mineral ipn

Upload: hadi-putra

Post on 08-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    1/19

    Laporan Praktikum ke : 2 Hari/tanggal : Rabu, 09-03-2011

    Integrasi Proses Nutrisi Nama Asisten : Mubarok

    MINERAL

    Hadi Putra

    D14090095

    DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

    FAKULTAS PETERNAKAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2011

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    2/19

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Proses-proses biokimia yang terjadi di dalam tubuh perlu dibantu oleh suatu

    protein agar mampu bereaksi dengan cepat. Hal tersebut disebabkan karena tubuh

    harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan untuk menunjang aktivitas dengan

    memanfaatkan hasil-hasil reaksi di dalam metabolisme. Sebelum masuk ke dalam

    proses metabolisme, sari-sari makanan perlu dihidrolisis agar dapat diserap oleh usus

    halus dan kemudian diedarkan melalui cairan darah. Protein yang dimaksud adalah

    enzim. Enzim berfungsi dalam mengkatalis reaksi hidrolisis maupun reaksi-reaksi

    lainnya yang terjadi di dalam tubuh.

    Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah suhu.

    Suhu akan mempengaruhi kerja enzim saat bereaksi. Selain itu, lama enzim saat

    bereaksi pada suhu tertentu juga akan mempengaruhi kerja enzim.

    TujuanPraktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama

    perlakuan suhu terhadap aktivitas enzim dalam mengkatalis reaksi kimia.

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    3/19

    MATERI DAN METODE

    Alat

    Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah potongan kertas saring,

    spoit, spot plate, tabung reaksi, corong, rak tabung, tisue, dan gelas arloji. Bahan yang

    digunakan dalam praktikum ini adalah larutan garam Rochele (KNaC4H4O6.H2O)

    (A), larutan garam Nitroso- R- salt (B), larutan KOH 1N (C), larutan I 12,7 gram

    ditambah KI 40 gram (D), larutan NaOH 2N (E), larutan ditrizone dalam larutan CCl4

    (F), larutan AgNO3 5% (G), larutan HNO3 (H), tepung ikan, larutan HCl (I), dan

    sampel mineral.

    Bahan

    Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan garam Rochele

    (KNaC4H4O6.H2O) (A), larutan garam Nitroso- R- salt (B), larutan KOH 1N (C),

    larutan I 12,7 gram ditambah KI 40 gram (D), larutan NaOH 2N (E), larutan ditrizone

    dalam larutan CCl4 (F), larutan AgNO3 5% (G), larutan HNO3 (H), tepung ikan,

    larutan HCl (I), dan sampel mineral.

    Prosedur

    Pengujian CO+ , Cu+, dan Fe+

    Dengan menggunakan spoit larutan A diambil dan diteteskan sebanyak 1-2

    tetes diatas potongan kertas saring. Kemudian diatas tetesan tersebut ditaburi sedikit

    sampel mineral yang akan diuji, misal CoSO . Dilanjutkan dengan meneteskan 1-2

    tetes larutan B pada spoit yang berbeda diatas potongan kertas saring tersebut.

    Mengamati perubahan yang terjadi dan mengulangi langkah di atas untuk empat

    sampel mineral yang lain, yaitu CuSO, FeSO , sampel A dan sampel B secara

    bergantian.

    Pengujian Mg+

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    4/19

    Dengan menggunakan spoit, larutan C diambil dan ditetesi sebanyak 2-3 tetes

    diatas spot plate. Kemudian dengan spoit yang berbeda, larutan D diambil dan ditetesi

    di sebelah ruangan yang sudah ditetesi larutan C sebanyak 2-3 tetes. Kedua larutan

    tersebut dicampurkan dengan spoit yang berbeda dan ditetesi diatas potongan kertas

    saring yang berisi sampel mineral. Perubahan yang terjadi diamati dengan seksama

    dan mengulangi langkah serupa untuk tiga sampe berikutnya secara bergantian.

    Pengujian Zn+

    Sebanyak 2-3 tetes larutan E ditetesi diatas potongan kertas saring dengan

    menggunakan spoit. Kemudian sedikit sampel mineral yang akan diuji ditaburi diatas

    tetesan tersebut dan dilanjutkan dengan meneteskan 2-3 tetes larutan F dengan spoit

    yang berbeda diatas potongan kertas saring tersebut, dan mengamati perubahan yang

    terjadi.

    Pengujian Cl

    Pada tabung reaksi yang sudah disediakan dimasukkan tepung ikan, yang

    dilanjutkan dengan melarutkan tepung ikan tersebut dengan aquadest dan menyaring

    larutan tepung ikan tersebut dengan menggunakan kertas saring ke tabung reaksi lain.

    Setelah didapatkan larutan tepung ikan, dilakukan pengasaman dengan menambahkan

    larutan H kedalam larutan tepung ikan tersebut. Lalu dilanjutkan dengan meneteskan

    sebanyak 2-3 tetes larutan G sampai terbentuk endapan putih. Mengamati perubahan

    yang terjadi dan mengulangi tahapan tahapan diatas pada sampel mineral A dan B.

    Pengujian CO

    Sedikit dari sampel mineral yang akan diuji ditaruh diatas gelas arloji,

    kemudian ditetesi dengan larutan I sebanyak 3-4 tetes diatas sampel tersebut.Mengamati perubahan yang terjadi dan menguangi tahapan tahapan diatas untuk

    sampel a dan b.

    Peran Ca+ dalam pembekuan susu

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    5/19

    Sebanyak 1 ml susu sapi dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi yang berbeda

    dan diberi label 1-4. Pada tabung nomor 1 dijadikan variable kontrol. Untuk tabung

    nomor 2, 3, dan 4 secara berurutan ditetesi 5,10,dan 15 tetes larutan Ca(OH).

    Mengamati perubahan warna dan kekentalan yang dihasilkan setelah penambahan

    larutan tersebut dan dibandingkan dengan variable control pada tabung reaksi nomor

    1. Mengulangi tahapan tahapan tersebut pada susu sari kedele.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil

    Berikut akan disajikan hasil uji kualitatif mineral yang dilakukan padabeberapa sampel uji dalam bentuk tabel.

    Pengujian Sampel mineral Perubahan yang terjadi

    Warna awal Warna akhir

    Co+, Cu+, CoSO Merah muda Merah bata

    Fe+ CuSO Biru Hijau

    FeSO Biru muda Hijau Tua

    A Putih Coklat-merah bata

    B Putih Coklat-merah

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    6/19

    bata

    Mg+ MgSO Putih Coklat

    MgO Putih Putih

    A Putih Biru Tua

    B Putih Hitam

    Zn+ Zn murni Putih Pink-keunguan

    C Krem Putih - Pink

    Cl tepung ikan Kuning Putih

    Garam Bening Putih susu + endapan

    NaCl Bening Putih susu + endapan

    Pengujian Sampel Timbul Gelembung

    CO NaHCO +++A -B -

    Pengujian Sampel KekentalanSusu skim 1 (control) ++++

    2 +++3 ++4 ++

    5 +Susu kedele 1 +

    2 ++3 +++4 ++++5 +++++

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    7/19

    Keterangan :

    y Untuk pengujian CO:(+++) : sangat kuat

    (-) : tidak ada

    y Untuk pengujian Ca+ pada susu skim:(+++++) : amat sangat berwarna putih susu(++++) : sangat berwarna putih susu(+++) : putih berwarna susu(++) : cukup berwarna putih susu(+) : berwarna putih bening

    y Untuk pengujian Ca+ pada susu dari sari kedele:(+++++) : amat sangat berwarna putih keruh(++++) : sangat berwarna putih keruh(+++) : berwarna putih keruh(++) : cukup berwarna putih keruh(+) : putih keruh

    TINJAUAN PUSTAKA

    Beberapa mineral merupakan elemen inorganic yang dibutuhkan oleh ternak

    untuk pertumbuhan dan reproduksi. Walaupun jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit

    , keseimbangan dalam tubuh harus tetap terjaga. Berdasarkan kegunaannya dalam

    aktifitasnya hidup, mineral dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan essensial

    dan non essensial dan berdasarkan konsentrasi mineral dalam tubuh ternak, jumah

    yang dibutuhkan dalam ransum ternak di bagi menjadi 2 kelompok, meliputi mineral

    makro dan mineral mikro. Yang termsuk mineral makro adalah: Ca (Calcium),P

    (Phosphorus),K (Potassium),Na (Sodium), Cl (Chlorine),Mg (Magnesium),S

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    8/19

    (Sulphur). Sedangkan yang termasuk dalam mineral mikro adalah : Fe (Iron), I

    (Iodine), Zn (Zinc), Cu (Copper), Mn (Manganese), Co (Cobalt), Mo (Molybdenum),

    Se (Selenium), Cr (Chromium), Tin, Vanadium, F (Fluorine), Si (Silicon), Ni

    (Nickel), Ar (Arsenic) (Despal:2007).

    (Despal, 2007) menjabarkan bahwa fungsi mineral secara umum dibagi

    menjadi 4 macam, yaitu: (1) untuk pembentukan struktur; (2) untuk fungsi fisiologis ;

    (3) berfungsi sebagai katalis; dan (4) sebagai regulator.

    1. Struktur:

    Komponen struktur organ dan jaringan tubuh, mis. Ca, P, Mg, F dan Si dalam

    tulang dan gigi; P dan S dalam protein otot (muscle).

    2. Fisioogis:

    Mineral yang terdapat dalam cairan dan jaringan tubuh sebagai elektrolit

    untuk menjaga tekanan osmotik (osmotic pressure), keseimbangan asam basa (acid-

    base balance), permeabilitas membran dan iritabilitas jaringan; mis. Na, K, Cl, Ca dan

    Mg dalam darah, cairan otak dan cairan saluran pencernaan.

    3. Katalis:

    Mineral yang bekerja sebagai katalis dalam sistem enzim dan hormon,

    sebagai bagian dan komponen spesifik dari struktur metalloenzim; mis. Fe sebagai

    mettaloenzim dari enzim catalase yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari H2O2;

    Zn sebagai mettaloenzim dari enzim carbonic anhydrase yang berfungsi dalam

    transport CO2 dalam darah; Cu sebagai mettaloenzim ceruloplasmin yang berfungsi

    dalam penggunaan Fe dan transpor Cu.

    4. Regulator:

    Mineral yang berfungsi sebagai pengatur replikasi dan diferensiasi sel.Ternak

    dan manusia memperoleh sebagian besar mineral yang dibutuhkannya berasal dari

    makanan/pakan, baik nabati (berasal dari tanaman) maupun hewani (berasal dari

    hewan), tapi sebagian kecil juga dapat diperoleh dari air, tanah, atau mealui

    kontaminasi. Sumber mineral yang dibutuhkan dapat berasal dari bahan pakan alami

    dan suplemen mineral. Ketersediaan mineral untuk ternak secara biologis (diserap

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    9/19

    dan diutilisasi) bervariasi tergantung dari beberapa faktor diantaranya: (1) umur dan

    spesies ternak; (2) asupan (intake) dan kebutuhan mineral; (3) bentuk kimia dan fisik

    mineral yang dikonsumsi; (4) jumlah dan proporsi komponen pakan lain yang

    berinteraksi secara metabolis.

    Unsur unsur mineral mempunyai berbagai fungsi di dalam tubuh. Kalsium,

    fosfor, dan magnesium adalah penyusun tulang dan gigi. Beberapa unsur, misalnya

    kalium, fosfor dan sulfur, terdapat di dalam sel sel tubuh sedangkan unsur unsur

    yang lain terdapat dalam cairan sekeliling sel sel, seperti natrium dan klorin.

    Beberapa trace element diperlukan dalam system enzim tubuh (Kardaya, 2000).

    Dari segi nutrisi kalsium dan besi adalah unsur mineral yang paling penting

    karena keduanya yang paing mungkin terdapat dalam keadaan tidak mencukupi daam

    susunan makanan. Sedangkan trace element yang terpenting adalah iodine (Kardaya,

    2000). Menurut (Despal,2007) Fungsi beberapa mineral makro dan mikro dalam

    tubuh ternak dapat dijabarkan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini:

    Fungsi beberapa mineral makro dan mikro

    Fungsi mineral makro dalam tubuh ternak

    Mineral Fungsi

    Ca Pembentukan tulang dan gigi,

    pembekuan darah, kontraksi urat daging,

    12% terdapat dalam susu.

    Na Keseimbangan asam basa, osmoregulasi,

    transmisi syaraf.

    Cl Keseimbangan asam basa, osmoreguasi,sekresi cairan (gastric).

    Mg Pembentukan tulang, activator enzim

    untuk metabolisme karbohidrat dan lipid.

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    10/19

    Fungsi mineral mikro dalam tubuh ternak

    Mineral Fungsi

    Zn Komponen dan activator enzim,

    penyembuhan luka.

    Fe Pembentukan hemoglobin, bagian dari

    sistem enzim.

    Cu Pembentukan hemoglobin , pigmen,

    koenzim.

    I Konsituen hormon thyroid, pembentukan

    hormone tiroksin.

    Co Bagian dari vitamin B12, untuk

    pertumbuhan mikroba rumen.

    Selain memaparkan mengenai fungsi beberapa mineral makro dan mineral

    mikro dalam tubuh ternak (Despal,2007) juga menjabarkan mengenai defisiensi dan

    klebihan mineral yang dikonsumsi ternak dalam bentuk table seperti dibawah ini.

    Defisiensi dan Kelebihan Mineral

    Defisiensi mineral makro pada ternak

    Mineral Efek negative akibat defisiensi

    Ca Osteoporosis (rickets), osteomalacia,

    kerabang telur tipis, menggnggu proses

    pembekuan darah, mmilk fever, produksi

    susu menurun.

    Na Dehidrasi, pertumbuhan jelek, produksi

    telur rendah.

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    11/19

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    12/19

    Cl Peningkatan keasaman.

    Mg Ekskreta basah, jarang terjadi jika

    diberikan ransum normal.

    Zn Anemia,, napsu makan turun.

    Fe Hemosiderosis.

    I Hyperparathyroid.

    Interaksi dengan senyawa lain

    Mineral yang mempunyai Berat Molekul (BM) dan valensi yang sama akan bersaing untuk dapat diabsorpsi. Magnesium, kalsium, besi, dan tembaga sama

    sama mempunyai valensi dua. Kasium yang dikonsumsi berlebihan akan

    menghambat absorpsi besi. Demikian juga konsumsi seng berlebihan akan

    menghambat absorpsi besi (Endang, 2009).

    Jika mineral yang dikonsumsi kurang atau berlebih dari yang dibutuhkan akan

    menyebabkan efek negative baik pada ternak maupun manusia. Oleh karena itu,

    penggunaan mineral harus di sesuaikan dengan kebutuhan mineral masing masing

    individu.

    Pembahasan

    Dalam bahan makanan terdapat sejumlah elemen mineral, baik yang

    dibutuhkan dalam jumlah besar (makro-elemen) maupun yang dibutuhkan dalam

    jumlah kecil (mikro-elemen). Abu merupakan komponen dalam bahan makanan yang

    penting untuk menentukan kadar mineral (Handayani dkk., 2004).

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    13/19

    Seperti unsur nutrisi pada manusia, mineral berperan penting dalam proses

    fisiologis ternak, baik untuk pertumbuhan maupun pemeliharaan kesehatan. Beberapa

    unsur mineral berperan penting dalam penyusunan struktur tubuh, baik untuk

    perkembangan jaringan keras seperti tulang dan gigi maupun jaringan lunak seperti

    hati, ginjal, dan otak. Unsur mineral makro seperi Ca, P, Mg, Na, dan K berperan

    penting dalam aktivitas fisiologis dan metabolisme tubuh, sedangkan unsur mineral

    mikro seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), dan kobalt (Co)

    diperlukan dalam sistem enzim (Anonim, 2007).

    Kandungan garam-garam mineral pada berbagai tipe sel sangat bervariasi.

    Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan

    kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat

    terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain

    seperti protein dan lipida (Endang, 2009).

    Berbagai jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan

    aktivitas metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, berperan dalam

    memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi

    ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai akibat masuknya air ke

    dalam sel. Beberapa ion-ion anorganik berperan sebagai kofaktor dalam

    aktivitas enzim, misalnya ion magnesium. Fosfat anorganik digunakan dalam

    sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk proses kehidupan dari sel

    melalui proses fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi

    darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-

    ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah

    dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion bebas, tetapi fosfat di dalam tubuh

    banyak terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula

    terfosforilasi (Adnan, 2006).

    Praktikum kali ini mengenai uji kualitatif mineral yang dilakukan untuk

    mengetahui jenis mineral pada sample secara kualitatif melalui adanya perubahan

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    14/19

    warna, gelembung gas atau terbentuknya endapan. Pengujian yang dilakukan adalah

    pengujian CO, Cu, Fe, Mg, Cl, dan CO. Pengujian pertama dilakukan terhadap Co+,

    Cu+, dan Fe+. Perubahan warna yang terjadi pada kelima sampel mineral yang diuji

    pada pengujian pertama ini terjadi karena adanya unsur-unsur yang membuat warna

    berubah seperti adanya basa. Namun dengan adanya perubahan warna tersebut dapat

    diketahui bahwa pada sampel mineral A dan B mengandung Co. hal tersebut di

    latarbelakangi dengan adanya perubahan warna yang sama setelah ketiga sampel

    mmineral ( sampel A, sampel B, dan CoSO) ditetesi oleh larutan garam rocchele dan

    garam Nitroso R-salt.

    Pada pengujian kedua yang dilakukan terhadap Mg+, didapatkan bahwa pada

    sampel mineral MgSO terjadi perubahan warna yang dikarenakan pada reaksi

    MgSO + I MgI + SO, Mg+ terikat pada Iodin. Sehingga warna awal putih

    berubah menjadi coklat. Sedangkan sampel MgO bukan merupakan mineral. MgO

    yang sudah ditetesi larutan iodin tidak dapat menunjukkan warna.Hal ini dikarenakan

    pada reaksi MgO + I MgI + O, MgO bersifat oksidasi sehingga mengakibatkan

    I tidak terikat dan tidak terjadi perubahan warna. Begitu pula yang terjadi pada

    sampel A dan sampel B. kedua larutan tersebut tidak menunjukkan adanya

    perubahan warna. Pada sampel A dan B tidak mengandung mineral Mg. Karena

    setelah ditetesi dengan larutan iodin tidak menunjukkan adanya perubahan warna.

    Pada pengujian ketiga yaitu terhadap Zn+, pada sampel mineral Zn murni

    dan C terjadi perubahan warna yang tidak telampau jauh. Hal tersebut menunjukkan

    bahwa kedua sampel tersebut mengandung mineral Zn yang dibutuhkan ternak

    yaitu berperan penting dalam metabolisme karbohidrat dan lemak serta

    pembentukkan sistem kekebalan tubuh ( Perry et al., 2003 ).

    Pada pengujian keempat pada Cl, didapatkan bahwa pada ketiga sampel

    mineral (tepung ikan, garam, dan NaCl) yang diuji menunjukkan perubahan warna

    putih yang tidak terlampau jauh, hanya pada garam dan NaCl terdapat endapan dan

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    15/19

    warna putih susu. Pada tepung ikan tidak terdapat endapan karena pada tepung

    ikan tidak mengandung mineral Cl, melainkan mineral Ca dan P (anonym,2010).

    Terdapatnya endapan lebih banyak pada NaCl dibanding garam dapur disebabkan

    karena kandungan jumlah khlorin pada NaCl lebih besar dibanding pada garam

    dapur biasa. Khlorin memiliki sifat mengendap jika dilarutkan, sehingga apabila

    suatu bahan yang mengandung khlorin dilarutkan, maka akan mengendap

    (anonym,2007).

    Pada pengujian kelima terhadap Co, didapatkan bahwa pada sampel A dan B

    tidak menunjukkan adanya gelembung gas. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedua

    sampe tersebut tidak terdapat O. Lain halnya jika yang direaksikan adalah NaHCO,

    pada NaHCO terdapat gelembung gas. Hal ini karena adanya oksigen. Pada

    pengujian terakhir dilakukan terhadap Ca+ pada susu skim dan susu sari kedelei

    sebagai sampel yang di uji. Pada pengujian terhadap susu skim, terlihat bahwa

    semakin banyak Ca(OH) yang diteteskan, maka warnanya akan terlihat semakin

    putih bening jika dibandingkan dengan variabel kontrol. Hal ini karena Ca(OH) yang

    diteteskan larut kedalam susu skim, sehingga semakin banyak Ca(OH) yang

    diteteskan maka akan semakin banyak kalsium yang larut dan membuat warna

    keaslian putih dari susu berubah menjadi putih bening. Sedangkan pada susu yang

    berasal dari sari kedele yang ditetesi dengan Ca(OH), semakin banyak Ca(OH) yang

    ditetesi maka warnanya akan semakin keruh. Hal tersebut karena Ca(OH) yang

    ditetesi tidak begitu larut sehingga menyebabkan kekeruhan pada susu sari kedele

    tersebut.

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    16/19

    KESIMPULAN

    Dalam bahan makanan terdapat sejumlah elemen mineral, baik yang

    dibutuhkan dalam jumlah besar (makro-elemen) maupun yang dibutuhkan dalam

    jumlah kecil (mikro-elemen). Abu merupakan komponen dalam bahan makanan yang

    penting untuk menentukan kadar mineral (Handayani dkk., 2004).Seperti unsur

    nutrisi pada manusia, mineral berperan penting dalam proses fisiologis ternak, baik

    untuk pertumbuhan maupun pemeliharaan kesehatan. Beberapa unsur mineral

    berperan penting dalam penyusunan struktur tubuh, baik untuk perkembangan

    jaringan keras seperti tulang dan gigi maupun jaringan lunak seperti hati, ginjal, dan

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    17/19

    otak. Unsur mineral makro seperi Ca, P, Mg, Na, dan K berperan penting dalam

    aktivitas fisiologis dan metabolisme tubuh, sedangkan unsur mineral mikro seperti

    besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), dan kobalt (Co) diperlukan dalam

    sistem enzim (Anonim, 2007).

    Setiap mineral baik makro maupun mineral mikro memiliki karakteristik

    yang berbeda beda. Misalnya jumlah Mg yang diabsorsi menurun seiring dengan

    penurunan tingkat mineral di dalam pakan. Sedangkan Zn pada ternak diabsorpsi

    didalam rumen dan usus halus. Absorpsi Zn melibatkan transfer Zn dari lumen usus

    halus menuju mukosa sel. Transpor ini diatur oleh metabolisme, sintesis

    metallothonein dipengaruhi oleh level Zn dalam ransum dan konsentrasi Zn dalam

    plasma, sehingga senyawa tersebut dapat mengatur homeostatis Zn didalam tubuh.

    Untuk unsur Cu diabsorpsi kurang baik oleh ruminansia dalam metabolisme tubuh.

    Cobalt dikenal pertama kali sebagai pelengkap dan berperan dalam aktivitas biologis

    vitamin B12 yang dibutuhkan untuk metabolisme propionat dan pertumbuhan

    mikroorganisme (Kardaya, 2000). Unsur Fe diabsorpsi sesuai dengan kebutuhan dan

    dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti status Fe dalam tubuh, umur hewan,

    kebutuhan metabolik tubuh, bentuk komponen zat besi yang terdapat dalam makanan

    dan ada tidaknya zat zat nutrisi lain yang mempengaruhi absorpsi zat besi ( Piliang,

    2002 ). Fe lebih banyak diabsorpsi oleh hewan yang defisien Fe dibanding hewan

    yang tercukupi kebutuhan Fe, karena absorpsi dan metabolisme Fe diatur oleh status

    Fe pada mukosa usus.

    Setelah dilakukan uji kualitatif mineral pada beberapa sampel mineral,

    didapatkan bahwa pada sampel A dan sampel B mengandung mineral Mg+ yang

    dapat dikonsumsi ternak. Magnesium merupakan mineral makro yang sangat penting.

    Sekitar 70% dari total Mg dalam tubuh terdapat dalam tulang atau kerangka,

    sedangkan 30% lainnya tersebar dalam berbagai cairan tubuh dan jaringan lunak

    (Tillman et al., 2003). Sedangkan pada sampel C mengandung mineral Zn+ yang

    juga berperan penting dalam metabolisme karbohidrat dan lemak serta pembentukan

    sistem kekebalan tubuh ( Perry et al., 2003 ). Ada tidaknya mineral yang terkandung

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    18/19

    dalam sampel mineral yang diuji tidak terpaku pada perubahan warna yang terjadi,

    melainkan dianalis melalui reaksi yang terjadi.

    Kalsium sangat berperan penting pada pembentukan tulang dan gigi. Ca(OH)

    yang diteteskan pada susu putih bersifat larut, sehingga warna asli darii susu putih

    tersebut berubah menjadi putih bening. Sedangkan penetesan Ca(OH) yang ditetesi

    pada susu sari kedele bersifat tidak larut, sehingga warnanya menjadi putih keruh.

    DAFTAR PUSTAKA

    Perry, T. W., A. E. Cullison and R.S. Lowrey. 2003. Feeds and Feeding. SixthEdition. Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

    Piliang, W. G. 2002. Nutrisi Mineral. Edisi Kelima. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

    Kardaya, D., Supriyati, Suryahadi, dan T Toharmat. 2001. Pengaruh suplementasi Zn-Proteinat, Cu-Proteinat dan amonium molibdat terhadap performans domba

    lokal. Media Peternakan, 24 (11) : 1-9

    Kardaya, D. 2000. Pengaruh suplementasi mineral organik (Zn-Proteinat, Cu-Proteinat) dan amonium molibdat terhadap performans domba lokal. Tesis.ProgramPasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

    Despal, dkk. 2007.Pengantar Ilmu Nutrisi.Bogor: IPB Press.

  • 8/6/2019 Mineral IPN

    19/19

    Anonim, 2007. Peran Mineral Dalam Proses Fisiologis Ternak. Bogor: JurnalLitbang Pertanian, 26(3).

    Adnan.2006.Komposisi Kimia Sel.Makassar :

    Handayani T., Sutarno, Setyawan A.D., 2004, Analisis Komposisi Nutrisi RumputLaut Sargassum crassifolium J. Agardh, Jurnal Biofarmasi 2 (2), Surakarta.

    Endang,dkk. 2009.Ilmu Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Bogor: IPB Press.

    Anonym. 2010. Kandungan Tepung Ikan. www.scrall books.com/kandungan tepungikan. Jakarta ?????