ekonimi mineral (makalah perdagangan internasiona mineral dan batubara).docx

24
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................. DAFTAR ISI................................................. BAB I PENDAHULUAN.......................................... 1.1 Latar Belakang.......................................... 1.2 Tujuan ................................................. 1.3 Manfaat ................................................ BAB II PEMBAHASAN.......................................... 2.1 karakteristik sumber daya indonesia..................... 2.2 Indonesia Sebagai Produsen Bahan Mentah................. 2.3 Potensi mineral indonesia............................... 2.4 Nilai Tambah............................................ 2.5 Mineral industri........................................ 2.6 Indonesia dipasar dunia................................. 2.7 prospek masa depan...................................... 2.8 ketergantungan kepada pasar jepang...................... BAB III PENUTUP............................................ 3.1 Kesimpulan.............................................. DAFTAR PUSTAKA.............................................

Upload: tri-saputra-miolo

Post on 11-Nov-2015

230 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan 1.3 Manfaat BAB II PEMBAHASAN2.1karakteristik sumber daya indonesia2.2Indonesia Sebagai Produsen Bahan Mentah2.3Potensi mineral indonesia2.4Nilai Tambah2.5Mineral industri2.6Indonesia dipasar dunia2.7prospek masa depan2.8ketergantungan kepada pasar jepangBAB III PENUTUP3.1KesimpulanDAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjat kan kepada allah SWT atas limpahan rahmatnya kita masi bisa hidup dan merasakan kehidupan yang sementara ini yaitu di dunia.Dan tak lupa kita kirimkan salam dan taslim kepada Nabiullah Muhammad SAW yang jasa-jasa tidak dapat kita hitung dan berkat beliaulah yang telah membawa para umat dari alam kegelapan menuju alam terang menerang. Penulis mengucapkan banyak terimakasi kepada semua yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul Perdagangan Internasional Indonesia untuk Mineral dan Batubara.Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima oleh Allah SWT. Amin.Wassalamualaikum Wr.

Makassar, 13 maret 2015

Penulis

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPada dasarnya Tuhan menciptakan alam beserta isinya penuh dengan kesempurnaan. Kesempurnaan itu tidak lain demi memenuhi kebutuhan hidup manusia khusunya. Semua kekayaan baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada di bumi dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.Indonesia yang notabene merupakan negara yang cukup luas dan memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Hal itu didasarkan pada letak Indonesia yang berada tepat digaris yang dilalui khatulistiwa sehingga menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dan hal itu juga kiranya yang berpengaruh terhadap suburnya alam di negeri ini. Begitu pula secara geologis Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng yang mana itu semua memungkinkan munculnya deretan gunung api yang secara otomatis akan mendukung pertumbuhan tanaman dan kaya akan barang tambang galian.Kaitannya dengan barang tambang galian atau yang sumber daya mineral tentunya hal itu bukan hal yang tabu. Sebab, sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa sumber daya mineral ini memiliki peran yang cukup penting bagi kehidupan manusia sebab dalam hidupnya manusia tidak pernah lepas dari sumber daya tersebut. Oleh karena itu, dengan semua kecakapan yang dimiliki serta dengan semakin majunya IPTEK maka manusia sudah sepatutnya untuk melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan nilai guna sehingga bisa lebih bermanfaat. Dan dalam pengelolaannya, tentu harus memperhatikan keseimbangan antara produksi dan proteksi artinya dalam pemanfaatannya manusia harus mampu memperthatikan pelestarian. Akan tetapi, yang lebih penting dari itu semua kita harus tetap mengedepankan prinsip sustainable development yaitu prinsip dimana apa yang kita nikmati sekarang harus juga mampu untuk dinikmati oleh generasi yang akan datang.Pada dasarnya dalam pemanfaatan sumber daya mineral kita harus mengutamakan prinsip sustainable development. Mengingat sumber daya mineral tersebut sangatlah terbatas jumlahnya dan tidak terbarukan, sekalipun memulihkannya tentu memerlukan waktu yang lama hingga jutaan tahun sehingga, dalam pemanfaatannya kita sebagai manusia dituntut untuk seefisien mungkin menggunakannya. Karena hal itu, diharapkan akan mampu menopang bagi kelancaran dan kelangsungan hidup manusia khusunyaSumber daya mineral merupakan kebutuhan yang sifatnya esensial bagi kehidupan manusia. Sungguh ironi limpahan sumber daya mineral yang terkandung dan tersebar secara merata tak lantas menjadikan masyarakat di negeri ini dapat mencicipi manisnya kesejahteraan. Hal itu, ditengarai oleh minimnya sumber daya manusia yang berkualitas sehingga semua kekayaan alam ini belum mampu tereksplorasi secara maksimal. Karena sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kita kalah bersaing dengan bangsa lain maka tak heran banyak perusahaan yang dimiliki oleh pihak asing sedangkan kita sebagai bangsa pribumi hanya bagaikan budak di negeri sendiri.Kita semua tentunya tahu bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh sang pencipta mempunyai nilai kegunaannya masing-masing begitupun halnya dengan sumber daya mineral ini tentunya memiliki manfaat tersendiri akan tetapi untuk menjadikan sesuatu yang bermanfaat itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Dan kita pun harus memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah ini dengan sebaik mungkin dengan tidak mengeksploitasinya secara berlebihan yang tidak menutup kemungkinan justru berdampak negatif terhadap kehidupan manusia.

1.2 Tujuana) Untuk mengetahui produksi dan ekspor mineralb) Untuk mengetahui produksi dan ekspor batubarac) Mengetahui lebih jauh tentang prospek masa depan

1.3 Manfaat penulisanDari penulisan makalah ini dapat memotivasi bagi para pembaca untuk lebih mengetahui lebih jauh tentang perdagangan internasional Indonesia tentang mineral dan batubara

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Sumberdaya Mineral IndonesiaSejauh ini mineral yang dikenal dalah kelompok besi (FE) seperti mangan, krom, nikel, molibdenum, tungsten, vanadium, alumunium dan titanium. Mineral lainnya yang berperan dalam industri adalah kelompok non-besi seperti tembaga, timah hitam, seng, timah putih, dan magnesium. Selain itu juga terdapat mineral lain seperti antimon, arsen, bismut, cadmium, kobalt, air raksa, platina, perak, dan barium. Bahan bangunan juga berperan sangat penting seperti asbes, aspal, batu gamping, lempung, pasir, kerikil, gipsum, batusabak, andesit, granit, marmer,dsb.Potensi dan produksi mineral andalanTidak semua mineral yang dipakai sehari-hari oleh umat manusia terdapat di Indonesia. Diperkirakan hanya 30% atau 30 macam mineral utama yang terdapat di Indonesia. Mineral tersebut adalah emas, perak, tembaga, nikel, timah putih, timah hitam, alumunium, besi, mangan, chromit, minyak bumi, gas bumi, batubara, yodium, serta berbagai mineral industri.Beberapa mineral telah menjadi andalan pertambangan di Indonesia. Produksi daan cadangannya cukup besar. Timah, misalnya, memproduksi sekitar 15% produksi dunia sementara cadangannya lebih kurang 8% cadangan dunia. Cadangan nikel indonesia mencapai 15% cadangan dunia, walaupun produksinya baru mencapai lebih kurang 10% produksi dunia. Batubara makin hari makin menjadi komoditas yang penting karena meningkatnya kebutuhan akan energi. Menurt taksiran, sumberdaya batubara mencapai 18-19 milyard ton sedangkan cadangan diperkirakan berjumlah 17-18 milyard ton sehingga seluruhnya mencapai 36 milyard ton. Produksi tiap tahun mencapai 50-60 juta ton. Menurut perkiraan, potensi batubara Indonesia cukup untuk dipakai selama 400 tahun. Potensi minyak bumi dan gas bumi terkandung dalam 60 cekungan dan baru 25% yang baru dieksploitasi.

Menurut perkiraan sumberdaya minyak bumi mencapai lebih kurang 70-72 milyard barel,sedangkan yang sudah diteliti dan dapat digolongkan sebagai cadangan baru lebih kurang 9-10 milyard barel.Timah berproduksi tetap pada tingkat antara 40-50 ribu ton setiap tahun. Sumberdaya diperkirakan mencapai 1-1,2 juta ton sedangkan cadangan diperkirakan 865 ribu ton. Untuk produksi emas tiap tahunnya mencapai hampir 50-60 ton. Sumberdaya mineral emas tidak diketahui dengan pasti namun diperkirakan melebihi 1700 ton, berdasar taksiran dari jalur-jalur mineralisasi yang sejauh ini sudah dikenal. Cadangannya sendiri diperkirakan antara 1000 sampai 1200 ton. Sebagian besar produksi emas yaitu sekitar 40-45 ton.Tembaga menghasilkan lebih kurang 1,5-1,6 juta ton konsentrat atau sekitar 500 ribu ton tembaga setiap tahun. Sumberdaya tembaga diperkirakan mencapai 30 juta ton konsentrat yang mengandung lebih kurang 10 juta ton tembaga sedangkan cadanganya diperkirakan 18 juta ton konsentrat atau lebih kurang 6 juta ton tembaga. Sebagian besar tembaga juga dihasilkan oleh komplek ertberg-grasberg, Irian Jaya.Nikel juga cukup besar produksinya, berupa nikel matte yang mencapai 110-120 ribu ton, disamping jenis nikel lain yaitu ferro-nickel sebanyak 10 ribu ton lebih per tahun. Produksi bijih atau nikel mentah mencapai 2,3-2,5 juta ton per tahun, semuanya diekspor.Bauksit yang mengandung mineral alumunium dalam keadaan mentah, seluruhnya diekspor. Jumlah sumberdaya bauksit diperkirakan mencapai lebih kurang 1-1,5 milyard ton dengan cadangan mencapai 800-900 juta ton. Produksi bauksit setiap tahun rata-rata antara 1 sampai 1,2 juta ton.

2.2 Indonesia Sebagai Produsen Bahan Mentah Hampir 60% dari cadangan batubara Indonesia terdapat di Sumatera Selatan. Sekitar 30% terdapat di Kalimantan Timur dan Selatan dan selebihnya terdapat di Irian Jaya, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi Selatan. Indonesia tidak dapat berbuat banyak kecuali menyiapkan produksi untuk dapat memenuhi kontrak yang telah ditandatangani. Langganan tradisional adalah Jepang, sehingga sedikit banyak Indonesia amat tergantung pada Jepang. Karena itulah Indonesia dapat dikatakan kurang beruntung, ketika pasar sedang menganga, produksi belum siap. Sebaliknya ketika industri pertambangan sudah siap melempar produksinya ke pasar pada tahun 1970 dan 1980-an, keadaan pasar sangat lemah, sebagai perkembangan internasional terjadi dengan cepat.

2.3Potensi Mineral Indonesia Timah merupakan cadangan yang cukup besar sebelum perang, walaupun secara keseluruhan cadangan timah Indonesia hanya 8% dari cadangan timah dunia. Nikel dikategorikan sebagai cadangan cukup besar yaitu memiliki 15%. Eksploitasi logam dasar di Irian Jaya telah memberikan hasil bahwa sejauh ini Grasberg yang terletak didekat Ertsberg di Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya merupakan tambang emas-tembaga terbesar di dunia dari satu lokasi penambangan. Walaupun minyak bumi Indonesia cukup potensial bila dibandingkan dengan cadangan dunia hanyalah 1% sedangkan batubara hanya 2%. Mineral-mineral lainnya rata-rata tidak lebih dari 1% cadangan dunia.Komoditas Mineral Indonesia Semua Diekspor Dalam memberikan gambaran tentang gambaran tentang komoditas mineral Indonesia yang hampir seluruhnya diekspor dalam keadaan mentah, secara lebih kongkret akan diambil contoh kegiatan tambang pada periode tahun 1980an yang sangat mungkin keadaanya tidak banyak berubah. Berdasar catatan dari seluruh produksi timah, jumlah yang diekspor mencakup 87-89%, tembaga konsentrat 97-100%, nikel mentah 72-89% dan sisanya diolah menjadi nikel kasar yang diekspor 74-94% dan diolah setingkat lagi tetapi masih tetap dalam bentuk bahan mentah yaitu menjadi ferro nickel yang kemudian diekspor seluruhnya 100%.

2.4Nilai Tambah Konsep nilai tambah sebenarnya amat penting dalam industri mineral. Seharusnya industri merupakan kelanjutan dari kegiatan pertambangan, sehingga pohon industri dapat bercabang banyak dan tumbuh maksimal. Contoh, mineral minyak bumi sejauh ini hanya dipakai sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik. Padahal nilainya jauh lebih tinggi bilamana dipakai sebagai bahan baku untuk industri polimer. Apalagi dengan imbuhan mineral langka dapat dihasilkan sebagai produk mineral pintar seperti melamin, teflon, berbagai jenis busa dan sebagainya. Sebagai gambaran, dapat disampaikan disini pohon industri dari bahan baku kaolin. Dari satu bahan mineral ini setidaknya 16 produk akhir dapat dihasilkan. Dengan menambah variasi kualitasnya, jumlah ini bertambah. Produk-produk itu adalah dimulai dari produk yang paling kasar, semen, berbagai bata ap, kemudian meningkat dengan ukuran lebih halus, yaitu keramik.Beberapa Mineral Andalan Mineral andalan tradisional Indonesia yang terutama adalah mineral energi fosil, mineral logam dasar, dan logam mulia. Mineral tersebut tergolong dalam kategori golongan a dan b. Mineral industri yang pada umumnya termasuk dalam golongan c, lebih banyak dimanfaatkan di dalam negeri. Ada sebanyak 10 mineral Indonesia yang selama ini menjadi andalan yaitu timah, nikel, tembaga, bauksit, emas, perak, mangan, pasir besi, minyak bumi, dan batubara.

2.5 Mineral Industri Walaupun mineral industri tidak sepenting mineral andalan, peranannya cukup berarti dalam kehidupan pertambangan, khususnya dalam kegiatan ekonomi. Mineral industri pada umumnya termasuk dalam golongan c yang biasanya merupakanpertambangan terbuka, dampak utamanya adalah lubang bekas penambangan, sedangkan dampak hasil buangan tidak begitu menonjol karena semua hasil tambang merupakan produk tambang tersebut. Untuk sedikit mengenal lingkungan terbentuknya mineral industri, berikut ini disampaikan ikhtisar pengelompokan mineral industri berdasarkan proses dan batuan pembentuknya. Sekurang-kurangnya ada 7 kelompok yang dapat dipakai sebagai dasar untuk membagi mineral industri tersebut yaitu1. Kelompok yang berasal dari batuan sedimen2. Batuan gunung api3. Batuan ultrabasa4. Batuan plutonik/asam5. Batuan metamorfosa6. Batuan yang terkena hidrotermal7. Batuan yang terbentuk karena residuKelompok mineral industri yang berasal dari batu sedimen dapat dibagi atas batuan gamping dan batuan sedimen lainnya, mengingat mineral industri yang berasal dari batu gamping sangat banyak ragamnya dan sangat banyak manfaanya. Dalam kelompok batuan sedimen batu gamping adalah mineral industri marmer, dolomit, kalsit, batu krepus, fosfat, oniks, rijang, dan gipsum. Kelompok sedimen yang lainnya mencakup lempung, aspal, pasir, bentonit, zeoloit, felspar, yodium, dan diatomea. Batuan sedimen yang menjadikan induknya adalah batuan sedimen klastik yang pembentukannya merupakan proses fisik.

2.6Indonesia di Tengah Pasar Dunia Karena komoditas tambang Indonesia hampir seluruhnya diekspor dapat dikatakan bahwa nilai komoditas itu sangat tergantung pada keadaan pasar. Situasi politik internasional sangat berpengaruh terhadap pasar. Demikian pula strategi dagang dari setiap pelaku pasar. Harga timah pada saat jatuh karena sesuatu negara menjual persediaan timahnya besar-besaran ke pasar tanpa maksud apa pun kecuali berdagang. Keadaan pasar banyak dipengaruhi oleh pelaku pasar yang terbatas itu. Indonesia tidak dapat berbuat banyak, kecuali menyiapkan produksi untuk memenuhi semua kontrak yang telah ditandatangani. Barangkali prestasi yang dapat diraih hanyalah keandalan dalam memenuhi jumlah dan nkualitas barang sesuai dengan jadwal dan memenuhi jumlah kualitas barang. Langganan tradisional adalah jepang, sehingga sedikit banyak Indonesia amat tergantung pada Jepang. Posisi dagang kita dalam komoditas tambang, dibandingkan dengan Australia memang sama sehingga Australia sesungguhnya merupakan pesaing Indonesia.

2.7Prospek Masa Depan Sudah kita lihat dalam sistem produksi dan sistem pemasaran, kita juga perlu melihat mengenai prospek-prospeknya menggunakan analisis SWOT :- Keunggulan (S) : letak geografis, keanekaragaman sumberdaya mineral, kondisi geologi yang menarik tersedia data eksplorasi yang memadai, diluar jawa banyak daerah yang belum diolah belum berkembang kondisinya untuk menunjang pengembangan mineral, berbagai paket insentif untuk penanaman modal.- Kelemahan (W) : kondisi politik yang belum diketahui kestabilannya untuk jangka panjang, kegiatan pendukung pendanaan, gangguan pertambangan liar, timpang tindih dengan kehutanan, komitmen pemerintah dalam pengembangan sumberdaya mineral yang masih perlu diuji kembali, posisi sumberdaya alam yang merupakan milik negara sesuai dengan konstitusi yang peraturannya masih dipersoalkan.- Peluang (O) : kekacauan diberbagai tempat di dunia seperti di Timur Tengah dan Rusia, habisnya cadangan mineral di Afrika yang menyebabkan biaya produksi tinggi, terbentuknya berbagai pasar regional seperti Asean, Asia, dan Pasifik sudah cukupnya indonesia berpengalaman dalam pengembangan sumberdaya minera.- Ancaman (T) : Globalisasi, standarisasi, lingkungan, persaingan untuk mendapatkan modal dari pasar modal internasiona, hak asasi manusia, substitusi, daur ulang, negara pesaing Australia untuk pasar Pasifik.

Pengembangan Sumberdaya Mineral dan Lingkungan Hidup Tidaklah mudah menepis kesan bahwa pertambangan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Apalagi pertambangan yang hanya mementingkan laba, tanpa menyisihkan dana yang cukup untuk memulihkan lingkungannya. Hal ini dapat dipahami karena investasi telah menelan begitu banyak biaya, yang bisa semuanya dihitung dengan harga dana yaitu bunga pinjaman, maka faktor yang paling mudah untuk dieliminasi adalah faktor lingkungan Ampas buangan yang dinamakan tailing selalu menggunung disekitar pertambangan. Kalau tidak menggunung dibuang kesungai dan ssungai akan berubah menjadi lapangan pasir. Aliran sungai itu sendiri akan menabrak ke kiri dan ke kanan yang akhirnya menyebabkan banjir. Karena mineral adalah kekayaan yang tidak terbarukan, kesempatan untuk memulihkan manusia di sekitar lokasi pertambangan pun hanya satu kali, tidak dapat diulangi apalagi terjadi kekeliruan. Dampak lingkungan yang sangat unik di pertambangan ini adalah adanya dugaan menciutnya glaciar atau es abadi satu-satunya yang terdapat di daerah tropis, karena adanya kegiatan pertambangan.

2.8Ketergantungan Kepada Pasar Jepang Dari angka statistik terlihat bahwa sebagian besar ekspor komoditas tambang Indonesia menuju Jepang. Minyak dan Gas Bumi dalam dasawarsa terakhir ini menunjukan angka ekspor ke Jepang masing-masing sejumlah 40-50% dan 50-60% dari produksi nasional. Bahkan dibidang gas bumi, Jepang sudah meraupnya sejak dari hulu dengan membangun fasilitas pelabuhan muat, disebut train. Nikel yang merupakan produksi andalan mineral indonesia hampir seluruhnya (50-95%) dikirim ke Jepang. Sebagian besar atau lebih dari 90% dikapalkan dalam bentuk bahan mentah. Bagi jepang sendiri bahan mentah dari Indonesia itu hanya merupakan 30-50% darin kebutuhannya. Dari 92% bauksit yang diekspor , 88% diantaranya juga dikapalkan ke Jepang.

Subtitusi Dengan pesatnya kemajuan teknologi banyak sekali material jenis baru yang diciptakan yang diramu dari material lama. Material baru ini mempunyai kualitas yang lebih tinggi dan mampu melaksanakan fungsi yang lebih canggih, apalagi memang didesain untuk kepentingan tertentu. Bahkan bisa jadi material ini lebih pintar dari bahan bakunya. Orang sering menyebutnya sebagai smart material. Dengan demikian, banyak sekali bahan baku asli yang berasal dari alam yang mudah digantikan dengan material hasil ramuan lainnya. Contoh yang paling mudah karena sering kita jumpai sehari-hari adalah peralatan rumah tangga, seperti sendok, piring, gelas, botol yang menggantikan bahan baku mineral logam, kaolin ataupun kuarsa. Ada satu mineral yang sulit disubtitusikan, yaitu emas. Karena nilai magis yang dimiliki mineral yang sulit digantikan walaupun nilainya lebih tinggi. Khususnya di belahan bumi Timur, emas adalah lambang kemurnian, jauh dari kepalsuan. Emas melambangkan keindahan dan cinta kasih yang sejati. Bagi dunia mineral, subtitusi masih tetap memberikan peluang, karena pada umumnya subtitusi memerlukan pula mineral baru.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanKarena komoditas tambang Indonesia hampir seluruhnya diekspor dapat dikatakan bahwa nilai komoditas itu sangat tergantung pada keadaan pasar. Situasi politik internasional sangat berpengaruh terhadap pasar. Demikian pula strategi dagang dari setiap pelaku pasar. Harga timah pada saat jatuh karena sesuatu negara menjual persediaan timahnya besar-besaran ke pasar tanpa maksud apa pun kecuali berdagang. Keadaan pasar banyak dipengaruhi oleh pelaku pasar yang terbatas itu. Begitupun dengan batubara Peningkatan komoditas pada era 2000an menghasilkan keuntungan yang signifikan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam ekspor batubara. Kenaikan harga komoditas ini - sebagian besar - dipicu oleh pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Namun demikian, situasi yang menguntungkan ini berubah pada saat terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008 ketika harga batubara menurun begitu cepat. Indonesia terkena pengaruh faktor eksternal karena ekspor komoditas (untuk batubara danminyak sawit) menghasilkan sekitar 50 persen dari ekspor total Indonesia, sehingga membatasipertumbuhan PDBtahun 2009 sampai 4.6 persen (yang boleh dikatakan masih cukup baik, terutama didukung oleh konsumsi domestik).

Daftar Pustaka

http://hildahilyant.blogspot.com/2012/12/sumber-daya-mineral-di-indonesia.html. http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/batu-bara/item236http://rizal.blog.undip.ac.id/files/2009/07/dipakai_siskom_etika-profesi.pdf http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/batu-bara/item236