paper insektisida.docx
DESCRIPTION
Insektisida merupakan zat yang berfungsi untuk membunuh serangga yang di anggap merugikan. Namun akhir-akhir ini banyak kejadian obat ini di gunakan sebagai alat untuk bunuh diri atau tidak sengaja tertelan. Insektisida tersebut antara lain DDT, endrin, gamexan, aldrin dan dieldrin. Dua macam insektisida yang paling banyak dipakaiTRANSCRIPT
TOKSIKOLOGI
KERACUNAN INSEKTISIDA
olehKelompok 8
Moh Halim Mukhlasin (102310101012)Fitri Nurcahyani (102310101029)Mafa Afnes Sukowati (102310101050)Siska Noviyanti (102310101060)Dwi Indah Wulandari (102310101069)Erna Sulistioningsih (102310101008)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER
2012
INSEKTISIDA
Insektisida merupakan zat yang berfungsi untuk membunuh serangga yang di
anggap merugikan. Namun akhir-akhir ini banyak kejadian obat ini di gunakan
sebagai alat untuk bunuh diri atau tidak sengaja tertelan. Insektisida tersebut antara
lain DDT, endrin, gamexan, aldrin dan dieldrin. Dua macam insektisida yang paling
banyak dipakai :
1. Insektisida hidrokarbon khorin (HK = Chlorida hydrocarbon)
2. Insektisida fosfat organik (IFO =organo phosphate insectiside)
Sebagai perawat kita harus mengenal tanda orang yang sedang mengalami
keracunan, tanda dan gejala orang yang keracunan insektisida adalah: kejang, mual,
muntah, dan gemetar, kesadaran menurun, nadi tidak teratur, depresi/iritasi
pernafasan, jika terkena kulit dapat menyebabkan kering pada kulit, jika tertelan
dalam 200-500 ml dapat merusak saraf pusat dan bahkan kematian. Maka tindakan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan:
a. Cuci dengan sabun bagian tubuh yang terkena.
b. Muntahkan jika termakan, lakukan bilas lambung dan berikan norit (15-
20g)
c. Berikan diazepam 5-10mg i.v bila terjadi kejang
d. Jangan memberikan adrenalin
e. Hubungi dokter
f. Jauhkan zat-zat berbahay dari anak-anak
g. Jangan masukkan zat berbahaya dalam wadah bekas makanan atau
minuman.
a. Tingkatan keracunan
a. Keracunan ringan: Anoriksia, Nyeri kepala, Rasa lemah, Rasa takut, Tremor
lidah, tremor kelopak, mata, Pupil miosis.
b. Keracunan sedang: Nausea, Muntah-muntah, Kejang/keram perut, hipersalivasi,
Hiperhidrosis, fasikulasi otot, bradikardi
c. Keracunan berat: Diare, Pupil “pin-Point”, Reaksi cahaya (-), Sesak napas,
Sianosos, Edema paru, Inkonteinensia urine , Inkotinensia feses, Konvulsi, Koma,
Blokade jantung, Akhirnya meninggal
b. Jenis bahan
1. Insektisida (pembasmi hama)
bentuk bahan Bahan aktif keterangan
Botani
Carbamat
Organophosphat
Organochlorin
Nikotine
Pyrethrine
Rotenon
Carbaryl
Carbofuran
Methiocorb
Thiocarb
Dichlorovos
Dimethoat
Palathion
Malathion
Diazinon
Chlorpyrifos
DDT
Lindane
Dieldrin
Eldrin
Endosulfan
Tembakau
Pyrtrum
-
toksik kontak
toksik sistemik
bekerja pada lambung
juga moluskisida
toksik kontak
toksik kontak, sistemik
toksik kontak
toksik kontak
kontak dan ingesti
kontak, ingesti
persisten
persisten
kontak, ingesti
kontak, ingesti
2. Rodentisida (pembasmi tikus)
Antikoagulan
Asam fluoroasetat
Zinc phosphat
Coumadin/Warfarin
brodifacoum
Asam fluoroasetat
fluoroacetamide
phosphine
toksik ingesti
toksik ingesti
bekerja di traktus GI
Toksik ingesti
Bekerja pada lambung
3. Herbisida (pembasmi gulma)
Aset anilid
Amida
Diazinone
Carbamate
Triazine
Triazinone
Atachlor
Propachlor
Bentazaone
Chlorprophan
Asulam
Athrazin
Metribuzine
Metamitron
Sifat residu
Kontak
Toksin kontak
a. Efek toksik
1. Insektisida
Efek Gejala
1. Muskarinik - Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree (SLUD)
- Kejang perut
- Nausea dan vomitus
- Bradicardia
- Miosis
- Berkeringat
2. nikotinik - Pegal-pegal, lemah
- Tremor
- Paralysis
- Dyspnea
- Tachicardia
3. sistem saraf pusat - Bingung, gelisah, insomnia, neurosis
- Sakit kepala
- Emosi tidak stabil
- Bicara terbata-bata
- Kelemahan umum
- Convulsi
- Depresi respirasi dan gangguan jantung
- Koma
b. Antidotum
1. Insektisida
a) Atropin sulfat
Dosis 2 mg IV atau IM. Dosis besar ini tidak berbahaya pada keracunan
organofosfat dan harus dulang setiap 10 – 15 menit dan dipertahankan
selama 24 – 48 jam sampai terlihat gejala-gejala keracunan atropin ringan
berupa wajah merah, kulit dan mulut kering, midriasis dan takikardi. Pada
hari pertama mungkin dibutuhkan sampai 50 mg atropin. Kemudian
atropin dapat diberikan oral 1 – 2 mg selang beberapa jam, tergantung
kebutuhan.
b) Pralidoksim
Digunakan untuk mengatasi kelumpuhan otot rangka dengan pemberian
segera saat keracunan kurang dari 24 jam dan setelah pasien diberi
atropin. Dosis normal yaitu 1 gram pada orang dewasa. Jika kelemahan
otot tidak ada perbaikan, dosis dapat diulangi dalam 1 – 2 jam.
Pengobatan umumnya dilanjutkan tidak lebih dari 24 jam kecuali pada
kasus pajanan dengan kelarutan tinggi dalam lemak atau pajanan kronis.
2. Rodentisida
Antidota spesifik untuk rodentisida belum ada, tetapi untuk terapi agar
korban tidak keracunan lebih lanjut dapat digunakan atropin.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran . Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Medika
Aesculapius.
Hudak & Gallo (1996), Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, EGC, Jakarta.
Lubis, Halinda Sari. 2002. Deteksi dini dan penatalaksanaan keracunan pestisida
Golongan organofosfat pada tenaga kerja. Medan:FKM USU.
Marylin. D. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC Jakarta.
Rahayu, Laras, dkk. 2010. Keracunan Rodentisida. Bogor: FKH IPB.
Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI. 2009. Kumpulan kuliah
farmakologi. Jakarta: EGC.
Keterangan:
Paling banyak kerja : Moh Halim Mukhlasin 102310101012
Paling sedikit kerja : Erna sulistioningsih 102310101008