new lapkas

43
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota Medan Ruang XIV BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Demam berdarah dengue/DBD(dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, nyeri sendi, yang disertai leukopenia, ruam, limfadenofati, trombositopenia dan diatesis hemorragik. 1 Vektor DHF atau penyebar penyakit virus penyebab DHF adalah nyamuk Aedes aegypti, sedangkan penyebab DHF adalah virus dengue. 1 Dinegara tropis, virus dengue sangat endemik. Di Asia , penyakit ini sering menyerang di Cina Selatan, Pakistan, India, dan semua negara di Asia Tenggara. Sejak 1981, virus ini ditemukan di Queensland, Australia. Di sepanjang pantai timur Afrika, DHF juga ditemukan dalam berbagai serotipe. Penyakit ini juga sering menyebabkan KLB di Amerika Serikat sampai akhir tahun 1990an. Epidemi dengue di Asiia pertama kali terjadi pada tahun 1779 di eropa pada tahun 1784, di Amerika Selatan pada tahun 1835an, dan di Inggris pada tahun 1922. 1,6 Di indonesia kasus DHF pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968. Penyakit DHF ditemukan di 200 kota di 27 provinsi dan telah terjadi KLB akibat DHF. Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 1999 Laporan Kasus DHF grade II Page 1

Upload: arifin-putra

Post on 05-Jan-2016

228 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

dhf

TRANSCRIPT

Page 1: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Demam berdarah dengue/DBD(dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah

penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis

demam, nyeri otot, nyeri sendi, yang disertai leukopenia, ruam, limfadenofati,

trombositopenia dan diatesis hemorragik.1

Vektor DHF atau penyebar penyakit virus penyebab DHF adalah nyamuk Aedes

aegypti, sedangkan penyebab DHF adalah virus dengue.1

Dinegara tropis, virus dengue sangat endemik. Di Asia , penyakit ini sering

menyerang di Cina Selatan, Pakistan, India, dan semua negara di Asia Tenggara.

Sejak 1981, virus ini ditemukan di Queensland, Australia. Di sepanjang pantai timur

Afrika, DHF juga ditemukan dalam berbagai serotipe. Penyakit ini juga sering

menyebabkan KLB di Amerika Serikat sampai akhir tahun 1990an. Epidemi dengue

di Asiia pertama kali terjadi pada tahun 1779 di eropa pada tahun 1784, di Amerika

Selatan pada tahun 1835an, dan di Inggris pada tahun 1922.1,6

Di indonesia kasus DHF pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968.

Penyakit DHF ditemukan di 200 kota di 27 provinsi dan telah terjadi KLB akibat

DHF. Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 1999 melaporkan bahwa

kelompoki tertingi adalah usia 5-14 tahun yang terserang sebanyak 42% dan

kelompok usia 15-44 tahun yang terserang sebanyak 37%. Data tersebut didapatkan

dari data rawat inap rumah sakit. Rata-rata insiden penyakit DHF sebsar 6-27 per

100.000 penduduk.6

Data dari Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa pada tahun 2004 tercatat

17.707 orang terkena DHF di 25 provinsi dengan kematian 322 penderita selam

bulan januari dan februari. Daerah yang perlu diwaspadai adalah DKI Jakarta, Bali,

dan NTB.6

Laporan Kasus DHF grade II

Page 1

Page 2: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

1.2 TUJUAN

Penulisan laporan kasus ini memiliki beberapa tujuan dengan perincian

sebagai berikut:

1. Mengetahui definisi dari DBD

2. Mengetahui epidemiologi dari DBD

3. Mengetahui etiologi dari DBD

4. Mengetahui Patofisiologi dari DBD

5. Mengetahui Manifestasi klinis dari DBD

6. Mengetahui diagnosis dari DBD

7. Mengetahui komplikasi dari DBD

8. Mengetahui penatalaksanaan dari DBD

9. Mengetahui prognosis dari DBD

1.3 MANFAAT

Penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca

dan bagi penulis sendiri tentunya. Dengan adanya laporan kasus ini diharapkan

mampu membangun pola fikir yang terarah dan sistematis, menambah

pengetahuan tentang DBD. Sehingga dapat membantu mahasiswa dalam

melakukan anamnesa terhadap suatu penyakit dan mahasiswa dapat menegakkan

diagnosis yang tepat serta penanganan terhadap penyakit.

Laporan Kasus DHF grade II

Page 2

Page 3: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Definisi

Demam berdarah dengue/DBD( dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah

penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis

demam, nyeri otot, nyeri sendi, yang disertai leukopenia, ruam,limfadenofati,

trombositopeniadan diatesis hemorragik.1

2.2. Epidemiologi

Di negara tropis, virus dengue sangat endemik. Di Asia , penyakit ini

sering menyerang di Cina Selatan, Pakistan, India, dan semua negara di Asia

Tenggara. Sejak 1981, virus ini ditemukan di Queensland, Australia. Di

sepanjang pantai timur Afrika, DHF juga ditemukan dalam berbagai serotipe.

Penyakit ini juga sering menyebabkan KLB di Amerika Serikat sampai akhir

tahun 1990an. Epidemi dengue di Asiia pertama kali terjadi pada tahun 1779

di eropa pada tahun 1784, di Amerika Selatan pada tahun 1835an, dan di

Inggris pada tahun 1922.1’6

Di indonesia kasus DHF pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968.

Penyakit DHF ditemukan di 200 kota di 27 provinsi dan telah terjadi KLB

akibatDHF. Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 1999 melaporkan

bahwa kelompoki tertingi adalah usia 5-14 tahun yang terserang sebanyak

42% dan kelompok usia 15-44 tahun yang terserang sebanyak 37%. Data

tersebut didapatkan dari data rawat inap rumah sakit. Rata-rata insiden

penyakit DHF sebsar 6-27 per 100.000 penduduk.6

Data dari Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa pada tahun 2004

tercatat 17.707 orang terkena DHF di 25 provinsi dengan kematian 322

penderita selam bulan januari dan februari. Daerah yang perlu diwaspadai

adalah DKI Jakarta, Bali, dan NTB.6

2.3. Etiologi

Laporan Kasus DHF grade II

Page 3

Page 4: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang temasuk

dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus merupakan virus

dengan diameter 30nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan

berat molekul 4x106.1

Terdapat 4 seritipe virus DEN-1,DEN-2,DEN-3 dan DEN-4 yang

semuanya dapat menyebabkan demamdengue atau demam berdarah.Keempat

serotipe ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotipe

terbanyak.1,4,6

Virus dapat berkembang biak pada berbagai macam

kulturjaringan,misalnya sel mamalia BHK (Baby Hamster Kydney Cell) dan

sel artropod, misalnya Aedes Albopictus cell.5,6,7

2.4. Patogenesis

Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih

diperdebatkan. Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa

mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue

dan sindrom renjatan dengue.1

Respon imun yang diketahui berperan dalam patogenesis DBD adalah :

a. Respon imun humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan

dalam proses netralisasi virus, sitolisis yang di mediasi

antibodi.Antibodi terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat

proses replikasi virus pada monosit atau magrofak. Hipotesis ini

disebebut antibody dependent enhancement (ADE).1

b. B. Limfosit T baik T-helper (CD-4) dan T-sitotoksik (CD8) berperan

dalam respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T-

helper yaitu TH1 akan memproduksi interferon gamma, IL-2dan

limfokin, sedangkan TH2 memproduksi IL-4,IL-5,IL-6 dan IL-10.1

c. C. Monosit dan magrofak berperan dalam fagositosis virus dengan

oponisasi antibodi. Namun proses fagositosis ini menyebabkan

peningkatan replikasi virus dan sekresi ssitokinoleh magrofag.1

Laporan Kasus DHF grade II

Page 4

Page 5: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

d. D. Selain itu aktivitas komplemen imun menyebabkan terbentuknya

C3a dan C5a.1

Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme :

1. Supresi sumsum tulang

2. Detruksi dan pemendekan masa hidup trombosit

Koagulapati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang

menyebabkan terjadinya koagulapati melalui jalur ekstrinsik dan

instrinstik.1

2.5. Manifestsi klinis

Manifestasi klinik menurut WHO

A. Kriteria klinis

a. Demam tinggi dengan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari.2,36

Laporan Kasus DHF grade II

Page 5

Page 6: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

b. Manifestasi perdarahn termasuk setidaknya uji tourniquet positif dan salah

satu bentuk lain sepertiu ptekie,purpura,,ekimosis,epistaksis,perdarahan

gusi,hematemesis atau melena.2,6

c. Pembesaran hati.6

d. Syok.6

B. Kriteria Laboraturium

a. Trombositopenia (1000.000/milier atau kurang).2,3

b. Hemokonsentrasi yang dapat ditafiskan dengan meningginya nilai

henatokrit sebanayak 20% atau lebih dibandingakan dengan niali

hematokrit pada masa konvalessen.2,3

2.6. Diagnosis

Diagnosis demam berdarah dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisik,pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi.1,7

Derajat penyakit DBD menurut WHO

Derajat 1 Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi

perdarahn ialah uji tourniquet

Derajat II Seperti derajat I, disertai perdrahan spontan di kulit dan atau

perdarahan lain.

Derajat III Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan

nadi menurun (20 mmhg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut,

kulit dingin dan lembab, dan anak tampak gelisah.

Derajat IV Syok berat , nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak

terukur.6,7

Laporan Kasus DHF grade II

Page 6

Page 7: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

2.6.1 Anamnesis

Dalam anamnesis yang perlu ditekankan adalah waktu terjadinya

perdarahan, perkiraan darah yang keluar, riwayat perdarahan sebelumnya,

riwayat perdarahan dalam keluarga, ada tidaknya perdarahan di bagian tubuh

lain, penggunaan obat-obatan terutama anti inflamasi non steroid, penggunaan

obat antiplatelet, kebiasaan minum alkohol, kemungkinan adanya penyakit hati

Laporan Kasus DHF grade II

Page 7

Page 8: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

kronik, diabetes mellitus, demam tifoid, gagal ginjal, hipertensi dan riwayat

transfusi sebelumnya.1

2.6.2 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan tekanan darah sederhana dapat memperkirakan seberapa

banyak pasien kehilangan darah.Kenaikan nadi >20 kali permenit dan tekanan

sistolik turun >10 mmHg menandakan telah banyak kehilangan darah.1

2.6.3 Pemeriksaan laboratorium

Kadar Albumin menurun sedikit dan bersifat sementara

Eritrosit dalam tinja hampir selalu ditemukan

Pada sebagian besar kasus, disertai penurunan faktor koagulasi dan

fibrinolitik yaitu fibrinogen, protombin, faktor VII, faktor XII, dan

antitrombin III

Pada kasus berat dijumpai disfungsi hati, dijumpai penurunan kelompok

vitamin K-dependent protombin seperti, faktor V, VII, IX, dan X

Waktu tromboplastin parsial dan waktu protombin memanjang

Penurunan α-antiplasmin (α2 plasmin inhibitor) hanya ditemukan pada

beberapa kasus

Serum komplemen menurun

Hipoproteinemia

Hiponatremia

Serum aspartat aminostransferase (SGOT dan SGPT) sedikit meningkat

Asidosis metabolik berat dan peningkatan kadar urea nitrogen

terdapatpada syok berkepanjangan 1

2.6.4 Diagnosis serologis

Laporan Kasus DHF grade II

Page 8

Page 9: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Dikenal 5 jenis uji serologis yang biasa dipakai untuk menentukan adanya

infeksi virus dengue, yaitu:

1. Uji hemaglutasi inhibisi (haemagglutination Inhibition test= HI

test)

2. Uji komplemen fiksasi ( complement Fixation Test= CF test)

3. Uji neutralisasi ( Neutralization test= NT test)

4. IgM Elisa ( Mac. Elisa)

5. IgG Elisa.3,4

2.6.5 Pemeriksaan Radiologis

Pada foto thoraks ( DBD derajat III/IV dan sebagian besar derajat II)

didapatkan efusi pleura, terutama di sebelah hemitoraks kanan.

Pemeriksaan foto toraks sebaiknya dilakukan dalam posisi lateral

dekibutus kanan ( pasien tidur di sisi kanan). Asites dan efusi pleura dapat

dideteksi dengan pemerisaan Ultra Sonografi (USG).1,8

2.7. Penatalaksanaan

A. Terapi Umum

Mirip perawatan penderita diare, banyak minum, cairan cukup.

Istirahat

- Tirah baring

- Kompres dingin

Diet

- Makanan lunak

Medikamentosa

-Simtomatis

- Parasetamol 1,8

B. Terapi komplikasi

Syok segera diatasi

Laporan Kasus DHF grade II

Page 9

Page 10: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Minum banyak (lebih baik bila oralit/air kelapa)

Infus Ringer laktat salin (Nacl 0,9%)

WHO memberi pilihan : dekstrose 5%+ 0,5 saline

Bila ada perdarahan, transfusi darah segar

Albumin1,3

 Gambar 1. Protokol 1: Penanganan tersangka DBD tanpa syok

Gambar 2. Protokol 2: Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat

Laporan Kasus DHF grade II

Page 10

Page 11: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Gambar 3. Protokol 3: Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit >20%

Laporan Kasus DHF grade II

Page 11

Page 12: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Gambar 3. Protokol 4: Penatalaksanaan perdarahan pada DBD dewasa.

Laporan Kasus DHF grade II

Page 12

Page 13: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Gambar 4. Protokol 5: Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa

2.8.Komplikasi

Perdarahan spontan

Syok ( hipovolemi)

Perdarahan intravaskular menyeluruh

Efusi pleura1,3,8

2.9 Prognosis

Derajat 1 baik

Bila ada syok atau perdarahan cukup berat

Pada anak lebih ringan.2

BAB III

Laporan Kasus DHF grade II

Page 13

Page 14: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

KESIMPULAN

Demam berdarah dengue/DBD(dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah

penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis

demam, nyeri otot, nyeri sendi, yang disertai leukopenia, ruam, limfadenofati,

trombositopenia dan diatesis hemorragik.

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang temasuk

dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Terdapat 4 seritipe virus DEN-

1,DEN-2,DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan

demamdengue atau demam berdarah.Keempat serotipe ditemukan di Indonesia

dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak.

Diagnosis demam berdarah dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi. Pengobatan dengan

Tirah baring, IVFD kristaloid, koloid, darah segar, plasma, simtomatik

BAB IVLaporan Kasus DHF grade II

Page 14

Page 15: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

STATUS ORANG SAKIT

No. Reg. RS : 00.97.36.37

Tanggal Masuk : 07September2015

Jam : 02.25 wib

Bed : Ruang XIV Bed 02

ANAMNESA PRIBADI

ANAMNESIS PRIBADI

Nama Yanti Lestari

Umur 31 tahun

Jenis Kelamin Perempuan

Status Perkawinan Menikah

Pekerjaan Tamat SLTA

Suku Aceh

Agama Islam

Alamat Jl.Tanjung Karang, Aceh Tamiang

ANAMNESIS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluhan Utama: Demam

Laporan Kasus DHF grade II

Page 15

AlloanamnesisAutoanamnesis

Page 16: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Telaah : Demam dialami pasien 5 hari yang lalu sebelum masuk rumah

sakit, demam mendadak tinggi,dan demam turun dengan obat penurun panas dan

naik kembali, menggigil dan keringat dingin tidak dijumpai, riwayat perdarahan

seperti gusi berdarah dijumpai sejak 5 hari yang lalu, mimisan tidak dijumpai,

muntah darah tidak dijumpai, BAB berdarah tidak dijumpai, BAB hitam tidak

dujumpai ,bintik-bintik merah dilengan dan tungkai dijumpai sejak 5 hari yang

lalu, gatal-gatal (-), mual dijumpai, Muntah (-), sakit kepala dijumpai, lemas pada

seluruh tubuh dijumpai, nyeri sendi (-).Riwayat bepergian ke tempat yang

endemis Malaria disangkal os.Lingkungan os merupakan lingkungan padat

penduduk.BAK (+) normal, BAB (+) normal.

RPT : (-)

RPO : Paracetamole

ANAMNESIS UMUM ORGAN

Jantung Sesak napas  - Edema  -

Angina pektoris  - Palpitasi  -

Lain-lain  -

Saluran

pernafasan

Batuk-batuk  - Asma, bronkitis  -

Dahak  - Lain-lain  -

Saluran

pencernaan

Nafsu makan  ↓ Penurunan BB  -

Keluhan menelan  - Keluhan defekasi  -

Keluhan perut  - Lain-lain  -

Saluran

urogenital

Sakit buang air

kecil

 - Buang air kecil

tersendat

 -

Mengandung batu  - Keadaan urin Kuning

Haid - Lain-lain -

Sendi dan

Tulang

Sakit pinggang  - Keterbatasan

gerak

-

Keluhan

persendian

 - Lain-lain -

Laporan Kasus DHF grade II

Page 16

Page 17: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Endokrin Haus/polidipsi  - Gugup -

Poliuri  - Perubahan suara -

Polifagi  - Lain-lain -

Saraf pusat Sakit kepala  + Hoyong -

Lain-lain -

Darah

dan pembuluh

darah

Pucat  - Perdarahan +

Petechiae  + Purpura -

Lain-lain -

Sirkulasi

perifer

Claudicatio

intermitten

 -

ANAMNESIS FAMILI : -

PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK

STATUS PRESENS :

Keadaan Umum Keadaaan Penyakit

Sensorium : compos mentis Pancaran wajah : biasa

Tekanan darah : 110/70 mmHg Sikap Paksa : -

Nadi : 90 x/i, reguler, t/v : cukup Refleks fisiologis : +

Pernapasan : 20 x/i Refleks patologis : -

Temperatur : 38,0oC (aksila)

Anemia (-) Ikterus (-) Dispnea (-)

Sianosis (-) Edema (-) Purpura (-)

Turgor Kulit : Sedang

Keadaan Gizi : lebih

BW = BB (kg)

Laporan Kasus DHF grade II

Page 17

TB : 155 cm

BB : 60 kg

Page 18: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

TB (m2)

IMT = 26,6 kg/m (Overweight)

KULIT : Petechie (+)

KEPALA :

Mata : Konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik(-/-), pupil isokor

ka=ki, refleks cahaya direk (+/+), indirek (+/+), kesan = dalam

batas normal

Telinga : Dalam batas normal

Hidung : Dalam batas normal

Mulut :

Lidah : Dalam batas normal

Gusi : Perdarahan(+)

Gigi geligi : Dalam batas normal

Tonsil/faring : Dalam batas normal

LEHER :

Struma tidak membesar, pembesaran kelenjar limfa (-)

Posisi trakea : medial, TVJ : R-2 cm H2O

Kaku kuduk (-), lain-lain: (-)

THORAX DEPAN

Inspeksi

Bentuk : Simetris fusifomis

Pergerakan : Tidak dijumpai ketinggalan bernapas

Palpasi

Nyeri tekan : -

Fremitus suara : SF ka=ki kesan normal

Laporan Kasus DHF grade II

Page 18

Page 19: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Iktus : (+) teraba di ICS VI sinistra

Perkusi

Paru : Sonor pada kedua lapangan Paru

Batas paru-hati R/A : R: ICS V / A: ICS VI

Peranjakan : 1 cm

Jantung

Batas atas jantung : ICR III LMCS

Batas kiri jantung : ICR V, 1 cm medial LMCS

Batas kanan jantung : ICR V Linea parasternalis dextra

Auskultasi

Paru

Suara pernapasan : Vesikuler di seluruh lapangan paru

Suara tambahan : (-)

Jantung

HR: 90 x/i, regular, gallop (-), murmur (-),

Suara Katup M1>M2, P2>P1, T1>T2, A2>A1,desah sistolis (-), desah

diastolis(-).

THORAX BELAKANG

Inspeksi : Simetris fusiformis

Palpasi : Stem fremitus paru kanan sama dengan paru kiri

Perkusi : sonor dikedua lapangan paru

Auskultasi : SP: Vesikuler,

ST: (-)

ABDOMEN

Inspeksi

Bentuk : Simetris fusiformis

Gerakan lambung/usus : -

Laporan Kasus DHF grade II

Page 19

Page 20: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Vena kolateral : -

Caput medusae : -

Palpasi

Dinding Abdomen : Soepel; Hepar/Lien/Ren: tidak teraba

HATI

Pembesaran : -

Permukaan : -

Pinggir : -

Nyeri tekan : -

LIMFA

Pembesaran : (-) Schuffner : - Haecket : -

GINJAL

Ballotement : -

UTERUS/OVARIUM : tidak dilakukan pemeriksaan

Tumor : (-)

Perkusi

Pekak hati : (-)

Pekak beralih : (-)

Auskultasi

Peristaltik usus : normoperistaltik (+)

Lain-lain :

PINGGANG

Nyeri ketuk sudut kosto vertebra (-)

INGUINAL : tidak dilakukan pemeriksaan

GENITALIA LUAR : tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN COLOK DUBUR (RT) : tidak dilakukan pemeriksaan

ANGGOTAGERAK ATAS Kanan Kiri ANGGOTA GERAK BAWAH Kanan KiriDeformitas sendi - - Edema - -

Laporan Kasus DHF grade II

Page 20

Page 21: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Lokasi - - Arteri Femoralis - -Tremor Ujung Jari - - Arteri Tibialis Posterior - -Telapak Tangan Sembab - - Arteri Dorsalis Pedis - -

Sianosis - - Refleks KPR - -Eritema Palmaris - - Refleks APR - -Petechiee + + Refleks Patologis - -

Pteechie + +

PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN

Darah

Eritrosit 4,30 x 106/mm3 Waktu

protrombin

ratio

0,92

Leukosit 5.100/mm3 APTT ratio 1,38

Trombosit 7000/mm3 HEMOSTASIS

Hb 13,70 g/dL Fibrinogen 256,00mg/dl

Ht 39,60% D-Dimer >4000mg/ml

MCV 90,40 fL

MCH 31,30 pg

MCHC 34,60 g/dL

Neutrofil 54,40%

Limfosit 38,40%

SGOT 108,00U/L

SGPT

Alkalin

Phospatase

Total

Bilirurubbin

Direct

81,00U/L

58,00 U/L

0,68mg/dl

0,31mg/dl

Laporan Kasus DHF grade II

Page 21

Page 22: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

bilirubin

Ureum

Creatinin

Uric Acid

Natrium

Kalium

Chlorida

18,00mg/dl

0,93mg/dl

5,90 mg/dl

139,00mmol/L

3,80mmol/L

115,00mmol

RESUME

ANAMNESIS

Keluhan Utama: Febris

Telaah : Febris (+) 5 hari, yang lalu sebelum

masuk rumah sakit, perdarahan Gigiva (+) sejak 5

hari yang lalu, Petechie (+) tungkai dijumpai sejak 5

hari yang lalu, nausea (+),Cephalgia (+), Mialgia

(+),BAK (+) normal, BAB (+) normal.

RPT : -

RPO : Paracetamole

STATUS PRESENS

Keadaan Umum: Baik

Keadaan Penyakit: Sedang

Keadaan Gizi: Lebih

PEMERIKSAAN FISIK

Kepala

Mulut : Gingiva berdarah (+)

Leher : Dalam batas normal

Toraks : Dalam batas normal

Abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Sup: Petechie (+)

Inf : Petechie (+)

LABORATORIUM Darah : Trombosit: 7000/mm3

Laporan Kasus DHF grade II

Page 22

Page 23: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

RUTIN SGOT:108,00U/L

SGPT:81,00U/L

DIAGNOSIS

BANDING

1.Dengue haemorrhagic fever grd II

2.ISPA

3.Demam thypoid

DIAGNOSIS

SEMENTARADengue haemorrhagic fever grd II

PENATALAKSANAA

N

Aktivitas: Tirah baring

Diet: Diet MB

Tindakan suportif :

IVFD RL 30 gtt macro/menit

Medikamentosa:

Inj Ranitidine 50 mg/12 jam/IV

Paracetamol tab 3 x 500 mg(k/p)

RENCANA PENJAJAKAN DIAGNOSTIK / TINDAKAN LANJUTAN

• Cek DR/24 jam

• Foto toraks PA

• IgM/IgG anti Dengue

• Konsul PTI

Laporan Kasus DHF grade II

Page 23

Page 24: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

FOLLOW UP HARIAN DI RUANGAN

Tanggal S O AP

Terapi Diagnostik

7 September2015

Demam(+)Gusi Berdarah(+)

Status Presens:Sens: Compos mentisTD: 110/70 mmHgPols: 90 x/menit,

1. DHF Grade

II

2. ISPA

Tirah baring Diet MB IVFD RL 30 gtt

macro/menit Inj Ranitidine

Darah rutin,RFT,LFT, KGD AD,

Laporan Kasus DHF grade II

Page 24

Page 25: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

reguler, t/v: cukupRR: 20x/mntTemp: 38°C

Pemeriksaan Fisik:Gingiva berdarah (+) Eks,sup dan inf: Petechie(+)Hasil LaboratoriumDarah Rutin:WBC: 5.100 /mm3

RBC: 4,38, x 103/mm3

HGB: 13,70g/dlMCV: 90,60µ m3

MCH: 31,30pgMCHC: 34,60g/dlPLT: 7000/mm3

glukosa ad: 97mg/dl.LFT:SGOT 108 U/L, SGPT 81 U/L,ALP 58U/L,Bilirubin total 0,68 mg/dL,Bilirubin direk 0,31 mg/dLRFT:Ureum 18 mg/dL, Creatinine 0,93mg/dlUrid Acid 5,90 mg/dLELEKTROLIT: Natrium 139 mmol/L,Kalium 3,80 mmol/L,Chlorida 115 mmol/LWaktu ProtrombinWaktu Protrombin rasio 0,92APTT rasio 1,38Hemostatis

3.Demam

thypoid

50 mg/12 jam/IV

Paracetamol tab 3 x 500 mg(k/p)

Elektrolit,Waktu protrombin,APTT,Fibrinogen,D-Dimer

Foto toraks PA

IgM anti dengue dan IgG anti dengue

Laporan Kasus DHF grade II

Page 25

Page 26: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Fibrinogen 256,00mg/dlD-Dimer>4000 mg/ml

08Septem

ber 2015

Status Presens:Sens: Compos mentisTD: 110/70 mmHgPols: 88 x/mnt, reguler, t/v: cukupRR: 20x/mntTemp: 36,9°C

Pemeriksaan FisikGingiva berdarah (-) Eks,sup dan inf: Petechie(+)↓

Hasil LaboratoriumImunologiIgM anti Dengue:NegativeIgG anti Dengue:Positive

1. DHF Grade

II

2. ISPA

3.Demam

thypoid

Tirah baring Diet MB IVFD RL 30gtt

macro/menit IVFD HES 20

gtt macro/menit Inj Ranitidine

50 mg/12 jam/IV

Paracetamol tab 3 x 500 mg(k/p)

DR/24jam

09

September

2015

Demam(-)

Gusi

berdarah(-)

Status Presens:Sens: Compos mentisTD: 120/70 mmHgPols: 72 x/mnt, reguler, t/v: cukupRR: 20x/mntTemp:36,7°C

Pemeriksaan FisikGingiva berdarah (-) Eks,sup dan inf: Petechie(+)↓

Hasil Laboratorium

1. DHF Grade

II

2.ISPA

3.Demam thypoid

Tirah baring Diet MB IVFD RL 30 gtt

macro/menit IVFD HES 20

gtt macro/menit Inj Ranitidine

50 mg/12 jam/IV

Paracetamole tab 3 x 500 mg(k/p)

Laporan Kasus DHF grade II

Page 26

Page 27: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Darah rutinWBC:7.000/mm3,RBC:3.9 x 103/mm3

HGB:12,4g/dlHCT:37,5%PLT:175.000/mm3

Pada tanggal 09September 2015 pasien PBJ

BAB IV

DISKUSI

NO TEORI KASUS

1. Epidemiologi

Peningkatan kasus setiap

tahunnya berkaitan dengan curah

Lingkungan Os di tempat yang

padat penduduknya.

Laporan Kasus DHF grade II

Page 27

Page 28: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

hujan,suhu,sanitasi,kepadatan

penduduk.

2 Manisfestasi Klinis

• Demam tinggi mendadak, tanpa

sebab yang jelas, berlangsung

terus-menerus selama 2-7 hari

• Manifestasi perdarahan,

termasuk uji bendung positif,

petekie, purpura, ekimosis,

epistaksis, perdarahan gusi,

hematemesis, dan/melena

• Pembesaran hati

• Syok, ditandai nadi cepat dan

lemah serta penurunan tekanan

nadi (≤20 mmHg), hipotensi,

kaki dan tangan dingin, kulit

lembab, dan pasien tampak

gelisah

Demam mendadak tinggi tinggi

5 hari sebelum os masuk rumah

sakit

Manifestasi perdarahan pada os

terdapat petechie dan perdarahan

pada gusi

3 Diagnosis

Diagnosis DBD/DSS ditegakkan

berdasarkan kriteria klinis dan

laboratorium (WHO, 2011).

Kriteria klinis

• Demam tinggi mendadak, tanpa

sebab yang jelas, berlangsung

terus-menerus selama 2-7 hari

• Manifestasi perdarahan,

termasuk uji bendung positif,

petekie, purpura, ekimosis,

Tanda dan gejala pada OS

Demam mendadak tinggi 5 hari

sebelum os masuk rumah sakit

Manisfestasi perdarahan pada os

terdapat petechie dan perdarahan

pada gusi

Kriteria laboratorium

Hb : 13,70 g/dl

Ht : 39,60%

PLT : 7000/mm3

IgG anti dengue Positive

Laporan Kasus DHF grade II

Page 28

Page 29: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

epistaksis, perdarahan gusi,

hematemesis, dan/melena

• Pembesaran hati

• Syok, ditandai nadi cepat dan

lemah serta penurunan tekanan

nadi (≤20 mmHg), hipotensi,

kaki dan tangan dingin, kulit

lembab, dan pasien tampak

gelisah.

Kriteria laboratorium

• Trombositopenia

(≤100.000/mikroliter)

• Hemokonsentrasi, dilihat dari

peningkatan hematokrit ↑ 20%

dari nilai dasar / menurut standar

umur dan jenis kelamin

• Dua kriteria klinis pertama

ditambah trombositopenia dan

hemokonsentrasi/ peningkatan

hematokrit ↑ 20%.

• Dijumpai hepatomegali sebelum

terjadi perembesan plasma

• Dijumpai tanda perembesan

plasma

• Efusi pleura (foto

toraks/ultrasonografi)

Uji serologi IgM dan IgG anti dengue

• Antibodi IgM anti dengue dapat

dideteksi pada hari sakit ke-5

sakit, mencapai puncaknya pada

Rontgen Thorakl : Tidak tampak

kelainan pada cor dan pulmo

Laporan Kasus DHF grade II

Page 29

Page 30: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

hari sakit ke 10-14, dan akan

menurun/ menghilang pada akhir

minggu keempat sakit.

• Antibodi IgG anti dengue pada

infeksi primer dapat terdeteksi

pada hari sakit ke-14. dan

menghilang setelah 6 bulan

sampai 4 tahun. Sedangkan pada

infeksi sekunder IgG anti dengue

akan terdeteksi pada hari sakit

ke-2.

4. Terapi

Tirah baring

IVFD kristaloid,koloid,darah

segar,plasma

Simtomatik

Tirah baring

Diet MB

IVFD RL 30 gtt macro/menit IVFD HEES 20 gtt macro/menit Inj Transamin 500mg/8jam Inj Ranitidine 50 mg/12 jam/IV Paracetamole tab 3 x 500 mg(k/p)

Laporan Kasus DHF grade II

Page 30

Page 31: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

BAB V

KESIMPULAN

Nn. Yanti Lestari berusia 31 tahun datang dengan keluhan Demam mendadak

tinggi ± 5 hari ini disertai gusi berdarah, Muncul bintik-bintik kemerahan dikulit,

mual , sakit kepala, lemas pada seluruh tubuh. dari hasil pemeriksaan darah rutin,

waktu protrombin, Appt, Fibrinogen, D-Dimer, Rft, Lft, Elektrolit, dan IgM dan

IgG anti dengue, pasien didiagnosa dengan DHF Grade II. Rencana terapi untuk

Os adalah :

Tirah baring Diet MB IVFD RL 30 gtt macro/menit IVFD HEES 20 gtt macro/menit Inj Transamin 500mg/8jam Inj Ranitidine 50 mg/12 jam/IV

Laporan Kasus DHF grade II

Page 31

Page 32: New Lapkas

Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV

Paracetamole tab 3 x 500 mg(k/p)

Laporan Kasus DHF grade II

Page 32