lapkas winda

19
IDENTITAS Nama : Ny. D Jenis kelamin : Perempuan Umur : 21 tahun Alamat : Pulo Gadung, Jakarta Status : Belum Menikah Agama : Islam Tanggal Pemeriksaan : 6 April 2015 ANAMNESIS (autoanamnesis) Keluhan utama: Keluhan Utama: Gatal dikaki kanan sejak 1 bulan yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh gatal pada kaki kanan sejak 1 bulan yang lalu, semakin lama gatal semakin meningkat disertai ruam kemerahan, kemudian pasien menggaruknya dan menimbulkan luka, luka semakin melebar dan menebal, gatal dirasakan terus sepanjang hari dan meningkat di malam hari. Karna luka gatal yang sekarang disertai rasa nyeri dan basah Riwayat Penyakit Dahulu :

Upload: rio-oktabyantoro

Post on 11-Nov-2015

243 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dermatitis numularis

TRANSCRIPT

IDENTITAS Nama

: Ny. D Jenis kelamin

: Perempuan Umur

: 21 tahun Alamat

: Pulo Gadung, Jakarta Status

: Belum Menikah Agama

: Islam Tanggal Pemeriksaan: 6 April 2015ANAMNESIS (autoanamnesis)Keluhan utama:

Keluhan Utama: Gatal dikaki kanan sejak 1 bulan yang laluRiwayat Penyakit Sekarang :Pasien mengeluh gatal pada kaki kanan sejak 1 bulan yang lalu, semakin lama gatal semakin meningkat disertai ruam kemerahan, kemudian pasien menggaruknya dan menimbulkan luka, luka semakin melebar dan menebal, gatal dirasakan terus sepanjang hari dan meningkat di malam hari. Karna luka gatal yang sekarang disertai rasa nyeri dan basah

Riwayat Penyakit Dahulu : 3 tahun lalu pasien pernah mengalami gejala serupa namun dengan luka yang lebih kecil, pasien berobat ke dokter dan kemudian membaik Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada yang memiliki gejala serupa di keluarga

Riwayat Pengobatan: 1 tahun yang lalu pasien pernah berobat ke dokter kulit untuk keluhan serupa, pasien mengaku diberikan obat minum dan obat racik salap, ada perbaikan 1 bulan yang lalu gejala serupa timbul kembali dan semakin memburuk, pasien ke dokter lalu diberikan salep dan tidak ada perbaikan

Riwayat Alergi: Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat, makanan, sabun maupun debuPEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum: tampak sakit ringan Kesadaran

: komposmentis Tekanan darah120/80 mmHg

Nadi84 x/menit

Respirasi 20 x/menit

Suhu36,5C

Status Generalis:Kepala Rambut: alopesia (-)

Mata: konjungtiva tak anemis, sklera tak ikterik

Hidung: sekret (-)

Mulut: hiperemis (-), mukosa bukal basah, erosi (-)

Gigi: karies (-), luka (-)

Leher KGB: tidak teraba membesar, massa (-)

Thoraks Bentuk dan gerak simetris

Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-BJ murni reguler, murmur (-)

Abdomen Datar, lembut, BU (+) normal

Ekstremitas Deformitas (-), udem (-), sianosis (-)

Kulit: lihat status dermatologikus

Status Dermatologikus:

Pada regio tibialis sisi ekstensor 1/3 distal dekstra terdapat lesi dengan ukuran numular disertai papul linear hiperpigmentasi dengan ukuran miliar, dengan permukaan ditutupi eksudat bening dan papul eritematous disekitarnya, berbatas tegas

RESUME

Wanita 21tahun datang ke poliklinik dengan keluhan gatal pada kaki kanan sejak 1 bulan yang lalu, gatal semakin meningkat disertai ruam kemerahan, pasien sering menggaruk dan menimbulkan luka, luka semakin melebar dan menebal serta basah dan menimbulkan rasa nyeri. 3 tahun yang lalu pasien pernah mengalami gejala serupa dan berobat ke dokter dan diberikan obat minum serta obat racik salap, ada perbaikan. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum dan status generalisata dalam batas normal Status dermatologikus: Pada regio tibialis sisi ekstensor 1/3 distal dekstra terdapat lesi dengan ukuran numular disertai papul linear hiperpigmentasi dengan ukuran miliar, dengan permukaan ditutupi eksudat bening dan papul eritematous disekitarnyaDIAGNOSIS KERJA

Dermatitis NumularisPENATALAKSANAAN

Non medikamentosa :

Mencegah garukan dan menjaga hidrasi kulit agar tidak kering Menjaga kebersihan personal Mencegah keadaan stress emosionalMedikamentosa : Kompres dengan larutan NaCl 0.9% dan kassa 3x sehari Lyncomysin 3x 500mg sehari Cetirizine tablet 1x10mg sehari Emolien DERMATITIS NUMULARIS

I. PENDAHULUAN

Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Nama lain dari dermatitis numular adalah ekzem diskoid, ekzem numular, nummular eczematous dermatitis. Terdapat beberapa klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi kelainan, penyebab, usia, faktor konstitusi.

Dermatitis numular merupakan suatu peradangan yang berupa lesi berbentuk uang logam atau agak lonjong, disertai rasa gatal, beratas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel yang biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing)EPIDEMIOLOGI

Dermatitis numular angka kejadiannya pada usia dewasa lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita, onsetnya pada usia antara 15-25tahun dan 55- 65 tahun. Penyakit ini jarang pada anak-anak, jarang muncul dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari 466 anak yang menderita dermatitis numular dan frekuensinya cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan umur.

II. ETIOLOGI

Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian banyak faktor predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai predisposisi sekunder telah diketahui sebagai agen etiologi. Staphylococci dan micrococci diketahui sebagai penyebab langsung melalui mekanisme hipersensitivitas. Namun demikian, perannya secara patologis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan emosional, trauma lokal seperti gigitan serangga dan kontak dengan bahan kimia mungkin dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numular, tetapi bukan merupakan penyebab utama. Penyakit ini umumnya cenderung meningkat pada musim dingin, juga dihubungkan dengan kondisi kulit yang kering dan frekuensi mandi yang sering dalam sehari akan memperburuk kondisi penyakit ini.

III. PATOFISIOLOGI

Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan yang mengandung metal. Karena pada dermatitis numular terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada dermatitis numular dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numular. Substansi P dan kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi pada penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi. Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada dermis dari pasien dermatitis numular menurunkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses inflamasi.IV. GEJALA KLINIS

Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal dengan lesi akut berupa papulovesikel (0,3-1cm), kemudian membesar dengan caraberkonfluens dan meluas ke samping membentuk 1 lesi seperti uang logam, eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas, lambat laun vesikel pecah menjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta kekuningan atau kehitaman. Ukuran garis tengah lesi dapat mencapai 5cm, penyembuhan dimulai dari tengah sehingga terkesan menyerupai lesi dermatomikosis, lesi lama berupa likenifikasi dan skuama. Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bisa bilateral ataupun unilateral dengan ukuran bervariasi, mulai dari miliar, numular bahkan plakat (jarang lebih dari 10cm) Dermatitis numularis cenderung hilang timbul, adapula yang terus menerus, kecuali dalam periode pengobatan. Bila terjadi dalam kekambuhan umumnya akan timbul ditempat semula, lesi dapat juga terjadi pada tempat yang mengalami trauma Tempat Predileksi : tungkai bawah, badan, lengan termasuk punggung tangan Gambaran diatas dapat disimpulkan ada 3 bentuk klinis dermatitis numular yaitu; 1. Dermatitis numular pada tangan dan lengan.

Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau punggung jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang terjadi pada sisi reaksi luka bakar, kimia atau iritan. Lesi ini jarang meluas.

2. Dermatitis numular pada tungkai dan badan.

Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian kasus, kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan serangga. Umumnya kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif. Dalam perkembangannya, kelainan dapat sangat edematous dan berkrusta, dapat meluas disertai papul-papul dan vesikel yang tersebar. Pada Dermatitis numular juga sering dijumpai penyembuhan pada bagian tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di tungkai bawah kemudian menyebar ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.

3. Dermatitis numular bentuk kering.

Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular umumnya karena di sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan multipel pada tungkai atas dan bawah serta beberapa papul dan vesikel kecil di bagian tepinya di atas dasar eritematus pada telapak tangan dan telapak kaki. Gatal minimal yang berbeda sekali dengan bentuk dermatitis numular lainnya. Menetap bertahun-tahun dengan fluktuasi atau remisi yang sulit diobati.HISTOPATOLOGI

Pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, sebukan sel radang, dan makrofag di pembuluh darah Pada lesi kronis ditemukan akantosis teratur, hipergranulosis dan hiperkeratosis Dermis bagian atas fibrosisV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik pada dermatitis numularis. Untuk membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular yang mempunyai gambaran penyembuhan di tengah. PENATALAKSANAANNonmedika mentosa : Menjaga kebersihan personal Menggunakan sabun dengan kelembaban tinggi Cegah garukan Menjaga hidrasi kulit agar tidak kering dengan memberi pelembab atau emolienMedika mentosa : (Topikal)

Kortikosteroid potensi sedang-kuat tergantung berat penyakit, contoh: Betamethasone dipropionate 0.05% Inhibitor kalsineurin : takrolimus dan pimekrolimus Preparat ter Emolien untuk xerosis Bila akut dan eksudatif dikompres dengan NaCl 0.9% Bila infeksi sekunder oleh bakteri berikan antibiotik Sistemik :

Untuk pruritus, dapat diberikan anti-histamin H-1,

contoh : loratadine, cetirizine, hidroksisin

Pemberian sistemik glukokortikoid diberikan pada kasus yang berat, kasus refrakter & diberikan dalam jangka pendek. Antibiotik yang sesuai bila terjadi infeksi sekunder Bila penyakit berat dan luas bisa dilakukan fototerapiVI. PROGNOSIS

Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai interval sampai 2 tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh dan kambuh kembali, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih dalam masa pengobatan, VII. KESIMPULANDermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) membentuk uang logam dan keluhan gatal, papul vesikel mudah pecah sehingga eksudatif. Bentuk dermatitis ini sering mengenai remaja, dewasa muda dan umur yang lebih tua serta jarang pada anak-anak dengan riwayat dermatitis atopi. Penyebabnya tidak diketahui. Bentuk-bentuk infeksi lainnya pada dermatitis, seperti adanya kolonisasi Staphylococcus aureus, yang mana dapat memperberat kondisi penyakitnya walau tidak tampak pada gejala klinis. Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik dan dapat sembuh, tapi sering juga terjadi kekambuhan.DAFTAR PUSTAKA

Fitzpatrick TB, Eisen AZ, Wolff KK, Frredberg IM and Austen KF (eds). 2008. Dermatology in General Medicine, 7th edition. New York : McGraw Hill-Inc. Ilmu Penyakit Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI. 2009 Atlas Penyakit Kulit Kelamin. Edisi Kedua. Surabaya : Airlangga University Press. 2011LAPORAN KASUS DERMATITIS NUMULARIS

Disusun Oleh :Winda Frans Pattyranie

2009730055Pembimbing :

dr. Fisalma Mansjoer, Sp.KK KEPANITERAAN KLINIK STASE KULIT

RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTAFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2015KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. karena rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul Dermatitis Numularis untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik Stase Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSIJCP FKK UMJ.Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W., yang telah membimbing kita ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Terima kasih kami ucapkan kepada dr.Fisalma Mansjoer,Sp.KK selaku dosen pendamping, yang telah mendukung dan membimbing kami sehingga Laporan Kasus ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam Laporan Kasus ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Laporan Kasus ini dapat menjadi lebih baik lagi. Penulis mengharapkan semoga Laporan Kasus ini dapat memberikan manfaat demi kemashlahatan umat dan memberikan sumbangsih bagi perkembangan dunia kedokteran. Amin ya robbal alamin

Wassalamu alaikum wr.wb. Jakarta, Oktober April 2015