(ok) narasi apel kasatwil semarang_des 2014

34
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN STRATEGI BAHARKAM POLRI DALAM MEMELIHARA KAMTIBMAS DENGAN MEMBERIKAN RASA AMAN KEPADA MASYARAKAT DALAM RANGKA MENGHADIRKAN KEMBALI PERAN NEGARA I. Pendahuluan Bahwa keamanan dalam negeri merupakan syarat utama mendukung terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. UU No. 2 Tahun 2002, pasal 13 tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah: a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; b. menegakkan hukum; dan c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

Upload: andhika-wsers

Post on 15-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

apel kasatwil 2014

TRANSCRIPT

15

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMELIHARA KEAMANAN

STRATEGI BAHARKAM POLRI DALAM MEMELIHARA KAMTIBMAS

DENGAN MEMBERIKAN RASA AMAN KEPADA MASYARAKAT DALAM RANGKA MENGHADIRKAN KEMBALI PERAN NEGARA I. PendahuluanBahwa keamanan dalam negeri merupakan syarat utama mendukung terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.UU No. 2 Tahun 2002, pasal 13 tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah: a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; b. menegakkan hukum; dan c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Ke-3 tugas tersebut saling terkait dan saling mendukung. Misalnya, rasa aman akan kontributif pada penurunan pelanggaran hukum. Demikian pula sebaliknya, penegakan hukum akan menjadikan kepercayaan publik meningkat, hingga memberikan efek jera bagi pelaku gangguan keamanan. Fungsi utama kepolisian adalah preventif dan represif. Represif dilakukan bila terdapat gangguan kamtibmas khususnya kejahatan, untuk membuat terang suatu peristiwa pidana guna proses penuntutan dan pengadilan. Yang lebih penting dari represif adalah pencegahan atau fungsi preventif yang juga dikenal preventif langsung seperti; patroli, siskamling, dan pengamanan swakarsa. sedangkan preventif tidak langsung dikenal sebagai preemtif atau pencegahan dini melalui pembinaan masyarakat agar patuh hukum, norma serta disiplin. Kesemuanya itu perlu adanya kerjasama, komunikasi, security awareness dan partisipasi masyarakat yang harus dibangun, (early warning, preemtif, preventif) serta didukung dengan semangat kebersamaan dan gotong royong untuk melakukan pencegahan, penanganan secara dini terhadap potensi gangguan yang merupakan akar masalah dan atau faktor stimulan yang bila tidak dilakukan tindakan kepolisian akan menimbulkan gangguan nyata.

Perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional dengan berbagai pengaruh seperti; globalisasi, demokratisasi, lingkungan hidup, perdagangan bebas, perkembangan (ILPENGTEK), komunikasi dan transportasi sehingga mendorong kemajuan pada berbagai proses kehidupan masyarakat. Baik dibidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun keamanan, namun pada sisi lain dapat menimbulkan berbagai potensi kerawanan terkait dengan kamtibmas baik berupa kejahatan, pelanggaran dan/atau bahkan sering menjadi perhatian masyarakat. Berbagai isu menonjol saat ini setidaknya adalah; kejahatan jalanan, terorisme, narkoba, korupsi, konflik komunal dan kekerasan horizontal sehingga berdampak terhadap keamanan. Berdasarkan UU No. 2 tahun 2002 tentang Polri disebutkan bahwa tugas Polri adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Bahwa tugas Harkamtibmas merupakan tugas yang berada di urutan nomor pertama dari tugas Polri, hal tersebut disebabkan karena tugas Harkamtibmas merupakan tugas utama dari Polisi dan hal tersebut berlaku secara universal dalam arti bahwa tugas Polisi yang utama adalah mencegah terjadinya kriminalitas.Dewasa ini ada perubahan paradigma yang ada di masyarakat, dahulu masyarakat mengganggap Polri berhasil kalau Polri bisa mengungkap banyak kasus. Namun seiring dengan waktu maka akan ada pergeseran paradigma, masyarakat saat ini sudah mulai bertanya mengapa kasus atau kejahatan itu bisa terjadi, apa saja kerja para petugas Polisinya. Oleh sebab itu, Polri harus merubah mind set-nya, jangan lagi menjadi pemadam kebakaran/reaktif yang kedepankan tugas represif namun lebih ke tugas yang preventif yakni lebih baik mencegah.

Tugas Harkamtibmas adalah tugas yang paling utama bagi Polri bahkan tugas tersebut merupakan tugas Polisi secara universal. Tugas Harkamtibmas tersebut meliputi tugas preemtif dan tugas preventif. Tugas preemtif dilaksanakan melalui kegiatan intelijen dan kegiatan pembinaan masyarakat. Perlu dipahami bahwa, baik intelijen maupun Binmas bukan menjadi domainnya fungsi intelijen maupun fungsi Binmas saja namun seluruh anggota Polri bahkan PNS Polri wajib mengemban tugas intelijen dan tugas Binmas.Dalam rangka pelaksanaan tupoksi Polri telah ditetapkan : 1. Kebijakan Grand Strategy Polri tahun 2005-2025 melalui tiga tahapan yaitu tahap I membangun kepercayaan publik (trust building), tahap II membangun kemitraan (partnership building) dan tahap III mencapai keunggulan (strive for excelent). Saat ini (tahun 2014) adalah batas akhir Grand Strategy Polri tahap II, yang akan dilanjutkan tahap III. Ketiga program/tahapan saling terkait satu dengan yang lain membutuhkan penerapan terus-menerus, simultan secara fungsional dan operasional semua pentahapan tersebut harus tetap berjalan sekalipun penekanannya dapat silih berganti sesuai dengan prirotas/fokus yang harus dilakukan oleh pimpinan di kewilayahan. Sehingga pelaksanaannya tidak mungkin dipisahkan/dipenggal. 2. Kebijakan Kapolri (2013-2015) Penguatan Fungsi Kepolisian Guna Mewujudkan Kamdagri Dalam Rangka Mendukung Pembangunan Nasional dengan Visi Terwujudnya postur Polri sebagai sosok penolong, pelayan dan sahabat masyarakat serta penegak hukum yang jujur, benar, adil, transparan dan akuntabel guna memelihara Kamdagri yang mantap didukung sinergitas Polisional dalam rangka keberlangsungan pembangunan nasional.Dan sebagai strategi akselerasi dititikberatkan pada aspek: Penguatan bidang pembinaan, Penguatan bidang operasional, Penguatan sinergitas polisional, Penguatan bidang pengawasan. Untuk itu ditetapkan 12 program yaitu:a. Pengamanan Pemilu tahun 2014 yang diwujudkan melalui pemantapan Sitkamtibmas yang kondusif dan menjamin netralitas anggota Polri (tidak memihak dan tidak terlibat politik praktis);b. Meningkatkan pengungkapan dan penuntasan kasus korupsi sebagai sasaran prioritas secara terkoordinasi dengan KPK, Kejaksaan dan stakeholder lainnya;c. Meningkatkan penanggulangan terorisme serta pengembangan program deradikalisasi dan reedukasi yang terkoordinasi, khususnya upaya pengungkapan kasus penembakan terhadap anggota Polri disamping itu upaya penanggulangan penyalahgunaan Narkoba yang terkoordinasi dengan BNN;d. Penguatan integritas seluruh personel Polri dalam menjalankan Tupok, peran maupun fungsi secara transparan dan akuntabel melalui pembangunan zona integritas terutama pada sektor pelayanan publik, penegakan hukum, pengelolaan anggaran, pengadaan barang dan jasa yang didukung dengan pengawasan yang efektif dalam rangka mencegah praktek KKN;e. Penguatan Harkamtibmas dengan meningkatkan early detection (deteksi dini) dan early warning (peringatan dini) untuk menjangkau seluruh sendi kehidupan masyarakat dengan mengedepankan fungsi intelijen dan penguatan program satu polisi (Bhabinkamtibmas) satu desa serta mewujudkan Kamseltibcarlantas;f. Meningkatkan pengungkapan kasus-kasus menonjol yang meresahkan masyarakat, meliputi kejahatan konvesional (kejahatan jalanan atau premanisme, perjudian, kejahatan dengan kekerasan), kejahatan lintas negara atau transnasional crime (cyber crime, narkoba, human trafficking, arm smuggling, terorisme), kejahatan yang merugikan kekayaan negara (korupsi, illegallogging, illegal fishing, illegal minning) dan kejahatan yang berimplikasi kontinjensi (konflik sosial, demo anarkis);g. Penguatan kerjasama lintas Kementerian/Lembaga, kriminal justice sistem (Kejaksaan, pengadilan, Lapas) serta komponen masyarakat dalam menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif terutama diarahkan pada Pam Pemilu tahun 2014 dan penanganan konflik sosial;h. Pengembangan sisbinpers melalui rekruitmen dan binkar yang bebas dari KKN, transparan, akuntabel dan humanis untuk menghasilkan pimpinan yang berintegritas disemua strata yang mampu memberikan keteladanan dan melayani guna membangun internal trust and public trust;i. Peningkatan profesionalisme melalui pendidikan dan pelatihan dibidang Harkamtibmas (penanganan konflik sosial, unras), penegakan hukum (bidtipikor, tindak pidana Pemilu, tindak pidana umum, tindak pidana ekonomi) terutama dalam rangka kesiapan Pam Pemilu tahun 2014 dan pelayanan masyarakat;j. Meningkatkan aksesibiltas pelayanan Polri kepada masyarakat yang didukung penguatan bidang kehumasan sebagai implementasi keterbukaan informasi publik guna mewujudkan kepercayaan masyarakat (public trust);k. Penguatan sistem pengawasan yang efektif untuk mewujudkan pelayanan Polri yang bebas dari KKN;l. Penguatan intitusi dalam rangka merealisasikan visi dan misi Polri pada Grand strategy 2005-2025, menyelesaikan Renstra 2010-2014 serta mempersiapkan landasan Renstra 2015-2019 dan Grand Strategy tahap III (2015-2025) melalui percepatan program RBP Polri, quick wins dan penguatan peraturan per-UU terkait tugas Polri.4 (empat) program prioritas Kapolri adalah:

1. Kesiapan Pam Pemilu tahun 2014 dan menjaga netralitas polri pada setiap tahapan pemilu 2014 melalui kesiapan personel pengamanan, kesiapan Gar dan Sarpras, kesiapan Operasional, kesiapan masyarakat dan kesiapan penyelenggaraan pemilu;2. Tergelarnya anggota polri pada saat dibutuhkan di setiap kegiatan masyarakat, sehingga keberadaannya benar-benar dirasakan oleh masyarakat dengan kedepankan bhabinkamtibmas dan optimalkan turjawali;3. Pengungkapan kasus-kasus kejahatan yang meresahkan masyarakat (premanisme, kejahatan jalanan, perjudian) dan kejahatan terorisme, korupsi, narkoba;4. Terhadap setiap pelaksanaan tugas anggota, baik dengan meningkatkan pengendalian diri setiap individu maupun melalui pengawasan fungsi (waskat) dan was internal / eksternal.

Yang menjadi fokus perhatian Baharkam Polri adalah program prioritas Kapolri pada nomor urut 2 yakni tergelarnya anggota Polri pada saat dibutuhkan di setiap kegiatan masyarakat, sehingga keberadaannya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat dengan kedepankan Bhabinkamtibmas dan optimalkan Turjawali.Guna penyelenggaraan harkamtibmas dan mewujudkan kamdagri serta sejalan dengan kebijakan pemerintahan baru, kebijakan pimpinan Polri maka fungsi-fungsi kepolisian bidang harkamtibmas pada Baharkam Polri dan jajarannya memiliki tugas yang signifikan dalam pelaksanaan tugas Polri, harus mampu menjadi penjuru serta mengeliminir, mencegah setiap potensi permasalahan yang muncul guna tetap terpeliharanya kamtibmas serta merupakan penyangga utama dalam tugas pemolisian.II. Prioritas Nawa Cita Pemerintahan Baru dan Implementasi Tugas Fungsi Harkamtibmas1. Prioritas Nawa Cita Pemerintahan Baru. Pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla telah menetapkan prioritas (Nawa Cita), antara lain: (1) kami akan menghadirkan kembali negara yang melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman seluruh warga negara; dan (4) kami akan menolak negara lemah dan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

Esensi Nawa Cita (1) dan (4) tersebut di atas, sesungguhnya telah dirumuskan/diamanahkan secara jelas dalam UU No. 2 Tahun 2002, tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, baik dalam pasal 2 tentang fungsi kepolisian, pasal 3 tentang pengemban fungsi kepolisian, serta pasal 13, 14 dan 15 mengenai tugas pokok, tugas-tugas dan wewenang Polri, juga KUHAP telah mengatur kepastian hukum, hak azasi manusia, transparansi dan akuntabilitas dalam peradilan pidana. Sejalan dengan penekanan pada Nawa Cita antara lain Kami akan menghadirkan kembali negara yang melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman seluruh warga negara. Oleh karena itu strategi dan implementasi Baharkam Polri dalam memelihara kamtibmas dengan mewujudkan rasa aman kepada masyarakat dalam rangka menghadirkan kembali peran negara. Maka penyelenggaraan fungsi harkamtibmas harus mampu mencegah secara dini, mengantisipasi dan mewujudkan perlindungan, rasa aman terhadap berbagai hal antara lain:a. perlindungan terhadap warga negara guna mewujudkan rasa aman terkait dengan gangguan terhadap:

1) kejahatan konvesional, premanisme, kejahatan jalanan dan kekerasan lainnya;

2)rasa aman disetiap tempat, termasuk lokasi terpencil;

3)rasa aman dari ancaman, gangguan, praktek penipuan/pemalsuan, bahaya narkoba, dsb;4)rasa aman dan perlindungan pada kelompok minoritas dan kelompok rentan, serta perlindungan keutuhan masyarakat Indonesia (Bhineka Tunggal Ika).b. perlindungan terhadap keamanan wilayah negara:

1) kerusakan lingkungan yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa;

2) keamanan wilayah perbatasan, wilayah terpencil, pulau-pulau terluar/terdepan;

3) keamanan wilayah perairan (sejalan dengan kebijakan poros maritim);

4) keamanan diwilayah tertentu yang rawan terhadap gangguan separatisme.c. perlindungan terhadap aset negara/kekayaan alam antara lain pencegahan dan penanggulangan illegal logging, illegal fishing, illegal minning;d. perlindungan keamanan terhadap perusahaan-perusahaan negara, badan hukum;

e. perlindungan kebudayaan nasional dan adat istiadat lokal.

Selain itu perlu dipahami bahwa demokrasi telah menjadi salah satu pilihan dalam kehidupan bermasyarakat bernegara yang harus didukung dengan etika publik yang mapan. Polri mewakili negara bagaimana mengamankan ruang publik yang syarat dengan berbagai kepentingan. Polri dapat menjadi penghubung, mediator antara kepentingan negara dan masyarakat serta penegak hukum yang profesional sehingga tidak terjadi akumulasi problem permasalahan sosial. Polri berada dalam dua titik ekstrem. Di satu sisi Polri harus profesional sehingga sukses dalam memberikan perlindungan dan rasa aman, disisi lain siap menanggung tanggung jawab jika ada kegagalan dalam tugasnya. Oleh karena itu, pelaksanaan tugas harkamtibmas harus profesional. Keberhasilan Polri akan menjadi titik penting dalam mewujudkan pembangunan nasional dan tujuan nasional.Baharkam Polri dan jajarannya (tugas fungsi harkamtibmas) harus lebih proaktif untuk mewujudkannya antara lain melalui peningkatan profesionalitas didukung kepemimpinan (leadership), peralatan (machine), dana (money), materiil serta metode. Untuk bisa mencapai profesionalitas setidaknya dipersyaratkan:

a. pimpinan pada semua fungsi harkamtibmas yang tidak hanya ditakuti, tetapi pimpinan yang lebih bisa mendengar, melatih dan memberi dorongan dan contoh kepada bawahannya, memiliki konsep dan terobosan kreatif, menindaklanjuti program-program/kebijakan yang sudah ada sebelumnya;

b. setiap petugas harus dibekali ilmu yang cukup agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, kreatifitas harus dilatih dan dikembangkan kemampuan pemecahan masalah agar kewenangan diskresi dapat dijalankan dengan tepat (profesional ahli dibidangnya);

c. setiap petugas dilatih untuk senantiasa dekat dengan masyarakat;

d. selain itu memiliki role model sebagai panutan/contoh dalam menjalankan kepemimpinan, sehingga saat memimpin tidak akan kesulitan dalam melaksanakan kepemimpinannya, karena sebagai anggota Polri kita tidak selamanya menjadi pimpinan, namun ada juga dinas di pendidikan maupun staf. Dimanapun berdinas kita harus melakukan yang terbaik karena semua ada manfaatnya saat menjadi pimpinan. Sebagai pimpinan kita tidak boleh berfikir ego sektoral, contoh seorang Kapolda orang intel kemudian berfikir untuk urusan lantas biar Dirlantas saja, maka tidak bisa demikian, namun harus mensinergikan semua fungsi yang ada.Oleh karena itu, setiap Kasatwil harus menumbuhkembangkan kebanggaan sebagai anggota Polri untuk memperbaiki kultur dan moral serta terus meningkatkan implementasi nilai-nilai Tri Brata, Catur Prasetya dalam pelaksanaan tugas dan pengabdian yang tulus ikhlas.III. Implementasi dan Terobosan Kreatif Fungsi Kepolisian Bidang HarkamtibmasBahwa kekuatan fungsi Harkamtibmas pada Baharkam Polri dan jajarannya sangat besar, berdasarkan data personil fungsi harkam, Binmas, Sabhara, Pamobvit, Polair, Poludara, Polsatwa di seluruh Indonesia sebanyak 168.471 orang terdiri dari 3.056 orang di tingkat Mabes dan 165.415 orang di kewilayahan. Bila dibandingkan dengan jumlah personil Polri secara keseluruhan sebanyak 426.555 orang sehingga persentase jumlah personil pada jajaran Baharkam Polri dan kewilayahan adalah 168.471:426.555 = sebesar 39,5%.Selama ini telah banyak dilakukan upaya dan langkah-langkah untuk mewujudkan postur Polri sebagai sosok penolong, pelayan dan sahabat masyarakat serta penegak hukum yang jujur, benar, adil, transparan dan akuntabel guna memelihara kamdagri yang mantap, didukung sinergitas polisional dalam rangka keberlangsungan pembangunan nasional. Kita harus terus meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tupoksi dengan meningkatkan berbagai pelatihan yang mencakup; integritas, menanamkan nilai-nilai kebenaran dan sentuhan hati nurani, meningkatkan kompetensi tupoksi sesuai ketentuan dan SOP, serta pembinaan fisik yang prima. Untuk peningkatan kualitas kinerja dan pelayanan Polri, melalui 1. Ditbinmasa. Akselerasi Polmas

Program Membangun kerjasama melalui sinergi polisional yang proaktif dalam rangka penegakkan hukum dan HAM. Merupakan salah satu Program unggulan. Strategi Preemtif, antisipatif mengedepankan kemitraan dalam pemecahan masalah sebelum problem sosial berubah atau meningkat menjadi gangguan/kriminalitas, maka terobosan akselerasi Polmas dan penggelaran Bhabinkamtibmas harus menjadi salah satu prioritas.

Polmas sebagai strategi perpolisian yang lebih proaktif untuk dilaksanakan oleh semua fungsi kepolisian bukan hanya oleh fungsi Binmas saja. Komunitas-komunitas dalam masyarakat supaya di inventarisir dan selanjutnya dilakukan pembinaan, komunikasi dan dialog. Misalnya: komunitas Ormas, OKP, buruh, nelayan, mahasiswa, tukang ojek, club motor, pengemudi angkutan umum, dan sebagainya.b. Penggelaran Bhabinkamtibmas

Kebijakan penggelaran Bhabinkamtibmas satu desa/kelurahan, satu polisi Bhabinkamtibmas. Yang saat ini telah mencapai 60.590 orang (27.430 orang Bhabinkamtibmas definitif/tidak tugas rangkap dan 33.527 orang Bhabinkamtibmas tugas rangkap dari fungsi kepolisian) yang tergelar diseluruh desa/kelurahan se-Indonesia (data desa/kelurahan yang dihimpun dari kewilayahan 79.479).

Hubungannya dengan kamtibmas (di desa), maka pentingnya pemolisian masyarakat (Polmas) yang merupakan kegiatan untuk mengajak masyarakat melalui kemitraan Polri dan masyarakat sehingga mampu mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan kamtibmas di lingkungan serta menemukan pemecahan masalahnya dengan prinsip; komunikasi intensif, kesetaraan, kemitraan, transparansi, akuntabilitas, partisipasi, hubungan personal, proaktif dan orientasi pada pemecahan masalah.Kebijakan Kapolri satu desa/kelurahan satu Polisi jangan sampai bunyinya sama saat berada di satuan kewilayahan/Polsek. Seharusnya kebijakan pada tingkat Mabes Polri harus dijabarkan lebih lanjut oleh satuan kewilayahan sampai tingkat Polsek kedalam hal-hal yang sifatnya lebih teknis seperti tugas-tugas Bhabinkamtibmas termasuk sarana prasarananya. Untuk Bhabinkamtibmas saat ini telah mendapatkan perhatian dengan peningkatan dukungan operasional yang awalnya hanya Rp. 100.000 menjadi Rp 1.100.000 untuk dukungan ops dengan rincian Rp 50.000 perhari dengan tugas minimal 2 (dua) kunjungan perhari, 2 liter bensin, uang makan, uang saku serta uang sarana kontak. Dalam 1 bulan 22 hari kerja sehingga total Rp 1.100.000 perbulan. Untuk itu harus dipertanggungjawabkan secara benar.c. Operasi Pemeliharaan Keamanan dengan mengedepankan tindakan pencegahan melalui kegiatan Binmas.

Mulai tahun 2015 akan digelar Operasi Pemeliharaan Keamanan yang merupakan operasi kepolisian mandiri kewilayahan yg dilaksanakan oleh Ditbinmas Polda dan Polres/tro/ta, kegiatannya mengedepankan tindakan pencegahan melalui kegiatan Binmas dan Pelayanan Kepolisian simpatik dalam rangka meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat yang meliputi:

1) Operasi Bintibmas dengan sandi BINA KUSUMA, dengan sasaran: a) kenakalan remaja;b) pelecehan seksual;c) tindakan kekerasan terhadap anak, perempuan, pria (kdrt);d)penyalahgunaan narkoba;e)TKI/Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) bermasalah;f)tawuran antar kelompok masyarakat;g)pemuda/remaja yg melakukan kebut-kebutan/geng motor;h)pemalakan, perampasan dan penganiayaan;i)pencegahan penyakit masyarakat meliputi aksi premanisme, prostitusi, miras, perjudian, sabung ayam, gepeng, dll.2) Operasi Sadar Kamtibmas dengan sandi BINA WASPADA, dengan sasaran:a) kelompok radikal agama, ideologi, kelompok ekstrim kanan/kiri, separatisme;b) kelompok aliran agama/ kepercayaan yg sesat.3) Operasi Rehabilitasi dengan sandi BINA KARUNA, dengan sasaran:

a) rehabilitasi fisik, psikis & sosial para korban pasca konflik sosial (perkelahian antar kelompok masyarakat) seperti : antar warga, suku, agama, ras/warna kulit, antar golongan;b) rehabilitasi fisik, psikis & sosial pasca bencana alam (banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, angin topan/puting beliung, tsunami, kebakaran hutan dll).d. Terobosan Fungsi Binmas1) door to door system. Kegiatan dalam pelaksanaan program optimalisasi Bhabinkamtibmas di Polres Jajaran agar setiap anggota Bhabinkamtibmas diwajibkan sambang/berkunjung terhadap masyarakat minimal 2 sampai 5 kali dalam sehari, disamping berkunjung anggota Bhabinkamtibmas juga wajib menyampaikan pesan-pesan kamtibmas di wilayahnya.2) Polisi Peduli Pengangguran. Program Polisi Peduli Pengangguran, program ini dilaksanakan melalui pemberian pelatihan kerja kepada para pengangguran bekerja sama dengan instansi pemerintah dan menyalurkan keperusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Program ini diharapkan mampu mengatasi akar masalah yang berkaitan dengan pengangguran sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi terjadinya gangguan kamtibmas yang dapat mengarah ke konflik sosial;3) Polisi Peduli Pendidikan. Program ini didasari atas pemikiran semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula tingkat kejahteraan, yang pada akhirnya akan mengurangi keinginan untuk melakukan tindak kejahatan. Program ini dilaksanakan melalui pemanfaatan dana CSR (Corporate Sosial Responsibility) bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan mengembangkan sikap saling gotong royong dan mengurangi kesenjangan sosial melalui perbaikan sarana dan prasarana sekolah;

4) Polisi Cilik. Program Polisi Cilik, program ini dimaksudkan untuk menanamkan disiplin dan tanggung jawab pada anak sejak usia dini, mendidik anak agar memiliki rasa toleransi, menanamkan rasa cinta terhadap tanah air dan patriotik serta menjadi agen kamtibmas;5) Polisi Siswa. Program Polisi Siswa ini dimaksudkan untuk mencegah tawuran pelajar, menjadi sumber infomasi dan langkah antisipatif;6) Problem Solving dimana anggota Bhabinkamtibmas harus mampu menyelesaikan permasalahan yang timbul di lingkungan masyarakat, melalui musyawarah dan mufakat. Langkah-langkah tersebut diambil guna menyelesaikan permasalahan ringan agar tidak sampai ke Pengadilan. Permasalahan tersebut dapat diketahui dari kegiatan sambang (door to door system) dan deteksi dini.7) Polda Lampung melaksanakan program Rembug Pekon adalah penyelesaian potensi gangguan kamtibmas yang terjadi di masyarakat agar tidak menjadi konflik terbuka dengan mensinergikan 3 (tiga) Pilar yaitu Bhabinkamtibmas termasuk Bhabinkamtibmas Desa Pesisir, Babinsa dan Kepala Desa/Lurah serta melibatkan Potensi Masyarakat sehingga pada tahun 2013 dapat diselesaikan 1.600 permasalahan di masyarakat sedangkan tahun 2014 dari bulan Januari sampai dengan Oktober 2014 dapat diselesaikan 2.051 permasalahan di masyarakat;8) Polres Metro Jakarta Pusat dengan program unggulan Warung Gaul yaitu nongkrong Bareng Polisi dengan warga untuk mencari permasalahan di wilayahnya;9) Polres Metro Jakarta Barat. Rembug Bareng Polisi yaitu melaksanakan kegiatan pertemuan dengan warga guna mencari solusi permasalahan yang terjadi di masyarakat dan menyampaikan aspirasinya;10) Polres Metro Jakarta Selatan. Pembinaan terhadap Pelajar yang Bermasalah yaitu memberikan pembinaan terhadap pelajar bermasalah, guna menumbuhkembangkan disiplin, mental kepribadian agar menjadi generasi muda yang berprestasi;11) Pemasangan Stiker Himbauan Kamtibmas yaitu memasang stiker himbauan Kamtibmas di rumah-rumah warga dengan disertai No. Telepon Kantor Polisi terdekat;12) Polresta Tangerang. Polisi On Air yaitu melaksanakan kegiatan Siaran Radio On air Polsek Serpong di Studio Fresh FM dengan memberikan himbauan kepada masyarakat agar waspada terhadap aksi kriminalitas yang sering terjadi di wilayah hukum Tangerang Kabupaten;13) Polresta Bekasi. Polisi Peduli Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan yaitu memberikan bekal kepada eks Warga Binaan agar tidak mengulangi perbuatan yang melanggar hukum dan mempersiapkan mental sebelum kembali ke masyarakat, bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi dan Balai Penananganan/Pelatihan Kementerian Sosial RI untuk memberikan lapangan pekerjaan kepada Eks warga binaan yang masih menganggur;14) Polresta Depok. Polisi Peduli Kampus yaitu mengantisipasi gangguan kamtibmas yang terjadi dilingkungan kampus serta meningkatkan kerja sama yang lebih intens dengan perangkat Kampus demi terciptanya situasi yg aman dan kondusif;15) rumah kantor Bhabinkamtibmas. Polda Kalsel telah membangun rumah kantor Bhabinkamtibmas di desa-desa (program CSR) hingga November 2014 sebanyak 49 unit dan ditargetkan 100 unit;16) Berbagai Polda/Res membangun BKPM antara lain Res Bekasi, Res Badung, Restabes Makassar, dll ( data BKPM seluruh Indonesia sebanyak 17.879.2. Ditsabharaa. Polisi Tugas Umum

Sabhara disebut Polisi Tugas Umum terjemahan dari General Duty Police adalah tulang punggung kepolisian. Ratio polisi dan penduduk terutama adalah mengenai polisi tugas umum. Disebut polisi tugas umum, misalnya bila ada keramaian lalu lintas yang insidentil yang pada Polsek bersangkutan tidak ada unsur Polantas, maka polisi tugas umum (Sabhara) melaksanakan tugas Polantas. Demikian pula dibidang Reserse, bila terjadi kejahatan dan unsur Serse tidak ada di Polsek, polisi tugas umum mengamankan TKP tidak menangani TKP yang menjadi wewenang penyidik (Reserse).

b. Turjawali, Dalmas, Negosiasi, TPTKP, Tipiring dan Bantuan SAR1) Pengaturan dan penjagaan

Keberadaan Sabhara yang langsung berada ditengah masyarakat membuat mereka pelaksana terdepan dari tugas pokok Polri terutama sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dan pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat (to protect and serve).Oleh karena itu yang harus segera ditata adalah sistem ploeg, pengaturan waktu penugasan anggota Polri di lapangan. Polri memang bertugas 24 jam sehari, namun akan lebih efektif penugasan anggota Polri bertugas 8 jam sehari yaitu dibagi dalam 3 ploeg. Ploeg pertama dari jam 6 pagi sampai jam 2 siang, kedua dari jam 2 siang sampai jam 10 malam dan ploeg 3 dari jam 10 malam sampai jam 6 pagi. Dengan alasan yang kurang jelas, mungkin karena terbatasnya personel Polri, sistem ploeg tersebut berubah menjadi 2x12 jam dan 1 ploeg cadangan dengan tetap menyebut juga 2 ploeg. Bahkan ada yang dikewilayahan Polres/Polsek mengadakan ploeg 1x24 jam.Karena itu agar Polda, semua Polres dan Polsek mengupayakan agar disusun pembagian ploeg menjadi 3x8 jam seperti tersebut di atas. 2) Patroli Dialogis, patroli bersepeda/berjalan kaki agar dioptimalkan, aktif berkomunikasi dan dekat dengan masyarakat untuk memberikan rasa aman.3) TPTKP merupakan tindakan awal yang penting bagi proses hukum pelanggaran pidana, sehingga sangat menentukan terungkapnya pelaku tindak pidana tersebut. Saya berharap kemampuan tersebut perlu dipelihara dan ditingkatkan. Tindak pidana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, dan saya menemukan TPTKP yang menunjukkan ketidak profesionalan anggota Polri dalam penanganan TKP. Saya minta para Direktur untuk selalu melatihkan kalau pengamanan TKP (TPTKP) peralatan yang diperlukan supaya dipersiapkan. Saya menilai perlunya ada SOP untuk TPTKP.

4) Pengendalian massa (Dalmas) dalam prakteknya masih banyak kelemahan atau kekurangan yang dihadapi anggota Polri, mulai dari persiapan, perlengkapan, transportasi, koordinasi, taktis dan teknis penanganannya. Sehingga setiap selesai pengamanan unjuk rasa atau personel dalmas turun perlu anev, untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan yang dihadapi. Selanjutnya lakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan. Sehingga pelaksanaan Dalmas dari waktu ke waktu dapat lebih baik atau sempurna. Untuk daerah yang jarang unjuk rasa Dalmas jarang digunakan, manfaatkan waktu tersebut untuk pelatihan-pelatihan dan juga bisa dimanfaatkan untuk digunakan patroli.

Pelatihan-pelatihan tidak hanya pada dalmas awal dan dalmas lanjutan, tetapi juga kegiatan pendukung seperti negosiasi dan penggunaan peralatan dalmas. Saya perlu ingatkan bahwa Dalmas juga bisa memberikan back up, baik antar Polres maupun antar Polda, sehingga kemampuan dan peralatannya perlu terus dipelihara.Berbagai pelatihan pada seluruh anggota Sabhara harus ditingkatkan terutama keterampilan dasar secara benar, antara lain: pelatihan patroli, pelatihan penjagaan, pelatihan penggeledahan, pelatihan pengawalan, pelatihan razia/sweeping, pelatihan TPTKP, pelatihan olah TKP, dan sebagainya. Bentuk pelatihan bisa dilakukan melalui diskusi (Brainstorming), simulasi, TFG hingga pelatihan lapangan. Brainstorming dilakukan agar anggota Polri dapat terlibat langsung merumuskan langkah tindakan yang harus dilakukan dalam pelatihan-pelatihan.c. Terobosan kreatif fungsi SabharaPembentukan Pasukan Elite Sabhara (PES) yang memiliki kemampuan khusus yaitu kemampuan Raimas dan kemampuan/kualifikasi lainnya (9 kemampuan), yaitu:1) komunikasi;

2) negosiasi;

3) koordinasi lintas instansi;

4) Kemampuan fungsi Intel : Deteksi dini dan Deteksi aksi;

5) Kemampuan fungsi Binmas;

6) Kemampuan fungsi Sabhara : Turjawali, TPTKP kriminal, Dalmas;

7) Kemampuan fungsi Lantas : Turjawali, TPTKP Laka Lantas, Tolong Korban;

8) Kemampuan fungsi Serse : Periksa Saksi, Periksa TSK, Buat Tipiring;

9) Pam terbuka terhadap pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas, Obvit dan Polantas serta fungsi-fungsi pembinaan di wilayah rawan kriminalitas3. Ditpamobvit

a. Asistensi, verifikasi dan audit sistem pengamananGuna mewujudkan dan mengimplementasikan Kepres 63 Tahun 2004 dalam kegiatan asistensi dan audit Obvitnas dan direspon dengan baik khususnya kementerian perinduterian dan kementerian ESDM telah melaksanakan kegiatan asistensi, verifikasi dan audit sistem manajemen pengamanan Obvitnas bersama sama dengan personel Ditpamobvit;

b. Ditpamobvit Polda Bali telah melaksanakan kegiatan audit sistem manajemen pengamanan perhotelan yang bekerjasama dengan PHRI Bali dan sampai saat ini telah melaksanakan kegiatan tersebut sebanyak 60 hotel yang di audit dengan hasil 25 hotel sudah memenuhi standar dan 35 hotel belum memenuhi standar serta menjadi persyaratan wajib bagi setiap hotel dalam memperpanjang surat ijin usaha harus dilengkapi dengan hasil audit.c. Kedepankan Pam Internal Semua instansi/perusahaan, termasuk yang digolongkan obyek vital harus melaksanakan pengamanan swakarsa, mereka yang pertama-tama bertanggung jawab atas pengamanan obyek vital mereka. Tenaga Polri diperbantukan hanya dalam keadaan tertentu, tugas Polri adalah koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis.4. Terobosan Kreatif Ditpolair

Sejalan dengan kebijakan Pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, maka Ditpolair Baharkam Polri telah menggelar dan mengamankan pada sebelas Hot Spot untuk pencegahan pencurian dan perompakan. Kegiatan ini dilakukan dikhususkan di beberapa wilayah yang memang rawan dan sering terjadi kejahatan pencurian maupun perompakan. Pelaksanaannya selama ini dilakukan dengan cara menempatkan kapal-kapal patrol disejumlah tempat wilayah kapal berlabuh dibeberapa tempat di perairan Indonesia dan selanjutnya dengan menggunakan sea rider maupun speed boat personel ABK kapal berpatroli serta membuat laporan kegiatan hot spot. Ren aksi ini telah diapresiasi dari beberapa instansi luar negeri karena berdasarkan laporan IMB (International Maritime Bureau) beberapa wilayah hot spot semakin aman dengan adanya ren aksi pengamanan hot spot dari Polair, melalui:a. peningkatan kegiatan pre-emtif dan preventif;b. peningkatan kerja sama lintas Polda & lintas sektoral;c. bangun kerma pertukaran informasi baik internal/instansional, maupun eksternal (Malaysia & Singapura);d. menjalin kemitraan dengan masyarakat/LSM dan intansi terkait;e. melaks pengawasan dan pam (patroli simpatik dan dialogis) di kawasan labuh jangkar;f. pemberdayaan masyarakat pelabuhan/pantai;g. meningkatkan kualitas & terampil anggota.11 titik hot spot yang digelar untuk mengantisipasi pencurian dan perompakan antara lain; di Belawan/20 NM dari pelabuhan Belawan, Dumai/2 NM dari pelabuhan Dumai, Nipah/50 NM dari pelabuhan Batu Ampar, Tg. Priok/12 NM dari pelabuhan Tg. Priok, Gresik/ 2 NM dari pelabuhan Gresik, Taboneo/40 NM dari pelabuhan Banjarmasin, Muara Berau/160 NM dari pelabuhan Samarinda, Muara Jawa/80 NM dari pelabuhan Samarinda, Teluk Adang/60 NM dari pelabuhan Balikpapan, Balikpapan/22 NM dari pelabuhan Balikpapan, Bintan Island (Tg. Berakit)/60 NM dari pelabuhan Tg. Uban. 5. DitpoludaraDalam rangka memberikan dukungan kegiatan seluruh fungsi di tingkat Mabes dan kewilayahan maka dilaksanakan juga pendidikan dan pelatihan.a. Pendidikan

1) Pendidikan Proviency Check pesawat Casa 212-200 sebanyak 2 (dua) orang secara mandiri;

2) Pendidikan Captaincy Helicopter Dauphin AS 365 N3 sebanyak 2 (dua) orang secara mandiri.

b. Latihan

1) latihan terbang malam sebanyak 15 (lima belas) orang secara mandiri;2) latihan deteksi dini kerusakan mesin;

3) latihan terjung payung;4) latihan Jungle and Sea Survival dengan instansi terkait meliputi Basarnas, Sekolah Penerbangan maupun Operator Penerbangan sipil melalui program kerjasama; 5) latihan/coaching clinic perawatan pesawat udara.

c. Peningkatan Kemampuan

1) peningkatan kemampuan anggota Polri dibidang SAR dan ambulance Udara secara mandiri (Kerja sama siswa kejuruan kesehatan dengan Poludara);2) peningkatan kemampuan pilot dan mekanik dengan perusahaan penerbangan sipil melalui program kerjasama;3) peningkatan kemampuan dengan melaksanakan Refreshing Flight sebanyak 5 (lima) orang secara mandiri;4) menyediakan fasilitas olah raga dan pembentukan grup musik;

5) pembuatan majalah tentang kegiatan Poludara.

Untuk itu agar dimanfaatkan pesawat helikopter untuk dukung giat opsnal di kewilayahan secara optimal,seperti : a) Patroli udara, P;am wilayah perbatasan,daerah terpencilb) Penindakan Illegal fishing, logging, mining;c) Pencarian dan pertolongan dari udara ( Bansar, evakuasi korband) Bantuan dropping logistik yang relevan.6. Ditpolsatwa

a. Tupoksi: Ditpolsatwa bertugas membina dan menyelenggarakan kegiatan pengawalan penjagaan, Patroli, SAR terbatas, Dalmas dengan satwa (K-9 & kuda), pelacakan (umum, handak, narkoba & SAR/ korban bencana), pemeliharaan kesehatan Satwa Polri, serta menyelenggarakan Diklat Pawang, Aswasada, Satwa K-9 & kuda;

b. Kuat Ditpolsatwa Polda, yaitu:

1) Personel di Mabes 245, di Polda 600 jumlah 845;2) Satwa K-9 di Mabes 120, di Polda 530 jumlah 650 dengan 5 kemampuan K-9, yaitu:

a) pelacak kriminal (TP. Kriminal secara umum);b) pelacak narkotik (TP. Khusus narkotik dan psikotropika);c) pelacak handak (TP. Khusus bahan peledak dan teroris);d) pelacak SAR yaitu; K-9 USAR untuk pencarian korban yang masih hidup dan K-9 CADAVER untuk pencarian korban yang sudah meninggal;e) kemampuan dalmas (pelayanan pam penyampaian pendapat dimuka umum/pengendalian masa).3) Satwa Turangga di Mabes 26, di Polda 27 jumlah 53, kemampuan satwa turangga yaitu: patroli berkuda, dalmas berkuda, SAR terbatas, protokoler;Adanya Keputusan Kapolri Nomor: 172/III/2014 tentang penanganan TKP bom (unit K-9 deteksi bom didahulukan sebelum fungsi lain), oleh karena itu tim K-9 deteksi handak siaga 24 jam untuk antisipasi hal tersebut.

c. Terobosan kreatif Polsatwa

1) untuk memenuhi permintaan masyarakat tentang pelayanan satwa di tingkat Polres yang memang secara struktur organisasi belum ada unit satwanya diusulkan dalam Renstra Ditpolsatwa tahun 2015-2019 rayonisasi Polres sebanyak 90 Polres dan mengusulkan pengisian struktur organisasi unit satwa ditingkat Polres dan upgrade struktur organisasi Polsatwa di tingkat Polda;2) kerjasama dengan beberapa institusi yang behubungan dengan tupoksi Polsatwa antara lain dengan Dirjen P2PL Kemenkes RI dalam bidang vaksin anti rabies bagi personel satwa Polri dan Ditkeswan Ditjen Peternakan Kementan RI dalam bidang pengawasan lalu lintas satwa pada masyarakat;3) kerjasama dengan beberapa Instansi perguruan tinggi ternama didalam negeri antara lain FKH dan Diploma IPB Bogor, FKH Unair, FKH UGM dan PDHI dalam bidang penelitian pendidikan tentang penyakit hewan dan medical veteriner;4) kerjasama dengan masyarakat pecinta satwa anjing dan kuda antara lain Perkin pusat dan PP Pordasi dalam bidang Kinologi dan Perkudaan.Peningkatan Pengawasan (Waslekat)

Dalam rangka waskat, saya mengingatkan kembali manajemen atau urut-urutan dalam pelaksanaan tugas anggota, yaitu sebelum melaksanakan tugas pimpinannya harus:

1. lengkapi dengan surat perintah tugas;

2. memberikan APP (briefing) pada anggota yang melaksanakan tugas;

3. ingatkan bagaimana cara melaksaanakan tugas dan apa yang boleh/tidak boleh dilakukan, perhatian khusus;4. mengecek/mengawasi pelaksanaan tugas anggota;

5. mengoreksi/membetulkan pelaksanaan tugas anggota (bila ada);

6. membuat laporan;

7. melakukan evaluasi atau debriefing.

Para perwira/pimpinan turun langsung ke lapangan sambil melakukan pengawasan, akan sangat berarti bagi anggota untuk:

1. meningkatkan motivasi bagi anggota dalam melaksanakan tugasnya;

2. mencegah adanya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas;

3. mengetahui dan segera membetulkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan arahan;

4. membangun kebersamaan dan soliditas anggota dan pimpinannya.IV. Penutup

Pelaksanaan tugas fungsi harkamtibmas untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, menuntut adanya komitmen, konsisten, sinergis/kerjasama, serta inovasi dan inisiatif seluruh pengemban fungsi harkamtibmas. Peran Pimpinan, Kasatwil, Dir, Kapolsek, Kanit, Bhabinkamtibmas dan seluruh anggota akan sangat menentukan dalam mencegah (preemtif, preventif), penyelesaian setiap masalah sebelum berkembang dan menjadi masalah yang lebih besar.Keberhasilan dalam pemeliharaan kamtibmas sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan Polisi dan masyarakat, respon yang lambat dan tidak berkualitas dapat menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri menurun/rendah. Oleh karena itu untuk memelihara kamtibmas dan memberikan rasa aman terhadap masyarakat Baharkam Polri dan jajaran harus meningkatkan perannya, meningkatkan kualitas hubungan Polisi dan masyarakat, bekerja sama dan pemberdayaan masyarakat dalam mencegah secara dini timbulnya gangguan kamtibmas, meningkatkan pelayanan dan kehadiran di tengah-tengah masyarakat.Beberapa Penekanan:1. wujudkan situasi kamtibmas yang kondusif dengan melakukan upaya-upaya strategis dan antisipatif yang terarah, terencana dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan stakeholder untuk membantu tugas Polri;2. lakukan komunikasi publik dengan cerdas. Karena masyarakat saat ini sangat kritis dan banyak tuntutan yang sering disampaikan dengan komunikasi demo, jadilah mediator dan proaktif untuk penanganannya;3. latihkan kemampuan fungsi pada jajaran Baharkam Polri agar setiap anggota dimasing-masing fungsi mampu dan siap melaksanakan tugas sesuai tupoksi;4. pedomani peraturan perundang-undangan dan petunjuk yang ada, guna menghindari keraguan dan kesalahan prosedur dalam mengambil langkah-langkah penindakan dan penegakan hukum di lapangan;5. berikan APP yang jelas sebelum bertugas dan lakukan pengawasan terhadap setiap pelaksanaan tugas anggota Polri untuk meminimalisasi penyimpangan anggota dan menjamin efektivitas pelaksanaan tugas anggota;6. jalin hubungan harmonis dengan TNI, jangan ada benturan dengan TNI, dan wasdal anggota;7. jangan pernah ragu dalam bertindak, bahkan untuk melakukan tindakan tegas sekalipun, namun harus tetap terukur dan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada.

Jakarta, Desember 2014