osteoporosis

Click here to load reader

Upload: jonathan-karel-gunawan

Post on 27-Dec-2015

114 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

osteoporosis

TRANSCRIPT

Osteoporosis

Jonathan Karel Gunawan112013132OsteoporosisDefinisiOsteoporosis berarti porous bone. Merupakan penyakit tulang yang ditandai dengan kombinasi penurunan osteoblastik formasi dari matriks dan peningkatan osteoklastik resorpsi dari tulang.

Akibatnya terjadi resultan penurunan kepadatan tulang pada kerangka yang berkaitan dengan peningkatan fragilitas dan kerentanan terhadap fraktur.

Osteoporosis merupakan salah satu bentuk osteopenia yang berarti terlalu sedikit tulang.

Bentuk lain dari osteopenia adalah osteomalacia, dimana terjadi kalsifikasi matriks yang inadekuat sehingga tulang yang terkalsifikasi sedikit.

Walaupun tulang pada osteoporosis tipis dan berpori, tulang yang ada terkalsifikasi dengan baik dan secara mikrokospik memiliki tampilan yang normal (berbeda dengan osteomalacia)EpidemiologiMerupakan penyakit metabolik tulang yang umum dijumpai.

Diperkirakan terdapat 22 juta orang dewasa dengan osteoporosis di Amerika Utara, dalam jangka waktu 1 tahun diperkirakan 1,5 juta orang diantaranya akan mengalami setidaknya satu fraktur.

EtiologiOsteoporosis menandakan gangguan tidak hanya pada deposisi tulang tetapi juga resorpsi tulang.

Penyebabnya terdiri atas hormonal, postmenopausal, disuse, dan senile osteoporosisFaktor RisikoJenis kelamin (1/4 prempuan berbanding 1/8 laki-laki di atas usia 50 tahun menderita osteoporosis).Amenorrhea, baik postmenopausal atau induksi secara artifisialMenarche yang terlambat, menopause diniEtnis kulit putih atau asiaInsufisiensi kalsium dalam dietKelainan pola makanMerokokPenggunaan kafein atau alkohol berlebihan.Kurangnya latihan fisik atau imobilisasiFaktor RIsiko LOw calcium intake Seizure meds (anticonvulsants) Thin build Ethanol intake HypOgonadism Previous fracture ThyrOid excess Race (white, Asian) Other relatives with osteoporosis Steroids Inactivity Smoking

Hormonal OsteoporosisPada sebagian pasien osteoporosis dijumpai penyebab yang mendasarinya adalah ketikseimbangan hormon berupa peningkatan relatif sekresi hormon antianabolik terhadap sekresi hormon anabolik.

Osteoporosis dapat merupakan manifestasi dari hiperparatiroidisme, hiperptuitarisme, hipertiroidisme, dan hiperadrenokortisisme.Disuse OsteoporosisSemua jaringan pada tubuh akan mengalami atropi ketika tidak digunakan. Hal ini juga terjadi pada tulang.

Tekanan intermiten dari berat tubuh dan tegangan otot menyebabkan stress pada tulang dan menstimulasi deposisi tulang oleh aktivitas osteoblast.

Pada orang yang terus terbaring di kasur atau mengalami keterbatasan aktivitas berlebih, terjadi penurunan deposisi tulang disertai dengan peningkatan resorpsi tulang yang berakhir dengan disuses osteoporosis.

Imobilisasi yang lama, tidak adanya beban pada tulang, dan paralisis dapat menyebabkan disuse osteoporosis lokal, terbatas pada tulang yang tidak digunakan.

Postmenopausal & Senile OsteoporosisOsteoporosis setelah menopause umur 65 tahun osteoporosis postmenopausal

Osteoporosis setelah umur 65 tahun osteoporosis senile.

Hipogonadisme pada orang tua dan juga asupan diet kalsium yang inadekuat merupakan penyebab dari osteoporosis jenis ini.PatogenesisDeposisi tulang dan resorpsi tulang merupakan fenomena yang terjadi pada permukaan tulang.

Tulang trabekular memiliki permukaan yang lebih luas dibandingkan tulang kortikal ketidakseimbangan deposisi-resorpsi lebih berpengaruh pada tulang trabekular/kanselosa.

Osteoporosis paling parah terjadi pada vertebra dan metafisis dari tulang panjang dimana kedua tulang ini sebagian besar terdiri atas tulang kanselosa. Tulang kortikal selanjutnya juga akan menipis dan berongga.

Akibatnya tulang akan menjadi fragil atau rapuh serta lebih rentan untuk terjadinya fraktur patologis baik secara makro ataupun mikroskopik bahkan akibat trauma yang umum terjadi.Bone remodeling dengan osteoklas meresorpsi satu sisi tulang trabekular dan osteoblas mendeposisi tulang baru di sisi yang lain

PatogenesisFraktur patologis umum terjadi pada metafisis tulang panjang (colum femur, colum humerus, ujung distal radius), dan pada corpus vertebra.

Fraktur mikroskopik berulang pada vertebra mengakibatkan deformitas berupa wedge-shaped,yang berprogesif secara lambat menjadi dorsal kifosis dan berkurangnya tinggi total tubuh.

Tekanan dari intervertebral discs secara terus menerus mengakibatkan perubahan bentuk pada permukaan setiap corpus vertebra, corpus vertebra akan berubah bentuk menjadi bikonkaf sedangkan intervertebral discs menjadi biconvex atau baloon-shaped

DiagnosisGejala osteoporosis:Nyeri pada punggung yang kronik dan intermitenNyeri tulang pada lokasi lainKehilangan ketinggian tubuh baik pada posisi berdiri maupun dudukPenurunan kemampuan fisik.

Pasien dengan osteoporosis lanjut biasanya tampak lemah dan menunjukan dorsal kifosis (dowagers hump)

Gambaran LaboratorisCBCSerum kalsium, fosfat, alkali fosfatase, magnesium25(OH) Vitamin DPTHLiver functionTSHGambaran RadiologisGambaran radiologis menunjukkan penurunan kepadatan pada semua tulang (terutama tulang kanselosa), korteks yang menipis, deformitas terutama pada corpus vertebra.

Bone densitometry dapat digunakan untuk mengukur secara kuantitatif densitas mineral tulang.

Pengukuran Bone Mineral Density (BMD) dengan bone densitometry sangat membantu dalam mendiagnosis osteoporosis, melihat respons pasien terhadap terapi, dan memperkirakan risiko terjadinya fraktur pada pasien.

Dual-energy x-ray absorptiometry (DXA) merupakan kriteria standard untuk mengevaluasi densitas mineral tulang.

WHO Definition of Osteoporosis Based on BMD Measurement by DXADefinitionBone Mass Density MeasurementT-ScoreNormalBMD within 1 SD of the mean bone density for young adult womenT-score 1Low bone mass (osteopenia)BMD 12.5 SD below the mean for young-adult womenT-score between 1 and 2.5OsteoporosisBMD 2.5 SD below the normal mean for young-adult womenT-score 2.5Severe or established osteoporosisBMD 2.5 SD below the normal mean for young-adult women in a patient who has already experienced 1 fracturesT-score 2.5 (with fragility fracture[s])PenatalaksanaanTujuan utama penatalaksanaan adalah pencegahan Bone Loss lebih lanjut.

Dikarenakan kejadian osteoporosis berkaitan dengan postmenopausal dan senile osteoporosis, tidak mengejutkan banyaknya ahli yang berusaha untuk mecegah, menghambat, hingga memulihkan osteoporosis dengan berbagai agen terapeutik:EstrogenHormon anabolikBifosfonat KalsitoninVitamin DKalsiumSodium fluoride

Setiap agen yang diberikan dalam dosis tinggi dapat menimbulkan efek samping pada beberapa pasien, sehingga harus diberikan secara hati-hati dan dengan pengawasan rutin.PenatalaksanaanEstrogen merupakan agen terapi pengganti hormon yang paling efektif dalam pencegahan progesivitas postmenopausal osteoporosis.

Suplemen kalsium berperan dalam pencegahan dan penatalaksanaan osteoporosis.

Kalsitonin menurunkan jumlah dan aktivitas osteoklas sehingga menurunkan resorpsi tulang.

Bisfofonat, alendronate (Fosamax) merupakan penghambat resorpsi osteklastik dari tulang yang paling efektif. Dapat juga meningkatkan BMD sehingga mengurangi insidens fraktur.

Vitamin D yang adekuat dapat mengkoreksi osteomalacia yang menyertai osteoporosis. Dosis yang dianjurkan 1200-1500 mg kalsium dan 400-800 IU vitamin D.

Aktivitas fisik yang adekuat dapat membantu mengatasi disuse atropi pada osteoporosis

PrognosisPrognosis pada osteoporosis baik apabila bone loss terdeteksi dini dan dilakukan intervensi yang tepat.

Pasien dapat meningkatkan BMD dan menurunkan risiko fraktur dengan medikasi anti-osteoporotik.

Perburukan keadaan medis dapat dicegah dengan manajemen nyeri yang tepat, dan penggunaan orthotic devices jika terdapat indikasi.TERIMA KASIH