paper pendidikan

19
1 Praswilkot II – Fasilitas Pendidikan di Surakarta BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dewasa ini pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam suatu perjalanan hidup. Banyak masyarakat berlomba-lomba untuk mencari tempat menuntut ilmu yang sudah terjamin. Bahkan rela untuk pergi ke luar kota demi mendapatkan pendidikan yang bagus atau terjain mutu dan kualitasnya. Berbicara mengenai pendidikan, tentulah kita akan melihat kenyataan sekarang bahwa pendidikan di Indonesia sekarang sedang mengalami sebuah proses untuk menjadi lebih baik lagi. Namun Sebagai negara Maritim yang memiliki wilayah teritorial dari Sabang sampai Merauke, persebaran pendidikan yang tidak merata masih terlihat, karena seperti apa yang kita ketahui pendidikan masih banyak berpusat di kota-kota besar saja. Pembangunan fisik dan sosial merupakan salah satu langkah menuju hal yang lebih baik. Dalam suatu pembangunan memperlibatkan konsep dan strategi yang tepat agar pembangunan itu sendiri mencapai tujuan yang optimum. Kawasan pendidikan merupakan salah satu contoh pembangunan yang membutuhkan langkah, strategi, konsep yang harus dipertimbangkan dengan maksimum, supaya mampu mewujudkan pemerataan pembangunan dalam setiap wilayahnya. Pemerataan erat sekali hubungannya dengan sarana dan prasarana. Keduanya sangat penting bagi upaya peningkatan pendidikan

Upload: ghavi-yuda-sefaji

Post on 17-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Prasarana Wilayah dan Kota

TRANSCRIPT

13Praswilkot II Fasilitas Pendidikan di Surakarta

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangDewasa ini pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam suatu perjalanan hidup. Banyak masyarakat berlomba-lomba untuk mencari tempat menuntut ilmu yang sudah terjamin. Bahkan rela untuk pergi ke luar kota demi mendapatkan pendidikan yang bagus atau terjain mutu dan kualitasnya. Berbicara mengenai pendidikan, tentulah kita akan melihat kenyataan sekarang bahwa pendidikan di Indonesia sekarang sedang mengalami sebuah proses untuk menjadi lebih baik lagi. Namun Sebagai negara Maritim yang memiliki wilayah teritorial dari Sabang sampai Merauke, persebaran pendidikan yang tidak merata masih terlihat, karena seperti apa yang kita ketahui pendidikan masih banyak berpusat di kota-kota besar saja. Pembangunan fisik dan sosial merupakan salah satu langkah menuju hal yang lebih baik. Dalam suatu pembangunan memperlibatkan konsep dan strategi yang tepat agar pembangunan itu sendiri mencapai tujuan yang optimum. Kawasan pendidikan merupakan salah satu contoh pembangunan yang membutuhkan langkah, strategi, konsep yang harus dipertimbangkan dengan maksimum, supaya mampu mewujudkan pemerataan pembangunan dalam setiap wilayahnya. Pemerataan erat sekali hubungannya dengan sarana dan prasarana. Keduanya sangat penting bagi upaya peningkatan pendidikan karena tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai, sulit rasanya untuk mengembangkan pendidikan suatu wilayah. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang terkait dengan pengembangan diri. Oleh karena itu pentingnya fasilitas pendidikan dalam setiap wilayah juga perlu untuk dikaji. Terkait dengan perkembangan pendidikan itu sendiri dalam setiap tahunnya, ataupun perseberannya dalam setiap wilayahnya. Dalam artian apakah fasilitas pendidikan tersebut menyebar atau mengopleks menjadi jadi satu. Khususnya mengenai pendidikan di Kota Solo, banyak informasi tersirat mengenai kurangnya fasilitas pendidikan yang tidak merata. Banyak tempat pendidikan atau sekolah yang masih mengompleks serta tidak merata dalam setiap wilayah atau daerah di Kota Surakarta. Perkembangan pendidikan di Kota Surakarta pun juga perlu untuk dikaji.Dari latar belakang diatas, maka kami akan mengkaji makalah kami dengan judul Persebaran dan Perkembangan Fasilitas Pendidikan di Surakarta.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latarbelakang diatas, maka perumusan masalahnya antara lain :1. Bagaimana Persebaran dan Perkembangan Fasilitas Pendidikan di Surakarta?2. Bagaimana dampak adanya persebaran dan perkembangan fasilitas pendidikan di Surakarta?3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi adanya dampak persebaran dan perkembangan fasilitas pendidikan di Surakarta?

C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui apakah Fasilitas Pendidikan di Surakarta berkembang dan menyebar.2. Untuk mengetahui bagaimana dampak adanya persebaran dan perkembangan Fasilitas Pendidikan di Surakarta.3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi adanya dampak persebaran dan perkembangan Fasilitas Pendidikan di Surakarta.

D. Kajian Teori1. Pendidikan1.1 Pengertian Pendidikan Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah). (Thedore Brameld) Pendidikan adalah usaha sadar serta terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk menumbuhkan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (UU Sisdiknas Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional)1.2 Jenis Pendidikan1.2.1 Pendidikan formal Pendidikan formal merupakan pendidikan di sekolah yang di peroleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada generasi muda dalam mendidik warga negara.. ( http://belajarpsikologi.com/pengertian-sarana-pendidikan/ )1.2.2 Pendidikan Non FormalPendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. ( http://belajarpsikologi.com/pengertian-sarana-pendidikan/ )

2. Fasilitas PendidikanTerdapat 4 (empat) jenis fasilitas pendidikan menurut Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.378/KPTS/1987, yaitu : 1. Taman Kanak-Kanak, merupakan fasilitas pendidikan yang paling dasar yang diperuntukkan bagi anak-anak usia (5 - 6) tahun. 2. Sekolah Dasar, merupakan fasilitas pendidikan yang disediakan untuk anak - anak usia antara (6 - 12) tahun. 3. Sekolah Menengah Pertama, merupakan fasilitas pendidikan yang berfungsi sebagai sarana untuk melayani anak-anak lulusan Sekolah Dasar. 4. Sekolah Menengah Atas : merupakan fasilitas pendidikan yang berfungsi sebagai sarana untuk melayani anak-anak lulusan SMP. UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 14 menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pasal 17 menyebutkan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.Selanjutnya pada pasal 18 dijelaskan yang dimaksud dengan pendidikan menengah adalah lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Selain itu dijelaskan juga bahwa pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

BAB IIPEMBAHASAN

1. Perkembangan dan Persebaran Pendidikan di Surakarta1.1. Sekolah DasarPada Tahun 2009 jumlah seluruh Sekolah Dasar di Surakarta baik negeri ataupun swasta ada 273, pada tahun 2010 jumlah Sekolah Dasar di Surakarta yang negeri atau swasta ada 267. Jumlah tersebut sama dengan tahun 2011. Untuk tahun 2012 jumlah Sekolah Dasar ada 266. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya, namun tingkat penurunan tidak signifikan. Pada tahun 2013 jumlah Sekolah Dasar di Surakarta mencapai 269.Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2009-2013

Gambar 1. Grafik Perkembangan Sekolah Dasar di SurakartaDari grafik perkembangan Sekolah Dasar Kota Surakarta di atas, dapat kita analisa bahwa pada tahun 2009-2010, SD Kecamatan Serengan mengalami penyusutan sebanyak 2 sekolah dan Kecamatan Jebres juga sebanyak 2 sekolah. Namun pada tahun 2010-2011 tidak mengalami perkembangan apapun. Pada tahun 2011-2012, Kecamatan Banjarsari mengurangi berkurang 1 SD. Sedangkan tahun 2012-2013, Pasar kliwon menambah atau mengalami pertumbuhan sebanyak 4 SD dan sedangkan Kecamata Laweyan berkurang 1 SD. Jadi dapat di ketahui bahwa perkembangan jumlah SD di Surakarta dalam setiap tahunnya tidak menentu.

Gambar 2. Peta Persebaran Sekolah Dasar di Surakarta (Data pada tahun 2013). 1.2. Sekolah Menengah PertamaPada Tahun 2009 jumlah seluruh Sekolah Menengah Pertama di Surakarta baik negeri ataupun swasta ada 73, pada tahun 2010 jumlah Sekolah Menengah di Surakarta yang negeri atau swasta ada 76. Untuk tahun 2011 dan 2012 jumlah Sekolah Menengah Atas di Surakarta sama dengan jumlah pada tahun 2010. Untuk tahun 2013 jumlah Sekolah Menengah Pertama di Surakarta ada 74, jumlah ini menurun disbanding tahun sebelumnya.Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2009-2013

Gambar 3 . Grafik Perkembangan SMP di SurakartaDari grafik perkembangan SMP di Surakarta diatas, diketahui bahwa pada tahun 2009-2010, Kecamatan Laweyan mengalami pertambahan 1 SMP, namun Kecamatan Serengan bertambah 2 SMP. Namun pada tahun 2010-2012 Sekolah Menengah Pertama di Surakarta tidak mengalami perkembangan jumlah sama sekali. Setelah itu pada tahun 2012-2013 jumlah SMP di Surakarta mengalami pertumbuhan lagi yaitu tepatnya di kecamatan Laweyan sebanyak 2 SMP.

Gambar 4. Peta Persebaran SMP di Surakarta (Data pada tahun 2013).1.3. Sekolah Menengah AtasPada Tahun 2009 jumlah seluruh Sekolah Menengah Atas di Surakarta baik negeri ataupun swasta ada 79. Jumlah itu sama dengan tahun 2010 dan 2011. Untuk tahun 2012 jumlah meningkat menjadi 80 sekolah. Namun tahun 2013 jumlah Sekolah Menengah Atas menurun menjadi 79 sekolah.Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2009-2013

Gambar 5 . Grafik Perkembangan SMA di SurakartaBerdasar grafik perkembangan di atas, tahun 2009-2011 jumlah SMA di Surakarta tidak mengalami pertumbuhan sama sekali. Kemudian setelah itu tahun 2011-2012, kecamatan Banjarsari mengalami pertambahan SMA sebanyak 1 sekolah. Sedangkan 2012-2013, Pasar kliwon justru mengurangi jumlah sekolah sebanyak 1 SMA.

Gambar 6. Peta Persebaran SMA di Surakarta (Data pada tahun 2013).1.4. Perguruan tinggiPada Tahun 2009 jumlah seluruh Perguruan Tinggi di Surakarta baik negeri ataupun swasta ada 40. Untuk tahun 2010 jumlah menurun menjadi 37, jumlah itu sama dengan tahun 2011. Pada tahun 2012 jumlah Perguruan Tinggi meningkat menjadi 38. Namun di tahun 2013 jumlah Perguruan Tinggi negeri dan swasta menurun menjadi 34 perguruan tinggi.

Sumber:BPS Kecamatan Dalam Angka 2009-2013

Gambar 7 . Grafik Perkembangan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di SurakartaDalam grafik perkembangan perguruan tinggi di Surakarta, tahun 2009-2010 Kecamatan Serengan mengalami pertumbuhan sebanyak 1 perguruan tinggi, sedangkan perguruan tinggi di Banjarsari berkurang 1. Tahun 2010-2011 jumlah perguruan tinggi di Surakarta tidak mengalami pertumbuhan sama sekali. Pada tahun 2011-2012, di Banjarsari jumlah perguruan tinggi bertambah 1 sekolah. Sedangkan di tahun 2012-2013, kecamatan Laweyan dan Serengan masing-masing berkurang 2 sekolah tinggi.

Gambar 8. Peta Persebaran PT di Surakarta (Data pada tahun 2013

2. Persebaran dan Perkembangan Fasilitas Pendidikan di Surakarta2.1. Sekolah Negeri

Gambar 9. Grafik Perkembangan Sekolah (SD, SMP, SMA) Negeri di SurakartaDari grafik tersebut dapat dilihat tentang perkembangan sekolah (SD, SMP, SMA) negeri di masing-masing kecamatan yang ada di Surakarta. Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan yang memiliki jumlah sekolah negeri yang paling banyak diantara kecamatan lainnya.. Kecamatan yang memiliki jumlah sekolah negeri terbanyak kedua di Surakarta yaitu kecamatan Laweyan. Perkembangan sekolah di kecamatan ini cukup stabil karena berada di angka yang sama dari tahun ke tahun, namun pada tahun 2013 mengalami penurunan. Untuk kecamatan Serengan pada tahun 2009 dan 2010 jumlah sekolah negeri sama, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan. Tahun 2012 juga sama dengan tahun 2011, namun di tahun 2013 jumlah sekolah negeri di kecamatan ini semakin berkurang. Di kecamatan Pasar Kliwon jumlah sekolah negeri dari tahun 2009 sampai 2012 adalah cukup stabil karena berada pada angka yang sama. Namun pada 2013 terjadi penurunan sebanyak 1 sekolah negeri. Kecamatan Jebres merupakan kecamatan yang memiliki jumlah sekolah negeri paling sedikit diantara kecamatan lainnya di Surakarta, awalnya terdapat 30 sekolah negeri, kemudian di tahun 2012 meningkat menjadi 35 dan tetap stabil hingga tahun 2012. Pada 2013 di kecamatan Jebres bertambah 1 sekolah negeri.2.2. Sekolah Swasta

Gambar 10. Grafik Perkembangan Sekolah (SD, SMP, SMA) Swasta di Surakarta

Dari grafik tersebut dapat dilihat tentang perkembangan sekolah (SD, SMP, SMA) swasta di masing-masing kecamatan yang ada di Surakarta. Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan yang memiliki jumlah sekolah swasta yang paling banyak diantara kecamatan lainnya. Perkembangan jumlah sekolah di kecamatan Banjarsari dari tahun 2009 ke tahun 2013 relatif stabil. Kecamatan yang memiliki jumlah sekolah swasta terbanyak kedua di Surakarta yaitu kecamatan Jebres. Perkembangan sekolah di kecamatan ini cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Untuk kecamatan Laweyan pada tahun 2009 hingga tahun 2013 jumlah sekolah swasta cenderung stabil karena jumlah per tahun tidak mengalami kenaikan atau penurunan secara signifikan. Untuk kecamatan Pasar Kliwon dari tahun 2009 sampai 2012 jumlah sekolah swasta tetap, dan bertambah 1 sekolah swasta di tahun 2013. Pada kecamatan Serengan juga mempunyai jumlah sekolah swasta yang relatif tetap dari tahun 2009 ke 2013.Hanya ada 1 tambahan sekolah di tahun 2010 dan ada 1 pengurangan sekolah di tahun 2013

Gambar 11. Peta Persebaran Pendidikan di Surakarta3. Dampak Kehadiran Fasilitas Pendidikan3.1 TransportasiAdanya fasilitas pendidikan menyebabkan lalu lintas di area itu menjadi padat, alasannya adalah :a. jalur transportasi umum pasti melewati area fasilitas pendidikanb. apabila di suatu sekolah elit maka biasanya setiap pulang sekolah banyak penjemput siswa yang menggunakan mobil sehingga parkir mobil tersebut memenuhi badan jalanc. untuk sekolah SMA yang sudah diperbolehkan membawa motor, ketika pulang sekolah menyebabkan lalu lintas padat mengingat jumlah siswa yang membawa motor itu tidak sedikit3.2 EkonomiAdanya fasilitas pendidikan berarti terdapat pusat aktivitas pendidikan. Sebagai pusat aktivitas, maka banyak orang yang berkumpul disana. Hal tersebut dimanfaatkan oleh sebagian orang, baik yang tinggal di area pendidikan ataupun diluar area tersebut untuk membuka suatu usaha / bisnis. Usaha yang dibuka biasanya makanan, warnet, print dan fotocopy.Untuk fasilitas pendidikan perguruan tinggi yang banyak dari luar daerah maka masyarakat sekitar kampung memanfaatkan tempat tinggalnya untuk tempat kos, selain itu ada juga akan didominasi oleh jasa-jasa penyedia kebutuhan mahasiswa seperti fotocopy, percetakan, rumah makan, laundry, dan toko kelontong.3.3 KependudukanAdanya fasilitas pendidikan khususnya perguruan tinggi membuat banyaknya pendatang dari luar daerah yang membutuhkan tempat tinggal sementara selama menempuh pendidikan sehingga warga memanfaatkannya untuk mendirikan kos. Dengan banyak dibangunnya tempat kos maka permukiman sekitar perguruan tinggi cukup padat.4. Solusi Permasalahan4.1. Transportasi Memberlakukan sistem satu jalan pada jam jam masuk dan pulang sekolah Memberlakukan jam masuk yang berbeda pada tiap tingkatan sekolah, seperti SMA masuk jam 6, SMP masuk jam 7, SD masuk jam 8 dan juga memberikan waktu pulang yang berbeda pada tiap sekolah, seperti SD pulang jam 1, SMP pulang jam 2, SMA pulang jam 3 sore4.2. Ekonomi Usaha yang dibuka di daerah pendidikan harus dikembangkan dan bisa mendukung sarana pendidikan itu sendiri, namun ada usaha seperti penjual makanan kaki lima yang sembarangan menjajakan makanannya sehingga memenuhi badan jalan. Hal iu harus ditertibkan dengan cara menyediakan tempat khusus agar mereka bisa berjualan atau mengusir mereka dan melarang mereka berjualan di daerah tsb. Untuk ruko atau warung harus memberikan jarak 2 meter dari jalan, agar tempat itu bisa memungkinkan sebagai parkir kendaraan pelanggan ruko tersebut dan tidak memenuhi badan jalan.4.3. Kependudukan Mengotrol dan membatasi pembangunan kosan agar tidak menjadi semakin padat.BAB IIIPENUTUP

1. KesimpulanFasilitas pendidikan berupa sekolah yang ada di Kota Surakarta tersebar secara merata di masing-masing kecamatan baik sekolah negeri ataupun swasta. Untuk perkembangan jumlah sekolah dari tahun 2009 hingga 2013 di masing-masing kecamatan Kota Surakarta secara umum relatif stabil. Adanya perubahan berupa penambahan atau pengurangan jumlah sekolah, namun tidak begitu signifikan.Fasilitas pendidikan mempunyai peranan penting bagi masyarakat karena fungsi utama fasilitas pendidikan adalah memberikan pelayanan terhadap masyarakat untuk memenuhi kebutuhan belajar. Adanya fasilitas pendidikan memberikan dampak yang berupa dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif fasilitas pendidikan yaitu :a. Bagi para siswa sebagai pengguna fasilitas pendidikan, mereka mendapatkan segala pengetahuan yang diajarkan di sekolahb. Bagi masyarakat sekitar kawasan fasilitas pendidikan, mereka memanfaatkan pusat aktivitas tersebut sebagai lahan untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti berjualan.c. Daerah sekitar fasilitas pendidikan menjadi kawasan strategis karena dilalui berbagai kendaraan baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.Dampak negatif adanya fasilitas pendidikan adalah sebagai berikut :a. Adanya fasilitas pendidikan berupa perguruan tinggi menyebabkan kepadatan penduduk tidak merata karena disekitar kawasan tersebut menjadi padat namun pada kawasan lain terkesan sepi.b. Adanya fasilitas pendidikan SMA dimana para siswa sudah diperbolehkan membawa motor menyebabkan kepadatan lalu lintas di sekolah tersebut pada jam berangkat dan pulang sekolah.

2. Saran Solusi dari dampak negative ??