makalah hemofilia edit

Upload: anam-agus-sulistyo

Post on 04-Apr-2018

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    1/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sebenarnya hemofilia telah ditemukan sejak lama sekali, dan

    belum memiliki nama. Talmud, yaitu sekumpulan tulisan para rabi

    Yahudi, 2 abad setelah masehi menyatakan bahwa seorang bayi

    laki-laki tidak harus di khitanjika dua kakak laki-lakinya mengalami

    kematian akibat di khitan.

    Seorang dokter asal Arab, Albucasis, yang hidup pada abad ke

    12 telah menulis tentang sebuah keluarga yang setiap anak laki-

    lakinya meninggal setelah terjadi perdarahan akibat luka kecil.

    Kemudian pada tahun 1803, Dr. John Conrad Otto, seorang

    dokter asal Philadelphia menulis sebuah laporan mengenai

    perdarahan yang terjadi pada suatu keluarga tertentu saja. Ia

    menyimpulkan bahwa kondisi tersebut diturunkan hanya pada pria.

    Ia menelusuri penyakit tersebut pada seorang wanita dengan tigagenerasi sebelumnya yang tinggal dekat Plymouth, New Hampshire

    pada tahun 1780.

    Kata hemofilia pertamakali muncul pada sebuah tulisan yang

    ditulis oleh Hopff di Universitas Zurich, tahun 1828. Dan menurut

    ensiklopedia Britanica, istilah hemofilia (haemophilia) pertama kali

    diperkenalkan oleh seorang dokter berkebangsaan Jerman, Johann

    Lukas Schonlein (1793 - 1864), pada tahun 1928.

    Sepanjang hidupnya Schonlein berusaha menjadikan kedokteran

    sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan alam. Upaya Schonlein

    dalam hal inilah yang memungkinkan kedokteran mengembangkan

    metode pengajaran dan praktek kedokteran klinik.Schonlein yang

    adalah seorang guru besar kedokteran di tiga universitas besar di

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    1

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    2/28

    Jerman - Wurzburg (1824 - 1833), Zurich (1833 - 1830) dan Berlin

    (1840 - 1859) - adalah dokter pertama yang memanfaatkan

    mikroskop untuk melakukan analisis kimiawi terhadap urin dan

    darah guna menegakkan diagnosis atas penyakit yang diderita

    seorang pasien.

    Hemofilia seringkali disebut dengan "The Royal Diseases" atau

    penyakit kerajaan. Ini di sebabkan Ratu Inggris, Ratu Victoria (1837

    - 1901) adalah seorang pembawa sifat/carrierhemofilia. Anaknya

    yang ke delapan, Leopold adalah seorang hemofilia dan sering

    mengalami perdarahan. Keadaan ini di beritakan pada BritishMedical Journal pada tahun 1868. Leopold meninggal dunia akibat

    perdarahan otak pada saat ia berumur 31 tahun. Salah seorang

    anak perempuannya, Alice, ternyata adalahcarrierhemofilia dan

    anak laki-laki dari Alice, Viscount Trematon, juga meninggal akibat

    perdarahan otak pada tahun 1928.

    Hal terpenting dalam sejarah hemofilia adalah keberadaan

    penyakit tersebut di dalam keluarga kerajaan Rusia. Dua dari anak

    perempuan Ratu Victoria, Alice dan Beatrice, adalah carrier. Mereka

    menyebarkan penyakit hemofilia ke Spanyol, Jerman dan Keluarga

    Kerajaan Rusia.

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    2

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    3/28

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Definisi Hemofilia

    Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari

    dua kata yaitu haima yang berarti darah danphilia yang berarti

    cinta atau kasih sayang.Hemofilia adalah suatu penyakit yang

    diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya

    pada saat anak tersebut dilahirkan.

    Hemofilia adalah suatu penyakit keturunan pula yang

    mengakibatkan darah seseorang sukar membeku di waktu

    terjadi luka.Biasanya darah orang normal bila keluar dari luka

    akan membeku dalam waktu 5-7 menit.Akan tetapi pada orang

    hemofilia,darah akan membeku antara 50 menit sampai 2 jam,

    sehingga menyebabkan orang meninggal dunia karena

    kehilangan banyak darah.

    Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau

    didapat yang paling sering dijumpai,bermanifestasi sebagai

    episode perdarahan intermiten (patofis)

    Hemofilia adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan

    factor pembekuan darah yang diturunkan (herediter) secara sex-

    linked recessive pada kromosom X.

    Meskipun Hemofilia penyakit herediter tetapi sekitar 20-30%

    pasien tidak memiliki riwayat Keluarga dengan gangguan

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    3

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    4/28

    pembekuan darah, sehingga diduga terjadi mutasi spontan

    akibat lingkungan endogen ataupun eksogen.

    Hemofilia adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan

    kelainan pembekuan darah herediter pada trombosit yang tidak

    bisa membuat factor VIII (AHF, antihemopilitic factor). (Arita

    Murwani,2008.90)

    Hemofilia merupakan kelainan perdarahan herediter terikat

    seksi resesif yang dikarakteristikkan oleh defisiensi factor

    pembekuan esensial yang diakibatkan oleh mutasi pada

    kromosom X. (Wiwik Handayani,Andi Sulistyo

    Haribowo,2008.119)

    II. 2 Anatomi Fisiologi

    Ciri-Ciri Fisik dan Kimia dari Trombosit

    Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan

    diameter 2 sampai 4 mikrometer. Trombosit dibentuk di sumsum

    tulang dari megakarosit, yaitu sel yang sangat besar dalam

    susunan hemopoetik dalam sumsum tulang yang memecah

    menjadi trombosit, baik dalam sumsum tulang atau segera

    setelah memasuki darah, khususnya ketika mencoba untuk

    memasuki kapiler paru. Megakariosit tidak meninggalkan

    sumsum tulang untuk memasuki darah. Konsentrasi normal

    trombosit dalam darah ialah antara150.000 dan 350.000 per

    mikroliter.

    Trombosit mempunyai banyak ciri khas fungsional sebagai

    sebuah sel, walaupun tidak mempunyai inti dan tidak dapat

    bereproduksi.

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    4

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    5/28

    uhan sel-sel untuk memperbaiki dinding pembuluh darah

    yang rusak.

    Membran sel trombosit juga penting. Dipermukaannya

    terdapat laDidalam sitoplasmanya terdapat faktor-faktor aktif

    seperti:

    Molekul aktin dan miosin, sama seperti yang terdapat dalam

    sel-sel otot, juga protein kontraktil lainnya, yaitu

    tromboplastin, yang dapat menyebabkan trombosit

    berkontraksi.

    Sisa-sisa retikulum endoplasma dan aparatus golgi yang

    mensintesis berbagai enzim dan menyimpan sejumlah besar

    ion kalsium.

    Mitokondria dan sistem enzim yang mampu membentuk

    adenosin trifosfat dan adenosin difosfat

    Sistem enzim yang mensintesis protaglandin, yang

    merupakan hormon setempat yang menyebabkan berbagai

    jenis reaksi pembuluh darah dan reaksi jaringan setempat

    lainnya.

    Suatu protein penting yang disebut faktor stabilisasi fibrin.

    Faktor pertumbuhan yang dapat menyebabkan penggandaan

    dan pertumbuhan sel endotel pembuluh darah, sel otot polos

    pembuluh darah, fibroblas, sehingga dapat menimbulkan

    pertumbpisan glikoprotein yang menyebabkan trombosit dapat

    menghindari pelekatan pada endotel normal dan justru melekat

    pada daerah dinding pembuluh yang luka.

    II. 3 Mekanisme Pembekuan ( 2 )

    Bahan yang turut serta dalam mekanisme pembekuan

    dinamakan faktor pembekuan dan diberi tanda dengan angka

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    5

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    6/28

    Romawi I sampai XIII, kecuali VI. Faktor- faktor tersebut adalah

    faktor I ( fibrinogen ), II ( protrombin ), III (tromboplastin ), IV

    ( kalsium dalam bentuk ion ), V ( proaselerin, faktor labil ), VII

    ( AHG = AntiHemophilic Globulin ), IX ( PTC = Plasma

    Tromboplastin Component, faktor Christmas ), X ( faktor Stuart

    power ), XI ( PTA = Plasma Tromboplastin Antecedent ), XII

    ( faktor Hageman ), XIII ( faktor stabilisasi fibrin )

    Mekanisme pembekuan dibagi dalam 3 tahap dasar yaitu :

    1. Pembentukan troboplastin

    2. Perubahan protrombin menjadi trombin

    3. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin

    Semuanya berlangsung melalui proses secara tahap demi

    tahap yang disebut sebagai kaskade koagulasi yang menyerupai

    tangga.

    1. Tahap Pertama

    Pembentukan tromboplastin plasma intrinsik yang juga

    disebut sebagai tromboplastogenesis, dimulai dengan

    pekerjaan trombosit terutama TF 3 ( faktor trombosit 3 ) danfaktor pembekuan lain pada permukaan asing atau pada

    sentuhan dengan kolagen. Faktor pembekuan tersebut ialah

    faktor IV, V, VIII, IX, X, XI, XII kemudian faktor III dan VII

    2. Tahap Kedua

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    6

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    7/28

    Perubahan protrombin menjadi trombin yang dikatalisasi

    menjadi tromboplastin, faktor IV, V, VII, dan X

    3. Tahap Ketiga

    Perubahan fibrinogen menjadi fibrin dengan katalisator

    trombin, TF 1 dan TF 2

    Hemostasis yang baik berlangsung dalam batas waktu

    tertentu, sehingga tidak hanya terbentuk tromboplastin, trombin

    atau fibrin saja yang penting, tetapi juga lama pembentukan

    masing- masing zat. Secara keseluruhan mekanisme pembekuan

    mempunyai 2 fenomena dasar untuk jangka waktu

    berlangsungnya proses tersebut, yaitu tahap permulaan yang

    lambat, disusul tahap autokatalitik yang sangat cepat. Dalam hal

    ini diketahui bahwa trombin memegang peranan pentingpada

    tahap yang cepat itu. Disamping itu trombin menyebabkan

    trombosit menjadi labil sehingga mudah melepaskan TF dan

    meningkatkan aktifitas tromboplastin.

    II.4 ETIOLOGI (1)

    Hemofilia terjadi akibat adanya mutasi pada gen yangmenghasilkan Faktor VIII dan IX, diklompokkan sebagai

    Hemofilia A dan Hemofilia B. Kedua gen tersebut terletak pada

    kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif terkait- X,

    dapat juga disebabkan karena mutasi spontan sehingga kira-kira

    33 % pasien tidak memiliki riwayat keluarga.

    Faktor Penunjang:

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    7

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    8/28

    a. Adanya anak perempuan dari seorang pria penderita

    hemophilia menjadi seorang karier.

    b. Kemungkinan 50% anak lelaki dari keturunan anak

    wanita yang menjadi karier hemophilia.

    c. Anak yang dilahirkan dari ayah yang menderita

    hemophilia dan ibu yang menderita karier

    hemophilia.

    d. Hemofilia paling banyak di derita hanya pada pria.

    Wanita akan benar-benar mengalami hemofilia jika

    ayahnya adalah seorang hemofilia dan ibunya

    adalah pemabawa sifat (carrier). Dan ini sangat

    jarang terjadi. (Lihat penurunan Hemofilia)

    e. Sebagai penyakit yang di turunkan, orang akan

    terkena hemofilia sejak ia dilahirkan, akan tetapi

    pada kenyataannya hemofilia selalu terditeksi di

    tahun pertama kelahirannya

    f. Penderita hemofilia parah/berat yang hanya

    memiliki kadar faktor VIII atau faktor IX kurang dari

    1% dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat

    mengalami beberapa kali perdarahan dalam

    sebulan. Kadang - kadang perdarahan terjadi begitu

    saja tanpa sebab yang jelas.

    g. Penderita hemofilia sedang lebih jarang mengalami

    perdarahan dibandingkan hemofilia berat.

    Perdarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh

    yang terlalu berat, seperti olah raga yang

    berlebihan.

    h. Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami

    perdarahan. Mereka mengalami masalah

    perdarahan hanya dalam situasi tertentu, seperti

    operasi, cabut gigi atau mangalami luka yang serius.

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    8

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    9/28

    Wanita hemofilia ringan mungkin akan pengalami

    perdarahan lebih pada saat mengalami menstruasi.

    Setiap sel di dalam tubuh memiliki struktur - struktur yang di

    sebut kromosom (chromosomes). Didalam ilmu kimia, sebuah

    rantai kromosom yang panjang disebut DNA. DNA ini disusun

    kedalam ratusan unit yang di sebut gen yang dapat menentukan

    beberapa hal, seperti warna mata seseorang.

    Setiap sel terdiri dari 46 kromosom yang disusun dalam 23

    pasang. Salah satu pasangnya dikenal sebagai kromosom seks,

    atau kromosom yang menentukan jenis kelamin manusia.

    Wanita memiliki dua kromosom X dalam satu pasang, dan pria

    memiliki satu kromosom X, dan satu kromosom Y dalam satu

    pasang.

    Gambar 1

    Gambar 1 kolom 1 menggambarkan keadaan keturunan pada

    kromosom jenis kelamin. Ibu yang memiliki dua kromosom X,

    menghasilkan sebuah sel telur yang mengandung kromosom X.

    Ayah yang menghasilkan satu kromosom X dan satu kromosom

    Y, menghasilkan sel sperma yang mengandung kromosom X

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    9

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    10/28

    atau Y. Jika ayah menyumbangkan kromosom X-nya, keturunan

    yang terjadi adalah anak perempuan. Dan jika ayah

    menyumbangkan kromosom Y, maka keturunan yang terjadi

    adalah anak laki - laki. Banyak penderita hemofilia yang terkena

    dampaknya.

    Hemofilia terjadi akibat adanya mutasi pada gen yang

    menghasilkan Faktor VIII dan IX. Dan ini terjadi pada kromosom

    X.

    Semua anak perempuan akan menjadi pembawa sifat

    hemofilia (carrier), jika mereka mewarisi kromosom X yang

    membawa sifat hemofilia dari sang ayah. Dan semua anak laki -

    laki tidak akan terkena hemofilia, jika mereka mewarisi

    kromosom Y normal dari sang ayah.

    Jika mereka mendapatkan anak laki -laki, maka anak tersebut

    50% kemungkinan terkena hemofilia. Ini tergantung dari mana

    kromosom X pada anak laki - laki itu didapat. Jika ia mewarisi

    kromoson X normal dari sang ibu, maka ia tidak akan terkena

    hemofilia. Jika ia mewarisi kromosom X dari sang ibu yang

    mengalami mutasi, maka ia akan terkena hemofilia.

    Dengan jalan yang sama, sepasang anak perempuan

    memiliki 50% kemungkinan adalah pembawa sifat hemofilia. Ia

    akan normal jika ia mewarisi kromosom X normal dari sang ibu.Dan sebaliknya ia dapat mewarisi kromosom X dari sang ibu

    yang memiliki sifat hemofilia, sehingga ia akan menjadi

    pembawa sifat hemofilia

    II.5 Patofisiologi

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    10

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    11/28

    Bila terjadi pendarahan pada seseorang yang normal

    dan sehat, misalnya terluka,maka dalam waktu yang tidak

    terlalu lama perdarahan tersebut akan berhenti sendiri, apakah

    itu dengan bantuan penekanan pada tempat luka ataupun tidak.

    Mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan itu

    dinamakan mekanisme pembekuan darah. Dalam mekanisme itu

    terlibat sebagai faktor yang berinteraksi satu sama lain

    membentuk sumbat pembekuan. Faktor-faktor yang terlibat

    terutama pembuluh darah, keping darah atau trombosit, dan

    faktor pembekuan. Bila salah satu faktor ini fungsinya kurang

    baik atau jumlah/kadarnya kurang, akan mengakibatkan

    perdarahn yang berlangsung lama atau bahkan dapat terjadi

    perdarahan spontan. Gangguan fungsi atau kekurangan tersebut

    biasanya berdiri sendiri-sendiri (8)

    Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan pembuluh darah yang

    terluka di dalam darah

    tersebut terdapat faktor-faktor pembeku yaitu zat yang

    berperan dalam

    menghentukan perdarahan. (5)

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    11

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    12/28

    a.Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi

    luka pada pembuluh darah (yaitu saluran tempat

    darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah

    keluar dari pembuluh.b.Pembuluh darah mengerut/ mengecil.c.Keping darah (trombosit) akan menutup luka

    pada pembuluh.d.Faktor-faktor pembeku da-rah bekerja membuat

    anyaman (benang - benang fibrin) yang akan

    menutup luka sehingga darah berhenti mengalir

    keluar pembuluh.

    Gambar 1

    a.Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi

    luka pada pembuluh darah (yaitu saluran tempat

    darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah

    keluar dari pembuluh.b.Pembuluh darah mengerut/ mengecil.c.Keping darah (trombosit) akan menutup luka

    pada pembuluh.d.Kekurangan jumlah factor pembeku darah

    tertentu, mengakibatkan anyaman penutup luka

    tidak terbentuk sempurna, sehingga darah tidak

    berhenti mengalir keluar pembuluh.

    Gambar 2

    Perdarahan di bagian dalam dapat mengganggu fungsi

    sendi yakni mengakibatkan otot sendi menjadi kaku dan

    lumpuh, bahkan kalau perdarahan berlanjut dapat

    mengakibatkan kematian pada usia dini. Hemofilia A

    disebabkan oleh kekurangan Faktor VIII dalam darah, sedangkan

    hemofilia B disebabkan oleh kekurangan Faktor IX. Tingkat

    normal Faktor VIII dan Faktor IX adalah 50-200%. Sedangkan

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    12

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    13/28

    pada orang sehat, nilai rata-rata kedua faktor pembeku darah itu

    adalah 100% (7)

    II.6 JENIS HEMOFILIA (1)

    1. Hemofilia Klasik atau Hemofilia A

    Hemofilia ini disebabkan karena defisiensi atau tidak

    adanya aktifitas factor

    antihemofilia VIII

    2. Penyakit Christhmas atau Hemofilia B

    Pada Hemofilia ini ditemukan defisiensi atau tidak adanya

    aktifitas factor IX

    II.7 KLASIFIKASI HEMOFILIA ( 1 )

    Berat : dengan kadar aktifitas factor VIII atau IX kurang

    dari 1 %

    Sedang : dengan kadar aktifitas factor VIII atau IX diantara

    1 % dan 5 %

    Ringan : dengan kadar aktifitas factor VIII atau IX 5 %

    atau lebih

    II. 8 GEJALA KLINIS

    Pada Hemofilia A dan Hemofilia B ini mempunyai riwayat,

    sifat dan gejala yang sama. Gejala dapat ringan sekali bahkan

    mungkin tidak memberikan gejala, tetapi dapat pula

    mengakibatkan gejala berat sehingga memerlukan tindakan

    segera. Gejala penyakit ini dapat berupa kebiruan pada kulit,

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    13

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    14/28

    perdarahan sendi, otot atau perdarahan setelah trauma atau

    operasi( 2 )

    Selain itu dapat terjadi perdarahan berulang ke dalam sendi

    menyebabkan degenerasi kartilago artikularis disertai gejala

    arthritis. Kerusakan sendi adalah kerusakan yang disebabkan

    oleh perdarahan berulang di dalam dan di sekitar rongga sendi.

    Kerusakan yang menetap dapat disebabkan oleh satu kali

    perdarahan yang berat (hemarthrosis). Makin sering perdarahan

    dan makin banyak perdarahan makin besar kerusakan.Dokter

    menyebut kerusakan sendi pada hemofilia sebagai "artropatihemofilia". Terdapat banyak pembuluh darah dalam sinovium.

    Ini merupakan satu alasan mengapa sendi sering mengalami

    perdarahan pada hemofilia. Jika terjadi perdarahan dalam

    sendi, sinovium menyerap darah untuk menyingkirkannya. Zat

    besi dalam darah akan tertimbun pada sinovium. Hal ini dapat

    menyebabkan sinovium menjadi tebal.Sinovium yang tebal ini

    mengandung lebih banyak pembuluh darah sehingga lebihmudah berdarah. Dengan cara ini, perdarahan pada sendi

    merupakan lingkaran setan. Jika sendi rusak, perdarahan lebih

    sering terjadi. Kerusakan akan makin buruk. Seperti kerusakan

    sendi, sering terjadi pengerutan jaringan lunak, tendo,

    danligamen sekitar sendi sehingga kemampuan gerak sendi

    sebagian hilang.

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    14

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    15/28

    Gambar 2

    Perdarahan retroperitoneal dan intracranial merupakan

    keadaan yang mengancam jiwa. Derajat perdarahan berkaitan

    dengan banyaknya aktivasi factor dan beratnya cedera.

    Perdarahan dapat terjadi segera atau berjam- jam setelah

    cedera. Perdarahan karena pembedahan sering terjadi pada

    semua pasien hemophilia dan segala prosedur pembedahan

    yang diantisipasi memerlukan penggantian factor secara

    agresifsewaktu praoperasi dan pascaoperasi sebanyak lebih dari

    50 % tingkat aktivitas ( 1 )

    II.9 PEMERIKSAAN

    I. Pemeriksaan Fisik ( 6 )

    Adanya perdarahan yang dapat berupa :

    hematom di kepala atau tungkai atas/bawah

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    15

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    16/28

    hemarthrosis

    sering dijumpai perdarahan interstitial yang akan

    menyebabkan atrofi dari otot, pergerakan terganggudan terjadi kontraktur sendi. Sendi yang sering terkena

    adalah siku, lutut, pergelangan kaki, paha dan sendi

    bahu.

    II. 10 Pemeriksaan Penunjang ( 2,6 )

    Pemeriksaan Laboratorium meliputi pengukuran kadar factor

    yang sesuai untuk factor VIII dan factor IX, antara lain :

    APTT/masa pembekuan memanjang

    PPT (Plasma Prothrombin Time) normal

    SPT (Serum Prothrombin Time) pendek

    Kadar fibrinogen normal

    Retraksi bekuan baik

    Gambaran darah tepi normal

    Rumpel leed negativeII. 11 DIAGNOSA

    Diagnosis hemofilia dibuat berdasarkan riwayat perdarahan,

    gambaran klinik dan pemeriksaan laboratorium. Pada penderita

    dengan gejala perdarahan atau riwayat perdarahan, pemeriksaan

    laboratorium yang perlu diminta adalah pemeriksaan penyaring

    hemostasis yang terdiri atas hitung trimbosit, uji pembendungan,

    masa perdarahan, PT (prothrombin time - masa protrombin

    plasma), APTT (activated partial thromboplastin time masa

    tromboplastin parsial teraktivasi) dan TT (thrombin time masa

    trombin). Pada hemofilia A atau B akan dijumpai pemanjangan

    APTT sedangkan pemerikasaan hemostasis lain yaitu hitung

    trombosit, uji pembendungan, masa perdarahan, PT dan TT dalam

    batas normal. Pemanjangan APTT dengan PT yang normal

    menunjukkan adanya gangguan pada jalur intrinsik sistem

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    16

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    17/28

    pembekuan darah. Faktor VIII dan IX berfungsi pada jalur intrinsik

    sehingga defisiensi salah satu dari faktor pembekuan ini akan

    mengakibatkan pemanjangan APTT yaitu tes yang menguji jalur

    intrinsik sistem pembekuan darah. ( 3 )

    II. 12 DIAGNOSIS BANDING ( 3)

    Untuk membedakan hemofilia A dari hemofilia B atau

    menentukan faktor mana yang kurang dapat dilakukan

    pemeriksaan TGT (thromboplastin generation test) atau dengan

    diferensial APTT. Namun dengan tes ini tidak dapat ditentukan

    aktivitas masing - masing faktor. Untuk mengetahui aktivitas F VIII

    dan IX perlu dilakukan assay F VIII dan IX. Pada hemofilia A

    aktivitas F VIII rendah sedang pada hemofilia B aktivitas F IX

    rendah.

    Selain harus dibedakan dari hemofilia B, hemofilia A juga

    perlu dibedakan dari penyakit von Willebrand, Karena pada

    penyakit ini juga dapat ditemukan aktivitas F VIII yang rendah.

    Penyakit von Willebrand disebabkan oleh defisiensi atau

    gangguan fungsi faktor von Willebrand. Jika faktor von Willebrand

    kurang maka F VIII juga akan berkurang, karena tidak ada yang

    melindunginya dari degradasi proteolitik. Di samping itu defisiensi

    faktor von Willebrand juga akan menyebabkan masa perdarahan

    memanjang karena proses adhesi trombosit terganggu. Pada

    penyakit von Willebrand hasil pemerikasaan laboratorium

    menunjukkan pemanjangan masa perdarahan, APTT bisa normal

    atau memanjang dan aktivitas F VIII bisa normal atau rendah.

    Di samping itu akan ditemukan kadar serta fungsi faktor von

    Willebrand yang rendah. Sebaliknya pada hemofilia A akan

    dijumpai masa perdarahan normal, kadar dan fungsi faktor von

    Willebrand juga normal.

    II. 13 PENATALAKSANAAN ( 4 )

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    17

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    18/28

    1) Terapi supportif

    Pengobatan rasional pada hemofilia adalah menormalkan

    kadar faktor anti hemofilia yang kurang , namun ada

    beberapa hal yang harus diperhatikan:

    a) Melakukan pencegahan baik menghindari luka atau

    benturan.

    b) Merencanakan suatu tindakan operasi seta

    mempertahankan kadar aktivitas faktor pembekuan

    sekitar 30-50 %.

    c) Untuk mengatasi perdarahan akut yang terjadi maka

    dilakukan tindakan pertama seperti

    rest,ice,compressio,elevation ( RICE ) pada lokasi

    perdarahan.

    d) Pemberian kortikosteroid sangat membantu untuk

    menghilangkan proses inflamasi. pada sinovitis akut yang

    terjadi setelah serangan akut hemartosis, pemberian

    prednison 0,5-1 mg/kg BB/ hari harian selama 5-7 hari

    dapat mencegah sisa berupa kaku sendi ( artrosis ) yang

    mengganggu aktivitas serta menurunkan kualitas hidup

    pasien hemophilia.

    e) Analgetika. pemakaian analgetika diindikasikan pada

    pasien hemartosis dengan nyeri hebat dan sebaiknya

    dipilih analgetika yang tidak mengganggu agregasi

    trombosit ( harus dihindari pemakaian aspirin dan

    antikoagulan.

    f) Rehabilitasi medik.sebaiknya dilakukan sedini mungkin

    secara komprehensif dan holistik dalam sebuah tim karena

    keterlambatan pengelolaan akan menyebabkan kecacatan

    dan ketidakmampuan baik fisik,okupasi maupun

    psikososial dan edukasi

    2) Terapi pengganti factor pembekuan

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    18

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    19/28

    Pemberian faktor pembekuan dilakukan 3 kali seminggu

    untuk menghindari kecacatan fisik ( terutama sendi )

    sehingga pasien hemofilia dapat melakukan aktivitas normal

    namun untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan faktor

    anti hemofilia yang cukup banyak dengan biaya yang tinggi.

    Terapi pengganti faktor pembekuan pada kasus hemofilia

    dilakukan dengan memberikan F VIII atau F IX baik

    rekombinan, konsentrat maupun komponen darah yang

    mengandung cukup banyak faktor-faktor pembekuan

    tersebut , pemberian biasanya dilakukan dalam beberapa

    hari sampai luka atau pembengkakan membaik.

    Patokan terapi (bila tersedia fasilitas) kurang lebih sebagai

    berikut : ( 6 )

    Macam perdarahan Kadar F.VIII

    sampai (%)

    Dosis unit/kg

    bb per 12 jam

    Terapi

    pelengkapSpontan dalam sendi,

    otot

    Hematuria

    Hematoma di tempat

    berbahaya

    40-50

    40-50

    60-80

    20-25 (2-3 hari)

    20-25

    (sp grosshematuri

    menghilang)

    30-40

    (5-7 hari)

    Prednison 2

    mg/kg bb/hari

    (1x)

    1mg/kgbb/hari

    (x2)

    Immobilisasi

    Prednison

    2mg/kgbb/hari

    (1x)

    1mg/kgbb/hari

    (x2)

    (EACA

    kontraindikasi)SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    19

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    20/28

    Tindakan gigi :

    ekstraksi 1 gigi

    Ekstraksi multiple

    Operasi besar, trauma

    kepala, kecelakaan berat

    Pasien dengan inhibitor

    F.VIII

    20-30

    40-50

    100-150

    10-15 (1 hari)

    20-25 (1-3 hari)

    50-75

    Human AHF

    concentrate

    dosis tinggi,

    proplex (faktor

    II, VIII, IX, X) AHF

    sapi/babi

    Fisioterapi jika

    ada gangguan

    saraf oleh karena

    tekanan

    Perawatan gigi

    profilaktik EACA

    100mg/kgbb/hari/

    6 jam (7 hari)

    Kumur antiseptik

    Skrining

    inhibitor, assay

    F.VIII tiap jam

    (ideal)

    Siklofosfamid iv

    atau oral,

    plasmapheresisKeterangan :

    EACA = aminocaproic acid

    Panduan Terapi Penggantian dengan Konsentrat Antihemophilic

    Factor(AHF) dan and Factor pada Hemofilia (10)

    Tipe Pendarahan Level Hemostatik yang

    diinginkan (% dari

    Normal)

    Lama Terapi

    Penggantian

    (hari)AHF Factor IX

    Sistem saraf pusat,

    intrakranial, retrofaringeal,

    retroperitoneal

    50-100 50-100 10-14

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    20

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    21/28

    Intra-artitular, intramuscular 50 25-50 Hingga 7

    Mukosa (misal epistakis) 30 20 1-2

    Profilaksis bedah 50-100 a 50-100 a Hingga 14

    a: Level serum yang diinginkan bisa dikurangi minggu terapi

    setelah operasi.

    Untuk mencapai dan mempertahankan level hemostatik serum,

    pasien harus menerima loading dose diikuti dosis pemeliharaan.

    3.) Konsentrat F VIII/F IX

    Hemofilia A berat maupun hemofilia ringan dan sedangdengan episode

    perdarahan yang serius membutuhkan koreksi faktor

    pembekuan dengan kadar yang tinggi yang harus diterapi

    dengan konsentrat F VIII yang telah dilemahkan virusnya , waktu

    paruh F VIII adalah 8-12 jam sedangkan F IX 24 jam dan volume

    distribusi dari F IX kira-kira 2 kali dari F VIII

    4) Antifibrinolitik

    Preparat antifibrinolitik digunakan pada pasien hemolitik B

    untuk menstabilkan bekuan/fibrin dengan cara menghambat

    proses fibrinoloisis , hal ini ternyata sangat membantu pasien

    hemofilia dengan perdarahan , terutama pada kasus perdarahan

    mukosa mulut akibat ekstraksi gigi karena saliva yang banyak

    mengandung enzim fibrinolitik

    5) Terapi gen

    Penelitian terapi gen dengan menggunakan vektor

    retrovirus , adenovirus dan adeno- associated virus memberikan

    harapan baru bagi pasien hemofilia , saat ini sedang intensif

    dilakukan penelitian invivo dengan memindahkan vektor

    adenovirus yang membawa gen antihemofilia ke dalam sel hati

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    21

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    22/28

    Penyulit pengobatan

    1. Inhibitor faktor pembekuan

    Penyulit yang berpotensi mengancam kehidupan pasienhemofilia adalah terbentuknya antibodi poliklonal terhadap F VIII

    atau F IX , antibodi ini akan menghambat aktivitas faktor

    pembekuan sehingga pemberian terapi pengganti kurang efektif

    atau bahkan tidak efektif sama sekali , mekanisme terbentuknya

    antibodi ini belum diketahui secara menyeluruh , kemungkinan

    sensitasi berulang akibat pemberian pemberian komponen

    darah atau konsentrat faktor pembekuan namun ternyatainhibitor ini dapat ditemukan pada anak anak hemofilia A yang

    hanya diberi faktor pembekuan rekombinan atau bahkan pada

    mereka yang tidak pernah diterapi .

    Upaya mengatasi penyulit ini adalah dengan pemberian

    konsentrat kompleks protrombin aktif meskipun kurang aman

    sedangkan F VIII porcine merupakan pilihan lain untuk pasien

    hemofilia A dengan inhibitor F VIII , gama globulin dapat

    diberikan meskipun hasilnya belum dapat diramalkan secara

    klinis

    2. Penularan penyakit

    Penularan penyakit melalui produk darah cukup tinggi terjadi

    di negara-negara berkembang termasuk indonesia seperti

    hepatitis , malaria , HIV, HTLV-1, virus eipstein barr, HHV-6,

    cytomegalo virus dll , hal tersebut dilatar belakangi keadaan

    sosial ekonomi yang berdampak pada pelayanan , sarana dan

    fasilitas kesehatan

    II. 14 KOMPLIKASI ( 4 )

    I. Arthropati hemophilia

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    22

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    23/28

    yaitu penimbunan darah intra artikular yang menetap

    dengan akibat degenerasi kartilago dan tulang sendi secara

    progresif , hal ini menyebabkan penurunan sampai rusak nya

    fungsi sendi , sendi yang sering mengalami komplikasi adalh

    sendi lutut , pergelangan kaki dan siku .

    II. Perdarahan yang berkepanjangan

    akibat tindakan medis sering ditemukan jika tidak

    dilakukan terapi pencegahan dengam memberikan faktor

    pembekuan darah bagi hemofilia sedang dan berat sesuai

    dengan tindakan medis yang dilakukan

    III. Hemarthrosis

    IV. Perdarahan intramuscular

    V. Perdarahan intracranial

    II. 14 PROGNOSIS

    Tersedianya fasilitas darah segar, kropresipitat dan F

    VIII menyebabkan prognosis hemofilia menjadi baik.

    BAB III

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    Hemofilia penyakit herediter tetapi sekitar 20-30% pasien

    tidak memiliki riwayat Keluarga dengan gangguanSMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    23

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    24/28

    pembekuan darah, sehingga diduga terjadi mutasi spontan

    akibat lingkungan endogen ataupun eksogen

    Hemofilia terjadi akibat adanya mutasi pada gen yang

    menghasilkan Faktor VIII dan IX. Dan ini terjadi pada

    kromosom X.

    Penderita hemofilia parah/berat yang hanya memiliki

    kadar faktor VIII atau faktor IX kurang dari 1% dari jumlah

    normal di dalam darahnya, dapat mengalami beberapa

    kali perdarahan dalam sebulan. Kadang - kadang

    perdarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.

    Penderita hemofilia sedang lebih jarang mengalami

    perdarahan dibandingkan hemofilia berat. Perdarahan

    kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat,

    seperti olah raga yang berlebihan.

    Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami

    perdarahan. Mereka mengalami masalah perdarahan

    hanya dalam situasi tertentu, seperti operasi, cabut gigi

    atau mangalami luka yang serius. Wanita hemofilia ringan

    mungkin akan pengalami perdarahan lebih pada saat

    mengalami menstruasi.

    Faktor-faktor yang terlibat terutama pembuluh darah,

    trombosit, dan faktor pembekuan. Bila salah satu faktor ini

    fungsinya kurang baik atau jumlah/kadarnya kurang, akan

    mengakibatkan perdarahn yang berlangsung lama atau

    bahkan dapat terjadi perdarahan spontan

    Pada orang normal, Faktor-faktor pembeku darah bekerja

    membuat anyaman (benang - benang fibrin) yang akan

    menutup luka sehingga darah berhenti mengalir keluar

    pembuluh.

    Pada Hemofilia, Kekurangan jumlah factor pembeku darah

    tertentu, mengakibatkan anyaman penutup luka tidak

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    24

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    25/28

    terbentuk sempurna, sehingga darah tidak berhenti

    mengalir keluar pembuluh.

    Terdapat 2 jenis Hemofilia yaitu Hemofilia A dan Hemofilia

    B dimana Hemofilia A disebabkan oleh kekurangan

    Faktor VIII dalam darah, sedangkan hemofilia B

    disebabkan oleh kekurangan Faktor IX

    Klasifikasi Hemofilia terdiri atas ringan, sedang, dan berat

    tergantung dari kadar aktifitas factor VIII dan IX

    Pada Hemofilia A dan Hemofilia B ini mempunyai riwayat,

    sifat dan gejala yang sama. Gejala dapat ringan sekali

    bahkan mungkin tidak memberikan gejala, tetapi dapat

    pula mengakibatkan gejala berat sehingga memerlukan

    tindakan segera. Gejala penyakit ini dapat berupa

    kebiruan pada kulit, perdarahan sendi, otot atau

    perdarahan setelah trauma atau operasi, arthritis,

    perdarahan retroperitoneal hingga perdarahan intracranial

    Pada penderita dengan gejala perdarahan atau riwayat

    perdarahan, pemeriksaan laboratorium yang perlu diminta

    adalah pemeriksaan penyaring hemostasis yang terdiri

    atas hitung trimbosit, uji pembendungan, masa

    perdarahan, PT (prothrombin time - masa protrombin

    plasma), APTT (activated partial thromboplastin time

    masa tromboplastin parsial teraktivasi) dan TT (thrombin

    time masa trombin)

    Pada hemofilia A atau B akan dijumpai pemanjangan APTT

    sedangkan pemerikasaan hemostasis lain yaitu hitung

    trombosit, uji pembendungan, masa perdarahan, PT dan

    TT dalam batas normal.

    Pemberian faktor pembekuan dilakukan 3 kali seminggu

    untuk menghindari kecacatan fisik ( terutama sendi )

    sehingga pasien hemofilia dapat melakukan aktivitas

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    25

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    26/28

    normal dimana patokan pemberiannya tergantung dari

    macam perdarahannya.

    Komplikasi dari Hemofilia antara lain Arthropati

    hemophilia, perdarahan berkepanjangan, hematrosis,

    perdarahan intramuscular hingga perdarahan intracranial

    yang dapat mengancam jiwa.

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    26

  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    27/28

    Daftar Pustaka

    3. Price,Sylvia Anderson, Gangguan koagulasi, Patofisiologi :

    konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi 6, Surabaya : EGC,

    2006, hal 291-304.

    4. dr Abdul Latief, dkk, Penyakit Perdarahan, Ilmu Kesehatan

    Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia, Edisi 11, Jakarta : 2007, hal 457-467.

    5. Dr Rahajuningsih Setiabudy, SpPKDSc,

    www.hemofillia.or.id/artikel.php?col_id, Diagnosis Hemofillia

    secara laboratorik, Diunduh 30 Agustus 2010

    6. Aliem Harahap,

    www.aliemharahap.blogspot.com/2009/10/hemofillia.html,

    Diagnosis Hemofillia, diunduh 30 Agusts 2010.

    7. Anonim, www.hemofillia.or.id/hemofillia.php,

    Penatalaksanaan penderita hemofillia, diunduh 30 Agustus 2010

    8. Bambang Permono, www.last3arthtree.files.wordpress.com,

    Penatalaksanaan kekurangan darah, diunduh 25 Agustus 2010.

    9. Djajadiman Gatot, www.info-sehat.com/content.php?

    s._sid=997, Hemofillia, diunduh 25 Agustus 2010

    10.Djajadiman Gatot, www.idai.or.id/hottopics/detils.asp?q=97,

    Hemofillia, diunduh 25 Agustus 2010.

    11.Suryo, Genetika Manusia, Gajah Mada University Press,

    Yogjakarta : 2008

    12.htp://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=1284,

    medika mentosa- edisi juli 2009 ( vol.8 no 12 ).

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    27

    http://www.hemofillia.or.id/artikel.php?col_idhttp://www.aliemharahap.blogspot.com/2009/10/hemofillia.htmlhttp://www.hemofillia.or.id/hemofillia.phphttp://www.last3arthtree.files.wordpress.com/http://www.info-sehat.com/content.php?s._sid=997http://www.info-sehat.com/content.php?s._sid=997http://www.idai.or.id/hottopics/detils.asp?q=97http://www.hemofillia.or.id/artikel.php?col_idhttp://www.aliemharahap.blogspot.com/2009/10/hemofillia.htmlhttp://www.hemofillia.or.id/hemofillia.phphttp://www.last3arthtree.files.wordpress.com/http://www.info-sehat.com/content.php?s._sid=997http://www.info-sehat.com/content.php?s._sid=997http://www.idai.or.id/hottopics/detils.asp?q=97
  • 7/31/2019 Makalah Hemofilia Edit

    28/28

    SMF Ilmu

    Kesehatan Anak RSUD Nganjuk

    28