bab iii metode penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/ecolls/doc/bab3/2012-2-00059-ps...
TRANSCRIPT
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis
3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2007:3) variabel bebas adalah “variabel yang
mempengaruhi variabel terikat dan menjadi penyebab atas sesuatu hal atau
timbulnya masalah lain”.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini yang
merupakan variabel independen pertama adalah adalah Komunikasi
Orangtua (X) sedangkan yang merupakan variabel dependen adalah
Regulasi Emosi Pada Remaja (Y).
Menurut Nazir (2005:152) definisi operasional adalah suatu
definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan cara
memberikan arti, atau mempersepsikan kegiatan, ataupun memberikan
suatu operasional yang diperlukan untuk konstruk atau variabel tersebut.
Definisi dan batasan istilah yang berkaitan dengan judul dalam penulisan
penelitian yaitu:
a. Komunikasi
Komunikasi adalah proses sosial dimana individunya
menggunakan simbol untuk menentukan dan menginterpretasi arti dari
lingkungan mereka. Komunikasi adalah interaksi tatap muka dan
29
komunikasi dengan menggunakan media. Komunikasi adalah sebuah
proses sosial, maka diyakini terdapat interaksi dan keterlibatan antar
dua manusia yang bertindak sebagai penerima pesan dan pengirim
pesan. Keduanya memainkan peran dalam peran proses komunikasi
(West, 2007).
Dengan menggunakan “The Parent-Adolescent
Communication Scale” Barnes & Olson (1982) yang telah peneliti
adaptasi kedalam bahasa indonesia, mengukur 2 skala yaitu derajat
keterbukaan dalam komunikasi dalam keluarga, dan mengukur
masalah yang ada dalam komunikasi (Barnes,1985). Kuesioner ini
memiliki 20 item yang diisi berdasarkan skala Likert mulai dari Sangat
tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Hasil dari
kuesioner ini akan menggambarkan kondisi komunikasi keluarga yang
manakah yang dimiliki oleh responden.
Dalam penelitian ini menggunakan skala sikap model likert
yang berisi pernyataan-pernyataan sikap (attitude statement),
yaitu suatu pernyataan mengenai objek sikap. Pernyataan sikap
terdiri dari dua macam, yaitu pernyataan yang favourable
(mendukung atau memihak pada objek sikap) dan pernyataan
unfavourable (tidak mendukung objek sikap).
a. Favourable merupakan pernyataan sikap yang berisi atau
mengatakan hal-hal positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya
bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Bentuk skala
30
psikologi Favourable Komunikasi Orangtua dalam penelitian ini
adalah pilihan dengan menggunakan 4 alternatif jawaban, yaitu:
Sangat tidak setuju (STS) = 1, Tidak setuju (TS) = 2, Setuju (S) =
3, Sangat setuju (SS) = 4.
b. Unfavourable artinya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal
yang negatif mengenai objek sikap, yaitu yang bersifat tidak
mendukung ataupun kontra terhadap sikap yang hendak diungkap.
Untuk skala Unfavourable komunikasi orangtua penelitian ini juga
menggunakan 4 alternatif jawaban, yaitu: Sangat tidak setuju
(STS) = 4, Tidak setuju (TS) = 3, Setuju (S) = 2, Sangat setuju (SS)
= 1.
b. Emotion Regulation (Regulasi Emosi)
Emotion regulation adalah proses yang dilakukan seorang
individu dalam menyesuaikan emosi pada kondisi tertentu dalam
mencapai tujuan. Didalamnya termasuk memonitor, mengevaluasi dan
juga mengontrol emosi yang dirasakan dan melalu proses intrinsik juga
ekstrinsik. Proses intrinsik adalah bagaimana seseorang mengelola
emosi yang datang dari dirinya sendiri, sedangkan proses ekstrinsik
adalah bagaimana seseorang mengelola emosi yang datang dari kondisi
luar.
Regulasi Emosi menggunakan dua dimensi yaitu Reappraisal
yaitu merubah pandangan individu terhadap sebuah konteks dan
31
Suppression yaitu dengan tidak memperlihatkan emosi. Kedua skala
didalamnya mengukur regulasi emosi yang bersifat negatif dan
regulasi emosi yang bersifat positif (Gross, 2003).
Dengan menggunakan Emotion Regulation Questionnaire yang
dikemukakan oleh Gross dan John (2003), dan telah peneliti adaptasi
sendiri dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kuesioner ini terdiri
dari 10 item, dengan menggunakan 7 skala dari Sangat setuju sampai
sangat tidak setuju. Hasil dari kuesioner regulasi emosi akan
menunjukkan kecenderungan regulasi emosi yang manakah yang
paling menonjol dari responden.
3.1.2. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan
yang dihadapi dalam penelitian, dimana jawaban sementara akan diuji lagi
kebenarannya. Hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih
rendah atau kadar kebenarannta masih belum meyakinkan (Sugiyono,
2007:93).
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho: p = 0 tidak terdapat hubungan antara komunikasi orangtua
dengan regulasi emosi pada remaja Sekolah Menengah
Atas DKI Jakarta.
Ha: p ≠ 0 terdapat hubungan antara komunikasi orangtua dengan
regulasi emosi pada remaja Sekolah Menengah Atas DKI
Jakarta.
32
3.2. Subjek Penelitian & Teknik Sampling
3.2.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti baik manusia, benda ataupun organisasi. Dengan populasi
responden yang berusia 15-18 tahun, baik laki-laki maupun perempuan
yang terdaftar di sekolah.
3.2.2. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental
sampling. Dimana peneliti mengambil sampel dari populasi secara
langsung dari lokasi. lalu memberikan instrument alat ukur yang sudah
disiapkan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2004:77) accidental sampling
adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber
daya dengan kriteria utamanya yaitu pria maupun wanita berusia 15-18
tahun yang terdaftar sedang mengambil pendidikan di Sekolah Menengah
Umum di DKI Jakarta.
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Accidental
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dapat dilakukan sewaktu-
waktu sampai jumlah sampel (quota) yang diinginkan terpenuhi. Siapa
saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan
karakteristik, maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel.
33
3.3. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian
kuantitatif korelasional. Menurut Arikunto (2006:10) penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasil-
hasilnya.
Menurut Danim dan Darwis (2002) mengenai penelitian kuantitatif
yang diklasifikasikan menjadi tujuh kategori, yaitu penelitian deskriptif,
penelitian perkembangan, penelitian tindakan, penelitian perbandingan
kausal, penelitian korelasional, penelitian eksperimental-semu, dan penelitian
eksperimental. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bersifat
non-eksperimental/ex post facto.
3.4. Alat Ukur Penelitian
3.4.1. Alat ukur
Parent-Adolescent Communication Scale (PAC-S) (Olson, 1985)
terdiri dari 20 item yang mengukur kualitas komunikasi antara orangtua
dan remaja. Dimana setiap item terdiri dari 4 skala yang terdiri dari
Sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju..
Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) dari Gross dan John
(2003), yang terdiri dari 10 item. Setiap item terdiri dari 7 skala dari
Sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
34
Alat ukur dalam penelitian ini ada dua yaitu alat ukur komunikasi
orang tua dan regulasi emosi pada remaja di Sekolah Menengah Atas DKI
Jakarta.
3.4.1.1. Komunikasi Ibu
Tabel 3.1 Blue Print Alat Ukur Komunikasi Ibu Variabel Dimensi Indikator Nomor
Urut Komunikasi Ibu Open Family
communication Kebebasan komunikasi dan pertukaran emosi yang mengalir
1 3 6 7 8 9 13 14 16 17
Problem Family Communication
Interaksi yang negatif, pemilihan dan kehati-hatian pada konten apa yang akan dibagi
2 4 5 10 11 12 15 18 19 20
35
3.4.1.2. Komunikasi Ayah
Tabel 3.2 Blue Print Alat Ukur Komunikasi Ayah Variabel Dimensi Indikator Nomor
Urut Komunikasi Ayah Open Family
communication Kebebasan komunikasi dan pertukaran emosi yang mengalir
1 3 6 7 8 9 13 14 16 17
Problem Family Communication
interaksi yang negatif, pemilihan dan kehati-hatian pada konten apa yang akan dibagi
2 4 5 10 11 12 15 18 19 20
3.4.1.3. Regulasi Emosi Pada Remaja
Tabel 3.3 Blue Print Alat Ukur Regulasi Emosi Pada Remaja
Variabel Dimensi Indikator Nomor Urut
Regulasi Emosi Pada Remaja
Suppression Merubah kondisi fisiologis
2 4 6 9
Reappraisal Merubah pemaknaan dari situasi yang ada
1 3 5 7 8 10
36
3.4.2. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur
3.4.2.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2002:144). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
validitas yang dimaksud.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa
yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya
sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan
kriteria (Arikunto, 1999:65).
Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada
pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap
butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y,
dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui
butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks
validitasnya (Arikunto, 1999:78)
Uji validitas content (Validitas isi) penulis akan mengkonsultasikan
instrumen dengan faktor-faktor variabel yang bersangkutan. Uji coba
secara empirik menggunakan korelasi product moment dengan bantuan
37
fasilitas SPSS for Windows Realease 21. Adapun rumus korelasi product
moment sebagai berikut:
n. ∑XY - ∑X . ∑Y rxy =
n (∑X²) - (∑X)² . n (∑Y2 ) - (∑Y)²
Dimana :
rxy = Koefisien Korelasi antara X dan Y
∑XY = Jumlah perkalian antara X dan Y
∑X2 = Jumlah kuadrat X
∑Y2 = Jumlah kuadrat Y
N = Jumlah Sampel (Banyaknya Data) (Arikunto, 2003: 146)
Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r yang diperoleh dari
hasil perhitungan (rxy) lebih besar daripada nilai rtabel dengan taraf
signifikan 5%.
3.4.2.2. Uji Reliabilitas Data
Dalam kajian teoritis, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran
dari suatu uji coba yang dilakukan tetap memiliki hasil yang sama
meskipun dilakukan secara berulang-ulang terhadap subjek dan dalam
kondisi yang sama. Instrumen alat ukur dianggap bisa diandalkan apabila
memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama dan tidak
bisa diandalkan bila pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang itu
memberikan hasil yang relatif tidak sama. Pengujian reliabilitas instrumen
untuk memperoleh hasil yang reliabel bisa dilakukan dengan berbagai
metode statistik.
38
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat
menghasilkan hasil yang stabil bila dilakukan pengukuran ulang kepada
subyek yang sama. Konsep reliabilitas ini mendasari perhitungan
kesalahan kesalahan pengukuran atas skor tunggal, yang bisa kita pakai
untuk memprediksi rentang fluktuasi yang mungkin muncul dalam skor
individu sebagai hasil dari faktor-faktor peluang yang tak diketahui atau
tidak relevan (Anastasi & Urbina, 2007).
Menurut Sugiyono (2005) reliabilitas adalah serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara
berulang. Kondisi itu ditengarai dengan konsistensi hasil dari penggunaan
alat ukur yang sama yang dilakukan secara berulang dan memberikan
hasil yang relatif sama dan tidak melanggar kelaziman. Untuk pengukuran
subjektif, penilaian yang dilakukan oleh minimal dua orang bisa
memberikan hasil yang relatif sama (reliabilitas antar penilai). Pengertian
Reliabilitas tidak sama dengan pengertian validitas. Artinya pengukuran
yang memiliki reliabilitas dapat mengukur secara konsisten, tapi belum
tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik rumus
Cronbach Alpha dan dibantu fasilitas SPSS 21 for Mac
Adapun rumus Alpha sebagai berikut:
k ∑αb2
r11 = 1 - (k – 1) αt
2
39
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑αb2 = jumlah varians butir
αt2 = varians total (Arikunto, 2003 : 171).
Tingkat reliabilitas koefisien korelasi dilakukan dengan
membandingkan nilai koefisien korelasi hitung (rh) dibandingkan dengan
nilai r table (rt) Product Moment pada taraf signifikasi 5%. Aplikasi
pengujian akan dilakukan dengan mengunakan program SPSS Versi
21.00. Suatu kuesioner dinyatakan reliable apabila nilai rhitung lebih besar
daripada nilai rtabel dengan taraf signifikan 5%.
Sifat reliabilitas dari sebuah instrumen berhubungan dengan sejauh
mana kemampuan alat ukur itu memberikan hasil yang konsisten dari satu
even percobaan ke even percobaan lainnya. Jika konsistensi pengukuran
itu tidak kita peroleh dalam setiap pengukuran, dapat dibayangkan bila
pengukuran yang dilakukan dengan instrumen itu memberikan hasil yang
berbeda dari pengukuran satu ke pengukuran berikutnya.
Berikut merupakan hasil pengujian reliabilitas, validitas dan item
yang tidak valid pada alat ukur komunikasi orangtua-remaja dan regulasi
pada remaja.
40
Tabel 3.4 Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Komunikasi Ibu Sebelum Penghapusan
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.802 .789 20 Sumber: Pengelolaan Data SPSS versi 21
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Item_01 59.07 56.517 .492 . .788 Item_02 59.11 53.369 .587 . .779 Item_03 59.03 56.706 .483 . .788 Item_04 59.10 53.412 .581 . .780 Item_05 59.20 54.319 .593 . .780 Item_06 59.64 62.319 .021 . .810 Item_07 59.00 56.012 .470 . .788 Item_08 59.03 56.630 .493 . .788 Item_09 59.14 56.198 .419 . .791 Item_10 59.29 62.889 -.041 . .815 Item_11 59.16 56.721 .420 . .791 Item_12 59.30 55.906 .400 . .792 Item_13 59.72 62.509 -.004 . .812 Item_14 58.90 57.885 .369 . .794 Item_15 59.01 56.145 .469 . .788 Item_16 59.81 62.172 .025 . .810 Item_17 59.11 53.369 .587 . .779 Item_18 59.20 58.142 .332 . .796 Item_19 59.20 56.431 .400 . .792 Item_20 59.99 61.261 .075 . .810 Sumber: Pengelolaan Data SPSS versi 21
Dari tabel Item-Total Statistics di atas dapat disimpulkan bahwa,
dari 20 item pernyataan variabel Komunikasi Ibu (variabel X1)
dinyatakan ada item pernyataan yang tidak valid yaitu item 6,10,13,16
dan 20 karena nilai rhitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai rtabel untuk N
41
= 250 yaitu sebesar 0.12. Namun sisanya sebanyak 15 item pernyataan
dinyatakan valid karena nilai rhitung yang diperoleh lebih besar dari nilai
rtabel untuk N = 250 yaitu sebesar 0.12.
Tabel 3.5 Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Komunikasi Ibu dan Remaja
Setelah Penghapusan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items .854 .854 15
Sumber: Pengelolaan Data SPSS versi 21 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted Item_01 45.68 53.287 .494 . .845 Item_02 45.72 49.849 .617 . .837 Item_03 45.64 53.396 .492 . .845 Item_04 45.70 49.808 .618 . .837 Item_05 45.80 51.210 .590 . .839 Item_07 45.61 52.688 .480 . .846 Item_08 45.64 53.365 .498 . .845 Item_09 45.74 52.713 .441 . .848 Item_11 45.77 53.303 .437 . .848 Item_12 45.91 52.614 .407 . .850 Item_14 45.50 54.492 .382 . .850 Item_15 45.62 52.792 .482 . .845 Item_17 45.72 49.849 .617 . .837 Item_18 45.80 55.034 .319 . .853 Item_19 45.80 52.785 .434 . .848
Sumber: Pengelolaan Data SPSS versi 21
42
Tabel 3.6 Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Komunikasi Ayah Sebelum Penghapusan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items .837 .829 20
Sumber: Pengelolaan Data SPSS versi 21
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item_01 59.26 63.994 .580 . .822 Item_02 59.85 70.584 .086 . .841 Item_03 59.25 64.099 .578 . .822 Item_04 59.31 62.882 .517 . .824 Item_05 59.39 61.684 .681 . .816 Item_06 59.53 71.471 -.010 . .847 Item_07 59.23 64.851 .446 . .828 Item_08 59.24 64.876 .525 . .825 Item_09 59.38 64.486 .439 . .828 Item_10 59.25 64.380 .462 . .827 Item_11 59.95 70.986 .040 . .844 Item_12 59.52 63.271 .480 . .826 Item_13 59.35 61.795 .667 . .817 Item_14 60.11 70.405 .088 . .842 Item_15 59.24 64.916 .451 . .828 Item_16 59.30 64.338 .549 . .824 Item_17 59.29 63.428 .493 . .825 Item_18 60.29 70.063 .086 . .844 Item_19 59.38 66.686 .286 . .836 Item_20 59.42 61.257 .707 . .815
Sumber: Pengelolaan Data SPSS versi 21
Dari tabel Item-Total Statistics di atas dapat disimpulkan bahwa,
dari 20 item pernyataan variabel Komunikasi Ayah (variabel X1)
dinyatakan ada item pernyataan yang tidak valid yaitu item 2,6,11,14 dan
18 karena nilai rhitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai rtabel untuk N =
43
250 yaitu sebesar 0.12. Namun sisanya sebanyak 15 item pernyataan
dinyatakan valid karena nilai rhitung yang diperoleh lebih besar dari nilai
rtabel untuk N = 250 yaitu sebesar 0.12.
Tabel 3.7 Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Komunikasi Ayah dan
Remaja setelah penghapusan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items .879 .882 15
Sumber: Pengelolaan Data SPSS versi 21
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item_01 45.96 58.713 .592 . .869 Item_03 45.94 58.808 .590 . .869 Item_04 46.01 57.229 .556 . .871 Item_05 46.08 56.503 .691 . .864 Item_07 45.92 59.436 .463 . .875 Item_08 45.94 59.663 .527 . .872 Item_09 46.08 59.094 .454 . .875 Item_10 45.94 59.113 .469 . .874 Item_12 46.21 58.192 .476 . .875 Item_13 46.05 56.528 .684 . .865 Item_15 45.94 59.470 .471 . .874 Item_16 45.99 59.076 .558 . .871 Item_17 45.99 57.843 .526 . .872 Item_19 46.08 61.091 .308 . .882 Item_20 46.12 56.127 .715 . .863
Sumber: Pengelolaan Data SPSS versi 21
44
Tabel 3.8 Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Regulasi Emosi Pada Remaja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items .647 .649 10
Sumber: Pengelolaan Data SPSS versi 21 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item_01 32.4720 34.282 .415 . .603 Item_02 32.3280 33.940 .321 . .621 Item_03 32.3480 34.541 .299 . .626 Item_04 32.5160 34.588 .343 . .616 Item_05 32.2480 34.950 .288 . .628 Item_06 32.3800 36.574 .233 . .638 Item_07 32.5040 35.078 .311 . .623 Item_08 32.5640 36.247 .246 . .636 Item_09 32.6720 33.627 .361 . .611 Item_10 32.6520 36.316 .304 . .625
Sumber: Pengelolaan Data SPSS versi 21
3.5. Prosedur
Prosedur penelitian meliputi aktivitas persiapan penelitian,
pelaksanaan penelitian dan teknik pengolahan data.
3.5.1. Persiapan Penelitian
Tahap persiapan dilakukan sejak Januari 2013, dimana peneliti
memilih tema penelitian yaitu mengenai Regulasi Emosi. Selanjutnya
peneliti membaca jurnal, literatur untuk mendalami topik tersebut.
Berdasarkan referensi yang didapat dari jurnal dan buku, peneliti
45
menentukan fokus masalah mengenai hubungan komunikasi orangtua-
remaja dengan regulasi emosi pada remaja.
Dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi alat ukur yang sudah
ada, lalu diterjemahkan dalam bahasa indonesia. dimana peneliti
membuatnya dalam bentuk kuesioner yang dapat mengukur variabel
penelitian hubungan komunikasi orangtua-remaja dengan regulasi emosi
pada remaja.
3.5.2. Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner
kepada responden dan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan
analisa dokumen penunjang. Penelitian dilaksanakan selama bulan Juli
2013.
3.5.3. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
Korelasional Pearson, yang mengukur derajat hubungan antar variabelnya.
Dijelaskan dengan menggunakan teknik tersebut, maka dapat diketahui
apakah variabel yang akan diukur memiliki hubungan, atau tidak memiliki
hubungan (Gravetter, 2009).
Analisis data yang dilakukan menggunakan bantuan program SPSS
(Statistical Product And Service Solutions) Versi 21. Untuk keperluan
pengelolaan dan analisis data. Setelah dilakukan pengelolaan data, maka
selanjutnya dilakukan untuk menganalisis hubungan variabel-variabel
bebas dengan variabel tergantung dengan menggunakan korelasi Product
46
Moment Pearson yang diolah dengan program SPSS 21. Model ini dipilih
karena ingin mengetahui besarnya kontribusi hubungan variabel bebas
dengan variabel tergantung. Serta faktor resiko variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Untuk dapat mengukur Hubungan Antara Komunikasi Orangtua
Dengan Regulasi Emosi Pada Remaja:
1. Analisis Korelasi
Untuk mencari nilai Korelasi Parsial dengan mengutip
pendapat Sugiyono (2003:210) dalam buku statistik jilid II, mengenai
analisis korelasi Parsial yakni dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
r = Korelasi
X = Variabel Independen (Komunikasi Orangtua)
Y = Variabel Dependen (Regulasi Emosi Pada Remaja)
n = Jumlah Sampel.
Untuk nilai Korelasi (r) menurut (Husein Umar 2001:132)
dapat bervariasi, berkisar antara -1 sampai 1. Bila r = -1 Atau
mendekati -1 berarti kedua variabel mempunyai hubungan kuat
negatif. Bila r = 0 Atau mendekati 0 berarti kedua variabel tidak
n.∑∑∑∑XY – (∑∑∑∑X) . (∑∑∑∑Y) r = n (∑∑∑∑X²) - (∑∑∑∑X)² . n (∑∑∑∑Y2 ) - (∑∑∑∑Y)²
47
mempunyai hubungan. Bila r = 1 Atau mendekati 1 berarti kedua
variabel mempunyai hubungan kuat atau positif.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya
variabel indepnden secara simultan dengan variabel dependen yakni:
“Komunikasi Ibu (X1) dan Komunikasi Ayah (X2) dengan variabel
dependen yakni Regulasi Emosi Pada Remaja (Y) dengan
menggunakan rumus:
Keterangan:
R = Koefisien Korelasi Ganda
k = Jumlah Variabel Independen
n = Jumlah anggota sampel.
3. Koefisien Determinasi
Guna mengetahui variabel bebas mempengaruhi variabel
terikat, perlu diketahui nilai koefisien determinasi R2 karena nilai
variabel bebas yang diukur terdiri dari nilai rasio absolute dan nilai
perbandingan, kegunaan dari R2 adalah: Dengan menggunakan rumus:
KD = r 2 x 100%
R2 1k
Fh = (1-R2) / (n-k-1)
48
4. Teknik Pengujian Hipotesis
Perhitungan atau analisis pada penelitian ini memanfaatkan
komputer program Statistical Product And Service Solutions (SPSS) Versi
21 for Windows. Statistik uji yang digunakan adalah:
a. Uji r
Berikut ini akan diuraikan tahapan uji parsial (hubungan antara
satu variabel X dengan satu variabel Y), sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis Statistik
H0 : β1 = 0, β2 = 0, β3 = 0, β4 = 0.
Ha : β1 ≠ 0, β2 ≠ 0, β3 ≠ 0, β4 ≠ 0.
2. Menentukan nilai kritis
Nilai kritis pengujian dapat diambil dari tabel distribusi normal
dengan tingkat signifikansi (α) 5%, uji dua sisi, derajat kebebasan
n-k.
3. Menentukan nilai rtest
Nilai rtest dapat diketahui dari hasil perhitungan analisis koefisien
korelasi dengan program komputer statistik SPSS Versi 21.00
(kolom r pada tabel coefficients)
4. Pengambilan Keputusan/Kesimpulan
Keputusan menolak atau menerima hipotesis, dengan ketentuan
sebagai berikut : jika nilai rtest > nilai r tabel atau r kritis maka H0
ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya jika nilai rtest < nilai r tabel
atau r kritis maka H0 diterima dan Ha ditolak.
49
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya
variabel indepnden secara simultan dengan variabel dependen yakni:
“Komunikasi Ibu (X1) dan Komunikasi Ayah (X2) dengan variabel
dependen yakni Regulasi Emosi Pada Remaja (Y)
Setelah dilakukan Uji Fhitung penulis akan menggunakan
keputusan menolak atau menerima hipotesis, dengan ketentuan sebagai
berikut: Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Sebaliknya jika nilai Fhitung < nilai Ftabel maka H0 diterima dan Ha
ditolak.
Atau
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak ada hubungan Signifikan.
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima tidak ada hubungan.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu, berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.