laporan sementara cuka apel

26
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES IDENTITAS PRAKTIKAN Nama : Rahma Diana Yulistiah NIM : 03121403028 Kelompok : 3 (Tiga) I. JUDUL PERCOBAAN : Cuka Apel II.TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui cara pembuatan asam cuka dari buah apel dengan proses fermentasi. 2. Dapat mengetahui fermentasi yang terjadi pada asam cuka. 3. Dapat mengetahui manfaat dari cuka apel. III. DASAR TEORI III.1. Apel Apel (Malus sylvetris. Mill) adalah tanaman tahunan dari daerah subtropis. Apel ada yang berkulit kuning, hijau, kemerahan atau merah dan juga berdaging putih kekuningan, segar serta mengandung air cukup tinggi. Pada umumnya apel dikonsumsi dalam keadaan segar, tetapi apel dapat juga diolah menjadi produk bernilai tinggi contohnya: selai, dodol, cuka dan sebagainya. Apel selain mudah didapat dan harganya relatif terjangkau, khasiatnya sangat banyak. Buah ini efektif membunuh virus. Kandungan asam klorogenik, vitamin C, 16

Upload: rahma-diana-yulistiah

Post on 02-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Sementara Cuka Apel

TRANSCRIPT

LAPORAN SEMENTARAPRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSESIDENTITAS PRAKTIKANNama: Rahma Diana YulistiahNIM: 03121403028Kelompok: 3 (Tiga)I. JUDUL PERCOBAAN: Cuka ApelII. TUJUAN PERCOBAAN1. Mengetahui cara pembuatan asam cuka dari buah apel dengan proses fermentasi.2. Dapat mengetahui fermentasi yang terjadi pada asam cuka.3. Dapat mengetahui manfaat dari cuka apel.III. DASAR TEORI3.1. Apel Apel (Malus sylvetris. Mill) adalah tanaman tahunan dari daerah subtropis. Apel ada yang berkulit kuning, hijau, kemerahan atau merah dan juga berdaging putih kekuningan, segar serta mengandung air cukup tinggi. Pada umumnya apel dikonsumsi dalam keadaan segar, tetapi apel dapat juga diolah menjadi produk bernilai tinggi contohnya: selai, dodol, cuka dan sebagainya. Apel selain mudah didapat dan harganya relatif terjangkau, khasiatnya sangat banyak. Buah ini efektif membunuh virus. Kandungan asam klorogenik, vitamin C, pektin dan sorbitol (zat pencahar) di dalamnya dapat menghalangi pembentukan sel-sel kanker. Kandungan potasium didalamnya efektif memelihara kesehatan tulang. Apel mengandung 50% lebih banyak vitamin A dibandingkan jeruk. Vitamin ini berfungsi untuk menyembuhkan influenza dan infeksi lainnya. Khasiat lainnya menjaga mata dalam kondisi baik dan mencegah kebutaan. Apel memiliki kandungan vitamin C dan B yang penting untuk mempertahankan kesehatan saraf. Vitamin C juga merupakan antioksidan dan berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh juga penting untuk pembentukan tulang dan gigi. Pada tahun 1978, Konowalchuck mempublikasikan artikel berjudul Antiviral Effect of Apple Beverages. Ia menulis sari buah apel sangat baik diminum untuk melawan berbagai serangan infeksi virus. Dalam buku lain, Natural Remedies, dosis apel yang bisa melindungi tubuh dari virus adalah tiga kali sehari satu buah atau segelas jus apel. Penelitian lain mengungkapkan, apel kaya akan serat, fitokimia dan flavonoid. Bahkan, menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, apel paling banyak mengandung flavonoid dibandingkan dengan buah-buahan lain. Zat ini, menurut laporan tersebut, mampu menurunkan risiko terkena penyakit kanker paru-paru sampai 50%. Fakta ini didukung sebuah penelitian lain di Welsh, Inggris yang menunjukkan konsumsi buah apel secara teratur akan membuat paru-paru berfungsi lebih baik. 3.2. Kandungan Gizi Buah ApelKandungan dari gizi buah apel per 100 gram tertera pada Tabel 3.1.Tabel 3.1. Kandungan Gizi Buah ApelGiziNilai per 100 gram

Energi52 kkal

Air85,56 %

Karbohidrat13,81 g

Protein0,26 g

Lemak0,17 g

Gula10,39 g

Serat Pangan2,4 g

Vitamin A3 g

Vitamin C4,6 mg

Vitamin B1(Thiamine)0,017 mg

Vitamin B2 (Riboflavin)0,026 mg

Vitamin B3 (Niacin)0,091 mg

Vitamin B50,061 mg

Vitamin B60,5 mg

GiziNlai per 100 gram

Vitamin E0,5 mg

Kalsium6 mg

Iron0,12 mg

Magnesium5 mg

Phosporus11 mg

PottasiumZincAsam Folat107 mg0,04 mg3 g

(Sumber: Unimus, 2013)3.3. FermentasiPada tahun 1837 tiga orang ahli yaitu Cagnaird Latour, Scwamn dan Kutzing masing-masing menemukan bahwa terdapat pada cairan-cairan yang mengandung gula yang mengalami fermentasi alkohol, yakni perubahan zat gula menjadi alkohol dan CO2 merupakan fungsi fisiologi dari sel-sel khamir itu. Teori biologi ini mendapat tentangan dari ahli kimia seperti Berzelius yang berpendapat bahwa pembusukan dan fermentasi merupakan proses kimia murni. Pasteur justru menentang pendapat tersebut, dan berpendapat bahwa semua proses fermentasi adalah proses kegiatan mikroba. Selama menyelidiki fermentasi asam butirat, Pasteur menemukan adanya proses yang tidak membutuhkan oksigen.Penyelidikan mikroskopik pada setetes cairan yang mengandung mikroba penyebab fermentasi asam butirat, menunjukkan bahwa mikroba yang dekat pada tepi batas cairn dengan udara akan menjadi tidak bergerak, sedang yang ada di pusat tetesan akan menjadi bergerak aktif. Kenyataan ini membuktikan bahwa udara merupakan penghambat kegiatan mikroba asam butirat. Perkataan fermentasi sering disalin dengan perkataan peragian, hal ini sebenarnya tidak tepat. Kata-kata ragi untuk tempe, ragi untuk tape, ragi untuk roti, ragi untuk oncom, ragi untuk membuat minuman keras, itu menurut sistematiknya di dalam dunia tumbuh-tumbuhan banyaklah berbeda.Secara fisiologi ragi-ragi tersebut memunyai persamaan, yaitu mereka menghasilkan fermen atau enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan mendapat keuntungan berupa energi. Adapun substrat yang mereka ubah itu berbeda-beda. Orang membatasi pengertian fermentasi hanya pada alkoholisasi dan laktasi.Fermentasi merupakan proses perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh enzim. Enzim berperan ini berasal dari mikroba atau jasad renik yang digunakan dan dikenal sebagai ragi alkohol. Melalui fermentasi diperoleh produk yang mempunyai nilai gizi, biologis, serta cita rasa dan aroma yang lebih baik dibandingkan dengan bahan asalnya. Hal ini dikarenakan dalam ragi terdapat mikroba yang mengandung komponen seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral dalam jumlah tertentu. Proses fermentasi secara sederhana dapat dilihat sebagai berikut:

C6H12O6 2C2H5OH + 2 CO2Sc = Sacharomyces cereviseaeFermentasi adalah proses oksidasi biologi dalam keadaan anaerob. Sebagai substrat pada umumnya karbohidrat. Dalam proses fermentasi yang bekerja sebagai pembawa hidrogen atau elektron biasanya hanya NAD dan NADF; sedangkan sebagai akseptor hidrogen akhir adalah bahan organik. Bahan organik yang berfungsi sebagai akseptor hidrogen akhirnya pada umumnya adalah asam piruvat, sehingga sistem sitokhrom tidak diperlukan. Istilah fermentasi sering juga dipakai untuk menyatakan proses yang aerob pada proses-proses industri tertentu, penggunaan ini sebenarnya tidak tepat. Misalnya oksidasi alkohol menjadi asam cuka secar aerob oleh Acetobacter sp, dalam pengertian industri fermentasi disebut fermentasi asam cuka.3.4. Cuka ApelCuka apel adalah cairan hasil fermentasi buah apel segar yang mula-mula gula diubah menjadi alkohol (etanol), kemudian alkohol ini diubah menjadi asam asetat (Anonymous, 2006).Adapun hasil proses fermentasi pada produksi cuka apel adalah:C6H12O6 (Glukosa, fruktosa atau sukrosa) R-OH (etanol) + CO2 + Energi (ATP) + R-COOH3.5. Asam AsetatAsam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni disebut asam asetat glacial, yakni cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki titik beku 16,7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi menjadi ion.Fermentasi asam asetat adalah fermentasi aerobic atau respirasi oksidatif, yaitu respirasi dengan oksidasi berlangsung tidak sempurna dan menghasilkan produk-produk akhir berupa senyawa organik seperti asam asetat. Proses ini dilakukan oleh bakteri dari genus Acetocter dan Gluconobacter. Kondisi respirasi oksidatif ini dapat dilakukan dengan kultur murni, tetapi kondisinya tidak selalu aseptis oleh karena pH yang rendah serta adanya alcohol dalam media merupakan faktor penghambat bagi mikroorganisme lain selain Acetobacter acetii. Mekanisme fermentasi asam asetat ada 2 yaitu fermentasi alcohol dan fermnetasi asam asetat. Pada fermentasi alkohol, mula-mula gula yang terdapat pada bahan baku akan dibongkar oleh khamir menjadi alcohol dan gas CO2 yang berlangsung secara anaerobik. Setelah alcohol dihasilkan maka dilakukan fermentasi asam asetat, dimana bakteri asam asetat akan mengubah alcohol menjadi asam asetat. Setelah terbentuk asam asetat, fermentasi harus segera dihentikan supaya tidak terjadi fermentasi lebih lanjut oleh bakteri pembusuk yang dapat menimbulkan kerusakan (Day JR, R.A. dan AL Underwood, 2002).3.6. Pembuatan Asam AsetatAda beberapa cara pembuatan asam asetat yaitu secara sintetik dan secara fermentasi. 1. Pembuatan Asam Asetat Secara SintetikPada umumnya asam asetat di dalam laboratorium dibuat dengan cara mengoksidasi alkohol dengan zat pengoksidasi kuat antara lain: KMnO4, HNO3 pekat dan panas dan H2CrO4 dalam suasana asam. Reaksi yang terjadi adlaah sebagai berikut:C2H5OH H2CrO4CH3COOHEtanolH+asam asetatPada fermentasi alkohol menjadi asam asetat terjadi perombakan alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi pertama menjadi asam asetat dan air. Proses ini dijalankan oleh bakteri asam asetat yang salah satunya adalah Acetobacter aceti dengan bantuan oksigen. Pembuatan asam asetat secara sintetik dapat pula dibuat dengan cara menghidrolisis derivat asam karboksilat, contohnya hidrolisis ester.CH3COOCH2CH3 + H2OH+CH3COOH+ HOCH2CH3Etil asetat airasam asetat etanolOksidasi alkohol menjadi asam asetat dilakukan oleh Acetobacter aceti dengan menggunakan dua enzim yaitu alkohol dehidrogenase dan aldehid dehidrogenase (Adam dan Moss, 1989)2. Pembuatan Asam Asetat Secara FermentasiPada proses satu tahap, air kelapa ditambahkan larutan induk yang telah dibiarkan selama 24 jam. Campuran yang diperoleh diaduk sampai homogen dan dituangkan dalam wadah yang tertutup rapat. Diamkan untuk beberapa hari. Hasil pembentukan asam-asam selama pemeraman ditentukan dengan cara titrasi memakai NaOH 0,1 N.Sedangkan untuk proses dua tahap, pada tahap pertama yaitu fermentasi gula menjadi alkohol. Pada tahap ini gula diubah menjadi alkohol oleh khamir yang berlangsung secraa anaerob menggunakan biakan murni Saccharomyces cerevisiae. Setelah alkkhol dihasilkan maka dilakukan fermentasi alkohol menjadi asam asetat secara aerob menggunakan biakan murni Acetobacter acetiProses fermentasi adalah suatu proses pemecahan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana secara anaerob. Bahan makanan yang difermentasi biasanya menghasilkan suatu produk baru yang mudah dicerna, aroma yang baik serta rasa yang lebih sedap dengan nilai jual yang ekonomis. Dalam mikrobiologi proses fermentasi ini dilakukan oleh mikroba tertentu yang menghasilkan atau mempunyai enzim yang sesuai dengan proses tersebut. Menurut Mendoza dalam Steinkraus (1983) air kelapa dapat digunakan dalam pembuatan asam asetat tapi kadar gula yang terdapat dalam air kelapa rendah yaitu 1 % sampai 2 % oleh karena itu sebelum melakukan fermentasi, kadar gula harus ditingkatkan sampai 15 %. Dimana peningkatan kadar gula dapat menghasilkan kadar alkohol sebesar 7,5 % (v/v) dan akan menghasilkan kadar asam asetat sebesar 6 %.Faktor-faktor yang memepengaruhi fermentasi adalah sebagai berikut:1. Suhu FermentasiSuhu sangat mempengaruhi keseimbangan antara pertumbuhan dan kematian sel. Pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae bervariasi dari suhu 9C 37C dengan suhu optimum 25C. Suhu pertumbuhan Acetobacter aceti adalah 5C 42C dengan suhu optimum 20C 30C (Pelezzar & Chan, 1986).2. Jenis MikrobaPemilihan mikroorganisme didasarkan pada jenis karbohidrat yang digunakan sebagai medium. Tujuan pemilihan tersebut agar didapatkan mikroorganisme yang mampu tumbuh dengan cepat dan mempunyai toleransi terhadap konsentrasi gula yang tinggi.3. pHpH optimum untuk pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae adalah 4,0 4,5 sedangkan Acetobacter aceti dapat tumbuh pada kisaran pH minimum 4 -5, pH maksimum 7 8 dan pH optimum 5,2 6,3 (Pelczar, 1986).4. SubstratPertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersedianya air dan nutrisi yang tersedia. Bahan ini digunakan mikroorganisme untuk membentuk sel dan memperoleh energi. Selama fermentasi khamir memerlukan substrat sebagai sumber nutrisi.Untuk menghasilkan alkohol yang optimum sebaiknya kadar gula bahan adalah 12- 18 %. Acetobacter aceti dapat mengubah alkohol menjadi asam asetat dalam fermentasi alkohol menjadi asam asetat pada konsentrasi alkohol 6 13 %. Dengan konsentrasi optimum 10 13 %.5. Waktu FermentasiWaktu fermentasi sangat mempengaruhi produk. Semakin lama waktu fermentasi semakin banyak produk terbentuk. Hal ini disebabkan mikroba mengalami pertumbuhan dengan bertambahnya waktu sehingga semakin banyak substrat yang dikonversi menjadi produk, namun apabila telah lewat fase pertumbuhan maka pertambahan produk menjadi konstan dan akan mengalami penurunan jika memasuki fase kematian. Paturau (1982) menyatakan bahwa proses perubahan gula menjadi alkohol memakan waktu 30 72 jam, sedangkan untuk fermentasi alkohol menjadi asam asetat memakan waktu 12 14 hari (Lotong, 1972) 6. Konsentrasi RagiKonsentrasi ragi sangat mempenngaruhi jumlah alkohol yang terbentuk. Karena semakin banyak ragi yang ditambahkan maka akan semakin banyak jumlah khamir yang tumbuh dan kan mengubah glukosa menjadi alkohol, namun pada konsentrasi ragi yang terlalu tinggi maka akan terbentuk biomassa sehingga nutrisi yang ada tidak berubah menjadi alkohol. Menurut Frazier dan westhoff (1979) bahwa konsentrasi ragi yang optimum untuk fermentasi adlah 2 % (b/v) sampai 5 % (b/v).3.7. Manfaat Cuka ApelCuka apel adalah cuka buah yang memiliki banyak manfaat dan fungsi yang sangat baik bagi kesehatan dan juga kecantikan tubuh. Adapun manfaat cuka apel dalam hal ini, diantaranya:a) Cuka apel untuk dietCuka apel ternyata bisa dijadikan untuk program diet sehingga berat badan turun, karena dengan mengkonsumsinya nafsu makan dapat dikontrol dengan baik sehingga tidak cepat lapar. Hal ini berdasarkan penelitian di tahun 2005 terhadap 12 orang dan hasilnya terbukti bahwa mereka dapat mengontrol nafsu makan yang akhirnya mempengaruhi berat badan.b) Cuka apel untuk mengobati diareUntuk mengobati diare, cuka apel dicampur dengan air putih dan diminum. Bahan ini merupakan antibiotik alami yang dapat dikonsumsi sehari-hari secara aman.c) Cuka apel untuk menyembuhkan lukaCuka apel bisa mencegah penyebaran bakteri pada luka, selain itu bahan ini juga mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi rasa gatal yang ditimbulkan ketika luka akan sembuh.d) Cuka apel bermanfaat menyehatkan rambutCuka apel juga bermanfaat untuk kesuburan dan kesehatan rambut, cukup gunakan sendok makan cuka apel dan secangkir air dingin.e) Cuka apel menghentikan cegukanJika anda mengalami cegukan, ambillah satu sendok teh cuka apel kemudian di minum. Maka cegukan Anda akan segera berhenti.f) Cuka apel mampu memperlancar pencernaanCaranya seduh 1 sdt cuka apel dan 1 sdt madu dengan air hangat. Setelah itu minumlah setidaknya 30 menit sebelum makan, maka ramuan ini bisa membantu Anda untuk melancarkan pencernaan.g) Cuka apel untuk melegakan hidung tersumbatUntuk melegakan hidung tersumbat seduhlah 1 sdt cuka apel ke dalam segelah air putih dan segera diminum. Maka perlahan Anda akan merasakan hidung lebih plong dan tidak tersumbat lagi.h) Cuka apel mampu meredakan sakit tenggorokanUntuk mengatasi sakit tenggorokan masukkan 1 sdm cuka apel ke dalam secangkir air hangat kemudian kumurlah 1 jam sekali. Cara ini diyakini dapat meredakan sakit tenggorokan dan mengatasi bakteri yang merugikan.i) Cuka apel dapat menurunkan tekanan darahCuka apel dapat dimanfaatkan untuk meredakan gangguan hipertensi dan juga keluhan pembuluh darah.j) Cuka apel membantu perawatan wajahCuka apel yang dicampur dengan air hangat dapat membantu merawat wajah Anda agar tampil bersih dan cantik. Cuka apel membantu menjaga keseimbangan pH di kulit wajah. Jika Anda memiliki flek hitam di wajah, maka gunakan cuka apel sebelum tidur maka akan bisa hilang.

IV. ALAT DAN BAHAN4.1. Alat 1. Pisau2. Kompor3. Panci4. Kain saring5. Baskom4.2. Bahan1. Apel kg2. Gula 125 gr3. Air 1,5 liter4. Yeast (ragi)V. PROSEDUR PERCOBAAN1. Apel dicuci bersih kemudian diiris tipis-tipis.2. Rebus irisan apel tersebut dengan air sampai mendidih.3. Kecilkan api kompor kemudian tambahkan gula. Biarkan selama 30 menit agar aroma buah apel keluar.4. Pisahkan sari apel dari buahnya lalu setelah dingin sari apel dimasukkan ke dalam botol.5. Masukkan ragi/ yeast ke dalam sari apel tersebut. Tutup dengan kain saring. Fermentasi sari apel selama 1 2 minggu akan membentuk alcohol.

VI. DATA HASIL PENGAMATAN6.1. Cuka Apel Sebelum FermentasiNoRagiWarnaRasaTeksturBauGambar

1.3grKuning keruh kecoklatanManisdan sedikit asamEncer dan berbuih sedikit dan bergasbau apel dan menyengat

2.6grLebih keruh dan sedikit kecoklatanManisdan asamEncer lebih banyak buih dibanding ragi 3gr dan bergas. bau apel dan lebih menyegat dibanding ragi 3gr

6.2. Cuka Apel Setelah FermentasiNoRagiWarnaRasaTeksturBauGambar

13grKuning keruh Manis dan asam (seperti rasa tape)Berbuih sedikit dan bergasTerdapat endapan ragibau asam dan menyengat

26grKuning dan lebih keruh Manisdan asam(seperti rasa tape)Buih lebih banyak dibanding ragi 3gr dan bergas. Terdapat endapan ragibau asam dan lebih menyegat dibanding ragi 3gr

VII. PEMBAHASANPada percobaan kali ini, praktikan akan mengamati peristiwa fermentasi yang digunakan untuk membuat cuka apel. Ragi roti yang praktikan gunakan mengandung mikroorganisme, agar proses fermentasi cuka apel ini dapat terjadi. Mikroorganisme yang digunakan adalah Saccharomyces Cereviseae Sp.Buah apel yang digunakan dalam percobaan ini tidak dikupas terlebih dahulu. Hal ini disebabkan karena pada kulit apel banyak sekali terdapat senyawa-senyawa yang penting dan bergizi salah satunya seperti senyawa karoten. Adapun penggunaan alat-alat yang digunakan pada percobaan ini harus bersih dan steril. Hal ini dilakukan agar larutan sari buah apel hijau yang dibuat tidak mengandung mikroorganisme lain yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi. Apabila terdapat salah satu alat yang tidak steril, maka proses fermentasi ini tidak akan berhasil. Sehingga botol yang digunakan sebagai wadah fermentasi disterilkan terlebih dahulu pada autoclave.Cuka apel ini dibuat dari sari buah apel hijau atau apel malang yang diiris tipis-tipis dengan ditambahkan dengan gula dan aquadest lalu dipanaskan hingga mencapai temperatur kurang lebih100C dan sampai tercium aroma khas apel. Tujuan dipanaskan ini agar sari-sari di dalam buah apel hijau tersebut dapat keluar dari buahnya dan terlarut dengan aquadest tadi. Terciumnya aroma khas apel inilah yang menandakan bahwa sari buah apel telah terlarut bersama air sehingga sebagian kandungan apel ini teruapkan sehingga mengeluarkan aroma khas apel, dan ekstrak buah apel ini siap untuk dipisahkan dari irisan apel tersebut.Setelah didapatkan ekstrak sari buah apel hijau, larutan ini didinginkan dengan tujuan agar mikroorganisme Saccharomyches Cereviseae dapat tumbuh. Seperti yang kita ketahui, bakteri dapat tumbuh pada temperatur tertentu. Pada waktu didinginkan, larutan ini direndam di dalam air dan sekali-kali air yang digunakan untuk merendam larutan ini diganti bila airnya sudah panas. Hal ini dilakukan untuk membantu mempercepat proses pendinginan larutan. Setelah sari buah apel hijau ini dingin, kemudian dituangkan ke dalam dua botol dengan volume yang sama rata, baru ditambahkan dengan ragi roti yang mengandung mikroorganisme Saccharomyces Cereviseae Sp sebanyak 3 gram dan 6 gram. Berdasarkan hasil pengamatan, setelah dilakukan penambahan ragi maka terlihat munculnya gelembung-gelembung buih yang dimana menunjukkan adanya gas CO2 yang muncul dari reaksi tersebut, dimana reaksi ini menunjukkan baahwa fermentasi ini merupakan fermentasi anaerob yang menghasilkan gas CO2 untuk membuatnya menjadi cuka apel, maka larutan ini dibiarkan selama kurang lebih 1 2 minggu. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu praktikum maka waktu fermentasi hanya 3 hari saja. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan cuka apel pada botol dengan penambahan ragi 6 gram lebih banyak gelembung buihnya dibandingkan dengan larutan pada botol dengan penambahan ragi 3 gram. Hal ini karena pada proses fermentasi ini, terjadi adanya reaksi anaerobik dari mikroorganisme yang digunakan. Dengan adanya hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyaknya jumlah ragi yang ditambahkan pada larutan cuka apel dengan takaran sesuai yang disyaratkan, maka semakin banyak pula aktivitas respirasi anaerob mikroorganisme tersebut dalam membantu proses fermentasi.Pada percobaan ini, praktikan melakukan pengawetan secara biologis. Proses pengawetan secara biologis misalnya dengan peragian. Peragian atau fermentasi merupakan proses perubahan karbohidrat menjadi alcohol. Zat-zat yang bekerja pada proses ini adalah enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi atau mikroorganisme. Lamanya proses peragian, tergantung dari bahan yang akan diragikan. Proses pembuatan cuka apel ini dapat menambah pengetahuan praktikan terhadap kandungan dalam buah apel yang baik untuk kesehatan untuk manusia. Kandungan gizi ini yang terdapat dalam buah apel adalah pro-vitamin A, vitamin B, vitamin C, mineral besi, kalsium, fosfor, potassium atau kalium, zat anti kanker, pectin dan serat, sehingga buah apel mempunyai beberapa manfaat untuk kesehatan yakni dapat menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah, menstabilkan gula darah dan membunuh virus penyebab infeksi.Berdasarkan hasil pengamatan pada hari ke-3 setelah percobaan, didapati bahwa larutan tersebut terdapat endapan ragi, larutan cuka apel berwarna lebih terang yakni kuning keruh serta rasanya asam manis seperti tape dan sedikit bergas. Hal ini menandakan bahwa percobaan dalam pembuatan cuka apel ini berhasil, karena yang menandakan keberhasilan dari proses fermentasi dalam pembuatan cuka apel ini adalah wanginya yang enak seperti tape dan warna setelah fermentasi tidak sekeruh sebelum difermentasi. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakberhasilannya dari pembuatan cuka apel yakni karena adanya tidak terlepasnya gas CO2 ketika difermentasi di dalam botol. Gas CO2 inilah yang menyebabkan terbentuknya rasa alkohol di dalam cuka apel. Akan tetapi hal ini tidak berlaku pada hasil pengamatan praktikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa percobaan pembuatan cuka apel kali ini berhasil.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN8.1. KesimpulanBerdasarkan praktikum pembuatan cuka apel ini, maka didapatkan beberapa kesimpulan, diantaranya:1. Cara fermentasi pembuatan asam cuka dari buah apel dengan proses fermentasi yakni dengan mengubah glukosa pada buah apel menjadi alkohol dengan bantuan mikroorganisme Saccharomyces Cereviseae Sp secara anaerobik lalu alkohol ini diubah menjadi asam asetat dengan bantuan mikroorganisme Acetobacter aceti.2. Fermentasi yang terjadi pada asam cuka yakni fermentasi asam asetat yang dilakukan oleh mikroorganisme Acetobacter aceti untuk mengubah alcohol yang terbentuk secara anaerobik menjadi asam asetat.3. Beberapa manfaat cuka apel bagi kesehatan diantaranya yakni: cukia apel dapat memperlancar pencernaan, menurunkan tekanan darah dan menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh.4. Gula yang digunakan pada percobaan ini berfungsi sebagai sumber makanan atau substrat bagi mikroorganisme.5. Hasil samping fermentasi cuka apel adalah karbon dioksida.8.2. SaranDiharapkan kedepan untuk laboratorium teknologi bioproses menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk berlangsungnya kegiatan praktikum agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKAAdiman, Dani. 2014. Cara Pembuatan Cuka Apel dari Apel Malang. Http://www.e-jurnal.com/2013/12/123934/cara-pembuatan-cuka-apel-dari-apel-malang.html. (Diakses Pada 7 Maret 2015).Fairul, Adiwijaya. 2013. Bab II Dalam Tinjauan Pustaka Apel Beserta Cuka Apel. Http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-chandrabe6197-2-2013.pdf. (Diakses Pada 7 Maret 2015).Hatta Dahlan, H.M. 2011. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses. Fakultas Teknik Unsri, Palembang.Nana, Suryana. 2014. Kegunaan dan Manfaat Apel Malang Bagi Kesehatan. Http://www.bekasisehat.com/buah/62-buah-buahan2014/4-kegunaan-apel-malang-bagi-kesehatan.html. (Diakses Pada 7 Maret 215).Gimnastira, MR. 2013. Cara Membuat Cuka Apel. Http://cukaapel.org/cara-membuat-cuka-apel/. (Diakses Pada 7 Maret 215).

16