paper daskom

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu- satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkunganya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa). Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Seorang mahasiswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar memiliki keterampilan dalam berkomunikasi. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berkomunikasi tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi mahasiswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh mahasiswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1

Upload: dewa-ayu-paranitha-ii

Post on 05-Dec-2014

122 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PAPER Daskom

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan

manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak

langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama

lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-

satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkunganya

adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh dan

isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).

Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Seorang mahasiswa harus

menguasai keempat aspek tersebut agar memiliki keterampilan dalam

berkomunikasi. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berkomunikasi

tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi mahasiswa dituntut untuk

mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat

untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh

mahasiswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang

keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86). Keterampilan ini bukanlah suatu

jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun

pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun,

keterampilan berbicara secara formal  memerlukan latihan dan pengarahan

yang intensif. Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56)

memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu

yang esensial untuk mencapai keberhasilan  setiap individu maupun

kelompok.  Mahasiswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik,

pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara

menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara 

mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat

menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan

1

Page 2: PAPER Daskom

bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan. Akan tetapi,

masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua mahasiswa mempunyai

kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan

berbicara harus dilakukan sedini mungkin. Pentingnya keterampilan berbicara

atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178)

bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan

memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial

berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu. Sedangkan,

keuntungan profesional diperoleh sewaktu  menggunakan bahasa untuk

membuat  pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan,

menjelaskan dan mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut

memudahkan mahasiswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau

gagasan kepada orang lain.

Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh para mahasiswa karena

keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar

mahasiswa pada saat kuliah maupun nantinya terjun ke lapangan secara

langsung. Keberhasilan  belajar mahasiswa dalam mengikuti proses kegiatan

belajar-mengajar perguruan tinggi sangat ditentukan oleh penguasaan

kemampuan berbicara mereka. Mahasiswa yang tidak mampu  berbicara

dengan baik dan benar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran untuk semua mata pelajaran.

Oleh sebab itu maka, pelajaran komunikasi di kalangan kedokteran

khususnya kedokteran hewan harus lebih digalakkan lagi agar mahasiswa

kedokteran hewan kelak memiliki suatu keterampilan berkomunikasi saat

nantinya akan terjun ke masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang muncul

sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang dan asal usul dari komunikasi?

2. Seberapa penting komunikasi itu untuk manusia, dan khususnya untuk

mahasiswa kedokteran hewan?

2

Page 3: PAPER Daskom

3. Bagaimana definisi atau istilah dari komunikasi?

4. Berapa model komunikasi yang dipergunakan saat komunikasi ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk dapat memahami latar belakang dan asal usul dari komunikasi.

2. Untuk dapat memahami pentingnya komunikasi untuk manusia, dan

khususnya untuk mahasiswa kedokteran hewan.

3. Untuk dapat memahami definisi atau istilah dari komunikasi.

4. Untuk dapat memahami model komunikasi yang dipergunakan saat

komunikasi.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:

1. Melalui paper ini diharapkan kalangan mahasiswa Universitas Udayana,

khususnya Kedokteran Hewan memiliki wawasan lebih mengenai dasar

komunikasi khususnya mengenai keterampilan berkomunikasi.

2. Hasil tugas ini dapat menjadi arsip yang dapat membantu untuk

mengerjakan tugas yang berhubungan dengan dasar komunikasi

khususnya mengenai keterampilan berkomunikasi.

3

Page 4: PAPER Daskom

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang dan Asal Usul Komunikasi

Pada saat ini, dengan membuat tugas ini kami berusaha lebih

memperkenalkan mahasiswa kedokteran hewan Universitas Udayana dan

praktisi untuk megetahui bagaimana cara memiliki keterampilan

berkomunikasi yang efektif terhadap klien (pemilik) hewan, kolega dan

pekerjaan lainnya, dimana semuanya ini akan kita hadapi setiap hari.

Pentingnya komunikasi itu diperlukan oleh berbagai profesi, sehingga disini

suatu lembaga membuat referensi khusus tentang komunikasi untuk salah satu

profesi yaitu profesi kesehatan. Keterampilan yang dibutuhkan agar mencapai

kesuksesan saat berkomuikasi yaitu kita harus mengetahui istilah – istilah

atau kunci yang berkaitan saat komunikasi diantaranya kita harus mengetahui

definisi dari komuikasi itu, dimana definisi komunikasi ialah suatu proses

pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi

di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan

tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu

komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian,

penerimaan dan pengolahan pesan. Selain mengetahui definisi komunikasi

untuk memperoleh komunikasi yang sukses, kita juga harus mengetahui

beberapa model yang digunakan untuk komunikasi agar bisa terurai dengan

jelas dan direlevansikan.

Dalam konteks konsultasi hewan, sebuah model melingkar diusulkan

karena dianggap berguna, kemampuan untuk dapat mengajukan pertanyaan

yang efektif diakui dan ada beberapa pedoman umum yang ditawarkan.

Setelah itu, pentingnya mendengarkan saat komunikasi berlangsung

merupakan elemen inti dari komunikasi dan yang terakhir pengaruh

lingkungan dan budaya pada proses komunikasi juga dianggap sangat

penting.

4

Page 5: PAPER Daskom

Dalam bidang kesehatan seperti, kedokteran, keperawatan dan

fisioterapi, serta pelatihan keterampilan komunikasi merupakan kurikulum

tambahan yang relatif baru. Pada tahun 1980 diterbitkan sebuah gagasan

yang diidentifikasi dalam sejumlah makalah keperawatan yang berbunyi “

talking isn’t working’ atau dapat diartikan “berbicara itu bukan suatu

pekerjaan” (Melia 1982). Dan pada saat dikaitkan dengan pemberian obat-

obatan, ada suatu pandangan bahwa saat terjadinya konsultasi medis sangat

sulit untuk mencapai komunikasi yang efektif, walaupun pada saat itu sudah

banyak ada tulisan mengenai komunikasi (Roberts et al. 2003).

2.2 Pentingnya Komunikasi

"Tidak mungkin untuk tidak berkomunikasi." Pernyataan ini sering

digunakan oleh seorang ahli teori komunikasi (Laurent 2000). Komunikasi

dapat membantu kita untuk belajar tentang orang lain dan diri kita sendiri dan

yang bersangkutan dengan apa yang ditransmisikan, bagaimana itu harus

disampaikan dan apa yang menghalangi sehingga semua itu memerlukan

proses (Arnold & Underman-Boggs 2007). Telah diingatkan juga bahwa

komunikasi interpersonal sangat penting untuk semua orang yang memilki

sikap profesional dan peduli terhadap diri sendiri, dan disarankan bahwa

banyak masalah yang terkait dengan kurangnya pemahaman antara orang

yang bergerak di bidang kesehatan dengan klien dapat dihindari dengan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Ley 1988). Kurangnya

komunikasi yang efektif dapat terlihat seperti adanya keluhan atau pengaduan

mengenai kesehatan atau fasilitas kesehatan (Roberts & Bucksey 2007).

Komunikasi antara orang yang profesional di bidang kesehatan dan klien

yang telah memahami tentang kesehatan bahwa mereka sudah mendapatkan

perawatan yang diberikan tersebut, sehingga memiliki pengalaman yang

positif dalam berinteraksi dengan orang lain.

Dalam bidang kedokteran dan keperawatan, komunikasi telah lama

dilihat sebagai kompetensi inti untuk menjelaskan gejala-gejala pasien,

masalah dan kekhawatiran dan, menurut penelitian terbaru, keterampilan

klinis yang penting untuk memastikan promosi kesehatan, pengobatan dan

5

Page 6: PAPER Daskom

kepatuhan (Ammentorp et al. 2007). Komunikasi yang efektif sebagian besar

dianggap merupakan faktor kunci dalam kepuasan klien, kepatuhan dan

pemulihan (Chant et al, 2002;. Rider & Keefer 2006). Pernyataan oleh

Faulkner (1998), 'untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain

adalah mengenali pemahaman mengenai rasa dari semua pasien adalah

relevan untuk setiap diskusi tentang pentingnya komunikasi. Penelitian telah

menunjukkan bahwa ketika klien terlibat dalam pengambilan keputusan

mereka lebih mungkin untuk mematuhi rekomendasi (Rainer et al. 2002).

Pernyataan tertulis untuk mahasiswa keperawatan dan kesehatan juga relevan

bagi mereka dalam profesi kedokteran hewan. Secara internasional,

keterampilan mengajar dan menilai interpersonal dan komunikasi sekarang

diterima sebagai komponen integral dari program pendidikan kedokteran dan

yang terkait (Rider & Keefer 2006; Roberts et al. 2003).

Meskipun meningkatnya kesadaran akan pentingnya komunikasi yang

baik dan efektif dalam dunia kesehatan, sebagian besar keluhan pasien masih

berhubungan dengan masalah komunikasi (Ammentorp et al 2007.).

Kurangnya informasi dan kurangnya respon yang dianggap berada di garis

depan dari keluhan tersebut dalam peringkat kepuasan pasien (Ammentorp et

al. 2007). Sebagai dokter hewan tentu dituntut untuk dapat melakukan suatu

hubungan yang baik dengan klien atau si pemilik pasien. Hubungan tersebut

merupakan suatu proses komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman

informasi dari satu pihak kepada pihak lain untuk tujuan tertentu. Komunikasi

dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus

informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima

pesan. Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya.

Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau dari orang lain (Larry King.

2002). Dalam diagram universal komunikasi tanda panah dari satu sumber-

penerima ke sumber-penerima yang lain dalam kedua arah adalah umpan

balik. Bila anda menyampaikan pesan misalnya, dengan cara berbicara

kepada orang lain anda juga mendengar diri anda sendiri. Artinya, anda

menerima umpan balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa yang

6

Page 7: PAPER Daskom

anda katakan, anda merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda tulis

(Deborah Tannen. 1996).

Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan balik dari orang

lain. Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk: Kerutan dahi atau

senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau tamparan di

pipi, semuanya adalah bentuk umpan balik. Sehingga nantinya terciptalah

hubungan antar individu yang saling berinterkasi (Susanto, Astrid. 1995).

Terciptanya hubungan yang baik dapat dipengaruhi oleh efektif

tidaknya komunikasi yang terjadi di dalamnya. Komunikasi efektif dalam

suatu hubungan tertentu merupakan proses transformasi pesan berupa

pengetahuan mengenai kesehatan khusunya kesehatan hewan dari dokter

hewan atau sejenisnya kepada klien atau pemilik hewan tersebut, dimana

klien mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan, sehingga menambah wawasan dan lebih mengetahui tentang

kesehatan. Sehingga nantinya menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi

lebih baik. Pada konteks ini dokter hewan memiliki peran ibaratkan wartawan

yang akan melakukan reportase. Sehingga dokter hewan adalah pihak yang

paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif

dalam hubungan ini.

Antara keterampilan komunikasi dan keterampilan klinis masih menjadi

sumber perdebatan (Chant et al, 2002;. Noble & Richardson 2006). Dari

semua pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, pengetahuan dan

keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk di antara yang paling

penting dan berguna. Melalui komunikasi intrapribadi kita berbicara dengan

diri sendiri, mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri tentang ini dan

itu, mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil dan

menyiapkan pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada orang lain.

Melalui komunikasi antar pribadi kita berinteraksi dengan orang lain,

mengenal mereka dan diri kita sendiri, dan mengungkapkan diri sendiri

kepada orang lain. Apakah kepada pimpinan, teman sekerja, teman seprofesi,

kekasih, atau anggota keluarga, melalui komunikasi antar pribadilah kita

7

Page 8: PAPER Daskom

membina, memelihara, kadang-kadang merusak (dan ada kalanya

memperbaiki) hubungan pribadi kita.

Dalam literatur medis, contoh seorang sentralitas komunikasi

diilustrasikan dalam kaitannya dengan perawatan kanker di mana para

peneliti memprediksi bahwa ahli onkologi melakukan antara 150.000 sampai

200.000 konsultasi terhadap pasien dan keluarga yang menderita penyakit

kanker selama 40 tahun (Noble & Richardson 2006).

Sangat penting untuk kita ketahui bahwa penyedia layanan kesehatan

dengan mengembangkan kesadaran tentang apa yang sebenarnya yang

dimaksud dengan komunikasi yang efektif. Peneliti sebelumnya dan

teoretikus telah berusaha untuk memprediksi keterampilan yang diperlukan

untuk komunikasi yang efektif. Menurut MacLeod Clark (1983), yang

termasuk komunikasi efektif sebagai berikut :

Mengamati dan mendengarkan

Memperkuat dan mendorong

Mempertanyakan

Menanggapi

Dengan demikian, hal tersebut dapat digunakan untuk berkomunikasi

lebih dari sekedar ucapan kata-kata tetapi juga pertukaran ide dan informasi

antara dua orang atau lebih. Dalam mengembangkan kerangka suatu

wawancara medis, maka pentinglah untuk memahami pedoman dalam

komunikasi untuk dokter dan mahasiswa kedokteran (Kurtz et al 2003;

Silverman et al 1998). Model konsultasi disesuaikan untuk para praktisi di

bidang kedokteran hewan dan mahasiswanya (Bab 2). Seperti pada

pengobatan manusia, komunikasi dalam konsultasi hewan adalah harus tetap

terarah dalam waktu yang terbatas namun terfokus (Arnold & Underman-

Boggs 2007).

Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih

orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak komunikasi

selalu ada konsekuensi. Sebagai contoh, anda mungkin memperoleh

pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis, atau

8

Page 9: PAPER Daskom

mengevaluasi sesuatu; ini adalah efek atau dampak intelektual atau kognitif.

Kedua, anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap,

keyakinan, emosi, dan perasaan anda, ini adalah dampak afektif. Ketiga, anda

mungkin memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan

bola atau melukis, selain juga perilaku verbal dan noverbal yang patut, ini

adalah dampak atau efek psikomotorik.

2.3 Definisi atau Istilah Komunikasi

Komunikasi adalah elemen dasar interaksi antara manusia dimana

orang-orang diizinkan untuk membangun, mengatur dan meningkatkan

kontak dengan lainnya. Ini adalah sarana penyampaian pesan, bagaimana

pesan itu disampaikan dan apa faktor penghalangnya. Menurut literatur

mengenai keterampilan komunikasi, jika keterampilan ini adalah sama

dengan keterampilan interpersonal dan saya setuju perbedaan keterampilan

interpersonal berbeda dari keterampilan sosial (Chant et al.2002). Literatur

ini menyarankan istilah yang sering digunakan secara bergantian (Chant et

al.2002; Hargie 2007). Proses ini menyampaikan kesulitan dalam menyajikan

definisi secara inklusif. Variasi ini terlihat jelas dalam bidang Sumber Daya

Manusia. Dalam era persaingan dalam mencari pekerjaan sekarang ini,

banyak perusahaan membutuhkan pekerja yang memiliki keterampilan

bersosialisasi dan berkomunikasi yang baik.

Komunikasi adalah proses saling memahami dan saling berbagi.

Komunikasi sekarang sebagai sebuah proses yang tidak berawal dan tidak ada

akhir (Hargie 2007; Wolvin dan Coakley 1996 ). Dengan demikian,

komunikasi itu akan terus berlanjut dan mengalami perubahan karena tidak

ada dua interaksi yang sama (Wilson dan Sabee 2003). Proses ini mengalami

kesulitan jika tidak berkompeten dalam keterampilan berkomunikasi (Hargie

2007). Menyarankan bahwa kompetensi berkaitan dengan tiga hal yaitu

pengetahuan, motivasi dan keterampilan (Hargie 2007).

Pada dasarnya, arti kata komunikasi adalah memberikan, mengirimkan,

dan menghubungkan (Simpson dan Weiner 2005). Keterampilan

berkomunikasi dikaitkan dengan hasil di mana tujuan dari interaksi ini adalah

9

Page 10: PAPER Daskom

untuk mendapatkan hasil tertentu, seperti umumnya terjadi disaat tatap muka

dan konsultasi dengan profesional (McConnell 2004). Terlihat, beberapa

literatur yang berkaitan dengan komunikasi menekankan pentingnya

pertukaran informasi antara pengirim dan penerima, sementara lainnya

pentingnya kesepahaman dan timbal balik (Odell 1996).

Hargie (2007) kemampuan berkomunikasi sudah dimiliki sejak usia

dini sebagai kinerja terampil dan memandang keterampilan komunikasi

interpersonal. Hargie menyamakan perolehan keterampilan komunikasi dalam

cara yang sama seperti keterampilan motorik kasar atau halus. Mengingat

bahwa unsur-unsur dasar sosial untuk tingkat yang lebih besar atau lebih kecil

dari bayi. Dalam mencoba untuk membedakan antara interaksi sosial dan

komunikasi interpersonal, Hargie (2007) berdasarkan Penelitian sebelumnya

dan menegaskan bahwa tiga unsur kesamaan dengan keterampilan sosial dan

keterampilan lainnya. Dia menyebutkan enam elemen dasar diidentifikasi

oleh studi (Michelson et al.2007) sebelumnya sebagai pusat untuk akuisisi

keterampilan sosial:

1) Tingkat pendidikan

2) Gabungan dari perilaku verbal dan non verbal

3) Memerlukan inisiasi yang tepat dan tanggapan

4) Memaksimalkan manfaat lainnya yang tersedia

5) Memerlukan waktu yang tepat dan kontrol perilaku tertentu

6) Dipengaruhi oleh faktor kontekstual yang berlaku

Berdasarkan Asumsi bahwa elemen ini sangat penting untuk aspek

keterampilan, definisi berikut keterampilan sosial adalah (Hargie 2007)

sebuah proses di mana individu menerapkan satu set tujuan yang diarahkan,

saling terkait, situasional berkaitan dengan perilaku sosial yang dipelajari dan

dikendalikan. Dalam rangka untuk menempatkan definisi ini dalam konteks,

teoritis komunikasi, diyakini memiliki dasar dalam tiga area, menurut

(Arnold dan Underman-Boggs 2007) :

1) Pengetahuan yang mendukung praktek termasuk teori dari psikologis dan

manajemen

10

Page 11: PAPER Daskom

2) Faktor teknis sebagai keterampilan yang digunakan dalam praktek,

misalnya keterampilan komunikasi seperti mendengarkan.

3) Komponen kreatif, kontribusi pribadi diri.

Keyakinan ini sama dengan prinsip-prinsip yang disarankan oleh

Calgray-Cambridge (Kurtz et al.2003), yang secara utuh mendukung asumsi

tiga elemen, namun memiliki sedikit perbedaan dengan yang lainnya.

Komponen dalam diri dan keterampilan teknis diperlukan dalam memulai

wawancara dan membangun hubungan, dan memberikan struktur proses.

Pengetahuan elemen yang digunakan dalam mengumpulkan informasi selama

pemeriksaan fisik dan dalam menjelaskan dan merencanakan tindakan dan

perawatan. Pentingnya elemen kreatif dalam diri untuk menyelesaikan proses

komunikasi dan memastikan bahwa klien atau pemilik telah menerima dan

memahami pesan yang disampaikan.

2.4 Model Komunikasi

Willbur Schramm mengibaratkan komunikasi dengan kampung Bab

elh-Dhra pada lebih kurang 5000 tahun silam. Tempat itu dikunjungi oleh

setiap musafir karena kandungan air tawar yang dimiliki kampung itu.

Demikian pula halnya komunikasi yang telah ditelaah dari berbagai perspektif

ilmu (Rakhmat, 1985: 6-7). Model secara sederhana bisa dipahami sebagai

representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak dengan menonjolkan

unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Sebagai suatu gambaran yang

sistematis. sebuah model bisa menunjukkan berbagai aspek dari suatu proses.

Model komunikasi merupakan alat untuk menjelaskan atau untuk

mempermudah penjelasan komunikasi. Dalam pandangan Sereno dan

Mortensen (dalam Mulyana. 2001:121), suatu model komunikasi merupakan

deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.

Oleh karena itu model bisa disebut sebagai gambaran informal untuk

menjelaskan atau menerapkan teori atau penyederhanaan teori. Gordon

Wiseman dan Larry Barker (dalam Mulyana, 2001:123) menjelaskan tiga

fungsi model komunikasi yaitu  melukiskan proses komunikasi, menunjukkan

11

Page 12: PAPER Daskom

hubungan visual, membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan

komunikasi.

Sebelum mempelajari model komunikasi, mari kita pelajari unsur-unsur

yang terlibat dalam proses komunikasi. Unsur-unsur ini terdiri atas pengirim,

pesan, dan penerima. Proses komunikasi dimulai dengan adanya pengirim

yang mengkodekan ide, perasaan, atau pikirannya kepada pihak lain yang

menerima pesan dan mulai memproses isi dari pesan tersebut. Dari berbagai

model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas dua model paling

utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana

komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.

1. Model Komunikasi Linear

Gambar 1.1 Model komunikasi linear (satu arah)

Sebuah model digambarkan sebagai sebuah deskripsi atau analogi

(perbandingan) yang digunakan untuk membantu memvisualisasikan

sesuatu yang tidak dapat langsung diamati (Simpson dan Weiner 2005).

Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren

Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of

Communication. Gambar 1.1 menggambarkan model ini sebagai proses

linear (Grover 2005). Ini menunjukkan pengirim dan penerima melalui

suatu saluran yang mana membawa pesan yang dikirim dan diterima.

Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik

pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model

yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran

(channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear

communication model). Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci:

12

Page 13: PAPER Daskom

Saluran

Pesan PenerimaPengirim

Umpan balik/ Feedback

sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver). Model linear

berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja

hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-

partisipan dalm proses komunikasi.

2. Model Interaksional

Gambar 1.2 Model ini merupakan proses lingkaran umpan balik. Pesan

dikodekan oleh pengirim dan penerima membaca/ mengartikan kode/

sandi tersebut. Umpan balik merupakan proses dua arah yang sedang

berlangsung, seperti yang ditunjukkan oleh anak panah tersebut.

Pesan yang dikirim dalam sebuah konteks tertentu, sering kali

terdapat pesan yang tersembunyi atau tidak tersampaikan dalam interaksi

verbal (Ellis et al. 2006). Pengirim yang berniat untuk menyampaikan

pikiran atau perasaanya, namun pesan yang disampaikan tidak dapat

tersampaikan dengan baik dalam interaksi tersebut. Ini penting dalam

aspek proses komunikasi (Ellis et al. 2006). Penerima dapat memahami

pesan yang dimaksudkan, di luar dari aspek lainnya. Selanjutnya, pengirim

dan penerima berinteraksi satu sama lain, dimana terdapat umpan balik

dari jawaban yang mereka keluarkan (Ellis et al. 2006). Model sederhana

diuraikan dalam Gambar 1.1 dimana terdapat unsur penting dari proses

dua arah yang berlangsung pada proses umpan balik tersebut. Upaya telah

dilakukan untuk meningkatkan model dengan menambahkan sebuah

13

Page 14: PAPER Daskom

putaran atau lingkaran umpan balik (Gambar 1.2). Penambahan lingkaran

umpan balik dapat mengenali pesan yang tersembunyi yang disampaikan

dalam aspek non-verbal. Pesan disandikan/ dikodekan oleh pengirim dan

penerima membaca atau mengartikan kode/ sandi tersebut. Dan itu

merupakan umpan balik dari sebuah proses dua arah yang sedang

berlangsung. Karena itu, pengirim harus mengirimkan pesan secara efektif

sehingga penerima dapat menafsirkan atau mengkode pesan tersebut

(Grover 2005).

Dengan menggunakan sebuah model melingkar untuk

mengilustrasikan, proses komunikasi dapat divisualisasikan sebagai

sebuah proses siklus (melingkar) daripada proses linear. Proses melingkar

ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta

komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang

mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya

melalui pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa model ini

menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang

sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interaksional seperti yang

telah dijelaskan di atas adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan

terhadap suatu pesan. Berikut merupakan model melingkar (Gambar 1.3)

yang menggambarkan tujuh tahap proses komunikasi dan menggambarkan

bagaimana beberapa dari tahapan tersebut saling mempengaruhi sebagai

kesesuaian dari saluran yang dipilih.

14

Page 15: PAPER Daskom

1. Pengirim memutuskan

untuk mengirim pesan

2. Pesan terkirim

3. Pesan sampai ke penerima

4. Pesan diproses oleh

penerima

5. Umpan balik dimulai

6. Mengingat pesan

sebelumnya

7. Penerima memberi respon

Termasuk komunikasi non-verbal

Pengirim memilih saluran yang tepat

Masalah lingkungan, suara, dan elemen non-verbal

Tingkat pengetahuan atau pemahaman

Tingkat pengetahuan

atau pemahaman

Gambar 1.3 Model melingkar dari proses komunikasi. Menyajikan tujuh

tahapan dalam proses komunikasi. Menggambarkan bagaimana beberapa

dari tahapan tersebut saling mempengaruhi sebagai kesesuaian dari

saluran yang dipilih, masalah lingkungan, dan tingkat pengetahuan dan

pemahaman dari penerima.

Apa dampak dari melengkapi pesan verbal dengan informasi tertulis

atau mengurangi suara dalam lingkungan dimana komunikasi

berlangsung? Dianjurkan untuk memiliki buku panduan yang berisi

informasi yang ditulis dengan baik untuk meningkatkan proses komunikasi

dimana pemilihan tempat yang tenang yang jauh dari kebisingan juga

15

Page 16: PAPER Daskom

diperlukan. Sebagai tambahan, jumlah dan ukuran informasi yang

disampaikan atau jika penerima memahami informasi, akan menentukan

apakah komunikasi berhasil atau tidak. Pemahaman merupakan unsur

penting dalam sebuah komunikasi (Odell 1996). Menghindari penggunaan

kata-kata yang tidak perlu dan penggunaan kata-kata medis yang tidak

umum (tidak dimengerti oleh khalayak umum), penting untuk diperhatikan

dan penyediaan waktu untuk pertanyaan dan jawaban juga diperlukan.

Model melingkar disajikan dalam Gambar 1.3 yang mengaplikasikan apek

verbal dan non-verbal dalam komunikasi, terutama dalam situasi

konsultasi bidang veteriner, dimana pesan dikirim dan diterima oleh dokter

hewan dan pemilik hewan.

Konsep yang diuraikan dalam model Calgary-Cambridge yang

pada tahun 2003 model tersebut ditingkatkan apakah kongruen dengan

gagasan komunikasi menjadi sebuah proses melingkar, seperti diuraikan

dalam gambar 1.3 (Kurtz et al. 2003; Silverman et al. 1998). Lingkaran ini

akan dilalui beberapa kali selama proses konsultasi bidang veteriner

(kedokteran hewan) berlangsung. Hambatan komunikasi, dan memahami

pesan yang sedang dikirim, dapat terjadi pada setiap titik lingkaran

tersebut. Beberapa dari ini adalah pilihan saluran, kesesuaian dari isyarat

nonverbal, kesadaran lingkungan dan memastikan tingkat pengetahuan dan

pemahaman tentang klien/ pemilik hewan.

Dalam sebuah konsultasi bidang veteriner (kedokteran hewan),

tahap 1 melibatkan dokter hewan untuk memulai suatu proses. Saluran

yang dipilih, kata-kata, dan nada bicara digunakan sebagai tata cara dalam

berkonsultasi. Dalam mengembangkan hubungan, proses bergerak ke

tahap 2, dimana melibatkan faktor-faktor disekeliling, seperti suara,

kenyamanan dan aspek non-verbal dari klien/ pemilik hewan dan dokter

hewan. Kemudian masuk ke tahap 3, dimana pengumpulan informasi

dimulai. Proses pengumpulan informasi melalui tahapan 4 dan 5, yang

akan termasuk pemeriksaan fisik dan kronologi masa lalu hewan yang

diingat atau diketahui (tahap 6). Hal ini penting, karena pada tahap ini

16

Page 17: PAPER Daskom

diperlukan kesepahaman sehingga penjelasan atau pengobatan yang dipilih

dapat dipahami. Membangun hubungan yang baik selama proses

berlangsung, konsultasi dapat mendatangkan kesimpulan dengan sebuah

sesi tanya jawab yang memungkinkan suatu klarifikasi dan siklus dimulai

lagi.

17

Page 18: PAPER Daskom

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keterampilan berkomunikasi merupakan dimana kita harus bisa

berkomunikasi efektif terhadap klien (pemilik), hewan, kolega dan pekerjaan

lainnya, dimana semuaya ini akan kita hadapi setiap hari. Keterampilan yang

dibutuhkan agar mencapai kesuksesan saat berkomuikasi yaitu harus

mengetahui istilah – istilah atau kunci yang berkaitan saat komunikasi

diantaranya kita harus mengetahui difinisi, model-model komunikasi, dan

yang paling penting kita harus mengetahui asal-asul dari keterampilan

berkomunikasi.

Komunikasi merupakan suatu ilmu yang sangat penting di berbagai

bidang. Sebagai seorang dokter hewan kita dituntut untuk memiliki

kemampuan komunikasi yang baik, karena nantinya akan di gunakan untuk

menjelaskan segala macam situasi medis kepada pasien atau klien yang

kebanyakan situasi medis ini belum terlalu populer di kalangan mereka. Maka

dari itu, kita diwajibkan untuk mampu menyampaikannya secara efektif,

sehingga dapat dengan mudah di mengerti dan di pahami oleh pasien atau

klien. Apabila mereka sudah paham terhadap apa yang kita sampaikan secara

langsung mereka akan mengikuti petunjuk yang kita berikan sehingga

nantinya akan dapat bermanfaat bagi kesehatan mereka.

Kemampuan berkomunikasi sudah kita miliki sejak usia dini.

Kemampuan dasar ini nantinya akan bertambah luas dipengaruhi oleh

lingkungan dan tingkat pendidikan. Dalam berkomunikasi sangatlah penting

memahami lawan bicara agar dapat melakukan komunikasi secara efektif

sehingga menghasilkan kesepahaman, karena kunci dari komunikasi yang

baik adalah “Kesepahaman” antar komunikator dengan komunikan.

Terdapat tiga unsur utama dalam model komunikasi, yaitu pengirim,

pesan, dan penerima. Dari model komunikasi yang sudah ada, terdapat dua

model komunikasi yang utama, yaitu komunikasi linear (satu arah) dan

18

Page 19: PAPER Daskom

komunikasi interaksional. Komunikasi linear menunjukkan pengirim dan

penerima melalui suatu saluran yang mana membawa pesan yang dikirim dan

diterima. Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau

penerima. Sedangkan pada model interaksional terdapat satu elemen penting

yaitu adanya suatu umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu

pesan. Proses umpan balik yang berbentuk melingkar ini menunjukkan bahwa

komunikasi selalu berlangsung, dimana pengirim dan penerima berinteraksi

satu sama lain dan terdapat umpan balik dari jawaban yang mereka keluarkan.

3.2 Saran

Disarankan kepada masyarakat khususnya mahasiswa kedokteran

hewan untuk dapat mengaplikasikan proses komunikasi yang efektif sehingga

meningkatkan keterampilan berkomunikasi dalam melakukan konsultasi

kepada klien/ pemilik hewan. Sehingga terjadi interaksi yang menimbulkan

pemahaman informasi yang tepat dalam penanganan medis.

19

Page 20: PAPER Daskom

DAFTAR PUSTAKA

Ammentorp J, Sabroe S, Kofoed PE,Mainz J (2007) The effects of training in communication skills on medical doctors’ and nurses’ self-efficacy: a randomized controlled trial. Patient Education and Counseling 66(3):270–277.

Arnold E, Underman-Boggs K (2007) Interpersonal Relationships: Professional Communication Skills for Nurses, 5th edn. Saunders, St Louis, MO.

Chant S, Jenkinson T, Randle J, Russell G, Webb C (2002) Communication skills: some problems in nursing education and practice. Journal of Clinical Nursing 11(1):12–21.

Deborah, Tannen. 1996. Seni komunikasi Efektif: Membangun Relasi Dengan Membina Gaya Percakapan, (alih bahasa dra. Amitya Komara). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Ellis RB, Gates B, Kenworthy N (2006) Interpersonal Communication in Nursing, 2nd edn. Churchill Livingstone, Edinburgh.

Grover SM (2005) Shaping effective communication skills and therapeutic relationships at work: the foundation of collaboration. American Association of Occupational Health Journal 53(4):177–178.

Hargie O (2007) The Handbook of Communication Skills, 3rd edn. Routledge, London.

Haryadi dan Zamzani.1996/1997.  Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia. Depdikbud Dirjen Dikti bagian Proyek Pengembangan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Kurtz SM, Silverman JD, Draper J (2003) Teaching and Learning Communication Skills in Medicine, 2nd edn. Radcliffe Medical Press, Oxford.

Larry King, Bill Gilbert. 2002. Seni Berbicara: kepada siapa saja, kapan saja, dimana saja (editor Tanti Lesmana). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Laurent CA (2000) Nursing theory for nursing leadership. Journal of Nursing Management 8: 83–87.

20

Page 21: PAPER Daskom

Ley P (1988) Communication with Patients: Improving Patients’ Satisfaction and Compliance. Croom Helm, London.

McConnell CR (2004) Interpersonal skills: what are they, how to improve them and how to apply them. The Health Care Manager 25(2):177–187.

Melia KM (1982) ‘Tell it as it is’: qualitative methodology and nursing research: understanding the student nurse’s world. Journal of Advanced Nursing 7(4):327.

Michelson L,Wood R, Sugai D, Kadzin A (2007) In: Hargie O (ed.), The Handbook of Communication Skills, 3rd edn. Routledge, London, Part 1, Chapter 1, p. 13.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya.

Noble LM, Richardson J (2006) Communication skills teaching: current needs. The Clinical Teacher 3(1): 23–28.

Odell A (1996) Communication theory and the shift handover report. British Journal of Nursing 5(21):1323–1326.

Rainer S, Beck MD, Daughtridge R, Sloane PD (2002) Physician–patient communication in the primary care office: a systematic review. Journal of the American Board of Family Medicine 15(1):25–38.

Rakhmat,  Jalaluddin. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rider EA, Keefer CH (2006) Communication skills competencies: definitions and a teaching toolbox. Medical Education 40:624–629.

Roberts L, Bucksey SJ (2007) Communicating with patients: what happens in practice? Physical Therapy 87(5):586–594.

Roberts C, Wass V, Jones R, Sarangi S, Gillett A (2003) A discourse analysis study of ‘good’ and ‘poor’ communication in an OSCE: a proposed new framework for teaching students. Medical Education 37:192–201.

Silverman JD, Kurtz SM, Draper J (1998) Skills for Communicating with Patients. Radcliffe Medical Press, Oxford.

Simpson JA,Weiner ESC (eds) (2005) Compact Oxford Dictionary. Oxford University Press, Oxford.

21

Page 22: PAPER Daskom

Supriyadi, dkk. 2005. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud

Susanto, Astrid. 1995. Globalisasi dan komunikasi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Tarigan, H.G. 1986. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Wilson SR, Sabee CM (2003) Explicating communication competence as a theoretical term. In: Greene JO, Burleson BR (eds), Handbook of Communication and Interactive Skills. Lawrence Erlbaum, Mahwah, NJ.

Wolvin A, Coakley CW (1996) Listening, 5th edn. McGraw-Hill, Boston, p. 69.

22