osteoporosis

30
Osteoporosis (PBL Blok 5 - Sistem Muskuloskeletal) Ditulis Oleh eja putra Jakarta 23.10 Label: Blok 5 , Fakultas Kedokteran Ukrida , PBL OSTEOPOROSIS Primus Etgal Putra 102011103 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna no. 6 Tanjung Duren Jakarta 11510 Fisiologis Tulang Tulang rangka tubuh manusia terdiri tulang kortikal 70-80% dan tulang trabekular 20-30%. Pada keadaan normal tulang rangka, sebanyak 25% volume tulang anatomi yang spesifik sebagai jaringan tulang. Dan 75 % merupakan sumsum tulang (bone marrow) dan lemak, tetapi ini sangat bervariasi tergantung sebagaimana besar tulang skeletonnya. Pada jaring tulang yang spesifik, hanya 60% berupa mineral tulang dan 40% merupakan jaringan organik, berupa kolagen. Sumsum tulang mengandung stroma, jaringan mieloid, sel lemak, pembuluh darah, sinusoid, dn beberapa jaringan limfe. Jaringan tulang sangat kompleks, aktifitas metabolisme aktif pada tulang pada proses

Upload: clarissal12

Post on 06-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

osteo

TRANSCRIPT

Page 1: Osteoporosis

Osteoporosis (PBL Blok 5 - Sistem Muskuloskeletal) Ditulis Oleh eja putra Jakarta 23.10 Label: Blok 5, Fakultas Kedokteran Ukrida, PBL

                                                 OSTEOPOROSIS

Primus Etgal Putra

102011103Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Terusan Arjuna no. 6

Tanjung Duren Jakarta 11510

Fisiologis TulangTulang rangka tubuh manusia terdiri tulang kortikal 70-80% dan tulang trabekular 20-30%.

Pada keadaan normal tulang rangka, sebanyak 25% volume tulang anatomi yang spesifik

sebagai jaringan tulang. Dan 75 % merupakan sumsum tulang (bone marrow) dan lemak,

tetapi ini sangat bervariasi tergantung sebagaimana besar tulang skeletonnya. Pada jaring

tulang yang spesifik, hanya 60% berupa mineral tulang dan 40% merupakan jaringan

organik, berupa kolagen. Sumsum tulang mengandung stroma, jaringan mieloid, sel lemak,

pembuluh darah, sinusoid, dn beberapa jaringan limfe. Jaringan tulang sangat kompleks,

aktifitas metabolisme aktif pada tulang pada proses mineralisasi yang terdiri dari komposisi

esensial, yaitu garam kalsium dan fosfat. Garam tersebut merupakan 2/3 bagian dari berat

tulang kering dan merupakan unsur yang paling banyak kalsium dan fosfat dari seluruh

tubuh. Integritas tulang dipertahankan oleh kompartement ekstraselular Kalsium. Tubuh

mengandung 1000 gram ( 2500 mmol) Kalsium, terdiri dari 9 gram ( 225 mmol ) berada di

jaringan lunak, 1 gram ( 25 mmol) berada di cairan ekstraseluler dan sisanya berada pada

jaringan tulang. Seperti dikemukakan dalam pendahuluan bahwa aktivitas sel sel tulang

yaitu resorpsi dan pembentukan dikendalikan oleh faktor sistemik, salah satu faktor sistemik

tersebut adalah 1,25 dihydroksivitamin D. Selain vitamin D, faktor sistemik lain adalah

Page 2: Osteoporosis

hormon paratiroid (PTH ), kalsitonin, insulin, estrogen/androgen, hormon pertumbuhan dan

hormon tiroid. Semua faktor tersebut saling terkait dalam proses metabolisme tulang.1

Columna VertebralisColumna vertebralis merupakan pilar utama tubuh, dan berfungsi menyanggah

cranium, gelang bahu, ekstremitas superior, dan dinding thorax serta melalui gelang panggul

meneruskan berat badan ke ekstremitas inferior. Di dalam rongganya terletak medula

spinalis, radix nervi spinals, dan lapisan penutup meningen, yang dilindungi oleh columna

vertebralis.2

Komposisi Columna Vertebralis

Columna vertebralis terdiri atas 33 vertebrae, yaitu 7 vertebra cervicales, 12 vertebra

thoracicus, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis (yang bersatu membentuk os sacrum), dan

4 vertebra coccygis. Struktur columna tersebut fleksibel, karena columna bersegmen-segmen

dan tersusun atas vertebrae, sendi-sendi, dan bantalan fibrocartilago yang disebut discus

intervertebralis membentuk kira-kira seperempat panjang columna.2

Ciri-Ciri Umum Vertebra

Semua vertebra mempunyai pola yang sama. Vertebra tipikal, terdiri atas corpus yang

bulat di interior dan arcus vertebrae di posterior. Keduanya melingkupi sebuah ruang disebut

foramen vertebralis, yang dilalui oleh medulla spinalis dan bungkus-bungkusnya. Arcus

vertebrae terdiri atas sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yang membentuk sisi-sisi

arcus, dan sepasang lamina gepeng yang melengkapi arcus dari posterior. Arcus vertebrae

mempunyai 7 processus yaitu 1 processus spinosus, 2 processus transversus, dan 4 processus

articularis.2

Processus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari pertemuan kedua laminae.

Processus transversus menonjol ke lateral dari pertemuan lamina dan pediculus. Processus

spinosus dan processus ransversus berfungsi sebagai pengungkit dan menjadi tempat

melekatnya otot dan ligamentum.2

Processus articularis superior terletak vertical dan terdiri atas 2 processus articularis

superior dan 2 processus articularis inferior. Processus ini menonjol dari pertemuan antara

lamina dan pediculus, dan facies articularisnya diliputi oleh cartilago hyaline. Kedua

Page 3: Osteoporosis

processus articularis superior dari sebuah arcus vertebrae bersendi dengan kedua processus

articularis, inferior dari arcus yang ada di atasnya membentuk sendi sinoval.2

Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya, membentuk incisura

vertebralis superior dan inferior. Pada masing-masing sisi, incisura vertebralis superior

sebuah vertebra dan incisura vertebralis inferior dari vertebra di atasnya membentuk foramen

intervertebrale. Foramina ini pada kerangka yang berartikulasi berfungsi sebagai tempat

lewatnya nervi spinals dan pembuluh darah. Radix anterior dan posterior nervus spinalis

bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan pembungkusnya membentuk saraf spinalis

segmentalis.2

Estrogen dan OsteoporosisSelama perkembangannya tulang membutuhkan kalsium yang tinggi, dan setelah

mencapai massa pubertas kematangan hormon reproduksi estrogen pada wanita dan

testosteron pada laki-laki, karena pengaruh anabolik dan prekusor estrogen terjadilah proses

remodeling tulang. Peranan sel tulang osteoblas dalam membentuk formasi tulang dan

osteoklas meresorpsi tulang menyebabkan terjadinya remodeling tulang tampaknya

sederhana, tetapi di belakang proses remodeling ini terjadi proses yang rumit.

Secara tidak langsung, kadar estrogen yang rendah mempengaruhi asupan kalsium ke

dalam tubuh karena dihambatnya sekresi PTH dan menghambat sintesis kalsitriol. Jadi pada

osteoporosis pasca menopause primer, jelas akibat tidak adanya hormon estrogen

menurunnya fungsi osteoblas dan meningkatnya aktivitas osteoklas serta menurunnya

kualitas hidup yang meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis sehingga menyebabkan

massa tulang menurun dengan cepat.4

Pembentukan tulangTulang adalah jaringan ikat yang mengalami mineralisasi. Tulang mengandung materi

organik dan anorganik. Materi organiknya sebagian besar berupa protein. Tulang adalah

suatu struktur dinamik yang mengalami siklus remodeling terus menerus, berupa resorpsi

yang diikuti oleh pengendapan jaringan tulang baru. Remodeling ini memungkinkan tulang

beradaptasi terhadap sinyal fisik (seperti peningkatan beban yang harus disangga) dan

hormon.5

Jenis sel utama yang berperan dalam penyerapan dan pengendapan tulang adalah

osteoklas dan osteoblas. Osteoklas berkaitan dengan resorpsi dan osteoblas dengan

Page 4: Osteoporosis

pengendapan tulang. Osteosit berasal dari osteoblas; sel ini juga tampaknya ikut serta dalam

pemeliharaan matriks tulang. Osteoklas adalah sel multinukleus yang berasal dari sel tunas

hematopoietic pluripoten. Osteoklas memiliki domain membran apikal, dan memperlihatkan

tepi bergelombang yang berperan utama dalam penyerapan tulang.5

Suatu ATPase pemindah proton mengeluarkan proton melalui tepi bergelombang ke

dalam area resorpsi, yang merupakan lingkungan mikro ber-pH rendah. Hal ini menurunkan

pH local menjadi 4,0 atau kurang sehingga hidroksiapatit lebih mudah larut dan

memungkinkan terjadinya demineralisasi. Osteoblas, sel mononukleus yang berasal dari

prekursor mesenkim pluripoten yang menyintesis sebagian besar protein yang ditemukan di

tulang serta berbagai faktor pertumbuhan dan sitokin. Sel ini bertanggung jawab bagi

pengendapan matriks tulang baru (osteoid) dan mineralisasi selanjutnya. Osteoblas

mengontrol mineralisasi dengan mengatur lewatnya ion kalsium dan fosfat melalui membran

permukaannya. Fosfat tersebut mengandung fosfatase alkali, yang digunakan untuk

menghasilkan ion fosfat dari fosfat organik. Banyak faktor yang berperan dalam regulasi

metabolisme tulang. Sebagian faktor merangsang osteoblas (misalnya hormone paratiroid dan

1,25-dihidroksikolekalsiferol) dan yang lain menghambatnya (misalnya kortikosteroid).

Hormone paratiroid dan 1,25- dihidroksikolekalsiferol juga merangsang osteoklas, sementara

kalsitonin dan estrogen menghambatnya. Estrogen tampaknya berkaitan erat dengan

timbulnya osteoporosis.5

Proses terbentuknya tulang terjadi dengan 2 cara yaitu melalui osifikasi intra

membran dan osifikasi endokondral :6

1. Osifikasi intra membran

Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang, contohnya

pada proses pembentukan tulang pipih. Pada proses perkembangan hewan vertebrata terdapat

tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm, medoderm, dan endoderm. Mesenkim merupakan

bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah.

Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi

intramembran.

2. Osifikasi endokondral

Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu

menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses

pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini

Page 5: Osteoporosis

bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-

sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang

disebut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang

dewasa ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang.

Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago).

Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan,

merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk

suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan

dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat

osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan

pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi

semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.6

Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari

zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke

daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya

pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder,

terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung

epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise

dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.6

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus- menerus membelah

kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian

tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan

diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga

rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum

membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.6

Tulang Secara MikroTulang adalah jaringan ikat khusus yang terdiri atas materi antarsel berkapur, yaitu

matriks tulang, dan 3 jenis sel seperti: osteosit, yang terdapat di rongga-rongga di dalam

matriks; osteoblas, yang mensintesis unsure organic matriks, dan osteoklas yang merupakan

sel raksasa multinuklear yang terlibat dalam resorpsi dan remodeling jaringan tulang. Karena

metabolit tidak dapat berdifusi melalui matriks tulang yang telah mengapur, pertukaran zat

Page 6: Osteoporosis

antara osteosit dan kapiler darah bergantung pada komunikasi melalui kanalikuli, yang

merupakan celah-celah silindris halus, yang menerobos matriks.7

Osteoblas

Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organik matriks tulang (kolagen

tipe I, proteoglikan, dan glikoprotein). Deposisi komponen anorganik dari tulang juga

bergantung pada adanya osteoblas aktif. Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang,

dan letaknya bersebelahan, mirip epitel selapis. Bila osteoblas aktif menyintesis matriks,

osteoblas memiliki bentuk kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik. Bila aktivitas

sintesisnya menurun, sel tersebut menjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya akan

berkurang. Beberapa osteoblas secara berangsur dikelilingi oleh matriks yang baru terbentuk

dan menjadi osteosit. Selama proses ini, terbentuk rongga yang disebut lakuna. Lakuna

dihuni osteosit beserta juluran-julurannya, bersama sedikit matriks ekstrasel yang tidak

mengapur.7

Selama sintesis matriks berlangsung, osteoblas memiliki struktur ultra sel yang secara

aktif mensintesis protein untuk dikeluarkan. Osteoblas merupkan sel yang terpolarisasi.

Komponen matriks disekresi pada permukaan sel, yang berkontak dengan matriks tulang

yang lebih “tua”, dan menghasilkan lapisan matriks baru (belum berkapur) yang disebut

osteoid, diantara lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk. Proses ini, yaitu aposisi

tulang, dituntaskan dengan pengendapan garam-garam kalsium ke dalam matriks yang baru

terbentuk.7

Osteosit

Osteosit berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna yang terletak di antara lamela-lamela

matriks. Hanya ada satu osteosit dalam satu lakuna. Bila dibandingkan dengan osteoblas,

osteosit yang gepeng dan berbentuk kenari tersebut memiliki sedikit retikulum endoplasma

kasar dan kompleks golgi serta kromatin inti yang lebih padat. Sel-sel ini secara aktif terlibat

untuk mempertahankan matriks tulang, dan kematiannya diikuti oleh resorpsi matriks

tersebut.7

Osteoklas

Osteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel yang melebar mengandung 5 sampai 50 inti (atau lebih). Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal sebagai lakuna Howship. Osteoklas berasal dari penggabungan sel-sel sumsung tulang. Pada osteoklas yang aktif, matriks tulang yang menghadap permukaan terlipat secara tak teratur, seringkali berupa tonjolan yang terbagi lagi, dan membentuk batas

Page 7: Osteoporosis

“bergelombang”. Batas bergelombang ini dikelilingi oleh zona sitoplasma (zona terang) yang tidak mengandung organel, namun kaya akan filament aktin. Zona ini adalah tempat adhesi osteoklas pada matriks tulang dan menciptakan lingkungan mikro tempat terjadinya resorpsi tulang.7

Matriks Tulang

Berat kering matriks tulang 50% terdiri dari bahan anorganik. Bahan-bahan yang

ditemukan pada matriks tulang adalah berupa kalsium, fosfor, bikarbonat, sitrat, magnesium,

kalium, dan natrium.

Bahan organik dalam matriks tulang adalah kolagen tipe I dan substansi dasar, yang

mengandung agregat proteoglikan dan beberapa glikoprotein structural spesifik. Glikoprotein

tulang bertanggung jawab atas kelancaran kalsifikasi matriks tulang. Jaringan lain yang

mengandung kolagen tipe I biasanya tidak mengapur dan tidak mengandung glikoprotein

tersebut. Karena kandungan kolagennya tinggi, matriks tulang yang terdekalsifikasi terikat

kuat dengan pewarna serat kolagen. Gabungan mineral dengan serat kolagen memberikan

sifat keras dan ketahanan pada jaringan tulang. Setelah tulang mengalami dekalsifikasi,

bentuknya tetap terjaga, namun menjadi fleksibel mirip tendon.7

Jenis–Jenis Penyakit Tulang

Ada beberapa macam gangguan atau kerusakan yang menyebabkan terjadinya penyakit pada

tulang, seperti :9

1. Osteolisis

Hancurnya tulang yang mungkin disebabkan oleh trauma atau kecelakaan berat dan

juga mungkin disebabkan adanya kanker yang mengenai tulang.

2. Osteomalacia

Gangguan pembentukan tulang sehingga tulang lembek dan melunak. Orang yang

terkena biasanya mempunyai cirri-ciri kaki bengkok, tulang punggung memendek dan

tulang pinggul pipih. Gangguan ini disebabkan oleh kurangnya asupan kalsium dan

vit.D3 serta kurangnya berjemur di sinar matahari.

3. Osteoarthritis

Gangguan yang ditandai dengan menipisnya tulang rawan yang ada di persendian,

sehingga menggangu gerak persendian.

4. Rhematoid Arthritis

Penyakit rematik yang juga bisa menyerang tulang dan persendian.

Page 8: Osteoporosis

5. Osteopenia

Suatu keadaan dimana terjadi penurunan massa tulang, suatu keadaan atau gezala

awal terjadinya osteoporosis.

6. Osteoporosis

Suatu penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang,

kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang mudah patah.

KesimpulanOsteoporosis merupakan penyakit tulang yang paling sering dijumpai, dan sering menyerang

tulang belakang (columna vertebralis). Columna vertebralis merupakan pilar utama tubuh,

dan berfungsi menyanggah cranium, gelang bahu, ekstremitas superior, dan dinding thorax

serta melalui gelang panggul meneruskan berat badan ke ekstremitas inferior. Osteoporosis

ada hubungannya dengan estrogen dalam pembentukan matriks. Secara tidak langsung, kadar

estrogen yang rendah mempengaruhi asupan kalsium ke dalam tubuh karena dihambatnya

sekresi PTH dan menghambat sintesis kalsitriol. Jadi pada osteoporosis pasca menopause

primer, jelas akibat tidak adanya hormon estrogen menurunnya fungsi osteoblas dan

meningkatnya aktivitas osteoklas serta menurunnya kualitas hidup yang meningkatkan resiko

terjadinya osteoporosis sehingga menyebabkan massa tulang menurun dengan cepat. Tulang

juga akan menjadi rapuh dan mudah patah.

  Daftar Pustaka

1.            Unpad. Patofisiologi primary osteoporosis. Post at 2006. Diunduh dari

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/patofisiologi_primary_osteoporosis_

metabolisme_vitamin_d.pdf, 25 Maret 2011.

2.            Snell Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;

2006.h.881-4.

3.            Srapper. Columna vertebralis. Post at 2008. Diunduh dari http://kr.blog.yahoo.com/sysrapper

/yblog.html, 25 Maret 2011.

4.            Suherman Suharti K, Tobing Dohar A.L. Osteoporosis. Edisi ke-1. Jakarta: Perosi; 2006.h.3-

6.

5.            Murray Robert K, Granner Daryl K, Rodwell Victor W. Biokimia harper. Edisi ke-27.

Jakarta: EGC; 2009.h.575-7.

Page 9: Osteoporosis

6.            Universitas Jember. Mekanisme pembentukan tulang. Post at 2010. Diunduh dari

http://www.scribd.com/doc/29426430/MEKANISME-PEMBENTUKAN-TULANG, 25

Maret 2011.

7.            Tambayong Jan. Histologi dasar: teks dan atlas. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2007.h.134-7.

8.            Vanderbilt. Komposisi tulang. Post at 2008. Diunduh dari http://mc.vanderbilt.edu, 25 Maret

2011.

9.            Alovell. Struktur dan penyakit tulang. Post at 2009. Diunduh dari

http://medicastore.com/alovell/isi.php?isi=tulang, 25 Maret 2011.

Tanggapan Kalian: 0 Komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Okt 12

Sistem Muskuloskeletal (PBL Blok 5) Ditulis Oleh eja putra Jakarta 02.06 Label: Blok 5, Fakultas Kedokteran Ukrida, PBL

DAFTAR ISI

Daftar isi………………………………………………………………………………2

Pendahuluan…………………………………………………………..…….…………3

Isi………………………………………………………………………………..…….4

Penutup………………………………………………………………………………12

Daftar pusaka…………………………………………………………..…………….13

Page 10: Osteoporosis

PENDAHULUAN

Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi.

Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh & substansi dalam tubuh.

Ada tiga macam otot secara umum yaitu oto lurik, otot polos, dan juga otot jantung.

Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek,

mengeras dan bagian tengahnya menggelembung (membesar). Karena memendek maka

tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot

hanya mampu untuk menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke

posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi

semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja

otot pertama. Jadi, untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian

kembali ke posisi semula diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang

berbeda.

Page 11: Osteoporosis

ISI

         Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi . otot memendek jika

sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang

melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.

Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:

         Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran

semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.

         Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran

semula.

         Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin.

Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril.

Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.

JENIS – JENIS OTOT

      Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan

menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.

         OTOT LURIK (OTOT RANGKA)

      Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah

kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop)

Page 12: Osteoporosis

dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan

mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai

periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus

oleh fasia super fasialis.

Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:

1. ventrikel(empal), merupakan bagian tengah yang menggembung.

2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot (tendon) tersusun

dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.

Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:

1. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya

ketika otot berkontraksi.

2. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot

berkontraksi.

Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi,

Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi

kisut atau mengalami atrofi.

         OTOT POLOS

      Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos

tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing – masing sel memiliki satu

inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos

tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-

alat dalam tubuh, misalnya pada:

Page 13: Osteoporosis

1. Dinding saluran pencernaan

2. Saluran-saluran pernapasan

3. Pembuluh darah

4. Saluran kencing dan kelamin\

         OTOT JANTUNG

      Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut –

serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.

Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja

tidak menurut kehendak.

Page 14: Osteoporosis

FUNGSI OTOT      Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan

karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan.rangsangan

kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan

kedua . dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum . tonus yang

maksimum terus – menerus disebut tetanus.

SIFAT KERJA OTOT

Sifat kerja otot dibedakan atas antagonis dan sinergis seperti berikut ini:

         Antagonis

Antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan,

contohnya adalah:

1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.

2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar

bahu dan sikap sempurna.

3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan

menengadah.

4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan

menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

         Sinergis

Sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya

pronator teres dan pronator kuadratus.

Page 15: Osteoporosis

MEKANISME KERJA OTOT

      Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X,

Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding

filaments.

     Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel

otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima

oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan

energi.

     Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H

adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi

memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan

zona H bertambah pendek waktu kontraksi.

    Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi

dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke

konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri

dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan

energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat

inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi

miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP

bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.

SUMBER ENERGI UNTUK KERJA OTOT

Page 16: Osteoporosis

       ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot.

ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara

aktin dan miosin yang memerlukan ATP.

        ATP ---- ADP + P

AktiN + Miosin

Aktomiosin

                             ATPase

Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam

konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber

energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP.

                           kreatin

Fosfokreatin + ADP ----------------------- keratin + ATP

                               Fosfokinase

        Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP

dan fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu

, fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.

Page 17: Osteoporosis

RADIOLOGI

Modalitas pemeriksaan radiologi :

1.      Radiografi konvensional

2.      CT scan

3.      MRI

4.      Nuclear Medicine

5.      Ultrasonografi

Foto – foto dibuat dengan berbagai posisi proyeksi:

         AP – PA – Lateral – Oblik

         Waters, towner, Stenven, Shuller, dll.

         Rheese

         Eishler

         Dll.

1.      Radiografi Konvensional

         Posisi yang digunakan adalah Axial, Sagital, Coronal, dan 3D untuk CT Scan.

         Menggunakan pancaran sinar X untuk menggambar struktur dada, abdomen, tulang dan

sebagainya.

         Bagian dari spectrum elektromagnetik, dipancarkan akibat pengeboman anoda wolfram oleh

electron – electron bebas dari suatu katoda.

         Keuntungan radiografi digital :

Page 18: Osteoporosis

o   pengurangan yang signifikan terhadap pajanan radiasi

o   perbaikan dengan mengunakan digital memastikan semua citra dalam kualitas yang baik

o   pengiriman citra antar tempat di luar bagian radiologi

o   tidak ada film yang hilang

o   kemudahan pemeriksaan bagi klinisi.

2.      CT Scan

         Menggunakan pancaran sinar X yang terkolimasi pada pasien untuk mendapatkan citra

potongan melintang yang tipis dari kepela ke tubuh pasien.

         Setiap bagian tubuh dapat dipindai : otak, leher, abdomen, pelvis, dan tungkai.

         Mendapatkan detail anatomis yang tepat jika tidak berhasil dengan ulrasonografi.

         Keuntungan :

o   revolusi yang baik

o   detail anatomis yang tepat

o   teknik pemeriksaan yang cepat

o   citra diagnosis tidak terpengaruh terhadap lemak.

         Kerugian :

o   Biaya tinggi

o   Artefak tulang menurunkan kualitas citra

o   terbatas pada pemindaian transversal

o   menimulkan radiasi ionisasi yang tinggi.

3.      MRI

         Digunakan untuk SSP, muskuloskeletal, jantung, toraks, abdomen, pelvis.

Page 19: Osteoporosis

         Potongan axial, sagital, coronal.

         Keuntungan :

o   aman

o   tidak terdapat artefak

o   detail anatomis sangat baik

o   dapat memperlihatkan pembuluh darah

         Kerugian :

o   mahal

o   kuang baik untuk lapangan paru

o   tidak mampu menunjukan kalsifikasi

o   waktu pemeriksaan lebih lama

4.      Nuklear Medicine

         SPECT (Single Photon Emission Computted Tomography).

o   Suatu potongan tomografik planar yang diemisikan oleh radioisotope.

o   Menampilkan distribusi radionukleotida dengan jelas.

         PET (Positron Emission Tomography)

o   Menggunakan isotop emisi positron.

Page 20: Osteoporosis

PENUTUP

Sel-sel otot dirancang khusus untuk berkontraksi. Terdapat tiga jenis otot: rangka,

polos, dan jantung.

Otot rangka terdiri dari berkas sel-sel otot yang panjang dan silindris yang dikenal

sebagai serat otot dan dibungkus oleh jaringan ikat. Serat otot penuh dengan miofibril,

dengan setiap miofibril terdiri dari rangkaian filamen tebal dan tipis yang bertumpuk dan

sedikit bertumpang tindih. Susunan seperti ini menyebabkan serat otot rangka tampak

bergaris-garis pada pemeriksaan di bawah mikroskop. Filamen tebal terdiri dari protein

miosin. Jembatan silang dibentuk dari ujung-ujung globuler molekul miosin yang menonjol

dari setiap filamen tebal. Filamen tipis terutama terdiri dari protein aktin, yang memiliki

kemampuan berikatan dan berinteraksi dengan jembatan silang miosin untuk menghasilkan

kontraksi. Akan tetapi, dua protein lain yakni troponin dan tropomiosin, terletak melintang di

permukaan filamen tipis untuk mencegah interaksi jembatan silang ini dalam keadaan

istirahat.