Download - New Lapkas
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Demam berdarah dengue/DBD(dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot, nyeri sendi, yang disertai leukopenia, ruam, limfadenofati,
trombositopenia dan diatesis hemorragik.1
Vektor DHF atau penyebar penyakit virus penyebab DHF adalah nyamuk Aedes
aegypti, sedangkan penyebab DHF adalah virus dengue.1
Dinegara tropis, virus dengue sangat endemik. Di Asia , penyakit ini sering
menyerang di Cina Selatan, Pakistan, India, dan semua negara di Asia Tenggara.
Sejak 1981, virus ini ditemukan di Queensland, Australia. Di sepanjang pantai timur
Afrika, DHF juga ditemukan dalam berbagai serotipe. Penyakit ini juga sering
menyebabkan KLB di Amerika Serikat sampai akhir tahun 1990an. Epidemi dengue
di Asiia pertama kali terjadi pada tahun 1779 di eropa pada tahun 1784, di Amerika
Selatan pada tahun 1835an, dan di Inggris pada tahun 1922.1,6
Di indonesia kasus DHF pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968.
Penyakit DHF ditemukan di 200 kota di 27 provinsi dan telah terjadi KLB akibat
DHF. Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 1999 melaporkan bahwa
kelompoki tertingi adalah usia 5-14 tahun yang terserang sebanyak 42% dan
kelompok usia 15-44 tahun yang terserang sebanyak 37%. Data tersebut didapatkan
dari data rawat inap rumah sakit. Rata-rata insiden penyakit DHF sebsar 6-27 per
100.000 penduduk.6
Data dari Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa pada tahun 2004 tercatat
17.707 orang terkena DHF di 25 provinsi dengan kematian 322 penderita selam
bulan januari dan februari. Daerah yang perlu diwaspadai adalah DKI Jakarta, Bali,
dan NTB.6
Laporan Kasus DHF grade II
Page 1
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
1.2 TUJUAN
Penulisan laporan kasus ini memiliki beberapa tujuan dengan perincian
sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi dari DBD
2. Mengetahui epidemiologi dari DBD
3. Mengetahui etiologi dari DBD
4. Mengetahui Patofisiologi dari DBD
5. Mengetahui Manifestasi klinis dari DBD
6. Mengetahui diagnosis dari DBD
7. Mengetahui komplikasi dari DBD
8. Mengetahui penatalaksanaan dari DBD
9. Mengetahui prognosis dari DBD
1.3 MANFAAT
Penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bagi penulis sendiri tentunya. Dengan adanya laporan kasus ini diharapkan
mampu membangun pola fikir yang terarah dan sistematis, menambah
pengetahuan tentang DBD. Sehingga dapat membantu mahasiswa dalam
melakukan anamnesa terhadap suatu penyakit dan mahasiswa dapat menegakkan
diagnosis yang tepat serta penanganan terhadap penyakit.
Laporan Kasus DHF grade II
Page 2
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Demam berdarah dengue/DBD( dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot, nyeri sendi, yang disertai leukopenia, ruam,limfadenofati,
trombositopeniadan diatesis hemorragik.1
2.2. Epidemiologi
Di negara tropis, virus dengue sangat endemik. Di Asia , penyakit ini
sering menyerang di Cina Selatan, Pakistan, India, dan semua negara di Asia
Tenggara. Sejak 1981, virus ini ditemukan di Queensland, Australia. Di
sepanjang pantai timur Afrika, DHF juga ditemukan dalam berbagai serotipe.
Penyakit ini juga sering menyebabkan KLB di Amerika Serikat sampai akhir
tahun 1990an. Epidemi dengue di Asiia pertama kali terjadi pada tahun 1779
di eropa pada tahun 1784, di Amerika Selatan pada tahun 1835an, dan di
Inggris pada tahun 1922.1’6
Di indonesia kasus DHF pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968.
Penyakit DHF ditemukan di 200 kota di 27 provinsi dan telah terjadi KLB
akibatDHF. Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 1999 melaporkan
bahwa kelompoki tertingi adalah usia 5-14 tahun yang terserang sebanyak
42% dan kelompok usia 15-44 tahun yang terserang sebanyak 37%. Data
tersebut didapatkan dari data rawat inap rumah sakit. Rata-rata insiden
penyakit DHF sebsar 6-27 per 100.000 penduduk.6
Data dari Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa pada tahun 2004
tercatat 17.707 orang terkena DHF di 25 provinsi dengan kematian 322
penderita selam bulan januari dan februari. Daerah yang perlu diwaspadai
adalah DKI Jakarta, Bali, dan NTB.6
2.3. Etiologi
Laporan Kasus DHF grade II
Page 3
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang temasuk
dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus merupakan virus
dengan diameter 30nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan
berat molekul 4x106.1
Terdapat 4 seritipe virus DEN-1,DEN-2,DEN-3 dan DEN-4 yang
semuanya dapat menyebabkan demamdengue atau demam berdarah.Keempat
serotipe ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotipe
terbanyak.1,4,6
Virus dapat berkembang biak pada berbagai macam
kulturjaringan,misalnya sel mamalia BHK (Baby Hamster Kydney Cell) dan
sel artropod, misalnya Aedes Albopictus cell.5,6,7
2.4. Patogenesis
Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih
diperdebatkan. Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa
mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue
dan sindrom renjatan dengue.1
Respon imun yang diketahui berperan dalam patogenesis DBD adalah :
a. Respon imun humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan
dalam proses netralisasi virus, sitolisis yang di mediasi
antibodi.Antibodi terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat
proses replikasi virus pada monosit atau magrofak. Hipotesis ini
disebebut antibody dependent enhancement (ADE).1
b. B. Limfosit T baik T-helper (CD-4) dan T-sitotoksik (CD8) berperan
dalam respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T-
helper yaitu TH1 akan memproduksi interferon gamma, IL-2dan
limfokin, sedangkan TH2 memproduksi IL-4,IL-5,IL-6 dan IL-10.1
c. C. Monosit dan magrofak berperan dalam fagositosis virus dengan
oponisasi antibodi. Namun proses fagositosis ini menyebabkan
peningkatan replikasi virus dan sekresi ssitokinoleh magrofag.1
Laporan Kasus DHF grade II
Page 4
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
d. D. Selain itu aktivitas komplemen imun menyebabkan terbentuknya
C3a dan C5a.1
Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme :
1. Supresi sumsum tulang
2. Detruksi dan pemendekan masa hidup trombosit
Koagulapati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang
menyebabkan terjadinya koagulapati melalui jalur ekstrinsik dan
instrinstik.1
2.5. Manifestsi klinis
Manifestasi klinik menurut WHO
A. Kriteria klinis
a. Demam tinggi dengan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari.2,36
Laporan Kasus DHF grade II
Page 5
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
b. Manifestasi perdarahn termasuk setidaknya uji tourniquet positif dan salah
satu bentuk lain sepertiu ptekie,purpura,,ekimosis,epistaksis,perdarahan
gusi,hematemesis atau melena.2,6
c. Pembesaran hati.6
d. Syok.6
B. Kriteria Laboraturium
a. Trombositopenia (1000.000/milier atau kurang).2,3
b. Hemokonsentrasi yang dapat ditafiskan dengan meningginya nilai
henatokrit sebanayak 20% atau lebih dibandingakan dengan niali
hematokrit pada masa konvalessen.2,3
2.6. Diagnosis
Diagnosis demam berdarah dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik,pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi.1,7
Derajat penyakit DBD menurut WHO
Derajat 1 Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahn ialah uji tourniquet
Derajat II Seperti derajat I, disertai perdrahan spontan di kulit dan atau
perdarahan lain.
Derajat III Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan
nadi menurun (20 mmhg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut,
kulit dingin dan lembab, dan anak tampak gelisah.
Derajat IV Syok berat , nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak
terukur.6,7
Laporan Kasus DHF grade II
Page 6
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
2.6.1 Anamnesis
Dalam anamnesis yang perlu ditekankan adalah waktu terjadinya
perdarahan, perkiraan darah yang keluar, riwayat perdarahan sebelumnya,
riwayat perdarahan dalam keluarga, ada tidaknya perdarahan di bagian tubuh
lain, penggunaan obat-obatan terutama anti inflamasi non steroid, penggunaan
obat antiplatelet, kebiasaan minum alkohol, kemungkinan adanya penyakit hati
Laporan Kasus DHF grade II
Page 7
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
kronik, diabetes mellitus, demam tifoid, gagal ginjal, hipertensi dan riwayat
transfusi sebelumnya.1
2.6.2 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tekanan darah sederhana dapat memperkirakan seberapa
banyak pasien kehilangan darah.Kenaikan nadi >20 kali permenit dan tekanan
sistolik turun >10 mmHg menandakan telah banyak kehilangan darah.1
2.6.3 Pemeriksaan laboratorium
Kadar Albumin menurun sedikit dan bersifat sementara
Eritrosit dalam tinja hampir selalu ditemukan
Pada sebagian besar kasus, disertai penurunan faktor koagulasi dan
fibrinolitik yaitu fibrinogen, protombin, faktor VII, faktor XII, dan
antitrombin III
Pada kasus berat dijumpai disfungsi hati, dijumpai penurunan kelompok
vitamin K-dependent protombin seperti, faktor V, VII, IX, dan X
Waktu tromboplastin parsial dan waktu protombin memanjang
Penurunan α-antiplasmin (α2 plasmin inhibitor) hanya ditemukan pada
beberapa kasus
Serum komplemen menurun
Hipoproteinemia
Hiponatremia
Serum aspartat aminostransferase (SGOT dan SGPT) sedikit meningkat
Asidosis metabolik berat dan peningkatan kadar urea nitrogen
terdapatpada syok berkepanjangan 1
2.6.4 Diagnosis serologis
Laporan Kasus DHF grade II
Page 8
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Dikenal 5 jenis uji serologis yang biasa dipakai untuk menentukan adanya
infeksi virus dengue, yaitu:
1. Uji hemaglutasi inhibisi (haemagglutination Inhibition test= HI
test)
2. Uji komplemen fiksasi ( complement Fixation Test= CF test)
3. Uji neutralisasi ( Neutralization test= NT test)
4. IgM Elisa ( Mac. Elisa)
5. IgG Elisa.3,4
2.6.5 Pemeriksaan Radiologis
Pada foto thoraks ( DBD derajat III/IV dan sebagian besar derajat II)
didapatkan efusi pleura, terutama di sebelah hemitoraks kanan.
Pemeriksaan foto toraks sebaiknya dilakukan dalam posisi lateral
dekibutus kanan ( pasien tidur di sisi kanan). Asites dan efusi pleura dapat
dideteksi dengan pemerisaan Ultra Sonografi (USG).1,8
2.7. Penatalaksanaan
A. Terapi Umum
Mirip perawatan penderita diare, banyak minum, cairan cukup.
Istirahat
- Tirah baring
- Kompres dingin
Diet
- Makanan lunak
Medikamentosa
-Simtomatis
- Parasetamol 1,8
B. Terapi komplikasi
Syok segera diatasi
Laporan Kasus DHF grade II
Page 9
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Minum banyak (lebih baik bila oralit/air kelapa)
Infus Ringer laktat salin (Nacl 0,9%)
WHO memberi pilihan : dekstrose 5%+ 0,5 saline
Bila ada perdarahan, transfusi darah segar
Albumin1,3
Gambar 1. Protokol 1: Penanganan tersangka DBD tanpa syok
Gambar 2. Protokol 2: Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat
Laporan Kasus DHF grade II
Page 10
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Gambar 3. Protokol 3: Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit >20%
Laporan Kasus DHF grade II
Page 11
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Gambar 3. Protokol 4: Penatalaksanaan perdarahan pada DBD dewasa.
Laporan Kasus DHF grade II
Page 12
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Gambar 4. Protokol 5: Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa
2.8.Komplikasi
Perdarahan spontan
Syok ( hipovolemi)
Perdarahan intravaskular menyeluruh
Efusi pleura1,3,8
2.9 Prognosis
Derajat 1 baik
Bila ada syok atau perdarahan cukup berat
Pada anak lebih ringan.2
BAB III
Laporan Kasus DHF grade II
Page 13
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
KESIMPULAN
Demam berdarah dengue/DBD(dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot, nyeri sendi, yang disertai leukopenia, ruam, limfadenofati,
trombositopenia dan diatesis hemorragik.
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang temasuk
dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Terdapat 4 seritipe virus DEN-
1,DEN-2,DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan
demamdengue atau demam berdarah.Keempat serotipe ditemukan di Indonesia
dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak.
Diagnosis demam berdarah dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi. Pengobatan dengan
Tirah baring, IVFD kristaloid, koloid, darah segar, plasma, simtomatik
BAB IVLaporan Kasus DHF grade II
Page 14
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
STATUS ORANG SAKIT
No. Reg. RS : 00.97.36.37
Tanggal Masuk : 07September2015
Jam : 02.25 wib
Bed : Ruang XIV Bed 02
ANAMNESA PRIBADI
ANAMNESIS PRIBADI
Nama Yanti Lestari
Umur 31 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Status Perkawinan Menikah
Pekerjaan Tamat SLTA
Suku Aceh
Agama Islam
Alamat Jl.Tanjung Karang, Aceh Tamiang
ANAMNESIS
√
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan Utama: Demam
Laporan Kasus DHF grade II
Page 15
AlloanamnesisAutoanamnesis
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Telaah : Demam dialami pasien 5 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit, demam mendadak tinggi,dan demam turun dengan obat penurun panas dan
naik kembali, menggigil dan keringat dingin tidak dijumpai, riwayat perdarahan
seperti gusi berdarah dijumpai sejak 5 hari yang lalu, mimisan tidak dijumpai,
muntah darah tidak dijumpai, BAB berdarah tidak dijumpai, BAB hitam tidak
dujumpai ,bintik-bintik merah dilengan dan tungkai dijumpai sejak 5 hari yang
lalu, gatal-gatal (-), mual dijumpai, Muntah (-), sakit kepala dijumpai, lemas pada
seluruh tubuh dijumpai, nyeri sendi (-).Riwayat bepergian ke tempat yang
endemis Malaria disangkal os.Lingkungan os merupakan lingkungan padat
penduduk.BAK (+) normal, BAB (+) normal.
RPT : (-)
RPO : Paracetamole
ANAMNESIS UMUM ORGAN
Jantung Sesak napas - Edema -
Angina pektoris - Palpitasi -
Lain-lain -
Saluran
pernafasan
Batuk-batuk - Asma, bronkitis -
Dahak - Lain-lain -
Saluran
pencernaan
Nafsu makan ↓ Penurunan BB -
Keluhan menelan - Keluhan defekasi -
Keluhan perut - Lain-lain -
Saluran
urogenital
Sakit buang air
kecil
- Buang air kecil
tersendat
-
Mengandung batu - Keadaan urin Kuning
Haid - Lain-lain -
Sendi dan
Tulang
Sakit pinggang - Keterbatasan
gerak
-
Keluhan
persendian
- Lain-lain -
Laporan Kasus DHF grade II
Page 16
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Endokrin Haus/polidipsi - Gugup -
Poliuri - Perubahan suara -
Polifagi - Lain-lain -
Saraf pusat Sakit kepala + Hoyong -
Lain-lain -
Darah
dan pembuluh
darah
Pucat - Perdarahan +
Petechiae + Purpura -
Lain-lain -
Sirkulasi
perifer
Claudicatio
intermitten
-
ANAMNESIS FAMILI : -
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
STATUS PRESENS :
Keadaan Umum Keadaaan Penyakit
Sensorium : compos mentis Pancaran wajah : biasa
Tekanan darah : 110/70 mmHg Sikap Paksa : -
Nadi : 90 x/i, reguler, t/v : cukup Refleks fisiologis : +
Pernapasan : 20 x/i Refleks patologis : -
Temperatur : 38,0oC (aksila)
Anemia (-) Ikterus (-) Dispnea (-)
Sianosis (-) Edema (-) Purpura (-)
Turgor Kulit : Sedang
Keadaan Gizi : lebih
BW = BB (kg)
Laporan Kasus DHF grade II
Page 17
TB : 155 cm
BB : 60 kg
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
TB (m2)
IMT = 26,6 kg/m (Overweight)
KULIT : Petechie (+)
KEPALA :
Mata : Konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik(-/-), pupil isokor
ka=ki, refleks cahaya direk (+/+), indirek (+/+), kesan = dalam
batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut :
Lidah : Dalam batas normal
Gusi : Perdarahan(+)
Gigi geligi : Dalam batas normal
Tonsil/faring : Dalam batas normal
LEHER :
Struma tidak membesar, pembesaran kelenjar limfa (-)
Posisi trakea : medial, TVJ : R-2 cm H2O
Kaku kuduk (-), lain-lain: (-)
THORAX DEPAN
Inspeksi
Bentuk : Simetris fusifomis
Pergerakan : Tidak dijumpai ketinggalan bernapas
Palpasi
Nyeri tekan : -
Fremitus suara : SF ka=ki kesan normal
Laporan Kasus DHF grade II
Page 18
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Iktus : (+) teraba di ICS VI sinistra
Perkusi
Paru : Sonor pada kedua lapangan Paru
Batas paru-hati R/A : R: ICS V / A: ICS VI
Peranjakan : 1 cm
Jantung
Batas atas jantung : ICR III LMCS
Batas kiri jantung : ICR V, 1 cm medial LMCS
Batas kanan jantung : ICR V Linea parasternalis dextra
Auskultasi
Paru
Suara pernapasan : Vesikuler di seluruh lapangan paru
Suara tambahan : (-)
Jantung
HR: 90 x/i, regular, gallop (-), murmur (-),
Suara Katup M1>M2, P2>P1, T1>T2, A2>A1,desah sistolis (-), desah
diastolis(-).
THORAX BELAKANG
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus paru kanan sama dengan paru kiri
Perkusi : sonor dikedua lapangan paru
Auskultasi : SP: Vesikuler,
ST: (-)
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk : Simetris fusiformis
Gerakan lambung/usus : -
Laporan Kasus DHF grade II
Page 19
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Vena kolateral : -
Caput medusae : -
Palpasi
Dinding Abdomen : Soepel; Hepar/Lien/Ren: tidak teraba
HATI
Pembesaran : -
Permukaan : -
Pinggir : -
Nyeri tekan : -
LIMFA
Pembesaran : (-) Schuffner : - Haecket : -
GINJAL
Ballotement : -
UTERUS/OVARIUM : tidak dilakukan pemeriksaan
Tumor : (-)
Perkusi
Pekak hati : (-)
Pekak beralih : (-)
Auskultasi
Peristaltik usus : normoperistaltik (+)
Lain-lain :
PINGGANG
Nyeri ketuk sudut kosto vertebra (-)
INGUINAL : tidak dilakukan pemeriksaan
GENITALIA LUAR : tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN COLOK DUBUR (RT) : tidak dilakukan pemeriksaan
ANGGOTAGERAK ATAS Kanan Kiri ANGGOTA GERAK BAWAH Kanan KiriDeformitas sendi - - Edema - -
Laporan Kasus DHF grade II
Page 20
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Lokasi - - Arteri Femoralis - -Tremor Ujung Jari - - Arteri Tibialis Posterior - -Telapak Tangan Sembab - - Arteri Dorsalis Pedis - -
Sianosis - - Refleks KPR - -Eritema Palmaris - - Refleks APR - -Petechiee + + Refleks Patologis - -
Pteechie + +
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN
Darah
Eritrosit 4,30 x 106/mm3 Waktu
protrombin
ratio
0,92
Leukosit 5.100/mm3 APTT ratio 1,38
Trombosit 7000/mm3 HEMOSTASIS
Hb 13,70 g/dL Fibrinogen 256,00mg/dl
Ht 39,60% D-Dimer >4000mg/ml
MCV 90,40 fL
MCH 31,30 pg
MCHC 34,60 g/dL
Neutrofil 54,40%
Limfosit 38,40%
SGOT 108,00U/L
SGPT
Alkalin
Phospatase
Total
Bilirurubbin
Direct
81,00U/L
58,00 U/L
0,68mg/dl
0,31mg/dl
Laporan Kasus DHF grade II
Page 21
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
bilirubin
Ureum
Creatinin
Uric Acid
Natrium
Kalium
Chlorida
18,00mg/dl
0,93mg/dl
5,90 mg/dl
139,00mmol/L
3,80mmol/L
115,00mmol
RESUME
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Febris
Telaah : Febris (+) 5 hari, yang lalu sebelum
masuk rumah sakit, perdarahan Gigiva (+) sejak 5
hari yang lalu, Petechie (+) tungkai dijumpai sejak 5
hari yang lalu, nausea (+),Cephalgia (+), Mialgia
(+),BAK (+) normal, BAB (+) normal.
RPT : -
RPO : Paracetamole
STATUS PRESENS
Keadaan Umum: Baik
Keadaan Penyakit: Sedang
Keadaan Gizi: Lebih
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Mulut : Gingiva berdarah (+)
Leher : Dalam batas normal
Toraks : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Sup: Petechie (+)
Inf : Petechie (+)
LABORATORIUM Darah : Trombosit: 7000/mm3
Laporan Kasus DHF grade II
Page 22
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
RUTIN SGOT:108,00U/L
SGPT:81,00U/L
DIAGNOSIS
BANDING
1.Dengue haemorrhagic fever grd II
2.ISPA
3.Demam thypoid
DIAGNOSIS
SEMENTARADengue haemorrhagic fever grd II
PENATALAKSANAA
N
Aktivitas: Tirah baring
Diet: Diet MB
Tindakan suportif :
IVFD RL 30 gtt macro/menit
Medikamentosa:
Inj Ranitidine 50 mg/12 jam/IV
Paracetamol tab 3 x 500 mg(k/p)
RENCANA PENJAJAKAN DIAGNOSTIK / TINDAKAN LANJUTAN
• Cek DR/24 jam
• Foto toraks PA
• IgM/IgG anti Dengue
• Konsul PTI
Laporan Kasus DHF grade II
Page 23
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
FOLLOW UP HARIAN DI RUANGAN
Tanggal S O AP
Terapi Diagnostik
7 September2015
Demam(+)Gusi Berdarah(+)
Status Presens:Sens: Compos mentisTD: 110/70 mmHgPols: 90 x/menit,
1. DHF Grade
II
2. ISPA
Tirah baring Diet MB IVFD RL 30 gtt
macro/menit Inj Ranitidine
Darah rutin,RFT,LFT, KGD AD,
Laporan Kasus DHF grade II
Page 24
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
reguler, t/v: cukupRR: 20x/mntTemp: 38°C
Pemeriksaan Fisik:Gingiva berdarah (+) Eks,sup dan inf: Petechie(+)Hasil LaboratoriumDarah Rutin:WBC: 5.100 /mm3
RBC: 4,38, x 103/mm3
HGB: 13,70g/dlMCV: 90,60µ m3
MCH: 31,30pgMCHC: 34,60g/dlPLT: 7000/mm3
glukosa ad: 97mg/dl.LFT:SGOT 108 U/L, SGPT 81 U/L,ALP 58U/L,Bilirubin total 0,68 mg/dL,Bilirubin direk 0,31 mg/dLRFT:Ureum 18 mg/dL, Creatinine 0,93mg/dlUrid Acid 5,90 mg/dLELEKTROLIT: Natrium 139 mmol/L,Kalium 3,80 mmol/L,Chlorida 115 mmol/LWaktu ProtrombinWaktu Protrombin rasio 0,92APTT rasio 1,38Hemostatis
3.Demam
thypoid
50 mg/12 jam/IV
Paracetamol tab 3 x 500 mg(k/p)
Elektrolit,Waktu protrombin,APTT,Fibrinogen,D-Dimer
Foto toraks PA
IgM anti dengue dan IgG anti dengue
Laporan Kasus DHF grade II
Page 25
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Fibrinogen 256,00mg/dlD-Dimer>4000 mg/ml
08Septem
ber 2015
Status Presens:Sens: Compos mentisTD: 110/70 mmHgPols: 88 x/mnt, reguler, t/v: cukupRR: 20x/mntTemp: 36,9°C
Pemeriksaan FisikGingiva berdarah (-) Eks,sup dan inf: Petechie(+)↓
Hasil LaboratoriumImunologiIgM anti Dengue:NegativeIgG anti Dengue:Positive
1. DHF Grade
II
2. ISPA
3.Demam
thypoid
Tirah baring Diet MB IVFD RL 30gtt
macro/menit IVFD HES 20
gtt macro/menit Inj Ranitidine
50 mg/12 jam/IV
Paracetamol tab 3 x 500 mg(k/p)
DR/24jam
09
September
2015
Demam(-)
Gusi
berdarah(-)
Status Presens:Sens: Compos mentisTD: 120/70 mmHgPols: 72 x/mnt, reguler, t/v: cukupRR: 20x/mntTemp:36,7°C
Pemeriksaan FisikGingiva berdarah (-) Eks,sup dan inf: Petechie(+)↓
Hasil Laboratorium
1. DHF Grade
II
2.ISPA
3.Demam thypoid
Tirah baring Diet MB IVFD RL 30 gtt
macro/menit IVFD HES 20
gtt macro/menit Inj Ranitidine
50 mg/12 jam/IV
Paracetamole tab 3 x 500 mg(k/p)
Laporan Kasus DHF grade II
Page 26
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Darah rutinWBC:7.000/mm3,RBC:3.9 x 103/mm3
HGB:12,4g/dlHCT:37,5%PLT:175.000/mm3
Pada tanggal 09September 2015 pasien PBJ
BAB IV
DISKUSI
NO TEORI KASUS
1. Epidemiologi
Peningkatan kasus setiap
tahunnya berkaitan dengan curah
Lingkungan Os di tempat yang
padat penduduknya.
Laporan Kasus DHF grade II
Page 27
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
hujan,suhu,sanitasi,kepadatan
penduduk.
2 Manisfestasi Klinis
• Demam tinggi mendadak, tanpa
sebab yang jelas, berlangsung
terus-menerus selama 2-7 hari
• Manifestasi perdarahan,
termasuk uji bendung positif,
petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis, dan/melena
• Pembesaran hati
• Syok, ditandai nadi cepat dan
lemah serta penurunan tekanan
nadi (≤20 mmHg), hipotensi,
kaki dan tangan dingin, kulit
lembab, dan pasien tampak
gelisah
Demam mendadak tinggi tinggi
5 hari sebelum os masuk rumah
sakit
Manifestasi perdarahan pada os
terdapat petechie dan perdarahan
pada gusi
3 Diagnosis
Diagnosis DBD/DSS ditegakkan
berdasarkan kriteria klinis dan
laboratorium (WHO, 2011).
Kriteria klinis
• Demam tinggi mendadak, tanpa
sebab yang jelas, berlangsung
terus-menerus selama 2-7 hari
• Manifestasi perdarahan,
termasuk uji bendung positif,
petekie, purpura, ekimosis,
Tanda dan gejala pada OS
Demam mendadak tinggi 5 hari
sebelum os masuk rumah sakit
Manisfestasi perdarahan pada os
terdapat petechie dan perdarahan
pada gusi
Kriteria laboratorium
Hb : 13,70 g/dl
Ht : 39,60%
PLT : 7000/mm3
IgG anti dengue Positive
Laporan Kasus DHF grade II
Page 28
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis, dan/melena
• Pembesaran hati
• Syok, ditandai nadi cepat dan
lemah serta penurunan tekanan
nadi (≤20 mmHg), hipotensi,
kaki dan tangan dingin, kulit
lembab, dan pasien tampak
gelisah.
Kriteria laboratorium
• Trombositopenia
(≤100.000/mikroliter)
• Hemokonsentrasi, dilihat dari
peningkatan hematokrit ↑ 20%
dari nilai dasar / menurut standar
umur dan jenis kelamin
• Dua kriteria klinis pertama
ditambah trombositopenia dan
hemokonsentrasi/ peningkatan
hematokrit ↑ 20%.
• Dijumpai hepatomegali sebelum
terjadi perembesan plasma
• Dijumpai tanda perembesan
plasma
• Efusi pleura (foto
toraks/ultrasonografi)
Uji serologi IgM dan IgG anti dengue
• Antibodi IgM anti dengue dapat
dideteksi pada hari sakit ke-5
sakit, mencapai puncaknya pada
Rontgen Thorakl : Tidak tampak
kelainan pada cor dan pulmo
Laporan Kasus DHF grade II
Page 29
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
hari sakit ke 10-14, dan akan
menurun/ menghilang pada akhir
minggu keempat sakit.
• Antibodi IgG anti dengue pada
infeksi primer dapat terdeteksi
pada hari sakit ke-14. dan
menghilang setelah 6 bulan
sampai 4 tahun. Sedangkan pada
infeksi sekunder IgG anti dengue
akan terdeteksi pada hari sakit
ke-2.
4. Terapi
Tirah baring
IVFD kristaloid,koloid,darah
segar,plasma
Simtomatik
Tirah baring
Diet MB
IVFD RL 30 gtt macro/menit IVFD HEES 20 gtt macro/menit Inj Transamin 500mg/8jam Inj Ranitidine 50 mg/12 jam/IV Paracetamole tab 3 x 500 mg(k/p)
Laporan Kasus DHF grade II
Page 30
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
BAB V
KESIMPULAN
Nn. Yanti Lestari berusia 31 tahun datang dengan keluhan Demam mendadak
tinggi ± 5 hari ini disertai gusi berdarah, Muncul bintik-bintik kemerahan dikulit,
mual , sakit kepala, lemas pada seluruh tubuh. dari hasil pemeriksaan darah rutin,
waktu protrombin, Appt, Fibrinogen, D-Dimer, Rft, Lft, Elektrolit, dan IgM dan
IgG anti dengue, pasien didiagnosa dengan DHF Grade II. Rencana terapi untuk
Os adalah :
Tirah baring Diet MB IVFD RL 30 gtt macro/menit IVFD HEES 20 gtt macro/menit Inj Transamin 500mg/8jam Inj Ranitidine 50 mg/12 jam/IV
Laporan Kasus DHF grade II
Page 31
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota MedanRuang XIV
Paracetamole tab 3 x 500 mg(k/p)
Laporan Kasus DHF grade II
Page 32