paradigma sederhana berurutan bner

20
1 1. Paradigma Sederhana Paradigma sederhana terdiri dari satu variable bebas (independent) dan variable terikat (dependent) Gambar 1.Paradigma Sederhana Contoh: X 1 = Kampanye Y = Perolehan Suara Pilkada Rumusan masalah 1. Rumusan Masalah Deskriptif Bagaimana X? (Kampanye) Bagaimana Y? (Perolehan Suara Pilkada) 2 Rumusan Masalah Asosiatif Bagaimana pengaruh Kampanye terhadap Peroleh Suara Pilkada? Teori yang digunakan Ada dua teori yang digunakan yaitu Teori tentang Kampanye dan Teori tentang Pilkada. Hipotesis 1. Hipotesis Deskriptif Teknik Kampanye yang dilakukan oleh Parpol tersebut telah 60 % baik. Hasil Perolehan Suara yang diterima oleh Parpol tersebu hingga saat ini telah 80 % baik. X 1 Y R

Upload: rizza-maria-ulfa

Post on 21-Jul-2015

2.308 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

1. Paradigma Sederhana Paradigma sederhana terdiri dari satu variable bebas (independent) dan satu variable terikat (dependent)

X1

R

Y

Gambar 1. Paradigma Sederhana

Contoh: X1 = Kampanye Y = Perolehan Suara Pilkada

Rumusan masalah 1. Rumusan Masalah Deskriptif 2 Bagaimana X? (Kampanye) Bagaimana Y? (Perolehan Suara Pilkada)

Rumusan Masalah Asosiatif Bagaimana pengaruh Kampanye terhadap Peroleh Suara Pilkada?

Teori yang digunakan Ada dua teori yang digunakan yaitu Teori tentang Kampanye dan Teori tentang Pilkada. Hipotesis 1. Hipotesis Deskriptif Teknik Kampanye yang dilakukan oleh Parpol tersebut telah 60 % baik. Hasil Perolehan Suara yang diterima oleh Parpol tersebut hingga saat ini telah 80 % baik.

1

2. Hipotesis Asosiatif Ada pengaruh yang signifikan antara Kampanye dengan hasil Perolehan Suara Pilkada. Teknik analisis data Teknik Analisis yang digunakan pada kasus ini adalah Analisis Korelasi dan Analisis Deskriptif

2. Paradigma Sederhana Berurutan Paradigma sederhana berurutan (serial) terdiri dua atau lebih variabel bebas dan satu variabel terikat yang disusun secara berurutan.

r1 X1 X2

r2 X3

R

Y

Gambar 2. Paradigma Sederhana Berurutan

Contoh : X1 = Jenjang Pendidikan X3 = Kualitas Media

X2 = Pengalaman Mengajar Y = Ketuntasan Peserta Didik Rumusan Masalah 1. Deskriptif Bagaimana X1? (Jenjang Pendidikan) Bagaimana X2? (Pengalaman Mengajar) Bagaimana X3? (Kualitas Media) Bagaimana Y? (Ketuntasan Peserta Didik)

2

2. Asosiatif Bagaimana hubungan X1 dengan X2? Bagaimana hubungan X2 dengan X3? Bagaimana hubungan X3 dengan Y?

Landasan Teori Terdapat 4 landasan teori yaitu teori tentang Jenjang Pendidikan, Pengalaman Mengajar, Kualitas Media,dan tentang Ketuntasan Peserta Didik. Hipotesis 1. Deskriptif Jenjang Pendidikan yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik di Sekolah tersebut telah 70 % baik. Pengalaman Mengajar yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik di Sekolah tersebut telah 80 % baik. Kualitas Media Pembelajaran yang dipakai oleh Tenaga Pendidik di Sekolah tersebut telah 60 % baik. Ketuntasan Peserta Didik di Sekolah tersebut telah 90 % baik.

2. Asosiatif Semakin tinggi Jenjang Pendidikan yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik, maka semakin banyak Pengalaman Mengajar mereka. Semakin lama Pengalaman Mengajar seorang Tenaga pengajar, maka Kualitas Media Pembelajaran yang dibuat semakin baik. Semakin baik Media Pembelajaran yang dipakai, maka semakin baik tingkat ketuntasan peserta didik.

3

Teknik Analisis Teknik Analisa yang dipakai pada kasus ini adalah Analisis Product Moment Pearson dan Analisi Deskriptif 3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen Paradigma ganda dengan dua variabel independent adalah paradigma yang disusun atas 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat yang susunannya dapat dilihat pada gamabar berikut :

r1 r3 R

r2Gambar 3 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen

Contoh : X1= kualitas pelayanan X2= jumlah pengunjung Y = jumlah pembeli Rumusan Masalah 1. Deskriptif Bagaimana X1? (kualitas pelayanan) Bagaimana X2? (jumlah pengunjung) Bagaimana Y? (jumlah pembeli)

2. Asosiatif Bagaimana hubungan X1 dengan X2? Bagaimana hubungan X1 dengan Y? Bagaimana hubungan X2 dengan Y?

4

Landasan Teori Terdapat 3 landasan teori yaitu teori tentang kuatitas pelayanan, jumlah pengunjung, jumlah pembeli. Hipotesis 1. Deskriptif Kualitas dari pelayanan pegawai toko tersebut sudah mencapai 75% baik. Jumlah pengunjung toko tersebut sudah mencapai 80% baik. Jumlah pembeli di toko tersebut sudah mencapai 65% baik. 2. Asosiatif Kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai toko akan memperngaruhi banyaknya pengunjung toko tersebut. Kualitas dari pelayanan yang diberikan pegawai toko akan mempengaruhi banyaknya jumlah pembeli di toko tersebut. Jumlah pengunjung toko dapat mempengaruhi jumlah dari pembeli di toko tersebut. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan pada kasus ini adalah Analisis Korelasi Product Moment.

4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen Paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1;X2 dan X3. untuk mencari besarnya hubungan antara X1 dengan variabel Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 secara bersama-

5

sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana dan ganda serta korelasi parsial dapat diterapkan dalam paradigma ini. Jadi bisa dikatakan dalam paradigm ganda dengan tiga variable independen, terdapat tiga variable independen (X1,X2,X3) dan satu variable dependen (Y)

x1 r4 r6

r1 r2

x2 r5 x3 r3

y

Gambar 4 Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen

Contoh: X1 = Keuntungan perusaan X2 = Perencanaan perusahaan X3 = Promosi perusahaan Rumusan Masalah 1. Deskriptif Bagaimana X1? (Keuntungan Perusahaan) Bagaimana X2? (Perencanaan Perusahaan) Bagaimana X3? (Promosi Perusahaan) Bagaimana Y? (Perkembangan Perusahaan) Y = Perkembangan perusaan

2. Asosiatif Bagaimana hubungan keuntungan perusaan terhadap perencanaan perusahaan? Bagaimana hubungan perencanaan perusahaan terhadap promosi perusahaan? Bagaimana hubungan keuntungan perusahaan terhadap promosi perusahaan?

6

Bagaimana pengaruh keuntungan perusahaan terhadap perkembangan perusahaan? Bagaimana pengaruh perencanaan perusahaan terhadap perkembangan perusahaan? Bagaimana pengaruh promosi perusahaan terhadap perkembangan perusahaan? Bagaimana perusahaan, hubungan atau pengaruh keuntungan dan promosi

perencanaan perusahaan,

terhadap perkembangan perusahaan? Teori yang digunakan Ada empat teori yaitu tentang keuntungan perusahaan,

perencanaan perusahaan, promosi perusahaan, dan perkembangan perusahaan. Hipotesis 1. Deskriptif Keuntungan yang di peroleh perusahaan mencapai 35% Perencanaan perusahaan mencapai target maksimal yaitu 85% Promosi perusahaan sudah mencangkup lingkup provinsi Perusahaan tersebut telah berkembang pesat dengan

keuntungan yang mencapai 85%. 2. Assosiatif Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan dengan perencanaan perusahaan. Hal ini berarti bila maka keuntungan perusahaan semakin menunjang semakin tinggi

akan

perencanaan

perusahaan. Ada hubungan positif dan signifikan antara perencanaan perusahaan dengan promosi perusahaan. Ini berarti

7

semakin matang perencanaan perusahaan maka akan semakin menunjang promosi perusahaan. Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan dengan promosi perusahaan. Hal ini berarti bila keuntungan perusahaan semakin tinggi akan

semakin menunjang promosi perusahaan. Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan dengan perkembangan perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi keuntungan perusahaan maka akan semakin menunjang perkembangan perusahaan. Ada hubungan positif dan signifikan antara perencanaan perusahaan dengan perkembangan perusahaan. Ini

berarti semakin matang perencanaan perusahaan maka akan semakin menunjang perkembangan perusahaan. Ada hubungan positif dan signifikan antara promosi

dengan perkembangan perusahaan. Hal ini berarti bila promosi perusahaan meningkat maka menunjang perkembangan perusahaan. Ada hubungan positif dan signifikan antara akreditasi belajar, kualitas guru, dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Ini berarti bila akan semakin

keuntungan perusahaan, perencanaan perusahaan, dan promosi perusahaan semakin meningkat maka semakin menunjang perkembangan perusahaan. Teknik analisis data Untuk hipotesis assosiatif, untuk mencari besarnya akan

hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya hubungan antar X1 secara bersama sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi ganda. Regresi

8

sederhana dan ganda serta korelasi parsial juga dapat digunakan.

5.

Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen Paradigma Ganda dengan dua variable dependen adalah paradigma dengan satu variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1 dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dengan Y2 analisis regresi juga dapat digunakan disini.

r1 X1 r2 R

Y1

Y2

Gambar 5 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen

Contoh : X1 = Hobi Y1 = Minat Y2 = Perasaan Senang Rumusan Masalah 1. Deskriptif Bagaimana X1? (Hobi) Bagaimana Y1? (Minat) Bagaimana Y2? (Perasaan Senang)

2. Asosiatif Bagaimana pengaruh hobi terhadap minat seseorang?9

Bagaimana pengaruh hobi dengan perasaan senang? Bagaimana pengaruh minat dengan perasaan senang?

Landasan Teori Teori yang akan digunakan adalah mengenai hobi, minat dan perasaan senang pada beberapa objek (manusia). Hipotesis 1. Deskriptif Hobi tiap objek berbeda-beda. Minat seseorang mungkin saja bersifat global. Perasaan senang selalu ditunjukkan pada setiap objek penelitian. 2. Asosiatif Terdapat hubungan yang signifikan antara hobi dan minat seseorang. Terdapat hubungan yang signifikan antara hobi dan perasaan senang. Terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan perasaan senang. Teknik Analisa Teknik analisa yang digunakan adalah Korelasi sederhana dan regresi. 6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel Dependen Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2 bersama-sama terhadap Y2 dapat lihat pada gambar di bawah ini. Dalam paradigm ini terdapat dua variable terikat yang dipengaruhi oleh dua variabel bebas dan antar variabel terikat dan variabel bebasnya saling mempengaruhi satu sama lain.

10

X1r2 r5

r1 r3

Y1r6

X2

r4

Y2

Gambar 6 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel Dependen. Contoh : X1 = Pelayanan Dealer Motor X2 = Sistem Penjualan Y1 = Pelanggan Y2 = Komplain Pelanggan

Rumusan Masalah 1. Deskriptif Bagaimana X1? (Pelayanan Dealer Motor) Bagaimana X2? (Sistem Penjualan) Bagaimana Y1? (Pelanggan) Bagaimana Y2? (Komplain Pelanggan)

2. Asosiatif Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan pelanggan? Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan komplain pelanggan? Bagaimana hubungan antara sistem penjualan dengan pelanggan? Bagaimana hubungan antara sistem penjualan dengan komplain pelanggan? Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan sistem penjualan?

11

Bagaimana komplain?

hubungan

antara

pelanggan

dengan

Landasan Teori Teori yang digunakan dalam kasus ini adalah tentang pelayanan dealer motor, sistem penjualan, pelanggan dan komplain pelanggan. Hipotesis 1. Deskriptif Pelayanan yang dilakukan oleh dealer motor tersebut telah 80 % baik. Sistem penjualan yang digunakan pada dealer motor tersebut telag 70% baik. 95% Pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. 5% pelanggan komplain dengan pelayanan yang diberikan. 2. Asosiatif Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor dengan pelanggan. Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor dengan komplain pelanggan. Terdapat hubungan yang signifikan antara sistem penjualan dengan pelanggan. Terdapat hubungan yang signifikan antara sistem penjualan dengan komplain pelanggan. Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor dengan sistem penjualan. Terdapat hubungan yang signifikan antara pelanggan dengan komplain.

12

Teknik Analisa Teknik analisa yang dilakukan adalah regresi ganda dan korelasi.

7. Paradigma Jalur Paradigma jalur. Dalam paradigma itu terdapat empat rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah asosiatif. Dinamakan paradigma jalur karena terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara itu atau bisa langsung kesasaran akhir. Dari gambar terlihat bahwa, murid yang berasal dari status sosial ekonomi tertentu

X1r2 r1 r3

r4

X3r5

R

Y

X2Gambar 2.6 Paradigma Jalur.

Contoh : X1 = Kedisiplinan X2 = Tingkah Laku X3 = Jiwa Kepemimpinan Y = Pemimpin yang baik

13

Rumusan Masalah 1. Deskriptif Bagaimana X1? (Kedisiplinan) Bagaimana X2? (Tingkah Laku) Bagaimana X3? (Jiwa Kepemimpinan) Bagaimana Y? (Pemimpin yang baik)

2. Asosiatif Bagaimana hubungan antara Kedisiplinan dengan tingkah laku? Bagaimana hubungan antara kedisiplinan dengan jiwa kepemimpinan? Bagaimana hubungan antara tingkah laku dengan jiwa kepemimpinan? Bagaimana hubungan antara kedisiplinan dengan pemimpin yang baik? Bagaimana hubungan antara tingkah laku dengan pemimpin yang baik? Bagaimana hubungan antara jiwa kepemimpinan dengan pemimpin yang baik? Landasan Teori Teori yang digunakan dalam kasus ini adalah tentang kedisiplinan, tingkah laku, jiwa kepemimpinan dan pemimpin. Hipotesis 1. Deskriptif Seorang pemimpin yang baik harus memiliki

kedisiplinan tinggi. Seorang pemimpin yang baik harus memiliki tingkah laku yang baik. Seorang pemimpin yang baik harus memiliki jiwa kepemimpinan tinggi.14

Pemimpin di daerah tersebut telah 80 % baik.

2. Asosiatif Terdapat hubungan antara Kedisiplinan dengan

tingkah laku. Terdapat hubungan antara kedisiplinan dengan jiwa kepemimpinan. Terdapat hubungan antara tingkah laku dengan jiwa kepemimpinan. Terdapat hubungan antara kedisiplinan dengan

pemimpin yang baik. Terdapat hubungan antara tingkah laku dengan pemimpin yang baik. Terdapat hubungan antara jiwa kepemimpinan dengan pemimpin yang baik. Teknik Analisa Teknik analisa yang dilakukan adalah regresi ganda dan korelasi.

15

LAMPIRAN1. Analisis korelasi Analisis korelasi digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel. Korelasi bersifat undirectional yang artinya tidak ada yang ditempatkan sebagai predictor dan respon (IV dan DV). Angka korelasi berkisar antara -1 s/d +1. Semakin mendekati 1 maka korelasi semakin mendekati sempurna. Sementara nilai negative dan positif mengindikasikan arah hubungan. Arah hubungan yang positif menandakan bahwa pola hubungan searah atau semakin tinggi A menyebabkan kenaikan pula B (A dan B ditempatkan sebagai variabel)

Interprestasi angka korelasi menurut Prof. Sugiyono (2007)

0 0,20 0,40 0,60 0,80

-

0,199 : Sangat lemah 0,399 : Lemah 0,599 : Sedang 0,799 : Kuat 1,0 : Sangat kuat

Pearson r correlation: Pearson r correlation biasa digunakan untuk mengetahui hubungan pada dua variabel. Korelasi dengan Pearson ini mensyaratkan data berdistribusi normal. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

16

Analisis korelasi adalah alat yang membahas tentang derajat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan dalam satu variabel diikuti oleh perubahan variabel lain, baik yang searah maupun tidak. Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis : 1) Korelasi Positif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya. 2) Korelasi Negatif Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya. 3) Korelasi Nihil Terjadinya korelasi nihil apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang tidak teratur (acak). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel. Artinya apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada variabel lain dan kadang diikuti dengan penurunan pada variabel lain. Berdasarkan hubungan antar variabel yang satu dengan variabel lainnya dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan r . besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1 r +1 Untuk mencari korelasi antara variabel Y terhadap X1 atau ry.1,2,,k dapat dicari dengan rumus :

Sedangkan untuk mengetahui korelasi antar variabel bebas dengan tiga buah variabel bebas adalah :

17

a. Koefisien korelasi antara X1 dan X2

b. Koefisien Korelasi antara X1 dan X3

c. Koefisien Korelasi antara X2 dan X3

Nilai koefisien korelasi adalah -1 r +1. Jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai koefisien korelasinya akan mendekati -1 ; jika dua variabel tidak berkolerasi maka nilai koefisien korelasinya akan mendekati 0 ; sedangkan jika dua variabel berkolerasi positif maka nilai koefisien korelasinya akan mendekati 1. Untuk lebih mengetahui seberapa jauh derajat antara variabel variabel tersebut, dapat dilihat dalam perumusan berikut : -1,00 r - 0,80 Berarti korelasi kuat secara negatif -0,79 r - 0,50 Berarti korelasi sedang secara negative -0,49 r 0,49 Berarti korelasi lemah 0,50 r 0,79 Berarti korelasi sedang secara positif 0,80 r 1,00 Berarti korelasi kuat secara positif

2. Korelasi Product Moment

Digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Dapat juga digunakan untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya yang dinyatakan dalam persen. Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah 1. r = +1 menunjukkan hubungan positip sempurna, sedangkan r = -1 menunjukkan

18

hubungan negatip sempurna. r tidak mempunyai satuan atau dimensi. Tanda + atau - hanya menunjukkan arah hubungan. Intrepretasi nilai r adalah sebagai berikut:

Untuk mencari r hitung digunakan perhitungan sebagai berikut :

3. Uji Koefisien Regresi GandaAdanya variabel variabel bebas dalam regresi linier ganda perlu diuji untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas. Uji statistik yang paling tepat adalah menggunakan uji t (t student ). Dimisalkan populasi mempunyai model regresi berganda yaitu :

Adanya asumsi bahwa variabel variabel bebas memberikan pengaruh yang berarti atau tidak terhadap variabel tidak bebas akan diuji hipotesis H0 melawan hipotesis H1 dalam bentuk : H0 = i = 0,1 = 1,2, . . ., k. H1 = i = 0,1 = 1,2, . . ., k. Untuk menguji tersebut digunakan kekeliruan baku yang ditaksir sy21,2,,k. jadi

untuk melihat kekeliruan tersebut koefisien bi adalah :

19

Dengan distribusi t student serta dk = (n k 1), ttabel = t(n k 1, ), dimana kriteria pengujian adalah : tolak H0 jika ti >ttabel dan terima H0 jika ti