endapan sekunder

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didalam dunia geologi dan pertambangan untuk mengidentifikasi suatu jenis ataupun lokasi bahan galian tidak bisa terlepas dari kemampuan untuk memahami ganesa suatu bahan galian. Dengan pengetahuan akan ganesa dari suatu bahan galian akan sangat membantu dalam suatu proses pencarian/eksplorasi suatu bahan galian. Didalam ganesa bahan galian sendiri terdapat beberapa proses pengendapan bahan galian, yaitu : endapan primer, endapan sekunder, endapan sedimenter dan endapan metamorf. Endapan sekunder itu sendiri adalah endapan- endapan bijih yang tidak berasosiasi langsung dengan aktivitas magma, tetapi merupakan hasil dari proses pelapukan-transfortasi-sedimentasi, yang merupakan proses kimia, fisika atau gabungan dari 1

Upload: kekesaragih

Post on 26-Dec-2015

422 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Endapan sekunder di Kalimantan Tengah

TRANSCRIPT

Page 1: Endapan sekunder

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Didalam dunia geologi dan pertambangan untuk mengidentifikasi

suatu jenis ataupun lokasi bahan galian tidak bisa terlepas dari kemampuan

untuk memahami ganesa suatu bahan galian. Dengan pengetahuan akan

ganesa dari suatu bahan galian akan sangat membantu dalam suatu proses

pencarian/eksplorasi suatu bahan galian. Didalam ganesa bahan galian

sendiri terdapat beberapa proses pengendapan bahan galian, yaitu : endapan

primer, endapan sekunder, endapan sedimenter dan endapan metamorf.

Endapan sekunder itu sendiri adalah endapan-endapan bijih yang

tidak berasosiasi langsung dengan aktivitas magma, tetapi merupakan hasil

dari proses pelapukan-transfortasi-sedimentasi, yang merupakan proses

kimia, fisika atau gabungan dari kedua proses tersebut. Biasanya ketika

deposit mineral tersingkap kepermukaan, maka proses konsentrasi sekunder

dipermukaan mulai bekerja. Terkhusunya di Indonesia endapan sekunder

tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan , Papua.

Pada makalah kali ini yang akan dibahas adalah mengenai endapan

sekunder terutama sebaran beberapa bahan galian yang merupakan endapan

sekunder yang terdapat di Kalimantan Tengah. Endapan sekunder itu sendiri

terdiri dari endapan konsentrasi residu dan endapan konsentrasi mekanis.

1

Page 2: Endapan sekunder

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, tim penulis memaparkan

beberapa rumusan masalah yang akan menjadi pokok bahasan, yaitu :

Apa yang dimaksud dengan endapan sekunder ?

Terdiri dari apa saja endapan sekunder ?

Apa saja contoh bahan galian endapan sekunder dan sebaranya di

Kalimantan Tengah ?

1.3 Tujuan penulisan

Menjeleskan mengenai apa itu endapan sekunder

Menjelaskan macam – macam endapan sekunder

Mendeskripsikan bahan galian yang merupakan hasil dari endapan

sekunder?

Memberi gambaran mengenai beberapa sebaran bahan galian hasil

proses endapan sekunder ?

1.4 Manfaat Penulisan

Dengan mempelajari mengenai endapan sekunder kita bisa lebih

mengetahui mengenai proses suatu bahan galian bisa terbentuk dan juga bisa

membantu kita untuk mengidentifikasi suatu bahan galian ketika sedang

melakukan kegiatan eksplorasi dilapangan.

BAB II

PEMBAHASAN

2

Page 3: Endapan sekunder

1.5 Endapan Sekunder

Endapan sekunder adalah endapan-endapan bijih yang tidak

berasosiasi langsung dengan aktivitas magma, tetapi merupakan hasil dari

proses pelapukan-transfortasi-sedimentasi, yang merupakan proses kimia,

fisika atau gabungan dari kedua proses tersebut. Setelah suatu deposit

mineral tersingkap kepermukaan, maka proses konsentrasi sekunder

dipermukaan mulai bekerja. Pelapukan melepaskan mineral berharga dari

batuan asal (scarce rock) membentuk endapan residual atau memicu

terjadinya redistribusi elemen-elemen berharga dalam proses pengayaan

supergen. Sebagian lagi tertransportasi secara mekanik membentuk endapan

placer atau sebagian larutan yang terbawa hingga kesuatu cekungan dan

terbentuk sebagai endapan sedimen konvensional. Proses terakhir bukan

hanya menghasilkan batuan sedimen, tapi juga endapan logam dan berbagai

material industri yang bersifat ekonomik. Unsur–unsur yang mudah larut

dalam air terakumulasi pada suatu lingkungan yang tertutup dimana unsure-

unsur tersebut terkonsentrasi sebagai endapan evaporasi.

Proses organik juga memegang peranan yang cukup penting, baik

sebagai katalisator maupun sebagai sumber bahan organik misalnya dalam

pembentukan endapan hidrokarbon. Proses non-magmatik lain yang

berperan dalam pembentukan deposit bahan galian adalah proses

metamorfisme yang tidak hanya merubah bentuk dan tekstur deposit mineral

yang sudah ada sebelumnya, tapi juga membuat deposit mineral yang baru.

Di bawah pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi, ditambah air pada

3

Page 4: Endapan sekunder

sejumlah kasus, mineral metamorfik yang stabil pada lingkungan yang baru

terbentuk. Perubahan bukan hanya berupa rekristalisasi, tapi juga berupa

rekombinasi material yang menghasilkan mineral baru.

Proses pelapukan yang terjadi:

• Disintegrasi

• Oksidasi

• Hidrasi

• Reaksi antara larutan dengan larutan

• Reaksi antara larutan dengan gas

• Reaksi antara larutan dengan zat padat

• Penguapan

• Atau gabungan dari beberapa hal diatas.

Umumnya proses pelapukan merupakan gabungan dari kedua proses

tersebut (kimia + mekanis) Pelapukan mekanis banyak terjadi di daerah

yang kering (padang pasir) atau arid region dimana perbedaan panas dan

dingin sangat besar, juga didaerah kutub. Sedangkan pelapukan kimia dapat

berjalan dengan baik didaerah yang lembab atau daerah tropis. Agen-agen

yang mempercepat dekomosisi adalah : air, oksigen, CO2, panas, asam-

asam, alkali-alkali, vegetasi, bakteri. Hasil daripada pelapukan batuan dapat

berupa sisa-sisa pelapukan yang berupa mineral-mineral yang stabil (sukar

larut) dan mudah larut, yang sukar larut bisa menjadi endapan konsentrasi

residu atau endapan-endapan placer, sedangkan yang mudah larut akan

mengendap lagi ditempat yang lebih jauh (membentuk mineral-mineral

baru) .

1.6 Jenis – Jenis Endapan Sekunder

4

Page 5: Endapan sekunder

A. Endapan konsentrasi residu

Endapan konsentrasi residu merupakan hasil dari pengumpulan

mineral-mineral berharga setelah mineral-mineral tidak berharga

tersingkirkan oleh proses pelapukan. Contoh endapan konsentrasi residu

adalah bijih besi yang terkandung dalam gamping murni dalam bentuk

besi karbonat, oleh proses pelarutan (pelapukan kimia) gampingnya

akan larut dan besinya tertinggal.

Untuk dapat terbentuknya endapan-endapan jenis ini diperlukan

sarat-sarat:

1. Terdapat batuan asal atau endapan-endapan yang

mengandung mineral / unsur-unsur mineral berharga,

disana mineral berharga sukar larut dan gangue mineralnya

mudah larut pada kondisi atmorfis.

2. Kondisi/ iklim yang memungkinkan terjadinya proses-

proses kimia.

3. Morfologi yang landai / tidak terlalu curam sehingga

mineral-mineral region tidak tercuci habis oleh erosi

(pelapukan kimia lebih kuat daripada erosi pada daerah

tersebut)

4. Kestabilan permukaan yang continue dan dalam waktu

lama (tidak ada pengangkatan / penurunan) sehingga bisa

terjadi pengumpulan mineral-mineral baerharga yang cukup

besar.

Endapan yang berbentuk dari konsentrasi residual adalah

endapan yang terakumulasi atau terkonsetrasi di dekat atau di atas

batuan sumbernya melalui proses pelapukan. Endapan residual hanya

dapat terbentuk pada permukaan yang relatif datar, bila permukaan

berubah menjadi miring, maka endapan tersebut akan mengalami

transportasi dan membentuk endapan placer eluvial.

Pelapukan sebagai proses yang memegang peranan penting

dalam konsentrasi residual merupakan suatu kejadian komplek dan

5

Page 6: Endapan sekunder

meliputi berbagai proses yang bisa bekerja sendiri-sendiri atau bersama-

sama dengan proses yang lain. Misalnya pelapukan batuan bisa terjadi

dalam bentuk desintegrasi mekanik atau dekomposisi kimiawi atau

kedua-duanya. Mineral yang tidak stabil pada saat pelapukan

berlangsung akan larut dan terbawa ketempat lain, sedangkan mineral

stabil menjadi residu dan kemudian terakumulasi membentuk

konsentrasi residual.

Pelapukan (weathering) dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal

seperti air, angin, perubahan temperatur, tumbuhan dan bakteri.

Pelapukan adalah tahapan awal dari proses denudasi, dimana hasil

lapukan biasanya tidak langsung mengalami transportasi. Pelapukan

dapat dibagi menjadi :

a. Pelapukan mekanik yang menyebabkan terjadinya

desintegrasi/penghancuran batuan terutama disebabkan oleh ekspansi

air dalam pori atau kekar batuan akibat perubahan temperatur.

Ekspansi air ini dikenal dengan istilah Frost Action. Pelapukan

mekanik tidak menghasilkan mineral baru, tapi aksinya yang

mereduksi ukuran dan memperluas permukaan partikel

menyebabkan pelapukan kimiawi dapat bekerja lebih efektif.

Desintegrasi mekanik umumnya terbentuk pada daerah kering.

b. Pelapukan kimiawi yang menyebabkan terjadinya perubahan

komposisi oleh aksi unsur-unsur yang terbawa dalam air hujan.

Pelapukan kimiawi ini sangat aktif terutama pada daerah beriklim

tropis atau lembab dimana air hujan lebih banyak mengandung CO2.

Syarat utama pembentukan deposit mineral dari konsentrasi residual

adalah :

1. kehadiran batuan yang mengandung mineral berharga yang

resisten, sedang unsur-unsur yang tidak berharga mudah larut

pada saat pelapukan erlangsung.

2. kondisi iklim yang memungkinkan berlangsungnya

pelapukan kimiawi; dalam hal ini iklim tropik dan subtropik

6

Page 7: Endapan sekunder

adalah kondisi yang sangat tepat untuk pembentukan endapan

residual.

3. kemiringan lereng relatif landai

4. stabilitas lahan yang cukup lama sehingga residu yang

terkumpul tidak terganggu oleh erosi.

Deposit berharga yang dapat terbentuk dari suatu proses

konsentrasi residual diantaranya adalah :

1. Endapan bauksit residual; merupakan endapan laterit

didominasi oleh alumunium hidroksida (bauksit) yang

merupakan bijih alumunium utama.

2. Endapan nikel residual; endapan nikel (garnierit) residual

terbentuk oleh pelapukan intensif di daerah tropis pada

batuan basa-ultrabasa.

3. Endapan besi residual; batuan asal endapan ini adalah

batugamping yang mengandung endapan mineral besi dan

bebas alumunium dan silika, atau batuan beku basa dengan

kandungan Fe jauh lebih besar daripada Al. Kebanyakan

laterit pembawa besi memiliki kandungan yang rendah dan

tidak menguntungkan secara ekonomi.

4. Endapan mangan residual; kelarutan Mn lebih besar

dibanding Fe atau Al, terutama pada daerah aktifitas organik.

Mn cenderung bergerak kebagian bawah dan terakumulasi di

dasar zona pelapukan pada batuan basa dan ultrabasa (pH

tinggi).

5. Lempung (kaolin) residual; Hydrous aluminomsilicate,

kaolin, terbentuk dari pelapukan aluminumsilicate, terutama

feldspar

7

Page 8: Endapan sekunder

Residu brown iron, East Texas Clubhause mine, Batesville Arkansas

Bauxite bed, Arkansas

JEBAKAN KONSENTRASI RESIDU

FAKTOR TRANFORMASI DAN TEMPAT PENGENDAPANDARI PLACER DEPOS

B. Endapan konsentrasi mekanis

Konsentrasi mekanik adalah pemisahan mineral berat dari

mineral ringan karena pengaruh gaya gravitasi secara alami (natural

gravity separation) pada saat terbawa oleh air atau media transportasi

lainnya. Pemisahan tersebut menghasilkan suatu konsentrasi mineral

berat yang disebut endapan placer. Pembentukan endapan placer

meliputi dua proses, yaitu :

1. proses pembebasan mineral stabil dari matriksnya selama

pelapukan berlangsung

2. proses konsentrasi mineral stabil tersebut.

8

Page 9: Endapan sekunder

Mineral-mineral yang memiliki sifat-sifat tersebut di atas dan

banyak ditemukan dalam endapan placer adalah emas, platinum,

tinstone, magnetite, chromite, ilmenit, rutile, native copper, gemstone,

zircon, monazite, phosphate, dan kadang quicksilver. Pyrite dan

uraninite dijumpai pula pada beberapa endapan Prokambrium.

Untuk dapat terbentuknya endapan-endapan jenis ini diperlukan

sarat-sarat:

1. Mempunyai berat jenis yang tinggi

2. Tahan Terhadap pelapukan kimia

3. Mempunyai kekerasan yang tinggi

Transportasi mineral dari tempatnya semula terutama

dipengaruhi oleh gravitasi dan media transportasi yang bekerja berupa

air (sungai dan laut), angin atau es. Transportasi material hasil lapukan

biasanya dalam bentuk :

a. Suspention, dan

b. Bottom Traction, rolling and soltation

Jarak dan proses transportasi sangat mempengaruhi tekstur

endapan mineral yang terbentuk. Transportasi akan terus berlangsung

selama energi media transport lebih besar dari gaya gravitasi yang

bekerja. Jika gaya gravitasi lebih besar dari energi media, pengendapan

mulai berlangsung dengan mengikuti berbagai kriteria, misalnya :

1. Mineral yang lebih berat akan terendap lebih dulu dibanding

mineral yang lebih ringan pada ukuran yang sama.

2. Mineral yang lebih kecil akan terendap lebih dulu dibanding

mineral yang lebih besar jika berat kedua mineral sama.

3. Mineral berbentuk bulat terendapkan lebih cepat dibanding mineral

pipih.

C. Oksidasi dan pengayaan supergene

Jika suatu endapan bijih (vein, stock work dll) terexpose

dipermukaan oleh erosi, maka mereka akan mengalami proses

9

Page 10: Endapan sekunder

pelapukan, air permukaan akan mengoksidasi mineral-mineral dan

menghasilkan larutan, akan melarutkan pula mineral-mineral lainnya.

Daerah dimana oksidasi ini berlangsung disebut zone oksidasi, tetapi

akibat dari proses oksidasi ini dapat pula didaerah-daerah yang terdapat

dibawahnya. Larutan hasil oksidasi yang turun kebagian bawah ini akan

membentuk suatu zone yang disebut zone pengkayaan (enriched zone),

yang mempunyai kadar logam tinggi (lebih tinggi dari sebelumnya) dan

sebagian yang paling jauh terdapat zone primer/ supergene. Faktor-

faktor yang membatasi oksidasi:

1. Muka air tanah

Diatas muka air tanah proses oksidasi akan berjalan dengan

lancar karena banyak terdapat oksigen, sedangkan di bawah muka air

tanah tidak terdapat/ sedikit oksigen yang bebas sehingga tidak / sukar

terjadi reaksi karena muka air tanah umumnya sejajar dengan muka

tanah maka dasar dari zone oksidasi juga sejajar dengan muka air tanah,

terutama didaerah datar.

2. Morfologi

Daerah pegunungan, sirkulasi air tanah lebih cepat sehingga

didaerah ini didapat suatu dasar zone oksidasi yang tidak rata

(bergerigi). Hal ini terjadi karena cepatnya sirkulasi air maka ada

oksigen-oksigen bebas yang terbawa oleh air kebagian yang lebih

dalam sehingga bisa terjadi oksidasi

3. Perubahan muka air tanah

Posisi daripada muka air tanah adalah tidak tetap, sehingga

mempengaruhi proses oksidasi. Penurunan muka air tanah ini bisa

10

Page 11: Endapan sekunder

terjadi karena erosi maupun berubahnya iklim dari daerah yang lembab

menjadi kering.

4. Waktu

Waktu juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan

endapan-endapan dengan cara ini. Umumnya endapan-endapan

terbentuk pada jaman tersier sedangkan pada post glacial hampir tidak

ada.

5. Batuan

Batuan-batuan yang bersifat poreus/ permeable lebih mudah

mengalami oksidasi daripada batuan yang kompak/ masif. Juga pada

batuan-batuan yang brittle mudah karena banyak mempunyai crack-

crack didalamnya.

6. Struktur

Struktur juga banyak berpengaruh terhadap erosi, misalnya :

– Pada daerah patahan akan terkumpul air sehingga proses

oksidasi dapat berlangsung dengan kedalaman yang sangat

dalam.

– Pada patahan yang impermeable maka oksidasi yang efektif

terjadi pada bagian hanging wall.

1.7 Bahan Galian Endapan Sekunder

1.2.1 Emas (Au)

Emas merupakan elemen yang

dikenal sebagai logam mulia dan

komoditas yang sangat berharga sepanjang

sejarah manusia. Elemen ini memiliki

nomor atom 79 dan nama kimia aurum atau

Au. Emas terbentuk dari proses

magmatisme atau pengkonsentrasian di

11

Page 12: Endapan sekunder

permukaan.

Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme

kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara

mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas

dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser.

Emas terdapat di alam dalam dua tipe deposit, pertama

sebagai urat (vein) dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi

dengan urat kuarsa. Lainnya yaitu endapan atau placer deposit,

dimana emas dari batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran

sungai dan terendapkan karena berat jenis yang tinggi. Emas native

terbentuk karena adanya kegiatan vulkanisma, bergerak berdasarkan

adanya thermal atau adanya panas di dalam bumi, tempat

tembentukan emas primer, sedangkan sekudernya merupakan hasil

transportasi dari endapan primer umum disebut dengan emas

endapan flaser, sedangkan asosiasi emas atau emas bersamaan hadir

dengan mineral silikat, perak, platina, pirit dan lainnya.

Kenampakan fisik bijih emas hampir mirip dengan pirit,

markasit, dan kalkopirit dilihat dari warnanya, namun dapat

dibedakan dari sifatnya yang lunak, berat jenis tinggi, dan ceratnya

yang keemasan. Emas berasosiasi dengan kuarsa, pirit, arsenopirit,

dan perak.

Sifat fisik unsur ini sangat stabil, tidak korosif ataupun lapuk

dan jarang bersenyawa dengan unsur kimia lain. Konduktivitas

elektrik dan termalnya sangat baik, malleable sehingga dapat

12

Page 13: Endapan sekunder

dibentuk dan juga bersifat ductile. Emas adalah logam yang paling

tinggi densitasnya.

Potensi endapan emas terdapat di wilayah Kalimantan

Tengah berada di beberapa Kabupaten yaitu : Kab. Murung Raya,

Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Katingan, Kab. Kapuas dan

Kab. Gunung Mas. ( Peta sebaran emas terdapat pada lampiran )

Potensi Kandungan Emas di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar

51.183.014 Ton dan banyak di temukan di Kabupaten Murung Raya.

Pertambangan Emas di Kabupaten Murung Raya Terdapat di

Kecamatan Uut Murung, Kecamatan Seribu Riam, Kecamatan Permata

Intan, Kecamatan Siang Selatan, Kecamatan Laung Tuhup, dan Kecamatan

Murung.

1.2.2 Kaolin

13

Page 14: Endapan sekunder

Kaolin atau kaolinite berasal dari

kata Kao Ling dari bahasa cina

merupakan suatu tempat yang berada di

china yang memiliki banyak mineral

lempung jenis Kaolin.

Kaolin merupakan masa batuan yang

tersusun dari material lempung dengan

kandungan besi yang rendah, dan

umumnya berwarna putih atau agak

keputihan. Kaolin mempunyai komposisi

hidrous alumunium silikat

(2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai

mineral penyerta.

Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses

pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik.

Endapan kaolin ada dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi.

Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 –

2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH

bervariasi.Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit,

nakrit, dikrit, dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai

kandungan air lebih besar dan umumnya membentuk endapan tersendiri.Kaolin

dapat digunakan sebagai sumber SiO2 untuk pembuatan katalis Ni/SiO2. Sifat-

sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 – 2,63,

plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH

bervariasi.Potensi dan cadangan kaolin terdapat di Palangka Raya,

Kabupaten Kotawaringin Barat, Sukamara, Katingan, Kotawaringin

Timur, Kapuas, Barito Selatan. (Peta sebaran dalam lampiran)

1.2.3 Bijih Besi (Fe)

14

Page 15: Endapan sekunder

Besi (Fe) merupakan material penyusun utama kerak bumi

kedua terbanyak yaitu sekitar 5 %. Secara geokimia merupakan

logam yang melimpah di alam. Konsentrasi besi yang melimpah di

suatu tempat disebut sebagai bijih besi.

Bijih besi biasanya tersusun oleh mineral magnetit (FeO

Fe2O3) yang mengandung 72,4 % Fe, ilmenit (FeO TiO2) 36,8% Fe,

hematit (Fe2O3) 69,94% Fe, goethit (FeO OH) 62% Fe, siderit

(FeCO3) 48,2% Fe. Mineral lain yang mengandung besi seperti pirit

(FeS2) 46,5% Fe, pirhotit (FeS) 63,5% Fe, tidak dapat dianggap

sebagai sumber utama besi, karena kesulitan-kesulitan teknis

pengolahannya.

Magnetit sering diikuti oleh unsur-unsur lain seperti titanium,

mangaan, magnesium dan vanadium. Endapan ini kadang-kadang

mengandung emas dan platina, jika batuan pembawanya berasosiasi

dengan batuan-batuan basa-ultrabasa.

Bijih besi dapat digunakan untuk peleburan logam, sebagai

ahan baku untuk industri baja dan industri alat-alat rumah tangga.

Hasil industri besi yang cukup terkenal disebut sebagai besi gubal

(pig iron). Di beberapa negara produsen baja, belakangan ini telah

terjadi peningkatan permintaan akan bijih besi. Negara-negara

konsumen bijih besi terbesar di dunia adalah seperti China, Amerika

Serikat dan Jepang.

15

Page 16: Endapan sekunder

Kadar paling rendah dari endapan bijih besi yang dapat

ditambang atau dikenal dengan istilah cut-off grade adalah sekitar

32% Fe, namun sekarang ini paling tidak sekitar 60% Fe baru dapat

dikatakan layak untuk ditambang.

Bijih Besi di Kalimantan Tengah dijumpai Kab.Katingan,

Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Lamandau,

Sukamara, Barito Timur, Barito Selatan, Gunug Mas dan

Seruyan yang tersebar di beberapa lokasi baik dalam bentuk

perlapisan maupun sebagai bongkahan-bongkahan. (Peta sebaran

dalam lampiran)

Sumberdaya tereka endapan batubesi didaerah ini adalah

berjumlah sekitar 370.477.024 juta ton.

BAB III

PENUTUP

16

Page 17: Endapan sekunder

1.8 Kesimpulan

Berdasarkan materi yang telah tim penulis paparkan pada makalah

ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

Endapan sekunder merupakan endapan-endapan bijih yang tidak

berasosiasi langsung dengan aktivitas magma, tetapi merupakan

hasil dari proses pelapukan-transfortasi-sedimentasi, yang

merupakan proses kimia, fisika atau gabungan dari kedua proses

tersebut.

Endapan sekunder terdiri dari endapan konsentrasi residu dan

konsentrasi mekanis, dimana kedua macam endapan tersebut

memiliki syarat tersendiri agar suatu endapan sekunder dapat

dikategorikan sebagai salah satu dari kedua endapan tersebut.

Endapan konsentrasi residu merupakan hasil dari pengumpulan

mineral-mineral berharga setelah mineral-mineral tidak berharga

tersingkirkan oleh proses pelapukan. Sementara konsentrasi mekanik

adalah pemisahan mineral berat dari mineral ringan karena pengaruh

gaya gravitasi secara alami (natural gravity separation) pada saat

terbawa oleh air atau media transportasi lainnya.

Terdapat beberapa sebaran bahan galian endapan sekunder yang

terbentuk di wilayah Kaliman Tengah dimana yang penulis paparkan

yaitu : Emas (Au) , Kaolin , dan Bijih besi (Fe).

17

Page 18: Endapan sekunder

1.9 Saran

Dengan adanya begitu banyak sebaran bahan galian yang masuk

kedalam kategori endapan sekunder di wilayah Kalimantan Tengah ini

bisa lebih di optimalkan lagi dan bisa membantu menopang per-

ekonomian masyarakat Indonesia terutama warga Kalimantan Tengah

didalam sektor pertambangan. Dan juga sebaiknya lebih banyak di eksplor

lagi endapan-endapan bahan galian yang mungkin berpotensi di wilayah

Kalimantan Tengah.

DAFTAR PUSTAKA

http://hadiwijayatambang.blogspot.com/2011/05/endapan-mineral.html

18

Page 19: Endapan sekunder

http://herydictus.wordpress.com/2013/01/21/endapan-mineral/

http://ssbelajar.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-dan-klasifikasi-bahan-

galian.html

http://syawal88.wordpress.com/2010/08/12/proses-pembentukan-endapan-

mineral/

http://dearthurjr.blogspot.com/2013/05/endapan-mineral.html

http://valentinomalau31.blogspot.com/2010/12/endapan-mineral.html

http://n-pangestu.blogspot.com/2014/03/makalah-bijih-besi-mangan-dan-

gips.html

http://www.mineraltambang.com/cebakan-sekunder.html

http://www.najibpanjah.com/2011/12/proses-pembentukan-endapan-bahan-

galian.html

http://www.slideshare.net/elvirawea/genesa-bahan-galian

http://www.sayangemas.com/apa-itu-emas.html

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Kaolin/ulasan.asp?

xdir=Kaolin&commId=19&comm=Kaolin

Bantuan Referensi Data Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan

Tengah.

19