mengenal duni animal

49
MENGENAL DUNIA ANIMAL LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Disusun oleh: Gigie Kurniawati Wiyono (05.70.0037) Kelompok A.6 2005

Upload: verlenciakhosasih

Post on 17-Sep-2015

283 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

fdsf

TRANSCRIPT

PENGENALAN MIKROSKOP DAN PENGAMATAN OBJEK MIKROSKOPIK

MENGENAL DUNIA ANIMAL

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI

Disusun oleh:

Gigie Kurniawati Wiyono(05.70.0037)

Kelompok A.6

2005

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

1. PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Pustaka

Dunia animal terbagi dalam dua golongan besar, yaitu vertebrata dan avertebrata. Vertebrata berasal dari kata vertebra yang berarti tulang belakang. Vertebrata adalah hewan yang memiliki tulang belakang; sedangkan avertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang.1.1.1. Udang (Crustacea)

Udang termasuk ke dalam kelas Crustacea. Hidupnya di laut. Tubuhnya terdiri dari 2 atau 3 bagian, memiliki antena. Bagian mulutnya digunakan untuk mengunyah. Udang memiliki 5 pasang kaki (Campbell, 2003).

Udang bernapas dengan insang. Rangka luarnya terbuat dari kitin yang mungkin menjadi keras karena mengandung kapur. Antenanya 2 pasang. Udang memiliki 5 pasang kaki jalan. Kepalanya bergabung dengan dada membentuk kepala-dada. Udang bernapas dengan insang. Oksigen diangkut oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh tanpa melalui pembuluh darah. Karena itu sistem peredarannya disebut sistem peredaran darah terbuka. Udang juga memiliki jantung untuk memompa darah. Darahnya mengandung pigmen respirasi berupa hemosianin atau hemoglobin (Green et al., 1988).

Tubuh udang terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu kepala dan dada yang menyatu (cephalothorax) dan perut (abdomen). Setiap ruas tubuh memiliki 1 pasang kaki. Pada bagian perut terdapat 5 pasang kaki renang. Pada kepala-dada bagian depan terdapat sepasang antena (sungut), sepasang rahang atas (maksila) dan sepasang rahang bawah (mandibula). Di bagian kepala-dada juga ada 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (cheliped) dan 4 pasang kaki jalan. Bagian kepala-dada dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapaks. Pada udang ujung karapaks memiliki tonjolan runcing bergerigi. Di bagian anterior terdapat sepasang mata majemuk yang bertangkai. Abdomen pada udang melengkung, diakhiri dengan ekor. Di setiap ruas perut terdapat sepasang kaki renang. Selain untuk berenang, kaki-kaki ini juga digunakan untuk menyimpan telur (Kimball, 1994).

Berikut gambar tubuh udang beserta keterangannya.

1. Cephalotorax

2. Abdomen

3. Ekor

4. Pereiopoda

5. Pleopoda

6. Rostrum

7. Antenule

8. Antena

9. Schaphocerit

10. Maxiliped

11. Pinch

12. Uropoda

13. Telson

14. Eye

Udang bersifat dioesious, sehingga ada hewan jantan dan betina. Pembuahan terjadi dalam tubuh hewan betina (pembuahan internal). Telur yang berisi zigot menetas menjadi larva. Larva tumbuh besar dan melakukan pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali (Hadiwiyono, 1993).

1.1.2. Kerang (Lamellibranchiata)

Kerang termasuk kelas Bivalvia/ Lamellibranchiata. Hidupnya di laut dan air tawar. Kerang memiliki cangkang yang pipih atau rata dengan 2 katup. Kepalanya tereduksi, insang berpasangan. Sebagian besar dari kerang makan dengan menyaring. Mantelnya membentuk sifon (Campbell, 2003).

Kerang merupakan salah satu anggota filum Mollusca yang mempunyai kaki berbentuk pipih. Oleh karena itu kerang termasuk kelas Pelecypoda (kaki pipih). Cangkoknya terdiri dari 2 bagian yang dihubungkan dengan semacam engsel. Di dalam cangkok terdapat tubuhnya. Insangnya berupa lembaran-lembaran (lamel) dan mantelnya menempel pada cangkok. Di tepi cangkok, mantel terus menerus membentuk bagian cangkok baru, sehingga cangkok semakin lama semakin besar (Johnson et al., 1982).

Cangkok kerang terdiri dari 3 lapisan, yaitu :

1. Periostrakum

Merupakan lapisan terluar dan terbentuk dari zat kitin. Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung.

2. Lapisan prisma

Merupakan lapisan kedua. Disebut lapisan prisma karena tersusun dari kristal-kristal kalsit berbentuk prisma.

3. Lapisan nakre

Merupakan lapisan induk mutiara yang tersusun dari lapisan-lapisan tipis paralel dari kalsit (karbonat).

Gambar kerang

(Campbell, 2003).

Di antara kristal-kristal kalsit pada lapisan prisma atau nakre terdapat bahan organik yang membentuk kerangka, tempat terbentuknya kristal tersebut. Ujung mantel membentuk lapisan periostrakum dan lapisan prisma, sedangkan lapisan nakre dibentuk oleh seluruh permukaan luar mantel. Di antara cangkok dan mantel kadang-kadang masuk benda asing misalnya pasir. Butir pasir kemudian menjadi inti untuk pembentukan butir mutiara. Mutiara dapat dihasilkan dengan memasukkan inti mutiara di antara mantel dan lapisan nakre (Campbell, 2003).

Kerang merupakan organisme berumah dua artinya terdapat jantan dan betina. Pembuahannya terjadi di luar atau dalam rongga mantel, kemudian zigot berkembang menjadi larva yang bergerak bebas. Selanjutnya larva berkembang jika menemukan tempat yang cocok pada daerah berlumpur atau menempel pada substrat yang keras (Green et al., 1988).

1.1.3. Ikan (Pisces)

Ikan mujair memiliki klasifikasi sebagai berikut :

Kelas

: PiscesSubkelas: TeleosteiOrdo

: PercomorphiSubordo: PercoideaFamili

: CichlidaeGenus

: OreochromisSpesies: Oreochromis mossambicusNama lain : Tilapia mossambica atau Sarotherodon mossambicaCiri-ciri morfologis ikan mujair adalah :

Bentuk tubuhnya pipih atau compress.

Ukuran sisik kecil-kecil dengan tipe sisik sisir (ctenoid).

Warna tubuh ada yang abu-abu, hitam, atau coklat.

Mulutnya agak besar dan mempunyai gigi halus.

Letak mulut di terminal atau ujung tubuh.

Posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah thoracic.

Garis rusuk tidak sempurna.

Sirip dada dan sirip perut berwarna hitam kemerah-merahan.

Sirip ekor berwarna kemerah-merahan.

(Sugiarto, 1986).

Badan ikan terdiri dari 3 bagian utama yaitu tulang, daging, dan otot. Daging dan otot kebanyakan terdapat pada bagian tubuhnya yang merupakan jaringan-jaringan pengikat, yang meliputi bagian punggung, perut, pangkal sirip punggung, pangkal sirip ekor, dan pangkal sirip belakang. Di samping itu terdapat pula pada pangkal sirip dada, pangkal sirip depan, dan pangkal bagian kepala (Suripto, 1992).

Bagian dalam ikan terdiri dari :

Gelembung renang (Pneumatocyst)

Merupakan kantung berisi hawa yang terletak di sebelah ventral dari ren. Fungsinya untuk mengurangi berat ikan. Menurut Murtadja (1992), gelembung udara juga berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan oksigen dan untuk mengatur berat tubuh ikan sehingga dapat bergerak dengan mudah dalam air.

Jantung (Cor)

Cor terletak di ventro caudal insang agak ke kanan dan diselimuti oleh pericardium. Berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh ikan.

Insang (Branchia)

Insang terdapat pada bagian eranial. Berfungsi untuk pernafasan. Menurut Brum (1994), ikan memiliki insang kompleks yang mempunyai darah permukaan yang sangat banyak, tersusun rapat dalam sebuah tempat kecil. Aliran darah yang melalui masing-masing lapisan insang mengubah dari biru menjadi merah seperti menerima oksigen dari air. Proses ini mempertinggi dengan aliran yang berlawanan dari sistem perubahan. Untuk itu, air terpaksa keluar melalui permukaan dari lamela yang berlawanan. Seperti darah yang menerima oksigen, ini bergerak terhadap air yang kaya akan gas di setiap permukaan. Tingkatan oksigen di dalam darah lebih rendah daripada di sekeliling air. Hubungan ini berlanjut dengan penyebaran oksigen. Jika aliran terdapat di arah yang sama, penyerapan akan terjadi dan sedikit banyak oksigen akan diterima.

Menurut Murtadja (1992), struktur insang ikan yaitu:

Pada setiap sisi dari kepala ikan memiliki 2 atau lebih baris dari insang dituutp oleh penutup insang.

Tiap insang terdiri dari lengkung insang dari 2 baris filamen utama melebar keluar.

Tiap filamen utama dalam belokan diubah dari tumpukan lamela insang, lapisan tipis yang kaya akan pembuluh darah.

Kelenjar kelamin (Gonade)

Pada hewan jantan dinamakan testis. Pada hewan betina dinamakan ovarium.

Ventriculus dan Intestium

Ventriculus merupakan perpanjangan intestium. Intestium sendiri akan bermuara di anus. Fungsi intestium adalah sebagai pencernaan, transpor, dan adsorbsi.

Hati (Hepar)

Hati terletak di bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus. Hepar terdiri dari 2 lobi, ada vesica fellea dari hepar berjalan ductus hepaticus yang kemudian bersatu dengan ductus cyticus yang berjalan dari vesica fellea dan menjadi ductus choledochus yang bermuara dalam duodenum.

Kantung empedu (Vesica fellea)

Kantung empedu terletaknya ventral lobus dexter hepatis. Fungsinya untuk menampung atau menyimpan bilus dan mencurahkannya ke dalam usus bila diperlukan.

Limpa (Lien)

Limpa terletak di sebelah ventral lobus dorsalis hepatis. Ginjal (Ren)

Ginjal terletak di sebelah ventral columna vertebralis (Suripto, 1992).

Bagian kepala ikan (caput) terdiri dari :

Celah mulut (rima oris)

Cekung hidung (fovean nasalis)

Alat penglihatan (organon visus)

Tutup insang (apparatus opercularis), terdiri dari

Operculum

operculum os operculare

operculum pracoperculare

operculum os suboperculare

operculum os interoperculare

Membrana branchiostegalis

Radii branchiostegiiBadan ikan (truncus) terdiri dari :

Sisik (squama)

Sisik ikan terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan luar yang tipis merupkan epidermisnya dibentuk oleh sel-sel epitel. Pada epidermis ditemukan kelenjar-kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir. Sisik ikan bersifat impermiabel terhadap mikroorganisme dan senyawa-senyawa yang larut dalam air (Hadiwiyoto, 1993).

Ada 4 macam tipe sisik :

Tipe sikloid: memiliki garis mengalir melingkar.

Tipe ctenoid: bentuk seperti sikloid hanya di bagian sisik yang tertutup mengandung duri.

Tipe plakoid: dibentuk oleh keping yang terbenam dalam epidermis kulit dan pada tengahnya mencuat keluar dari epidermis kulit.

Tipe ganoid: bentuknya seperti belah ketupat / ramboid. Bagian ekor hanya terdapat sirip ekor.

Linea lateralis (gurat sisi)Bangunan memanjang di sisi lateral truncus. Menurut Sumanto (1992), melalui pori-pori gurat sisi, rangsangan berupa tekanan air akan diteruskan ke cairan yang terdapat di sepanjang saluran gurat sisi. Porus urogenitalis

Merupakan muara bersama antara anus, saluran kelamin, dan saluran kencing.

Sirip dada ( pinna pectoralis)

Sirip perut (pinna abdominalis)

Sirip belakang (pinna anilis)

Sirip punggung (pinna dorsalis)

(Suripto, 1992).

Ekor ikan (cauda) disebut pinna caudalis. Ada 4 tipe sirip ekor :

Tipe homoserkus: baik dari luar atau dalam memiliki bentuk simetri.

Tipe heteroserkus: baik dari luar atau dalam memiliki bentuk asimetri.

Tipe protoserkus: sirip ekornya simetri bilateral baik dari morfologi luar atau dalam anatomi susunan tulang pembentuknya.

Tipe diphyserkus: sirip ekornya seperti protoserkus hanya berbentuk meruncing.

(Suripto, 1992).

Ikan bertulang belakang dari kelas Osteichthyes memiliki 2 kamar jantung dengan 1 serambi dan 1 bilik, yang memompa darah merah dengan sel nukleus darah merah ke seluruh tubuh. Persenyawaan oksigen ke dalam darah terjadi titik darah dipompa melewati insang. Beberapa ikan mempunyai kamar gas atau gelembung renang di mana dapat diisi dengan gas atau kosong, menjaga daya apung dengan batasan yang diperlukan. Fertilisasi biasanya terjadi secara eksternal (Ritchie et al., 1983).

Darah memindahkan satu sisi dari filamen utama melalui arteri dan memasuki dasar pembuluh lamella. Seperti aliran air dasar pembuluh, pertukaran gas terjadi, oksigen memasuki darah dari air dan karbondioksida menyebar ke dalam air dari darah (Johnson et al., 1982).

Gambar ikan dengan anatominya.

1.1.4. Katak (Amphibia)

Katak mempunyai organ-organ sebagai berikut :

1. Jantung (Cor)

Dibungkus oleh selaput jantung yang disebut perikardium. Bagian jantung :

Sinus venosus, berupa kantong tipis di sebelah dorsal jantung berbentuk segitiga.

Atrium, dindingnya tipis sehingga darah terlihat merah tua.

Ventrikel, dindingnya tebal, terlihat pucat berbentuk kerucut tumpul dengan bagian yang runcing disebut apex cordis.

Truncus arteriosus, di dalamnya terdapat lipatan memanjang yang memisahkan darah kaya oksigen dan darah kaya karbondioksida.

2. Hepar (lobus dexter dan lobus synister)

3. Ren, berwarna merah coklat, terletak di kiri kanan columna vertebralis.

4. Intestinum

Intestinum crasum (usus besar), lebih besar dan agak abu-abu, berakhir dengan rektum dan bermuara di kloaka.

Intestinum tenue (usus halus), dibedakan menjadi :

duodenum

jejunum, berisi makanan halus

ileum (usus gulung)

5. Organ genetalia

Pada betina

Ovarium 1 pasang

Oviduct dengan jumbai untuk menangkap ovum

Pada jantan

Testis 1 pasang

Vasa efferentia, sebagai penyalur keluar spermatozoa.

6. Paru-paru, sebagai alat pernapasan

(Suripto, 1992).

Sistem peredaran darah katak termasuk sistem peredaran darah tertutup dan ganda. Jantungnya terdiri dari 3 ruang, yaitu serambi kanan dan kiri, serta 1 bilik. Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar ludah. Sesudah makanan masuk mulut, ditelan, kemudian melewati kerongkongan menuju lambung. Dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus. Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sini sari-sari makanan diserap. Selanjutnya sisa makanan didorong keluar melalui kloaka (Campbell, 2003).

Katak termasuk hewan amphibi, dapat hidup di darat dan di laut. Pada waktu masih larva katak hidup di air dan bernapas dengan insang. Seiring dengan pertumbuhan berudu, timbul celah insang, sehingga terbentuk insang dalam. Insang luar berubah menjadi insang dalam yang mempunyai tutup insang. Setelah mengalami metamorfosis berudu menjadi katak dewasa, pernapasannya menggunakan paru-paru (Green et al., 1988).

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengenal dunia animal dan mengenal morfologi beberapa hewan serta fungsi organ tersebut.

2. MATERI DAN METODE

2.1. Materi

2.1.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, kaca preparat, pisau, talenan, pinset, paku pines, kapas, gunting, dan serbet.

2.1.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan mujahir, ikan mas, katak dewasa, udang windu, kerang darah, dan eter.

2.2. Metode

2.2.1. Pengamatan morfologi dan anatomi ikan mujahir

Ikan mujahir yang masih hidup dibius dengan kloroform. Sisiknya diambil, kemudian diamati tipe sisiknya dengan menggunakan mikroskop. Tipe sisik digambar dan diberi keterangan. Kemudian ekor juga digambar dan ditentukan tipe ekornya. Morfologi ikan digambar dan diberi keterangan. Lalu, ikan dibedah mulai dari insang, kemudian melintang sampai bagian perut bawah. Pembedahan harus dilakukan secara hati-hati supaya organ dalam ikan tidak ikut terpotong. Setelah bagian dalam ikan terbuka, diamati dan digambar serta diberi keterangan.

2.2.2. Pengamatan morfologi dan anatomi ikan mas

Ikan mas yang masih hidup dibius dengan kloroform. Sisiknya diambil, kemudian diamati tipe sisiknya dengan menggunakan mikroskop. Tipe sisik digambar dan diberi keterangan. Kemudian ekor juga digambar dan ditentukan tipe ekornya. Morfologi ikan digambar dan diberi keterangan. Lalu, ikan dibedah mulai dari insang, kemudian melintang sampai bagian perut bawah. Pembedahan harus dilakukan secara hati-hati supaya organ dalam ikan tidak ikut terpotong. Setelah bagian dalam ikan terbuka, diamati dan digambar serta diberi keterangan.

2.2.3. Pengamatan anatomi katak

Katak yang masih hidup dibius menggunakan kloroform. Katak tersebut dibaringkan telentang. Keempat kaki katak direntangkan dan diberi paku pines. Kulit katak dihilangkan untuk memeudahkan pembedahan. Pembedahan harus dilakukan hati-hati agar organ dalamnya tidak ikut terpotong. Setelah bagian dalam katak terbuka, diamati dan digambar serta diberi keterangan.

2.2.4. Pengamatan morfologi udang (Crustacea)

Udang yang masih hidup dibius menggunakan kloroform. Bentuk tubuh udang diamati kemudian digambar dan diberi keterangan.

2.2.5. Pengamatan morfologi kerang (Lamellibranchiata)

Cangkang kerang dibuka. Bagian dalam cangkang diamati, kemudian digambar dan diberi keterangan.

3. HASIL PENGAMATAN

No.GambarKeterangan

1.Inspectio ikan

Ikan mujair

Ikan mas1. Caput

2. Truncus

3. Rima oris

4. Organon visus

5. Pinna thoracales

6. Squama

7. Anus

8. Pinna abdominalis

9. Pinna dorsalis

10. Pinna analis

11. Pinna caudalis

12. Fovean nasalis

2.Morfologi undang

1. Cephalotorax

2. Abdomen

3. Ekor

4. Pereiopoda

5. Pleopoda

6. Rostrum

7. Antenule

8. Antena

9. Schaphocerit

10. Maxiliped

11. Pinch

12. Uropoda

13. Telson

14. Eye

3.Morfologi kerang

1. Cangkang

2. Engsel

3. Insang

4. Kaki

4.Sisik ikan

Ikan mujair ikan mas1. Ikan mujair

Tipe : ganoid

Perbesaran : 10x10

2. Ikan mas

Tipe : ctenoid

Perbesaran : 10 x 10

5.Ekor ikan

Ikan mujair ikan mas1. Ikan mujair

Tipe : protocercal

2. Ikan mas

Tipe : homocercal

6.

1. Ren

2. Pneumatocyst

3. Lien

4. Branchia

5. Cor

6. Hepar

7. Gonade

8. Ventriculus

9. Intestinum

10. Anus

7.Anatomi katak1. Jantung

2. Paru-paru

3. Hepar

4. Lambung

5. Ginjal

6. Empedu

7. Usus

8. Kloaka

4. PEMBAHASAN

4.1. Morfologi udang (Crustacea)

Udang yang dipakai dalam praktikum ini adalah udang galah. Udang ini memiliki tubuh yang cukup besar, yaitu sekitar 13 cm panjangnya. Oleh sebab itu, udang ini mudah diamati. Tubuh udang tersebut beruas-ruas, sehingga udang masuk dalam filum Arthropoda.Karena tidak memiliki tulang belakang, udang termasuk vertebrata. Udang memiliki rangka luar yang agak tipis dan keras. Rangka luar ini terbuat dari kitin dan mungkin menjadi keras karena mengandung kapur (Green et al., 1988).

Tubuh udang terdiri dari 2 bagian pokok. Bagian pertama yaitu kepala dan dada yang menyatu (cephalothorax). Bagian yang ke-2 yaitu perut (abdomen) (Kimball, 1994).

Pada bagian kepala terdapat 6 ruas. Ruas pertama terdapat sepasang mata yang bertangkai dan dapat digerakkan. Mata ini berfungsi sebagai alat sensor. Ruas ke-2 terdapat antena ke-1 yang bercabang. Antena ini berfungsi sebagai alat sensor (peraba) dan keseimbangan. Ruas ke-3 terdapat antena ke-2 yang panjang, antena ini berfungsi sebagai alat sensor. Ruas ke-4 terdapat mandibula yang berfungsi untuk menghancurkan makanan. Ruas ke-5 terdapat maksila ke-1. Ruas ke-6 terdapat maksila ke-2. Maksila ke-1 dan ke-2 berfungsi untuk melalukan makanan ke mulut dan mengeluarkan air dari lubang respirasi.

Pada bagian dada tediri dari 8 ruas, yaitu mulai ruas ke-7 sampai ruas ke-14. Ruas ke-7 terdapat maxilliped ke-1. Ruas ke-8 terdapat maxilliped ke-2. Ruas ke-9 terdapat maxilliped ke-3. Maxilliped ke-1, ke-2, dan ke-3 berfungsi sebagai alat sensor dan melalukan makanan ke mulut. Ruas ke-10 terdapat chelipeds (kaki capit) yang berfungsi untuk melukai dan bertahan dari musuh. Ruas ke-11 sampai ruas ke-14 terdapat kaki jalan (pereiopoda) yang berfungsi dalam pergerakan dan untuk merebut mangsa yang kecil (Green et al., 1988).

Bagian kepala-dada dilindungi oleh kulit keras. Kulit ini disebut karapaks. Pada udang ujung karapaks memiliki tonjolan runcing bergerigi. (Kimball, 1994).

Bagian perut udang jantan terdapat appendage yang digunakan untuk memindahka sperma pada saat berpasangan. Selain itu, bagian perut udang, baik jantan maupun betina, terdapat 4 pasang kaki renang yang digunakan untuk berenang maju atau ke depan. Pada udang betina, kaki renang ini juga berfungsi untuk melekatkan telur selama dierami. Bagian perut udang juga terdapat uropoda (kaki kipas) dan telson (ujung ekor) yang berfungsi untuk berenang mundur (Green et al., 1988).

4.2. Morfologi kerang (Lamellibranchiata)

Habitat kerang adalah di laut. Pada percobaan ini, kerang yang digunakan terlalu kecil sehingga pengamatan sulit dilakukan. Selain itu, kerang tersebut tidak mau membuka cangkangnya sehingga perlu direbus dahulu. Kerang termasuk dalam kelas Lamellibranchiata (lamella = lembaran, branchia = insang) karena insangnya berbentuk lembaran (Johnson et al., 1982).

Kerang termasuk hewan invertebrata karena tidak memiliki tulang belakang. Kerang memiliki 2 cangkang yang setangkup. Cangkang ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam kerang yang lunak. Kedua cangkang diikat dengan jaringan ikat yang berfungsi sebagai engsel. Engsel ini berfungsi seperti engsel pintu. Umur kerang dapat ditentukan dari garis pertumbuhan melengkung yang terdapat pada permukaan luar cangkang (Johnson et al., 1982).

Cangkang kerang tersusun dari 3 lapisan yaitu :

1. Periostrakum merupakan lapisan terluar dan terbentuk dari zat kitin. Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung. Lapisan ini dibentuk oleh ujung mantel.

2. Lapisan prisma merupakan lapisan kedua yang tersusun dari kristal-kristal kalsit berbentuk prisma. Lapisan ini dibentuk oleh ujung mantel.

3. Lapisan nakre merupakan lapisan induk mutiara yang tersusun dari lapisan-lapisan tipis paralel dari kalsit (karbonat). Lapisan ini dibentuk oleh seluruh permukaan luar mantel kerang.

(Campbell, 2003).

Kaki kerang berbentuk pipih seperti kapak pipih. Kaki ini dijulurkan keluar. Karena berkaki pipih, kerang sering disebut Pelecypoda. Kaki terletak di bagian tengah tubuh di antara insang (Johnson et al., 1982).

4.3. Morfologi ikan mujahir (Tilapia mossambica)

Ikan mujair termasuk ke dalam hewan vertebrata. Hal ini disebabkan karena ikan ini memiliki tulang belakang. Ikan ini melakukan respirasi dengan menggunakan insang (Kimball, 1994).

Ketika melakukan pengamatan morfologi ikan mujair, dapat diketahui bahwa bentuk tubuh ikan yang kami amati ini pipih atau compress dan berwarna abu-abu. Sisiknya berukuran kecil dengan tipe sisik ctenoid (tipe sisik sisir). Letak mulutnya di terminal atau pada ujung tubuh. Mulutnya agak besar dengan gigi yang berukuran kecil. Posisi sisik perut terhadap sisik dadanya adalah thoracic. Garis rusuknya (linea lateralis) tidak sempurna (Sugiarto, 1986).

Tubuh ikan ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada bagian kepala (caput) terdapat celah mulut (rima oris), cekung hidung (fovean nasalis), alat penglihatan (organon visus), tutup insang (apparatus opercularis).

Celah mulut (rima oris) terletak pada ujung tubuh ikan. Celah mulut ini berfungsi sebagai tempat masuknya air dan makanan. Cekung hidung (fovean nasalis) berjumlah 1 pasang dan bentuknya cekung di bagian dorsal mulut. Cekung hidung ini berfungsi sebagai tempat berakhirnya fila olfactoria (sebagai indera pembau). Alat penglihatan (organon visus) ikan ini berjumlah 1 pasang. Letaknya di bagian atas kepala ikan.

Tutup insang (apparatus opercularis) ikan ini juga berjumlah 1 pasang terletak di kanan dan kiri bagian belakang kepala ikan. Bentuk tutup insang ini adalah setengah bulatan. Tutup insang terdiri dari operculum, membrana branchiostegalis, radii branchiostegii. Operculum dapat terbagi menjadi operculum os operculare, operculum pracoperculare, operculum os suboperculare, operculum os interoperculare.

Badan ikan terdiri dari sisik (squama), linea lateralis, porus urogenitalis, sirip dada (pinna pectoralis), sirip perut (pinna abdominalis), sirip belakang (pinna anilis), sirip punggung (pinna dorsalis). Sisik ikan mujair termasuk tipe ctenoid. Tipe ini berbentuk seperti tipe sikloid, hanya di bagian sisik yang tertutup mengandung duri. Menurut Hadiwiyoto (1993), sisik merupakan bagian terluar lapisan ikan yang tipis. Sisik ikan mengeluarkan lendir dan bersifat impermiabel terhadap mikroorganisme dan senyawa-senyawa yang larut dalam air. Gurat sisi (linea lateralis) terdapat pada sisi lateral badan ikan, memanjang mulai dari ujung kepala sampai pangkal ekor. Gurat sisi digunakan untuk mengatur keseimbangan ikan. Porus urogenitalis merupakan muara bersama antara anus, saluran kelamin, dan saluran kencing. Sirip ikan berfungsi sebagai alat untuk berenang.

Begian ekor ikan ini (cauda) terdapat sirip ekor yang disebut pinna caudalis. Sirip ekor ikan ini termasuk tipe homocercal. Tipe ini memiliki struktur khusus, yaitu bagian dalam dan bagian luarnya memiliki bentuk simetri.

4.4. Morfologi ikan mas

Ikan mas termasuk ke dalam hewan vertebrata. Hal ini disebabkan karena ikan ini memiliki tulang belakang. Ikan ini melakukan respirasi dengan menggunakan insang (Kimball, 1994).

Ketika melakukan pengamatan morfologi ikan mas, dapat diketahui bahwa bentuk tubuh ikan yang kami amati ini pipih atau compress dan berwarna oranye kemerahan. Tipe sisiknya adalah tipe sisik ganoid. Letak mulutnya di terminal atau pada ujung tubuh. Mulutnya agak besar dengan gigi yang berukuran kecil. Posisi sisik perut terhadap sisik dadanya adalah thoracic. Garis rusuknya (linea lateralis) tidak sempurna (Sugiarto, 1986).

Tubuh ikan ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada bagian kepala (caput) terdapat celah mulut (rima oris), cekung hidung (fovean nasalis), alat penglihatan (organon visus), tutup insang (apparatus opercularis). Celah mulut (rima oris) terletak pada ujung tubuh ikan. Celah mulut ini berfungsi sebagai tempat masuknya air dan makanan. Cekung hidung (fovean nasalis) berjumlah 1 pasang dan bentuknya cekung di bagian dorsal mulut. Cekung hidung ini berfungsi sebagai tempat berakhirnya fila olfactoria (sebagai indera pembau). Alat penglihatan (organon visus) ikan ini berjumlah 1 pasang. Letaknya di bagian atas kepala ikan.

Tutup insang (apparatus opercularis) ikan ini juga berjumlah 1 pasang terletak di kanan dan kiri bagian belakang kepala ikan. Bentuk tutup insang ini adalah setengah bulatan. Tutup insang terdiri dari operculum, membrana branchiostegalis, radii branchiostegii. Operculum dapat terbagi menjadi operculum os operculare, operculum pracoperculare, operculum os suboperculare, operculum os interoperculare.

Badan ikan terdiri dari sisik (squama), linea lateralis, porus urogenitalis, sirip dada (pinna pectoralis), sirip perut (pinna abdominalis), sirip belakang (pinna anilis), sirip punggung (pinna dorsalis). Sisik ikan mas termasuk tipe ganoid. Tipe ini berbentuk seperti belah ketupat / ramboid. Menurut Hadiwiyoto (1993), sisik merupakan bagian terluar lapisan ikan yang tipis. Sisik ikan mengeluarkan lendir dan bersifat impermiabel terhadap mikroorganisme dan senyawa-senyawa yang larut dalam air. Gurat sisi (linea lateralis) terdapat pada sisi lateral badan ikan, memanjang mulai dari ujung kepala sampai pangkal ekor. Gurat sisi digunakan untuk mengatur keseimbangan ikan. Porus urogenitalis merupakan muara bersama antara anus, saluran kelamin, dan saluran kencing. Sirip ikan berfungsi sebagai alat untuk berenang.

Begian ekor ikan ini (cauda) terdapat sirip ekor yang disebut pinna caudalis. Sirip ekor ikan ini termasuk tipe heterocercal. Tipe ini memiliki struktur khusus, yaitu bagian dalam dan bagian luarnya memiliki bentuk asimetri.

4.5. Anatomi ikan

Untuk mengamati anatomi ikan, kami membedah tubuh ikan secara melintang, mulai dari insang sampai bagian perut bawah. Bagian dalam ikan dapat terlihat setelah pembedahan dilakukan. Bagian dalam ikan yang terlihat, yaitu: ren (ginjal), pneumatocyst (gelembung renang), lien (limpa), branchia (insang), cor (jantung), hepar (hati), gonade (kelenjar kelamin), Lambung, ,intestinum, anus (Suripto, 1992).

Gelembung renang (pneumatocyst) yang kami amati berwarna putih. Gelembung renang merupakan alat pernapasan ikan yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan oksigen dan digunakan untuk mengatur berat tubuh ikan sehingga dapat bergerak dengan mudah dalam air (Murtadja, 1992).

Insang (branchia) terdapat pada bagian eranial. Insang berfungsi untuk alat respirasi pada ikan. Bentuk insang yaitu berlapis-lapis dan setengah lingkaran. Insang ini terletak pada bagian belakang caput di sebelah kanan-kiri. Kelenjar kelamin (Gonade) juga terdapat pada bagian dalam ikan ini. Pada hewan jantan, kelenjar kelamin dinamakan testis. Pada hewan betina, kelenjar kelamin dinamakan ovarium.

Selain itu, kami juga mengamati adanya intestinum pada ikan mujair ini. Intestinum bermuara pada anus. Fungsi dari intestinum adalah sebagai alat pencernaan, transpor, dan absorbsi (Suripto, 1992).

Menurut Murtadja (1992), insang (Tilapia mossambica) berjumlah 4 pasang dan dilindungi oleh tutup insang (apparatus opercularis). Insang (branchia) berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida / sebagai alat pernapasan ikan. (Sumanto, 1992).

Jantung (cor) pada ikan mujahir (Tilapia mossambica) berwarna coklat tua. Jantung terletak di ventro caudal insang agak ke kanan dan diselimuti oleh pericardium. Jantung pada ikan memiliki fungsi, yaitu untuk memompa darah ke seluruh tubuh ikan (Suripto, 1992).

Jantung ikan terdiri dari 2 ruang yaitu 1 serambi dan 1 bilik. Antara serambi dan bilik terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah satu arah dari serambi ke bilik. Peredaran darah ikan merupakan peredaran darah tunggal karena hanya melewati jantung 1 kali. Peredaran darah ikan termasuk peredaran darah tertutup. Hal ini disebabkan karena darah yang beredar melewati pembuluh darah (Campbell, 2003).

Hati (hepar) teretak di bagian depan rongga badan di belakang jantung dan meluas mengelilingi usus. Fungsi hati pada ikan adalah untuk menghasilkan empedu dan untuk menawarkan racun yang masuk ke tubuh (Campbell, 2003).

Menurut Ritchie et al. (1983), kelenjar kelamin (gonade) digunakan untuk menghasilkan sel telur atau sperma. Pada ikan biasanya melakukan fertilisasi secara eksternal, yaitu di luar tubuh induk betina. Ada beberapa organ dalam ikan mujair yang belum disebutkan. Organ-organ tersebut adalah kantung empedu (vesica fellea) dan ventriculus. Kami tidak dapat mengamati organ-organ tersebut karena letaknya tertutup oleh organ yang lain, sehingga sukar diamati.

4.6. Anatomi katak (Rana sp)

Pengamatan yang terakhir adalah anatomi katak. Katak merupakan hewan amphibi yang dapat hidup di darat dan di air. Katak yang kami amati tidak berukuran besar, sehingga kami sulit dalam melakukan pengamatan. (Campbell, 2003).

Sebelum dibedah, kami mengambil bagian kulit dada katak. Pengambilan kulit dan pembedahan harus dilakukan secara hati-hati. Hal ini bertujuan agar pembuluh darah tidak ikut terbedah dan darah tidak keluar. Apabila darah keluar dari pembuluh darah, maka akan sulit dalam melakukan pengamatan. Hal ini menyebabkan warna organ dalam katak menjadi tertutupi oleh warna darah. Setelah katak dibedah, kami mengamati adanya organ-organ seperti jantung (cor), paru-paru (pulmo), hati (hepar), lambung (ventriculus), ginjal (ren), empedu (vesica fellea), usus (intestinum), dan kloaka. Kami tidak dapat mengamati organ dalam katak yang lain, seperti gonade dan muara gonade karena katak yang kami amati kecil (Suripto, 1992).

Jantung (Cor) katak dibungkus oleh selaput jantung yang disebut perikardium. Jantung katak yang kami amati ini masih berdetak karena katak masih hidup. Jantung ini berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantungnya terdiri dari 3 ruang, yaitu serambi kanan dan kiri, serta 1 bilik. Sistem peredaran darah katak termasuk sistem peredaran darah tertutup dan ganda (Campbell, 2003).

Paru-paru (pulmo) pada katak yang kami amati berwarna merah tua. Paru-paru berfungsi sebagai alat pernafasan. Katak yang kami amati termasuk katak dewasa, karena pada saat berudu,\ katak bernapas dengan insang. Paru-paru pada katak ada 2, yaitu terdiri dari paru-paru kanan dan kiri. Paru-paru ini berupa gelembung-gelembung alveolus yang berdinding tipis dan mengandung banyak kapiler darah. Fungsinya sebagai tempat pertukaran gas. Oksigen diserap dan karbondioksida serta uap air dikeluarkan (Green et al., 1988).

Hati (hepar) pada katak (Rana sp) berwarna coklat tua. Hati terletak tepat di bawah paru-paru. Fungsi hati adalah untuk menghasilkan empedu. Kantung empedu (vesica fellea) pada katak berwarna oranye. Letaknya di bawah hati (hepar) sebelah kiri (Suripto, 1992).

Lambung (ventriculus) pada katak yang kami amati berukuran kecil. Hal ini mungkin disebabkan karena katak belum mencerna makanan pada saat dilakukan pengamatan. Lambung katak berwarna merah muda. Lambung ini berfungsi untuk mencerna makanan yang masuk (Campbell, 2003).

Ginjal (ren) pada katak ada 2 buah. Warnanya merah tua dan letaknya di antara usus besar. Ginjal ini berfungsi untuk menyaring darah menjadi urin. Empedu (vesica fellea) pada katak berfungsi untuk menampung dan menyimpan bilius, serta mencurahkannya keusus bila diperllukan.

Usus (intestinum) katak ada 2, yaitu usus besar dan usus halus. Intestinum crasum (usus besar) berukuran lebih besar daripada usus halus dan berwarna agak abu-abu. Usus besar berakhir pada rektum dan bermuara di kloaka. Intestinum tenue (usus halus), dibedakan menjadi 3, yaitu : duodenum, jejunum (berisi makanan halus), dan ileum (usus gulung). Usus berfungsi sebagai organ pencernaan. Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sini sari-sari makanan diserap. Selanjutnya sisa makanan didorong keluar melalui kloaka (Suripto, 1992).

4.7. Metamorfosis katak

Menurut evolusionis, kehidupan binatang dimulai dari laut dan jenis-jenis binatang yang pertama hidup di darat adalah binatang amphibi. Kata amphibian digunakan untuk menunjuk sesuatu yang memerlukan waktu di darat dan di air. Contoh binatang amfibi adalah katak, salamander, kadal air, dan sebagainya.

Pada mulanya telur katak berkembang menjadi kecebong. Kecebong ini memiliki insang sehingga ia bisa mendapatkan oksigen dari air, sebagaimana yang terjadi pada ikan. Bila kecebong mulai berubah menjadi katak, insang hilang dan paru-paru muncul dari tempat yang sama sekali berbeda sebagaimana yang terjadi dengan kaki. Paru-paru dan kaki tidak terjadi atas hasil evolusi dari insang dan sirip-sirip yang sebelumnya ada, tetapi kita katakan berbentuk dari sesuatu yang baru atau dari sesuatu yang asli.

Katak adalah ciptaan yang luar biasa, dengan kaki belakang yang sangat panjang yang didesain untuk meloncat dan melimpat. Dengan suatu struktur yang luar biasa seperti itu, ilmuwan berharap untuk menemukan fosil antara jika memang struktur ini berevolusi berjuta-juta tahun, tetapi fosil antara tersebut tidak pernah ditemukan. Rekaman fosil menyatakan bahwa katak adalah selalu katak. (http://www1.bpkpenabur.or.id/jelajah/07/ biologi2.htm)

5. KESIMPULAN Kerang dan udang merupakan hewan invertebrata (tak bertulang belakang).

Kerang dan udang tidak memiliki rangka dalam.

Peredaran darah kerang dan udang adalah peredaran darah terbuka.

Dalam klasifikasi makhluk hidup, udang termasuk filum Arthropoda karena tubuhnya beruas-ruas dan kelasnya adalah Crustacea.

Udang dapat hidup di air laut. Udang melakukan pernafasan dengan menggunakan insang.

Tubuh udang terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu kepala-dada (chephalothorax) yang memiliki 14 ruas dan perut (abdomen) yang memilliki 6 ruas. Udang memiliki 5 pasang kaki jalan (pereiopoda) dan 5 pasang kaki renang (pleopoda). Selain itu, udang mempunyai antena yang berfungsi sebagai alat sensor, peraba, dan keseimbangan.

Dalam klasifikasi makhluk hidup, kerang termasuk filum mollusca (hewan lunak) dan kelas lamellibranchiata karena insangnya berupa lembaran-lembaran.

Kerang dapat hidup di air laut. Kerang melakukan pernafasan dengan menggunakan insang.

Kerang memiliki 2 cangkang setangkup yang melindungi bagian tubuhnya yang lunak.

Kerang terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan kitin, lapisan prisma, dan lapisan mutiara.

Ikan mujair, ikan mas, dan katak merupakan hewan vertebrata (bertulang belakang).

Ikan mujair, ikan mas, dan katak tidak memiliki rangka luar.

Peredaran darah ikan mujair, ikan mas, dan katak adalah peredaran darah tertutup.

Dalam klasifikasi makhluk hidup, ikan mujair dan ikan mas termasuk filum Pisces.

Ikan hidup di air tawar dan bernapas dengan insang.

Tubuh ikan terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda).

Ikan memiliki tutup insang (apparatus opercularis) dan gelembung renang (pneumatocyst) sebagai bagian dari alat pernafasan.

Tipe sisik ikan mujahir adalah ctenoid

Tipe sirip ekor ikan mujahir adalah tipe homocercal.

Tipe sisik ikan mas adalah ganoid

Tipe sirip ekor ikan mas adalah tipe protocercal.

Dalam kalasifikasi makhluk hidup, katak termasuk filum Amphibi.

Katak dapat hidup di darat dan di air.

Katak dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit.

6. DAFTAR PUSTAKA

Brum, G ; L. Mc. Kane & G. Karp. (1994). Biology Exploring Life Second Edition. John Willy & Sons, Inc. Toronto - Canada.

Campbell, N. A. (2003). Biologi. Erlangga. Jakarta.

Green, N.P.O. ; G.W Stout & D.J Taylor. (1988). Biological Science 1. Cambridge University Press. New York.

Hadiwiyono, S. (1993). Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Liberty. Jakarta.

http://www1.bpkpenabur.or.id/jelajah/07/biologi2.htmJohnson, K.D.; R. David & W. Hale. (1982). Biologi an Introduction. The Benjamin Publishing Company, Inc. California.

Kimball, J.W. (1994). Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Murtadja, B. (1992). Biologi Jilid 2. Aneka Ilmu. Semarang.

Ritchie, D & R. Carola. (1998). Biology Second Edition. Adition Wesley Publishing Company. Massachusette.

Sugiarto. (1986). Teknik Pembenihan Ikan Mujahir dan Nila. CV. Simplex. Jakarta.

Sumanto, F. (1992). Biologi 2. Widya Utama. Jakarta.

Suripto. (1992). Anatomi Ikan, Katak, Kadal, Merpati, dan Marmut. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

7. LAMPIRAN

7.1. Laporan Sementara

7.2. Artikel

AMPHIBI

Evolusionis percaya bahwa kehidupan binatang dimulai dari laut. Mereka percaya bahwa jenis-jenis binatang yang pertama hidup di darat adalah binatang amphibi. Kata amphibian digunakan untuk menunjuk sesuatu yang memerlukan waktu di darat dan di air. Binatang-binatang amphibi modern yang dikenal saat ini adalah katak, kadal air, dan salamander. Ciptaan ini senang hidup di dekat air, dan induknya meletakkan telor-telornya di dalam air di mana mereka mengerami sampai menjadi larva.

Metamorfose dari katak

Kita mengenal katak atau juga mengenal kecebong. Pada tahap ini, anak katak memiliki insang untuk bernafas seperti ikan. Ia berenang karena hidup di air. Kemudian pada waktu tertentu, insang tidak terlihat lagi dan tumbuh paru-paru, kaki depan dan kaki yang tersembunyi mulai membentuk dan kecebong tumbuh menjadi seekor katak. Proses ini disebut metamorfose (suatu perubahan bentuk fisik).

Banyak orang percaya bahwa metamorfosis merupakan fakta evolusi, yaitu suatu kecebong yang berenang berevolusi menjadi suatu binatang yang memiliki kaki dan sebagian besar waktunya berada di darat. Kenyataannya proses metamorfose adalah suatu yang membingungkan bagi evolusionis.

Terdapat hal-hal yang bertentangan dengan penjelasan yang didasarkan atas evolusi. Selama metamorfose, sirip-sirip yang tidak berevolusi menjadi kaki dan telapak, dan insang tidak berevolusi menjadi paru-paru. Semua informasi atau perintah untuk membentuk kecebong atau katak dewasa berada dalam kesuburan telor katak, dan tidak ada hal terjadi secara kebetulan melalui keberadaan mutasi.

Kenyataannya, jika mutasi berlangsung di dalam telur, kecebong mati, atau menghasilkan suatu katak yang cacat. Mari kita mengamati metamorfose ini!

Pada mulanya telor berkembang menjadi kecebong. Kecebong ini memiliki insang sehingga ia bisa mendapatkan oksigen dari air, sebagaimana yang terjadi pada ikan. Bila kecebong mulai berubah menjadi katak, insang hilang dan paru-paru muncul dari tempat yang sama sekali berbeda sebagaimana yang terjadi dengan kaki.

Paru-paru dan kaki tidak terjadi atau hasil evolusi dari insang dan sirip-sirip yang sebelumnya ada, tetapi kita katakan berbentuk dari sesuatu yang baru atau dari sesuatu yang asli.

Teori evolusi dihadapkan dengan suatu binatang yang hidup dan berenang di dalam air, yang mendapatkan oksigen dari air melalui insangnya. Kemudian tiba-tiba ciptaan lama menghilang dan binatang memiliki tulang-tulang, tinggal di luar, di daratan (untuk sebagian besar hidupnya) dan secara menakjubkan memiliki satu set paru-paru untuk bernafas di udara, suatu ciptaan yang tidak mengisyaratkan keadaan tetap di dalam struktur kecebong. Bagaimana seekor binatang yang dibuat untuk hidup di air berubah menjadi seekor binatang yang hidup dan bernafas di luar air, dengan kaki dan telapaknya, sedang pada saat yang sama bertahan terhadap semua karakteristik bentuk yang terdahulu? Jika ini telah berevolusi ke dalam katak, bagaimana gen-nya yang memiliki sifat berbiak "mengingat" bagaimana menjadi kecebong? Bagaimana hal itu kemudian berevolusi menjadi kaki-kaki dan pada saat yang sama hidup dan berenang di dalam air? Mengapa hal itu kemudian berevolusi menjadi paru-paru, bila insang bekerja dengan sempurna untuk mendapatkan oksigen dalam air? Apa keuntungannya bagi seekor kecebong memulai berevolusi dengan kaki dan telapak kaki? Bagaimana segala sesuatu mengambil waktu secara sempurna sehingga ciptaan pada suatu waktu yang tepat mengalami kejadian menjadi seekor kecebong dan pada hal lain dalam waktu yang tepat pula ia mengalami perubahan menjadi katak?

Metamorfose adalah fakta dari suatu kompleksitas di mana hanya Perancang yang tidak terbatas yang dapat menjelaskan. Katak telah terbawa menurut jenisnya sejak enam hari penciptaan, Allah telah memilih suatu cara unik yang sangat menarik untuk menyelesaikan Asal Usul Binatang Amphibi.

Dengan apa evolusionis mempercayai binatang amphibi berevolusi? Evolusionis percaya bahwa ikan berevolusi menjadi binatang amphibi. Mereka percaya bahwa lebih dari 400 juta tahun yang lalu seekor ikan mulai merangkak keluar dari air menuju darat, dan secara perlahan berevolusi menjadi seekor amphibian. Sebagian besar perubahan yang terjadi pada ciptaan direncanakan seluruhnya saat berada di air, agar menyesuaikan dirinya ke dalam suatu ciptaan yang sebagiann besar waktunya ada di darat.

Sirip-sirip harus berevolusi menjadi telapak dan kaki, contohnya sebagaimana dimiliki salamander. Juga paru-paru harus berkembang dan hal-hal lain harus berubah. Kita perlu melihat suatu bentuk-bentuk seri transisional dalam rekaman fosil yang mana diduga menunjukkan perubahan secara berangsur-angsur berubah menjadi kaki dan telapak kaki, sehingga mendukung evolusi.

Evolusionis percaya suatu ikan berevolusi menjadi binatang amphibi lebih dari jutaan tahun sehingga sangat logis untuk menganggap bahwa beberapa milyard binatang antara tersebut harus hidup dan mati selama tahun-tahun antara tersebut. Jelasnya para ilmuwan harus mampu mendapatkan ribuan fosil antara yang dapat menunjukkan kenyataan perubahan tersebut, misalnya 95% sirip, 5% kaki dan telapak kaki, 80% sirip, 20% kaki dan telapak kaki, 50% sirip dan 50% kaki dan telapak kaki, dan seterusnya.

Duane T. Gish, Ph.D menyatakan bahwa ia memiliki banyak fosil dari salah satu macam ikan yang diyakini sebagai nenek moyang dari binatang amphibi. Fosil tersebut 100% ikan dengan satu set sirip yang indah, yang didesain untuk keseimbangan, mengemudi dan bergerak di dalam air. Ia memilki fosil dari apa yang diyakini evolusionis sebagai binatang amphibi yang paling tua yang pernah ditemukan. Fosil binatang amphibi ini tidak menunjukkan kaki yang hanya sebagian, telapak kaki yang hanya sebagian, dan sebagian lagi merupakan sirip. Fosil ini merupakan 100% kaki dan telapak kaki, macam kaki dan telapak kaki yang didapat pada semua binatang amphibi layaknya.

Tidak seorang pun pernah mendapatkan suatu fosil antara tunggal dengan sirip sebagian, sebagian telapak kaki dan kaki. Bila evolusi benar, ilmuwan seharusnya mampu mendapatkan banyak, beribu-ribu fosil antara. Tetapi secara absolut satu pun tidak ditemukan.

Katak adalah ciptaan yang luar biasa, dengan kaki belakang yang sangat panjang yang didesain untuk meloncat dan melimpat. Dengan suatu struktur yang luar biasa seperti itu, ilmuwan berharap untuk menemukan fosil antara jika memang struktur ini berevolusi berjuta-juta tahun, tetapi fosil antara tersebut tidak pernah ditemukan. Rekaman fosil menyatakan bahwa katak adalah selalu katak. Sebagaimana menjadi pemikiran kreasionis, katak tampak dalam rekaman fosil secara penuh berbentuk benar sejak awalnya, dan hal itulah yang benar bagi binatang amphibi yang lain.