersebut, Andi juga menyoroti kecende- rungan jaksa mengajukan PK (peninjauan kembali) ke Mah- kamah Agung (MA). Padahal PK itu merupakan hak terpida- na dan ahli warisnya sesuai dengan ketentuan Pasal 263 KUHAP. Pada kesempatan itu, Andi Samsan Nganro akhirnya lu- lus sebagai doktor ilmu hu- kum dengan predikat sangat memuaskan. Hadir sejumlah hakim agung termasuk Ketua Muda MA Bidang Pengawasan Hatta Ali, hakim Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, se- jumlah pengacara di antaranya Amir Syamsuddin dan Juniver Girsang. (Sub/P-3) KPK belum juga Punya Bukti Korupsi Century jutan dari audit keuangan. Ka- lau audit keuangan itu belum ada dugaan sama sekali, murni untuk melihat pengelolaan ke- uangan di satu tempat. Kalau audit investigasi, ada temuan, tetapi belum jelas. Agar audit investigasi benar-benar bisa dimanfaatkan dan dibawa pe- nyidik ke pengadilan, dibutuh- kan audit forensik.” Terkait upaya pengejaran aset mantan pemilik Bank Century Hesham Al Waraq dan Rafat Ali Rizvi di Swiss, Wakil Jaksa Agung Darmono mengaku belum ada kemajuan berarti. Upaya mencari bantuan lewat Bank Dunia belum juga meng- hasilkan hasil. Sementara itu, upaya melalui gugatan perdata sesuai saran pemerintah Swiss, lanjutnya, belum juga ada kemajuan. Akan tetapi, Darmono memastikan aset Bank Century di Swiss te- tap aman. Aset senilai US$155,9 juta yang awalnya berupa surat- surat berharga diyakini tidak berubah. “Diharapkan tidak. Sampai sekarang kayaknya belum ada perubahan,” cetus Darmono. Anggota Komisi III DPR dari F-PD Didi Irawadi Syamsudin menilai kejaksaan seharusnya bekerja lebih keras dan serius dalam mengejar aset tersebut. “Aset Hosni Mubarak saja bisa dibekukan. Apalagi, aset Century yang tidak sebera- pa. Mengapa ini tidak bisa?” ujarnya. (ED/Din/P-1) KOMISI Pemberantasan Korup- si (KPK) membutuhkan audit forensik untuk meneliti skandal Bank Century. Pasalnya, audit investigatif oleh Badan Peme- riksa Keuangan (BPK) tidak me ngungkap tindak pidana korupsi. “Audit investigatif yang su- dah dilakukan memang mene- mukan tindak pidana, tetapi hanya tindak pidana perbankan dan administratif yang berkaitan dengan pemberian fasilitas pin- jaman jangka pendek (FPJP) dan akuisisi perbankan. Padahal, yang dicari KPK adalah tindak pidana korupsi yang melibat- kan penyelenggara negara,” terang Wakil Ketua KPK bidang Pencegahan Haryono Umar di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan, audit foren- sik merupakan kelanjutan dari audit investigasi yang telah dilakukan oleh BPK. “Dalam lanjutan suatu tindak pidana, kami ingin menjawab keinginan masyarakat untuk melanjutkan penyelesaian kasus Bank Cen- tury ke tahap penyidikan. Kalau di tahap penyidikan membu- tuhkan tersangka, itu berarti harus ada buktinya. Sejauh ini bukti-bukti itu belum ada,” jelas Haryono. Haryono mengatakan, baik audit investigasi maupun audit forensik sejatinya merupakan kelanjutan dari audit keuangan. Sebab, audit keuangan belum me nemukan adanya tindak pidana. “Audit investigasi dan audit forensik sama-sama lan- 3 SENIN, 21 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA P OLKAM

Upload: buiquynh

Post on 09-Aug-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemanggilan Megawati Dikritik Partai Koalisi · pendapat, dengan pemanggilan Megawati, KPK bisa dituding mencari sensasi oleh masyara-kat. “Memanggil Megawati itu berlebihan. Jangan-jangan

POLEMIK pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Ke-isti mewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (RUU DIY) akan semakin membelenggu masyarakat. “Masyarakat DIY justru sepertinya dibelenggu dengan polemik pembahasan RUU DIY,” kata Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH) Yudhaningrat di sela-sela diskusi buku Wasiat HB IX di Yogyakarta, kemarin.

Menurut dia, salah satu poin penting dalam pembahasan RUU DIY yang paling sulit dipahami adalah jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY. Masalah tidak terletak pada penetapan ataupun pemilihan dalam penentuan pengisi jabatan tersebut.

Adik Sri Sultan Hamengku Buwono X itu mengatakan dalam per aturan perundang-undangan telah dinyatakan jabatan tersebut merupakan hak Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paduka Paku Alam. “Masyarakat di DIY hanya mengikuti aturan main yang ada. Masalah itu harus bisa sinkron antara aturan dan pelaksanaannya,” katanya. (Ant/P-1)

Polri Persilakan Susno BerkantorMABES Polri mempersilakan mantan Kepala Badan Reserse Kri minal (Bareskrim) Polri Komjen Susno Duadji untuk kembali berkantor di Mabes Polri. “Tidak masalah. Dia (Susno) anggota Pol ri. Kalau mau hadir, tidak ada yang halangi. Itu hak Pak Susno apakah mau datang atau tidak,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafl i Amar di Aceh, kemarin.

Ia menjelaskan ruang kerja Susno di Pembinaan Hukum Mabes Polri masih dibiarkan seperti semula. “Jadi, posisi beliau adalah per-wira tinggi pada staf ahli. Kalau mau hadir, dipersilakan. Mungkin mau silaturahim, ketemu rekan-rekan beliau di Bareskrim.”

Pada Jumat (18/2) pukul 00.05 WIB, Susno dibebaskan dari Rumah Tahanan Mako Brimob Polri Kelapa Dua, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat. (*/P-1)

KPK tetap fokus pada penyele-saian kasus Bank Century dan mengungkap pemberi suap pada kasus cek perjalanan ini. “Bukan hanya kurir suapnya, tapi juga pemberi suap,” ujarnya.

Karena itu, Mahfudz meni lai, Megawati tidak harus datang memenuhi undangan KPK. Apalagi, mantan Presiden RI itu merupakan saksi tidak lang-sung dari kasus ini.

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Tjatur Sapto Edy meng imbau KPK agar meng-hor mati keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekar-no putri untuk tidak memenuhi panggilan KPK terkait permin-taan sebagai saksi yang me-ri ngankan tersangka kasus de puti gubernur senior Bank In donesia harus dihormati. Pa-salnya, kapasitas pemanggilan Mega bersifat sukarela.

“Ibu Mega berhak untuk mem berikan keterangan dan

Salah satunya dari Partai Kea-dilan Sejahtera (PKS). Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq ber-pendapat, dengan pemanggilan Megawati, KPK bisa dituding mencari sensasi oleh masyara-kat. “Memanggil Megawati itu berlebihan. Jangan-jangan nanti KPK dituding orang mencari sensasi,” ujar Mahfudz di Jakar-ta, kemarin.

Selain kasus cek perjalanan yang menyeret Megawati, ming gu lalu Ketua Umum Par tai Golkar Aburizal Bakrie juga disebut-sebut mengetahui kasus dugaan korupsi pengada-an alat kesehatan pada rumah sakit rujukan penanganan fl u burung tahun 2006 yang juga ditangani KPK.

Mahfudz pun menilai jika KPK memanggil paksa kedua politikus itu dapat ditafsirkan KPK ikut melakukan politik sandera.

Ia pun mengingatkan agar

EDNA MERYNANDA TARIGAN

PEMANGGILAN Ke-tua Umum DPP PDI Perjuangan Mega-wati Soekarnoputri

oleh Ko misi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan suap cek perjalanan untuk me menangi pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 dianggap berlebihan.

Kritik atas sikap KPK tersebut justru ramai-ramai dilontarkan para fungsionaris partai koalisi pendukung pemerintah.

Pemanggilan MegawatiDikritik Partai Koalisi

Jangan sampai KPK dituding ha nya mencari sensa si atau bagian dari skenario saling sandera antarkekuatan politik.

DINAMIKARUU DIY hanya Belenggu Rakyat

ber hak juga tidak memberikan keterangan. KPK harus meng-hor mati itu karena apa pun ke putusannya dijamin oleh KUHAP,” kata Tjatur di Jakarta, kemarin.

Fraksi PAN, sambung Tjatur, mendukung keputusan yang dibuat Megawati. Menurut dia, keterangan Megawati bisa kon-traproduktif karena ia tidak mengetahui detail soal sum-bangan terkait pelaksanaan pemilihan presiden pada tahun 2004 lalu.

Secara terpisah juru bicara KPK Johan Budi membantah tudingan KPK mencari sensasi melalui pemanggilan Ketua Umum PDIP itu. “Sejak awal KPK tidak berkepentingan un tuk mendengar kesaksian Megawati terkait dengan kasus-nya, tetapi ini atas permintaan tersangka sesuai Pasal 65 KU-HAP,” kata juru bicara KPK Johan Budi, kemarin.

Tidak puas Tim hukum DPP PDIP juga

memastikan Megawati tidak akan memenuhi panggilan KPK sebagai saksi yang meringankan bagi tersangka kasus pemilih-an Deputi Gubernur Senior BI pada hari ini. “Karena itu, ka mi akan menyerahkan surat sebagai tanda penjelasan sekali-gus pernyataan ketidakpuasan atas pemanggilan KPK,” jelas anggota Tim Hukum DPP PDIP Trimedya Panjaitan di Jakarta, kemarin.

Trimedya juga menyatakan tindakan KPK itu meresahkan kader PDIP di daerah. Dari Ci-legon dilaporkan, ribuan kader PDIP Kota Cilegon, Banten, siap mendatangi kantor KPK terkait pemanggilan Megawati Soekar-noputri atas dugaan suap pemi-lihan Deputi Gubernur Senior BI pada 2004. (Din/Ant/P-3)

[email protected]

Independensi Hakim Tipikor masih Teruji

Andi Samsan NganroWakil Ketua Pengadilan Tinggi Kaltim

MI/ADAM DWI

yang dibebaskan oleh hakim. “Itu tadi. Hakim itu bisa inde-

penden dalam menjalankan tu-

pendensi dan Akuntabilitas Hakim Pengadilan Tipikor dalam Pembe-rantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, di depan 10 profesor hukum Universi tas Padjadjar-an, Bandung, kemarin.

Menurut Andi, sejauh ini konsep dan akuntabilitas ke-kuasaan kehakiman tipikor ma-sih sesuai jika dilihat dari sudut pandang UUD 1945 maupun be berapa instrumen hukum in ternasional.

Karena itu, kata Andi, sejak dibentuk pengadilan tipikor tidak ada satu terdakwa pun

HARUS diakui sejumlah putus-an hakim di pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) ma-sih dipengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal, hakim harus bersikap indepen-den dalam memutuskan suatu perkara. Meski demikian, dari aspek kelembagaan pengadilan tipikor telah memiliki indepen-densi dan akuntabilitas.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur Andi Sam-san Nganro saat mempertahan-kan disertasinya bertajuk Inde-

gas sekalipun ada tekanan dari masyarakat dengan mak sud akan memengaruhi putusan.”

Ia kembali mengingatkan agar hakim bersikap profesio-nal dalam menjalankan tugas. “Karena itu, hakim harus jujur dan jangan tergoda dengan iming-iming dari pihak luar,” tukas hakim yang meniti karier sejak 30 tahun silam.

Dalam disertasinya tersebut, Andi juga menyoroti kecende-rungan jaksa mengajukan PK (peninjauan kembali) ke Mah-kamah Agung (MA). Padahal

PK itu merupakan hak terpida-na dan ahli warisnya sesuai dengan ketentuan Pasal 263 KUHAP.

Pada kesempatan itu, Andi Samsan Nganro akhirnya lu-lus sebagai doktor ilmu hu-kum dengan predikat sangat me muaskan. Hadir sejumlah ha kim agung termasuk Ketua Muda MA Bidang Pengawasan Hatta Ali, hakim Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, se-jumlah pengacara di antaranya Amir Syamsuddin dan Juniver Girsang. (Sub/P-3)

KPK belum juga Punya Bukti Korupsi Century

jutan dari audit keuangan. Ka-lau audit keuangan itu belum ada du ga an sama sekali, murni untuk melihat pengelolaan ke-uangan di satu tempat. Kalau audit in vestigasi, ada temuan, tetapi belum jelas. Agar audit investi gasi benar-benar bisa dimanfaat kan dan dibawa pe-nyidik ke pengadilan, dibutuh-kan audit forensik.”

Terkait upaya pengejaran aset mantan pemilik Bank Century Hesham Al Waraq dan Rafat Ali Rizvi di Swiss, Wakil Jaksa Agung Darmono mengaku be lum ada kemajuan berarti. Upaya mencari bantuan lewat Bank Dunia belum juga meng-hasilkan hasil.

Sementara itu, upaya melalui gugatan perdata sesuai saran pemerintah Swiss, lanjutnya, be lum juga ada kemajuan. Akan tetapi, Darmono memastikan aset Bank Century di Swiss te-tap aman.

Aset senilai US$155,9 juta yang awalnya berupa surat-su rat berharga diyakini tidak berubah. “Diharapkan tidak. Sampai sekarang kayaknya be lum ada perubahan,” cetus Dar mono.

Anggota Komisi III DPR dari F-PD Didi Irawadi Syamsudin menilai kejaksaan seharusnya bekerja lebih keras dan serius da lam mengejar aset tersebut.

“Aset Hosni Mubarak saja bisa dibekukan. Apalagi, aset Century yang tidak sebera-pa. Mengapa ini tidak bisa?” ujarnya. (ED/Din/P-1)

KOMISI Pemberantasan Korup-si (KPK) membutuhkan audit forensik untuk meneliti skandal Bank Century. Pasalnya, audit in vestigatif oleh Badan Peme-rik sa Keuangan (BPK) tidak me ngungkap tindak pidana ko rupsi.

“Audit investigatif yang su-dah dilakukan memang mene-mukan tindak pidana, tetapi hanya tindak pidana perbankan dan administratif yang berkaitan dengan pemberian fasilitas pin-jaman jangka pendek (FPJP) dan akuisisi perbankan. Padahal, yang dicari KPK adalah tindak pi dana korupsi yang melibat-kan penyelenggara negara,” te rang Wakil Ketua KPK bidang Pencegahan Haryono Umar di Ja karta, kemarin.

Ia mengatakan, audit foren-sik merupakan kelanjutan dari audit investigasi yang telah di la kukan oleh BPK. “Dalam lanjutan suatu tindak pidana, ka mi ingin menjawab keinginan masyarakat untuk melanjutkan penyelesaian kasus Bank Cen-tury ke tahap penyidikan. Kalau di tahap penyidikan membu-tuh kan tersangka, itu berarti harus ada buktinya. Sejauh ini bukti-bukti itu belum ada,” jelas Haryono.

Haryono mengatakan, baik audit investigasi maupun audit forensik sejatinya merupakan kelanjutan dari audit keuangan. Se bab, audit keuangan belum me nemukan adanya tindak pi dana. “Audit investigasi dan audit forensik sama-sama lan-

3SENIN, 21 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA POLKAM