p2 dbd
DESCRIPTION
materi DBDTRANSCRIPT
DEMAM BERDARAH DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE
Susilowati Andajani, dr, MSSusilowati Andajani, dr, MS
- Masalah kes. masy. di IndonesiaMasalah kes. masy. di Indonesia- M’nimbulkan dampak sosial & ekonomiM’nimbulkan dampak sosial & ekonomi- Indonesia m’duduki peringkat ke-2 negara Indonesia m’duduki peringkat ke-2 negara
endemis tinggi DBD di Asia Tenggaraendemis tinggi DBD di Asia Tenggara- Jumlah penderita cenderung meJumlah penderita cenderung me, ,
penyebaran semakin luas penyebaran semakin luas * mobilitas * mobilitas penduduk penduduk
* Kepadatan penduduk * Kepadatan penduduk - Dapat menimbulkan KematianDapat menimbulkan Kematian- Seringkali menimbulkan KLB/WabahSeringkali menimbulkan KLB/Wabah
Faktor penyebab munculnya kembali KLB Faktor penyebab munculnya kembali KLB DengueDengue
1. Pertumbuhan jml penduduk tdk 1. Pertumbuhan jml penduduk tdk
memiliki pola tttmemiliki pola ttt
2.Urbanisasi tak berencana & tak terkontrol2.Urbanisasi tak berencana & tak terkontrol
3. Penyediaan air bersih tak memadai3. Penyediaan air bersih tak memadai
4. Penyebaran & kepadatan nyamuk meningkat4. Penyebaran & kepadatan nyamuk meningkat
5. Kurangnya Survailans vektor yg efektif 5. Kurangnya Survailans vektor yg efektif
6. Penyebaran virus DEN meningkat6. Penyebaran virus DEN meningkat
7. Perkembangan hiperendemisitas7. Perkembangan hiperendemisitas
8.Melemahnya infra struktur kes.mas8.Melemahnya infra struktur kes.mas
Permasalahan global DBD
Di IndonesiaDi Indonesia - Angka kesakitan DBD 2006 : 51 /100.000 - Angka kesakitan DBD 2006 : 51 /100.000
pddkpddk - CFR 1968 41,3% turun jadi 1,8 % (2006)- CFR 1968 41,3% turun jadi 1,8 % (2006) - 1996-2002 serotipe DEN-3 dominan- 1996-2002 serotipe DEN-3 dominan - 2003-2005 DEN-2 dominan- 2003-2005 DEN-2 dominan Di Jawa Timur Di Jawa Timur - IR pada tahun 2006 : 56,28/100.000 pddk- IR pada tahun 2006 : 56,28/100.000 pddk - CFR 2006 :1,23 %- CFR 2006 :1,23 % - IR 2006 (Surabaya) : 149/100.000 pddk - IR 2006 (Surabaya) : 149/100.000 pddk - CFR 2006 (Surabaya) : 0,5 % - CFR 2006 (Surabaya) : 0,5 % - gol umur terbanyak 5 – 9 tahun- gol umur terbanyak 5 – 9 tahun
1. AGENT
- Virus dengue * Genus flavivirus * Famili flaviviridae * 4 serotipe: DEN-1,DEN-2,DEN-3,
DEN-4- Virus dominan DEN-3 diikuti DEN-2
Masa inkubasi : + 7 hari
2. HOST
Semua Usia, t.u 5 – 9 tahun / 14 tahun Ada kecenderungan keproporsi Px DBD
pada usia dewasa ♀ > ♂
Faktor Risiko DBD Usia Strain virus dengue Genetik Infeksi dengue sekunder
Manifestasi Klinis infeksi virus DengueManifestasi Klinis infeksi virus Dengue
1.1. AsymptomatisAsymptomatis2.2. Mild undifferentiated feverMild undifferentiated fever3.3. Dengue feverDengue fever4.4. Dengue haemorrhagic feverDengue haemorrhagic fever5.5. Dengue shock syndromeDengue shock syndrome
Iceberg PhenomenaIceberg Phenomena
DSSDHF
DENGUE KLASIK
“SILENT DENGUE
INFECTION”
Gambar 1. Manifestasi infeksi virus dengue pada manusia ( WHO, 1975)
Derajat penyakit DBD (WHO,2005)Derajat penyakit DBD (WHO,2005)
Derajat I Derajat I :Demam, Gx umum tdk khas, RL (+):Demam, Gx umum tdk khas, RL (+)Derajat IIDerajat II :Derajat I, disertai perdarahan :Derajat I, disertai perdarahan
spontanspontanDerajat IIIDerajat III :kegagalan sirkulasi, nadi cepat & :kegagalan sirkulasi, nadi cepat &
lemah, hipotensi, sianosis sekitar lemah, hipotensi, sianosis sekitar mulut,kulit dingin lembab, gelisahmulut,kulit dingin lembab, gelisah
Derajat IV Derajat IV : Syok berat, nadi tdk teraba, dan tek. : Syok berat, nadi tdk teraba, dan tek. darah tdk terukurdarah tdk terukur
Pengelolaan penderita(lihat lampiran)Pengelolaan penderita(lihat lampiran)
EnvironmentEnvironment
Vektor penyakit :- Ae. aegyptiVektor penyakit :- Ae. aegypti
- Ae. albopictus- Ae. albopictus
- Ae. scutellaris - Ae. scutellaris
Vektor Utama Vektor Utama “ “Aedes aegypti” (black- white mosquito)Aedes aegypti” (black- white mosquito)
- Domestik- Domestik- Istirahat di ruangan gelap & Lembab- Istirahat di ruangan gelap & Lembab- Anthropophylic- Anthropophylic- M’gigit pagi –petang hari - M’gigit pagi –petang hari (pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00)(pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00)- Multiple bites- Multiple bites- Suka hinggap pada benda tergantung- Suka hinggap pada benda tergantung- Flight range : 40 – 100 m- Flight range : 40 – 100 m
- Morfologi : ukuran nyamuk< dari nyamuk lain - Morfologi : ukuran nyamuk< dari nyamuk lain warna dasar hitam dgn bintik-2 putih warna dasar hitam dgn bintik-2 putih pada bag badan, kaki & Sayap pada bag badan, kaki & Sayap
- Breeding places :- Breeding places :Container yang bersifat tetap in door / out door Container yang bersifat tetap in door / out door
- Metamorfosis : sempurna- Metamorfosis : sempurna telur - jentik - kepompong - nyamuktelur - jentik - kepompong - nyamuk 1-2 hr 4-9 hr 2-3 hr1-2 hr 4-9 hr 2-3 hr
Mekanisme Penularan :Mekanisme Penularan :1. Virus telah berada dalam darah manusia 1. Virus telah berada dalam darah manusia
1 – 2 hari sebelum demam1 – 2 hari sebelum demam2. Masa Viremia 4 – 7 hari2. Masa Viremia 4 – 7 hari3. 3 – 10 hari setelah vektor menghisap 3. 3 – 10 hari setelah vektor menghisap
darah penderita darah penderita sumber penularan sumber penularan4. Vektor infected seumur hidup4. Vektor infected seumur hidup
Derajat penularan virus dengue dipengaruhiDerajat penularan virus dengue dipengaruhi1. Kepadatan vektor1. Kepadatan vektor2. Mobilitas penduduk2. Mobilitas penduduk
KEBIJAKSANAAN PROGRAM P2 DBD Mengacu pada Kep.Men.Kes No. 581/92
P2 DBD diutamakan melalui pencegahan - PSN oleh masyarakat- Penyuluhan
Upaya pencegahan DBD di tk desa / kelurahan- Secara swadaya- Di koordinir oleh satgas PSN
Pembinaan pelaksanaan oleh :- Tim pelaksana PSN- Kelompok Pelaksana PSN
Penggunaan insektisida, untuk :- Membatasi penyebaran peny. DBD- Mencegah KLB peny. DBD
JAWA TIMURJAWA TIMUR1.1. Peny. DBD di Jatim semakin luas penyebarannya :Peny. DBD di Jatim semakin luas penyebarannya :
- 100 % Kab./Kota- 100 % Kab./Kota- - ++ 17,9 % desa yang ada 17,9 % desa yang ada
2.2. Kegiatan P2 DBD diutamakan mel. pencegahan Kegiatan P2 DBD diutamakan mel. pencegahan dengan dengan - PSN oleh masyarakat- PSN oleh masyarakat
- Penyuluhan- Penyuluhan3.3. Upaya pencegahan di tk. desa dilaksanakan :Upaya pencegahan di tk. desa dilaksanakan :
- Secara swadaya- Secara swadaya- Di koordinir oleh satgas PSN- Di koordinir oleh satgas PSN
4.4. Indek jentik masih tinggi, penggerakan PSN oleh Indek jentik masih tinggi, penggerakan PSN oleh masy. perlu lebih di masy. perlu lebih di kan kan
5.5. Pendanaan dari Pemerintah (APBN + APBD), perlu Pendanaan dari Pemerintah (APBN + APBD), perlu partisipasi masy. termasuk swastapartisipasi masy. termasuk swasta
KEBIJAKAN PROGRAM P2 DBD DI JATIMMengacu kebijakan program P2 DBD DEPKES
Kegiatan yang telah dilaksanakan selama pelita VI :- Penyuluhan & PSN oleh masy. :
* Instruksi Gubernur No. 8/ 1989 * SK Gubernur No. 96/1989
- Pemeriksaan jentik berkala di : rumah, sekolah, TTU lain- Pemberantasan sebelum musim penularan di desa / kel. endemis- Kewaspadaan dini :
* Penyelidikan Epidemiologi (PE)* Pemantauan wilayah setempat* Deteksi dini focus DBD
- Penemuan & pencegahan penderita- Pe penatalaksanaan penderita DBD & sistem rujukannya
TUJUAN P2.DBD
1. Mencegah & membatasi terjadinya KLB penyakit DBD
2. Me angka kesakitan penyakit DBD
3. Me angka kematian penyakit DBD
4. Me peranserta masyarakat dalam PSN
Target program P2 DBD
1. Angka kesakitan penyakit DBD < 10 per 100.000 penduduk
2. Angka kematian penyakit DBD < 1 %
3. Angka bebas jentik > 95 %
Strategi P2DBDa. Melaksanakan pemberantasan sebelum musim
penularan
b. Me pengamatan penderita DBD
c. Melaporkan setiap kasus DBD ke Pusk/Dinkes
d. Melaksanakan kunjungan rumah untuk penyuluhan, pemeriksaan jentik berkala & PSN
e. Me penyuluhan kepada masyarakat
f. Me penatalaksanaan penderita DBD
Pokok-2 Kegiatan P2. DBD1. Penemuan & pengobatan penderita2. Kewaspadaan dini terhadap KLB3. Pemberantasan vektor - pemberantasan intensif di Kec. endemis - penanggulangan focus4. Penyuluhan pada masyarakat5. Pelatihan tenaga termasuk kader6. Bimbingan tehnis, pemantauan dan evaluasi
Gambar 2. Bagan Penanggulangan seperlunyaGambar 2. Bagan Penanggulangan seperlunya (penanggulangan kasus/tersangka DBD di lapangan) (penanggulangan kasus/tersangka DBD di lapangan)
Penderita / Tersangka DBD
Penyelidikan epidemiologi
-Pemeriksaan jentik
-Pencarian penderita panas
Di rumah Px & 20 rumah sekitarnya
Ada Px DBD lain atau ada jentik dan Px panas > / 3 orang
- Penyuluhan- PSN- Fogging
- Penyuluhan
- PSN
ya
tidak
PEMBERANTASAN VEKTOR
1. Pemberantasan nyamuk Fogging efek residu (-) * Organophospate - malation - fenitrotion * Pyretroid sintetic - lamda sihalotrin - permetrin * Carbamat mesin Fog atau ULV 2 siklus interval, 1 minggu
2. Pemberantasan Jentik Ae. aegypti2. Pemberantasan Jentik Ae. aegypti PSNPSN a. Kimia (larvasida) a. Kimia (larvasida) abatisasi abatisasi * Temephos 1%:10 gr/100 l air* Temephos 1%:10 gr/100 l air b. Biologib. Biologi * ikan pemakan jentik* ikan pemakan jentik c. Growth regulatorc. Growth regulator * Bacillus thuringiensis * Bacillus thuringiensis d. Fisikd. Fisik * 3 M * 3 M
Kep. MenkesNo. 581/Menkes/SK/VII/92
PSN
Semua upaya untuk memberantas jentik Aedes aegypti3 M * Menguras
* Menutup* Mengubur* Abatisasi* Memelihara ikan* Cara-cara lain
Pada P2.DBD survei jentik Pada P2.DBD survei jentik cara visual cara visual
Ukuran kepadatan jentikUkuran kepadatan jentikA. House index (HI)A. House index (HI) jumlah rumah dgn jentikjumlah rumah dgn jentik
--------------------------------------- x 100 %--------------------------------------- x 100 % jumlah rumah yang diperiksa jumlah rumah yang diperiksa
B. Container index (CI)B. Container index (CI) jumlah container dgn jentikjumlah container dgn jentik
--------------------------------------- x 100 %--------------------------------------- x 100 % jumlah container yang diperiksajumlah container yang diperiksa
C. Breteau index (BI)C. Breteau index (BI) jumlah container dgn jentik dalam 100 rumah jumlah container dgn jentik dalam 100 rumah
Tabel 1. Jenis kegiatan pemberantasan Ae. aegypti Tabel 1. Jenis kegiatan pemberantasan Ae. aegypti berdasarkan strata kerawanan desa/kelurahan berdasarkan strata kerawanan desa/kelurahan
Ket : (+) PJB disertai abatisasi selektif pada TPA yang ada jentik Ket : (+) PJB disertai abatisasi selektif pada TPA yang ada jentik * PJB rumah dilaksanakan jika ada desa rawan I atau II di kecamatan * PJB rumah dilaksanakan jika ada desa rawan I atau II di kecamatan
yang samayang sama
Jumlah rumah tidak tidak ada jentik Jumlah rumah tidak tidak ada jentik ABJ =---------------------------------------------x 100%ABJ =---------------------------------------------x 100% jumlah rumah diperiksajumlah rumah diperiksa
Strata Strata Kerawanan Kerawanan
Desa/KelDesa/Kel
Fogging Fogging
MassalMassal
PJBPJB
PSNPSN HEHERumahRumah TTUTTU
1. Endemis1. Endemis ++ (+)(+) (+)(+) ++ ++
2. Sporadis2. Sporadis -- (+)(+) (+)(+) ++ ++
3. Potensial3. Potensial -- -*-* (+)(+) ++ ++
4. Bebas4. Bebas -- -- (+)(+) ++ ++
Fogging massal dilakukan sebelum musim Fogging massal dilakukan sebelum musim penularan DBDpenularan DBD
PJBPJB - tiap 3 bulan oleh kader (rumah), dan - tiap 3 bulan oleh kader (rumah), dan
TTU oleh petugas kesehatan TTU oleh petugas kesehatan - disertai penyuluhan tentang PSN- disertai penyuluhan tentang PSN - bila ada jentik di desa rawan I & II - bila ada jentik di desa rawan I & II serta TTU serta TTU abatisasi selektif abatisasi selektif
Penyuluhan kepada keluarga/masyarakatPenyuluhan kepada keluarga/masyarakat
STANDAR INFORMASI P2.DBDDATA EPIDEMIOLOGI1. Data kasus DBD a.Data kasus DBD per- bulan (PWS-DBD) b.Data Trend (insidens, CFR, jml Kec/Desa
Endemis,jumlah Kec/Desa terjangkit) c. Peta insidens DBD per Kecamatan d. Grafik penentuan musim penularan e. Grafik pola maksimal-minimal
2. Data Vektor Grafik indeks jentik (PWS-ABJ)
B. DATA OPERASIONAL 1. Data cakupan
a. % Kec/ Desa endemis yg dicakup pemb. intensif
b. % Kec/Desa endemis yg dicakup abatisasi c. % Kec/Desa yg dicakup PJB d. Data penanggulangan Focus
2. Data Sumber Daya a. Data sarana & peralatan P2.DBD b. Data PSP masyarakat c. Data Kader yg telah dilatih per Kecamatan
Pengamatan Peny. DBD di Puskesmas
Meliputi Kegiatan : Pencatatan Pengolahan Analisa & interpretasi data Penyebarluasan Informasi
Untuk :1. Pemantauan mingguan2. Mendeteksi dini adanya KLB3. Lap. mingguan P2 DBD4. Lap. bulanan P2 DBD5. Penentuan Desa/kelurahan rawan6. Mengetahui distribusi kasus DBD7. Penentuan musim penularan8. Mengetahui kecenderungan situasi peny. DBD
Pencatatan data penderita DBDdi Puskesmas
Dilakukan setiap hari Sumber data :
1. Puskesmas sendiri2. Puskesmas lain (cross notification)3. R.S melalui Dinkes Kabupaten/Kota 4. Dokter praktek swasta5. Unit yankes lain6. Hasil penyelidikan epidemiologi (additional case)
Pergunakan buku catatan harian penderita DBD
Pengamatan Penyakit DBD
UU No. 4 tahun 1984 Permenkes No. 560 tahun 1989 SK Menkes No. 581 tahun 1992
Semua Penyakit yang dapat menimbulkan wabah (termasuk DBD) harus segera dilaporkan dalam waktu < 24 jam
OKIOKI
Dokter RSDokter RS
Dokter PuskesmasDokter Puskesmas
Dokter PraktekDokter Praktek
Petugas KesehatanPetugas Kesehatan
Yang menemukan penderita /tersangka DBD wajib segera melaporkan kepada puskesmas sebagai laporan kewaspadaan
TUJUAN PENGAMATAN Penyakit Demam Berdarah Dengue
Memantau situasi penyakit DBD deteksi dini pe kasus
Menentukan wilayah rawan DBD Menentukan musim penularan Mengetahui perkembangan situasi (trend)
penyakit sehingga program P2 DBD dapat dijalankan secara efektif dan efisien
Kasus DBDKasus DBD
* Semua penderita DBD* Semua penderita DBD
* Semua penderita tersangka DBD* Semua penderita tersangka DBD
Penderita DBD Penderita DBD
Px dengan tandaPx dengan tanda22 yang yang memenuhi kriteria WHO dan atau memenuhi kriteria WHO dan atau penderita tersangka DBD dengan penderita tersangka DBD dengan hasil pemeriksaan serologis positifhasil pemeriksaan serologis positif
Penderita tersangka DBDPenderita tersangka DBD
Penderita panas tanpa sebab yang jelas Penderita panas tanpa sebab yang jelas disertai tandadisertai tanda22 perdarahan sekurang perdarahan sekurang22 nya uji nya uji tourniquet positif dan atau jumlah trombosit < tourniquet positif dan atau jumlah trombosit < 100.000 / mm100.000 / mm33
Dx klinis DBD (kriteria WHO, 2005)Dx klinis DBD (kriteria WHO, 2005)
Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelasjelas
Pembesaran hati dan atau tandaPembesaran hati dan atau tanda22 perdarahanperdarahan
Trombosit < 100.000 / mmTrombosit < 100.000 / mm33
Hematokrit meningkat > 20 %Hematokrit meningkat > 20 %
KRITERIA KLB DBD
1. Ada pe jumlah kasus di suatu desa/kel. (atau wilayah yg lebih luas) > 2 x dalam kurun waktu 1 mgg/1 bln dibandingkan dengan mgg/bln sebelumnya, atau pada bulan yang sama tahun yang lalu dan kasus tersebut tersebar di sebagian besar RK/RW di desa/kelurahan tersebut
2. Adanya > 1 Px di suatu wilayah kab/kota yg sebelumnya tidak pernah ada Px penyakit DBD
Tindakan bila terjadi Tindakan bila terjadi KLBKLB
• Puskesmas melakukan tindakan Puskesmas melakukan tindakan penanggulangan sesuai petunjukpenanggulangan sesuai petunjuk
• Melaporkan ke Dinkes Kab./Kota Melaporkan ke Dinkes Kab./Kota dengan formulir W 1 untuk tindakan dengan formulir W 1 untuk tindakan selanjutnyaselanjutnya
• Memberitahukan kepada camat & Memberitahukan kepada camat & lurah untuk penggerakan peran lurah untuk penggerakan peran serta masyarakatserta masyarakat
Tabel 1. Jumlah kasus DBD perbulan di kota BTabel 1. Jumlah kasus DBD perbulan di kota B tahun 1987 – 1991 dan 1992tahun 1987 – 1991 dan 1992
BulanBulan
TahunTahun19871987 198198
8819891989 19901990 199199
11Max.Max.
87 - 87 - 9191
Min.Min.
87 - 87 - 9191
19919922
(*)(*)
1.1. JanuariJanuari
2.2. PebruariPebruari
3.3. MaretMaret
4.4. AprilApril
5.5. Mei Mei
6.6. JuniJuni
7.7. JuliJuli
8.8. AgustusAgustus
9.9. SeptemberSeptember
10.10. OktoberOktober
11.11. Nopember Nopember
12.12. DesemberDesember
2020
1818
1616
2020
1212
88
99
44
33
55
99
1717
2323
2020
1818
1919
1515
1515
1616
1010
44
66
1111
1818
1919
2828
1212
99
88
66
77
33
33
44
55
55
1515
1212
2020
1919
1616
77
55
66
44
66
88
1010
1010
1313
1010
88
77
77
44
44
33
22
55
88
2323
2828
2020
2020
1616
1515
1616
1010
44
66
1111
1818
1010
1212
1010
88
77
66
44
22
22
22
55
55
1515
1818
2020
2323
1515
88
22
141141 175175 107107 128128 8181
Gambar 1. Grafik Pola Maksimal-Minimal penyakit DBD Di Kota BGambar 1. Grafik Pola Maksimal-Minimal penyakit DBD Di Kota B Tahun 1987 – 1991) & 1992Tahun 1987 – 1991) & 1992
0
5
10
15
20
25
30
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
Maksimal Minimal th 1992
Tabel 2. Interpretasi dari grafik pola maks - min dan tindakan yang harus dilaksanakan
TrendTrend InterpretasiInterpretasi TindakanTindakan- Grafik kasus Grafik kasus (GK) (GK)
melampaui melampaui grafik grafik
maksimalmaksimal
- Terjadi KLB- Terjadi KLB 1)1) Penyelidikan Penyelidikan Epidemiologi Epidemiologi untuk kepastian untuk kepastian KLBKLB
2)2) Konfirmasi Konfirmasi diagnosadiagnosa
3)3) Menentukan luas Menentukan luas wilayah wilayah terjangkit KLBterjangkit KLB
4)4) Menyusun Menyusun rencana rencana penanggulangan penanggulangan KLB (lihat Juklak KLB (lihat Juklak penanggulangan penanggulangan KLB & wabah KLB & wabah DBD)DBD)
5)5) Laporan Laporan KLB/Wabah KLB/Wabah (form W1)(form W1)
- GK tepat pada GK tepat pada garis garis
grafik maksimalgrafik maksimal
- Waspada Waspada terhadap terhadap
kemungkinankemungkinan KLBKLB
1)1) Pengamatan Pengamatan kasus/tersangka kasus/tersangka DBD lebih DBD lebih digiatkandigiatkan
2)2) Persiapan tenaga Persiapan tenaga & sarana & sarana penanggulangan penanggulangan KLBKLB
- GK di bawah GK di bawah grafik grafik
garis maksimal garis maksimal dan dan
di atas grafik di atas grafik garis garis
minimalminimal
1)1) Jumlah kasus Jumlah kasus >> 2 x dibanding 2 x dibanding periode yg periode yg sama tahun yg sama tahun yg lalulalu
2)2) Jumlah kasus Jumlah kasus tetap atau tetap atau turunturun
- Indikasi untuk Indikasi untuk analisa analisa
pelaksanaan pelaksanaan program program
P2 DBD di Kec. P2 DBD di Kec.
tersebuttersebut- Peningkatan Peningkatan pengamatan pengamatan
kasus/tersangka kasus/tersangka DBDDBD
- GK tepat pada GK tepat pada atau di atau di
bawah grafik bawah grafik garis garis
minimalminimal
- Situasi kasus - Situasi kasus DBD tetap DBD tetap atau menurunatau menurun
Pengamatan Pengamatan kasus/tersangka DBD kasus/tersangka DBD terus dilaksanakanterus dilaksanakan
STRATIFIKASISTRATIFIKASIDESA/KELURAHAN RAWAN DBDDESA/KELURAHAN RAWAN DBD
• Rawan I (endemis)Rawan I (endemis) Dalam 3 tahun terakhir, setiap tahun terjangkit DBDDalam 3 tahun terakhir, setiap tahun terjangkit DBD
• Rawan II (sporadis)Rawan II (sporadis) Dalam 3 tahun terakhir terjangkit DBD tetapi tidak setiap tahunDalam 3 tahun terakhir terjangkit DBD tetapi tidak setiap tahun
• Rawan III (potensial)Rawan III (potensial) Dalam 3 tahun terakhir tidak pernah terjangkit DBD, tetapi Dalam 3 tahun terakhir tidak pernah terjangkit DBD, tetapi merupakan daerah merupakan daerah
padat penduduk ; hubungan transportasi dengan daerah lain padat penduduk ; hubungan transportasi dengan daerah lain ramai ; persentase ramai ; persentase
rumah ditemukan jentik > 5 %rumah ditemukan jentik > 5 %
• Desa Bebas DBDDesa Bebas DBD* Tidak pernah terjangkit DBD* Tidak pernah terjangkit DBD* Ketinggian > 1000 m ; atau < 1000 m tapi % * Ketinggian > 1000 m ; atau < 1000 m tapi % rumah ditemukan jentik < 5 %rumah ditemukan jentik < 5 %
Gambar 3. Peta desa/kelurahan rawan DBD di Gambar 3. Peta desa/kelurahan rawan DBD di Puskesmas A Puskesmas A tahun 1992 tahun 1992
SukasariSukajaya
Sari
MekarJaya
Wenang
Mekarsari
MegahKedungsari
= Rawan I
= Rawan II
= Rawan III
= Bebas
Penentuan Musim PenularanPenentuan Musim PenularanTabel 1. Jumlah kasus DBD perbulan di Puskesmas ATabel 1. Jumlah kasus DBD perbulan di Puskesmas A tahun 1987 – 1991 tahun 1987 – 1991
BulanBulan
TahunTahun19871987 19881988 19891989 19901990 19911991 JumlahJumlah
87 - 9187 - 91Rerata Rerata
jml jml kasus kasus
pertahupertahunn
1.1. JanuariJanuari
2.2. PebruariPebruari
3.3. MaretMaret
4.4. AprilApril
5.5. Mei Mei
6.6. JuniJuni
7.7. JuliJuli
8.8. AgustusAgustus
9.9. SeptemberSeptember
10.10. OktoberOktober
11.11. Nopember Nopember
12.12. DesemberDesember
88
99
44
1010
66
44
33
11
11
33
44
22
1010
1010
66
99
88
88
66
55
22
44
55
77
99
1414
77
55
44
33
22
11
00
33
22
44
88
66
55
77
88
44
33
11
00
33
44
88
55
77
44
44
55
22
22
22
11
22
55
33
4040
4646
2626
3535
3131
2121
1616
1010
44
1515
2020
2424
88
99
55
77
66
44
33
22
11
33
44
55
5555 7070 5454 5252 4242 288288 6262
0
2
4
6
8
10
JAN
PEB
MAR AP
RMEI
JUN
JUL
AGUST SE
POKT
NOPDES
RERATA
Gambar 2. Rerata jumlah kasus DBD Puskesmas A Gambar 2. Rerata jumlah kasus DBD Puskesmas A
tahun 1987-1991tahun 1987-1991
Mengetahui kecenderungan situasi penyakit DBDMengetahui kecenderungan situasi penyakit DBDTabel 3. Jumlah kasus DBD di Puskesmas B tahun 1978-1991Tabel 3. Jumlah kasus DBD di Puskesmas B tahun 1978-1991
TAHUNTAHUN JUMLAH KASUSJUMLAH KASUS
19781978 44
19791979 22
19801980 11
19811981 33
19821982 44
19831983 1111
19841984 1010
19851985 99
19861986 77
19871987 66
19881988 2222
19891989 55
19901990 1313
19911991 1212
Gambar 3. Kecenderungan Penyakit DBD di Puskesmas B Gambar 3. Kecenderungan Penyakit DBD di Puskesmas B tahun 1978-1991tahun 1978-1991
0
5
10
15
20
25
78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
JUMLAH KASUS
PENGERTIANPENGERTIANA. Fogging massalA. Fogging massal - Kegiatan pengasapan yang dilakukan di sebagian - Kegiatan pengasapan yang dilakukan di sebagian
atau atau seluruh wilayah desa endemis SMP DBD, yang diikuti seluruh wilayah desa endemis SMP DBD, yang diikuti dgn kegiatan PKM dan penggerakan masy. untuk dgn kegiatan PKM dan penggerakan masy. untuk
PSNPSN - Sasaran- Sasaran seluruh rumah di desa endemis, berdasr seluruh rumah di desa endemis, berdasr
pemantauan pemantauan kasus rerata 3-5 tahunkasus rerata 3-5 tahun - Pelaksana : petugas Dinkes Kab/Kota + Puskesmas- Pelaksana : petugas Dinkes Kab/Kota + Puskesmas
- 2 siklus dengan interval 7-10 hari- 2 siklus dengan interval 7-10 hari- Dana dari APBN - Dana dari APBN
B. Penggerakan PSN – DBDB. Penggerakan PSN – DBD
adalah rangkaian kegiatan pembinaan PSM adalah rangkaian kegiatan pembinaan PSM (penyuluhan, motivasi, bimbingan dan upaya lain) (penyuluhan, motivasi, bimbingan dan upaya lain) untuk mendirikan masyarakat dalam PSN – DBDuntuk mendirikan masyarakat dalam PSN – DBD
C. PSN – DBDC. PSN – DBD
adalah kegiatan untuk membasmi jentik nyamuk adalah kegiatan untuk membasmi jentik nyamuk Aedes aegypti :Aedes aegypti :
1. menguras TPA max 1 mg/1 x atau menutup 1. menguras TPA max 1 mg/1 x atau menutup rapatrapat22
2. mengubur barang bekas yang dapat 2. mengubur barang bekas yang dapat menampung airmenampung air
3. Menaburkan racun pembasmi jentik3. Menaburkan racun pembasmi jentik
4. Memelihara ikan pemakan jentik, dll4. Memelihara ikan pemakan jentik, dll
Tujuan Tujuan
Menurunkan kepadatan jentik Aedes Menurunkan kepadatan jentik Aedes aegypti aegypti rata rata 22
angka bebas jentik (ABJ) pada akhir pelita angka bebas jentik (ABJ) pada akhir pelita VI di :VI di :
- Kec. Endemis DBD - Kec. Endemis DBD >> 95 % 95 %
- Kec. Non endemis DBD - Kec. Non endemis DBD >> 85 % 85 %
Sasaran Sasaran
- Keluarga- Keluarga
- Warga RT/RW/dusun / lingkungan- Warga RT/RW/dusun / lingkungan
- Pemilik / pengelola tempat umum- Pemilik / pengelola tempat umum
D. Abatisasi SelektifD. Abatisasi Selektifadalah pengamatan secara teratur adalah pengamatan secara teratur
terhadap ada tidaknya jentik Aedes terhadap ada tidaknya jentik Aedes aegypti di rumah/bangunan, TPA yang aegypti di rumah/bangunan, TPA yang ada jentik ditaburi abate, dilaksanakan 4 ada jentik ditaburi abate, dilaksanakan 4 siklus (3 bulan/1 x) siklus (3 bulan/1 x)
Tujuan Tujuan Menekan populasi vektor di wilayah desa Menekan populasi vektor di wilayah desa endemis/ sporadis serendah mungkinendemis/ sporadis serendah mungkin
SasaranSasaranDesa endemis & sporadisDesa endemis & sporadis
PENYELIDIKAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI
1. Pengertian1. Pengertian
Penyelidikan epidemiologi adalah Penyelidikan epidemiologi adalah kegiatan pencarian kegiatan pencarian penderita/tersangka DBD lainnya dan penderita/tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penularan pemeriksaan jentik nyamuk penularan DBD di rumah penderita/tersangka DBD di rumah penderita/tersangka dan rumah di sekitarnya dalam radius dan rumah di sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 m serta sekurang-kurangnya 100 m serta tempat umum yang diperkirakan tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penularan penyakit,menjadi sumber penularan penyakit,
Tujuan :Tujuan :
1. Mengetahui ada tidaknya kasus DBD 1. Mengetahui ada tidaknya kasus DBD tambahan tambahan
dan luasnya penyebarandan luasnya penyebaran
2. Mengetahui kemungkinan terjadinya 2. Mengetahui kemungkinan terjadinya
penyebarluasan penyakit DBD lebih lanjut penyebarluasan penyakit DBD lebih lanjut di di
lokasi tersebutlokasi tersebut
SasaranSasaran
Keluarga di lokasi rumah Keluarga di lokasi rumah penderita/tersangka DBDpenderita/tersangka DBD
PENANGGULANGAN FOKUSPENANGGULANGAN FOKUSadalah kegiatan penyemprotan dengan adalah kegiatan penyemprotan dengan insektisida dilokasi penderita/tersangka insektisida dilokasi penderita/tersangka penderita DBD, 2 siklus dengan interval 7–10 penderita DBD, 2 siklus dengan interval 7–10 hari dengan radius 200 M (luas 16 hari dengan radius 200 M (luas 16 ha)ha)
TujuanTujuanMencegah terjadinya penularan lebih lanjut diMencegah terjadinya penularan lebih lanjut di
lokasi tersebutlokasi tersebut
Sasaran Sasaran Seluruh rumah dan bangunan yang ada di Seluruh rumah dan bangunan yang ada di lokasi lokasi fokus dengan luas area 16 ha (1 RW)fokus dengan luas area 16 ha (1 RW)
PEMERIKSAAN JENTIK BERKALAPEMERIKSAAN JENTIK BERKALA Adalah pengamatan jentik yang dilakukan Adalah pengamatan jentik yang dilakukan secara terfokus 4 x setahun terhadap ada secara terfokus 4 x setahun terhadap ada tidaknya jentik Aedes aegypti di sejumlah tidaknya jentik Aedes aegypti di sejumlah rumah sampel yang dipilih secara acakrumah sampel yang dipilih secara acak
TujuanTujuan a. Memantau dan menilai hasil kegiatan PSN a. Memantau dan menilai hasil kegiatan PSN oeh masy. oeh masy.
dan abatisasi selektifdan abatisasi selektifb. Meb. Me partisipasi masy. dalam PSN partisipasi masy. dalam PSN
Hasil : ABJHasil : ABJ
TOLOK UKURTOLOK UKUR
a. Indikator cakupana. Indikator cakupan
1. Cakupan fogging operasional DBD1. Cakupan fogging operasional DBD
2. Cakupan operasional abatisasi2. Cakupan operasional abatisasi
3. 3. pelaksanaan PE pelaksanaan PE
b. Indikator keberhasilanb. Indikator keberhasilan
1. di daerah endemis = insidens DBD < 1. di daerah endemis = insidens DBD < 0,3 per 10000,3 per 1000
non endemis = insidens DBD < 0,1 non endemis = insidens DBD < 0,1 per 1000per 1000
2. ABJ di kec endemis 2. ABJ di kec endemis >> 95 % 95 %
3. CFR DBD < 1%3. CFR DBD < 1%
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
Benenson A,1995.Control of Communicable Diseases in Benenson A,1995.Control of Communicable Diseases in Man.Man.
The American Public Health Association,New York.The American Public Health Association,New York.Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2007.Situasi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2007.Situasi
Penyakit Penyakit DBD di Jawa Timur & Kebijaksanaan P2.DBD. SurabayaDBD di Jawa Timur & Kebijaksanaan P2.DBD. SurabayaDinas Kesehatan Kota Surabaya,2007. Situasi DBDDinas Kesehatan Kota Surabaya,2007. Situasi DBD di Surabaya. Din.Kes.Kota Surabayadi Surabaya. Din.Kes.Kota SurabayaDep.Kes.RI,1999.Penemuan,Pertolongan dan Pelaporan Dep.Kes.RI,1999.Penemuan,Pertolongan dan Pelaporan Penderita Demam Berdarah. Dep.Kes.RI, JakartaPenderita Demam Berdarah. Dep.Kes.RI, JakartaWHO,2005. Prevention Control of Dengue and Dengue WHO,2005. Prevention Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever.WHO Regional Publication SEAROHaemorrhagic Fever.WHO Regional Publication SEARO