obesitas: definisi, bahaya, solusi
DESCRIPTION
Mengenal obesitas meliputi perkembangan dari waktu ke waktu, definisi, potensi bahaya yang ditimbulkan, dan bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya.TRANSCRIPT
Obesitas: Definisi, Bahaya, dan Solusi
Modernisasi adalah perubahan yang
terjadi di seluruh dunia. Dampak dari
modernisasi jelas luar biasa, semuanya serba
mudah, serba cepat, dan serba nyaman.
Contoh nyata adalah makanan. Pada masa
lalu, manusia perlu mencari makanan ke
kebun, mengolahnya hingga matang,
menunggu makanan agak dingin baru
dimakan. Kini, mie instan atau roti tawar bisa
kita santap hanya dalam waktu 10 menit.
Modernisasi telah memberikan kemudahan
yang luar biasa bagi kehidupan.
Kehidupan yang serba mudah tidak
hanya memberikan dampak baik namun juga
memberikan banyak dampak buruk. Di negara
maju yang serba terdigitalisasi dan online,
banyak pekerjaan dapat dilakukan tanpa
aktivitas fisik. Meskipun bekerja di dalam
ruangan, kita tetap lapar dan tetap
membutuhkan makanan. Pada akhirnya, kita
akan mencari-cari makanan yang dapat
dimakan secara praktis di ruang kerja kita. Hal
yang mengkhawatirkan adalah bahan baku
dari mayoritas makanan instan yang kita
konsumsi berpotensi menimbulkan berbagai
macam penyakit dan gangguan kesehatan.
Obesitas
Pada masa lalu, obesitas hanya terjadi
di negara-negara maju seperti Amerika Serikat
dan beberapa negara Eropa, orang yang
mengalaminya pun hanya dari golongan orang
kaya. Kini, seiring dengan modernisasi yang
berkembang di semua negara, banyak negara
berkembang pun mengalami epidemi
obesitas. Menurut berita dari BBC, Indonesia
menempati peringkat 10 jumlah penderita
obesitas terbanyak di seluruh dunia. Negara
kira luar biasa bukan?
Obesitas didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana nilai Body Mass Index (BMI)
atau Body Mass Ratio (BMR) seseorang lebih
dari 30. Nilai BMI tubuh Anda dapat dihitung
dengan rumus berikut.
Mempertimbangkan faktor resiko yang
ditimbulkan, Departemen Kesehatan Amerika
Serikat telah mengubah status obesitas dari
‘keadaan’ menjadi ‘penyakit’ sejak tahun
2013. Perubahan status ini dilakukan agar
penanganan obesitas dapat dilakukan secara
lebih optimal dan supaya masyarakat lebih
peduli dengan bahaya obesitas. Sayangnya,
pemerintah Indonesia hingga kini belum
memperhatikan obesitas secara serius
sehingga National Geographic menyatakan
bahwa jumlah penderita obesitas di Indonesia
akan terus meningkat di masa depan. Sadar
atau tidak, Pemerintah Indonesia akan
menghabiskan dana dalam jumlah sangat
besar untuk pengobatan berbagai penyakit
turunan obesitas.
Bahaya obesitas
Kita semua tahu bahwa Departemen
Kesehatan Amerika Serikat berisi orang-orang
yang berkompeten dalam bidang kesehatan
sehingga mereka tidak akan membuat
keputusan tanpa dasar yang jelas. Berikut ini
merupakan beberapa penyakit berbahaya
yang berpotensi muncul pada penderita
obesitas.
1. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes
yang paling sering dialami oleh para
penderitanya. Diabetes adalah suatu penyakit
yang terjadi ketika kadar gula darah seseorang
melebihi batas normal. Hasil survei
menunjukkan bahwa 80% penderita diabetes
mengalami kelebihan berat badan.
Kelebihan berat badan akan memodifikasi sel-
sel tubuh menjadi resisten terhadap hormon
insulin. Hormon insulin sendiri berperan
untuk membawa gula dari darah menuju sel
yang kemudian diolah menjadi energi
sehingga resistensi terhadap hormon insulin
akan membuat sel tidak mampu menyerap
gula dari darah dan mengakibatkan tingginya
kadar gula darah. Sementara itu, resistensi
insulin juga memaksa sel-sel produsen insulin
untuk bekerja ekstra keras untuk menjaga
kadar gula darah, lama kelamaan sel-sel
tersebut akan kelelahan dan mati.
Diabetes sendiri tidak mengakibatkan gejala
yang menyiksa dan sering tidak disadari oleh
penderitanya namun berpotensi besar
menimbulkan berbagai penyakit turunan yang
bisa meregang nyawa.
2. Hipertensi
Setiap jantung Anda berdetak, jantung Anda
akan memompa darah ke seluruh tubuh.
Kelebihan berat badan akan menumbuhkan
sel dan jaringan baru yang memerlukan darah
dan oksigen. Kondisi tersebut akan memaksa
jantung untuk bekerja lebih keras karena
harus membagikan lebih banyak darah. Usaha
ekstra ini akan meningkatkan tekanan darah
yang memicu hipertensi. Obesitas akan
meningkatkan resiko hipertensi sebesar 200%.
3. Gangguan jantung
Obesitas akan meningkatkan kadar kolesterol
darah dan trisligliserid. Tingginya kadar
kolesterol merupakan penyebab utama proses
pengapuran dan pengerasan dinding
pembuluh darah yang terjadi di jantung, otak,
ginjal, dan mata. Proses ini mengakibatkan
penyempitan pada pembuluh darah koroner
yang menyebabkan penyakit jantung dan
stroke. Sementara trigliserida yang tinggi akan
menurunkan kadar HDL (kolesterol baik) dan
meningkatkan produksi LDL (kolesterol jahat).
Tingkat LDL yang tinggi meningkatkan resiko
serangan jantung.
4. Stroke
Terlalu banyak tumpukan lemak (terutama
lemak jenuh) dan kolesterol di tubuh akan
membangun plak di arteri yang akan memicu
stroke, demikian yang dikatakan oleh Jim
White dari American Dietetic Association.
5. Kanker
American Society of Clinical Ontology
menyatakan bahwa obesitas menjadi
penyebab kanker nomor 1, melebihi rokok.
Berikut ini merupakan beberapa mekanisme
hubungan antara obesitas dan kanker
a. Jaringan lemak memproduksi hormon
estrogen yang berlebihan, kadar
estrogen yang berlebihan berkaitan
erat dengan timbulnya kanker pada
payudara, endometrium dll.
b. Kadar lemak yang tinggi akan
meningkatkan kadar insulin dan IGF-1
di dalam darah yang mendukung
perkembangan tumor.
c. Sel lemak yang melimpah memicu
pertumbuhan regulator tumor seperti
mammalian target of rapamycin
(mTOR) dan AMP-activated protein
kinase.
6. Gangguan pernapasan
Timbunan lemak yang berlebihan di bawah
diafragma dan di dalam dinding dada akan
menekan paru-paru yang mengakibatkan
gangguan pada mekanisme pernafasan Anda.
7. Gangguan ginjal
Obesitas dan kelebihan berat badan adalah
faktor kunci yang meningkatkan resiko
penyakit kronis pada ginjal, demikian yang
diungkapkan oleh Sankar Navaneethan, MD.
Kelebihan berat badan dan obesitas akan
mengakibatkan diabetes dan meningkatkan
tekanan darah yang keduanya merupakan
penyebab utama penyakit pada ginjal dan
gagal ginjal.
Solusi obesitas
Tidak ada penyakit yang tidak ada
penyembuhnya, demikian juga dengan
obesitas. Untuk menemukan solusi
permasalahan, hal yang harus kita temukan
pertama adalah pangkal masalahnya. Pangkal
masalah obesitas adalah kadar lemak yang
terlalu tinggi. Lemak menumpuk karena
jumlah kalori yang dimasukkan lebih tinggi
daripada jumlah kalori yang dikeluarkan.
Berikut ini beberapa tips untuk menurunkan
berat badan yang dapat Anda terapkan.
1. Memilih makanan yang tepat
Bukan mengurangi makanan namun
makan secara tepat yang artinya Anda
harus memilih makanan yang mampu
memenuhi kebutuhan karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, serat, mineral
dll dalam jumlah yang berimbang.
Tidak hanya itu, pilihlah makanan
dengan indeks glikemiks rendah dan
kalori yang rendah.
Indeks glikemiks yang rendah akan
membuat Anda merasa kenyang lebih
lama sehingga Anda tidak akan rakus.
Prinsip dasar dalam menurunkan
berat badan adalah memasukkan
kalori dalam jumlah yang lebih sedikit
daripada jumlah kalori yang
dikeluarkan. Makanan dengan jumlah
kalori yang rendah namun bernutrisi
tinggi akan mengecilkan tubuh Anda
secara sehat dan alami.
2. Minum air putih lebih banyak
Air putih membantu meningkatkan
metabolisme dalam pembakaran
lemak dan menghindarkan Anda
untuk makan dalam jumlah banyak
karena perut telah terisi oleh air,
demikian yang dikatakan oleh Prof
Hardinsyah dari Institut Pertanian
Bogor.
3. Berolahraga
Olahraga akan meningkatkan
metabolisme tubuh Anda dan
membakar kalori dalam jumlah tinggi.
Lakukan beberapa olahraga
sederhana yang tidak membutuhkan
biaya dan dapat dilakukan dimana
pun secara singkat seperti push up,
lunge, plank, squat, dan burpee.
4. Istirahat teratur
Sebuah studi terbaru yang
dipresentasikan dalam pertemuan
tahunan Endocrine Society
menyatakan bahwa kurang tidur
selama 30 menit per hari memicu
obesitas dalam jangka panjang.
Ilmuwan dari Universitas California
melakukan penelitian dengan
menggunakan pencitraan resonansi
magnetik (MRI) menemukan bukti
bahwa kurang tidur dapat
menyebabkan perubahan pada
aktivitas otak yang dampaknya
membuat orang merasa lebih lapar.
Anda perlu tidur minimal 6 jam per
hari untuk menjaga kesehatan Anda.
Demikian penjelasan tentang obesitas, bahaya
yang ditimbulkan dan solusi yang dapat
dilakukan. Jika Anda peduli dengan keluarga,
teman, tetangga, kerabat, atau siapa pun yang
mengalami obesitas, bagikan informasi ini
kepada mereka. Terima kasih telah membaca.
Artikel ini ditulis oleh Wildan Karim, konsultan nutrisi dan distributor
resmi dari Herbalife International.
Referensi
http://www.asco.org/practice-research/obesity-and-cancer
http://www.husada.co.id/index.php/promo-kegiatan/tips-kesehatan/138-trigliserid-dan-penyakit-
jantung
http://www.heart.org/HEARTORG/GettingHealthy/WeightManagement/Obesity/Obesity-
Information_UCM_307908_Article.jsp
http://www.everydayhealth.com/weight/the-obesity-epidemic-diabetes-and-other-damages.aspx
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/06/jumlah-orang-obesitas-di-indonesia-terus-
meningkat
http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2014/05/140529_iptek_indonesia_obesitas
http://www.medicalnewstoday.com/articles/262226.php
http://www.thejournal.ie/obesity-problem-poor-countries-930021-Jun2013/
http://www.everydayhealth.com/weight/the-obesity-epidemic-diabetes-and-other-damages.aspx
http://www.cancer.gov/cancertopics/causes-prevention/risk-factors/weight-activity/obesity-fact-
sheet
http://www.pesona.co.id/sehat/kesehatan/obesitas.merusak.kesehatan.dan.penampilan/002/002/2
1
http://health.clevelandclinic.org/2014/03/obesity-increases-your-risk-for-chronic-kidney-disease/
https://www.kidney.org/atoz/content/obesewyska
http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/15/01/22/nikrey-kurang-air-putih-
bisa-sebabkan-kegemukan
http://www.techtimes.com/articles/38353/20150309/losing-as-little-as-30-minutes-of-sleep-daily-
can-lead-to-obesity.htm
http://www.dw.de/kurang-tidur-bisa-akibatkan-kegemukan/a-17003707