metode pelaksanaan selasar

27
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN SELASAR (OTSUS KAB) SUMBER DANA : OTSUS LOKASI : KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN ANGGARAN : 2013 Beberapa perencanaan-perencanaan program kerja dan teknis dalam meng- implimetasikan dilapangan meliputi : Tenaga kerja Peralatan kerja Pengadaan Bahan Jaringan komunikasi Rapat, koordinasi, dan pelaporan ■ Pengendalian-pengendalian Tenaga kerja memiliki peranan penting dalam pelaksanaan proyek, oleh sebab itu, kami memiliki tenaga kerja yang terlatih dalam pelaksanaan pembangunan gedung. Disamping itu kami juga membuat jadwal penggunaan tenaga kerja. Ini penting, dengan adanya jadwal kami dapat menempatkan tenaga kerja dengan efektif dan dapat kami korelasikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Untuk Tenaga ahli yang kami tempatkan dilapangan sudah kami bekali dan telah mengetahui tugas dan tanggung-jawabnya masing-masing. Peralatan kerja, untuk menghasilkan terutama kualitas pekerjaan dipengaruhi oleh variabel peralatan kerja. Dalam hal ini, kami meng- sinergikan dengan waktu pelaksanaan dan tidak melenceng dengan kualitas dipersyaratkan. Dalam pelaksanaan proyek banyak stakeholder yang mempengaruhinya, maka kami membuat jaringan komunikasi untuk kelancaran pelaksanaan proyek. Untuk meminimalisisa resiko dalam pelaksanaan proyek, maka diperlukan rapat-rapat; baik rapat melaporkan kemajuan, maupun kendala-kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan. Koordinasi dapat menguatkan tim proyek, disamping itu juga saling harga meng-hargai, sehingga yang terlibat dalam proyek akan bekerja untuk mencapai tujuan yang sama. Berjalannya sebuah proyek dengan baik dan ter-arah tidak terlepas dari pengendalian-pengendalian yang benar. Misalya; untuk mendapatkan tepat waktu penyelesaian sebuah tertentu sudah jelas kita wajib mengendali mutu bahan, peralatan, dan tenaga kerja. Dengan adanya pengendalian yang benar dan baik, sehingga tidak terjadi pengulangan pekerjaan yang sama. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEKERJAAN Ruang lingkup pekerjaan PEMBANGUNAN SELASAR (OTSUS KAB) dibagi menjadi beberapa Langkah kerja secara umum sebagai berikut : 1. Pekerjaan Persiapan

Upload: -

Post on 01-Jan-2016

1.054 views

Category:

Documents


78 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Pelaksanaan Selasar

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN SELASAR (OTSUS KAB)SUMBER DANA : OTSUS LOKASI : KABUPATEN BENER MERIAHTAHUN ANGGARAN : 2013

Beberapa perencanaan-perencanaan program kerja dan teknis dalam meng-implimetasikan dilapangan meliputi :

■ Tenaga kerja■ Peralatan kerja■ Pengadaan Bahan■ Jaringan komunikasi■ Rapat, koordinasi, dan pelaporan■ Pengendalian-pengendalian

Tenaga kerja memiliki peranan penting dalam pelaksanaan proyek, oleh sebab itu, kami memiliki tenaga kerja yang terlatih dalam pelaksanaan pembangunan gedung. Disamping itu kami juga membuat jadwal penggunaan tenaga kerja. Ini penting, dengan adanya jadwal kami dapat menempatkan tenaga kerja dengan efektif dan dapat kami korelasikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Untuk Tenaga ahli yang kami tempatkan dilapangan sudah kami bekali dan telah mengetahui tugas dan tanggung-jawabnya masing-masing.

Peralatan kerja, untuk menghasilkan terutama kualitas pekerjaan dipengaruhi oleh variabel peralatan kerja. Dalam hal ini, kami meng-sinergikan dengan waktu pelaksanaan dan tidak melenceng dengan kualitas dipersyaratkan.

Dalam pelaksanaan proyek banyak stakeholder yang mempengaruhinya, maka kami membuat jaringan komunikasi untuk kelancaran pelaksanaan proyek.

Untuk meminimalisisa resiko dalam pelaksanaan proyek, maka diperlukan rapat-rapat; baik rapat melaporkan kemajuan, maupun kendala-kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan. Koordinasi dapat menguatkan tim proyek, disamping itu juga saling harga meng-hargai, sehingga yang terlibat dalam proyek akan bekerja untuk mencapai tujuan yang sama.

Berjalannya sebuah proyek dengan baik dan ter-arah tidak terlepas dari pengendalian-pengendalian yang benar. Misalya; untuk mendapatkan tepat waktu penyelesaian sebuah tertentu sudah jelas kita wajib mengendali mutu bahan, peralatan, dan tenaga kerja. Dengan adanya pengendalian yang benar dan baik, sehingga tidak terjadi pengulangan pekerjaan yang sama.

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan PEMBANGUNAN SELASAR (OTSUS KAB) dibagi menjadi beberapa Langkah kerja secara umum sebagai berikut :1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Tanah dan Pondasi3. Pekerjaan Beton cor dan Beton Bertulang4. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran5. Pekerjaan Atap6. Pekerjaan Plafond 7. Pekerjaan Lantai8. Pekerjaan Elektrikal9. Pekerjaan Pengecatan10.Pekerjaan Lain-lain

Page 2: Metode Pelaksanaan Selasar

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan terdiri atas :

Mobilisasi

Kegiatan mobilisasi meliputi:a) Mobilisasi personil kontraktor yang berpengalaman, baik untuk staff kantor

maupun pelaksana lapangan.b) Mobilisasi peralatan kerja dan material ke lokasi proyek. c) Demobilisasi lapangan pada akhir kontrak juga merupakan bagian dari

mobilisasi yaitu meliputi kegiatan: pembongkaran semua instalasi dan peralatan yang sudah tidak digunakan, serta pemulihan lokasi pekerjaan seperti kondisi semula. Pekerjaan ini dilaksanakan secara bertahap, untuk peralatan yang sudah tidak dibutuhkan dalam pelaksanaan akan segera dikembalikan ke pool dengan persetujuan Direksi.

Pekerjaan pengukuran dan pasang bowplank

Untuk pengukuran elevasi ini mengacu pada bench mark kawasan yang sudah ada atau ditentukan oleh direksi.Bahan dan alat yang dipakai untuk pekerjaan pengukuran ini adalah :

a) Cat / penanda, kayu bulat Ø 8 cm dan panjang 60 cm b) Theodolite, untuk menentukan titik koordinat, Autolevel, untuk

menentukan elevasi dan ketinggian, meteran dan alat bantu dilakukan oleh tenaga ahli atau surveyor.

Pekerjaan pengukuran dilakukan setelah serah terima lokasi pekerjaan. Pekerjaan akan dilakukan pengukuran apabila diperlukan akan mengunakan alat theodholit dan waterpass, secara teknis pengukuran akan diukur sedemikian rupa sehingga menjadi acuan untuk melakukan pekerjaan, Pengukuran MC – 0 untuk Mutual Check nol yang akan mengahasilkan data ukur, gambar situasi, gambar, Profil menunjang, Construction Drawing (CD). Data-data yang telah ada di atas merupakan data sangat mutlak di lakukan agar semua quantitas dapat di hasilkan, yang akurat dan tepat, dan menjadi pedoman secara teknis di lapangan.

Pekerjaan pembersihanPekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam spesifikasi teknis, peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini antara lain adalah :

Cangkul Bodem Gergaji Golok/alat potong Alat bantu lainya.

Setelah dilakukan pengukuran dan pematokan untuk menentukan batas-batas pekerjaan serta tinggi elevasi tanah sesuai gambar rencana, selanjutnya benda-benda serta pohon-pohon dan semak-semak yang tidak diperlukan ditebang dan dibuang keluar ke lokasi yang telah ditentukan. Dan dilanjutkan dengan pembongkaran dinding/mengupas plesteran yang dianggap perlu untuk diganti atau ditentukan lain sesuai dengan spesifikasi teknis.

2. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASIPekerjaan ini meliputi : - Pekerjaan Galian tanah pondasi menerus- Pekerjaan urugan kembali- Pekerjaan Urugan pasir bawah Pondasi - Aanstamping Batu Kosong- Pasangan Batu Gunung 1 Pc : 4 Ps

Page 3: Metode Pelaksanaan Selasar

- Pondasi Tapak 80 x 80 cm

A. Galian Tanah untuk Pondasi

Sebelum dilakukan pekerjaan galian pondasi Pelaksana Pelaksana akan memastikan lokasi disekitar pengalian bersih dari pepohonan, semak belukar, dan tanah humus. Posisi galian pondasi akan tepat benar dengan posisi perletakan tapak pondasi dan ini akan dibuktikan dengan pekerjaan pengukuran posisi perletakan pondasi dengan alat Theodolit atau cara manual dengan persetujuan Konsultan Supervisi. Pekerjaan galian pondasi tidak boleh merusak struktur tanah disekitar galian pondasi. Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar Bestek.

Galian tanah pondasi dikerjakan setelah pengukuran dan penentuan As bangunan dikerjakan atas persetujuan direksi. Ukuran serta kedalaman dari galian tersebut dikerjakan berdaasarkan spesifikasi dan gambar rencana sejalan dengan pekerjaan galian, pasir urug didatangkan diteruskan dengan batu kali dan sebagian pekerja diposisikan ke pekerjaan pembesian. Pelaksanaan pekerjaan ini menggunakan tenaga manusia dan alat bantu.

Pengalian pondasi akan mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun memindahkan rangka/beskiting yang diperlukan dan juga untuk mengadakan pembersihan. Perubahan-perubahan dari gambar Bestek yang diperlukan untuk kemudahan pekerjaan pengalian pondasi akan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Kesalahan pengalian sehingga kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang diperlukan, maka kelebihi kedalaman tersebut akan diurug kembali dengan biaya sendiri dari Pelaksana Pelaksana.

Dasar galian yang telah selesai digali akan dipadatkan kembali dengan alat pemadat sehingga mencapai kepadatan yang cukup.

Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau puing-puing bangunan lama maka akar dan puing tersebut akan diangkat serta diurug kembali denga pasir urug hingga mencapai elevasi kedalaman yang diperlukan.

Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi akan ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam lubang galian dan tidak menggangu pekerjaan konstruksi pondasi.

Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian akan tetap dan tidak berubah sebelum pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan. Pelaksana Pelaksana akan membuat dinding penahan tanah sementara jika tanah disekitar galian adalah tanah agresif, labil, dan mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan pengalian. Pengalian dengan alat berat dibenarkan selama tidak merusak struktur tanah disekitar galian. Hasil pekerjaan galian pondasi akan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pekerjaan meliputi : Pekerjaan Pemotongan Tanah untuk mencapai tanah kers, atau minimal sama dengan elevasi rencana dan Pekerjaan Galian untuk pondasi tapak, pondasi menerus dan galian sloof/beam sesuai gambar rencana.

Peralatan yang digunakan :1. Cangkul, sekop2. Keranjang/pengki3. Dump truck untuk pembuangan Hasil Galian yang Menurut konsultan

pengawas atau direksi harus dibuang.4. Alat bantu lainnya.

Pelaksanaan :

Menentukan batas penggalian dan kedalaman galian rencana.

Page 4: Metode Pelaksanaan Selasar

Setelah batas penggalian ditentukan, dilanjutkan dengan penggalian pondasi menggunakan tenaga orang dan alat bantu untuk pondasi sumuran dan pada akhir galian dirapihkan dengan menggunakan tenaga manusia.

Galian coison: galian dilaksanakan dari dalam coison sampai dengan kedalaman yang diinginkan atau elevasi rencana.

Kedalaman galian struktur mencapai tanah keras atau berdasarkan kedalaman elevasi rencana pondasi sesuai dengan gambar rencana.

Hasil galian untuk sementara dibuang disekitar lokasi galian dimana material galian dapat digunakan untuk urugan kembali.

Apabila diperlukan (kondisi dimana muka air tanah tinggi) dapat dipasang pompa air.

Tanah hasil galian yang memenuhi spesifikasi digunakan untuk penimbunan kembali dan yang tidak memenuhi spesifikasi dibuang ke lokasi pembuangan yang telah ditentukan.

B. Pekerjaan pasir urug

Lantai kerja adalah digunakan batu kerikil dan pasir yang didatangkan dari luar lokasi proyek, kerikil yang dipakai adalah batu kerikil bersih. Setelah pasir didatangkan dari luar lokasi proyek maka pekerjaan urugan pasir dilakukan setelah pekerjaan galian selesai dikerjakan atas persetuan Direksi lapangan, selanjutnya urugan pasir dibawah dikerjakan dengan ketebalan pasir urug sisesuaikan dengan spesifikasi dan gambar rencana dan diteruskan dengan meratakan permukaannya.

Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan dan timbunan serta alas pekerjaan Lantai Kerja Beton (Line Concrete). Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan beton non struktural. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % dari berat keringnya. Material urugan dipilih dari sumber yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

C. Urugan Kembali

Urugan kembali bekas galian tanah dikerjakan dengan menutup sisa dari ruang galian pondasi dengan tanah, diratakan dan kemudian dipadatkan sesuai dengan spesifikasi gambar dan petunjuk dari Direksi lapangan.

D. Urugan tanah dalam bangunan

Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan Pelaksana Pelaksana akan memastikan lokasi disekitar timbunan bersih dari pepohonan, semak belukar, dan tanah humus. Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur tidak berbungkah-bungkah, bukan tanah liat, bukan tanah sawah, bukan hasil bongkaran bangunan lama, dan bukan pasir laut. Material timbunan adalah tanah yang mudah dipadatkan. Untuk penimbunan dalam bangunan tidak boleh dilakukan dengan alat berat. Timbunan akan dipadatkan dengan alat Stemper atau alat lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi lapis berlapis dengan ketebalan tiap lapis minimal 30 cm.

Kepadatan timbunan pada lapisan terbawah akan mencapai 95% dari standar proctor laboratorium pada kadar air optimum dengan pemeriksaan kepadatan standar. Hasil pemadatan tanah akan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pengurugan dengan tanah timbun dilaksanakan lapis demi lapis, tebal timbunan tiap lapis 15 - 20 cm, lalu disiram dengan air sampai merata kemudian dipadatkan menggunakan stamper sehingga mencapai kepadatan yang optimum. Dibawah lantai setinggi ± 10 cm di urug dengan pasir urug lapis demi lapis dipadatkan sampai pada pemasangan lantai.

E. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong.

Page 5: Metode Pelaksanaan Selasar

Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong (baik tanpa siar) mulai dari menyiapkan bahan pemasangan menurut spesifikasi ini dan spesifikasi pekerjaan lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini, dimana bentuk, ukuran dan tempat menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi.Pasangan batu kosong harus dipadatkan dengan baik sebagaimana disyaratkan dan permukaan akhir yang rapi dan kuat. Tebal pasangan batu kosong minimum 10 cm, diukur secara tegak lurus pada sloof.

F. Pondasi Batu Gunung

Bahan yang akan disediakan :

a. Menggunakan pasir dan kerikil yang baik, tidak mengandung bahan organik, lumpur dan sejenisnya menurut PBI-1971.

b. Memakai semen yang dalam pekerjaan ini yang memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C.150-84.

Tata Laksana Kerja:

a. Mempersiapkan tempat yang akan dipasang terlebih dahulu dengan teliti dan bersih dari kotoran, lumpur dan sebagainya.

b. Memakai pasangan batu gunung dengan spesi 1 Pc : 2 Ps untuk pemasangan pondasi batu gunung atau batu.

c. Menggunakan batu gunung/kali yang berkualitas baik dari jenis yang keras dan tidak terdapat tanah dengan ukuran tidak boleh lebih dari 25 cm.

d. Tidak membenarkan batu gunung bertumpuan atau beradu satu dengan yang lain tanpa spesi dalam pekerjjaan pemasangan pondasi batu gunung.

e. Semua pekerjaan pasangan batu kali/gunung akan disesuaikan menurut gambar rencana dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Semua material dan bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini benar-benar bersih, terhindar dari kotoran maupun minyak.

f. Untuk pekerjaan batu kali ini kontraktor akan melaksanakan dengan perbandingan 1 PC : 2 Ps ataupun dengan perbandingan campuran lainnya sesuai dengan petunjuk dari pengawas.

g. Sebelum pasangan batu gunung dikerjakan Pelaksana Pelaksana akan memastikan galian pondasi sudah selesai 100%. Pada lapisan paling dasar diberi lapisan pasir urug setebal minimal 5 cm atau sesuai dengan Gambar Bestek. Lapisan pasir urug akan dipadatkan dengan kepadatan yang cukup. Diatas lapisan pasir urug diberi pasangan batu kosong (aanstamping) dengan ketebalan minimal 10 cm atau sesuai dengan Gambar Bestek.

h. Pasangan batu gunung diprofilkan atau dipasang diatas pasangan batu kosong dengan campuran perekat 1 Pc : 2 Ps. Setiap permukaan batu gunung akan benar-benar merekat satu dengan yang lain oleh perekat dari campuran semen dan pasir.

i. Bentuk dan ukuran pasangan batu gunung akan sesuai dengan Gambar Bestek. Permukaan hasil pekerjaan pasangan batu gunung akan benar-benar rata dan hal ini akan dibuktikan dengan pekerjaan waterpassing. Dalam pasangan batu gunung akan ditanam angkur-angkur besi dengan diameter minimal 12 mm untuk keperluan penjangkaran ke sloof-sloof bangunan kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek. Hasil pekerjaan pasangan batu gunung akan disetujui oleh Konsultan

3. PEKERJAAN BETON COR DAN BETON BERTULANGPekerjaan Beton Bertulang meliputi beberapa jenis item Pekerjaan antara Lain :

Page 6: Metode Pelaksanaan Selasar

Sloof Kolom Ring Balk

Material yang digunakan pada pekerjaan beton bertulang meliputi :

Pasir Beton

Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan dengan penelitian di Laboratorium Beton. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.

Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material beton. Tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang dapat merusak beton. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui proses penyelidikan di Laboratorium Beton.Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.

Kerikil Beton

Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila lebih dari 1% maka kerikil tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan dengan penelitian di Laboratorium Beton. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material beton. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton.

Batu Pecah

Hasil produksi mesin pemecah batu (Stone Cruser) bukan hasil pekerjaan manual (manusia). Batu pecah berasal dari batuan kali. Terdiri dari butiran yang keras dan bersifat kekal. Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%. Jumlah butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat alkali. Ukuran butiran terkecil minimal 1 cm dan ukuran butiran terbesar maksimal 3 cm. Batu pecah yang akan dipakai untuk material campuran beton harus melalui proses pemeriksaan di Laboratorium beton.

Semen Portland

Terdaftar dalam merk dagang. Merk Semen Portland yang dipakai harus seragam untuk semua pekerjaan beton structural maupun beton non struktural. Mempunyai butiran yang halus dan seragam. Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras. Untuk pekerjaan beton dan komponen struktur yang berhubungan langsung dengan tanah dan air dipakai Semen Portland Type II. Untuk pekerjaan beton dan komponen struktur yang tidak berhubungan dengan air dan tanah dipakai Semen Portland Type I. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia untuk bangunan gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

Air

Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang dapat merusak beton. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi sebelum digunakan.

Zat Additive

Page 7: Metode Pelaksanaan Selasar

Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan yang berhubungan kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Penggunaan zat additive dalam campuran beton harus melalui proses penelitian dan percobaan dilaboratorium beton dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana. Kontraktor Pelaksana harus menunjukan standar, aturan, dan syarat yang berlaku secara umum mengenai zat additive yang akan dipakai. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive yang dapat dibuktikan secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Tulangan Beton

Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan ditentukan oleh Konsultan Supervisi. Baja tulangan diatas diameter 12 mm adalah Baja Ulir. Baja tulangan dibawah diameter 12 mm adalah Baja Polos. Baja tulangan sengkang/begel diameter 6 mm dan 8 mm adalah baja polos. Semua baja tulangan mempunyai tegangan tarik/luluh baja minimal 3200 kg/cm2 atau 320 MPa. Kebenaran akan tegangan tarik/luluh baja tulangan harus dibuktikan dengan percobaan pada Laboratorium Beton. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan yang dibutuhkan atau sesuai Gambar Bestek. Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari hubungan langsung dengan tanah dan terlindung dari air hujan. Semua peraturan tentang baja di Indonesia untuk bangunan gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

(a)Pondasi Tapak dan Sloof

Sebelum pondasi tapak dikerjakan Pelaksana Pelaksana akan memastikan galian pondasi sudah selesai 100%. Pelaksana akan membuang semua air tanah yang ada dalam galian pondasi sebelum memulai pekerjaan pondasi tapak.

Pekerjaan pengecoran pondasi tapak tidak boleh dikerjakan dalam kondisi galian pondasi tergenang air. Pada bagian paling dasar pondasi dilapisi dengan pasir urug dengan ketebalan minimal 5 cm atau sesuai dengan Gambar Bestek. Lapisan pasir urug akan dipadatkan dengan kepadatan yang cukup.

Diatas lapisan pasir urug dikerjakan pekerjaan lantai kerja (line concrete) dengan ketebalan minimal 5 cm dari campuran 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr. Pekerjaan lantai kerja tidak boleh dilakukan dalam kondisi galian pondasi tergenang air. Perakitan tulangan pondasi tapak dilakukan langsung diatas lantai kerja atau dapat juga dilakukan di bengkel kerja Pelaksana pelaksana. Jumlah dan diameter tulangan pondasi tapak sesuai dengan Gambar Bestek. Bentuk dan dimensi pondasi tapak sesuai dengan Gambar Bestek. Hasil pekerjaan pondasi tapak akan benar-benar tegak lurus dalam arah horizontal dan tegak lurus arah vertikal hal ini dibuktikan dengan pekerjaan theodolit atau pengukuran manual. Semua pondasi tapak beton bertulang dibuat dari beton dengan mutu K-250. Hasil pekerjaan pondasi tapak beton bertulang akan disetujui oleh Konsultan supervisi.

Tahapan pekerjaan pondasi Tapak dan Sloof, meliputi :

a. Pemasangan bekisting

Bekisting untuk sloof terbuat papan dan kaso, dengan tahapan pekerjaan sebagaiberikut :

Pekerjaan ini diawali dengan perhitungan serta gambar untuk menentukan jenis dan jarak penguat bekisting yang akan digunakan.

Kemudian penyediaan peralatan dan pemasangan bekisting mulai dikerjakan.

Setelah pemasangan bekisting maka pekerjaan pengecoran siap dilaksanakan.

Bekisting dibiarkan sampai waktu tertentu kemudian dibongkar.

Page 8: Metode Pelaksanaan Selasar

b. Pekerjaan pembesian pondasi

Asumsi :

Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia ) dan alat bantu berupa bar bender dan bar cutter

Lokasi pekerjaan : Struktur beton

Uraian :

- Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan dengan mutu dan ukuran sesuai dengan standard Indonesia PBI-1971 atau standar yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Rencana, digunakan besi dari mutu :Mutu Baja tulangan (Besi ulir) adalah U-32 (fy = 3200 kg/cm²).Atau ditentukan lain di dalam dokumen spesifikasi teknis pada dokumen lelang.

- Material diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam gudang proyek

- Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang yang diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender dan dikerjakan pada saat suhu dingin.

- Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat. Pembesian untuk pondasi setempat ini nantinya akan dirangkai dengan besi tulangan dari kolom (dibuat overlap arah vertikal untuk joint pembesian dengan kolom).

Setelah pekerjaan pembesian selesai dirangkai, dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan bekisting.

c. Pengecoran

Asumsi :

Pekerjaan menggunakan alat berat (cara mekanik)

Lokasi pekerjaan : Pada pekerjaan pondasi balok sloof, kolom, kolom praktis/balok pinggang, balok lantai, lantai dan ring balok.

Uraian :

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan yang termasuk dalam hal ini adalah pekerjaan struktur beton.

Material campuran beton (semen, pasir, aggregate) yang dicampur dalam concrete mixer.

Material campuran beton (semen, pasir, aggregate) didatangkan dari supplier ke lokasi pekerjaan dan disimpan dalam tempat penyimpanan/ Gudang/ Storage.

Untuk semen, saat penyimpanan material semen dilakukan perlakuan khusus yaitu tempat penyimpanan yang tahan cuaca, yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah sekitar 30 cm dan kantong semen ditumpuk tidak melebihi 2 m. Tiap pengiriman baru dipisah dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut aturan pengirimannya.

Mutu beton yang digunakan sesuai dengan mutu beton pada dokumen lelang yang diminta dan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) :

PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2. Standar lain yang diminta/ditunjukan pada dokumen lelang.

Page 9: Metode Pelaksanaan Selasar

Jenis semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan dokumen lelang.

Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya digunakan air bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organic.

Air diuji sesuai dan harus memenuhi ketentuan dalam PBI-1971.

Aggregat, kasar dan halus yang digunakan (ukuran/dimensi) sesuai dengan permintaan dari spesifikasi dokumen lelang dan telah mendapat persetujuan direksi

Pencampuran dan Penakaran.

Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971 dan persyaratan lain sesuai dengan spesifikasi teknis.

Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan acuan pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton dilapangan dan disaksikan oleh direksi pekerjaan.

Campuran percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang dan mendapat persetuan dari direksi pekerjaan.

Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen lelang.

Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah beton dengan mutu sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen lelang. Pencampuran untuk beton dengan pertimbangan lain pada bagian–bagian tertentu dapat menggunakan beton konvensional dengan persetujuan dari konsultan pengawas : o Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (alat

mixer)o Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan

alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.

o Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregate,pasir dan semen yang telah ditakar, selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

o Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukan dalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan dimasukan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung ¼ bagian. Waktu pencampuran untuk mesin kapasitas ¾ m3 atau kurang selama 1,5menit; untuk mesin lebih besar waktu ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3

Pelaksanaan pengecoran.

Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu, bendrat, paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu dengan kompressor dan atau air.

Bekisting dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat. Sambungan dengan pengecoran sebelumnya telah disiram dengan calbond atau air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air. Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas pekerjaan.

Untuk struktur bawah ( untuk pondasi tapak dan sloof pengecoran dapat langsung dituang dari concrete mixer melalui talang cor). Tinggi jatuh beton pada saat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter (sesuai dengan spesifikasi teknis) agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton, (segregasi).

Page 10: Metode Pelaksanaan Selasar

Pemadatan dibantu dengan concrete vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup (shutter) kecuali penutup dari beton

Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara manual dapat dideteksi dengan indera pendengaran. Jika alat vibrator di dalam beton frekwensi suara yang dihasilkan rendah dan semakin meninggi. Saat frekwensi suara yang dihasilkan konstan dimungkinkan pemadatan sudah cukup. Atau ditentukan sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen lelang.

Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis.Pekerjaan pembesian dan setting bekisting pada pondasi tapak yang sebelumnya dilakukan pengecoran lantai kerja. Pekerjaan pembesian, setting bekisting dan pengecoran sloof.

Perawatan Beton ( Curing )

Pelaksana Pelaksana akan melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap beton yang telah selesai dituang dalam bekisting.

Perawatan dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung goni kemudian menyiram air secara rutin kepermukaan beton sampai beton berumur satu minggu. Penggunaan metode lain untuk perawatan beton akan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

(b)Pekerjaan Struktur Atas

Pekerjaan struktur atas terdiri dari : pekerjaan penulangan, begesting dan pengecoran untuk kolom, dan ring balok.

Pekerjaan Kolom, Balok, dan Ring Balok

Tahapan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan Pembesian

Asumsi :

Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia ) dan alat bantu berupa bar bender dan bar cutter

Lokasi pekerjaan : Struktur Atas beton

Uraian : Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan

dengan mutu dan ukuran sesuai dengan standard Indonesia PBI-1971 atau standar yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Rencana, digunakan besi dari mutu :Mutu Baja tulangan U-32 (fy = 3200 kg/cm²)Atau ditentukan lain di dalam dokumen spesifikasi teknis pada dokumen lelang

Material diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam gudang proyek

Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang yang diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender dan dikerjakan pada saat suhu dingin.

Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat

b. Pemasangan BekistingAsumsi :

Pekerjaan dilakukan secara manual dan alat bantu

Lokasi pekerjaan : pada pekerjaan beton/struktur

Page 11: Metode Pelaksanaan Selasar

Uraian :

Material Material bekisting terdiri dari multipiek minimal 12 mm sebagai bentuk dan balok kayu sebagai rangka/penyambung antar multipiek, didatangkan ke lokasi pekerjaan (gudang proyek).

Dibentuk dan diukur sesuai dengan pekerjaan yang akan dikerjakan dan diperkirakan tidak ada perubahan bentuk ketika proses pengecoran berlangsung.

Untuk mendapatkan bentuk vertikal pada kolom, bekisting dibantu dengan benang vertikal atau unting-unting.

Pada tiap sambungan antar lempeng multipiek ataupun multipiek itu sendiri diusahakan tidak terdapat celah/bocor.

c. Pengecoran Beton a. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air

pada semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi Lapangan menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.

b. Beton harus di cor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dsb, harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan.

c. Alat-alat penuang seperti talang, pipa, chute, dsb harus selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2 m. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang berisi penuh, aduk dengan pangkalnya yang terbenam dalam adukan yang baru dituang.

d. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "initial set" atau yang telah mengeras dimana beton akan menjadi plastis karena getaran.

e. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton menyentuh tanah harus diberi lantai kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk menghindari penyerapan air semen oleh tanah.

f. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras, dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitance) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapai beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang melekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

g. Pemadatan Beton. Pelaksanaan penulangan dan penggetaran beton adalah sangat

penting. Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan beton-beton tidak akan diterima.

Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar berfrekwensi tinggi agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik, tetapi tidak mengenai tulangan.

d. Benda-Benda Yang Tertanam dalam Betona. Semua anker-anker, baut-baut, pipa-pipa, dan sebagainya yang

diperlukan tertanam dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum beton di cor.

b. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan kotoran lain pada waktu beton di cor.

c. Baut-baut anker harus dipasang dalam posisi yang akurat dan diikat pada tempatnya dengan menggunakan template.

e. Pengeringan Beton

Page 12: Metode Pelaksanaan Selasar

a. Semua pekerjaan beton harus dirawat dengan baik cara yang disetujui oleh Direksi Lapangan. Segera setelah beton di cor dan difinis, maka permukaan-permukaan yang tidak tertutup oleh cetakan harus dijaga kehilangan kelembabannya dengan menjaga agar tetap basah secara terus menerus selama 7 (tujuh) hari.

b. Permukaan-permukaan yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan beton belum dilampaui harus dirawat dan dilindungi seperti permukaan-permukaan beton yang tidak tertutup oleh cetakan untuk menghindari terjadinya retak rambat (internal crack).

c. Cetakan beton yang dilindungi terhadap penguapan dan tidak dibongkar selama masa perawatan. Beton harus selalu dibasahi dengan air untuk mengurangi retak, terjadinya celah-celah pada sambungannya.

d. Lantai beton dan permukaan beton lainnya yang tidak tersebut di atas harus dirawat dengan air atau ditutupi dengan membran yang basah.

e. Melapisi permukaan beton dengan bahan khusus perawat beton (curring compound) hanya diperbolehkan pada bagian-bagian beton yang tidak ditonjolkan secara estetika. Kecuali dapat dibuktikan pada Direksi Lapangan bahwa bahan-bahan tersebut tidak memberi pengaruh buruk pada permukaan beton.

f. Pembukaan Bekesting a. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi

Lapangan atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut : Bagian sisi balok 48 jam Balok tanpa beban konstruksi 7 hari Balok dengan beban konstruksi 21 hari Plat lantai/ atap 21 hari Dengan persetujuan direksi lapangan cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh Direksi Lapangan sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/ membebaskan tanggung jawab kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut. Pembongkaran cetakan beton harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.

b. Berkas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.

c. Bekesting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan lantai diatasnya tidak boleh dibongkar sebelum beton lantai di atasnya tersebut mencapai 75 % dari kekuatan umur 28 hari dan lantai itu sendiri sudah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan umur 28 hari.

d. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam dan halus di bidang-bidangnya. Segera setelah cetakan dibuka dan beton masih relatif segar semua bidang-bidangnya harus dipahat sedangkan lekukan serta lubang-lubang harus diisi dengan adukan satu semen dan satu pasir. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas harus dibasahi secara menyeluruh. Semua bagian-bagian atau permukaan yang kasar harus digosok dengan batu karburandum dengan air dan ditinggalkan dalam warna yang merata. Penggosokan hanya diperlukan pada permukaan yang kasar akibat cetakan atau tetesan air semen.

Page 13: Metode Pelaksanaan Selasar

e. Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk fisik yang rata dan halus. Menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air tidak dibenarkan sama sekali.

4. PEKEREJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

Pekerjaan Pasangan Lingkup Pekerjaan ini adalah Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata dilakukan untuk seluruh pembatas ruangan seperti yang tertera dalam gambar bestek.

Persyaratan Bahana. Bata

Mutu bata yang digunakan dan jenis klas I menurut M 10 dengan bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dan tanah hat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak bancur bila direndam air.

b. PasirHarus terdiri dan butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.

c. Semen dan AirUntuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.

Pedoman Pelaksanaana. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang

memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

b. Hubungan dinding dengan kolom harus dipasang besi angker sesuai dengan gambar rencana.

c. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat: Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus

dilakukan dengan benang Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak

boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesaid. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah

panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

e. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding

f. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plasteran

Page 14: Metode Pelaksanaan Selasar

yang dilaksanakan secara sempuma, dikerjakan bersamasama dengan plasteran seluruh bidang tembok

g. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

h. Pasangan dinding papan harus diserut pada kedua sisinya dengan sambungan yang ditentukan dalam gambar detail. Pasangan dinding triplek dilaksanakan dengan bentuk sesuai gambar.

i. Setiap pekerjaan pemasangan batako pada bagian dalamnya diisi dengan adonan semen, pasir dan pada tiap jarak 60 cm arah harizontal dipasang besi beton Ǿ 10 mm dan 80 cm arah vertical juga dipasang besi beton Ǿ 10 mm.

j. Pemasangan batu bata dilakukan secara bertahap dan diikuti dengan cor beton kolom praktis.

k. Pada tiap luas 12 m² diberi dengan bingkai beton/kolom praktis uk. 13x13 cm dan pengakhiran dinding yang tidak menerus, dengan tulangan Ø 10 mm dan sengkang Ø 6 mm adukan 1 Pc:2Ps:3Krl atau ditentukan lain sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja

l. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak melebihi 5mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan horizontal atau ditentukan lain sesuai dengan spesifikasi teknis.

Pekerjaan Plasteran

Lingkup Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, dan tempat lain sesuai dengan gambar bestek.

Persyaratan BahanBahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton bertulang.

Pedoman Pelaksanaana. Sebelum plesteran dilakukan, terlebih dahulu :

Dinding dibersihkan dari semua kotoran. Dinding dibasahi dengan air. Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0.5 cm. Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran

dapat merekat dengan baik.b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1Pc : 2Ps,

sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1Pc : 4Ps.c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan

tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.

d. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat dan plesteran baru harus rata dengan sekitamya).

e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesteran.

Page 15: Metode Pelaksanaan Selasar

f. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

Pekerjaan Pasangan Batu Kosong.

Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong (baik tanpa siar) mulai dari menyiapkan bahan pemasangan menurut spesifikasi ini dan spesifikasi pekerjaan lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini, dimana bentuk, ukuran dan tempat menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi.Pasangan batu kosong harus dipadatkan dengan baik sebagaimana disyaratkan dan permukaan akhir yang rapi dan kuat. Tebal pasangan batu kosong minimum 10 cm, diukur secara tegak lurus pada sloof.

Pondasi Batu Gunung

Bahan yang akan disediakan :

c. Menggunakan pasir dan kerikil yang baik, tidak mengandung bahan organik, lumpur dan sejenisnya menurut PBI-1971.

d. Memakai semen yang dalam pekerjaan ini yang memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C.150-84.

Tata Laksana Kerja:

j. Mempersiapkan tempat yang akan dipasang terlebih dahulu dengan teliti dan bersih dari kotoran, lumpur dan sebagainya.

k. Memakai pasangan batu gunung dengan spesi 1 Pc : 2 Ps untuk pemasangan pondasi batu gunung atau batu.

l. Menggunakan batu gunung/kali yang berkualitas baik dari jenis yang keras dan tidak terdapat tanah dengan ukuran tidak boleh lebih dari 25 cm.

m. Tidak membenarkan batu gunung bertumpuan atau beradu satu dengan yang lain tanpa spesi dalam pekerjjaan pemasangan pondasi batu gunung.

n. Semua pekerjaan pasangan batu kali/gunung akan disesuaikan menurut gambar rencana dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Semua material dan bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini benar-benar bersih, terhindar dari kotoran maupun minyak.

o. Untuk pekerjaan batu kali ini kontraktor akan melaksanakan dengan perbandingan 1 PC : 2 Ps ataupun dengan perbandingan campuran lainnya sesuai dengan petunjuk dari pengawas.

p. Sebelum pasangan batu gunung dikerjakan Pelaksana Pelaksana akan memastikan galian pondasi sudah selesai 100%. Pada lapisan paling dasar diberi lapisan pasir urug setebal minimal 5 cm atau sesuai dengan Gambar Bestek. Lapisan pasir urug akan dipadatkan dengan kepadatan yang cukup. Diatas lapisan pasir urug diberi pasangan batu kosong (aanstamping) dengan ketebalan minimal 10 cm atau sesuai dengan Gambar Bestek.

q. Pasangan batu gunung diprofilkan atau dipasang diatas pasangan batu kosong dengan campuran perekat 1 Pc : 2 Ps. Setiap permukaan batu gunung akan benar-benar merekat satu dengan yang lain oleh perekat dari campuran semen dan pasir.

r. Bentuk dan ukuran pasangan batu gunung akan sesuai dengan Gambar Bestek. Permukaan hasil pekerjaan pasangan batu gunung akan benar-benar rata dan hal ini akan dibuktikan dengan pekerjaan waterpassing. Dalam pasangan batu gunung akan ditanam angkur-angkur besi dengan diameter minimal 12 mm untuk keperluan penjangkaran ke sloof-sloof bangunan kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek. Hasil pekerjaan pasangan batu gunung akan disetujui oleh Konsultan

Page 16: Metode Pelaksanaan Selasar

5. PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP ATAP

o Rangka Atap Baja Ringan dan Penutup atap :

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan, alat dan bahan-bahan yang diperlukan terbuat dari Kuda-kuda Rangka Baja Ringan dan Atap Seng Multiroof 0,30 mm. Bahan rangka atap adalah Rangka Baja Ringan dengan kandungan 55% Aluminium & 4,35% Zincalum, Tegangan leleh Baja minimum 550 mpa, Rangka Baja Yang di izinkan harus memiliki sertifikat dari HIMPUNAN AHLI KONSTRUKSI INDONESIA (HAKI). Besaran Ukuran Baja Ringan yang dipakai Harus dihitung kembali oleh pelaksana (Pabrik Pemasok Bahan Rangka Baja Ringan).

Rangka Baja Ringan yang akan dirangkai sebagai rangka atap harus diangkur pada ring balk menggunakan baut dia. ½ “ dengan panjang 15 cm pada setiap rangka kuda-kuda. Pemasangan baut sekrup pada rangka baja ringan harus benar –benar kuat, sehingga sambungan rangka baja dapat terjepit dengan rapat.

Bentuk dan ukuran serja jarak pemasangan rangka kuda – kuda baja ringan harus dipastikan benar – benar kuat dan aman dari segi strukturalnya, apabila diperlukan penambahan rangka tambahan maka harus dipasang dengan benar dan dengan mendapat persetujuan dari pengawas.

Untuk pemasangan Seng Seng Multiroof 0,30 mm harus rapi dan kuat terpasang, harus dipastikan jarak pemasangan baut tepat pada gording rangka baja ringan. apabila terdapat kebocoran pada seng atap maka kontraktor pelaksana harus membongkar dan memperbaikinya kembali.

Pemasangan dan Perletakan atap yang pertama harus dipasang berlawanan arah angin. Maksud dari berlawanan arah angin adalah tepi ujung yang mempunyai kaki atap harus dipasang berlawanan arah angin, kemudian baru ditimpa dengan atap yang tepi ujung yang tanpa kaki atap dan seterusnya diikuti oleh lembaran-lembaran yang berikutnya.

o Pekerjaan Pasangan Lisplank

Pekerjaan Pemasangan Lisplank dilakukan setelah pekerjaan rangka atap selesai dikerjakan sepenuhnya dan sebelum pemasangan atap. Papan yang digunakan harus rapi lurus, dan diketam terlebih dahulu. Pekerjaan ini akan dilaksanakan menurut ukuran yang tercantum pada gambar dan dilaksanakan apabila telah diperiksa dan disetujui Pengawas

6. PEKERJAAN PLAFOND

Pekerjaan Pasangan Plafond terdiri dari ;

Rangka Plafond ( Furing ) Plafond Gypsum Board 9 mm List Plafond

Pekerjaan plafond mengacu pada spesifiaksi dan gamabr rencana yang akan dibuat. Spesifikasi Bahan Rangka Plafond : Rangka Furing, Penutup Plafond : Gypsum Board 8 mm .

Untuk Rangka Furing dipasang pada sisi pinggir ruangan/ rapat tembok dan penggantung dipasang memanjang arah langit-langit dengan jarak satu dengan lainnya sesuai dengan ukuran langit-langit serta dipasang melintang. Peil penggantung sedikit diatas peil langit-langit (tebal langit-langit).

Struktur Rangka Furing dirakit sedemikian rupa sesuai dengan bentuk dan ukuran pada gambar. Pada setiap sambungan Gypsum diberikan dempul sehingga tidak tampak bekas sambungannya dan harus benar-benar rata. Pada pinggir plafond

Page 17: Metode Pelaksanaan Selasar

memakai Profil Gypsum. Profil tersebut dipasang sama rata, licin dan sama besarnya.

Pada pekerjaan plafond ini diperlukan adanya pekerjaan lain yang mempunyai hubungan erat dalam pelaksanaannya. Sebelum pemasangan plafond dilaksanakan, pekerjaan lain yang terletak di atas plafond harus sudah terpasang seperti dinding dan kosen jendela. Pada pertemuan bidang planfond dengan dinding harus diperhatikan dan pelaksanaannya harus sesuai dengan gambar.

7. PEKERJAAN LANTAI

Pekerjaan urugan tanah pilihan dan pasir & Pengecoran Lantai.

Pekerjaan urugan meliputi, pengurugan tanah sesuai dengan spesifikasi teknis dan pasir alas pasangan lantai dengan tebal 10 cm, dan pengecoran lantai dengan tebal 5 cm.

Material Urugan :

Material urugan dipilih dari sumber yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.Untuk pekerjaan urugan sbb;

1. Urugan tanah dan pasir di bawah lantai. Urugan tanah dan pasir akan digunakan sampai elevasi tertentu pada

section yang ditentukan sesuai gambar rencana. Melakukan pemadatan urugan dengan menggunakan Stamper

Vibrator/Compack Vibrator dengan syarat tanah di basahkan dahulu dengan air hingga merata agar material urugan benar– benar padat.

Syarat material pada urugan pasir memenuhi spesifikasi teknis yang diminta dalam dokumen lelang atau ditentukan lain oleh direksi pekerjaan.

2. Beton cor lantai / Slab (Concrete Floor)

- Pengecoran dilakukan diatas urugan pasir dengan ketebalan 8 cm.- Cement Portland dan air memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam

spesifikasi teknis.- Beton Cor diratakan dengan raskram sehingga merata dan diwater pas

agar merpermudah saat pemasangan keramik.

Pemasangan Keramik Lantai

Tahapan pelaksanaan meliputi :

Pemasangan Lantai dan dinding keramik dilakukan sesuai dengan gambar rencana, bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan dari dewan direksi terlebih dahulu. Dinding bata tempat pemasangan keramik atau porselin diplester kasar dengan campuran 1 PC : 3 PS, kemudian diatas plester tersebut ditempel keramik atau dengan menggunakan pasta semen. Permukaan pasangan keramik atau porselin harus datar, rata alurnya, harus sama besarnya. Celah-celah antar keramik/porselin diisi dengan semen berwarna sama dengan warna keramik/porselin/ubin kepala basah.

Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 cm dan diplester setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps. Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar tidak terdapat rongga-rongga dibawah ubin yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara ubin dengan ubin harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang warnanya sesuai dengan warna ubin. Hasil pasangan akhir harus rata tidak bergelombang dan waterpass.

Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata

Page 18: Metode Pelaksanaan Selasar

dengan sekitarnya. Permukaan pasangan keramik/ubin harus datar dan waterpass. Pada lantai KM/WC, permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke arah floor drain.

Penutup lantai yang digunakan untuk dalam bangunan serta untuk selasar adalah merupakan keramik ukuran 40 x 40 cm klas KW I. Sedangkan keramik 20 x 20 cm klas KW-I dan keramik 20 x 25 cm klas KW-I dengan tekstur kasar dipergunakan untuk Lantai dan dinding KM / WC.

Keramik dipasang untuk lantai dipakai keramik yang permukaannya kasar, siku, kuat, warna dan ukuran ditentukan kemudian. Pelaksanaan pemasangan keramik diawali dengan pemasangan spesi 1 : 3 untuk KM/WC, tebal spesi 1,5 – 2 cm.

Pemasangan keramik harus rapi, kuat, permukaan rata dan nat yang terbentuk pada keramik harus lurus. Permukaan keramik harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari sisa-sisa semen / spesi dan bahan-bahan lainnya. Finishing dilakukan pada nat dengan menggunakan semen putih.

8. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Semua pekerjaan listrik ini ditangani oleh orang yang ahli dalam bidang listrik baik penyambungan arus di PLN maupun pemasangan di lapangan. Pemasangan listrik ini sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana. Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam bangunan, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pia PVC, tiang listrik, dan sebagainya listrik bisa menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuaikan dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.

Umum

1. Persyaratan ini merupakan bagian dari pernyataan teknis ini. Apabila ada klausul lain dari persyaratan ini yang dituliskan kembali, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul yang ada atau menghilangkan klausul-klausul tersebut atau bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

2. Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatau bagia pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja. Pelaksana Pelaksana harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.

Pekerjaan Listrik

a. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah selumh sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempuma dan aman.

b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.

c. Instalasi listrik harus dikerjakan oleh Pihak yang ahli atau Pihak Instalatur ahli dan telah mempunyai sertifikat baik dari Pihak PLN, instalatur juga

Page 19: Metode Pelaksanaan Selasar

harus mendapat persetujuan dari Direksi. Dalam hal ini pihak kontraktor tetap bertanggung jawab atas kesempurnaan hasil pekerjaan pemasangan instalasi tersebut.

d. Pemasangan instalasi listrik harus menggunakan sistim tegangan 250 Volt/4 Amp. Dari panel listrik utama, tenaga listrik didistribusikan secara radial ketempat-tempat yang memerlukannya. Semua peralatan seperti panel-panel, stop kontak, motor-motor dan dihubungkan ketanah sesuai dengan peraturan yang ada.

e. Komponen-komponen bahan Instalasi listrik harus berkwalitas baik dan sesuai dengan NI - 6.

f. Sistem PengabelanYang dimaksud dengan sistem pengabelan ialah instalasi kabel lengkap dengan pipa-pipa, clips, juntion boxes, cable racks, cable traya yang alin yang dipergunakan penyelesaikan instalasi kabel.Cabel-cabel primer, sekunder, maupun yang kelampu dan stop kontak harus dipilih dari material yang tersebut dalam spesifikasi dan gambar, produk dari pabrik-pabrik yang telah mendapat sertifikat dari PLN. Kabel-kabel yang dipasang menurut cara yang tersebut dibawah ini :o NYA : Pemasangan harus didalam pipa pelindung baik di luar maupun

didalam tembok dan pada pemasangan dibawah tanah diberi pipa pelindung yang tahan kerusakan mekanis.

o NYM : Pemasangan didalam tembok harus didalam pipa pelindung, sedangkan pemasangan diluar tembok tanpa pelindung dengan menggunakan pemegang kabel (klem- sadel).

o NYFGBY dan type-type kabel yang lain pemasangan seperti yang telah ditentukan oleh PLN.

g. Lampu-LampuGambar-gambar yang ada, hanya menunjukkan letak kira-kira dari lampu-lampu, sedangkan untuk lokasi yang tepat harus disesuaikan dengan gambar-gambar Arsitektur. Lampu-lampu harus dari type yang cocok dipasang ditempat yang tepat secara baik. Lampu yang di pakai adalah Bola Lampu hemat Energi Merk Philips.

h. Stop Kontak.Gambar-gambar hanya menunjukkan letak kira-kira dari pada stop kontak dan harus disesuaikan dengan Gambar Arsitek. Untuk saklar lampu dan stop kontak dipakai merk Broco. Jika tidak ditentukan lain dipasang 140 cm diatas lantai. Stop kontak harus sejenis terbenam (inbouw) dengan 3 terminal (satu untuk pertahanan) dan tertutup warna putih.

i. Panel Listriko Body panel listrik harus dibuat dari besi plat, dengan tebal paling

sedikit 1,5 mm. Pelaksanaan pembuatan dilas yang kokoh dan rapi, dicat abu-abu muda dan pengeringan dengan oven, didasari dengan cat dasar.

o Komponen panel adalah produksi dari pabrik yang memenuhi syarat/ standar yang diakui internasional seperti DIN, VDE, AIEE atau JIS. Pemasangan komponen didalam body sedemikian rupa harus mudah dibongkar dan dipasang kembali bila mana diadakan perawatan.

o Pengabelan didalam panel paling kecil menggunakan kabel perpenampang 2,5 mm dan dilaksanakan dengan menggunakan sepatu kabel (cable lug). Sambungan kabel kebeban harus dengan blok terminal dan tiap-tiap terminal harus diberi tanda (huruf atau angka- angka) hinga mudah waktu penyambungan kabel kebeban.

Pemeriksaan Rutin1. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan

dan pemeriksaan routine.

Page 20: Metode Pelaksanaan Selasar

2. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali.

9. PEKERJAAN PENGECATAN

Item Pekerjaan pengecatan terdiri dari item pekejaan :

Pengecatan plafond, pengecatan plafond dikerjakan setelah pekerjaan pemasangan plafond gypsum dan list profil fypsum selesai dikerjakan dengan rapi. Selanjutnya dilakukan pengecatan 1 lapis cat dasar kemudian dilakukan 2 lapis cat penutup. Untuk warna dan pemilihan merk cat dilakukan atas persetujuan dari konsultan pengawas.

Pekerjaan cat tembok dikerjakan setelah permukaan dinding benar-benar dihaluskan dengan kertas amplas dengan plamur tembok. Selanjutnya cat diawali dengan cat dasar tembok 3 (tiga) lapis sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Semua pekerjaan pengecatan dikerjakan setelah permukaan kayu benar-benar dihaluskan dengan kertas amplas, selanjutnya dicat dengan kuas sesuai dengan spesifikasi dan gambar.

Tahapan Pelaksanaan Cat Dinding :

o Sebelum memulai pengecatan, permukaan dinding dibersihkan dari debu dan kotoran. Debu-debu yang menempel pada permukaan yang akan di cat, dibersihkan dengan lap basah kemudian dibiarkan hingga kering.

o Permukaan dinding yang akan di cat harus kering dan ratao Semua pekerjaan plesteran atau acian yang cacat dipotong dan diperbaiki

dengan plesteran atau acian dari jenis yang sama hingga diperoleh permukaan yang benar-benar rata.

o Lubang-lubang atau retak-retak kecil ditutup dengan dempul / plamir yang khusus dibuat untuk itu dan dihasilkan oleh produksi yang sama dengan produsen catnya.

10. DAN PEKERJAAN LAIN – LAIN

Kontraktor harus berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan guna menghindari terjadinya kecelakaan baik terhadap orang, peralatan maupun material. Jika pada suatu saat peralatan atau material ditempatkan pada suatu tempat yang bersifat sementara, maka tempatnya harus jauh dari lalu lintas, jauh dari sumber-sumber yang dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan dan cacat pada peralatan maupun material tersebut.

Pekerjaan Finishing

Sebelum pekerjaan diserah terimakan, akan dilaksanakan pekerjaan pengecekan terhadap semua tem penyelesaian pekerjaan, hal ini dilakukan untuk memeriksa adanya kemungkinan pekerjaan yang kurang sempurna untuk diperbaiki sehingga pada saat serah terima dilaksanakan bangunan dalam keadaan siap tanda adanya cacat.

Pekerjaan Harian

Kontraktor diwajibkan membuat laporan berskala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak. Kontraktor diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100%. Syarat-syarat foto dokumentasi :

- Tiap unit bangunan diambil dari 4 arah.

Page 21: Metode Pelaksanaan Selasar

- Gambar menyeluruh pandangan dari 4 arah.- Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut

pengambilan pertama.

a. Laporan Harian

Kontraktor akan membuat laporan periodik atas setiap bagian pekerjaan yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang disetujui Direksi dan juga harus menyerahkan foto-foto dokumentasi pekerjaan dari 0%, 50% dan 100% yang dibuat pada setiap keadaan/tahapan pekerjaan dengan tempat/posisi Pengambilan yang tetap.

Laporan tersebut akan memuat keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta ketrampilannya, jumlah bahan-bahan ditempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta informasi yang lain yang berkaitan dengan kemajuan pekerjaan.

b. Laporan Mingguan

Kontraktor akan membuat Laporan Mingguan yang merupakan hasil himpunan Laporan Harian dan menyerahkan rencana mingguan yang sudah disetujui oleh direksi setiap Awal minggu untuk minggu berikutnya.

Kontraktor harus menyerahkan pada pemilik berupa As built drawing. Yang merupakan gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali dalam bentuk kalkir atau ketas dengan ukuran kertas minimal A3. Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan dalam gambar rencana, RKS, ataupun dokumen-dokumen lainnya, yang tenyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor atas perintah tertulis dari pihak pemilik.

Pekerjaan Pembersihan Akhir

Sebelum pekerjaan diserah terimakan, akan dilaksanakan pembersihan terhadap sisa-sisa bahan bangunan, kotoran-kotoran yang ada sehingga pada saat serah terima dilaksanakan bangunan dalam keadaan bersih

Bener Meriah, 02 April 2013 CV. Big HA

Agustinawati. AM.d (Direktris)