lapkas john

25
BAB I ABORTUS PENDAHULUAN Meskipun angka mortalitas maternal telah mengalami penurunan yang dramatis dengan adanya perawatan rumah sakit untuk ibu dan tersedianya darah bagi keperluan transfusi, kematian akibat perdarahan masih merupakan peristiwa yang menonjol diantara mayoritas laporan tentang mortalitas maternal. Perdarahan obstetnk sangat cenderung untuk menjadi peristiwa yang fatal bagi ibu bila tidak tersedia darah lengkap atau komponen darah untuk transfusi dengan segera . (1) Perdarahan dan saluran reproduksi maternal, termasuk kasus-kasus perdarahan yang penyebabnya tidak jelas, juga berbahaya bagi keselamatan jiwa janin. Untuk kehamilan yang dipersulit dengan perdarahan selama trimester ke-2 dan ke-3, angka persalinan premature dan mortalitas perinatal paling tidak empat kali lipat lebih besar. Perdarahan yang terjadi selama masa kehamilan sampai berakhirnya proses persalinan seningkali menyebabkan syok hipovolemik bagi ibu, yaitu suatu keadaan kekurangan volume darah yang beredar akibat perdarahan atau dehidrasi. (1) Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antar kehamilan muda dan kehamilan 1

Upload: yusuf-kamaruddin

Post on 10-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

teks

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas John

BAB I

ABORTUS

PENDAHULUAN

Meskipun angka mortalitas maternal telah mengalami penurunan yang dramatis

dengan adanya perawatan rumah sakit untuk ibu dan tersedianya darah bagi keperluan

transfusi, kematian akibat perdarahan masih merupakan peristiwa yang menonjol diantara

mayoritas laporan tentang mortalitas maternal. Perdarahan obstetnk sangat cenderung untuk

menjadi peristiwa yang fatal bagi ibu bila tidak tersedia darah lengkap atau komponen darah

untuk transfusi dengan segera .(1)

Perdarahan dan saluran reproduksi maternal, termasuk kasus-kasus perdarahan yang

penyebabnya tidak jelas, juga berbahaya bagi keselamatan jiwa janin. Untuk kehamilan yang

dipersulit dengan perdarahan selama trimester ke-2 dan ke-3, angka persalinan premature dan

mortalitas perinatal paling tidak empat kali lipat lebih besar. Perdarahan yang terjadi selama

masa kehamilan sampai berakhirnya proses persalinan seningkali menyebabkan syok

hipovolemik bagi ibu, yaitu suatu keadaan kekurangan volume darah yang beredar akibat

perdarahan atau dehidrasi.(1)

Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada

kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antar kehamilan muda dan

kehamilan tua ialah kehamilan 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus.

Perdarahan post partum juga merupakan suatu perdarahan obstetrik yang sering

membahayakan nyawa itu dan seringkali menyebabkan syok bagi ibu.(1)

1

Page 2: Lapkas John

BAB II

Tinjauan Pustaka

Definisi Abortus(1)

Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim,

jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu karena pada saat

ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus,

hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim.

Etiologi (1)

Keguguran atau abortus disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:

Kelainan sel telur ibu, biasanya terjadi di awal kehamilan.

Kelainan anatomi organ reproduksi ibu, misalnya mengalami kelainan atau gangguan

pada rahi

Gangguan sirkulasi plasenta akibat ibu menderita suatu penyakit, atau kelainan

pembentukan plasenta.

Ibu menderita penyakit berat seperti infeksi yang disertai demam tinggi, penyakit

jantung atau paru yang kronik, keracunan, mengalami kekurangan vitamin berat, dll.

Antagonis Rhesus ibu yang merusak darah janin.

Patologi (2)

Abortus biasanya disertai oleh perdarahan ke dalam desidua basalis dan Nekrosis di jaringan

dekat tempat perdarahan. Ovum menjadi terlepas, dan hal ini memicu kontraksi uterusy ang

menyebabkane kspulsi.A pabila kantung dibuka, biasanya dijumpai janin kecil yang

mengalami maserasi dan dikelilingi oleh cairan, atau mungkin tidak tampak janin di dalam

kantung dan disebut blighted ovum.

Mola kameosa atau darah adalah suatu ovum yang dikelilingi oleh kapsul bekuan darah.

Kapsul memiliki ketebalan bervariasi, dengan vili korionik yang telah berdegenerasi tersebar

di antaranya. Rongga kecil di dalam yang terisi cairan tampak Menggepeng dan terdistorsi

akibat dinding bekuan darah lama yang tebal.

2

Page 3: Lapkas John

Pada abortus tahap lebih lanjut terdapat beberapa kemungkinan hasil. Janin yang tertahan

dapat mengalami maserasi. Tulang-tulang tengkorak kolaps dan abdomen kembung oleh

cairan yang mengandung darah.

Kulit melunak dan terkelupas in utero atau dengan sentuhan ringan, meninggalkan dermis.

Organ-organ dalam mengalami degenerasi dan nekrosis. Cairan amnion mungkin terserap

saat janin tertekan dan mengering untuk membentuk fetus kompresus.

Kadang-kadang, janin akhimya menjadi sedemikian kering dan tertekan sehingga

mirip dengan perkamen, yang disebut juga sebagai fetus papiraseus.

Jenis-jenis Abortus (2,3)

Ada beberapa jenis abortus atau keguguran, yaitu:

Abortus Iminens(2)

Ditandai dengan perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, ibu

mungkin mengalami mulas atau tidak sama sekali. Pada abortus jenis ini, hasil konsepsi atau

janin masih berada di dalam, dan tidak disertai pembukaan (dilatasi serviks)

Penanganan abortus imminens meliputi :

* Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara

ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.

* Terapi hormon progesteron intramuskular atau dengan berbagai zat progestasional sintetik

peroral atau secara intramuskular.Walaupun bukti efektivitasnya tidak diketahui secara pasti.

* Pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan apaka}r janin masih hidup.

Abortus Insipiens(2)

Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu

dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kual perdarahan bertambah. Pengeluaran

hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul

dengan kerokan.

Penanganan Abortus Insipiens meliputi :

l) Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi vakum

manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan:

3

Page 4: Lapkas John

* Berikan ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila perlu) atau

misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila perlu).

*Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.

2) Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :

*Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.

* Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik

atau larutan ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk membantu ekspulsi hasil

konsepsi.

3) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan

Abortus lnkompletus (2)

Abortus Inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau

sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda

utama abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang

sedemikian masif sehingga menyebabkan hipovolemia berat.

Penanganan abortus inkomplit :

1) Jika perdarahant idak seberapab anyak dan kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat

dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang

keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum

iso prostol4 00 mcg per oral.

2) Jika perdarahanb anyak atau terus berlangsungd an usia kehamilan kurang 16 minggu,

evaluasi hasil konsepsi dengan :

- Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret

tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.

- Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler (diulang

setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg peroral (dapat diulang setelah 4 jam

bila perlu).

3) Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:

4

Page 5: Lapkas John

- Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer

laktat) dengan k ecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi

- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi

hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)

- Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.

4) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

Abortus Kompletus (2)

Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan

perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Diagnosis

dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa

semuanya sudah keluar dengan lengkap.

Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila

penderita anemia perlu diberikan tablet sulfas ferrosus 600 mg perhari atau jika anemia berat

maka perlu diberikan transfusi darah.

Abortus Servikalis (2)

Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri

eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis dan

serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding menipis. Padap

emeriksaand itemukan serviks membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan.

Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil

konsepsi dari kanalis servikalis.

Missed Abortion (2)

Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah

mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak

diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone progesterone. Pemakaian Hormone progesterone

pada abortus imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion.

Diagnosis

Missed abortion biasanya didahului oleh tanda-tanda abortus imminens yang kemudian

menghilang secara spontan atau setelah pengobatan. Gejala subyektif kehamilan menghilang,

5

Page 6: Lapkas John

mamma agak mengendor lagi, uterus tidak membesar lagi malah mengecil, tes kehamilan

menjadi negatif. Dengan ultrasonografi dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan

besamya sesuai dengan usia kehamilan. Perlu diketahui pula bahwa missed abortion kadang-

kadang disertai oleh gangguan pembekuan darah karena hipofibrinogenemia, sehingga

pemeriksaan ke arah ini perlu dilakukan.

Penanganan

Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi perlu

segera dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu tergantung dari berbagai faktor, seperti apakah

kadar fibrinogen dalam darah sudatr mulai turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila

janin yang mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental penderita perlu

diperhatikan karena tidak jarang wanita yang bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia

mengandung janin yang telah mati, dan ingin supaya janin secepatnya dikeluarkan.

Abortus Habitualis (2)

Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut turut. Pada

umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28

minggu.

Diagnosis

Diagnosis abortus habitualis tidak sukar ditentukan dengan anamnesis khususnya diagnosis

abortus habitualis karena inkompetensia menunjukkan gambaran klinik yang khas, yaitu

dalam kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mules, ketuban

menonjol dan pada suatu saat pecah. Kemudian timbul mules yang selanjutnya diikuti oleh

pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal.

Terapi

Pengobatan padaz kelainan dari endometrium pada abortus habitualis lebih besar hasilnya

jika dilakukan sebelum ada konsepsi daripada sesudahnya. Penanganannya terdiri atas :

memperbaiki keadaan umum, pemberian makanan yang bergizi, anjuran istirahat yang cukup,

larangan koitus dan olah raga. Merokok dan minum alkohol dikurangi atau dihentikan. Pada

serviks inkompeter terapinya adalah operatif :

6

Page 7: Lapkas John

SHIRODKAR atau MC DONALD (cervical cerclage).

Abortus infeksious,abortus septik (2)

Abortus infeksious adalah abortus yang disertai infeksi pada genetali sedang abortus septik

adalah abortus infeksious berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran

darah atau peritonium. Pada abortus infeksious, infeksi terbatas pada desidua. Sedangkan

pada abortus septic virulensi bakteri tinggi, dan infeksi menyebar ke miometrium, tuba

parametrium, dan peritoneum. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis

umum atau sepsis, dengan kemungkinan diikuti oleh syok.

Diagnosis

Diagnosis abortus infeksious ditentukan dengan adanya abortus yang disertai gejala dan tanda

infeksi alat genital seperti Pils, takikardi, perdarahan pervagina yang berbau,uterus yang

membesar, lembek serta nyeri tekan, dan leukositosis.

Apabila terdapat sepsis, penderita tampak sakit berat, kadang-kadang menggigil demam

tinggi dan tekanan darah menurun. Untuk mengetahui kuman penyebab perlu diadakan

pembiakan darah dan getah pada serviks uteri.

Terapi

Bila perdarahan banyak berikan transfusi darah dan cairan yang cukup

. Berikan antibiotika yang cukup dan tepat (buat pembiakan dan uji kepekaan obat) :

l. Berikan suntikan penisilin l juta satuan tiap 6 jam

2. Berikan suntikan streptomisin 500 mg setiap L2 jam

3. Atau antibiotika spektrum luas lainnya.

24-28 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan

banyak, lakukan dilatasi dan kuretase pengeluaran hasil konsepsi.

. infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita.

7

Page 8: Lapkas John

. Pada abortus septik terapi sama sajq hanya dosis dan jenis antibiotika ditinggikan dan yang

tepat sesuai hasil pembiakan dan uji kepekaan kuman.

.Tindakan operatif, dilakukan melihat jenis komplikasi dan banyaknya perdarahan, dilakukan

bila keadaan umum dan panas mulai mereda.

Abortus provakatus (induced abortion) (2)

Yaitu abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.

a) Abortus medisinalis (abortus therapeutica)(4)

Abortus karena tindakan kita sendiri, berhubung kalau kehamilan dilanjutkan terus

dapat membahayakan jiwa si ibu.

b) Abortus kriminalis(4)

Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak berdasarkan medis

atau legal.

Komplikasi

l) Perdarahan

Perdarahand apat diatasi denganp engosonganu terus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan

jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi

apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

2) Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada pada uterus dalam posisi

hiperrefiofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jika

ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas dan

bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi. Perforasi uterus

pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persolaan gawat karena

perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih

atau usus, dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparotomi harus

segera dilakukan unfuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil

tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.

3) Infeksi

4) Syok

8

Page 9: Lapkas John

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi

berat (syok endoseptik)

9

Page 10: Lapkas John

BAB III

KESIMPULAN

10

Page 11: Lapkas John

DAFTAR PUSTAKA

1. http://perdarahan_hamil_muda_files\comment-iframe.htm

2. http://abrtus\detail_pyk.php_files\bnr_status_gizi.htm

3. http://kriteria_abotus\detail_pyk.php_files\cbncyber.htm

4. http://komplikasi persalinan\Komplikasi Persalinan_files\ads.htm

11

Page 12: Lapkas John

STATUS PASIEN

I.ANAMNESE PASIEN

Pasien Suami

Nama : sri Mulyani Muktar

Umur : 26 tahun 45 tahun

Agama : islam islam

Pendidikan : SMA SMU

Pekerjaan : IRT Pedagang

Alamat : Jl.Teuku Amir hamzah Binjai Jl.Teuku Amir hamzah Binjai

Masuk RS : 03-06-2015

No. RM : 1332021

II. Anamnesa Penyakit :

Keluhan Utama : Keluar cairan atau air air dari jalan lahir disertai perdarahan

R. penyakit sekarang

: pasien datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir dan nyeri perut semenjak 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluar gumpalan daging.

RPO : Tidak ada

RPT : Tidak ada

III. Riwayat Haid :

HPHT : 21-3-2015

TTP : 28 – 12 - 2015

Siklus Haid : 28 hari

Lama haid : 7 hari

12

Page 13: Lapkas John

Menarche : 15 tahun

Pola haid : teratur

Dismenorhe : -

IV. Riwayat perkawinan: Menikah usia 20 tahun

Riwayat kontrasepsi

VI. Riwayat persalinan : G2 P1 A0

Persalinan : 2 kali

Jumlah anak hidup : 1

Jumlah anak mati : -

Abortus : -

Anak terkecil umur : 2 tahun 7 bulan

Pernah OP : -

Imunisasi TT : -

ANC : -

VII. PEMERIKSAAN FISIK:

A.STATUS PRESENT

Sensorium : Composmentis Anemia : (+)

TD : 90/70 mmHg Ikterus : (-)

Nadi : 72x/i Cyanosis : (-)

RR : 22x/i Dypsnoe : (-)

T : 36,10 C Oedem : (-)

BB : 50 kg TB : 140 cm

B. STATUS LOKALISATA

Kepala : Mata :Refleks pupil (+) kanan=kiri,Conjungtiva palpebra inferior anemis(+)

13

Page 14: Lapkas John

Telinga: Tdk ada kelainan

Hidung: Tdk ada kelainan

Mulut : Tdk ada kelainan

Leher : Simetris kanan&kiri,tdk ada pembesaran KGB.

Thoraks

Inspeksi : Simetris Kanan&kiri

Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri

Perkusi : Sonor dikedua lapang paru

Auskultasi : Suara napas : vesikuler Suara tambahan : tidak ada

Abdomen

Inspeksi :Simetris, Bulat, tampak kehamilan

Palpasi : TFU 3 jari diatas sympisis

Perkusi :-

Auskultasi :DDJ : 130 x/menit

C. PEMERIKSAAN OBSTETRI & GINEKOLOGI:

Genitalia Eksterna

Inspeksi luaar : Vulva : tanda radang(-),perdarahan (-),lesi(-),cairan(-).

Uretra : tanda radang(-)

Inspeksi dalam (inspekulo) :

-Dinding dalam vagina: tanda radang (-),massa(-),nodul(-),erosi(-).

-Portio : permukaan rata,warna merah muda,bentuk bulat,erosi(-),massa(-),nodul(-).

-Ostium uteri: Darah (+),cairan(-),discharge(-).

Genitalia Interna

14

Page 15: Lapkas John

Vagnal toucher : lengkap

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Laboratorium : Plano Test (+)

Darah rutin : Hb 10,5 gr % MCH 25,6ρg

WBC 9,2.103/mm3 MCHC 30,9

RBC 3,6.106/mm3 MCV 82,7 µ

HCT 29,9%

PLT 274.103/mm3

USG : hasil pada tanggal 4 USG hamil 13 minggu + KPD, DDJ (+)

DIFFERENSIAL DIAGNOSA : - abortus provokatus

-Abortus inkompletus

- Abortus imminens

-Abortus Insipien

DIAGNOSA AKHIR : Abortus provokatus

RENCANA TINDAKAN : Kuretase

Therapy : - IVFD RL 20 gtt/i

- VT, jika tidak ada pembukaan berikan misoprostol 1 tablet / 6 jam (masukkan ke portio)

- Jika ada bukaan pasang balon kateter

- Bila balon kateter jatuh drip sinto 5 unit

15

Page 16: Lapkas John

FOLLOW UP

Tanggal 03 juni 2015

S:

nyeri perut(+), nyeri pinggang (+),os mengeluh keluar darah sejak dua jam yang lalu, os mengatakan keluar air dari vagina sejak 3 hari yang lalu sampai membasahi celana. HPHT : 21-3-2015. TTP: 28-12-2015

O:

Ku : baik

TD : 90/80 mmHg

HR : 72x/i

RR : 22x/i

T : 36,00C

DDJ : 130 x / menit

TFU : 3 jari di atas sympisis

A: hamil 13 minggu p/u + KPD

P:

Th/ : IVFD RL 20 gtt/i

Observasi

16

Page 17: Lapkas John

Tanggal 04 juni 2015

S:

nyeri perut(+), nyeri pinggang(+), nafsu makan berkurang, masih keluar darah dan air dari vagina, perdarahan mulai berkurang.

O:

Ku : baik

TD : 90/70 mmHg

HR : 80x/i

RR : 23x/i

T : 36,10C

DDJ : 128 x / menit

TFU : 3 jari di atas sympisis

A: hamil 13 minggu p/u + KPD

P:

- USG : hasil dari USG hamil 13 minggu dengan KPD, terminalis

kehamilan.

- Teraphy: IVFD RL 20 gtt/menit

Mesoprostol 1 tablet / 6jam

Bila ada pembukaan pasang, pasang balon kateter.

Bila balon kateter terlepas drip oxytocin 5 unit

Ket : mesoprostol diberikan

1. 1 tablet / 6 jam pada jam 13:30 wib

2. 1 tablet / 6 jam pada jam 19:30 wib

3. 1 tablet / 6 jam pada jam 01:30 wib

17

Page 18: Lapkas John

Jam 4 sudah ada pembukaan. Sekitar jam 04:30 pasang balon kateter.

Tanggal 05 juni 2015

S:

Os mengeluh nyeri perut yang sangat hebat, disertai nyeri pinggang.

O:

Ku : lemas

TD : 110/80 mmHg

HR : 73x/menit

RR : 24x/menit

T : 36,50C

His : 3x

A: Abortus Provokatus

P:

jam 12 balon kateter terlepas., VT lengkat, Jam 12:10 lahirlah bayi laki laki dalam keadaan meninggal , A/S = 0, BB = 300 gram, menajemen aktif kali III (+), placenta tidak lahir, dilakukan manual placenta, kesan lengkap. Menelusuri tali pusat kearah inplantasi plasenta, mengikis dan menebas.

Tanggal 06 juni 2015

S:

Nyeri perut (-), Nyeri pinggang (-), nafsu makan (+), tidur (+).

O:

Ku : sehat

18

Page 19: Lapkas John

TD : 110/80 mmHg

HR : 85x/menit

RR : 24x/menit

T : 36,30C

A: Abortus Provokatus

P:

- Anjurkan makanan bergizi

- Edukasi : tentang personal hygiene

- Teraphy: oral drugs

- Observasi : bila K/U pasien baik dan bisa BAK secara normal, maka OS boleh

dipulangkan

19