nilai-nilai pendidikan sosial dalam novel …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/lia dwi...

142
NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA BUYA HAMKA 2015/2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: tranngoc

Post on 14-Mar-2019

280 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL

TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

KARYA BUYA HAMKA

2015/2016

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

LIA DWI PURWANTI

NIM: 111-12-131

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

ii

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

iii

Imam Mas Arum, M.Pd.

Dosen IAIN Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

KepadaYth.

Dekan FTIK IAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka

naskah skripsi mahasiswa:

Nama : LIA DWI PURWANTI

NIM : 111-12-1131

Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL

TENGGELMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA

BUYA HAMKA

Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga untuk ditujukan dalam siding munaqasyah. Demikian nota pembimbing

ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Salatiga,2 September 2016

Pembimbing,

Imam Mas Arum, M.Pd.

NIP. 19790507 201101 1008

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

iv

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL

DALAM NOVEL TENGGELMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

KARYA BUYA HAMKA

Disusun oleh

LIA DWI PURWANTI

NIM: 111-12-131

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 22 September 2016 dan telah dinyatakan

memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji :Mufiq, S.Ag, M.Phil

Sekretaris Penguji : Imam Mas Arum, M.Pd

Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd

Penguji II :Dr. Hj Lilik Sriyanti, M.Si

Salatiga, 22 September 2016

Dekan

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 10002

KEMENTRIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jalan Lingkar Salatiga km.2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716

Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Emil; [email protected]

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Lia Dwi Purwanti

NIM : 111-12-131

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikuti atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Salatiga, September 2016

Penulis

Lia Dwi Purwanti

111-12-131

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-

menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,

Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.

(Al Maa-idah: 2)

PERSEMBAHAN

Untuk orang tuaku ( Bapak Sumaryanto dan Ibu Supriyati)

Kakak dan adikku ( Eko Purnomo dan M. Khoirurrofik)

Orang setia menungguku (Saeful Anwar)

Teman-temanku semuanya yang tidak bisa saya sebut satu persatu

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya

Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan

hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di

hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN

SOSIAL DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

KARYA BUYA HAMKA”

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari

bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa

tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku dekan FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

viii

4. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya

membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A., selaku pembimbing akademik.

6. Ayahku (Sumaryanto) dan ibuku (Supriyati) yang selalu memberikan

semangat dan dukungan serta tulus ikhlas dalam mendoakan agar perkuliahan

dan skripsi ini segera selesai.

7. Kakakku (Eko Purnomo) dan adikku (M. Khoirurrofik) yang selalu memberi

motifasi dan semangat kepada penulis.

8. Orang setia menungguku, menemaniku, dan memberi semangat (Saeful

Anwar).

9. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu. Terima kasih atas segala bantuan dan doa‟nya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang

membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga,31 Agustus 2016

Penulis

Lia Dwi Purwanti

NIM. 111-12-131

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

ix

ABSTRAK

Purwanti, Lia Dwi. 2016 “Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka” Skripsi.

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Imam Mas Arum, M. Pd.

Kata kunci: Nilai dan Pendidikan Sosial

Pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini lebih menekankan aspek

intelektual saja. Kepandaian otak ternyata belum cukup untuk membantu

anak didik menjadi manusia yang lebih utuh, bahkan bagi beberapa siswa

kepandaian otak malah membantu siswa berperilaku yang merugikan orang lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah nilai-nilai pendidikan sosial

yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka.

Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah : (1).

Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. (2). Bagaimanakah karakter

tokoh utama yang patut diteladani dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck karya Hamka. (3). Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan sosial

yang terkandung dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka

pada PAI.

Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (library research),

sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis (descriptive

of analyze research). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan karya sastra, yaitu pendekatan pragmatik. Dalam pengumpulan

datanya menggunakan metode studi pustaka dan dokumentasi. Analisis data yang

digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (content analysis).

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai Pendidikan

sosial yang terkandung dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

diantaranya: Nilai pendidikan kasih sayang, tanggung jawab, dan keserasian

hidup. (2) karakter tokoh utama yang patut diteladani diantaranya: Sikap dan

perilaku dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan diri sendiri, keluarga,

masyarakat dan bangsa, alam sekitar. (3) implikasi pendidikan sosial dalam novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka pada PAI memberikan

kontribusi yang positif terhadap Pendidikan Agama Islam. Karena bentuk

pendidikan sosial dalam novel itu meliputi, kerjasaama, kepedulian, toleransi,

kekeluargaan, musyawarah, rasa empati, dan tolong menolong menjadi bagian

dari ajaran islam. Novel ini memiliki nilai edukasi sehingga pembaca diajak untuk

meresapi dan mengambil nilai yang terkandung termasuk sosial. Sehingga mampu

membuka pikiran pembaca dan mengimplementasikan dalam Pendidikan Agama

Islam. Dengan begitu akan menjadikan kita pribadi yang berkarakter dan akhlak

yang baik.

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

x

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i

LEMBAR BERLOGO ................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

E. Metode Penelitian .......................................................................... 7

F. Penegasan Istilah ........................................................................... 11

G. Sistematika Penulisan .................................................................... 14

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

xi

BAB II BIOGRAFI NOVEL

A. Biografi Hamka .............................................................................. 16

B. Latar Belakang Penulisan Novel Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijck ............................................................................... 19

C. Karakteristik Novel Hamka ........................................................... 21

D. Karya-karya Hamka ....................................................................... 23

E. Unsur-unsur Intrinsik Novel .......................................................... 27

F. Sinopsis Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ................... 42

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Nilai Sosial .................................................................................... 46

B. Karakter Tokoh Utama yang Patut Diteladani .............................. 58

BAB IV PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial ........................................................ 71

1. Pendidikan Kasih Sayang ........................................................ 71

2. Pendidikan Tanggung Jawab ................................................... 81

3. Pendidikan Keserasian Hidup ................................................. 84

B. Karakter Tokoh Utama yang Patut Diteladani .............................. 91

1. Sikap dan Perilaku dalam Hubungannya dengan Tuhan ......... 91

2. Sikap dan Perilaku dalam Hubungannya dengan Diri

Sendiri ..................................................................................... 95

3. Sikap dan Perilaku dalam Hubungannya dengan Keluarga .... 108

4. Sikap dan Perilaku dalam Hubungannya dengan Masyarakat

dan Bangsa .............................................................................. 110

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

xii

5. Sikap dan Perilaku dalam Hubungannya dengan Alam

Sekitar ..................................................................................... 112

C. Implikasi Nilai-nilai Pendidikan Sosial dalam Novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck pada PAI ..................... 116

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 118

B. Saran .............................................................................................. 119

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK

2. Nota Pembimbing Skripsi

3. Lembar Konsultasi

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini lebih menekankan aspek

intelektual saja. Kepandaian otak ternyata belum cukup untuk membantu

anak didik menjadi manusia yang lebih utuh, bahkan bagi beberapa siswa

kepandaian otak malah membantu siswa berperilaku yang merugikan orang

lain (Soewandi, 2005: 107).

Pendidikan remaja, bukanlah hanya soal pendidikan dan

pengembangan pengetahuan, apalagi hanya otak. Hal itu tidak cukup,

karena hanya akan membawa orang mengerti, tetapi belum pasti bahwa

mereka dapat hidup berselaras dengan Tuhan, orang tua, dan orang lain

(Soewandi, 2005: 111)

Melihat realita sekarang ini rasa peduli antara satu dengan yang lain

sudah tidak ada. Manusia seperti tidak membutuhkan bantuan dari orang lain.

Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang

lain dalam kelangsungan hidup mereka sendiri. Tidak ada manusia di dunia

ini yang bisa hidup sendiri. Manusia satu dengan yang lain adalah bersaudara.

Jadi sangat diharuskan untuk saling membantu. Seperti dalam firman Allah

SWT:

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

2

"Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan

takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (Q.S Al

Hujuraat: 10).

Islam memandang bahwa bermasyarakat adalah suatu keharusan.

Mustahil manusia dapat hidup terpencil seorang diri. Setiap manusia memiliki

kelebihan dan kekurangan, sehingga sikap tolong menolong menjadi sebuah

keniscayaan. Bahkan setiap muslim diwajibkan untuk memikirkan keadaan

masyarakat disekitarnya. Meski disisi lain Islam mengakui hak individu

(HAM), bukan berarti seorang muslim boleh lepas tanggung jawab di dalam

kehidupan bersama. Islam sangat menekankan pentingnya menghormati dan

mencintai sesama.

Pendidikan sosial merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja

oleh orang yang bertanggung jawab serta tindakan yang dilakukan secara

sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi atau

sumber daya instan menuju terbentuknya manusia seutuhnya, baik jasmani

maupun rohani dalam hubungannya dengan sesama manusia dengan adab

sosial yang baik dan dasar-dasar psikis yang mulai dan bersumber kepada

Akidah Islamiyah yang abadi dan perasaan keimanan yang mendalam

sehingga dapat tampil dalam pergaulan di masyarakat dengan adab yang baik

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

3

dan keseimbangan akal dan tindakan yang bijaksana berdasarkan ajaran

agama Islam.

Pendidikan sosial bukan hanya pengetahuan berupa hafalan saja, akan

tetapi pengetahuan yang dapat membawa tumbuhnya kesadaran pada peserta

didik mengenai pentingnya akhlak dan etika, adab serta norma-norma dalam

masyarakat yang baik dan mendorong untuk berkehendak melakukan

perbuatan yang penuh tanggung jawab.

Di era kemajuan teknologi yang sudah maju seperti zaman sekarang

ini pendidikan tidak hanya diperoleh dari pendidikan sekolah atau lembaga

formal lainnya. Namun pendidikan dapat diperoleh darimana saja, salah

satunya dari sebuah karya sastra yang bermutu dan berkualitas.

Sejalan dengan hal di atas seorang sastrawan Indonesia yang terkenal

dengan nama Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) menyampaikan

pesan atau nilai pendidikan sosial melalui karya sastranya yang berjudul

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Sastra ini mengisahkan persoalan adat

yang berlaku di Minangkabau dan juga perbedaan latar belakang sosial yang

menghalangi hubungan kisah cinta sepasang kekasih yang berakhir hingga

kematian.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Zainuddin. Ayahnya adalah

Orang buangan. Beliau bernama Pendeta Sultan, dibuang karena membunuh

mamaknya soal harta pusaka. Pendekar Sultan dibuang ke Cilacap, lalu

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

4

dikirim ke Makasar. Disini ia menikah dengan orang Makasar. Dari

pernikahan inilah lahir Zainuddin.

Setelah Zainuddin dewasa ia pergi ke Minangkabau. Ia ingin belajar di

Minangkabau, lalu berjumpalah ia dengan keluarga ayahnya. Pada mulanya ia

disambut dengan hangat, tetapi kemudian berangsul-angsur dingin, karena ia

dianggap sebagai orang asing (karena ibunya bukan orang Minangkabau).

Meskipun demikian Zainuddin tetap baik kepada keluarga dan masyarakat

sekitar. Karena Zainuddin adalah sosok pemuda yang baik hati, dan lebih

mementingkan orang lain atas dirinya sendiri. Seperti dalam kutipan novel

berikut ini:

“Zainuddin seseorang yang lemah lembut, didikan ahli seni, ahli

sya‟ir, yang lebih suka mengalah untuk kepentingan orang lain”

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 27).

Pendidikan yang akan disampaikan kepada pembaca adalah tentang

kepedulian kepada orang lain melebihi kepedulian kita kepada diri kita

sendiri. Kutipan tersebutmengambarkan karakter tokoh utama, yaitu

Zainuddin. Kepedulian Zainuddin terhadap orang lain yang begitu besar.

Meskipun sebenarnya dia hidup dalam kesusahan dan memerlukan bantuan

dari orang lain.

Berdasarkan uraian di atas tentang novel Tenggelamnya Kapal Van

Der Wijckyang penuh dengan makna, maka dari itu, penulis tertarik

melakukan penelitian mengenai NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL

DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

5

KARYA BUYA HAMKA sebagai sebuah karya sastra yang sarat dengan

nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan Sosial.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan

yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup

keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi

dan pembatasan masalah ( Maslikhah,2013: 302)

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka?

2. Bagaimanakah karakter tokoh utama yang patut diteladani dalam novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka?

3. Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung

dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka dalam

PAI?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana nilai-nilai pendidikan sosial yang

terkandung dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya

Hamka.

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

6

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana karakter tokoh utama yang patut

diteladani dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya

Hamka.

3. Untuk mendeskripsikan bagaimana implikasi nilai-nilai pendidikan sosial

yang terkandung dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya

Hamka dalam PAI.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritik

Secara teoritik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan

terutama bagi pengembangan nilai-nilai pendidikan baik umum maupun

pendidikan sosial melalui seni sastra. Serta untuk menambah wawasan

tentang keberadaan seni sastra( novel) yang memuat tentang pendidikan.

2. Manfaat praktis

Secara praktis, efektivitas penyampaian pesan melalui karya sastra ada

tiga, yaitu:

a. Bagi dunia sastra, diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan

pertimbangan dalam membuat sebuah karya, yaitu bukan hanya

memprioritaskan nilai jual dari sisi keindahannya namun juga

hendak memperhatikan isi dan pesan yang dapat diambil dari karya

seni tersebut.

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

7

b. Bagi dunia pendidikan, setidaknya dapat dikaji lagi pada aspek-aspek

lainnya secara mendalam sehingga lebih menginspirasi yang belum

diketahui oleh orang banyak.

c. Bagi civitas akademica, penelitian ini diharapkan agar dapat

digunakan sebagai salah satu acuan bagi pelaksanaan penelitian-

penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan ( library research),

data mengenai penelitian ini diperoleh dari artikel dan buku-buku yang

terkait dengan penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Metode kualitatif( qualitative method) adalah suatu metode yang

digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individu maupun kelompok (Sukmadinata, 2008: 60).

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto,

2005:100). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian kepustakaan ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Pustaka

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

8

Peneliti mengkaji novel Tenggelamnya Kapal Van

Der Wijck yang merupakan sumber data primer penelitian

dan menganalisis teks dalam novel tersebut yang mengandung

nilai-nilai pendidikan sosial serta buku-buku lain yang

relevan dengan pembahasan skripsi.

b. Metode Dokumentasi

Yaitu menggunakan bukti-bukti dan keterangan yang

diperoleh dari buku. Yang datanya berupa data primer dan data

sekunder. Data primernya adalah dokumentasi dari novel

“Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” karya Hamka, dan data

sekundernya adalah data pustaka atau berbagai tulisan yang

memiliki berkaitan dengan masalah penelitian untuk dipilah dan

dipilih berdasarkan data untuk mempermudah dalam

menganalisisnya.

3. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat

diperoleh(Arikunto,2006: 129). Dalam penulisan skripsi ini sumber data

yang digunakan adalah sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi.

Adapun sumber data terdiri atas dua macam, yaitu:

a. Sumber Data Primer, merupakan sumber data utama yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu novel Tenggelamnya Kapal

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

9

Van Der Wijck karya Buya Hamka yang diterbitkan oleh Bulan

Bintang

b. Sumber Data Sekunder, yaitu berbagai literature yang

berhubungan dan relevan dengan objek penelitian, baik itu

berupa buku, dan website.

4. Metode analisis data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Isi

dalam metode analisis isi terdiri dari dua macam, yaitu isi laten dan isi

komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan

naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai

akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2007:48).

Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksanaan metode analisis isi

adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode kualitatif

memberikan perhatian pada situasi alamiah, maka dasar penafsiran dalam

metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan. Oleh karena

itulah, metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat

isi. Peneliti menekankan bagaimana memaknakan isi komunikasi,

memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa

komunikasi (Ratna, 2007:49).

Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan nilai-nilai tertentu

yang terkandung dalam sebuah karya sastra dengan memperhatikan

konteks. Analisis isi berfungsi mengungkap makna simbolik dalam

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

10

sebuah karya sastra. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis

isi novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijckkarya Buya Hamka

Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data

adalah:

a. Langkah deskriptif, yaitu menguraikan teks-teks dalam novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang berhubungan dengan

nilai-nilai pendidikan sosial.

b. Langkah interprestatif, yaitu menjelaskan teks-teks dalam novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang berhubungan dengan

nilai-nilai pendidikan sosial.

c. Langkah analisis, yaitu menganalisis penjelasan dari novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang berhubungan dengan

nilai-nilai pendidikan sosial.

d. Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan

dari novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang

berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan sosial.

F. Penegasan Istilah

Agar pembaca mudah untuk memperoleh pemahaman dan gambaran yang

pasti terhadap istilah tersebut, maka penulis akan menjabarkan terlebih dahulu

yaitu:

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

11

a. Nilai

Nilai dapat diartikan sifat-sifat( hal-hal) yang penting atau

berguna bagi kemanusiaan (Poerwadarminto, 1999: 667).

Dalam garis besarnya nilai hanya ada tiga macam, yaitu nilai

benar-salah, nilai baik-buruk, dan nilai indah-tidak indah. Nilai benar-

salah menggunakan kriteria benar atau salah dalam menetapkan nilai.

Nilai ini digunakan dalam ilmu ( sains), semua filsafat kecuali etika

mahzab tertentu. Nilai baik-buruk menggunakan kriteria baik atau

buruk dalam menetapkan nilai. Nilai ini digunakan hanya dalam etika.

Adapun menetapkan nilai seni, baik seni gerak, seni suara, seni lukis,

maupun seni pahat (Ahmadi, 2010: 50).

Dari beberapa pengertian dan pemikiran tokoh tentang nilai di

atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sifat-sifat atau hal-

hal yang melekat pada sesuatu yang sangat berguna bagi kehidupan

manusia yang dapat dijadikan sebagai petunjuk mengenai hal-hal

yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah, indah dan tidak indah

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pendidikan Sosial

Pendidikan berasal dari kata didik, yaitu memelihara dan

memberi latihan mengenai akhlak dan pikiran ( Tim Pengembangan

Ilmu Pendidikan,2007: 20). Pendidik adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

12

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuantan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, Bangsa dan Negara (Ensiklopedi pendidik,2009:

130)

Sosial adalah berasal dari kata latin sociates, yang mempunyai

arti masyarakat. Kata sociates dari kata socius yang artinya teman,

dan selanjutnya kata sosial berarti hubungan antara manusia yang satu

dengan manusia yang lain (Agus, 1983:248)

Sedangkan yang dimaksud pendidikan sosial adalah

pendidikan yang sejak kecil agar terbiasa mengerjakan dan

menjalankan adab sosial yang baik dan dasar-dasar psikis yang mulia

dan bersumber pada akidah Islamiyah yang abadi dan perasaan

keimanan yang mendalam, agar di dalam masyarakat nanti ia bias

tampil dengan pergaulan dan adab yang baik, berkesinambungan yang

matang dan tindakan yang bijaksana (Ulwan, 1981: 391).

Jadi nilai-nilai pendidikan sosial yang dimaksud adalah sesuatu

yang berguna pada kehidupan bermasyarakat untuk membina

kehidupan dengan lingkungannya.

Nilai-nilai pendidikan sosial ada dua yaitu interaksi sosial dan

hubungan sosial. Interaksi sosial didefinisikan sebagai interaksi

lembaga sosial, individu, dan tata hubungan yang dikendalikan oleh

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

13

hubungan tertentu. Sedangkan Soerjono Soekanto mendefinisikan

interaksi sosial sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan

individu, individu dengan kelompoik, dan kelompok dengan antar

kelompok. Hubungan sosial adalah hubungan timbal antar individu

yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan

didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Hubungan sosial

juga sering disebut dengan interaksi sosial ( Soerjono: 1987: 50).

c. Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang di tulis dan naratif

yang biasanya adalah bentuk cerita (Maslikhah,2013: 126). Novel

merupakan salah satu bentuk karya sastra prosa fiksi, mengandung

beberapa unsur pokok, yaitu: pengarang atau narator, isi penciptaan,

media penyampaian isi atau bahasa dan elemen-elemen fiksional atau

unsur-unsur intrinsik yang mengandung karya sastra. Pada sisi lain

dalam memaparkan isi, pengarang akan memaparkan melalui

beberapa cara, yaitu: dengan penjelasan atau komentar, dengan dialog

atau monolog, dan melalui action maupun perbuatan (Aminuddin,

1995: 66).

Dalam penelitian kali ini penulis akan meneliti isi dari novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka yang diterbitkan

oleh Bulan Bintang sebagai bahan penelitian yang mengandung nilai-

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

14

nilai pendidikan sosial dengan meneliti isi dan juga memperhatikan

unsur-unsur intrinsik pembangun novelnya.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi yang disusun terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian awal

bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo

halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan

kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman moto dan persembahan,

halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar

lampiran.

Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima

bab yang rinciannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas mengenai: latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika penulisan penelitian.

BAB II BIOGRAFI NOVEL

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Biografi Hamka, Latar

Belakang penulisan novel Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, karakteristik novel Hamka, karya-karya Hamka,

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

15

unsur-unsur intrinsik novel, sinopsis novel Tenggelamnya

Kapan Van Der Wijck

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN

Dalam bab ini akan diuraikan deskripsi pemikiran penulis

mengenai: Tentang nilai dalam novel Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijck dan karakter tokoh yang patut diteladani dalam

novel Tenggelamya Kapal Van Der Wijck karya Hamka.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai: Nilai-

nilai pendidikan Sosial dalam novel Tenggelamya Kapal Van

Der Wijck, karakter tokoh utama dalam novel Tenggelamya

Kapal Van Der Wijck, dan implikasi nilai-nilai pendidikan

Sosial dalam novel Tenggelamya Kapal Van Der Wijck pada

PAI.

BAB V PENUTUP

Bab penutup berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

16

BAB II

BIOGRAFI NOVEL

A. Biografi Hamka

Haji Abdul Malik Karim Amarullah (HAMKA), lahir di Sungai

Batang, Maninjau Sumatera Barat pada hari Ahad, tanggal 17 Februari 1908

M./13 Muharam 1326 H dari kalangan keluarga yang taat agama. Beliau

adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat

terkenal di alam Nusantara.

Ayahnya adalah Haji Abdul Karim Amarullah atau sering disebut Haji

Rasul bin Syekh Muhammad Amarullah bin Tuanku Abdullah Saleh. Haji

Rasul merupakan salah seorang ulama yang pernah mendalami agama di

Mekkah, pelopor kebangkitan kaum mudo dan tokoh Muhammadiyah di

Minangkabau. Ia juga menjadi penasehat Persatuan Guru-Guru Agama Islam

pada tahun 1920an, ia memberikan bantuannya pada usaha mendirikan

sekolah Normal Islam di Padang pada tahun 1931, ia menentang komunisme

dengan sangat gigih pada tahun 1920-an dan menyerang ordonansi guru pada

tahun 1920 serta ordonansi sekolah liar tahun 1932 (Noer, 1985:46).

Sementara ibunya bernama Siti Shafiyah Tanjung binti Haji Zakaria

(w. 1934) keturunan seniman di Minangkabau. Adapun kakek Hamka dari

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

17

ayahnya, yakni Muhammad Amrullah. Dikenal sebagai ulama pengikut

tarekat naqsyabandiyah (Samsul, 2008: 15)

Hamka adalah seorang otodidiak dalam berbagai bidang ilmu

pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam

maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat

menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki

Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain

Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis,

Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud,

Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti(

http://id.wikipedia.org/wiki/Haji_Abdul_Malik_Karim_Amrullah, diakses tgl

12 mei 2016)

Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi

Muhammadiyah. Beliau mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun

1925 untuk melawan khurafat, bidaah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang

Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di

Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan

pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul

Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majlis

Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi

Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946.

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

18

Beliau menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-

31 di Yogyakarta pada tahun 1950.

Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau

sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah

mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka

mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah

mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama

terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur,

R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo (Dawam, 1993: 202).

Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di

Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada

tahun 1929 (http://amir14.wordpress.com/tasawuf_hamka, diakses tgl 12 mei

2016 ). Hamka kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta

dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga

tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi

Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951

hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh

Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno

menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam

politik Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi).

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

19

Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional

dan antara bangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa,

Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan

Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari

pemerintah Indonesia ( Hamka,1987: 19).

Pada tanggal 24 Juli 1981, Hamka telah puang ke rahmatullah. Jasa dan

pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam

(http://vakho.multiply.com/journal/item/2/Biografi_HAMKA, diaksestgl 12

mei 2016 )Hamka bukan saja sebagai pujangga, wartawan, ulama, dan

budayawan, tapi juga seorang pemikir pendidikan yang pemikirannya masih

relevan dan baik untuk diberlakukan dengan zaman sekarang.

B. Latar Belakang Penulisan Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Hamka sangat gemar membaca, ia bahkan hampir setiap hari menyewa

buku di tempat penyewaan milik gurunya. Kemudian saat sudah tidak

mempunyai uang untuk membayar sewa buku maka ia bekerja di tempat

penyewaan milik gurunya itu dengan upah supaya dapat meminjam buku

secara gratis. Buku yang Hamka baca kemudian disalin menurut versi ia

sendiri. Kadang Hamka remaja mengirim surat cinta yang disadurnya dari

buku-buku kepada teman perempuan sebayanya. Dari sinilah ia mulai

menulis. Selain itu Hamka juga mengukuhkan tekatnya untuk meneruskan

cita-cita ayahnya dan dirinya sebagai sastrawan.

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

20

Setelah menunaikan ibadah haji dan tinggal di mekah selama tujuh

bulan ia pulang ke Tanah Air, atas perintah sang guru. Namun bukannya ia

kembali ke Padang Panjang melainkan ia tinggal di Medan. Di Medan Hamka

mulai mengirimkan tulisan-tulisannya untuk surat kabar pembela islam di

bandung dan berkorespondensi dengan tokoh pembaharu islam. Selain itu

Hamka juga bekerja di Harian Pelita Andalas dan menulis laporan-laporan

perjalanan, terutama perjalanannya ke Mekah.

Tulisannya diminati banyak orang, dan pada tahun 1928 keluarlah

buku romannya yang pertama dalam bahasa Minangkabau “Si Sabariyah”.

Kemudian muncul buku-buku lainnya. Salah satunya adalah novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Pada awalnya novel ini ditulis di

majalah pedoman masyarakat secara bersambung.

Karena banyak mendapat surat dari pembaca dan masukan dari

berbagai pihak maka cerita bersambung itu diterbitkan dalam bentuk novel.

Hamka menulis novel itu berdasarkan kisah nyata tentang kapal van der wijck

yang tenggelam di Laut Jawa, bagian Timur Semarang pada 21 Oktober 1936.

Walaupun peristiwa tenggelamnya kapal Van Der Wijck itu benar-benar

terjadi, kisah yang ditulis Hamka dalam novel itu tentu saja fiksi belaka.

Hamka pun mengolah tragedi yang memilukan itu dalam kisah fiksi yang

diberi badan peristiwa konkret dengan plot yang apik sehingga imajinasi

pembacanya memiliki pijakan di dunia faktual.

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

21

Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck bukan hanya berisi tentang

kisah cinta Zainuddin dan Hayati yang tidak dapat bersatu sampai ajal.

Namun Hamka juga mengkritik mengenai persoalan adat yang berlaku di

Minangkabau, seperti perlakuan terhadap orang berketurunan blasteran dan

peran perempuan dalam masyarakat.Hamka juga beranggapan bahwa

beberapa tradisi adat tersebut tidak sesuai dengan dasar-dasar Islam ataupun

akal budi yang sehat. Kemudian juga untuk mengenang peristiwa bersejarah

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang memakan korban.

Melalui novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Hamka ingin

memberitahukan tentang adat istiadat yang menyimpang dan penduduk

materialistis yang berada di Minangkabau, juga adat yang sangat menyimpang

dari ajaran Islam. Dan kenapa menggambil nama Van Der Wijck? adalah

untuk memberitahukan kepada pembaca mengenai peristiwa bersejarah itu.

Karena hanya sedikit orang yang tahu tentang sejarah dibalik monument Van

Der Wijck yang diambil dari kisah nyata.

C. Karakteristik novel Hamka

Ciri khas penulis bernama Haji Abdul Malik Bin Abdul Karim

Amrullah adalah setiap karya yang ia hasilkan merupakan tulisan dari

kehidupan yang ada di tanah kelahirannya. Tulisan yang dihasilkan

merupakan suatu tulisan yang benar-benar terjadi di lingkungannya, yakni

tanah Minangkabau.

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

22

Novel yang dihasilkan oleh Hamka berupa novel fiksi, meskipun

bersifat fiksi namun Hamka menambahkan suatu momen atau kejadian yang

benar-benar terjadi. Sebagaimana umumnya karya sastra yang baik dibangun

atas serpihan kejadian nyata. Novel Hamka dipaparkan secara terperinci dan

sangat detail, membuat pembaca merasa benar-benar mengetahui kejadian itu.

Karya-karya Hamka berisi tentang kritikan mengenai tradisi yang

berlaku di Minangkabau yang tidak sesuai dengan dasar-dasar Islam ataupun

akal budi yang sehat. Tradisi yang sering ia kritik melalui novelnya antara lain

mengenai diskriminasi sosial yang ditentukan masalah asal-usul dan

keturunan, selain itu juga mengenai nikah paksa. Dari sini Hamka ingin

memberikan pemahaman bahwa nilai seseorang itu bukan dari keturunan,

melainkan dari amal dan perbuatannya.

Begitulah karakteristik novel karya Hamka. Sederhana, sehingga

mudah dipahami oleh pembaca dan pesan yang ingin disampaikan dalam

novel tersampaikan dengan baik. Dan juga menginspirasi, sehingga

memberikan manfaat kepada para pembaca setelah membaca karya-karyanya.

Salah satu karyanya adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang

menjadi bahan penelitian ini. Novel dari seorang sastrawan dan juga seorang

ulama besar yang sangat terkenal. Novel fiksi yang disisipi dengan suatu kisah

nyata, yang diceritakan secara sederhana dengan kalimat yang menarik,

menyenangkan, mengharukan dan menginspirasi, penuh dengan keyakinan

dan serat akan nilai pendidikan khususnya pendidikan sosial.

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

23

D. Karya-karya Hamka

Sebagai seorang yang berpikiran maju, Hamka tidak hanya

merefleksikan kemerdekaan berpikirnya melalui berbagai mimbar dalam

cerama agama, tetapi ia juga menuangkannya dalam berbagai macam

karyanya berbentuk tulisan. Orientasi pemikirannya meliputi berbagai disiplin

ilmu, seperti teologi, tasawuf, filsafat, pendidikan Islam, sejarah Islam, fiqh,

sastra dan tafsir. Sebagai penulisyang sangat produktif, Hamka menulis

puluhan buku yang tidak kurang dari 103 buku. Beberapa diantara karya-

karyanya adalah sebagai berikut:

1. Tasawuf modern(1983), pada awalnya, karyanya ini merupakan

kumpulan artikel yang dimuat dalam majalah Pedoman Masyarakatantara

tahun 1937-1937. Karena tuntutan masyarakat, kumpulan artikel tersebut

kemudian dibukukan. Dalam karya monumentalnya ini, ia memaparkan

pembahasannya ke dalam XII bab. Buku ini diawali dengan penjelasan

mengenai tasawuf. Kemudian secara berurutan dipaparkannya pula

pendapat para ilmuwan tentang makna kebahagiaan, bahagia dan agama,

bahagia dan utama, kesehatan jiwa dan badan, harta benda dan bahagia,

sifat qonaah, kebahagiaan yang dirasakan rosulullah, hubungan ridho

dengan keindahan alam, tangga bahagia, celaka, dan munajat kepada

Allah. Karyanya yang lain yang membicarakan tentang tasawuf adalah

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

24

“Tasawuf; Perkembangan Dan Pemurniaannya”.Buku ini adalah

gabungan dari dua karya yang pernah ia tulis, yaitu “Perkembangan

Tasawuf Dari Abad Ke Abad” dan “Mengembalikan Tasawuf Pada

Pangkalnya”.

2. Lembaga Budi(1983). Buku ini ditulis pada tahun 1939 yang terdiri dari

XI bab. Pembicaraannya meliputi; budi yang mulia, sebab budi menjadi

rusak, penyakit budi, budi orang yang memegangpemerintahan, budi

mulia yang seyogyanya dimiliki oleh seorang raja (penguasa), budi

pengusaha, budisaudagar, budi pekerja, budi ilmuwan, tinjauan budi, dan

percikan pengalaman. secara tersirat, buku ini juga berisi tentang

pemikiran Hamka terhadap pendidikan Islam, termasuk pendidik.

3. Falsafah Hidup(1950). Buku ini terdiri atas IX bab. Ia memulai buku ini

dengan pemaparan tentang makna kehidupan. Kemudian pada bab

berikutnya, dijelaskan pula tentang ilmu dan akal dalam berbagai aspek

dan dimensinya. Selanjutnya ia mengetengahkan tentang undang-undang

alam atau sunnatullah. Kemudian tentang adab kesopanan, baik secara

vertikal maupun horizontal. Selanjutnya makna kesederhanaan dan

bagaimana cara hidup sederhana menurut Islam. Ia juga mengomentari

makna berani dan fungsinya bagi kehidupan manusia, selanjutnya tentang

keadilan dan berbagai dimensinya, makna persahabatan, serta bagaimana

mencari dan membina persahabatan. Buku ini diakhiri dengan

membicarakan Islam sebagai pembentuk hidup.

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

25

4. Lembaga Hidup(1962). Dalam bukunya ini, ia mengembangkan

pemikirannya dalam XII bab. Buku ini berisi tentang berbagai kewajiban

manusia kepada Allah, kewajiban manusia secara sosial, hak atas harta

benda, kewajiban dalam pandangan seorang muslim, kewajiban dalam

keluarga, menuntut ilmu, bertanah air, Islam dan politik, Al-Qur‟an untuk

zaman modern, dan tulisan ini ditutup dengan memaparkan sosok nabi

Muhammad. Selain Lembaga Budi dan Falsafah Hidup, buku ini juga

berisi tentang pendidikan secara tersirat.

5. Pelajaran Agama Islam(1952). Buku ini terbagi dalam IX bab.

Pembahasannya meliputi; manusia dan agama, dari sudut mana mencari

Tuhan, dan rukun iman.

6. Tafsir Al-AzharJuz 1-30. Tafsir Al-Azhar merupakan karyanya yang

paling monumental. Buku ini mulai ditulis pada tahun 1962. Sebagian

besar isi tafsir ini diselesaikan di dalam penjara, yaitu ketika ia menjadi

tahanan antara tahun 1964-1967. Ia memulai penulisan Tafsir Al-Azhar

dengan terlebih dahulu menjelaskan tentang i‟jaz Al-Qur‟an. Kemudian

secara berturut-turut dijelaskan tentang i‟jaz Al-Qur‟an, isi mukjizat Al-

Qur‟an, haluan tafsir, alasan penamaan tafsir Al-Azhar, dan nikmat Illahi.

Setelah memperkenalkan dasar-dasar untuk memahami tafsir, ia

barumengupas tafsirnya secara panjang lebar.

7. Ayahku; Riwayat Hidup Dr. Haji Amarullah dan Perjuangan Kaum

Agama di Sumatera(1958). Buku ini berisi tentang kepribadian dan sepak

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

26

terjang ayahnya, Haji Abdul Karim Amrullah atau sering disebut Haji

Rosul. Hamka melukiskan perjuangan umat pada umumnya dan

khususnya perjuangan ayahnya, yang oleh Belanda diasingkan ke

Sukabumi dan akhirnya meninggal dunia di Jakarta tanggal 2 Juni 1945

(Baihaqi, 2007:62).

8. Kenang-kenangan Hidup Jilid I-IV (1979). Buku ini merupakan

autobiografi Hamka.

9. Islam dan Adat Minangkabau(1984). Buku ini merupakan kritikannya

terhadap adat dan mentalitas masyarakatnya yang dianggapnya tak sesuai

dengan perkembangan zaman.

10. Sejarah umat Islam Jilid I-IV (1975). Buku ini merupakan upaya untuk

memaparkan secara rinci sejarah umat Islam, yaitu mulai dari Islam era

awal, kemajuan, dan kemunduran Islam pada abad pertengahan. Ia pun

juga menjelaskan tentang sejarah masuk dan perkembangan Islam di

Indonesia.

11. Studi Islam(1976), membicarakan tentang aspek politik dan kenegaraan

Islam. Pembicaraannya meliputi; syari‟at Islam, studi Islam,

danperbandingan antara hak-hak azasi manusia deklarasi PBB dan Islam.

12. Kedudukan Perempuan dalam Islam(1973). Buku membahas tentang

perempuan sebagai makhluk Allah yang dimuliakan keberadaannya

(Samsul, 2008:17).

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

27

13. Si Sabariyah (1926), buku roman pertamanya yang ia tulis dalam bahasa

Minangkabau. Roman ;Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck(1979),Di

Bawah Lindungan Ka‟bah (1936),Merantau Ke

Deli(1977),Terusir,Keadilan Illahi,Di Dalam Lembah

Kehidupan,Salahnya Sendiri,Tuan Direktur,Angkatan baru,Cahaya

Baru,Cermin Kehidupan.

14. Revolusi pikiran, Revolusi Agama, Adat Minangkabau Menghadapi

Revolusi, Negara Islam, Sesudah Naskah Renville, Muhammadiyah

Melalui Tiga Zaman, Dari Lembah Cita-Cita, Merdeka, Islam Dan

Demokrasi, Dilamun Ombak Masyarakat, Menunggu Beduk Berbunyi.

15. Di Tepi Sungai Nyl, Di Tepi Sungai Daljah, Mandi Cahaya Di Tanah

Suci, Empat Bulan Di Amerika, Pandangan Hidup Muslim (Hamka,

1987: 17).

16. Artikel Lepas; Persatuan Islam, Bukti Yang Tepat, Majalah Tentara,

Majalah Al-Mahdi, Semangat Islam, Menara, Ortodox Dan Modernisme,

Muhammadiyah Di Minangkabau, Lembaga Fatwa, Tajdid Dan Mujadid,

dan lain-lain.

E. Unsur-unsur intrinsik novel

Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya

sastra dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah sebagai berikut:

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

28

1. Tema

Tema dalam novel ini tentang kasih tak sampai, Sangat kental dengan

budaya Minang yang sangat patuh akan peraturan adat. Mengisahkan

tentang sepasang pemuda yang bernama Zainuddin merupakan pemuda

tampan yang dulu ayahnya seorang bangsawan tetapi telah dibuang oleh

keluarganya. Hayati sendiri anak seorang bangsawan yang patuh akan

aturan-aturan. Keduanya harus menghadapi rintangan dan batas yang tak

bias dilewati, yang pada akhirnya harus merasakan kekecewaan. Kisah

cinta antara keduanya tidak bisa bersatu karena perbedaan dari segi

ekonomi dan latar belakang sosial, karena Hayati terlahir dari keluarga

yang berada dan memiliki kasta yang tinggi sedangkan Zainuddin

walaupun ayahnya adalah seorang yang terkenal dulunya tapi sudah tidak

bisa diandalkan karena sudah tiada, sehingga Zainuddin hidup sebatang

kara dan tidak dihargai oleh keluarga Hayati.

Kutipan novel :

“Apa yang dikerjakannya, padahal cinta adalah sebagai kemudi dari

bahtera kehidupan. Sekarang kemudi itu dicabut, kemana dia hendak

berlayar lagi, di mana ia hendak berlabuh, teroleng terhempas kian

kemari, daratan tak nampak, pulau tak kelihatan. Demikianlah nasib

anak muda yang maksudnya tiada sampai”. ( Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijck, 1990 :123)

2. Penokohan

Berikut ini adalah tokoh-tokoh utama dalam Novel Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck :

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

29

a. Zainuddin

Seorang pemuda yang baik hati, alim, sederhana, memiliki

ambisi dan cita-cita yang tinggi, pemuda yang setia, sering putus

asa, hidupnya penuh kesengsaraan oleh cinta, tetapi memiliki

kepercayaan diri yang tinggi, mudah rapuh.

Kutipan novel :

“Zainuddin seorang yang terdidik lemah lembut, didikan ahli

seni, ahli sya‟ir, yang lebih suka mengalah untuk kepentingan

orang lain”. (Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 : 27)

b. Hayati

Hayati adalah perempuan yang sangat dicintai, penyemangat,

mutiara oleh Zainuddin. Perempuan yang baik, lembut, ramah dan

penurut adat. Perempuan yang pendiam, sederhana, dan memiliki

kesetiaan perempuan yang menghormati ninik mamaknya,

penyayang, memiliki belas kasihan, orang yang tulus, sabar dan

terkesan mudah di pengaruhi.

Kutipan novel :

“Bagaimana yang akan baik kata ninik-mamak saja saya

menurut!”(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :116).

c. Aziz

Aziz adalah suami Hayati. Dia Seorang laki-laki yang

pemboros, suka berfoya-foya, tidak setia,suka mengganggu rumah

tangga orang, orang kaya dan berpendidikan, orang yang tidak

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

30

beriman, tidak bertanggung jawab dan dalam hidup hanya

bersenang-senang, senang menganiyaya istrinya dan berputus asa.

Kutipan novel :

“Bilamana hari telah malam, dia pergi ke tempat pergurauan,

melepaskan nafsu mudannya. Yang lebih disukainya ialah

menghabiskan wang dengan orang yang tidak berketentuan.

Atau mempermainkan anak bini orang”. ( Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck, 1990 :91)

d. Khadijah

Khadijah adalah sahabat Hayati sekaligus adik dari suaminya,

yakni Aziz. Perempuan yang berpendidikan, berwatak keras,

senang mempengaruhi orang lain, orang kaya, penyayang teman,

merupakan orang kota, memiliki keinginan yang kuat.

Kutipan novel :

“Engkau puji-puji kebaikan Zainuddin, saya memuji pula

kebaikannya. Tetapi orang yang demikian, di zaman sebagai

sekarang ini tidak dapat dipakai. Kehidupan sekarang

berkehendak pada wang dan harta cukup. Jika berniaga,

perniagaannya maju jika makan gaji, gajinya cukup. Cinta

walaupun bagaimana sucinya semua bergantung pada wang!”

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 : 94)

e. Daeng Habibah

Daeng Habibah adalah ibu dari Zainuddin. Daeng Habibah

adalah orang yang sabar, lemah lembut serta keibuan, dan juga

sangat mencintai pendekar sultan ( ayah Zainuddin )

Kutipan novel :

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

31

“Ah Zainuddin!, ibumu, kalau engkau melihat wajah ibumu,

engkau akan melihat seorang perempuan yang lemah lembut,

yang dari sudut matannya terletak pengharapan ayahmu”.

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :18)

f. Datuk Mentari Labih

Datuk Mentari Labih adalah mamak dari pendekar sultan.

Datuk Mentari labih adalah orang yang serakah dan sama sekali

tidak memiliki rasa tanggung jawab. Selain itu dia memilikin sifat

yang boros.

Kutipan novel :

“Mamaknya itu, usahakan menukuk dan menambah, hanya

pandai menghabiskan saja. Harta benda, beberapa tumpuk

sawah, dan sebuah gong pusaka telah tergadai ketangan orang

lain. Kalau Pendekar Sutan mencoba menjual atau menggadai

pula, selalu mendapat bantahan. Selalu tidak mufakat dengan

mamaknya itu”. ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990

:11)

g. Mak Base

Mak Base adalah ibu angkat Zainuddin, yang merawat sejak

dia ditinggal oleh ibunya. Mak base memiliki sifat yang baik hati,

penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Selain itu dia juga

penuh dengan takhayul.

Kutipan novel :

“Tapi bukannya tidak sembarangan buka rupanya. Dia

seorang perempuan tua yang penuh takhayul, sebelum dibuka

dibakarnya dahulu kemenyan bercampur dengan setanggi

Makasar”(Tenggelamnya Kapal Van Der wijck, 1990 :21).

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

32

h. Muluk

Muluk adalah sahabat Zainuddin yang sekaligus telah dianggap

seperti keluarga, selain itu dia adalah asisten Zainuddin. Muluk

mempunyai sifat yang baik hati dan suka menolong.

Kutipan novel :

“Tetapi hatinya baik, barangkali dia bisa menolong

memberimu bicara, kalau pikiranmu tertumbuk”(

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :124).

i. Mak Tengah Limah

Mak Tengah Limah adalah mamak dari Hayati. Orang yang

satu-satunya menghargai perasaan Hayati. Dia memiliki sifat yang

baik hati, perhatian dan pengertian.

Kutipan novel :

“Mak-Tengah Limah menjawab bahwasanya cinta Hayati

masih lekat pada Zainuddin orang Makasar itu”. (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :112)

j. Ahmad

Ahmad adalah adik Hayati yang berbakti terhadap kakaknya.

Dia selalu menemani Hayati untuk bertemu Zainuddin. Dia pulalah

yang berperan sebagai kurir pos surat-surat Hayati untuk

Zainduddin.

Kutipan novel :

“Maka berlari-larilah Ahmad mengejar Zainuddin,

didapatinya Zainuddin tengah duduk tersimpuh di tepi bandar

air yang akan dialirkan orang ke sawah. Dibimbingnya pulang

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

33

ke dangau itu kembali”( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,

1990 :55).

3. Alur

Menggunakan Alur maju-mundur, karena di dalam Novel tersebut

banyak mengulang kisah masa lalu dari kehidupan Zainuddin. Seperti

contoh dari awal cerita novel tersebut, terdapat bagian cerita tentang

perjalanan hidup ayah Zainuddin yang diceritakan oleh Mak Base. Cerita

dari Muluk tentang karya Zainuddin yang terakhir kalinya sebelum dia

meninggal. Selebihnya menceritakan tentang masa depan kehidupan

Zainuddin dan Hayati. Ada lima tingkatan alur yaitu :

a. Penyituasian ( situation )

Tahap penyituasian, tahap yang terutama berisi pelukisan dan

pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan

tahap pembukaan cerita, memberikan informasi awal dan lain-lain.

Kutipan novel :

“Di tepi pantai, di antara kampung Baru dan kampung Mariso

berdiri sebuah rumah bentuk makasar, yang salah satu jendelanya

menghadap ke laut. Di sanalah seorang anak muda yang berusia

kira-kira 19 tahun duduk termenung seorang diri menghadapkan

mukanya ke laut. Meskipun matanya terpentang lebar, meskipun

begitu asyik dia memperhatikan keindahan alam di lautan Makasar,

rupanya pikiranya telah melayang jauh sekali, ke balik yang tak

tampak di mata, dari lautan dunia pindah ke lautan

khayal”(Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk, 1990 :10).

b. Konflik

Tahap pemunculan konflik, masalah-masalah dan peristiwa-

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

34

peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Jadi

tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik, dan konflik itu

sendiri akan berkembang atau dikembangkan menjadi konflik-konflik

pada tahab berikutnya.

Kutipan novel :

“Sesungguhnya persahabatan yang rapat dan jujur diantara

kedua orang muda itu, kian lama kian tersiarkan dalam dusun kecil

itu. Di dusun, belumlah orang dapat memandang kejadian ini

dengan penyelidikan yang seksama dan adil. Orang belum kenal

percintaan suci. Yang terdengar sekarang, yang pindah dari mulut

ke mulut, ialah bahwa Hayati, kemenakan Dt……..telah ber

“intaian” bermain mata, berkirim-kirim surat dengan anak orang

Makasar itu. Gunjing, bisik dan desus perkataan yang tak berujung

pangkal, pun ratalah dan pindah dari satu mulut ke mulut yang

lain, jadi pembicaran dalam kalangan anak muda-muda yang

duduk di pelatar lepau petang hari. Sehingga akhirnya telah

menjadi rahasia umum.

Orang-orang perempuan berbisik-bisik di pancuran tempat

mandi, kelak bila kelihatan Hayati mandi di sana, mereka pun

berbisik dan mendaham, sambil melihat kepadanya dengan sudut

mata. Anak-anak muda yang masih belum kawin dalam kampung

sangat naik darah. Bagi mereka adalah perbuatan demikian

merendahkan derajat mereka seakan-akan kampung tak

berpenjaga. Yang terutama sekali dihinakan orang adalah

persukuan Hayati, terutama mamaknya sendiri Dt…yang dikatakan

buta saja matanya melihat kemenakannya membuat malu,

melangkahi kepala ninik–mamak”. (Tenggelamnya Kapal Van Der

Wicjk, 1986:57)

c. Tahap Peningkatan Konflik

Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya

semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Tahap

peningkatan konflik terjadi ketika Zainuddin dan Aziz sama-sama

mengirimkan surat kepada orang tua Hayati. Dari lamaran kedua

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

35

pemuda itu, ternyata lamaran Aziz yang diterima karena orang tua

Hayati mengetahui latar belakang pemuda yang kaya raya itu,

sedangkan lamaran Zainuddin ditolak karena orang tua Hayati tidak

ingin anaknya bersuamikan orang miskin.

Kutipan novel :

“Kalam dia tertolak lantaran dia tidak ber-uang maka ada tersedia

uang Rp.3000,- yang dapat dipergunakan untuk menghadapi

gelombang kehidupan sebagai seorang makhluk yang tawakkal”.

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :118)

d. Klimaks

Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh (tokoh utama)

yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama.

tahap klimaks terjadi ketika Aziz meminta supaya Zainuddin menikahi

Hayati. Meskipun dalam hati Zainuddin masih mencintai Hayati.

Zainuddin menolak permintaan Aziz. Bahkan Zainuddin

memulangkan Hayati ke kampung halamannya dengan menggunakan

Kapal Van Der Wijck.

Kutipan novel :

“Bila teringat akan itu, terus dia berkata: “Tidak Hayati! kau mesti

pulang kembali ke Padang! Biarkanlah saya dalam keadaan begini.

Pulanglah ke Minangkabau! Janganlah hendak ditumpang hidup

saya, orang tak tentu asal ….Negeri Minangkabau

beradat!.....Besok hari senin, ada kapal berangkat dari Surabaya ke

Tanjung Periuk, akan terus ke Padang! Kau boleh menumpang

dengan kapal itu, ke kampungmu”. ( Tenggelamnya Kapal Van Der

Wicjk, 1990 :198).

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

36

e. Penyelesaian

Tahap penyelasaian ketika Zainuddin mendapat kabar bahwa

Kapal yang ditumpangi Hayati tenggelam, sedangkan dia dirawat di

Rumah Sakit Tuban. Dengan ditemani Muluk sahabatnya, Zainuddin

menengok wanita yang sangat dicintainya itu. Rupanya pertemuan

mereka itu adalah pertemuan yang terakhir karena Hayati

menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam pelukan Zainuddin.

Kejadian itu membuat Zainuddin merasakan penyesalan yang

berkepanjangan. Hingga Zainuddin jatuh sakit dan meninggal dunia.

Zainuddin dimakamkan di sebelah makam Hayati.

Kutipan novel :

“Dia telah kuburkan di dekat pusara orang yang menjadi

angan-angannya selama hidupnya, kubur itu senantiasa

dibelai dan diperbaikinya, ke sana selalu dia ziarah di

waktu hari baik bulan purnama, dan disana dia kerap kali

bermenung. Di sana dia kuburkan, karena di sana baru hatiku

puas. Supaya kuburan dua sesaing itu dapat menjadi lukisan tamsil

dan ibarat bagi orang yang datang kemudian”. ( Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck, 1986:222)

4. Sudut Pandang

Pada roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka

menggunakan sudut pandang orang ketiga tunggal karena menyebutkan

dan menceritakan secara langsung karakter pelakunya secara gamblang.

Kutipan novel :

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

37

“Mula-mula datang, sangatlah gembira hati Zainuddin telah sampai

ke negeri yang selama ini jadi kenang-kenagannya.”( 1990 :26)

5. Gaya Bahasa

Gaya bahasa dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya

Hamka menggunakan kalimat yang sangat kompleks karena menggunakan

bahasa melayu yang baku.

Kutipan novel :

“Lepaskan Mak, jangan bermenung juga,” bagaimana Mamak tidak

akan bermenung, bagaimana hati mamak tidak akan berat. Dari kecil

engkau kubesarkan, hidup dalam pangkuanku” (1990 :22)

6. Latar atau Setting

Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana

terjadinya peristiwa-peristiwa di dalam suatu karya sastra. Jenis atau

macam-macam latar diantaranya sebagai berikut:

a. Latar waktu

Yaitu saat dimana tokoh atau pun si pelaku melakukan sesuatu

pada saat kejadian peristiwa dalam cerita yang sedang telah terjadi.

a) Waktu senja

Kutipan novel :

“Di waktu senja demikian kota makasar kelihatan

hidup“.(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :9)

b) Waktu Sore

Kutipan novel :

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

38

“Matahari telah hampir masuk ke dalam peraduannya.

Dengan amat perlahan, menurutkan perintah dari alam

gaib, berangsur turun ke dasar lautan yang tidak

kelihatan ranah tanah tepinya”. (Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijck, 1990 :9)

c) Senin, 19 Oktober 1936

Kutipan novel :

“Pagi-pagi hari senin, 19 hari bulan oktober 1936

kapal van der wijck yang menjalani ijin K.M.P dari

Mengkasar telah berlabuh di tanjung perak”.(

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :200)

d) Selasa, 20 Oktober

Kutipan novel :

“Besoknya hari selasa 20 Oktober, barulah Zainuddin

kembali dari Malang, dia masuk kedalam umah dengan

wajah muram., terus ke kamar tulisnya”.

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :204)

b. Latar Tempat

Yaitu di mana tempat tokoh atau si pelaku mengalami kejadian

atau peristiwa didalam cerita.

a) Makasar

Makasar adalah tempat di mana Zainuddin dilahirkan.

Dan juga tempat Zainuddin di besarkan oleh pengasuhnya mak

Base.

Kutipan novel :

“Sempit rasanya alam saya, mak Base, jika saya masih tetap

jiga di Mengkasar ini. Ilmu apakah yang akan saya dapat di

sini”( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :22).

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

39

b) Dusun Batipuh

Batipuh adalah tempat dimana Hayati tinggal dan juga

tempat pertama kali Zainuddin dan Hayati bertemu.

Kutipan novel :

“Sudah hamper 6 bulan dia tinggal di dusun Batipuh,

bilamana dia pergi duduk-duduk ke lepau tempat anak-anak

muda bersenda gurau, orang bawa pula ia bersenda gurau”

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :27).

c) Padang Panjang

Padang Panjang adalah tempat setelah Zainuddin

berpindah dari Batipuh, tempat Zainuddin menuntut ilmu,

tempat tinggal Khadijah dan juga tempat diadakannya pacuan

kuda.

Kutipan novel :

“Dipilihnya tempat tinggal di kampung silaing, penurunan

akan menuju kota padang, yang dari sana dapat dilihat kaki

singgalang dengan bukit-bukitnya yang penuh ditumbuhi

tebu.” ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :69).

d) Jakarta/ Batavia

Tempat Zainduddin dan temannya Muluk pertama kali

pindah ke Jawa.

Kutipan novel :

“Ditinggalkannya pulau Sumatera, masuk ke tanah Jawa,

perjuangan penghidupan yang luas. Sesampai di Jakarta,

disewanya sebuah rumah kecil di suatu kampung yang sepi,

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

40

bersama sahabatnya Muluk”. ( Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, 1990 :155)

e) Surabaya

Tempat Zainuddin tinggal dan menjadi penulis, tempat

pindahan kerja Aziz dan Hayati.

Kutipan novel :

“Oh, tuan Aziz ! dan Rangkayo Hayati ! sudah lama tinggal di

Surabaya ini ?” tanyanya sambil membungkukkan kepalanya

member hormat.” ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990

:169)

c. Latar suasana

Yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si

pelaku malakukan sesuatu

a) Mengharukan

Saat Hayati menerima cinta Zainuddin ketika

Zainuddin menyatakan lewat surat dan bertemu di bentang

sawah milik Datuk.

Kutipan novel :

“Saya cinta akan dikau, biarlah hati kita sama-sama

dirahmati Tuhan. Dan saya bersedia menempuh segala

bahaya yang akan menimpa dan sengsara yang

mengancam”( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990

:55).

b) Menyenangkan

Saat pertama Zainuddin bercakap-cakap dengan Hayati.

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

41

Kutipan novel :

“Alangkah beruntungnya mukanya amat jernih, matanya

penuh dengan rahasia kesucian dan tabiatnya gembira”.

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :31)

c) Menyedihkan dan Kecewa

Ketika Zainuddin hidup dengan sengsara, permintaan

Zainuddin di tolak oleh keluarganya Hayati melalui surat ,dan

juga ketika Hayati meninggal dunia.

Kutipan novel :

“Surat orang muda telah kami terima dan mafhum kami apa

isinya. Tetapi karena negeri minangkabau beradat, bulat

kata dengan mufakat, maka kami panggilan kaum keluarga

hayati hendak memusyawarahkan hal permintaan orang

muda itu. Rupanya bulat belum segolong, picak belum

setapik di antara kami semuanya, artinya belum sepakat.

Oleh sebab kayu yang bercabang tidak boleh dihentakkan,

maka kami tolaklah permintaan orang muda, dengan

mengatakan terus terang bahwa permintaan ini tidak dapat

kami kabulkan”. ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,

1990 :117)

7. Amanat

Dalam novel ini mengandung nilai moral yang tinggi. Ini terlihat dari

para tokoh yang ada seperti Zainuddin.

Kutipan novel :

“Demikian penghabisan kehidupan orang besar itu. Seorang di

antara Pembina yang menegakkan batu pertama dari kemuliaan

bangsanya; yang hidup didesak dan dilamun oleh cinta. Dan sampai

matipun dalam penuh cinta. Tetapi sungguhpun dia meninggal namun

riwayat tanah air tidaklah akan dapat melupakan namanya dan

tidaklah akan sanggup menghilangkan jasanya. Karena demikian

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

42

nasib tiap-tiap orang yang bercita-cita tinggi kesenangannya buat

orang lain. Buat dirinya sendiri tidak”. (tenggelamnya kapal van der

wijck, 1990 :223)

F. Sinopsis novel Tenggelamnya Kapan Van Der Wijck

Zainuddin adalah anak orang buangan. Ayahnya yang bernama pendekar

sultan, dibuang karena membunuh mamaknya soal harta pusaka. Pendekar

sultan dibuang ke Cilacap, lalu dikirim ke Makasar. Di sini dia menikah

dengan orang Makasar. Dari pernikahan inilah lahir Zainuddin.

Setelah Zainuddin dewasa, ia pergi ke Minangkabau. Ia ingin belajar di

Minangkabau, lalu berjumpalah ia dengan keluarga ayahnya. Pada mulanya ia

disambut dengan hangat, tetapi kemudian beragsur-angsur dingin, karena ia

dianggap sebagai orang asing (karena ibunya dianggap bukan orang

Minangkabau)

Di sini ia berkenalan dengan Hayati, kembang desa dari Batipuh, Pandang

Panjang. Pada mulanya mereka saling simpati dan berkembang menjadi saling

jatuh cinta. Mereka saling mengutarakan perasaan hati lewat surat-surat, tetapi

kemudian hubungan itu jadi tersiar dan menjadi bahan gunjingan orang-orang.

Bukan oleh hal-hal yang melewati batas-batas susila, tetapi karena Hayati

kemenakan (bangsawan Minangkabau )berpacaran dengan seorang anak orang

Makasar.

Bangsawan Minangkabau itu akhirnya menemui Zainuddin, menegur dan

mengingatkan hubunganya dengan Hayati. Dikatakan bahwa perbuatan

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

43

Zainuddin itu telah membuat malu ia dan keluarganya serta kaumnya.

Zainuddin diminta untuk meninggalkan Batipuh oleh sang Datuk. Zainuddin

betul-betul terpukul jiwanya, yang halus dan penghiba. Sesudah ia menggusir

Zainuddin, Datuk itu juga mendatangi Hayati. Ia juga mengingatkan bahwa

hubungannya dengan Zainuddin bukan saja mustahil untuk dilaksanakan

bahkan untuk disebut saja tidak pantas. Hayati mencoba membela hubungan

mereka. Namun, mamaknya itu tetap tidak tergoyahkan.

Keesokan harinya Zainuddin meninggalkan negeri Batipuh dengan hati

yang remuk rendam. Di tepi jalan menuju Padang Panjang Hayati sudah

menunggu. Hayati menyampaikan perasaan hatinya dan bersumpah akan tetap

setia pada Zainuddin. Zainuddin meminta tanda mata yang akan dijadikan

azimat dalam kehidupannya kelak. Hayati memberi selendang dan beberapa

helai rambutnya.

Zainuddin menetap di Padang Panjang. Walaupun jarak Padang Panjang

dan Batipuh tidak jauh, tetapi ia tidak pernah lagi ke sana. Ia masih

berhubungan dengan Hayati melalui surat-menyurat. Pada mulanya Padang

Panjang adalah kota perniagaan, tetapi berubah menjadi kota pendidikan,

pusat pendidikan agama di Minangkabau. Di sinilah tempatnya sekolah

Diniyah, Sumatera Thowalid, Sekolah Normal, di samping beberapa pesantren

lainnya. Di sinilah Zainuddin menuntut ilmu.

Pada suatu kesempatan pacuan kuda di Padang Panjang Hayati datang

dengan romongan teman-temannya. Zainuddin sudah menantikan untuk

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

44

bertemu dengan Hayati ditempat pacuan kuda seperti yang mereka janjikan.

Namun Zainuddin diejek oleh teman-teman Hayati. Sebaliknya dimata

Zainuddin dalam diri hayati telah ada perubahan.

Di saat-saat yang demikianlah masuk orang lain dalam kehidupan Hayati.

Orang lain itu adalah Aziz, kakak sahabatnya Khadijah. Keluarga Aziz datang

untuk meminang Hayati. Meskipun ada beberapa keberatan, tetapi berkat

tekanan Datuk lamaran itu diterima. Hal ini disampaikan kepada Hayati.

Ternyata, meskipun dengan berat hati, Hayati menerimanya.

Sebelumnya Zainuddin juga telah mengirimkan surat resmi kepada Datuk

yang berisi pinangan untuk meminta Hayati akan menjadi istrinya. Surat itu

telah dibalas resmi pula oleh keluarga Hayati yang berisi penolakan terhadap

pinangan itu. Sejak itu dan setelah diberitahu bahwa Hayati telah menikah

dengan orang lain, Zainuddin jatuh sakit. Dalam sakitnya itu ia didampingi

oleh Muluk. Zainuddin minta kepada Muluk untuk menyelidiki siapa Aziz,

suami Hayati. Setelah diketahui siapa Aziz, Zainuddin mengirim surat

beberapa kali kepada Hayati. Balasan Hayati adalah sebuah surat pendek, agar

Zainuddin dapat mencari wanita lain untuk menjadi istrinya serta

melupakannya.

Sakit Zainuddin semakin parah. Untunglah ada Muluk mendampinginnya

dan memberi semangat serta fatwa-fatwa. Dengan bantuan Muluk, Zainuddin

pulih kembali dan punya semangat baru. Ia mulai memasuki dunia karang-

mengarang. Ia pindah ke Jakarta bersama Muluk. Zainuddin mulai terkenal

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

45

sebagai seorang pengarang, kemudian ia pindah ke Surabaya. Zainuddin telah

menjadi seorang pengarang yang terkenal, pencahariannya pun telah maju. Ia

betul-betul telah berubah.

Sementara itu rumah tangga Hayati dan Aziz mulai goyah. Aziz ternyata

tidak berubah sifat jeleknya yang lama, yaitu suka berjudi dan mabuk-

mabukan. Aziz jatuh bangkrut. Zainuddin ikut membantu keluarga itu.

Akhirnya Aziz meninggal, bunuh diri. Sebelum meninggal, ia mengirim surat

masing-masing kepada Hayati dan Zainuddin. Isinya adalah agar mereka

berdua bisa menikah.

Meskipun Hayati tinggal di rumah Zainuddin, tetapi mereka tetap

berjauhan. Zainuddin tidak bersedia menikahi Hayati, meskipun dia dan

Hayati masih saling mencintai. Zainuddin tidak dapat melupakan hinaan yang

dilemparkan ninik-mamak Hayati. Selain itu ada anggapan masyarakat adalah

pantang seorang pemuda makan sisa.

Akhirnya, dengan hati yang pedih Hayati meninggalkan Surabaya menuju

Ranah Minang dengan menumpang Kapal Van Der Wijck. “ Untunglah”

kapal itu tenggelam dan kesedihan Hayati berakhir, karena ia meninggal

bersama tenggelamnya Kapal itu. Tidak beberapa lama sebelum Hayati

meninggal Zainuddin menyusul dengan perasaan sedih dan menyesal. Ia

meninggal pula karena sedih dan sesal

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

46

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Nilai Sosial

Kehidupan manusia tak lepas dari nilai, dan nilai itu selanjutnya perlu

diintitusikan. Intituasional nilai yang terbaik adalah melalui nilai pendidikan

(Muhaimin dan Mujib, 1993 : 124)

Nilai sosial merupakan sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-citakan

dan dianggap penting atau berarti oleh masyarakat. Nilai sosial memberikan

gambaran tentang tindakan yang perlu dan penting untuk dilakukan oleh

anggota masyarakat dan tindakan apa yang tidak perlu dan tidak penting untuk

dilakukan. Misalnya, orang-orang yang menganggap penting kesegaran

jasmani akan berolahraga secara teratur dan menjaga menu makan dan

minuman secara ketat, sebaliknya ia akan menghindari makanan yang

berlemak dan minuman yang beralkohol. Dengan demikian nilai mengarahkan

perilaku dan pertimbangan seseorang. Jadi nilai sosial dapat diartikan sebagai

nilai yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan

apa yang dianggap buruk oleh masyarakat ( Harton, 1987: 71).

Maka dari itu, nilai sosial sering kali menjadi pegangan hidup

oleh masyarakat luas dalam menentukan sikap di kehidupan sehari-hari, juga

menjadi nilai hidup manusia dalam berinteraksi dengan manusia yang lainnya.

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

47

Nilai-nilai sosial tidak diperoleh begitu saja saat ia lahir, namun dengan

sistem nilai yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dengan

penyesuaian sana-sini. Setiap individu saat ia dewasa membutuhkan

sistem yang mengatur atau semacam arahan untuk bertindak guna

menumbuh kembangkan kepribadian yang baik dalam bergaul dan

berinteraksi dengan masyarakat (Elizabeth, 1994: 45).

Nilai sosial terdiri atas beberapa sub nilai, diantaranya ialah

a. Kasih Sayang ( Loves ), yang terdiri atas:

1. Pengabdian

2. Tolong Menolong

3. Kekeluargaan

4. Kesetiaan

5. Kepedulian

b. Tanggung Jawab ( Responsibility),

1. Nilai Rasa Memiliki

2. Empati

c. Keserasian Hidup ( Life Harmony).

1. Toleransi

2. Kerjasama

3. Musyawarah (Zubaedi, 2006: 18).

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

48

Dari penjelasan di atas, maka penulis akan menjabarkan nilai-nilai

pendidikan sosial dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya

Buya Hamka sebagai berikut :

a. Kasih sayang

1. Pengabdian

(1) “,,Hayati!” kata muluk. ,,Sebenarnya tak sampai hatiku

hendak melepas engkau berlayar seorang diri. Saya pun

telah hendak ingin pula pulang ke kampung. Tetapi

apakah akan dayaku keadaan belum mengizinkan. Sebab

itu berilah saya maaf dan janganlah kau berkecil hati”

Lama sekali Hayati baru dapat menjawab perkataan

Muluk , lantaran air matanya terus cucuran bagai hujan

lebat dengan tangis isak baru dia berkata:,,sampai hati

betul Zainuddin menyuruhku pulang, bang Muluk…”

,,kuatkan hatimu, hai perempuan muda! Jangan Tuhan kau

lupakan, dia akan senantiasa sayang akan hambaNya!”

,,Insya Allah, bang Muluk!”

,,Sekarang saya turun, dan …selamat berlayar!”

,,Se…lamat…tinggal!” (Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, 1990 :202).

(2) “Setelah terjadi pertemuan itu, pulang juga sedikit

kesenangan hati Hayati. Karena rupanya masih ada di

dunia ini orang yang pernah mencintainya dahulu.

Dahulu!

Cuma yang diselidikinya meskipun hanya sekedar mau

tahu-menurut sifat yang ada pada tiap-tiap perempuan:

Apakah Zainuddin masih ingat kepadanya? Perkenalan

mereka itu membesarkan hatinya, dia hendak tahu pikiran

Zainuddin hanya sekedar tahu, lain tidak. Karena mungkin

kepada pertalian yang telah dibuhulkan oleh kalimat suci,

dia tak mau. Dia telah ditakdirkan Tuhan buat

bersengsara. Dia akan melalui takdir itu sampai Tuhan

sendiri pula yang membukakannya, yaitu dengan kafan

dan perkuburan” (Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,

1990: 174).

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

49

2. Tolong menolong

(1) “Untuk menghilangkan muka kurang jernih, maka

bilamana orang pergi ke sawah, ditolongnya ke sawah,

bila orang ke ladang, dia pun ikut ke ladang.”

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :27) .

(2) “Tuan Zainuddin!

Bersamaan dengan Anak ini saya kirimkan payung yang

telah saya pinjam kemaren. Alangkah besar terima kasih

saya atas pertolongan itu, tak dapat disini saya nyatakan:

Pertama, di waktu hari hujan saya tak bersedia payung,

tuan telah sedia berbasah-basahan hanya untuk

memelihara diri seorang anak perempuan yang belum tuan

kenal. Kedua, kesyukuran saya lebih lagi dapat berkenalan

dan bersahutan mulut dengan tuan, orang yang selama ini

terkenal baik budi, sehingga bukan saja rupanya hujan

mendatangkan basah, tetapi juga mendatangkan rahmat.

Moga-moga pada suatu waktu kelak, dapatlah saya

membalas budi tuan” (Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, 1990 :33).

(3) “Sambil menggeleng-gelengkan kepala dokter berkata

:,, yang lebih baik, kita minta atas nama kemanusiaan

supaya perempuan itu datang kemari, walaupun sekali

saja! Agaknya dengan pertemuan itu dapatlah sakitnya

berkurang!”. ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990

:143).

(4) “Kalau sekiranya ada orang dagang anak Sumatera

atau anak Makasar yang terlantar di kota Surabaya dan

datang meminta tolong kepadanya, tidaklah mereka tidak

akan meninggalkan rumah itu dengan tangan kosong.”(

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :157)

(5) “Beberapa kali hutangnya kepada orang yang suka

menernakan uang, telah dapat dioleh Zainuddin,

sahabatnya yang kasihan kepadanya itu”. ( Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck, 1990 :179).

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

50

(6) “Dia selalu suka membantu orang yang melarat,

karena sebenarnya dia seorang yang melarat. Karena

sebenarnya dia orang melarat. Kerap kali datang

kepadanya anak-anak muda yang kekurangan ongkos buat

kawin, meminta bantu kepadanya, dia keluarkan uang

secukupnya untuk upacara itu. Karena katanya:,,saya

merasai sendiri bagaiman pengaruhnya atas diri saya

lantaran maksud tak sampai, biarlah anak muda itu tidak

menanggung apa yang pernah saya

tanggung”.(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990

:189).

(7) “Setelah menyiapkan tempatnya ditolong oleh

beberapa bacok Makasar yang baik hati itu .” (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :203)

3. Kekeluargaan

(1) “Sehabis makan lohor, Mak Base mengeluarkan peti

kecil simpanan uang itu dari dalam almari, seraya berkata

kepada Zainuddin:,,Terimalah uang ini semuanya, inilah

hakmu, usaha dari ayahmu.” ( Tenggelamnya Kapal Van

Der Wijck, 1990 :23).

(2) “Ada seorang sahabatnya sama bersekolah, bernama

Khadijah, tinggal di Padang Panjang. Pada suatu hari

dikirimnya sepucuk surat kepada Khadijah yang pada

ketika membaca surat itu dapat diketahui bagaimana

perasaanya hatinya” ( Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, 1990 :38).

(3) “Persahabatan manusia yang didapat sesudah

menempuh sengsara adalah persahabatan yang lebih kekal

dari pada yang didapat di waktu gembira. Demikian

pulalah di antara Zainuddin dengan Muluk.” (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :147).

(4) “Saya sudah pikirkan bahwa yang lebih maslahat bagi

diri saya dan bagi perjuangan yang akan ditempuh di

zaman depan, saya terpaksa pindah dari kota Padang

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

51

Panjang. Saya hendak ke tanah Jawa. Di tanah Jawa

nasehat bang Muluk itu lebih mudah dijalankan dari sini.

Lagi pula kalau Padang Panjang kelihatan juga, pikiran

yang lama-lama timbul-timbul juga!”

,,Sudah tetapkan keputusan demikian?”

,,Tetap!”

,,Saya mesti ikut!” kata Muluk,,saya tertarik dengan

guru. Sebab itu bawalah saya menjadi jongos, menjadi

pelayan, menjadi orang suruhan di waktu siang di dalam

pergaulan hidup, dan menjadi sahabat yang setia yang

akan mempertahankan jika guru ditimpa susah!”

Dengan muka sangat girang Zainuddin menentang

mata Muluk:,,Benarkah abang mau pergi dengan daku?”

,,Benar, sebab dari pada guru banyak kebaikan yang

akan saya contoh, saya hendak menuntut penghidupan

yang baru menanggalkan baju ,,perewa”saya. Saya

hendak tunduk dan kembali ke jalan benar, karena sejauh-

jauh tersesat, kepada kebenaran pula kita akan kembali.

,,Sayapun perlu berdampingan dengan abang, kita

tidak terpisah lagi, banyak pula kebaikan dan faham yang

dalam-dalam yang perlu saya ambil dari pada abang

Muluk.”

,,Sampai mati menjadi sahabat,” kata Muluk.

,,Sampai mati menjadi sahabat.” Kata Zainuddin pula,

sambil bersalam-salaman yang lama sekali,,” (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,1990 :154).

(5) “Persahabatan itu telah karib. Cuma yang selalu

dielakkan benar oleh Zainuddin ialah bersua dengan

Hayati berdua-dua. Kalau dia bertemu dengan Hayati

senantiasa di dekat suaminya.” (Tenggelamnya Kapal Van

Der Wijck, 1990 :177).

(6) “Muluk bercerita :,,Tidak kusangka-sangka bahwa

guruku, sahabatku dan orang yang paling kucintai itu akan

selekas itu meninggalkan saya.” ( Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijck, 1990 :221).

4. Kesetiaan

(1) “Pernah ia berkata: separoh dari hatinya dibawa

ibumu ke kuburan, dia tinggal di dunia ini dengan

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

52

hatiyang separo lagi. Betapa ia takkan begitu, ia cinta

kepada ibumu”. (Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,

1990 :18).

(2) “,,Hayati,”ujar Zainuddin, amat besar perkataanmu itu

bagiku. Saya putus asa, atau saya timbul pengharapan

dalam hidupku yang belum tentu tujuannya ini, semua

bergantung bukan pada diriku, bukan pula kepada orang

lain, melainkan kepada engkau Hayati. Engkaulah yang

sanggup menjadikan saya seorang yang gagah berani,

tetapi engkau juga yang sanggup menjadikan saya

sengsara selamanya. Engkau boleh memutuskan

harapanku, engkaupun sanggup membunuhku.

,,Kalau demikian, hari inilah saya terangkan

dihadapanmu, di hadapan cahaya matahari yang baru

naik, di hadapan roh ibu bapa yang sudah sama-sama

berkalang tanah, saya katakana: Bahwa jiwaku telah di isi

sepenuh-penuhnya oleh cinta kepadamu. Cinta ku

kepadamu telah memenuhi isi hatiku, telah terjadi sebagai

badan dan nyawa adanya. Dan selalu akan berkata, biar

Tuhan yang mendengarkan, bahwa engkaulah yang akan

menjadi suamiku kelak, jika tidak sampai di dunia biarlah

di akhirat. Dan saya tiadakan khianat terhadap janjiku,

tidak akan berdusta dihadapan Tuhanku, dan dihadapan

arwah nenek moyangku,”ujar Hayati.

,,Berat sekali sumpahmu Hayati!”

,, Tidaklah berat, demikianlah yang sebenarnya, dan

jika engkau kekasihku, berjalan jauh atau dekat sekalipun,

entah tidak kembali dalam masa setahun, masa dua tahun,

masa sepuluh tahun, entah hitam negeri Batipuh ini baru

engkau kembali ke mari. Namun saya tetap

menunggumu.Carilah bahagia dan keberuntungan kita

kemana juapun namun saya tetap untukmu. Jika kita

bertemu pula, saya akan tetap bersih dan suci, untukmu,

kekasihku, untukmu.

Allah yang tahu bagaimana beratnya perasaan

hatiku hendak melepasmu berangkat pada hari ini, tapi

apa yang hendak kuperbuat selain sabar. Tuhan telah

memberi saya kesabaran, moga-moga kesabaran itu terus

menyelimuti hatiku, menunggu dimana masanya kita

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

53

menghadapi dunia ini dengan penuh kesyukuran kelak.”(

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 67).

(3) “ Dalam hatinya terbit dua perjuangan, pertama cinta

yang kekal kepada Hayati, kedua perasaan dendam yang

sukar mengikis lantaran mungkir Hayati kepada janjinya”

( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 177).

5. Kepedulian

(1) ,,Tuan Zainuddin”, ujar Hayati dengan tiba-tiba.

Perkataan itu walaupun halus laksana buluh perindu,

tetapi bagi Zainuddin sama rasanya denga ponis yang

ditunggu oleh seorang pesakitan yang menunggu

hukumannya di muka hakim, hukum bebas atau hukum

bunuh. Tetapi akan dibebaskan sangat tipis harapannya.

“ ,Hayati !”

,,Mengapa sudah 4 hari tuan tidak kelihatan, dari bila

bertemu di tengah jalan, tuan serupa melenggakkan

diri?”.( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :46).

(2) “Dia pun kembali pulang ke Padang Panjang, karena

tidak betul pula rupanya persangkaanya karena keindahan

alam dapat mengobati hati. Dia pulang dengan muka yang

lebih lesu, diletakkannya kopor kecil dan dia masuk

kedalam kamarnya dengan haluan yang tak tentu.

“,Sudah kembali Zainuddin,” kata perempuan tua

tempat ia menumpang itu .

,,Sudah mak!”

,,Mengapa mukamu lebih lesu ?”

,,Demam saya dalam perjalanan, mak!.”

( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :121).

(3) “Perempuan itu masuk dan bertanya :...Mengapa

engkau termenung saja anakku? Apa kabar di dalam

perjalanan sudah lebih 10 hari meninggalkan rumah,

indahkah negeri yang engkau lihat? Adakah puas mata

memandang?”

,,Semuanya indah „mak, memang negeri-negeri di

Minangkabau ini cantik dan menghidupkan semangat

semua”

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

54

,,Mengapa wajahmu agak berlain‟mak lihat? Kurang

sehat kan?

,,Tidak‟mak,, ,”ujar Zainuddin sambil berusaha

sedapat-dapat menyembunyikan kesedihan hatinya (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :123).

b. Tanggung jawab

1. Nilai rasa memiliki

(1) “Jangan marah Hayati, kau hanya buat saya seorang,

bukan buat orang lain. Biarlah orang lain mengatakan kau

perempuan dusun, tak kenal kemajuan pakaian zaman kini,

kau Hayati,,,kau hanya untukku seorang,” ( Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck, 1990: 88)

(2) “Zainuddin, bangunlah kembangkanlah matamu.”kata

dokter,, ini Hayati telah datang menziarahimu!”

Dia masih diam saja!

Dengan separo berbisik dokter berkata kepada Hayati;

,,lebih baik engkau sendiri memanggilnya, semoga dia

terbangun.”

Mula-mula Hayati menoleh kebelakang, kepada

suaminya, muka Aziz kelihatan kerut saja.

Jika diwaktu sehat tuan-tuan benci kepadanya,

kasihanilah diwaktu dia sakit,”kata dokter dengan muka

agak marah.

,,Zainuddin !”kata Hayati

Mendengar suara yang merdu itu, yang dalam telinganya

laksana suara Nafitri dari dewa-dewa, Zainuddin pun

mengembangkan matanya yang cekung. Dia menoleh ke

kiri dan ke kanan mencari dari mana suara itu. Lalu

bertanya siapakah yang memanggil namaku?

,,Bangunlah Zainuddin, ini saya datang,” kata Hayati

Hayatikah itu? Suaranya ! saya kenal benar suaranya”

katanya; lalu dicobanya hendak bangun, tetapi badannya

masih lemah. Lalu ditolong mendudukkan oleh Muluk dan

ibunya. Punggungnya dikalang dengan bantal.

Terbit suatu cahaya yang hidup dan terang dari kedua

belah matanya yang telah kuyu itu.,,Mana Hayati?

Dicarinya Hayati dengan tangannya.

,,Oh, ya, Hayati! Kau datang tepat pada waktunya

telah saya sediakan rumah buat tempat tinggal kita. Sudah

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

55

saya cukupkan alat-alat yang perlu dalam rumah itu.

Nantilah saya ambil pakaian hitam saya,

pakaianpenganten, ini tuan Kadi ( sambil mengisyaratkan

matanya kepada dokter), sudah lama menunggu

kedatanganmu untuk melaksanakan ijab Kabul. Sehabis

nikah kita berangkat ke Makasar, kita akan melihat Butta

Jum Pandang, akan ziarah ke kuburan ayah bundaku! Kita

letakkan disana bunga karangan !

Cantiknya kau hari ini ! baju berkurung begini memang

sangat saya setujui. Bukankah dulu seketika kita bertemu

kau juga memakai baju berkurung juga ! ini selendang,

selendang sutra putih, memang ini pakaian penganten

model sekarang.

Muka Hayati selama Zainuddin berbicara itu sangat

pucat, apalagi muka Aziz. Dokter melihat si sakit dengan

menggeleng-gelengkan kepalanya. Ibu Muluk menitikkan

air mata” (Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990

:144).

2. Empati

(1) “Saya kasihan melihat nasib anak muda itu, hanya

semata-mata kasihan, sahabat, lain tidak; jangan engkau

salah terima kepadaku. Karena memang sudah terbiasa

kita anak-anak gadis ini merasa kasihan kepada orang

yang malang.”( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,

1990 :38).

(2) “Dahulu, dia sangat belas kasihan melihat nasib

Zainuddin, dari belas kasihan mendakilah dia kepada

cinta. Maka pada ketika itu belas kasihan itu timbulah

pula kembali, sambil menarik nafas yang panjang dan

dalam, dia berkata : Kasihan nasibmu Zainuddin .”(

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :87) .

(3) “Terbangunlah perasaan kasihan dari hati sanubari

Hayati melihat nasib anak muda itu lalu di cobanya

hendak membarut kepala Zainuddin dengan tangannya

yang halus. Tiba-tiba sebelum terbarut, tangannya telah

direngkut oleh suaminya, dan dibimbingnya keluar”

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :146).

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

56

(4) “Saya sudi menjadi temannya, karena saya tahu betul

akan dia. Bukankah lebih setahun lamanya dia

menumpang dirumah ibuku di Padang Panjang? Dia

seorang muda yang melarat. Melarat dari sejak asal dan

keturunan, pusaka yang diterimanya sejak dari ayah

bundanya. Ayahnya terbuang jauh dari kampung halaman,

sampai mati dirantau setelah kembali dari buangan,

lantaran malu pulang ke kampung halaman. Lagi pula

meskipun pulang, bukankah ada pepatah:

,,Tak ada ranggas di Tanjung

Cumanak ampain kain.

Tak ada emas dikandung.

Dunsanak jadi „rang lain”.

Ibunya seorang Makasar, mati seketika dia masih

perlu kepada bujukan ibu. Hidupnya besar dalam

pangkuan orang lain. Ditempuhnya tanah Minangkabau

dengan cita-cita besar, cita-cita hendak menempuh tanah

bapa, tanah tempat dia dibangsakan menurut adat istiadat

dunia. Kiranya kedatangan ke sana, dipandang orang

laksana minyak dengan air saja. Dia tetap dipandang

orang Makasar, sebagaimana di Makasar dia tetap

dipandang orang Padang.”( Tenggelamnya Kapal Van

Der Wijck, 1990: 187).

3. Keserasian hidup

1. Toleransi

(1) “Saya tahu juga sedikit-sedikit adat negerimu yang

kokoh. Agaknya buruk saya berkirim surat ini dalam

pemandangan umum.”( Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, 1990: 41).

(2) “Karena kemuliaan budi dan kebaikan hatinya, yang

tiada suka mengganggu orang lain, lagi suka menghormati

pikiran orang lain, dalam sedikit masa pula, namanya

telah harum dalam perkumpulan ,,Anak Sumatera”.

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 158).

2. Kerjasama

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

57

(1) “Tadi banyak anak muda yang menolong, tetapi

lantaran pekerjaan ini sudah hampir selesai, mereka telah

minta izin pulang. Pekerjaan ini sudah 2 hari dikerjakan,

sekarang baru akan siap”( Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, 1990 :35).

(2) “Setelah harinya datang, ributlah orang dalam rumah

mengerjakan dan menyiapkan. Hayati riang tersenyum-

senyum saja”. ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,

1990 :141).

(3) “Tiap-tiap rembukan yang mengenai kepentingan

bangsa, menolong orang yang sengsara, pekerjaan amal,

senantiasalah Zainuddin atau Shabir jadi ikutan orang

banyak. Dan Muluk adalah sahabatnya yang setia” (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,1990 :169).

3. Musyawarah

(1) “Di dalam rumah tangga Khadijah tidak lama orang

timbang menimbang, segera saja sepakat hendak

meminang Hayati untuk Aziz. Apalagi sudah berat pikiran

mereka kalau permintaan mereka akan terkabul. Sebab

semua syarat-syarat rasanya cukup, tidak ada yang

kurang. Uang ada pangkatpun ada, terpandang pula

dalam negeri, duduk sama rendah berdiri sama tinggi.

Bagai bulan dengan matahari.

Pada waktu yang telah disepakati, setelah genap

mufakat Aziz dengan keluarganya, disuruhlah orang

suruhan yang bijak menyampaikan permintaan kepada

kaum kerabat Hayati, membawa,,sirih nan secabik, pinang

nan segetap”. Sampai di Batipun diterima dengan bahasa

yang halus oleh kaum Hayati”.( Tenggelamnya Kapal Van

Der Wijck, 1990 :103).

(2) “Setelah hadir semuanya, mulailah Dt...membuka kata:

Demikianlah maka tuan-tuan saya hadirkan dalam rumah

nan gedang ini, yaitu elok kata dengan mufakat buruk kata

di luar mufakat, tahi mata tak dapat di buangkan, dengan

empu kaki.” ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990

:110).

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

58

B. Karakter Tokoh Utama yang Patut Diteladani

A. Pengertian karakter

Secara etimologis, kata karakter ( inggris: character) berasal dari

bahasa Yunani (Greek), yaitu charassein yang berarti “to engrave”. Kata “

to engrave” bisa diterjemahkan mengukir, melukis memahatkan, atau

menggoreskan (Echols dan Shadily, 1987: 214).

Secara terminologis, makna karakter dikemukakan oleh Thomas

Lickona. Menurutnya karakter adalah “A relisble inner disposition to

respond to situations in a morally good way.” Selanjutnya Lickona

menambahkan, “character so conceived has three interrelated parts:

moral knowling, moral feeling, and moral behavior. Menurut Lickona,

karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan,

lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya

benar-benar melakukan kebaikan. Dengan kata lain karakter mengacu

pada serangkaian pemikiran (cognitive), perasaan (affectives) dan perilaku

(behaviors) yang sudah menjadi kebiasaan (habits) ( Lickona, 1991: 51).

Dalam Kamus Besar Bahas Indonesia kata “karakter “ diartikan

dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak. Karakter juga bisa

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

59

berarti huruf, angka, ruang, simbul khusus yang dapat dimunculkan pada

layar dengan papan ketik ( Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 682).

Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian,

berperilaku, bersifat, bertabiat atau berwatak. Dengan makna seperti ini

berarti karakter identik dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian

merupakan ciri atau karakteristik atau sifat khas dari diri seseorang yang

bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,

misalnya keluarga pada masa kecil atau bawaan sejak lahir ( Koesoema,

2007: 80).

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa karakter identik

dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai manusia yang

universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka

berhubungan dengan tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia,

maupun dengan lingkungannya yang terwujud dalam pikiran, perasaan,

dan perkataan serta perilaku sehari-hari berdasarkan norma-norma agama,

hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

B. Pembagian karakter

Dari penjelasan di atas tentang karakter, maka dapat di

simpulkan bahwa karakter itu dibagi atas lima point, yaitu:

1. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan Tuhan.

2. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan diri sendiri.

3. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan keluarga.

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

60

4. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan masyarakat dan

bangsa.

5. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar.

Dari penjabaran di atas, maka penulis akan menjabarkan karakter

tokoh utama yang patut diteladani dalam novel Tenggelamnya Kapal Van

Der Wijck karya Buya Hamka sebagai berikut :

1. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan Tuhan

1) Tawakal ( berserah diri kepada Allah )

(1) “Hatinya telah mulai jenuh, maka terbayanglah

kembali di ruang matanya kota Makasar, kota yang indah

dan penuh dengan peradaban, terbayang kembali lautan

dan ombaknya yang tenang, perahu mandar, kapal yang

sedang berlabuh sehingga mau dia rasanya segera

pulang, bertemu dengan Mak Basenya yang tercinta.

Tetapi ..kehendak yang maha kuasa atas dirinya berbeda

dengan kehendak manusia itu sendiri. Zainuddin telah

jemu di Minangkabau, dan dia tidak akan jemu lagi,

karena tarikh penghidupan manusia bukan manusia

membuatnya, dia hanya menjalani yang tertulis

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :28).

(2) “Adapun kesakitan yang mengenai hati, moga-moga

dapat disembuhkan Tuhan dengan berangsur-angsur” (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 154).

(3) “Biarlah saya ditolak – kata Zainuddin – karena tidak

semua maksud itu di hasilkan Tuhan, asal Hayati tetap

cinta kepadaku”( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,

1990: 120).

2) Husnudzan ( berprasangka baik terhadap Allah)

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

61

(1) “Kalau ada kepercayaanmu demikian, maka Tuhan

tidaklah akan menyia-nyiakan engkau. Sembahlah dia

dengan khusu‟, ingat dia diwaktu kita senang, supaya dia

ingat pula kepada kita di waktu kita sengsara. Dialah

yang akan membimbing tanganmu. Dialah yang akan

menunjukkan haluan hidup kepadamu. Dialah yang akan

menerangi jalan yang gelap. Jangan takut menghadapi

cinta. Ketahuilah bahwa Allah yang menjadikan matahari

dan memberinya cahaya. Allah akan menjadikan bunga

dan memberinya wangi. Allah yang menjadikan tubuh dan

memberinya nyawa. Allah yang menjadikan mata dan

memberikan penglihatan. Maka Allah pulalah yang

menjadikan hati dan memberinya cinta. Jika hati kau

diberi-Nya nikamt pula dengan cinta sebagaimana hatiku,

marilah kita pelihara nikamat itu sebaik-baiknya, kita

jaga dan kita pupuk kita pelihara supaya jangan dicabut

Tuhan kembali. Cinta adalah ibarat Tuhan, dikirimnya ke

dunia supaya tumbuh, kalau dia terletak di tanah yang

lekang dan tandus, tumbuhnya akan menyiksa orang lain.

Kalau dia datang kepada hati yang keruh dan kepada

budi yang rendah. Dia akan membawa kerusakan. Tetapi

kalau dia hinggap kepada hati yang suci, dia akan

mewariskan kemuliaan, keikhlasan dan tha‟at kepada

Illahi” ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 53).

(2) “Beberapa jam pula setelah itu, orang dalam kapal

telah hening, itu hanya dipecahkan oleh suara mesin-mesin

kapal yang bekerja terus-terusan. Orang telah tidur,

dengan tak mempunyai syak wasangka apa-apa atas

kejadian yang telah ditentukan Allah di dalam azal” (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :203).

2. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan diri sendiri

1) Jujur

(1) “Sahabatku Hayati

Gemetar, Encik! Gemetar saya tanganku ketika mula-

mula menulis surat ini hatiku memaksaku menulis, banyak

yang terasa, tetapi setelah kucecahkan penaku ke dawat,

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

62

hilang akalku tak tentu darimana harus kumulai. Sudah

hampir satu tahun saya tingal di negeri nenek moyangku

ini. Oh, saya telah dibuaikan oleh mimpi dahulunya, oleh

kuatnya bekas dendang dan nanyian ayahku seketika saya

masih dalam pangkuannya. Tanahmu yang indah, bahkan

tanahku juga, Minangkabau senantiasa berdiri dalam

semangatku sehingga sejak saya tau menyebut nama

negeri Padang, tanah ini telah terbayang dalam khayalku.

Angan-angan dan khayal yang demikianlah yang

menyampaikan langkahku kemari. Sebab di negeri

Makasar sendiri saya dianggap orang Padang, bukan

orang asli Bugis atau Makasar. Sebab itu di sana saya

rasa senantiasa dalam kesepian.

Sekarang saya datang ke mari, Hayati. Tak obahnya

dengan seorang musafir ditengah gurun yang luas

keputusan air, tiap-tiap langkah dilangkahkannya tampak

juga olehnya danau yang luas di mukannya. Demi, setelah

sampai kepada yang kelihatan itu, danau itupun hilanglah,

diganti dengan pasir yang semata-mata, hening dan

panas!

Hayati berulang saya menanggung perasaan begini,

seorang pun tak ada tempat saya mengadu. Saya tidur di

surau bersama-sama teman. Mereka ketawa bersenda

gurau, tetapi bilamana kuhening dan kupikirkan, emas

tidak juga dapat dicampurkan dengan Loyang, sutra

tersisih dari benang, saya telah mengerti segera bahasa

Mingangkabau meskipun dekat dengan mereka saya

seakan-akan tidak faham. Dari isyarat dan susun kata,

dapat juga kuketahui bahwa derajatku kurang adanya.

Bakoku sendiri tidak mengaku saya anak pisangnya, sebab

rupanya ayahku tidak mempunyai saudara yang karib,

mereka bawa saya menumpang selama ini karena

dipertalikan bukan oleh budi bahasa, tetapi oleh

wang;sekali lagi Hayati, oleh wang!

Mengapa hal ini saya adukan kepadamu hayati?

Itupun saya sendiri tidak tahu, cuma hati saya mengatakan

engkaulah tempat saya mengadu..”( Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijck, 1990: 41).

(2) “Adikku Hayati !

Setelah sekian lamanya kita bercerai-cerai, masih

saja teringat olehku seketika kau melepasku pergi, di

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

63

penajunan, di batas antara negeri Batipuh dengan Ekor

Lubuk, diantara sawah yang berjenjang, ketika matahari

mulai naik. Masih terbayang muramnya muka kau,

bagaimana teguhnya sikap kau melepasnya. Masih

teringat, dan amat jelas, laksana detik suara jam

yang didengarkan oleh seorang yang matanya tak mau

tidur tengah malam, bagaimana kau menyuruhku sabar,

menyuruh saya teguh menempuh bahaya hidup. Jika

saya ingat semuanya itu, saya bacai pula surat-surat kita.

Maka tidaklah sepi rasanya diri saya bercerai-cerai

dan berjauhan tempat tinggal dengan kau....Pergaulan

kota telah mulai menjalar ke kampung-

kampung,kedamaian dan kerukunan hidup dalam kampung

telah mulai diusik oleh nafsi-nafsi orang kota. Banyak

orang tua-tua yang mengeluh dan merasa takut, kalau-

kalau ketentraman perempuan dalam adatnya dan

kedamaian pemuda dalam sopannya akan terganggu

oleh gelora zaman baru. Tapi berlain saya dengan mereka

itu selama ini terhadap dirimu. Saya percaya bahwa

engkau tak akan terpengaruh oleh segala keadaan

yang baru, tetapi akan tentram dalam lingkungan

adinda tinggal, kenal dalam kalangan keluarga siapa

adinda dilahirkan, kenal pula didikan agama yang

adinda terima, kenal pula bagaimana kerasnya engku

Dt....menjaga anak kemenakannya. (Tenggelamnya Kapal

Van Der wijck, 1990: 87).

(3) “Maafkan saya hayati, jika saya berbicara terus

terang, supaya jangan hatiku menaruh dosa walaupun

sebesar zarrah terhadap kepadamu. Cinta yang sejati,

adikku, tidaklah bersifat munafik, pepat di luar pancung di

dalam. Akan saya katakan perasaan hati terus terang,

walaupun lantaran itu saya akan kau bunuh misalnya,

bahagialah saya lantaran tanganmu”

“Hayati !...... Apa yang saya lihat kemaren ?

Mengapa telah berobah pakaianmu, telah berobah

gayamu ? Mana baju kurungmu? Bukankah adinda

orang dusun ! Saya bukan mencela bentuk pakaian

orang kini, yang saya cela ialah cara yang telah

berlebih-lebihan, dibungkus perbuatan,,terlalu ”dengan

nama,,mode”. Kemarin, adinda pakai baju yang

sejarang-jarangnya hampir separoh dada adinda

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

64

kelihatan, sempit pula gunting lengannya dan pakaian

itu yang dibawa ke tengah-tengah ramai”.(Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck, 1990: 88).

(4) “Bang Muluk! Terus terang kukatakan, bahwa hatiku

berperang sangat hebatnya, sejak akan melepas Hayati

pergi, sampai sekarang ini.” ( Tenggelamnya Kapal Van

Der Wijck, 1990 :204).

(5) “ Iya bang Muluk! Saya sudah salah, hati dendam saya

dahulukan dari ketentraman cinta. Terus terang saya

katakana kalau tidak ada Hayati di sini saya kan sengsara,

terus!”. (Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :205).

2) Bersemangat

(1) “,,Jelas nian suara itu terdengar olehnya !

Direnggutkannya tali itu ke bawah, dan baru sekarang

tersenyum kecil tersungging di bibirnya” ( Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck, 1990: 107).

(2) “Benar segala perkataanmu bang Muluk, tidak ada

yang salah. Segala yang tersebut itu telah saya usahakan,

telah saya ketahui. Tapi itulah saya akui semangat saya

yang lemah yang tidak mencapai kemenangan di dalam

perjuangan mencari makna yang lebih benar. Tetapi saya

ingat pula bahwa segala kejadian itu meski kejadian,

kesusahan meski datang menimpa, dilukai mesti berdarah,

dipukul mesti sakit. Cuma sesudah luka mesti ada luka

sembuhnya, sesudah bengkak ada masa surutnya. Mulai

waktu ini saya akan berusaha memperbaiki jalan pikiran

saya kembali. Saya tidak akan menginggat dia lagi, saya

akan melupakan dia!”( Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, 1990: 153).

(3) “Dari sanalah dicobanya menyudahkan karangan-

karangan yang terbengkalai, terutama di dalam bagian

hikayat. Dikirimnya kepada surat-surat kabar harian dan

mingguan” ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990:

155).

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

65

(4) “Jika dahulu dia sendiri yang pergi ke kantor surat

kabar mengantarkannya, diterima dengan dibolak-balik

lebih dahulu, sekarang redaksi surat kabar itulah yang

datang meminta karangan kepadanya. Beberapa mingguan

dan harian memberikan honorarium yang pantas. Bahkan

dalam masa yang tidak lama kemudian, direktur dari satu

surat kabar harian telah datang kerumahnya menawarkan

pekerjaan menjadi redaksi dalam surat kabar itu, special

mengatur ruangan hikayat, roman dan syair. Tetapi dia

tidak mau, karena ia mempunyai cita-cita lain.

Setelah dia tahu bahwa buah penanya telah menjadi

perhatian umum, mengertilah dia bahwa inilah tujuan

yang tetap dari hidupnya. Daripada bekerja dibawah

tangan orang lain, lebih suka dia mengeluarkan dan

membuka perusahaan sendiri. Oleh karena kota Surabaya

lebih dekat ke Makasar dan di sana penerbitan buku-buku

masih sepi, maka bermaksudlah ia hendak pindah ke

Surabaya, akan mengeluarkan buku-buku hikayat bikinan

sendiri dengan modal sendiri, dikirim ke seluruh

Indonesia.

Dengan kemauan yang tetap dia bersama Muluk

meninggalkan kota Jakarta, yang dikota itu ia telah

mendapatkan modal paling besar, yaitu letter ,,Z” yang

kelak akan dipergunakan mencoba nasib di kota Surabaya

itu”( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 156).

(5) “Sebulan dua di belakang itu, Zainuddin masih tetap

berulang-ulang hampir tiap-tiap hari ke kubur Hayati.

Oleh karena dapat pemandangan dari Muluk, supaya

hidupnya tentram dan pikirannya jangan sampai

terganggu, hendaklah dia memulai melupakan kejadian

yang sedih itu, maka ada redalah pikiran itu sedikit dan

telah dimulainya mengarang dan menyusun hikayat, yang

isinya lebih mendalam dan meresap dari yang dahulu.

Tapi belum dikirimnya buat disiarkan.” ( Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck, 1990 :219).

3) Rendah hati

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

66

(1) “ Sudikah engkau jadi sahabatku Hayati? Saya

akui, saya orang dagang melarat dan anak orang

terbuang yang datang dari negeri jauh, yatim dan

piatu.Saya akui kerendahan saya, itu agak nyayang akan

menanguhkan hatimu bersahabat dengan daku. Tapi

Hayati, meskipun bagaimana, percayalah bahwa hatiku

baik. Sukar engkau akan bertemu dengan hati yang begini,

yang bersih lantaran senantiasa dibasuh dengan air

kemalangan sejak lahirnya ke dunia! ( Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck, 1990 :42).

(2) “Tak mau juga Zainuddin menerangkan dalam surat

itu bahwa dia telah kaya, telah sanggup menghadapi

kehidupan dengan uang bertaruh karena di Zaman

sekarang uang adalah sebagai garansi” ( Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck, 1990: 109).

4) Sabar

(1) “Dihadapinya orang-orang yang menungguinya itu

dengan muka yang tenang dan penuh senyuman. Lenggang

badannya, raut mukanya, kernih keningnya, semuanya

telah berubah, bukan Zainuddin yang penyedih hati yang

dahulu lagi, tetapi Zainuddin yang sabar, yang tenang,

cocok dengan namanya yang baru…Shabir!” (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 168).

(2) “Zainuddin, “ujarnya, “telah banyak nian pembicaraan

orang yang kurang enak ku dengar terhadap dirimu dan

diri kemenakanku. Kata orang tua-tua, telah banyak

melakukan perbuatan yang buruk rupa, salah canda,

yang pantang benar didalam negeri yang beradat ini. Diri

saya percaya bahwa engkau tiada melakukan

perbuatan yang tidak senonoh dengan kemenakanku,

yang dapat merusakkan nama Hayati selama hidupnya.

Tetapi sekarang saya temui engkau untuk memberi

engkau nasehat, lebih baik sebelum perbuatan

berkelanjutan, sebelum merusakkan nama kami dalam

negeri, suku sako turun temurun, yang belum lekang di

panas dan belum lapuk dihujan, supaya engkau surut.”

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

67

Tercengang Zainuddin menerima pembicaraan yang

ganjil itu, bagai ditembak petus tunggal rasa kepalanya.

Lalu dia berkata: “mengapa engkau berbicara demikian

rupa kepada diriku ? sampai membawa nama adat dan

turunan?”

“Harus hal itu saya tanyai, karena didalam adat

kami di Minangkabau ini kemenakan di bawah

lindungan mamak. Hayati orang bersuku berhindu

berkaum kerabat, dia bukan sembarang orang.”

“Saya akui hal demikian, Engku. Tetapi itulah

kemalangan nasib saya mengapa dahulu saya

berkenalan dengan dia, mengapa maka hati saya

terjatuh kepadanya dan dia sambut kemalangan untung

ku dengan segenap belas kasihan. Cuma sehingga itu

perjalanan perkenalan kami selama kami hidup, lain

tidak!”.( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 58).

(3) “Ditariknya tangan Hayati ke dalam, disendengnya

Aziz dengan sudut matanya, sambil tersenyum. Aziz

pun tersenyum, kawan-kawannya yang lain tesenyum

pula. Mereka terus ke dalam tribune. Zainuddin tinggal

berdiri seorang dirinya. Jelas terdengar dan nampak

nyata olehnya anak-anak muda itu setelah jauh dari dia,

tertawa terbahak-bahak, hanya Hayati seorang yang

berjalan menekurkan muka sehingga lantaran

kebingungan hampir terlepas tas yang dipegangnya dari

tangannya.

Rasa-rasanya pusing kepala Zainuddin melihat

kejadian itu, mengalir keringat dingin dikeningnya. Dia

tegak termangu, suara hiruk pikuk sekelilingnya seakan-

akan tak didengarnya. Kuda yang baru dilepas telah

disorak-soraki orang berkali-kali. Sebentar kedengaran

“Agam...Agam”. sebentar kedengaran“Padang...Padang”

dan seterusnya, namun Zainuddin belum juga insaf

dimana dia sekarang.

Khadijah dan Aziz, dan kawan-kawannya yang lain

tersenyum-senyum saja melihat Hayati. Sambil

mengeluarkan senyuman yang agak pahit artinya,

Khadijah berkata, sambil melihat kepada Zainuddin yang

berdiri di tepi pagar itu: “itulah rupanya orang yang

engkau puji-puji itu, Hayati ?”

Seorang temannya bekata pula: “Rupanya alim betul

kenalanmu itu!”

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

68

“Orang banyak berpikir memang begitu,” kata yang

seorang pula.

”Tapi model pula saya lihat baju buka ditutupkan

ketelapaknya dan tidak memakai dasi, “kata yang lain.

“Sarungnya sarung Bugis, “kata yang seorang.

“Memang dia orang Makasar, “kata Khadijah pula.

“O, jadi bukan orang sini?” kata yang seorang.

Tiba-tiba datanglah seorang opas mengusir orang yang

tegak di tepi pagar, karena tak boleh terlalu dekat.

Zainuddin turut terusir dengan orang banyak..(

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 84).

5) Teguh dalam pendirian

“Setelah itu, dia diusir dari sana. Di usir dari tanah

asal keturunannya. Tetapi meskipun dia diusir, hatinya

tetap dan teguh, sebab ada seorang perempuan menurut

keterangannya sendiri yang telah memberi bujukan

kepadanya, yang telah berjanji akan menunggunya,

bilapun masanya dia pulang. Dia hidup di Padang

Panjang. Dituntutnya ilmu baik keduniaan ataupun ilmu

akhira, dengan pengharapan bahwa dengan itulah

bekalnya menempuh hayat, bersama perempuan yang

berjanji itu.”( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990:

187).

6) Cinta yang tulus

(1) “Encik… sebetulnya engku Zainuddin masih tetap cinta

kepada Encik. Tetapi sebagai seorang yang budiman di

hormati Encik sebagai istri yang telah mengaku

sahabatnya, meskipun orang itu telah mengecewaakan

hidupnya. Bukan makan main terharunya hatinya ketika

dia mengetahui kesengsaraan Encik bergaul dengan suami

Encik.” ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990:

189).

(2) “Seketika akan pulang, dihadapinya mejan pusaran itu

seraya berkata:,,Amat besar harapanku, supaya akupun

dapat berkubur di dekatmu kelak”. ( Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijck, 1990 :218).

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

69

(3) “Ah Hayati, kalau kau tahu! Agaknya belum pernah

orang lain jatuh cinta sebagaimana kejatuhanku ini. Dan

bila kau alami kelak agaknya tidak juga akan kau dapati

cinta sebagaimana cintaku. Cintaku kepadamu lebih dari

cinta saudara kepada saudaranya, cinta ayah

kepadaanaknya. Kadang-kadang derajat cintaku sudah

amat naik, sehingga hanya dua yang menandingi kecintaan

itu, pertama Tuhan dan kedua mati” ( Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck, 1990: 130).

7) Bertanggung jawab

“Ongkos pulangmu biar saya yang mencarikan,

demikian pun dengan belanja sedangnya. Dan kalau saya

masih hidup, sebelum engkau beroleh suami pula;

InsyaAllah kehidupan selama di kampung akan saya

bantu.”( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,1990 :197).

3. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan keluarga

Birrul Walidain

“,,Ah dengan apakah jasa mamak kubalas,” ujar

Zainuddin.

,,balasanya hanya satu, bacakan surat Yasin tiap-tiap

malam jum‟at kalau mamak meninggal dunia pula” (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 21).

4. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan masyarakat dan bangsa

1) Itsar (melebihkan orang lain atas diri sendiri)

(1) “Zainuddin seseorang yang lemah lembut, didikan ahli

seni, ahli sya‟ir, yang lebih suka mengalah untuk

kepentingan orang lain” ( Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, 1990: 27).

(2) “,,Sukakah encik saya tolong?‟

,,Apakah gerangan pertolongan tuan itu ?‟

,,Berangkatlah encik lebih dahulu pulang ke Batipuh,

marah mamak dan ibu encik kelak jika terlambat benar

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

70

akan pulang, pakailah payung ini, berangkatlah sekarang

juga.

,,Terima kasih ! Jawab Hayati

,,Janganlah ditolak pertolongan itu,” kata orang lepau

dengan tiba-tiba,, orang hendak berbuat baik tidak boleh

di tolak.

,,Dan tuan sendiri bagaiman? Jawab Hayati pula,

sedang temanya yang seorang lagi menekur-nekur saja

kemalu-maluan.

,,Itu tak, usah encik susahkan, orang laki-laki semuanya

gampang baginya, pukul 7 atau pukul 8 malam pun saya

sanggup pulang, kalau hujan tak teduh juga. Berangkatlah

dahulu!” ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990

:31).

2) Silaturrahmi

(1) “Dari beberapa anggota perkumpulan kita,,Club Anak

Sumatera. Kami beroleh kabar, bahwa telah 3 bulan tuan

pindah bekerja di kota Surabaya ini. Setelah sampai kabar

itu kepada kami inginlah kami berkenalan. Kami percaya

sungguh bahwa dalam gerakan sosial yang seperti ini,

tuan beserta istri tidak akan ketinggalan, terutama pula

club kita- sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar

yang kami kirimkan beserta ini- adalah medan pertemuan

silaturrahim di antara kita anak-anak Sumatera yang

hidup di rantau ini.” ( Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, 1990 :166).

(2) “Dua hari setelah pertunjukan itu, Aziz membawa istrinya

ziarah ke rumah Zainuddin. Dan beberapa hari di

belakang Zainuddin bertandang pula ke rumah Aziz”. (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :170).

5. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar

Menghormati Adat

“ Tapi, saya tidak akan mengganggu adatmu, tidak

akan mengganggu dirimu sendiri, tidak akan menyentuh

kebesaran dan sesunan rusam basi orang Minangkabau”.

( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :42).

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

71

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial

1. Kasih Sayang

1) Pengabdian

Memilih diantara dua alternative yaitu merefleksikan sifat-sifat

Tuhan yang mengarah menjadi pengabdi-pihak-lain (Ar-rahman

dan Ar-rahim) atau pengabdi diri sendiri. Pengabdian yang disini

adalah suatu pengabdian yang hanya tertuju kepada Allah semata.

Perwujudan pengabdian penyembahan kepada Allah yang lebih

dikenal dengan istilah “ Ibadah “. Salah satu contoh pengabdian ini

seperti ibadah salat. Seseorang dapat dikatakan telah melaksanakan

ibadah salat jika pelaksanaannya dilakukan sendiri dan tidak dapat

digantikan oleh orang lain. Pengabdian kepada Allah juga telah

perintahkan melalui firman-Nya yang berbunyi:

“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S Adz-Dzariyat: 56).

Dari ayat di atas dapat kita ketahui bahwasannya Allah

menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya. Tiada hal

lain selain untuk ibadah. Hendaklah kita sebagai manusia jangan hanya

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

72

mementingkan dunia saja. Namun juga harus ingat tujuan kita

diciptakan. Karena sesungguhnya Allah maha pemurah. Sehinga

seperti bekerja dan belajar bisa dinilai suatu ibadah, kalau dengan niat

untuk ibadah kepada-Nya. Selain itu firman Allah yang lainnya:

"Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku

dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” ( Q.S

Al-An‟am: 162).

Karena itu, penting dipahami bahwa seluruh aktifitas yang

dilakukan mesti bertujuan meraih keridhaan Allah tidak ada yang bisa

dilakukan didunia ini tanpa mendapat izin dari Allah. Melakukan

kebaikan pun pada dasarnya atas izin Allah.

“Sedang Zainuddin duduk menghafalkan pelajaran

yang baru diterima sehabis sembahyang Magrib, dia

dikejutkan oleh suara tukang antar surat, menyerukan, ,

pos!” ( Tenggelmnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 104).

Ibadah salat adalah suatu ibadah yang sangat besar pahalanya

dan menjadi kunci dari ibadah yang lain. Salat merupakan tiangnya

agama,jika seseorang itu rusak dalam salatnya maka rusak semua

amalan yang lainnya. Salat adalah penghubung antara hamba dengan

Robb-Nya. Kita umat yang beriman sudah seharusnya selalu taat

beribadah kepada Allah, dengan cara beribadah inilah media kita untuk

berkomunikasi langsung kepada Allah.

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

73

2) Tolong Menolong

Tolong menolong adalah termasuk persoalan-persoalan yang

penting dilaksanakan oleh seluruh umat manusia secara bergantian,

sebab tidak mungkin seorang manusia itu akan dapat hidup sendiri-

sendiri tanpa menggunakan pertukaran kepentingan dan kemanfaatan.

Antara seseorang dengan yang lain tentu saling hajat menghajatkan,

butuh-membutuhkan dan tolong-menolong.(Al Ghalayini, 1976: 223)

Seperti firman allah swt dalam Q.S Al Maa-idah ayat 2 sebagai

berikut:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada

Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”

Ayat ini sebagai dalil yang jelas akan wajibnya tolong

menolong dalam kebaikan dan takwa serta dilarang tolong-menolong

dalam perbuatan dosa dan pelanggaran. Dalam ayat ini Allah Ta'ala

memerintahkan seluruh manusia agar tolong menolong dalam

mengerjakan kebaikan dan takwa yakni sebagian kita menolong

sebagian yang lainnya dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan

saling memberi semangat terhadap apa yang Allah perintahkan serta

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

74

beramal dengannya. Sebaliknya, Allah melarang kita tolong menolong

dalam perbuatan dosa dan pelanggaran.

“Kalau sekiranya ada orang dagang anak Sumatera

atau anak Makasar yang terlantar di kota Surabaya dan

datang meminta tolong kepadanya, tidaklah mereka tidak

akan meninggalkan rumah itu dengan tangan kosong.”(

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :157)

Kutipan novel di atas menjelaskan bahwa tolong-menolong

merupakan suatu perilaku sosial yang wajib dilakukan oleh semua

orang. Karena apapun yang kita kerjakan membutuhkan pertolongan

dari orang lain. Tidak ada manusia seorang pun di muka bumi ini yang

tidak membutuhkan pertolongan dari yang lain. Karena kita diciptakan

sebagai makluk sosial yang membutuhkan orang lain.

3) Kekeluargaan

Kekeluargaan adalah interaksi antar manusia yang membentuk

rasa saling memiliki dan terhubung satu sama lain, walaupun

kekeluargaan memiliki banyak arti lain, dan hingga saat ini arti

sebenarnya dari kekeluargaan masih terus diperdebatkan oleh para

antropolog. Kekeluargaan juga dapat digunakan untuk menghubungkan

luasnya pergaulan manusia ke dalam satu sistem yang koheren yang

dapat membangun relasi dengan orang lain (Schneider, 1918: 61).

Seperti firman allah swt dalam Q.S Al Hujuraat ayat 10

sebagai berikut:

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

75

“orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu

itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat

rahmat.”

Ayat di atas menjelaskan pentingnya persaudaraan terhadap

sesama muslim. Karena muslim satu dengan yang lain adalah

bersaudara. Hal ini dapat sesuai dengan kutipan novel sebagai berikut:

“Sehabis makan lohor, mak base mengeluarkan peti

kecil simpanan wang itu dari dalam almari, seraya berkata

kepada Zainuddin:,,Terimalah wang ini semuanya, inilah

hakmu, usaha dari ayahmu.” ( Tenggelamnya Kapal Van

Der Wijck, 1990 :23).

Kutipan novel diatas menujukkan kekeluargaan yang sangat

kental. Kekeluargaan itu tidak hanya dengan seorang ayah, ibu atau

dengan ikatan pernikahan dan juga ikatan darah. Namun kekeluargaan

itu bisa dengan seseorang yang sudah bersama kita atau seseorang

yang sangat dekat dengan kita. Begitu juga Hamka menggambarkan

dari novel ini bahwa Zainuddin sudah menganggap Mak Base sebagai

keluarga sendiri. Bahkan Zainuddin menganggap bahwa Mak Base

sudah seperti ibu kandungnya sendiri. Karena Mak Base yang merawat

Zainuddin setelah bunda dan ayahnya meninggal dunia.

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

76

4) Kesetiaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesetiaan berasal dari

kata setia, yang arinya berpegang teguh pada janji, pendirian dan

sebagainya. Kemudian kesetiaan sendiri diartikan sebagai keteguhan

hati, ketaatan baik dalam persahabatan, penghambaan, percintaan dan

sebagainya.

“ Dalam hatinya terbit dua perjuangan, pertama cinta

yang kekal kepada Hayati, kedua perasaan dendam yang

sukar mengikis lantaran mungkir Hayati kepada janjinya”

( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 177).

Kutipan novel di atas menggambarkan kesetiaan Zainuddin

kepada Hayati. Meskipun Hayati sudah menikah dengan Aziz tetapi

Zainuddin tetap masih mencintai dia. Hanya Hayati seorang yang ada

di hati Zainuddin. Bahkan Zainuddin sampai tidak menikah dengan

wanita lain meskipun Hayati sudah meninggal dunia. Cinta Zainuddin

tetap abadi hanya untuk Hayati seorang.

Namun menurut pandangan saya, cinta yang tulus tidak seperti

itu. Kalau orang yang kita cintai sudah menikah dengan orang lain,

kita sebagai manusia harus menerima dan merelakan. Tidak menunggu

dan selanjutnya tidak menikahi orang lain. Karena islam tidak

mengajarkan seperti itu. karena apa yang terjadi pasti ada hikmah

dibalik kejadian itu dan Allah pasti akan menganti dengan yang lebih

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

77

baik. Jadi bentuk kesetiaan yang digambarkan hamka lewat tokoh

Zainuddin itu tidaklah baik menurut ajaran Islam.

Selain itu juga ada contoh kesetiaan kepada seorang sahabat.

,,Saya mesti ikut!” kata Muluk.,, saya tertarik dengan

guru, sebab itu bawalah saya menjadi jongos, menjadi

pelayan, menjadi orang suruhan di waktu siang di dalam

pergaulan hidup, dan menjadi sahabat yang setia yang

akan mempertahankan jika guru ditimpa susah !”(

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 154).

Dari kutipan novel di atas menggambarkan kesetiaan Muluk

kepada Zainuddin. Muluk selain sebagai sahabat juga sebagai asisten

Zainuddin. Zainuddin sudah dianggap sebagai keluarga sendiri juga

sebagai sang guru oleh Muluk. Muluk selalu setia menemani

Zainuddin kemanapun dia pergi. Menemani Zainuddin sampai dia

menjadi seorang penulis sastra yang sangat terkenal. Bahkan Muluklah

yang merawat Zainuddin saat dia jatuh sakit karena dihianati oleh

Hayati. Setelah Zainuddin meninggal Muluklah yang merawat rumah

dan meneruskan hasil karya Zainuddin yang belum tercetak.

Dari kutiapn novel di atas, Hamka ingin menyampaikan

kepada pembaca bahwasanya Kesetiaan merupakan poin utama untuk

membina sebuah hubungan yang sehat, baik dalam persahabatan

ataupun dalam keluarga. Setiap orang tentu pernah membuat kesalahan

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

78

pada suatu waktu, mengalami pasang surut kehidupan, bahkan

menampilkan perilaku yang tidak dapat dibangakan.

Ketika kita menemukan teman atau orang-orang terdekat yang

dapat memaafkan dan mendampingi kita dalam keadaan apa pun, kita

patut bersyukur. Jangan pernah menyia-nyiakan loyalitas yang

ditunjukkan oleh para sahabat dan hargailah selalu hal itu.

5) Kepedulian

Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan

kemanusiaan pada umumnya. Sebuah empati bagi setiap anggota

komunitas manusia. Kepedulian sosial adalah kondisi alamiah spesies

manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-

sama (Adler, 1927). Oleh karena itu, kepedulian sosial adalah minat

atau ketertarikan kita untuk membantu orang lain. Allah telah

memerintahkan kita semuanya untuk peduli kepada keluarga dan

orang-orang yang kurang mampu. Anjuran tentang kepedulian sosial

telah dijelaskan dalam firmanNya:

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan

berkorbanlah”.( Q.S Al-Kausar:2)

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

79

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?. Itulah

orang yang menghardik anak yatim,dan tidak menganjurkan

memberi Makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi

orang-orang yang shalat, dari berbuat riya.dan enggan

(menolong dengan) barang berguna”. (Q.S Al maa‟uun:1-7).

Surat Al-Kausar ayat 2 dan Al maa‟uun adalah dua surat yang

memerintahkan kaum muslimin untuk peduli terhadap sesama. Kedua

surat ini menegaskan tentang ajaran islam yang sangat peduli dengan

lingkungan sosial. Dalam Al-Kausar mengajarkan tentang berkurban

adalah ibadah bernilai sosial tinggi. Dengan berkurban kaum muslimin

yang mampu dapat berbagi nikmat yang diperoleh dengan saudara-

saudaranya kaum muslim yang kurang mampu.

Dalam surat Al-maa‟uun, Allah menyebutkan bahwa para

pendusta agama adalah orang yang salat dengan penuh kelalaian dan

hanya ingin mendapat pujian dari orang lain. Orang yang menolak dan

menghardik anak yatim dengan keras, mereka tidak menganjurkan

kepada orang lain untuk memberi makan kepada anak yatim dan kaum

fakir miskin, mereka tidak pernah mau menolong orang lain yang

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

80

sangat membutuhkan. Setiap muslim hendaknya memiliki sifat

terhadap sesama dalam kehidupan bermasyarakat.

“Perempuan itu masuk dan bertanya :...mengapa

engkau termenung saja anakku? Apa kabar di dalam

perjalanan sudah lebih 10 hari meninggalkan rumah,

indahkah negeri yang engkau lihat? Adakah puas mata

memandang?”

,,Semuanya indah „mak, memang negeri-negeri di

Minangkabau ini cantik dan menghidupkan semangat

semua”

,,Mengapa wajahmu agak berlain‟mak lihat? Kurang

sehat kan?

,,Tidak‟mak,, ,”ujar Zainuddin sambil berusaha

sedapat-dapat menyembunyikan kesedihan hatinya (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :123).

Kutipan novel di atas menunjukkan kepada kita bahwa rasa

peduli kepada orang lain itu sangatlah penting bagi kehidupan

bersosial bermasyarakat. Peduli kepada sesama itu sangat penting

karena sebenarnya manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai mahluk

sosial. Peduli kepada sesama itu akan menambahkan kerukunan dan

kebersamaan, dan akan terwujud persatuan dan kesatuan antar

masyarakat.

Dalam novel Hamka, mengambarkan kepedulian seperti yang

dilakukan oleh ibunya Muluk terhadap Zainuddin. Meskipun

Zainuddin itu bukan anak kandungnya. Ini menunjukkan bahwa

kepedulian terhadap sesama itu tidak mengenal keluarga, kerabat, atau

Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

81

yang lainnya. Namun kepedulian itu bisa diberikan kepada semua

orang yang membutuhkan atau yang tidak membutuhkan.

2. Tanggung Jawab

1) Nilai Rasa Memiliki

Nilai rasa memiliki adalah suatu nilai rasa yang ada pada diri

manusia. Manusia itu merasa memiliki sehingga manusia itu sendiri

juga memiliki pertanggung jawaban untuk menjaga.

“Jangan marah Hayati, kau hanya buat saya seorang,

bukan buat orang lain. Biarlah orang lain mengatakan kau

perempuan dusun, tak kenal kemajuan pakaian zaman kini,

kau Hayati , , ,kau hanya untukku seorang,” (

tenggelamnya kapal van der wijck, 1990: 88)

Kutipan novel diatas menunjukkan rasa memiliki yang disertai

dengan pertanggung jawaban yang penuh. Dimana Zainuddin merasa

bahwa Hayati miliknya, meskipun belum sepenuhnya karena belum

adanya suatu ikatan pernikahan. Pada saat Hayati berubah ke dalam

sesuatu yang negatif, segera Zainuddin mengingatkan dan kembali

membimbing ke jalan yang lurus. Karena jalan yang ditempuh Hayati

adalah jalan yang sangat dibenci dan dimurkai oleh Allah, yaitu

menggumbar aurot. Sebagai seorang muslim menutup aurat itu sngat

penting. Karena membuka aurot itu sangat dibenci oleh allah dan

sangat dekat dengan kemaksiatan.

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

82

2) Empati

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, empati adalah

keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau

mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang

sama dengan orang atau kelompok lain.

Empati sangat penting bagi kehidupan sosial. Karena dengan

empati kita bisa merasakan apa yang sedang dialami oleh orang lain.

Selain penting bagi kehidupan sosial, empati juga sangat dianjurkan

dalam agama islam. Allah berfirman yang berbunyi:

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak

yatim dan orang miskin, Maka berilah mereka dari harta itu

(sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang

baik.dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang

lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)

mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada

Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang

benar”. (Q.S An-Nisa:8-9).

Al-Qur‟an memberikan gambaran dalam ayat ini untuk

menumbuhkan empati masyarakat akan kondisi anak yatim. Al-Qur‟an

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

83

mengajak umat islam membayangkan bagaimana bila anak mereka

sendiri hidup dibawah pengawasan orang-orang yang kejam dan

sewenang-wenang dalam membelanjakan harta mereka. Allah

mengingatkan mereka bila menghawatirkan masa depan anak-anaknya

sepeninggal mereka, maka hal pertama yang dilakukan adalah takut

kepada Allah, tidak menzalimi, berperilaku terpujimengasihi dan

memenuhi kebutuhan material dan spiritual mereka.

“Saya sudi menjadi temannya, karena saya tahu betul

akan dia. Bukankah lebih setahun lamanya dia menumpang

dirumah ibuku di Padang Panjang? Dia seorang muda

yang melarat. Melarat dari sejak asal dan keturunan,

pusaka yang diterimanya sejak dari ayah bundanya.

Ayahnya terbuang jauh dari kampung halaman, sampai

mati dirantau setelah kembali dari buangan, lantaran malu

pulang ke kampung halaman. Lagi pula meskipun pulang,

bukankah ada pepatah:

,,Tak ada ranggas di Tanjung

Cumanak ampain kain.

Tak ada emas dikandung.

Dunsanak jadi „rang lain”.

Ibunya seorang Makasar, mati seketika dia masih

perlu kepada bujukan ibu. Hidupnya besar dalam

pangkuan orang lain. Ditempuhnya tanah Minangkabau

dengan cita-cita besar, cita-cita hendak menempuh tanah

bapa, tanah tempat dia dibangsakan menurut adat istiadat

dunia. Kiranya kedatangan ke sana, dipandang orang

laksana minyak dengan air saja. Dia tetap dipandang

orang Makasar, sebagaimana di Makasar dia tetap

dipandang orang Padang.”( Tenggelamnya Kapal Van

Der Wijck, 1990: 187).

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

84

Kutipan novel diatas menunjukkan sikap empati Muluk kepada

sahabat sekaligus sang guru. Dari kata-kata Muluk menunjukkan rasa

empati yang sangat mendalam mengenai keadaan Zainuddin.

Mengenai kemalangan-kemalangan yang dia alami sejak lahir, diusir

dari tanah kelahiran sang ayahnya, dihianati oleh Hayati orang yang

dicintainya, bahkan saat Zainuddin sudah kaya pun masih di timpa

kemalangan yang tiada henti.

Dari novel Hamka ingin menjelaskan bahwa berempati kepada

orang lain itu sangat penting, karena seperti yang kita ketahui bahwa

empati itu membuat kita menjadi lebih mengerti orang lain,

meningkatkan rasa cinta kasih dalam diri kita, rasa empati juga dapat

membuat kita merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, selain itu

rasa empati juga membuat kita menjadi lebih mudah berhubungan

dengan orang lain.

3. Keserasian Hidup

1) Toleransi

Toleransi adalah sikap atau sifat menenggang berupa

menghargai atau membolehkan suatu pendirian, pendapat,

kepercayaan maupun yang lainnya yang berbeda dengan pendirian

sendiri (Porwadarminta, 1986: 1084).

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

85

Toleransi adalah suatu sikap seseorang atau kelompok

mayoritas dan minoritas untuk saling menjaga perasaan atau saling

menghormati. Sikap toleransi yang tumbuh dari masing-masing

individu memberikan nilai tersendiri apabila ia terjun ke masyarakat.

Tanpa adanya toleransi maka di masyarakat bisa sering terjadi

pertengkaran, perkelahian ataupun bisa saling mematikan kelompok

satu dengan kelompok lain. Toleransi memberikan perlindungan pada

kelompok mimoritas dari kelompok-kelompok mayoritas. Dan lingkup

toleransi tidak hanya pada satu bidang saja namun ada cukup banyak

bidang atau lingkup yang membutuhkan toleransi.

Konsep toleransi dibentuk oleh ajaran islam baik Al-Qur‟an

maupun Al-Hadits. Sedangkan toleransi barat dibentuk berdasarkan

sejarah maupun reaksi terhadap kondisi sosial maupun politik. Allah

SWT berfirman:

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

86

"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku

adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena

agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku

adil.Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan

sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena

agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu

(orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa

menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah

orang-orang yang zalim". (Q.S Al-Mumtahanah: 8-9)

Ayat tersebut mengajarkan prinsip toleransi, yaitu hendaklah

seorang muslim itu berbuat baik kepada siapapun bahkan kepada non

muslim. Selama perbuatan baiknya itu tidak ada sangkut pautnya

dengan hal agama dan akidah. Berbuat baik kepada seseorang yang

tidak memerangi kita seperti berbuat baik kepada wanita atau orang

yang lemah diantara kita. Karena sesungguhnya allah sangat

menyukai orang-orang yang berbuat baik.

“Karena kemuliaan budi dan kebaikan hatinya, yang tiada

suka mengganggu orang lain, lagi suka menghormati

pikiran orang lain, dalam sedikit masa pula, namanya

telah harum dalam perkumpulan ,,Anak Sumatera”.

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 158).

Kutipan novel di atas menjelaskan bahwa kita harus

mempunyai rasa toleransi terhadap orang lain. Kita sebagai pribadi

yang mempunyai jiwa sosial harus menghargai pendapat dan

menghormati orang lain. Jangan meremehkan orang lain karena status

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

87

sosial atau pendidikan. Karena semua manusia itu sama derajatnya di

mata Allah.

2) Kerja Sama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerjasama adalah

suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang

(masyarakat, lembaga, pemerintahan dsb) untuk mencapai suatu tujuan

bersama.

Kerjasama adalah sifat ketergantungan manusia

memungkinkan dan mengharuskan setiap insan atau kelompok sosial

untuk selalu berinteraksi dengan orang lain atau kelompok lain.

Hubungan dengan pihak lain yang dilaksanakan dalam suatu hubungan

yang bermakna adalah hubungan kerjasama. Hubungan kerjasama

bermakna bagi diri atau kelompok sosial sendiri, maupun bagi orang

atau kelompok yang diajak kerjasama. Makna timbal balik ini harus

diusahakan dan dicapai sehingga harapan-harapan, motivasi sikap dan

lainnya yang ada pada diri atau kelompok akan diketahui oleh orang

atau kelompok lain. Jadi kerjasama adalah saling mendekati untuk

mengurus kepentingan bersama dan tujuan bersama. (Yudha dan

Rudyanto,2005: 39)

“Tiap-tiap rembukan yang mengenai kepentingan

bangsa, menolong orang yang sengsara, pekerjaan amal,

senantiasalah Zainuddin atau Shabir jadi ikutan orang

Page 101: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

88

banyak. Dan Muluk adalah sahabatnya yang setia” (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,1990 :169).

Dari kutipan novel di diatas menunjukkan suatu bentuk

kerjasama yang sangat mulia yaitu untuk menolong orang-orang yang

sengsara, kepentingan bangsa dan suatu pekerjaan amal yang

dilakukan seseorang dengan orang banyak dan menjadi satu kelompok

dengan tujuan yang sama. Kerjasama sangat penting dilakukan dalam

kehidupan bermasyarakat. Karena dengan kerjasama akan

menciptakan dan melahirkan karya-karya luar bisa yang akan

dibutuhkan dalam menjalani kehidupan. Seperti yang telah kita ketahui

bersama, setiap individu membutuhkan kehadiran orang lain guna

menumbuhkan nilai-nilai persatuan serta kerukunan di tengah-tengah

masyarakat. Itulah alasan kita hidup berkelompok dan bermasyarakat.

Bekerja sama dalam kebaikan adalah suatu pekerjaan yang

dianjurkan oleh Allah. Contohnya bekerja sama dalam pekerjaan amal.

Pekerjaan amal adalah pekerjaan yang sangat mulia. Karena dengan

begitu akan membantu orang yang membutuhkan. Pekerjaan amal

kebaikan yang bahkan sangat dianjurkan oleh Allah. Firman Allah

dalam kebaikan ini berbunyi:

Page 102: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

89

"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman

dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan

pahala yang besar”. (Q.S AL Maa-idah:9).

3) Musyawarah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, musyawarah diartikan

sebagai pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan atas

penyelesaian masalah bersama. Selain itu kata musyawarah juga

berarti musyawarah atau berembuk (Departemen Pendidikan Dan

Budaya, 1989: 603). Musyawarah juga diperintahkan oleh Allah:

“…Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.”

(Q.S Al-imron: 159).

Musyawarah sangat dianjurkan dalam memutuskan suatu hal

agar tidak menimbulkan masalah baru. Musyawarah harus

dilakukan dengan cara yang baik, tidak ada aksi yang di luar

batas. Ketika berdebat, maka berdebatlah dengan cara yang baik.

Karena sesuatu yang baik harus diputuskan dengan cara yang

baik pula. Apabila sudah mencapai suatu kesepakatan maka semua

pihak harus menerima dengan bertawakal kepada Allah. Selain Al

Imron ada juga ayat yang menjelaskan tentang mempergunakan jalur

musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap perkara, yaitu

Q.S Asy-syu‟araa‟ ayat 38:

Page 103: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

90

“Lalu dikumpulkan Ahli-ahli sihir pada waktu yang ditetapkan

di hari yang ma'lum”.

Ayat ini selaras dengan kutipan novel Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijck sebagai berikut:

“Setelah hadir semuanya, mulailah Dt...membuka kata:

demikianlah maka tuan-tuan saya hadirkan dalam rumah

nan gedang ini, yaitu elok kata dengan mufakat buruk kata

di luar mufakat, tahi mata tak dapat di buangkan, dengan

empu kaki.” ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990

:110).

Dari kutipan novel di atas menunjukkan suatu contoh

pentingnya musyawarah bersama untuk mencari sebuah keputusan

bersama yang terbaik. Disini dapat diketahui secara jelas bahwa fungsi

dari musyawarah itu adalah untuk memecahkan suatu masalah. Namun

masalah tersebut akan dipecahkan jika masing-masng peserta ingin

mengeluarkan pendapat, saran atau masukan. Karena tanpa adanya hal

tersebut musyawarah tidak akan tercapai. Atau dengan kata lain

masalah itu tidak dapat dipecahkan. Kemudian musyawarah sendiri

bertujuan untuk mememecahkan suatu masalah yang disertai melalui

kerendahan hati dan melalui keputusan bersama.

Page 104: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

91

B. Karakter Tokoh Utama Yang Patut Diteladani

1. Sikap dan perilaku dalam hubunganya dengan tuhan

1) Tawakal

Tawakal (bahasa Arab:تو كم)atau tawakkul dari kata wakala

dikatakan, artinya, „menyerah kepada-Nya‟ (Abbdullah, 2006: 1).

Dalam agama islam tawakal berarti berserah diri sepenuhnya

kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan,

atau menanti akibat dari suatu keadaan.

Tawakal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan

hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam

tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya allah yang menciptakan

segala-galanya, pengetahuanNya maha luas, Dia yang menguasai dan

mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorong untuk

menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan

tentram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha mengetahui

dan Maha bijaksana.

Semua perintah dalam bertawakal, bisanya didahului oleh

perintah melakukan sesuatu. Firman Allah SWT:

Page 105: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

92

“ (Tidak demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan

diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya

pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran

terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”.( Q.S

Al-Baqarah: 112).

Ayat di atas selaras dengan salah satu kutipan dalam novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dibawah ini.

“Hatinya telah mulai jenuh, maka terbayanglah kembali

di ruang matanya kota Makasar, kota yang indah dan penuh

dengan peradaban, terbayang kembali lautan dan ombaknya

yang tenang, perahu mandar, kapal yang sedang berlabuh

sehingga mau dia rasanya segera pulang, bertemu dengan

Mak Basenya yang tercinta. Tetapi ..kehendak yang maha

kuasa atas dirinya berbeda dengan kehendak manusia itu

sendiri. Zainuddin telah jemu di Minangkabau, dan dia tidak

akan jemu lagi, karena tarikh penghidupan manusia bukan

manusia membuatnya, dia hanya menjalani yang tertulis

(Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :28).

Dari kutipan novel di atas menjelaskan bahwa Sebagai seorang

hamba, yang wajib kita lakukan adalah berusaha dan berdoa.

Setelah itu, kita pasrahkan segala urusan kepada Allah SWT

semata. Karena segala keputusan adalah hak milik Allah. Kita harus

berserah diri kepada Allah tanpa bergantung kepada selain Dia.

2) Husnudzan

Husnudzan berarti berprasangka baik atau berpikir positif.

Berprasangka baik kepada Allah SWT, kepada orang lain, dan

berprasangka baik terhadap segala sesuatu yang terjadi. Dengan

berprasangka baik, hidup kita akan tenang karena tidak berpikir hal-

Page 106: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

93

hal yang belum pasti. Orang yang husnudzan ialah orang yang selalu

berfikir positif dan tidak pernah berburuk sangka terhadap apa yang

dilakukan orang lain.

Husnudzan terhadap Allah artinya menerima semua yang

menjadi takdir dan keputusan-Nya. Sesuai dengan firman Allah:

" Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia

sedikitpun, akan tetapi manusia Itulah yang berbuat zalim

kepada diri mereka sendiri”. (Q.S Yunus: 44).

Sebenarnya Allah tidak menzalimi seorang hambanya, akan

tetapi manusia itu sendirilah yang berbuat zalim. Allah itu tidak

memberikan cobaan di luar kemampuan manusia itu sendiri. Karena

Allah mengetahui batas yang kemampuan setiap manusia. Semua yang

terjadi sebaiknya kita ambil hikmahnya. Husnudzan kepada Allah

dapat dilakukan dengan selalu bersyukur atas nikmat yang telah

diberikan oleh Allah dan bersabar atas cobaan dan juga ujian dari

Allah.

“Kalau ada kepercayaanmu demikian, maka Tuhan

tidaklah akan menyia-nyiakan engkau. Sembahlah dia

dengan khusu‟, ingat dia di waktu kita senang, supaya dia

ingat pula kepada kita di waktu kita sengsara. Dialah yang

akan membimbing tanganmu. Dialah yang akan

menunjukkan haluan hidup kepadamu. Dialah yang akan

menerangi jalan yang gelap. Jangan takut menghadapi

cinta. Ketahuilah bahwa Allah yang menjadikan matahari

Page 107: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

94

dan memberinya cahaya. Allah akan menjadikan bunga

dan memberinya wangi. Allah yang menjadikan tubuh dan

memberinya nyawa. Allah yang menjadikan mata dan

memberikan penglihatan. Maka Allah pulalah yang

menjadikan hati dan memberinya cinta. Jika hati kau

diberi-Nya nikamat pula dengan cinta sebagaimana

hatiku, marilah kita pelihara nikamat itu sebaik-baiknya,

kita jaga dan kita pupuk kita pelihara supaya jangan

dicabut Tuhan kembali. Cinta adalah ibarat Tuhan,

dikirimnya ke dunia supaya tumbuh, kalau dia terletak di

tanah yang lekang dan tandus, tumbuhnya akan menyiksa

orang lain. Kalau dia datang kepada hati yang keruh dan

kepada budi yang rendah. Dia akan membawa kerusakan.

Tetapi kalau dia hinggap kepada hati yang suci, dia akan

mewariskan kemuliaan, keikhlasan dan tha‟at kepada

illahi” ( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 53).

Kutipan novel di atas mengajarkan kepada kita bahwa kita

harus selalu berprasangka baik kepada Allah SWT. Dalam situasi dan

kondisi apapun kita tetap harus berprasangka baik kepada Allah

SWT. Percayalah setiap yang terjadi pasti atas kehendakNya dan

dari setiap peristiwa ada pelajaran yang bisa dipetik.

Berprasangka baik kepada Allah adalah keniscayaan.

Karena Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Ketika kita

merasa dekat dengan Allah, Allah lebih dekat dengan kita. Begitu juga

ketika kita berdo‟a pada Allah kita harus yakin bahwa do‟a kita akan

dikabulkan dengan tetap melakukan sebab terkabulnya do‟a dan

menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya do‟a.

Selain itu kita juga harus selalu menginggat Allah saat kita senang,

supaya saat kita dilanda kesusahan atau kesukaran Allah juga akan

Page 108: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

95

selalu menginggat dan mengiba kepada kita. Jangan hanya saat susah

saja kita menginggat akan Allah.

2. Sikap dan perilaku dalam hubunganya dengan diri sendiri

1) Jujur

Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata

shidiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain jujur

adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. Jujur

merupakan induk dari sifat-sifat terpuji. Jujur juga disebut dengan

benar atau sesuai dengan kenyataan. Jujur adalah mengatakan sesuatu

apa adanya, jujur lawannya dusta. Berdusta adalah mengatakan

sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya ( Rachmad,

2000: 77).

Orang yang jujur adalah orang yang berkata,

berpenampilan, dan bertindak apa adanya, tanpa dibuat-buat.

Orang yang jujur, hidupnya akan menjadi tentram, dan sebaliknya

orang yang berdusta hidupnya akan diliputi dengan kegelisahan. Allah

selalu memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk senantiaa

berbuat jujur. Sesuai dengan firman Allah:

Page 109: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

96

"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah,

dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar".( Q.S

At-Taubah: 119)

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah memerintahkan agar

kita berkumpul dengan orang-orang jujur. Maksudnya adalah

lingkungan merupakan salah satu sarana yang dapat mempengaruhi

seseorang. Jadi ketika kita berkumpul dengan orang-orang baik dan

jujur, maka kita pun akan menjadi orang seperti itu dan sebaliknya.

Oleh karena itu kita diperintahkan untuk mencari lingkungan yang

baik dalam pergaulan. Supaya kita bisa menjadi baik dan akan tetap

baik. Kejujuran sangat banyak manfaatnya. Selain hidup akan tenang,

kejujuran juga akan diberi imbalan oleh Allah dengan diberi ampunan

atas dosa-dosa kita. hal ini sesuai dengan firman Allah:

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada

Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah

memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni

bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan

Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat

kemenangan yang besar”. (Q.S Al-ahzab:70-17).

Ayat di atas adalah bukti bahwasanya dengan selalu berkata

jujur maka dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah dan juga akan

Page 110: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

97

diperbaiki amalan-amalan kita yang telah lalu. Dengan kita menaati

perintah Allah dan Rasulullah maka kita akan mendapat suatu pahala

yang sangat besar terutama di akhirat kelak.

Gemetar, Encik! Gemetar saya tanganku ketika mula-

mula menulis surat ini hatiku memaksaku menulis, banyak

yang terasa, tetapi setelah kucecahkan penaku ke dawat,

hilang akalku tak tentu darimana harus kumulai. Sudah

hampir satu tahun saya tingal di negeri nenek moyangku

ini. Oh, saya telah dibuaikan oleh mimpi dahulunya, oleh

kuatnya bekas dendang dan nanyian ayahku seketika saya

masih dalam pangkuannya. Tanahmu yang indah, bahkan

tanahku juga, Minangkabau senantiasa berdiri dalam

semangatku sehingga sejak saya tau menyebut nama

negeri Padang, tanah ini telah terbayang dalam khayalku.

Angan-angan dan khayal yang demikianlah yang

menyampaikan langkahku kemari. Sebab di negeri

Makasar sendiri saya dianggap orang Padang, bukan

orang asli Bugis atau Makasar. Sebab itu di sana saya

rasa senantiasa dalam kesepian.

Sekarang saya datang ke mari, Hayati. Tak obahnya

dengan seorang musafir ditengah gurun yang luas

keputusan air, tiap-tiap langkah dilangkahkannya tampak

juga olehnya danau yang luas di mukannya. Demi, setelah

sampai kepada yang kelihatan itu, danau itupun hilanglah,

diganti dengan pasir yang semata-mata, hening dan

panas!

Hayati berulang saya menanggung perasaan begini,

seorang pun tak ada tempat saya mengadu. Saya tidur di

surau bersama-sama teman. Mereka ketawa bersenda

gurau, tetapi bilamana kuhening dan kupikirkan, emas

tidak juga dapat dicampurkan dengan Loyang, sutra

tersisih dari benang, saya telah mengerti segera bahasa

Mingangkabau meskipun dekat dengan mereka saya

seakan-akan tidak faham. Dari isyarat dan susun kata,

dapat juga kuketahui bahwa derajatku kurang adanya.

Bakoku sendiri tidak mengaku saya anak pisangnya, sebab

rupanya ayahku tidak mempunyai saudara yang karib,

mereka bawa saya menumpang selama ini karena

Page 111: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

98

dipertalikan bukan oleh budi bahasa, tetapi oleh

uang;sekali lagi Hayati, oleh uang!

Mengapa hal ini saya adukan kepadamu Hayati?

Itupun saya sendiri tidak tahu, cuma hati saya mengatakan

engkaulah tempat saya mengadu..”( Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijck, 1990: 41).

Kejujuran adalah hal yang paling utama. Karena kejujuran

selalu melahirkan kebajikan. Dengan kejujuran berarti kita

menghargai diri sendiri dan menghargai orang lain. Sebagai contoh

kejujuran yang dilakukan oleh Zainuddin. Dia jujur mengungkapkan

apa yang ada di dalam hati saat pertemananya disambut oleh Hayati.

Selain itu dia juga mengungkapkan siapa dia, dari mana asalnya,

termasuk latar belakang keluarganya. Dengan begitu tidak ada yang

ditutup-tutupi dari Hayati. Kita juga harus mencontoh apa yang

dilakukan Zainuddin kepada Hayati. Jangan kita berbicara yang tidak

sesuai dengan kenyataan yang ada, agar kita disenangi oleh orang lain

itu. Karena sebenarnya sahabat sejati adalah yang menerima kita apa

adanya.

2) Bersemangat

Bersemangat dalam pengertian umum, digunakan untuk

mengungkapkan minat yang menggebu dan pengorbanan untuk meraih

tujuan, dan kegigihan dalam mewujudkannya.

“Jika dahulu dia sendiri yang pergi ke kantor surat

kabar mengantarkannya, diterima dengan dibolak-balik

lebih dahulu; sekarang redaksi surat kabar itulah yang

Page 112: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

99

datang meminta karangan kepadanya. Beberapa mingguan

dan harian memberikan honorarium yang pantas. Bahkan

dalam masa yang tidak lama kemudian, direktur dari satu

surat kabar harian telah datang kerumahnya menawarkan

pekerjaan menjadi redaksi dalam surat kabar itu, special

mengatur ruangan hikayat, roman dan syair. Tetapi dia

tidak mau, karena ia mempunyai cita-cita lain.

Setelah dia tahu bahwa buah penanya telah menjadi

perhatian umum, mengertilah dia bahwa inilah tujuan

yang tetap dari hidupnya. Daripada bekerja dibawah

tangan orang lain, lebih suka dia mengeluarkan dan

membuka perusahaan sendiri. Oleh karena kota Surabaya

lebih dekat ke Makasar dan di sana penerbitan buku-buku

masih sepi, maka bermaksudlah ia hendak pindah ke

Surabaya, akan mengeluarkan buku-buku hikayat bikinan

sendiri dengan modal sendiri, dikirim ke seluruh

Indonesia.

Dengan kemauan yang tetap dia bersama muluk

meninggalkan kota Jakarta, yang dikota itu ia telah

mendapatkan modal paling besar, yaitu letter ,,Z” yang

kelak akan dipergunakan mencoba nasib di kota Surabaya

itu”( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 156).

Kutipan novel di atas adalah contoh semanggat yang membara pada

darah muda seperti Zainuddin. Semangat yang digunakan untuk

mencapai suatu tujuan yaitu menjadi seorang sasrtawan yang terkenal.

melalui berbagai rintangan untuk mencapai cita-cita besar. Karena

keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya suatu kerja keras.

Karena tidak ada suatu keberhasilan yang bersifat instan. Tentulah ini

sangat pantas dicontoh oleh setiap orang untuk mencapai tujuan

masing-masing.

Page 113: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

100

3) Rendah hati / tawadhu‟

Kata tawadhu‟ berasal dari kata wa-dha-„a yang berarti

merendahkan. Merendahkan di sini berarti menempatkan dirinya pada

posisi yang lebih rendah dari yang seharusnya dimiliki (Ahmadi,

2004:108). Lebih tepatnya tawadhu‟ diartikan sebagai sikap rendah

hati.

“ Sudikah engkau jadi sahabatku Hayati? Saya

akui, saya orang dagang melarat dan anak orang

terbuang yang datang darinegeri jauh, yatim dan piatu.

Saya akui kerendahan saya, itu agak nyayang akan

menanguhkan hatimu bersahabat dengan daku. Tapi

Hayati, meskipun bagaimana, percayalah bahwa hatiku

baik. Sukar engkau akan bertemu dengan hati yang begini,

yang bersih lantaran senantiasa dibasuh dengan air

kemalangan sejak lahirnya ke dunia! ( Tenggelamnya

kapal van der wijck, 1990 :42).

Kutipan novel di atas menjelaskan bahwa seseorang yang

dikatakan sebagai orang yang rendah hati adalah orang yang tidak

merasa lebih baik dari orang lain. Karena orang yang rendah hati

menyadari bahwa ada zat yang lebih dari segala-galanya yang ada di

dunia ini, yaitu Allah SWT. Tawadhu‟ kepada sesama Muslim adalah

sifat mulia dan terhormat, dan sangat dicintai Allah SWT. Sebaliknya,

sikap takabur/sombong sangat dibenci oleh-Nya. Sebagaimana

firmanNya dalam surat Luqman ayat 18:

Page 114: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

101

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi

dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang sombong lagi membanggakan diri”.(Q.S Luqman:

18).

Kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT tidak sepantasnya

berlaku sombong di muka bumi ini. Karena segala yang kita

miliki merupakan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT semata.

4) Sabar

Kata shabr maknanya habs, yakni menahan. Makna kata

sabar dimaknai ”usaha menahan diri dari hal-hal yang tidak

disukai dengan sepenuh kerelaan dan kepasrahan” (Ahmadi,

2004:85).

Apabila seseorang telah belajar bersabar dalam menanggung

derita kehidupan dan bencana, bersabar dalam menahan cobaan dan

permusuhan, bersabar dalam menyembah dan menaati Allah dan

dalam melawan berbagai hawa nafsu dan dorongannya, bersabar

dalam bekerja dan berproduksi, maka ia menjadi seorang manusia

yang mempunyai kepribadian yang matang, seimbang, utuh, produktif,

Page 115: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

102

dan aktif. Dia menjadi terhindar dari kegelisahan dan terlindung dari

berbagai gangguan kejiwaan (Usman, 1985: 325).

Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab,

dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya

adalah “Shobaro” yang membentuk infinitif menjadi “shabran” dari

segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna

seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur‟an.

“ Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang

yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan

mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu

berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan

dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya

telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti

hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati

batas”.(Q.S Al-Kahfi:28).

Ayat di atas selaras dengan kutipan novel Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijck, yaitu:

“Zainuddin, “ujarnya, “telah banyak nian pembicaraan

orang yang kurang enak ku dengar terhadap dirimu dan

diri kemenakanku. Kata orang tua-tua, telah banyak

Page 116: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

103

melakukan perbuatan yang buruk rupa, salah canda,

yang pantang benar didalam negeri yang beradat ini. Diri

saya percaya bahwa engkau tiada melakukan

perbuatan yang tidak senonoh dengan kemanakanku,

yang dapat merusakkan nama Hayati selama hidupnya.

Tetapi sekarang saya temui engkau untuk memberi

engkau nasehat, lebih baik sebelum perbuatan

berkelanjutan, sebelum merusakkan nama kami dalam

negeri, suku sako turun temurun, yang belum lekang di

panas dan belum lapuk dihujan, supaya engkau surut.”

Tercengang Zainuddin menerima pembicaraan yang

ganjil itu, bagai ditembak petus tunggal rasa kepalanya.

Lalu dia berkata: “mengapa engkau berbicara demikian

rupa kepada diriku ? sampai membawa nama adat dan

turunan?”

“Harus hal itu saya tanyai, karena didalam

adat kami di Minangkabau ini kemanakan di bawah

lindungan mamak. Hayati orang bersuku berhindu

berkaum kerabat, dia bukan sembarang orang.”

“Saya akui hal demikian, Engku. Tetapi

itulah kemalangan nasib saya mengapa dahulu saya

berkenalan dengan dia, mengapa maka hati saya

terjatuh kepadanya dan dia sambut kemalangan untung

ku dengan segenap belas kasihan. Cuma sehingga itu

perjalanan perkenalan kami selama kami hidup, lain

tidak!”.( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 58).

Kutipan novel di atas menunjukkan sifat sabar yang ada di

dalam diri Zainuddin dalam menghadapi suatu pembicaraan /

gunjingan mengenai dirinya. Sebenarnya setiap manusia itu memilki

keinginana, dan keinginan itu tentu tidak akan selalu mulus sesuai

yang kita inginkan. Pastinya cobaan akan kemungkinan ketidak

tercapainya keinginan akan ada. Disinilah pentingnya ada sifat sabar

yang harus dimiliki manusia dalam menjalani hidup. Bisa dikatakan

Page 117: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

104

jika sabar merupakan satu titik suksesnya manusia dalam menjalani

kehidupan di dunia ini.

Sabar bukan hanya karena manusia itu gagal. Namun jika

berhasil maka sabarlah yang akan menyelamatkan manusia agar

terhindar dari rasa sombong pada dirinya. Orang sabar adalah orang

yang paling beruntung. Itulah kiranya yang akan menjadikan manusia

mencapai tingkat kepuasan dalam hidupnya.

5) Teguh dalam pendirian / istikomah

Teguh artinya tidak berubah. Teguh pendirian artinya

keyakinan atau hati yang tetap tidak berubah. Orang yang teguh

pendirian adalah orang yang memiliki keyakinan atau pendirian yang

tidak berubah walaupun mendapat godaan, ancaman, ataupun

rintangan.

“Setelah itu, dia diusir dari sana. Di usir dari tanah

asal keturunannya. Tetapi meskipun dia diusir, hatinya

tetap dan teguh, sebab ada seorang perempuan-menurut

keterangannya sendiri- yang telah memberi bujukan

kepadanya, yang telah berjanji akan menunggunya,

bilapun masanya dia pulang. Dia hidup di Padang

Panjang. Dituntutnya ilmu baik keduniaan ataupun ilmu

akhira, dengan pengharapan bahwa dengan itulah

bekalnya menempuh hayat, bersama perempuan yang

berjanji itu.”( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990:

187).

Dalam kehidupan sehari-hari sikap teguh pendirian sangat

diperlukan. Tanpa sikap teguh pendirian orang akan terombang

Page 118: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

105

ambing mengikuti berbagai godaan dan bujuk rayu yang datang silih

berganti. Sebagai contoh yang dialami oleh Zainuddin, dia tetap yakin

akan janji yang diucapkan oleh Hayati sebelum dia pergi

meninggalkan Batipuh karena diusir. Zainuddin tetap yakin bahwa

Hayati akan tetap kepulangannya. Bahkan dia rela menunggu sampai

sepuluh tahun pun.

6) Cinta yang tulus

Cinta yang tulus itu mencintai dengan menerima apa adanya,

mencintai dengan menerima masa lalu. Cinta yang tulus itu tanpa

pamrih, cinta yang tidak meminta untuk dibalas. Cinta yang tulus tidak

bisa dibeli dengan uang , tetapi dengan pengorbanan. Cinta yang tulus

tidak akan pernah menyakiti orang yang kita cintai dengan alasan

apapun.

“Ah Hayati, kalau kau tahu! Agaknya belum pernah

orang lain jatuh cinta sebagaimana kejatuhanku ini. Dan

bila kau alami kelak agaknya tidak juga akan kau dapati

cinta sebagaimana cintaku. Cintaku kepadamu lebih dari

cinta saudara kepada saudaranya, cinta ayah kepada

anaknya. Kadang-kadang derajat cintaku sudah amat naik,

sehingga hanya dua yang menandingi kecintaan itu,

pertama tuhan dan kedua mati” ( Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijck, 1990: 130).

Kutipan novel diatas menunjukkan ketulusan yang dimiliki

oleh Zainuddin dalam mencintai. Ketulusan yang sangat jarang

dimiliki oleh orang lain yang menerima dengan sepenuh hati dan tidak

Page 119: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

106

mengharapkan suatu balasan. Berbeda dengan laki-laki pada

umumnya. Mereka mengharapkan balasan dan tidak bisa menerima

pasangan apa adanya. Bahkan sekarang banyak yang menjerumuskan

pasangan kedalam hal-hal yang negatif, bukan menjaga dan membawa

kedalam jalan yang benar.

7) Bertanggung jawab

Tanggung jawab berarti kesadaran manusia untuk

menanggung atas perilaku atau perbuatannya, baik yang disengaja

maupun tidak sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuai

dengan perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi

bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani

dengan tanggung jawab. Dengan begitu tanggung jawab itu dapat

dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi

kepentingan pihak lain. Setiap orang memeiliki tanggung jawabnya

masing-masing. Rasulullah bersabda:

كهكم راع وكهكم مسئول عن رعيته

“Kamu semua adalah pemimpin, dan kamu semua

bertanggung jawab atas kepemimpinannya.”(HR. Bukhari dan

Muslim)

Page 120: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

107

Dijelaskan bahwa kelak kita akan dimintai

pertanggungjawaban atas apa yang pernah kita perbuat. Setiap

pribadi bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Sehingga kita harus

berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Jangan sampai kita

melakukan hal-hal yang tidak baik dan tidak bermanfaat.

“Ongkos pulangmu biar saya yang mencarikan,

demikian pun dengan belanja sedangnya. Dan kalau saya

masih hidup, sebelum engkau beroleh suami pula;

InsyaAllah kehidupan selama di kampung akan saya

bantu.”( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,1990 :197).

Kutipan novel di atas menunjukkan bahwasanya kita tidak

boleh meninggalkan suatu amanah yang diberikan oleh orang lain

kepada kita. Karena kita sudah sanggup untuk menerimanya maka kita

juga harus menjaganya. Bahkan resiko yang kita terima akan buruk,

namun kita harus berani bertanggung jawab.

Bahkan banyak orang yang mengelak tanggung jawab, karena

memang lebih mudah menggeser tanggung jawabnya. Daripada berdiri

dengan tegap dan mengatakan “ini adalah tanggung jawab saya”

banyak orang yang sanggat senang dengan melempar tanggung

jawabnya ke pundak orang lain.

Page 121: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

108

3. Sikap dan perilaku dalam hubunganya dengan keluarga

Birrul walidain

Al Birr yaitu kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah SAW. :

“Al Birr adalah baiknya akhlaq“. Birrul Walidain بر

merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh انواندين

seorang anak kepada kedua orang tuanya, kebaikan tersebut

mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-

nilai fitrah manusia meskipun mereka tidak beriman. Mana

kata wajibatul walid(kewajiban orang tua) adalah untuk

mempersiapkan anak-anaknya agar dapat berbakti kepadanya.

Menurut Ibnu „Athiyah. Kita juga wajib menaati kedua orang

tua dalam hal-hal yang mubah (yang diperolehkan syari‟at) dan harus

mengikuti apa-apa yang diperintahkan keduanya dan menjauhi apa-apa

yang dilarang (selama tidak melanggar batasan-batasan Allah swt)

(sanusi, 2013 :16).

Allah SWT menciptakan kita di dunia ini melalui orangtua kita

(ayah dan ibu). Dengan segala pengorbanannya, kita harus selalu

berbuat baik kepada mereka. Terutama kepada ibu yang telah susah

payah mengandung, melahirkan, dan menyapih kita. Allah berfirman:

Page 122: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

109

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik

kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya

dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah

(pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga

puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya

sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah

aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau

berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku

dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah

kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak

cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan

Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah

diri".(Q.S Al-Ahqaaf:15).

Dari ayat di atas, dapat dijelaskan bahwa perintah berbakti

kepada orang tua setelah perintah beribadah kepada Allah SWT tanpa

mempersekutukannya. Hal ini mengambarkan pentingnya berbakti

kepada orang tua. Allah menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua

merupakan bukti rasa syukur kepada Allah SWT, karena Allah

menciptakan semua manusia dari rahim orang tua.

“,,Ah dengan apakah jasa mamak kubalas,” ujar

Zainuddin.

Page 123: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

110

,,balasanya hanya satu, bacakan surat Yasin tiap-tiap

malam jum‟at kalau mamak meninggal dunia pula” (

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990: 21).

Kutipan novel di atas menunjukkan salah satu bentuk birrul

walidain kita dengan selalu mendoakan orang tua kita setiap saat, baik

saat mereka masih bersama kita atau bahkan sudah tidak bersama kita.

meskipun orang tau itu bukan orang tua kandung dan hanya orang tua

angkat, tetapi kita juga harus tetap menghormati dan selalu mendoakan

mereka. Kita sebagai anak tidak boleh erkata kasar dan membentak

orangtua. Kita harus merendahkan suara ketika berbicara, jangan

sampai kita menyakiti hati mereka. Walaupun setelah dewasa, kita

bisa membahagiakan orangtua kita, kita tidak akan pernah bisa

membalas semua yang telah dilakukan dan diberikan oleh

orangtua kepada kita.

4. Sikap dan perilaku dalam hubunganya dengan masyarakat dan bangsa

1) Itsar

Itsar secara bahasa bermakna melebihkan orang lain atas

dirinya sendiri. Sifat ini termasuk akhlak mulia yang sudah mulai

hilang di masa kita sekarang ini, Padahal akhlak mulia ini adalah

puncak tertinggi dari ukhuwah islamiyah dan merupakan hal yang

sangat dicintai oleh Allah Ta‟ala dan juga dicintai oleh setiap

makhluk. Memang jika dilihat dari timbangan logika, hal ini

Page 124: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

111

merupakan hal yang sangat berat, mengorbankan dirinya sendiri demi

kepentingan orang lain tanpa mendapatkan imbalan apapun. Akan

tetapi di dalam agama islam, hal ini bukanlah suatu hal yang mustahil.

Karena itsar merupakan perintah Allah. Allah berfirman:

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan

telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka

(Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang

berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor)

tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa

yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka

mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka

sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang

dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang

yang beruntung”.(Q.S Al-Hasyr: 9)

Dengan mendahulukan kepentingan orang lain kita diajari untuk

tidak egois, dan menjadi orang yang pemurah. Seperti halnya,

Rasulullah saw mendidik istri-istrinya untuk mendahulukan orang lain,

memberikan makanan kepada orang lain meskipun terkadang makanan

tersebut tidak ada selainnya.

Page 125: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

112

“Zainuddin seseorang yang lemah lembut, didikan ahli

seni, ahli sya‟ir, yang lebih suka mengalah untuk

kepentingan orang lain” ( Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijck, 1990: 27).

Kutipan novel diatas menunjukkan suatu contoh sifat

mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Meskipun sejujurnya

ini sangat sulit untuk kita lakukan sebagai manusia biasa. Namun

seperti yang telah diuraikan di atas kalau mementingkan kepentingan

orang lain itu sangat besar pahalanya. Selain itu juga sangat baik bagi

kehidupan di masyarakat karena akan dicintai oleh manusia. Selain itu

juga akan mendapatkan kemudahan dalam segala urusan. Dan seperti

ini sangat baik untuk kita contoh. Bahkan sangat dianjurkan.

2) Silaturrahim

Silaturrahim atau hubungannya persaudaraan sudah menjadi

tradisi dalam masyarakat kita umumnya bangsa Indonesia. Selain

dengan kunjungan dalam hidup bertetangga dan bersaudara sering kali

dilakukan secara masal. Yang paling populer ialah yang kita kenal

dengan acara „Halal Bihalal” yang dilaksanakan setelah salat Idul Fitri

(Rais, 2002: 54).

Karena silaturrahim adalah tali persaudaraan, maka kita

sebagai seorang muslim dan juga makhluk sosial menyambung tali

silaturrahim sangat penting dan harus kita jaga. Karena silaturrahim

merupakan perintah Allah. Allah berfirman:

Page 126: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

113

“..Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan

(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama

lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya

Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.( Q.S An-nisaa

:1).

Allah menyuruh menyambung hubungan silaturrahim setelah

memerintahkan bertaqwa kepada-Nya. Maka Allah mengingatkan

kepada manusia agar menyambung tali silaturrahim, karena mereka

sebenarnya berasal dari satu jiwa, dan untuk menunjukkan silaturrahim

karena mengharapkan ridha Allah merupakan salah satu pengaruh

taqwa kepada-Nya. Manusia yang paling menyambung silaturrahim

merupakan manusia yang paling sempurna iman dan paling bertaqwa

kepada Rabb-Nya.

“ Dua hari setelah pertunjukan itu, Aziz membawa istrinya

ziarah ke rumah Zainuddin. Dan beberapa hari di belakang

Zainuddin bertandang pula ke rumah Aziz”. ( Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck, 1990 :170).

Kutipan novel di atas menunjukkan kepada kita betapa

pentingnya menyambung tali silaturrahim. Sesungguhnya silaturrahim

itu tidak hanya dilakukan dalam saat Idul Fitri yakni dengan acara

halal bihalal. Namun silaturrahim bisa dilakukan kapan saya. Bahkan

silaturrahim merupakan amal shalih yang penuh berkah, dan

memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat,

Page 127: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

114

menjadikannya diberkahi di manapun ia berada, Allah SWT

memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan perbuatannya,

baik yang segera maupun yang tertunda.

Banyak sekali yang akan kita dapat jika kita menyambung tali

silaturrahim, begitu juga dengan sebaliknya. Terdapat azab yang

sangat pedih bagi orang yang memutuskan tali silaturrahim. salah satu

ganjaran yang akan kita dapat saat kita menyambung tali silaturrahim

adalah mendapatkan rahmat dari Allah. Karena silaturrahim itu adalah

kebaikan yang pahalanya lebih cepat. dan memutuskan tali

silaturrahim adalah suatu dosa yang azabnya lebih cepat dan tentunya

bisa dipastikan masuk neraka.

5. Sikap dan perilaku dalam hubunganya dengan alam sekitar

Menghormati adat istiadat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Adat istiadat adalah

tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke generasi

lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola

perilaku masyarakat.

Adat istiadat merupakan aturan tingkah laku yang dianut secara

turun temurun dan berlaku sejak lama. Adat istiadat termasuk aturan

yang sifatnya ketat dan mengikat. Adat istiadatyang diakui dan ditaati

Page 128: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

115

oleh masyarakat sejak beradab-abad yang lalu dapat menjadi hukum

yang tidak tertulis yang disebut sebagai hukum adat. Hukum adat di

Indonesia adalah hukum yang tidak tertulis yang berlaku bagi sebagian

besar penduduk Indonesia.

Jadi menghormati adat istiadat adalah suatu sikap yang ada

pada diri manusia untuk menjaga dan melaksanakan suatu adat yang

berlaku di suatu tempat. Dan jika melanggar maka akan dikenakan

sanksi adat.

“ Tapi, saya tidak akan mengganggu adatmu, tidak

akan mengganggu dirimu sendiri, tidak akan menyentuh

kebesaran dan sesunan rusam basi orang Minangkabau”.

( Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, 1990 :42).

Kutiapan novel diatas menunjukkan rasa menghormati suatu adat

yang berlaku. Yaitu adat berkiriman surat antara seorang laki-laki dan

perempuan, adat dilarangnya berpacaran. Bahkan tidak diperbolehkan

menjalin suatu hubungan yang bukan keturunan atau asal tempat

tersebut juga termasuk derajatnya lebih rendah dari pada kita.

Kita sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

hidup di Indonesia yang memiliki beragam adat atau kebudayaan,

namun tetap harus saling menghargai. Menghargai adat sangat penting

supaya tidak ada perpecahan di antara suku. Sehingga tetap tercipta

persatuan dan kesatuan.

Page 129: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

116

C. Implikasi Nilai Pendidikan Sosial dalam PAI.

Pendidikan sosial dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

terdiri atas nilai pengabdian diri kepada Allah, kekeluargaan, kerjasama

dalam kebaikan, tolong menolong, kepedulian terhadap sesama, kesetiaan,

nilai rasa memiliki, empati, toleransi, musyawarah dalam kebaikan.

Bila dihubungkan dengan Pendidikan Agama Islam khusus pendidikan

formal (SD, SMP, dan SMA) nilai-nilai tersebut juga masuk dalam

hubungan yang terstruktur terhadap nilai-nilai sosial. Contohnya dalam

Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 7

untuk SMP. Adapun isi dari silabus mulai dari Pengertian empati,

pentingnya empati, dalil naqli tentang empati dan artinya, hikmah empati

dalam kehidupan sehari-hari. Adapun contoh atau aktualisasi dari empati

sendiri antara lain hormat kepada kedua orang tua dan kepada guru.

Empati merupakan bagian dari kepedulian sosial dan menjadi dasar

dari sikap tolong menolong. Manusia sebagai makhluk sosial tidak

dibenarkan jika mementingkan dirinya sendiri, mereka harus tanggap

dengan lingkungan sekitarnya, merespon setiap permasalahan, dan

membantu kesulitan orang lain. Islam sebagai agama Rahmatan Lil

„Alamin menuntun umatnya agar mengasihi sesamanya tanpa memandang

kelas, strata ataupun harta.

Selain empati dalam silabus Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

untuk SMA kelas XI mengenai materi toleransi. Dalam silabus indikator

Page 130: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

117

yang akan dicapai yaitu mampu memahami makna toleransi dan mampu

menampilkan contoh perilaku toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan yang akan dicapai dari indikator itu agar siswa mampu mengetahui

makna dan menampilkan perilaku toleransi di dalam kehidupannya.

Sosial menjadi kunci dalam keberlangsungan hidup, membantu kita

dalam berinteraksi, dan berbaur dengan manusia lain. Orang yang

kehidupan sosialnya tinggi akan lebih mudah diterima di masyarakat.

Kepekaan sosial dalam diri perlu ditumbuhkan, agar menghasilkan

manusia yang produktif dan mampu berkontribusi terhadap lingkungan

kemasyarakatannya.

Latar belakang Hamka sebagai ulama‟ menyajikan nilai religiusitas

dalam karya sastra. Selain mendiskripsikan kultur masyarakat Minang

baik dalam segi kebudayaan atau corak berpikirnya, Hamka menyajikan

nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diambil dalam karya sastra. Hal ini

mengindikasikan bahwa siswa-siswi mampu mengambil pelajaran atau

nilai kehidupan dalam karya sastra. Novel tidak hanya dimaknai sebagai

bacaan ringan semata, tetapi mengajak pembaca untuk memaknai nilai

kemanusiaan salah satunya pendidikan sosial.

Dengan demikian Nilai-Nilai Pendidikan Sosial di dalam novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka memiliki kontribusi

positif terhadap Pendidikan Agama Islam.

Page 131: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

118

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian terhadap Novel Tenggelamnya

Kapal Van Der Wijck karya Hamka dengan kajian berupa nilai-nilai

pendidikan Sosial, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Interaksi sosial lebih ditekankan antar sesama manusia, baik dalam

hal tolong menolong, kepedulian, musyawarah dimana hal tersebut

membutuhkan interaksi secara langsung. Berdasarkan hal tersebut

Hamka ingin menekankan pentingnya Hablum Minannas

(hubungan sesama manusia) sebagai bagian dari pendidikan sosial.

Karena Tuhan menciptakan manusia tidak hanya satu, sehingga kita

dituntut untuk berbaur mengingat kita tidak bisa hidup sendiri tanpa

orang lain.

2. Karakter tokoh utama (Zainuddin) yang patut diteladani, dia

berkepribadian baik. Ini dibuktikan dengan sifatnya yang sabar,

bijaksana dan pantang menyerah. Hanya saja ia dipandang sebelah

mata oleh masyarakat karena kondisi dirinya yang lemah dari segi

materi dan strata. Hal tersebut tidak membuatnya dendam ataupun

Page 132: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

119

benci. Dia melawan itu semua dengan menunjukkan karya dan

semangat dalam diri untuk mengangkat kedudukannya.

3. Implikasi nilai pendidikan sosial dalam novel pada PAI

Implikasi nilai-nilai pendidikan sosial dalam novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka memberikan

kontribusi yang positif terhadap Pendidikan Agama Islam.

Karena seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya,

bentuk pendidikan sosial dalam novel itu meliputi, kerjasaama,

kepedulian, toleransi, kekeluargaan, musyawarah, rasa empati, dan

tolong menolong menjadi bagian dari ajaran Islam. Novel ini

memiliki nilai edukasi sehingga pembaca diajak untuk meresapi dan

mengambil nilai yang terkandung termasuk sosial. Sehingga

mampu membuka pikiran pembaca dan mengimplementasikan

dalam Pendidikan Agama Islam. Dengan begitu akan menjadikan

kita pribadi yang berkarakter dan akhlak yang baik.

B. Saran

Setelah mengadakan kajian nilai-nilai pendidikan sosial dalam

novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka ada beberapa saran

yang peneliti sampaikan:

1. Bagi Masyarakat

Kepada masyarakat disarankan untuk meningkatkan kepedulian

terhadap sesama. Agar tercipta kerukunan dan kebersamaan. Karena

Page 133: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

120

Pendidikan Sosial merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan

bermasyarakat. Selain itu juga kita sebagai manusia sebagai makhluk

sosial.

2. Bagi dunia sastra

Dalam membuat sebuah karya, sebaiknya tidak hanya memuat

tentang keindahan dan hiburan semata sebagai daya jual namun juga

memperhatikan isi dan memasukkan pesan-pesan yang dapat diambil dari

karya sastra tersebut. Sehingga karya sastra tersebut menjadi lebih

bermakna.

3. Bagi dunia penelitian

Banyak hal yang masih perlu dikaji tidak hanya nilai Pendidikan

Sosial akan tetapi kita juga dapat mengkaji karya sastra ini dari sisi atau

aspek-aspek lain, sehingga semakin menginspirasi yang justru belum

banyak diketahui oleh banyak orang.

Page 134: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

121

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Wahid, 2004. Risalah Akhlak: Panduan Perilaku Muslim Modern. Solo

Eraintermedia

Al Ghalayini, Syeikh Mustofa, 1976. Bimbingan Menuju Keakhlak yang Luhur.

Semarang: CV Toha Putra

Aminuddin, 1995. Stilistika: Pemahaman Memahami Bahasa dan Karya Sastra.

Semarang: IKIP Semarang Press

Arikunto, Suharsimi, 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

_______________, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT Rineka Cipta

Baihaqi, Mif, 2007. Ensikopedia Tokoh Pendidikan: Dari Abendanon Hingga Imam

Zarkasyi. Bandung: Nuansa

Bin Umar, Abdullah, 2006. At-Tawakkal Allah Ta‟ala. Jakarta : PT Darul Falah

Darmawan, Deni. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Dawam, M. Rahardja, 1993. Intelektual Intelegensi dan Perilaku Politik Bangsa.

Bandung: Mizan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1898. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka

Elizabeth, K Nottingham, 1994. Agama dan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Hamka, 1987. Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas

______, 1990, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Jakarta: Bulan Bintang

Harton, paul B dan Chaster L Hunt, 1987. Sosiologi: Erlangga

Page 135: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

122

Koesoema, A Doni, 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta: Grasindo

Lickona, Thomas, 1991. Educating For Character: How Our School Can Trach

Respect And Responsibility. New York: Batam Books

Maslikhah, 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa.

Yogyakarta: Truns Media

Muhaimin dan Abdul Mujib, 1993. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis

dan Kerangka Dasar Oprasionalisasinya. Bandung: Trigenda Karya

Najati, Usman. 1985. Al-Quran Wa „Ilm Al-Nafs Trj. Ahmad Rifa‟i Usman: Al-

Qur‟an dan Ilmu Jiwa. Bandung: Pustaka

Nashih Ulwan, Abdullah, 1981. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam. Semarang:

Asy Syifah

Nizar, Samsul, 2008. Memperbincangkan Dinamika Intelektuak dan Pemikiran

Hamka Tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Noer, Deliar, 1985. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES

Anggota IKAPI

Purwadarminta W.J.S, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

_________________, 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Ratna Nyoman, Kutha. 2007. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Belajar

Rois, Ahmad, 2002. Silaturrahmi dalam Kehidupan. Jakarta: Al Mawardi Labeiel-

Sultoni

Ryan, K Dan Bohlin, K.E, 1999. Building Character In School Practical Ways To

Bring Moral Introduction To Life. San Fransisco: CA Jossey-Bass

Samani, Muchlas dan Hariyanto, 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sanusi, Muh, 2013. Temankan Orang Tuamu di Atas Kepala Niscaya Mulia

Hidupmu. Yogyakarta: Diva Press

Page 136: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

123

Sastrapratedja, M, 1993. “Pendidikan Nilai” dalam EM.K. Kaswardi, (Ed),

Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta: PT Grasindo

Schneider, David Murray. 1998. A Critigue Of The Study Of Kinship. Michigan:

Universitas Michigan Press

Soekanto, soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pres

Soewandi, dkk, 2005. Pelangi Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma

Suyanto, Agus, 1983. Psikologi Umum. Jakarta: Aksara Baru

Syafe‟I, Rachmat, 2000. Al-Hadis Akidah Akhlak dan Hukum. Bandung: Pustaka

Setia

Vembriarto, ST, 1975. Pendidikan Sosial. Yogyakarta: Yogyakarta Pendidikan

Paramita

Zubaedi, 2006. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Zuchdi, Darmayanti, dkk, 2013. Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan

Implementasi Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press

Sugiyarbani, 2012. Teori psikologi individu alder online

(http://sugithewae.wordpress.com/ 2012/05/05/ teori-psikologi-individiu-alder

diakses pada tanggal 30 juni 2016

http:// muslim.or.id/ 10250-itsar-mendahulukan-saudaranya-dari-diri-sendiri diakses

pada tanggal 4agustus 2016

http://amir14.wordpress.com/ tasawuf-hamka/ diakses pada tanggal 12 mei 2016

http://id.wikipedia.org/wiki/haji-abdul -malik-karim-amrullah/ diakses pada tanggal

12 mei 2016

http vakho.multiply.com/jurnal/item/2/biografi-hamka/ diakses pada tanggal 12 mei

2016

Page 137: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

124

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : LIA DWI PURWANTI

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 16 April 1994

Alamat : Dsn. Jetis RT. 11 RW.05 Desa Japan, kec.

Tegalrejo, kab. Magelang

No Hp / Email : 085726641884 / [email protected]

Pendidikan :

1. SD N JAPAN

2. SMP N 1 PAKIS

3. MAN 1 MAGELANG

Moto Hidup : Kesuksesan hanya dapat diraih dengan

segala upaya dan disertai dengan doa, karena

sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak

akan berubah dengan sendirinya tanpa

berusaha.

Page 138: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

125

Page 139: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

126

Page 140: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

127

Page 141: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

128

Page 142: NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DALAM NOVEL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1357/1/Lia Dwi Purwanti 111... · KARYA BUYA HAMKA Disusun oleh LIA DWI PURWANTI NIM: 111-12-131

129