selasar edisi 17

12
Redaksi menerima tulisan dari pembaca berupa artikel, opini, berita melalui [email protected]. Redaksi tidak bertanggungjawab atas isi tulisan. Tulisan merupakan pandangan pribadi penulis. e-Newsletter ini adalah produk nonprofit. Menggerakkan Tradisi, Meneguhkan Indonesia e newsletter Selasar Edisi 17 / Januari 2016 Dialog Agama Budaya Lokal &

Upload: jaringan-gusdurian

Post on 08-Jan-2017

644 views

Category:

News & Politics


3 download

TRANSCRIPT

Redaksi menerima tulisan dari pembaca berupa artikel, opini, berita melalui [email protected]. Redaksi tidak bertanggungjawab atas isi tulisan. Tulisan merupakan pandangan pribadi penulis.

e-Newsletter ini adalah produk nonprofit.

Menggerakkan Tradisi, Meneguhkan Indonesia

e newsletter

SelasarEdisi 17 / Januari 2016

Dialog AgamaBudaya Lokal&

Sekedar Mendahului

Pribumisasi Islam pada dasarnya adalah ikhtiar untuk mendialogkkan ajaran universal islam dengan budaya lokal. Perjumpaan agama dan budaya yang bersifat alami ini, di tanah air kemudian mewujud pada corak Islam Nusantara. Contoh kasusnya bisa disebut satu per satu dari ujung Sumatera hingga pulau di ujung timur Indonesia.

Masyarakat Islam di Indonesia telah menunjukkan prestasi gemilang dalam hal mendialogkan Islam dengan budaya lokal tersebut. Di masa kini, tantangannya adalah bagaimana umat Islam di Indonesia mampu mempertahankan sekaligus mengembang-kan cara berislam yang selaras dengan demokrasi dan penegakan hak asasi manusia.

Selamat menikmati edisi Selasar yang mengajak berbincang mengenai hal-hal tersebut...[]

Dialog Agama

Semakin tinggi martabat manusia yang

menjadi pemeluknya maka semakin

tinggi pula martabat agama itu sendiri"

#GusDur, Tuhan Tidak Perlu Dibela Hal 87

dan Budaya Lokal

devianart

Penanggung jawab

SekNas JGDPenasihat

Alissa QM Wahid

Koordinator Divisi Media JGD

Pemimpin Redaksi

Nabilah Munsyarihah

Tata letak

S. Jejak

Kontributor

GUSDURian di berbagai daerahSirkulasi

Manajemen Informasi JGD

Ahmad, Afan, Isna, Purwanto, Rifqiya

Redaksi

Editor

Kindi, Zia

Heru Prasetia

KH ABDURRAHMAN WAHID

agi Gus Dur, kebudayaan adalah bagian integral dari eksistensi kita sebagai manusia. Jika kita dipisahkan dari budaya sendiri,

sesungguhnya kita juga akan direduksi sebagai manusia. Karena dengan kebudayaan kita lahir, dibentuk dan tumbuh sebagai manusia. Maka dari itu, dalam kaitannya dengan agama, kebudayaan harus menjadi bagian integral dari proses dan bagaimana manusia mempraktikkan agama. Kalau tidak begitu maka agama hanyalah menjadi kamuflase.

Ketika Gus Dur masih muda, ada dua arus besar yang berkaitan dengan kebudayaan. Pertama, Agen Negara yang serba ingin menentukan segala sisi kehidupan warga negaranya. Kedua, Kecenderungan agama yang sesuai dengan tuntutan dari negara. Kecenderungan agama tersebut bermaksud ingin memurnikan agama dari kebudayaan-kebudayaan lokal (deculturitation of faith). Kecenderungan inilah yang biasa disebut dengan gerakan “puritan”. Artinya, gerakan puritan menjadi kecenderungan beragama yang sudah “dilegalkan” oleh negara.

Kelompok agama puritan memandang, bahwa semakin jauh warga negara dari kebudayaan-kebudayaan lokal, maka semakin dianggap benar pula apa yang mereka kerjakan. Di saat yang bersamaan, terdapat sebuah kriteria warga negara yang bisa dianggap sebagai “modern”. Yakni, mereka yang semakin jauh dari objek plural yang tidak sesuai dengan tuntutan orde baru. Menjadi modern dan menjadi religius bisa bergandengan tangan dengan

Agama, Budaya Lokal Keindonesiaan

Oleh: Muhammad Pandu(Aktivis Santri Gus Dur)

&

B

e-Newsletter SELASAR edisi 17/ Januari 20164

Latif

Me

ng

ge

rak

ka

n T

rad

isi

menjadi “orde baru”. landasan moral dari perubahan sosial. Meskipun Sekitar sepuluh tahun sebelum runtuhnya rezim kita sudah mengkonsumsi atribut berlapis-lapis orde baru, muncul kelas-kelas beragama yang yang semuanya terlihat agamawi, namun jika memperkenalkan diri mereka sebagai modern moralitas kita tidak mencerminkan itu, maka itu (tidak tradisional). Atau bisa dikatakan sebagai adalah omong kosong belaka. Atau jika kita muslim yang menganggap dirinya lebih murni meminjam perkataan Gus Mus, maka Islam yang dan sesuai dengan apa yang dituntut oleh seperti itu adalah Islam yang tidak ada gunanya.negara, seperti halnya ICMI (Ikatan Cendekiawan Sebagai landasan, agama tidak mungkin akan Muslim Indonesia). ICMI menjadi produk dari bertentangan dengan apapun yang ada di politik orde baru yang bergandengan tangan atasnya. Gus Dur menekankan, bahwa dengan gerakan puritan. Dan inilah yang dilawan bagaimana caranya agar orang Islam mampu oleh Gus Dur. memberikan nilai Islam terhadap Indonesia. Dan

Gus Dur paham betul dengan hal itu. Ia bukan sebaliknya, orang Islam malah seperti telah membaca jauh ke depan apa yang mendapatkan Indonesia untuk kelompoknya. terjadi jika itu dibiarkan. Jika kita sadari, Islam Sebab jika itu terjadi, maka Indonesia akan merupakan agama mayoritas di Indonesia. Jika menjadi perbutan antar kelompok dan terjadilah Islam yang mayoritas bergandengan tangan perpecahan.dengan rezim yang otoriter dan itu dilegitimasi Dengan pribumisasi Islam Gus Dur ingin oleh agama, maka hal tersebut akan sangat menunjukkan bahwa sebagai orang jawa, muslim berbahaya. Terutama bagi orang-orang yang dan Indonesia, ketiga elemen ini bisa bersinergi minoritas dan lemah. Lantas Gus Dur datang dan saling membentuk. Jika kita berpikir bahwa menawarkan konsep Pribumisasi Islam. Islam bertentangan dengan Indonesia dan Jawa

Dalam konteks budaya, pribumisasi Islam maka kita akan menjadi orang yang terus adalah suatu perlawanan intelektual, kultur dan bermasalah: bermasalah dengan nation state dan sosial terhadap negara dan gerakan puritan. juga kultur lokal. Itu yang masih kita saksikan hari Pribumisasi Islam sekaligus menjadi perlawanan ini.pada arabisasi budaya yang jamak mulai Generasi kita saat ini memiliki tantangan baru dilakukan pada saat itu. yang sama sekali berbeda dengan masa orde

Kultur lokal yang termuat dalam Pribumisasi baru. Jika pada masa orde baru Negara sangat Islam, merupakan bagian penting dari identitas ketat dalam mengontrol apa yang boleh dan setiap warga negara. Jangan sampai orang jawa tidak boleh masuk dalam kategori yang ia kehilangan kejawaannya, orang sunda tentukan, maka saat ini peran negara sudah kehilangan kesundaannya, begitu pula dengan sangat lemah dalam menentukan proses orang-orang madura, bugis, batak dan lain perubahan sosial.sebagainya. Serta jangan sampai seolah-olah Dengan mewarisi Gus Dur, alangkah baiknya budaya berkompetisi dengan Islam dan nilai-nilai kita harus menciptakan generasi yang bisa keislaman. Hal-hal tersebutlah yang dicemaskan mendialogkan nilai-nilai moral dalam agama dan oleh Gus Dur jika suatu saat terjadi. membaca secara kritis perubahan sosial di sekitar

Jadi, kebudayaan lokal harus menjadi bagian kita. Selain itu, kita juga dituntut untuk ikut integral dari proses penghayatan kita terhadap menentukan visi-misi apa yang akan kita capai di agama. Dan ia sama sekali tidak bertentangan, masa depan.[] bahkan saling melengkapi. Maka dari itu, aspek-aspek kebudayaan lokal yang bisa bersinergi dengan prinsip-prinsip universal Islam itu yang harus terus menerus dipelihara, karena dengan itu kita beragama dengan lebih baik dan bisa lebih merasuk pada diri.

Dalam pemikiran Gus Dur, agama merupakan

e-Newsletter SELASAR edisi 17/ Januari 2016 5

Dengan pribumisasi Islam Gus Dur ingin menunjukkan bahwa sebagai orang jawa, muslim dan Indonesia, ketiga elemen ini bisa bersinergi dan saling membentuk

Menyoal Kembali Hak Azasi Manusia

Oleh: Isna Lathifa(Santri Ali Maksum, Krapyak)

Indonesia

e-Newsletter SELASAR edisi 17/ Januari 20166

esember merupakan momen yang baik untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang telah bangsa ini lewati selama

setahun terakhir. banyak hal-hal yang tidak terduga terjadi, kegaduhan-kegaduhan politik membuat stabilitas Negara terganggu, sikap elit politik tidak mencerminkan moral yang baik, pada akhirnya rakyat menjadi korban kebijakan yang tidak menguntungkan sama sekali.

November 2015, di Belanda telah berlangsung Pengadilan Rakyat Internasional yang membahas terkait pelanggaran HAM atas kasus PKI 1965 yang mengahasilkan rekomendasi untuk pemerintah Indonesia guna meneyelesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalu. Tetapi, semua sia-sia. Pemerintah hanya menganggap pengadilan tersebut sebagai sandiwara belaka, artinya tidak memiliki pengaruh apapun.

Sudah sering sekali pemerintah berseteru dengan rakyat sendiri. Apalagi terkait dengan isu-isu HAM masa lalu seperti kasus 1965. Segala upaya dilakukan pemerintah untuk berkelit dari kesalahan yang telah dilakukan. Pemerintah justru menuduh sebaliknya. Rakyat di tuduh menzolimi pemerintah dengan dalih terbunuhnya Jendral-Jendral yang terhormat. Tetapi, pemerintah lupa dan menutup mata atas jutaan nyawa hilang sia-sia karena tangan dingin militer.

Pemerintah hari ini seolah ingin menghidupkan kembali orde baru dengan segala kediktatorannya. Suara-suara dibungkam, hak azasi dibatasi dan intervensi sana-sini. Lentera, majalah mahasiswa Satya

D

Latif

Me

ng

ge

rak

ka

n T

rad

isi

Wacana dibredel. Panitia acara Ubud Writers and Negara. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada Readers Festival di Bali diintervensi agar kepercayaan masyarakat dunia dalam mengganti sejumlah acara bertopik tragedi 1965. membangun sebuah hubungan kerja sama.Ruang demonstrasi Jakarta dibatasi. Aktivis anti Seharusnya pemerintah tidak perlu gamang korupsi dijerat dengan UU ITE. Semua itu bukti atau takut dalam menyelesaikan masalah HAM. nyata tindakan sewenang-wenang pemerintah sebelumnya Gus Dur sebagai bagian dari dalam membatasi ruang gerak dan kebebasan masyarakat atau sebagai Presiden sudah pernah menyampaikan pendapat. mencotohkan bagaimana ia menyelesaikan

Melihat realitas yang demikian, saya masalah-masalah dan mengawal HAM. Sebagai meragukan janji Jokowi-JK dalam menyelesaikan Presiden Gus Dur telah mencotohkan bagaimana kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu. Apalagi ia merawat Papua, membubarkan Departemen melihat komentar-komentar tegas dari Wakil penerangan yang menjadi penyumbat kebebasan Presiden terkait kasus-kasus 1965. Bukannya era Orde Baru. Menghapus Dwi fungsi Abri. Indonesia tidak mampu menyelesaikan kasus Mengembalikan hak-hak tahanan politik yang di pelanggaran HAM, hanya saja Pemerintah tidak kekang oleh Orba. Peduli atas Papua. Menjamin memiliki tekad dan kemauan dalam kebebasan umat konghucu untuk melaksanakan menyelesaikan masalah ini. para pelaku ajarannya bahkan mengesahkannya sebagai pelanggaran HAM masa lalu masih memiliki agama resmi Indonesia. Mencabut pengaruh juga posisi strategis di pemerintahan. TAP/XXV/MPRS/1966, Meminta maaf terhadap maka jangan heran pemerintah hari ini tidak korban kasus 65 dan mengizinkan ratusan exil memliki keberanian dalam menyelesaikan pulang ke Indonesia guna meneyelesaikan kasus masalah-masalah HAM. 65 serta mengupayakan rekonsiliasi.

Kasus pelanggaran HAM masa lalu tidak Pasca pelengseran Gus Dur dari kursi hanya peristiwa 1965, masih banyak kasus-kasus Presiden, ia tetap tegak berdiri mengawal dan tinggalan orde baru yang meneror kehidupan mendukung upaya-upaya untuk mewujudkan bangsa dan Negara sampai hari ini. Misalkan kesadaran HAM masyarakat sipil. Dengan Papua. Semenjak bergabung dengan Indonesia, mendukung kegiatan dan dialog lintas iman, Papua adalah daerah yang paling sering mendampingi masyarakat yang di zolimi baik terlanggar hak azasinya. Pendekatan militer yang tergusur maupun yang dirampas haknya. Menjadi dilakukan pemerintah terhadap rakyat Papua garda terdepan dalam membela hak-hak kaum tidak memberikan dampak positif bagi negri Syi’ah, Ahmadiyah, penghayat dll. cendarwasih tersebut. Nilai kemanusiaan hampir 10 Desember merupakan lahirnya Deklarasi tidak ada artinya, bahkan peluru lebih berharga Universal Hak Azasi Manusia, momen yang tepat dari pada nyawa manusia-manusianya, sampai untuk melakuakn evaluasi atas gambaran HAM hari ini masih terjadi pembunuhan-pembunuhan Indonesia. Bagaimana kondisi HAM saat ini? mau di tanah Papua. dibawa keman ia? Lebih jauh lagi mau dibawa

Ditengah gempuran investor asing, Papua kemana bangsa ini? bangsa beradabkah atau semakin terpuruk. Sumber daya alam juga biadab? Bangsa beradab adalah bangsa yang sumber daya manusia dieksploitasi, sedang menjunjung tinggi konstitusi. Sedangkan pembangunan berjalan lambat. Kondisi HAM konstitusi menjamin seutuhnya hak azasi yang memprihatinkan tidak ditangani oleh manusia. Sudah saatnya, Pemerintah melakukan pemerintah bahkan cenderungdiabaikan. Kondisi refleksi, membuka mata dan melapangkan dada tersebut menjadi sorotan Internasional dalam hal atas kondisi Indonesia supaya tidak ada lagi ini adalah Dewan HAM PBB. Papua yang rakyat yang bernasib seperti Marsinah, Wiji Tukul, demikian telah mencitrakan kondisi HAM Udin, Munir atau Salim Kancil yang meninggal Indonesia di mata dunia. Padahal pergaulan sia-sia.[]Internasional telah menjadikan Hak Azasi Manusia sebagai indikator penilaian sebuah

e-Newsletter SELASAR edisi 17/ Januari 2016 7

Latif

JINGGA Media merupakan salah satu komunitas informasi (TI), ada yang di bidang pendidikan, Jaringan GUSDURian yang digawangi oleh Sobih riset, ada pula yang aktif di dunia media populer. Adnan, dkk. Beberapa waktu yang lalu tepatnya Nah, kami memimpikan, andai seperangkat tanggal 14 Desember 2015, Jingga Media pengetahuan tadi bisa disatukan menjadi sebuah mendapat penghargaan sebagai Komunitas TIK alat yang bisa bermanfaat bagi sekitar?, maka Terbaik se-Jawa Barat dari Pemerintah Provinsi sejak itu kita bersepakat membangun rumah Jawa Barat. Berikut adalah wawancara antara bersama yang diberi-nama JINGGA Media. Dan Isna (Selasar) dengan Sobih Adnan seputar terus bereksplorasi hingga sekarang.JINGGA Media melalui surel :

Bisakah mas sobih jelaskan apa itu JINGGA Mas sobih, apa yang menginisiasi Mas Sobih dan Media? Apa yang selama ini dilakukan?kawan-kawan dalam membetuk JINGGA Media? Kami mendefinisikan JINGGA Media sebagai Bisakah anda jelaskan kronologi rumah bersama untuk saling belajar. Ini yang terbentukknya? penting. Tapi secara resmi kami menggunakan Kami terbentuk pada tanggal 20 November 2012. simpul slogan sebagai "pusat analisis data dan Tiga tahun yang lalu. Mula-mula, saya dan pengembangan media komunitas", dalam arti, beberapa kawan -yang merasa memiliki kami bekerja sebagai mitra sekaligus pendorong kegemaran memelajari pengetahuan yang bagi para penggiat komunitas untuk melakukan berbeda- merasa perlu untuk melebur untuk pengembangan tata kelola informasi.saling berbagi tentang apa-apa yang kita miliki. Di antara kami, ada yang bergelut di bidang Fokus atau issu apa yang diakomodir oleh penguatan jaringan radio komunitas atau radio JINGGA Media? Apa yang melatarbelakangi warga, ada yang konsen di bidang teknologi JINGGA media dalam memilih isu tersebut?

Meleburkan Perbedaan Menjadi JINGGA JINGGA MEDIA :

---------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------

Fo

rum

e-Newsletter SELASAR edisi 17/ Januari 2016 9

Latar berlakang terbentuknya JINGGA Media Jawa Barat. Tentu ini adalah kabar yang berpaku pada dua prinsip penting yang menggembirakan, karena apa yang telah diteladankan Gus Dur. Yakni, Kesetaraan dan dilakukan oleh teman-teman JINGGA Media Perdamaian. Kesetaraan, JINGGA Media terus selama ini dianggap cukup berdampak bagi mendorong atau melakukan kampanye bahwa masyarakat.tata kelola informasi adalah hak semua orang. Hak tata kelola informasi tidak boleh dimonopoli Selama ini apa yang menjadi hambatan JINGGA oleh media-media besar. Salah satu komunitas media? Dan strategi apa yang dilakukan untuk yang kita dorong adalah masyarakat pedesaan, mengahadapi hambatan tersebut?karena mereka memiliki hak yang sama untuk - Begini, yang menarik bagi kami di Jaringan paling tidak- menginformasikan dirinya sendiri. GUSDURian adalah karena kami diberikan

Kedua, perdamaian. Media bisa saja kebebasan untuk menerjemahkan teladan-difungsikan untuk membangun atau merusak teladan Gus Dur melalui aksi apapun, asal tatanan masyarakat. Tergantung dari bagaimana bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan pandangan dan cara mengelola. Maraknya negara. Gus Dur, -yang memang pada masanya- konten-konten provokatif yang disebar di media tidak berbicara banyak tentang internet sosial misalnya, itu menjadi pengamatan kami. misalnya, tidak menghalangi kami untuk Maka, bagian dari kerja JINGGA Media yang mengabdikan diri dalam bidang tersebut. Karena paling getol adalah melakukan kampanye media Jaringan GUSDURian merelakan kami untuk sosial untuk perdamaian. menanamkan amanat Gus Dur soal Kesetaraan

Secara garis besar, kami melakukan dan Perdamaian dalam gerakan-gerakan yang pemberdayaan media komunitas di pedesaan. kami lakukan melalui pemanfaatan internet.Selama 2014-2015, kami telah mendorong Jadi, berbicara soal Gus Dur, kami rasa tidak penerbitan 174 website milik desa-desa di bisa harus secara bulat mengkampanyekan Kabupaten Cirebon dan Majalengka. Selain itu, tentang apa itu 9 nilai dasar Gus Dur, tapi penting kami juga menerbitkan portal bagi kami untuk menyulap 9 prinsip yang baik itu MadingSekolah.Net sebagai wadah karya untuk dikemas ulang menjadi sebuah alat yang jurnalistik pelajar di sebanyak 107 sekolah di benar-benar dibutuhkan masyarakat.[]seluruh Indonesia.

Sementara untuk kegiatan lapangan, dalam setiap pekannya kami dijadwalkan melakukan pelatihan tata kelola informasi untuk penggiat desa dan sekolah tanpa pungutan biaya sama sekali. Kami juga melakukan kampanye pemanfaatan internet secara sehat di sekolah-sekolah, serta mendorong bakat dan minat menulis teman-teman pelajar melalui penerbitan buku dan rumah baca.

Belum lama ini JINGGA media mendapatkan penghargaan dari pemerintah provinsi jawa barat. Apa arti penghargaan tersebut bagi JINGGA media?

Ya, kemarin kami dinobatkan sebagai lembaga/komunitas TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) terbaik se-Jawa Barat tahun 2015 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo)

Media bisa saja difungsikan untuk membangun atau merusak tatanan masyarakat. Tergantung dari bagaimana pandangan dan cara mengelola.

e-Newsletter SELASAR edisi 17/ Januari 201610

Dalam periode Desember-Januari ini keberagaman, dsb. Ini artinya ada

banyak sekali hal yang telah kita lewati tinggalan besar yang diwariskan oleh

bersama. Terkhusus pada bulan Desember. Gus Dur. Perjuangan yang dibangun

Banyak hal yang sudah terjadi dan oleh Gus Dur harus dirawat dan

Desember telah memberi arti. Desember diteruskan. GUSDURian, dalam hal ini

mengingatkan sebuah arti kehilangan yang berusaha meneruskan perjuangan Gus

amat mendalam bagi bangsa ini. Gus Dur Dur dalam berbagai dimensi kecuali

telah berpulang untuk selamanya. Mungkin politik praktis. Selain khaul Gus Dur,

bagi Gus Dur kepulangannya adalah sebuah ada Hari AIDS Sedunia, Hari Anti

kebahagiaan tersendiri, namun bagi kami Korupsi, Hari Hak Asasi Manusia, hari

adalah kesedihan yang sangat dalam. raya Natal yang dirayakan di bulan

Dengan berpulangnya Gus Dur, bangsa ini Desember. Perayaan ini membawa

telah kehilangan seorang penganyom, pada suatu catatan tersendiri atas apa

panutan dan guru bangsa. semasa hidup, yang sudah kita lakukan atas isu-isu

Gus Dur selalu menjadi tokoh terdepan tersebut, isu-isu yang menjadi konsen

dalam menjaga kesatuan dan persatuan Gus Dur semasa hidupnya. SUDAHKAH

NKRI. Mengawal demokrasi, menjamin hak KITA BERKONTRIBUSI?[]

asazi, menegakkan keadilan, merawat

Mati KetawaDalam setiap kongkow bareng Gus Dur, selalu ada humor-humor segar seolah natural begitu saja terlontar dari Gus Dur. Kala itu tema pembahasannya adalah Islam dan Humor dengan pembawa acara Guntur Romli dan Hamid Basaid sebagai bintang tamu. Di sela-sela perbincangan yang serius tapi penuh guyon Gus Dur bercerita : “Dulu di zaman Lekra ada kesenian Ludruk. Nah, ada orang panggilannya Mad. Dia naik ke Panggung Ludruk. Salah seorang teman Mad ini meledek “Lho..! Mad kamu kok ada disini? Bukankah lebih enak di surga? Bidadarinya itu lho wah banget,,,!” seketika pula Mad menjawab “Lebih enak di Neraka”. Temannyapun terheran-heran “Lho kok bisa?” enteng pula si Mad menjawab “lha sekarang Neraka ada AC-nya, bahkan bintang Film juga ada”“Gerrr……” Seketika suasana menjadi riuh penuh dengan gelak tawa penonton.[]

Pe

rgu

lata

n

e-Newsletter SELASAR edisi 17/ Januari 2016 11

Warisan Perjuangan

Griya Gus Dur secara resmi Pada perhelatan ini keluarga Award untuk kategori tokoh sosial diluncurkan pada24/1/2016. Griya Gus Almarhum KH Abdurrahman Wahid budaya. Dia adalah pendiri sekaligus Dur terletak Jalan Taman Amir juga akan memberikan “Gus Dur presiden Komunitas Lima Gunung Hamzah No. 8 Pegangsaan, Menteng, Award 2016” kepada tiga orang tokoh yang sering menggelar perhelatan Jakarta Pusat. sebagai bentuk apresiasi dan akbar seni-budaya dengan

Di Griya Gus Dur kelak akan penghormatan atas kiprah dan keswadayaan masyarakat di lima bermarkas sejumlah lembaga pelanjut kontribusi mereka yang selaras serta gunung yaitu Merapi, Merbabu , perjuangan Gus Dur: The Wahid sejalan dengan nilai-nilai, pemikiran, Andong, Sumbing , dan Menoreh Institute (kelak berubah nama dan keteladan Gus Dur. yang berskala internasional.menjadi Wahid Foundation), Yayasan Penghargaan Gus Dur Award Ahok mendapatkan Gus Dur Bani KH Abdurrahman Wahid (yang untuk kategori tokoh agama diberikan Award untuk kategori tokoh politik menaungi Sekretariat Nasional kepada KH. Mustofa Bisri atau yang dan pemerintahan karena keberanian Jaringan GUSDURian Indonesia, biasa akrab disapa Gus Mus karena & ketegasannya dalam melawan Abdurrahman Wahid Center for dinilai berhasil menyebarkan gagasan korupsi. Ahok juga dianggap tegas Interfaith Dialogue & Peace at Islam Nusantara yang santun dan terhadap kelompok intoleran. Sikap University of Indonesia, Jaringan Kios humanis. anti korupsi dan ketegasannya Rakyat, dan Pojok Gus Dur), Yayasan Sutanto Mendut, budayawan terhadap kelompok intoleran tersebut Teman Bangkit, dan Positive kelahiran Magelang tahun 1954 sejalan dengan sikap Gus Dur.[]Movement. mendapatkan Penghargaan Gus Dur

Peresmian Griya Gus Dur

Regional meeting GUSDURian Jawa Tengah dan Jawa Timur diadakan tahun 2015 ini. Jawa Tengah dilangsungkan dari 31 Oktober 2015-1 November 2015 di Banyumas, sedangkan Jawa Timur pada tanggl 4-5 Desember 2015 di kota Malang. Dalam pertemuan tingkat regional ini selain diadakan workshop Sosial Media, hal yang terpenting adalah merumuskan tentang mekanise komunikasi regional serta mekanisme koordinasi antar jaringan GUSDURian serta menunjuk beberpa koordinator regional masing-masing. Diharapkan dari hasil Regional Meeting Jaringan Gusdurian ini kedepan, beragam Aktifitas dari gerakan komunitas Gusdurian di tingkat lokal/kabupaten bisa lebih massif dan progresif. Serta terus hidupnya pemikiran-perjuangan Gus Dur dalam mengawal kemajuan bangsa Indonesia.[]

--------------------------------------------------------

Regional MeetingJateng & Jatim

e-Newsletter SELASAR edisi 17/ Januari 201612

Ko

ng

kow