metulil winda

9
PENDAHULUAN Seiring berkembangnya waktu dengan era globalisasi seperti ini, pembangunan di berbagai kota di dunia berkembang cukup pesat. Besarnya kebutuhan manusia tethadap fasilitas bangunan baru dihadapkan pada permasalahan terbatasnya ketersediaan lahan. untuk menhadapi permasalahan seperti ini, yang didukung dengan berkembangnya teknologi maka alternative pemecahan permasalahnnya yaitu dengan pembangunan secara vertikal, highrise building. Bahkan pada kota-kota besar orientasi pembangunan lebih diarahkan pada bangunan pencakar langit (skycrapers). Pambangunan bangunan tinggi khususnya pada kota besar menyebabkan banyak permasalahan khusunya berdampak pada pemanasan global warming yang merupakan kesalahan dari para perancang dalam proses mendesain. Sehingga konsep green architecture yang diterapkan dalam mendesain diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada khususnya pada bangunan tinggi. Green architecture erat kaitannya dengan sustainable architecture/pembangunan berkelanjutan yang memiliki satu harapan yaitu : Pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhannya dimasa mendatang ( The Bruntland Report 1987 ). Ada banyak gagasan yang berkembang untuk menciptakan bangunan dengan konsep green arhitecture, mulai dari bangunan ramah lingkungan, bangunan hemat

Upload: winda-siskaristi

Post on 30-Jul-2015

153 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metulil Winda

PENDAHULUAN

Seiring berkembangnya waktu

dengan era globalisasi seperti ini,

pembangunan di berbagai kota di dunia

berkembang cukup pesat. Besarnya

kebutuhan manusia tethadap fasilitas

bangunan baru dihadapkan pada

permasalahan terbatasnya ketersediaan

lahan. untuk menhadapi permasalahan

seperti ini, yang didukung dengan

berkembangnya teknologi maka alternative

pemecahan permasalahnnya yaitu dengan

pembangunan secara vertikal, highrise

building. Bahkan pada kota-kota besar

orientasi pembangunan lebih diarahkan pada

bangunan pencakar langit (skycrapers).

Pambangunan bangunan tinggi

khususnya pada kota besar menyebabkan

banyak permasalahan khusunya berdampak

pada pemanasan global warming yang

merupakan kesalahan dari para perancang

dalam proses mendesain. Sehingga konsep

green architecture yang diterapkan dalam

mendesain diharapkan dapat menyelesaikan

permasalahan yang ada khususnya pada

bangunan tinggi.

Green architecture erat kaitannya

dengan sustainable

architecture/pembangunan berkelanjutan

yang memiliki satu harapan yaitu :

Pembangunan untuk memenuhi kebutuhan

generasi masa kini tanpa mengorbankan

generasi masa depan untuk memenuhi

kebutuhannya dimasa mendatang ( The

Bruntland Report 1987 ). Ada banyak

gagasan yang berkembang untuk

menciptakan bangunan dengan konsep green

arhitecture, mulai dari bangunan ramah

lingkungan, bangunan hemat energi,

gagasan ini bukan merupakan hal baru

melainkan muncul dari hasil pemikiran

solusi dari permasalahan yang terjadi,

Memanfaatkan potensi alam dan iklim

melalui inovatif teknologi merupakan kunci

utama dalam implementasi green

architecture.

Suatu keterpaduan dari perencanaan

atau desain, penggunaan bahan ( alam atau

buatan ), sistim bangunan, sistim utilitas dan

metode konstruksi yang inovatif serta

memasukan konsep green architecture

mewujudkan terjadinya green building,

seperti skematik gambar dibawah ini :

Page 2: Metulil Winda

Gambar 1

Diagram keterkaitan antar elemen bangunan, komponen bangunan dan sistim konstruksi yang

inovatif menjadi green building.

Elemen yang dimaksud seperti

fasade, lantai, dinding, cladding; sedangkan

komponen yang dimaksud berupa bahan

bangunan, mesin, peralatan dan utilitas,

sistim yang dimaksud adalah metode

konstruksi inovatif dan hasilnya adalah

green building.

Gambar 2

Korelasi antara Elemen bangunan,komponen

bangunan dan Inovatif teknologi.

Pendekatan isu green architecture

pada bangunan menciptakan beberapa

keterkaitan antara konsep dan metode yang

yang memiliki kesinambungan antara satu

sama lainnya seperti :

Arsitektur Bioklimatik

(Bioclimatic Architecture/Low-

Energy Architecture). Merupakan

arsitektur yang berlandaskan pada

pendekatan desain pasif dan

minimum energi, dengan

memanfaatkan energi alami iklim

setempat untuk menciptakan kondisi

kenyamanan. Dicapai melalui

konfigurasi bentuk massa bangunan,

perencanaan site, orientasi, desain,

fasade, shading devide, instrumen

penerangan alam, warna fasade,

lansekap horisontal dan vertikal,

ventilasi alami.

Arsitektur Hemat Energi (Energy-

Efficient Architecture). Merupakan

arsitektur yang berlandaskan pada

pemikiran minimalisasi penggunaan

energi tanpa membatasi/mengubah

fungsi bangunan, kenyamanan dan

produktifitas penghuninya dengan

memanfaatkan sains dan teknologi

modern. Dicapai melalui sinergi

antara metode pasif dan aktif dengan

Page 3: Metulil Winda

materiall dan instrumen hemat

energi.

Solar Architecture. Merupakan

arsitektur yang memanfaatkan energi

surya, baik secara langsung (radiasi

cahaya dan termal) maupun secara

tidak langsung (energi angin),

dimana elemen-elemen ruang

berfungsi secara integratif sebagai

sistem surya aktif ataupun pasif.

Dicapai dengan inovasi

Permasalahan yang timbul pada

bangunan tinggi/highrise building dapat di

selesaikan memalui pendekatan green

architecture sehingga menciptakan

bangunan yang ramah lingkungan dan dapat

meminimalisir dari dampak global warming.

Telah kita ketahui bahwa pembangunan

bangunan tinggi banyak memakan energy

dan material yang tidak ramah lingkungan

untuk menghidupi bangunan tersebut.

Dengan memanfaatkan konsep green

architecture pada bangunan maka

diharapkan lingkungan dan si pemakai dapat

mendapatkan manfaat yang baik dan terjadi

hubungan timbal balik satu sama lain.

Implementasi Green Architecture pada Bangunan Tinggi

Green architetecture Merupakan

arsitektur yang berwawasan lingkungan dan

berlandaskan kepedulian tentang konservasi

lingkungan global alami dengan penekanan

pada efisiensii energi, pola berkelanjutan

(sustainable) dan pendekatan holistic

(holistic approach). Paradigma ini bertitik

tolak pada konsep desain ekologi yang

menekankan pada ketergantungan

(interdependencies) dan keterkaitan

(interconnectedness) antara semua sistem

(natural dan artificial) dengan lingkungan

lokal dan biosfer.

Prinsip-prinsip dalam green

architecture merupakan syarat untuk

implemetasi dari prinsip tersebut meliputi

konservasi energy, bekerja sama dengan

iklim, meminimalkan sumber daya alam

yang baru, respek terhadap pemakai dan

terhadap tapak. Green architecture memiliki

banyak manfaat yaitu untuk menurunkan

jumlah produksi sampah, pemilihan bahan

material yang akan dipakai, pencegahan

polusi dan pencegahan global warming.

Green architecture merupakan konsep baru

dalam arsitektur yang diharapkan dapat

menyelesaikan permasalahan dalam

arsitektur dengan berdampak baik untuk

lingkungan.

Page 4: Metulil Winda

Bangunan tinggi merupakan salah

satu solusi untuk meminimalisir

pemanfaatan lahan. Kebanyakan pada

bangunan tinggi terdapat lift dan

memanfaatkan bahan bangunan yang lebih

murah dan kuat. Bangunan tinggi memiliki

ketinggian antara 23m hingga 150m. System

struktur bangunan tinggi meliputi struktur

dasar bangunan yaitu Unsur Linear berupa

kolom dan balok yang mampu menahan

gaya aksial dan gaya rotasi, Unsur

Permukaan terdiri dari dinding dan plat, dan

Unsur Spasial merupakan pembungkus

fasade atau core (inti) dengan mengikat

bangunan agar berlaku sebagai satu

kesatuan. Banguan tinggi memiliki beberapa

tipe system struktur meliputi : (1)Dinding

pendukung sejajar (Pararel bearing wall),

(2) Inti dan dinding pendukung fasade (Core

and fasade bearing wall), (3) Self support

box, (4) Cantilevered slab, (5) Flat slab, (6)

Interspatial, (7) Suspention, (8) Staggered

truss, (9) Rigid frame (10) Rigid frame and

core, (11) Trussed frame, (12) Belt trussed

frame and core, (13)Tube in tub,

(14)Bundled tube.

Implementasi green architecture

pada bangunan tinggi yaitu merupakan

penerapan prinsip-prinsip green architecture

pada bangunan. Prinsip pertama yaitu

konservasi energy. Energy yang terdapat di

dalam bangunan dapat kita manfaatkan dan

kita olah sendiri, misalnya pemanfaatan

pergerakan matahari yang dapat

dimanfaatkan sebagai sumber energy listrik

dengan pemanfaatan solar panel.

Gambar 3

roof of hauptbahnhof berlin station

gambar 4

solar panel

Cara lainnya yaitu dengan

memanfaatkan pergerakan arah matahari

sebagai system pencahayaaan alami

sehingga bangunan tidak boros energy untuk

pengcahayaan sedangkan system

penghawaan pada bangunan tinggi dapat

dimanfaatkan dengan system vertical

Page 5: Metulil Winda

window sehingga pergerakan udara dapat

mengalir bebas dalam ruangan.

Gambar 4

Detail sun-shading sebagai penangkal sinar matahari pada Mesiniaga Tower

(Sumber: Kenneth Yeang, 1994, “Bioclimatic Skyscraper”, hal 59 )

Gambar 5

Sketsa menunjukkan bentuk bangunan, lansekap, dan balkon pada rancangan Mesiniaga Tower oleh Ken

Yeang(Sumber: Kenneth Yeang, 1994, “Bioclimatic

Skyscraper”, hal 62)

Meminimalkan sumber daya yang

baru, contoh kecilnya saja seperti

pemanfaatan air hujan yang dapat

dimanfaatkan kembali untuk bnagunan

dengan mendaur ulang air tersebut sehingga

dapat digunakan kembali,begitu pula halnya

dengan sampah-sampah yang lain seperti

sampah hasil limbah stp yang dapat

dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman,

dan biogas kegiatan rumah tangga dalam

bangunan.

Gambar 6

sistem STP

Gambar 7

system biogas

KESIMPULAN

Page 6: Metulil Winda

Strategi dalam arsitektur untuk

mengendalikan keterbatasan lahan

khususnya pada daerah perkotaan yaitu

dengan membangun highrise building. High

rise building merupakan solusi dengan

menciptakan ruang kegiatan yang dizonakan

secara vertikal ke atas. Banyak pemasalahan

yang timbul khususnya berkaitan dengan

efek yang ditimbulkan dari pembangunan

bangunan tinggi khususya keterkaitan

terhadap dampaknya ke lingkungan. Oleh

karena itu green architecture merupakan

solusi dalam menyelesaikan permasalahan

tersebut.

Green architetecture Merupakan

arsitektur yang berwawasan lingkungan dan

berlandaskan kepedulian tentang konservasi

lingkungan global alami dengan penekanan

pada efisiensii energi, pola berkelanjutan

(sustainable) dan pendekatan holistic

(holistic approach). Paradigma ini bertitik

tolak pada konsep desain ekologi yang

menekankan pada ketergantungan

(interdependencies) dan keterkaitan

(interconnectedness) antara semua sistem

(natural dan artificial) dengan lingkungan

lokal dan biosfer.

Implementsi green architecture

terhadap desain highrise bulding dapat

dilakukan dengan berbagai cara yaitu seperti

efisiensi energy terhadap bangunan, respek

terhadap lingkungan dan pemakai,

pemilihan material yang ramah lingkungan,

penggunaan kembali energy yang masih bias

digunkanan dengan memperhatikan system

utilitas. Hal ini diharapkan dapat

memberikan dampak yang positif terhadap

si pemakai bangunan dan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Sylvie WirawatI (2011) .

Penggunaan teknologi bahan inovatif pada

pembangunan berkelanjutan. Palembang :

Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3

Mohammad Pranoto S (2008).

Multilevel urban green area : solusi terhadap

global warming dan high energy building.

jawa timur : jurnal rekayasa perencanaan,

vol. 4, no. 3, juni 2008.

Jimmy Priatman. ”Energy-efficient

architecture” paradigma dan manifestasi

arsitektur hijau..

http://puslit.petra.ac.id/journals/architectur

e

www, google.com