paper praktikum mikrobiolog1
TRANSCRIPT
PAPER PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Oleh :
ELISABETH SIRINGORINGO
4103341014
EKSTENSI BIOLOGI 2010
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
2013
FERMENTASI TAPETape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-
makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama,
seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur
Saccharomyces cerivisiae . Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat
(fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbon dioksida . Selain Saccharomyces
cerivisiae, dalam proses pembuatan tape ini terlibat pula mikrorganisme lainnya, yaitu Mucor
chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera. Kedua mikroorganisme ini turut membantu
dalam mengubah pati menjadi gula sederhana(glukosa).
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik
yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana
(disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi
(saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut
menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape
tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya.
Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30ÛC dan membutuhkan waktu
45 jam. Fermentasi dapat diperlambat jika dingin. Fermentasi tapai paling baik
dilakukan pada kondisi mikro aerob .Pada kondisi ini, kapang tidak mampu tumbuh sehingga
tidak dapat menghidrolisis pati .Namun demikian, pada kondisi aerob yang merupakan
kondisi paling baik bagi kapang dan khamir, aroma tidak berkembang dengan baik
karenatergantung dari fermentasi alkohol dan pada kondisi ini fermentasi alcohol menurun
(Amin, 1985).
Suhu berpengaruh kepada kecepatan fermentasi, meskipun suhu yang lebih rendah
dari 25 ÛC akan menghasilkan produk dengan kadar alcohol yang tinggi pada fermentasi144
jam. Tape dapat bertahan 2 3 hari bila di fermentasi pada suhu kamar. Apabila fermentasi
dalam suhu kamar melebihi hasil yang didapatkan akan rusak. Bila dikemas dengan cangkir
plastik dan disimpan dalam lemari es akan bertahan selama 2 bulan akan tetapi teksturnya
akan rusak yaitu menjadi keras (Elan, 1994).
Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur
Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat
(fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida. Selain Saccharomyces cerivisiae,
dalam proses pembuatan tape. Kedua mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah
pati menjadi gula sederhana (glukosa).
Tape merupakan makanan selingan yang cukup popular di Indonesia dan Malaysia.
Pada dasarnya ada dua tipe tapai, tapai ketan dan tapai singkong. Tapai memiliki rasa manis
dan sedikit mengandung alkohol, memiliki aroma yang menyenangkan, bertekstur lunak dan
berair. Tapai sebagai produk makanan cepat rusak karena adanya fermentasi lanjut setelah
kondisi optimum fermentasi tercapai, sehinga harus segera dikonsumsi. Namun demikian
jika disimpan dalam tempat yang dingin maka akan dapat bertahan selama dua minggu. Hasil
dari fermentasi lanjut adalah produk yang asam beralkohol, yang tidak enak lagi untuk
dikonsumsi.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga
dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang
umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan
minuman beralkohol lainnya.
Setelah melakukan pengamatan selama 2 hari tentang pembuatan tape ketan, kami
dapat membahas bagaimana tape ketan dibuat, memaparkan faktor-faktor yang terlibat dalam
pembuatan ataupun dalam proses fermentasi tape. Pertumbuhan mikroorganisme selama
proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi garam,oksigen,
dan suhu.
Konsentrasi garam yang dianjurkan adalah 5-15% (20-600S). Garam berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan jenis-jenis mikroorganisme pembusuk yang tidak diinginkan
selama proses fermentasi berlangsung. Prinsip kerja garam dalam proses fermentasi adalah
untuk mengatur Aw (ketersediaan air untuk kebutuhan mikroorganisme). Mikroorganisme
yang diinginkan untuk tumbuh adalah jenis-jenis bakteri penghasil asam. Selain mengatur
Aw, garam juga berfungsi untuk menarik keluar cairan sel jaringan yang mengandung
sakarida-sakarida, dimana sakarida tersebut merupakan nutrien untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Kadar garam selama fermentasi akan berubah karena cairan dalam sel-sel
jaringan tertarik keluar sel, karena itu secara periodik harus diadakan penyesuaian kadar
garam.
Suhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis mikroorganisme dominan yang
akan tumbuh. Umumnya diperlukan suhu 30ºC untuk pertumbuhan mikroorganisme. Bila
suhu kurang dari 30 ºC pertumbuhan mikroorganisme penghasil asam akan lambat sehingga
dapat terjadi pertumbuhan produk.
Ketersediaaan oksigen harus diatur selama proses fermentasi. Hal ini berhubungan
dengan sifat mikroorganisme yang digunakan. Contoh khamir dalam pembuatan anggur dan
roti biasanya membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung, sedangkan untuk
bakteri-bakteri penghasil asam tidak membutuhkan oksigen selama proses fermentasi
berlangsung. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada ketan yang tertutup rapat lebih cepat
dibandingkan dengan ketan yang terbuka.
A. PEMBUATAN TAPE PULUT
Tujuan:
1. Untuk mengetahui proses fermentasi pada tape2. Untuk mengetahui peranan ragi dalam fermentasi tape
Alat Bahan
1. Panci 1. Pulut 500gr2. Baskom 2. Air3. Nampan 3. Ragi tape4. Centong5. Sendok 6. Toples kering
Cara Kerja :
1. Mencuci bersih beras pulut yang akan dijadikan tape
2. Rendam selama kurang lebih 6 jam di air
3. Tiriskan beras puut yang telah direndam dan kukus hingga matang
4. Setelah matang, taruh di atas nampan hingga suhunya sesuai dengan suhu ruangan
5. Haluskan ragi sampai berbentuk serbuk
6. Taburkan ragi di atas beras pulut yang telah dingin kemudian aduk hingga rata
7. Bungkus dengan daun pisang atau stoples, sesuai selera
8. Simpan bungkusan tersebut di tempat yang kedap udara dan bersih
9. Tunggu selama 3 hari 3 malam atau sampai beras mulai mengeluarkan air.
Dalam proses fermentasi tape ketan tahap persiapan (pencucian, pemasakan dan
pendinginan), pengerjaan, dan fermentasi (pemanasan, inokulasi dengan ragi, dan inkubasi)
merupakan tahap yang berpengaruh penting untuk menghasilkan tape ketan dengan mutu
baik. Misalnya, dalam tahap pencucian yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran maupun
sisa-sisa dedak yang mungkin masih tertinggal sangat penting untuk dilakukan.Selain
menentukan cita rasanya, hasil dari proses fermentasi juga sangat menentukan komposisi
kimia tape ketan. Tape ketan umumnya memiliki tekstur lembut, rasa manis, sedikit asam,
dan cita rasa yang khas karena mengandung sedikit alkohol. Komponen utama dalam ketan
sendiri adalah pati, yang dalam keadaan utuh sangat sulit didegradasi dengan zat kimia
maupun enzim. Bahkan, pati yang dipanaskan dengan air tidak akan mengalami perubahan
hingga suhu gelatinasinya tercapai. Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan bakteri untuk
mendegradasi komponen pati yang terdapat dalam ketan. Ragi mengandung berbagai bakteri
asam laktat yang sangat dibutuhkan untuk fermentasi tape ketan.
Manfaat tape ketan putih yatitu bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena mengandung
bakteri asam laktat. Makanan tgersebut bermanfaat untuk imunitas tubuh, menurunkan
kolestrol, dan menekan sel-sel kanker. Agar bakteri asam laktat tetap berada pada tape ketan,
sebaiknya harus disimpan di tempat yang dingin. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan
tape ketan adalah :
· - Untuk takaran ragi yang tepat biasanya diperoleh dari pengalaman
· - Apabila ragi terlalu banyak maka akan mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan -
tape terasa pengar
· - Apabila terlalu sedikit menyebabkan tape kurang manis dan terasa keras
· - Jenis kualitas ragi yang digunakan juga menentukan hasil akhir tape ketan
B. PEMBUATAN TAPE SINGKONG
Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi. Makanan ini
populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di
Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).
Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai
(Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua
teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering,
yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan.
Tujuan :
1. Untuk mengetahui cara penerapan bioteknologi dengan fermentasi tape.
2. Mengetahui peranan organisme Saccaromyces cereviceae dalam peragian.
Alat :
1. Baskom
2. Kain Lap
3. Kompor
4. Panci Kukus
5. Penyaring
6. Piring
7. Pisau
8. Sendok & Garpu
Bahan :
1. Air secukupnya
2. Daun pisang
3. Ragi yang telah dihaluskan
4. Singkong 2 kg
Cara Kerja :
1. Siapkan semua bahan.
2. Kupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.
3. Potong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.
4. Cuci hingga bersih singkong yang telah dipotong.
5. Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci samapai kira –
kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
6. Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga
singkong ¾ matang, kira – kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk dengan
garpu.
7. Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah,
kemudian didinginkan
8. Sambil mengipas – ngipas, teman satu kelompok kami menyiapkan wadah sebagai
tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom yang
bawahnya dilapisi dengan daun pisang.
9. Setelah singkong benar – benar dingin, masukkan singkong ke dalam wadah lalu
taburi dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan
10. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang.
Singkong ini harus benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.
11. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2 hari hingga sudah
terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.
Reaksi
Reaksi dalam fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa (C6H12O6) yang merupakan
gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi
fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 + 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Penjabarannya:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
Penyebab gagalnya pembuatan tape diantaranya:
Suhu tempat membuat tape
Peralatan yang kurang bersih dan steril
Ragi tapenya sendiri yang bermasalah mungkin sudah tidak berfungsi atau
takarannnya tidak sesuai dengan keperluan