obat analgesik 1

35
OBAT ANALGESIK

Upload: anggamadesanthika

Post on 17-Feb-2016

78 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

analgesik

TRANSCRIPT

Page 1: OBAT ANALGESIK 1

OBAT ANALGESIK

A MEKANISME KERJA Nyeri adalah respon langsung terhadap- Kerusakan jaringan- Inflamasi- Cancer- nyeri hebat karena sebab lain (trigeminal neuralgia)- Nyeri yang timbul lama setelah luka sembuh (phantom)- Injury pada otak atau saraf (strokeherpes)

Perlu menentukan 2 komponen dalam keadaan nyeri Patologis yaitu - Saraf nociceptive afferent perifer diaktifkan oleh

rangsang berbahaya- Mekanisme sentral dimana input afferent menimbulkan

sensasi nyeri

Saraf nociceptive afferent

bull Serat saraf ini merupakan serat C non myelin kecepatan konduksi rendah lt 1 m s ) disebut C polymodal nociceptors (PMNs)

bull Serat halus myelin ( Aδ ) konduksi lebih cepat

bull Serat afferent dari otot dan viscera melanjutkan informasi nociceptive

bull Serat (Aδ) myelin dihubungkan dengan mechanoreseptor dengan ambang batas tinggi sedang serat C non myelin dihubungkan dengan PMNs seperti di kulit

bull Aktivitas pada serat (Aδ) menyebabkan sensasi yang tajam

terlokalisir sedang aktivitas pada serat C menimbulkan sensasi yang

tumpul

bull Sel 2 dari serat nociceptive afferent spinal terletak dalam dorsal root

ganglia(masuk ke dalam spinal cord melalui dorsal root berakhir di

grey matter)

bull Serat nociceptive afferent berakhir di daerah superficial dorsal horn

serat C dan beberapa serat (Aδ) berhubungan dengan sel2 bodies

dalam laminae I dan II sedang serat Aδ lainnya masuk lebih dalam

sampai ke laminae V

bull Saraf afferent non myelin mengandung beberapa neurpeptide

terutama substansi P dan calcitonin gene-related peptide(CGRP)

dilepaskan sebagai mediator

bull MODULASI PADA NOCICEPTIVE PATHWAY

bull Nyeri akut disebut nociception

bull Nyeri kronis ada penyimpangan pada fisiologis normal yg

meningkatkan hyperalgesia ( pening-katan nyeri yg berhub dg

rangsangan sedang) allodynia (nyeri karena rangsangan yg tak ber-

bahaya) atau nyeri spontan (tanpa rangsangan)

bull SUBSTANTIA GELATINOSA

bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn

merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I

dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive

pathway yi diantara serat afferent pertama dan

spinothalamic tractus dari trasmisi neuron

bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid

merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin

bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial

thalamus

bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer

bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL

bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi

bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central

bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga

input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn

bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin

bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid

bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)

bull NYERI NEUROPATI

bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun

bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)

bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain

bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY

bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid

bull Receptors 1)

bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila

diinjeksikan dlm kulit

bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive

afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated

cation channels----dikenal sbg TRPV 1

Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan

kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial

TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55

KININ

Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin

Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk

rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-

glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip

bull hellipbradykinin pd terminal saraf

bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2

subtype B1 dan B2

bull Prostaglandin

bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek

pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin

bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd

zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg

saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-

triens HETE

bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 2: OBAT ANALGESIK 1

A MEKANISME KERJA Nyeri adalah respon langsung terhadap- Kerusakan jaringan- Inflamasi- Cancer- nyeri hebat karena sebab lain (trigeminal neuralgia)- Nyeri yang timbul lama setelah luka sembuh (phantom)- Injury pada otak atau saraf (strokeherpes)

Perlu menentukan 2 komponen dalam keadaan nyeri Patologis yaitu - Saraf nociceptive afferent perifer diaktifkan oleh

rangsang berbahaya- Mekanisme sentral dimana input afferent menimbulkan

sensasi nyeri

Saraf nociceptive afferent

bull Serat saraf ini merupakan serat C non myelin kecepatan konduksi rendah lt 1 m s ) disebut C polymodal nociceptors (PMNs)

bull Serat halus myelin ( Aδ ) konduksi lebih cepat

bull Serat afferent dari otot dan viscera melanjutkan informasi nociceptive

bull Serat (Aδ) myelin dihubungkan dengan mechanoreseptor dengan ambang batas tinggi sedang serat C non myelin dihubungkan dengan PMNs seperti di kulit

bull Aktivitas pada serat (Aδ) menyebabkan sensasi yang tajam

terlokalisir sedang aktivitas pada serat C menimbulkan sensasi yang

tumpul

bull Sel 2 dari serat nociceptive afferent spinal terletak dalam dorsal root

ganglia(masuk ke dalam spinal cord melalui dorsal root berakhir di

grey matter)

bull Serat nociceptive afferent berakhir di daerah superficial dorsal horn

serat C dan beberapa serat (Aδ) berhubungan dengan sel2 bodies

dalam laminae I dan II sedang serat Aδ lainnya masuk lebih dalam

sampai ke laminae V

bull Saraf afferent non myelin mengandung beberapa neurpeptide

terutama substansi P dan calcitonin gene-related peptide(CGRP)

dilepaskan sebagai mediator

bull MODULASI PADA NOCICEPTIVE PATHWAY

bull Nyeri akut disebut nociception

bull Nyeri kronis ada penyimpangan pada fisiologis normal yg

meningkatkan hyperalgesia ( pening-katan nyeri yg berhub dg

rangsangan sedang) allodynia (nyeri karena rangsangan yg tak ber-

bahaya) atau nyeri spontan (tanpa rangsangan)

bull SUBSTANTIA GELATINOSA

bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn

merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I

dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive

pathway yi diantara serat afferent pertama dan

spinothalamic tractus dari trasmisi neuron

bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid

merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin

bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial

thalamus

bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer

bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL

bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi

bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central

bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga

input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn

bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin

bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid

bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)

bull NYERI NEUROPATI

bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun

bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)

bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain

bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY

bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid

bull Receptors 1)

bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila

diinjeksikan dlm kulit

bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive

afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated

cation channels----dikenal sbg TRPV 1

Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan

kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial

TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55

KININ

Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin

Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk

rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-

glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip

bull hellipbradykinin pd terminal saraf

bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2

subtype B1 dan B2

bull Prostaglandin

bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek

pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin

bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd

zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg

saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-

triens HETE

bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 3: OBAT ANALGESIK 1

Saraf nociceptive afferent

bull Serat saraf ini merupakan serat C non myelin kecepatan konduksi rendah lt 1 m s ) disebut C polymodal nociceptors (PMNs)

bull Serat halus myelin ( Aδ ) konduksi lebih cepat

bull Serat afferent dari otot dan viscera melanjutkan informasi nociceptive

bull Serat (Aδ) myelin dihubungkan dengan mechanoreseptor dengan ambang batas tinggi sedang serat C non myelin dihubungkan dengan PMNs seperti di kulit

bull Aktivitas pada serat (Aδ) menyebabkan sensasi yang tajam

terlokalisir sedang aktivitas pada serat C menimbulkan sensasi yang

tumpul

bull Sel 2 dari serat nociceptive afferent spinal terletak dalam dorsal root

ganglia(masuk ke dalam spinal cord melalui dorsal root berakhir di

grey matter)

bull Serat nociceptive afferent berakhir di daerah superficial dorsal horn

serat C dan beberapa serat (Aδ) berhubungan dengan sel2 bodies

dalam laminae I dan II sedang serat Aδ lainnya masuk lebih dalam

sampai ke laminae V

bull Saraf afferent non myelin mengandung beberapa neurpeptide

terutama substansi P dan calcitonin gene-related peptide(CGRP)

dilepaskan sebagai mediator

bull MODULASI PADA NOCICEPTIVE PATHWAY

bull Nyeri akut disebut nociception

bull Nyeri kronis ada penyimpangan pada fisiologis normal yg

meningkatkan hyperalgesia ( pening-katan nyeri yg berhub dg

rangsangan sedang) allodynia (nyeri karena rangsangan yg tak ber-

bahaya) atau nyeri spontan (tanpa rangsangan)

bull SUBSTANTIA GELATINOSA

bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn

merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I

dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive

pathway yi diantara serat afferent pertama dan

spinothalamic tractus dari trasmisi neuron

bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid

merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin

bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial

thalamus

bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer

bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL

bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi

bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central

bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga

input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn

bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin

bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid

bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)

bull NYERI NEUROPATI

bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun

bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)

bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain

bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY

bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid

bull Receptors 1)

bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila

diinjeksikan dlm kulit

bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive

afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated

cation channels----dikenal sbg TRPV 1

Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan

kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial

TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55

KININ

Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin

Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk

rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-

glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip

bull hellipbradykinin pd terminal saraf

bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2

subtype B1 dan B2

bull Prostaglandin

bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek

pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin

bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd

zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg

saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-

triens HETE

bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 4: OBAT ANALGESIK 1

bull Aktivitas pada serat (Aδ) menyebabkan sensasi yang tajam

terlokalisir sedang aktivitas pada serat C menimbulkan sensasi yang

tumpul

bull Sel 2 dari serat nociceptive afferent spinal terletak dalam dorsal root

ganglia(masuk ke dalam spinal cord melalui dorsal root berakhir di

grey matter)

bull Serat nociceptive afferent berakhir di daerah superficial dorsal horn

serat C dan beberapa serat (Aδ) berhubungan dengan sel2 bodies

dalam laminae I dan II sedang serat Aδ lainnya masuk lebih dalam

sampai ke laminae V

bull Saraf afferent non myelin mengandung beberapa neurpeptide

terutama substansi P dan calcitonin gene-related peptide(CGRP)

dilepaskan sebagai mediator

bull MODULASI PADA NOCICEPTIVE PATHWAY

bull Nyeri akut disebut nociception

bull Nyeri kronis ada penyimpangan pada fisiologis normal yg

meningkatkan hyperalgesia ( pening-katan nyeri yg berhub dg

rangsangan sedang) allodynia (nyeri karena rangsangan yg tak ber-

bahaya) atau nyeri spontan (tanpa rangsangan)

bull SUBSTANTIA GELATINOSA

bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn

merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I

dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive

pathway yi diantara serat afferent pertama dan

spinothalamic tractus dari trasmisi neuron

bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid

merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin

bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial

thalamus

bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer

bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL

bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi

bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central

bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga

input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn

bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin

bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid

bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)

bull NYERI NEUROPATI

bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun

bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)

bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain

bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY

bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid

bull Receptors 1)

bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila

diinjeksikan dlm kulit

bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive

afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated

cation channels----dikenal sbg TRPV 1

Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan

kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial

TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55

KININ

Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin

Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk

rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-

glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip

bull hellipbradykinin pd terminal saraf

bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2

subtype B1 dan B2

bull Prostaglandin

bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek

pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin

bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd

zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg

saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-

triens HETE

bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 5: OBAT ANALGESIK 1

bull Saraf afferent non myelin mengandung beberapa neurpeptide

terutama substansi P dan calcitonin gene-related peptide(CGRP)

dilepaskan sebagai mediator

bull MODULASI PADA NOCICEPTIVE PATHWAY

bull Nyeri akut disebut nociception

bull Nyeri kronis ada penyimpangan pada fisiologis normal yg

meningkatkan hyperalgesia ( pening-katan nyeri yg berhub dg

rangsangan sedang) allodynia (nyeri karena rangsangan yg tak ber-

bahaya) atau nyeri spontan (tanpa rangsangan)

bull SUBSTANTIA GELATINOSA

bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn

merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I

dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive

pathway yi diantara serat afferent pertama dan

spinothalamic tractus dari trasmisi neuron

bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid

merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin

bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial

thalamus

bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer

bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL

bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi

bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central

bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga

input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn

bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin

bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid

bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)

bull NYERI NEUROPATI

bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun

bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)

bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain

bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY

bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid

bull Receptors 1)

bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila

diinjeksikan dlm kulit

bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive

afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated

cation channels----dikenal sbg TRPV 1

Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan

kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial

TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55

KININ

Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin

Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk

rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-

glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip

bull hellipbradykinin pd terminal saraf

bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2

subtype B1 dan B2

bull Prostaglandin

bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek

pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin

bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd

zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg

saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-

triens HETE

bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 6: OBAT ANALGESIK 1

bull SUBSTANTIA GELATINOSA

bull Substantia gelatinosa (SG) yi sel2 laminae II dorsal horn

merpkan penghambat pendek interneuron pada laminae I

dan V mengatur transmisi pada synapse pertama nociceptive

pathway yi diantara serat afferent pertama dan

spinothalamic tractus dari trasmisi neuron

bull SG kaya akan peptida2 opioid dan reseptor2 opioid

merupakan titik tangkap kerja dari obat2 mirip morfin

bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial

thalamus

bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer

bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL

bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi

bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central

bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga

input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn

bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin

bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid

bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)

bull NYERI NEUROPATI

bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun

bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)

bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain

bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY

bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid

bull Receptors 1)

bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila

diinjeksikan dlm kulit

bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive

afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated

cation channels----dikenal sbg TRPV 1

Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan

kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial

TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55

KININ

Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin

Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk

rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-

glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip

bull hellipbradykinin pd terminal saraf

bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2

subtype B1 dan B2

bull Prostaglandin

bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek

pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin

bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd

zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg

saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-

triens HETE

bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 7: OBAT ANALGESIK 1

bull Dari saluran spinothalamic serat membentuk synapse yi dalam bagian ventral dan medial

thalamus

bull Pada bagian medial thalamus sel merespon thd rangsangan berbahaya di perifer

bull DESCENDING INHIBITORY CONTROL

bull Bagian penting sistem descending adalah area periaque-ductal grey (PAG) dari midbrain yi

bag kecil dr grey matter yg dilingkari canal central

bull PAG menerima input dari hypothalamus cortex dan thala-mus dan melalui cortical juga

input2 lain mengontrol noci-ceptive gate di dorsal horn

bull 2 transmitter penting pd pathway ini yi 5-HT dan enkephalin

bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid

bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)

bull NYERI NEUROPATI

bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun

bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)

bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain

bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY

bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid

bull Receptors 1)

bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila

diinjeksikan dlm kulit

bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive

afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated

cation channels----dikenal sbg TRPV 1

Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan

kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial

TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55

KININ

Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin

Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk

rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-

glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip

bull hellipbradykinin pd terminal saraf

bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2

subtype B1 dan B2

bull Prostaglandin

bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek

pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin

bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd

zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg

saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-

triens HETE

bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 8: OBAT ANALGESIK 1

bull Descending inhibitory pathway merpkan titik tangkap kerja dari analgesik opioid

bull PAG dan SG banyak memiliki neuron yg mengandung enkephalin dan antagonis opioid (naloxone)

bull NYERI NEUROPATI

bull Nyeri neuropati merpkan nyeri kronis hebat yg tak berhub dg luka (injury) jaringan manapun

bull Terjadi krn kelainan CNS (stroke multipel sclerosis) kerusakan saraf perifer (injury mekanik neuropati diabetik infeksi herpes zoster)

bull Termasuk nyeri neuropati adl back pain cancer pain amputation pain

bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY

bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid

bull Receptors 1)

bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila

diinjeksikan dlm kulit

bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive

afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated

cation channels----dikenal sbg TRPV 1

Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan

kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial

TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55

KININ

Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin

Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk

rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-

glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip

bull hellipbradykinin pd terminal saraf

bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2

subtype B1 dan B2

bull Prostaglandin

bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek

pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin

bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd

zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg

saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-

triens HETE

bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 9: OBAT ANALGESIK 1

bull CHEMICAL SIGNALING IN bull THE NOCICEPTIVE PATHWAY

bull TRPV1 (Trancient Receptor Potential Vanilloid

bull Receptors 1)

bull Capsaicin zat dalam cabai ---- menyebabkan nyeri kuat bila

diinjeksikan dlm kulit

bull Mekanismenya terikat pd reseptor vanilloid pd neuron nociceptive

afferent----struktur kimianya mirip asam vanilat yi type ligand-gated

cation channels----dikenal sbg TRPV 1

Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan

kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial

TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55

KININ

Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin

Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk

rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-

glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip

bull hellipbradykinin pd terminal saraf

bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2

subtype B1 dan B2

bull Prostaglandin

bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek

pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin

bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd

zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg

saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-

triens HETE

bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 10: OBAT ANALGESIK 1

Capsaicin akan membuka channels shg permeable untuk Na Ca dan

kation2 lain menyebabkan depolarisasi dan mengawali aksi potensial

TRPV1 tidak hanya merespon senyawa mirip capsaicin tetapi juga rangsangan lainnya mis temperatur (plusmn45O ) pH lt 55

KININ

Senyawa aktifnya adalah bradykinin dan kallidin

Bradykinin adl senyawa yg kuat dlm membentuk

rasa nyeri bekerja dg cara pelepasan prosta-

glandin yg dg kuat meningkatkan aksi langsung hellip

bull hellipbradykinin pd terminal saraf

bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2

subtype B1 dan B2

bull Prostaglandin

bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek

pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin

bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd

zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg

saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-

triens HETE

bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 11: OBAT ANALGESIK 1

bull hellipbradykinin pd terminal saraf

bull Mekanisme kerja --kombinasi dg reseptor spesi-fik G-protein-couple ----ada 2

subtype B1 dan B2

bull Prostaglandin

bull Prostaglandin tak menyebabkan nyeri ttp dg kuat akan meningkatkan efek

pembentuk nyeri dr zat 5-HT dan bradykinin

bull Pada inflamasi prostaglandin E dan F dilepaskan --- terminal saraf sensitif thd

zat lain dg meng-hambat saluran K+ juga memfasilitasi reaksi fosforilasi shg

saluran kation terbuka oleh zat berbahaya Eicosanoid2 prostacyclin leuko-

triens HETE

bull Mediator2 lain ATP protons yg dihslkan asam laktat 5-HT histamin dan K+

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 12: OBAT ANALGESIK 1

TRANSMITTER DAN MODULATOR

( dalam nociceptive pathway )

Senyawa2 peptide opioid---peran kunci dlm trans-misi nociceptive---- dlm

descending inhibitory con-trol

Analgesik opiat bekerja pd reseptor peptide

Glutamat dilepaskan dr saraf afferent primer dan bekerja pada reseptor

AMPA

GABA dilepaskan oleh interneuron spinalcord dan menghambat transmitter

yg dilpskan oleh saraf terminal afferent primer dlm dorsal hrn

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 13: OBAT ANALGESIK 1

bull 5-HT adl transmitter dr neuron yg dihambat melalui NRM ke dorsal horn

bull Noradrenalin adl transmitter dr penghambatan pathway dari locus coeruleus ke dorsal horn

bull Adenosin memainkan peran ganda dlm pengatur-an transmisi nociceptive yi aktivasi reseptor A1 yg menimbulkan analgesia

bull

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 14: OBAT ANALGESIK 1

bull MEKANISME NYERI DAN NOCICEPTION

bull 1 Nociception adl suatu mekanisme dimana rangsangan perifer yg

berbahaya disalurkan ke CNS Nyeri adl pengalaman yg subyektif yg

tak selalu dihub dg nociception

bull 2 Polymodal Nociceptors (PMNs) merupakan saraf sensory perifer

type utama yg merespon thd rangsangan berbahaya Sebagian besar

merupakan serat C non myelin yg pd ujungnya merespon

rangsangan panas kimia dan mekanis

bull 3 Zat kimia yg beraksi thd PMNs yg menyebab-kan nyeri yi

bradykinin protons ATP dan vanilloid (miscapsaicin) PMNs

disensitisasi oleh PGs dimana ini menerangkan efek obat2 mirip

aspirin terutama bila ada inflamasi

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 15: OBAT ANALGESIK 1

bull 4 Reseptor vanilloid (TRPV1-trancient receptor potential vanilloid

receptor 1) merespon rang-sangan panas berbahaya seperti agonis

capsai-cin

bull 5 Serat nociceptive berujung di lapisan superfi-cial dorsal horn

membentuk koneksi synaptic dg saraf transmisi menuju ke

thalamus

bull 6 Neuron PMNs melepaskan glutamate (trans-mitter cepat) dan

berbagai peptida (terutama substansi P) yg berfungsi sebagai

transmitter lambat

bull 7 Neuropathy pain (lebih berhub dg kerusakan saraf nociceptive pathway

daripada dg suatu rangsangan perifer) adalah merupakan kompo-nen nyeri

kronis dan bisa merespon dg lemah thd obat2 analgesic opioid

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 16: OBAT ANALGESIK 1

bull Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

bull 1048698 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

bull 1048698 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten

bull 1048698 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri

bull 1048698 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri

bull 1048698 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 17: OBAT ANALGESIK 1

bull Prinsip penatalaksanaan nyeri

bull Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan

sampai ke yang paling kuat

bull Tahapannya

bull 1048698 Tahap I analgesik non-opiat AINS

bull 1048698 Tahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)

bull 1048698 Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan

bull 1048698 Tahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

bull Contoh ajuvan antidepresan antikonvulsan agonis α2 dll

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 18: OBAT ANALGESIK 1

OBAT ANALGESIKbull ANALGESIK NARKOTIKA ( OPIOID ANALGESIC )

bull Aspek kimia

bull - Analog morfin

ndash Agonis morfin heroin codein

ndash Partial agonis nalorphin levallorphan

ndash Antagonis naloxone

- Sintetis morfin

bull Derivat piperidin pethidine fentanyl (agonis)

bull Derivat methadone methadone dextropropoxyhene (agonis)

bull Derivat benzomorphans pentazocine cyclazocine

bull Semisintetis thebain buprenorphine

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 19: OBAT ANALGESIK 1

bull MORFIN bull ASAL dari tanaman papaver somnifeum diambil getah-nya dari buah kmd

dikeringkan didapat serbuk opium---terkandung morfin 10

bull Ada 2 senyawa yi derivat phenantren dan derivat benzil-isokinolin

bull Phenantren morfin codein thebain

bull Benzilisokinolin papaverin noscapin

bull ADME

bull Absorpsi buruk melalui oral karena mengalami first pass metabolisme shg lbh baik diberikan per injeksi Selain itu dpt diabsorpsi melalui mukosa dan kulit yg luka

bull Distribusi ndashdiikat oleh plasma proteinmdashparu2 hati ginjal limpa dpt melewati placenta

bull Metabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 20: OBAT ANALGESIK 1

bull Mekanisme kerja opiates

bull Aksi selular

merupakan derivat reseptor G-protein-couple dan ketiga subtype

reseptor menghambat adenyl cyclase shgg mengurangi jml cAMP

intra selular mempengaruhi protein fosforilasi pathway dan

memperlambat fungsi sel

mempunyai efek pd ion channels melalui G-protein coupling

Opiate dpt membuka saluran K+ dan meng-hambat terbukanya

saluran voltage gated cal-cium efek ini terlihat pd membran

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 21: OBAT ANALGESIK 1

bull Efek pd nociceptive pathway

reseptor opiate terdistribusi luas di otak dan hub dg

nociceptive pathway dpt dilihat pd gambar

opiate efektive sbg analgesik bila diberikan melalui

intrathecal dlm dosis kecil

injeksi morfin ke area PAG menimbulkan analgesia

pada level spinal morfin menghambat trans-misi rangsangan

nociceptive melalui dorsal horn dan menekan reflex nociceptive

spinal

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 22: OBAT ANALGESIK 1

bull Bisa pula menghambat lepasnya substansi P dr terminal afferent primer dlm

neuron dorsal horn

bull RESEPTOR OPIOID

bull Reseptor μ berhubungan dg efek analgesik dan bbrp efek lain yg tak diinginkan

( depresi pernapasan eupho-ria sedasi ketergantungan ) Sebagian besar

analgesik opioid adalah agonis reseptorμ

bull Reseptor δ bisa berkontribusi pada efek analgesia

bull Reseptor κ berkontribusi pd analgesia pd level spinal dan menghi-langkan sedasi

dan dysphopria tak menimbulkan ketergantungan

bull Reseptor σ bukan opioid reseptor tetapi merupakan site of action obat

psychotomimetic tertentu

bull Reseptor opioid berhub melalui protein-G untuk meng-hambat adenylate cyclase

membuka saluran K+ dan menghambat terbukanya saluran Ca++

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 23: OBAT ANALGESIK 1

bull EFEK MORFIN

analgesik euphoria amp sedasi depresi perna-pasan menekan reflex batuk

nausea amp vomiting miosis mengurangi motilitas GI tract (konstipasi)

pelepasan histamin ( bronchokonstriksi hypo-tensi)

EFEK SAMPING

konstipasi dan depresi pernapasan

overdosis coma dan depresi pernapasan

Cara pemakaian

inj (ivim) oral ---tablet (slow release)

Metabolisme morfin menjadi morfin-6-glucu-ronid lbh poten sbg analgesik

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 24: OBAT ANALGESIK 1

bull EFEK TOKSIK

bull Akut over dosis addiksi suicide

bull Gejala2 tidur dosis gtgtgt----coma pernapasan rendah hipotensi miosis----pin

point pupil urin dihambat suhu tbh turun kejang2 (bayiampanak2) bila ada

kematian----krn depresi pernapasan

bull Pengobatan naloxone 04 mg iv---diulang selama 2-3 menit Anak2 001

mgkg BB

bull Kronis addiksi morfinismus

Tahapan2 habituasi psychycal dependence toleransi physical dependence

addiksi

bull Withdrawal symptom sindroma abstinensi

bull Gejala2 gelisah iritable keringat anorexia tremor lemah demam muntah

kolik diare

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 25: OBAT ANALGESIK 1

bull Penggunaan terapi

bull Analgesik

bull Sedasi

bull Anti tussif menekan reflex batuk

bull Diarrhea efek konstipasi

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 26: OBAT ANALGESIK 1

bull OPIOID ANTAGONIS

Antagonis murni naloxone (short acting )

naltrexone (long acting)

obat lain nalorphin amp pentazocine----agonis dan antagonis

Naloxone menghambat mengurangi stres yg terjadi bila

ada nyeri

Naloxone cepat menghilangkan efek ketergan-tungan morfin

dan depresi pernapasan dan digunakan pd keadaan

overdosis atau mengem-balikan pernapasan neonatus yg

ibunya diberi opioid

Naloxone --- withdrawal symptom pd pecan-du narkotik

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 27: OBAT ANALGESIK 1

bull OBAT ANALGESIK LAINbull Paracetamol suatu obat NSAID ----analgesik yg efektif ----tp kurang

efektif untuk inflamasi obat ini menghambat enzym cox 3

bull Berbagai antidepressant (amitriptyline) anti epileptic

( carbamazepine gabapentin) untuk mengobati nyeri neuropati

bull Obat lain yg digunakan termasuk NMDA reseptor antagonis

ketamin dan lokal anestetik lignocain (lidocain)

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 28: OBAT ANALGESIK 1

bull Pemakaian klinis dari obat analgesik

bull Pre ndashpost operative headache dysmenorrhoea labour trauma burns

bull Myocardial infark colic renalbull Penyakit terminal (metastasis cancer)

bull Analgesik opioid digunakan pd keadaan yg tak ada nyeri acute heart failure

bull Pengobatan nyeri dimulai dg NSAIDs kemudian ditambah analgesik opioid lemah dan kemudian baru ditambah analgesik oppioid kuat

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 29: OBAT ANALGESIK 1

bull Nyeri akut yg kuat diobati dg analgesik opioid ku-at (morfin

fentanyl) melalui injeksi

bull Nyeri inflamasi sedang diobati dg NSAID (ibupro-fen) atau dg

paracetamol ditambah opioid lemah (codein)

bull Nyeri kuat (cancer) diberi opioid kuat po (slow release)

intrathecal epidural atau sc

bull Nyeri neuropati kronis tak mempan thd opioid dan diobati dg

antidepressant tricyclic (amitrip-tyline) atau anti convulsant

(carbamazepin gaba-pentin)

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 30: OBAT ANALGESIK 1

bull NSAIDs termasuk paracetamol digunakan untuk nyeri

muskuloskeletal dan nyeri gigi dan juga untuk

dysmenorrhoea

bull Opioid lemah (codein) dikombinasi dg parace-tamol

digunakan untuk nyeri sedang bila obat non opioid tak cukup

bull Nyeri neuropati merespon obat yg mempenga-ruhi ambilan

amine (amitriptyline) atau meng-hambat saluran Na+

(carbamazepin atau gaba-pentin)

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 31: OBAT ANALGESIK 1

bull Pain is detected by two different types of peripheral

nociceptor neurons C-fiber nociceptors with slowly

conducting unmyelinated axons and A-delta nociceptors with

thinly myelinated axons

bull During inflammation nociceptors become sensitized

discharge spontaneously and produce ongoing pain

Prolonged firing of C-fiber nociceptors causes release of

glutamate which acts on N-methyl-D-aspartate (NMDA)

receptors in the spinal cord

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35
Page 32: OBAT ANALGESIK 1

bull Activation of NMDA receptors causes the spinal cord neuron to

become more responsive to all of its inputs resulting in central

sensitization NMDA-receptor antagonists such as

dextromethorphan can suppress central sensitization in

experimental animals

bull NMDA-receptor activation not only increases the cells response to

pain stimuli it also decreases neuronal sensitivity to opioid

receptor agonists In addition to preventing central sensitization

co-administration of NMDA-receptor antagonists with an opioid

may prevent tolerance to opioid analgesia

  • OBAT ANALGESIK
  • A MEKANISME KERJA
  • Saraf nociceptive afferent
  • Slide 4
  • Slide 5
  • Slide 6
  • Slide 7
  • Slide 8
  • Slide 9
  • Slide 10
  • Slide 11
  • Slide 12
  • Slide 13
  • Slide 14
  • Slide 15
  • Slide 16
  • Slide 17
  • Slide 18
  • Slide 19
  • OBAT ANALGESIK
  • Slide 21
  • Slide 22
  • Slide 23
  • Slide 24
  • Slide 25
  • Slide 26
  • Slide 27
  • Slide 28
  • Slide 29
  • Slide 30
  • Slide 31
  • Slide 32
  • Slide 33
  • Slide 34
  • Slide 35