endapan zirkon di daerah pangkalan batupsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/mineral/endapan zirkon...

15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI 1 ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATU KECAMATAN KENDAWANGAN, KABUPATEN KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT Oleh : Zulfikar, Herry R.E., Wastoni C.P., & Djadja T. 1 1 Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi Abstrak Secara administratif daerah desa Pangkalan Batu termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis daerah ini terletak di antara koordinat 110 0 19’ 36” – 110 0 23’ 39” Bujur Timur dan 2 0 04’ 44” - 2 0 09’ 18” Lintang Selatan. Wilayah ini termasuk ke dalam liputan Peta Geologi Bersistem Indonesia dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Skala 1 : 250.000 Lembar Kendawangan (D. Sudana, dkk., 1994). Di daerah ini terdapat beberapa formasi batuan sedimen, gunungapi dan terobosan yang berumur dari Mesozoik hingga Kuarter. Secara umum daerah sebaran endapan zirkon merupakan endapan sedimenter yang membentuk hamparan pasir lepas berwarna putih bila kering dan kecoklatan atau kehitaman bila basah (jenuh air), berukuran pasir halus hingga sedang, bentuk butir membundar, sortasi baik, tersusun secara dominan oleh mineral kuarsa serta sedikit mineral zirkon, besi, titanium, felspar, dan lempung. Dari hasil kegiatan lapangan telah dapat diidentifikasikan penyebaran endapan zirkon di daerah tersebut yang tersebar seluas sekitar 40 kilometer persegi, terdiri dari beberapa lapisan dengan ketebalan keseluruhan sekitar 6 meter. Volume endapan pasir mengandung zirkon mencapai sekitar 240.000.000 m 3 . Dari hasil pendulangan sekitar 20 kilogram pasir conto asal diperoleh konsentrat dulang rata-rata seberat 68 gram yang rata-rata mengandung butiran mineral zirkon sekitar 20 % volume. Hal ini berarti kandungan zirkon adalah 20% x 68 gr / 20.000 gr atau sekitar 0,068 persen dari contoh asal (pasir). Dengan demikian potensi sumber daya tertunjuk zirkon mencapai sebesar 0,068% x 240.000.000 m 3 atau sekitar 163.000 m 3 atau sekitar 750.000 ton. Selain zirkon, jenis bahan galian non logam lain yang terdapat di daerah ini antara lain pasirkuarsa (sumber daya 530.000.000 ton), kaolin (104.000.000 ton), dan lempung (104.000.000 ton). PENDAHULUAN Dalam rangka pelaksanaan kegiatan penelitian Bahan Galian Non Logam, Pusat Sumber Daya Geologi mengadakan kegiatan eksplorasi umum endapan zirkon di daerah Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Melalui kegiatan eksplorasi umum ini diharapkan potensi endapan zirkon yang terdapat di daerah tersebut dapat dievaluasi, baik kualitas maupun kuantitasnya yang meliputi sumber daya dan sebaran, sehingga dapat diperoleh lebih banyak data untuk keperluan pengusahaan endapan zirkon ini dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat. Endapan zirkon di Kabupaten Ketapang ini telah diketahui cukup lama dan di beberapa lokasi sudah mulai ditambang oleh beberapa perusahaan baik untuk memenuhi kebutuhan bahan baku keramik baik di dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor. Kegiatan eksplorasi umum endapan zirkon di daerah Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan

Upload: buiphuc

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

1

ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATU KECAMATAN KENDAWANGAN, KABUPATEN KETAPANG

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh : Zulfikar, Herry R.E., Wastoni C.P., & Djadja T. 1

1 Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi

Abstrak Secara administratif daerah desa Pangkalan Batu termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis daerah ini terletak di antara koordinat 1100 19’ 36” – 1100 23’ 39” Bujur Timur dan 20 04’ 44” - 20 09’ 18” Lintang Selatan. Wilayah ini termasuk ke dalam liputan Peta Geologi Bersistem Indonesia dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Skala 1 : 250.000 Lembar Kendawangan (D. Sudana, dkk., 1994). Di daerah ini terdapat beberapa formasi batuan sedimen, gunungapi dan terobosan yang berumur dari Mesozoik hingga Kuarter. Secara umum daerah sebaran endapan zirkon merupakan endapan sedimenter yang membentuk hamparan pasir lepas berwarna putih bila kering dan kecoklatan atau kehitaman bila basah (jenuh air), berukuran pasir halus hingga sedang, bentuk butir membundar, sortasi baik, tersusun secara dominan oleh mineral kuarsa serta sedikit mineral zirkon, besi, titanium, felspar, dan lempung. Dari hasil kegiatan lapangan telah dapat diidentifikasikan penyebaran endapan zirkon di daerah tersebut yang tersebar seluas sekitar 40 kilometer persegi, terdiri dari beberapa lapisan dengan ketebalan keseluruhan sekitar 6 meter. Volume endapan pasir mengandung zirkon mencapai sekitar 240.000.000 m3. Dari hasil pendulangan sekitar 20 kilogram pasir conto asal diperoleh konsentrat dulang rata-rata seberat 68 gram yang rata-rata mengandung butiran mineral zirkon sekitar 20 % volume. Hal ini berarti kandungan zirkon adalah 20% x 68 gr / 20.000 gr atau sekitar 0,068 persen dari contoh asal (pasir). Dengan demikian potensi sumber daya tertunjuk zirkon mencapai sebesar 0,068% x 240.000.000 m3 atau sekitar 163.000 m3 atau sekitar 750.000 ton.

Selain zirkon, jenis bahan galian non logam lain yang terdapat di daerah ini antara lain pasirkuarsa (sumber daya 530.000.000 ton), kaolin (104.000.000 ton), dan lempung (104.000.000 ton).

PENDAHULUAN

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan penelitian Bahan Galian Non Logam, Pusat Sumber Daya Geologi mengadakan kegiatan eksplorasi umum endapan zirkon di daerah Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

Melalui kegiatan eksplorasi umum ini diharapkan potensi endapan zirkon yang terdapat di daerah tersebut dapat dievaluasi, baik kualitas maupun kuantitasnya yang meliputi sumber daya dan sebaran, sehingga dapat diperoleh lebih banyak

data untuk keperluan pengusahaan endapan zirkon ini dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat. Endapan zirkon di Kabupaten Ketapang ini telah diketahui cukup lama dan di beberapa lokasi sudah mulai ditambang oleh beberapa perusahaan baik untuk memenuhi kebutuhan bahan baku keramik baik di dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor.

Kegiatan eksplorasi umum endapan zirkon di daerah Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan

Page 2: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

2

Barat ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan aktual guna mengetahui lebih jauh keterdapatan serta penyebaran endapan zirkon yang mempunyai prospek cukup baik untuk dapat dikembangkan. Tujuan kegiatan tersebut antara lain, untuk mengumpulkan data baik primer maupun data sekunder mengenai endapan zirkon yang terdapat di daerah Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, yang akan digunakan pula untuk pemutakhiran data dasar dalam bank data mineral dalam bentuk digital.

Secara administratif, daerah penyelidikan terletak di daerah Desa Pangkalan Batu, termasuk sebagian wilayah Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Wilayah kecamatan ini di sebelah barat berbatasan dengan Selat Karimata, di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Marau dan Kecamatan Manis Mata, di sebelah selatan dengan Laut Jawa, dan di sebelah utara dengan Kecamatan Matan Hilir Selatan. Daerah ini dibatasi oleh koordinat 110o 19’ 36” - 110o 23’ 39” Bujur Timur dan 2o 04’ 44” - 2o 09’ 18” Lintang Selatan, dengan luas sekitar 70 kilometer persegi (Gambar 1). Kota Ketapang sebagai ibukota Kabupaten Ketapang dapat dicapai dari kota Pontianak (ibukota Provinsi Kalimantan Barat) dengan menggunakan transportasi laut ataupun udara sejauh sekitar 225 kilometer. Belum terdapat jaringan jalan darat dari kota Pontianak ke kota Ketapang. Dari kota Ketapang ke kota kecamatan Kendawangan dapat dicapai melalui jalan raya beraspal sejauh lebih kurang 100 kilometer. Selanjutnya dari kota Kendawangan ke lokasi penyelidikan dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan bermotor melalui jalan tanah perkerasan sejauh sekitar 60 kilometer. Desa Pangkalan Batu merupakan salah satu dari 9 (sembilan) desa yang terdapat di Kecamatan Kendawangan. Desa ini mempunyai jumlah keluarga sebanyak 470 KK dengan penduduk sebanyak 1.100 jiwa, terdiri dari 569 jiwa laki-laki dan 536 jiwa perempuan, tersebar di tujuh dusun. Kecamatan Kendawangan merupakan salah satu wilayah kecamatan di Kabupaten Ketapang

dengan luas wilayah 5.859 km2, terdiri dari 9 (sembilan) desa. Pada tahun 2004 jumlah penduduk sebesar 28.377 jiwa dengan rasio penduduk 99,99 % dan pertumbuhan penduduk 2,33 % per tahun. Kabupaten Ketapang terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan luas 35.809 kilometer persegi dan jumlah penduduk 423.816 jiwa. Pada tahun 2008 kabupaten ini dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara. Setelah dimekarkan Kabupaten Ketapang tetap menjadi kabupaten terluas di Provinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah sekitar 30.000 km2, terdiri dari 20 (dua puluh) wilayah kecamatan. Kabupaten Ketapang beriklim tropis dengan suhu rata-rata 23,7 – 26,7 oC dengan suhu pada siang hari mencapai 30,8 oC. Curah hujan rata-rata tercatat sebesar 3.696 mm per tahun dan curah hujan rata-rata per tahun sebanyak 214 kali. Kecepatan angin rata-rata tercatat sebesar 3,1 knot. Mata pencaharian penduduk umumnya berladang dan berkebun musiman, sebagian mempunyai mata pencaharian menangkap ikan dan berdagang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun 2005 berdasarkan harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp. 2.0280347.030.000,-. Sedangkan PDRB berdasarkan harga berlaku sebesar Rp. 2.845.031.860.000 dengan sektor pertanian memberikan kontribusi tertinggi yaitu sebesar 47,02 %, disusul sektor industri pengolahan sebesar 14,42 % dan sektor perdagangan sebesar 12,74 %. Sedangkan enam sektor lainnya kontribusinya bervariasi dengan besaran di bawah 10 %.

Kegiatan lapangan memakan waktu selama 43 (empat puluh tiga) hari, terhitung mulai tanggal 18 Maret sampai dengan tanggal 29 April 2008. Selain itu beberapa minggu untuk persiapan sebelum berangkat serta sekitar satu bulan setelah kembali dari lapangan untuk pekerjaan analisis laboratorium, pengolahan data dan penyusunan laporan. Kegiatan eksplorasi umum endapan zirkon ini dilaksanakan oleh 7 (tujuh) orang personil dari

Page 3: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

3

Pusat Sumber Daya Geologi, terdiri dari 4 (empat) orang ahli geologi/tambang eksplorasi, dan 3 (tiga) orang surveyor. Selain itu pekerjaan lapangan juga dibantu oleh beberapa orang tenaga harian dari penduduk setempat. Tim juga didampingi oleh satu orang personil dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral & Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, yaitu Eko Harfiyanto, ST.

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi umum ini antara lain sebagai berikut : - GPS (Global Positioning System), untuk

mengetahui dan menentukan posisi tepat secara geografis (koordinat) dari setiap titik lokasi pengamatan.

- Kompas Geologi, untuk mengetahui antara lain arah mata angin, arah jurus dan perlapisan batuan, dan sebagainya.

- Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan batuan.

- Loupe (kaca pembesar). - Pita ukur (100m) dan Roll meter (50m) - Bor tangan - Kamera digital. - Peta Dasar (topografi dan geologi). - Kantong plastik, untuk penyimpanan contoh

batuan. - Alat-alat tulis. - Alat-alat gambar. - Alat-alat gali. - Alat dulang - Tas Lapangan, ransel, sepatu lapangan, tempat

minum, jas hujan, dll. - Obat-obatan. - Komputer - Scanner - Printer Ada berbagai pihak telah melakukan penyelidikan di daerah Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat dengan berbagai tujuan, baik untuk penelitian umum seperti pemetaan geologi maupun untuk tujuan khusus seperti eksplorasi sumber daya mineral, seperti : – D. Sudana, dan kawan-kawan dari Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, pada tahun 1994 melakukan

pemetaan geologi Lembar Kendawangan, Kalimantan, Skala 1 : 250.000.

– PT. REMAONG PERKASA MANDIRI,

pada tahun 2007 melakukan penyelidikan potensi sumber daya bahan galian pasir zirkon di daerah Kecamatan Sei Melayu Rayak dan Kecamatan Matan Hilir Selatan.

GEOLOGI UMUM

2 Geologi daerah penyelidikan berdasarkan Peta Geologi Lembar Kendawangan Skala 1 : 250.000 yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (D. Sudana,. dkk., 1994) terdiri dari beberapa formasi batuan sedimen, gunungapi dan terobosan yang berumur dari Mesozoik hingga Kuarter. (Gambar 2) Secara regional formasi-formasi batuan yang terdapat di daerah penyelidikan berturut-turut dari tua ke muda dapat diuraikan sebagai berikut : - Batuan Malihan Pinoh (PzTrp), berumur Trias,

terdiri dari kuarsit dan sekis mika. - Kompleks Ketapang (JKke), berumur Jura

hingga Kapur, terdiri dari batupasir kuarsa, batulanau, dan serpih.

- Batuan Gunungapi Kerabai (Kuk), berumur Kapur Akhir, terdiri dari tuf sela, tuf hablur dan lava, berselingan batupasir, batulanau dan batulempung yang termalihkan.

- Granit Sukadana (Kus), berumur Kapur Akhir, terdiri dari granit, granodiorit dan diorit.

- Basal Bunga (Kubu), berumur Kapur Akhir hingga Paleosen, terdiri dari basal, tuf sela dan breksi tufan, lava andesit, batupasir kuarsa, batupasir kuarsa tufan dan batulempung tufan.

- Endapan Rawa (Qs), berumur Holosen, terdiri dari lempung, lumpur, dan pasir halus mengandung sisa tumbuhan.

- Aluvium (Qa), berumur Holosen, terdiri dari lempung, pasir, kerikil dan kerakal.

Struktur geologi yang berkembang berdasarkan Peta Geologi Lembar Kendawangan (D. Sudana,. dkk., 1994) adalah berupa sesar dan kelurusan pada batuan gunungapi dan plutonik yang umumnya berarah timurlaut – baratdaya, serta sekumpulan retakan yang berarah utara - timurlaut.

Page 4: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

4

Endapan zirkon diperkirakan terdapat di beberapa lokasi di daerah Kecamatan Kendawangan ini, terutama pada daerah penyebaran Endapan Rawa (Qs) yang tersebar cukup luas di bagian barat dan selatan wilayah Kecamatan Kendawangan. Endapan zirkon tersebut diperkirakan berasal dari hasil rombakan batuan Granit Sukadana yang terdapat di bagian hulu sungai Kendawangan yang kemudian mengalami transportasi dan pengendapan kembali bersama-sama dengan pasir kuarsa. Selain zirkon, diperkirakan akan dijumpai juga beberapa jenis bahan galian mineral non logam yaitu antara lain pasir kuarsa, sirtu, lempung dan kaolin.

KEGIATAN PENYELIDIKAN

Data sekunder diperoleh dari hasil studi literatur pada saat persiapan sebelum berangkat ke lapangan berupa data hasil penyelidikan terdahulu dari perpustakaan. Selain itu data sekunder juga berupa hasil pekerjaan pihak ketiga yang diperoleh dari instansi dalam lingkungan Pemda (Dinas Pertambangan, Dinas Perindustrian/ Perdagangan, Dinas Perekonomian, dan Bappeda). Data ini dapat berupa keadaan geologi ataupun potensi bahan galian mineral. Selain data utama yang berhubungan dengan bahan galian, data sekunder lainnya yang juga dikumpulkan selama berada di lapangan yaitu data penunjang berupa data sarana dan prasarana, demografi, ekonomi, sosial serta budaya masyarakat setempat. Data primer adalah berupa hasil pengamatan langsung di lapangan terhadap bahan galian yang terdapat di permukaan dan bawah permukaan serta dari sumur uji. Termasuk dalam kegiatan pengumpulan data primer ini adalah pengambilan conto bahan galian zirkon dan jenis bahan galian non logam lainnya untuk keperluan analisis laboratorium, pengamatan geologi endapan bahan galian, penentuan luas sebaran dan besarnya sumber daya endapan bahan galian. Sumur uji yang telah dibuat sebanyak empat buah. Pengambilan conto sebagian besar dilakukan dengan melakukan pendulangan yaitu dengan cara memisahkan antara zirkon serta mineral-mineral

berat lainnya dengan mineral lainnya yang lebih ringan, dalam hal ini kuarsa dan lempung. Pengumpulan data primer dari beberapa lokasi di wilayah Kabupaten Ketapang ini telah menghasilkan sebanyak 129 titik lokasi pengamatan, 51 titik di antaranya berupa titik lokasi pengambilan conto batuan, terutama berupa konsentrat dulang. Kegiatan ini dilakukan untuk menganalisis sifat-sifat fisik dan kimiawi dari conto-conto bahan galian yang diambil guna diketahui kualitasnya. Jenis analisis laboratorium yang dilakukan yakni analisis kimia mineral dan fisika mineral, sesuai dengan jenis bahan galian yang ditemukan. Semua jenis analisis dilakukan di laboratorium kimia mineral dan fisika mineral Pusat Sumber Daya Geologi. Jenis-jenis analisis laboratorium yang dilakukan serta jumlah contoh yang dianalisis yaitu sebagai berikut : - Analisis kimia unsur major, sebanyak 50 conto

konsentrat dulang, untuk mengetahui kandungan unsur-unsur yang umum terdapat dalam batuan.

- Analisis Petrografi, sebanyak 1 conto batuan, untuk memeriksa sifat optik sayatan batuan di bawah mikroskop dan menentukan jenis-jenis mineralnya.

- Analisis Mineralogi Butir, sebanyak 50 conto konsentrat dulang dan pasir, untuk mengetahui komposisi ukuran serta komposisi mineral dari conto batuan berupa pasir lepas.

- Analisis XRD, sebanyak 6 conto lempung, untuk mengetahui jenis-jenis mineral yang terdapat dalam conto batuan.

Dari rencana analisis petrografi terhadap 5 conto seperti tercantum dalam proposal rencana kerja, hanya dilakukan terhadap 1 conto, berhubung di daerah penyelidikan tidak ditemukan batuan granit sebagai batuan sumber endapan zirkon. Analisis XRD hanya dilakukan terhadap 6 conto dari rencana 10 conto, karena jumlah 6 conto lempung yang dianalisis tersebut sudah dianggap cukup mewakili sebaran lempung yang ada di daerah ini. Data yang diperoleh berasal dari data sekunder dan primer serta hasil analisis laboratorium. Data

Page 5: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

5

sekunder merupakan acuan awal untuk perencanaan pelaksanaan pengambilan data primer. Data sekunder ini mencakup data lokasi keterdapatan, sumberdaya, serta data produksi bahan galian yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Dari data sekunder ini dapat dikompilasikan untuk mengetahui neraca bahan galian untuk daerah yang bersangkutan. Data primer yang mencakup data lokasi baik secara administratif maupun geografis (koordinat), jenis bahan galian, dimensi / sumber daya, dan kualitas berdasarkan hasil analisis laboratorium. Kualitas ini menyangkut kegunaan bahan galian tersebut berdasarkan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan oleh industri yang menggunakan bahan baku dari bahan galian yang bersangkutan. Setiap jenis bahan galian digunakan oleh berbagai industri hilir dengan spesifikasi teknis yang berbeda-beda. Data kualitas bersama-sama dengan sumber dayanya sangat menentukan prospek pemanfaatan dan pengembangan bahan galian tersebut. Data akurat berupa koordinat lokasi yang diperoleh dari hasil pembacaan alat GPS sangat diperlukan guna melengkapi data spasial setiap bahan galian bersama-sama dengan data tekstual lainnya sehingga memungkinkan untuk diolah dan ditampilkan datanya secara digital. Data digital ini dapat dengan mudah diolah dan ditampilkan setiap saat untuk berbagai keperluan, termasuk analisis Sistem Informasi Geografis.

HASIL PENYELIDIKAN Geologi Daerah Penyelidikan Secara umum daerah penyelidikan merupakan wilayah pedataran dan perbukitan rendah. Secara rinci morfologi daerah penyelidikan terbagi dalam 3 (tiga) satuan yaitu : – Satuan Morfologi Bukit Rendah,

menempati daerah sekitar kaki gunung dengan ketinggian sekitar 35 - 50 meter di atas muka laut. Satuan morfologi ini ditempati oleh satuan tanah laterit.

– Satuan Morfologi Dataran Rendah, menempati daerah sekitar kaki gunung dengan ketinggian 5 – 35 meter di atas muka laut. Satuan morfologi ini ditempati oleh satuan endapan aluvium.

– Satuan Morfologi Rawa, menempati sepanjang pantai dan sebagian besar wilayah dengan ketinggian maksimal 25 meter di atas muka laut. Satuan batuan yang mengalasinya yaitu satuan endapan rawa.

Secara litologi beberapa endapan batuan yang dapat diamati di lapangan yaitu sebagai berikut : – Satuan Endapan Aluvium, terdapat di

sekitar bagian tengah wilayah penyelidikan, terutama di sekitar poros jalan provinsi antara Sungai Gantang - Marau. Umumnya terdiri dari endapan lempung, pasir, dan kerikil. Termasuk formasi Endapan Aluviam berumur Holosen.

– Satuan Endapan Rawa, tersebar luas

terutama di bagian utara, timur dan selatan wilayah penyelidikan. Umumnya berupa lempung, lumpur, pasir halus dan sisa tumbuhan. Termasuk formasi Endapan Rawa yang berumur Holosen.

– Satuan Tanah Laterit, terdapat di bagian

barat daerah penyelidikan, umumnya terdiri dari hasil pelapukan batuan sedimen dari batuan Kompleks Ketapang.

Secara lokal daerah penyelidikan ini umumnya ditutup oleh endapan pasir lempungan dari satuan endapan rawa serta tanah pelapukan yang cukup tebal sehingga menutup struktur yang terdapat di bagian bawahnya. Sedangkan secara regional struktur geologi yang terdapat umumnya berupa perlipatan dan pensesaran, baik sesar normal, sesar naik maupun sesar mendatar. Struktur perlipatan mempunyai arah umum baratlaut – tenggara dan hampir utara – selatan. Sesar normal dan naik umumnya berarah baratlaut – tenggara, sedangkan sesar mendatar berarah timurlaut – baratdaya dan barat– timur. Potensi Endapan Bahan Galian Berdasarkan pengumpulan data primer hasil pengamatan langsung di lapangan, selain zirkon, beberapa jenis bahan galian non logam lainnya juga terdapat di daerah ini yaitu : pasir kuarsa, kaolin dan lempung. Semua jenis bahan galian

Page 6: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

6

non logam ini terdapat bersama-sama dan tersebar cukup luas mengikuti penyebaran satuan endapan aluvium dan endapan rawa. Zirkon Endapan zirkon di daerah ini terdapat di daerah sekitar Dusun Plaik dan Dusun Dungun, Desa Pangkalan Batu, Kecamatan Kendawangan. Sebaran endapan zirkon mengikuti penyebaran satuan aluvium dan satuan rawa-rawa. Potensi zirkon di daerah ini dengan sebaran seluas sekitar 40 kilometer persegi, mempunyai ketebalan rata-rata sekitar 6 meter. Volume endapan pasir mengandung zirkon dapat dihitung menggunakan rumus perkalian sederhana antara luas sebaran dengan ketebalan, yaitu 40.000.000 m2 x 6 m sehingga diperoleh angka 240.000.000 m3. Tonase lapisan pasir pembawa zirkon merupakan perkalian antara volume dengan berat jenis pasir kuarsa (2,65) dan diperoleh angka 636.000.000 ton. Dari proses pendulangan sekitar 20 kilogram pasir conto asal diperoleh konsentrat dulang rata-rata seberat 68 gram yang diperkirakan mengandung butir mineral zirkon sekitar 20 %. Hal ini berarti kandungan zirkon adalah 20% x 68 gr/ 20.000 gr atau sekitar 0,068 persen dari contoh asal (pasir). Potensi sumber daya tertunjuk zirkon dapat dihitung, yaitu sebesar 0,068% x 240.000.000 m3 = 163.000 m3 atau sekitar 750.000 ton.

Pasir kuarsa. Endapan pasir kuarsa di daerah ini tersebar mengikuti sebaran satuan aluvium dan satuan endapan rawa-rawa dengan luas sebaran sekitar 40 kilometer persegi dan ketebalan rata-rata 5 meter. Sumber daya tertunjuk endapan pasir kuarsa dapat dihitung menggunakan perkalian sederhana antara luas sebaran dan ketebalan, yaitu 40.000.000 m2 x 5 m = 200.000.000 m3. Sumber daya tertunjuk dalam ton adalah hasil perkalian antara volume dengan berat jenis, yaitu 200.000.000 m3 x 2,65 ton/m3 atau 530.000.000 ton.

Kaolin. Endapan kaolin di daerah ini dijumpai terdapat di sekitar Dusun Plaik dan Dusun Dungun, Kecamatan Kendawangan. Sebaran endapan kaolin seluas 40 kilometer persegi dengan ketebalan rata-rata 1 meter. Volume kaolin dihitung dengan menggunakan rumus perkalian antara luas sebaran dengan ketebalan, yaitu

40.000.000 m2 x 1 m atau 40.000.000 m3. Sumber daya tertunjuk kaolin dihitung menggunakan perkalian antara volume dengan berat jenisnya yaitu 40.000.000 m3 x 2,6 ton/m3 atau 104.000.000 ton. Lempung Endapan lempung di daerah ini juga tersebar dengan luas sebaran sekitar 40 kilometer persegi dengan ketebalan rata-rata 1 meter. Volume lempung dihitung menggunakan perkalian antara luas sebaran dengan ketebalan, yaitu 40.000.000 m2 x 1 m atau 40.000.000 m3. Sumber daya terunjuk endapan lempung dapat dihitung yaitu 40.000.000 m3 x 2,6 ton/m3 atau sebesar 104.000.000 ton.

Prospek Pemanfaatan dan Pengembangan Bahan Galian Dari pengungkapan potensi bahan galian non logam yang telah dikemukakan sebelum ini, telah dapat diidentifikasikan sebanyak 4 (empat) jenis bahan galian non logam. Bahan galian tersebut yaitu : zirkon, pasir kuarsa, kaolin, dan lempung. Jenis-jenis bahan galian non logam ini dinilai mempunyai prospek yang cukup besar untuk dapat segera dimanfaatkan dan dikembangkan di daerah ini. Pemilihan jenis dan lokasi bahan galian tersebut untuk sementara baru didasarkan kepada beberapa kriteria, yaitu antara lain luas sebaran/besaran jumlah sumber daya, kesampaian lokasi dan kebutuhan/permintaan akan bahan galian tersebut baik lokal maupun regional. Setelah analisis laboratorium selesai dilakukan, diharapkan mutu/kualitas bahan galian dapat diketahui dan menjadi tambahan kriteria pemilihan jenis atau lokasi endapan bahan galian tersebut. Zirkon Zirkon merupakan mineral asesoris pada batuan granit yang setelah mengalami pelapukan dan transportasi lalu terakumulasi membentuk hamparan bersama-sama dengan pasir kuarsa. Endapan zirkon umumnya berupa endapan sedimenter, terutama di lingkungan pengendapan aluvium dan rawa-rawa yang terlihat dari asosiasinya dengan material organik atau karbon. Endapan zirkon di daerah ini diperkirakan

Page 7: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

7

terbentuk dari hasil pengendapan kembali hasil pelapukan batuan yang berkomposisi asam, dalam hal ini granit. Sifat-sifat fisik dan keadaan zirkon antara lain berwarna coklat, kuning, pink, atau tidak berwarna, memiliki ukuran partikel yang halus hingga sedang, serta memiliki berat jenis dan indeks refraksi yang tinggi. Berat jenis yang tinggi (memungkinkan zirkon dapat dipisahkan dari mineral lain menggunakan prinsip gravitasi yaitu berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Salah satu metoda pemisahan berdasarkan perbedaan berat jenis ini antara lain yakni pendulangan. Konsentrat yang diperoleh dari hasil pendulangan ini biasanya masih bercampur dengan mineral-mineral berat lainnya seperti magnetit, ilmenit, emas dan rutil. Sebaran endapan zirkon terdapat di daerah Dusun Plaik dan Dusun Dungun yang merupakan wilayah Desa Pangkalan Batu, Kecamatan Kendawangan. Satuan endapan alluvium dan endapan rawa yang merupakan tempat kedudukan endapan zirkon tersebar seluas sekitar 40 kilometer persegi, menempati satuan morfologi dataran rendah dan rawa. Secara umum daerah sebaran endapan zirkon merupakan hamparan pasir lepas yang berwarna putih bila kering dan kecoklatan atau kehitaman bila basah (jenuh air), ukuran pasir halus hingga sedang, bentuk butir membundar, sortasi baik, tersusun secara dominan oleh mineral kuarsa serta sedikit mineral zirkon, besi, titanium, felspar, dan lempung. Di bagian paling atas biasanya ditutupi oleh lapisan tanah penutup (top soil) berwarna abu-abu kehitaman hingga kecoklatan dengan ketebalan bervariasi dari beberapa cm hingga 50 cm, terdiri dari pasir kuarsa, lempung, dan sisa tumbuhan. Di bagian bawah tanah penutup merupakan lapisan pasir kuarsa setebal antara 0,5 hingga 1 meter. Selanjutnya ke arah bawah dijumpai lapisan batupasir yang berwarna kehitaman atau kecoklatan, ketebalan antara 25 hingga 50 cm, terdiri dari pasir kuarsa kompak, sisa tumbuhan, dan lempung. Di bagian bawahnya terdapat lapisan lempung kaolinan setebal antara beberapa cm hingga 1,5 meter, berwarna putih hingga kekuningan yang tercampur dengan sedikit

butiran mineral kuarsa. Paling bawah merupakan lapisan endapan pasir kuarsa lempungan berwarna kekuningan hingga kecoklatan. Ketebalan lapisan pasir lempungan ini belum dapat diketahui secara pasti, namun dari pengamatan terhadap beberapa galian penambang emas PETI lapisan pasir ini masih dijumpai sampai kedalaman sekitar 6 – 7 meter. Kenyataan ini menunjukkan bahwa ketebalannya paling tidak mencapai 4 meter. Di bagian bawah lapisan pasir kuarsa lempungan ini dijumpai lapisan lempung dengan ketebalan belum diketahui. Endapan zirkon terdapat baik pada lapisan tanah penutup (ketebalan sekitar 0,5 meter), lapisan pasir bagian atas (sekitar 1 meter), lapisan batupasir (sekitar 0,5 meter), dan lapisan pasir bagian bawah (sekitar 4 meter). Dengan demikian jumlah ketebalan keseluruhan lapisan pasir mengandung zirkon ini mencapai 6 meter. Di daerah desa Pangkalan Batu, Kecamatan Kendawangan, endapan zirkon tersebar seluas sekitar 40 kilometer persegi dengan sumber daya tertunjuk sebesar 216.240 ton. Endapan zirkon terdapat bersama-sama dengan endapan pasir kuarsa, kaolin dan lempung. Potensi zirkon di daerah ini belum dimanfaatkan sama sekali, pada hal di daerah sekitarnya, seperti daerah di desa Air Hitam Besar, Kecamatan Kendawangan, serta di beberapa kecamatan lain seperti Kecamatan Melayu Raya dan Kecamatan Matan Hilir Selatan endapan zirkon telah mulai diusahakan. Zirkon banyak diminati dalam industri keramik, yakni sebagai bahan glasir opak untuk menghasilkan keramik bermutu tinggi baik putih maupun berwarna untuk peralatan rumah tangga dan ubin lantai. Zirkon yang digunakan yakni berupa tepung zirkon. Prosentase pemakaian zirkon sebagai glasir opak adalah 13% dari total bahan glasir yang digunakan. Bahan-bahan glasir lainnya adalah pasir silika (28%), felspar (27%), kaolin (9%), witherit (5%), dan Zn-oksida (4%). Kebutuhan zirkon pada industri keramik ini mencapai 94% dari total konsumsi rata-rata. Sisanya 6%, digunakan pada industri logam dasar (3,5%) dan industri barang-barang logam (2,5%). Zirkon yang digunakan pada industri logam dasar dan industri barang-barang logam berfungsi

Page 8: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

8

sebagai bahan penahan panas (refraktori) dan pasir cetak (foundri). Jumlah konsumsi zirkon pada industri hilir di dalam negeri cukup besar. Berdasarkan fungsi dan kegunaan zirkon, sebenarnya pemakaian zirkon oleh industri di dalam negeri jauh lebih besar lagi, terutama pemakaian secara tidak langsung. Beberapa bahan baku yang diperkirakan mengandung unsur zirkonium dan digunakan oleh industri di dalam negeri adalah : – Industri penyamakan kulit (tanning material), – Industri keramik dan gelas (glasir dan frit-

enamel), – Foundri, refraktori, dan abrasit (industri logam

dasar dan industri barang-barang logam). Penggunaan produk-produk tersebut, terutama refraktori yang menyebabkan konsumsi zirkon pada industri logam dasar sangat kecil. Penggunaan zirkon lainnya adalah dalam industri gelas, refraktori, foundri, abrasif, dan kimia. Ukuran butir zirkon yang pada umumnya digunakan terdiri atas milled zircon (+200 mesh atau +300 mesh) dan micronized zircon (1.5 mikron atau 10 mikron), tetapi dalam pemasaran ukuran ini tidak begitu penting. Kualitas zirkon yang terdapat di pasaran dibagi dalam tiga kelompok yang didasarkan pada penggunaannya, yaitu premium grade (ceramic grade), standard grade (foundry grade), dan intermediate grade. Komposisi kimia utama dan tujuan penggunaan masing-masing kualitas zirkon dapat dilihat pada Tabel 1. Di masa mendatang, potensi zirkon di dalam negeri dapat dikembangkan menjadi komoditi bahan tambang yang dapat diandalkan. Ada beberapa faktor yang mendukung perkembangan tersebut, antara lain : – Ketersediaan potensi sumberdaya zirkon dan

kemampuan, – Teknologi, – Perkembangan industri hilir di dalam negeri, – Peluang ekspor. Perkembangan zirkon dalam kaitannya dengan industri hilir di dalam negeri secara langsung

tergantung pada perkembangan industri keramik dan industri logam dasar. Dalam industri keramik, zirkon digunakan sebagai glasir opak. Industri keramik pemakai zirkon adalah dari jenis yang memproduksi wall tile dan table ware. Kapasitas terpasang kedua jenis industri keramik ini cukup besar. Berdasarkan data Departemen Perindustrian, pada tahun 1989, kapasitas terpasang industri keramik wall tile sebesar 15 juta m2 per tahun dengan jumlah perusahaan 25 buah. Sedangkan kapasitas terpasang industri keramik table ware adalah 265 juta buah per tahun dengan jumlah perusahaan 24 buah. Tingkat produksi kedua industri keramik ini baru mencapai sekitar 80 – 85% dari kapasitas terpasang. Kebutuhan glasir untuk industri keramik dalam lima tahun terakhir meningkat. Dalam kurun waktu 1987 – 1989, kebutuhan glasir yang diimpor meningkat tajam, yaitu dari 2.011 ton pada tahun 1985 menjadi 6.026 ton pada tahun 1989. Perkembangan impor glasir, memungkinkan untuk pengembangan industri yang menghasilkan produk antara tersebut. Mengingat zirkon merupakan salah satu bahan baku utama glasir (13% dari total bahan yang diperlukan) serta bahan baku lainnya juga cukup tersedia, maka keadaan ini dapat membuka peluang bagi pengembangan industri glasir di dalam negeri. Di Indonesia, penggunaan zirkon pada industri logam dasar berfungsi sebagai material anti korosi dan penahan panas (refraktori). Pengembangan industri logam dasar sebagai akibat semakin meningkatnya kebutuhan besi-baja oleh PT Krakatau Steel dan perusahaan swasta di dalam negeri, yang diperkirakan akan mencapai 5,2 juta ton pada tahun 1993 (Departemen Perindustrian). Pengembangan industri logam dasar tersebut, selain mengakibatkan peningkatan kebutuhan zirkon secara langsung, juga secara tidak langsung akan meningkatkan kebutuhan zirkon dalam bentuk produk antara, seperti refraktori. Kebutuhan refraktori oleh industri logam dasar cukup besar, terutama yang berasal dari impor. Keadaan ini menyebabkan pemakaian zirkon

Page 9: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

9

sangat kecil, karena telah dipenuhi oleh pemakai refraktori impor yang sangat besar. Pengembangan industri refraktori di masa mendatang sangat mempunyai prospek. Keadaan ini selain dapat mendukung pengembangan industri logam dasar, tetapi juga dapat memacu pertumbuhan kebutuhan zirkon di dalam negeri. Industri lain yang juga di perkirakan mengakibatkan peningkatan kebutuhan zirkon adalah industri mesin, barang-barang logam (peralatan rumah tangga dan kantor), dan industri otomotif (asembling kendaraan bermotor). Industri tersebut secara tidak langsung membutuhkan zirkon dalam bentuk produk-produk antara, seperti : – Frit-enamel (industri barang-barang logam). – Abrasif (industri barang-barang logam dan

otomotif). – Foundri (industri mesin dan industri

pengecoran). Kebutuhan produk tersebut sangat besar, dan saat ini masih diimpor dalam jumlah besar. Walaupun pemakaian zirkon pada produk tersebut relatif kecil, tetapi pengembangan industri mesin, barang-barang logam, dan industri otomotif di masa depan akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan zirkon di dalam negeri, apalagi jika industri yang menghasilkan produk antara tersebut dapat dikembangkan di dalam negeri. Pasir Kuarsa. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terutama terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2). Selain itu juga mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang banyak mengandung mineral kuarsa yang kemudian tercuci dan terbawa oleh air dan diendapkan di pinggir sungai atau pantai. Sebagaimana endapan zirkon, endapan pasir kuarsa yang terdapat di daerah ini juga tersebar cukup luas mengikuti sebaran endapan aluvium dan endapan rawa. Pasir kuarsa ini diperkirakan terbentuk dari pengendapan kembali hasil pelapukan dari batuan granit.

Di daerah Desa Pangkalan Batu dan sekitarnya, Kecamatan Kendawangan, lapisan yang mengandung pasir kuarsa terdapat pada lapisan pasir bagian atas (ketebalan 1 meter) dan lapisan pasir bagian bawah (ketebalan sekitar 4 meter). Tebal keseluruhan endapan pasir kuarsa ini dapat dihitung sebesar 5 meter. Endapan pasir kuarsa tersebar seluas sekitar 40 kilometer persigi dengan sumber daya tertunjuk sekitar 530 juta ton. Endapan pasir kuarsa terdapat bersamaan dengan endapan zirkon, kaolin dan lempung. Pasir kuarsa merupakan bahan galian hasil rombakan dari batuan yang lebih tua dengan kandungan kuarsa yang tinggi (secara kimia kandungan SiO2 tinggi), seperti granit. Umumnya terdapat sebagai endapan letakan atau aluvial. Bahan galian pasir kuarsa umumnya digunakan secara luas di berbagai bidang industri, seperti semen, gelas, bata tahan api, pengecoran logam, keramik, abrasive, silicon karbit, industri kimia dan lain-lain. Pasir kuarsa merupakan bahan baku utama dalam industri gelas. Untuk keperluan tersebut, umumnya diperlukan pasir kuarsa dengan kadar SiO2 minimal 98%. Untuk pembuatan gelas berwarna, diperlukan pasir kuarsa dengan kadar SiO2 minimal 95%, sedangkan untuk gelas optik SiO2 minimal 99,8%. Ukuran butir pasir kuarsa untuk gelas umumnya antara 20 – 80 mesh (0,89 – 0,147 mm). Di Indonesia, industri semen merupakan pemakai utama pasir kuarsa, disusul oleh industri gelas, barang dari gelas, kaca lembaran, pengecoran logam, keramik, dan terakhir industri kimia. Peningkatan yang sangat signifikan dari industri pengguna pasir kuarsa juga meningkatkan permintaan akan pasir kuarsa baik secara nasional maupun regional. Hal ini terlihat dari perkembangan konsumsi dan ekspor pasir kuarsa yang juga selalu meningkat dengan laju pertumbuhan yang cukup pesat. Menurut data statistik, pada tahun 2003 produksi pasir kuarsa Indonesia adalah sebesar 6,45 juta ton dengan konsumsi sebesar 6,38 juta ton. Ekspor pasir kuarsa Indonesia pada tahun 2003 adalah sebesar 3.873 ton sedangkan impor sebesar 74.766 ton.

Page 10: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

10

Kaolin Kaolin adalah endapan lempung yang terdiri sebagian besar dari mineral kaolinit. Kaolinit terbentuk pada temperatur rendah dan merupakan hasil ubahan dari batuan yang mempunyai kandungan mineral felspar tinggi seperti granit. Kaolin di daerah ini merupakan endapan letakan hasil pengendapan kembali dari rombakan batuan yang berkomposisi asam. Kaolin umumnya berwarna putih atau agak keputihan, lunak dengan kekerasan 2 – 2,5 pada skala Moh’s, berat jenis 2,60 – 2,63, agak plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah serta pH bervariasi. Endapan kaolin yang dijumpai di daerah Desa Pangkalan Batu tersebar mengikuti penyebaran satuan endapan aluvium dan endapan rawa dengan luas sekitar 40 kilometer persegi. Lapisan yang mengandung endapan kaolin terdapat di bagian bawah lapisan batupasir pada kedalaman sekitar 2 meter. Ketebalan rata-rata adalah sekitar 1 meter. Endapan kaolin tersebar seluas sekitar 40 kilometer persegi di daerah desa Pangkalan Batu dengan sumber daya sekitar 100 juta ton. Kaolin terdapat bersama-sama dengan endapan zirkon, pasir kuarsa dan lempung. Kaolin sampai saat ini masih banyak digunakan dalam industri keramik, mulai dari barang-barang saniter, porselen untuk ubin lantai, ubin dinding, dan alat-alat listrik. Untuk keperluan tersebut, kaolin dikombinasikan dengan zirkon dengan perbandingan tertentu. Sedangkan pengguna terbesar kaolin di dunia adalah industri kertas, baik sebagai filler maupun sebagai coating. Spesifikasi kaolin yang penting untuk keperluan industri kertas ini adalah kecerahan, ukuran partikel, distribusi ukuran, bentuk partikel, kekentalan, persen grit, dan jumlah abrasi. Sebagai filler (pengisi) kertas, kaolin berperan meningkatkan sifat optik dari kertas seperti kecerahan dan opasitas, sekaligus menghemat penggunaan pulp yang harganya lebih mahal. Kertas tulis dapat mengandung hingga 30% kaolin. Selain dalam industri kertas, kaolin juga digunakan sebagai filler dalam karet, plastik, kosmetik, katalis, tinta, insektisida, imbuhan makanan, dan filter.

Seiring dengan meningkatnya perkembangan industri-industri pemakai kaolin tersebut di Indonesia, maka kebutuhan dan permintaan kaolin tentu akan semakin meningkat. Sebagai gambaran, produksi kaolin Indonesia pada tahun 2003 adalah sebesar 569.000 ton dengan konsumsi sebesar 456.000 ton. Pada tahun 2003 tersebut Indonesia mengimpor sebesar 99.000 ton, sedangkan ekspor sebesar 782.000 ton. Lempung Endapan lempung di wilayah desa Pangkalan Batu dan sekitarnya, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang ini merupakan jenis lempung letakan yang terbentuk dari proses pengendapan kembali hasil pelapukan dari batuan beku. Komposisi lempung ini didominasi oleh mineral illit, sangat plastis dan tercampur dengan sedikit pasir kuarsa. Endapan lempung di daerah ini tersebar cukup luas mengikuti sebaran satuan aluvium dan endapan rawa. Endapan membentuk perlapisan mendatar dengan ketebalan rata-rata sekitar 1 meter. Endapan lempung ini pada umumnya berwarna abu-abu kekuningan hingga kecoklatan, terdapat pada kedalaman sekitar 7 meter yaitu di bagian bawah lapisan pasir kuarsa lempungan. Jenis lempung menurut keterjadiannya, terdiri dari lempung residu dan lempung letakan (sedimenter). Lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan batuan volkanik atau batuan beku lainnya dan dijumpai di sekitar batuan induknya. Sedangkan lempung letakan adalah lempung yang telah mengalami proses transportasi dan diendapkan kembali di tempat lain. Mutu lempung residu umumnya lebih baik dari lempung letakan. Endapan lempung tersebar seluas sekitar 40 kilometer persegi di wilayah Desa Pangkalan Batu, Kecamatan Kendawangan dengan sumber daya yang cukup besar yaitu sekitar seratus juta ton. Endapan lempung ini terdapat bersama-sama dengan endapan zirkon, pasir kuarsa, dan lempung.

Page 11: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

11

Produksi dan penggunaaan lempung yang sangat dominan selama ini dapat dikatakan dilakukan oleh sektor industri (pabrik) semen, yang menjadi salah satu komoditi bahan baku utama dalam produksi semen portland. Sedangkan pengguna lainnya yang tidak kalah penting dan menjadi penyerap utama lempung dalam jumlah relatif cukup besar adalah industri-industri genting, bata merah dan keramik baik yang dikerjakan secara modern/pabrikan industri kecil maupun tradisional atau pengrajin.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pekerjaan selama berada di lapangan, sementara dapat disimpulkan sebagai berikut : – Jumlah titik lokasi pengamatan dan

pengambilan conto selama pekerjaan lapangan di daerah Kecamatan Kendawangan dan sekitarnya ini adalah sebanyak 129 titik, 51 titik di antaranya merupakan lokasi pengambilan conto.

– Jenis conto yang diambil umumnya adalah

berupa konsentrat dulang, sebagian kecil berupa pasir kuarsa dan kaolin/lempung.

– Endapan zirkon tersebar pada wilayah seluas

sekitar 40 kilometer persegi dengan sumber daya tertunjuk sebesar 750.000 ton.

– Selain zirkon, jenis bahan galian non logam

yang juga terdapat di daerah ini antara lain pasir kuarsa (sumber daya 530 juta ton), kaolin (sumber daya 104 juta ton dan lempung (sumber daya 104 juta ton),

– Jenis-jenis bahan galian non logam tersebut,

yaitu zirkon, pasir kuarsa, kaolin dan lempung diperkirakan mempunyai prospek yang cukup besar dan dapat segera dikembangkan lebih lanjut.

Perlu dilakukan penyelidikan lanjutan yang lebih sistematik dan terinci untuk endapan bahan galian

zirkon, pasir kuarsa, kaolin dan lempung terutama di daerah yang berada di sebelah barat dari jalan provinsi sekitar Dusun Plaik dan Dusun Dungun, Desa Pangkalan Batu dan sekitarnya, Kecamatan Kendawangan. Penyelidikan rinci ini mencakup pemboran dan pemetaan topografi sekala 1 : 5.000 yang diperlukan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas endapan bahan galian tersebut secara lebih pasti.

DAFTAR PUSTAKA BAPPEDA KABUPATEN KETAPANG dan BPS

KABUPATEN KETAPANG, 2006, Kabupaten Ketapang dalam Angka 2006.

Bemmelen, RW. van, 1949, The Geology of Indonesia, volume I-A, I-B., Government Printing Office, The Haque.

LIGAT AKSES, CV., 2007, Laporan Studi Kelayakan Rencana Pertambangan Zirkon di Sungai Miang dan Sekitarnya, Kec. Sungai Melayu Rayak, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

REMAONG PERKASA MANDIRI, CV., 2007, Laporan Survey Penyelidikan Potensi Sumber Daya Bahan Galian Pasir Zirkon Daerah Sei Miang – Kemuning dan Sekitarnya, Kec. Sei Melayu Rayak dan Kec. Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

Rustandi, E., dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Ketapang, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Sudana, D., dkk., 1994, Peta Geologi Lembar Kendawangan, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Supriatna Suhala dan M. Arifin (Penyunting), 1997, Bahan Galian Industri, Puslitbang Teknologi Mineral, Bandung.

Page 12: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

12

Tabel 1. Spesifikasi Zirkon dan Tujuan Penggunaannnya

Page 13: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

13

Gambar 1. Peta lokasi kegiatan eksplorasi umum Zirkon di daerah Kecamatan Kendawangan,

Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

Page 14: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

14

Gambar 2. Peta Geologi daerah Kecamatan Kendawangan dan Sekitarnya, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. (Sumber : N. Suwarna dkk., 1993).

Page 15: ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATUpsdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2008/MINERAL/Endapan Zirkon Di... · batuan, dan sebagainya. - Palu geologi, untuk mengambil contoh dari singkapan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

15

Gambar 3. Peta Sebaran Endapan Zirkon daerah Pangkalan Batu,

Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.