tugas endapan mineral kegunaan mineral
DESCRIPTION
Kegunaan MineralTRANSCRIPT
TUGAS KULIAH
ENDAPAN MINERAL
KEGUNAAN DAN MANFAAT MINERAL BAHAN INDUSTRI,
METALURGI, PETROKIMIA, SERTA BAHAN ABRASIF
Disusun Oleh:
Setyo Mardani
21100112130072
LABORATORIUM MINERALOGI, PETROLOGI, DAN
PETROGRAFI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
APRIL 2015
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Mineral termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks
dengan ribuan bentuk yang diketahui dimana proses pembentukannya
memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. Mineral
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam berbagai bidang seperti: batumulia,
bahan industri/ produksi (metalurgi, petrokimia, abrasi, keramik,dsb) dan bahan
bangunan. Berikut ini dijelaskan beberapa jenis mineral serta pemanfaatanya
dalam bidang bidang tersebut diatas:
I. BAHAN INDUSTRI
1. Batukapur
Merupakan batuan sedimen yang terdiri dari mineral calcite (kalsium
carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organism laut. Calcite
sekunder juga dapat terseposisi oleh air meteoric tersupersaturasi (airtanah
yang presipitasi material di gua
Kapur dapat digunakan untuk properti sebagai dasar/ pondasi. Di bidang
pertanian, kapur digunakan untuk meningkatkan pH pada tanah dengan
keasaman tinggi. Bentuk yang paling umum adalah CaCO3 (kalsium
karbonat) dan CaO (kalsium oksida).
Dosis kecil kapur juga dapat digunakan sebagai antasida. Selain itu,
partikel-partikel kecil dari kapur membuatnya menjadi zat untuk
membersihkan. Misalnya, pasta gigi umumnya mengandung sejumlah kecil
kapur, yang berfungsi sebagai abrasif ringan.
2. Kaolin
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung
dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak
keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat
(2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai beberapa mineral penyerta.
Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit,
dikrit, dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air
lebih besar dan umumnya membentuk endapan tersendiri.
Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis
2,6 – 2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah,
serta pH bervariasi.
Kegunaan dan manfaat kaolin banyak dipakai sebagai bahan pengisi
(filler), pelapis (coater), barang-barang tahan api dan isolator. Kegunaan
kaolin sangat tergantung pada karakteristiknya karena karakteristik
berpengaruh terhadap kualitasnya.
Kaolin dipakai di keramik, obat, melapisi kertas, sebagai bahan tambahan
makanan, odol, sebagai bahan menyebarkan sinar di bola lampu pijar agar
putih, bahan kosmetik. Juga dipergunakan di cat dan mengubah tingkat
kilauan.
3. Feldspar
Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas Kalium
(potasium:K), Natrium(sodium:Na), dan kalsium alumino silikat. Pada
umumnya kelompok mineral ini terbentuk oleh proses pneumatolistis dan
hydrothermal yang membentuk urat pegmatite. Pegmatit hanya tersusun oleh
alkali feldspar dan kuarsa.
Feldspar di temukan pada batuan beku, batuan erupsi, dan metamorfosa,
baik yang bersifat asam maupun basa. Batuan granit mengandung 60%
feldspar yang berasosiasi dengan kuarsa, mika khlorit, beryl, dan rutil,
sedangkan pada batuan pegmatit berasosiasi dengan kuarsa, mika dan topaz.
Mutu feldspar di tentukan oleh kandungan oksida kimia K2O dan Na2O
yang relatif tinggi (di atas 6%), oksida Fe2O3, dan TiO2. Feldspar dari alam
setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan feldspar olahan
untuk keperluan industri tertentu.
Feldspar di gunakan di berbagai industri, banyak di perlukan sebagai
bahan pelebur/perekat pada suhu tinggi dalam pembuatan keramik halus
seperti barang pecah belah, saniter, isolator dan juga di gunakan dalam
industri gelas/kaca.
4. Zeolit
Zeolit adalah kelompok mineral yang dalam pengertian/penamaan bahan
galian merupakan salah satu jenis bahan galian non logam atau bahan galian
mineral industri.
Zeolit terbentuk dari abu vulkanik yang telah mengendap jutaan tahun
silam. Sifat-sifat mineral zeolit sangat bervariasi tergantung dari jenis dan
kadar mineral zeolit. Mineral zeolit ditemukan pada batuan sedimen
piroklatik. Zeolit alam terbentuk dari reaksi antara batuan tufa asam berbutir
halus bersifat rhyolitik dengan air pori atau air meteorik (air hujan).
Mineral–mineral yang termasuk dalam grup zeolit terbentuk dari hasil
sedimentasi debu vulkanik yang telah mengalami proses alterasi. Secara
geologi, endapan zeolit terbentuk karena proses sedimentasi debu vulkanik
pada lingkungan danau yang bersifat alkali (air asin), proses diagenetik
(metamorfosa tingkat rendah), dan proses hidotermal.
Manfaat mineral zeolit antara lain:
a. meningkatkan efektifitas pemupukan
b. memperbaiki dan menetralkan PH tanah
c. menghemat dalam menggunakan pupuk buatan
d. meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman
e. menurunkan kejenuhan Fe , Al dan Mn
f. memperbaiki porositas tanah, struktur tanah dan aerasi tanah
g. meningkatkan kapasitas tukar kation
h. meningktkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit pada
tanaman
5. Asbes
Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat
dipisah-pisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan
komposisi mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian.
Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang merupakan hidroksida
magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)H2O. Golongan
amfibol yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit.
Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks,
tetapi dalam menulis komposisi mineral asbes terdapat perbedaan. Semula
dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul Si11O12. Akan tetapi
berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X, sebenarnya silikat-silikat itu terdiri
dari molekul-molekul Si4O11.
Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil.
Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga
karena sifatnya yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat
dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan yaitu dari serat yang berukuran
panjang hingga yang halus.
Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal yaitu :
A. Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :
a. Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes,
pelapis ketel uap, pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis
rem, ban mobil, bahan tekstil asbes, dan lain-lain.
b. Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap,
alat listrik, alat kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat
listrik.
B. Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas:
a. Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai,
alat-alat kimia dan listrik.
b. Asbes untuk atap
c. Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas
dan listrik
d. Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi,
gasket, ketel, dan tanur
e. Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat
halus dan kebanyakan asbes sebagai bubur. Asbes amfibol yang biasa
digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis varitas krosidolit.
Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan
kebutuhan industri tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam
golongan asbes serpentin. Krisotil juga merupakan jenis asbes yang
sangat penting dalam industri pertekstilan.
6. Grafit
Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga, kekerasan 1 –
2 (skala Mohs), berat jenis 2,1 – 2,3, tidak berbau dan tidak beracun, serta
tidak mudah larut, kecuali dalam asam hidroflorik atau aqua regia mendidih.
Proses dekomposisi berlangsung lambat pada suhu 600 oC dan dalam kondisi
oksida atau pada suhu 3.500 oC bila kondisi bukan oksida.
Grafit terbentuk pada lingkungan batuan metamorf, baik pada metamorf
fisme regional, atau kontak. Dapat dijumpai pada batu gamping kristalin,
genes, sekis, kuarsit, dan lapisan batubara termetamorf.
Grafit alam sebagian besar dikonsumsi untuk refraktori, pembuatan baja,
pelapis rem, facings pengecoran dan pelumas. Grafena, yang terjadi secara
alami dalam grafit, memiliki sifat fisik yang unik dan mungkin salah satu zat
terkuat yang dikenal, namun, proses pemisahan dari grafit akan membutuhkan
beberapa perkembangan teknologi sebelum ekonomis layak untuk
menggunakannya dalam proses industri.
7. Mika
Mika adalah nama golongan dari mineral-mineral hydrous potassium
alumunium silicate yang bersifat kompleks dan berbeda-beda dalam
komposisi kimia dan sifat fisiknya. Mika dapat terbelah-belah dalam
lembaran-lembaran tipis,liat,fleksibel,elastic,dan sukar terbakar. Dialam mika
umumnya berbentuk Kristal-kristal kecil,tetapi kadang-kadang ada juga
Kristal mika yang lebar nya 10-20cm ataupun diatas 50cm. Warna mika
umumnya: putih, kuning, merah, jingga, hijau, abu-abu, hitam, dan ambar.
Beberapa contoh mineral mika antara lain: muscovite, paragonne, lepidolite,
zinnwaldite, biotite, vermiculite (H2KAl3(SiO4)3), dan phlogopite
(H2KMg3Al(SiO4)4).
Mika biasanya digunakan untuk isolasi alat-alat listrik,misalnya untuk
tabung-tabung radio,alat komunikasi,magneto condenser,alat-alat radar,busi
kapal terbang,setrika listrik,dll.
Mika yang digiling biasanya digunakan untuk pembuatan dinding
kertas,cat,benda dari karet,salju pohon natal,jaringan pipa e-mail,dan benda
plastis. Pemakaian lainnya untuk membuat papan mika dan untuk menutupi
retakan lobang pada pengeboran minyak bumi.
II. METALURGI
Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan
dan perekayasaan mineral dan logam. Beberapa mineral yang digunakan pada
kepentingan ini antara lain:
1. Fireclay
Fire clay adalah mineral yang terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk
kristalnya tidak sempurna, dengan mengandung sedikit mika atau ilit, kuarsa,
dan mineral lempung yang bersifat lunak dan tidak mempunyai perlapisan.
Lempung tersebut mempunyai nilai PCE >19, sehingga tahan terhadap suhu
tinggi (>15000 C) tanpa adanya pembentukan masa gelas. Fireclay terbentuk
karena soil yang tertimbun oleh sedimen lain di daratan atau cekungan
lakustrin ataupun delta yang umumnya mengandung batubara.
Penggunaan fire clay terutama untuk refraktori, isolator, dll.
Potensi fireclay terdapat di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.
2. Andalusit
Andalusit (Al2 SiO5), Silikat Aluminium kelas Silikat adalah suatu
polimorf dengan dua mineral yang lain: kianit dan silimanit. Suatu polimorf
adalah suatu mineral bahwa ilmu kimia yang sama hanya suatu struktur
hablur yang berbeda dengan yang lain, atau yang lain, mineral. Suatu variasi
yang unik dari andalusit disebut "chiastolite" yang berisi tanah liat coklat atau
hitam dan/atau material yang inclusioned mengandung zatarang di dalam
kristal. Biasanya mineral ini dalam wujud suatu salib atau X.
Di dalam manufaktur dari busi dll, sebagai suatu batu-permata dan
sebagai spesimen-spesimen mineral.
3. Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika
(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses
pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan
hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan
feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin
yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3,
TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain
bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis
2,65, titik lebur 17150C, bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan
konduktivitas panas 12 – 1000C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang
meluas, baik langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan.
Sebagai bahan baku utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca,
semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan
abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal
dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan api
(refraktori), dan lain sebagainya.
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain
terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan
Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung.
4. Dolomit
Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni
secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3%
CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi
CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih
kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang murni, karena umumnya mineral
ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit
dan lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor, terutama ion
besi.
Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan
kekerasan lebih lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00,
bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan
mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.
Klasifikasi dolomit dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas
kandungan unsur magnesium, Mg (kimia), mineral dolomit (mineralogi) dan
unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kandungan unsur magnesium ini
menentukan nama dolomit tersebut. Misalnya, batugamping mengandung ±
10 % MgCO3 disebut batugamping dolomitan, sedangkan bila mengandung
19 % MgCO3 disebut dolomit. Penggunaan dolomit dalam industri tidak
seluas penggunaan batugamping dan magnesit. Kadang-kadang penggunaan
dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan batugamping atau magnesit
untuk suatu industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih disukai
karena banyak terdapat di alam.
5. Zircon
Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah
zirkon/zirkonium silika (ZrO2.SiO2) dan baddeleyit/zirkonium oksida
(ZrO2). Kedua mineral ini dijumpai dalam bentuk senyawa dengan hafnium.
Pada umumnya zirkon mengandung unsur besi, kalsium sodium, mangan,
dan unsur lainnya yang menyebabkan warna pada zirkon bervariasi, seperti
putih bening hingga kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning kecoklatan,
dan gelap, sisitim kristal monoklin, prismatik, dipiramida, dan ditetragonal,
kilap lilin sampai logam, belahan sempurna – tidak beraturan, kekerasan 6,5 –
7,5, berat jenis 4,6 – 5,8, indeks refraksi 1,92 – 2,19, hilang pijar 0,1%, dan
titik lebur 2.5000.
Zirkon terbentuk sebagai mineral asseccories pada batuan yang
mengandung Na-feldspa (batuan beku asam dan batuan metamorf). Jenis
cebakannya dapat berupa endapan primer atau endapan sekunder. Kegunaann
zirkon adalah untuk bahan baku elektronik, keramik. Potensi zirkon menyebar
di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan Kalimantan
bagian barat. Potensi ini mengikuti penyebaran kasiterit, yang dikenal dengan
nama tin belt.
6. Magnetit
Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya 1,74,
cukup kuat dan dalam bentuk alloy, tahan terhadap korosi di udara tetapi
tidak tahan terhadap air laut, serta mudah terbakar. Jumlah mineral yang
mengandung magnesium tercatat sebanyak 244 buah. Magnesit dapat
ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan
sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit.
Magnesit ditemukan didalam batuan serpentin.
Mineral-mineral lain yang sering ditemukan bersama magnesium adalah
talk, limonit, opal, dan kalsit. Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam
bentuk mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3)
bersama-sama Mn dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg. Magenesit
sering digunakan untuk bahan refraktori, industri semen sorel, bahan isolasi,
pertanian, peternakan, industri karet, dll.
Magnesit keterdapatannya berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga
cadangan magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan ubahan tersebut.
Batuan atau mineral yang mengandung mangnesit adalah dolomit (Ca
Mg(CO3)2, magnesit zedin (Mg CO3), epsonil (Mg So4) 7 H2O, dan brukit
(Mg (OH) 2. Batuan dan mineral tersebut dapat ditemukan di DI. Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur, Sulawesi
Tengah, Maluku, Irian Jaya.
7. Fosfat
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen
dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan
sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau
berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena
gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2)
yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan
fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit
kompleks dan sienit. Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-
fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium
hidros).
Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano,
crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite
(Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih
atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H. Fosfat
adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air,
tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan
asam.
Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %.
Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N
(nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O). Fosfat sebagai
pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air
sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman
pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan.
III.PETROKIMIA
Petrokimia adalah bahan kimia apapun yang diperoleh dari bahan bakar fosil.
Ini termasuk bahan bakar fosil yang telah dipurifikasi seperti metana, propana,
butana, bensin, minyak tanah, bahan bakar diesel, bahan bakar pesawat, dan juga
termasuk berbagai bahan kimia untuk pertanian seperti pestisida, herbisida,
dan pupuk, serta bahan-bahan seperti plastik, aspal, dan serat buatan.
Industri petrokimia merupakan industri yang memproduksi bahan-bahan
kimia yang berasal dari minyak bumi dan gas alam. Secara umum, industri
petrokimia dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu industri hulu yang
produknya masih berupa bahan dasar dan setengah jadi dan industri hilir yang
produknya berupa barang jadi. Industri petrokimia menghasilkan berbagai macam
jenis produk yang memiliki manfaat beragam. Berdasarkan proses pembentukan
dan pemanfaatannya, produk petrokimia dibagi menjadi empat jenis,yaitu :
1. Produk Dasar : gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene,
benzene, toluene,xilena dan n-parafin.
2. Produk Antara: ammonia, methanol, carbon black, urea, etanol, etil
klorida, cumene,propilen oksida, butyl alkohol, isobutilen, nitrobenzene,
nitrotoluena, PTA (PurifiedTerepthalic Acid), TPA (Terepthalic Acid),
DMT (Dimethyl terepthalate), kaprolaktam,LAB (Linear Alkyl Benzene),
dll.
3. Produk Akhir: urea, carbon black , formaldehida, asetilena, polietilena,
polipropilena, poli vinil klorida, polistirena, TNT (Trinitrotoluena),
polyester, nilon, poliuretan, LABsulfonat, dll.
4. Produk Jadi : barang-barang yang banyak dipakai sehari-hari di rumah
tangga
Produk petrokimia ini memiliki banyak manfaat dan kegunaan dalam sektor
industri,yaitu pada industri pupuk dan pestisida, industri serat sintetik, industri
bahan plastik, industriresin adhesive, industri bahan baku cat, industri deterjen,
elastomer dan industri kimia khusus.Saat ini sedang dikembangkan produk plastik
kualitas tinggi. Produk plastik berkualitas tinggidapat dihasilkan dengan
penambahan bahan aditif (ingredient ) ke bahan baku seperti filler (bahan
pengisi), plastisizer (membuat plastik elastis), colorant (bahan pewarna), dan
miscellaneous (stabilizer, inhibitor, katalis, dll).
IV. BAHAN ABRASIF
Bahan abrasif adalah bahan untuk meratakan, menghaluskan dan
mengkilapkan. Sedangkan polishing (pemolesan) adalah proses pengabrasian
permukaan yang akan mengurangi goresan sampai akhirnya permukaan menjadi
mengkilap. Ada banyak jenis bahan abrasif, antara lain:
1. Chalk
Suatu mineral yang membentuk Calcite, mengandung Calcium Carbonat.
Digunakan sebagai pasta abrasi ringan, untuk memolis enamel gigi, gold foil,
amalgam dan plastik material.
2. Arkansas stone
Suatu semitranslucent, abu-abu yang terdiri mikrokristalin quartz, padat, keras.
3. Emery
Suatu corundum abrasive hitam abu-abu dalam bentuk grain. Digunakan dalam
bentuk selubung abrasive pada disk untuk finishing metal alloy atau akrilik
resin material.
4. Corundum
Bentuk mineral dari aluminum oxide, putih warnanya. Digunakan untuk
grinding, metal alloy dikenal dengan white stone.
5. Garnet
Mineral yang terbentuk dari sejumlah mineral yang berbeda membentuk
suatu kristaline. Mineral-mineral yang terkandung yaitu : Aluminium silikat,
cobalt, besi, magnesium dan mangan. Garnet ini sangat keras dan sering dibuat
utk melapisi disk. Digunakan utk grinding metal alloy dan resin akrilik
material.
6. Diamond
Disebut juga superabrasive, sangat keras dan sangat efektif untuk enamel gigi.
7.Quartz
Suatu partikel quartz kristaline dalam bentuk sharp, angular partikel dan
dipakai sebagai lapisan abrasive pada disk. Digunakan untuk finishing metal
alloy dan grinding enamel gigi.
8. Sand
Adalah campuran partikel-partikel kecil dari silica. Dipakai dalam
melapisi paper disk untuk grinding metal dan akrilik resin.
9. Pumice
Berupa bubuk abrasive Kedokteran Gigi atau bahan polis untuk
konservatif, bahan ini mempunyai bermacam-macam ukuran partikel. Partikel
yang kasar dipergunakan sebagai bahan abrasive di laboratorium, sedangkan
partikel yang halus dipergunakan untuk konservatif dan polishing restorasi
gigi.
10. Zirconium silicate
Bahan ini dipergunakan sebagai bahan polish konservatif.
11. Aluminium Oxide
Bahan abrasive ini murni dibentuk dari emery, bahan ini dipergunakan
untuk polishing metal.
12. Silicone Carbide
Suatu sintesis abrasive, warna hijau dan biru kehitaman. Silicone carbide
ini keras, mudah patah, dan dipakai sebagai suatu abrasive pelapis pada disk
perekat instrument-instrumen dari karet.