perencanaan pendidikan lia

32
PERENCANAAN PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Rizal Dalil, Suyudi, dan Agus Kosasih A. PENDAHULUAN Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi management yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan. Dengan melakukan yang demikian pekerjaan kita menjadi terukur, terkendali dan dapat dievaluasi. Suatu perencanaan dalam hadits nabi diistilahkan dengan menyiapkan bekal, sedangkan dalam firman Allah menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi segala kemungkinan. Sebagaiman pesan Nabi kepada shahabat Abi Dzar ; “ Perkokohlah bahtera karena lautan itu dalam, Perbanyaklah bekal karena perjalanan itu panjang…”. Begitupun firman Allah dalam QS. al- Anfal : 60, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang- orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya…”. Dalam makalah ini akan kita bahas beberapa masalah terkait pengertian, urgensi, ruang lingkup, konsep dan strategi perencanaan, khususnya dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam. B. PENGERTIAN , URGENSI DAN RUANG LINGKUP Dalam investorword.com [2] didefinisikan “The process of setting goals , developing strategies , and outlining tasks and schedules to accomplish the goals”. Planning adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan

Upload: ahmadfauziridwan

Post on 02-Jul-2015

307 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

PERENCANAAN PENDIDIKAN ISLAM

Oleh : Rizal Dalil, Suyudi, dan Agus Kosasih

 A.        PENDAHULUAN

Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi management yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan  sesuai dengan yang telah direncanakan.

 Dengan melakukan yang demikian pekerjaan kita menjadi terukur, terkendali dan dapat dievaluasi.  Suatu perencanaan dalam hadits nabi diistilahkan dengan menyiapkan bekal, sedangkan dalam firman Allah menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi segala kemungkinan.  Sebagaiman pesan Nabi kepada shahabat Abi Dzar ; “ Perkokohlah bahtera karena lautan itu dalam, Perbanyaklah bekal karena perjalanan itu panjang…”. Begitupun firman Allah dalam QS. al-Anfal : 60, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang  kamu menggentarkan  musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu  tidak mengetahuinya…”.

 Dalam makalah ini akan kita bahas beberapa masalah terkait pengertian, urgensi, ruang lingkup, konsep dan strategi perencanaan, khususnya dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam.

 B.        PENGERTIAN , URGENSI DAN RUANG LINGKUP

     Dalam investorword.com [2] didefinisikan  “The process of setting goals, developing strategies, and outlining tasks and schedules to accomplish the goals”. Planning adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Kaufman (1972) sebagaimana dikutip Harjanto, Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Bintoro Tjokroaminoto mendefinisikan perencanaan sebagai proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Pramuji Atmosudirdjo mendefinisikan perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaiman melakukannya. SP. Siagiaan mengartikan perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Y.Dior berpendapat perencanaan perencanaan adalah suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang , dalam rangka mencapai sasaran tertentu.

Page 2: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

Berbagai pendapat diatas menyiratkan bahwa perencanaan merupakan proses yang berisi kegiatan-kegiatan berupa pemikiran, perhitungan, pemilihan, penentuan dsb. Yang semuanya itu dilakukan dalam rangka tercapainya tujuan tertentu. Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternative (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan dan berkesinambungan.

Proses yang dimaksud diatas menyangkut 3 kegiatan yang berupa penilaian terhadap kondisi saat ini yang merupakan hasil dari proses masa lalu, sasaran baru yang akan ditetapkan,  serta pekerjaan apa saja yang tepat untuk dilakukan untuk mencapai tujuan baru tersebut.  Dengan demikian perencanaan mengandung unsure; (1)kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses, (3) adanya hasil yang ingin dicapai dan (4) Masa depan dan waktu tertentu. Atau dalam istilah Hansiswany kamarga[6] perencanaan merujuk pada kata kunci ;

Aktivitas atau proses yang dilaksanakan sekarang Merupakan penuntun (guideline, framework) untuk dilakukan di masa yang

akan datang Dilakukan dalam suatu system Dalam rangka mencapai tujuan

Hal diatas sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al Hasyr (59) : 18,

الَّل�َه� ِإ�َّن� الَّل�َه� وا اَّت�ُق� َو� ل�َغ�ٍد� ٍد�َم�ْت� َق� ا َم� َن�ْف�ٌس� ل�َت�ْن�ُظ�ْر� َو� الَّل�َه� وا اَّت�ُق� ْن�وا َم�َآ� ال�ِذ�يَن� ا ي$َه�

� َأ ي�اَّل�وَّن� ) َّت�ْع�َم� ا ِب�َم� ِب�يْر� (18َخ�

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah  dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Perencanaan dalam fungsi mamagement amat penting. Suatu kegiatan yang sukses biasanya merupakan indikasi dari perencanaan yang matang. Bahkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu kita perlu menyiapkan beberapa lapis perencanaan agar ketiatan tersebut dapat mencapai sukses maksimal sebagaimana yang kita kenal dengan istilah ; Plan A, Plan B, Plan C dst.

Perencanaan memiliki urgensi yang sangat bermanfaat dalam hal antara lain;

1)      Standar pelaksanaan dan pengawasan

2)      Pemilihan berbagai alternatif terbaik

3)      Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan

4)      Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi

5)      Membantu manager menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan

Page 3: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

6)      Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait

7)      Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti

Manfaat yang lain dari perencanaan adalah;

1)      Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai

2)      Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

3)      Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakan sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan.

4)      Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan

5)      Memberikan batas wewenang dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana

6)      Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif sehingga bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.

7)      Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal

8)      Menghindari pemborosan

Dengan adanya standar pelaksanaan (SOP) dan pengawasan,skala prioritas, tujuan, batasan wewenang, pedoman kerja dsb. memungkinkan seluruh personil yang terlibat dalam organisisasi atau tim akan dapat bekerja lebih transparan dan penuh tanggung jawab, efektif dan efisien.

Kegiatan perencanaan memiliki ruang lingkup yang sangat luas terkait demensi waktu, spasial, dan tingkatan dan  teknis perencanaannya. Namun demikian ketiga demensi tersebut saling kait-terkait dan beriteraksi.  Masing-masing demensi tersebut adalah sebagai berikut; [7]

1.      Perencanaan dari demensi waktu

Dari demensi waktu perencanaan mencakup; (a) Perencanaan jangka panjang (long term planning) berjangka 10 tahun keatas, bersifat prospektif, idealis dan belum ditampilkan sasaran-sarana yang bersifat kualitatif. (b) Perencanaan jangka menengah (medium term planning)  berjangka 3 sampai 8 tahun, merupakan penjabaran dan uraian rencana jangka panjang. Sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyksikan secara kuantitatif, meski masih bersifat umum. (c) Perencanaan jangka pendek (sort term planning) berjangka 1 tahunan disebut juga perencanaan jangka pendek tahunan (annual plan) atau perencanaan operasional tahuanan (annual opperasional planning)

 2.      Perencaan dari demensi spasial

Page 4: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

Perencanaan ini terkait dengan ruang dan batas wilayah yang dikenal dengan perencanaan nasional (berskala nasional), regional (berskala daerah atau wilayah), perencanaan tata ruang dan tata tanah (pemanfaatan fungsi kawasan tertentu).

 

3.      Perencanaan dari demensi tingkatan teknis perencanaan

Dalam demensi ini kita mengenal istilah (a) perencanaan makro (b) perencaan mikro (c) perencanaan sektoral (d) perencaan kawasan dan (e) perencaan proyek. Perencaan makro meliputi peningkatan pendapatan nasional, tingkat konsumsi, investasi pemerintah dan masyarakat, ekspor impor, pajak, perbankan dsb. Perencanaan mikro disusun dan disesuaikan dengan kondisi daerah. Perencanaan kawasan memperhatikan keadaan lingkungan kawasan tertentu sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif. Perencanaan proyek adalah perencanaan operasional kebijakan yang dapat menjawab siapa melakukan apa, dimana, bagaimana dan mengapa.

 

4.      Perencanaan demensi jenis

Menurut Anen (2000) sebagaimana dikutip Syaiful sagala meliputi ; (a) Perencanaan dari atas ke bawah (top down planning), (b) perencanaan dari bawah ke atas (botton up planning), (c) perencanaan menyerong kesamping (diagonal planning), dibuat oleh pejabat bersama dengan pejabat bawah diluar struktur (d) perencanaan mendatar (horizontal planning), yaitu perencanaan lintas sektoral oleh pejabat selevel (e) perencanaan menggelinding (rolling planning) berkelanjutan mulai rencana jangka pendek,menengah dan panjang.(f) perencanaan gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas (top down and button up planning), untuk mengakomodasi kepentingan pusat dengan wilayah/daerah.

       Dalam kegitan pendidikan lingkup perencanaan meliputi semua komponen administrasi sekolah dalam hal kurikulum, supervisi, kemuridan, keuangan, sarana dan prasarana, personal, layanan khusus, hubungan masyarakat, media belajar, ketata usahaan sekolah dsb.  Atau berupa penentuan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedoman, kesepakatan (commitment) yang menghasilkan program-program sekolah yang terus berkembang

 C.        TEORI dan KONSEP PERENCANAAN

Menurut Hudson dalam Tanner (1981) teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.

 1.      Teori Sinoptik

Disebut juga system planning, rational system approach, rasional comprehensive planning. Menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek

Page 5: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi ; (a) pengenalan masalah, (b), mengestimasi  ruang lingkup problem (c) mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, (d) menginvestigasi problem, (e) memprediksi alternative, (f) mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.

 2.      Teori incremental

Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang.

 3.      Teori transaktif

Menekankan pada hakekat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi.

 4.      Teori advokasi

Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Berdasar pada argumentasi logis rasional  dan dapat mempertahankan dalam argumentasi serta bukan pada pengalaman empiris atau penelitian.

 5.      Teori radial

Menekankan pada lembaga local untuk melakukan perencanaan sendiri agar lebih cepat memenuhi kebutuhan local.

 6.      Teori SITAR

Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap.

 D.       STRATEGI PERENCANAAN

        Pendekatan (strategi)  perencanaan pendidikan terkait erat dengan struktur penduduk. Ada empat pendekatan dalam perencanaan pendidikan, yaitu ; (1) pendekatan kebutuhan social (social demand approach), (2) pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach), (3) pendekatan untung rugi (cost and benefit), (4) pendekatan cost eefectiveness, dan (5) pendekatan terpadu. Masing-masing mempunyaI kelebihan dan kelemahan.

 1.      Pendekatan kebutuhan social (social demand approach)

Pendekatan model ini didasarkan atas keperluan masyarakat saat ini dan menitik beratkan pada pemerataan pendidikan seperti wajib belajar (wajar 9 tahun). Kekurangannya pendekatan model ini adalah; (1) mengabaikan alokasi dalam skala nasional, (2) mengabaikan kebutuhan perencanaan ketenagakerjaan, (3) cenderung hanya menjawab problem pemerataan dengan lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas pendidikan.

Page 6: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

    2.      Pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach)

Pendekatan ini mengutamakan keterkaitan system pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Membengkaknya angka pengangguran misalnya menjadi pendorong untuk mempertemukan gape antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Upaya untuk hal ini misalnya diberlakukannya system link and match, magang, pendidikan profesi, pengembangan smk dsb.

 3.      Pendekatan untung rugi (cost and benefit)

Dalam pendekatan ini dibuat perhitungan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk penyelengaraan pendidikan serta keuntungan yang akan siperoleh dari hasil pendidikan. Pendekatan ini melihat pendidikan sebagai upaya investasi yang harus memberikan keuntungan nyata pada saat nanti.

 4.      Pendekatan cost efectiveness

Pendekatan ini menitikberatkan pada pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mencapai hasil pendidikan seoptimal mungkin, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pendidikan ini diadakan jika benar-benar memberikan keuntungan yang relative pasti. Seperti dibukannya program magister management, magister bisnis administrasi, kursus-kursus dsb.

5.      Pendekatan terpadu

Yaitu dengan memadukan keempat pendekatan diatas sunaryo (2000)

       Dalam hemat kami, pendekatan terpadu dapat digunakan untuk menjembatani berbagai kepentingan akan tujuan output pendidikan. Apalagi dalam islam dikenal akan adanya dua kebutuhan duniawi dan ukhrowi sehingga pendekatan yang digunakan untuk pendidikan tentu semestinya mencakup kedua kebutuhan tersebut.

Dalam al-Qur’an kita dapat merujuk ayat yang menggambarkan pendekatan yang mestinya kita jadikan model pendekatan yang strategis dalam pendidikan islam yaitu; pendekatan untuk memenuhi kebutuhan tujuan jangka pendek dan kebutuhan tujuan jangka panjang.

Dalam QS. al-Furqan : 74 Allah berfirman ;

tûïÏ%©!$#ur cqä9qà)t $oY/u ó=yd $oYs9 ô`ÏB $uZÅ_ºurør& $oYÏG»Íhèur no§è% &úãüôãr& $oYù=yèô_$#ur úüÉ)FßJù=Ï9 $·B$tBÎ) ÇÐÍÈ

“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati , dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.

Dalam  ayat tersebut menjelaskan tentang adanya 2 tujuan utama pendidikan islam, yaitu; menjadikan peserta didik atau murid  menjadi “qurrata a’yun” dan “imam’ bagi orang-orang yang bertaqwa.Tujuan yang pertama adalah tujuan jangka pendek dan yang kedua merupakan tujuan jangka panjang.

Page 7: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

Indikator tercapainya tujuan jangka pendek “qurratu a’yun’ adalah adanya perubahan pada diri peserta didik / murid yang antara  lain perubahan pada ; (a) aqidah/pola pikir, (b) akhlakul karimah, (c) ketaatan beribadah, (d)  karakter dan disiplin dan (e)  Antusias dan motivasi belajar atau ta’li. Sedangkan tercapainya tujuan jangka panjang pendidikan adalah terbitnya generasi yang hadir ditengah kehidupan menjadi “leader” imam, pemimpin yang  berperan sebagai inisiator perubahan dalam masyarakat, memiliki pengaruh dan menjadi motivator umat serta tampil sebagai problem solver atau penyelesai masalah.

 

E.        KESIMPULAN

 

       Dari berbagai pemaparan diatas dapat kita ambil kesimpulan dan poit penting antara lain ;

 

Perencanaan adalah sangat penting baik ditinjau dari sisi management maupun dari pandangan agama islam, mengingat adanya pesan nabi Muhammad saw. Dan ayat al-qur’an yang menekankan hal tersebut.

Diantara pengertian perencanaan adalah suatu proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan.

Diantara urgensi perencanaan adalah akan memberikan guideline (framework) untuk mencapai tujuan masa datang.

Ruang lingkup perencanaan mencakup berbagai demensi baik waktu, spasial,tingkatan dan teknis perencanaan.

Teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan radial

Pendekatan (strategi) yang dapat digunakan dalam perencanaan pendidian islam antara lain pendekatan kebutuhan social (social demand approach), pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach), pendekatan untung rugi (cost and benefit), pendekatan cost eefectiveness, dan pendekatan terpadu.

Pendekatan terpadu lebih utama diterapkan dalam perencanaan pendidikan islam mengingat adanya konsep islam yang mengajarkan pentingnya memenuhi kebutuhan yang bersifat duniawi dan ukhrawi.

 

 

 

 

F.         PENUTUP

Page 8: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

 

       Demikian makalah ini kami susun sebagai bahan diskusi untuk pemahaman pengetahuan yang lebih mendalam akan pentingnya perencanaan. Segala ide, masukan serta kritik yang bersifat membangun amat kami butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini. Walllahu a’lam.

 

REFERENSI :

1.      Sagala,syaiful, 2007, Managemen Strategik dalam meningkatkan mutu pendidikan; Alpabeta, Bandung.

2.      Usman, Husaini, 2006, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan; Bumi Aksara, Jakarta.

3.      Tim UPI, 2007, lmu dan aplikasi Pendidikan, Ilmu Pendidikan Praktis ; Intitama, Bandung.

4.      Harjanto, 2008. Perencanaan pengajaran ; Rineka Cipta,Jakarta.

5.      Kamarga, Hansaswany, Perencanaan pengajaran sejarah, presentasi ;Internet

6.      Investorword,com ,Internet

DASAR-DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM

Oktober 31, 2008 — Wahidin

A.PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM

1.Konsep Kurikulum

a.pengertian

Dalam bahasa l;atin kurikulum berarti”lapangan pertandingan”(race

course)yaitu arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai finish, Baru pada

tahun 1955istilah kurikulum dipakai dalam bidamg pendidkan. Bila ditelusuri ternyata

kurikulum mempunyia berbagai macam arti,yaitu:

1. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran

2. pengalaman belajaryang diperoleh murid dari sekolah

Page 9: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

3. rencana belajar muid

Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan

peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, sertacara yang digunknnya dalam

menyelenggarakan kegiatn belajar mengajar. Bayak pendapat mengenai arti

kurikulum, Namun inti kurikulum sebenarny6a adalah pengalaman belajar yang

banyak kaitannya dengan melakukan brrbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan

sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi denagn lingkungan

fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu

bukan sekedar mempelajari mata pelajaran,tetapi yang terpenting adalah

pengalamankehidupan.

b.Kurikulum dan Pengajaran

Pengertian kurikulum yang sangat luas pada akhirnya dapat membingungkan

para guru dalam mengembangkan kurikulum sehingga akan menyulitkan dalam

perencanaan pengajarannya.

Menurut Ralph.W.Tyler, ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam

proses pengembangan kurukulum dan pengajaran yaitu:

1. Tujuan apa yang hendak di capai?

2. pengalaman belajar apa yang perlu di siapkan untuk mencapai tujuan?

3. bagaimana pengalaman belajar itu di organisasikan secara efektif?

4. bagaimana menentukan keberhasilan pencapaian tujuan?

Jika kita mengikuti pandangan Tyler, maka pengajaran tidak terbatas hanya

pada proses pengajaranterhadap satu bahan tertentu saja, melainkan dapat pula

diterapkan dalam pengajaran untuk satu bidang studi / pengajaran di sekolah.

Demikian pula kurikulum dapat dikembangkan untuk kurikulum suatu sekolah

bidang studi atupun kurikulum untuk suatu bahan pelajaran tertentu.

c.Komponen-Komponen kurikulum

Page 10: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

1. Tujuan, Yaitu arah/sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaran

pendidikan

2. Isi Kurikulum, Yaitu pengalaman belajar yang di peroleh murid di

sekolah.pengalaman-pengalaman ini di rancang dan di organisasikan sedemikian

rupa sehingga apa yang diperoleh murid sesuai denagn tujuan

3. metode proses belajar mengajar yaitu cara muri memperolehpengalaman

belajaruntuk mencapai tujuan

4. Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin di tuju dapat

tercapai atau tidak

2.Fungsi dan Cara Mengembangkan Kurikulum

Fungsikurikulum ialah sebagai pedoman bagi guru dalam nelaksanakan tugasnya.

Selain itu kurikulum berfungsi sebagai:

Preventif yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai

dengan apa yang ditetapkan kurikulum

Korektif yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi pedoman dalam

membetulkan pelaksanaan pendidikan yang menyimpng dari yang telah

digariskan dalam kurikulum

Konstruktif yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan

mengembangkan pelaksanaannya asalkan arah pngembangannya mengacu

pada kurikulum yang berlaku

Setelah itu kita perlu mengetahui langkah-langkah pengembangan kurikulum,yaitu

sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan, Rumusan tujuan di buat berdasarkan analisis terhadap

berbagai tuntutan kebutuhan dan harapan

2. Menentukan isi, merupakan materi yang akan di berikn kepada murid selama

mengikuti proses pendidikan belajar mengajar

Page 11: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

3. Merumuskan kegiatan belajar mengajar, Hal ini mencakuppenentuan metode dan

keseluruhan proses belajar mengajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan

4. Mengadaka evaluasi

B.LANDASAN DAN TINGKATAN DALAM PENGEMBANGAN

KURIKULUM

1.Landasan

Pada umumnya dalam membina kurirkulum kita dapat berpegang pada asas-

asas berikut:

Asas filosofis

Landasan filosifis memberikan arah pada semua keputusan dan tindakan

manusia, karena filsafat merupakan pandangan hidup, orang, masyarakat, dan

bangsa.

Dalam kaitannya dengan pendidikan filsafat memberikan arah pendidikan

seperti hakikat pendidikan, tujuannya, dan bagaiman cara mencapai tujuan. Oleh

karena itu,wajar apabila kurikulum senantiasa bertalian erat dengan filsafat

pendidikan, karen afilsafat mementukan tujuan yang hendak dicapai dengan

alatyang di sebut kurikulum.

Asas psikologis

Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia. Landasan psikologis berkaitan

dengan cara peserta didik belajar, dan faktor apa yang dapat menghmbat kemuan

belajar mereka selain itu psikologis memberikan landasan berpikir tentang hakikai

proses belajar mengajar dan tingkat-ingkat perkembanganpeserta didik.

Kurikulum pada dasarnya disusun agar peerta diik dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik ini berarti bahwa kurikulum dan pengajaran yang dilaksanakan

dengan mempertimbangkan peserta didik sebagai peserta utama dlm proses

belajar mengajar akan lebih meningkatkankeberhasilan kurikulum, daripada

kurikulum yang mengabaikan faktor psiklogis peserta didik

Page 12: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

Asas sosiologis

Asas ini berkenaan dengan penyampaian kebudayaan, proses sosialisasi

individu dan rekontruksi masyrakat, Landasan sosial budaya ternyata bukan hanya

semata-mata digunaka dalam mengembangkan kurikulum pada tingkat nasional,

melainkan juga bagi guru dalam pembinaan kurikulum tingakt sekolah atau bahka

tingkat pengajaran

Asas Organisatoris

Asas ini berkenaan dengan organisasi kurikulum.Dilihat dari organisasinya ada

tiga tipe bentuk kurikulum:

1. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-

pisah(separated subject curriculum)

2. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di hubung-

hubungkan(Correlated curriculum)

3. Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua/ hampir semua mata

pelajaran(integrated curriculum)

2.Prinsip yang Dianut dalam Pengembangan Kurikulum

Ada sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan

kurikulum,diantaranya:

a. Prinsip relevansi, Kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan

tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik

b. Prinsip efektifitas, Berkaitan dengantingkat pencapaian hasil pelaksanaan

kurikulum

c. Prinsip efisiensi, Berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana,

dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh

Page 13: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

d. Prinsip kontinuinitas, Kurikulum berbagai tingkat kelas dan

jenjangpendidikan disusun secara berkesinambungan

e. Prinsip Fleksibilitas,disamping program yang berlakuuntuk semua anak

terdapat pula kesempatan bagi amak mengambil program-program pilihan

f. Prinsip integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn hubungan antara

berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang

terpadu

3.Tingkatan dalam Pengembangan Kurikulum

a.Pengembangan tingkatan institusional

Meliputi kegiatan pengembangan tujuan-tujuan institusional dan struktur

program

b. Pengembangan tingkatan bidang studi / mata pelajaran

Setelah bidang-bidang studi di tentukan langkah selanjutnya ialah

mengembangkan GBPP,dengan menempuh langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan-tujun kurikuler dan tujuan intruksional umumtiap

bidang studi

2. Mengidentifikasi topik-topik /pokok bahasan yang diperkirakandapat

dijadikan sebagai bahan untuk dipelajari oleh murid agar mencapai tujuan

yang telah dirumuskan

3. Memilih topik-topik yang paling relevan, fungsional,efektif dan

kemperhensif bagi pencapaian tujuan yang telah din identifikasikan

4. Memetapkan metode dan sumber belajar untuk tiap kelompok pokok

bahasan

c.Pengembangan tingkat operasional / kelas

Page 14: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

Uraian tentang pengembangan tingkat operasional ini lebih di tekankan pada

usaha guru dalam mengembangkan lebih lanjut GBPP.

C.PENINGKATAN RELEVANSI PENDIDIKAN MELALUI MUATAN

LOKAL

1.Pengertian

Sesuai denagn SK Mendikbud No.0412/21/1987 tentang penerapan muatan

lokal kurikulm sekkolah dasar,muatan lokal di artikan sebagai progran pendidikan

yang isi dan media penyampaiannya dikaitknan dengan lingkungan alam, lingkungan

sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu di

ajarkan kepada siswa

Seperti diungkapkan dalam pengertian muatan lokal maka kita akan

mempelajarimuatan lokal sebagai komponen, kedudukan, dan fungsinya dalam

kurikulum di SD

a. Muatan lokal sesbagai komponen kurikulum

Bab IX pasal 37 UU RI No.2 tahun 1989 tentang sisdiknas menyatakan

bahwa:”kurikulum di susum untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

denagn memperhatikan tahap perkembangan pesrta didik dan kesesuainya

dengan lingkungan kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan IPTEK

serta kesenian, sesuia dengan jenis dan jenjang masing-maing satuan

pendidikan.”

Pada bab yang sama pasal 39 ayat (1),disebutkan bahwa:

“Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan di dasarkan atas

kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan

dengan keadaan, sertaa kebutuhan lingkuingan dan ciri khas satuan pendidikan

yang bersangkutan”.

Bila kita simak keseluruhan UU RI No.2 tersebut ternyata muatan lokal tidak

tersurt tetapi tersirat dalam kedua pasal tersebut. Jadi dilihat dari komponen

Page 15: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

kurikulum, muatan lokal merupakan isi kurikulum,yaitu suatui bahan kajian dari mata

pelajaran yng sesuai dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan setempat

b.kedudukan muatan lokal dalam kurikulum

Muatan lokal dalam kurikulumdapat merupakan mata pelajaran yang berdiri

sendiri atau bahan kajian suatu mata pelajaran yang telah ada. Sebagai pelajarn yang

berdiri sesndiri muatn l;okal memiliki alokasi waktu tersendiri misalnya mata

pelajaran bahasa daerah, pendidikan kesenian dan pendidikan keterampilan tetepi

sebagai bahan kajian dari mata pelajaran, muatan lokal dapatsebagai bahan tambahan

kajian dari mata pelajaran yang sudah ada namum suklar untukdinerikan alokasi

waktu .

c.fungsi muatan lokal

Fungsi penyesuaian

Fungsi integrasi

Fungsi perbedaan

2.Tujuan Muatan Lokal

Secara umum tujuannya adalah mempersiapkan murid agar mereka memiliki

wawasan tentang lingkungannya serta sikp dan perilaku bersedia melestarikan dan

mengembangkan SDA, kualitas Sosbud yang mendukung pembangunan nasional

maupun setempat.

Secara lebih rinci, program muatan lokal bertujuan untuk:

a.tujuan langsung

1. bahan pelajaran lebih mudah diserap oleh murid

2. sumber belajar didaerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan

pendidikan

Page 16: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

3. murid dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya

unuk memecahkan masalah yang di temukan

4. murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan budayayang

erdapat didaerahnya

b.tujuan tidak langsung

1. murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerhnya

2. murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan dirinya sendiri dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya

3. murid menjadi akrab dengan lingkungnnya dan terhindra dari kterasingan

terhadap lingkungannya sendiri

3..Dasar-dasar Pengembangan Muatan Lokal

Gagasan muatan l0okal memiliki empat macam landasan,yaitu:

Landasan ideal

Landasan hukum

Landasan teoritik

Landasan demografik

4.Muatan Lokal dan Kegiatan Kurikuler

Kegiatan belajar mengajar dimana terjadi tatap mika antara guru dan muridnya

disebut kegiatan intrakulikuler. Kegiatan belajar dirumah yang menunjang

pemahaman bahab kajian yangb diterima dari kegiatan intrakulikuler itun di sebut

sebagai korikuler sedangkan kegiatan diluar intrakulikuler dan korikuler

dikategorikan sebagai kegiatan ekstrakulikuler.

Page 17: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

Mengingat kedudukan muatan lokal dalam kurikulum sekolah dasar itu maka

muatan lokal dapat dilaksanakan baik dalam kegiatan intrakulikuler,kokuler,dan

ekstrakulikuler.

D.CARA MENGEMBANGKAN MUATAN LOKAL

Kegiatan pengembangan muatn lokaldi mulai dengan penentuan bahan kajian muatan

lokal atau isi muatan lokalyang di lakukan melalui dua cara:

1. pengembangan bahan kajian muatan lokal bertitik tolak dari GBPP

pengembangan bahan kajian muatan lokal bertitik tolak dari GBPP, dapat

dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

a. pelajari GBPP semua mata pelajaran kecuali mata pelajaran pendidikan agama,pendidikan moral pancasila,dan pendidikan sejarah perjuangan bangsa.

b. Catat semua pokok bahasan atau sub pokok bahasan maupun uraian dalam GBPP yang mungkin dapat di kaitkan dengan pola kehidupan yang telah di tentukan,misalnya:pokok bahasan dan sub pokok bahasan dari GBPP kurikulum1986 yang mungkin dapat di kaitkan dengan pola kehidupan perikanan air tawar,dapat di lihat pada diagram uraian yang memperliatkan hubungan konsep satu dengan konsep lainnya sbb:

<!–[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]> SHAPE \* MERGEFORMAT

<![endif]–>

Kekayaan alam yang dapat diperbaharuiHutan

pertanianperikanan

<!–[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]> <![endif]–>

Tujuan Pendidikan

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN

Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasanpun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Dibawah ini dikemukakan beberapa batasan tentang pendidikan yang bebeda berdasarkan fungsinya.

1. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya

Page 18: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari suatu generasi ke generasi lainnya. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada 3 bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggungjawab dan lain-lain, yang kurang cocok diperbaiki misalnya tata cara perkawinan, dan tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal.

Disini tampak bahwa,proses pewarisan budaya tidak semata-mata mengekalkan budaya secara estafet. Pendidikan justru mempunyai tugas kenyiapkan peserta didik untuk hari esok.

2. sebagai Proses Pembentukan Pribadi

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai sutu kegiatan yang sistematis dan sitemik dan terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.

Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang belum dewasa, dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri. Yang terkhir disebut pendidikan diri sendiri.

3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan warga Negara

Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.

4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja

Pendidkan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran.

5. Definisi Pendidikan Menurut GBHN

GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990:105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: Pensisikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

B. MACAM-MACAM TUJUAN PENDIDIKAN.

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

Page 19: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

Didalam praktek pendidikan khususnya pada sistem persekolahan, di dalam rentangan antara tujuan umum dan tujuan yang sangat khusus terdapat sejumlah tujuan antara. Tujuan antara berfungsi untuk menjembatani pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuan rincian khusus. Umumnya ada 4 jenjang tujuan di dalamnya terdapat tujuan antara , yaitu tujuan umum, tujuan instruksional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.

Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah Pancasila.

Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya.

Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.

Tujuan instruksional , tujuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan disebut tujuan instruksional, yaitu penguasaan materi pokok bahasan/sub pokok bahasan.

C. Hasil Pendidikan dan Evaluasi

1. Hasil Pendidikan

2. Evaluasi

a. Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu.

b. Tujuan evaluasi

Menurut Sudirman N., dkk.,(1991: 242) tujuan evaluasi adalah

- Mengambil keputusan tentang hasil belajar

- Memahami anak didik

- Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.

c. Fungsi evaluasi

Dilihat dari segi anak didik secara individual, evaluasi berfungsi :

- Mengetahui tingkat pencapaian anak didik dalam suatu prosese belajar mengajar

- Menetapkan keefektifan pengajaran dan rencana kegiatan.

- Memberi basis laporan kemajuan anak didik.

Page 20: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

- Menghilangkan halangan – halangan atau memperbaiki kekeliruan yang terdapat sewaktu praktek.

Dilihat dari segi program pengajaran, evaluasi berfungsi :

- Memberi dasar pertimbangan kenaikan dan promosi anak didik.

- Memberi dasar penyusunan dan penempatan kelompok anak didik yang homogen.

- Diagnosis dan remedial pekerjaan anak didik.

- Memberi dasar pembimbingan dan penyuluhan.

- Dasar pemberian angka dan rapor bagi kemajuan anak didik.

- Memotivasi belajar anak didik.

- Mengidentifikasi dan mengkaji kelainan anak didik.

- Menafsirkan kegiatan sekolah ke dalam masyarakat.

- Mengadministrasi sekolah.

- Mengembangkan kurikulum.

- Mempersiapkan penelitian pendidikan di sekolah.

d. Jenis-jenis evaluasi

1. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai mempelajari suatu unit pelajaran tertentu. Hal – hal yang oerlu diperhatikan dal;am pemakaian evaluasi formati yaitu:

- Penilaian dilakukan pada akhir setiap satuan pelajaran.

- Penilaian formatif bertujuan mengetahui sejauh mana tujuan instruksional khusus (TIK) pada setiap satuan pelajaran yang telah tercapai.

- Penilaian formatif dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar, kuesioner, ataupun cara lainnya yang sesuai.

- Siswa dinilai berhasil dalam penilaian formatif apabila mencapai taraf penguasaan sekurang-kurangnya 75% dari tujuan yang ingin dicapai.

2. Evaluasi Subsumatif/sumatif

Page 21: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

Evaluasi subsumatif adalah penilaian yang dilalsanakan setelah beberapa satuan pelajaran diselesaikan, dilakukan pada perempat atau temfah semester. Sedangkan evaluasi sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan setiap akhir pengajaran atau suatu program atau sejumlah unit pelajaran tertentu. Evaluasi sumatif bermanfaat untuk menilai hasil pencapaian siswa terhadap tujuan suatu program pelajaran dalam suatu periode tertentu, seperti semester atau akhir tahun pelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian evaluasi sumatif :

- Siswa dinilai berhasil dalam mata pelajaran tertentu selama satu semester apabila nilai rapor mata pelajaran tersebut sekurang-kurangnya 6 (enam).

- Penilaian sumatif (subsumatif) dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar, kuesioner ataupun cara lainnya yang sesuai dengan menilai ketiga ranah yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.

- Hasil penilaian sumatif (subsumatif) dinyatakan dalam skala nilai 0 – 10.

3. Evaluasi Kokurikuler

Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang telah dijatahkan dalam struktur program, berupa penugasan-penugasan atau pekerjaan rumah yang menjadi pasangan kegiatan intrakurikuler.

Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah dengan penjatahan waktu sesuai dengan struktur program.

Evaluasi kokurikuler adalah kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal berikut:

- Penilaian kokurikuler terutama dilakukan terhadap hasil kegiatan kokurikuler yang antar lain berupa: kliping, lembar jawaban soal, laporan praktikum, karangan, kesimpulan atau ringkasan dari buku.

- Penilaian kokurikuler dilakukan setelah nsiswa selesai mengerjakan setiap tugas yang diberikan.

- Hasil penilaian kokurikuler dinyatakan dalam skala 0 – 10

- Penilaian dapat dilakukan perorangan

- Nilai kokurikuler diperhitungkan untuknilai rapor.

4. Evaluasi Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran, yang dilkukan di sekolah ataupun di luar sekolah. Kegiatan ini di maksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara

Page 22: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

berbagai mata pelajaran atau bidang pengembangan, menyalurkan bakat dan minat yang menunjang pencapaian tujuan instruksional.

e. Jenis – jenis Alat Evaluasi

1. Tes

Tes Tertulis

- Tes bentuk uraian yaitu semua bentuk tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban dalam bentuk uraian.

- Tes Bentuk Objektif yaitu semua bentuk tes yang mengfharuskan siswa memilih di antara kemungkinan – kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi jawaban singkat, atau mengisi jawaban pada kolom titik-titik yang disediakan.

Tes Lisan (Oral tes

Tes lisan merupakan alat penilaian yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung untuk mengetahui kemampuan

Kemampuan berupa proses berfikir siswa dalam memecahkan suatu masalah, mempertanggungjawbkan pendapat, penggunaan bahasa, dan penguasaan materi pelajaran.

Tes perbuatan (Ferformance Test)

Tes perbuatan adalah tes yang diberikan dalam bentuk tugas-tugas. Pelaksanaannya dalam bentuk penampilan atau perbuatan (praktek pengalaman lapangan, praktek lapangan kerja, praktek olah raga, praktek laboratorium, praltek kesenian, dan lain-laIn). Untuk melaksanakan tes perbuatan diperlukan dua jenis alat yaitu:

- lembaran tugas (kerja) yang berisi deskripsi mengenai instruksi (petunjuk) yang jelas sehingga siswa mengetahui secara tepat apa yang harus dilakukan.

- lembaran pengamatan yang digunakan untuk menilai tingkah laku siswa selama proses pelaksanaan tugas sampai kepada hasil yang dicapai.

2. Nontes

Ditinjau dari pelaksanaannya nontes berupa:

Wawancara, yaitu komunikasi langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai.

Page 23: PERENCANAAN PENDIDIKAN lia

Pengamatan (observasi), pengamatan lansung. Contohnya yaitu:

Studi kasus ialah mempelajari individu dalam periode tertentu secar terus menerus untuk melihat perkembangannya.

Skala penilaian (rating scale), merupakan salah satu alat penilaian yang menggunakan skala yang telah disusun dari ujung yang negatif sampai kepada ujung yang positif sehingga pada skala tersebut penilai tinggal membubuhi tanda cek saja (V).

Inventory merupakan alat penilaian yang menggunakan daftar pertanyaan yang disertai alternatif jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak punya pendapat(TPP), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).