p2 dbd

59
DEMAM BERDARAH DENGUE DEMAM BERDARAH DENGUE Susilowati Andajani, dr, MS Susilowati Andajani, dr, MS - Masalah kes. masy. di Indonesia Masalah kes. masy. di Indonesia - M’nimbulkan dampak sosial & ekonomi M’nimbulkan dampak sosial & ekonomi - Indonesia m’duduki peringkat ke-2 negara Indonesia m’duduki peringkat ke-2 negara endemis tinggi DBD di Asia Tenggara endemis tinggi DBD di Asia Tenggara - Jumlah penderita cenderung me Jumlah penderita cenderung me , , penyebaran semakin luas penyebaran semakin luas * mobilitas * mobilitas penduduk penduduk * Kepadatan * Kepadatan penduduk penduduk - Dapat menimbulkan Kematian Dapat menimbulkan Kematian - Seringkali menimbulkan KLB/Wabah Seringkali menimbulkan KLB/Wabah

Upload: bimanda-rizki-nurhidayat

Post on 27-Oct-2015

77 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

materi DBD

TRANSCRIPT

Page 1: P2 DBD

DEMAM BERDARAH DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE

Susilowati Andajani, dr, MSSusilowati Andajani, dr, MS

- Masalah kes. masy. di IndonesiaMasalah kes. masy. di Indonesia- M’nimbulkan dampak sosial & ekonomiM’nimbulkan dampak sosial & ekonomi- Indonesia m’duduki peringkat ke-2 negara Indonesia m’duduki peringkat ke-2 negara

endemis tinggi DBD di Asia Tenggaraendemis tinggi DBD di Asia Tenggara- Jumlah penderita cenderung meJumlah penderita cenderung me, ,

penyebaran semakin luas penyebaran semakin luas * mobilitas * mobilitas penduduk penduduk

* Kepadatan penduduk * Kepadatan penduduk - Dapat menimbulkan KematianDapat menimbulkan Kematian- Seringkali menimbulkan KLB/WabahSeringkali menimbulkan KLB/Wabah

Page 2: P2 DBD

Faktor penyebab munculnya kembali KLB Faktor penyebab munculnya kembali KLB DengueDengue

1. Pertumbuhan jml penduduk tdk 1. Pertumbuhan jml penduduk tdk

memiliki pola tttmemiliki pola ttt

2.Urbanisasi tak berencana & tak terkontrol2.Urbanisasi tak berencana & tak terkontrol

3. Penyediaan air bersih tak memadai3. Penyediaan air bersih tak memadai

4. Penyebaran & kepadatan nyamuk meningkat4. Penyebaran & kepadatan nyamuk meningkat

5. Kurangnya Survailans vektor yg efektif 5. Kurangnya Survailans vektor yg efektif

6. Penyebaran virus DEN meningkat6. Penyebaran virus DEN meningkat

7. Perkembangan hiperendemisitas7. Perkembangan hiperendemisitas

8.Melemahnya infra struktur kes.mas8.Melemahnya infra struktur kes.mas

Page 3: P2 DBD

Permasalahan global DBD

Page 4: P2 DBD

Di IndonesiaDi Indonesia - Angka kesakitan DBD 2006 : 51 /100.000 - Angka kesakitan DBD 2006 : 51 /100.000

pddkpddk - CFR 1968 41,3% turun jadi 1,8 % (2006)- CFR 1968 41,3% turun jadi 1,8 % (2006) - 1996-2002 serotipe DEN-3 dominan- 1996-2002 serotipe DEN-3 dominan - 2003-2005 DEN-2 dominan- 2003-2005 DEN-2 dominan Di Jawa Timur Di Jawa Timur - IR pada tahun 2006 : 56,28/100.000 pddk- IR pada tahun 2006 : 56,28/100.000 pddk - CFR 2006 :1,23 %- CFR 2006 :1,23 % - IR 2006 (Surabaya) : 149/100.000 pddk - IR 2006 (Surabaya) : 149/100.000 pddk - CFR 2006 (Surabaya) : 0,5 % - CFR 2006 (Surabaya) : 0,5 % - gol umur terbanyak 5 – 9 tahun- gol umur terbanyak 5 – 9 tahun

Page 5: P2 DBD

1. AGENT

- Virus dengue * Genus flavivirus * Famili flaviviridae * 4 serotipe: DEN-1,DEN-2,DEN-3,

DEN-4- Virus dominan DEN-3 diikuti DEN-2

Masa inkubasi : + 7 hari

Page 6: P2 DBD

2. HOST

Semua Usia, t.u 5 – 9 tahun / 14 tahun Ada kecenderungan keproporsi Px DBD

pada usia dewasa ♀ > ♂

Faktor Risiko DBD Usia Strain virus dengue Genetik Infeksi dengue sekunder

Page 7: P2 DBD

Manifestasi Klinis infeksi virus DengueManifestasi Klinis infeksi virus Dengue

1.1. AsymptomatisAsymptomatis2.2. Mild undifferentiated feverMild undifferentiated fever3.3. Dengue feverDengue fever4.4. Dengue haemorrhagic feverDengue haemorrhagic fever5.5. Dengue shock syndromeDengue shock syndrome

Iceberg PhenomenaIceberg Phenomena

Page 8: P2 DBD

DSSDHF

DENGUE KLASIK

“SILENT DENGUE

INFECTION”

Gambar 1. Manifestasi infeksi virus dengue pada manusia ( WHO, 1975)

Page 9: P2 DBD

Derajat penyakit DBD (WHO,2005)Derajat penyakit DBD (WHO,2005)

Derajat I Derajat I :Demam, Gx umum tdk khas, RL (+):Demam, Gx umum tdk khas, RL (+)Derajat IIDerajat II :Derajat I, disertai perdarahan :Derajat I, disertai perdarahan

spontanspontanDerajat IIIDerajat III :kegagalan sirkulasi, nadi cepat & :kegagalan sirkulasi, nadi cepat &

lemah, hipotensi, sianosis sekitar lemah, hipotensi, sianosis sekitar mulut,kulit dingin lembab, gelisahmulut,kulit dingin lembab, gelisah

Derajat IV Derajat IV : Syok berat, nadi tdk teraba, dan tek. : Syok berat, nadi tdk teraba, dan tek. darah tdk terukurdarah tdk terukur

Pengelolaan penderita(lihat lampiran)Pengelolaan penderita(lihat lampiran)

Page 10: P2 DBD

EnvironmentEnvironment

Vektor penyakit :- Ae. aegyptiVektor penyakit :- Ae. aegypti

- Ae. albopictus- Ae. albopictus

- Ae. scutellaris - Ae. scutellaris

Page 11: P2 DBD

Vektor Utama Vektor Utama “ “Aedes aegypti” (black- white mosquito)Aedes aegypti” (black- white mosquito)

- Domestik- Domestik- Istirahat di ruangan gelap & Lembab- Istirahat di ruangan gelap & Lembab- Anthropophylic- Anthropophylic- M’gigit pagi –petang hari - M’gigit pagi –petang hari (pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00)(pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00)- Multiple bites- Multiple bites- Suka hinggap pada benda tergantung- Suka hinggap pada benda tergantung- Flight range : 40 – 100 m- Flight range : 40 – 100 m

Page 12: P2 DBD

- Morfologi : ukuran nyamuk< dari nyamuk lain - Morfologi : ukuran nyamuk< dari nyamuk lain warna dasar hitam dgn bintik-2 putih warna dasar hitam dgn bintik-2 putih pada bag badan, kaki & Sayap pada bag badan, kaki & Sayap

- Breeding places :- Breeding places :Container yang bersifat tetap in door / out door Container yang bersifat tetap in door / out door

- Metamorfosis : sempurna- Metamorfosis : sempurna telur - jentik - kepompong - nyamuktelur - jentik - kepompong - nyamuk 1-2 hr 4-9 hr 2-3 hr1-2 hr 4-9 hr 2-3 hr

Page 13: P2 DBD

Mekanisme Penularan :Mekanisme Penularan :1. Virus telah berada dalam darah manusia 1. Virus telah berada dalam darah manusia

1 – 2 hari sebelum demam1 – 2 hari sebelum demam2. Masa Viremia 4 – 7 hari2. Masa Viremia 4 – 7 hari3. 3 – 10 hari setelah vektor menghisap 3. 3 – 10 hari setelah vektor menghisap

darah penderita darah penderita sumber penularan sumber penularan4. Vektor infected seumur hidup4. Vektor infected seumur hidup

Derajat penularan virus dengue dipengaruhiDerajat penularan virus dengue dipengaruhi1. Kepadatan vektor1. Kepadatan vektor2. Mobilitas penduduk2. Mobilitas penduduk

Page 14: P2 DBD

KEBIJAKSANAAN PROGRAM P2 DBD Mengacu pada Kep.Men.Kes No. 581/92

P2 DBD diutamakan melalui pencegahan - PSN oleh masyarakat- Penyuluhan

Upaya pencegahan DBD di tk desa / kelurahan- Secara swadaya- Di koordinir oleh satgas PSN

Pembinaan pelaksanaan oleh :- Tim pelaksana PSN- Kelompok Pelaksana PSN

Penggunaan insektisida, untuk :- Membatasi penyebaran peny. DBD- Mencegah KLB peny. DBD

Page 15: P2 DBD

JAWA TIMURJAWA TIMUR1.1. Peny. DBD di Jatim semakin luas penyebarannya :Peny. DBD di Jatim semakin luas penyebarannya :

- 100 % Kab./Kota- 100 % Kab./Kota- - ++ 17,9 % desa yang ada 17,9 % desa yang ada

2.2. Kegiatan P2 DBD diutamakan mel. pencegahan Kegiatan P2 DBD diutamakan mel. pencegahan dengan dengan - PSN oleh masyarakat- PSN oleh masyarakat

- Penyuluhan- Penyuluhan3.3. Upaya pencegahan di tk. desa dilaksanakan :Upaya pencegahan di tk. desa dilaksanakan :

- Secara swadaya- Secara swadaya- Di koordinir oleh satgas PSN- Di koordinir oleh satgas PSN

4.4. Indek jentik masih tinggi, penggerakan PSN oleh Indek jentik masih tinggi, penggerakan PSN oleh masy. perlu lebih di masy. perlu lebih di kan kan

5.5. Pendanaan dari Pemerintah (APBN + APBD), perlu Pendanaan dari Pemerintah (APBN + APBD), perlu partisipasi masy. termasuk swastapartisipasi masy. termasuk swasta

Page 16: P2 DBD

KEBIJAKAN PROGRAM P2 DBD DI JATIMMengacu kebijakan program P2 DBD DEPKES

Kegiatan yang telah dilaksanakan selama pelita VI :- Penyuluhan & PSN oleh masy. :

* Instruksi Gubernur No. 8/ 1989 * SK Gubernur No. 96/1989

- Pemeriksaan jentik berkala di : rumah, sekolah, TTU lain- Pemberantasan sebelum musim penularan di desa / kel. endemis- Kewaspadaan dini :

* Penyelidikan Epidemiologi (PE)* Pemantauan wilayah setempat* Deteksi dini focus DBD

- Penemuan & pencegahan penderita- Pe penatalaksanaan penderita DBD & sistem rujukannya

Page 17: P2 DBD

TUJUAN P2.DBD

1. Mencegah & membatasi terjadinya KLB penyakit DBD

2. Me angka kesakitan penyakit DBD

3. Me angka kematian penyakit DBD

4. Me peranserta masyarakat dalam PSN

Page 18: P2 DBD

Target program P2 DBD

1. Angka kesakitan penyakit DBD < 10 per 100.000 penduduk

2. Angka kematian penyakit DBD < 1 %

3. Angka bebas jentik > 95 %

Page 19: P2 DBD

Strategi P2DBDa. Melaksanakan pemberantasan sebelum musim

penularan

b. Me pengamatan penderita DBD

c. Melaporkan setiap kasus DBD ke Pusk/Dinkes

d. Melaksanakan kunjungan rumah untuk penyuluhan, pemeriksaan jentik berkala & PSN

e. Me penyuluhan kepada masyarakat

f. Me penatalaksanaan penderita DBD

Page 20: P2 DBD

Pokok-2 Kegiatan P2. DBD1. Penemuan & pengobatan penderita2. Kewaspadaan dini terhadap KLB3. Pemberantasan vektor - pemberantasan intensif di Kec. endemis - penanggulangan focus4. Penyuluhan pada masyarakat5. Pelatihan tenaga termasuk kader6. Bimbingan tehnis, pemantauan dan evaluasi

Page 21: P2 DBD

Gambar 2. Bagan Penanggulangan seperlunyaGambar 2. Bagan Penanggulangan seperlunya (penanggulangan kasus/tersangka DBD di lapangan) (penanggulangan kasus/tersangka DBD di lapangan)

Penderita / Tersangka DBD

Penyelidikan epidemiologi

-Pemeriksaan jentik

-Pencarian penderita panas

Di rumah Px & 20 rumah sekitarnya

Ada Px DBD lain atau ada jentik dan Px panas > / 3 orang

- Penyuluhan- PSN- Fogging

- Penyuluhan

- PSN

ya

tidak

Page 22: P2 DBD

PEMBERANTASAN VEKTOR

1. Pemberantasan nyamuk Fogging efek residu (-) * Organophospate - malation - fenitrotion * Pyretroid sintetic - lamda sihalotrin - permetrin * Carbamat mesin Fog atau ULV 2 siklus interval, 1 minggu

Page 23: P2 DBD

2. Pemberantasan Jentik Ae. aegypti2. Pemberantasan Jentik Ae. aegypti PSNPSN a. Kimia (larvasida) a. Kimia (larvasida) abatisasi abatisasi * Temephos 1%:10 gr/100 l air* Temephos 1%:10 gr/100 l air b. Biologib. Biologi * ikan pemakan jentik* ikan pemakan jentik c. Growth regulatorc. Growth regulator * Bacillus thuringiensis * Bacillus thuringiensis d. Fisikd. Fisik * 3 M * 3 M

Page 24: P2 DBD

Kep. MenkesNo. 581/Menkes/SK/VII/92

PSN

Semua upaya untuk memberantas jentik Aedes aegypti3 M * Menguras

* Menutup* Mengubur* Abatisasi* Memelihara ikan* Cara-cara lain

Page 25: P2 DBD

Pada P2.DBD survei jentik Pada P2.DBD survei jentik cara visual cara visual

Ukuran kepadatan jentikUkuran kepadatan jentikA. House index (HI)A. House index (HI) jumlah rumah dgn jentikjumlah rumah dgn jentik

--------------------------------------- x 100 %--------------------------------------- x 100 % jumlah rumah yang diperiksa jumlah rumah yang diperiksa

B. Container index (CI)B. Container index (CI) jumlah container dgn jentikjumlah container dgn jentik

--------------------------------------- x 100 %--------------------------------------- x 100 % jumlah container yang diperiksajumlah container yang diperiksa

C. Breteau index (BI)C. Breteau index (BI) jumlah container dgn jentik dalam 100 rumah jumlah container dgn jentik dalam 100 rumah

Page 26: P2 DBD

Tabel 1. Jenis kegiatan pemberantasan Ae. aegypti Tabel 1. Jenis kegiatan pemberantasan Ae. aegypti berdasarkan strata kerawanan desa/kelurahan berdasarkan strata kerawanan desa/kelurahan

Ket : (+) PJB disertai abatisasi selektif pada TPA yang ada jentik Ket : (+) PJB disertai abatisasi selektif pada TPA yang ada jentik * PJB rumah dilaksanakan jika ada desa rawan I atau II di kecamatan * PJB rumah dilaksanakan jika ada desa rawan I atau II di kecamatan

yang samayang sama

Jumlah rumah tidak tidak ada jentik Jumlah rumah tidak tidak ada jentik ABJ =---------------------------------------------x 100%ABJ =---------------------------------------------x 100% jumlah rumah diperiksajumlah rumah diperiksa

Strata Strata Kerawanan Kerawanan

Desa/KelDesa/Kel

Fogging Fogging

MassalMassal

PJBPJB

PSNPSN HEHERumahRumah TTUTTU

1. Endemis1. Endemis ++ (+)(+) (+)(+) ++ ++

2. Sporadis2. Sporadis -- (+)(+) (+)(+) ++ ++

3. Potensial3. Potensial -- -*-* (+)(+) ++ ++

4. Bebas4. Bebas -- -- (+)(+) ++ ++

Page 27: P2 DBD

Fogging massal dilakukan sebelum musim Fogging massal dilakukan sebelum musim penularan DBDpenularan DBD

PJBPJB - tiap 3 bulan oleh kader (rumah), dan - tiap 3 bulan oleh kader (rumah), dan

TTU oleh petugas kesehatan TTU oleh petugas kesehatan - disertai penyuluhan tentang PSN- disertai penyuluhan tentang PSN - bila ada jentik di desa rawan I & II - bila ada jentik di desa rawan I & II serta TTU serta TTU abatisasi selektif abatisasi selektif

Penyuluhan kepada keluarga/masyarakatPenyuluhan kepada keluarga/masyarakat

Page 28: P2 DBD

STANDAR INFORMASI P2.DBDDATA EPIDEMIOLOGI1. Data kasus DBD a.Data kasus DBD per- bulan (PWS-DBD) b.Data Trend (insidens, CFR, jml Kec/Desa

Endemis,jumlah Kec/Desa terjangkit) c. Peta insidens DBD per Kecamatan d. Grafik penentuan musim penularan e. Grafik pola maksimal-minimal

Page 29: P2 DBD

2. Data Vektor Grafik indeks jentik (PWS-ABJ)

B. DATA OPERASIONAL 1. Data cakupan

a. % Kec/ Desa endemis yg dicakup pemb. intensif

b. % Kec/Desa endemis yg dicakup abatisasi c. % Kec/Desa yg dicakup PJB d. Data penanggulangan Focus

2. Data Sumber Daya a. Data sarana & peralatan P2.DBD b. Data PSP masyarakat c. Data Kader yg telah dilatih per Kecamatan

Page 30: P2 DBD

Pengamatan Peny. DBD di Puskesmas

Meliputi Kegiatan : Pencatatan Pengolahan Analisa & interpretasi data Penyebarluasan Informasi

Untuk :1. Pemantauan mingguan2. Mendeteksi dini adanya KLB3. Lap. mingguan P2 DBD4. Lap. bulanan P2 DBD5. Penentuan Desa/kelurahan rawan6. Mengetahui distribusi kasus DBD7. Penentuan musim penularan8. Mengetahui kecenderungan situasi peny. DBD

Page 31: P2 DBD

Pencatatan data penderita DBDdi Puskesmas

Dilakukan setiap hari Sumber data :

1. Puskesmas sendiri2. Puskesmas lain (cross notification)3. R.S melalui Dinkes Kabupaten/Kota 4. Dokter praktek swasta5. Unit yankes lain6. Hasil penyelidikan epidemiologi (additional case)

Pergunakan buku catatan harian penderita DBD

Page 32: P2 DBD

Pengamatan Penyakit DBD

UU No. 4 tahun 1984 Permenkes No. 560 tahun 1989 SK Menkes No. 581 tahun 1992

Semua Penyakit yang dapat menimbulkan wabah (termasuk DBD) harus segera dilaporkan dalam waktu < 24 jam

Page 33: P2 DBD

OKIOKI

Dokter RSDokter RS

Dokter PuskesmasDokter Puskesmas

Dokter PraktekDokter Praktek

Petugas KesehatanPetugas Kesehatan

Yang menemukan penderita /tersangka DBD wajib segera melaporkan kepada puskesmas sebagai laporan kewaspadaan

Page 34: P2 DBD

TUJUAN PENGAMATAN Penyakit Demam Berdarah Dengue

Memantau situasi penyakit DBD deteksi dini pe kasus

Menentukan wilayah rawan DBD Menentukan musim penularan Mengetahui perkembangan situasi (trend)

penyakit sehingga program P2 DBD dapat dijalankan secara efektif dan efisien

Page 35: P2 DBD

Kasus DBDKasus DBD

* Semua penderita DBD* Semua penderita DBD

* Semua penderita tersangka DBD* Semua penderita tersangka DBD

Penderita DBD Penderita DBD

Px dengan tandaPx dengan tanda22 yang yang memenuhi kriteria WHO dan atau memenuhi kriteria WHO dan atau penderita tersangka DBD dengan penderita tersangka DBD dengan hasil pemeriksaan serologis positifhasil pemeriksaan serologis positif

Page 36: P2 DBD

Penderita tersangka DBDPenderita tersangka DBD

Penderita panas tanpa sebab yang jelas Penderita panas tanpa sebab yang jelas disertai tandadisertai tanda22 perdarahan sekurang perdarahan sekurang22 nya uji nya uji tourniquet positif dan atau jumlah trombosit < tourniquet positif dan atau jumlah trombosit < 100.000 / mm100.000 / mm33

Dx klinis DBD (kriteria WHO, 2005)Dx klinis DBD (kriteria WHO, 2005)

Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelasjelas

Pembesaran hati dan atau tandaPembesaran hati dan atau tanda22 perdarahanperdarahan

Trombosit < 100.000 / mmTrombosit < 100.000 / mm33

Hematokrit meningkat > 20 %Hematokrit meningkat > 20 %

Page 37: P2 DBD

KRITERIA KLB DBD

1. Ada pe jumlah kasus di suatu desa/kel. (atau wilayah yg lebih luas) > 2 x dalam kurun waktu 1 mgg/1 bln dibandingkan dengan mgg/bln sebelumnya, atau pada bulan yang sama tahun yang lalu dan kasus tersebut tersebar di sebagian besar RK/RW di desa/kelurahan tersebut

2. Adanya > 1 Px di suatu wilayah kab/kota yg sebelumnya tidak pernah ada Px penyakit DBD

Page 38: P2 DBD

Tindakan bila terjadi Tindakan bila terjadi KLBKLB

• Puskesmas melakukan tindakan Puskesmas melakukan tindakan penanggulangan sesuai petunjukpenanggulangan sesuai petunjuk

• Melaporkan ke Dinkes Kab./Kota Melaporkan ke Dinkes Kab./Kota dengan formulir W 1 untuk tindakan dengan formulir W 1 untuk tindakan selanjutnyaselanjutnya

• Memberitahukan kepada camat & Memberitahukan kepada camat & lurah untuk penggerakan peran lurah untuk penggerakan peran serta masyarakatserta masyarakat

Page 39: P2 DBD

Tabel 1. Jumlah kasus DBD perbulan di kota BTabel 1. Jumlah kasus DBD perbulan di kota B tahun 1987 – 1991 dan 1992tahun 1987 – 1991 dan 1992

BulanBulan

TahunTahun19871987 198198

8819891989 19901990 199199

11Max.Max.

87 - 87 - 9191

Min.Min.

87 - 87 - 9191

19919922

(*)(*)

1.1. JanuariJanuari

2.2. PebruariPebruari

3.3. MaretMaret

4.4. AprilApril

5.5. Mei Mei

6.6. JuniJuni

7.7. JuliJuli

8.8. AgustusAgustus

9.9. SeptemberSeptember

10.10. OktoberOktober

11.11. Nopember Nopember

12.12. DesemberDesember

2020

1818

1616

2020

1212

88

99

44

33

55

99

1717

2323

2020

1818

1919

1515

1515

1616

1010

44

66

1111

1818

1919

2828

1212

99

88

66

77

33

33

44

55

55

1515

1212

2020

1919

1616

77

55

66

44

66

88

1010

1010

1313

1010

88

77

77

44

44

33

22

55

88

2323

2828

2020

2020

1616

1515

1616

1010

44

66

1111

1818

1010

1212

1010

88

77

66

44

22

22

22

55

55

1515

1818

2020

2323

1515

88

22

141141 175175 107107 128128 8181

Page 40: P2 DBD

Gambar 1. Grafik Pola Maksimal-Minimal penyakit DBD Di Kota BGambar 1. Grafik Pola Maksimal-Minimal penyakit DBD Di Kota B Tahun 1987 – 1991) & 1992Tahun 1987 – 1991) & 1992

0

5

10

15

20

25

30

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES

Maksimal Minimal th 1992

Page 41: P2 DBD

Tabel 2. Interpretasi dari grafik pola maks - min dan tindakan yang harus dilaksanakan

TrendTrend InterpretasiInterpretasi TindakanTindakan- Grafik kasus Grafik kasus (GK) (GK)

melampaui melampaui grafik grafik

maksimalmaksimal

- Terjadi KLB- Terjadi KLB 1)1) Penyelidikan Penyelidikan Epidemiologi Epidemiologi untuk kepastian untuk kepastian KLBKLB

2)2) Konfirmasi Konfirmasi diagnosadiagnosa

3)3) Menentukan luas Menentukan luas wilayah wilayah terjangkit KLBterjangkit KLB

4)4) Menyusun Menyusun rencana rencana penanggulangan penanggulangan KLB (lihat Juklak KLB (lihat Juklak penanggulangan penanggulangan KLB & wabah KLB & wabah DBD)DBD)

5)5) Laporan Laporan KLB/Wabah KLB/Wabah (form W1)(form W1)

Page 42: P2 DBD

- GK tepat pada GK tepat pada garis garis

grafik maksimalgrafik maksimal

- Waspada Waspada terhadap terhadap

kemungkinankemungkinan KLBKLB

1)1) Pengamatan Pengamatan kasus/tersangka kasus/tersangka DBD lebih DBD lebih digiatkandigiatkan

2)2) Persiapan tenaga Persiapan tenaga & sarana & sarana penanggulangan penanggulangan KLBKLB

- GK di bawah GK di bawah grafik grafik

garis maksimal garis maksimal dan dan

di atas grafik di atas grafik garis garis

minimalminimal

1)1) Jumlah kasus Jumlah kasus >> 2 x dibanding 2 x dibanding periode yg periode yg sama tahun yg sama tahun yg lalulalu

2)2) Jumlah kasus Jumlah kasus tetap atau tetap atau turunturun

- Indikasi untuk Indikasi untuk analisa analisa

pelaksanaan pelaksanaan program program

P2 DBD di Kec. P2 DBD di Kec.

tersebuttersebut- Peningkatan Peningkatan pengamatan pengamatan

kasus/tersangka kasus/tersangka DBDDBD

- GK tepat pada GK tepat pada atau di atau di

bawah grafik bawah grafik garis garis

minimalminimal

- Situasi kasus - Situasi kasus DBD tetap DBD tetap atau menurunatau menurun

Pengamatan Pengamatan kasus/tersangka DBD kasus/tersangka DBD terus dilaksanakanterus dilaksanakan

Page 43: P2 DBD

STRATIFIKASISTRATIFIKASIDESA/KELURAHAN RAWAN DBDDESA/KELURAHAN RAWAN DBD

• Rawan I (endemis)Rawan I (endemis) Dalam 3 tahun terakhir, setiap tahun terjangkit DBDDalam 3 tahun terakhir, setiap tahun terjangkit DBD

• Rawan II (sporadis)Rawan II (sporadis) Dalam 3 tahun terakhir terjangkit DBD tetapi tidak setiap tahunDalam 3 tahun terakhir terjangkit DBD tetapi tidak setiap tahun

• Rawan III (potensial)Rawan III (potensial) Dalam 3 tahun terakhir tidak pernah terjangkit DBD, tetapi Dalam 3 tahun terakhir tidak pernah terjangkit DBD, tetapi merupakan daerah merupakan daerah

padat penduduk ; hubungan transportasi dengan daerah lain padat penduduk ; hubungan transportasi dengan daerah lain ramai ; persentase ramai ; persentase

rumah ditemukan jentik > 5 %rumah ditemukan jentik > 5 %

• Desa Bebas DBDDesa Bebas DBD* Tidak pernah terjangkit DBD* Tidak pernah terjangkit DBD* Ketinggian > 1000 m ; atau < 1000 m tapi % * Ketinggian > 1000 m ; atau < 1000 m tapi % rumah ditemukan jentik < 5 %rumah ditemukan jentik < 5 %

Page 44: P2 DBD

Gambar 3. Peta desa/kelurahan rawan DBD di Gambar 3. Peta desa/kelurahan rawan DBD di Puskesmas A Puskesmas A tahun 1992 tahun 1992

SukasariSukajaya

Sari

MekarJaya

Wenang

Mekarsari

MegahKedungsari

= Rawan I

= Rawan II

= Rawan III

= Bebas

Page 45: P2 DBD

Penentuan Musim PenularanPenentuan Musim PenularanTabel 1. Jumlah kasus DBD perbulan di Puskesmas ATabel 1. Jumlah kasus DBD perbulan di Puskesmas A tahun 1987 – 1991 tahun 1987 – 1991

BulanBulan

TahunTahun19871987 19881988 19891989 19901990 19911991 JumlahJumlah

87 - 9187 - 91Rerata Rerata

jml jml kasus kasus

pertahupertahunn

1.1. JanuariJanuari

2.2. PebruariPebruari

3.3. MaretMaret

4.4. AprilApril

5.5. Mei Mei

6.6. JuniJuni

7.7. JuliJuli

8.8. AgustusAgustus

9.9. SeptemberSeptember

10.10. OktoberOktober

11.11. Nopember Nopember

12.12. DesemberDesember

88

99

44

1010

66

44

33

11

11

33

44

22

1010

1010

66

99

88

88

66

55

22

44

55

77

99

1414

77

55

44

33

22

11

00

33

22

44

88

66

55

77

88

44

33

11

00

33

44

88

55

77

44

44

55

22

22

22

11

22

55

33

4040

4646

2626

3535

3131

2121

1616

1010

44

1515

2020

2424

88

99

55

77

66

44

33

22

11

33

44

55

5555 7070 5454 5252 4242 288288 6262

Page 46: P2 DBD

0

2

4

6

8

10

JAN

PEB

MAR AP

RMEI

JUN

JUL

AGUST SE

POKT

NOPDES

RERATA

Gambar 2. Rerata jumlah kasus DBD Puskesmas A Gambar 2. Rerata jumlah kasus DBD Puskesmas A

tahun 1987-1991tahun 1987-1991

Page 47: P2 DBD

Mengetahui kecenderungan situasi penyakit DBDMengetahui kecenderungan situasi penyakit DBDTabel 3. Jumlah kasus DBD di Puskesmas B tahun 1978-1991Tabel 3. Jumlah kasus DBD di Puskesmas B tahun 1978-1991

TAHUNTAHUN JUMLAH KASUSJUMLAH KASUS

19781978 44

19791979 22

19801980 11

19811981 33

19821982 44

19831983 1111

19841984 1010

19851985 99

19861986 77

19871987 66

19881988 2222

19891989 55

19901990 1313

19911991 1212

Page 48: P2 DBD

Gambar 3. Kecenderungan Penyakit DBD di Puskesmas B Gambar 3. Kecenderungan Penyakit DBD di Puskesmas B tahun 1978-1991tahun 1978-1991

0

5

10

15

20

25

78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91

JUMLAH KASUS

Page 49: P2 DBD

PENGERTIANPENGERTIANA. Fogging massalA. Fogging massal - Kegiatan pengasapan yang dilakukan di sebagian - Kegiatan pengasapan yang dilakukan di sebagian

atau atau seluruh wilayah desa endemis SMP DBD, yang diikuti seluruh wilayah desa endemis SMP DBD, yang diikuti dgn kegiatan PKM dan penggerakan masy. untuk dgn kegiatan PKM dan penggerakan masy. untuk

PSNPSN - Sasaran- Sasaran seluruh rumah di desa endemis, berdasr seluruh rumah di desa endemis, berdasr

pemantauan pemantauan kasus rerata 3-5 tahunkasus rerata 3-5 tahun - Pelaksana : petugas Dinkes Kab/Kota + Puskesmas- Pelaksana : petugas Dinkes Kab/Kota + Puskesmas

- 2 siklus dengan interval 7-10 hari- 2 siklus dengan interval 7-10 hari- Dana dari APBN - Dana dari APBN

Page 50: P2 DBD

B. Penggerakan PSN – DBDB. Penggerakan PSN – DBD

adalah rangkaian kegiatan pembinaan PSM adalah rangkaian kegiatan pembinaan PSM (penyuluhan, motivasi, bimbingan dan upaya lain) (penyuluhan, motivasi, bimbingan dan upaya lain) untuk mendirikan masyarakat dalam PSN – DBDuntuk mendirikan masyarakat dalam PSN – DBD

C. PSN – DBDC. PSN – DBD

adalah kegiatan untuk membasmi jentik nyamuk adalah kegiatan untuk membasmi jentik nyamuk Aedes aegypti :Aedes aegypti :

1. menguras TPA max 1 mg/1 x atau menutup 1. menguras TPA max 1 mg/1 x atau menutup rapatrapat22

2. mengubur barang bekas yang dapat 2. mengubur barang bekas yang dapat menampung airmenampung air

3. Menaburkan racun pembasmi jentik3. Menaburkan racun pembasmi jentik

4. Memelihara ikan pemakan jentik, dll4. Memelihara ikan pemakan jentik, dll

Page 51: P2 DBD

Tujuan Tujuan

Menurunkan kepadatan jentik Aedes Menurunkan kepadatan jentik Aedes aegypti aegypti rata rata 22

angka bebas jentik (ABJ) pada akhir pelita angka bebas jentik (ABJ) pada akhir pelita VI di :VI di :

- Kec. Endemis DBD - Kec. Endemis DBD >> 95 % 95 %

- Kec. Non endemis DBD - Kec. Non endemis DBD >> 85 % 85 %

Sasaran Sasaran

- Keluarga- Keluarga

- Warga RT/RW/dusun / lingkungan- Warga RT/RW/dusun / lingkungan

- Pemilik / pengelola tempat umum- Pemilik / pengelola tempat umum

Page 52: P2 DBD

D. Abatisasi SelektifD. Abatisasi Selektifadalah pengamatan secara teratur adalah pengamatan secara teratur

terhadap ada tidaknya jentik Aedes terhadap ada tidaknya jentik Aedes aegypti di rumah/bangunan, TPA yang aegypti di rumah/bangunan, TPA yang ada jentik ditaburi abate, dilaksanakan 4 ada jentik ditaburi abate, dilaksanakan 4 siklus (3 bulan/1 x) siklus (3 bulan/1 x)

Tujuan Tujuan Menekan populasi vektor di wilayah desa Menekan populasi vektor di wilayah desa endemis/ sporadis serendah mungkinendemis/ sporadis serendah mungkin

SasaranSasaranDesa endemis & sporadisDesa endemis & sporadis

Page 53: P2 DBD

PENYELIDIKAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI

1. Pengertian1. Pengertian

Penyelidikan epidemiologi adalah Penyelidikan epidemiologi adalah kegiatan pencarian kegiatan pencarian penderita/tersangka DBD lainnya dan penderita/tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penularan pemeriksaan jentik nyamuk penularan DBD di rumah penderita/tersangka DBD di rumah penderita/tersangka dan rumah di sekitarnya dalam radius dan rumah di sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 m serta sekurang-kurangnya 100 m serta tempat umum yang diperkirakan tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penularan penyakit,menjadi sumber penularan penyakit,

Page 54: P2 DBD

Tujuan :Tujuan :

1. Mengetahui ada tidaknya kasus DBD 1. Mengetahui ada tidaknya kasus DBD tambahan tambahan

dan luasnya penyebarandan luasnya penyebaran

2. Mengetahui kemungkinan terjadinya 2. Mengetahui kemungkinan terjadinya

penyebarluasan penyakit DBD lebih lanjut penyebarluasan penyakit DBD lebih lanjut di di

lokasi tersebutlokasi tersebut

SasaranSasaran

Keluarga di lokasi rumah Keluarga di lokasi rumah penderita/tersangka DBDpenderita/tersangka DBD

Page 55: P2 DBD

PENANGGULANGAN FOKUSPENANGGULANGAN FOKUSadalah kegiatan penyemprotan dengan adalah kegiatan penyemprotan dengan insektisida dilokasi penderita/tersangka insektisida dilokasi penderita/tersangka penderita DBD, 2 siklus dengan interval 7–10 penderita DBD, 2 siklus dengan interval 7–10 hari dengan radius 200 M (luas 16 hari dengan radius 200 M (luas 16 ha)ha)

TujuanTujuanMencegah terjadinya penularan lebih lanjut diMencegah terjadinya penularan lebih lanjut di

lokasi tersebutlokasi tersebut

Sasaran Sasaran Seluruh rumah dan bangunan yang ada di Seluruh rumah dan bangunan yang ada di lokasi lokasi fokus dengan luas area 16 ha (1 RW)fokus dengan luas area 16 ha (1 RW)

Page 56: P2 DBD

PEMERIKSAAN JENTIK BERKALAPEMERIKSAAN JENTIK BERKALA Adalah pengamatan jentik yang dilakukan Adalah pengamatan jentik yang dilakukan secara terfokus 4 x setahun terhadap ada secara terfokus 4 x setahun terhadap ada tidaknya jentik Aedes aegypti di sejumlah tidaknya jentik Aedes aegypti di sejumlah rumah sampel yang dipilih secara acakrumah sampel yang dipilih secara acak

TujuanTujuan a. Memantau dan menilai hasil kegiatan PSN a. Memantau dan menilai hasil kegiatan PSN oeh masy. oeh masy.

dan abatisasi selektifdan abatisasi selektifb. Meb. Me partisipasi masy. dalam PSN partisipasi masy. dalam PSN

Hasil : ABJHasil : ABJ

Page 57: P2 DBD

TOLOK UKURTOLOK UKUR

a. Indikator cakupana. Indikator cakupan

1. Cakupan fogging operasional DBD1. Cakupan fogging operasional DBD

2. Cakupan operasional abatisasi2. Cakupan operasional abatisasi

3. 3. pelaksanaan PE pelaksanaan PE

b. Indikator keberhasilanb. Indikator keberhasilan

1. di daerah endemis = insidens DBD < 1. di daerah endemis = insidens DBD < 0,3 per 10000,3 per 1000

non endemis = insidens DBD < 0,1 non endemis = insidens DBD < 0,1 per 1000per 1000

2. ABJ di kec endemis 2. ABJ di kec endemis >> 95 % 95 %

3. CFR DBD < 1%3. CFR DBD < 1%

Page 58: P2 DBD

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

Benenson A,1995.Control of Communicable Diseases in Benenson A,1995.Control of Communicable Diseases in Man.Man.

The American Public Health Association,New York.The American Public Health Association,New York.Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2007.Situasi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2007.Situasi

Penyakit Penyakit DBD di Jawa Timur & Kebijaksanaan P2.DBD. SurabayaDBD di Jawa Timur & Kebijaksanaan P2.DBD. SurabayaDinas Kesehatan Kota Surabaya,2007. Situasi DBDDinas Kesehatan Kota Surabaya,2007. Situasi DBD di Surabaya. Din.Kes.Kota Surabayadi Surabaya. Din.Kes.Kota SurabayaDep.Kes.RI,1999.Penemuan,Pertolongan dan Pelaporan Dep.Kes.RI,1999.Penemuan,Pertolongan dan Pelaporan Penderita Demam Berdarah. Dep.Kes.RI, JakartaPenderita Demam Berdarah. Dep.Kes.RI, JakartaWHO,2005. Prevention Control of Dengue and Dengue WHO,2005. Prevention Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever.WHO Regional Publication SEAROHaemorrhagic Fever.WHO Regional Publication SEARO

Page 59: P2 DBD