metode penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2012-1-00262-mn bab3001.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Metode yang digunakan
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif,
dengan melakukan penyebaran kuisioner yang akan bersifat menjelaskan
hubungan kausal dan pengujian hipotesis secara diskriptif.
Menurut umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata
lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antara variabel
riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi
variabel lain.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen
yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau
perlakuan terhadap subjek penelitian. Metode eksperimen merupakan metode
yang paling produktif karena jika dilakukan dengan baik akan menjawab
hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat.
3.1.1 Unit Analisis Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah para pelajar yang mengikuti les
bimbingan belajar di SSC. Penelitian ini akan dilakukan dengan penyebaran
kuisioner kepada 60 responden yang dibagi menjadi 3 kelas kelompok
responden, 20 reponden yang diberikan treatment brosur sincerity, 20
responden berikutnya diberikan treatment brosur excitement, dan 20
responden lainnya sebagai kelompok pengontrol yang tidak diberikan
treatment. hasil dari analisa kuisioner tersebut dapat diperoleh dari kumpulan
data melalui data primer maupun data sekunder akan menghasilkan gambaran
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang diteliti, menguji hipotesis membuat prediksi
serta mendapatkan makna implikasi dari suatu masalah yang dipecahkan.
3.1.2 Time Horizon
Dalam penelitian ini time horizon yang digunakan adalah time horizon
Longitudinal, pengertian dari Longitudinal itu sendiri adalah informasi yang
dikumpulkan memerlukan lebih dari satu tahap pengumpulan data pada saat waktu
yang berbeda. Lama dan usaha lebih banyak dibandingkan dengan tipe satu tahap.
Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif dan
lebih baik dibandingkan dengan observasi pada studi satu tahap, meskipun
memerlukan waktu dan biaya relatif mahal.
Tabel 3.1
Metode Penelitian
Tujuan penelitian
Jenis Penelitian
Unit Analisis
Time Horizon
Metode yang digunakan
T - 1 Asosiatif Individu Longitudinal Eksperimental One way ANOVA
T – 2 Asosatif Individu Longitudinal Eksperimental One way ANOVA
T – 3 Asosiatif Individu Longitudinal Eksperimental
One way ANOVA
T- 4 Asosiatif Individu Longitudinal Eksperimental One way ANOVA
T - 5 Asosiatif Individu Longitudinal Eksperimental One way ANOVA
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis, 2013
3.2 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional
Variabel
Sub Variabel
Indikator Ukuran & Skala
Brand Personality
Kepribadian merek sebagai “sekumpulan karakteristik manusia yang dikaitkan atau dihubungkan dengan merek” (Aeker 1997) Dalam bidang marketing brand personality adalah topik yang menarik dan penting dalam penelitian saat ini karena dapat membantu untuk
- Sincerity -Excitment
1.Down-to-earth 2.Wholesome 3.Honest 4.Cheerful 1.Daring 2.Imaginative 3.Spirited 4.Up-to-date
Nominal (Pemberian Stimulan berupa Brosur)
membedakan merek dengan merek lainnya, membangun aspek emosional dan memperbesar makna personal suatu merek. (Aeker, 1995).
Varaibel Citra merek yang meliputi:
1.Kepercayaan
Kepercayaan konsumen dalam bidang jasa dapat tercipta dari dimensi-dimensi manusia seperti ketanggapan, Jaminan, empati dan kehandalan. Dampaknya terhadap kesetiaan konsumen pun terbukti lebih besar ketika konsumen yang telah memiliki rasa percaya tersebut merasakan kepuasan. Farina Dewi dan Djati. (2004). pengetahuan
-Ketanggapan
-Keyakinan
-Empati -Kehandalan
-Tahu (know)
-ketanggapan pengajar dalam mengatasi keluhan dan masalah siswa. -,Kemampuan pengajar di SSC yang berkaitan dengan pemberian pelayanan secara tuntas dan menyeluruh. -Sikap dan perhatian pengajar dan staff di SSC. -Kesiapan pengajar SSC,ketepatan waktu pelayanan.
-Para pengajar di
Ordinal dan likert
2.Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour) karena pengalaman dan penelitian oleh pengetahuan (Notoatmodjo.S, 2003: 121)
-Memahami -Aplikasi -Sintesis -Evaluasi
SSC memiliki pengetahuan ilmu pendidikan yang luas. -Kemampuan pengajar dalam menjelaskan semua objek materi agar dipahami para siswa
-Kemampuan untuk menggunakan dan menguasai materi yang telah dipelajari.
Kemampuan menghubungkan bagian-bagian ke dalam semua bentuk keseluruhan yang baru.
Kemampuan Pengajar dalam mengevaluasi situasi, keadaan dan pernyataan.
Atribut Keller (1993, h.4-7) mendefinisikan citra merek sebagai
-Atribut produk
-Standar pelayanan -Persyaratan produk dapat
Ordinal dan likert
persepsi mengenai sebuah merek sebagaimana direfleksikan oleh asosiasi merek yang terdapat dalam benak konsumen. Attributes (Atribut) Merupakan pendefinisian deskriptif tentang fitur-fitur yang ada dalam senuah produk atau jasa.
-Atribut non-produk
berfungsi -informasi tentang produk -Harga yang terjangkau
Keuntungan Keuntungan dapat dikatakan sebagai manfaat yang dapat dirasakan jika seseorang telah menggunakan atau berpengalaman pada produk atau jasa sehingga keuntungan yang didapat inilah yang menjadi pertimbangan konsumen untuk menjadi loyal terhadap produk dan jasa. Dan menurut Keller (1993, h.4-7) Benefits (Keuntungan) Nilai personal
-Fungsional
-Eksperiental -Simbolik
-pemenuhan kebutuhan dasar -Kepuasan sensori -Pengalaman menggunakan merek -Pengekspresian diri/percaya diri
Ordinal dan likert
yang dikaitkan oleh konsumen pada atribut-atribut produk atau jasa tersebut.
Sikap Merek Didefinisikan sebagai evaluasi keseluruhan atas suatu merek, apa yang dipercayai oleh konsumen mengenai merek-merek tertentu – sejauh apa konsumen percaya bahwa produk atau jasa tersebut memiliki atribut atau keuntungan tertentu, dan penilaian evaluatif terhadap kepercayaan tersebut – bagaimana baik atau buruknya suatu produk jika memiliki atribut atau keuntungan tersebut. Keller (1993, h.4-7)
-Tertarik
-Kepercayaan -Kesan Positif
-Tertarik untuk menggunakan merek tersebut -Percaya terhadap merek tersebut -Konsumen ingin menggunakan kembali merek tersebut
Ordinal dan likert
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis, 2013
3.3 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya data penelitian dapat dikelompokan dalam dua
jenis yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai
data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara
langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan
data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus
group discussion- FGD ) dan penyebaran kuesioner.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti biro pusat statistik
(BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Data sekunder ada dua jenis
yaitu data internal dan data eksternal. Data intgernal adalah data yang
bersumber atau berasal dari dalam perusahaan yang bersangkutan,
sedangkan data eksternal adalah data yang bersumber atau berasal dari
luar perusahaan yang bersangkutan.
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data penelitian
Tujuan Jenis Data Sumber Data
T - 1 Kuantitatif Primer dari kuesioner
T - 2 Kuantitatif Primer dari kuesioner
T - 3 Kuantitatif Primer dari Kuesioner
T - 4 Kuantitatif Primer dari kuesioner
T - 5 Kuantitatif Primer dari kuesioner
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis, 2013
3.4 Tehnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data
adalah melakukan Eksperimen melalui kuesioner sehingga dari kuesioner
tersebut akan memperoleh hasil data yang akan digunakan dalam penelitian,
penyebaran kuisioner dilakukan dalam bertahap selama tiga kali untuk setiap
tahap kuisioner yang disebarkan diberikan dengan treatment dan pertanyaan yang
sama seperti sbelum nya pada tahap awal dengan responden yang sama.
Pengumpulan data dilakukan di lapangan yaitu di SSC bimbingan belajar
Pakubuwono Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
Untuk mendukung hipotesis melibatkan 60 responden siswa dari SSC untuk
eksperimen. Semua partisipan responden dibagi kedalam tiga kelompok, 20
kelompok responden yang diberikan tretment sincerity, 20 responden diberikan
treatment excitement dan 20 responden lainnya tidak diberikan treatment karena
sebagai kelompok kelas pengontrol.
3.5 Sampel Minimal dalam Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen besarnya sampel minimal dapat ditentukan
berdasarkan tujuan penelitian dan pendapat ahli. Ada beberapa pendapat sampel
minimal dalam penelitian eksperimen, Sugiyono (2006 : 101) mengemukakan
sampel minimal dalam penelitian eksperimen sebesar 10 sampai dengan 20
anggota.
3.6 Metode Analisis
3.6.1 Validitas Eksperimental
Penelitian eksperimen ini harus memiliki validitas. Menurut Ghozali
(2008) Para peneliti sepakat ada tiga jenis validitas yang berkaitan dengan
desain eksperimen yaitu validitas konstruk, validitas internal dan validitas
eksternal.Validitas konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk pada intinya ingin mengukur seberapa jauh variabel
penelitian mencerminkan konstruk teoritisnya (theoretical construct) yang
ingin kita ukur.
- Validitas internal
Validitas internal ingin mengukur sampai seberapa jauh variasi didalam
variabel dependen yang benar-benar dapat diatribusikan atau disebabkan oleh
variasi di dalam variabel independen.
- Validitas Eksternal
Validitas eksternal menggambarkan sampai seberapa jauh hasil penelitian
kita dapat digunakan untuk melakukan generalisasi pada sampel lain.
3.6.2 Validitas
Menurut santosa dan ashari ( 2005, p247) validitas adalah
ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument pengukur mampu
mengukur apa yang indin diukur. Jadi, dapat dikatakan semakin tinggi
validitas suatu instrument, maka instrument tersebut semakin mengenai
sasarnnya atau semakin mampu menunjukkan apa yang seharusnya
diukur. Dalam uji validitas disarankan agar jumlah responden untuk uji
coba minimal 30 orang. Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung
korelasi antar masing-masing pernyataan dengan skor total memakai
rumus korelasi produk momen sebagai berikut:
Dimana: r = Koefisien Korelasi.
x = Skor item x.
y = Skor item y.
n = Jumlah responden atau banyaknya sampel dalam penelitian
Dasar pengambilan keputusan:
• Jika r hitung positif serta r hitung r tabel, maka butir atau
variabel tersebut valid.
• Jika r hitung tidak positif serta hitung < r tabel, maka butir
atau variabel tersebut tidak valid.
• Jika r hitung > r tabel, tapi bertanda negative, maka butir atau
variabel tersebut tidak valid
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:
Dimana:
t = nilai thasil
r = koefisien korelasi hasil rhasil
n = jumlah reponden
3.6.3 Realibilitas
Realibilitas adalah ukuran yang menunjukan konsistensi dari alat
ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Setelah
melakukan pengujian validitas kuesioner, maka kuesioner terseut kita uji
realibilitasnya. Sebagaimana dikemukakan di muka, realibilitas adalah
ukuran yang menunjukan kestabilan dalam mengukur. Kestabilan disni
berarti kuesioner tersebut konsistensi jika digunakan untuk mengukur
konsep atau konstruk dari suatu kondisi ke kondisi yang lain.
Salah satu cara pengukuran ralibilitas dapat dilakuan dengan cara One
Shot. Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu,
kemudian dilakukan perbandinga dengan pertanyaan yang lain atau
dengan pengukuran perbandingan korelasi antarjawaban. Pada program
SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana
suatu kuesioner dikatakan realibel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar
dari 0,50.
Rumusnya sebagai berikut:
Dimana:
= Relibilitas instrument.
k =Banyaknya butir pertanyaan.
= Jumlah Varians butir.
= Varians total.
Dasar pengambilan keputusan:
• Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel, maka butir atau variabel
tersebut reliable.
• Jika r alpha postif dan r alpha < r tabel, maka butir atau variabel
tersebut tidak reliable.
• Jika r alpha > r tabel tapi bertanda negative, maka butir atau
variabel tersebut tidak reliable.
3.6.4 Uji Normalitas
Menurut Santosa & Ashari ( 2005, p231 ) pengujian normalitas adalah
pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian
yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistic parametric.Penggunaan
uji normalitas karena pada analisis statistic terdistribusi secara normal.
Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan megikuti
bentuk distribusi normal.
Menurut singgih santoso (2006), terdapat pedoman pengambilan
keputusan untuk melihat apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal
atau tidak,yaitu:
• Jika nilai sig atau nilai probabilitas < 0.05, maka distribusi
adalah tidak normal
• Jika nilai sig atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi
adalah normal.
3.6.5 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval
Dalam melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval gunanya
adalah untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametric yang mana data
setidak-tidaknya berskala interval (Kuncoro dan Riduwan, 2008, p30). Data yang
diperoleh dari kuesioner merupakan data dalam skala ordinal, dan akan diubah
menjadi data skala interval dengan menggunakan MSI (Method of Successive
Interval).
3.6.6 ANOVA
Analisis of variance atau ANOVA merupakan salah satu teknik
analisis multivariate yang berfungsi untuk membedakan rata-rata lebih dari
dua kelompok data dengan cara membandingkan variansinya. Analisis varian
termasuk dalam kategori statistic parametrik. Sebagai alat statistik
parametrik, maka untuk dapat menggunakan rumus ANOVA harus terlebih
dahulu perlu dilakukan uji asumsi meliputi normalitas, heterokedastisitas, dan
random sampling.
Analisis varian dapat dilakukan untuk menganalisis data yang berasal dari
berbagai macam jenis dan desain penelitian. Analisis varian banyak
dipergunakan pada penelitian-penelitian yang banyak melibatkan pengujian
komparatif yaitu menguji variabel terikat dengan cara membandingkannya
pada kelompok-kelompok sampel independen yang diamati. Analisis varian
saat ini banyak digunakan dalam penelitian survey dan penelitian eksperimen.
One way anova dilakukan untuk menguji perbedaan tiga kelompok atau lebih
berdasarkan satu variabel independen.
Konsep analisis variansi didasarkan pada konsep distribusi F dan biasanya
dapat diaplikasikan untuk berbagai macam kasus maupun dalam analisis
hubungan antara berbagai variabel yang diamati.Dalam perhitungan statistik,
analisis Variansi sangat dipengaruhi asumsi-asumsi yang digunakan seperti
kenormalan dari distribusi, homogenitas variansi dan kebebasan dari
kesalahan.Asumsi kenormalan distribusi memberi penjelasan terhadap
karakteristik data setiap kelompok. Asumsi adanya homogenitas variansi
menjelaskan bahwa variansi dalam masing-masing kelompok dianggap sama.
Sedangkan asumsi bebas menjelaskan bahwa variansi masing-masing
terhadap rata-ratanya pada setiap kelompok bersifat saling bebas.
3.6.7 Desain ANAVAR
Kekurangan dari desain dua kelompok dalam membandingkan lebih
dari dua variasi VB dapat diatasi dengan desain anavar (analysis of variance /
anova). Desain anavar satu-jalan (sering disebut desain anavar) digunakan
pada penelitian eksperimental yang memiliki sebuah VB, namun variasinya
lebih dari dua macam. Pada desain anavar, variasi-variasi dari sebuah VB
akan diperbandingkan dalam waktu bersamaan, dengan hanya membutuhkan
kelompok sejumlah variasi VB yang diperbandingkan dan kesalahan yang
dimungkinkan terjadi hanya satu kali 1os yang digunakan karena hanya
melakukan sekali analisis statistik. Desain anavar ini mengikuti metode
variasi seirama (method of concomitant variation) dalam hukum kausalitas
dari J.S.Mill.
Penggolongan desain eksperimental juga menunjukkan analisis
statistik yang digunakan pada desain dua kelompok digunakan uji-t,
sedangkan pada desain anavar digunakan analisis statistik uji-F anavar satu-
jalan (analysis of variance one-way F-test). Mengenai perhitungan uji-F akan
dijelaskan pada pembahasan randomized one-way anova. Dengan melakukan
penelitianeksperimental berdesain anavar, peneliti akan lebih yakin mengenai
hubungan sebab-akibat anatar VB dengan VT karena VT tidak hanya sekedar
diberikan pada suatu kelompok dan tidak diberikan pada kelompok lain, tapi
juga diberikan pada jumlah atau jenis yang berbeda. Bila perbedaan variasi
(jenis maupun kuantitas) VB yang diberikan pada beberapa kelompok
menyebabkan perbedaan hasil pada VT, maka keyakinan terhadap hubungan
sebab-akibat antara VB dengan VT semakin kuat.
Desain anavar dapat memiliki sebuah KK dengan beberapa KE
ataupun beberapa KE tanpa adanya KK. Misalnya, untuk mengetahui
perbedaan pengaruh jenis terapi terhadap penurunan tingkat stress, dapat
melibatkan empat kelompok penelitian, yang terdiri dari: KE1 diberi rational
emotive therapy, KE2 diberi cognitive behavior therapy, KE3 diberi person-
centered therapy, dan KK yang tidak diberikan terapi apapun. Dilihat dari
variasi VB, maka tergolong variasi presence-absence dan jenis variabel.
Variasi presence-absence terjadi karena ada kelompok yang tidak diberikan
terapi, sedangkan kelompok-kelompok yang lain diberikan terapi dengan
jenis yang berbeda.
Jenis-jenis desain anavar tidak jauh berbeda dengan desain dua
kelompok, yaitu sesuai dengan kontrol VS yang digunakan. Desain dua-
kelompok dan desain anavar tidak memiliki perbedaan dalam hal teknik
kontrol yang dapat dilakukan, semua teknik yang dilakukan pada desain dua
kelompok dapat dilakukan pada desain anavar, kecuali matching. Perbedaan
antara kedua desain adalah jumlah kelompok yang terlibat dan analisis
statistik yang dilakukan.
Asumsi yang digunakan adalah subjek diambil secara acak menjadi
satu kelompok n. Distribusi mean berdasarkan kelompok normal dengan
keragaman yang sama. Ukuran sampelantara masing-masing kelompok
sampel tidak harus sama, tetapi perbedaan ukuran kelompok sampel yang
besar dapat mempengaruhi hasil uji perbandingan keragaman.
3.6.8 Hipotesis pada ANOVA
Pada ANOVA, Hipotesis adalah:
Atau Ho berarti semua RATA-RATA (Means) tiap Grup (Grup 1,2 dan 3)
adalah sama.
H0:µ1=µ2..=µk
- Mean dari semua kelompok sama
- Tidak ada efek treatment (tidak ada keragaman mean dalam group).
Ha:µi<>µj(terdapat mean dari dua atau lebih kelompok tidak sama).
- Tidak seluruh mean populasi berbeda (beberapa pasang mungkin sama).
- Terdapat sebuah efek treatment
ANOVA
Y1 = X1 + X2 + X3 +....+ Xn
(metric) (nonmetrik)
3.6.9 Randomized One-way Anova
Desain ini diawali dengan melakukan randomisasi untuk memasukkan subjek
ke dalam lebih dari 2 kelompok penelitian. Selanjutnya, setiap kelompok penelitian
diberikan manipulasi VB (X) yang berbeda. pengukuran VT dilakukan setelah setiap
kelompok diberikan perlakuan (posttest).
Misalnya, Dina ingin mengetahui adakah pengaruh letak iklan terhadap
ingatan seseorang. Menurutnya, letak iklan di atas, letak iklan di tengah, dan letak
iklan di bawah memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ingatan seseorang. Untuk
itu ia melakukan penelitian eksperimental pada beberapa orang yang telah diacak
untuk masuk ke dalam tiga kelompok penelitian. Pada KE1 diberi iklan yang berada
di bagian atas halaman surat kabar, sedangkan KE2, diberi iklan yang sama, namun
letaknya di bagian tengah halaman surat kabar, dan KE3, iklan yang sama berada di
bagian bawah halaman surat kabar. Untuk mengetahui apakah ketiga letak iklan yang
berbeda memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ingatan subjek, maka dilakukan
analisis statistik uji-F anavar satu jalan (one – way F-test). Uji- F satu jalan ini
disebut juga F-omnibus atau F-overall, dengan rumus sebagai berikut :
F = V Ak
V Dk
R X1 0
R X2 0
R X3 0
Keterangan :
F = uji – F anavar satu jalan
V Ak = varians antar kelompok
V Dk = varians dalam kelompok
Untuk varians antar kelompok (V Ak) dan varians dalam kelompok (V Dk),
masing-masing diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
V Ak =
VDk=
Keterangan :
V Ak = varians antar kelompok
SS Ak = sum of square antar kelompok
df Ak = degrees of freedom antar kelompok (df Ak = K-1)
V Dk = varians dalam kelompok
SS Dk = sum of square dalam kelompok
df Dk = degrees of freedom dalam kelompok (df Dk = N-k)
3.6.10 Uji Asumsi Pra Analisis
Sebagai statistika parametric, maka analisis data dalam rancangan
percobaan ini harus memenuhi asumsi sesatan berdistribusi NID (0,σ2).
Secara garis besar sesatan suatu model linear tersebut harus memenuhi
asumsi: 1) Linearitas, 2) Independensi, 3) Normalitas, dan 4) Homogenitas.
3.6.11 Mengestimasi Fungsi Desain Anavar One-way
Dengan menggunakan program komputer perhitungan statistik,
koefisien fungsi desain anavar satu-jalan bisa dihitung. Pendekatan
penghitungan dengan menggunakan analisis statistikuji-F anavar satu-jalan
(analysis of variance one-way-F-test). Metode analysis of variance one-way-
F-test memasukkan variabel bebas secara berurutan (sequentially) didasarkan
pada kemampuannya untuk menganalisis perbedaan dari setiap variabel
dalam penelitian ini. Metode ini sangat penting jika ingin menyeleksi variabel
mana yang mempunyai kemampuan membedakan yang besar.
Model analisis desain anavar satu-jalan berkenaan dengan kombinasi linear
yang bentuknya sebagai berikut :
SS Ak = ∑ –
SS Dk = ∑ X² - ∑
Setelah diperoleh nilai SS AK dan SS Dk, maka dapat dihitung V Ak dan V Dk
dengan rumus sebelumnya. Untuk itu, perlu dihitung terlebih dahulu degrees of
freedom(df) untuk masing-masing varians. Nilai df Ak diperoleh dari jumlah
kelompok dikurangi 1 (df Ak = k-1), sedangkan df Dk diperoleh dari jumlah
seluruh subjek dikurangi jumlah kelompok penelitian (df Dk = N-k).
V Ak =
V Dk =
Dari perhitungan varians di atas, maka dapat dihitung nilai uji-F anavar satu jalan
untuk contoh penelitian tersebut. Berikut perhitungan nilai uji-F dari data di atas.
F =
Untuk mengetahui signifikansi hasil perhitungan di atas, maka diperlukan
tabel uji-F. Penggunaan tabel uji-F berbeda dengan tabel uji-t, karena melibatkan
2 nilai df, yaitu df Dk dan df Ak. Karena V Ak sebagai pembilang (numerator)
dan V Dk sebagai penyebut (denominator) pada persamaan uji –F di atas, maka
pada tabel F nilai df Ak merupakan nilai df yang mendatar (horizontal)
sedangkan nilai df Dk merupakan nilai df yang menurun (vertikal).
Namun dari hasil analisis statistik uji-F anavar satu jalan ini, kita harus
melakukan sebuah analisis statistik lanjutan, yaitu multiple-groups comparison
atau post-hoc test. Analisis ini hanya dilakukan apabila perhitungan uji-F
memperoleh hasil yang signifikan. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk
melakukan post-hoc test, salah satunya adalah Scheffe test. Dengan analisis ini,
skor VT setiap kelompok akan dibandingkan dengan satu kelompok yang lain,
sehingga untuk penelitian di atas akan terjadi tiga perbandingan, yaitu kelompok
1 dengan kelompok 2, kelompok 1 dengan kelompok 3, dan kelompok 2 dengan
kelompok 3. Prinsip perbandingan ini sama dengan analisis pada desain dua –
kelompok, dimana setiap analisis statistik digunakan untuk menegtahui apakah
kedua kelompok berbeda. Setiap perbandingan perlu dilakukan perhitungan,
berikut ini contoh rumus Scheffe test untuk perbandingan kelompok.
Fs:
Keterangan :
Fs = Scheffe test
M1 = rata-rata skor kelompok 1
M2 = rata-rata skor kelompok 2
V Dk = varians dalam kelompok
n1 = jumlah subjek kelompok 1
n2 = jumlah subjek kelompok 2
3.7 Rancangan Hipotesis
Menurut Sugiyono (2006, p51) perumusan hipotesis penelitian merupakan
langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori
dan kerangka berfikir.Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan
secara kuantitatif.Pengujian hipotesis keputusan untuk menolak atau tidak
menolak hipotesis yang sedang diuji.
Perhitungan yang akan digunakan adalah menggunakan cara SPSS.16 yang akan
menghasilkan pemasaran, dimana dari hasil SPSS.16 akan diketahui apakah
perhitungan signifikan atau tidak serta akan menjelaskan hubungan antara
variabel yaitu, Brand Personality (X1), (Y) Citra merek : Kepercayaan (1),
Pengetahuan (2), Atribut (3), Keuntungan (4), Sikap merek (5)
Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tujuan
penelitian, dengan tingkat kepercayaan 95% sehingga tingkat persisi atau batas
ketidakakuratan (alpha) sebesar 5% atau 0.05.
Dasar uji hipotesis ini yaitu:
Sig 0.05 maka Ho diterima, Ha ditolak
Sig 0.05 maka Ho ditolak, Ha diterima
Berdasarkan judul penelitian yaitu : “ Analisis data eksperimen pengaruh dari
brand personality terhadap Citra merek Bagi siswa bimbingan belajar SSC
Pakubuwono Kebayoran Baru” maka dapat ditentukan:
X1 = Excitement
X2 = Sincerity
X3 = No Treatment
Y1 = Kepercayaan
Y2 = Pengetahuan
Y3 = Atribut
Y4 = Keuntungan
Y5 = Sikap merek
Berdasarkan berbagai kajian teori dapat diasumsikan bahwa akan terjadi
presepsi hipotesis dari brand personality terhadap brand image (
Kepercayaan, Pengetahuan, Atribut, Keuntungan, Sikap merek ) siswa
bimbingan belajar di SSC. yang di hipotesiskan sebagai berikut :
H1 :Ada pengaruh dari treatment “Brand personality terhadap Citra merek
bagi siswa bimbingan belajar SSC pada tahap 1, 2, dan 3” akan lebih
signifikan. Akan terjadi hubungan yang lebih besar dari nol.
H2 :Ada perbedaan rata-rata secara signifikan dari treatment “Brand
personality terhadap Citra merek bagi siswa bimbingan belajar SSC pada
tahap 1,2 dan 3”.dan akan terjadi hubungan yang lebih besar dari nol.
3.8 Rancangan Pemecahan Masalah
Berdasarkan dengan judul tujuan penelitian ini yaitu Menganalisis Data
Eksperimen dari brand personality terhadap brand image yang meliputi
kepercayaan, pengetahuan, atribut, Keuntungan, dan Sikap merek bagi siswa
bimbingan belajar SSC di Pakubuwono Kebayoran Baru dan dua treatment dari
brand personality yang meliputi Sincerity dan Excitment”. Maka untuk
mendapatkan hasil dari setiap tujuan penelitian dilakukan survey melalui
penyebaran kuisioner secara bertahap dengan tiga kali pemberian kuisioner
kepada 60 responden yang sama, dan tiap responden tersebut dibagi 3 kelompok
pada setiap treatment yang diberikan kelompok kelas pertama diberikan
treatment sincerity dengan 20 responden, kelompok kelas kedua diberikan
treatment exciting dengan 20 responden dan kelompok kelas pengontrol tidak
diberikan treatment hanya diberikan pertanyaan kuisioner . Dari hasil kuisioner
tersebut, diolah dengan sedemikian rupa dengan menggunakan metode analysis
of variance one-way anova yang merupakan program SPSS 16.0 dari hasil yang
telah diolah tersebut maka akan mendapatkan informasi yang diinginkan dan juga
dapat digunakan untuk mrnganalisis variabel-variabel dan menggambarkan
hubungan antara variabel-variabel yang telah diukur. Dalam penelitian ini juga
dapat membantu perusahaan yaitu lembaga bimbingan belajar SSC yang
merupakan perusahaan dalam bidang pelayanan jasa kepada pelajar yang
memerlukan bimbingan belajar non formal, dapat mengevaluasi apakah variabel-
variabel yang sudah ditentukan tersebut dapat mempengaruhi Citra merek yang
meliputi Kepercayaan, Pengetahuan, Atribut, Keuntungan, dan Sikap merek.
harapan dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan hasil yang memuaskan
dan dapat membantu perusahaan jasa dalam bidang pendidikan yang ditujukan
kepada lembaga bimbingan belajar SSC dan juga para konsumen.