laporan praktikum ipn 1 pen gen alan alat

Upload: muhamad-said-syawal

Post on 13-Jul-2015

188 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum IPN 1 Pengenalan alat-alat Laboratorium (Ivan Noveanto)Laporan Praktikum Ke: 1 (satu) Integrasi Proses Nutrisi Hari/Tanggal: Senin, 28-02-2011 Tempat Praktikum:Lab. Fisiologi (BFM) Nama Asisten: Yasir Gunawan Fatma Sari Yulfita Sari Suardi

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUMIvan Noveanto D24090041 DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 PENDAHULUAN Latar belakang: Di dalam laboratorium Biokimia, Fisiologi, dan Mikrobiologi Nutrisi (BFMN) dapat ditemukan berbagai macam alat mulai dari yang sederhana, seperti alat-alat dari gelas, sampai kepada alat yang cukup rumit, seperti pH meter ataupun alat lainnya. Alat-alat sederhana di laboratorium tersebut ada yang terbuat dari kaca, plastik, karet, kuarsa, platina, logam, dan lainlain. Peralatan tersebut ada yang berfungsi sebagai wadah, alat bantu, dan pengukuran volume dengan berbagai ukuran. Peralatan wadah pengukur volume larutan, ada yang ditera dengan teliti dan ada yang tidak perlu ditera dengan teliti. Peneraan yang sangat teliti dilakukan terhadap alat ukur seperti pipet volumetrik, pipet Mohr, labu takar, dan buret. Pegukuran dengan alat tersebut akan mempengaruhi hasil secara kuantitatif. Mahasiswa akan diperkenalkan dan diajarkan macam dan cara menggunakan alat-alat yang umum dipakai dalam praktikum. Dengan mempelajari macam dan cara penggunaan peralatan yang ada diharapkan mahasiswa akan mahir dan terampil dalam penggunaan alat tersebut sehingga praktikum maupun penelitian akan berjalan dengan lebih lancar. Tujuan: 1. Mengenal peralatan yang terdapat di dalam laboratorium BFMN, 2. Mempelajari cara penggunaan alat-alat tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN No. 1. Gambar alat Nama dan Fungsi alat Lemari Asap/ Asam

Tempat untuk mereaksikan zat, pemanasan, dan pekerjaan lain yang menghasilkan asap/ uap yang membahayakan kesehatan. Juga untuk menyimpan benda-benda ataupun larutan yang mudah menguap. 2. Gaspec Jar Untuk menginkubasi media atau bakteri secara anaerob

3.

Shaker Water Bath Untuk menginkubasi media atau kultur pada suhu tertentu dan dalam kondisi bergoyang seperti kerja rumen, suhu 39 C

4.

Water Bath Digunakan untuk menyimpan bahan atau medium saat digunakan, untuk mengembangbiakkan medium dengan suhu sesuai kebutuhan.

5.

Tabung Gas CO2 Membantu dalam proses inkubasi dengan cara menganaerobkan media.

6.

Roller Tube Untuk memutar tabung agar medium padat ataupun kultur mikroba dapat tersebar secara merata pada dinding tabung.

7.

Magnetic Stirrer Untuk mengaduk media atau larutan secara mekanis.

8.

Kompor Gas Untuk memanaskan larutan dan meningkatkan

efektifitas kerja. 9. Refrigerator Untuk menyimpan bahan-bahan atau sampel penelitian dan media yang tidak tahan pada suhu ruangan. Suhu pada refrigerator berkisar pada 3 - 4 C 10. Freezer Untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah rusak dan menguap. Suhu pada freezer berkisar 0 C. 11. Inkubator Digunakan untuk menginkubasi dan menumbuhkan bakteri dan mempertahankan agar bakteri rumen tetap hidup. Suhu yang digunakan adalah 39 C. Autoclave Mensterilkan dan membunuh mikroba kontaminan pada alat atau bahan yang akan digunakan.

12.

13.

Eksikator (Botol Pengering) Digunakan untuk menyimpan zat supaya tetap kering atau untuk mengeringkan zat.

14,

Timbangan Berkel Digunakan untuk mengukur atau menimbang sample. Skala yang digunakan adalah skala besar.

15.

Saringan Rumen Digunakan untuk menyaring rumen.

16.

Lamina Airflow

Tempat untuk membiakan bakteri atau mikroba secara aerob.

17.

Mikroskop Untuk melihat mikroba yang berukuran kecil dan tidak dapat dilihat secara kasat mata. Bagian- bagiannya: Lensa okuler: untuk melihat Lensa obyektif: lensa ke preparat Meja mikroskop: tempat preparat Makrometer: mengatur fokus Kondensor: mengumpulkan cahaya Lampu: menerangi preparat yang diamati

1. 2. 3. 4. 5. 6.

18.

Counting Chamber Berfungsi untuk menghitung populasi protozoa pada pengamatan dibawah mikroskop. Object Glass Digunakan untuk meletakan preparat yang akan digunakan dalam pengamatan dibawah mikroskop.

19.

20.

Cover Glass Digunakan untuk menutup object glass pada saat pengamatan dibawah mikroskop.

21.

Neraca Ohaus Adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Neraca ohaus merupakan neraca kasar.

22.

Neraca Digital Pada neraca digital angka untuk massa benda langsung muncul ketika kita menimbangnya. Neraca digital ini juga termasuk neraca kasar.

23.

Neraca Analitik Neraca dengan tingkat ketelitian tinggi, neraca ini termasuk neraca halus.

24.

pH meter Digunakan untuk menghitung pH suatu larutan pada suhu ruangan. Sebelum digunakan harus dikalibrasi dengan larutan netral, asam, dan basa.

25.

Sentrifusa Digunakan untuk mempercepat pemisahan endapan dengan cairan induknya. Terutama jika endapannya terlalu halus atau jumlahnya terlalu sedikit.

26.

Oven Digunakan untuk mengeringkan bahan. Ada oven 60 C (kering matahari) dan oven 105 C (kering BK).

27.

Cawan Petri Berfungsi untuk mengembangbiakan mikroba baik secara aerob maupun anaerob dengan media agaragar.

28.

Gelas Arloji Berfungsi untuk menutup gelas beaker atau gelas piala pada proses pemanasan, menguapkan larutan atau zat dan juga berfungsi untuk wadah sample.

29.

Gegep Berfungsi sebagai alat bantu mengambil alat yang tidak boleh diambil langsung oleh tangan.

30.

Jarum Ose Berfungsi untuk mengambil dan menyebar sample koloni mikroba pada medium padat atau cair.

31.

Pipet Mohr Mengambil bermacam-macam volume secara tepat dan akurat.

32.

Pipet Volumetrik Mengambil sejumlah volume larutan secara tepat dan akurat. tertentu suatu

33.

Tabung Reaksi Berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan cairan dalam jumlah sedikit.

34.

Tabung Hungate Digunakan untuk membiakkan mikroba secara anaerob.

35.

Pengaduk Berfungsi untuk mengaduk atau mencampur larutan. Spoit Berfungsi seperti pipet untuk mengambil cairan mikroba dan juga untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit.

36.

37.

Botol berwarna (Gelap) Untuk menyimpan larutan atau bahan yang tidak peka terhadap cahaya dan oksidasi.

38.

Botol tidak berwarna Berfungsi untuk menyimpan larutan atau bahan yang peka terhadap sinar matahari.

39.

Labu Erlenmeyer

Berfungsi sebagai wadah titrasi dan juga untuk mereaksikan zat.

40.

Corong Kaca Digunakan untuk memindahkan larutan ke wadah yang bermulut kecil dan juga untuk penyaringan.

41.

Gelas Ukur Digunakan untuk mengukur volume suatu larutan dengan tudak tepat.

42.

Labu Takar Digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi yang tepat dan untuk mengukur volume secara tepat dan teliti.

43.

Botol Film Digunakan untuk menyimpan bahan dalam jumlah sedikit.

44.

Gelas Piala Berfungsi untuk wadah pemanasan, mereaksikan cairan dan membuat endapan dalam jumlah yang besar

45.

Spot Plate Berfungsi untuk wadah pada saat melakukan uji kualitatif.

46.

Spryer / Semprotan Berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan larutan alkohol 70% yang digunakan untukcuci tangan.

47.

Botol Aquades Berisi aquades, dan dilengkapi dengan pipa untuk mengeluarkan cairan aquades.

48.

Bunsen Digunakan untuk mensterilkan memanaskan suatu bahan. alat dan

49.

Rak Tabung Reaksi Meletakan tabung reaksi saat digunakan sebelum dan sesudahnya.

50.

Tabung Fermentor Berfungsi untuk fermentasi invitro secara anaerob, tabung ini dilengkapi dengan tutup karet.

51.

Buret Digunakan untuk titrasi dan mengeluarkan cairan dengan volume secara sembarang tetapi tepat.

52.

Statip Tempat untuk meletakan buret dan alat lain yang membutuhkan penyangga.

53.

Bulp Digunakan untuk membantu mengeluarkan larutan. menyedot atau

54.

Sudip (spatula) Berfungsi untuk mengambil zat atau bahan pada

saat penimbangan dan juga untuk mengaduk larutan.

DAFTAR PUSTAKA [Anonim]. 2009. Workshop Pengenalan Alat-Alat Laboratorium. berkala)www.assalam.or.id/kabar-unit/teknologi(5 Maret 2011). Indriani Sulistya. 2010. Bagian-Bagian Mikroskop dan Fungsinya. berkala)sulistyaindriani.wordpress.com(5 Maret 2011). (terhubung (terhubung

Alat untuk mengekstrak (ekstraktor)Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi. Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Prinsip dasar pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda. Alat yang digunakan adalah corong pisah. Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat (a). sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor (b). Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu (a) dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin (c), selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor (c). Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada labu (a). Begitu seterusnya. 2. Alat untuk distilasi (distiler) Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada di dalam campuran. Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi pada titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen yang ada pada campuran kecil maka komponen alat distilasi ditambah dengan kolom vigreux. 3. Alat untuk reflux

Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu di atas suhu kamar atau pada titik didih pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk reaksireaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah seperangkat alat refluks. Beberapa alat refluks ditampilkan pada gambar di samping. Ada beberapa tipe alat refluks. Alat refluks paling sederhana [1] dilengkapi dengan labu alas bulat (a) dan pendingin Liebig (b), [2] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b) dan corong pisah (c), [3] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b), corong pisah (c), dan pengaduk atau termometer (d). 4. Penyaring buchner Penyaring Buchner digunakan untuk proses penyaringan yang tidak dapat dilakukan dengan penyaring biasa. Penyaringan biasa dilakukan dengan memanfaatkan gaya grafitasi, sedangkan pada penyaring buchner, filtrat dipisahkan dari sistem campuran dengan cara disedot atau divakum. 5. Tabung pengembang (chamber) Alat gelas ini digunakan pada percobaan kromatografi lapis tipis (KLT).Digunakan untuk tempat eluen (larutan pengembang) dan plat KLT yang telah dibubuhi (ditotol) sampel atau standar.

Category: laboratorium

Pengenalan alat gelasNovember 25, 2008 131 Comments

Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan K3 di laboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan digunakan pada Praktikum Kimia Dasar. Gambar 1 menunjukkan contoh peralatan gelas laboratorium.

alat gelas lab

Gambar 1. Peralatan gelas sederhana untuk praktikum kimia 1. Labu Takar Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses preparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran. 2. Gelas Ukur

Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala. 3. Gelas Beker Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan. 4. Pengaduk Gelas Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia pada waktu melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan. 5. Botol Pencuci Bahan terbuat dari plastic. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan untuk mencuci, atau membantu pada saat pengenceran. 6. Corong Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastic. Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya. 7. dan 8. Erlenmeyer Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas tersebut (ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan. 9. dan 10. Tabung Reaksi Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk mereaksikan zat zat kimia dalam jumlah sedikit.

11. Kuvet Bentuk serupa dengan tabung reaksi, namun ukurannya lebih kecil. Digunakan sebagai tempat sample untuk analisis dengan spektrofotometer. Kuvet tidak boleh dipanaskan. Bahan dapat dari silika (quartz), polistirena atau polimetakrilat. 12. dan 13. Rak Untuk tempat Tabung Reaksi Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. 14. Kaca Preparat 15. Kawat Kasa Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat memanaskan alat gelas dengan alat pemanas/kompor listrik. 16. dan 22. Penjepit Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas. 17. Spatula Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat Bantu mengambil bahan padat atau kristal. 18. Kertas Lakmus Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran kecil, berwarna merah dan biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator Phenolphtalein (PP), methyl orange (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan. 19. Gelas Arloji Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang. 20. Cawan Porselein

Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan pemanasan. 21. Pipet Pasteur (Pipet Tetes) Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang kecil. 23 dan 24. Sikat Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung. 25. Pipet Ukur Adalah alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar di bawah ini. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut. 26. Pipet Gondok Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan. 27. Buret Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dank ran. Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala.

Category: Uncategorized

Pengenalan bahan kimiaNovember 25, 2008 71 Comments

Pengetahuan sifat bahan menjadi suatu keharusan sebelum bekerja di laboratorium. Sifat-sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada Material Safety Data Sheet (MSDS) di dalam buku, CD, atau melalui internet. Pada tabel berikut disajikan sifat bahaya bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan kimia. Peraturan pada pengepakan dan pelabelan bahan kimia diwajibkan

mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat bahaya bahan kimia khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau bahan berbahaya dan beracun (B3). Bahan berdasarkan fasa :

1. Padat 2. Cair 3. gasBahan berdasarkan kualitas

1. teknis 2. special grade : pro analyses (pa) 3. special grade : material referrencespengenalan Simbol bahaya (Hazard symbol)

1. Harmful (Berbahaya).Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.

1. Toxic (beracun)Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit.

1. Corrosive (korosif)Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai terpercik pada Mata.

1. Flammable (Mudah terbakar)Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti misalnya hidrogen) dari hidrida

metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga api listrik, dan lain-lain.

1. Explosive (mudah meledak)Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan dengan logam/metal)

1. Oxidator (Pengoksidasi)Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor)