skripsi winda baru

52
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh ( Sunyoto Rg. Acp, 2009 ). Diabetes Melitus merupakan serangkaian gangguan metabolik dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat yang ditandai dengan hiperglikemia, aterosklerotik, dan penyakit vascular ( Price & Anderson 2006 ). Dari penjelasan kedua pakar di atas maka peneliti menyimpulkan Diabetes Melitus merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah sehingga menyebabkan berbagai gangguan metabolic didalam tubuh. Menurut Mahendra et al ( 2008 ), Di Dunia Diabetes Melitus merupakan penyebab kematian kelima dan penyebab utama kebutaan akibat retinopati diabetic. Menurut Internasional Diabetes federation tahun 2010 jumlah penderita Diabetes Melitus di dunia semakin bertambah yaitu 317 juta jiwa, dan akan di perkirakan akan mencapai 500 juta jiwa pada tahun 2030. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar ( 2013 ). Berdasarkan data pada laporan tersebut, pravalensi DM di daerah perkotaan sebesar ( 3,3%) dan perdesaan ( 1,5%). Berdasarkan laporan tersebut, pravalensi DM di sumatera Barat mengalami peningkatan dari 1,2% (2007) menjadi 1,8% (2013) ( Riskesdas, 2013 ), laporan dari

Upload: sweetygirl-1

Post on 09-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

skripsi winda baruu

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Diabetes Melitus adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

    dengan peningkatan kadar gula dalam darah dimana organ pankreas tidak

    mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh ( Sunyoto Rg. Acp,

    2009 ). Diabetes Melitus merupakan serangkaian gangguan metabolik

    dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat yang ditandai

    dengan hiperglikemia, aterosklerotik, dan penyakit vascular ( Price &

    Anderson 2006 ). Dari penjelasan kedua pakar di atas maka peneliti

    menyimpulkan Diabetes Melitus merupakan penyakit kronik yang ditandai

    dengan meningkatnya kadar gula darah sehingga menyebabkan berbagai

    gangguan metabolic didalam tubuh.

    Menurut Mahendra et al ( 2008 ), Di Dunia Diabetes Melitus

    merupakan penyebab kematian kelima dan penyebab utama kebutaan

    akibat retinopati diabetic. Menurut Internasional Diabetes federation

    tahun 2010 jumlah penderita Diabetes Melitus di dunia semakin

    bertambah yaitu 317 juta jiwa, dan akan di perkirakan akan mencapai 500

    juta jiwa pada tahun 2030. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (

    2013 ). Berdasarkan data pada laporan tersebut, pravalensi DM di daerah

    perkotaan sebesar ( 3,3%) dan perdesaan ( 1,5%). Berdasarkan laporan

    tersebut, pravalensi DM di sumatera Barat mengalami peningkatan dari

    1,2% (2007) menjadi 1,8% (2013) ( Riskesdas, 2013 ), laporan dari

  • 2

    Bidang Yangkes DKK Padang tahun 2011, dan di Kabupaten Tanah Datar

    Diabetes Melitus merupakan penyakit no 3 penyebab kematian terbanyak.

    Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesahatan Kabupaten

    Tanah Datar ( 2014 ), Penyakit Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak

    menular, no 3 terbanyak di Kabupaten Tanah Datar setelah Rematik,

    Hipertensi. Jumlah penderita Diabetes Melitus tahun 2013 yaitu sebanyak

    98 orang. Berdasarkan data tersebut kasus DM selama bulan Januari

    Maret 2014 yaitu sebanyak 39 orang di wilayah kerja Puskesmas Batipuh

    1 di Kabupaten Tanah Datar. Kasus DM terbanyak terdapat di kelurahan

    Batipuah Ateh di Kabupaten Tanah Datar dengan jumlah 23 orang.

    Berdasarkan data data diatas, pravalensi Diabetes Melitus terus

    meningkat. Jika Hal ini tidak dapat ditanggulangi akan terus menimbulkan

    berbagai dampak, dimana akan terus terjadi peningkatan jumlah penderita

    DM dan kematian. Dampak yang sering terjadi pada penderita Diabetes

    Melitus yaitu penyakit ginjal diabetic, gangguan penglihatan, penyakit

    jantung, kerusakan pada kulit, hipoglikemia dan ketoasidosis diabetik (

    Dalimatha, 2004 ). Oleh karena itu diperlukan adanya penangganan yang

    tepat baik secara farmakologis, non farmakologis.

    Untuk mengatasi berbagai dampak tersebut, dari sudut ilmu

    kesehatan, tidak diragukan lagi bahwa olah raga apabila dilakukan

    sebagaimana mestinya menguntungkan bagi kesehatan dan kekuatan pada

    umumnya. Selain itu telah lama pula olah raga digunakan sebagai bagian

    pengobatan Diabetes Melitus namun tidak semua olah raga dianjurkan

  • 3

    bagi pengidap Diabetes Melitus, karena dapat menimbulkan hal hal yang

    tidak diharapkan. Olahraga yang dilakukan adalah yang terukur, teratur,

    terkendali dan berkeseimbangan. Salah satu jenis olahraga yang dianjurkan

    terutama pada penderita DM adalah senam kaki ( Akhtyo,2009).

    Senam kaki diabetes adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan

    oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan

    membantu melancarkan peredaran darah di bagian kaki ( Suriadi, 2004).

    Menurut Setiawan ( 2010) Senam kaki diabet merupankan salah satu terapi

    yang di berikan oleh seorang perawat. Senam ini bertujuan untuk

    melancarkan peredaran darah yang terganggu karena senam kaki diabetes

    dapat membantu memperkuat otot otot kaki. Senam kaki diabet ini dapat

    diberikan kepada seluruh penderita diabetes melitus dengan tipe 1 dan 2.

    Namun sebaliknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita diabetes

    meletus sebagai tindakan pencegahan dini. Merbaknya kecendrungan atau

    hidup kembali ke pengobatan terapi alternatif semakin menambah

    keingintahuan tentang khasiat pengobatan alternatif, salah satunya adalah

    senam kaki ( Suriadi, 2004).

    Senam kaki ini sangat dianjurkan untuk penderita diabetes yang

    mengelami gangguan sirkulsi darah dan neuropathy di kaki, tetapi

    disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan tubuh penderita. Gerakan

    dalam senam kaki diabet seperti yang disampaikan dalam 3rd National

    Diabetes Educators Training Champ tahun 2005 dapat membantu

    memperbaki sirkulasi darah di kaki. Mengurangi keluhan dari neuropathy

  • 4

    sensorik seperti: rasa pegal, kesemutan di kaki. Manfaat dari senam kaki

    diabet yang lain adalah dapat memperkuat otot otot kecil, mencegah

    terjadinya kelainan bentuk kaki, memingkatkan kekuatan otot betis dan

    paha, mengatasi keterbatasan gerak sendi, latihan seperti senam kaki

    diabet dapat membuat otot otot di bagian yang bergerak berkontraksi (

    Soegondo, et al. 2004 ).

    Peneliti yang dilakukan oleh Suminarti ( 2004 ), mengenai

    perubahan berat badan dan kadar gula darah pada kelompok senam diabet

    Perseda cabang RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil penelitian ini

    menunjukan 57,1 % penderita yang melakukan senam diabetes

    menunjukan terjadinya penurunan kadar gula darah, jika penderita yang

    mengalami diabetes melitus diberikan latihan senam kaki. Penelitian oleh

    Astuti ( 2008 ), tentang gambaran kadar glukosa darah diabetes melitus

    yang mengikuti senam DM di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil

    penelitian tersebut, sebagian besar peserta senam DM yaitu sebanyak 26

    orang (76,4%) sudah melakukan senam DM dengan baik dan sisanya

    sebanyak 8 orang (23,5%) melakukan senam DM dengan kriteria cukup.

    Penelitian yang dilakukan oleh Nasution ( 2010) dengan penelitian ini

    berjudul Pengaruh Senam Kaki Terhadap Peningkatan Sirkulasi Darah

    Kaki Pada Klien Diabetes Melitus di RSUD Haji Adam Malik .

    Menyimpulkan Bahwa senam kaki dapat membantu otot otot kecil kaki

    pada klien Diabetes dengan neuropati. Instrument ini menggunakan

    sphygmanometer dan stetoskop. Diketahui bahwa ada perbedaan sirkulasi

  • 5

    darah sebelun dan sesudah dilakukan senam kaki yang menunjukan bahwa

    ada perbedaan peningkatan sirkulasi darah.

    Penelitian Winingsih (2011) yang berjudul Pengaruh Senam Kaki

    Diabetik Terhadap Penurunan Intensitas (neuropati) pada Pasien Diabetes

    Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang. Hasil

    penelitian sebelum diberi perlakuan senam kaki sebagian besar respeonden

    mengalami intensitas nyeri (neuropati), sebanyak 15 (57.7%) dan sebagian

    kecil intensitas nyeri berat sebanyak 8 (30.8%) dan setelah diberi

    perlakuan senam kaki sebagian besar responden mengalami intensitas

    nyeri ringan sebanyak 18 (69.2%) dan sebagian kecil intensitas berat

    sebanyak 2 (7.7%). Berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa ada

    penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki

    dengan nilai p=0.000 (p

  • 6

    mereka mengatakan untuk mengobati DM mereka selalu pergi ke

    Puskesmas Batipuah I sekali sebulan, disana mereka mendapatkan obat

    antidiabetes oral, dan jika obat habis mereka datang kembali ke

    puskesmas. Penanganan DM ada lima pilar (Edukasi) mengetahui tentang

    pemantauan penyakit DM, 2 (Diet Nutrisi). Mereka juga mengatakan

    belum mengetahui terapi alternatif senam kaki bisa menurunkan kadar

    gula darah.

    Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan di atas maka peneliti

    tertarik untuk mengetahui tentang Pengaruh Senam Kaki Terhadap

    Perubahan Kadar Gula Darah Puasa Pada Klien Diabetes militus Di

    Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada

    Pengaruh Senam Kaki Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Puasa Pada

    Klien dengan Diabetes Melitus Di Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah

    Datar tahun 2014 .

    C. Tujaun Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh

    Senam Kaki Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Puasa Pada Klien

    dengan Diabetes Melitus di Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar

    tahun 2014 .

  • 7

    2. Tujuan Khusus

    Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

    a. Diketahuinya distribusi frekuensi kadar gula darah puasa sebelum

    senam kaki pada klien diabetes melitus.

    b. Diketahuinya distibusi frekuensi kadar gula darah puasa sesudah

    senam kaki pada klien diabetes melitus.

    c. Diketahuinya pengaruh senam kaki terhadap perubahan kadar gula

    darah puasa pada klien diabetes melitus.

    D. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka diharapkan penelitian

    ini dapat bermanfaat untuk :

    1.Institusi Pendidikan Keperawatan

    Penelitian ini dapat di jadikan masukan ilmiah kepada pendidik

    dan mahasiswa, serta menambah wawasan baru tentang penangganan 5

    pilar terhadap kasus perubahan kadar gula darah dengan melakukan senam

    kaki, serta teknik teknik senam kaki juga dapat diterapkan oleh dalam

    pelaksanaa senam kaki oleh mahasiswa keperawatan suatu saat nanti.

  • 8

    2. Praktek Keperawatan

    Memberikan sumber informasi dalam rangka meningkatkan upaya

    pelayanan kesehatan masyarakat dan perawat komunitas khususnya pada

    pasien penderita diabetes melitus, sehingga dapat mencegah terjadinya

    peningkatan kadar glukosa darah.

    3. Peneliti Selanjutnya

    Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan

    dan perbandingan dalam pengembangan penelitian tentang senam kaki

    dan diharapkan juga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu

    literatur dalam pengembangan riset oleh peneliti selanjutnya.

    D. Ruang Lingkup

    Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Senam Kaki Terhadap

    Perubahan Kadar Gula Darah Puasa Pada Klien Diabetes Melitus di

    Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar tahun 2014. Peneliti tertarik

    melakukan penelitian ini karena banyaknya penderita DM dan mereka

    belem mengatahui bahwa senam kaki dapat menurunkan kadar gula darah.

    Sasaran penelitian ini adalah semua klien yang menderita Diabetes Melitus

    Di Kecamatan Batipuh. Penelitian ini pada bulan April Juni 2014.

    Desain penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Pre and

    Post Test Without Control dan teknik pengambilan sampel menggunakan

    Nonprobality Sampling dengan metode Consecutive Sampling. Instrument

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah Glocho Check Digital dan

  • 9

    lembaran obsevasi terstruktur. Analisis uji data pada penelitian ini

    menggunakan uji- test. Untuk melihat kemaknaan perhitungan stasistik

    digunakan batasan kemaknaan 0,05. Sehingga jika p 0,05 maka hasil hitungan tersebut

    tidak bermakna.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Diabetes Melitus

    a. Definisi

    Diabetes Melitus merupakan Suatu golongan penyakit

    kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah

    sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh,

    dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin

    sesuai kebutuhan tubuh ( Dr. Nurul Wahdah, 2011 ). Diabetes

    Melitus merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada

    seseorang, ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi

    nilai normal ( hiperglikemia ) akibat tubuh kekurangan insulin baik

    absolut maupun relatif ( Dr. Setiawan Dalimartha, 2002 ). Diabetes

    Melitus adalah kelainan bersifat kronik yang ditandai dengan

    adanya gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak

    yang diikuti komplikasi mikrovaskuler ( pembuluh darah kecil )

    dan makrivaskuler ( pembuluh darah besar ) (H. Rizki Joko

    Sukmono, SH. 2009 ). Berdasarkan beberapa definisi tersebut,

    peneliti menyimpulkan bahwa Diabetes Melitus merupakan

    sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar

    glukosa darah atau hiperglikemia.

  • 11

    b. Klasifikasi

    Menurut Setiawan Dalimartha ( 2002), terdapat 3 tipe

    Diabetes Melitus, yaitu :

    1) DM tipe I

    Diabetes Melitus tergantung insulin ( DMTI ) atau insulin

    dependent Diabetes Melitus ( IDDM ).

    2) DM tipe II

    Diabetes Melitus tidak tergantung insulin ( DMTTI ) atau non

    insulin dependent Diabetes Melitus ( NIDDM ).

    3) DM tipe laen yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom

    tertentu seperti :

    a. Penyakit pankreas

    b. Penyakit hormonal

    c. Obat obatan atau bahan kimia lain

    d. Kelainan insulin

    e. Sindrom genetik

    Menurut WHO ( dalam Wijoyo, 2012) terdapat 3 tipe

    Diabetes Melitus, yaitu:

    a. Klasifikasi klinis

    1) Tipe I : IDDM

  • 12

    Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langgerhans akibat

    proses autoimun.

    2) Tipe II : NIDDM

    Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi

    insulin. Resistensi adalah turunnya kemampuan insulin untuk

    merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk

    menghambat produksi glukosa.

    3) Gangguan toleransi glukosa

    4) Diabetes kehamilan

    b.Klasifikasi resiko statistik

    1) Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa

    2) Berpotensi menderita kelainan glukosa

    c. Etiologi

    Menurut Rizki Joko Sukmono ( 2009 ), penyebab Diabetes

    Melitus adalah sebagai berikut :

    1) Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta

    sampai kegagalan sel beta melepas insulin.

    2) Faktor faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta,

    antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana

    pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara

    berlebihan.

  • 13

    3) Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh

    autoimunitas yang disertai pembentukan sel sel antibodi dan

    mengakibatkan kerusakan sel sel.

    4) Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan

    kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor.

    d. Manifestasi Klinis

    Menurut Dewani dan Maloedyn Sitanggangg ( 2006 ),

    manifestasi klinis sebagai berikut :

    1) Sering mengantuk

    2) Gatal gatal, terutama di sekitar kemaluan

    3) Pandangan mata kabur

    4) Berat badan berlebihan

    5) Buang air kecil terus menerus

    6) Haus terus menerus, tidak seperti biasanya

    7) Sering lapar

    8) Sangat lemah atau cepat lelah

    9) Peningkatan kadar gula dalam darah

    e. Lima pilar penanganan Diabetes Melitus

    Menurut Rizki Joko Sukmono ( 2009 )

    1) Edukasi

    Edukasi dalam penangan DM meliputi pemahaman pasien DM

    Tentang :

  • 14

    a. Penyakit DM

    b. Perlunyan pengendalian dan pemantauan penyakit DM

    c. Pengobatan secara farmakologisndan non farmakologis

    d. Tanda tanda hipoglikemia

    e. Perawatan kaki pada pasien diabetes dan pencegahan timbulnya

    kaki diabetes

    2. Diet Nutrisi ( perencanaan makan )

    Perencanaan makanan harus disesuaikan menurut kebiasaan

    dan kebutuhan masing masing individu. Pada prinsipnya, pada

    pasien DM diperlukan makanan yang seimbang.

    3. Aktivitas Fisik ( Olahraga )

    Pasien DM disarankan untuk mengurangi aktivitas sedenter

    atau kurang gerak dan bermalas-malasan, dan memperbanyak

    olahraga. Hal ini selain dimaksudkan untuk menjaga kebugaran

    tubuh, juga untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki

    sensitivitas insulin, sehingga dapat memperbaiki kadar gula dalam

    darah.

    4. Obat obatan

    Apabila pengendalian diabetesnya tidak berhasil dengan

    pengaturan diet dan aktivitas fisik, pasien DM akan diberikan obat

    penurunan gula darah.

  • 15

    5. Monitor kadar gula darah

    Pasien DM harus dipantau secara menyeluruh dan teratur.

    Pemeriksaan pada dasarnya untuk memantau apakah dosis pengobatan

    sudah cukup dan apakah target pengobatan yang berikan sudah

    tercapai.

    f. Komplikasi

    Kompikasi menurut Setiawan dalimartha ( 2002 ) yaitu :

    1) Nefropati Diabetik

    Gejala yang timbul dari nefropati diabetik berupa :

    a. Adanya protein dalam air kencing

    b. Bengkak atau edema

    c. Tekanan darah tinggi

    d. Kegagalan fungsi ginjal menahun

    2) Retinopati Diabetik

    Kompikasi yang timbul pada mata, yakni terjadi perubahan dalam

    penglihatan.

    3) Neuropati Diabetik

    Kerusakan pada saraf, yang timbulnya rasa nyeri tiba tiba

    4) Kelainan Jantung

  • 16

    Diabetes melitus menyebabkan terganggunya kadar lemak darah (

    dislipidemia ) dan merupakan salah satu faktor yang menimbulkan

    aterosklerosis pada pembuluh darah jantung.

    5) Kelainan Kulit

    Penderita diabetes melitus harus berhati hati agat tidak mendapat

    cedera kulit karena kelainan kulitnya mudah meluas dan sukar

    sembuh.

    6) Hipoglikemia

    Merupakan komplikasi akut dari penderita diabetes melitus kadar

    gula darahnya sangat rendah kurang dari 50 mg/dl, gejala yang

    timbul kadar gula darahnya rendah adalah keringat dingin pada

    muka terutama di hidung, gemetar, lemas, rasa lapar, mual, tekanan

    darah turun, gelisah, jantung berdebar, sakit kepala, serta

    kesemutan di jari tangan dan bibir.

    7) Ketoasidosis Diabetik

    Keadaan ini terjadi akibat tubuh sangat kekurngan insulin yang

    sifatnya mendadak. Glukosa darah yang tinggi tidak dapat

    digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi. Keadaan ini

    menyebabkan terjadinya perubahan metabolik di dalam tubuh.

  • 17

    f. Penatalaksanaan

    1) Farmakologi

    Pada Diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai

    terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa

    darah jika diet dan obat hipoglikemia oral tidak terkontrol, dan

    Diabetes tipe I tidak tergantung insulin, mengendalikan kadar

    glukosa darah ( Purwanto, 2013 )

    2) Non Farmakologi

    Dalam menangani penyakit diabetes sama pentingnya dengan

    komponen lain pada terapi diabetes yaitu :

    1. Diet Mengatasi DM dengan berdiet pada hakikatnya

    memiliki tujuan meningkatkan dan mempertahankan berat

    badan ideal dengan menyediakan makanan untuk memenuhi

    kebutuhan energi dan zat zat gizi ( Brunner & Suddarth,

    2002 )

    2. Latihan fisik ( olahraga )Manfaat olah raga yang dilakukan

    secara rutin atau teratur bagi penderita DM yaitu, menurunkan

    kadar gula darah, mempelancarkan darah sehingga retensi

    insulin berkurang kepekaan insulin bertambah, menurunkan

    berat badan, mengurangi komplikasi yang berkaitan lemak

    darah dan meningkat kadar High- density lipoproteins ( HDL )

  • 18

    sebagai faktor pelindung ( Protected ) dari kejadiaan penyakit

    jantung koroner, ( Sutedjo, 2010 )

    1) Pemantauan

    Pemantauan dapat dilakukan dengan pemeriksan gkukosa

    darah puasa dan 2 jam post prandial, pemeriksaan HbA1c setiap 3

    bulan dan dilakukan pemeriksaan jasmani lengkap,

    albuminuriamikro, kolesterol total, HDL, dan pemeriksaan lain

    yang diperlukan ( Hastuti, 2008 )

    2) Terapi

    Tujuan utama terapi alternatif senam kaki diabetes adalah

    mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah

    dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi terjadinya

    vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapetik pada setiap tipe diabetes

    adalah tercapainya kadar glukosa darah normal tanpa terjadinya

    hipoglikemia dan gangguan serius pada aktifitas penderita (

    Brunner & Suddarth, 2002 )

    6. Glukosa Darah

    a. Definisi

    Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah

    terbentuk dari karbohidrat dalam makanan lalu disimpan sebagai

    glikogen di hati dan otot rangka.Glukosa adalah bahan bakar yang

    diubah menjadi energi ( Wahdah, 2011 ).Karbohidrat yang sudah

  • 19

    ditelan akan dicerna menjadi monosakarida dan diabsorbsi

    terutama dalam duodenum dan jejenum proksimal. Setelah

    diabsorbsi, kadar glukosa darah akan meningkat untuk sementara

    waktu dan akhirnya akan akan kembali lagi ke kadar semula.

    b. Macam Macam Test Glukosa Darah

    Pemeriksaa glukosa darah dilakukan dengan beberapa tes

    (Wiyakusuma,2004), yaitu :

    1) Test kadar glukosa darah, Kadar glukosa darah yang diuji setiap

    waktu, dan setiap hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.

    jika kadar glukosa sama atau di atas 200 mg/dl.

    2) Tes glukosa darah puasa

    Tes ini memerlukan puasa 12 sampai 14 jam sebelum darah

    diambil untuk pemeriksaan. Puasa adalah keadaan tanpa suplai

    makanan (kalori) selama minimum 8 jam, tetapi tetap

    diperbolehkan minum air putih.

    7. Senam Kaki

    a. Definisi

    Senam kaki adalah latihan senam kaki dapat dilakukan dengan

    posisi berdiri, duduk dan tidur dengan cara menggerakan kaki dan

    sendi sendi kaki misanya berdiri dengan tumit diangkat,

    menggakat dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan

    menekuk, meluruskan mengangakat, memutar keluar atau kedalam

    dan mencengkram pada jari jari kaki ( Lumenta, 2006 ).

  • 20

    Latihan fisik merupakan salah satu prinsip dalam

    pelaksanaan penyakit DM. Kegiatan fisik sehari hari dan latihan

    fisik teratur ( 3 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit )

    merupakan salah satu pilar pengelolaan diabetes. Latihan fisik

    yang dimaksud adalah aerobic, semam, joging, berjalan terus

    menerus dan berlangsung dalam cukup waktu yang lama (

    Darmilatha, 2007 ).

    b. Tujuan

    Tujuan setelah melakukan senam kaki ini adalah

    memperbaiki sirkulasi darah pada kaki pasien diabetes, sehingga

    nutrisi lancar terdistribusi kejaringan tersebut ( Tara, 2003 )

    c. Manfaat Senam Kaki Diabetes

    1. Jantung

    Otot jantung bertambah kuat dan bilik jantung bertambah

    besar, sehingga denyutan kuat dan daya tampung besar. Kedua hal

    ini akan meningkatkan efisiensi jantung. Dengan efisiensi kerja

    yang tinggi, jantung tidak perlu berdenyut terlalu sering.

    2. Pembuluh Darah

    Elastisitas pembuluh darah akan bertambah, karena

    berkurangnya timbunan lemak dan penambahan kontraktilitas otot

    dinding pembuluh darah yang tinggi akan mempelancar jalanya

    darah dan mencegah timpulnya hipertensi.

  • 21

    3. Paru Paru

    Elastisitas paru paru akan bertambah, sehingga

    kemampuan berkembang kempis juga akan bertambah.

    4. Otot

    Kekuatan, kelentukan dan daya tahan otot akan bertambah.

    Hal ini disebabkan oleh bertambah besarnya serabut otot

    meningkatnya sistem penyediaan energi di otot.

    5. Indikasi dan Kontraindikasi

    Indikasi dari senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh

    penderita DM dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaliknya

    diberikan sejak pasien didiagnosa menderita DM sebagai tindakan

    pencegahan dini. Senam kaki ini juga kontraindikasi pada klien

    yang mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti nyeri dada.

    Keadaan ini perlu diperhatikan sebelum dilakukan senam kaki dan

    keaadaan umum perlu kaji apakah layak melakukan kegiatan

    senam. ( Perkini, 2002 )

    d. Patofisiologi Senam Kaki Dapat Menurunkan Tekanan Darah

    Dengan senam kaki terjadi pergerakan tungkai yang

    mengakibatkan menegangnya otot-otot tungkai dan menekan vena

    disekitar otot tersebut. Hal ini akan mendorong darah kejantung

    dan tekanan vena akan menurun, mekanisme ini akan membantu

  • 22

    melancarkan peredaran darah bagian kaki, memperbaiki sirkulasi

    darah bagian kaki, memperbaiki otot-otot kecil, mencegah

    terjadinya kelainan bentuk kaki, meningkatkan kekuatan otot-otot

    betis dan paha, dan mengatasi keterbatasan gerak sendi dan serta

    menurunkan kadar gula darah, ( Brunnert dan Suddart, 2002 )

    e. Prosedur Melakukan Senam Kaki

    Peralatan yang perlu digunakan adalah kursi dan handuk (

    Toselli, 2008 ).

    1) Duduk secara benar di atas kursi dengan meletakan kaki di

    lantai.

    2) Dengan meletakan tumit di lantai, jari jari kedua belah

    belah kaki diluruskan ke atas lalu dibemgkokan kembali ke

    bawah sebanyak 10 kali.

  • 23

    3) Dengan meletakan tumit di lantai, angkat telapak kaki ke atas,

    kemudian jari- jari kaki diletakan di lantai dengan tumit kaki

    diangkat ke atas. Cara ini di ulang sebanyak 10 kali.

    4) Tumit kaki di letakan di lantai. Bagian depan kaki diangkat

    diangkat ke atas dan buat putaran 360 dengan pergerakan pada

    pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

    5) Jari jari kaki diletakan di lantai.Tumit diangkat dan buat

    putaran 360 dengan pergerakan pada pergelangan kaki

    sebanyak 10 kali.

    6) Kaki diangkat ke atas dengan meluruskan lutut. Buat putaran

    360 dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10

    kali.

  • 24

    7) Lutut diluruskan lalu dibengkokan kembali ke bawah sebanyak

    10 kali. Ulangi langkah ini untuk kaki yang sebelahnya.

    8) Letakan handuk di lantai, tarik mendekat dengan mengerutkan

    jari kaki sebanyak 10 kali.

  • 25

    B. Kerangka Teori

    Kerangka teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka berisi tentang

    konsep konsep teori yang behubungan dengan penelitian yang

    dilaksanakan. Kerangka teori pada penelitian mengacu pada teori Potter

    &Perry 2005, Price & Wilson, 2006, Hidayat, 2008yang dijabarkan pada

    skema dibawah ini :

    Skema 1. 1 : Kerangka Teori ( Hidayat, 2008, Potter & Perry, 2005,

    Price & Wilson 2006 )

    Farmakologi

    Diet

    Diabetes

    Melitus

    Latihan

    Fisik (Olah

    Raga Non

    Farmakologi

    Pemantauan

    Terapi

    alternatif

    senam kaki

  • 26

    C. Kerangka Konsep

    Kerangka Konsep penelitian adalah suatu hubungan antara kaitan

    konsep satu dengan konsep lainnya ( Setiadi,, 2013 ). Berdasarkan hal

    diatas peneliti ingin meneliti Pengaruh Senam Kaki Terhadap Perubahan

    Kadar Gula Darah Puasa Pada Klien Diabetes Melitus Di Kelurahan

    Batipuh kecamatan Tanah Datar Tahun 2014 . Variabel dependennya

    adalah kadar gula darah puasa pada klien Diabetes Melitus, dan variabel

    independennya adalah senam kaki .

    Pre- test Intervensi Post-test

    Skema 2.2 : Kerangka Konsep

    D. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

    Ha : Ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan kadar gula darah

    puasa pada klien diabetes melitus di kelurahan batipuh kabupaten tanah

    datar 2014.

    Kadar gula

    darah puasa

    Melakukan

    Gerakan

    Senam Kaki

    Kadar gula darah

    puasa

  • 27

    Ho : Tidak pengaruh senam kaki terhadap perubahan kadar gula darah

    puasa pada klien diabetes melitus di kelurahan batipuh kabupaten tanah

    datar 2014.

    E. Definisi Operasional

    Variabel Definisi Operasional

    Alat Ukur Cara Ukur Skala

    Ukur

    Hasil Ukur

    Dependen

    kadar gula

    darah

    puasa

    Jumlah

    kandungan

    glukosa dalam

    plasma darah

    setelah puasa

    a.Glucho

    Check

    Digital

    b.Lembaran

    observasi

    Observasi

    Rasio

    a. Normal

    bila GDP

    70-

    110mg/dl

    b.Pra DM,

    bila GDP

    111-

    125mg/dl

    c. DM,

    bila

    126mg/dl

    Independe

    n

    Senam

    kaki

    Senam kaki

    adalah latihan

    senam kaki

    dapat

    dilakukan

    dengan posisi

    berdiri, duduk

    dan tidur

    dengan cara

    menggerakka

    n kaki dan

    menurunkan

    kaki,

    Kursi dan

    handuk

    Pemberian

    intervensi

    Nominal Dilakukan

    Tabel 2.1 : Definisi Operrasional

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian

    Desain dalam penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan

    rancangan Pre and Post Test Without Control yaitu penelitian ini

    dilakukan dengan cara satu kelompok tanpa pembanding, kemudian

    membandingkan sebelun dan sesudah intervensi ( Dharma, 2011 ).

    Pada penelitian ini, Sebelum dilakukan senam kaki ( Pre test ),

    kadar gula darah pasien diukur, Kemudian dilakukan senam kaki selama

    15 menit 2 kali seminggu sebelum makan. Setelah itu diukur kembali (

    Post test ) kadar gula darah puasa pada kelompok tersebut. Kemudian

    bandingan antara kadar gula darah pre test dan post test pasien yang

    melakukan senam kaki. Skema penelitian ini adalah sebagai berikut :

    Pre test Perlakuan Post test

    Skema 3.3 Desain Penelitian

    B. Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

    tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2012). Populasi dalam penelitian ini

    adalah seluruh Sampel pasien Diabetes Melitus yang berada di Kecamatan

    R1 X R2

  • 29

    Batipuh.Jumlah pasien diabetes melitus selama tiga bulan terakhir yaitu 42

    orang dengan rata-rata pasien dalam satu bulan yaitu 15 orang

    Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

    jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2012).

    Menurut Notoatmodjo (2005), untuk populasi yang kurang dari 10.000

    maka digunakan rumus dengan deviasi 5%, yaitu :

    =

    1 + (2)

    = 15

    1 + 15(5%)2

    = 15

    1 + 15(0,0025)

    = 14

    Keterangan :

    n = jumlah sampel

    N = jumlah populasi

    d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (5%)

    Jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan rumus adalah 14.

    Teknik pengambilan sampel menggunakan Consecutive sampling yaitu

    cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel yang

    memenuhi kriteria penelitian (Hidayat, 2012).

  • 30

    Untuk menghindari terjadinya bias pada hasil penelitian, maka

    ditetapkan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi dalam penelitian ini :

    a. Kriteria inklusi

    Kriteria Inklusi (Kriteria yang layak diteliti) adalah karakteristik

    umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau

    yang akan diteliti (Setiadi, 2013). Kriteria Inklusi yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah:

    1) Bersedia sebagai responden.

    2) Dapat berkomunikasi dengan baik.

    3) Dapat mengikuti prosedur penelitian sampai selesai.

    4) Terdiagnosa sebagai penderita Diabetes

    5) Tidak sedang menjalani terapi lain atau sejenisnya.

    b. Kriteria Ekslusi

    Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :

    1) Pasien menolak menjadi responden

    2) Pasien tidak memiliki kadar gula darah puasa 126 mg/dl

    3) Pasien sedang mengkonsumsi obat-obat anti hiperglikemi

    4) Pasien yang mendapat obat yang sama.

    5) Pasien sedang menggunakan terapi komplementer lain selain

    senam kaki

    C. Lokasi dan Waktu Penelitian

    a. Lokasi Penelitian:

  • 31

    Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Batipuh Kabupaten tanah

    datar Tahun 2014. Karena di Kabupaten Tanah Datar banyak penyakit

    Diabetes Melitus dari pada Kabupaten yang lain.

    b.Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juli

    2014. Pengumpulan data dilakukan data pada bulan April sampai bulan

    juli tahun 2014.

    D. Alat Pengumpulan Data

    Menurut Notoatmodjo ( 2005 ), Instrumen penelitian adalah alat alat

    yang akan digunakan untuk mengumpulkan data. Alat pengumpulan data

    penelitian ini menggunakan ini lembar observasi dengan instrumen

    observasinya Glueho Check Digital. Lembar observasi adalah cara

    pengumpulan data dengan mengadakan melakukan pengamatan

    secaralangsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau

    hal hal yang akan diteliti ( Hidayat, 2012 ), dan lembar observasi yang

    digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi terstruktur, dimana peneliti

    secara cermat mendefinisikan apa yang akan di observasi melalui suatu

    perencanaan yang matang, peneliti tidak hanya mengobservasi fakta

    fakta yang ada pada subjek, tetapi lebih didasarkan pada perencanaan

    penelitian yang sudah disusun secara matang sesuai pengelompokannya,

    pencatatan, dan pemberian kode terhadap hal hal yang sudah ditetapkan (

  • 32

    Nursalam, 2011 ). Lembaran observasi berisi data demografi responden

    yang meliputi:

    2. Nomor Responden

    3. Data demografi : Nama Inisial, Jenis Kelamin

    4. Skala nyeri post test : skala nyeri, kategori nyeri, dan rata rata

    nyeri

    E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    Validitas adalah ketetapan pengukuran suatu instrument yang

    merupakan syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat digunakan dalam

    suatu pengukuran. Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu

    pengukuran sehingga dapat menunjukan apakah pengukuran menghasilkan

    data yang konsisten dilakukan pada responden yang tidak terlibat dalam

    penelitian tetepi memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang

    terlibat dalam penelitian. Penelitian ini tidak menggunakan uji vadilitas

    dan reliabilitas instrument karena penelitian ini adalah eksperimen.

    F. Prosedur Pengumpulan Data

    Langkah langkah pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai

    berikut :

    1. Persiapan administrasi

    Lulus pada mata kuliah Riset Keperawatan dan Biostatistik.

    2. Persiapan penelitian

  • 33

    Memberikan surat izin pengambilan data awal dari Fakultas Kesehatan

    dan Mipa kepada Kantor Kesatuan Bangsa, dan Politik Kabupaten

    Tanah Datar dan memberikan surat izin tersebut kepada Dinas

    Kesehatan Kabupaten Tanah Datar, Kepala Puskesmas Batipuh I dan

    Kepala Lurah Kelurahan Batipuh. Selanjutnya melakukan

    pengambilan data awal untuk mengetahui populasi dan sampel

    penelitian serta menemui responden dan memaparkan tentang

    penelitian, tujuan, langkah-langkah penelitian dan penandatanganan

    informed consent

    3. Penelitian

    Setelah mendapatkan surat pengantar dari bagian BAU Fakultas

    Kesehatan & MIPA UMSB, peneliti memberikan surat tersebut ke

    kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Tanah Datar

    dan dilanjutkan ke Kepala kelurahan Batipuh.

    a. Melakukan pengambilan responden sampel / responden yaitu

    dengan jumlah 14 orang

    b. Menjelaskan tentang penelitian, tujuan, manfaat dan langkah-

    langkah penelitian serta penandatanganan Informed consent

    c. Pada tanggal 11-27 Agustus 2014 Sebelum melakukan pre-test dan

    post-test, peneliti menganjurkan responden untuk puasa dari 11 malam

    sampai jam 07.00 WIB.

    d. Melakukan pengukuran gula darah puasa pre-test

  • 34

    e. Melakukan senam kaki

    f. Melakukan pengukuran kadar gula darah puasa post-test

    G. Rencana Analisa Data

    1. Teknik Pengolahan Data

    Analisa data pada penelitian ini menggunakan program

    komputer melalui tahap-tahap berikut :

    1. Cara Pengolahan Data

    a. Memeriksa Data (Editing)

    Kegiatan untuk Melakukan pengecekkan terhadap lembar

    observasi

    b. Memberi Kode (Coding)

    Melakukan pengkodean terhadap data yang sudah diedit,

    sebagai usaha menyederhanakan data, yaitu untuk kategori jenis

    kelamin, dengan memberi tanda angka 1 untuk yang berjenis

    kelamin laki-laki dan angka 2 untuk berjenis kelamin

    perempuan. Untuk kategori umur, angka 1 untuk katergori

    pendidikan, angka 1 untuk SD, angka 2 untuk SMP, angka 3

    untuk SMA, angka 4 untuk perguruan tinggi. Sedangkan untuk

    kategori riwayat DM untuk angka 1 tipe 1, angka 2 untuk tipe 2.

    c. Mengelompokkan Data (Tabulating)

  • 35

    Tabulasi yaitu mengelompokkan data ke dalam suatu tabel

    tertentu menurut sifat yang dimilikinya sesuai dengan tujuan

    penelitian.

    d. Proses (Processing)

    Memproses data yang dilakukan dengan cara meng-entry data

    dari hasi observasi menggunakan perangkat komputer

    e. Membersihkan Data (Cleaning)

    Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

    entry/dikumpul, kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada

    saat kita meng-entry data ke computer

    1. Analisis Data

    Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yaitu analisis

    univariat dan analisis bivariat.

    a. Analisis Univariat

    Analisa univariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat

    gambaran setiap variabel yang diteliti. Bentuk penyajian data

    menggunakan tabel distribusi frekuensi dan selanjutnya dilakukan

    analisis terhadap tampilan data tersebut untuk mengetahui sebaran

    dari masing-masing variabel.

    b. Analisis Bivariat.

    Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk melihat

    perbedaan yang bermakna antara 2 kelompok data (komparatif) yaitu

  • 36

    variabel dependen (kadar gula darah puasa) dan variabel independen

    (senam kaki).

    Berdasarkan uji normalitas data (test of normality Shapiro-Wilk)

    didapatkan bahwa data berdistribusi tidak normal, sehingga penelitian ini

    menggunakan uji hipotesis Wilcoxon, karena skala pengukuran variabel

    pada penelitian ini adalah komparatif numerik distribusi tidak normal dan

    mempunyai 2 kelompok data yang berpasangan. Penelitian ini

    menggunakan derajat kemanaan 95%. Dinyatakan bermakna jika value

    0,05 dan tidak bermakna jika value 0,05.

    H. Etika Penelitian

    Setelah mendapatkan izin dari kepala kantor Kasutuan Bangsa dan

    Politik Kabupaten Tanah Datar, peneliti meminta izin kepada Puskemas

    Batipuh Kabupaten Tanah Datar dan kepada kepala Lurah Kelurahan

    Batipuh. Sebelum melakukan intervensi, peneliti menyampaikan tujuan

    dan manfaat penelitian serta kerahasian data yang diberikan oleh

    responden. Responden berhak menerima atau menolak untuk menjadi

    responden, maka peneliti meminta responden penelitian tidak ada paksaan.

    Bila calon responden menyetujui menjadi responden, maka peneliti

    meminta responden untuk menandatangani lebar persetujuan yang telah

    disediakan. Setelah mendapat persetujuan barulah peneliti melakukan

    penelitian dengan etika penelitian yang meliputi :

  • 37

    1. Lembaran Persetujuan ( Informed Consent )

    Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada

    responden yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian dan mendapat

    persetujuan dari responden. Pada penelitian ini tidak ada responden yang

    memenuhi kriteria penelitian yang menolak menjadi responden

    2. Tanpa Nama (Anomity)

    Tidak mencantumkan nama responden dalam lembar observasi yang

    digunakan, tetapi menukarnya dengan inisial nama responden, termasuk

    dalam penyajian hasil penelitian.

    3. Kerahasian (Confidentiality)

    Kerahasian informasi tersebut dijamin oleh peneliti, hanya

    kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil

    riset. (Hidayat, 2012)

  • 38

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    Pada bab ini akan menyajikan hasil penelitian tentang pengaruh senam

    kaki terhadap perubahan kadar gula darah puasa pada klien diabetes melitus di

    Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014 yang dilakukan sejak

    bulan maret sampai agustus tahun 2014. Responden dalam penelitian ini

    berjumlah sebanyak 14 orang responden.

    Hasil penelitian akan dijelaskan dalam dua bagian, yaitu analisis univariat

    yang menggambarkan distribusi frekuensi kadar gula darah sebelu senam kaki di

    Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014, sedangkan analisis

    bivariat menggambarkan pengaruh senam kaki terhadap penurunan kadar gula

    darah pada pasien diabetes melitus di Kelurah Batipuh Kabupaten Tanah Datar

    Tahun 2014.

    A. Gambaran Umum Demografi Responden

    1. Umur

    Tabel 4.1

    Distribusi Frekuensi Karekteristik Responden Berdasarkan Umur di

    Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014. (N.14)

    No Umur f %

    1

    2

    Dewasa ( 22-65 tahun)

    Lansia (65 tahun) 3

    11

    22

    78

    Total 14 100

  • 39

    Pada tabel 4.1 diatas diketahui bahwa dari 14 orang responden, lebih

    sebagian besar (78%).

    2. Jenis Kelamin

    Tabel 4.2

    Distribusi Frekuensi Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis

    Kelamin di Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun

    2014.(N.14)

    No Karakteristik f %

    1

    2

    Laki-Laki

    Perempuan

    6

    8

    43

    57

    Total 14 100

    Pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 14 orang responden,

    sebagian besar (57%) berjenis kelamin perempuan.

    3. Pendidikan

    Tabel 4.3

    Distribusi Frekuensi Karekteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

    di Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014.(N. 14)

    No Karakteristik f %

    1

    2

    3

    4

    SD

    SMP

    SMA

    Perguruan Tinggi

    11

    2

    1

    0

    78

    15

    7

    0

    Total 14 100

    Pada tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahawa dari 14 orang responden,

    pada umumnya (78,6) responden dengan riwayat pendidikan SD.

  • 40

    B. Hasil Penelitian

    1. Analisa Univariat

    Tabel 4.5

    Distribusi Frekuensi Kadar Gula Darah Puasa Sebelum (Pre-Tes) Dilakukan

    Senam Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus di Kelurahan Batipuh Kabupaten

    Tanah Datar Tahun 2014.

    No Kadar gula darah f %

    1

    2

    3

    Normal

    Pra DM

    DM

    0

    0

    14

    0

    0

    100

    Total 21 100

    Dari tabel diatas didapatkan nilai median dari 14 responden dari (100 %)

    responden mengalami kadar gula darahnya meningkat dengan kategori

    Diabetes Melitus sebelum dilakukan senam kaki

    Tabel 4.6

    Distribusi frekuensi Kadar Gula Darah Puasa Sesudah (Post-Tes) Dilakukan

    Senam Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus di Kelurahan Batipuh Kabupaten

    Tanah Datar Tahun 2014.

    No Kadar gula darah f %

    1

    2

    3

    Normal

    Pra DM

    DM

    0

    0

    14

    0

    0

    100

    Total 21 100

  • 41

    Dari tabel diatas didapatkan nilai median dari 14 responden dari

    (100 %) responden mengalami kadar gula darahnya meningkat dengan

    kategori Diabetes Melitus sebelum dilakukan senam kaki

    2. Analisa Bivariat

    Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh senam kaki

    terhadap perubahan kadar gula darah puasa pada klien dengan Diabetes

    Melitus. Sebelum melakukan analisa data bivariat, peneliti terlebih dahulu

    melakukan uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk dan didapatkan

    data berdistribusi tidak normal kemudian peneliti menggunakan uji non

    parametrik yaitu wilcoxon untuk melihat 2 variabel berpasangan (pre-

    post).

    Tabel 4.7

    Pengaruh Senam Kaki Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Puasa Pada

    Pasien Diabetes Melitus di Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar

    Tahun 2014.

    GDP N Median Min-Max p-value

    Post Test 14 191.50

    127-254

    0.001

    Tabel 4.7 menunjukan nilai median pengaruh senam kaki terhadap

    perubahan kadar gula darah puasa dengan klien Diabetes Melitus sebelum dan

    sesudah diberikan senam kaki adalah 191.50 dengan nilai terndah 127 dan nilai

    tertinggi 254. Berdasrakan hasil uji statistik nonparametrik (Wilcoson) di dapatkan

    p-value = 0.001 (p

  • 42

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Pada bab ini akan menguraikan tentang pembahasan yang meliputi

    intepretasi dan diskusi hasil penelitian seperti yang telah dipaparkan dalam bab

    sebelumnya dan penjelasan tentang keterbatasan penelitian.

    A. Interpretasi dan Diskusi Hasil

    1. Analisa Univariat

    a. Kadar Gula Darah Puasa Pada Klien dengan Diabetes Melitus

    sebelum Diberikan Rebusan Daun Senam Kaki.

    Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa nilai median

    kadar gula darah puasa terhadap 14 responden sebelun dilakukan

    senam kaki adalah 193.00 mg/dl dan nilai terendah 129 dan niali

    tertinggi adalah 255 yang berarti semua responden mengalami

    Diabetes Melitus. Pada Penelitian ini peneliti melakukan senam kaki

    kepada responden yang tidak mengkonsumsi obat farmakologi

    maupun obat herbal lainnya.

    Menurut Wahdah (2011) seseorang dikatakan Diabetes melitus jika

    kadar gula darah pasien 126 mg/dl. Pemeriksaan kadar gula darah

    tersebut dapat dilakukan dengan puasa sedikitnya 8 jam. Menurut

    (price & Anderson 2006) Diabetes Melitus merupakan serangkaian

    gangguan metabolik yang ditandai dengan defisiensi insulin maupun

  • 43

    relatif atau resistensi insulin ataupun keduanya. Diabetes Melitus

    ditandai dengan hiperglikemia pada saat puasa dan setelah makan,

    aterosklerotik dan penyakit mikroangiopati pembuluh darah dan

    neuropati. Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang di

    tandai dengan hiperglikemi karena menurunnya sekresi insulin atau

    penurunan sensitivitas insulin atau keduanya sehingga menyebabkan

    komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati

    (Yuliana Elin dalam Nurarif & Kusuma, 2013).

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ayu

    Prameswhari Preyitro (2012) tentang senam kaki diabetes terhadap

    kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe 2 di poliklinik

    penyakit dalam di RSUD Arifin Achmad Pekabaru, dimana hasil

    penelitian menunjukan rata-rata kadar gula darah puasa sebelum

    dilakukan senam kaki adalah 255.60 mg/dl. Rata-rata kadar gula darah

    puasa penelitian Ayu lebih tinggi dari penelitian ini. Perbedaan hasil

    penelitian di atas dengan peneliti lakukan, adalah desain penelitian,

    waktu, dan tempat penelitian. Penelitian Sigit Priyanto (2012) tentang

    pengaruh senam kaki terhadap sensivitas kaki dan kadar gula darah

    puasa pada lansia penderita diabetes melitus di Mangelang, dimana

    hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar glukosa darah sebelum

    dilakukan senam kaki adalah 271.94 mg/dl. Rata-rata kadar gula darah

    pada penelitian Sigit jauh lebih tinggi dari penelitian yang penelitian

  • 44

    dilakukan, hali ini terjadi karena Sigit melakukan sensivitas kaki

    sedangkan penelitian melakukan gula darah puasa.

    Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa sebagian besar

    responden berpendidikan Sekolah Dasar yaitu sebanyak (78,6%),

    tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan

    seseorang dalam menerapkan prilaku hidup sehat, terutama mencegah

    kejadian Diabetes Melitus oleh Riyadi (2004), semakin tinggi tingkat

    pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan seseorang

    dalam menjaga pola hidupnya agar tetap sehat. Selain itu, tingginya

    kejadian hiperglikemia pada responden yang memiliki tingkat

    pendidikan yang rendah menunjukan bahwa kurangnya pengatahuan

    tentang penyakit menyebabkan kadar gula darah tidak terkontrol.

    Dari hasil penelitian, diperoleh data bahwa lebih dari

    sebagian responden berumur 45 tahun. Hal ini sesuai dengan

    pernyataan Sunjaya (2009) yang menjelaskan bahwa peningkatan

    resiko diabetes sesuia dengan umur, khususnya pada usia lebih dari

    40 tahun, disebabkan karena pada usia tersebut mulai terjadi

    peningkatan intolenrasi glukosa. Adanya proses penuaan

    menyebabkan kurangnya kemampuan sel prankeas dalam

    memproduksi insulin.

    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa

    frekuensi penderita DM berdasarkan jenis kelamin adalah

  • 45

    perempuan (57,2%) dan laki-laki (42,8%) hal ini diperkuat oleh

    Taylor (2005) yang menjelaskan kejadian DM lebih tinggi wanita

    dari pada pria, karena hal ini disebabkan oleh penurunan hormon

    estrogen akibat menopause. Estrogen pada dasarnya berfungsi

    untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah dan meningkatkan

    penyimpanan lemak, serta progesteron yang berfungsi untuk

    menormalkan kadar gula darah .

    Menurut asumsi peneliti, ketika seseorang menderita Diabetes

    Melitus penyakit kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar

    gula darah sehingga menyebabkan berbagai gangguan metabolik

    dan pancreas orang tersebut tidak dapat menghasilkan cukup

    insulin atau tidak memanfaatkan insulin sesuai semestinya untuk

    menyerap gula yang diperoleh dari makanan. Hal ini lah yang

    menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi akibat dari timbunan

    gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik. Rata-rata

    kadar gula darah puasa pasien sebelum dilakkukan senam kaki

    adalah 193.00 mg/dl. Tingginya kadar gula darah pada pasien

    diabetes dapat menyebabkan berbagai gangguan metabolik tubuh,

    sehingga hal ini harus mendapatkan penanganan yang tepat dan

    efisien.

    b. Kadar Gula Darah Puasa Pada Klien dengan Diabetes Melitus

    setelah Dilakukan Senam Kaki

  • 46

    Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa nilai median

    kadar gula darah puasa terhadap 14 responden sebelun sesudah senam

    kaki adalah 191.50 mg/dl dan nilai terendah 127 dan niali tertinggi

    adalah 254. Hal ini berarti terdapat penurunan kadar gula darah pada

    penderita DM setelah dilakukan senam kaki.

    Menurut Taylor (2005), untuk menurunkan kadar gula darah

    pada pasien Diabetes dapat dilakukan melaluin terapi farmakologis,

    non farmakologis dan terapi komplementer. Wijoyo (2012)

    memaparkan, salah satu pengobatan alternatif yang dapat menurunkan

    kadar gula darah adalah dengan menggunakan pengobatan alternatif

    khususnya senam kaki. Hal ini melakukan aktivitas atau melakukan

    senam kaki secara teratur dan baik dapat menyebabkan menurunkan

    kadar gula darah.Karena melakukan Senam Kaki memperlancar

    peredaran darah dikaki.

    Hasil penelitian Ayu Prameswhari Preyitro (2012) yang

    menggatakan bahwa senam kaki mampu menurunkan kadar gula

    darah penderita Diabetes Melitus. Dari penelitian didapatkan rata-rata

    kadar gula darah puasa responden setelah melakukan senam kaki

    adalah 253.97 mg/dl. Perbedaan penelitian Ayu dengan penelitian ini

    adalah desain penelituan, waktu, dan tempat penelitian. Dilihat hasil

    penelitian, rata-rata kadar gula darah puasa penelitian Ayu lebih tinggi

    dari penelitian yang dilakukan peneliti, hal ini disebabkan karena rata-

    rata pre-test penelitian Ayu juga lebih tinggi dari penelitian peneliti.

  • 47

    Penelitian Sigit Priyanto (2012) tentang pengaruh senam kaki

    terhadap sensivitas kaki dan kadar gula darah puasa pada lansia

    penderita diabetes melitus di Mangelang, dimana hasil penelitian

    didapatkan rata-rata kadar glukosa darah sesudah dilakukan senam

    kaki adalah 243.23 mg/dl. Perbedaan desain penelitian, tempat dan

    subjek penelitian. Dilihat dari hasil penelitian, rata-rata posttest

    penelitian Sigit ini lebih tinggi dari penelitian yang peneliti lakukan,

    hal ini disebabkan karena Sigit melakukan pengukuran gula darah post

    prandial.

    Menurut asumsi penelitian terhadap penurunan kadar gula

    darah puasa pada penderita DM setelah dilakukan senam kaki secara

    benar dan teratur. Penurunan kadar gula darah ini terjadi karena senam

    kaki karena aktivitas mempunyai hubungan yang bermakna terhadap

    gangguan ekstremitas dimana aktivitas fisik yang rendah, salah

    satunya tidak teratur berolahraga berisiko untuk terjadinya gangguan

    gerak.

    Hal ini diperkuat oleh Sutanto (2013) yang mengatakn bahwa,

    gaya hidup yang tidak sehat seperti waktu tidur yang banyak atau

    sedikit, merupakan salah satu resiko terjadinya kelainan toleransi

    glukosa. Penelitian tersebut menyimpulkan orang yang waktu tidurnya

    berlebihan atau kurang beresiko hingga 2 kali lebih tinggi dari pada

    orang yang mendapatkan tidur normal setiap malam.

  • 48

    4. Analisa Bivariat

    Analisa bivariat pada penelitian ini membahas tentang pengaruh

    senam kaki terhadap perubahan kadar gula darah puasa pada klien dengan

    Diabetes Melitus di Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun

    2014. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah responden 14 orang

    didapatkan nilai median Pretest-posttest 2.00 dengan nilai minimum 1 dan

    nilai maksimum 4 data uji hasil statistik diperoleh siggnifikasi p=0.001

    (p

  • 49

    median sebelum melakukan senam kaki adalah 198.00 mg/dl dan setelah

    melakukan senam kaki adalah 191.50 dengan p value 0.001. Hasil

    penelitian ini serupa dengan penelitian yang peneliti lakukan yang berarti

    bahwa senam kaki berpengaruh terhadap kadar gula darah pasien Diabetes

    Melitus.

    Menurut asumsi peneliti, dengan melakukan senam kaki dengan

    benar dan teratur berpengaruh terhadap perubahan kadar gula darah puasa

    pada pasien Diabetes Melitus. Hal ini disebabkan oleh kurang lancarnya

    peredarah darah dikaki, dengan aktivitas fisik khususnya senam kaki akan

    membantu meningkatkan aliran darah di daerah kaki sehinggan akan

    membantu menstimuli syaraf-syaraf kaki.

    B. Keterbatasan Penelitian

    Dalam melakukan penelitian ini masih terdapat berbagai

    kelemahan dan kekurangan, walaupun peneliti berupaya semaksimal

    mungkin dengan berbagai usaha untuk membuat hasil penelitian ini

    menjadi sempurna. Peneliti menyadari bahwa keterbatasan penelitian ini

    adalah dalam waktu intervensi penelitian ini hanya seminggu sehingga

    peneliti tidak bisa melihat seberapa lama waktu yang dibutuhkan agar

    pasien diabetes bisa mencapai kadar gula darah normal setelah melakukan

    senam kaki.

  • 50

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh senam kaki terhadap

    perubahan kadar gula darah puasa pada klien dengan Diabetes Melitus di

    Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014, maka dapat

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Sebelum dilakukan senam kaki (pre-test), rata-rata kadar gula darah puasa

    responden adalah 193.00 mg/dl.

    2. Setelah dilakukan senam kaki (post-test), rata-rata kadar gula darah puasa

    responden adalah 191.50 mg/dl

    3. Ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan kadar gula darah puasa

    pada klien dengan Diabetes Melitus di Kelurahan Batipuh Kabupaten

    Tanah Datar Tahun 2014 dengan signifikasi p value = 0.001 (p

  • 51

    Diharapkan bagi institusi pendidikan agar dapat menjadi sumber

    informasi dan menambah ilmu pengetahuan tentang terapi komplementer

    khususnya senam kaki untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita

    Diabetes Melitus.

    2. Praktek Keperawatan

    Diharapkan dapat menjadi masukan pengetahuan terhadap

    perkembangan dunia pendidikan ilmu keperawatan. Peningkatan kadar

    gula darah puasa pada penderita Diabetes Melitus, maka senam kaki dapat

    digunakan sebagai tindakan keperawatan untuk mengurangi nyeri.

    3. Peneliti Selanjutnya

    Diharapkan agar dapat melakukan perbandingan antara keefektifan

    senam kaki dengan obat antidiabetes dalam menurunkan kadar gula darah

    piasa pada penderita Diabetes Melitus.

  • 52