bab 3 metode penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2012-1-00377-mn...

21
29 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam penelitian ini,jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang deskriptif dan asosiatif. Menurut Kuncoro (2003:p9), penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi dimana bertujuan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subjek yang diteliti. Penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih dimana bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan asosiasi antara dua variabel atau lebih. Sedangkan Time Horizon yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross-sectional yang menurut Sekaran (2006,p177) adalah studi yang dilakukan dengan data hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Dimana unit analisis yang diteliti adalah secara individu yaitu pelanggan di Domino’s PizzaSenayan City. Tabel 3.1 Metode yang Digunakan Desain penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional T-2 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional T-3 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional T-4 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional T-5 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional Sumber: Peneliti (2012)

Upload: lamthuan

Post on 17-Sep-2018

269 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang Digunakan

Dalam penelitian ini,jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang

deskriptif dan asosiatif. Menurut Kuncoro (2003:p9), penelitian deskriptif merupakan

penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi

dimana bertujuan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan

dengan current status dari subjek yang diteliti. Penelitian asosiatif merupakan

penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua

variabel atau lebih dimana bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan

asosiasi antara dua variabel atau lebih. Sedangkan Time Horizon yang digunakan

dalam penelitian ini adalah studi cross-sectional yang menurut Sekaran (2006,p177)

adalah studi yang dilakukan dengan data hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama

periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan

penelitian. Dimana unit analisis yang diteliti adalah secara individu yaitu pelanggan

di Domino’s PizzaSenayan City.

Tabel 3.1 Metode yang Digunakan

Desain penelitian

Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon

T-1 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional

T-2 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional

T-3 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional

T-4 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional

T-5 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional

Sumber: Peneliti (2012)

30

Keterangan:

1. T-1= Untuk mengetahui pengaruh Experiential Marketing terhadap Ekuitas

merek Domino’s Pizza Senayan City

2. T-2= Untuk mengetahui pengaruh Experiential Marketing terhadap

Keputusan pembelian pelanggan Domino’s Pizza Senayan City

3. T-3= Untuk mengetahui pengaruh Ekuitas merek terhadap keputusan

pembelian pelanggan Domino’s Pizza Senayan City

4. T-4= Untuk mengetahui pengaruh Ekuitas merek terhadap Loyalitas

pelanggan Domino’s Pizza Senayan City.

5. T-5= Untuk mengetahui pengaruh Keputusan pembelian terhadap loyalitas

pelanggan Domino’s Pizza Senayan City.

3.2 Tabel Operasionalisasi Variable

Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel

Variabel Konsep variabel Sub

Variabel Indikator Ukuran

Skala

pengukuran

Experiential

Marketing

(X)

Konsep pemasaran

yang berusaha

mengkomunikasikan

produk yang dijual

dengan menarik

perhatian konsumen,

menyentuh hati

untuk menanamkan

kesan baik ke dalam

pikiran dan hati

konsumen berkenaan

dengan produk yang

dijual.

Panca Indera

(Sense)

- Indera penglihatan

- Indera penciuman

(bau /aroma)

- Indera pengecap

- Indera pendengaran

- Indera peraba

Ordinal Likert

Perasaan

(Feel)

- Suasana hati

konsumen

- Emosi jiwa

konsumen

Ordinal Likert

Berpikir

(Think)

- Keterlibatan

konsumen dalam

mengkonsumsi

Ordinal Likert

31

(Schmitt,2003)

produk

- Perilaku

Kebiasaan

(Act)

- Gaya Hidup

- Interaksi dengan

konsumen

Ordinal Likert

Pertalian

(relate)

- Keterlibatan sense,

feel, think, dan act

Ordinal Likert

Brand

Equity (Y1)

Ekuitas merek

adalah seperangkat

asset yang terkait

dengan suatu nama

brand dan simbol

yang mampu

menambah atau

mengurangi nilai

yang diberikan oleh

sebuah produk atau

jasa, baik itu pada

perusahaan maupun

para konsumen.

(David Aaker-

Tjiptono 2005:38)

Brand

Loyalty

- Switchers/Price

sensitive

- Satisfied/habitual

buyer

- Satisfied buyer with

switching cost

Ordinal Likert

Brand

Awareness

-Puncak pikiran

Ordinal Likert

Brand

Associations

-Atribut produk

Ordinal Likert

Perceived

Quality

- Kinerja

- Karakteristik produk

- Ketahanan

- Keandalan

Ordinal Likert

Proses

Keputusan

Pembelian

(Y2)

Model ini

menekankan bahwa

proses pembelian

bermula sebelum

pembelian dan

berakibat jauh

setelah pembelian.

Setiap konsumen

tentu akan melewati

kelima tahap ini

Pengenalan

Masalah

(Kebutuhan)

- Kebutuhan dasar

seseorang untuk

membeli

Ordinal Likert

Pencarian

Informasi

- Perolehan informasi

tentang produk/jasa

- Perolehan informasi

tentang produk/jasa

dari pengalaman

(teman, rekan

kerja,kerabat,dll)

Ordinal Likert

32

untuk setiap

pembelian yang

mereka buat (Kotler

dalam Bilson

Simamora, 2008:15)

Evaluasi

Alternatif

- Produk/ jasa masuk

referensi karena

kualitas dan fungsi

yang sesuai

kebutuhan

Membuat

Keputusan

Pembelian

- Melakukan

pembelian atau tidak

Ordinal Likert

Perilaku

Pasca

Pembelian

- Kepuasan pelanggan

setelah pembelian

dan pengkonsumsian

produk

Ordinal Likert

Loyalitas

Pelanggan

(Z)

Customer loyalty

adalah suatu

pembelian ulang

yang dilakukan oleh

seorang pelanggan

karena komitmen

pada suatu merek

atau perusahaan

Kotler (2005,p18)

Repeat

Purchase

- Konsumen bersedia

melakukan

pembelian kembali

- Frekuensi kunjungan

- Keingintahuan

Ordinal Likert

Purchase

across

product or

service lines

- Bersedia membeli

produk/jasa lain yang

ditawarkan

Ordinal Likert

Refers Other - Merekomendasikan

kepada orang lain

Ordinal Likert

Competitor

Retention

- Konsumen tidak

beralih ke pesaing

Ordinal Likert

Sumber: Peneliti (2012)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dibedakan berdasarkan sumber data.Menurut Sekaran dan Bougie

(2010, 180) data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.Data primer

adalah informasi yang diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau

obyek penelitian untuk tujuan penelitian (Sekaran dan Bougie 2010, 180). Data

33

sekunder merupakan kumpulan informasi yang didapat melalui sumber yang telah

tersedia sebelumnya(Sekaran dan Bougie 2010, 37).

Berdasarkan tujuan penelitian, ada beberapa data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini. Jenis dari masing-masing data tersebut adalah kuantitatif dan sumber

datanya adalah primer dan sekunder.

Data primer yang didapat secara langsung dari pelanggan Domino’s pizza

Senayan City yang dijadikan sebagai responden melalui penyebaran kuesioner dan

data sekunder data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan

oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, dalam penelitian ini

berupa Jurnal dan Buku buku yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Riduwan dan Kuncoro (2007, p213) mengatakan bahwa teknik pengumpulan

data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian.

Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis,

informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang

diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data, maka dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu:

1) Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis yang telah

dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam

alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran,2006, p82). Dalam hal ini,

peneliti mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan kuesioner,

dimana peneliti menyusun seperangkat pernyataan yang ditujukan kepada

sampel pelangganDomino’s Pizza Senayan City dengan tujuan agar

34

mendapatkan data primer dari respoden mengenai Experiential Marketing,

ekuitas merek, keputusan pembelian dan loyalitas pelanggan.

2) Studi Pustaka

Peneliti mengambil sumber data yang relevan dengan bahan penelitian dari

berbagai literature, baik buku, jurnal, artikel, internet dan sebagainya guna

membantu peneliti untuk menganalisa dan mendeskripsikan masalah dalam

penelitian ini.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p40) teknik sampling adalah suatu

cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini

harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat

mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan simple

random sampling. Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan

peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel dan simple random sampling merupakan cara pengambilan sampel dari

anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota

populasi tersebut (Ridwan dan Kuncoro, 2008, p41). Untuk penelitian ini, Sampel

yang digunakan adalah pelanggan Domino’s Pizza Senayan City.

Ukuran sampel yang digunakan di dalam penelitian ini ditentukan dengan

berdasarkan pada beberapa pertimbangan teknik penentuan ukuran sampel di dalam

structural equation modeling . Riduwan dan Kuncoro (2008, p56) di dalam bukunya

mengutip beberapa pendapat ahli, yaitu Kelloway dan Marsh et. al., ukuran sampel

untuk model persamaan struktural (SEM) paling sedikit adalah 200 pengamatan.

35

Selain itu, Joreskog dan Sorbom menyatakan bahwa hubungan antara banyaknya

variabel dan ukuran sampel minimal dalam model persamaan struktural dapat dilihat

pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3 Ukuran Sampel Minimal dan Jumlah Variabel

Jumlah Variabel Ukuran Sampel Minimal

3 200

5 200

10 200

15 360

30 630

25 975

30 1395

Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2008,p56)

Selain itu, karena nantinya di dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan structural equation modeling dengan metode estimasi Maximum

Likelihood apabila data memenuhi asumsi multivariate normality dan akan

mengkoreksi ketidaknormalan dengan menggunakan Robust Maximum Likelihood,

maka peneliti juga akan menentukan ukuran sampel berdasarkan metode estimasi

tersebut. Menurut Hair et. al., ukuran sampel yang disarankan untuk penggunaan

dengan estimasi Maximum Likelihood adalah sebesar 100-200 (Ghozali dan

Fuad,2008,p36). Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka ukuran

sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini, yaitu sejumlah 200 responden.

36

3.6 Teknik Pengolahan Sampel

Peneliti melakukan pre-test kepada 40 sampel guna menguji validitas dan

reliabilitas dari kuesioner penelitan. Kemudian, peneliti melanjutkan untuk

membagikan kuesioner kepada 200 sampel penelitian dan kemudian mengolah data

tersebut dengan menggunakanmetode Structural Equation Modeling.

3.7 Metode Analisis

Pada Tabel 3.4 disajikan metode analisis yang digunakan untuk mencapai

tujuan-tujuan di dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data

dilakukan dengan software SEM AMOS Versi 21.

Tabel 3.4 Metode Analisis

Tujuan penelitian Metode Analisis

T-1 Structural Equation Modeling

T-2 Structural Equation Modeling

T-3 Structural Equation Modeling

T-4 Structural Equation Modeling

T-5 Structural Equation Modeling

Sumber: Peneliti (2012)

Alasan peneliti untuk menggunakan metode Structural Equation Modeling

(SEM) adalah variabel penelitian di dalam penelitian ini, yaitu Experiential

Marketing, Ekuitas Merek, Keputusan pembelian, dan Loyalitas pelanggan, seluruh

variabel tersebut merupakan variabel laten yang memerlukan variabel teramati

(indikator) untuk mengukurnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh

Sitinjak dan Sugiarto (2006,p44) bahwa jika semua variabel dalam suatu model

merupakan variabel teramati, hubungan pengaruh dari variabel tersebut dapat

37

dianalisis dengan analisis regresi atau path analysis. Namun jika variabel-variabel

dalam model tersebut tidak semuanya terukur, analisis hubungan dapat dilakukan

dengan SEM.

Selain itu, penelitian ini menggunakan SEM karena kemampuannya untuk

memasukkan variabel laten ke dalam analisis (Hair et al. 2010, 635). Sehingga

mengurangi kesalahan pengukuran pada konsep, dan juga meningkatkan prediksi

statistik dari keterhubungan antar variabel dengan mengukur kesalahan pengukuran

dalam sebuah konsep.

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Sekaran dan Bougie (2010, 157-160).Validitas adalah tingkat

ketepatan alat ukur penelitian tentang arti atau isi yang sebenarnya diukur.Uji

validitas dilakukan untuk melihat seberapa jauh ketepatan dalam penggunaan

pernyataan maupun pertanyaan di dalam kuesioner untuk memperoleh data

primer.Dalam pengujian validitas, terdapat tiga macam pengujian, yaitu

validitas isi, validitas keterkaitan, validitas membangun.Dalam validitas isi

diukur nilai kesesuaian dari item yang ada dalam konsep tersebut. Validitas

keterkaitan adalah validitas yang memisahkan variabel yang ingin diukur dari

kumpulan variabel lainnya, sedangkan dalam validitas membangun,

dilakukan pengukuran terhadap kesesuaian teori terhadap desain

penelitian.Sebuah kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang hendakdiukur oleh

kuesioner tersebut.

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstruk. Uji validitas konstruk, menjelaskan validitas sebagai kualitas yang

38

diukur oleh sebuah pengujian, serta menilainya dengan memperlihatkan

bahwa konstruk tertentu yang dapat diterangkan, bisa menyebabkan baik

buruknya penampilandalam pengujian.Validitas konstruk terdiri dari validitas

konvergen dan diskriminan.Validitas konvergen terjadi apabila dari hasil

yang didapatkan melalui olah data terdapat dua insturmen penelitian atau

variabel yang memiliki keterkaitan (Sekaran dan Bougie 2010, 160).Untuk

melihat keterkaitan pada validitas konverjen, digunakan analisis faktor.

Analisis faktor ada dua jenis, yaituEFA (exploratory factor analysis) dan

CFA (confirmatory factor analysis). Penelitian ini menggunakan CFA untuk

menunjukkan keterkaitan antara variabel.

Tabel 3.5 Factor loading uji validitas

Factor Loading Jumlah Sampel Signifikan

0,30

0,35

0,40

0,45

0,50

0,55

0,60

0,65

0,70

0,75

350

250

200

150

120

100

85

70

60

50

Sumber: Hair et al. 2010, 117

39

Menurut Hair et al. (2010, 777) angka minimal dari factor loading

adalah ≥0,5 atau idealnya ≥0,7. Penelitian ini menggunakan 200 sampel yang

menggunakan factor loading 0,40, sedangkan dalam uji pendahuluan

penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 50 sehingga pada uji

pendahuluan factor loading yang digunakan sebesar 0,75. Jenis validitas lain

yang harus ditempuh untuk mencapai validitas pembangun adalah validitas

diskriminan. Menurut Hair et al. (2010, 137) validitas diskriminan adalah

pengujian yang dilakukan untuk mengukur perbedaan antara dua variabel

yang mirip secara konseptual.

Uji validitas kedua dalam validitas konstruk adalah validitas

diskriminan. Validitas diskriminan tercapai apabila terjadi korelasi yang

rendah antara dua variabel yang seharusnya tidak saling berkorelasi

(McDaniel dan Gates 2010, 320). Untuk melihat korelasi antar variabel,

dilakukan pengujianaverage variance extracted (AVE). Menurut Malhotra

(2010, 702). AVE merupakan varians dari indikator-indikator yang dijelaskan

dalam konstruk laten Nilai AVE berkisar dari angka 0 sampai 1. Validitas

diskriminan dikatakan tercapai apabila nilai AVE lebih besar dari nilai

korelasi yang dikuadratkan (Hair et al. 2010, 710). AVE dapat diukur dengan

rumusberikut:

∑ Std. Loading2

Average Variance Extracted =

∑ Std. Loading2+ ∑εj

40

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah proses yang dilakukan untuk menguji keandalan

data (Sekaran dan Bougie 2010, 324). Untuk menguji keandalan suatu data,

hal yang dapat dijadikan acuan adalah Cronbach’s alpha dari analisis data

tersebut.Cronbach’s alpha menunjukkan seberapa besar faktor keterhubungan

antara suatu variabel dengan variabel lainnya.Menurut Sekaran dan Bougie

(2010, 161) uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kebaikan dari suatu

alat pengukur, yang dapat dilihat dari konsistensi dan stabilitas alat ukur

tersebut.Konsistensi dari sebuah alat ukur dalam mengukur fenomena yang

ada. Selain itu reliabilitas juga mengukur tingkat stabilitas suatu alat ukur

yang dapat menunjukkankemampuan alat ukur tersebut untuk mengukur

suatu konsep tetap sama kapan pun suatu penelitian dilakukan.

Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan Cronbach’s

alpha.Alasan menggunakan uji ini adalah karena uji Cronbach’s alpha

merupakan teknik pengujian keandalan kuesioner yang paling sering

digunakan (Sekaran dan Bougie 2010, 205). Nilai Cronbach’s alpha yang

menjadi acuan adalah di atas 0,70. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hair et

al. (2007, 244) bahwa batas bawah untuk Cronbach’s alpha adalah 0,70.

Tingkat keandalan Cronbach’s alpha ditunjukkan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6Tingkat keandalanCronbach’s alpha

Nilai Cronbach’s alpha Tingkat Keandalan

< 0,60

0,60 – < 0,70

0,70 - <0,80

0,80 - <0,90

≥0,90

Kurang andal

Cukup andal

Andal

Sangat Andal

Paling Andal

Sumber: Hair et al. 2007, 244

41

3.7.3 Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan

model- model penelitian yang diajukan. Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah data yang diolah berdistribusi normal dalam artian sampel

yang diambil berasal dari populasi yang sama. Sebaran data harus dianalisis

untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat

diolah lebih lanjut pada path diagram.

Menurut Singgih santoso (2006), terdapat pedoman pengambilan

keputusan untuk melihat apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal

atau tidak, yaitu:

• Jika nilai Sig. atau nilai probabilitas < 0.05, maka distribusi adalah tidak

normal

• Jika nilai Sig. atau nilai probabilitas > 0.05, maka distribusi adalah

normal.

3.7.4 Structural Equation Modeling (SEM)

SEM adalah singkatan dari model persamaan struktural (structural

equation model) yang merupakan generasi kedua teknik analisis multivariate

yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang

kompleks baik recursive maupun nonrecursive untuk memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai suatu model (Ghozali dan Fuad,2008, p3). Tidak

seperti analisis multivariate biasa (regresi berganda dan analisis faktor) SEM

dapat melakukan pengujian secara bersama-sama:

1. Model struktural : hubungan antara konstruk independen dan dependen

42

2. Model measurement: hubungan (nilai loading) antara indikator dengan

konstruk (variabel laten)

Digabungkannya pengujian model struktural dan pengukuran tersebut

memungkinkan peneliti untuk:

1. Menguji kesalahan pengukuran (masurement error) sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari Structural Equation Modeling

2. Melakukan analisis faktor bersamaan dengan pengujian hipotesis

Menurut Hair et al. (2010, 687), SEM, terdapat pendekatan yang

disebut dengan pendekatan dua tahap SEM. Tahap pertama dari pendekatan

ini adalah menggunakan model pengukuran (CFA). CFA merupakan tekhnik

yang digunakan untuk menguji seberapa baik variabel yang telah diukur

dapat merepresentasikan konstruk yang lebih kecil (Hair et al. 2010, 693).

Setelah melakukan CFA, tahap kedua adalah menguji model struktural.

Model struktural diuji setelah pengukuran tentang keandalan dan validitas

telah tercapai (Hair et al. 2010, 692). Pengukuran model struktural tepat

digunakan untuk menguji hubungan antar variabel.

Menurut Hair et al. (2010, 637), ada dua jenis variabel laten, yaitu

variabel eksogen (variabel bebas) dan variabel endogen (variabel terikat).

Variabel eksogen merupakan variabel yang bertindak sebagai variabel

independen di dalam model dan dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar model.

Sedangkan variabel endogen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang ada di dalam model.

Buku hair et. al (2006) dalam (Ghozali dan Fuad ,2008,p15) membagi

kegiatan SEM dalam enam tahapan , yakni mendefinisikan konstruk-

konstruk, membuat measurement model, membuat desain riset serta estimasi

43

model, menilai validitas measurement model, membuat structural model, dan

menguji derajat kecocokan.

Menurut (Ghozali dan Fuad, 2008, p4) , SEM bermanfaat sebagai alat

statistik yang sangat berguna dan menjadi ”keharusan” untuk penelitian non-

eksperimental, dimana metode untuk pengujian teori belum dikembangkan

secara menyeluruh (Bentler,1980). Software yang menawarkan SEM antara

lain adalah; LISREL (Joreskoq dan Sorbom, 1996), AMOS (Arbuckle, 1995),

EQS (Bentler,1995), ROMANO (Browne, Mels dan Coward, 1994),

SEPATH (Steiger,1994), dan LISCOM (Muthen, 1988).

Perhitungan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan SPSS 20 dan SPSS AMOS yang akan menjelaskan bagaimana

hubungan antar 4 variabel yang akan diteliti yaitu Experiential Marketing

(X), Ekuitas Merek (Y1), Keputusan pembelian (Y2), dan Loyalitas pelanggan

(Z).

3.7.4.1 Karakteristik Structural Equation Modeling (SEM)

Menurut Ghozali dan Fuad (2008), karakteristik Structural

Equation Modeling (SEM) adalah sebagai berikut:

1. SEM merupakan kombinasi teknik analisis data multivariat

interdependensi dan dependensi, yaitu analisis faktor konfimatori

dan analisis jalur

2. Variabel yang dianalisis adalah variabel laten (konstruk), yaitu

variabel yang tidak dapat diobservasi langsung tetapi diukur

melalui indikator-indikator terukur atau variabel manifes

44

3. SEM bertujuan bukan untuk menghasilkan model melainkan

menguji atau mengkonfirmasikan model berbasis teori, yaitu

model pengukuran dan model struktural.

3.7.4.2 Asumsi-asumsi SEM

SEM mensyaratkan beberapa asumsi untuk pengolahan data

sebagai berikut (Singgih Santoso, 2011):

a. Ukuran Sampel, Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam

pemodelan SEM adalah minimum berjumlah 100 atau lima kali

jumlah indikator

b. Normalitas data merupakan salah satu syarat

dapatdioperasikannya SEM untuk mengolah pemodelan yang

dibuat, agar hasil analisis tidak menjadi bias. Dalam SEM ada dua

tahap dalam menguji normalitas yaitu berdasarkan setiap variabel

dan secara bersama-sama atau biasa disebut multivariate

normality.

c. Data Outliner, Outliers adalah observasi yang muncul dengan

nilai-nilai ekstrim baik secara univariatemaupun multivariate yaitu

yang muncul karena kombinasi dari observasi-observasi lainnya.

Outliers terjadi karena adanya kombinasi unik dan nilai-nilai yang

dihasilkan di observasi-observasi tersebut sangat berbeda dari

observasi lainnya

45

3.7.4.3 Uji Kelayakan SEM

Menurut Ferdinand (2006), untuk melakukan uji

kesesuaian dan uji statistic diperlukan beberapa indeks kesesuain

dan cut-off valuenya untuk digunakan dalam pengujian sebuah

model:

• Chi-Square( x2)

Perhitungan Chi-Square didapat dengan melihat pada

output (kata Chi-Square). Sebuah model dianggap baik atau

memuaskan apabila memiliki nilai chi-square yang rendah.

Semakin kecil nilai Chi-Square semakin baik model tersebut dan

dapat diterima berdasarkan probabilitas dengan cut off value

sebesar p > 0.05 atau p > 0.10

• RMSEA ( The Root Mean Square Error of Approximation )

Adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk

mengkopensasi chisquare statistic dalam sampel yang besar . Nilai

RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila

model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil

atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya

model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu

berdasarkan degrees of freedom

• GFI ( Goodness of Fit Index )

Ukuran non statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0

( poor fit ) sampai dengan 1.0( perfect fit ). Nilai yang tinggi

dalam indeks menunjukkan sebuah"better fit"

• AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index )

46

Tingkat penerimaan yang direkomendasikanadalah bila AGFI

mempunyai nilai ≥ 0,90.

• CMIN/DF

Menunjukkan The Minimum Sample Discrepancy

Function yang dibagi dengan degree of freedom. CMIN/DF tidak

lain adalah statistic chisquare, χ2dibagi DF disebut χ2relatif. Bila

nilai χ2 relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari

acceptable fit antara model dan data

• TLI (Tucker Lewis Indeks)

Adalah sebuah alternative incremental fit index yang

membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah

baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk

diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0.95 dan nilai

yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit

• CFI (Comparative Fit Index)

CFI yang mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang

paling tinggi. Nilai yang direkomendasikan bagi CFI adalah

≥ 0,95.

3.7.4.4 Analisa Pengaruh antar konstruk

Pengaruh antara konstruk laten dibagi berdasarkan

kompleksitas hubungan variabel, yaitu (Ghozali dan Fuad 2008):

1. Pengaruh langsung (direct effects)

2. Pengaruh tidak langsung (indirect effects)

47

3. Pengaruh total (total effects)

Pengaruh total merupakan penjumlahan dari pengaruh langsung dan

pengaruh tidak langsung. Pada software AMOS, pengaruhlangsung

diperoleh dari nilai output standardized effect, sedangkan pengaruh

tidak langsung diproleh dari nilai output standardized indirect effect ,

dan pengaruh total diperoleh dari nilai output standardized total

effect.

3.8 RancanganUji Hipotesis

Menurut Sugiyono(2004,p51) perumusan hipotesis penelitian merupakan

langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan

kerangka pemikiran. Untuk dapat diuji,suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara

kuantitatif. Pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan

keputusan dapatdibuat yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis

yang sedang diuji.

Dasar pengambilan keputusan dapat ditentukan dengan membandingkan nilai

probabilitas sig dengan nilai probabilitas 0,05 :

a) Jika nilai probabilitas (P)> 0,05 , maka H0diterima

b) Jika nilai probabilitas (P)<0,05, maka H0 ditolak.

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis 1

Ho : Tidak ada pengaruh Experiential Marketing terhadap Ekuitas merek

Domino’s Pizza Senayan City

H1 : Ada pengaruh Experiential Marketing terhadap pembentukan Ekuitas

merek Domino’s Pizza Senayan City

48

Hipotesis 2

Ho : Tidak ada pengaruh Experiential Marketing terhadap Keputusan

Pembelian pelanggan Domino’s Pizza Senayan City

H1 : Ada pengaruh Experiential Marketing terhadap Keputusan

Pembelianpelanggan Domino’s Pizza Senayan City

Hipotesis 3

Ho : Tidak ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Keputusan Pembelian

pelanggan Domino’s Pizza Senayan City

H1 : Ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Keputusan Pembelian pelanggan

Domino’s Pizza Senayan City

Hipotesis 4

Ho: Tidak ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Loyalitas pelanggan

Domino’s Pizza Senayan City

H1: Ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Loyalitas pelanggan Domino’s Pizza

Senayan City

Hipotesis 5

Ho:Tidak ada pengaruh Keputusan Pembelian terhadap Loyalitas pelanggan

Domino’s Pizza Senayan City

H1:Ada pengaruh Keputusan Pembelian terhadap Loyalitas pelanggan

Domino’s Pizza Senayan City

3.9 Rancangan Pemecahan Masalah

Rancangan pemecahan masalah ini yaitu dari hasil penyebaran kuisioner yang

nantinya didapat dan dianalisis bagaimana pengaruh experiential marketing terhadap

ekuitas merek dan keputusan pembelian serta implikasinya terhadap loyalitas

49

konsumen Domino’s Pizza di Senayan City. Dengan lima dimensi yang terdapat

dalam variabel experiential marketing dan disusun pernyataan yang mewakili tiap

dimensi untuk mengukur bagaimana pengaruh tiap dimensi yang ada terhadap

ekuitas merek dan keputusan pembelian. Dimana kelima dimensi yang dipakai

adalah sense, feel, think, act, dan relate. Kemudian di analisis pula bagaimana

nantinya ekuitas merek dan keputusan pembelian dapat meningkatkan loyalitas

konsumen Domino’s Pizza Senayan City.

Sehingga nantinya gambaran yang di dapat akan digunakan sebagai bahan

evaluasi mengenai efektivitas penerapan experiential marketing yang telah dilakukan

selama ini terhadap pembentukan ekuitas merek dan keputusan pembelian dalam

upaya Domino’s Pizza untuk meningkatkan loyalitas konsumen atas Domino’s Pizza

Senayan City.