anhis lia integumen

46
Histology of Integument Muscular and Skeleton Kel VII.Sholifatul L A,Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya. Abstrak Jaringan utama yang diamati pada praktikum ini adalah Integument, Muscular, dan Skeleton. Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur sel dan jaringan pada jaringan-jaringan penyusun kulit, otot, dan tulang serta mengetahui perbedaan antara jaringan-jaringan penyusun kulit, otot, dan tulang. Pengamatannya yaitu Jaringan integumen, otot dan tulang diletakkan di atas papan amat mikroskop dan diamati struktur histologinya dan digambar. Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan lapisan subkutan. Jaringan otot dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu jaringan otot polos, jaringan otot lurik jaringan, dan otot jantung / miokardium. Terdapat dua jenis jaringan tulang: tulang keras, padat (kortikal), dan tulang substansia spongiosa (trabekula). Kata kunci: Integument, muscular, Skeleton

Upload: thiwie-spinkers

Post on 04-Jul-2015

284 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: anhis lia integumen

Histology of Integument Muscular and Skeleton

Kel VII.Sholifatul L A,Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya.

AbstrakJaringan utama yang diamati pada praktikum ini adalah Integument, Muscular, dan Skeleton. Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur sel dan jaringan pada jaringan-jaringan penyusun kulit, otot, dan tulang serta mengetahui perbedaan antara jaringan-jaringan penyusun kulit, otot, dan tulang. Pengamatannya yaitu Jaringan integumen, otot dan tulang diletakkan di atas papan amat mikroskop dan diamati struktur histologinya dan digambar. Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan lapisan subkutan. Jaringan otot dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu jaringan otot polos, jaringan otot lurik jaringan, dan otot jantung / miokardium. Terdapat dua jenis jaringan tulang: tulang keras, padat (kortikal), dan tulang substansia spongiosa (trabekula).

Kata kunci: Integument, muscular, Skeleton

Page 2: anhis lia integumen
Page 3: anhis lia integumen

LAPORAN PRAKTIKUMANATOMI HISTOLOGI HEWAN

Histology of Integument Muscular and Skeleton

Oleh:Sholifatul Liliana Azmi

105090107111003

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWANJURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS BRAWIJAYA

2011

Page 4: anhis lia integumen
Page 5: anhis lia integumen

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Histologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani, histos yang berarti jaringan dan logi yang berarti ilmu. Histologi adalah ilmu yang menguraikan struktur dari hewan dan tumbuhan secara terinci dan hubungan antara struktur pengorganisasian sel dan jaringan dan fungsi-fungsi yang dilakukannya (Yatim, 1990). Jaringan utama yang diamati pada praktikum ini adalah Integument, Muscular, dan Skeleton. Dengan diadakannya praktikum ini, maka diharapkan praktikan dapat lebih memahami tentang materi yang diajarkan. Praktikum ini membahas tentang struktur sel antara jaringan-jaringan penyusun kulit, otot, dan tulang.

1.2 Permasalahan Permasalahan pada praktikum ini adalah: Bagaimanakah struktur sel dan jaringan serta perbedaan antara jaringan-jaringan penyusun kulit, otot, dan tulang?

1.3 Tujuan Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur sel dan jaringan pada jaringan-jaringan penyusun kulit, otot, dan tulang serta mengetahui perbedaan antara jaringan-jaringan penyusun kulit, otot, dan tulang.

1.4 Manfaat Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui struktur sel dan jaringan pada jaringan-jaringan penyusun kulit, otot, dan tulang serta mengetahui perbedaan antara jaringan-jaringan penyusun kulit, otot, dan tulang. Serta praktikan dapat mengaplikasikan dalam dunia medis.

Page 6: anhis lia integumen

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Integument Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang (Yatim, 1990). Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari (Marieb, 2004). Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh sangat berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya merupakan pencerminan penyesuaiannya kepad fungsinya masing - masing. Kulit di daerah – daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya dengan lapisan bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksa yang ada di dalam lapisan kulitnya (Yatim, 1990). Pada permukaan kulit terlihat adanya alur-alur atau garis-garis halus yang membentuk pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap orang, seperti yang ada pada jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki atau dikenal dengan pola sidik jari (dermatoglifi) (Watson, 2002).

2.2 Anatomi Kulit Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan lapisan subkutan (Yatim, 1990).

Page 7: anhis lia integumen

2.2.1 Epidermis (Kulit Ari) Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,05 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Tidak ada terdapat pembuluh darah pada epidermis. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu (Junquiera dkk, 1998):a. Lapisan tanduk (stratum corneum) Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru.

Page 8: anhis lia integumen

Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.b. Lapisan bening (stratum lucidum) Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) Disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuankesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutatione. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur

Page 9: anhis lia integumen

halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

2.2.2 Dermis Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel. Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masingmasing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit. Di permukaan kulit, minyak dan keringat membentuk lapisan pelindung yang disebut acid mantel atau sawar asam dengan nilai pH sekitar 5,5. sawar

Page 10: anhis lia integumen

asam merupakan penghalang alami yang efektif dalam menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri dan berbagai jasad renik lainnya di permukaan kulit. Keberadaan dan keseimbangan nilai pH, perlu terus-menerus dipertahankan dan dijaga agar jangan sampai menghilang oleh pemakaian kosmetika. Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastic yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit. Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai peran penting bagi kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit.

2.2.3 Lapisan Subkutan / Jaringan Penyambung Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur. Sel lemak ini dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam banyak mengandung sel limposit yang

Page 11: anhis lia integumen

menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Sel lemak berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan energi.

2.2 Muscular Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek (Marieb, 2004). Jaringan otot dapat dibedakan menjadi 3 macam (Marieb, 2004): 2.2.1 Jaringan Otot Polos Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogeny sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos berkontraksi secara reflex dan di bawah pengaaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernapasan.

2.2.2 Jaringan Otot Lurik Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar. Dinamakan otot lurik karena bisa dilihat di bawah miroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-selang melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang. Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.

Page 12: anhis lia integumen

2.2.3 Jaringan Otot jantung / Miokardium Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung.

2.3 Skeleton Tulang merupakan kerangka penunjang tubuh terhadap kompresi, gaya tarik bumi (gravitasi) dan merupakan sistem pengungkit kaku yang menjadi dasar gerakan. Tulang yang dipelajari di dalam laboratorium adalah tulang kering dan mati. Pada kenyataan sesungguhnya, jaringan atau sel-sel tulang, kartilago dan jaringan ikat lainnya dalam systema skeletale orang yang hidup adalah aktif. Sel-sel tersebut harus mendapatkan nutrisi dan oksigen untuk menjalankan metabolisme hingga memproduksi zat sampah. Metabolisme dalam tulang tersebut memerlukan hormon dan fungsinya sangat erat dengan systema muscular (Blue Histology, 2006). Systema skeletale memiliki beberapa fungsi penting, yakni (Slomianka, 2009):1. Memberi bentuk tubuh, menyangga berat badan sekaligus

menegakkan tubuh.2. Melindungi organ interna (alat dalam) terutama organ vital.

Sebagai contoh bahwa ossa cranii melindungi otak dan sternum beserta costae melindungi jantung dan paru.

3. Tempat perlekatan otot-otot dan alat gerak pasif. Otot melekat erat pada tulang melalui jaringan ikat yang disebut tendon.

4. Penghasil sel darah tertentu (misalnya granulosit dan eritrosit).

5. Penyimpan dan sumber cadangan mineral tertentu.Misalnya ion calsium dan phospor, di mana bila konsentrasi dalam darah di atas normal, maka ion tersebut akan disimpan dalam sel tulang. Sebaliknya bila konsentrasi menurun, maka ion akan dilepaskan ke dalam darah. Aksi ini dikendalikan oleh hormon untuk mempertahankan hemostasis.

Page 13: anhis lia integumen

Terdapat dua jenis jaringan tulang: tulang keras, padat (kortikal), dan tulang substansia spongiosa (trabekula). Beberapa tipe tulang membentuk skeleton (tulang rangka): panjang (misal, femur), pendek (misal, karpal), datar (misal, sternum), irregular (misal, vertebrata), dan sesamoid (misal, patella).

Page 14: anhis lia integumen

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum pengamatan mengenai “Histology of Integument Muscular and Skeleton” dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 20 Maret 2011, pada pukul 15.05 WIB-17.05 WIB dan bertempat di laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi Universitas Brawijaya.

3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah LCD, alat tulis, pensil warna dan lembar pengamatan. Sedangkan alat yang digunakan adalah jaringan integumen, otot dan tulang serta mikroskop.

3.3 Metode Kerja Preparat awetan integument, otot, dan tulang diamati melalui layar LCD. Setelah diamati baru digambar dan diberi nama sesuai gambar pengamatan. Setelah itu diberikan keterangan tiap bagiannya.

Page 15: anhis lia integumen

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah LCD, alat tulis, pensil warna dan lembar pengamatan. Sedangkan alat yang digunakan adalah jaringan integumen, otot dan tulang serta mikroskop. Pengamatan pada jaringan integument, otot, dan tulang dilakukan dengan metode yaitu Preparat awetan integument, otot, dan tulang diamati melalui layar LCD. Setelah diamati baru digambar dan diberi nama sesuai gambar pengamatan. Setelah itu diberikan keterangan tiap bagiannya.

4.2 Analisa Hasil4.2.1 Histology of Integumenta) Integumen

Pengamatan (100X) Literatur

Keterangan :1. Epidermis2. Dermis3. Hypodermis

(Lab.anhb, 2008)

Tabel 1.1 Gambar Pengamatan dan Literatur Histologi Integumen

Dari pengamatan dapat dilihat bagian-bagian dari lapisan penyusun kulit antara lain adalah epidermis, dermis dan hypodermis.

Page 16: anhis lia integumen

Kulit terdiri dari lapisan epidermal pada bagian luar dan dermal pada bagian yang lebih dalam dan bertumpu pada di atas jaringan penyambung hypodermal. Epidermis merupakan suatu epitel pipih berlapis-lapis dan pada beberapa bagian tubuh dimodifikasi menjadi lebih tebal karena penambahan lapisan kutikula(Junqueira dkk, 1998).

b) EpidermisPengamatan (400X) Literatur

Keterangan :1. Stratum corneum2. Stratum lucidum3. Stratum granulosum4. Stratum spinsum5. Stratum basale

(Lab.anhb, 2008)

Tabel 1.2 Gambar Pengamatan dan Literatur Histologi Epidermis Integumen

Dari pengamatan dapat dilihat bahwa pada lapisan epidermis kulit terdapat lima bagian, yaitu stratum corneum, stratum lucidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale. Lapisan epidermis tersusun dari sel-sel epitel. Epidermis terdapat empat tipe sel didalamnya, yaitu keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel. Sel melanosit berasal dari lapisan ektoderm yang menghasilkan melanin. Berbentuk panjang, kecil diantara keratinosit dan memindah granula menuju ke melanin. Melanin adalah pigmen kuning-merah (jingga) atau

Page 17: anhis lia integumen

coklat-hitam yang menentukan warna kulit. Sel Langerhans berasal dari sumsum tulang belakang yang berpindah menuju ke epidermis. Sel Merkel terletak pada lapisan terdalam pada epidermis, memiliki granula padat kecil dalam sitoplasmanya. Fungsinya sebagai mekanoreseptor sensoris (Marieb, 2004).

c) DermisPengamatan (600X) Literatur

Keterangan :1. Papillary2. Reticula

(Blue Histology, 2006)

Tabel 1.3 Gambar Pengamatan dan Literatur Histologi Dermis Integumen

Dari pengamatan dapat dilihat bahwa pada lapisan dermis kulit terdapat dua bagian yaitu Papillary dan Reticula. Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang(Junquiera dkk, 1998).

Page 18: anhis lia integumen

4.2.2 Histology of Musclea) Otot Jntung

Pengamatan (400X) Literatur

Keterangan :1. Nukleus2. Discus Intercalatus

(Marieb, 2004)

Tabel 2.1 Gambar Pengamatan dan Literatur Histologi Otot Jantung

Dari gambar pengamatan dapat dilihat bahwa pada otot jantung terdiri dari nucleus dan discus intercalatus. Otot jantung berbentuk seperti gelondong. Mirip dengan otot lurik, namun pada otot lurik tidak ada percabangan. Inti selnya terletak pada tengah-tengah sel dan berjumlah satu. Sel otot memperlihatkan pola pita bergaris melintang yang sama dengan pola garis melintang pada otot lurik. Yang membedakan antara otot jantung dengan otot lurik adalah garis-garis gelap yang melintang yang melintasi rantai sel-sel otot jangtung dengan interval yang tidak teratur(Junquiera dkk, 1998).

Page 19: anhis lia integumen

b) Otot PolosPengamatan (400X) Literatur

Keterangan :1. Longitudinal2. Singula

(Blue Histology, 2006)

Tabel 2.2 Gambar Pengamatan dan Literatur Histologi Otot Polos

Gambar diatas merupakan dambar dari pemotongan secara transversal dan longitudinal. Dari gambar pengamatan dapat dilihat pada otot polos terdiri bagian yaitu longitudinal dan Singula. Otot polos terdiri dari sel yang panjang dan tidak bergaris melintang. Masing-masing dibungkus oleh lamina basalis dan jalinan serat retikulin. Kedua komponen tersebut berfungsi menggabungkan kekuatan yang dibangkitkan oleh setiap otot polos menjadi semacam aksi bersama(Junquiera dkk, 1998).

Page 20: anhis lia integumen

c) Otot RangkaPengamatan (400X) Literatur

Keterangan :1. Myofibril2. Conectivum endomisium3. Nukleus4. Striasi5. Garis sarcolema

(Blue Histology, 2006)

Tabel 2.3 Gambar Pengamatan dan Literatur Histologi Otot Rangka

Dari gambar pengamatan dapat dilihat bahwa pada otot lurik terdiri dari Myofibril, Conectivum endomesium, Nukleus, Striasi, dan Garis sarcolema. Inti selnya tersebar di beberapa tempat. Otot lurik bekerja di bawah sadar dan dikendalikan oleh saraf pusat. Kontraksi otot bekerja cepat namun tidak teratur dan mudah lelah. Letak dari susunan otot ini melekat pada rangka tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak aktif dengan berkontraksi secara cepat dan kuat untuk menggerakkan tulang dan tubuh(Watson, 2002).

Page 21: anhis lia integumen

4.2.3 Histology of Skeletona) Tulang Keras

Pengamatan (400X) Literatur

Keterangan :1. Lakuna2. Kanalikuli3. Havest4. Lamela

(Blue Histology, 2006)

Tabel 3.1 Gambar Pengamatan dan Literatur Histologi Tulang Keras

Dari gambar pengamatan dapat dilihat bahwa tulang keras teridiri dari lacuna, Kanalikuli, Havest, dan Lamela. Tulang keras merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen di dalam matriks. Matriks padat tersebut terbuat dari protein terutama dari kolagen dan garam kalsium yang identik dengn mineral hidrosiapatik. Sel-sel tulang (osteoblast) tetap hidup dan menghasilkan matriks tulang, garam-garam protein dan kalsium. Fungsi dari jaringan tulang keras ini adalah sebagai alat penyokong atau penopang tubuh, tempat melekatnya bagian tubuh yang lunak, dan merupakan suatu sistem gerak yang memungkinkan tubuh bergerak dan berpindah tempat (Radiopoetro, 1996).

Page 22: anhis lia integumen

b) Tulang Rawan HyalinPengamatan (400X) Literatur

Keterangan :1. Matriks Interseluler2. Kondrosit3. Lakuna4. Kondroblast5. Perichondrium

(Slomianka, 2009)Tabel 3.2 Gambar Pengamatan dan Literatur Histologi Tulang Rawan Hyalin

Dari gambar pengamatan dapat dilihat bahwa tulang rawan hyaline terdiri dari Matriks interseluler, Kondrosit, Lakuna, kondroblast, dan Perichondrium. Sel-sel pada tulang rawan hialin yang disebut dengan kondroblas, tidak bebas lagi seperti pada matriks cair dari

Page 23: anhis lia integumen

perikondrium tetapi terkurung dalam lakuna-lakuna yang berbentuk kumparan. Ke arah bagian pusat lempengan yang paling jauh letaknya dari pembuluh darah, terjadi perubahan dalam sel-sel dan matriks. Matriks ini secara kimiawi menjadi basa dan karena itu berwarna biru bukan merah muda (Junquiera,1998).

c) SpongiosaPengamatan (100X) Literatur

Keterangan :1. Trabicula2. Adipose3. Sumsum tulang

(Slomianka, 2009)

Tabel 3.3 Gambar Pengamatan dan Literatur Spongiosa.

Dari gambar pengamatan dapat dilihat bahwa tulang rawan spongiosa terdiri dari Trabicula, Addipose, dan Sumsum tulang. Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula. (Junquiera dkk, 1998).

Page 24: anhis lia integumen

4.2.4 Sel Epitela) Sel Epitel Silindris Selapis

Pengamatan (100X) Literatur

Keterangan :1. Nukleus2. Sitoplasma3. Membran

(Lab.anhb, 2008)

Tabel 4.1 Gambar Pengamatan dan Literatur Sel epitel silindris selapis

Dari pengamatan didapatkan sel epitel sulindris terdiri dari nucleus, sitoplasma, dan membrane.

Page 25: anhis lia integumen

b) Sel Epitel PIpih SelapisPengamatan (100X) Literatur

Keterangan :1. Nukleus2. Sitoplasma3. Membran

(Lab.anhb, 2008)

Tabel 4.2 Gambar Pengamatan dan Literatur Sel epitel pipih selapis

Dari pengamatan, sel epitel pipih selapis terdiri dari Nukleus, Sitoplasma, dan Membran.

4.2.5 Tambahan1. Perbedaaan Tiap Jaringan Epitel Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut (Radiopoetro, 1996): 1. Epitel Pipih Selapis

Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih selapis tersusun sangat rapat. Lokasi :Epitel pipih selapis terdapat pada jaringan epitelium pembuluh limfe (getah bening), pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, paru-paru, ginjal, dan selaput perut.

Page 26: anhis lia integumen

Fungsi : Jaringan ini berfungsi dalam proses difusi, osmosis, filtrasi, dan sekresi.

2. Epitel Silindris Berlapis Banyak Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu lapis sel berbentuk silindria. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada jaringan epitelium laring, faring, trakea, dan kelenjar ludah. Fungsi : Jaringan epitel silindris berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.

3. Epitel Pipih Berlapis Banyak Jaringan epitel pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih berlapis banyak tersusun sangat rapat. Lokasi : Jaringan epitel pipih berlapis banyak terdapat pada jaringan epitelium rongga mulut, rongga hidung, esofagus, telapak kaki, dan vagina. Fungsi : Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung.

4. Epitel Silindris Selapis Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk silindris. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada epitelium kelenjar pencernaan, jonjot usus, kantung empedu, lambung (ventrikulus), dan usus (intestinum). Fungsi : Jaringan epithelium ini berfungsi untuk penyerapan nutrisi di usus dan sekresi.

5. Epitel Kubus Selapis Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk kubus. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada epitelium permukaan ovarium, lensa mata, nefron ginjal, dan kelenjar tiroid. Fungsi :Jaringan epitel kubus selapis berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.

2. Jaringan Tulang Rawan Bahan dasar jaringan tulang rawan mengandung suatu kompleks protein-karbohidrat yang dikenal sebagai kondromukoid. Sel tulang rawan disebutkondrosit, berfungsi untuk mensintesis matriks. Tulang rawan pada anak-anak berkembang dari sel-sel mesenkim. Sel-sel mesenkim ini

Page 27: anhis lia integumen

membentuk serat-serat dan matriks padat. Tiap-tiap sel mesenkim membentuk suatu lapisan matriks di sekelilingnya, sehingga terbungkus dalam ruang-ruang kecil yang disebutlakuna (Marieb, 2004). Pada orang dewasa, jaringan tulang rawan berasal dari selaput tulang rawan(perikondriu m). Jika tulang rawan terus tumbuh dan berkembang, jumlah matriks antar-selnya akan meningkat, sehingga mendorong sel-sel menjauh terpisah satu sama lain (Watson, 2002). Berdasarkan kandungan senyawa matriksnya, jaringan tulang rawan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut (Yatim, 1990): 1. Tulang rawan hialin

Tulang rawan hialin berwarna putih kebiruan dan transparan. Pada matriks tulang rawan hialin ditemukan konsentrasi serat yang memiliki daya elastisitas tinggi. Tulang rawan hialin merupakan tulang rawan yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, tetapi paling lemah di antara tulang rawan yang lain. Pada stadium embrio manusia, tulang rawan hialin merupakan rangka tubuh sementara. Sedangkan, pada orang dewasa, jaringan ini ditemukan pada tulang dada, dan saluran pernapasan.

2. Tulang rawan elastis Pada matriks tulang rawan elastis ditemukan serat elastin berwarna kuning dan adanya perikondrium. Serat elastin tersebut berfungsi memberikan daya lentur dan menyokong jaringan. Tulang rawan elastis terdapat pada embrio, laring, bagian telinga luar, epiglotis, dan daun telinga.

3. Tulang rawan fibroblas Pada matriks tulang rawan fibroblas ditemukan serat kolagen. Matriks pada tulang rawan fibroblas berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini merupakan jaringan tulang rawan yang paling kuat sehingga berfungsi sebagai pelindung dan penyokong jaringan. Jaringan tulang rawan fibroblas terdapat pada hubungsn antar-tulangvertebrae (tulang belakang) dan tendon.

Page 28: anhis lia integumen

3. Ciri-Ciri Otot (Junquiera dkk, 1998):1. Ciri-ciri otot polos a) Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan

dibagian tengahnya menggelembung. b) Mempunyai satu inti sel. c) Tidak memiliki garis-garis melintang (polos). d) Bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak,

oleh karena itu otot polos disebut sebagai otot tak sadar. e) Terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot

saluran kemih,dan lain lain.

2. Ciri-ciri otot lurik a) Bentuknya silindris, memanjang. b) Tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti

daerah gelap dan terang secara berselang-seling (lurik). c) Mempunyai banyak inti sel. d) Bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak,

oleh karena itu otot lurik disebut sebagai otot sadar. e) Terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada, otot.

3. Ciri-ciri otot jantung a) Otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Struk turnya

sama seperti otot lurik, gelap terang secara berselang seling dan terdapat percabangan sel.

b) Kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi bekerja sesuai dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seperti otot lurik dan dari proses kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu disebut juga otot spesial.

4. Lapisan-Lapisan pada Epidermis Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu (Blue Histology, 2006):

1. Lapisan tanduk (stratum corneum) Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih

Page 29: anhis lia integumen

tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.

2. Lapisan bening (stratum lucidum) Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.

3. Lapisan berbutir (stratum granulosum) Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.

4. Lapisan bertaju (stratum spinosum)

Page 30: anhis lia integumen

Disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuankesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutationLapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

5. Kondrosit, Kondroblas, dan Lakuna Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi dari jaringan elastis. Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dengan polisakarida yang disebut kondrin. Oleh karena itu, sel tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh kondroblas. Kondrosit terletak dalam lakuna yang terdapat dalam perikondrium. Tulang rawan tidak menandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu condoithin sulfat yang di dalamnxa terdapat serabut kolagen dan elastin (Watson, 2002).

Page 31: anhis lia integumen

Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna yang berisi sel tulang rawan yaitu condrosit. Pada orang dewasa tulang rawan lebih sedikit dibanding dengan anak-anak. Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang disebut mesenkim. Pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan/perinondrium yang banyak mengandung kondroblas/pembentuk sel-sel tulang rawan, fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh (Watson, 2002).

Page 32: anhis lia integumen

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan Sistem integumen manusia terdiri dari kulit dan rambut. Pada jaringan otot terdiri dari tiga macam, yaitu otot polos, otot jantung dan otot lurik. Pada skeleton terdiri dari tulang keras dan tulang rawan yang terdiri dari tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa dan tulang rawan elastis.

4.2 Saran Pada praktikum selanjutnya sebaiknya objek yang diamati tidak perlu terlalu banyak. Cukup sedikit tapi mewakili semuanya. Disamping waktunya yang sedikit selain itu pada praktikan yang menggambar tidak dapat mendengarkan penjelasan asisten dengan jelas.

Page 33: anhis lia integumen

DAFTAR PUSTAKA

Cockson, Alan. 2000. Stains. http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/MoreAbout/stains.htm#AB. Diakses pada tanggal10 Mei 2010

Blue Histology, 2006. School of Anatomy and Human Biology. The University of Western. Australia. Diakses pada tanggal 26 April 2010.

Junquiera, L C., Jose C dan Robert O. K. 1998. Histologi Dasar Edisi ke-8. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Lab.anhb. 2008. Cartilage Hyaline, Integument System, Compact Bones. http://www.lab.anhb.uwa.edu.au. Diakses pada tanggal10 Mei 2010

Marieb, E. H. 2004. Human Anatomy and Physiology. Pearson Education Inc. San Francisco

Slomianka, Lutz. 2009. Muscle. http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CorePages/Muscle/Muscle. Diakses pada tanggal10 Mei 2010

Radiopoetro, 1996. Zoologi. Erlangga, Jakarta.Watson, R. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Preparat Edisi 10.

Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.Yatim, W. 1990. Biologi Modern Histologi. Penerbit Tarsito.

Bandung