metpen
DESCRIPTION
metpenTRANSCRIPT
Kata Pengantar
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan penelitian ilmiah
mengenai faktor-faktor resiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak balita. Artikel ini dibuat
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor resiko terjadinya dehidrasi sebagai
penyebab utama kematian anak balita penderita diare.
Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penyusunan artikel penelitian ini masih jauh
dari sempurna sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun
serta dapat menjadi acuan penulis untuk dijadikan sebagai pembelajaran dimasa yang akan
datang. Semoga dengan penulisan artikel ini dapat lebih mengembangkan wawasan dan dapat
berguna bagi pembaca.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................ I
Daftar Isi ..................................................................................................................... ii
Abstrak ....................................................................................................................... Iii
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Permasalahan......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................... .1
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................. 1
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 2
2.1 Kerangka Teori....................................................................................................... 2
2.2 Kerangka Konsep....................................................................................................5
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. ............6
3.1 Desain Penelitian................................................................................................... 6
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................................... 6
3.3 Pengumpulan Data................................................................................................ 6
3.4 Analisis Data......................................................................................................... .6
3.5 Populasi Penelitian.................................................................................................6
3.6 Sampel Penelitian..................................................................................................6
3.7 Variabel Penelitian.................................................................................................7
Faktor-Faktor Resiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita
ABSTRAK
Diare merupakan suatu penyakit yang masih sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Diare dapat disebabkan karena adanya faktor kurangnya air bersih pada suatu daerah atau
kebiasaan makan makanan di pinggir jalan yang kurang dari higiene dan dapat saja
memungkinkan seseorang terkena infeksi dari bakteri dan menyebabkan diare. Diare, jika tidak
ditangani dengan benar maka dapat menyebabkan dehidrasi dari yang ringan sampai berat.
Oleh karena itu dibuatlah penelitian ini untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang
dapat menyebabkan dehidrasi pada penderita diare. Desain penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendekatan cross sectional.
Kata kunci: diare, dehidrasi
Risk Factor of Dehydration on Infant that Have a Diarrhea
ABSTRACT
Diarrhea is a disease that mostly found in our life. Diarrhea caused by many factors such as a
limited of the clean water or eat some of the un hygiene food in nowhere place. This condition
can cause an infection from many bacteria and cause a diarrhea. If the diarrhea is not treated
well, it can cause a mild dehydration until severe dehydration. Because of that, we make this
research to find the factor that caused a dehydration in infant that have a diarrhea. And the
design of this research is used a cross sectional type.
Key words: diarrhea, dehydration
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi tinja yang lembek, biasanya disertai
dengan peningkatan frekuensi dan apabila diukur berat feses lebih dari 200 gram per hari. Diare
dikatakan akut jika kurang dari 14 hari, dinyatakan persisten bila terjadi antara 14-28 hari dan
kronik bila lebih dari 4 minggu. Pada diare, penting untuk diperhatikan kecukupan cairan karena
pada kondisi yang tidak terpantau dapat menyebabkan terjadinya kehilangan cairan yang cukup
banyak (dehidrasi) dan mengakibatkan syok hipovolemik.1 Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor
resiko apa sajakah yang dapat menyebabkan dehidrasi pada penderita diare untuk menghindari
kemungkinan syok hipovolemik dan kematian.
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja faktor resiko yang dapat menyebabkan dehidrasi pada balita yang mengalami
diare?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum : mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan dehidrasi pada diare.
Tujuan khusus : mengetahui secara spesifik mengenai hubungan antara faktor-faktor
yang mempengaruhi dehidrasi pada diare.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menjadi dasar pencegahan terjadinya dehidrasi
dan mengurangi angka kematian balita akibat diare.
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
Berdasarkan lama dan waktu diarenya, diare diklasifikasikan menjadi diare
akut, persisten, dan kronik. Diare akut adalah diare cair yang terjadi secara akut dan
berlangsung kurang dari 14 hari2, biasanya terjadi kurang dari 7 hari. Diare
persisten adalah diare yang berlangsung selama 2 - 4 minggu, biasanya
berhubungan dengan giardiasis atau amebiasis, diare ini merupakan kelanjutan dari
diare akut (peralihan dari diare akut ke kronis). Dan diare kronik adalah diare yang
berlangsung selama 4 minggu atau lebih, diare ini bersifat intermitten (hilang-
timbul). Diare kronik ini merupakan diare yang berlangsung lama dan dengan
penyebab non-infeksi, misal diare akibat sensitive terhadap gluten (gluten
enteropati).
Pada diare akut tinjanya bersifat cair atau lunak, dan tanpa disertai darah
maupun lendir. Ada banyak penyebab diare, biasanya diare disebabkan oleh virus,
bakteri, maupun parasit, diare ini disebut dengan diare infeksi dan sebaliknya
disebut diare non infektif. Pada beberapa kasus bisa disebabkan karena kelainan
anatomik, bakteriologik, hormonal atau toksikologik, biasa disebut dengan diare
organik, dan sebaliknya disebut dengan diare fungsional.1
Jika diare berlangsung selama 1 – 2 hari secara terus-menerus, anak - anak
akan beresiko mengalami dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan dan
memerlukan penggantian cairan tubuh yang hilang dengan cepat. Dehidrasi pada
anak dapat menyebabkan kematian.2
Ada 3 macam dehidrasi berdasarkan kadar ion Na+, yaitu dehidrasi isotonic
(paling sering) dimana kadar Na+ normal sekitar 130 – 150 mmol/L, lalu dehidrasi
hipertonik (hipernatremi) dimana kadar Na+ diatas 165 mmol/L, dan dehidrasi
hipotonik (hiponatremi) dimana kadar Na+ dibawah 130 mmol/L.3
Dehidrasi berdasarkan keadaan klinis atau derajat beratnya dibagi menjadi
tanpa dehidrasi (defisit cairan dibawah 5%), dehidrasi ringan (defisit cairan 5 –
6%), dehidrasi sedang (defisit cairan 5 – 10%), dan dehidrasi berat (defisit cairan
diatas 10%). Dehidrasi ringan mempunyai gambaran klinis turgor kurang, suara
serak (vox cholerica), dan pasien belum jatuh dalam presyok. Gambaran klinis pada
dehidrasi sedang adalah turgor kulit buruk, suara serak, dan pasien sudah jatuh
dalam keadaan presyok atau syok (nadi cepat, nafas cepat dan dalam). Dan
gambaran klinis pada dehidrasi berat adalah sama seperti pada dehidrasi sedang
dengan ditambah dengan kesadaran menurun (dari apatis sampai koma), otot – otot
kaku, dan sianosis.4
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi yaitu,
1. Diare
Diare adalah alasan paling umum seseorang kehilangan kelebihan air. Jumlah yang
signifikan air dapat hilang dengan setiap buang air besar. Seluruh dunia, lebih dari
empat juta anak meninggal setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.
2. Muntah
Muntah dapat juga menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi seseorang
untuk menggantikan air dengan minum itu jika mereka tidak mampu menoleransi
cairan.
3. Keringat
Tubuh dapat kehilangan air dalam jumlah yang signifikan ketika mencoba untuk
mendinginkan diri dengan berkeringat. Apakah tubuh panas karena lingkungan
(misalnya, bekerja di lingkungan yang hangat), intens berolahraga dalam lingkungan
yang panas, atau karena demam hadir karena adanya infeksi tubuh menggunakan
sejumlah besar air dalam bentuk keringat dingin sendiri. Tergantung pada kondisi
cuaca, jalan cepat akan menghasilkan hingga 16 ons keringat (satu pon air).
4. Ketidakmampuan untuk minum cairan.
Ketidakmampuan untuk minum secara memadai adalah penyebab potensial lainnya
dehidrasi. Apakah itu adalah kurangnya ketersediaan air atau kurangnya kekuatan
untuk minum dalam jumlah yang memadai, ini, ditambah dengan rutinitas atau air
yang luar biasa kerugian dapat menambah tingkat dehidrasi.3-6
5. Faktor penyakit penyerta bila pasien memiliki pneumonia yang dapat
mengakibatkan dehidrasi karena bayi akan mengalami demam dan demam
menyebabkan suhu tubuh menjadi tinggi sehingga jumlah uap air yang dikeluarkan
tubuh menjadi lebih banyak dari biasanya. Jika tidak diberi asupan minum yang
cukup maka bayi akan megalami dehidrasi. Kemudian jika balita memiliki diabetes
yang tidak terkontrol dari orang tuanya maka dapat menyebabkan dehidrasi karena
adanya peningkatan frekuensi buang air kecil.
6. Faktor lingkungan
Panasnya lingkungan membuat bayi mengeluarkan keringat yang cukup banyak
sehingga akan terjadi banyak cairan yang dikeluarkan oleh bayi. Bila hal ini tidak
diimbangi dengan asupan minum yang cukup, maka balita akan mengalami
dehidrasi.6
2.2 Kerangka Konsep
Bab III
METODOLOGI PENELITIAN
Resiko
Dehidrasi
Diare Muntah Keringat Ketidakmampuan
untuk minum Penyakit penyerta Lingkungan
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan cross sectional,
dimana pengumpulan data dan variabel penelitian dilakukan pada saat yang sama.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 20 oktober 2015 di Perumahan Guji Baru, Grogol.
3.3 Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data primer
3.4 Analisis Data
A. Analisis Univariat
Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap variabel dalam
penelitian.
B. Analisis Bivariat
Dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dehidrasi dengan meningkatnya
angka kematian diare, hubungan antara muntah dengan meningkatnya kejadian
dehidrasi, hubungan antara keringat dengan kejadian terjadinya dehidrasi,
hubungan antara intake cairan dengan meningkatnya angka kematian diare,
hubungan antara sosial ekonomi dengan meningkatnya angka kematian diare,
hubungan antara status gizi dengan meningkatnya angka kematian diare,
hubungan antara jenis kelamin dengan meningkatnya angka kematian diare,
hubungan antara pengetahuan orang tua dengan meningkatnya angka
kematian diare, dan hubungan antara komorbiditas dengan meningkatnya
angka kematian diare menggunakan uji Anova dan Chi Square (X)2. Analisa
dilakukan pada tingkat kemaknaan 95% untuk mengetahui ada tidaknya
perbendaan yang bermakna secara statistik menggunakan uji SPSS versi 16.
3.5 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita yang menderita diare.
3.6 Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
purposive.
3.7 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut:
A. Dehidrasi, dikategorikan dalam 3 kategori, yaitu (1) dehidrasi berat, (2) dehidrasi ringan, dan (3) tidak dehidrasi. Hal ini temasuk berskala ordinal
B. Umur, hasil pengurangan dari tanggal, bulan, dan tahun balita saat ini dengan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran balita. Umur bukan balita adalah kurang dari 1 tahun dan lebih dari 5 tahun, sedangkan umur balita adalah dari usia 1 tahun hingga 5 tahun. Hasil ukur dikategorikan dalam 2 kategori, yaitu (1) balita jika berusia 1-5 tahun dan (2) bukan balita jika < 1 tahun dan > 5 tahun. Hasil ukur tersebut berskala interval.
C. Cairan inadekuat
D. Sosial ekonomi, dikategorikan dalam 3 kategori, yaitu (1) status sosial ekonomi atas, (2) status sosial ekonomi menengah, dan (3) status sosial ekonomi bawah.
E. Jenis kelamin, jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hasil ukur skala nominal.
F. Pengetahuan orangtua, dikategorikan dari dari tingkat pendidikan sd, smp, sma, maupun s1 keatas.
Daftar Pustaka
1. Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson. Ilmu kesehatan anak nelson. Volume II.
Edisi ke-15. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.h.889-93.
2. Tim editor. 2014. MIMS petunjuk konsultasi. Edisi 14. Jakarta: Medidata
Indonesia. h. A32-3.
3. Direktorat jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
kementerian kesehatan RI. 2010. Buku pedoman pengendalian penyakit diare.
Jakarta: Depkes RI.
4. Diare akut pada anak. Diunduh dari
http://miracleisme.blogspot.com/2012/05/diare-akut-pada-anak.html, pada
tanggal 15 Mei 2015.
5. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 2007
6. Aranda Michael J, Giannella RA: Acute diarrhea: a practical review. Am J Med
1999;106:670.