metode pencegahan karies
DESCRIPTION
metode pencegaham karies based on EBDTRANSCRIPT
Metode d an Aplikasi Pencegahan Karies
Karies gigi berawal dari demineralisasi permukaan enamel gigi dan jika tidak segera
dirawat atau dibiarkan, akan berlanjut hingga ke bagian dentin dan pulpa sehingga
menyebabkan terbentuknya kavitas dan berujung pada kehilangan gigi.
Karies terjadi saat terjadi interaksi antara 3 faktor yaitu adanya Bakteri, adanya substrat
dan Enamel gigi yang rentan, Dimana ketiga faktor ini akan bertambah parah seiring
berjalannya waktu. Sehingga pencegahan karies gigi prinsipnya adalah dengan menghambat
rantai yang terjadi antara faktor-faktor diatas, beberapa hal yang dapat dilakukan adlaah:
a. Dengan memodifikasi bakteri kariogenik
b. Dengan mengubah substrat bakteri yang menyebabkan bakteri tumbuh pesat
c. Dengan meningkatkan ketahanan enamel gigi
Metode utama dalam tindakan pencegahan karies gigi adalah dengan penggunaan yang
bervariasi dari Fluoride yang dapat digunakan baik secara sistemik maupun secara topikal.
Dari sekian banyak strategi pencegahan karies gigi, fluoridasi air dan penggunaan pasta gigi
mengandung fluoride merupakan strategi yang cukup efektif dalam pencegahan karies gigi
baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) bersama dengan para ahli
membuat suatu rekomendasi dalam tindakan pencegahan dan kontrol karies gigi berdasarkan
beberapa data dari publikasi yang dilakukan oleh para ahli lainnya yang dikelompokkan
berdasrkan quality of evidence, strength of recommendation dan target populasi yang di
adapatasi dari U.S preventive Services Task Force. Hasil rekomendasi tersebut dapat terlihat
dalam tabel berikut:
Fluoride
A. Fluoridasi sistemik
1. Fluoridasi air
Fluoridasi merupakan penambahan fluoride pada air untuk mencapai konsentrasi total
fluoride hingga mendekati level optimum yang berkisar antara 0,7 mg- 1,2 mg fluoride
per Liternya, bergantung pada rata-rata suhu di suatu daerah. Keuntungan dari teknik ini
adalah biaya yang cenderung murah dan tidak adanya perilaku yang harus dirubah dari
suatu individu. Namun kekurangannya adalah terkadang ada beberapa pihak yang
keberatan terhadap penambahan zat di air mereka, selain itu adanya pula kemungkinan
terjadinya fluorosis ringan sampai sedang, dan yang terakhir adalah adanya kemungkinan
keracunan.
Rekomendasi batasan konsentrasi fluoride untuk setiap kisaran suhu di suatu
komunitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Annual average of
maximum daily air
temperatures (oC)
Fluoride concentration (mg/Litre)
Lower Optimum Upper
10-12,05 0,9 1,2 1,7
12-14,6 0,8 1,1 1,5
14,6-17,6 0,8 1,0 1,3
17,7-21,4 0,7 0,9 1,2
21,5-26,2 0,7 0,8 1,0
26,2-32,5 0,6 0,7 0,8
Tabel 1: Rekomendasi kosentrasi fluoride berdasarkan keadaan suhu di suatu
daerah
Fluoridasi air dapat dilakukan di kalangan masyarakat dan dikalangan sekolah. Pada
fluoridasi air dikalangan masyarakat dibutuhkan apabila level karies di masyarakat
tersebut tinggi atau sedang serta adanya bukti bahwa masyarakat mengkonsumsi air dari
pemerintahan. Fluoridasi air disekolah biasanya lebih baik dilakukan pada sekolah
pedesaan dimana fluoridasi air dari pemerintah tidak mencukupi. Namun kekurangan
dari fluoridasi air sekolah ini yaitu anak-anak tidak mendapatkan keuntungannya sampai
mereka masuk usia sekolah dan anak-anak tersebut juga hanya mendapatkan air yang
berfluoridasi pada saat sekolah sedang berlangsung.
Teknologi fluoridasi harus dilakukan dengan benar. Implementasi fluoridasi air
masyarakat merupakan tanggung jawab pemerintah, perusahaan air munum, perusahaan
makanan serta pengawas sanitasi. Para tenaga kesehatan dan dokter gigi juga harus turut
berperan serta dalam merancanakan dan implementasi fluoridasi air ini. Dalam hal ini
tanggung jawab tenaga kesehatan dan dokter gigi adalah:
a. Fase awal
Memberi informasi kepada masyarakat mengenai manfaat dari fluoride untuk gigi
dan kesehatan secara umum
Mengajak para pihak yang berwenang untuk melakukan fluoridasi air minum
b. Sebelum melakukan flouridasi air minum secara keseluruhan
Melakukan penilaian level fluoride pada sumber air yang telah ada
Melakukan survey epidemiologi untuk menilai prevalensi karies gigi
Menentukan konsentrasi optimum fluoride berdasarkan rata-rata suhu di daerah
tersebut
c. Setelah melakukan fluoridasi air minum degan bantuan dari pihak yang berwenang
Melakukan suatu program pengawasan untuk memastikan konsentrasi fluoride
pada air minum sudah diseseuaikan pada level yang direkomendasikan
Mengawasi level karies dan fluorosis pada waktu tertentu disuatu daerah
Menciptakan suatu program untuk memberikan edukasi pada operator perusahaan
air minum
2. Fluoridasi garam
Fluoridasi garam merupakan suatu metode sederhana pemberian fluoride pada suatu
daerah yang kekurangan elemen tersebut. Hal ini khususnya dapat dilakukan ketika
distribusi garam yang sistematis dan terkontrol dengan baik, seperti pada negara yang
meregulasi mengenai pendistribusian garam diseluruh daerah dinegaranya. Konsentrasi
yang direkomendasikan adalah 250 mg fluoride dalam setiap 1 kg garam.
3. Tablet fluoride
Istilah tablet fluoride merupakan suatu istilah generik untuk mendeskripsikan
penggunaan fluoride secara sistemik dalam bentuk tablet, tablet hisap maupun obat tetes.
Tablet fluoride biasanya diberikan kepada anak berumur 6 bulan hingga 13 tahun,
dimana mereka tidak mengonsumsi fluoride dalam bentuk lain. Level optimum untuk
konsumsi tablet fluoride pada anak umur 6 bulan hingga 13 tahun dapat ditunjukkan
pada tabel berikut:
Umur Level fluoride (mg/Liter) pada sumber air
0,2 0,3-0,7 0,7
6 bulan- 2 tahun 0,25 0 0
2-3 tahun 0,50 0,25 0
3-13 tahun 1,00 0,50 0
Tabel 2: dosis tablet fluoride berdasarkan tingkatan umur sesuai dengan tingkat
fluoride pada sumber air disuatu daerah
Kontraindikasi dalam konsumsi tablet fluoride ini adalah tidak boleh dikonsumsi
apabila asupan fluoride sudah tercukupi dari konsumsi makanan dan minuman yang
mengandung fluoride lainnya.
B. Fluoridasi topikal
1. Proffesionaly Applied Fluoride (PAF)
Metode ini dilakukan dengan aplikasi fluoride konsentrasi tinggi baik dalam
bentuk cairan, varnish atau gel secara langung pada gigi pasien yang dilakukan oleh
profesional seperti dokter gigi sehingga metode ini cenderung lebih mahal. Fluoride
yang diaplikasikan ke permukaan gigi secara langsung akan terdeposit di outer
enamel dan menyebabkan gigi semakin resisten terhadap demineralisasi asam bakteri.
Penggunaan topikal fluoride diindikasikan untuk pasien yang memiliki karies aktif
dan untuk pasien yang memiliki risiko karies tinggi, pasien dengan white spot, dan
pasien dengan kebutuhan khusus misalnya mereka yang menjalani terapi ortodonti
ataupun pasien yang mengalami penurunan laju aliran saliva.
Berikut adalah cara aplikasi flouride topikal yang dapat dilakukan oleh dokter gigi:
1) Aqueous Solutions
Fluoride yang digunakan adalah sodium fluoride (Knutsons Technique) dengan
konsentrasi 2%. Pembuatannya dilakukan dengan melarutkan 0,2 gm bubuk dalam
10 ml air yang telah didestilasi. Cara pengaplikasiannya adalah sebagai berikut:
– Pertama bersihkan gigi kemudian isolasi gigi dengan menggunakan cotton roll
dan dikeringkan dengan udara
– Aplikasikan larutan tersebut menggunakan cotton applicator selama 3 menit.
– Kemudian minta pasien untuk tidak berkumur, minum, dan makan selama 30
menit.
2) Gel Fluoride
Gel dan foam fluoride mengandung fluor dengan konsentrasi yang cukup tinggi
dibanding sediaan yang lain.
a. Accidulated Phosphate Fluoride 1,23% (Brudevold’s Solutions)
Para ahli merekomendasikan untuk aplikasi APF ini 2 kali dalam setahun.
Prosedur pengaplikasiannya adalah sebagai berikut:
– Tray yang telah dibuat sebelumnya dicobakan lagi untuk mengecek
ketepatan adaptasinya
– Minta pasien untuk duduk di dental unit dan instruksikan untuk
penggunaan suction
– Keringkan gigi dengan udara setelah sebelumnya dibersihkan.
– Gel atau foam dimasukan ke dalam tray secukupnya tetapi tidak boleh
melebihi 2-2,5 gram/tray atau kira-kira 40% volume tray.
– Tray rahang atas dan rahang bawah sebaiknya dimasukan secara terpisah.
– Kemudian tray dimasukan dan ditunggu selama 4 menit.
– Setalah tray dilepaskan, pasien diminta meludah selama 1-2 menit.
– Pasien diminta untuk tidak berkumur, makan, dan minum selama 30 menit
setelah prosedur.
3) Fluoride Varnish
Tujuan pemakaian flouride varnish adalah untuk memaparkan fluoride dengan
ajrak sedekat mungkin pada permukaan gigi selama periode waktu tertentu dan
bersifat sementara. Penggunaan fluoride varnish memiliki banyak keuntungan yaitu
fluoride varnish masih aman untuk digunakan, penggunaannya mudah dan
keterampilan yang dibutuhkan minimal. Namun lebih baik sebelum pengaplikasian
varnish, gigi harus dibersihkan terlebih dahulu dari plak dan debri yang melekat.
Berikut adalah cara pengaplikasian varnish:
– Gigi yang telah dibersihkan kemudian dikeringkan tetapi tidak perlu diisolasi
dengan cotton roll karena varnish akan melekat ke cotton roll tersebut.
– Pengaplikasian sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pada rahang bawah karena
saliva lebih cepat terkumpul di rahang bawah.
– Pengaplikasian dilakukan dengan menggunakan brush dimulai dari bagian
proksimal (dapat dibantu menggunakan dental floss untuk pengaplikasian
bagian proksimal).
– Setelah pengaplikasian, pasien diminta untuk tetap membuka mulut selama 4
menit.
– Kemudian setelah prosedur selesai, pasien diminta untuk tidak berkumur dan
minum selama 1 jam, serta diminta untuk tidak makan makanan yang keras dan
menyikat gigi sampai keesokan harinya.
2. Fluoride mouth-rinses
Metode penggunaan obat kumur yang mengandung fluoride merupakan aplikasi
topikal fluoride dengan konsentrasi yang lebih rendah. Dengan ketentuan sebagai
berikut:
– Penggunaan harian : 0,05% sodium fluoride solution
– Penggunaan 1 kali 2 minggu atau 1 kali seminggu : 0,2% sodium fluoride solution
Pengunaan harian obat kumur lebih mahal dan cenderung kurang efektif dibandingkan
dengan penggunaan mingguan. Tetapi penggunaan harian direkomendasikan untuk
dilakukan dirumah daam rangka menjaga kebersihan mulut sehari-hari, sedangkan
penggunaan minguan lebih baik dilakukan secara rutin disekolah. Prosedur ini
kontraindikasi untuk anak-anak dibawah 6 tahun karena mereka akan cenderung untuk
menelan obat kumur tersebut.
3. Fluoride dentifrices
Di zaman sekarang sudah banyak beredar pasta gigi yang mengandung fluoride.
Komposisi fluoride yang ada pada pasta gigi berfluoride tersebut sebaiknya
mengandung: stannous fluoride, sodium fluoride, sodium, monofluorophosphate.
Konsentrasi fluoride biasanya sekitar 0,1%. Banyak penelitian yang telah membuktikan
keefektifan penggunaan pasta gigi berfluoride dalam mencegah karies.
Pasta gigi berfluoride dapat digunakan bersamaan dengan penggunaan fluoride
sistemik lainnya seperti dari air, garam maupun tablet dan dapat dilengkapi degan
aplikasi fluoride topikal oleh profesional apabila dibutuhkan.
Fissure sealant
Fissure sealant merupakan suatu material plastis yang diaplikasikan pada pit dan
fissure gigi posterior yang merupakan area yang rentan terkena karies. Teknik pengaplikasian
sealants biasanya mudah, namun membutuhkan akses yang baik, cahaya yang mencukupi dan
kontrol saliva untuk menjaga gigi tetap kering dan bebas dari saliva selama prosedur berjalan.
Teknik ini dilakukan oleh dokter gigi dan cenderung mahal. Hal ini akan menjadi lebih
efektif apabila sealants diaplikasikan pada gigi yang cenderung rentan karies seperti gigi
Molar 1 dan 2 segera setalah gigi tersebut erupsi.
Referensi:
1. U.S. Department of Health and Human Services. Oral Health in America: A Report of the
Surgeon General. Rockville, MD: U.S. Department of Health and Human Services, National
Institute of Dental and Craniofacial Research, National Institutes of Health, 2000.
2. World Health Organization (Ed.), 1987. Prevention of oral diseases, WHO offset publication.
World Health Organization, Geneva.
3. Centers for Disease Control and Prevention. National Center for Chronic Disease Prevention
and Health Promotion. Oral Health Program Strategic Plan for 2011–2014