survid dbd

26
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DBD DBD DI KABUPATEN ASAHAN DI KABUPATEN ASAHAN OLEH : OLEH : IRIANTI (NIM. 117032076) IRIANTI (NIM. 117032076) IRWANDI (NIM. 117032077) IRWANDI (NIM. 117032077) JIMMY KV. MARPAUNG (NIM. JIMMY KV. MARPAUNG (NIM. 117032078) 117032078) JUITA SARI (NIM. 117032079 JUITA SARI (NIM. 117032079)

Upload: deninagungwahid-yok

Post on 15-Sep-2015

268 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

demam berdarah dingin

TRANSCRIPT

  • SURVEILANS EPIDEMIOLOGIDBDDI KABUPATEN ASAHAN

    OLEH :

    IRIANTI (NIM. 117032076)IRWANDI (NIM. 117032077)JIMMY KV. MARPAUNG (NIM. 117032078)JUITA SARI (NIM. 117032079)

  • DEMAM BERDARAH DENGUE/ Dengue Haemorrhagic Fever (DBD/DHF)

    Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

    PENDERITA DBD :(Kriteria WHO : utk diagnose klinik DBD)Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab jelasPembesaran hati dan/atau tanda-tanda perdarahanTrombosit < 100.000/ mm3Hematokrit meningkat > 20%

    PENDERITA TERSANGKA DBD :Penderita panas tanpa sebab yang jelas disertai tanda-tanda perdarahan sekurang-kurangnya torniquet positif dan/ atau jumlah trombosit < 100.000/ mm3.

  • PENYEBAB : VIRUS DENGUE

    Ada 4 serotype Virus Dengue yaitu : Den-1, Den-2, Den-3, Den-4

    Virus Dengue terdapat pada :- Penderita DBD- Tubuh nyamuk yg terinfeksi- Pada telur nyamuk yg terinfeksi

    PENULAR : NYAMUK AEDES AEGYPTI

  • DATA DBD DI KABUPATEN ASAHANTahun 2011: 129 kasus,: 3 kasus DD: 4 kasus SSD

    Jumlah Meninggal: 5 kasus: CFR 3,88%

    Jan s/d Maret tahun 2012: 24 kasus: 2 kasus DD

  • Surveilans Demam Berdarah Dengue (DBD) Ad. Proses pengumpulan, pengolahan, pengolahan, analisis, dan interprestasi data, serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait secara sistematis dan terus menerus tentang situasi DBD dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit tersebut agar dapat dilakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efesien (Depkes RI, 2010).

  • PERANSURVEILANS EPIDEMIOLOGI DBDMengetahui jumlah & penyebaran DBD (orang, tempat & waktu)Deteksi dini KLB DBDPE & penanggulangan KLBPerencanaan monitoring evaluasi program P2 DBD

  • Kasus DBD adalah Penderita DBD atau SSD.Penderita DBD adalah Penderita penyakit yang didiagnosis sebagai DBD atau SSD.

    Demam Dengue (DD) adalah Deman yang dialami oleh orang yang terinfeksi virus dengue untuk pertama kali, umumnya hanya menderita demam ringan dengan gejala dan tanda yang tidak spesifik atau bahkan tidak memperlihatkan tanda-tanda sakit sama sekali (asimtomatis) dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 5 hari pengobatan.

    Syndrom Syok Dengue (SSD) adalah gejala penyakit DBD dalam bentuk renjatan (syok) yang disebabkan perdarahan, atau karena kebocoran plasma ke darah ekstra vaskuler melalui kapiler yang terganggu

    PENGERTIAN

  • * Di Kab. Asahan DD masuk dalam Penderita DBD Tersangka DBD tidak dilaporkan

    Laporan kewaspadaan dini DBD (KD/RS DBD) adalah laporan segera (paling lambat dikirim dalam 24 jam setelah penegakan diagnosis) tentang adanya penderita (DD, DBD dan SSD) termasuk tersangka DBD agar segera dapat dilakukan tindakan atau langkah-langkah penanggulangan seperlunya.

    Laporan tersangka DBD dimaksudkan hanya untuk kegiatan proaktif surveilans dan peningkatan kewaspadaan, tetapi bukan sebagai laporan kasus atau penderita DBD

  • PENEGAKAN DIAGNOSISPENDERITA DBD :(Kriteria Depkes RI : utk diagnose klinik DBD)Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab jelasPembesaran hati dan/atau tanda-tanda perdarahanTrombosit < 100.000/ mm3 (trombositopenia)Hematokrit meningkat > 20%Atau Hasil pemeriksaan serologis pada Tersangka DBD :Pemeriksaan HI (Haemaglutination Inhibition) tes (+) atauPeninggian (+) IgG saja atau IgM dan IgG pada pemeriksaan dengue rapid test(Diagnosis Laboratoris)

    PENDERITA TERSANGKA DBD : Penderita panas 2-7 hari tanpa sebab yang jelas disertai tanda-tanda perdarahan sekurang-kurangnya torniquet positif dan/ atau jumlah trombosit < 100.000/ mm3.

  • PuskesmasDinas KesehatanKab/KotaDinas KesehatanPropinsiDitjenPPM & PLRS Pemerintah dan Swasta

    Unit Pelayanan Kesehatan lain, seperti : Balai pengobatan, Poliklinik, Dokter Praktek Swasta, dll

    DP-DBD K-DBD W2-DBD W1 DP-DBD K-DBD W2-DBD W1 KD/RS-DBD DP-DBD K-DBD W2-DBD W1KD/RS - DBDU m p a n b a l I kum p a n

    b a l I kum p a n

    b a l I kSumber : Depkes RI, 2010

  • A. Pelaporan Rutin1.Pelaporan oleh unit pelayanan kesehatan (selain puskesmas)a. Bila ada kasus DBD atau tersangka DBD wajib melaporkan ke dinas kesehatan Kab/kota setempat dengan tembusan ke wilayah kerja puskesmas tempat inggal penderita dalam waktu 24 jamb. Pelaporan dengan formulir KD/RS-DBDc. Pelaporan dengan formulir DP-DBD/RS (tidak disertakan, sudah dilaporkan puskesmas)

    2.Pelaporan dari puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab/Kota a. Menggunakan formulir KD/RS-DBD untuk pelaporan kasus DBD dalam 24 jam setelah diagnosis ditegakkanb. Menggunakan formulir DP-DBD sebagai data dasar perorangan DBD yang dilaporkan per bulanc. Menggunakan formulir K-DBD sebagai laporan bulanand. Menggunakan formulir W2 DBD sebagai laporan mingguan (hanya sebagian puskesmas melaporkan)e. Menggunakan formulir W1 bila terjadi wabah (stiap kasus disertakan + Laporan PE)

  • 3.Pelaporan dari Dinas Kesehatan Kab/Kota ke Dinas Kesehatan Propinsia. Menggunakan formulir DP-DBD sebagai data dasar perorangan DBD yang dilaporkan per bulan (tidak dikirimkan)b. Menggunakan formulir K-DBD sebagai laporan bulananc. Menggunakan formulir W2 DBD sebagai laporan mingguan d. Menggunakan formulir W1 bila terjadi wabah

    4.Pelaporan dari Dinas Kesehatan Propinsi ke Ditjen PPM & PLb. Menggunakan formulir DP-DBD sebagai data dasar perorangan DBD yang dilaporkan per bulanc. Menggunakan formulir K-DBD sebagai laporan bulanand. Menggunakan formulir W2 DBD sebagai laporan mingguan a. Menggunakan formulir W1 bila terjadi wabah

    A. Pelaporan Rutin (2)A. Pelaporan Rutin (2)

  • B. Pelaporan dalam Situasi KLB1.Pelaporan oleh unit pelayanan kesehatan (selain puskesmas)a. Menggunakan formulir W1b. Pelaporan dengan formulir DP-DBD ditingkatkan frekuensinya menjadi mingguan atau harianc. Pelaporan dengan formulir KD/RS-DBD tetap dilaksanakan2.Pelaporan dari puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab/Kota a. Menggunakan formulir W1b. Menggunakan formulir KD/RS-DBD untuk pelaporan kasus DBD dalam 24 jam setelah diagnosis ditegakkanc. Menggunakan formulir W2 DBD sebagai laporan mingguan KLB3.Pelaporan dari Dinas Kesehatan Kab/Kota ke Dinas Kesehatan Propinsia. Menggunakan formulir W1b. Menggunakan formulir W2 DBD sebagai laporan mingguan KLB4.Pelaporan dari Dinas Kesehatan Propinsi ke Ditjen PPM & PLa. Menggunakan formulir W1b. Menggunakan formulir W2 DBD sebagai laporan mingguan KLB

  • C. Umpan Balik PelaporanUmpan balik pelaporan perlu di laksanakan guna meningkatkan kualitas dan memelihara kesinambungan pelaporan, kelengkapan dan ketepatan waktu pelaporan serta analisis terhadap laporan. Frekuensi umpan balik oleh masing-,masing tingkat administrasi dilaksanakan setiap tiga bulan, minimal dua kali dalam setahun

    * Feedback dari Dinas Kesehatan Kab. Asahan ke Puskesmas tidak dilaksanakan, dari Dinas Kesehatan Pripinsi Ke Dinas Kesehatan Kab/Kota rutin dilaksanakan

  • Pengumpulan dan Pencatatan dilakukan setiap hari, bila ada laporan tersangka DBD, penderita DD, DBD, SSD. Data yang diterima dapat berasal dari rumas sakit atau dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas sendiri atau puskesmas lain (cross notification) dan puskesmas pembantu, unit pelayanan kesehatan lain (balai pengobatan, poliklinik, okter praktek swasta dan lain-lain) dan hasil penyelidikan epidemiologi (kasus tambahan jika sudah ada konfirmasi dari rumah sakit/unit pelayanan kesehatan lainnya)

    2.Untuk pencatatan tersangka DBD dan penderita DD, DBD, SSD, menggunakan Buku Catatan Penderita DBD yang memuat catatan (kolom) kurang lebih seperti Form DP-DBD ditambah catatan (kolom) tersangka DBD.

    Pengumpulan dan Pencatatan Data

  • Pengolahan dan Penyajian Dataa. Pemantauan situasi DD,DBD, SSD mingguan menurut desa/kelurahan 1)Jumlahkan masing-masing penderita DD, DBD, dan SSD setiap minggu dan sajikan dalam tabel 2) Berdasarkan data mingguan (setelah dilakukan penggabungan jumlah penderita DD, DBD dan SSD untuk setiap minggunya) dapat diketahui adanya KLB DBD atau keadaan yang menjurus pada KLB DBD 3) Bila terjadi KLB, maka lakukan tindakan sesuai pedoman penanggulangan KLB DBD dan laporkan segera ke dinas kesehatan kab/kotamenggunakan formulir W1

    b. Penyampailan laporan tersangka DBD dan penderita D, DBD, SSD selambat lambatnya dalam 24 jam setelah diagnosis ditegakkan menggunakan formulir KD/RS-DBD

    c. Laporan data dasar perorangan penderita DD, DBD, SSD menggunakn form DP-DBD yang disampaikan per bulan

    d. Laporan mingguan (W2-DBD) 1)Jumlahkan penderita DBD dan SSD setiap minggu menurut desa/kelurahan 2)Laporkan ke dinas kesehatan propinsi dengan formulir w2-DBD

  • Kriteria KLB DBDAdanya peningkatan jumlah penderita DBD disuatu desa/kelurahan (atau wilayah yang lebih luas) dua kali atau lebih dalam kurun waktu satu minggu/bulan dibandingkan minggu/bulan sebelumnya atau bulan yang sama tahun lalu.

  • e. Laporan Bulanan 1) Jumlahkan penderita/kematian DD,DBD, SSD termasuk beberapa kegiatan pokok pemberantasan/penanggulangan setiap bulannya2) Laporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota dengan formulir K-DBD

    f.Penentuan stratifikasi kecamatan DBD

    g. Mengetahui distribusi penderita DBD per RW / dusun

    h. Penentuan musim penularan

    i. Mengetahui kecendrungan situasi DBDyaitu untuk mengetahui apakah situasi penyakit DBD diwilayah kabupaten tetap, naik atau turun.

    Pengolahan dan Penyajian Data (2)

  • a. Sumber Data :1) Laporan KD/RS-DBD dari rumah sakit (pemerintah dan swasta)2) Laporan data dasar personal DBD dari puskesmas (DP-BDB)3) Laporan rutin bulanan (K-DBD) dari puskesmas4) Laporan W1 dan W2-DBD5) Laporan hasil surveilans aktif oleh dinas kesehatan kabupaten ke unit pelayanan kesehatan6) Cross Notification dari Kabupaten/Kota lain.

    b. Pencatatan data1) Untuk pencatatan tersangka DBD dan penderita DD, DBD, SSD, menggunakan Buku Catatan Penderita DBD yang memuat catatan (kolom) kurang lebih seperti Form DP-DBD ditambah catatan (kolom) tersangka DBD.2) Perlu kecermatan alam pencatatan terhadap kemungkinan pencatatan berulang untuk pasien yang sama

    Pencatatan Data

  • Pengolahan dan Penyajian Dataa. Pemantauan situasi DD,DBD, SSD mingguan menurut kecamatan 1)Jumlahkan masing-masing penderita DD, DBD, dan SSD setiap minggu dan sajikan dalam tabel 2) Berdasarkan data mingguan (setelah dilakukan penggabungan jumlah penderita DD, DBD dan SSD untuk setiap minggunya) dapat diketahui adanya KLB DBD atau keadaan yang menjurus pada KLB DBD 3) Bila terjadi KLB, maka lakukan tindakan sesuai pedoman penanggulangan KLB DBD dan laporkan segera ke dinas kesehatan propinsi menggunakan formulir W1

    b. Laporan data dasar perorangan penderita DD, DBD, SSD menggunakan form DP-DBD yang disampaikan per bulan

    c. Laporan mingguan (W2-DBD) 1)Jumlahkan penderita DBD dan SSD setiap minggu menurut kecamatan 2)Laporka ke dinas kesehatan propinsi dengan formulir w2-DBD

    d. Laporan Bulanan 1)jumlahkan penderita/kematian DD,DBD, SSD termasuk beberapa kegiatan pokok pemberantasan/penanggulangan setiap bulannya 2)Laporkan ke dinas kesehatan propinsi dengan formulir K-DBD

  • Penentuan stratifikasi kecamatan DBD

    Mengetahui distribusi penderita DBD per desa / kelurahan

    Penentuan musim penularan

    Mengetahui kecendrungan situasi DBDyaitu untuk mengetahui apakah situasi penyakit DBD diwilayah kabupaten tetap, naik atau turun.

    i.Mengetahui jumlah penderita DD, DBD dan SSD per tahunPengolahan dan Penyajian Data (2)

  • PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DBD

    Adalah kegiatan pencarian penderita DBD atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitarnya, termasuk tempat-tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter.

  • *