paper anastesi hemofilia
DESCRIPTION
anesTRANSCRIPT
Defisiensi Faktor-Faktor Pembekuan Darah yang diturunkan
HEMOFILIA
Merupakan suatu penyakit perdarahan yang diturunkan akibat salah satu defisiensi atau defek
dari protein prokoagulan spesifik yang penting dari pembekuan darah.
1. ETIOLOGI
Kelainan herediter yang bersifat sex linked recessive, diturunkan hanya pada anak laki laki.
Sedangkan wanita bertindak sebagai karier.
2. PATOFISIOLOGI
Karena kekurangan faktor VIII atau IX maka pembentukan tromboplastin terganggu atau
berkurang, sehingga terjadi perdarahan besar / dalam dan akan terganggu proses pembekuannya.
Akibatnya terjadi perdarahan dalam yang bersifat lambat dan lama misalnya hemartros.
3. MANIFESTASI KLINIS
Dijumpai perdarahan di berbagai tempat misalnya sendi (hemartros), otot, mukosa rongga mulut,
kerongkongan, hidung, retroperitoneal, hematuri. Penderita biasanya laki laki. Pemeriksaan
rumpel-leede negatif.
Klasifikasi hemofili menurut penyebab:
1. Hemofili A: Kekurangan atau tidak ada faktor VIII
2. Hemofili B: Kekurangan atau tidak ada faktor IX
3. Hemofili C: Kekurangan atau tidak ada faktor XI
Klasifikasi Hemofili menurut berat ringannya penyakit:
1. Defisiensi berat:
Kadar faktor VIII 0-2% dari normal
Terjadi hemartros dan perdarahan berat berulang
2. Defisiensi sedang:
Kadar faktor VIII 2-5 % dari normal
Jarang menyebabkan kelainan ortopedik
Jarang terjadi hemartros dan perdarahan spontan
3. Defisiensi ringan:
Kadar faktor VIII 5-25 % dari normal
Mungkin tidak terjadi hemartros dan perdarahan spontan lain, tetapi dapat menyebabkan
perdarahan serius bila
terjadi trauma / luka yg tidak berat / proses pembedahan.
4. Subhemofilia
Kadar faktor 25-50% dari normal. Tidak mengakibatkaan perdarahan, kecuali bila penderita
mengalami trauma
hebat dan pembedahan yang luas.
Defisiensi faktor IX biasanya tidak dibedakan derajatnya dengan defisiensi faktor VIII.
4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Gambaran darah normal
2. PPT memanjang,
3. Waktu perdarahan normal atau memanjang,
4. Waktu pembekuan memanjang bila kadar faktor VIII lebih dari 1% dari normal,
5. Konsumsi protrombin abnormal,
6. Konsumsi protrombin normal jika kadar faktor VIII 2-4% normal,
7. Waktu rekalsifikasi memanjang bila kadar faktor VIII kurang 20-25% normal,
8. Waktu trombin dan waktu protrombin normal.
5. PENATALAKSANAAN
a. Perawatan umum:
- Mencegah timbulnya perdarahan dengan cara menghindari trauma melalui pembatasan
aktifitas.Tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan perdarahan seperti
mencabut gigi, atau sirkumsisi tanpa persiapan. Jangan melakukan vena seksi atau pungsi
vena besar.
- Perdarahan yang terjadi sukar berhenti walaupun hanya luka kecil atau bekas jarum
suntik.
- Usahakan selesai menyuntik atau mengambil sampel darah, bekas jarum supaya ditekan
lebih lama. Jika tak segera berhenti maka pasanglah pembalut penekan atau ditindih dgn
eskap.
- Jika terpaksa memasang kateter urin atau NGT maka harus hati hati dan perhatikan
apakah terlihat ada perdarahan
b. Perawatan Khusus
Perawatan khusus untuk Hemofilia A
Transfusi konsentrat faktor VII atau kresipitat.
Dosis: Faktor VIII yang dibutuhkan (unit) = 0,5 x BB 9Kg) x kadar yang diinginkan (%). Satu
kantong kresipitat mengandung 100- 150 unit faktor VIII.
Sebagai patokan kadar faktor VIII yang diperlukan adalah: Jika ada hemartros ringan atau
hematoma maka kadar faktor VIII 15-20% dari normal. Jika ada hemartros berat atau
hematoma luas maka faktor VIII 20-40% normal, dan operasi berat kdr faktor VIII 80-100%
normal
Lama pemberian tergantung derajat beratnya perdarahan, misalnya untuk pencabutan gigi atau
epistaksis 2-5 hari, operasi atau luka laserasi luas 7-10 hari.
Bila tidak tersedia faktor VIII dapat diberikan plasma segar 10-15 ml/KgBB, dan bila terjadi
perdarahan masih dapat diberikan ‘fresh whole blood’ 10-20 ml/KgBB disusul dengan
pemberian kriopresipitat.
Bila terjadi hemartros berat harus dilakukan sinovektomi untuk mencegah terjadinya
kontraktur akibat dari fiobrosis. Hemartros ringan mungkin dapat diatasi dengan fisioterapi,
pemberian sedasi dan analgetika untuk menghilangkan nyeri.
Perdarahan kecil dibalut dan ditekan, jika perlu diisi dgn aplikasi lokal dr tepung trombin
Bila tersedia preparat faktor VIII komersial (Koate), diberikan dgn dosis 25 u/KgBB.
Perawatan khusus untuk Hemofili B dan Hemofili C.
Untuk Hemofilia B diberikan Faktor IX dengan dosis 40-50 U/Kg setiap 24 jam. Faktor IX juga
diberikan untuk persiapan tindakan operasi, seperti: cabut gigi, khitan (sunat), dll. Produk yang
mengandung faktor IX, contohnya: factor IX complex concentrates,coagulation factor IX
concentrates, factor IX recombinant product (sintetik faktor IX), fresh frozen plasma/FFP
(produk darah). Antifibrinolytics, misal: epsilon aminocaproic acid (Amicar). Semua penderita
hemofilia B harus divaksin hepatitis.
Untuk hemofili C cukup diberikan fresh frozen plasma dan tdk ada pengobatan spesifik
c. Tindak lanjut:
Pendidikan orang tua dalam hal:
- Pembatasan aktifitas fisik anak. Anjuran agar penderita tidak olah raga atau aktifitas yang
menyebabkan benturan fisik
- Mainan anak supaya lembut dan tidak yang tajam. Anjuran supaya tidak khitan.
- Pemberian substitusi faktor yang kurang di rumah untuk hemofili berat.
- Konsultasi genetik.
6. KOMPLIKASI:
- Ankilosis
- Perdarahan otak, kelumpuhan dan gejala neurologis lain
7. PROGNOSIS:
- Tidak dapat disembuhkan karena bersifat herediter.
- Terlambat dalam menanggulangi perdarahan akan berakibat ankilosis dan kematian.
Diagnosa Banding hemophilia A dan B dari vWD
Merupakan kelompok dari kekurangan factor pembekuan VIII akan tetapi dari
manifestasi klinis dapat berupa penyakit-penyakit perdarahan akut dengan gangguan platelet atau
trombosit. Pada vWD, waktu perdarahan bisa memanjang, namun factor VIII akan berkurang
dan biasanya tidak ada hemarthrosis dan hematoma yang terjadi spontan (seperti yang terdapat
pada hemofila A dan B)
Defisiensi Faktor IX
Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif
stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan Defisiensi
faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B. Hasil
Laboratorium menunjukkan defisiensi faktor IX, nilai PTT (partial thromboplastin time) amat
memanjang, sedangkan waktu protrombin (prothrombin time / PT) dan waktu perdarahan
normal. TGT (thromboplastin generation test) / differential APTT dengan serum abnormal.
Kadar faktor VIII normal. Terapi Faktor IX dengan dosis 40-50 U/Kg setiap 24 jam.
Penghambat Faktor Pembekuan Darah Yang Didapat
DISSEMINATED INTRAVASKULAR COAGULATION ( DIC )
DIC sebenarnya bukanlah nama diagnosa suatu penyakit dan DIC terjadi selalu
mengindikasikan adanya penyakit yang menjadi penyebabnya. Ada banyak sekali penyebab
terjadinya DIC. DIC ditandai dengan aktivasi sistemik dari system pembekuan darah, yang
menyebabkan reaksi generasi dan deposisi (pengendapan ) dari fibrin, menimbulkan thrombus
microvaskuler di organ-organ tubuh sehingga menyebabkan terjadinya multi organ failure.
1. PATHOFISIOLOGI
Beberapa mekanisme yang terjadi secara terus menerus pada DIC, penyebab utama terjadinya
deposisi fibrin adalah :
1. Faktor jaringan, penyebab terjadinya generasi thrombin
2. Kegagalan fisiologis mekanisme antikoagulan, seperti sistem antithrombin dan sistem
protein C yang menurunkan keseimbangan generasi thrombin.
3. Gagalnya fibrin removal yang menyebabkan penurunan sistem fibrinolitik, perburukan
thrombolisis endogenous terutama disebabkan oleh tingginya tingkat sirkulasi dari fibrinolitik
PAI-1, aktifitas fibrinolitic meningkat dan menyebabkan perdarahan.
2. MANIFESTASI KLINIS
Gejala DIC sering berhubungan langsung dengan kondisi penyebabnya, adanya riwayat
perdarahan dan hipovolume seperti perdarahan gastro intestin dan gejala dan tanda thrombisis
pada pembuluh darah yang besar seperti DVT dan thrombosis mikrovaskuler seperti gagal ginjal,
perdarahan dari setidaknya 3 daerah yang tidak berhubungan langsung dengan DIC seperti :
- Epistaksis
- Perdarahan gusi
- Perdarahan Mukosal
- Batuk
- Dyspnea
- Bingung, disorientasi
- Demam
Kondisi yang dapat terjadi DIC antara lain :
- Sepsis atau infeksi yang berat
- Trauma ( Polytrauma, neurotrauma, emboli lemak )
- Kerusakan organ ( Pankreatitis berat )
- Malignancy ( Penyakit yang kondisinya buruk )
- Tumor padat
- Myeloproliferative/ lymphoproliferatif malignan
- Kehamilan yang sulit
- Emboli caitran amniotik
- Plasenta abrupsio
- Kelainan Vaskuler
- Kasaback-mereritt syndrom
- Aneurisma vaskuler yang besar
- Kerusakan hepar berat
- Reaksi toxic atau imunologi yang berat
- Digigit ular
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Reaksi transfusi
- Kegagalan tranplantasi
Ada dua penyebab utama terjadinya DIC yaitu :
1. Respon inflamasi sistemik, menyebabkan aktivasi cytokine menimbulkan aktivasi
koagulasi ( sepsis, trauma mayor ).
2. Pelepasan atau penyebaran material (fat, phospolipid ) prokoagulan kedalam pembuluh
darah ( kanker, kasus kehamilan )
Pada keadaan tertentu kedua penyebab diatas dapat terjadi secara bersamaan seperti pada kasus
trauma mayor atau nekrotik pankreatitis berat. Ada beberapa kondisi lain yang dapat
menyebabkan DIC yaitu :
1. Infeksi bakteri
2. Trauma berat
3. Tumor padat dan hematologic malignan
4. Obstetrik kalaminis ( Abrupsi placenta, emboli cairan omnion )
5. Kerusakan vaskuler
6. Penyebab lain termasuk keracunan berat atau reaksi imunologi ( Reaksi transfusi ) atau
reaksi inflamasi ( Acut pankreatitis )
3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tidak ada pemeriksaan yang spesifik dan sensitif untuk menegakkan DIC, namun ada
pemeriksaan yang dapat dikerjakan :
- Marker molekul koagulasi atau fibrin formasi
- Prothrombin activation fragment PF1+2
- PT, aPTT, Antithrombin, FDPs.
- Clotting time
- Factor pembekuan
- Fibrinogen
- D-dimer
- Thrombin time
- Protamin test
- Anemia
- Penurunan Factor pembekuan ( Faktor V,VIII, X, XIII, Protein C )
- Hemoglobinuria
- Hematuria