metode bimbingan agama dalam membina akhlak anak yatim di...

94
METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI PONDOK PESANTREN DARUUT TAUHIID SERUA INDAH CIPUTAT TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh: Winda Sari NIM: 1111052000010 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H/2015M

Upload: trinhthien

Post on 08-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

METODE BIMBINGAN AGAMA

DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM

DI PONDOK PESANTREN DARUUT TAUHIID

SERUA INDAH CIPUTAT TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Winda Sari

NIM: 1111052000010

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436H/2015M

Page 2: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Page 3: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Page 4: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Page 5: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

i

ABSTRAK

Winda Sari, NIM 1111052000010, Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

Akhlak Anak Yatim di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah Ciputat

Tanggerang Selatan, di bawah bimbingan Drs. Sugiharto, MA

Akhlak menempati posisi yang penting dalam ajaran Islam. Oleh karena

itu, seorang muslim mempunyai kewajiban untuk membina akhlak sesuai dengan

ajaran Islam yang di contohkan oleh Rasulullah. Orang tua bertanggung jawab

untuk mewujudkan hal itu dengan memberikan pendidikan yang sesuai dengan

masa perkembangannya sehingga mereka siap dan mampu memunaikan tugasnya

sebagai hamba Allah dan Khalifah di muka bumi ini. Akan tetapi kematian salah

seorang atau kedua orang tua, akan memberikan dampak tertentu terhadap hidup

kejiwaan anak. Islam mengajarkan pemeluknya agar peduli terhadap fenomena

seperti ini. Dalam melakukan usaha ini, agama Islam tidak menganjurkan kepada

perorang saja, tetapi juga kepada organisasi social kemasyarakatan, pondok

pesantren seperti yang dilakukan oleh pondok pesantren Daarut Tauhiid. Oleh

maka itu, saya memilih judul metode bimbingan Agama dalam membina akhlak

anak yatim di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan bimbingan Agama dalam membina akhlak anak yatim di Pondok

Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah,Ciputat Tangerang Selatan, untuk

mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam Bimbingan Agama di Pondok

Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah,Ciputat Tangerang Selatan dan Untuk

mengetahui apa yang menjadi hambatan dan bagaimana solusinya dalam membina

akhlak di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan

kepustakaan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis akan menjelaskan

secara singkat hasil penelitian tersebut. Pelaksanaan membina akhlak terhadap

anak yatim di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid merupakan upaya membentuk

anak yatim agar memiliki akhlakul karimah yang dilakukan dengan beberapa

bidang program diantaranya bidang pendidikan formal, keterampilan dan

kerohanian (bimbingan Agama). Metode bimbingan Agama yang digunakan di

pondok pesantren dilakukan dengan dua metode yaitu metode individual dan

metode kelompok. Bimbingan Agama melalui metode individual dilakukan

dengan menggunakan teknik wawancara dan bil haal. Sedangkan bimbingan

Agama melalui metode kelompok dilakukan dengan menggunakan teknik

ceramah, dialog atau Tanya jawab.

Kata Kunci : Bimbingan Agama, Akhlak, Anak Yatim, Pondok Pesantren

Daarut Tauhiid

Page 6: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

صحبه اخمعين.الحمد هللا رب العالمين.واللصالة والسالم علي سيدنا محمد سيد المرسلين وعلي اله و

Alhamdulillahhi robbil a’lamin,Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah

SWT. yang telah melimpahkan Nikmat kepada kita semua baik Nikmat Iman

maupun Nikmat Islam sehingga kita senantiasa diberikan perlindungan oleh Allah

untuk selalu beraktifitas.

Shalawat dan salam semoga selalu tetap tercurah limpahkan kepada

junjungan alam Baginda Rasulullah SAW karena berkatnyalah kita semua dapat

menjalani kehidupan yang lebih baik dalam dunia yang sangat penuh dengan ilmu

pengetahuan. Kepada keluarganya, para sahabatnya. Tabi’ tabiin, dan kepada kita

semua selaku umatnya yang semoga mendapatkan syafaatnya di yaumul qiyyamah

nanti.

Alhamdulillah, penulis telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak Anak Yatim di Pondok

Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan”. Penulis

sadar, bahwa tanpa bantu dan motivasi serta bimbingan dari pihak, sulit kiranya

penulis menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi tugas persyaratan akademik

guna mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam Program Strata Satu (S1) Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

iii

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan

terimakasih sedalam-dalamnya kepada Ibuhanda dan Ayahanda yang telah

membesarkan penulis dan senantiasa mencurahkan kasih sayang dan do’a yang

tiada henti kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi

ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan rasa terimakasih dan apresiasi yang

tinggi atas semua bantuan dan jasa yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini

terutama beberapa pihak, di antaranya:

1. Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Wakil Dekan Bidang

Akademik, Suparto, M.Ed. Ph.D., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,

Drs. Jumroni, M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dr. H. Sunandar

Ibdu Nur, MA.

2. Drs. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam.

3. Drs. Sugiharto MA, Selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dengan

penuh bijaksana mengarahkan dan memberikan masukan serta saran disela-

sela kesibukan beliau besedia membimbing dengan penuh keikhlasan dan

memberikan pengertian yang sangat besar kepada penulis.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah berjasa mendidik dan memeberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

Page 8: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

iv

5. Segenap Pengurus Pondok Pesanteren Darut Tauhid yang telah meluangkan

waktu dan mengizinkan penulis untuk melakukan studi kasus yang merupakan

objek penelitian pada skripsi ini.

6. kakanda tercinta Herwandi, Nilawati, Darwis, Marlaini, Makmur, Syahrial dan

Syahril yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi.

7. Temen-teman Bimbingan dan Penyuluhan Islam angkatan 2011 yang selama

masa perkuliahan bersama-sama penulis berjuang dalam menuntut ilmu.

8. Untuk Siti Lidya Rahmi, Irma Fatwa Oktafianti, Lina Safitri, Nur Hasanah,

Muzayyanah, Adi Ikhwadi dan Sadam Husen yang selama ini berjuang

bersama penulis dan turut memberikan motivasi serta inspirasi bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Harapan penulis, semoga amal kebaikannya mendapatkan pahala dari Allah

SWT, dan semoga kesuksesan dan ridho Allah selalu mengiringi langkah kita

semua, Aamiin.

Jakarta, Jumadil Akhir 1436H

Maret 2015M

Winda Sari

Page 9: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................... 5

1. Pembatasan Masalah .................................................................. 5

2. Perumusan Masalah .................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6

1. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

D. Metodelogi Penelitian ...................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 10

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Metode ...................................................................... 14

B. Bimbingan Agama ....................................................................... 15

1. Pengertian Bimbingan Agama ............................................... 15

2. Fungsi dan tujuan Bimbingan Agama ................................... 19

a. Fungsi Bimbingan Agama ................................................ 19

b. Tujuan Bimbingan Agama ................................................ 20

3. Metode Bimbingan Agama .................................................... 21

4. Materi Bimbingan Agama ...................................................... 24

C. Akhlak ......................................................................................... 27

1. Pengertian Akhlak .................................................................. 27

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak ............... 30

3. Macam-Macam Akhlak .......................................................... 33

D. Anak Yatim ................................................................................. 35

1. Pengertian Anak Yatim .......................................................... 35

2. Kondisi Psikis Anak Yatim .................................................... 36

3. Hak-hak anak yatim .............................................................. 37

Page 10: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

vi

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DAARUT

TAUHIID A. Sejarah berdirinya ......................................................................... 42

B. Visi dan Misi ................................................................................. 43

C. Tujuan .......................................................................................... 44

D. Kompetensi lulusan ....................................................................... 45

E. Fasilitas dan Sarana ....................................................................... 45

F. Ekstrakulikuler .............................................................................. 46

G. Prestasi santri tingkat SMA ........................................................... 46

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Deskripsi Informan........................................................................ 48

1. Infoman Pengurus Pondok Pesantren Daarut Tauhiiid .......... 48

2. Informan Anak Yatim di Pondok Pesantren Daarut Tauhiiid 49

B. Program Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membina Akhlak

Anak Yatim Di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid ...................... 51

C. Metode Bimbingan Agama dalam Membina Akhlak Anak Yatim di

Pondok Pesantren Daarut Tauhiid ................................................ 60

D. Hambatan dan Solusi dalam Membina Akhlak Anak Yatim Melalui

Bimbingan Agama ........................................................................ 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 66

B. Saran .............................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial, ia senantiasa memerlukan bantuan orang

lain, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu memberikan

pengetahuan guna menambah wawasan dan pemahaman dalam suatu ilmu.

pada dasarnya manusia memiliki potensi-potensi dan keinginan-keinginan,

manusia maju tahap demi tahap dalam pertumbuhan dan perkembangannya

atas bantuan orang lain atau masyarakat.1

Setiap manusia yang diciptakan oleh Allah SWT diharapkan dapat

menjalankan dan mengamalkan ajaran Agama Islam dalam kehidupannya

sehari-hari sebagai manifestasi kepada Allah, hal ini sebagai mana dijelaskan

di dalam Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat 56:

“Dan aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya

mereka menyembahku”. (Adz-Dzariyat: 56)2

Untuk membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT,

Disamping memiliki kemampuan dan keterampilan juga memiliki kemampuan

1Sartono. Bimbingan dan Penyuluhan Islam. (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 1988),

h.9 2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an danTerjemanya, Toha Putra, Semarang, 1989, h. 862

Page 12: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

2

mengembangkan diri bermasyarakat serta kemampuan untuk bertingkah laku

berdasarkan norma-norma menurut ajaran Agama Islam.3

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara

terus menerus (continue), supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,

sehingga dia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai

dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.4

Sedangkan keagamaan berasal dari kata “Agama” mendapat awalan “ke”

dan akhiran “an” yang berarti sifat-sifat yang terdapat didalam agama, segala

sesuatu mengenai agama.5

Bimbingan agama yang bersasaran pada upaya meningkatkan daya

kemampuan daya tangkal yang bersumber dari kemantapan iman dan takwa

kepada Tuhan saat ini dan yang akan datang, benar-benar sangat diperlukan

karena semakin modern masyarakat, semakin besar tuntunan hidupnya, dan

semakin kompleks pula kehidupan jiwanya, terutama nafsu keinginan mereka

semakin besar dan semakin sulit untuk dikendalikan dengan kemampuan

mental psikologis biasa tanpa dilandasi nilai agama.6 Dalam bimbingan agama

terdapat pembimbing agama yang sangat berperan didalamnya.

Pembimbing agama adalah seseorang yang memberikan bimbingan kepada

terbimbing baik secara lisan ataupun perbuatan kepada jalan Allah sehingga

tercapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.7

3Arifi, HubunganTimbalBalikPendidikan Agama Islam Di sekolahdankeluarga,

BulanBintang Jakarta, 1976. h.15 4Andi Mapiare, Pengantar Bimbingan dan konseling di sekolah, (Surabaya : Usaha

Nasional, 1984), h.127-128 5Ensiklopedi Pendidikan Indonesia ,h. 20

6Prof.H.M.Arifin,M.Es., bimbingan dan counseling, UT, 1992,hlm.152

7M. Lutfi, .Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam. (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008) h.158

Page 13: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

3

Orang tua mempunyai peranan yang besar dalam tanggung jawab

membina dan membimbing anak-ankanya, akan tetapi apabila salah satu dari

orang tua mereka atau bahkan keduanya meninggal dunia yang menjadikannya

yatim piatu, hal itu dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak tersebut

yang dampaknya kasih sayang, motivasi, bimbingan, arahan dan perhatian

serta materi atau nafkah dari orang yang layaknya mereka atau seseoarang

dapatkan.

Menjadi yatim adalah suatu ketentuan atau suatu fakta yang tak mungkin

dapat dihindari, namun bersikap positif terhadap anak-anak yatim dengan

menyantuni serta memperhatikan nasib anak yatim merupakan suatu hal

bijaksana yang dapat dilakukan orang-orang disekelilingnya. Anak yatim

mendapat porsi perhatian yang sangat besar dari Islam. Islam menganjurkan

untuk berbuat baik kepada anak-anak yatim dan melarang keras untuk berbuat

zhalim kepada mereka.8

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 220

“Tentang dunia dan akhirat. dan mereka bertanya kepadamu tentang anak

yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan

jika kamu bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah saudaramu; dan

Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang Mengadakan

perbaikan. dan Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan

kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana”(Al-Baqarah: 220).9

8Jalaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta:Pustaka Al-

Kaustar,2001), h.148 9 Departemen Agama RI, Al-Qur’an danTerjemanya, Toha Putra, Semarang, 1989, h. 53.

Page 14: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

4

Agama Islam tidak hanya menganjurkan kepada perorangan saja, tetapi

juga kepada lembaga atau organisasi. Pada saat ini organisasi sosial

kemasyarakatan yang dilatar belakangi keagamaan tumbuh menjamur dalam

berbagai bentuk, seperti Pondok Pesantren Daruut Tauhiid. Yayasan ini

sangat berperan sebagai rumah persinggahan bagi anak-anak yatim dan juga

terdapat proses pembinaan melalui bimbingan keagamaan, karena anak-anak

yatim membutuhkan pembinaan dan arahan kepada pemahaman dan

pengetahuan kepada hal yang positif.

Nilai-nilai spritual yang dimaksudkan dalam Islam adalah ajaran agama

yang berwujud perintah, larangan dan anjuran; yang kesemuanya berfungsi

untuk membina kepribadian manusia dalam kaitanya sebagai hamba Allah

serta anggota masyarakat.10

Para orang tua, kaum terdidik dan masyarakat keamanan seringkali di

pusingkan oleh masalah yatim yang nakal. Dari keluarga kaya raya dan anak-

anak berpangkat, banyak ditemukan kasus-kasus kenakalan, misalnya

penyalahgunaan obat bius, pemerkosaan, perampokan, perkelahian dan

sebagainya. Masalahnya kembali kepada akhlak yatim itu sendiri. Yatim yang

demikian nakalnya, adalah yatim yang tiada mengenal akhlak.

Sebaiknya tidak sedikit pula yatim yang menyejukkan pandangan mata,

karena kesopanan dan tingkah lakunya yang baik dan selalu berbuat kebaikan.

Yatim demikian itu adalah yatim yang shaleh dan shaleha yang berakhlak

indah dan mulia. Dari segi ini jelas pulalah betapa hikmahnya ilmu akhlak

10

H. A. Mustafa, Akhlak-Tasawuf, (Bandung: CV. PustakaSetia, 1997), h. 17

Page 15: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

5

yang dapat menuntun para anak yatim menemukan dunianya, menyalurkan

bakatnya kepada tindakan sublimatif dan konstruktif.11

Penulis melihat di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, para pembimbing

menerapkan metode dalam membina akhlak yang mana sebagian orang

beranggapan bahwa membina akhlak itu hal yang mudah, tanpa dibina ketika

dewasa akan berubah. orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera

bangga ketika melihat orang yang dibina berubah sebelum dewasa.

Berdasarkan fenomena dan berpijak pada latar belakang masalah diatas, maka

dilakukan penelitian terhadap masalah tersebut dan mendapatkan deskripsi

yang dituangkan dalam Skripsi ini dengan judul “Metode Bimbingan Agama

Dalam Membina Akhlak Anak Yatim Di Pondok Pesantren Daarut

Tauhiid Serua indah, CiputatTangerang Selatan.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penulis dalam hal ini akan membatasi masalah pada metode

bimbingan agama yang bukan hanya sekedar menyampaikan ajaran

agamaIslam tetapi juga mengidentifikasi masalah pada yatim dan yang

lebih penting memfasilitasi anak yatim dengan memberikan tempat tinggal

khusus seperti pesantren dan yayasan untuk lebih efektif dalam proses

pembinaan dalam penyadaran dan memberi informasi dengan terus

berusaha mengajak untuk menyempurnakan agama islam serta melakukan

upaya dalam membina akhlak.

11

H. HamzahYa’qub,Etika Islam, (Bandung : Diponegoro,1997), h. 29

Page 16: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

6

2. Perumusan masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pelaksanaan bimbinigan Agama dalam membina akhlak

anak yatim di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah Ciputat

Tangerang Selatan

b. Metode apa saja yang digunakan dalam Bimbingan Agama di Pondok

Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan?

c. Apa yang menjadi hambatan dan bagaimana solusinya dalam membina

akhlak di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah Ciputat

Tangerang Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Bimbingan Agama dalam

membina akhlak di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah

Ciputat Tangerang Selatan.

b. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam Bimbingan

Agama di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah Ciputat

Tangerang Selatan.

c. Untuk mengetahui apa yang menjadi hambatan dan bagaimana

solusinya dalam membina akhlak di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan.

Page 17: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

7

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat di lihat dari beberapa segi, yaitu:

a. Ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan

baru pada mata kuliah Ilmu Dakwah, Akhlak Tasauf, Patologi Sosial, dan

Bimbingan penyuluhan Islam.

b. Akademis, di harapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran yang dapat di jadikan bahan acuan dalam kegiatan pembinaan

akhlak pada anak yatim bagi Universitas dan Jurusan khususnya pada

jurusan BPI.

c. Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, di harapkan penelitian ini dapat

memberikan masukan dan rancangan program-program atau kegiatan

dengan tepat, efisien dan efektif hingga perbaikan kehidupan mereka

dirasakan semakin membaik pada kegiatan pembinaan akhlak bagi yatim

melalui metode bimbingan agama. Pembimbing agama dapat memberikan

kesadaran kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan metode serta

dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan pembinaan

akhlak.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukis

Page 18: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

8

keadaan subjek dan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak.12

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor seperti

yang dikutip Lexy J Maleong yaitu sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.13

Dalam hal ini penulis melakukan observasi, wawancara, studi

keperpustakaan dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan analisa serta

disajikan dalam suatu pandangan yang utuh, yang bertujuan untuk

memahami fenomena tentang apa yang di alami subjek penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah satu orang Pimpinan Pondok

Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah Ciputat dan dua orang

pembimbing dan tiga Anak Yatim.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Metode Bimbingan Agama Dalam

Membina Akhlak Anak Yatim Di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren Daarut

Tauhiid Serua Indah, Ciputat. Adapun waktu pelaksanaan dalam penelitian

yaitu pada bulan Januari 2015 sampai dengan Maret 2015.

12

SuharsimiArikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: PT.

BinaAksara, 1989), Cet. Ke-6, h. 195 13

Lexy J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2002), Cet. Ke. 1, hal 3

Page 19: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

9

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

penelitian ini meliputi :

a. Dokumentasi, yaitu penulis mencari keterangan dan bacaan yang di

butuhkan mengenai masalah terkait melalui sumber-sumber yang ada,

juga menelaah dokumen dan arsip yang dimiliki yayasan.

b. Observasi atau pengamatan langsung di Pondok Pesantren Daarut

Tauhiid Serua Indah Ciputat guna menyelami dan memperoleh

gambaran yang jelas tentang metode bimbingan agama dalam

membina akhlak anak yatim diutamakan yatim yang bermukim),

penulis ikut terjun langsung dalam proses tersebut bersama staf dewan

guru.

c. Wawancara langsung secara mendalam terhadap pihak yayasan

tersebut yang terkait didalamnya jajaran staf dewan guru untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan.

5. Teknik Analisis Data

Analisis adalah satu proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Dalam teknis analisa

data yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif, dimana semua data

yang penulis peroleh dari hasil pengamatan dan wawancara, lebih dulu

penulis kelompokkan sesuai dengan persoalan yang telah ditetapkan, lalu

menganalisanya secara sistematis. Penulis juga menggunakan teori untuk

dapat membahas masalah penelitian.

Page 20: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

10

6. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengacu pada Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi Univesitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta cetakan kedua tahun 2007. Sedangkan penerjemahan

ayat-ayat Al-Quran menggunakan sumber Al-Quran dan Terjemahnya

yang di terbitkan oleh Departemen Agama RI.

7. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subyek penelitian dimaksud. Seumber data ialah unsur utama yang

dijadikan sasaran dalam penelitian untuk memperoleh data-data kongkret

dan yang dapat memberikan informasi untuk memperoleh yang

diperlukan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari nara

sumber dalam bentuk wawancara dengan 1 orang pembimbing dan 3

orang terbimbing.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui sumber-sumber

tertulis yang terdapat dalam buku atau dokumen yang berkaitan

dengan penelitian.

F. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan penelusuran skripsi pada Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan

Page 21: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

11

terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari

bentuk plagiat, antara lain:

1. Fitriyani, program studi bimbingan dan penyuluhan Islam fakultas ilmu

dakwah dan ilmu komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan

2008 dengan judul “Metode Bimbingan Islam dalam Pembinaan Akhlak

Anak Yatim di Panti Asuhan Yakiin Larangan Tangerang”. Skripsi ini

berisi stentang permasalahan bagaimana membina akhlak anak yatim

dengan metode yang diterapkan di panti asuhanYakiin.

2. Husni Mubarok, program studi bimbingan dan penyuluhan islam fakultas

ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

angkatan 2009 dengan judul “ Metode Bimbingan Dan Penyuluhan Dalam

Menangani Siswa/I Bermasalah Di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu

Al- Madinah, Bogor”. Skripsi ini berisi tentang permasalahan siswa,

masalah yang dibuat oleh seorang siswa/i biasanya direfleksikan lewat

tingkah laku dan sikap yang kurang sopan, kasar, menentang, tidak suka

melihat orang senang, serta membantah perintah tertentu, dan cenderung

berbuat sesuatu sesuai kehendak hatinya.

3. Jaya Suteja, program studi bimbingan dan penyuluhan islam fakultas ilmu

dakwah dan ilmu komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan

2009 dengan judul “Metode Bimbingan Kepribadian Islami Anak dalam

Keluarga Studi Kasus Pada Keluarga Dosen Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. Skripsi ini berisi

tentang permasalahan bimbingan kepribadian Islami anak dalam keluarga

Page 22: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

12

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis akan

memberikan penjelasan dan gambaran kedalam beberapa bab, yaitu :

BAB 1: Pendahuluan. Dalam bab ini penulis menggambarkan beberapa hal

yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan teoritis.Dalam bab ini penulis mamaparkan teori-teori

mengenai metode bimbingan agama yang meliputi: pengertian,

tujuan, fungsi, materi dan metode bimbingan Agama. Akhlak

meliputi: pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan dan macam-macam akhlak. Anak yatim yang

meliputi: pengertian, kondisi psikis dan hak-hak anak yatim.

BAB III : Gambaran Umum Pondok Daarut Tauhiid. Dalam bab ini penulis

akan memaparkan gambaran umum Pondok Pesantren Daarut

Tauhiid kedalam beberapa aspek yang terdiri dari sejarah

berdirinya, visi dan misinya, tujuan, kompetisi lulusan, ekstra

kulikuler, fasilitas dan prasarana dan prestasi siswa tingkat SMA.

BAB IV: Temuan dan analisis data. Dalam bab ini terdiri dari deskripsi dan

analisis data Metode Bimbingan Agama dalam Membina Akhlak

Anak Yatim yang terdiri dari deskripsi informan, Program dalam

Pembinaan Akhlak Anak Yatim Di Pondok Pesantren Daarut

Page 23: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

13

Tauhiid dan Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak

Anak Yatim di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

BAB V: Penutup. Pada bab ini yaitu bab terakhir yang meliputi kesimpulan

dan saran.

Page 24: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Metode

Secara etimologi metode berasal dari bahasa yunani, yang

terdiri-dari penggalan kata “meta” yang berarti “melalui “ dan

“hodos”berarti”jalan”. Bila digabungkan maka metode bisa diartikan

“jalan yang harus dilalui”. Dalam pengertian yang lebih luas, metode bisa

pula diartikan sebagai “segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan”.1

Dan menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, metode ialah

cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar

tercapai sesuai dengan apa yang dikehendaki. Dan juga merupakan cara

kerja yang konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegian guna

mencapai tujuan yang direncanakan.2 Sedangkan menurut “Kamus

Manajemen” metode ialah suatu cara pelaksanaan pekerjaan.3

Selain kata metode ada pula kata “teknis” dan “ pendekatan”,

keduanya difahami sebagai cara-cara ilmiah yang dipakai sebagai

peralatan (instrument) dalam melakukan pekerjaan yang sifatnya lebih

difokuskan kepada subyek atau obyek yang dijadikan sasaran pelayanan.

1 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h.120 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Blai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, Edisi ke tiga, h. 740 3 B.N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pusat Sinar Harapan, 2005), h.173

Page 25: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

15

Sesungguhnya antara metode dan teknis secara substansial

memiliki pengertian yang sama. Perbedaan adalah pada sisi

fungsionalisasinya, yaitu unsur- unsur dan penggunaan metode bersifat

toritis dan lebih luas sebagai bagian dari upaya ilmiah.

Sedangkan teknik atau pendekatan lebih bersifat teknis dan

sesuatu yang bersifat empiris serta spesifik yang terjadi pada penerapan

pekerjaan-pekerjaan tertentu. Teknik bisa pula peralatan fisik, seperti alat

peraga, peralatan administrasi, sarana dan prasarana, serta non fisik seperti

taktik dan strategi tertentu yang hanya memiliki seseorang berdasarkan

pengalamannya atau improvisasinya pada saat menghadapi atau

melakukukan pekerjaannya. Dengan kata lain, bisa jadi teknik atau

pendekatan yang digunakan karena dipengaruhi oleh situasi dan kondisi

yang ditemukan pada saat melakukan pekerjaan.4

B. Bimbingan Agama

1. Pengertian Bimbingan Agama

Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari

bahasa Inggris “Guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang

berarti “menunjukkan”. Sedangkan pengertian harfiahnya bimbingan

adalah menunjukkan, memberi jalan atau menuntun orang lain, karena

tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya dimasa kini dan masa mendatang.5

Dalam kamus Bimbingan dan Konseling, Bimbingan adalah proses

bantuan dan pertolongan. Bimbingan adalah bantuan yang ditujukan untuk

4 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, h.121

5 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Ciputat Pres, 2002), Cet. Ke-1, h. 3

Page 26: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

16

membantu individu dalam memahami diri (bakat, minat, kemauan) dan

lingkungan agar mampu membuat keputusan sehingga tercapai

perkembangannya secara maksimal untuk kepentingan dirinya dan

masyarakat. Kata bimbingan mengandung pengertian : menolong,

membantu, menunjukkan jalan, memimpin, memberikan nasehat, dan

memberikan pengarahan.6

Para ahli memberikan pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan

pandangan masing-masing. Untuk mendapatkan pengertian yang jelas,

dibawah ini penulis mengutip beberapa definisi dari para tokoh antara lain

sebagai berikut :

a. Auntur Rahim Fahmi, Bimbingan Agama adalah proses pemberian

bantuan terhadap individu atau kelompok agar mampu hidup selaras

dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.7

b. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan adalah suatu pemberian bantuan

yang terus - menerus, sistematis kepada individu dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk

memahami diri sendiri (self understanding), kemampuan untuk

menerina diri sendiri (self acceptance), kemampuan untuk

merealisasikan diri sendiri (self realization), sesuai dengan potensi

6 Tantawy R, Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta : PT. Pamator, 1997) h. 13

7 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, h. 7.

Page 27: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

17

atau kemampuan dalam mencapai penyesuaiaan diri dengan

lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.8

c. Arthur J. Jones yang dikutip oleh Dewa ketut Sukardi bahwa :

“Bimbingan adalah bantuan yang diberikan seseorang kepada orang

lain dalam menetapkan pilihan dan penyesuaian diri serta dalam

memecahkan masalah-masalah, bimbingan diarahkan untuk membantu

penerimaan secara bebas dan mampu bertanggung jawab terhadap

dirinya sendiri”.9

d. Sedangkan dalam konsep Islam bimbingan adalah “Proses Pemberian

bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan

dan petunjuk Allah SWT, sehingga mencapai kebahagiaan hidup

didunia dan diakhirat”.10

Kata “agama” dalam Bahasa Indonesia berarti sama dengan kata

Din dalam Bahasa Arab semit, atau dalam bahasa-bahasa Eropa sama

dengan bahasa Religion (Inggris), Ia Religion (Prancis), De Religie

(Belanda), De Religian (Jerman), secara bahasa, perkataan “agama”

berasal dari Bahasa Sansekerta tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun-

menurun. Adapun kata Din mengandung arti menguasai, menundukkan,

patuh, utang balasan, atau kebiasaan.11

8 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008), Cet. Ke -1, h. 7. 9 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 8. 10

Thohari Musnawar, Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta :

UII Press, 1992), h. 76. 11

Ensiklopedi Islam Penyusun Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam (Jakarta : Ichtiar Baru

Van horve, 1997), Cet. Ke-4, h. 102.

Page 28: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

18

Pada dasarnya agama mengandung pengertian tentang tingkah laku

manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin

yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola

hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya. Dari aspek inilah

manusia dengan tingkah lakunya itu merupakan perwujudan dari pola

hidup yang membudaya dalam batinnya. Dimana nilai-nilai keagamaan

telah membentuknya menjadi rujukan (referensi) dari sikap orientasi hidup

sehari-hari.

Para ulama sebagai pewaris para Nabi (Waratsat Al-anbiya)

bertugas menjadi mu‟allim (guru) dan muhazzdib (pendidik) atau sebagai

mubassyir dan nadhir (penghibur dan petunjuk jalan) sebagaimana halnya

fungsi dan tujuan Nabi Muhammad SAW yang diutus menjadi Mu‟allim

(guru) dan pendidik akhlak al-karimah sebagaimana sabda beliau :12

هكارم االخالق نوإوا بعثت الت

Artinya : “Saya diutus untuk memyempurnakan akhlak yang mulia”.

Jadi dapat kita ketahui bahwa bimbingan agama adalah proses

bimbingan yang diarahkan kepada agama, baik tujuan materi ataupun

metode yang diterapkan. Bimbingan tersebut berupa pertolongan dibidang

mental spiritual, yang bertujuan agar dapat mengembangkan potensi fitrah

yang dibawa sejak lahir secara optimal dengan rasa menginternalisasikan

nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur‟an dan hadits Rasulullah dalam

12

H. M Umar, Tartono, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung : PT. Pustaka Setia, 1998)

Cet. Ke-1, h. 77.

Page 29: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

19

dirinya, sehingga ia hidup sesuai dengan apa yang dianjurkan Allah dan

Rasulullah.

Dengan berkembangnya fitrah beragama tiap individu secara

optimal, maka akan dapat menciptakan hubungan dengan Allah SWT,

dengan manusia, dengan alam sekitar dan lainnya sebagai manifestasi dari

perannya sebagai khalifah Allah dibumi yang sekaligus juga berfungsi

sebagai penyembah pengabdi kepada Allah SWT. 13

Dengan demikian, maka Nabi Muhammad SAW menduduki fungsi

sebagai counselor agung di tengah umatnya, yang di teladani oleh para

sahabatnya dan para ulama sepanjang zaman.

Fenomena yang seperti inilah peran serta para ulama‟ sangat

dibutuhkan sebagai orang yang memahami agama Islam secara mendalam,

dan yang akan membimbing manusia ke jalan yang diridhai Allah SWT.

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Agama

a. Fungsi Bimbingan Agama 14

Menurut Dewa Ketut Sukardi, bila ditinjau dari sifatnya,

layanan bimbingan dapat berfungsi sebagai :

1) Fungsi preventif yaitu layanan bimbingan ini dapat berfungsi

sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan

terhadap timbulnya masalah.

13

Ibid., h. 79 14

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, h. 26-27.

Page 30: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

20

2) Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu.

3) Fungsi perbaikan yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan

terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami

individu (terbimbing).

4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi ini berarti

bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam

memelihara dan mengembangkan pribadinya secara menyeluruh,

mantap, terarah dan berkelanjutan.

b. Tujuan Bimbingan Agama15

Tujuan Bimbingan menurut Ainu Rahim Faqih dalam bukunya

Bimbingan dan konseling Islam dibagi menjadi dua, yaitu tujuan

umum dan khusus, sebagai berikut :

1) Tujuan Umum

Membantu individu guna mewujudkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat

kelak.

2) Tujuan Khusus

a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah,

maksudnya pembimbing berusaha membantu mencegah jangan

sampai individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan

15

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta : UII Press,

2001), h. 36.

Page 31: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

21

kata lain membantu individu mencegahnya timbul masalah

bagi dirinya sendiri.

b) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi.

c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi yang baik atau telah lebih agar tetap baik atau

menjadi lebih baik.

3. Metode Bimbingan Agama

Pengertian harfiah, metode adalah jalan yang harus dilalui

untuk mencapai suatu tujuan. 16

Metode berasal dari kata “meta” yang

berarti melalui dan “hodos” berarti jalan. Namun pengertian hakikat dari

“metode” tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik

seperti alat peraga, alat administrasi yang menunjang pelaksanaan

kegiatan, bahkan pembimbing juga termasuk metode media.

Dalam penerapannya bimbingan memiliki beberapa metode,

metode lazim diartikan dengan cara mendekati masalah sehingga

memeperoeh hasil yang memuaskan. Pada penulis ini metode bimbingan

agama dilihat sebagai proses komunikasi, karena didalamnya suatu

interaksi antara pembimbing dengan klien dalam hal ini yaitu anak yatim.

Dalam hal ini, metode bimbingan dapat diklasifikasian

berdasarkan segi komunikasi. Metode tersebut terdiri dari metode

16

Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : PT.

Golden Terayon Press, 1998), Cet. Ke-6, h. 43

Page 32: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

22

komunikasi langsung yang disampaikan (metode langsung) dan metode

komunikasi tidak langsung. 17

a. Metode langsung (metode komunikasi langsung) adalah metode

dimana pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan

seorang yang dibimbingnya. Metode ini dapat dirinci lagi menjadi:

1) Metode individual

Yaitu pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung

secara individual dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini dapat

dilakukan dengan mempergunakan teknik:

a) Percakapan pribadi

Yakni pembimbing melakukan dialog langsung tatap muka

dengan pihak yang dibimbing

b) Kunjungan rumah

Yakni pembimbing mengadakan dialog dnegan kliennya tapi

dilaksanakan di rumah klien sekaligus untuk mengamati

rumah klien dan lingkungannya.

c) Kunjungan dan observasi kerja

Yakni pembimbing atau konseling jabatan melakukan

percakapan individual sekaligus mengamati kerja klien dan

lingkungannya.

2) Metode kelompok

17

Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : PT.

Golden Terayon Press, 1998), Cet. Ke-6, h. 02.

Page 33: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

23

Yaitu pebimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien

dalam kelompok. Hal ini dapat dijadikan dengan beberapa teknik:

a) Diskusi kelompok

Yani pembimbing melaksanakan pembimbing dengan cara

mengadakan diskusi dengan cara mengadakan diskusi dengan

kelompok klien yang mempunyai masalah yang sama

b) Karya wisata

Yakni bimbingan kelompok yang dilakukan langsung dengan

memperggunakan ajang karya wisata sebagai forumnya.

c) Sosiodrama

Yakni bimbingan kelompok yang dilakukan dengan cara

bermain peran untu memecahkan atau mencegah timbul

masalah secara sosiologis.

d) Psikodrama

Yakni bimbingan kelompok yang dilakukan dengan cara

bermain peran untuk memecahkan atau mencegah timbulnya

masalah psikologi.

e) Group teaching

Pemberian bimbingan kelompok dengan memberikan materi

bimbingan kelompok tertentu (ceramah) kepada kelompok

yang telah disiapkan.

b. Metode tidak langsung (metode komunikasi tidak langsung) adalah

metode bimbingan yang dilakukan melalui media komunikasi masa.

Page 34: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

24

Hal ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok, bahkan

masal.

1) Metode individual

a) Melalui surat menyurat

b) Melalui telepon dan sebagainya

2) Metode kelompok

a) Melalui papan bimbingan

b) Melalui surat kabar atau majalah

c) Melalui brosur

d) Melalui radio

e) Melalui televisi

4. Materi Bimbingan Agama

Bimbingan agama merupakan salah satu bidang terpenting

seseorang di dalam menjalani kehidupannya baik itu yang sifatnya

ke imanan dan juga kehidupan sehari-hari. Yang mana memiliki materi

sebagai berikut :

a. Aqidah : ialah iman atau keyakinan, kepercayaan, sumbernya adalah

al-Quran. Hakekatnya iman sebagaimana yang di tuangkan oleh

seorang laki-laki dan ternyata malaikat Jibril yang menanyakan :

apakah iman itu? Nabi menjawab :

واليىم االخر وتؤهي فأ خبرى عي االيواى. قال اى تؤهي باهلل و … ورسىل و كتب هال ئكت

...)روا هسلن( وشر بالقدر خير

Page 35: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

25

Artinya : … terangkanlah kepadaku tentang Iman? Rasulullah

SAW menjawab : yaitu engkau beriman kepada Allah,

kepada para malaikatnya, kitab-kitabnya, para

Rasulnya, dan hari akhirnya, serta engkau beriman

kepada baik dan jeleknya takdir … (HR. Muslim).18

Dengan demikian antara iman dan Islam adalah suatu kesatuan

yang saling terkait satu sama lain. Abdul A‟ala al Mauhudi

mengatakan : hubungan antara iman dan islam laksana hubungan pohon

dan akarnya, sebatang pohon tak akan tumbuh tanpa akar. Mustahil

seorang yang tidak memiliki iman untuk memulai dirinya menjadi

seorang muslim.19

Masalah aqidah merupakan hal yang fundamental.

Aqidah sebagai motor penggerak bagi seorang muslim. Dengan kata

lain bahwa kepercayaan harus menjadi keyakinan yang mutlak dan

bulat, keyakinan yang mutlak kepada Allah dengan membenarkan dan

mengakui wujud (eksistensi) Allah, sifat, hukum-hukum Allah,

kekuasaannya, hidayah dan taufik Allah.

Kepercayaan kepada Allah, termasuk kepercayaan kepada

malaikat, rasul-rasulnya, kitabnya, hari kemudian dan takdir unsur

tersebut dalam Islamologi disebut “Arkanul Islam”.20

Dan juga “Rukun

Islam” yang mana di dalamnya mengungkapkan anatara lain :

mengucapkan dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat, membayar

zakat, puasa dan juga haji. Bagi seorang muslim kedua rukun ini sudah

menjadi kewajiban yang harus dijalankan dan diamalkan. Seorang

18

Salim Bahreisj, Riyadhus Shalihin, (Bandung : PT. Al-Ma‟arif, 1987), Cet. Ke-10, h.

34. 19

Moh. Rifai, Aqidah Akhlak, (Semarang : CV. Wicaksana, 1994), Cet. Ke-2, h. 32 20

Ibid., h. 33

Page 36: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

26

muslim baru dapat dikatakan sempurna iman setelah melaksanakan

kewajibannya dan hendaknya disertai dengan keikhlasan serta

kejujuran, akhlak yang baik tanpa itu semua segala amal perbuatan

seorang akan menjadi sia-sia dan tidak akan memperoleh pahala.

b. Ibadah

Menurut bahasa ibadah berarti patuh, tunduk. Ubudiya artinya

tunduk dan merendahkan diri. Menurut al-Azhari kata ibadah tidak

dapat disebutkan kecuali untuk kepatuhan kepada Allah.21

Sebagaimana

Hadits Rasullullah:

وسالم … د أخبرى عي االسالم, فقال رسىل هللا صلى هللا علي وقال يا هحو

الة, وتؤت د رسىل هللا, وتقين الص كاة, اى تشهد اى الال اال هللا واى هحو ى الز

سبيال. قال : صدقت فغجبا ل وتصىم رهضاى وتحج البيت اى استطعت الي

قهز …يسال ويصد

Artinya: …Seraya berkata : Wahai Muhammad, terangkan

kepadaku tentang Islam? Rasulullah SAW menjawab :

Islam adalah hendaknya engkau bersaksi bahwa tiada

Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,

mendirikan shalat, memberikan zakat, berpuasa di bulan

Ramadhan, dan melakukan ibadah haji ke Baitullah jika

memenuhi syaratnya, dia berkata : engkau benar? Kami

keheranan karenanya, dia bertanya tetapi

membenarkannya ….. (HR. Muslim).22

Dari beberapa keterangan yang dikutip Yusuf Al-Qadrawi

menyimpulkan bahwa : ibadah yang di syariatkan oleh Islam itu

harus memenuhi dua unsur :

21

Ibn Manzur, Al-Ifrig Lisan Al-Arab, (Birut : Dar Sadir, 1994), Cet. Ke-2, h. 273 22

Salim Bahreisj, Riyadhus Shalihin, (Bandung : PT. Al-Ma‟arif, 1987), Cet. Ke-10, h.

34.

Page 37: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

27

1) Mengingat diri (Iltizam) dengan syariat Allah yang diserukan

oleh para rasulnya meliputi perintah, larangan, penghalalan dan

pengharaman sebagai perwujudan ketaatan kepada Allah.

2) Ketaatan itu harus tumbuh dari kesucian dari kecintaan hati

kepada Allah, karena sesungguhnya dialah yang paling berhak.23

c. Akhlak

Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia,

yang lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses

pemikiran, pertimbangan atau penelitian.

C. Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim

masdar (bentuk intinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai

dengan timbangan (wazan) tsulasi majid af‟ala, yuf‟ilu, if‟alan yang berarti

al-sajiyah (perangai), at-thabi‟ah (kelakuan, tabiaat, watak dasar), al-adat

(kebiasaan, kelaziman) al-ma‟ruah (peradaban yang baik) dan ad-din

(agama).24

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam,

sehingga setiap aspek dari ajatran agama ini selalu berorientasi pada

pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia yaitu disebut al-akhlaq al-

karimah. Hal ini tercantum antara lain dalam sabda Rasulullah SAW:

23

Yusuf Al-Qardawi, Al-Ibadah Fi al-Islam, (Beirut : Muasasah Al-risalah, 1997), Cet.

Ke-6, h. 32-33 24

H. Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) cet. ke-1, h. 01.

Page 38: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

28

“Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR.

Ahmad baihaqi dan malik). “Mukmin yang paling sempurna imannya

adalah orang yang paling baik akhlaknya” (HR. Tarmizi). 25

Secara istilaha (terminology) ada bebrapa definisi tentang akhlak di

antaranya:

a. Menurut Imam Ghazali dalam kitab “Ihya Ulumuddin” Akhlak adalah

sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam

perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran

dan pertimbangan. Amar Ma‟ruf dan Nahi Munkar (melakukan yang

baik dan menjauhi larangan) yang diperintahkan Allah kepada manusia

juga sebagai bentuk akhlak wajib seorang muslim.26

b. Dalam al-mu‟jam al-wasith disebutkan definisi akhlak ialah sifat yang

tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam

perbutan baik dan buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan

pertimbangan.27

c. Menurut Dr. M. Abdullah Dirooz yang dikutip oleh Drs. H. A.

Mustofa bahwa: “Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang

mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa

kecendrungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak

yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang jahat).28

Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan

terpuji menurut pandangan akal dan syara‟ (hukum Islam) disebut

25

Ibid., h. 102 26

Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin “JIwa Agama”, (Melayu: Pustaka Bajray, 1978)

cet. Ke-2, h. 454. 27

Anas Ibrahim, (Mesir: Daarul Ma;arif 1972) cet, Ke-2, h. 202. 28

Musthofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV, Pustaka, 1999) cet, Ke-2, h. 14.

Page 39: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

29

akhlak yang baik, sedangkan jika perbuatan-perbuatan yang timbul

itu tidak baik dinamakan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan

suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka suatu perbuatan

baru disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat.

Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 8:

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-

orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi

saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap

sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku

adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah

kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan.” (Al-Maidah : 8)29

Akhlak menempati tempat yang sangat penting dalam Islam,

sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada

pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia yang disebut dengan

Al-Akhlak Al-Karimah.

Di antara akhlak madzmumah itu adalah sebagai berikut :

1) Berbohong, adalah memberikan atau menyampaikan informasi

yang tidak sesuai, tidak cocok dengan sebenarnya. Bohong itu

ada 3 macam, yaitu:

a) Bohong dengan perbuatan,

29

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an danTerjemanya, Toha Putra, Semarang, 1989, h.

159.

Page 40: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

30

b) Bohong dengan lisan

c) Bohong dengan hati.

2) Takabur (sombong), adalah merasa atau mengaku diri besar,

tinggi mulia, dan melebihi orang lain.

3) Hasad (dengki), adalah rasa atau sikap tidak senang atas

kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk

menghilangkan kenikamatan itu dari orang tersebut.

4) Bakhil (kikir), adalah orang yang sangat hemat dengan apa yang

menjadi miliknya, tetapi hematnya dari apa yang dimilikinya itu

untuk diberikan kepada orang lain. Dan masih banyak lagi sifat-

sifat madzmumah yang harus kita ketahui dan hindari.

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa akhlak merupakan kondisi atau sifat yang tertanam dalam jiwa

seseorang dan menjadi kepribadian, sehingga menimbulkan berbagai

perbutan-perbuatan yang spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa

memerlukan pemikiran. Apalagi dari kondisi tersebut menimbulkan

kelakuan terpuji, maka menurut syariat dan akal pikiran hal itu dinamakan

akhlak terpuji, sekalinya yang keluar kelakuan buruk maka hal itu

dinamakan akhlak tercela.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada

Page 41: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

31

tiga aliran yang sudah sangat popular. Pertama, aliran Nativisme. Kedua,

aliran Epirisme dan ketiga aliran konvergensi.30

Menurut aliran Netivisme bahwa faktor yang paling berpengaruh

terhadap pembentukan diri seseorang ialah faktor pembawaan dari dalam

yang bentuknya dapat berupa kecendrungan, bakat, akal dan lain-lain. Jika

seorang sudah memiliki pembawaan atau kecendrungan kepada yang baik,

maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. selanjutnya menurut

aliran empirisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap

pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan

social, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika

pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka

baiklah anak itu. Demikian jika sebaliknya,. Aliran ini tampak begitu

percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan

pengajaran.31

Sedangkan menurut aliran konvergensi berpendapat pembentukan

akhlak dipengaruhi oleh faktor internal yaitu pembawaan si anak dan

faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus

atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah dan kecendrungan

kearah yang baik yang ada di dalam diri manusia dibina secara intensif

melalui berbagai metode. 32

Aliran yang ketiga, yakni aliran konvergensi itu tampak sesuai

dengan ajaran agama islam. Hal ini dapat dipahami dari ayat dibawah ini:

30

H. Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) cet. ke-1, h. 166. 31

Ibid. h. 167. 32

H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: BUmi Aksara, 1991), cet I, hlm. 113.

Page 42: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

32

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (Qs. Al-Nahl, 16: 78)33

Rahmat Djatnika dalam bukunya sistematika Islam mengemukakan

ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku

yaitu faktor yang berasal dari dalam dirinya: (1) instink dan akalnya, (2)

adat, (3) kepercayaan, (4) keinginan-keinginan, (5) hawa nafsu, (6) hati

nurani. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari luar dirinya meliputi:

(1) keturunan, (2) lingkungan, (3) keluarga/rumah tangga, (4) sekolah, (5)

pergaulan, (6) penguasa atau pemimpin.34

Faktor-faktor diatas mengandung menjadi satu turut membentuk

dan mempengaruhi nilai-nilai akhlak yang dimiliki seseorang, mana yang

lebih kuat, lebih banyak member corak pada mentalnya.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh JJ. Rosseu yang dikutip oleh

Mujahiddin dalam bukunya bahwa “faktor dari dalam diri manusia

termasuk pembinaan yang selalu membentuk akhlak bagi manusia,

sedangkan faktor dari luar termasuk lingkungan alam dan lingkungan

sosialnya adakalanya berpengaruh baik dan buruk. Ketika manusia lahir di

lingkungan yang baik maka pengaruhnya terhadap pemebentukan

33

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an danTerjemanya, Toha Putra, Semarang, 1989, h.

413. 34

Rahmat Djatmika, Sistem Etika Islam, (Jakarta: Punjimas, 1992) ce. ke-2, h. 27.

Page 43: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

33

akhlaknya juga baik dan ketika ia lahir di lingkungan yang kurang baik

maka pengaruhnya akan menjadi tidak baik.35

3. Macam-Macam Akhlak

Pada pokoknya akhlak terbagi menjadi dua macam yaitu: akhlak

mahmudah dan akhlak madzmumah.

a. Akhlak Mahmudah

Yang dimaksund dengan akhlak mahmudah adalah akhlak yang

baik atau budi pekerti yang baik. menurut Hamza Ya‟qub akhlak

mahmudah adalah segala tingkah laku yang terpuji (yang baik) yang

bisa juga dinamakan “fadhillah” (kelebihan) atau keutamaan

(Munjiyat), yang artinya kemenangan atau kejayaan.36

Al-Gahzali berpendapat bahwa, akhlak mahmudah yaitu suatu

badan atau organism yang melekat pada diri seseorang manusia yang

dapat menimbulkan perubahan baik.37

Akhlak mahmudah (akhlak mulia) dalam macam sikap dan

tingkah laku yang baik (terpuji). Akhlak mahmudah amat banyak

jumlahnya, namun dilihat Dari segi hubungan manusia dengan Tuhan

dan manusia dengan manusia, akhlak mahmudah dibagi pada 4

bagian:38

35

Mujahidin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000), cet. Ke-1,

h. 22. 36

Hamzah Ya‟qub, Etika Islam, Pembinaan Akhlakul Karimah, (Bandung: CV

Diponegoro, 1985), cet, ke-2, h. 95. 37

M Said dan Imam Gahzali, Tentang Filsafat Akhlak, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1987) h.

25. 38

Ibid., h. 149-152.

Page 44: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

34

1) Akhlak terhadap Allah SWT, yaitu akhlak yang diartikan sebagai

sikap perubahan yang seluruhnya dilakukan oleh manusia sebagai

makhluk kepada Tuhan sebagai khalik.

2) Akhlak terhadap diri sendiri, yakni akhlak yang diartikan sebagi

wujud menghormati, menghargai, menyayangi dan menjaga diri

sendiri dengan sebaik-baiknya.

3) Akhlak terhadap sesama manusia, yaitu manusia adalah sebagai

makhluk social yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional

dan optimal banyak tergantung pada orang lain. Maka perlunya

kerja sama, saling menolong dan saling menghargai satu sama

lainnya.

4) Akhlak terhadap lingkungan, yaitu akhlak terhadap lingkungan

berdasarkan pada al-Qur‟an, sesuai dengan tugas manusia di muka

bumi sebagi khalifah. Kekhalifahan menurut adanya interaksi

antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan

lingkungannya.

Akhlak atau sifat-sifat mahmudah diantaranya: al-amanah (setia

jujur, dapat dipercaya), as-sidqu (benar, jujur), al-adl (adil), al-afw

(pemaaf), al-alifah (disenangi), al-wafa (menepati janji) dan

sebagainya.

b. Akhlak Madzmumah

Sedangkan akhlak madzmumah (akhlak yang tercela) adalah segala

macam sikap dan tingkah laku yang tercela. Akhlak madzmumah ini

Page 45: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

35

harus kita ketahui dan kita jauhi, jika ingin memperoleh kebahagiaan

dunia dan akhirat.

Di antara akhlak madzmumah itu adalah sebagai berikut:

1) Bebohong, adalah memberikan atau menyampaikan informasi yang

tidak sesuai, tidak cocok dengan sebenarnya. Bohong itu ada 3

macam yaitu: bohong dengan perbuatan, bohong dengan lisan dan

bohong dengan hati.

2) Takabbur (sombong), yatitu merasa atau mengaku diri besar, tinggi

mulia dan melebihi orang lain.

3) Hasad (dengki), yaitu rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan

yang diproleh orang lain dan berusaha untuk menghilangkan

kenikmatan itu dari orang tersebut.

4) Nakhil (kikir), adalah orang yang sangat hemat dengan apa yang

menjadi milikinya, tetapi hematnya demikian sangat dan sukar

baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk

diberikan kepada orang lain. Dan masih banyak lagi sifat-sifat

madzmumah yang harus kita ketahui dan hindari.

D. Anak Yatim

1. Pengertian Anak Yatim

Kata „yatim‟ berasal dari kata bahasa Arab. Yatim dalam bentuk

jamak „yatama‟ atau „aitam‟, berarti anak yang ditinggalkan mati

bapaknya sebelum ia balig (dewasa), baik dalam keadaan kaya atau

Page 46: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

36

miskin, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, beragama Islam

maupun non-Muslim.39

Bagaimana dengan anak yang ditinggal mati ayah sekaligus ibunya?

Istilah yang sekarang kita kenal adalah dengan menyebutnya dengan anak

yatim piatu. Istilah ini hanya dikenal di Indonesia. Dibeberapa Negara lain

hanya dikenal dengan istilah anak yatim. Penambahan kata „piatu‟ ini

mungkin untuk menambah kesan penderitaan yang lebih dibandingkan

dengan jika anak tersebut dalam kondisi yatim saja.

Baik yatim, piatu atau yatim-piatu mengambarkan suatu kondisi yang

sangat menyedihkan. Seorang anak yang belum beranjak remaja, telah

ditinggal mati ayah sebagai tulang punggung keluarga; ibu yang

memberikan curahan perhatian dan perlindungan; atau malah keduanya.

Anak yatim adalah anak kecil yang telah ditinggal mati ayahnya, baik

sejak dalam kandungan maupun ketika ia telah lahir dan berada pada tahap

anak-anak. Jadi dalam diri anak yatim selalu melekat rasa ketergantungan

penuh dengan ayahnya dan ibunya. Jika anak tersebut telah beranjak

remaja (telah mengalami mimpi basah atau menstrubasi), maka predikat

yatim akan berakhir dengan sendirinya.40

2. Kondisi Psikis Anak Yatim

Mereka yang tidak beruntung secara ekonomi, akan dilimpahkan ke

keluarga yang mau memungutnya atau malah ke panti asuhan. Hal ini juga

tidak mudah dilalui oleh anak yatim. Dalam kondisi terguncang, hidupnya

39

Nurul Chomaria, Cara Kita Mencintai Anak Yatim, (Solo: Aqwam, 2014), cet. Ke-1, h.

13. 40

Ibid, 47.

Page 47: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

37

harus berpindah dengan orang lain serta lingkungan yang tidak dikenal

sebelumnya. Perasaan lekat terhadap orang tua dan keluarga yang

seharusnya masih membutuhkan pemenuhan, harus terampas dan

terpenggal. Akhirnya, mereka merasa harus menghadapi segalanya sendiri

(tidak ada yang menolong) dan akhirnya memunculkan prasaan tidak

berbahaya. Perasaan ini akan tergeneralisir ke semua aspek stimulus yang

masuk terhadapnya. Alhasil mereka bertindak pasif dan memiliki daya

juang yang rendah.

Perilaku yang menimbulkan perasaan inferior anak yatim, yaitu:

a. Predikat „anak yatim‟

b. Tanpa memelas

c. Identik sebagai penerima bantuan

d. Terkadang/sering menerima barang „layak pakai‟

e. Penguatan yang selalu „diulang-ulang‟ (prosesi baris ketika menerima

bantuan dan pengucapan terima kasih bersama).

3. Hak-hak Anak Yatim

Kita bisa membayangkan anak kecil yang teramat sedih karena

kehilangan sang ayah yang memeberinya keceriaan. Kehilangan ayah

bukan berarti sang ayah telah meninggal, tapi juga termasuk ayah yang

tidak menghiraukan anak-anaknya. Begitu banyak anak-anak yang

„kehilanga‟ ayahnya. Bagaimana kesepiannya perasaan sang anak.

Bagaimana perasaan irinya terhadap teman-temannya begitu hangat

ayahnya mendampingi ayahnya tidak, seperti dirinya. Anak-anak yatim

Page 48: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

38

yang dipelihara oleh salah satu keluarga, atau yang tinggal dipanti

mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh kaum muslimin di sekitarnya.

Hak-hak anak yatim,yatiu:

a. Mendapatkan perlakuan yang baik

Memperlakukan anak yatim dengan baik diprintahkan langsung oleh

Allah dalam Surat Al-Baqarah: 83:

…”

“…

“Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah

kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang

miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (Al-

Baqarah: 83)41

Memperlakukan anak yatim merupakan investasi akhirat bagi yang

memuliakannya. Anak menjadi yatim bukanlah suatu pilihannya.

Allah-lah yang menetapkan sebagian anak menjadi yatim sehingga

antar manusia bisa saling berkaca yang memunculkan sikap sabar bagi

yang mengalami dan sikap syukur bagi yang tidak mengalami. Kondisi

ini tidak bisa disalahkan apalagi „memaksa‟ anak-anak yatim

menanggung sendiri deritanya.

b. Pemenuhan Kebutuhan Pokok (Makan, Minum, Pakaian)

Sebagai orang muslim Allah memberikan petunjuk bagaimana

melakukan kebajikan. Beberapa ayat dibawah ini menyerukan kita

semua untuk memberikan harta kepada pihak-pihak yang berhak

menerimanya.

41

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an danTerjemanya, Toha Putra, Semarang, 1989, h. 23.

Page 49: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

39

Diantaranya Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah 177:

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu

suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah

beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,

nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,

anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan

pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan

(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan

zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,

dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan

dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya);

dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 177).42

c. Memperbaiki atau menyediakan tempat tinggal

Tempat tinggal merupakan tempat untuk berteduh dari panasnya

matahari, dinginnya hujan, serta perlindungan terhadap harga diri, dan

harta keluarga si yatim. Anak-anak yatim setelah ditinggalkan salah

satu atau kedua orang tuanya, bisa saja mengalami kekurangan yang

teramat sangat sehingga mereka kurang mamapu memenuhi kebutuhan

pokok dan mempunyai tempat tinggal.

d. Memberikan pendidikan yang layak

42

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an danTerjemanya, Toha Putra, Semarang, 1989, h. 43.

Page 50: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

40

Anak yatim wajib menerima pendidikan yang layak, dari kelas taman

kanak-kanak hingga sekolah menegah pertama. Seperti yang

digembor-gemborkan pemerintah maka, pendidikan dasar yang

berlangsung selama 9 - 10 tahun dalam (TK-SD-SMP), wajib

diupayakan. Jika mereke telah memasuki usia remaja/dewasa, sehingga

dalam satu petik hilang predikat yatimnya, maka orang muslim

disekitarnya bisa memberikan beasiswa pendidikan bagi kaum dhuafa

(kurang mampu). Hal ini dilakukan karena predikat yatim telah hilang,

namun mereka belum bisa bersikap mandiri secara ekonomi.

e. Terjaga harta peninggalannya

Bagaimana cara menjaga harta anak yatim ini? Ada beberapa tahap

penjagaan yang harus dilakukan wali sambil menunggu kepantasan

dan kemampuan anak tersebut mengelola harta peninggalan secara

mandiri. Ayat-ayat yang menyerukan penjagaan harta anak yatim ini,

yaitu Surat Al-Isra: 34

“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan

cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah

janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan

jawabnya.”(Al-Israa: 34)43

f. Mendapatkan warisan dari orang tua, warisan orang lain, ghanimah,

fa‟I Fa‟I dna ghanimah sama-sama harta peninggalan musuh, namun

fa‟I diproleh ketika msuh meninggalkan hartanya jadi tidak melalui

43

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an danTerjemanya, Toha Putra, Semarang, 1989, h.

429.

Page 51: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

41

peperangan. Keduanya sama-sama diproleh dari musuh, meka

hasilnyapun akan dibagi-bagikan kepada yang berhak. Hal ini

dijelaskan dalam surat Al-Hasyr ayat 7, yang berbunyi:

“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada

RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota

Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak

yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan,

supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di

antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah.

dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan

bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras

hukumannya.” (Al-Hasyr: 07)44

44

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an danTerjemanya, Toha Putra, Semarang, 1989, h.

916.

Page 52: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

42

BAB III

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DAARUT TAUHIID

A. Sejarah Berdirinya1

Secara legal-formal Daarut Tauhiid berdiri sejak tahun 2004 dengan

tanah wakaf dari Bapak H. Yunus dengan luas Tanah 1 hektar kurang 2000

Meter. Pondok Pesantren selesai dibangun pada Tahun 2007 yang dimana

baru disediakan akomodasi bagi santri laki-laki yang kurang mampu (Asrama

santri dhuafa). Dalam hal ini dapat dipahami bahwa Yayasan Daarut Tauhiid

merupakan badan hukum pengelola Pesantren Daarut Tauhiid.

Sebagaimana Pesantren pada umumnya inti aktivitas pada Pesantren

Daarut Tauhiid meliputi bidang pendidikan, dakwah dan sosial. Namun

sebagai sebuah Pesantren, maka pada Pesantren Daarut Tauhiid terdapat

beberapa keunikan atau ke-khas-an dibandingkan Pesantren lain di anataranya

adalah tingginya intensitas dalam peduli lingkungan dan tingginya intensitas

ini dapat dirasakan baik sejak awal masa pendirian maupun sampai saat ini.

Setidaknya ada 2 faktor atau kondisi yang dapat digunakan untuk

menjelaskan keunikan di atas, yaitu semangat wirausaha dan prinsip

kemandirian. Semangat wirausaha merupakan sebuah keniscayaan yang

melekat pada diri KH. Abdullah Gymnastiar [Aa Gym] selaku pendiri dan

pemimpin sentral di Pesantren Daarut Tauhiid. Di sejumlah literasi kita dapat

menemukan cerita perjalanan hidup beliau yang diantaranya diliputi dengan

terjadinya proses tumbuh kembang jiwa wirausaha pada diri beliau. Jiwa

1 Wawancara pribadi dengan Ustadz Akmal Jumara, Wakil Kepala Sekolah Urusan

Mukim Pondok Pesantren Daarut Tauhid,Tangerang, 24 Maret 2015 Pukul 20.00 WIB.

Page 53: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

43

itulah yang kemudian menjelma menjadi sebuah semangat wirausaha yang

mewarnai corak Pesantren Daarut Tauhiid Ciputat di bawah pimpinan beliau.

Di sisi lain, dapat kita pahami pula bahwa semangat kemandirian adalah

sebuah cita-cita dan idealisme para pendiri Pesantren Daarut Tauhiid agar

tumbuh kembang Pesantren Daarut Tauhiid dan keseluruhan aktivitasnya

didasarkan kepada kemampuan diri, bukan atas ketergantungan kepada

bantuan atau sokongan dari pihak lain. Sehingga diharapkan akan muncul

independensi dan keleluasan dalam berkreasi. Tentu pada idealisme tersebut

tidak dinafikan adanya peluang kemitraan dan kerjasama dengan sebanyak-

banyaknya pihak. Dalam hal ini maka semangat wirausaha dan semangat

kemandirian adalah sebuah paket yang saling menunjang satu sama lain.

Kemandirian dapat terwujud karena adanya aktivitas wirausaha.

Konsepsi dasar MQ meliputi 4 komponen, yaitu: Ma’ Rifatullah,

Manajemen Diri, Entrepreneurship, dan Leadership. Tata nilai MQ inilah

yang kemudian menjadi dasar dan filosofi bagi organisasi Pesantren Daarut

Tauhiid yang dikenal dengan rumusan statement "Menuju Generasi Ahli

Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar".

B. Visi dan Misi2

1. Visi

“Sekolah berbasis pendidikan berkarakter dan peduli lingkungan”

2. Misi

a. Membentuk lembaga pendidikan yang profesional, amanah, dan

bermutu.

2 Wawancara dengan Teh Hani, Bagian Tata Usaha di Pondok Pesantren Daarut

Taudhiid 09 Maret 2015 Pukul 09.00 WIB.

Page 54: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

44

b. Menjadikan sekolah sebagai pusat belajar yang menyenangkan, pusat

aktifitas keislaman, dan pusat pengembangan karakter.

c. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

d. Membentuk warga sekolah yang bertauhiid dan beramal shaleh.

e. Membentuk warga sekolah berwawasan islam, nasional, dan

internasional.

f. Mengembangkan potensi kecerdasan warga sekolah untuk mencapai

prestasi terbaik.

g. Mengembangkan potensi warga sekolah berbekal keterampilan hidup

(life skill) dan keterampilan untuk hidup (vocational skill).

C. Tujuan3

1. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai Manajemen Qolbu (MQ) pada

seluruh warga sekolah.

2. Meningkatkan nilai rata-rata UN secara berkelanjutan.

3. Meningkatkan kepedulian warga sekolah terhadap kesehatan, kebersihan,

dan keindahan lingkungan sekolah.

4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana serta

pemanfaatannya yang mendukung peningkatan prestasi akademik dan non

akademik.

5. Meningkatkan jumlah peserta didik yang menguasai bahasa Inggris dan

Arab secara aktif.

3 Wawancara dengan Teh Hani, Bagian Tata Usaha di Pondok Pesantren Daarut

Taudhiid 09 Maret 2015 Pukul 09.00 WIB

Page 55: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

45

6. Meningkatnya kualitas SDM guru dan karyawan, baik secara akademik

maupun sosial.

7. Terciptanya kemitraan dengan pemangku kebijakan dan lingkungan

sekitar.

8. Membentuk sinergitas unit usaha guru dengan siswa (entrepreneurship)

9. Terlaksananya TQM (Total Quality Management) di sekolah.

D. Kompetensi Lulusan4

1. Berkelakuan baik: agamis, berakhlak mulia

2. Berbuat sesuai dengan hak dan kewajiban warga negara, serta tidak

merugikan orang lain

3. Mampu berkomunikasi dalam lingkungan plural dan percaya diri

4. Bertindak atas perkembangan akal sehat, sistematis, kritis dan kreatif

5. Bisa bertanggung jawab dan disiplin diri

E. Fasilitas dan Sarana5

Berikut adalah sarana dan fasilitas yang dimiliki pondok pesantren

Daarut Tauhiid:

1. Kantor

2. Asrama

3. Perpustakaan

4. Masjid

5. Lapangan basket

6. Ruang guru dan tata usaha

4 Wawancara dengan Teh Hani, Bagian Tata Usaha di Pondok Pesantren Daarut

Taudhiid 09 Maret 2015 Pukul 09.00 WIB 5 Wawancara dengan Teh Hani, Bagian Tata Usaha di Pondok Pesantren Daarut

Taudhiid 09 Maret 2015 Pukul 09.00 WIB

Page 56: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

46

7. Akses internet wifi

8. Asrama putra dan putri

9. Gedung sekolah putra dan putri

10. Kantin

F. Ekstarkulikuler6

1. Pramuka

2. Kewirausahaan

3. Public speaking

4. Multi media

5. Kajian kitab

6. Handicraft

7. Tataboga

8. Jurnalistik

9. Hadroh

10. Marawis

11. Music

12. Muhadoroh

13. Futsal

14. PMR

15. Silat

G. Prestasi santri tingkat SMA7

1. Juara 2 lomba cipta puisi pada kegiatan festifal lomba seni siswa (FLS2)

tingkat gugus O3 SMA Tangerang Selatan

6 Brosur Pesantren Daarut Tauhiid Adzia Islamic School Junior & Senior tahun ajaran

2015-2016 hal.4. 7 Ibid

Page 57: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

47

2. Juara 3 lomba derama pada festifal lomba seni siswa di SMAN 03

Tangerang Selatan

3. Juara 3 lomba disen grafis festifal di SMAN 03 TAngerang Selatan

4. Juara 2 lomba musabaqah tilawatil qur’an tingkat SMAN 03 Tangerang

Selatan

5. Juara 2 lomba musabaqah tilawatil qur’an putrid SMAN 03 Tangerang

Selatan

6. Juara 3 lomba karya putra kegiatan festifal di SMAN Tangerang Selatan

7. Juara 1 lomba atletik putra di SMAN 03 TAngerang Selatan

8. Juara 3 lomba msuabaqah tilawatil qur’an kegiatan prestasi dalam iman

tingkat di poli teknik LP3I Ciputat Tangerang Selatan

9. Juara 1 olimpiade biologi tingkat SMA di Bintaro Tangerang Selatan

10. Juara 2 olimpiade kimia tingkat SMA di Bintaro Tangerang Selatan

11. Juara 3 lomba da’I kegitan festifal hadroh tingkat SMP seJakarta

Tangerang Selatan

12. Juara 2 lomba pidato tingkat SMA pada kegiatan festifal Jakarta tahun

2013

13. Juara 3 lomba foto grafi pada kegiatan ar-rahman expo di AQL Tebet

Jakarta Selatan

14. Juara 3 lomba musabaqah tilawatil qur’an pada kegiatan monzher islamci

festifal di SMA Negeri 2 Tangerang Selata

Page 58: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

48

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Deskripsi Informan

Dalam bab ini sebelum penulis memaparkan tentang metode bimbingan

agama dalam membina akhlak anak yatim di Pondok Pesantren Daarut

Tauhiid Serua Indah, Ciputat Tangerang Selatan, terlebih dahulu penulis akan

mendeskripsikan informan dalam penelitian ini. Penulis membagi dua sumber

yang diteliti oleh penulis. Pertama, informan sebagai pengurus Pondok

Pesantren yang terdiri salah seorang coordinator pimpinan Pesantren, dua

orang sebagai pengurus dan sebagai kepala bimbingian.kedua, informan anak

yang terdiri dari tiga orang anak yatim yang menjadi anak asuh di Pondok

Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah, Ciputat Tangerang Selatan.

1. Informan Pengurus Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

a. Pengurus 1 (Ustadz Akmal Jumara)1

Informan pertama adalah salah seorang wakil kepala Sekolah

Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Urusan Mukim. Beliau bernama

Akmal Jumara, lahir di Bandung 5 Mei 1976. Beliau adalah anak ke 5

dari pasangan Bapak Sudrajat dan Ibu Atikah. Pendidikan terakhirnya

SMU mahadad imarat 1997. Dan tinngal di Jl.Sukamulya V No 1 Kp.

Dukuh 3/8 kel. Serua Indah.

1Wawancara pribadi dengan Ustadz Akmal Jumara, Wakil Kepala Sekolah Urusan

Mukim Pondok Pesantren Daarut Tauhid,Tangerang, 24 Maret 2015 Pukul 20.00 WIB.

Page 59: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

49

b. Pengurus 2 (Siti Rusmini)2

Informan kedua adalah salah seorang pengurus anak santri akhwat

di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid bidang pengasuhan. Beliau

bernama Siti Rusmini, lahir di Martapura 24 Oktober 1992. Beliau

adalah putri ke 4 dari 4 bersaudara.Lahir dari pasangan suami istri

yaitu Hamdie dan Marsudah. Pendidikan terakhirnya di Madrasah

Aliyah Daarul Ulum. Beliau menghabiskan masa kecilnya di Desa

Rantau Kemiting Basabay Kalimantan Selatan.

c. Pengurus 3 (Sai’in Kodir)3

Informan ketiga adalah salah seorang Pengurus Santri ikhwan di

Pondok Pesantren Daarut Tauhiid bidang pengasuhan. Beliau bernama

Sai’in Kodir, lahir di Palembang 12 Agustus 1992. Beliau adalah putra

ke 2 dari pasangan Bapak Zaenal Abidin dan Ibu Siti Aida. Pendidikan

terakhirnya di Sekolah Menengah Atas. Alamat tempat tinggalnya di

Serua Indah Ciputat Tangerang Banten.

2. Informan Anak Yatim di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

a. Anak Yatim 1 (Fieki Julli)4

Nama lengkapnya adalah Fieki Julli Hanan bisa dipanggil Fieki.Ia

lahir di Jakarta 02 Januari 1998. Anak ke 4 dari 5 ini merupakan

pasangan dari (Alm) Maryadi dan Ibu Ambal Yuniwati. Sejak usia 15

tahun, ia sudah ditinggal mati oleh ayahnya. Sepeninggalan ayahnya ia

2 Wawancara pribadi dengan Siti Rusmini, Pengurus Pondok Pesantren Daarut Tauhid

urusan akhwat,Tangerang, 19 Maret 2015 Pukul 19.00 WIB. 3 Wawancara pribadi dengan Sai’in Kodir, Pengurus Pondok Pesantren Daarut Tauhid

urusan ikhwan,Tangerang, 24 Maret 2015, 19.02 WIB. 4 Wawancara pribadi dengan, Fieki Julli Hanan Santri Anak Yatim Pondok Pesantren

Daarut Tauhid,Tangerang, 19 Maret 2015 Pukul 19.30 WIB.

Page 60: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

50

hanya hidup bersama ibu dan saudaranya di Jln. HM Sabar no. 83 Rt.

004 Rw. 01 Rambutan, Ciracas Jakarta Timur. Sebelum meninggal

ayahnya mengamanatkan sesuatu kepada kakaknya untuk melanjutkan

pendidikan fieki di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.akhirnya setelah

lulus SD fieki melanjutkan pendidikan di pondok Pesantren Daarut

Tauhiid Ciputat. Setelah itu ia melanjutkan sekolah di jenjang SMA di

Pondok Pesantren Daarut Tauhiid dan bermukim di Pondok Pesantren

Daarut Tauhiid.

b. Anak yaitm 2 (Ali Nurdin)5

Nama lengkap adalah Ali Nurdin bisa di panggil Ali.Ia lahir

Jakarta 05 Agustus 1994. Anak ke 4 dari ke 7 saudara, sejak balita

sudah di tinggal mati oleh ayahnya. Speninggalan ayahnya ia hidup

bersama ibu dan saudaranya di Jln.Perumahan Cinangka Asri Depok.

Setelah ia lulus dari SD ia di masukkan ke salah satu tempat

pendidikan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid agar kelak ia menjadi

anak yang sholeh yang bisa mendoakan orang tuannya,karena itu yang

bisa ia lakukan, karena itu adalah salah satu keinginan Ali sendiri dan

keinginan keluarganya, dan keluarganya pun sangat mendukung penuh

kepada Ali.

c. Anak Yatim 3 (Adang Muttaqin)6

Nama lengkapnya adalah Adang Muttaqin bisa di panggil Adang.Ia

lahir Tasikmalaya 11 oktober 1996. Anak ke 5 dari 7 sejak ia duduk di

5 Wawancara pribadi dengan, Ali Nurdin Santri Anak Yatim Pondok Pesantren Daarut

Tauhid,Tangerang, 19 Maret 2015 Pukul 20.00 WIB. 6 Wawancara pribadi dengan, Adang Muttaqin Santri Anak Yatim Pondok Pesantren

Daarut Tauhid,Tangerang, 19 Maret 2015 Pukul 20.30 WIB.

Page 61: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

51

kelas 1 SMA ia di tinggal mati oleh Ayahnya. Sepeninggal Ayahnya ia

tinggal bersama ibu dan saudaranya di Jln. Jatiwangi Oslob

Tasikmalaya. Sebelum ayahnya meninggal ia sudah mengabdi di

Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.karena Andang ini adalah salah satu

anak yang keinginan dan niatnya sangat besar dalam menggali ilmu,

walaupun kadang ia merasa sedih atas kepergian ayahnya tapi ia tetap

semangat dan berusaha sebaik mungkin agar ia kelak mejadi anak yang

sholeh dan berakhlak mulia.

B. Program Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membina Akhlak Anak

Yatim Di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

Sebagai lembaga pendidikan yang punya perhatian besar dalam usaha

pembinaan akhlak anak yatim, Maka untuk mewujudkakan visi dan misinya

Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Serua Sndah, Ciputat Tangerang Selatan.

Memerlukan pematangan konsep sebagai kunci keberhasilan.Pemantangan

konsep dilakukan dengan menetapkan kegiatan yang tepat untuk mencapai

cita-cita bersama yang tersusun dalam suatu program.

Program adalah suatu rancangan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja

untuk mencapai suatu keberhasilan dalam perencanaan bimbingan dan

penyuluhan.Dengan demikian, program pembinaan akhlak diartikan sebagai

suatu kegiatan membangun yang dilakukan secara berdaya guna terhadap anak

yatim yang bertujuan agar mereka dapat menghayati dan mengamalkan ajaran

sebagai pola hidup kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi,

keluarga maupun kehidupan social masyarakat.

Page 62: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

52

Dalam menjalankan perannya sebagai lembaga keagamaan yang peduli

terhadap anak yatim Pondok Pesantren Daarut Tauhiid berusaha menerapkan

program pembinaannya terhadap anak yatim melalui beberapa bidang yaitu:

pendidikan formal, pelatihan keterampilan dan bidang kerohanian.

1. Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan system pendidikan teratur yang

sudah ditentukan oleh suatu lembaga tertentu. Dalam hal ini, pendidikan

formal yang ada di Pondok Pesantren Daarutt Tauhid yang disebut

Azkiyah Islamic School adalah system madrasah dibawah naungan

Yayasan Daarut Tauhiid. Tujuan madrasah dalam naungan Yayasan

Daarut Tauhiid untuk memberikan pelajaran agama dan umum sacara

seimbang sehingga terwujud timbal balik yang baik dalam upaya

memanifestasikan IMTAQ dan IPTEQ. Sebagaimana yang tertera dalam

model kurikulum yaitu:

“Proses pembelajaran dirancang dengan mengintegrasikan

kompetensi dasar lulusan yang dirumuskan dalam kurikulum Nasional ke

dalam konteks kehidupan santri yang sesuai dengan perkembangan

sosiologis, antropologis serta psikologis santri”7

a. Sekolah Menengah Pertama

Pendidikan SMP yang diberlakukan kepada anak yatim di pondok

Pesantren Daarut Tauhiid dari kelas I – III SMP, dimulai pukul 06.45-

04.00.

7 Wawancara pribadi dengan Ustadz Akmal Jumara, Wakil Kepala Sekolah Urusan

Mukim Pondok Pesantren Daarut Tauhid,Tangerang, 24 Maret 2015 Pukul 20.00 WIB.

Page 63: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

53

b. Sekolah Menengah Atas

Pendidikan SMA yang diberlakukan kepada anak yatim di Pondok

Pesantren Daarut Tauhiid dari kelas I – III SMA dimulai pukul 06.45-

04.00.

Dalam Pendidikan formal ini ditanamkan pendidikan mengenai

akhlak baik melalui pelajaran, disiplin ataupun uswatun hasanan dari

para pengajar. Sehingga para pelajar memiliki karakter yang baik dan

dapat mengimplementasikan akhlak terpuji. Contoh kecilnya yaitu

Membuang Sampah Pada Tempatnya.8

2. Bidang Pelatihan Keterampilan

Pelatihan keterampilan ditujukan sebagai bekal keahlian yang

diperlikan oleh para anak yatim agar mereka tidak berpangku tangan atau

menunggu belas kasihan para dermawan. Keterampilan ini berupa latihan-

latihan kursus-kursus kejuruan.salah satu bentuk keterampilan tersebut

diantaranya yaitu latihan berpidato (muhadharah), marawis, muhadatsah

(percakapan bahasa Arab) dan kursus computer. Seluruh kegitan itu

dilakukan setiap satu minggu sekali sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan pihak pendidik.

Pondok Pesantren Daarut Tauhiid melaksanakan muhadarah yang

dilakukan secara bersama antara anak santi putra dan santri putri setiap

hari minggu pada pukul 08.00 WIB. Hal ini dimaksudkan agar para anak

yatim tersebut mampu untuk megembangkan ilmu yang dimilikinya dan

dapat terjun menjadi ulama di masyarakat.

8 Wawancara pribadi dengan Sai’in Kodir, Pengurus Pondok Pesantren Daarut Tauhid

urusan ikhwan,Tangerang, 24 Maret 2015, 19.02 WIB.

Page 64: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

54

Keterampilan seni marawis, pramuka, kewirausahaan, handycraf,

music, multi media, futsal, PMR, silat dan beberapa seni lainnya

memberikan kesempatan bagi anak yatim untuk mengembangkan potensi

dan bakat diri yang mereka miliki. Dengan kesenian yang mereka miliki

diharapkan anak yatim memiliki orientasi yang lebih luas di bidang

kesenian tidak hanya pendidikan formal dan bimbingan agama saja.

Pelatihan marawis ini dilakukan rutin pada hari minggu dengan waktu

yang tidak ditentukan.

Keterampilan bidang bahasa juga diberikan kepada anak yatim

dalam pendidikan mereka sebagai bekal masa depannya. Salah satu cara

yang dilakukan adalah dengan memberikan latihan muhadatsah atau

percakapan bahasa Arab dan percakapan bahasa Inggris.

Pelatihan keterampilan tersebut tentunya akan sangat bermanfaat

sebagai bekal masa depan bagi para anak yatim di Podok Pesantren Daarut

Tauhiid. Namun dalam hal ini, bakat dan kesungguhan anak yatim akan

menjadi pendukung keberhasilan mereka. Dengan semua bentuk kegiatan

di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid ini diharapkan jiwa keberagamaan

anak yatim akan terus tumbuh dan berkembang. Sehingga dengan

kemampuan yang dimilikinya mereka tidak akan miskin iman serta dapat

meneguhkan kepribadian Islam yang sudah ditanamkan sejak lama.

Peranan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid sebagai lembaga

keagaamaan dan pendidikan dalam upayanya menghasilkan muslim yang

berkualitas terwujud dengan menggunakan bakat anak yatim melalui

pendidikan atau pelatihan. Karena dasarnya pelatihan dan pendidikan

Page 65: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

55

merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama

dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.

Dalam setiap bidang keterampilan diberikan pengajaran mengenai

lidership (kepemimpinan) yang dimana berhubungan dengan akhlak

seorang muslim. Sehingga dari program keterampilan ini dapat

menghasilkan anak-anak yang memiliki jiwa pemimpin dan berakhlakul

karimah. Contohnya: Pada keterampilan muhadorah para santri diajarkan

untuk berretorika dan baik serta mengeluarkan ucapan-ucapan yang

terpuji.

3. Bidang Kerohanian

Allah SWT menunjukan hikmah-Nya dengan cara menciptakan

manusia dnegan berbagai macam bentuk, keadaan dan tingkat keidupan.

Sehingga perlu adanya pemahaman pada diri hambanya agar tidak

terjerumus oleh keadaan yang menyesatkan. Oleh karena itu, untuk

menjaga diri sesuai degan fitrahnya perlu adanya upaya untuk menjaga,

membina dan mengembangkan diri dari mulai lahir hingga akhir

hayat.Dalam membina akhlak anak yatim, Pondok Pesantren berupaya

melakukan berbagai kegiatan dalam membina akhlak.

Untuk mewujudkan manifestasi dari upaya pembinaan akhlak

terhadap anak yatim tersebut, Pondok Pesantren Daarut Tauhiid berusaha

menerapkan berbagai bidang kerohanian (Bimbingan Agama), diantaranya

yaitu:

Page 66: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

56

a. Pengajian kitab kuning

Pengajian kitab kuning merupakan pendidikan nonformal yang

diberikan kepada anak yatim di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

sebagai bekal pemahaman keagamaan mereka. Pengajian kitab kuning

ini dilakukan dengan metode klasikal Pesantren yang dilakukan dalam

dua waktu yaitu setiap hari Selasa, ba’da magrib dan ba’da isya. Ba’da

magrib pukul 07.00 - 07.30 kemudian shalat Isya dan diteruskan

pengajian kitab kuning ba’da isya pukul 08.30-09.00.

Kitab yang digunakan focus mengenai akhlak yatim kitab Ta’lim

Muta’alim yang memberi kajian yaitu Ustad Edi selaku Pengurus

Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.

Pengajian ini sangat berpengaruh untuk meningkatkan akhlakul

karimah santri di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid dikarenakan

pengajian ini membicarakan tata cara hidup dalam keseharian dengan

menggunakan akhlak yang baik.

b. Tahsin

Program ini diperuntukkan bagi anak yatim yang telah bisa

membaca Al Qur’an namun masih belum lancar atau belum menguasai

hukum-hukum tajwid. Mengingat bahwa membaca Al Quraan dengan

tajwid hukumnya adalah wajib, maka perlu adanya pembimbingan

dalam membaca Al Quraan.

Program tahsin ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan

akhlak terpuji bagi anak yatim, dikarenakan setiap seseorang membaca

ayat Al-Qur’an yang dimana isinya mengenai kalimatullah, maka sama

Page 67: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

57

saja dia memasukan sesuatu yang baik untuk membentengi dirinya

dalam melakukan dosa, sehingga ketika seorang anak yatim ingin

melakukan dosa atau kesalahan maka, anak itu akan teringat perintah

Allah yang pernah dia baca.

Program ini sekaligus menjadi program lanjutan dari pra tahsin.

Program ini memiliki tiga level :

1) level pertama : bertujuan untuk melancarkan bacaan. Dengan

materi utama latihan membaca Al Qur’an.

2) level kedua : bertujuan mengenalkan beberapa hokum tajwid

sambil berlatih melancarkan bacaan Al Qur’an. Hokum tajwid

yang dipelajari adalah hokum nun sukun dan tanwin serta hokum

mim sukun.

3) level ketiga : bertujuan mengenalkan hokum mad (bacaan panjang)

dan bacaan pembuka surat ( fawatihus suwar ).

4) Level keempat : bertujuan mengenalkan bacaan asing dalam Al

Qur’an ( ghoroibul qiroah )

5) Level kelima : bertujuan mengenalkan bentuk bacaan-bacaan tipis

dan tebal.

Tahsin ini dilakukan setiap hari, setiap ba’da Shalat 5 waktu yang

dilakukan setelah ceramah 7 menit setiap selesai shalat 5 waktu.

c. Tahfidz

Program ini diperuntukkan bagi yang sudah lancar dan menguasai

hukum-hukum bacaan Al-Quraan serta memiliki keinginan kuat untuk

menghafal Al Quraan.

Page 68: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

58

Program tahfidz ini sangant berpengaruh terhadap pembentukan

akhlak terpuji bagi anak yatim, dikarenakan setiap seseorang membaca

ayat Al-Qur’an yang dimana isinya mengenai kalimatullah, maka sama

saja dia memasukan sesuatu yang baik untuk membentengi dirinya

dalam melakukan dosa, sehingga ketika seorang anak yatim ingin

melakukan dosa atau kesalahan maka, anak itu akan teringat perintah

Allah yang pernah dia baca dan dihafalkan.

Tahfidz ini dilakukan setiap hari, setiap ba’da Shalat 5 waktu yang

dilakukan setelah ceramah 7 menit setiap selesai shalat 5 waktu.

d. Shalat berjama’ah

Berdasarkan keutamaan serta manfaat yang terkandung dalam

shalat berjama’ah, maka para pengurus telah mewajibkan anak-anak

yatim yang ada di Pondok Pesantren untuk shalat wajib berjama’ah.

Bahkan pengurus telah membuat peraturan dan hukuman bagi yang

tidak melakukan shalat wajib kecuali yang sedang menstruasi.

Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan anak santri

dalam melakukan kewajibannya sebagai hamba Allah serta

menumbuhkan keimanan dan rasa persaudaraan.

Sahalat berjama’ah sangat berpengaruh terhadap pernanaman

akhlak anak yatim dikarenakan di dalam shalat bejama’ah seseorang

berinteraksi dengan sang khalik yang dimana dia mengingat dosa yang

telah diperbuat sehingga berusaha tidak melakukan dosa yang pernah

diperbuatnya setelah bertaubat ketika shalat.

Page 69: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

59

e. Dzikir

Kegiatan dzikir dilakukan setiap malam Jum’at ba’da shalat magrib

di Masjid Daarut Tauhiid.

Program Dzikir ini sangant berpengaruh terhadap pembentukan

akhlak terpuji bagi anak yatim, dikarenakan setiap seseorang

mengingat Allah maka hati akan tenang, maka sama saja dia

memasukan sesuatu yang baik untuk membentengi dirinya dalam

melakukan dosa, sehingga ketika seorang anak yatim ingin melakukan

dosa atau kesalahan maka, anak itu akan teringat perintah Allah yang

setiap Dzikir dia sebut.

Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati

Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Al-Ra’du: 28)9

Dengan berbagai bentuk kegiatan tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa pondok pesantren telah telah menerapkan program pembinaan

akhlak terhadap anak yatim dengan mempertimbangkan tiga aspek yang

menjadi kebutuhan mereka, yaitu: aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Aspek kognitif yaitu Pondok Pesantren berupaya

memberikan dan mengembangkan kecerdasan anak yatim dengan IPTEQ.

Aspek afektif yaitu Pondok Pesantren berupaya menanamkan nilai-nilai

keagamaan kepada anak santri dalam pembinaan, keimanan dan akhlak

9 Departemen Agama RI, Al-Qur’an danTerjemanya, Toha Putra, Semarang, 1989, h. 373.

Page 70: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

60

yang baik. Aspek Psikomotorik yaitu Pondok Pesnatren berupaya

mengembangkan bakat dan ketrampilan anak santri sehingga mereka

menjadi manusia yang berproduktif. Berdasarkan tiga asepk tersebut

diharapkan anak santi mendapatkan kualitas yang mempunyai akhlakul

karimah atau memiliki EQ dan IQ yang tinggi.

C. Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak Anak Yatim di

Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

Metode bimbingan Agama adalah usaha pemberian bantuan secara

berkesinampungan oleh pembimbing berdasarkan konsep al-Qur’an dan

Sunnah kepada anak yatim dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya

secara optimal agar kita mampu membina Akhlak sehingga dapat memperoleh

kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Metode bimbingan Agama yang diterapkan di Pondok Pesantren yatim

menggunakan metode langsung (metode komunikasi langsung) dimana

pembimbing melakukan komunikasi langsung atau tatap muka dengan orang

yang dibimbingnya hal ini yaitu anak yatim, berikut beberapa metode

bimbingan Agama yang diterapkan pada Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

dalam membina akhlak di antaranya yaitu:

1. Metode individual

Metode individual merupakan teknik pemberian bantuan yang

bersifat face to face relationsip hubungan empat mata yang dilakukan

pembimbing dengan anak yatim, masalah yang dihadapi bias bersifat

pribadi. Sehingga dalam proses bimbingan individual ini konselor dituntut

untuk bersifat bersimpati (menunjukan sikap turut merasakan apa yang

Page 71: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

61

sedang dirasakan oleh anak yatim) dan empati (berusaha menmpatkan diri

dalam situasi anak yatim).

Dalam meneyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak yatim,

para pembimbing menggunakan metode langsung (directive), dalam hal ini

melakukan apabila anak tersebut tidak mau mengungkapkan

permasalahannya sehingga seorang pembimbing berperan aktif dalam

bimbingan untuk menyelesaikan pearmasalahan yang ada.Selain itu

pembimbing juga menggunakan metode tidak langsung (non directive)

dalam hal ini yaitu anak yatim berperan aktif dalam pelaksanaan

bimbingan.Pendekatan yang dilakukan ketika anak terus merasa

membutuhkan bimbingan dalam masalah yang dihadapinya.

Berikut beberapa teknik yang dilakukan dalam metode individual

yang ada di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid di antaranya yaitu:

a. Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara antara pembimbing

bidang kesantrian Siti Rusmini dan anak yatim untuk menggali

informasi berkenaan dengan masalah anak santri tersebut. Wawancara

dilakukan dalam waktu yang tidak ditentukan artinya teknik ini

berlaku ketika seorang menemukan masalah pada anak yatim atau anak

yatim tersebut mengalami permasalahan dalam hidupnya. Dalam

wawancara ini akan dicari akar permasalahan yang terjadi pada anak

yatim. Bahkan wawancarapun dilakukan sejak awal keberadaan anak

yatim tersebut di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid. Hal ini dilakukan

agar pembimbing mengetahui sejak awal kemungkinan terjadi

Page 72: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

62

gangguan kejiwaan pada anak yatim berdasarkan latar belakang

mereka. Jika anak asuh tersebut menimbulkan perilaku yang kurang

baik sehingga mengganggu kegiatan mereka di Pondok Pesantren

Daarut Tauhiid maka pembimbing akan memberikan penanganan

secara khusus, baik melalui nasihat atau melalui motivasi.

b. Observasi kegiatan

Obesrvasi kegiatan dilakukan sebagai salah satu usaha yang

menunjang kegiatan. Pembimbing melakukan percakapan individual

sekaligus mengamati pekerjaaan anak yatim di lingkungannya baik

diasrama maupun di sekolah.

Observasi kegiatan dilakukan oleh pembimbing secara terus

menerus. Pembimbing akan selalu memantau perkembangan setiap

kegiatan yang dilakukan anak yatim tersebut apabila dalam hasil

evaluasi terlihat penurunan dalam setiap hasil kegiatan yang diikuti

oleh anak yatim tersebut, maka pembimbing akan melakukan

penanganan secara khusus baik melalui teguran atau melalui hukuman.

2. Metode Kelompok

Metode kelompok merupakan komunikasi langsung antara

pembimbing dengan anak yatim dalam bentuk kelompok. Metode

kelompok ini dikoordinatori oleh ustadz. Akmal dan beberapa pendidik

lainnya yaitu seluruh stake holder di Pondok Peantren Daarut Tauhiid.

Metode kelompok ini dilakukan setiap hari Rabu, Pukul 05.00-06.00

dengan pembicara Ustadz Aagym. Pendekatan kelompok ini dilakukan

dengan beberapa teknik berikut ini, yaitu:

Page 73: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

63

a. Metode ceramah

Metode ceramah merupakan suatu teknik pembinanan atau

bimbingan yang memberikan uraian atau penjelasan secara lisan yang

banyak diwarnai oleh karakteristik dan gaya bicara seorang da’i atau

pembimbing. Metode ceramah sama halnya dengan mauidzatul

hasanah atau nasehat yang baik. Dalam ceramah-ceramah yang selalu

diikuti kemudian dipahami menjadikan kita tau hal-hal apa yang

diperbolehkan dan yang dilarang agama dan ini merupakan satu cara

untuk bias menginropeksi diri. Pada metode ini tidak banyak anak

yatim yang aktif, mereka hanya mendengarkan penjelasan-penjelsan

materi yang sedang dijelaskan pembimbing. Adapun materi ceramah

ayau bimbingan yang sering disampaikan dalam bimbingan ini adalah

tentang keimanan, akhlak dan muamalah termasuk didalamnya

bimbingan orientasi sekolah, program study, bimbingan belajar,

bergaul dan bermasyarakat.

b. Tanya jawab

Untuk menghindari atau menghilangkan sikap pasif pada anak yatim

dalam metode kelompok dilakukan teknik dialog atau Tanya jawab.

Dialog atau Tanya jawab ini merupakan tindak lanjut dari teknik

ceramah. Teknik ini dilakukan setelah pembimbing memberikan

penjelasan terhadap materi yang disampaikan. Kemudian anak yatim

tersebut diberi kesempatan untuk bertanya menegenai materi yang

dibahas, yang mereka anggap kurang jelas dan sulit untuk dipahami.

Adapun sebaliknya pembimbing memberikan pertanyaan kepada anak

Page 74: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

64

yatim tersebut seputar materi yang telah dijelaskan sebelumnya, lalu

diharapkan mereka dapat melakukan dengan tanpa rasa malu dengan

jawaban yang dilontarkan. Cara ini dapat menjadi rangsangan bagi

mental anak yatim untuk berani berbicara dan mengungkapkan

pendapat di depan umum.

D. Hambatan dan Solusi Dalam Pembinaan Anak Yatim Melalui Bimbingan

Agama di Pondok Pesnatren Daarut Tauhiid

1. Hambatan Dalam Pembinaan Anak Yatim Melalui Bimbingan Agama

di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

Setiap kegiatan dalam mencapai tujuan pasti mengalami banyak

hambatan, begitu juga yang dialami oleh pondok pesantren Daarut

Tauhiid. Adapun hambatan yang dialami oleh Pondok Pesantren Daarut

Tauhiid, yakni:

a) Keadaan anak yatim yang datang dari berbagai latar belakang yang

berbeda terkadang membuat para pengurus mendapat kesulitan dalam

memahami prilaku anak yatim yang sulit diberi arahan pada awal

mereka tinggal di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.

b) Kurangnya motivasi anak dalam mengikuti bimbingan Agama,

dikarenakan anak tidak berniat untuk bermukim di Pondok Pesantren

Daarut Tauhiid.

2. Solusi Dalam Pembinaan Anak Yatim Melalui Bimbingan Agama di

Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

Dalam menghadapi hambatan yang terjadi, maka ada beberapa

solusi yang dapat dijadikan sebagai tindakan perbaikan, yaitu:

Page 75: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

65

a) Memberikan bimbingan Agama dengan metode individual dengan

teknik wawancara untuk menggali informasi berkenaan dengan

permasalahan anak yatim tersebut. Hal ini dimaksudkan agar anak

yatim yang mengalami tekanan dalam kejiwaan dapat ditangani

sesegera mungkin oleh pembimbing sehingga masalah tersebut tidak

akan mempengaruhi kepribadian mereka.

b) Para pengajar harus konsisten dalam memberikan motivasi baik secara

verbal maupun non verbal dan persuasive kepada santri yang tidak

memiliki motivasi besar.

Page 76: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan penelitian penulis tentang metode bimbingan

Agama dalam membina akhlak anak yatim di Pondok Pesantren Daarut

Tauhiid, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Program pelaksanaan bimbingan agama dalam membina akhlak anak di

Pondok Pesantren Daarut Tauhiid terhadap anak santrinya melalui

beberapa bidang diantaranya, yaitu: pendidikan formal, pelatihan

keterampilan dan bidang kerohanian. Bidang pendidikan formal yaitu

SMP dan SMA. Bidang pelatihan keterampilan diantaranya yaitu:

berpidato, marawis, muhadasah (percakapan bahasa inggris dan arab).

Sedangkan bidang kerohanian dilakukan dengan berbagai kegiatan berikut,

di antaranya pengajian kitab kuning, shalat berjama’ah, tahfidz, tahsin dan

dzikir.

2. Metode bimbingan Agama dalam membina akhlak anak yatim di Pondok

Pesantren Daarut Tauhiid dilakukan dengan metode individual melalui

beberapa teknik, di antaranya: wawancara dan observasi kegiatan.

Sedangkan metode kelompok yang dilakukan dengan beberapa teknik

yaitu ceramah dan dialog (Tanya jawab).

3. Hambatan dan Solusi Dalam Pembinaan Anak Yatim Melalui Bimbingan

Agama di Pondok Pesnatren Daarut Tauhiid

a. Keadaan anak yatim yang datang dari berbagai latar belakang ,

solusinya memberikan bimbingan Agama dengan metode individual

Page 77: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

67

dengan teknik wawancara untuk menggali informasi berkenaan dengan

permasalahan anak yatim tersebut.

b. Kurangnya motivasi anak dalam mengikuti bimbingan Agama,

dikarenakan anak tidak berniat untuk bermukim di Pondok Pesantren

Daarut Tauhiid, solusinya Para pengajar harus konsisten dalam

memberikan motivasi baik secara verbal maupun non verbal dengan

cara persuasive kepada santri yang tidak memiliki motivasi besar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah

dilakukan, maka peneliti memberikan saran agar Pondok Pesantren Daarut

Tauhid Serua Indah Ciputat Tangerang Selatan terus meningkatkan kegiatan

Bimbingan Agama secara rutin agar santri menjadi individu yang beradab,

berakhlak mulia, beriman, bertakwa dan mengaplikasikan semua syari’at

Islam.

Page 78: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

DAFTAR PUSTAKA

Agama RI. Departemen, Al-Qur’an dan Terjemanya, Toha Putra, Semarang,1989.

Al-Ghazali, Imam. Ihya Ulumiddin “JIwa Agama”, (Melayu: Pustaka Bajray,

1978) cet. Ke-2.

Al-Qardawi, Yusuf. Al-Ibadah Fi al-Islam, (Beirut : Muasasah Al-risalah, 1997),

Cet. Ke-6.

Arifin, M, bimbingandan counseling, UT, 1992.

Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta :

PT. Golden Terayon Press, 1998.

Hubungan Timbal Balik Agama Islam di Sekolah dan keluarga, Bulan

BIntang. Jakarta 1976.

Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: BUmi Aksara, 1991), cet I, hlm. 113.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: PT.

BinaAksara, 1989), Cet. Ke-6.

Bahreisj, Salim. Riyadhus Shalihin, (Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1987), Cet. Ke-

10.

Chomaria, Nurul. Cara Kita Mencintai Anak Yatim, (Solo: Aqwam, 2014), cet.

Ke-1.

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. Ensiklopedi Islam (Jakarta : Ichtiar Baru

Van horve, 1997), Cet. Ke-4.

Djatmika, Rahmat. Sistem Etika Islam, (Jakarta: Punjimas, 1992) ce. ke-2.

Faqih, Ainur Rahim. Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta : UII

Press, 2001)

Ibrahim, Anas. (Mesir: Daarul Ma;arif 1972) cet, Ke-2.

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan Penyuluhan Islam. (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, 2008)

Maleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 1984)

Mapiare, Andi. Pengantar Bimbingan dan konseling di sekolah, (Surabaya :

Usaha Nasional, 1984)

Mahfuzh, Jalaluddin. Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta:Pustaka Al-

Kaustar,2001)

Manzur, Ibn. Al-Ifrig Lisan Al-Arab, (Birut : Dar Sadir, 1994), Cet. Ke-2.

Page 79: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Mujahidin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000), cet.

Ke-1.

Marbun, Kamus Manajemen. (Jakarta: Pusat Sinar Harapan, 2005)

Musnawar, Thohari. Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,

(Yogyakarta : UII Press, 1992)

Mustafa, A. Akhlak-Tasawuf, (Bandung: CV. PustakaSetia, 1997)

Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) cet. ke-1.

R, Tantawy. Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta : PT. Pamator, 1997)

Rifai, Moh. Aqidah Akhlak, (Semarang : CV. Wicaksana, 1994), Cet. Ke-2.

Sartono. Bimbingan dan Penyuluhan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia, 1988)

Said, M dan Ghazali, Imam. Tentang Filsafat Akhlak, (Bandung: Al-Ma’arif,

1987)

Sukardi. Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000)

Tartono, Umar. Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung : PT. Pustaka Setia, 1998)

Cet. Ke-1.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Blai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1.

Ya’qub, Hamzah. Etika Islam, (Bandung : Diponegoro,1997)

Page 80: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

DAFTAR WAWANCARA

Wawancara pribadi dengan Akmal Jumara,Wakil Kepala Sekolah Urusan Mukim

di Pondok Pesantren Daarut Tauhid,Tangerang, 24 Maret 2015

Wawancara pribadi denganSai’in Kodir, Pengurus Santri Ikhwan di Pondok

Pesantren Daarut Tauhid,Tangerang, 24 Maret 2015

Wawancara pribadi dengan Siti Rusmini, Pengurus Santri Akhwat di Pondok

Pesantren Daarut Tauhid,Tangerang, 19 Maret 2015

Wawancara pribadi dengan, Fieki Julli Hanan Santri Anak Yatim di Pondok

Pesantren Daarut Tauhid,Tangerang, 19 Maret 2015

Wawancara pribadi dengan, Ali Nurdin Santri Anak Yatim di Pondok Pesantren

Daarut Tauhid,Tangerang, 19 Maret 2015

Wawancara pribadi dengan, Adang Muttaqin Santri Anak Yatim di Pondok

Pesantren Daarut Tauhid,Tangerang, 19 Maret 2015

Page 81: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

LAMPIRAN

Page 82: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

HASIL

WAWANCARA

Nama : Fieki Julli Hanan

Tempat : Mesjid Pondok Pesantren Daarut Tauhiid

Waktu : 19.30 WIB

1. Sejak kapan saudara menjadi yatim?

Jawab: Saya menajdi yatim sejak umur saya 15 tahun

2. Apakah kamu merasakan diperlakukan berbeda dengan status kamu sebagai

yatim?

Jawab: Tidak, karena di sini tidak dibeda-bedakan anak yatim dengan anak

yang lainnya.

3. Manfaat apa yang saudara dapat selama saudara di pondok?

Jawab: Manfaatnya sangat banyak yang saya dapatkan di pondok pesantren,

disini tidak hanya mendapatkan ilmu dunia saja akan tetapi ilmu akhirat sangat

banyak saya pelajari.

4. Apa kesan kamu terhadap pondok pesantren daarut tauhiid?

Jawab: saya sangat sangat senang tinggal di pondok pesantren.

5. Apa saja yang saudara lakukan di pondok pesantren daarut tauhiid ini?

Jawab: semua kegiatan saya lakukan disini.

6. Apakah saudara merasa cemas jika berhadapan pada permasalahan yang

rumit?

Jawab: tidak, karena saya tahu bahwa setiap masalah itu pasti ada jalan

keluarnya.

7. Apakah saudara merasa ada perubahan setelah melakukan bimbingan agama?

Jawab: iya, saya merasakan sangat banyak perubahan dalam diri saya apalagi

ketika mendengar kajian dari Aagym itu merasa tentram dan damai hati saya.

8. Siapakah yang menaggung biaya selama mondok di tempat ini?

Jawab: karena disini tempatnya gratis jadi tidak ada biaya yang dikeluarkan.

9. Bagaimana perasaan saudara ketika hari raya?

Jawab: iya, merasa sedih karena kebersamaannya tidak lengkap.

10. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat metode pelaksanaan bimbingan

agama di pondok pesantren?

Page 83: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Jawab: Alhamdulillah tidak ada penghambatan sama sekali

11. Bagaimana perasaan saudara, jika orang yang kita sayangi meninggalkan kita?

Jawab: Sedih, tapi ya harus ikhlas saya sebagai anak hanya bisa mengirimkan

doa

12. Bagaimana perasaan saudara tinggal di pondok pesantren?

Jawab: senang

13. Kapan saudara ditinggalkan ayah?

Jawab: sudah beberapa tahun yang tahun lalu

14. Berapa umur saudara ketika ayah saudara meninggal dunia?

Jawab: umur 15 tahun

15. siapa yang menjeguk saudara setelah ayah saudara meninggal?

Jawab: ibu tapi lebih sering kakak.

Serua, 19 Maret 2015

Yang mewawancarai Yang diwawancarai

Winda sari Fieki Julli Hanan

Page 84: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

HASIL

WAWNCARA

Nama : Ali Nurdin

Tempat : Mesjid Daarut Tauhiid

Waktu : 20.00 WIB

1. Sejak kapan saudara menjadi yatim?

Jawab: sejak masih balita

2. Apakah kamu merasakan diperlakukan berbeda dengan status kamu sebagai

yatim?

Jawab: tidak, disini kita merasa sama semua tidak ada perbedaan

3. Manfaat apa yang saudara dapat selama saudara dipondok?

Jawab: manfaatnya sangat banyak yang saya dapatkan di pondok pesantren, di

sini adalah tempat pengabdian saya karena banyak ilmu dunia dan akhirat saya

yang saya terapkan disini.

4. Apa kesan kamu terhadap pondok pesantren daarut tauhiid?

Jawab: saya bangga bisa tinggal dipondok pesantren

5. Apa saja yang saudara lakukan di pondok pesantren daarut tauhiid ini?

Jawab: Alhamdulillah disetiap kegiatan selalu saya lakukan dan belum

melanggarnya.

6. Apakah saudara merasa cemas jika berhadapan pada permasalahan yang

rumit?

Jawab: tidak, ketika ada masalah saya tidak berlarut dengan masalah karena

saya yakin disetiap masalah pasti ada solusinya.

7. Apakah saudara merasa ada perubahan setelah melakukan bimbingan agama?

Jawab: iya saya merasakan sangat banyakperubahan dalam diri saya dan

merasa hidup saya itu lebih terarah lagi.

8. Siapakah yang menaggung biyaya selama sekolah di tempat ini?

Jawab: tidak ada, karena disini gratis tidak dipungutin biaya.

9. Bagaimana perasaan saudara ketika hari raya?

Jawab: iya saya merasa sedih tapi mau gimana lagi semua sudah kehendak

Allah.

Page 85: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

10. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat metode pelaksanaan bimbingan

agama di pondok pesantren?

Jawab: Alhamdulillah lancar tidak ada kendala ketika metode bimbingan

agama dilaksanakan, di sini juga di utamakan metode ketauhidan jadi benar-

benar itu hati merasa damai dan tentram.

11. Bagaimana perasaan saudara, jika orang yang kita sayangi meninggalkan kita?

Jawab: ya pastinya sedih apalagi saya sangat butuh kasih sayang seorang ayah

tapi ya mau gimana lagi tapi Alhamdulillah selama saya tinggal di pondok

pesantren ini saya merasa senang dan tentram karena disini benar-benar di

bina dengan lembut dan penuh kasih sayang.

12. Bagaimana perasaan saudara tinggal di pondok pesantren?

Jawab: Alhamdulillah sangat senang

13. Kapan saudara ditinggalkan ayah?

Jawab: semenjak saya masih kecil

14. Berapa umur saudara ketika ayah saudara meninggal dunia?

Jawab: lupa, tapi masih balita waktu itu

15. siapa yang menjeguk saudara setelah ayah saudara meninggal?

Jawab: kakak.

Serua, 19 Maret 2015

Yang mewawancarai Yang diwawancarai

Winda sari Ali Nurdin

Page 86: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

HASIL

WAWANCARA

Nama : Adang Mutaqian

Tempat : Mesjid Daarut Tauhiid

Waktu : 20.30 WIB

1. Sejak kapan saudara menjadi yatim?

Jawab: sejak masih duduk di bangku kelas 1 SMA

2. Apakah kamu merasakan diperlakukan berbeda dengan status kamu sebagai

yatim?

Jawab: tidak, semua sama diperlakukan dengan teman yang lain tidak dibeda-

bedakan, kalau status memang iya berbeda-beda tapi kalau perlakuan sama.

3. Manfaat apa yang saudara dapat selama saudara dipondok?

Jawab: manfaatnya sangat banyak yang saya dapatkan di pondok pesantren, di

sini adalah tempat pengabdian saya yang sesungguhnya karena banyak ilmu

dunia dan akhirat yang saya pelajari disini.

4. Apa kesan saudara terhadap pondok pesantren daarut tauhiid?

Jawab: saya bangga dan senang bisa tinggal dipondok pesantren daarut tauhiid

ini

5. Apa saja yang saudara lakukan di pondok pesantren daarut tauhiid ini?

Jawab: Alhamdulillah disetiap kegiatan selalu saya lakukan dan belum

melanggarnya.

6. Apakah saudara merasa cemas jika berhadapan pada permasalahan yang

rumit?

Jawab: tidak, saya tidak merasa beban dan rumit ketika berhadapan dengan

masalah, saya hanya mencari jalan keluarnya, karena masalah itu pastinya ada

tapi bagaimana kita menghadapi masalah tersebut.

7. Apakah saudara merasa ada perubahan setelah melakukan bimbingan agama?

Jawab: iya saya merasakan sangat banyak perubahan dalam diri saya dan

merasa hidup saya itu lebih termotivasi dan yang pastinya lebih semangat lagi.

8. Siapakah yang menaggung biyaya selama sekolah di tempat ini?

Jawab: tidak ada, karena disini gratis tidak dipungutin biaya sedikit pun.

Page 87: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

9. Bagaimana perasaan saudara ketika hari raya?

Jawab: iya saya merasa sedih tanpa sosok ayah, yang biasanya disetiap hari

raya semuanya ngumpul tapi setelah ayah sudah tiada saya merasa kehilangan

tapi mau gimana lagi semua sudah kehendak Allah.

10. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat metode pelaksanaan bimbingan

agama di pondok pesantren?

Jawab: saya merasa tidak ada penghambatan dalam melaksanakan bimbingan

dan pembinaan yang ada dukungan penuh.

11. Bagaimana perasaan saudara, jika orang yang kita sayangi meninggalkan kita?

Jawab: ya pastinya sangat sedih apalagi saya sangat butuh kasih sayang

seorang ayah, karena ayah adalah penyemanagt saya sampai saya kepondok

pesantren beliau sangat mendukung, tapi ya kita yang ditinggalkan harus

ikhlas menerimanya karena Allah sudah mengambilnya terlebih dahulu saya

sebagai anak yang ditinggalkan hanya bisa mengirim doa kepada ayah saya,

semoga ayah saya diterima disis Allah.

12. Bagaimana perasaan saudara tinggal di pondok pesantren?

Jawab: Alhamdulillah sangat senang punya kebanggaan sendiri.

13. Kapan saudara ditinggalkan ayah?

Jawab: baru 2 tahun yang lalu

14. Berapa umur saudara ketika ayah saudara meninggal dunia?

Jawab: baru duduk kelas 1 SMA

15. siapa yang menjeguk saudara setelah ayah saudara meninggal?

Jawab: kakak

Serua, 19 Maret 2015

Yang mewawancarai Yang diwawancarai

Winda sari Adang Mutaqin

Page 88: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

HASIL

WAWANCARA

Nama : Siti Rusmini (pengurus santri akhwat)

Tempat : Saung Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Waktu : 19.00 WIB

1. Bagaimana latar belakang dan sejarah berdirinya pondok pesantren?

Jawab: ya kalau dipondok pesantrenkan di utamakan akhlak karena santri

sangat di butuhkan exstra-exstra fiqih kalau di pesantren itu sangat berbeda

dengan diluarsana, seperti contoh Nabi Muhammad beliau mencontohkan dari

hal yang kecil sampai dengan hal yang besar.

2. Apa visi dan misi pondok pesantren Daarut Tauhiid?

Visinya adalah “Sekolah berbasis pendidikan berkarakter dan peduli

lingkungan”

Misinya yaitu:

a. Membentuk lembaga pendidikan yang profesional, amanah, dan bermutu.

b. Menjadikan sekolah sebagai pusat belajar yang menyenangkan, pusat

aktifitas keislaman, dan pusat pengembangan karakter.

c. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

d. Membentuk warga sekolah yang bertauhiid dan beramal shaleh.

e. Membentuk warga sekolah berwawasan islam, nasional, dan internasional.

f. Mengembangkan potensi kecerdasan warga sekolah untuk mencapai

prestasi terbaik.

g. Mengembangkan potensi warga sekolah berbekal keterampilan hidup (life

skill) dan keterampilan untuk hidup (vocational skill).

3. Apa saja sarana dan prasarana di pondok pesantren Daruut Tauhiid?

Jawab: sarana dan fasilitas yang dimiliki pondok pesantren Daarut Tauhiid,

yatiu:

a. Kantor

b. Asrama

c. Perpustakaan

Page 89: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

d. Masjid

e. Lapangan basket

f. Ruang guru dan tat usaha

g. Akses internet wifi

h. Asramaputradanputri

i. Gedungsekolahputradanputri

j. Kantin

4. Apa saja ekstra kulikuler yang ada di pondok pesantren Daarut Tauhiid?

Ektar kulikuler yang ada di pondok pesantren Daarut Tauhiid, yatiu:

a. Pramuka

b. Kewirausahaan

c. Public speaking

d. Multi media

e. Kajiankitab

f. Handicraft

g. Tataboga

h. Jurnalistik

i. Hadroh

j. Marawis

k. Music

l. Muhadoroh

m. Futsal

n. PMR

o. Silat

5. Berapa anak yatim yang menjadi santri di pondok pesantren Daarut Tauhiid?

Jawab: 40 orang

6. Bagaimana pelaksanaan program di pondok pesantren Daarut Tauhiid dalam

membina akhlak anak yatim?

Jawab:salah satunya kebersihan karena dengan kebersihan hati juga akan

bersih itu semua harus dengan pembinaan dan butuh bimbingan, aagym

Page 90: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pernah mengatakan berkhitmat kepada pondok pesantren dan berhambung

kepada Allah. Begitu juga dengan akhlak, Rasulullah saja memberikan

contoh akhlak yang baik dari hal yang kecil sampai dengan yang besar.begitu

juga dengan anak yatim dia harus dibina dan dibimbing agar ia mengenal

dengan akhlak yang baik dan akhlak yang buruk.

Serua, 19 Maret 2015

Yang mewawancarai Yang diwawancarai

Winda sari Siti Rusmini

Page 91: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

HASIL

WAWANCARA

Nama : Sai’in Kodir (pengurus santri ikhwan)

Tempat : Saung Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Waktu : 19.02 WIB

1. Apa tujuan bimbingan agama di pondok pesantren?

Jawab: berdakwah karena salah satu tujuannya ya itu agar Santri terarah

2. Apa saja program pembinaan akhlak anak yatim di pondok pesantren?

Jawab: pendidikan formal,bidang pelatihan ketearampilan, bidang kerohanian

3. Apa metode yang diterapkan di pondok pesantren?

4. Jawab: metode kelompok dan metode individual

5. Apa metode yang diterapkan dalam bimbingan agama?

Jawab: metode ceramah dan metode uswatun hasanah

6. Mengapa diadakan bimbingan agama di ponpes?

Jawab: karena sebagai umat Islam memiliki kewajiban untuk berdakwah

menyeru kebaikan

7. Berapa jumlah santri mukim di ponpes?

Jawab: 101

8. Berapa jumlah anak yatim dan berapa yang menjadi mukim?

Jawab: 40 0rang yang menjadi mukim 17 orang

9. Siapa yang memberikan bimbingan agama di ponpes?

Jawab: ustadz Edi

10. Kapan diadakannya bimbingan agama diponpes?

Jawab: setiap hari selasa ba’da magrib dan ba’da insya

11. Bagaimana pelaksanaan bimbingan agama di pondok pesantren?

Jawab: awal sholat magrib kemudian pembacaan asmaul husna dilanjutkan

dengan pengajian

12. Bagaimana perkembangan anak yatim setelah dilakukan bimbingan agama di

pondok pesantren?

Jawab: Alhamdulillah mayoritas adanya perubahan

Serua, 24 Maret 2015

Yang mewawancarai Yang diwawancarai

Winda sari Sai’in Kodir

Page 92: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

HASIL

WAWANCARA

Nama : Akmal Jumara (wakil ketua kepala sekolah)

Tempat : Saung Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Waktu : 20.00 WIB

1. Bagaimana latar belakang dan sejarah berdirinya pondok pesantren?

Jawab: sebuah ide dari alumni jamaah alumni. pondok pesantren didirikan

sejak tahun 2004 dengan tanah wakaf dari Bapak H.Yunus dengan luas tanah

1 hektar 2000 Meter

2. Apa yang menjadi filosofi pondok pesentren daarut tauhiid?

Jawab: satu sarjana satu keluarga

3. Apa saja sarana dan prasarana di pondok pesantren daarut tauhiid?

Jawab: kantor, asrama, perpustakaan,masjid, lapangan basket, ruang guru dan

tatausaha,asket internet wifi, asrama putra dan putri

4. Dari mana sumber dana yang diperoleh oleh pondok pesentren daarut tauhiid?

Jawab: dari ZISWAF zakat infak sedekah wakaf

5. Berapa anak yatim mukim dan PP yang menjadi santri di pondok pesentren

daarut tauhiid ?

jawab:301 orang

6. Bagaimana pelaksanaan program di pondok pesentren daarut tauhiid dalam

membina akhlak anak yatim?

Jawab?

7. Apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanaan bimbingan agama di

pondok pesentren daarut tauhiid?

Jawab: motivas santri

8. Apa saja materi yang disampaikan dalam bimbingan Agama?

Jawab: akidah, ibadah dan akhlak

9. Apakah ada kajian (Bimbingan Agama) mengenai akhlak, kalau ada kitab apa

dan bab berapa?

Jawab: Ada, kitab Ta’alim muta’alim

10. Bagaimana pembimbing memberikan contoh mengenai akhlak kepada para

santri? Apakah menggunakan kisah-kisah orang-orang terdahulu atau kisah

actual saat ini?

Jawab: ya salah satunya seperti sopan santun, disiplin dan menjaga

kebersihan, ada tapi tidak sering evan-evan tertentu aja

11. Apakah ada kaitannya tahsin dan tahfids terhadap akhlak?

Jawab: ada karena sangat penting sekali dan berpengaruh untuk meningkatkan

akhlakul karimah sanri di pondok pesantren daarut tauhiid

Page 93: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

12. Apakah ada kaitannya program dzikir dan membaca surat al-Kahfi pada

malam Jum’at dengan Akhlak Santri?

Jawab: ada, karena sangat berpengaruh terhadap pembentukan akhlak, setiap

mereka mengingat allah maka hati akan menjadi tenang

13. Kapan dibina (melakukan Bimbingan Agama)?

Jawab: setiap ba’da sholat lima waktu

14. Tempatnya dimana?

Jawab: di mesjid

15. Metode seperti apa dalam membina akhlak?

a. Apakah ada metode pemutaran kisah nabi-nabi

b. Metode amal ma’ruf nahi mungkar

Jawab: kalau pemutar kisah ada tapi jarang dan kalau metode amal ma’f

nahi mungkar ya pastinya ada

16. yang memberikannya siapa?

Jawab: seluruh staf pondok pesantren daarut tauhiid

17. Teknik pembinaan akhlak seperti apa?

Jawab: dimulai dari sendiri

Serua, 24 Maret 2015

Yang mewawancarai Yang diwawancarai

Winda sari

Page 94: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK YATIM DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31778/1/WINDA... · Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Nomor : Istimewa Tangerang, 24 Maret 2015

Lampirann : -

Hal : Keterangan Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth:

Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DI

Tempat

Asssalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh

Pihak Yayasan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Serua Indah Ciputat,

Tangerang Selatan menerangkan Bahwa:

Nama : Winda Sari

Nomor Pokok : 1111052000010

Semester : VIII

Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Telah mengizinkan mahasiswa tersebut untuk melakukan penelitian di

yayasan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid dalam rangka penulisan skripsi

berjudul “Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak Anak Yatim di

Pondok Pesantren Daarut Tauhid Serua Indah Ciputat Tangerang Banten”.

Demikianlah surat izin penelitian ini kami buat, agar dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya atas segala perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pihak Yayasan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid