membaca i hakekat membaca -...

154
Membaca I HAKEKAT MEMBACA Drs.Kholid A.Harras Pendahuluan Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih pada era informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Membaca juaga merupakan sebuah jembatan bagi siapa saja dan di mana saja yang berkeinginan merih kemajuan dan kesuksesan, baik di lingkungan dunia persekolahan maupun di dunia pekerjaan. Oleh karena itu para pakar sepakat bahwa kemahiran membaca membaca (reading literacy) merupakan conditio sine quanon (prsayarat mutlak) bagi setiap insan yang ingin beroleh kemajuan. Meskipun demikian untuk memperoleh kemahiran membaca yang layak bukanlah perkara yang gampang. Mengapa demikian? Salah satu jawabannya karena faktor-faktor yang melingkupinya sangat kompleks. Atau dengan perkataan lain banyak hal yang mempengaruhi terwujudnya salah satu aspek keterampilan berbahasa tersebut. Apa sesungguhnya peranan membaca dalam kehidupan itu? Apa pengertian dan hakikat membaca itu? Unsur-unsur apa saja yang terlibat dalam setiap kegiatan atau proses membaca itu? Kemudian faktor-faktor apa yang mempengaruhi kemampuan membaca seseorang? Serta bagaimana supaya meningkatkan minat baca kepada para siswa kita. Lewat modul 1 ini kita akan mencoba membongkar seputar persoalan tersebut. Dengan demikian setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas seputar hal-ihwal membaca sebagaimana dikemukakan diatas. Secara lebih rinci yakni Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan peranan, pengertian dan proses membaca, 2. menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, 3. menjelaskan upaya meningkatkan minat baca. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam mepelajari modul ini Anda disarankan untuk memulai membaca setiap konsep, definisi, uraian dan contoh yang terdapat pada bagian awal setiap kegiatan belajar. Jika anda menemukan kata atau istilah-istilah yang sulit silahkan Anda buka bagian glosarium. Jika Anda telah memahami bagian tersebut, kerjakan bagian latihan dengan penuh kesungguhan. Usahakan anda jangan dulu melihat rambu-rambu jawaban sebelum Anda kerjakan selurun bagian latihan tersebut. Jika Anda belum berhasil menjawab dengan benar semua soal latihan perhatikan baik-baik sekali lagi petunjuk jawaban latihan. Jika Anda menganggap perlu, silahkan baca kembali konsep, uraian dan contoh sehubungan jawaban latihan ini. Akan tetapi jika Anda telah berhasil menjawab sebagian besar soal latihan tersebut silahkan Anda lanjutkan mengerjakan tes formatif.

Upload: duongbao

Post on 26-Apr-2019

290 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

HAKEKAT MEMBACA

Drs.Kholid A.Harras

Pendahuluan

Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih pada era informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Membaca juaga merupakan sebuah jembatan bagi siapa saja dan di mana saja yang berkeinginan merih kemajuan dan kesuksesan, baik di lingkungan dunia persekolahan maupun di dunia pekerjaan. Oleh karena itu para pakar sepakat bahwa kemahiran membaca membaca (reading literacy) merupakan conditio sine quanon (prsayarat mutlak) bagi setiap insan yang ingin beroleh kemajuan. Meskipun demikian untuk memperoleh kemahiran membaca yang layak bukanlah perkara yang gampang. Mengapa demikian? Salah satu jawabannya karena faktor-faktor yang melingkupinya sangat kompleks. Atau dengan perkataan lain banyak hal yang mempengaruhi terwujudnya salah satu aspek keterampilan berbahasa tersebut. Apa sesungguhnya peranan membaca dalam kehidupan itu? Apa pengertian dan hakikat membaca itu? Unsur-unsur apa saja yang terlibat dalam setiap kegiatan atau proses membaca itu? Kemudian faktor-faktor apa yang mempengaruhi kemampuan membaca seseorang? Serta bagaimana supaya meningkatkan minat baca kepada para siswa kita. Lewat modul 1 ini kita akan mencoba membongkar seputar persoalan tersebut. Dengan demikian setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas seputar hal-ihwal membaca sebagaimana dikemukakan diatas. Secara lebih rinci yakni Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan peranan, pengertian dan proses membaca,

2. menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca,

3. menjelaskan upaya meningkatkan minat baca.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam mepelajari modul ini Anda disarankan untuk memulai membaca setiap konsep, definisi, uraian dan contoh yang terdapat pada bagian awal setiap kegiatan belajar. Jika anda menemukan kata atau istilah-istilah yang sulit silahkan Anda buka bagian glosarium. Jika Anda telah memahami bagian tersebut, kerjakan bagian latihan dengan penuh kesungguhan. Usahakan anda jangan dulu melihat rambu-rambu jawaban sebelum Anda kerjakan selurun bagian latihan tersebut. Jika Anda belum berhasil menjawab dengan benar semua soal latihan perhatikan baik-baik sekali lagi petunjuk jawaban latihan. Jika Anda menganggap perlu, silahkan baca kembali konsep, uraian dan contoh sehubungan jawaban latihan ini. Akan tetapi jika Anda telah berhasil menjawab sebagian besar soal latihan tersebut silahkan Anda lanjutkan mengerjakan tes formatif.

Page 2: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Dalam mengerjakan tes formatif sebaiknya Anda jawab dahulu semua soal yang ada, baru kemudian Anda mencocokannya dengan kunci jawabannya. Sebelum Anda beralih pada kegiatan belajar selanjutnya Anda harus merasa yakin bahwa Anda telah berhasil memahami seluruh isi kegiatan belajar yang sudah Anda pelajari tersebut serta seluruh latihan-latihannya. Yang perlu Anda catat, bahwa model soal-soal tes formatif yang terdapat dalam setiap kegiatan belajar akan sama dengan model soal-soal yang terdapat pada ujian akhir semester (UAS) mata kuliah ini. Dengan demikian bila Anda sudah terbiasa mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam setiap kegiatan belajar dengan sebaik-baiknya maka Anda akan mempunyai modal yang cukup besar saat menghadapi UAS nanti.

Page 3: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

1 PERANAN, PENGERTIAN DAN PROSES MEMBACA

Peranan Membaca Bahwa membaca memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia tampaknya sudah kita pahami bersama. Meskipun demikian untuk memberikan wawasan serta perspektif yang lebih luas kepada Anda mari kita simak cerita berikut ini. Dalam sebuah kesempatan Prof. Leo fay (1980) mantan presiden IRA (International Reading Asociation) pernah meyakinkan para koleganya dengan sebuah kalimat yang berbunyi, To read is to possess a power for transcending whatever physical human can muster. Kemudian Hartoonian salah seorang politikus AS diwawancarai oleh seorang wartawan ihwal apa yang harus dilakukan bangsa Amerika untuk mempertahankan supremasinya sebagai negara adidaya yang disegani oleh bangsa-bangsa lain di kolong langit ini. Hartoonian menjawab, If me want to be a super power we must have individuals with much higher levels of literacy (jika kita menginginkan menjadi bangsa adidaya kita harus memiliki lebih banyak lagi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam hal litearsi (baca-tulis). Berlebihankah ucapan Leo Fay dan Hartoonian tersebut? Sebagian orang boleh jadi akan menganggapnya demikian. Mungkin mereka akan bertanya apa hubungan membaca dengan kedigjayaan suatu bangsa atau kualitas seorang manusia? Namun hika kita kaji masalah tersebut secara mendalam sesungguhnya ucapan keduanya sangatlah realistis. Mengapa? Sebab bagi masyarakat yang hidup dalam babakan pasca industri, atau yang lazim disebut era sumber daya manusia, atau erasibernatika seperti sekarang ini, kemahiran membaca dan menulis atau yang lazim disebut literacy memang telah dirasakan sebagai conditio sine quanon alias prasyarat mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebagai sebuah bukti, konon para ahli ekonomi telah membuat prakiraan bahwa kehidupan perekonomian mendatang akan menemukan sumber kekuatannya pada kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan suatu sumber daya yang hanya ada pada manusia, yakni daya nalarnya. Sebab daya nalar tersebut merupakan sumber utama yang dimiliki oleh manusia untuk berkreasi dan beradaptasi agar mereka mampu memacu kehidupan dalam jaman teknologi yang semakin canggih dan berkembang ini. Nalar manusia hanya akan berkembang secara maksimal jika ia diasah melalui pendidikan. Dan jantung dari pendidikan adalah kegiatan berliterasi atau kegiatan baca tulis. Dengan demikian dalam konteks perekonomian era pasca industri mendatang, di mana sumber daya manusia (human resources) merupakan tiang penyangga utamanya, kemahiran baca tulis yanglayak merupakan prasyarat mutlak bagi siapa saja dan bangsa mana saja yang memimpin kemajuan dan kejayaan. Tanpa adanya kemahiran tersebut, betapa kaya rayanya sumber daya alam (nature resources) yang dimiliki oleh suatu bangsa misalnya hal itu akan sulit mengangkat

Page 4: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

derajat bangsa tersebut ke pentas percaturan dunia serta dapat diperhitungkan oleh bagnsa-bangsa lain. Kalau kita rajin membolak-balik buku-buku sejarah mengenai pasang surut perjalanan peradaban bangsa-bangsa di dunia ini sesungguhnya penjelasan Leo Fay serta Hartoonian diatas bukan hal yang luar biasa. Hampir semua fakta sejarah membuktikan bahwasannya tidak ada bangsa manapun di dunia ini yang berhasil mencapai puncak-puncak kebudayaannya yang tidak ditopang oleh budaya literasi masyarakatnya. Contoh yang paling actual mengenai fenomena tersebut yakni bangsa Jepang. Sebelum bangsa Jepang melakukan gerakan Restorasi Meiji, di mana mereka melakukan terjemahan besar-besaran terhadap buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi dan mengupayakan budaya baca-tulis kepada masyarakatnya pada sekitar paruh abad ke-18, bangsa Jepang hampir tidak pernah memperhitungkan keberadaannya oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini. Tetapi setelah mereka melakukan gerakan tersebut dan masyarakat telah memiliki tingkat literasi yang merata hanya dalam tempo kurang dari satu abad bangsa Jepang akhirnya muncul sebagai salah satu kekuatan baru yang sangat diperhitungkan keberadaannya sekaligus disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini. Atau sebagian orang menyebutnya Jepang merupakan negara Asia Timur yang menjadi catur (pembicaraan-red) dunia. Ihwal peran literasi sebagai penopang utama kemajuan umat manusia tersebut juga disitir oleh para pakar antropologi budaya. Mereka mengatakan bahwa budaya literasi merupakan sesuatu yang memegang peranan penting dalam merentas kemajuan penghidupan dan ketinggian kebudayaan umat manusia. Oleh karena itu untu mengukur sejauh mana ketinggian peradaban suatu bangsa kita dapat kita dapat melihatnya dari sejauh mana bangsa tersebut pernah mengalami persentuhan dengan aktivitas litersi atau kegiatan baca-tulisnya. Atau tegasnya untuk melihat apakah bangsa itu telah memiliki peradaban yang tinggi, sedang atau primitif kita dapat melihatnya dari aktivitas literasi (baca-tulis) yang dilakukan oleh bangsa tersebut. Semakin tinggi aktivitas literasi suatu bangsa maka secara hipotesis akan semakin tinggi pula tingkat peradaban bangsa tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah aktivitas literasinya maka akan semakin rendah pula tingkat peradaban mereka. Roijakers (1980), salah seorang pakar pendidikan, mengaitkan peranan litersi dengan pengembangan karier seseorang. Menurutnya hanya melalui kegiatan berlitersi yang layaklah orang akan dapat mengembangkan diri dalam bidangnya masing-masing secara maksimal serta akan selalu dapat mengikuti perkembangan baru yang terjadi. Dengan perkataan lain kedudukan kemahiran berliterasi pada abad informasi seperti sekarang ini sesungguhnya serta kesejahteraan penghidupannya. Dalam tulisannya Membaca Cepat Menjawab Tantangan Abad Informasi (1987), Soedarso, menyatakan bahwasanya dengan gencarnya arus informasi seperti sekarang ini tuntutan untuk membaca akan semakin besar pula. Padahal waktu yang tersedia akan semakin terbatas. Oleh karena jika pada zaman ini orang tidak memiliki kemahiran membaca yang layak maka dirinya akan mudah terombang-

Page 5: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

ambingkan, bahkan akan tergilas oleh arus informasi tersebut. Ahmadsslamet Harjasujana (1988) juga menyinggung ihwal peran kemahiran membaca ini sebagai prasyarat bagi bangsa Indonesia untuk dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaannya. Secara lengkap beliau berujar, Jika kita memimpikan Nusantara ini sebagai negara kerta raharja, gemah ripah repah rapih, baldatun toyyibatun wa robbun ghafur, maka rakyat Nusantara dituntut untuk menjadi masyarkat yang literal, yakni masyarakat yang menjadikan aktivitas baca-tulis sebagai bagian dari budaya hidupnya. Mengapa? Karena keterampilan membaca merupakan katalisator atau penghantar yang sangat ampuh untuk mendayagunakan sumberdaya manusia Indoensia yang jumlahnya demikian dahsyat, yang kini belum dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dalam dunia pendidikan kemahiran berliterasi juga merupakan hal yang sangat fundamental. Mengapa demikian? Sebab selain semua proses belajar sesungguhnya didasarkan atas kegiatan membaca dan menulis juga hanya dengan melalui kegiatan literasi membaca dan menuliskan kita dapat menjelajahi luasnya dunia ilmu yang terhampar luas dari berbagai penjuru dunia dan dari berbagai babakan jaman. Menurut William D. Baker bahwa 85% kegiatan belajar di perguruan tinggin meliputi membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu loncatan bagi kebersilan seorang di sekolah dan dalam kehidupan selanjutnya di masyarakat. Mengomentari betapa pentingnya kaitan antara literasi dengan dunia persekolahan tersebut, secara tamsil Andre Morois, salah seorang sastrawan terkenal asal Perancis mengatakan bahwa pada hakekatnya salah satu tugas atau misi penting kehadiran dunia persekolahan dari mulai SD hingga PT/universitas yakni mengantarkan para peserta didiknya agar kelak mereka mampu “membuka pintu perpustakaan” sendiri alias manusia yang mencetak manusia-manusia yang berkebudayaan literasi (baca-tulis). Dan jika dunia sekolah tidak mampu merealisasikan misi tersebut, ujar Moris, maka proses bersekolah pada dasarnya boleh dianggap sebagai hal yang mubazir atau sia-sia. Ihwal peran mebaca dalam konteks dunia pendidikan ini marilah kita simak salah satu bagian lain dari pidato pengukuhan guru besar Prof. Ahmadslamet Harjasujana: “Tujuan Pendidikan Nasional yang telah ditetapkan oleh MPR dan kemudian dituangkan dalam GBHN kita itu sesungguhnya hanya akan tercapai jika masyarakat Indoensia telah berliteral. Sebab hanya masyarakat yang memiliki kebudayaan literatlah atau masyarkat yang melek wacana, yang akan sanggup menyerap dan menganalisis, kemudian membuat sintesis dan evaluasi tentang informasi yang tercetak sebelum dirinya mengambil keputusan menurut kemampuan nalar dan intuisinya. Hanya masyarakat yang literatlah yang mampu menjadi masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi perkerti luhur, berkepribadian, bekerja keras dan berkualitas, tangguh dan bertanggungjawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohaninya”. Kemudian dalam bagian lain dari pidatonya beliau juga menyatakan:

Page 6: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

“Sehubungan hal itu maka program-program pendidikan guru seyogyanya diperpanjang waktunya dan ditingkatkan kualitasnya. Guru yang dapat memberikan bantuan yang tepat dan efektif kepada para siswa yang ditugasi membaca materi untuk bidang studi yang khusus ialahpara guru bidang studi itu sendiri. Oleh karena itu seyogyanya para guru bidang studi perlu membekali diri dengan berbagai kompetensi pengajaran membaca yang relevan jika mereka benar-benar menghendaki anak-anak didik mencapai prestasi yang diharapkan. Itu berarti mata kuliah keterampilan membaca perlu diajarkan kepada seluruh mahasiswa calon guru”. Pengertian dan Proses Membaca Apa yang dimaksud dengan membaca? Jawaban atas pertanyaan tersebut akan sangat luas dan beragam, bergantung dari sudut mana kita hendak meninjaunya. Para pakar hingga saat ini umumnya masih memberikan batasan yang berbeda-beda. Seperti diakui oleh William (1984:2), hingga saat ini menurutnya para pakar masih bersilang pendapat dalam memberikan definisi membaca yang benar-benar akurat. Meskipun demikian menurutnya ada satu yang disepakati oleh seluruh pakar ihwal membaca, yakni bahwasannya unsur yang harus ada dalamsetiap kegiatan membaca yakni pemahaman (understanding). Sebab kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca. Anderson (1972:209) secara singkat dan sederhana mencoba mendefinisikan embaca sebagai proses kegiatan mencocokan huruf atau melafalkan lambing-lambang bahasa tulis atau reading is a recording and decoding process. Tetapkah pengertian membaca seperti itu? Jawabannya bisa ya bisa juga tidak. Bagi Budi yang masih duduk dikelas 1 SD misalnya, pengertian membaca semacam itu sudah bisa dikatakan tepat. Alasannya karena ketika dia melakukankegiatan membaca dia hanya terbtas mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang-lambang bahasa tulis yang dilihatnya; dari huruf menjadi kata, kemudian menjadi frasa, kalimat dan seterusnya. Perkara apakah dirinya mengerti atau tidak arti atau makna dari seluruh rangkaian lambang-lambang bahasa tulis tersebut tidak begitu menjadi persoalan benar. Kegiatan membaca semacam itu tentunya merupakan level yang paling rendah. Selain itu pengertian tersebut mengisyaratkan seakan-akan proses membaca merupakan proses yang pasif belaka. Bagi anak-anak SD kelas 2 keatas pengertian membaca sebagaimana disebutkan oleh Anderson di atas tentunya sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Sebab tuntutan pada level mereka ketika mereka melakukan kegiatan proses membaca adalah pemahaman. Atau dengan perkataan lain saat mereka harus dapat memahami maksud atau tujuan arti lambang-lambang bunyi bahasa tulis yang dibacanya. Oleh karena itu Finnochiaro dan Bonomo (1973:119) mencoba mendefinisikan membaca sebagai proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or witten material).

Page 7: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Kedua jenis kegiatan membaca tersebut oleh para pakar membaca umumnya digolongkan sebagai kegiatan membaca literal. Artinya, pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak jelas) dalam bacaan atau informasi yang ada dalam baris-baris bacaan (reading the lines). Pembuka tidak lagi menangkap makna yang lebih dalam lagi yaitu makna di balik baris-baris tersebut. Membaca semacam ini masih mencerminkan sebagai kegiatan yang pasif. Pengertian membaca yang sebagaimana diaktakan oleh Finnochiaro dan Banomo di atas untuk anak-anak SLTP ke atas tampaknya sudah tidak tepat lagi. Mengapa demikian? Jawabannya karena bagi mereka ketika membaca bukan hanya dituntut untuk memahami informasi-informasi yang tersurat saja tapi juga yang tersirat. Atau sebagaimana dikatakan oleh Goodman (1967:127) bahwa ketika seseorang membaca bukan hanya sekedar menuntut kemampuan mengambil dan memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna membentuk makna. Oleh karena itu membaca dapat kita definisikan sebagai kegiatan memetik makna atau pengertian bukan hanya dari deretan kata yang tersurat saja (reading the lines), melainkan juga makna yang terdapat di antara baris (reading between the lines), bahkan juga makna yang terdapat dibalik deretan baris tersebut (reading beyond the lines). Dalam kajian membaca jenis membaca semacam ini digolongkan kedalam membaca kritis serta membaca kreatif. Selain itu dalam prosesnya kegiatan membaca ini juga tidak lagi pasif melainkan sebagai proses yang aktif. Dengan demikian dalam tataran yang lebih tinggi membaca bukan hanya sekedar memahami lambing-lambang bahasa tulis belaka melainkan pula berusaha memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh si pengarang. Oleh karena itu Thorndike mengatakan bahwa proses membaca itu tak ubahnya dengan proses ketika seseorang sedang berpikir atau bernalar (reading as thinking or reading as reasoning). Dengan perkataan lain membaca merupakan proses yang menuntut pembaca melakukan pertukaran ide dengan penulis melalui teks. Atas dasar pijakan tersebut Ahmadslamet Harjasujana (1987:36) mengatakan bahwa membaca dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan komunikasiu interaktif yang memberi kesempatan kepada pembaca dan penulis untuk membawa latar belakang, dan hasrat masing-masing. Sekali lagi pengertian atau definisi membaca itu banyak sekali ragamnya. Oleh karena yang penting bagi kita bukan menghafalkan aneka definisi-definisi tersebut. Yang lebih penting bagi kita ialah memahami alasan-alasan yang melatarbelakangi dari definisi-definisi mereka itu. Kemudian membaca bukanlah merupakan proses yang pasif melainkan aktif. Artinya seorang pembaca harus dengan aktif berusaha menangkap isi bacaan yang dibacanya tidak boleh hanya menerimanya saja. Oleh karena itu seorang pakar bahasa mengibaratkan proses membaca itu bagaikan proses menangkap bola dalam sebuah permainan bola basket, dan bukannya proses menerimanya bingkisan lebaran misalnya.

Page 8: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Sebagaimana kita maklumi seorang pemain basket yang baik harus berusaha memperhatikan gerakan-gerakan bola yang lemparkan, baik oleh kawan maupun lawan main. Terkadang dia harus lompat kanan lompat kiri untuk dapat menangkap. Bola akan akan tertangkap dengan baik kemudian menggiring dan memasukannya ke dalam keranjang basket. Begitu pula halnya dengan kegiatan membaca. Pembaca harus berusaha menangkap pesan yang terdapat dalam bacaannya secar aktif, setelah itu memahami lebih lanjut isi yang terdapat di dalamnya, dan kalau perlu mengomentarinya. Jadi tidak begitu saja menerima seluruh pesan yang disampaikan seperti halnya saat menerima bingkisan lebaran tadi. Selanjutnya proses membaca juga tidak selamanya identik dengan proses mengingat. Membaca bukan harus hafal kata demi kata atau kalimat demi kalimat yang terdapat dalam bacaan. Yang lebih penting ialah menangkap pesan atau ide pokok bacaan dengan baik. a. Membaca sebagai suatu proses psikologis

Yang dimaksud dengan membaca sebagai proses psikologis yakni bahwasannya kesiapan dan kemampuan membaca seseorang itu dipengaruhi serta berkaitan erat dengan faktor-faktor yang bersifat psikis seperti motivasi, minat, latar belakang sosial ekonomi, serta oleh tingkat perkembangan dirinya, seperti intelegensi dan usia mental (mental age). b. Membaca sebagai proses sensoris

Membaca itu pada awalnya merupakan proses sensoris, yakni dimulai dari melihat (bagi mereka yang matanya normal) atau meraba (bagi mereka yang tuna netra). Stimulus masuk lewat indera penglihatan, mata. Pada tingkat awal anak-anak menunjukkan kemampuan yang secara umum sekali disebut membaca. Para saat permulaan itu anak mulai sadar bahwa tanda lambang-lambang tersebut itu dirangkai-rangkaikan maka akan tersusunlah suatu pembicaraan. Kapankah anak-anak telah memiliki kesiapan penglihatan untuk memulai membaca buku? Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya anak mempunyai kesiapan penglihatan untuk membaca pada usia 5-6 tahun. Pada usia tersebut anak dianggap telah memiliki kompetensi koordinasi binakular, persepsi yang dalam pemfokusan pengaturan dan pengubahan perasaan secara bebas. Akan tetapi pada usia tersebut karena anak merupakan pribadi-pribadi dengan pola kepribadian yang berbeda dalam pertumbuhan dan perkemvanannya kita harus memiliki pengetahuan-pengetahuan yang layak tentang hal-hal yang pantas diperhatikan. Kelemahan penglihatan yang umum diderita anak-anak ialah kekeliruan kesipian (refrective eror), yakni kondisi mata yang tidak dapat terpusat. Salah satu jenis keliru sipi itu adalah hipermetropia, atau pandangan jauh. Untuk mengetahui kelemahan tersebut sekolah harus menyediakan alat uji penglihatan. Hal lain untuk mengatasi hal ini ialah dengan jalan membawa para siswa secara teratur ke poliklinik terdapat untuk diperiksa kesehatan matanya. Guru yang baik tidak akan memberi tugas kepada anak-anak menderita penglihatan semacam ini untuk

Page 9: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

membaca benda-benda yang terlalu dekat atau menyuruhnya membaca dalam waktu yang terlalu lama secara terus-menerus. Jenis sipi yang kedua ialah myopia atau pandangan dekat. Penderita myopia tidak sebanyak hipermetropia pada permulaan pengajaran membaca dan akibat yang ditimbulkannya pun tidaklah begitu parah. Sedangkan eror refraktif ketiga ialah astigmatisme. Penderita cacat penglihatan ini mempunyai jarak pandang yang tidak sama untuk kedua bola matanya. Boleh jadi salah satu bola matanya menderita miopi sedangkan bola mata satu laginya menderita hipermetropik. Meskipun penyakit-penyakit tersebut tidak pernah dimasukan ke dalam faktor yang ikut serta menimbulkan ketidak mampuan membaca, namun jelaslah peranannya sebagai faktor yang ikut serta menimbulkan gangguan dalam membaca serta ketidakbetahan, keteganan dan rendahnya minat untuk melakukan kegiatan membaca. Anak-anak yang merupakan pembaca pemula harus mampu mendengarkan kesamaan di antara bunyi-bunyi huruf yang terdapat dalam setiap kata, mendeteksi kata-kata yang mulai berakhir dengan bunyi yang sama, mendeteksi irama dan sejenisnya. Hal yang perlu diperhatikan oleh para guru ialah bahwa bila seorang anak kehilangan daya dengarnya namun masih mempunyai untuk belajar membaca, kemampuan mencari kompensasi, dan bahan pengajaran yang diselaraskan, dia tidak akan memenuhi kesulitan dalam penguasaan bahan bacaannya itu. Kalaupun ada kesulitan, hal tersebut tidak akan menjadi rintangan baginya. Sebaliknya seorang anak yang mempunyai cacat pendengaran yang tidak seberapa bisa saja akan menemui kegagalan dalam penguasaan bacaannya jika dia tidak memiliki motivasi yang tinggi, tidak memiliki tingkat kepercayaan diri, dan tidak mendapatkan pengajaran yang layak. c. Membaca sebagai proses perceptual

Proses perceptual dalam membaca mempunyai kaitan yang erat dengan proses sensoris. Oleh karena itu Anda harus waspada untuk tidak mempertukarkannya. Seperti halnya dalam proses sensoris, secara umum persepsi dimulai dari melihat, mendengar, mencium, mengecap, dan meraba. Namun demikian dalam proses membaca cukup hanya memperhatikan kedua hal yang pertama, yakni melihat dan mendengar. Vernon (!962) memberikan penjelasan bahwa proses perseptual dalam membaca itu terdiri atas empat bagian: 1) kesadaran akan rangsangan visual;

2) kesadaran akan persamaan pokok untuk mengadakan klasifikasi umum kata-kata;

3) klasifikasi lambing-lambang visual untuk kata-kata yang ada di dalam kelas yang

umum;

4) identifikasi kata-kata yang dilakukan dengan jalan menyebutkannya.

Page 10: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Meskipun Vernon bermaksud memperuntukkan langkah-langkah tersebut dapat diterapkan pada persepsi auditoris. Pada umumnya orang sepakat bahwa persepsi itu mengandung stimulus asosiasi makna dan interpretasinya berdasarkan pengalaman tentang stimulus itu serta respon yang menghubungkan makna dengan stimulus atau lambing. Seperti yang pernah kita singgung, langkah pertama ialah stimulus seringkali disalah artikan sebagai keseluruhan persepsi. Kekeliruan semacam itu mudah dikenal dengan jalan mencamkan bahwa stimulus itu sendiri sesungguhnya tidak mempunyai makna. Kita tidak memperoleh makna dari lambing atau bunyi itu, tetapi kita membawa makna kepadanya. Sebagai contoh, kalau kita melihat sebuah titik hitampada selembar kertas makna titik hitam tersebut sesungguhnya tidak mempunyai makna apa-apa bagi kita. Akan tetapi jika titik hitam itu tampak di akhir deretan kata-kata yang membentuk kalimat maka ia baru mempunyai makna, yakni tanda berhenti. Jika titik hitam itu diletakkan pada sebuah peta, boleh jadi kita akan menginterpretasikannya sebagai letak sebuah kota, jika dalam konteks kode morsetitik hitam itu boleh jadi akan dimaknai sebagai huruf e atau mungkin merupakan tanda lambing vokal dalam bahasa orang Yahudi. Jadi jika kita tidak pernah dapat mengasosiasikan sebuah titik hitam itu dengan makna apapun maka titik hitam itu tidak akan pernah bermakna. Fungsi utama stimulus, sesuai dengan namanya ialah meminta. Bagian terpenting dari stimulus ialah kemampuannya mengisolasikan dan membedakan berbagai stimuli. Sebelum anak dapat merespons perbedaan antara huruf b dan d, maka ia harus terlebih dahulu mengetahui beda keduanya itu. Sebaliknya pengenalan terhadap b yang berbeda dengan d, atau bunyi /b/ yang berbeda dengan bunyi /d/ tidaklah memberikan makna apapun. Meskipun yang demikian itu merupakan persepsi, bagi anak hanyalah merupakan masukan permulaan yang mempermudah proses pengenalan dan identifikasi. Untuk mengembangkan kemampuan membacanya anak harus pula dapat memodifikasi dan menghubungkan pengalamannya dengan stimulus-stimulus yang ada dalam konteks dan lingkungan yang sedang dialaminya. Dengan kata lain pada setiap anak haruslah terjadi semacam mediasi atau pengalihan pengalaman. Persepsi itu sesungguhnya merentang di antara batas-batas daerah yang sangat luas, mulai dari daerah-daerah yang kongkret sangat nyata dan khusus hingga ke daerah-daerah yang abstrak atau tidak jelas batas-batasnya. Pada daerah itulah sebenarnya kita harus mengasah kemampuan anak-anak agar dapat menggeneralisasikan, menganalisis, menyintesis dan sebagainya. Persepsi seorang anak dalam membaca berpengaruh dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang banyak jumlahnya. Antara lain oleh kebudayaan, pengalaman, emosi, kematangan bahkan kepribadian anak yang bersakutan. Dengan demikian seyogyanyalah anak-anak sudah terlebih dahulu memiliki banyak pengalaman sebelum dirinya pertama kali mengenal huruf, kata dan kalimat dalam wacana. Semakin luas dan bervariasi pengalaman seorang anak akan semakin luas dan semakin terbuka kesempatan baginya untuk mengembangkan konsep-konsep dan

Page 11: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

memperbaiki persepsinya. Misalnya melalui kegiatan karyawisata, permainan bersama, cerita, gambar dan seterusnya. Membaca Sebagai Proses Perkembangan Membaca itu pada dasarnya merupakan suatu proses perkembangan yang terjadi sepanjang hayat seseorang. Kita tidak tahu kapan perkembangannya itu mulai dan kapan akan berakhir. Meskipun membaca itu merupakan proses perkembangan gerakannya tidaklah berada dalam jarak-jarak yang beraturan dan tidak tentu waktunya. Seorang anak bisa berdiri pada usia tujuh bulan, berjalan pada usia delapan bulan dan lari pada usia sembilan bulan. Kemampuan yang demikian teratur jaraknya itu tidak dapat kita harapkan terjadi pada setiap anak. Demikian juga untuk perkembangan kemampuan membaca, guru harus mempunyai kejelian dalam memperhatikan kemajuan setiap anak didiknya. Kemajuan kemampuan membaca pada umumnya memang bergerak tarataur, namun keistimewaan-keistimewaan tertentu bisa terjadi pada setiap anak. Masalah yang dihadapi setiap anak ada yang bersifat problematik dan ada pula yang bersifat alami; anak yang tidak dapat membaca karena belum cukup matang akan meminta kesabaran guru untuk menanti dia sampai pada tingkat kematangannya. Kesiapan anak didik itu harus dikembangkan pada setiap taraf perkembangan kemampuannya. Dan setiap perkembangan baru itu sesungguhnya merupakan kelanjutan dari perkembangan sebelumnya. Oleh karena itu untuk menjamin adanya kesiapan anak pada tingkat perkembangan yang berikutnya guru harus betul-betul menyiapkan kesiapan anak tersebut pada taraf sebelumnya. Dalam upaya mencamkan membaca sebagai proses perkembangan ada dua hal yang harus mendapat perhatian guru. Pertama, guru harus selalu sadar bahwa membaca merupakan sesuatu yang diajarkan dan bukan sesuatu yang terjadi secara insidental. Tidak ada seorang anak yang dapat membaca dengan jalan melihat orang lain membaca misalnya. Membaca juga bukanlah merupakan proses instinktif; membaca merupakan proses yang dipelajari yang pemerolehannya akan sangat bergantung dari upaya yang dilakukan dan prosedur yang dijalani. Hal kedua yang patut diperhitungkan oleh para guru ialah keyakinan bahwa membaca bukanlah suatu objek melainkan suatu proses. Guru tidak boleh memiliki pandangan mata pelajaran yang dikelolanya itu sebagai sebuah tujuan akhir, melainkan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu mata pelajarannya harus menarik dan layak. Dengan demikian membaca harus dipandang sebagai suatu alat dan bukan sebagai suatu tugas. Anak yang dapat menguasai berbagai tingkatan proses membaca akan merasakan membaca sebagai sumber pertolongan terpenting dalam menghadapi segala persoalan dalam kehidupan kesehariannya.

Page 12: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Membaca Sebagai Proses Perkembangan Keterampilan Berbahasa Membaca merupakan salah satu dari empat komponen keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara dan menulis (Tarigan, 1980). Sebagai suatu keterampilan sebagaimana keterampilan-keterampilan lainnya, keterampilan membaca hanya akan dapat dicapai dengan baik jika disertai dengan upaya latihan yang sungguh-sungguh. Bentuk-bentuk latihan dapat dilakukan per aspek atau per komponen keterampilan tertentu atau dapat pula secara sekaligus langsung mempraktikannya. Sifat proses perkembangan keterampilan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Keterampilan tersebut bersifat objektif

Salah satu hal yang mula-mula kita sadari meneliti proses perkembangan keterampilan membaa itu ialah bahwa perkembangan keterampilan membaca itu bersifat objektif. Hal tersebut dipandang objektif karena dalam perkembangannya tidak tergantung pada materi, metode, ataupun tingkatan-tingkatan akademis. 2. Keterampilan itu mempunyai sifat berlanjut

Meskipun keterampilan itu terikat pada tingkatan kelas anak, namun kaitannya tetap tampak. Ini tidak berarti bahwa Anda harus mengajarkan konsonan awal sebelum mengajarkan konsonan akhir, tanda titik sebelum tanda tanya, atau membaca fakta sebelum membaca untuk mencari ide tama. Anak akan mampu mencari materi sumber secara mandiri setelah mereka menguasai keterampilan-keterampilan prasyarat. 3. Keterampilan itu dapat digeneralisasikan

Di samping objektif dan bertahap, keterampilan itu bersifat tergeneralisasikan. Keterampilan dasar dalam membaca dapat digeneralisasikan sehingga anak yang telah dapat menguasai keterampilan tersebut dituntut untuk dapat menerapkannya kapan saja dan di mana saja jika situasi dan kondisi menghendaki penggeneralisasian itu. Jika anak telah dapat menguasai cara memahami kata secara mandiri, maka baginya tidak akan merupakan masalah dalam memahami kata tersebut di mana pun kata tersebut diposisikan dalam sebuah tataran kalimat, baik dalam konteks ilmu matematika, fisika, kimia biologi, dan seterusnya. Latihan Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang materi yang terdapat dalam kegiatan belajar ini kerjakan secara berpasangan latihan berikut ini! 1. Buktikan bahwa membaca memegang peran yang sangat penting dalam konteks

kehidupan umat manusia abad ini!

2. Hal apakah yang harus ada dari definisi membaca itu seperti yang dinyatakan

oleh William?

Page 13: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Petunjuk Jawaban Latihan Jika Anda telah selesai, periksalah latihan Anda dengan memperhatikan rambu-rambu berikut ini! 1. Sebagai sebuah bukti, konon para ahli ekonomi telah membuat prakiraan

bahwa kehidupan perekonomian mendatang akan menemukan sumber kekuatanya

pada kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan suatu sumber daya yang ada pada

manusia, yakni daya nalar tersebut merupakan sumber utama yang dimiliki oleh

manusia untuk berkreasi dan beradaptasi agar mereka mampu memacu kehidupan

dalam jaman teknologi yang semakin canggih dan berkembang ini. Nalar manusia

hanya dan hanya akan berkembang secar maksimal jika ia diasah melalui

pendidikan. Dengan demikian dalam perekonomian pada era pasca industri

mendatang, dimana sumber daya manusia (human resource) merupakan tiang

penyangga utamanya, kemahiran baca-tulis yang layak merupakan prasyarat mutlak

bagi siapa saja dan bangsa mana saja, yang memimpikan kemajuan dan

keberjayaan. Tanpa adanya kemahiran tersebut, betapa kaya rayanya sumber daya

alam (nature resources) yang dimiliki oleh suatu bangsa misalnya hal itu akan sulit

mengangkat derajat bangsa tersebut bangsa tersebut ke pentas percanturan dunia

serta dapat diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain.

2. Yakni pemahaman (understanding). Kegiatan membaca yang tidak disetai

dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca.

Rangkuman Bagi masyarakat yang hidup dalam babakan pasca industri, atau yang lazim disebut era sumber daya manusia, atau era sibermatika seperti sekerang ini, kemahiran membaca dan menulis atau yang lazim disebut literacy memang telah dirasakan sebagai conditio sine quanon alias prasyarat mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sebagai sebuah bukti, konon para ahli ekonomi telah membuat prakiraan bahwa kehidupan perekonomian mendatang akan menemukan sumber kekuatannya pada kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan suatu sumber daya yang hanya ada pada manusia, yakni daya nalarnya. Sebab daya nalar tersebut merupakan sumber utama yang dimiliki oleh manusia untuk berkreasi dan beradaptasi agar mereka mampu memacu kehidupan dalam jaman teknologi yang semakin canggih dan berkembang ini. Nalar mausia hanya dan hanya akan berkembang secara maksimal jikaia diasah melalui pendidikan. Dan jantung dari pendidikan adalah kegiatan berliterasi atau kegiatan bata-tulis. Dengan demikian kedudukan kemahiran

Page 14: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

berliterasi pada abad informasi seperti sekarang ini sesungguhnya merupakan modal utama bagi siapa saja yang berkehendak meningkatkan kemampuan serta kesejahteraan penghidupannya. Dalam dunia pendidikan kemahiran berliterasi juga merupakan hal yang sangat fundamental. Sebab selain semua proses belajar sesungguhnya didasarkan atas kegaitan membaca dan menulis juga hanya dengan melalui kegaitan literasi membaca dan menulislah kita dapat menjelajahi luasnya dunia ilmu yang terhampar luas dari berbagai penjuru dunia dan dari berbagai babakan jaman. Dengan demikian dunia pendidikan dan persekolahan memiliki tugas untuk mengupayakan kehadiran salah satu aspek keterampilan berbahasa ini kepada para siswanya. Meskipun demikian mengupayakan keterampilan membaca memang bukanlah persoalan yang sederhana. Hal ini karena membaca merupakan proses yang sangat kompleks. Selain itu merupakan proses sensoris membaca juga merupakan proses psikologis, proses perkembangan, proses keterampilan berbahasa. Banyak definisi yang telah dikemukakan oleh para pakar tentang membaca. Meskipun demikian hal yang harus ada dalam kegiatan membaca yakni unsur pemahaman (understanding). Sebab kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca. Tes Formatif Petunjuk : Untuk soal-soal no. 1-3 pilihlah satu jawaban yang paling tepat A, B, C, atau D)! 1) Salah satu faktor yang sangat penting yang akan mengantarkan keberhasilan

umat manusia dalam bidang ekonomi pada abad informasi dan teknologi canggih

seperti sekarang ini ialah kepemilikan sumber daya …..

A. alam

B. ekonomi

C. manusia

D. politik

2) Pada tataran yang lebih rendah membaca didefinisikan sebagai proses kegiatan

mencocokkan lambing-lambang bunyi bahasa. Pendapat ini dikemukakan oleh…..

A. Anderson

B. Goodman

C. Finnochiaro

D. Bonnomo

Page 15: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

3) Dibawah ini merupakan faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan

membaca, kecuali…...

A. motivasi

B. persepsi

C. konsisi sosial ekonomi

D. kondisi penglihatan

Petunjuk: Untuk soal no. 4-6, pilihlah: A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan

sebab akibat.

B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi antara keduanya tidak

menunjukkan hubungan sebab akibat.

C. Jika pernyataan benar, alasan salah atau jika pernyataan salah alasan benar.

D. Jika pernyataan dan alasan salah.

4) Dalam dunia pendidikan kemahiran membaca merupakan hal yang sangat penting

Sebab Semua proses belajar hampir dapat dikatakan tidak mungkin dilepaskan dari kegiatan membaca. 5) Disamping objektif dan bertahap, keterampilan membaca itu bersifat

tergeneralisasikan.

Sebab Keterampilan dasar dalam membaca dapat digeneralisasikan sehingga anak yang telah dapat menguasai keterampilan tersebut dituntut untuk dapat menerapkannya kapan saja dan di mana saja jika situasi dan kondisi menghendaki penggeneralisasian itu. 6) Pada awalnya membaca itu merupakan proses sensoris

Sebab Proses sensoris ialah proses memberi makna terhadap kata-kata yang dibaca. Petunjuk: Untuk soal no. 7-10 pilihlah: A. Jika (1) dan (2) benar.

B. Jika (1) dan (3) benar.

C. Jika (2) dan (3) benar.

D. Jika (1), (2), dan (3) benar.

Page 16: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

7) Membaca merupakan proses interaksi …..

(1) antara penulis dan pembaca

(2) bersifat tidak langsung

(3) aktif dan rekreatif

8) Kesiapan membaca itu dimulai dari …..

(1) melihat bagi yang normal

(2) mendengar bagi yang tuli

(3) meraba bagi yang buta

9) Sebagai guru kita harus yakin bahwa …..

(1) keterampilan membaca itu harus diajarkan kepada para siswa

(2) keterampilan membaca bukanlah bawaan alami

(3) keterampilan membaca tidak terjadi dengan sendirinya

10) Persepsi seorang anak dalam membaca berpengaruh dan dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain yang banyak jumlahnya. Antara lain …..

(1) kebudayaan dan pengalaman

(2) emosi dan kematangan

(3) kepribadian atau watak

Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat pada bagian akhir modul ini! Hitung jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi yang telah Anda pelajari! Rumus:

Tingkat penguasaan = Χ10010

benar yang Andajawaban Jumlah

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai 90% - 100% = Amat baik 80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup < 70% = kurang Jika Anda telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih. Anda dapat melanjutkan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Tetapi jika tingkat penguasaan Anda kurang

Page 17: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

dari 80% Anda harus kembali mempelajari materi yang terdapat dalam kegiatan belajar ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Page 18: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN

MEMBACA

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan membaca seseorang?

Sebelum kita membahas lebih jauh persoalan tersebut sejenak mari kita tinjau

terlebih dahulu ihwal landasan teoritis mengenai belajar membaca ini.

Landasan teoritis mengenai belajar membaca sebenarnya tidak berbeda dengan

landasan teoritis mengenai belajar bahasa. Sebagaimana kita ketahui dalam belajar

bahasa terdapat tiga acuan pendekatan yang biasa digunakan sebagai landasan-pijak

bagi proses dan pendekatan prosedural. Gagasan behavioristik tentang belajar

bahasa terutama didasarkan pada teori belajar yang menitikberatkan peran

lingkungan, baik verbal maupun non-verbal dalam pemerolehan hasil belajar.

Artinya proses penguasaan dan kemampuan berbahasa itu, khususnya bahasa

pertama, dikendalikan dari luar si pembelajar dan diperoleh sebagai akibat adanya

berbagai rangsangan yang disodorkan kepada sang pembelajar dan diperoleh sebagai

akibat adanya berbagai rangsangan yang disodorkan kepada sang pembelajar melalui

lingkungannya. Dalam pandangan behavioristik anak dianggap sebagai penerima

pasif dari lingkungannya. Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa proses

perkembangan bahasa sangat ditentukan oleh lamanya latihan yang dilakukan oleh

lingkungannya, khususnya apa yang dikenal dengan stimulus-respons.

Gagasan mentalistik atau nativisik menekankan pada aspek kapasitas bawaan

(innate). Para pengusung aliran ini tidak memandang penting pengaruh dari

lingkungan sekitar si pembelajar. Sebaliknya mereka beranggapan bahwa selama

belajar bahasa pertama sedikit-demi sedikit seorang pembelajar akan membuka

kemampuan lingualnya yang secara generic telah diprogramkan pada dirinya. Oleh

Page 19: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

karena itu para pengikuti aliran ini lebih condong pada anggapan bahwa bahasa

merupakan pemberian secara biologis. Pemerolehan bahsa menurut mereka terlalu

kompleks dan mustahil dipelajari dalam waktu yang singkat melalui peniruan. Jadi

beberapa aspek penting yang menyangkut sistem bahasa pasti sudah ada pada

manusia secara ilmiah. Sedangkan pendekatan prosedural mencoba menjembatani

kedua kubu ekstrim tersebut dengan memadukan interaksi antara faktor-faktor

internal dengan faktor-faktor eksternal dalam belajar bahasa. Artinya proses

penguasaan dan kemampuan berbahasa seseorang itu selain ditentukan oleh faktor-

faktor yang bawaan juga sangat ditentukan oleh sejauh mana mereka mendapat

latihan-latihan, khususnya lewat kegiatan pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar membaca ini, kubu-kubu ekstrim

sebagaimana disebutkan di atas nampak juga dari hasil-hasil riset para pakar

membaca. Yap (1978) misalnya melaporkan bahwa kemampuan membaca seseorang

sangat ditentukan oleh faktor kuantitas membacanya. Tegasnya, kemampuan

berbahasa seseorang itu sangat ditentukan oleh pengaruh sejauh mana (lamanya)

seseorang melakukan aktivitas membaca. Ibarat seorang penerbang, semakin tinggi

jam terbang yang dimilikinya maka akan semakin piawai kemampuan terbangnya,

begitu pula sebaliknya. Untuk menguatkan pendapatnya itu Yap melaporkan hasil

penelitiannya ihwal perbandingan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

membaca tersebut sebagai berikut: 65% ditentukan oleh banyaknya waktu yang

digunakan untuk membaca, 25% oleh faktor IQ, dan 10% oleh faktor-faktor lain

berupa lingkungan sosial, emosional, lingkungann fisik dan sejenisnya. Dengan

demikian, menurut Yap jika kita berniat untuk meningkatkan kualitas kemampuan

membaca seseorang maka perbanyaklah melakukan aktivitas membaca. Dengan

demikian Yap termasuk seorang pakar membaca yang beraliran behavioristik, yakni

yang meyakini bahwa pemerolehan kemampuan membaca seseorang itu sebagian

besar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal fari lingkungan.

Berbeda dengan Yap, Burmenister mengatakan bahwa kemampuan membaca

seseorang itu ditentukan oleh faktor intelegensinya (IQ). Hasil riset yang dilakukan

Page 20: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

oleh Anderson dan Freeboddy (1981) secara implicit dapat dikatakan menyokong

pendapat Burmeister tersebut. Mereka mengatakan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara IQ yang dimiliki oleh seseorang dengan kemampuannya memahami

membaca. Smith dan Mc Ginnis (1982) juga mengatakan bahwa orang yang memiliki

intelegensi rata-rataa atau intelegensinya yang lebih baik cenderung dapat menjadi

pembaca-pembaca yang baik. Meskipun demikian mereka tetap mengingatkan bahwa

intelegensi bukanlah segalanya. Ia hanyalah merupakan salah satu dari sekian

banyak faktor yang dapat mempengaruhi belajar membaca. Harris (1970) juga

berpendapat bahwa faktor yang terpenting dalam masalah kesiapan membaca ialah

kepemilikan intelegensi umum. Karena faktor tersebut merupakan angka rata-rata

lain sangat jelas. Witty dan Kopel pun mempunyai pendapat serupa. Mereka

berkesimpulan bahwa seseorang yang memiliki skor IQ di bawah 25, biasanya tidak

pernah mecapai kematangan mental yang layak untuk belajar membaca; yang skor

IQ-nya di bawah 50 akan mengalami kesulitan dalam memahami materi bacaan yang

abstrak dan materi-materi lainnya yang sukar; dan mereka yang skor IQ-nya

merentang di antara 50 hingga 70 akhirnya akan mampu membaca juga, akan tetapi

kemampuannya itu tidak akan melebihi kemampuan peringkat keempat. Jika

ditinjau dari teori belajar di atas, para pakar tersebut termasuk mereka yang

beraliran mentalistik karena mereka beranggapan bahwa kemampuan membaca itu

sangat dipengaruhii oleh unsur-unsur yang bersifat bawaan, yakni unsur intelensi

tersebut.

Sedangkan Ebel (1972:35) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya kemampuan pemahaman bacaan yang dapat dicapai oleh siswa dan

perkembangan minat bacaannya tergantung pada faktor-faktor berikut: (1) siswa

yang bersangkutan,(2) keluarganya,(3) kebudayaannya, dan (4) situasi sekolah.

Begitu pula Omagio (1984) berpendapat bahwa pemahaman bacaan bergantung pada

gabungan pengetahuan bahasa, gaya kognitif, dan pengalaman membaca. Ahli lain

seperti Alexander (1983-146) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pengembangan pemahaman bacaan meliputi program pengajaran membaca,

kepribadian siswa, motivasi, kebiasaan dan lingkungan sosial ekonomi mereka.

Page 21: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Ihwal kaitan status sosial ekonomi dengan kemampuan serta minat membaca

seorang anak ini Benson (1969) menyatakan bahwa kemampuan serta minat

membaca anak-anak yang berasal dari masyarakat kelas sosial ekonomi rendah

dapat mencapai 80%. Hal yang sama juga dikatakan oleh Coleman (1940), serta

Gough. Mereka berkesimpulan anak-anak yang berasal dari status sosial ekonomi

rendah umumnya kemampuan membacanya juga rendah.

Burron Claybaugh (1977:25-35) mengatakan bahwa pada tahap-tahap awal tingkat

pencapaian kemampuan dan minat membaca seseorang sangat dipengaruhi oleh apa

yang mereka namakan “kesiapan membaca” (reading readness). Mereka mengajukan

enam hal yang dipandang penting dalam mempertimbangkan reading readness ini,

yakni:

(a) Kepemilikan fasilitas bahasa lisan (oral language facility);

(b) Latar belakang pengalaman (backround experience);

(c) Diskriminasi auditori dan visual (auditory & visual discrimination);

(d) Intelegensi (intelligence);

(e) Sikap dan minta (attitude and interest);

(f) Kematangan emosi dan sosial (emotional and sosial maturity).

Wolfguy Michel dan Sterhagel (dalam Zielparache (1979) mencoba menggambarkan

faktor-faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan proses komunikasi membaca ini

sebagai berikut:

TEKS PEMBACA

Konstruksi Kondisi

- Struktur bahasa

- Isi teks

- Cirri-ciri teks

- Cara penyusunan

- Aktualitas

- Hubungan konteks

- Kelompok masyarakat

- Kepribadian

- Lingkungan (umum,

khusus,

- Sosial, actual

- Tujuan

- Motivasi

Page 22: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

INTERAKSI

HASIL

Keduanya mengatakan bahwa hasil dari kegiatan membaca tersebut akan sangat

tegantung pada sejauh mana teks dan kondisi pembaca saling mempengaruhi, saling

membantu. Dari penjelasan tersebut tampak jelas bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan serta membaca seseorang itu pada hakikatnya tidaklah

tunggal. Mengapa demikian karena sebagaimana yang telah kita bahas pada kegiatan

belajar 2 pada dasarnya proses membaca sendiri sesungguhnya tidaklah tunggal.

Kemudian dari sekian banyak pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan serta minat membaca, agaknya pendapat Pearson-lah yang dapat

dianggapsebagai cermin dari kesimpulan. Menurutnya faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan serta minat membaca dapat diklasifikasikan ke dalam

dua katori, yakni faktor-faktor yang bersifat intrisik (yang berasal dari dalam

pembaca) dan faktor-faktor yang bersifat ekstrinsik (berasal dari luar pembaca).

Faktor-faktor instrinsik antara lain meliputi kepemilikan faktor-faktor ekstrinsik

dibagi menjadi dua katagori, yakni pertama, unsur-unsur yang berasal dari faktor-

faktor ekstrinsik dibagi menjadi dua kategori, yakni pertama, unsur-unsur yang

berasal dari dalam teks bacaan, dan kedua, unsur-unsur yang berasal dari lingkungan

baca. Katagori pertama berkenaan dengan keterbacaan (readability) dan organisasi

teks atau wacana. Sedangkan katagori kedua berkenaan dengan fasilitas, guru,

model pengajaran dan lain-lain (Pearson, 1978 dalam Hafni, 1981: 2-3).

Selanjutnya Hafni juga mencoba merumuskan beberapa penyebab kesulitan

memahami bacaan ke dalam beberapa alasan. Rumus-rumus yang digunakannya

didasarkan pada pendapat Swan (1979) yang berpandangan bahwa beberapa

penyebab kesukaran memahami isi bacaan berakar pada kebiasaan baca yang salah.

Kebiasaan-kebiasaan dimaksudkan meliputi:

(1) Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi sehingga gagal

memberi makna pada teks;

Page 23: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

(2) Kurang memberi perhatian kepada detail, sehingga meskipun maksud umum

bacaan tertangkap secara utuh namun gagal dalam memahami butir-butir tertentu;

dengan demikian unsur-unsur kecil dalam bacaan, seperti, kata hubung, kata ingkar,

kata modal luput dari perhatian pembaca;

(3) Terlalu imajinatif, terutama bila pembaca menganggap telah mengetahui topik

tertentu yang dibicarakan dalam bahan bacaan atau mempunyai pendapat yang kuat

tentang topik tersebut; dengan demikian pembaca akan menafsirkan makna teks

dari sudut pengetahuan dan pengalamannya sendiri;

(4) Kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks mempunyai kompleksitas yang tinggi;

keruwetan sintaksis dapat menyebabkan kesulitan pada pembacanya;

(5) Gaya penulisan yang bertipe mengulang-mengulang gagasan dengan ungkapan-

ungkapan dan kata-kata yang khusus juga dapat menimbulkan kesulitan pada

pembacanya;

(6) Gaya pengungkapan pokok pikiran penting secara tidak langsung yang

mengharuskan pembaca mengambil inferensi atas informasi-informasi yang tidak

tersurat dalam bacaan, juga dapat menimbulkan kesulitan pada bacaannya;

(7) Penggunaan kata yang tidak akrab dengan pembacaanya juga merupakan

kendala bagi pemahaman bacaan.

Selain hal-hal di atas dalam konteks Indonesia beberapa faktor lain yang juga

merupakan faktor penyebab rendahnya kemampuan membaca bangsa kita antara

lain, pertama, tradisi kelisanan (orality) masih menjadi semacam penyumbat dalam

kantong memori linguistik masyakat kita. Seperti kita tahu, secara histories-kultural

masyarakat kita mengantongi warisan budaya lisan atau budaya tutur yang

memfosil. Hampir berabad-abad lamanya perilaku komunikasi masyarakat kita lebih

banyak berlangsung dalam tataran yang serba melisan (omong-dengar) ketimbang

tradisi litersi (baca-tulis). Tradisi literasi sendiri konon baru dikenal secara terbatas

oleh bangsa kita sekitar paruh abad VIII, sebagai akibat persentuhan dengan agama

serta kebudayaan Hindu, Budha kemudian Islam. Itu pun hanya hanya hadir pada

sekelompokk kecil masyarakat elit priyayi sebagai akibat didirikannya lembaga

persekolahan oleh kolonial Belanda sebagai pengejawantahan dari politic etic. Dan

Page 24: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

baru setelah kita merdeka dan mendirikan sekolah-sekolah kegiatan membaca dan

menulis tersebut mulai menyentuh secara lebih luas kepada masyarakat umum.

Jadi perkenaan masyarakat kita kegiatan membaca dan menulis memang masih

relatif baru. Padahal untuk mengubah tradisi lisan menuju budaya literasi

membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebagai bahan perbandingan, masyarakat

Eropa memerlukan waktu tidak kurang dua abad untuk menjadikan kegiatan literasi

sebagai bagian tradisi hidup masyarakatnya, yakni dimulai dari zaman renesans yang

kemudian dilanjutkan dengan zaman industrialisasi. Begitu pula dengan proses

terbentuknya tradisi literasi pada bangsa Jepang, konon membutuhkan waktu satu

abad lamanya, yakni dimulai dari perancangan Restorasi Meiji.

Kedua, akibat sistem persekolahan kita yang kurang memberikan peluang yang

cukup bagi hadirnya tradisi keberaksaraan (literacy) atau tradisi membaca pada para

peserta didik. Sebagaimana kita tahu, proses pembejalaran yang dibangun dalam

dunia persekolahan kita pada umumnya lebih banyak berbasis dalam tataran lisan

(guru terlalu banyak menjadi pembicara dan murid terlalu banyak menjadi

pendengar) tinibang dalam tataran keberaksaraan (guru dan murid bersama menjadi

seorang pembaca dan penulis). Bahkan berbagai pendekatan yang dipahami serta

diperlakukan dalam perspektif kelisanan. Para guru pada umumnya jarang

mejadikan kegiatan membaca sebagai kerangka pijak (frame of reference)

pembelajaran yang ia lakukan kepada para siswanya. Oleh karena itu secara anekdot

dikatakan bahwa untuk dapat sukses belajar di sekolah seorang siswa tidak dituntut

harus terampil atau banyak membaca buku, apalagi memilikinya. Cukuplah menjadi

pendengar yang baik-baik saja, sebab bukanlah transer ilmu yang dilakukan oleh

para guru tidak mengacu serta bersumber dari sejumlah buku melainkan dari

omongan sang guru yang disampaikan secara lisan?

Dengan kondisi semacam itu, sebagaimana dikemukakakn oleh Prof. Ahmad Slamet

Harjasuajana, tidak heran manusia-manusia yang dihasilkan oleh persekolahan kita

masih merupakan masyarakat yang aliterat, yakni manusia-manusia yang bias

membaca tetapi mereka memilih untuk tidak membaca, karena memang kegiatan

membaca hanya sekedar kegiatan yang tidak terlalu mendapat penekanan utama

dalam dunia pendidikan kita.

Page 25: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Jika dihungkan dengan pembicaraan ihwal tiga aliran teori belajar bahasa

sebagaimana kita bicarakan pada awal pembahasan di atas, maka dapat kita

katakana bahwa pandangan-pandangan terakhir ini dapat kita masukkan sebagai

para pakar yang beraliran prosedural, yakni yang beranggapan bahwa kemampuan

membaca seseorang itu selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat intrinsic

atau yang berasal dari dalam diri si pembaca juga dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang bersifat ekstrinsik atau luaran.

Sebagai seorang guru sebaiknya kita berpihak pada pendapat yang ketiga di atas.

Sebab dengan demikian kita dapat mendudukan posisi anak secara proposional.

Betul bahwa anak memiliki kapasitas atau potensi bahwaan, seperti IQ, yang sangat

besar pengaruhnya terhadap sukses tidaknya mereka memiliki aneka kemahiran,

termasuk dalam hal ini kemahiran membaca. Namun potensi bahwaan tersebut akan

sulit berkembang dengan baik jika tidak mendapatkan penempatan lewat proses

pembelajaran yang baik dan maksimal. Begitu pula sebaliknya, walaupun sang anak

telah mendapatkan tempaan proses pembelajaran yang baik dan maksimal akan

tetapi jika modal dasarnya kurang, misalnya IQ-nya rendah sekali maka akan susah

juga mendapatkan hasil yang maksimal.

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang materi yang terdapat dalam

kegiatan belajar ini kerjakan secaraperpasangan latihan berikut!

1. Jelaskan secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

membaca seseorang!

2. Mengapa kita sebagai guru sebaiknya berpihak kepada kaum prosedural dalam

melibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang itu?

Petunjuk jawaban latihan

Jika anda telah selesai, periksalah latihan Anda dengan memperhatikan rambu-

rambu berikut ini!

1. Yakni faktor-fakro yang bersifat intrinsic (yang berasal dari dalam pembaca) dan

faktor-faktor yang bersifat ekstrinsik (berasall dari luar pembaca). Faktor-faktor

Page 26: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

intrinsic antara lain meliputi kepemilikan kompetensi bahasa, motivasi, dan

kemmapuan membacanya. Sedangkan faktor-faktor ekstrinsik di bagi menjadi dua

katagori, yakni unsur-unsur yang berasal dari dalam teks bacaan (keterbacaan dan

organisasi teks) dan kedua, unsur-unsur yang berasal dari lingkungan baca (fasilitas,

guru, model pengajaran dan lain-lain).

2. Sebagai seorang guru sebaiknya berpihak pada pendapat kaum prosedural yang

berpandangan bahwa kemampuan membaca seseorang itu selain dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang bersifat instrinsik juga oleh faktor-faktor yang bersifat ekstrinsik

karena dengan demikian kita dapat mendudukkan posisi anak secara proporsional.

Betul bahwa anak memiliki kapasitas atau potensi bawaan, seperti IQ, yang sangat

besar pengaruhnya terhadap sukses tidaknya mereka memiliki aneka kemahiran,

termasuk dalam hal ini kemahiran membaca. Namun potensi bawaan tersebut akan

sulit berkembang dengan baik jika tidak mendapatkan penempaan lewat proses

pembelajaran yang baik dan maksimal. Begitu pula sebaliknya walaupun sang anak

telah mendapat tempaan proses pembelajaran yang baik dan maksimal namun jika

modal dasar mereka kurang begitu memadai, misalnya IQ-nya rendah sekali, maka

mereka akan sulit juga untuk ditingkatkan secara maksimal kemampuan

membacanya itu.

Rangkuman Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan serta minat membaca seseorang.

Namun secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua

kategori, yakni faktor-faktor yang bersifat intrinsic (yang berasal dalam pembaca).

Faktor-faktor intrinsic antara lain meliputi kepemilikan kompentensi bahasa, minat,

motivasi, dan kemampuan membacanya. Sedangkan faktor-faktor ekstrinsik dibagi

menjadi dua kategori, yakni unsur-unsur yang berasal dari dalam teks bacaan

(keterbacaan dan organisasi teks), dan kedua, unsur-unsur yang berasal dari

lingkungan (fasilitas, guru, model pengajaran dan lain-lain). Sebagai seorang guru

sebaiknya berpihak pada pendapat kaum prosedural yang berpandangan bahwa

kemampuan membaca seseorang itu selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

bersifat instrinsik juga oleh faktor-faktor yang bersifat ekstrinsik.

Page 27: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Selanjutnya beberapa penyebab kesulitan memahami bacaan antara lain berakar

pada kebiasaan baca yang salah. Kebiasan-kebiasaan dimaksud meliputi (1) terlalu

banyak memperhatikan butir demi butir informasi sehingga gagal memberi makna

pada teks (2) kurang memberi perhatian kepada detail, sehingga meskipun maksud

umum bacaan tertangkap secara utuh namun gagal dalam memahami butir-butir

tertentu, (3) terlalu imajinatif, terutama bila pembaca menganggap telah

mengetahui topik tertentu yang dibicarakan dalam bahan bacaan atau mempunyai

pendapat yang kuat tentang topik tersebut, (4) kalimat-kalimat yang tersaji di

dalam teks mempunyai tingkat kompleksitas yang tinggi, (5) gaya penulisan yang

bertipe mengulang-ulang gagasan dengan ungkapan-ungkapan dan kata-kata yang

khusus (6) gaya pengungkapan pokok pikiran yang tidak langsung sehingga

mengharuskan pembaca mengambil inferensi atas informasi-informasi yang tidak

tersurat dalam bacaan, (7) penggunaan kosakata yang tidak akrab dengan pembaca.

Beberapa faktor yang lain juga merupakan faktor penyebab rendahnya kemampuan

membaca bangsa kita antara lain, pertama, tradisi kelisanan (orality) masih menjadi

semacam penyumbatan dalam kantong memori linguistik masyarakat kita, kedua,

akibat sistem persekolahan kita yang kurang memberikan peluang yang cukup bagi

hadirnya tradisi keberaksaraan (literacy) atau tradisi membaca pada para pererta

didik.

Petunjuk: Untuk soal-soal no. 1-3 pilihlah satu jawaban yang paling tepat A, B, C

atau D)

1) Kaum behavioristik beranggapan bahwa kemampuan membaca seseorang itu

sangat dipengaruhi oleh faktor……….

A. Instrinsik

B. Ekstrinsik

C. Ekstrinsik dan instrinsik

Page 28: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

D. Semuanya benar

2) Faktor ekstrinsik di yakini sebagai faktor dominan dalam mempengaruhi

kemampuan membaca seseorang. Anggapan semacam itu diyakini oleh kaum…….

A. Behavioral

B. Mentalistik

C. Prosedural

D. Semuanya benar

3) Manakah di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam komponen kesiapan

membaca (reading readnness)?

A. Kepemilikan fasilitas bahasa lisan.

B. Sikap dan mental

C. Intelegensi.

D. Kondisi sosial ekonomi.

Petunjuk: untuk soal no. 4-6, pilihlah:

A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan

sebab akibat

B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi antara keduanya tidak

menunjukkan hubungan sebab akibat.

C. Jika pernyataan benar, alasan salah atau jika pernyataan salah alasan benar.

D. Jika pernyataan dan alasan salah

4) Yap mengatakan bahwa kemampuan membaca seseorang itu diibaratkan seperti

kemampuan seorang penerbang: semakin banyak terbang maka akan semakin

piawailah kemampuan terbangnya.

Sebab

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kemampuan hampir 65% kemampuan membaca

seseorang ditentukan oleh kuantitas membacanya

5) Burmeinster serta beberapa pakar lainnya mengatakan bahwa kemampuan

membaca seseorang itu di tentukan oleh faktor intelegensinya (IQ)

Sebab

Page 29: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Menurut Harris IQ yang dimiliki seseorang memang sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kemampuan membaca seseorang, namun IQ bukanlah segalanya. Ia hanyalah merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar membaca.

6) Status sosial ekonomi seseorang ternyata berkorelasi dengan kemampuan serta

minat membaca seseorang.

Sebab

Benson (1969) menyatakan bahwa kemampuan serta minat membaca anak-anak

yang berasal dari masyarakat kelas sosial ekonomi rendah dapat mencapai 80%.

Petunjuk: untuku soal no. 7-10 pilihlah:

A. Jika (1) dan (2) benar.

B. Jika (1) dan (3) benar.

C. Jika (2) dan (3) benar.

D. Jika (1),(2), dan (3) benar.

7) Dalam konteks masyarakat Indonesia beberapa faktor lain yang juga merupakan

penyebab rendahnya kemampuan membaca bangsa kita antara lain yaitu:

(1) Tradisi kelisanan (orality) masih menjadi semacam penyumbat dalam

kantong memori linguistik masyakat kita.

(2) Sistem persekolahan kita yang kurang memberikan peluang yang cukup bagi

hadirnya tradisi keberaksaraan (lliteracy).

(3) Guru tidak mentradisikan membaca kepada para peserta didik.

8) Beberapa faktor ekstrinsik yang mempengaruhi kemampuan membaca ialah

(1) Motivasi, IQ, hobi

(2) Keterbacaan dan organisasi teks

(3) Fasilitas, guru, model pengajaran

9) Beberapa penyebab kesulitan memahami bacaan antara lain berakar pada

kebiasaan baca yang salah. Kebiasaan-kebiasaan dimaksud meliputi:

(1) Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi sehingga gagal

memberi makna pada teks.

Page 30: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

(2) Kurang memberi perhatian kepada detai, sehingga meskipun maksud umum

bacaan tertangkap secara utuh namun gagal dalam memahami butir-butir tertentu.

(3) Terlalu imajinatif, terutama bila pembaca menganggap telah mengetahui

topik tertentu yang dibicarakan dalam bahan bacaan atau mempunyai pendapat

yang kuat tentang topik tersebut.

10) Guru sebaiknya berpihak kepada kaum prosedural sebab dengan demikian

mereka akan dapat:

(1) Bersikap arif dan bijaksana dalam melihat keberbagian kemampuannya yang

dimiliki oleh para siswa.

(2) Melakkukan penilaian yang objektif kepada para siswa.

(3) Mendudukan posisi anak secara proporsional.

Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat pada

bagian akhir modul ini! Hitung jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan

rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi yang

telah Anda pelajari!

Rumus:

Tingkat penguasaan = Χ10010

benar yang Andajawaban Jumlah

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = Amat baik

80% - 89% = Baik

70% - 79% = Cukup

< 70% = Kurang

Jika anda telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, berarti Anda dapat

melanjutkan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Tetapi jika tingkat penguasaan

Anda kurang dari 80% Anda harus kembali mempelajari materi yang terdapat

dalam kegiatan belajar ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Page 31: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

3

Upaya meningkatkan Minat

Baca

jika kita ditanya, hal apakah yang dapat mendorong atau menggerakan hati

seseorang melakukan suatu perbuatan

dengan penuh senang hati seseorang melakukan suatu perbuatan dengan penuh

senang hati dan sukarela?. Salah satu jawabannya ialah karena factor minat. Ya,

orang yang di dalam dirinya telah memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu hal,

maka dirinya umumnya akan dengan senang dan sukarela mengerjakan hal yang di

minatinya tersebut,walaupun untuk itu dirinya harus melakukan sebuah

pengorbanan, baik secara materi ataupun non- materi.

Contoh mengenai hal ini dengan mudah dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-

hari. Misalnya orang yang berminat terhadap permainan golf. Kendati misalnya

mereka harus mengeluarkan biaya yang tisak sedikit untuk mereka dapat mengikuti

olahraga tersebut serta harus rela berjemur di tengah terik matahari untuk

memainkannya mereka akan menghadapinya dengan segala kesungguhan dan penuh

kesenangan. Begitu pula halnya dalam konteks membaca ini. Orang yang telah

memiliki minat yang baik, bukan hanya dengan senang dan sukarela melakukannya

tetapi juga mereka dengan penuh kerelaan melakukan pengorbanan untuk dapat

melakukannya.

Jadi sekali lagi peranan minat dalam membaca menduduki posisi yang sangat sentral

dan penting,karena ia merupakan salah satu fakror alasan pendorong yang sangat

kuat pada diri seseorang untuk berbuat dan meningkatkan keberhasilan aktivitas

membaca. Atau dengan perkataan lain peranan minat dalam membaca menduduki

tempat yang sangat penting, karena ia merupakan sumber pemicu utama seseorang

dalam melakukan aktivitas membaca. Oleh karena itu para guru di sekolah serta

B

Page 32: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

para orang tua di rumah seyogyanya lebih memahami benar seputar persoalan minat

baca ini, khususnya terhadap aneka upaya untuk menumbuhkannya.

Persoalannya sekarang indicator-indikator apakah yang dapat kita jadikan parameter

untuk mengetahui apakah seseoarang telah memiliki minat baca yang tinggi atau

masih rendah? Salah seorang pakar mencoba menawarkan beberapa indikatornya,

yaitu:

α. Frekuensi dan kuantitas Membaca

Maksudnya bagaimana frekuensi (keseringan) dan waktu yang digunakan oleh

seseorang untuk membaca. Orang yang telah memiliki minat baca yang tinggi

umumnya frekuensi membacanya pun sangat tinggi dan waktu yang di

pergunakannya pun akan sangat tinggi pula. Dengan perkataan lain, seseorang yang

mempunyai minat membaca akan banyak melakukan kegiatan membaca, begitu pula

sebaliknya.

Berapa lamakah sebaiknya seseorang pembaca melakukan aktivitas membaca dalm

setiap harinya? Jawabannya akan sangat bergantung pada tuntutan kebutuhan orang

tersebut (profesi yang mereka sandang) serta kecepatan membaca yang dimilikinya.

Sebagai gambaran kaum ibu di Amerika sana pada setiap minggunya mereka

sedikitnya dituntut melahap 400.000 kata,yang berasal dari sumber-sumber bacaan

sepertisurat kabar, majalah wanita dan berbagai novel baru. Kalau kecepatan

efektif membaca mereka hanya sekitar 250 kata per menit maka setiap harinya rata-

rata waktu yang harus mereka luangkan untuk membaca berkisar antara2-3 jam

pada setiap harinya. Bagaimana dengan kelompok mahasiswa seperti halnya Anda?

Menurut penelitian kalau Anda ingin selalu luls ujian dengan hasil yang

memuaskan,sementara KEM yang Anda miliki hanya berkisar hanya 250 kata/

8jam/hari karena volumebacaan yang harus Anda lahap pada setiap minggunya harus

mencapai 850.000 kata/minggu.Kondisi yang terjadi saat ini menurut penelitian

Syahbadyni (Kompas, 5 April1990) umumnya waktu yang digunakan oleh sebagian

besar mahasiswa kita untuk membaca rata-rata kurang dari dua jam pada setiap

harinya.

2. Kuantitas sumber bacaan

Page 33: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Orang yang mempunyai minat baca yang baik umumnya akan berusaha melahap

aneka bacaan atau bacaannya akan sama variatif. Merka bukan hanya akan

membaca jenis-jenis bacaan yang memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan

atau profesi dirinya saja, tetapi juga akan membaca jeniss-jenis bacaan lain.

Sejauh mana aktivitas membaca yang dilakukan oleh bangsa kita dan jenis bacaan

apasaja yang umumnya mereka konsumsi? Menurut penelitian Edward Kimman (1984)

aktivitas membaca masyarakat Indonesia beserta jenis bacaan yang mereka lahap

secara garis besar dapat dipilih dalam empat kategori. Pertama, kelompok orang

yang hanya sekali-kali saja melakukan aktivitas membaca. Artinya kelompok orang

tersebut hanya akan melakukan aktivitas membaca kalau ada tuntutan harus

membaca, seperti kala menerima surat misalnya. Karena frekuensinya tidak pasti

maka menurut Kimman jenis bacaan yang mereka baca pun menjadi sulit

diidentisifikasi. Jumlah masyarakat kita yang termasuk kelompok ini diperkirakan

meliputi sepertiga dari komunitas bangsa Indonesia.

Kedua, kelompok orang yang melakukan aktivitas membaca hanya sekedar mencari

hiburan atau kesenangan. Jenis bacaan kelompok ini antara lain komik, novel-novel

pop (picisan), serta majalah-majalah hiburan dan koran-koran kuning seperti Pos

Kota misalnya. Jumlah dari kelompok ini juga diperkirakan meliputi sepertiga dari

komunitas bangsa kita. Ketiga, kelompok masyarakat yang membaca karena

didorong oleh kebutuhan ingin mendapatkan informasi. Jenis bacaan mereka

terutama surat kabar, majalah berita,jurnal berkala serta buku-buku ilmu

pengetahuan (khususnya buku-buku teks atau buku pelajaran). Jumlah kelompok ini

menurut Kimman diperkirakan 15% dari komunitas bangsa kita. Para siswa dan

mahasiswa termasuk kedalam kategori ketiga ini.

Keempat, kelompok orang yang melakukan aktivitas karena hal itu telah menjadi

bagian dari kebutuhan hidupnya. Jenis bacaan kelompokini sangat variatf. Menurut

Kimman kelompok inilah yang sesungguhnya merupakan konsumen terbesar dari

hasil-hasil penerbitan kita (media cetak dan buku-buku). Hanya sayangnya jumlah

kelompok masyarakat kita yang termasuk kedalam kategori ini masih kurang dari

10% dari seluruh komunitas penduduk Indonesia yang jumlahnya saat ini lebih dari

200 juta orang ini.

Page 34: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Upaya apa yang perlu kita lakukan untuk menumbuhkan minat baca, khususnya

kepada anak-anak? Ajip Rosidi (1971:1819) menjelaskan bahwa kegemaran membaca

bukanlah sesuatu yang tumbuh secara otomatis dengan sendirinya.Minat baca harus

ditanam, ditumbuhkan serta dipupuk dan dibina sejak anak-anak masih dini. Oleh

karena itu untuk mengupayakannya diperlukan bantuan serta partisipasi aktif dari

komponen masyarakat dari mulai lingkungan sekolah (guru), lingkungan masyarakat,

pemerintah, serta yang tidak kalah pentingnya yakni dukungan dari pihak keluarga.

Ihwal pentingnya penciptaan minat sedari kecil dan harus dimulai dari lingkungan

rumah atau keluarga ini disokong oleh para pakar psikologi perkembangan. Menurut

mereka karakteristik anak-anak, Khususnya pada usia persekolahan (2-6 tahun)

tengah mengalami yang pesat pada beberapa aspeknya, antara lain: perkembangan

motorik, emosi, perkembangan social, pemahaman terhadap konsep maupun

perkembangan bahasanya. Dengan demikian penanaman aneka kebiasaan pada

periode ini akan sangat besar pengaruhnya pada masa-masa selanjutnya.

Hal senada juga dinyatakan oleh Thorndike (1986).Berdasarkan hasilpenelitian yang

ia lakukan di lima belas Negara termasuk di dalamnya negara-negara berkembang,di

antara berbagai factor eksternal membaca (dia menyebutnya faktor sosiologi) dia

menyebutkan konon pengaruh keluargalah yang sangat tinggi konstribusinya dalam

mempengaruhi terbentuknya minat serta kemahiran membaca pada anak-anak.

Bahakn Thorndike menyatakan bahwa tidak terdapat indikasi bahwa anak-anak yang

memiliki minat serta kemahiran membaca unggul sebagai akibat langsung

(pengaruh) dari pengajaran membaca yang diselenggarakan di sekolah-sekolah.

Sebaliknya berkat pengaruh serta dukungan keluargalah minat serta keterampilan

mmbaca mereka terbentuk.

Pendapat senada dengan Thorndike juga direkomendasikan dalam laporan penelitian

slah satu badan Unesco, IAEA (International Achievment Education Asociation)

(1988). Menurut mereka, analisis lebih jauh di negara-negara yang anak-anaknya

memiliki minat serta keterampilan membaca yang unggul, seperti Finlandia, AS atau

negara-negara Eropa (pada penelitian ini anak-anak Indonesia menduduki peringkat

ke 29 dari 30 negara yang menjadi sample penelitian mereka) pada umumnya

memiliki akses kemudahan dalam mendapatkan berbagai bahan bacaan yang

Page 35: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

berkualitas, baik di perpustakaan sekolah, dan terutama di rumah-rumahnya.

Sehubungan dengan kenyataan tersebut IAEA merekomendasikan bahwa faktor

dukungan keluarga merupakan salah satu kunci utama dalam pembentukan minat

serta ketermpilan membaca pada anak-anak. Wujud dukungan keluarga tersebut

antara lain penciptaan tradisi membaca di dalam lingkungan keluarga (ayah, ibu dan

saudara-saudara), serta penyediaan bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan anak-

anak.

Upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh orang tua untuk menanamkan kebiasaan

membaca pada anak-anak tersebut? Inilah beberapa upaya yang dapat kita lakukan.

α. Kenalkan anak-anak dengan kegiatan membaca sejak dini

Anak usia prasekolah umumnya memiliki hubungan yang sangat dekat dengan para

anggota keluarganya, seperti dengan ayah-ibunya maupun saudara-saudara lainnya.

Untuk itu biasanya anak akan mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang

yang ada di sekitarnya itu. Oleh karenanya libatkanlah mereka ketika orang tua atau

anggota keluarga lainnya tengah melakukan kegiatan membaca. Janganlah anak-

anak terlalu banyak dilarang apalagi dihardik saat mereka ikut mengganggu orang

tua atau anggota keluarganya tengah melakukan aktivitas membaca. Sebab bila hal

itu kerap dilakukan maka boleh jadi mereka akan memiliki persepsi yang salah

terhadp membaca : seolah-olah membaca itu merupakan kegiatan yang serius dan

penuh dengan kerut kening dan bukan kegiatan yang bukan membahagiakan.

b. Bacakan aneka cerita-cerita yang menarik kepada mereka

Anak-anak prasekolah umumnya mempunyairasa ingin tau yang sangat besar. Oleh

karena itu seyogyanyalah orang tua mampu memberikan dan mengarahkan rasa ingin

tau mereka dengan benar untuk membina minat anak alangkah yang dapat

dilakukan oleh para orang tua adalah dengan sering membacakan cerita-cerita

menarik atau lucu kepada mereka sesuai dengan usia dengan perkemabangan

kejiwaan mereka. Dengan cara semacam itu lambat laun anak-anak akan tertarik

untuk memperhatikan dan mulai membuka-buka buku bacaan tersebut.

c. Sediakan bahan bacaan yang cocok untuk mereka

Menurut Donna Norton (1989), seorang pakar membaca dari Universitas Texas

mengatakan sesungguhnya mereka sebuah presepsi yang salah jika banyak orang tua

Page 36: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

yang mengatakan bahwa anak-anak itu tidak memiliki kesenangan membaca buku.

Menurut hasil-hasil penelitian yang ia lakukan, dia berkesimpulan bahwa pada

dasarnya semua anak senang melakukannya. Hanya saja syaratnya pihak orang tua

harus mau menyediakan buku-buku bacaan yang memang cocok dengan kondisi

mereka, baik dari segi isi maupun bahasanya. Oleh karena itu menurutnya untuk

menanamkan kebiasaan membaca pada anak-anak salah satu caranya sediakan saja

bacaan yang mereka sukai, pasti anak-anak dengan penuh suka cita akan

melakukannya.

Mengupayakan agar anak-anak gemar dan mahir membaca, memang bukanlah

sebuah pekerjaan yang mudah dan murah. Penyebabnya selain karena factor-faktor

yang turut mempengaruhi minat serta kemahiran membaca pada diri seseorang itu

tidaklah tunggal, jika tidak mau dikatakan cukup kompleks, juga karena kemampuan

membaca bukanlah kemampuan bawaan (innate) tetapi kemampuan yang

kehadirannya harus diupayakan. Dan dalam mengupayakannya sebagaimana

dikemukakan oleh Ajip Rosidi diperlukan adanya sokongan dan bantuan serta

kerjasama antara berbagai pihak,seperti pihak sekolah, keluarga, lingkungan

masyarakat dan juga pemerintah.

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang materi yang terdapat dalam

kegiatan pembelajaran kegiatan ini kerjakan secara perpasangan latihan berikut ini!

1. Mengapa minat menduduki tempat yang sangat penting dalam kegiatan

membaca?

2. Mengapa mengupayakan penumbuhan minat baca pada anak-anak dinilai bukan

Perkara yang mudah dan murah?

Petunjuk jawaban latihan

Jika Anda telah selesai, periksalah latiha Anda dengan memperhatikan rambu-rambu

berikut ini!

1. Peranan minat dalam membaca menduduki posisi yang sangat sentral dan

penting, karena ia merupakan salah satu faktor alasan pendorong yang sangat kuat

pada dri seseorang untuk berbuat dan meningkatkan keberhasilan aktivitas

membaca. Atau dengan perkataan lain peranan minat dalam membaca menduduki

Page 37: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

tempat yang sangat penting, karena ia merupakan sumber pemicu utama seseorang

dalam melakukan aktivitas membaca.

2. Mengupayakan agar anak-anak gemar dan mahir membaca, memang bukanlah

sebuah pekerjaan yang mudah dan murah. Penyebabnya selain karena factor-faktor

yang turut mempengaruhi minat serta kemahiran membaca pada diri seseorang itu

tidaklah tunggal, jika tidak mau dikatakan cukup kompleks, juga karena kemampuan

membaca bukanlah kemampuan bawaan (innate) tetapi kemampuan yang

kehadirannya yang harus diupayakan.

Peranan minat membaca menduduki tempat yang sangat penting, karena ia

merupakan sumber pemicu utama seseorang dalam melakukan aktivitas membaca.

Beberapa indikator yang dapat kita jadikan parameter untuk mengetahui minat baca

antara lain frekuensi dan kuantitas membaca yang digunakan seseorang untuk

membaca dan kuantitas sumber bacaan yang dibaca. Dan menurut hasil penelitian

Edward Kimman jika dilihat dari kedua indicator tersebut minat baca masyarakat

Indonesia masih sangat memprihatinkan.

Karena kegemaran membaca bukanlah merupakan sesuatu yang tumbuh secara

otomatis dengan sendirinya, maka ia harus ditanam, ditumbuhkan serta dipupuk dan

dibina sejak masa anak-anak. Selain itu untuk mengupayakannya diperlukan

bantuan, dukungan serta partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat dari

mulai lingkungan sekolah (guru), lingkungan masyarakat, pemerintah, serta yang

tidak kalah pentingnya yakni dukungan dari pihak keluarga. Upaya-upaya yang harus

dilakukan oleh orang tua untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak-anak

antara lain mengenalkan anak-anak dengan kegiatan membaca sejak dini,

membacakan kepada anak-anak aneka cerita-cerita yang menarik, serta bahan-

bahan bacaan yang cocok untuk mereka.

Petunjuk: Untuk soal-soal no.1-3 pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat A, B,

C, atau D!

1) Ukuran lamanya seseorang pembaca melakukan aktivitas membaca dalam

setiap harinya antara lain akan sangat bergantung pada……

A. Tuntutan kebutuhan yang disandang oleh seseorang

B. Kedudukan yang disandang oleh seseorang

Page 38: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

C. Status social yang disandang oleh seseorang

D. Jabatan yang disandang oleh seseorang

2) Menurut penelitian berapa banyak volume bacaan yang harus dilahap oleh

seorang mahasiswa pada setiap minggunya ialah….

A. harus mencapai 750.000 kata

B. harus mencapai 850.000 kata

C. harus mencapai 950.000 kata

D. semuanya betul

3) Menurut penelitian Edward Kimman kelompok orang yang hanya sekali-kali

saja melakukan aktivitas membaca, jenis bacaan mereka antara lain….

A. Koran-koran kuning

B. Novel picisan

C. Surat-surat yang mereka terima

D. Tidak ada yang benar

Petunjuk: Untuk soal no. 4-6, pilihlah:

A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan

hubungan sebab akibat.

B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi antara keduanya tidak

menunjukkan hubungan sebab akibat.

C. Jika pernyataan benar, alasan salah atau jika pernyataan salah alasan

benar.

D. Jika pernyataan dan alasan salah.

4) Menurut para pakar psikologi perkembangan penciptaan minat baca harus

diupayakan sejak kecil dan harus dimulai dari lingkungan rumah atau keluarga.

Sebab

Para pakar psikologi perkembangan menyatakan bahwa penanaman aneka kebiasaan

pada masa anak-anak akan sangat besar pengaruhnya pada masa-masa selanjutnya.

5) Donna, Norton mengatakan bahwa adalah sebuah persepsi yang salh jika

banyak orang tua yang menganggap seolah-olah anak-anak itu tidak memiliki

kesenangan membaca buku.

Sebab

Page 39: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Membaca harus dapat menyenangkan dan menggembirakan anak-anak

6) Mendongeng sangat baik sebagai alat untuk menumbuhkan minat baca anak-

anak.

Sebab

Dongeng merupakan cerita untuk mengembangkan daya imajinasi anak-anak.

Petunjuk: Untuk saol no.7-10 pilihlah:

A. Jika (1) dan (2) benar.

B. Jika (1) dan (3) benar.

C. Jika (2) dan (3) benar.

D. Jika (1), (2), dan (3) benar.

7) Salah satu bentuk pelibatan anak-anakdengan kegiatan membaca di

lingkungan rumah antara lain:

(1) menyuruh mereka membaca secara mandiri

(2) mengajak mereka saat anggota keluarga lainnya tengah melakukan

kegiatan membaca

(3) janganlah mereka dihardik saat mereka ikut serta membaca bersama-

sama dengan anggota keluarga lainnya.

8) Bentuk-bentuk dukungan pemerintah dalam mengupayakan penumbuhan

minat baca masyarakat antara lain:

(1) memberantas pembajakan buku

(2) mendirikan perpustakaan di daerah-daerah terpencil

(3) pencanangan program KMD (Koran masuk desa).

9) Mereka yang digolongkan sebagai kelompok masyarakat yang membaca karena

didorong oleh kebutuhan ingin mendapatkan informasi antara lain:

(1) guru

(2) mahasiswa

(3) pelajar SLTA

10) Faktor-faktor yang turut mempengaruhi minat baca seseorang antara lain:

(1) kebutuhan terhadap informasi

(2) kesenangan atau hobi

(3) pengaruh budaya keluarga

Page 40: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat pada

bagian akhir modul ini! Hitung jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan

rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi yang

telah Anda pelajari!

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat penguasaan = × 100%

10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai

90% - 100% = Amat baik

80% - 89% = Baik

70% - 79% = cukup

< 70% = kurang

Jika Anda telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda berhasil dapat

melanjutkan dengan modul selanjutnya. Bagus! Akan tetapi jika tingkat penguasaan

kurang dari 80% Anda harus kembali mempelajari materi yang terdapat dalam

kegiatan belajar ini, terutama bagian-bagian yang belum Anda ketahui.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1

1. C Salah satu factor yang sangat penting yang akan mengantarkan

keberhasilan umat manusia pada abad informasi dan teknologi

canggih seperti sekarang ini ialah kepemilikan sumber daya

manusia.

2. A Pada tataran yang lebih rendah membaca diidentidifikasi sebagai proses

kegiatan mencocokan lambang-lambang bunyi bahasa. Pendapat ini dikemukakan

oleh Anderson.

3. D Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan membaca,

antara lain motivasi, persepsi, dan kondisi social ekonomi. Kondisi penglihatan

termasuk factor sensoris

Page 41: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

4. A Dalam dunia pendidikan kemahiran membaca merupakan hal yang sangat

penting, sebab proses belajar hampir dapat dikatakan tidak mungkin dilepaskan dari

kegiatan membaca. Kedua pernyataan menunjukkan hubungan sebab-akibat.

5. B Di samping objektif dan bertahap, keterampilan membaca itu bersifat

tergeneralisasikan. Keterampilan dasar dalam membaca dapat digeneralisasikan

sehingga anak yang telah dapat menguasai keterampilan tersebut dituntut untuk

dapat menarapkannya kapan saja dan dimana saja jika situasi dan kondisi

menghendakinya penggeneralisaian itu.

Kedua pernyataan tersebut benar akan tetapi keduanya tidak menunjukkan

hubungan sebab-akibat.

6. B Pada awalnya membaca itu merupakan proses sensoris. Proses sensoris

bukan merupakan proses memberi makna terhadap kata-kata yang dibaca akan

tetapi proses melihat.

Pernyataan pertama benar sedangkan pernyataan kedua salah.

7. A Membaca merupakan prosese interaksi antara penulis dan pembaca dan

bersifat tidak langsung.

8. B Kesiapan membaca itu dimulai dari, melihat bagi yang normal dan meraba

bagi yang buta.

9. D Sebagai guru kita harus yakin bahwa keterampilan membaca itu harus

diajarkan kepada para siswa dan bukanlah bawaan alami serta tidak terjadi dengan

sendirinya.

10. D Persepsi seorang anak dalam membaca berpengaruh dan dipengaruhi oleh

factor-faktor kebudayaan dan pengalaman, emosi dan kematangan, serta

kepribadian atau watak.

Tes Formatif 2

1. B Kaum behavioristik beranggapan bahwa factor yang sangat berpengaruh

terhadap kemampuan membaca seaseorang adalah factor-faktor yang bersifat

ekstrinsik.

2. A Penjelasan sam dengan nomor

3. D Faktor sosial ekonomi termasuk kedalam komponen kesiapan membaca

(reading readness).

Page 42: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

4. A Yap mengatakan bahwa kemampuan membaca seseorang itu diibaratkan

seperti, kemampuan seorang penerbang: semakin banyak terbangnya maka akan

semakin piawailah kemampuan terbangnya.Untuk memperkuat pendapatnya itu Yap

mengemukakan hasil penelitiannya bahwa hamper 65% kemampuan membaca

seseorang itu ditentukan oleh kuantitas membacanya.

5. B Burmeinster serta beberapa pakar lainnya mengatakan bahwa

kemampuan membaca seseorang itu ditentukan oleh intelegensinya (IQ). Harris juga

mengatakan bahwa IQ yang dimiliki seseorang memang sangat besar pengaruhnya

dalam menentukan kemampuan membaca seseorang, namun IQ bukanlah

segalanya.Ia hanyalah merupakan salah satu dari sekian banyak factor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan belajar membaca. Kedua pernyataan tersebut benar

namun tidaksaling menunjukkan hubungan sebab-akibat.

6. A Status sosial ekonomi seseorang berkorelasi dengan kemampuan

membaca seseorang

7. A Beberapa faktor lain yang juga merupakan faktor penyebab rendahnya

kemampuan membaca bangsa kita antara lain, pertama, tradisi kelisanan

(orality) masih menjadi semacam penyumbat dalam kantong memori linguistik

masyarakat kita, kedua, akibat sistem persekolahan kita yang kurang memberikan

peluang yang cukup bagi hadirnya tradisi keberaksaraan (literacy) atau tradisi

membaca kepada para peserta didik.

8. C Faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi kemampuan membaca dibagi

menjadi dua katagori, yakni unsur-unsur yang berasal dari dalam teks

bacaan (keterbacaan dan organisasi teks), kedua unsur-unsur yang berasal dari

lingkungan baca (fasilitas, guru, model pengajaran dan lain-lain).

9. D Salah satu penyebab kesulitan memahami bacaan antara lain berakar pada

kebiasaan baca yang salah. Kebiasaan-kebiasaan dimaksud meliputi (1)

terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi sehingga gagal

memberi makna pada teks, (2) kurang memberi perhatian kepada detail,

sehingga meskipun maksud umum bacaan tertangkap secara utuh namun

gagal dalam memahami butir-butir tertentu, (3) terlalu imajinatif, terutama

bila pembaca menganggap telah mengetahui topik tertentu yang dibicarakan

Page 43: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

dalam bahan bacaan atau mempunyai pendapat yang kuat tentang topik

tersebut, (4) kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks mempunyai tingkat

kompleksitas yang tinggi, (5) gaya penulisan yang bertipe mengulang-ulang

gagasan dengan ungkapan-ungkapan dan kata- kata yang fundamen (6) gaya

pengungkapan pokok pikiran penting yang tidak langsung sehingga

mengharuskan pem baca mengambil inferensi atas informasi-informasi yang tidak

tersurat dalam bacaan, (7) penggunaan kosakata yang tidak akrab dengan

pembaca.

10. D Guru sebaiknya berpihak kepada kaum prosedural sebab dengan demikian

mereka akan dapat bersikap arif dan bijaksana dalam melihat keberbagian

kemampuan yang dimiliki oleh para siswa serta dapat melakukan penilaian

yang objektif kepada para siswa. Dengan perkataan lain dapat mendudukan

posisi anak secara proporsional.

Tes Forrnatif 3

1. A Lamanya seorang pembaca melakukan aktivitas membaca dalam setiap

harinya sangat bergantung pada tuntutan kebutuhan orang tersebut (profesi

yang mereka sandang) serta kecepatan membaca yang dimilikinya.

2. B Menurut penelitian banyaknya volume bacaan yang harus dilahap oleh

seorang mahasiswa pada setiap minggunya harus mencapai 850.000 kata.

3. D Menurut penelitian Edward Kimman (1984) aktivitas membaca

masyarakat Indonesia beserta jenis bacaan yang mereka lahap secara garis

besar dapat dipilah ke dalam empat katagori. Pertama, kelompok orang yang

hanya sekali-kali saja melakukan aktivitas membaca. Artinya kelompok orang

tersebut hanya akan melakukan aktivitas membaca kala ada tuntutan harus

membaca, seperti kala menerima surat misalnya. Karena frekuensinya tidak pasti

maka menurut Kimman jenis bacaan yang mereka baca pun menjadi sulit

diidentifikasi. Jumlah masyarakat kita yang termasuk kelompok ini diperkirakan

meliputi sepertiga dan komunitas bangsa Indonesia.

Page 44: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

4. B Menurut para pakar psikologi perkembangan penciptaan minat baca

harus diupayakan sejak kecil dan harus dimulai dari lingkungan rumah atau

keluarga. Mereka juga menyatakan bahwa penanaman aneka kebiasaan pada

masa anak-anak akan sangat besar pengaruhnya pada masa-masa selanjutnya.

Kedua pernyataan tersebut benar akan tetapi keduanya.tidak saling

menunjukkan sebab akibat.

5. A Menurut Donna Norton (1989), seorang pakar membaca dari Universitas Texas

mengatakan sesungguhnya merupakan sebuah persepsi yang salah jika banyak orang

tua yang mengatakan bahwa anak-anak itu tidak memiliki kesenangan membaca

buku. Menurut hasil-hasil penelitian yang ia lakukan, dia berkesimpulan bahwa pada

dasarnya semua anak senang melakukannya. Hanya saja syaratnya pihak orang tua

harus mau menyediakan buku-buku bacaan yang memang cocok dengan kondisi

mereka, baik dari segi isi maupun bahasanya. Oleh karena itu menurutnya untuk

menanamkan kebiasaan membaca pada anak-anak salah satu caranya sediakan saja

bacaan yang mereka sukai, pasti anak-anak dengan penuh suka cita akan

melakukannya. Donna N. Norton mengatakan bahwa adalah sebuah persepsi yang

salah jika banyak orang tua yang menganggap seolah-olah anak-anak itu tidak

memiliki kesenangan membaca buku. Dengan perkataan lain membaca harus dapat

menyenangkan dan rnenggembirakan anak-anak.

6. B Mendongeng sangat baik sebagai alat untuk menumbuhkan minat baca

anak Dongeng juga merupakan cerita untuk rnengembangkan daya

imajinasi anak-anak. Tapi kedua pernyataan tersebut tidak saling

menunjukkan hubungan sebab akibat.

7. C Salah satu bentuk pelibatan anak-anak dengan kegiatan membaca di

lingkungan rumah antara lain dengan mengajak mereka saat anggota

keluarga Iainnya tengah melakukan membaca serta janganlah mereka

dihardik saat mereka ikut serta membaca bersama-sama dengan anggota

keluarga lainnya.

8. D Bentuk-bentuk pemberantasan kegiatan pembajakan buku, mendirikan

perpustakaan di daerah-daerah terpencil serta pencanangan program

Page 45: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

KMD (koran masuk desa) merupakan bentuk-bentuk dukungan pemerintah

dalam mengupayakan penumbuhan minat baca masyarakat.

9. C Mahasiswa dan Pelajar SLTA oleh Edward Kimman digolongkan sebagai

kelompok orang yang melakukan aktivitas membaca karena didorong oleh

kebutuhan ingin mendapatkan informasi. Jenis bacaan mereka terutama

surat kabar, majalah berita, jurnal berkala serta buku-buku ilmu

pengetahuan (khususnya buku-buku teks atau buku pelajaran). Jumlah

kelompok ini menurut Kimman diperkirakan sekitar 15% dan komunitas

bangsa kita.

10. D Kebutuhan terhadap informasi, kesenangan atau hobi membaca, serta

pengaruh budaya keluarga termasuk faktor-faktor yang turut

mempengaruhi minat baca seseorang.

Page 46: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

DAFTARPUSTAKA

Bwialster L.E. (1978), Reading Strategies for Middler and Secondary School, California: Addison-Wesley Publishing Company.

Eddie William, (1984), Reading in the Language Classroom, London: Macmillam Publishing Ltd.

Harris, L. Theodore (et.al) (ed): 1983, Dictionary of Reading and Related Term, London: International Reading Asociation.

Tarigan, H.G.: 1986, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa.

Smith, Frank, 1987 Understanding Reading: a Psikolinguistic Analysis of Reading and Learning to Read, London: Lawrence Erlbaum Asociates Publisher.

Smith, Carl B. (et all), Teaching Reading in Secondary School Content Subject: Bookthinking Process, NewYork: Holt, Rinehart and Wiston.

Nurhadi, 1987, Membaca Cepat dan Efektif (Teori dan Latihan), Bandung: penerbit CV. Sinar Baru.

Harjasujana, A. (dkk.), 1988, Materi Pokok Membaca, Jakarta: Universitas Terbuka

Page 47: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Harjasujana, A, 1988, Nusantara yang Literat: Secercah Sumbangsaran terhadap Upaya Pengingkatan Mutu Pendidikan di Indonesia. (Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada FPBS IKIP Bandung).

Tampubolon D.P, 1989, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien, Bandung: Angkasa.

Mulyati, Yeti, 1994, Model Pelatihan dalam Bimbingan Membaca Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Pemahaman Bacaan, Tesis Pascasarjana IKIP Bandung.

Widyamartaya A., 1992, Seni Membaca Untuk Studi, Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Olson, R. David (et.al) (ed.), 1983, Literacy, Language, and Learning, London: Cambridge University.

Richard T. Vacca and Jo Annel Vacca, 1987, Content Area Reading, Boston: Scott, Foresman and Company.

Burnes Don and Glenda Page (ed.), 1985, Insight and Strategies for Teaching Reading, Sydney: Harcourt Brace Jovanovich Group.

Harras K.A, 1993, Mengembangkan Bahasa Anak-anak Melalui Bacaan Sastra dalam Sastra dan Perkembangan Insani Anak-anak (H.G. Tarigan dan Kholid A. Harras ed), Bandung: Penerbit Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni.

Harras K.A, 1995, Membaca Minat Baca Masyarakat Kita dalam jurnal Mimbar Bahasa dan Seni No.XXII 1995.

Hafni, 1981, Pemilihan dan Pengembangan Bahan Pengajaran Membaca, Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.

Norton, Donna, 1988, Through the Eyes of a Child: An Introduction to Children

Literature, Colombus, Toronto: Charles E. Merril Publishing Company.

Rosidi, Ajip, 1973, Pembinaan Minat Baca, Apresiasi, dan Penelitian Sastra, Jakarta: Panitia Tahun Buku Internasional.

Page 48: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Tarigan, H.G., Kholid dan A. Ruhendi Saefullah (ed), 1989, Membaca dalarn Kehidupan, Bandung: Angkasa.

ANEKA JENIS MEMBACA

Drs. Kkolid A. Harras

Pendahuluan

Dalam kajian membaca dikenal banyak jenis membaca. Dasar pijakan dalam

melakukan pembagian atau penggolongan jenis-jenis membaca tersebut tentunya

bermacam-macam. Ditinjau dan terdengar tidaknya suara si pembaca pada waktu

membaca, kita dapat membagi membaca menjadi dua jenis, yakni membaca dalam

hati (silent reading), serta membaca nyaring atau membaca bersuara (oral reading

or aloud reading). Dilihat dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibacanya,

membaca dapat kita golongkan ke dalam membaca ekstensif (extensive reading) dan

membaca intensif (intensive). Dilihat dari tingkatan kedalamannya atau levelnya,

membaca dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, yakni membaca literal (literary

reading), membaca kritis (critical reading). dan membaca kreatif (creati reading).

Lewat modul 2 ini, kita akan mencoba mengulas aneka jenis teknik membaca

sebagaimana disebutkan di atas, baik menyangkut pengertian maupun aspek-aspek

yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian setelah mempelajari modul ini, Anda

diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan seputar jenis-jenis teknik

membaca ini. Secara lebih rinci setelah mempelajari ini, Anda diharapkan dapat:

1. menjelaskan pengertian membaca nyaring dan membaca dalam hati;

2. menjelaskan pengertian dan jenis-jenis teknik membaca ekstensif dan intensif;

3. menjelaskan pengertian membaca literal, kritis dan kreatif.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam mempelajari modul ini Anda

disarankan untuk memulai membaca setiap konsep, denfisi, uraian, dan contoh yang

Page 49: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

terdapat pada bagian awal setiap kegiatan belajar. Jika Anda menemukan kesulitan

berupa kata atau istilah-istilah silakan anda buka bagian glosarium.

Setalah Anda memahami bagian tersebut kerjakanlah bagian latihan dengan

sungguh-sungguh. Usahakan tidak melihat rambu-rambu jawaban terlebih dahulu

sebelum anda mengerjakan seluruh bagian latihan tersebut. Jika Anda belum

berhasil menjawab dengan benar semua soal latihan, perhatikan baik-baik sekali lagi

petunjuk jawaban latihan. Jika Anda menganggap perlu, silakan baca kembali

konsep, uraian, dan contoh sehubungan dengan jawaban latihan ini. Akan tetapi,

jika Anda telah berhasil menjawab sebagian besar soal latihan tersebut silakan Anda

lanjutkan untuk mulai mengerjakan tes formatif

Dalam mengerjakan tes formatif sebaiknya Anda jawab dahulu semua soal yang ada,

baru kemudian, Anda mencocokkannya dengan kunci jawabannya. Sebelum Auth

beralih ada kegiatan belajar selanjutnya, Anda harus ‘akiu bahwa Anda telah

berhasil memahami seluruh isi kegiatan belajar yang sudah dipelajari serta seluruh

latihan-latihanuya.

Yang perlu Anda catat, bahwa model soal-soal tes formatif yang terdapat dalam

setiap kegiatan belajar akan saina dengan model soal-soal yang terdapat pada ujian

akhir semester (UAS) mata kuhah mu Dengan demikian, bila Anda sudah terbiasa

mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam kegiatan belajar dengan sebauk-

baaknya maka Auth. akan mempunyai modal yang cukup besar saat menghadapi UAS

nanti.

Selamatbelajar’

Page 50: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

GLOSARIUM

oral reading = kegiatan membaca nyaring atau membaca bersuara

silent reading = kegiatan membaca dalam hati atau membaca senyap

ingatan visual = ingatan yang diperoleh melalui penglihatan yang

kemudian diendapkan di dalam otak kita.

iformasi non-visual = informasi yang telah dimiliki oleh seseorang sebelumnya.

Informasi ini memegang peranan yang sangat penting

dalam proses membaca karena dapat memprediksi suatu

bahan bacaan sehingga mendapatkan suatu pemahaman.

skimming = kegiatan membaca secara cepat dan selektif serta

bertujuan.

1

Page 51: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Membaca Nyaring dan

Membaca Dalam Hati

Ditinjau dari terdengar tidaknya suara si pembaca pada waktu membaca, kita

dapat membagi membaca menjadi dua jenis, yakni membaca dalan hati (silent

reading), serta membaca nyaring atau membaca bersuara (oral reading or aloud

reading). Untuk memberikan pemahaman yang luas kepada Anda ihwal kedua jenis

membaca ini, mari ikuti penjelasan berikut.

A. Membaca Nyaring

Selama ini banyak orang memberikan pengertian ihwal membaca nyaring ini secara

sederhana sekali, yakni kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara atau

kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang cukup keras.

Akibat pengertian seperti itu, membaca nyaring dianggap sebagai kegiatan membaca

yang sangat mudah dan siapa pun seolah-olah dapat melakukannya.

Pada tataran yang paling rendah, misalnya padá anak-anak SD kelas I yang baru

belajar membaca tentu saja pengertian semacam itu tidaklah salah. Hanya dalam

tataran yang lebih tinggi, misalnya pada anak-anak sudah mulai lancar membaca,

pengertian membaca nyaring pada dasarnya bukanlah kegiatan membaca untuk

kepentingan diri sendiri, tetapi membaca untuk kepentingan orang lain (pendengar).

Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan (dengan nyaring)

kepada orang lain. Sebagaimana dijelaskan dalam Dictionary of Reading (193:221):

oral reading is the process of reading aloud to communicate to another to

anaudience.

Karena tujuan utamanya pengkomunikasian isi bacaan maka si pembaca bukan hanya

dituntut harus mampu melafalkan dengan suara nyaring lambang- lambang bunyi

bahasa saja, melainkan juga dituntut harus mampu melakukan ‘proses pengolahan’

Page 52: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

agar pesan-pesan atau muatan makna yang terkandung dalam lambang-lambang

bunyi bahasa tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang yang

mendengarnya. Dengan demikian, jelaslah bahwa proses membaca nyaring

sesungguhnya bukanlah hal yang mudah Menurut A. Gates (1974) dalam Dictionary

of Reading (1983:221) dikatakan bahwasanya membaca nyaring lebih sulit

dibandingkan dengan membaca dalam hati: oral reading is much more difficult

procces than silent reading.

Kesulitan proses membaca nyaring ini juga dapat dilihat dari tingkat

keterlibatan organ-organ tubuh yang turut bereaktivitas. Dalam membaca dalam

hati, kita hanya menggunakan ingatan visual (visual memory). Dalam hal ini yang

aktif adalah mata (pandangan atau penglihatan dan ingatan), sedangkan dalam

membaca nyaring selain penglihatan dan ingatan turut juga aktif ingatan

pendengaran (auditory memory) dan ingatan yang bersangkutan dengan otot-otot

kita (motor memory), seperti alat-alat ucap kita. Oleh karena itu, untuk

mendapatkan keterampilan membaca jenis ini sangat mutlak diperlukan àdanya

proses latihan secara terencana dan sungguh-sungguh di bawah asuhan guru-guru

yang profesional.

Karena tujuan akhir yang diharapkan dari membaca nyaring adalah kefasihan

(fluency): mampu mempergunakan ucapan yang tepat, membaca dengan jelas dan

tidak terbata-bata,. membaca dengan tidak terus menerus melihat pada bahan

bacaaan, membaca dengan menggunakan intonasi dan lagu yang tepat dan jelas,

maka hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pembaca nyaring secara umum

antara lain:

a) harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan;

b) harus mempelajari keterampilan menafsirkan lambang-lambang tertulis,

seperti tanda pungtuasi serta tanda-tanda baca lainnya, misalnya tanda titik, koma,

tanya, seru, dan sejenisnya agar dirinya dapat menyusun kata-kata dengan intonasi

yang sesuai dengan maksud si penulis serta ucapan-ucapan yang disampaikannya

terasa hidup;

Page 53: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

c) harus memiliki kecepatan penglihatan mata yang tinggi serta pandangan mata

yang jauh, karena dia harus melihat pada bacaan untuk memelihara kontak dengan

para pendengar;

d) harus dapat mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas

maknanya bagi para pendengar.

Selain keempat hal tersebut, untuk mendapat kefasihan dalam membaca

nyaring maka seorang pembaca dituntut untuk memiliki tingkat kepercayaan diri

(self confidence) yang baik. Masalah kepercayaan diri ini merupakan hal yang

penting untuk dicermati dalam membaca nyaring karena seperti yang telah

dijelaskan bahwa pada hakekatnya kegiatan membaca nyaring ini diperuntukkan

bagi orang lain (pendengar). Dengan demikian sang pembaca, baik langsung maupun

tidak langsung saat dia melakukan kegiatan membaca harus berhadapan dengan

orang lain (pendengarnya). Kalau tingkat kepercayaan dirinya rapuh maka boleh jadi

saat dia melakukan kegiatan membaca nyaring, dirinya akan banyak mendapatkan

kesulitan, seperti dilanda rasa gugup.

Menurut H.G. Tarigan (1986:26) untuk membantu para pendengar menangkap

serta memahami maksud sang pengarang, maka pembaca nyaring haruslah

menggunakan berbagai cara, angara lain :

a) menyoroti ide-ide baru dengan menggunakan penekanan yang jelas;

b) menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide berikutnya;

c) merencanakan kesatuan ide pikiran di dalam satuan kalimat;

d) menjaga suaranya agar senantiasa nyaring dan jelas;

e) menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan ekspresi yang baik dan tepat.

Selanjutnya, H .G. Tarigan juga menjelaskan bahwasannya keterampilan

keterampilan membaca nyaring akan berkembang secara wajar dan alamiah dalam

membaca teks drama. Oleh karena itu, menurutnya dalam pengajaran membaca

nyaring para guru dapat menggunakan teks-teks drama sebagai bahannya, selain

teks jenis narasi lainnya. Dalam pengajaran bahasa asing kegiatan membaca nyaring

Page 54: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

sangat cocok untuk melatih keterampilan ucapan (pronounciation) daripada

pemahaman (comprehension).

Dengan mengutip pendapat Barbe & Abbot (1975), H.G. Taringan (1986:24-25)

menyebutkan aneka keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring, yaitu:

Kelas I

a. mempergunakan ucapan yang tepat,

b. mempergunakan frasa yang tepat (bukan kata demi kata),

c. mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah dipahami,

d. menguasai tanda-tanda baca sederhana, seperti tanda titik, koma, tanya, atau

seru,

e. memiliki sikap yang baik dalam merawat buku.

Kelas II

a. membaca dengan terang dan jelas,

b. membaca dengan penuh perasaan dan ekspresi,

c. membaca tanpa tertegun-tegun atau terbata-bata.

Kelas III

a. membaca dengan penuh perasaan dan ekspresi,

b. membaca dengan penuh pemahaman,

Kelas IV

a. memahami bahan bacaan pada tingkat dasar,

b. kecepatan mata dan saat membaca yakni 3 kata dalam satu detik.

Page 55: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

KelasV

a. membaca dengan penuh pemahaman dan perasaan,

b. mulai dapat membaca nyaring tanpa harus terus-menerus melihat pada teks.

Kelas VI

a. membaca nyaring dengan penuh perasaan. dan ekspresi,

b. mampu menggunakan. frasa dan susunan kata yang tepat,

c. membaca dengan penuh kepercayaan diri.

B. Membaca dalam hati

Dalam Dictionary of Reading (1983:296) disebut silint reading is reading

without saying aloud what is read. in silent reading one reads to oneself not other.

Jadi dalam membaca dalam hati atau membaca diam memang tidak ada suara yang

keluar. Sedangkan yang aktif bekerja hanya mata dan otak atau kognisi kita saja.

Ihwal diamnya alat ucap ini saat melakukan kegiatan membaca dalarn hati

perlu dicermati oleh kita sebagai guru, sebab hingga saat ini masih banyak anak

anak saat mereka membaca dalam hati, tetapi pada saat yang sama alat ucap

mereká turut aktif. Misalnya, membaca sambil bersuara seperti berbisik, atau

dengan bibir bergerak-gerak, atau membaca dengan kepala bergerak mengikuti baris

bacaan, atau membaca dengan menunjuk baris bacaan (kata demi kata) dengan jari,

pensil atau alat lainnya. Hal-hal semacam itu secara perlahan harus segera

dihilangkan karena akan dapat menghambat kelancaran membaca dalam hati.

Selain peristiwa di atas, kebiasaan yang juga dapat menghambat dalam proses

membaca dalam hati ialah kebiasaan melakukan regresi, yakni kegiatan mengulang

kembali bagian bacaan yang telah dilalui karena merasa diri gagal mendapatkan

pemahaman. Sebagaimana disebutkan dalam Dictionary of Reading (1983:275)

Page 56: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

regression is movement backwards; specially, a back word eye movement in reading

continous text.

Menurut Frank Smith (1986:156) sedikitnya ada 6 hal yang dapat

rnenyebabkan seseorang terjebak melakukan refresi sewaktu melakukan kegiatan

membaca,

antara lain:

a) akibat kurang memiliki kepercayaan diri,

b) sering tergoda melakukan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan cetak,

c) menemui kata-kata yang sulit,

d) terlalu terpaku pada detil,

e) terlalu cepat dalam melakukan penafsiran,

f) tidak konsentrasi dalam membaca.

Untuk mengatasi masalah regresi, yang paling panting ialah dengan

kepercayaan diri dan sikap yang benar saat melakukan aktivitas membaca. Kita

harus meyakini bahwasanya sebuah bacaan pada hakekatnya memiliki suatu gagasan

yang utuh. Hanya saja dalam hal penyampaiannya gagasan-gagasan tersebut boleh

jadi berceceran pada sepanjang teks dan penataan urutannya tidak sistematis. Oleh

karena itu, saat sedang melakukan aktivitas membaca kemudian di tengah-tengah

menemukan hal-hal yang tidak kita pahami benar, harus terus melanjutkan

membacanya hingga usai. Mengapa demikian? Jawabannya karena boleh jadi bagian

yang belum kita mengerti tersebut akan mendapatkan penjelasannya pada bagian-

bagian teks berikutnya. Jika setelah selesai keseluruhan bacaan tersebut kita masih

juga belum memahaminya, baru mengulanginya (review) dari awal lagi.

Dengan mengutip pendapat Barbe & Abbot (1975) H.G. Taringan (1986:37-38)

menyebutkan aneka keterampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati, yakni:

Kelas I

Page 57: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

a. membaca tanpa bersuara, tanpa menggerak-gerakan bibir, tanpa berbisik

b. membaca tanpa gerakan kepala.

Kelas II

a. membaca tanpa gerakan bibir atau kepala,

b. membaca lebih cepat dalam hati ketimbang dengan bersuara.

Kelas III

a. membaca dalam hati tanpa menunjuk-nunjuk dengan jari dan tanpa gerakan

bibir,

b. mernahami bahan bacaan yang dibaca secara diam atau di dalam hati saja,

c lebih cepat membaca dalam hati daripada membaca nyaring.

Kelas IV

a. mengerti serta memahamit bahan bacaan pada tingkat dasar,

b. kecepatan mata dalam membaca berkisar 3 kata perdetik.

Kelas V

1. membaca tanpa gerakan bibir atau kepala atau menunjuk-nunjuk dengan Jari,

2. membaca dengan pemahaman yang baik,

3. menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati itu dengan penuh senang hati.

Kelas VI

1. membaca tanpa gerakan bibir, tanpa komat-kamit,

Page 58: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

2. dapat menyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang

terdapat bahan bacaan,

3. dapat membaca 180 kata dalam satu menit pada bacaan fiksi tingkat dasar.

Latihan

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang pengertian kedua jenis

membaca ini jawablah pertanyaan latihan berikut ini!

1. Mengapa pada tahap yang lebih tinggi membaca nyaring dianggap sebagai

kegiatan membaca yang cukup sulit dibandingkan dengan kegiatan membaca dalam

hati?

2. Sebutkan. beberapa kebiasaan buruk yang dapat mengharnbat kelancaran

membaca nyaring!

Pelunjuk Jawaban Lalihan

Jika Anda telah selesai, periksalah latihan Anda dengan memperhatikan

rambu-rambu berikut ini!

1. Pertama, tujuan utamanya pengkomunikasian isi bacaan. Oleh karena itu, si

pembaca bukan hanya dituntut harus mampu melafalkan dengan suara nyaring

lambang-lambang bunyi bahasa saja, melainkan juga dituntut harus mampu

melakukan ‘proses pengolahan’ agar pesan-pesan atau muatan makna yang

terkandung dalam lambang-lambang bunyi bahasa tersebut dapat tersampaikan

secara jelas dan tepat oleh orang yang mendengarnya. Kedua, dilihat dari tingkat

keterlibatan organ-organ tubuh yang turut beraktivitas, dalam membaca dalam hati

kita hanya menggunakan ingatan visual (visual memory) dan yang aktif hanya mata

dan ingatan saja, sedangkan dalam membaca nyaring selain penglihatan dan ingatan

turut juga aktif ingatan pendengaran (auditory memory) dan ingatan yang

Page 59: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

bersangkutan dengan otot-otot kita (motor memory), seperti alat-alat ucap kita.

Ketiga tujuan akhir dari membaca nyaring adalah kefasihan (fluency).

2) Membaca sambil bersuara seperti berbisik, atau dengan bibir bergerak-gerak,

atau membaca dengan kepala bergerak mengikuti baris bacaan, atau membaca

dengan menunjuk baris bacaan (kata demi kata) dengan jari, pensil atau alat

lainnya, serta melakukan regresi.

Rangkuman

Ditinjau dari terdengar dan tidaknya suara si pembaca pada waktu membaca,

kita dapat membagi membaca menjadi dua jenis yakni membaca dalam hati (silent

reading), serta membaca nyaring atau membaca bersuara (oral reading or aloud

reading). Pada tataran yang paling rendah membaca nyaring merupakan aktivitas

membaca sebatas melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang

cukup keras, sedangkan pada tataran yang lebih tinggi membaca nyaring merupakan

proses pengkomunikasian isi bacaan (dengan nyaring) kepada orang lain

(pendengar).

Membaca dalam hati merupakan proses membaca tanpa mengeluarkan suara.

Yang aktif bekerja hanya mata dan otak atau kognisi saja. Untuk menanarnkan

kemahiran kedua jenis membaca ini diperlukan adanya proses latihan secara

terencana dan sungguh-sungguh di bawah asuhan guru-guru profesional.

Tes Formatif 1

Petunjuk: Untuk soal-soal nomor 1-3 pilihlah satu jawaban yang paling tepat! (A,B,

C, atau D).

1. Salah satu alasan membaca nyaring pada tingkat yang lebih tinggi dinilai lebih

sulit dibandingkan membaca dalam hati ialah ....

Page 60: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

A. Membaca nyaring lebih banyak melibatkan visual memory sedangkan

membaca dalam hati tidak melibatkan visual memory

B. Membaca nyaring lebih banyak mengeluarkan suara sedangkan membaca

dalam hati tidak

C. Membaca nyaring dituntut mampu melakukan proses pengolahan makna

agar dapat ditangkap maksudnya sedangkan membaca dalam hati tidak

D. Membaca nyaring merupakan kegiatan membaca untuk kepentingan

orang lain sedangkan membaca dalam hati untuk kepentingan diri sendiri

2. Alat utama yang paling berperan dalam proses membaca dalam hati yaitu….

A. mata dan kognisi

B. mata dan ingatan

C. mata dan memory visual

D. mata dan hati

3. Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud sang

pengarang, maka seorang pembaca nyaring haruslah menggunakan berbagai cara,

antara lain….

A. menyoroti ide-ide baru dengan menggunakan penekanan yang jelas

B. menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide berikutnya

C. merencanakan kesatuan ide, pikiran di dalam satuan kalimat.

D. sernuanya benar

Petunjuk: Untuk soal nomor 4-6, pilihlah

A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan

hubungan sebab akibat.

B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi antara keduanya tidak

menunjukkan hubungan sebab akibat.

Page 61: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

C. Jika pernyataan benar, alasan salah atau jika pernyataan salah alasan

benar

D. Jika pernyataan dan alasan salah.

4. Pembaca dalarn hati yang baik saat melakukan kegiatan membaca dirinya tidak

menggerak-gerakkan bibir atau menunjuk teks bacaan dengan menggunakan jari

atau alat tunjuk lainnya

sebab

Hal itu akan dapat merusak pemahaman terhadap bacaan yang tengah

dibacanya

5. Salah satu tujuan membaca nyaring adalah kefasihan

sebab

Membaca nyaring pada hakekatnya merupakan kegiatan membaca untuk

kepentingan orang lain.

6. Salah satu sebab terjadinya regresi atau pengulangan kembali terhadap bagian-

bagian yang telah dibaca dalam membaca dalam hati yakni akibat pembaca kurang

memiliki harga diri.

sebab

Harga diri merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang pembaca nyaring.

Petunjuk: Untuk soal nomor 7-10 pilihlah:

A. Jika (1) dan (2) benar

B. Jika (1) dan (3)benar

C. Jika (2) dan (3) benar

D. Jika (1), (2), dan (3) benar

7. Tuntutan kemampuan membaca dalam hati untuk anak SD Kelas V menurut

Barbe dan Abbot antara lain:

Page 62: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

(1) membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala atau menunjuk-

nunjuk dengan jari

(2) membaca dengan pemahaman yang baik

(3) dapat membaca dengan kecepatan 180 kata dalam satu menit pada

bacaan fiksi tingkat dasar

8) Tuntutan kemampuan membaca nyaring untuk anak SD kelas VI menurut

Barbe dan Abbot antara lain….

(1) membaca nyaring dengan penuh perasaan dan ekspresi

(2) membaca nyaring dengan penuh kesungguhan

(3) mampu menggunakan frasa dan susunan kata yang tepat

9. Contoh aplikasi membaca nyaring tingkat lanjut misalnya….

(1) membaca berita di TV

(2) membaca puisi

(3) membaca koran

10. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pembaca nyaring secara umum

antar lain….

(1) harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan

bacaan

(2) harus mempelajari keterampilan-keterampilan menafsirkan atas

lambang lambang tertulis, seperti tanda pungtuasi serta tanda-tanda baca

lainnya

(3) harus dapat mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar

jelas rnaknanya bagi dirinya

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang

terdapat di bagian akhir Modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian

Page 63: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap

materi Kegiatan Belajar 1.

Rumus:

Jumlah jawaban yang Anda benar

Tingkat penguasaan = ---------------------------------------- x 100%

10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = balk

70% - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami kegiatan belajar 1. Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2.

Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi

Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Page 64: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

METODE SQ3R

Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih

egiatan berbahasa meliputi empat keterampilan yaitu menyimak

berbicara membaca dan menulis. Membaca sebagai salah satu

keterampilan berbahasa sudah selayaknya kita memiliki dengan baik

karena ia sudah merupakan kebutuhan sehari-hari. Pada saat ini, banyak

orang yang mengawali kegiatan pagi hari dengan membaca, seperti

membaca surat kabar atau bacaan lainnya. Begitu pula seorang siswa atau

mahasiswa akan sering berhadapan dengan buku-buku yang harus

dibacanya. Oleh karena itu, kita harus mempunyai cara untuk mensiasati

bahan bacaan agar dapat memahaminya dengan baik, terutama bahan

bacaan yang berkaitan dengan buku-buku untuk keperluan studi atau buku-

buku ilmiah lainnya.

Dalam modul ini akan dibahas cara atau metode yang dapat

digunakan untuk memahami sebuah buku atau bacaan lainnya, terutama

yang berkaitan dengan buku-buku pelajaran, yang biasanya dianggap lebih

sulit dipahami daripada buku cerita. Selain itu, akan dibahas langkah-

langkah penggunaan metode SQ3R, dan sekaligus membahas bagaimana

cara menerapkan metode ini untuk dapat meningkatkan kemampuan

membaca. Modul ini berjudul metode SQ3R, yang terbagi atas dua pokok

bahasan, yaitu (1) hakikat metode SQ3R dengan subpokok bahasan:

K

Page 65: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

pengertian metode SQ3R, karakteristik metode SQ3R, dan langkah-langkah

metode SQ3R; (2) penerapan metode SQ3R dengan subpokok bahasan:

keuntungan dan manfaat metode SQ3R, dan penerapan metode SQ3R

bagi peningkatan kemampuan membaca.

Metode SQ3R merupakan rangkaian modul-modul sebelumnya. Oleh

karena itu, untuk mendapat pemahaman yang baik terhadap modul ini Anda

harus memahami modul-modul sebelumnya.

Penguasaan materi modul ini, akan membantu Anda untuk

meningkatkan kemampuan membaca untuk keperluan studi. Selain itu,

akan mempermudah Anda untuk memahami buku atau bacaan lain karena

modul ini berfungsi sebagai pisau yang digunakan untuk membedah sebuah

buku agar buku itu dapat dipahami dengan baik.

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan memiliki wawasan

yang luas tentang metode membaca untuk studi. Secara lebih rinci, tujuan

yang ingin dicapai adalah agar Anda dapat :

1. menjelaskan hakikat metode SQ3R, yang meliputi pengertian

metode SQ3R, karakteristik metode SQ3R, langkah-langkah metode

SQ3R;

2. menerapkan metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan

membaca studi, yang meliputi keuntungan dan manfaat metode

SQ3R, dan penerapan metode SQ3R dalam kegiatan membaca

untuk studi.

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka materi dalam modul

ini akan dituangkan dalam tiga kegiatan belajar

Kegiatan Belajar 1 mambahas Hakikat Metode SQ3R;

Kegiatan Belajar 2 membahas Penerapan Metode SQ3R, bagi

Peningkatan Kemempuan membaca

Supaya Anda berhasil memahami modul ini dan tujuan yang telah

ditetapkan tercapai dengan baik, maka Anda harus mempelajari setiap

kegiatan belajar dalam modul ini dengan cermat sesuai dengan petunjuk

yang diberikan.

Page 66: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Diskusikan dengan teman Anda bila mengalami kesulitan dan gunakan

glosarium (daftar kata-kata sulit) yang tersedia jika Anda menemukan kata-

kata atau istilah yang belum Anda pahami maknanya. Kerjakan semua

latihan dan tes formatif sesuai dengan petunjuk yang ada dalam modul

tersebut. Selamat belajar semoga berhasil!

1

Hakikat Metode SQ3R

1. Pengertian Metode SQ3R

ering kita mengalamai kesulitan dalam memahami sebuah buku atau

bahan bacaan lainnya. Tidak jarang untuk memahami sebuah

bacaan, kita membaca lebih dari satu kali. Mengapa demikian?

Banyak orang yang membaca sebuah buku atau bacaan lain dengan

cara membaca keseluruhan bacaan itu sekaligus. Dengan cara itu, orang

tersebut beranggapan akan dapat memahami bacaan tersebut dengan baik.

Ternyata anggapan tersebut tidak terlalu tepat untuk memahami suatu

bacaan, kita tidak sekedar membaca. Kita memerlukan strategi yang tepat

agar memahami bacaan itu dengan cepat dengan hasil yang baik.

Membaca sebuah buku dapat kita mulai dengan membaca sekilas

atau skiming, kemudian dilanjutkan dengan membaca secara intensif.

Membaca sekilas bertujuan untuk memperoleh kesan umum dari sebuah

buku. Akan tetapi, buku itu juga harus kita pelajari secara intensif. Kita tidak

hanya membaca buku itu secara meluas, tetapi juga perlu membaca secara

mendalam. Membaca secara intensif diperlukan untuk memperoleh

informasi yang lebih bermutu, lebih berbobot, lebih kental, dan lebih utuh.

Untuk membaca kegiatan seperti itu, kita dituntut untuk (relational thinking)

(Widyamartaya, 1992).

S

Page 67: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Pemahaman bacaan merupakan kemampuan untuk mengerti ide-ide

pokok, rincian yang penting dari bacaan, dan pengertian yang menyeluruh

terhadap bacaan itu. Oleh karena itu, kita perlu menguasai kosa kata

struktur tulisan dengan baik.

Banyak cara atau metode yang telah dikembangkan dalam

keterampilan membaca dalam kurun waktu lima puluh tahun terakhir ini.

Salah satu diantaranya ialah metode SQ3R. apakah SQ3R itu?

SQ3R merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk

kepentingan membaca secara intensif dan rasional. Metode membaca studi

ini diajaurkan oleh seorang guru besar pisikologi dari Ohio State Univercity,

yaitu Prof. Francis P. Robinson tahun 1941. metode ini merupakan metode

salah satu membaca yang makin lama makin dikenal orang dan banyak

digunakan. Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R

mencakup lima langkah, yaitu:

1. Survei (= penelaahan pendahuluan);

2. Question (= bertanya);

3. Read (= baca);

4. Recite (= mengutarakan kembali);

5. Review (= mengulang kembali).

2. Karakteristik Metode SQ3R

Dalam menggunakan metode ini, sebelum membaca kita melakukan

survei untuk memperoleh gambaran umum dari suatu bacaan dengan cara

melihat bagain permulaan dan akhir. Misalnya, pada saat akan membaca

buku, kita mensurvei terlebih dahulu judul buku, nama pengarang, nama

penerbit, tahun terbit, daftar isi, kata pengantar, rangkuman, dan daftar

pustaka. Setelah mensurvei buku, kita kita merumuskan beberapa

pertanyaan untuk diri sendiri tentang bacaan tersebut yang diharapkan

jawabannya ada dalam buku itu. Hal itu akan membantu dan menuntun kita

memahami bacaan. Dengan bekal rumusan pertanyaan-pertanyaan tadi,

barulah kita membaca. Pertanyaan itu merupakan penentuan yang dapat

Page 68: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

membantu pembaca menemukan informasi yang diinginkannya dengan

cepat.

Setelah membaca, untuk mengetahui penguasaan kita terhadap

bacaan, kita lakukan kegiatan menceritakan/ mengutarakan kembali dengan

kata-kata sendiri. Untuk membantu daya ingat kita membuat catatan-

catatan kecil.

Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R diakhiri

dengan kegiatan meninjau kembali/ mengulang kembali apa yang sudah

kita baca. Kita tidak perlu membaca ulang bacaan itu secara keseluruhan,

tetapi kita hanya memeriksa bagain-bagain yang dianggap penting yang

memberikan gambaran keseluruhan dari bacaan, juga untuk menemukan

hal-hal penting yang mungkin terlewat pada saat kita membaca

sebelumnya.

Begitulah gambaran singkat kegiatan membaca yang menggunakan

metode SQ3R. Dengan demikian, yang dimaksud dengan SQ3R adalah

suatu metode membaca untuk menemukan ide-ide pokok dan

pendukungnya serta untuk membantu mengingat agar lebih tahan lama

melalui lima langkah kegiatan, yaitu survei, question, read, recite, dan

review.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, metode SQ3R mempunyai lima

langkah kegiatan, yaitu survei, question, read, recite, dan review. Kelima

langkah itu akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini.

3. Langkah-langkah Metode SQ3R

Langkah 1: Survei

Jika Anda membaca sebuah buku, apa yang pertama-tama Anda

lakukan? Apakah Anda langsung membaca buku tersebut?

Sebelum kita membaca, biasanya orang menyediakan waktu beberapa

menit untuk mengenal keseluruhan anatomi buku. Caranya dengan

membuka-buka buku secara cepat dan keseluruhan yang langsung tampak.

Yang dimaksud dengan anatomi tersebut meliputi (1) bagian pendahuluan,

Page 69: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

yang meliputi halaman judul (judul, nama pengarang, penerbit, tempat

penerbit, tahun terbit, dan sebagainya), daftar isi, halaman ucapan terima

kasih, daftar tabel dan daftar gambar (jika ada daftar tabel, grafik, dan

gambar), barang kali juga halaman yang berisi persetujuan yang berwenang

menerbitkan buku tersebut, dan abstraksi; (2) bagian isi buku, yang

menggambarkan urutan dan tata penyajian isi buku; (3) bagian akhir buku,

yaitu berisi kesimpulan, saran atau rekomendasi, daftar pustaka, dan

indeks.

Semua unsur dilihat secara sekilas, minimal untuk memberikan

gambaran isi, kemenarikan, dan kemanfaatan buku yang baik (bersifat

ilmiah) hendaknya mengandung bagian-bagian buku tersebut. Jadi, dalam

membaca buku, kita tidak langsung masuk ke dalam batang tubuh bacaan

tersebut. Apakah Anda juga melakukan hal yang sama sebelum membaca?

Langkah 2 : Question

Pada saat Anda menghadapi sebuah bacaan, pernahkan Anda

mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hal-hal yang berkaitan

dengan bacaan, pertanyaan-pertanyaan itu dapat menuntun kita memahami

bacaan, dan mengarahkan pikiran pada isi bacaan yang akan dimasuki

sehingga Anda bersikap aktif. Anda tidak hanya mengikuti saja apa yang

dikatakan pengarang. Anda boleh mengkritik dan mempertanyakan apa

yang dikatakan pengarang sambil nanti melihat buktinya.

Langkah 3 : Read

Setelah Anda menyurvei dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan,

Anda mulai melakukan kegiatan membaca. Tidak perlu semua kalimat,

Anda dapat membaca dengan dituntun oleh pertanyaan-pertanyaan yang

telah dirumuskan. Perlambat cara membaca Anda dibagian-bagian yang

penting atau yang Anda anggap sulit dan percepat kembali pada bagian-

bagian yang tidak penting atau yang telah Anda ketahui. Dengan demikian,

kegiatan membaca Anda relatif lebih cepat dan efektif, tetapi pemahaman

Page 70: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

yang menyeluruh tentang bacaan atau buku tersebut telah Anda dapatkan.

Pada langkah ini konsentrasi diri sangatlah penting.

Langkah 4 : Recite

Setiap Anda selesai membaca satu bagian berhentilah sejenak.

Buatlah catatan-catatan penting tentang bagian yang dibaca itu dengan

kata-kata sendiri, lakukan itu terus sampai Anda selesai membaca. Catatan

itu dapat berupa kutipan, simpulan, atau komentar Anda. Jika Anda masih

mengalami kesulitan, ulangi sekali lagi membaca bagian yang sulit itu.

Catatan-catatan tersebut akan membantu Anda untuk mengingat apa yang

sudah dibaca agar tidak sampai terjadi begitu selesai membaca, hilang pula

apa yang telah Anda Baca.

Langkah 5 : Review

Setelah Anda selesai membaca buku secara keseluruhan, tinjau

kembali hal-hal penting yang telah Anda baca. Temukan bagian-bagian

penting yang perlu untuk diingat kembali, terutama hal-hal yang telah diberi

tanda atau digarisbawahi. Pengulangan kembali ini akan membantu daya

ingat Anda untuk memperjelas pemahaman terhadap bacaan, juga

membantu kita menemukan hal penting yang mungkin terlewat sebelumnya.

Selain itu, kita juga mendapatkan isi buku secara keseluruhan.

Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa kegiatan membaca

dengan menggunakan metode SQ3R akan lebih efektif dan efisien serta

memungkinkan memberikan hasil yang maksimal.

Latihan

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap uraian dalam

kegiatan belajar 1, kerjakanlah latihan berikut ini! Jika Anda menemukan

hal-hal yang sulit, diskusikanlah dengan teman Anda.

1. Kadang-kadang kita menemukan sebuah buku yang sulit untuk

dibaca/ dipahami dengan satu kali baca. Diskusikanlah dengan

Page 71: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

teman Anda, faktor-faktor yang menyebabkan sebuah buku sulit

untuk dipahami!

2. Metode SQ3R memiliki lima langkah kegiatan. Dapatkah kelima

langkah tersebut ditukar urutannya ? Jelaskan pendapat Anda!

3. Berikan contoh langkah ke 1 (survei) dalam kegiatan membaca

sehari-hari.

Apabila Anda selesai mengerjakan latihan di atas, periksalah hasil

latihan Anda tersebut dengan memperhatikan rambu-rambu jawaban

berikut ini!

Petunjuk Jawaban Latihan

1. Tidak semua buku mudah untuk kita pahami. Ada hal-hal yang

menyebabkan sebuah buku sulit untuk dipahami, antara lain aspek

kebahasaannya, yang mencakup kosa kata, di ……, dan struktur

kalimat, serta dari setruktur dasar penulisan, yakni organisasi tulisan

atau cara menata buku tersebut. Hal-hal tersebut harus menjadi

acuan untuk jawaban Anda.

2. Untuk menjawab latihan nomor 3, Anda harus berpedoman pada

langkah-langkah SQ3R, yaitu survei, question, read, recite, dan

review. Kelima langkah tersebut harus ditempuh secara berurutan

sesuai, dengan fungsinya masing-masing.

3. Untuk mensurvei sebuah buku, Anda harus mengetahui anatomi

buku yang terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian prelimunaries, isi

buku, dan bagian akhir buku. Pada saat Anda memberikan contoh

langkah 1 (survei), jangan lupa Anda memperhatikan bagian-bagian

buku tersebut.

Rangkuman

SQ3R merupakan metode membaca yang makin populer dan

banyak digunakan. Metode ini dianggap sebagai metode membaca yang

cukup efektif dan dapat menghasilkan pemahaman yang baik.

SQ3R ialah metode membaca untuk menemukan ide-ide pokok dan

pendukung ide pokok juga membantu pembaca dapat mengingat lebih

lama.

Page 72: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Tes Formatif 1

Petunjuk : Kerjakanlah soal berikut dengan memilih salah satu alternatif

jawaban yang Anda anggap tepat !

1. Keterampilan berbahasa yang bersifat menerima informasi dari

bahan tertulis disebut ……..

A. menyimak.

B. berbicara.

C. membaca.

D. menulis.

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mensurvei sebuah buku

adalah sebagai berikut, kecuali …..

A. judul buku.

B. daftar isi.

C. isi bab.

D. ideks.

3. Mengutarakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan kata-

kata sendiri termasuk kegiatan dalam …….

A. question.

B. recite.

C. read.

D. review.

4. Gambaran umum bacaan atau buku yang kita baca akan kita dapat

melalui kegiatan ….

A. survei….

B. read.

Page 73: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

C. recite.

D. question.

5. Langkah SQ3R yang paling tepat adalah …..

A. survei, question, recite, read, review,

B. survei, question, review, read, recite,

C. survei, question, read, review, recite,

D. survei, question, read, recite, review,

Untuk nomor 6sampai dengan nomor 8, pilihlah,

A. jika pernyataan pertama dan kedua benar dan keduanya

menunjukan hubungan sebab akibat;

B. jika kedua pertanyaan benar, tetapi keduanya tidak berhubungan

sebab akibat;

C. jika salah satu pertanyaan benar; atau

D. jika pernyataan pertama dan kedua salah.

6. SQ3R merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk

kepentingan membaca secara intensif dan rasional.

sebab

Dengan metode SQ3R, kita akan membaca secara lebih mendalam

dan dapat berfikir secara saling berhubungan.

7. Pemahaman sesorang terhadap bacaan akan dipengaruhi oleh faktor

internal (dari dalam dirinya sendir) dan faktor eksternal (lingkungan),

Sebab

Pemahaman bacaan merupakan kemampuan untuk mengerti ide-ide

pokok, rincian yang penting dari bacaan, dan pengertian yang

meyeluruh terhadap bacaan itu.

8. Langkah keempat dari metode SQ3R adalah mengutarakan kembali

dengan kata-kata sendiri apa yang telah dibacanya dengan bantuan

catatan-catatan kecil.

sebab

Page 74: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Pada langkah recite, Anda membuat pertanyaan-pertanyaan untuk

menuntun kita pada waktu membaca,

Untuk nomor 9, dan 10, pilihlah,

A. Jika 1,2 dan 3 benar;

B. Jika 1 dan 3 benar;

C. Jika 2 dan 4 benar;

D. Jika hanya 4 yang benar;

9. Setelah membaca sebuah buku, dilakukan pengecekan atas

penguasaan isi bacaan. Sebelum sampai pada kegiatan itu, langkah

yang ditempuh oleh pembaca adalah ……

(1) survei

(2) question

(3) read,

10. Yang termasuk bagian pendahuluan dalam anatomi buku ialah

(1) halam judul,

(2) halam daftar isi

(3) halaman abstraksi.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1

yang terdapat di bagian akhir Modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang

benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Rumus :

Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = X 100% 10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

Page 75: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

< 70% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus!

Anda cukup memahami kegiatan belajar 1. Anda dapat meneruskan dengan

Kegiatan Belajar 2. tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih dibawah

80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang

belum Anda kuasai.

2

Penerapan Metode SQ3R

1. Keuntungan dan Manfaat Metode SQ3R

agi seorang pelajar atau mahasiswa, kegiatan membaca bukanlah

sekedar mengisi waktu luang atau untuk bersantai, melainkan

kegiatan yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh karena

kepentingan studi.

Membaca untuk studi ialah membaca untuk memahami isi buku

secara keseluruhan, baik pikiran pokok maupun pikiran-pikiran penjelas

sehingga pemahaman yang komprehensif (mendalam dan utuh) tentang isi

buku tercapai. Untuk mencapai hal tersebut, pembaca perlu melakukan

persiapan tertentu dan mengetahui metode yang efektif dan efisien. Salah

satu di antara metode tersebut adalah metode SQ3R.

Salah satu syarat penting untuk membaca studi ialah konsentrasi

atau pemusatan pikiran. Tanpa adanya konsentrasi, maka pemahaman

yang diharapkan pun tidak akan tercapai. Ada tiga kondisi yang harus

dipersiapkan agar dapat membaca dengan penuh konsentrasi, yaitu (a)

kesehatan, ketenangan rohani dan jasmani; (b) kesegaran dan ketenangan

tempat serta; (c) keteraturan waktu. Keterangan dari salah satu ketiganya

dapat mengganggu konsentrasi pembaca.

B

Page 76: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Membaca untuk studi memerlukan ketenangan dan kesegaran

tempat. Kebersihan, kerapihan, dan keteraturan ruang studi menimbulkan

kesegaran dan ketenangan. Selain itu, ketenangan dan kebersihan

lingkungan juga perlu ada karena berpengaruh juga pada konsentrasi.

Memang ada juga orang yang dapat membaca (belajar) sambil

mendengarkan musik (radio, tape, dan lain-lain), tetapi ini pun jika diteliti

ternyata akan menggangu konsentrasi pikiran. Sebaiknya suara-suara yang

mengganggu dihindarkan. Di dalam ruang belajar harus tersedia alat-alat

tulis yang diperlukan termasuk meja tulis yang baik. Penerangan yang

cukup perlu ada dalam ruangan belajar agar mata tidak menjadi sakit, tidak

baik hanya memakai lampu meja yang hanya meyorot buku bacaan karena

dapat mengurangi daya tahan mata. Selain itu, usahakanlah ruangan

belajar bersuhu segar, tidak lembap ataupun panas.

Membaca juga perlu ditentukan waktunya, apakah pagi hari, sore,

atau malam. Pemilihan waktu ini tentu tidak mungkin sama bagi setiap

orang. Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti cuaca, situasi kerja.

Yang penting adalah bahwa waktu untuk belajar perlu teratur dan tetap. Jika

keteraturan waktu ini telah terbina dan telah menjadi kebiasaan, maka

kebiasaan membaca yang baik ini telah menjadi miliknya.

Setiap orang sudah tentu dapat membina suatu kebiasaan tertentu

yang berbeda dengan orang lain. Akan tetapi, persiapan-persiapan yang

dikemukakan di atas, adalah kondisi-kondisi umum yang biasanya membuat

pembaca mencapai hasil yang maksimal.

Langkah selanjutnya dalam membaca untuk studi ialah menentukan

metode yang efektif dan efisien. Salah satu metode untuk kepentingan

membaca studi ialah SQ3R. tentu pemilihan metode ini didasarkan pada

pertimbangan bahwa metode SQ3R merupakan metode membaca yang

semakin populer digunakan. Oleh karena itu, kita akan lebih mudah mencari

referensi tentang hal itu.

Membaca dengan SQ3R harus kita lakukan dengan mengikuti

langkah-langkah yang tersurat dalam singkatan SQ3R tersebut. Ada

Page 77: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

beberapa keuntungan atau manfaat yang kita peroleh dengan

menggunakan metode tersebut.

2) dengan menyurvei buku terlebih dahulu, kita akan mengenal

organisasi tulisan dan memperoleh kesan umum dari buku. Hal ini

akan mempercepat pemahamn terhadap buku tersebut.

3) Pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun tetang apa yang kita

baca akan membangkitkan keingintahuan dan membantu kita

untuk membaca dengan tujuan mencari jawaban-jawaban yang

penting (relevan), serta akhirnya akan meningkatkan pemahaman

dan mempercepat penguasaan seluruh isi buku.

4) Dapat melakukan kegiatan membaca secara lebih cepat karena

dipandu oleh langkah-langkah sebelumnya, yaitu menyurvei buku

dan menyusun pertanyaan tentang bacaan.

5) Catatan-catatan tentang buku yang dibaca dapat membantu kita

memahami secara cepat dan membantu ingatan kita. Mencatat

fakta-fakta serta ide-ide yang penting akan menamkan kesan yang

mendalam pada ingatan kita.

6) Melalui langkah terakhir, yaitu review atau mengulangi, kita akan

memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh atas bahan yang kita

baca.

Berdasarkan uraian di atas, diungkapkan bahwa metode SQ3R

sangat efektif dalam membaca untuk studi. Usaha yang efektif untuk

memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan:

(1) mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan yang mudah

dipahami

(2) mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau dengan

menghubungkan pengalaman atau konteks yang Anda hadapi.

Latihan

Setelah Anda selesai membaca uraian di atas, Anda kerjakanlah

latihan berikut ini. Jika Anda mengalami kesulitan diskusikanlah dengan

teman.

Page 78: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

1. Jelaskan, mengapa konsentrasi merupakan syarat penting dalam

membaca untuk studi!

2. Untuk dapat membaca dengan penuh konsentrasi, kondisi yang

bagaimankah yang harus dipersiapkan?

3. Mengapa untuk membentuk kebiasaan membaca yang baik ,

diperlukan keteraturan waktu membaca?

4. jelaskan keuntungan mensurvei buku dalam membaca untuk studi!

Petunjuk Jawaban Latihan

1. Untuk menjawab latihan nomor 2, Anda hendaknya mengacu

pada

- pengertian konsentrasi

- fungsi membaca untuk studi

- dan hubungan dari keduanya, maksdudnya peranan

konsentrasi untuk membaca studi.

2. Jawaban Anda berkaiatan dengan berbagai persiapan untuk

membaca, antaranya:

a) keadaan ruangan/ kondisi ruangan yang baik

b) kesiapan diri baik fisik maupun mental

c) suasana lingkungan

d) sarana penunjang lainnya.

3. Jawaban Anda hendaknya memperhatikan :

a) syarat-sayarat pembentukan kebiasaan

b) peranan disiplin menggunakan waktu

4. Jawaban Anda berkaitan dengan:

a) fungsi survei dalam membaca buku

b) tujuan survei dalam membaca buku

c) manfaat survei dalam membaca buku

Page 79: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Rangkuman

Membaca untuk studi harus dilakukan dengan sunguh-sungguh. Membaca untuk studi ialah membaca untuk memahami isi buku secara keseluruhan, baik pikiran pokok maupun pikiran-pikiran penjelas sehingga pemahaman yang komprehensif (mendalam dan utuh) tentang isi buku tercapai.

Membaca studi memrlukan konsentrasi atau pemusatan pikiran. Dengan konsentrasi, pemahaman bacaan akan tercapai dengan baik. Tiga kondisi yang harus dipersiapkan untuk membaca dengan penuh konsentrasi, yaitu:

1) kesehata, kesegaran, dan ketenangan jasmani dan rohani, 2) kesegaran dan ketenangan tempat, serta 3) keteraturan waktu baca

Membaca dengan menggunakan metode SQ3R memiliki menjawab berikut:

1) Dengan mensurvei buku terlebih dahulu, kita akan mengenal organisasi tulisan dengan memperoleh kesan umum dari buku. Hal ini akan mempercepat pemahaman terhadap buku tersebut.

2) Pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun tentang apa yang akan dibaca dapat membangkitkan keingintahuan pembaca untuk mencari jawaban-jawaban yang penting (relevan). Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan pemahaman dan mempercepat penguasaan seluruh isi buku.

3) Dapat melakukan kegiatan membaca secara lebih cepat karena dipandu oleh langkah-langkah sebelumnya, yaitu mensurvei buku dan menyusun pertanyaan tentang bacaan.

4) Catatan-catatan hasil membaca dapat membantu daya pemahaman dan daya ingat kita.

5) Melalui langkah terakhir, yaitu review atau mengulangi, kita akan memperoleh penguasaan utuh dan menyeluruh atas bahan yang kita baca. Usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama

dapat dilakukan dengan: (1) mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan yang mudah

dipahami dan (2) mengkaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau dengan

menghubungkan pengalaman atau konteks yang Anda hadapi.

Page 80: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Tes Formatif 2a

Kerjakanlah tes berikut dengan memilih salah satu alternatif jawaban

yang Anda anggap paling tepat!

1. Metode SQ3R lebih tepat untuk melakukan kegiatan……..,

A. membaca sekilas.

B. membaca untuk studi.

C. membaca cerpen.

D. membaca dangkal.

2. Syarat yang paling penting membaca studi ialah ……….

A. Konsentrasi.

B. suara nyaring.

C. waktu yang panjang.

D. badan yang sehat.

3. Kondisi yang harus dipersiapkan agar dapat berkonsentrasi dalam

membaca ialah seperti berikut, kecuali ……….

A. ketenangan rohani dan jasmani

B. ketenangan tempat.

C. adanya buku bacaan.

D. keteraturan waktu.

4. Untuk menciptakan ruang belajar yang tenang dan segar, hendaknya

ruangan itu …….

A. bersih dan rapi.

B. banyak perabotannya.

Page 81: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

C. ruangannya luas.

D. catnya baru.

5. Waktu untuk belajar termasuk membaca hendaknya……..

A. kapan saja.

B. jika ada waktu senggang.

C. Malam hari ketika orang sedang tidur.

D. teratur dan tetap.

Untuk nomor 6 sampai dengan nomor 8, pilihlah:

A. jika pernyataan pertama dan benar, kedua-duanya memiliki

hubungan sebab akibat

B. jika pernyataan pertama dan kedua benar, tetapi keduanya tidak

berhubungan sebab akibat

C. jika salah satu pernyataan pertama dan benar, atau

D. jika salah satu pernyataan pertama dan kedua salah

6. Membauat pernyataan merupakan langkah metode SQ3R yang

dapat membantu memahami bacaan,

sebab

Pernyataan-pernyataan dapat memandu pembaca untuk

mempercepat penguasaan isi buku,

7. Pada waktu membaca kita harus sehat jasmani dan rohani,

sebab

Membaca memerlukan konsentrasi penuh,

8. Mencatat fakta-fakta dan ide-ide yang penting akan menanamkan

kesan yang mendalam pada ingatan kita,

sebab

Membuat catatan dari buku yang dibaca hanya untuk mengisi waktu

luang,

Untuk nomor 9 dan 10 pilihlah:

A. jika (1) dan (2) benar;

B. jika (1) dan (3) benar;

Page 82: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

C. jika (2) dan (3) benar; atau

D. jika (1),(2), dan (3) benar.

9. Hal-hal yang penting dalam membaca untuk studi ialah,

(1) konsentrasi,

(2) keadaan santai,

(3) metode SQ3R,

10. Untuk dapat berkonsentrasi dalam membaca, kita perlu

mempersiapkan kondisi berikut.

(1) sehat jasmani dan rohani.

(2) tempat membaca segar dan tenang.

(3) dilakukan secara teratur.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 a

yang terdapat dibagian akhir Modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang

benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Rumus

Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = X 100% 10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus!

Anda cukup memahami kegiatan belajar 2. Akan tetapi, bila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan

Belajar 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Page 83: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

2. Penerapan Metode SQ3R

Pada uraian kegiatan belajar ini, Anda akan mempelajari penerapan

metode SQ3R dalam kegiatan membaca.

Sebelum membaca sebuah buku dengan menggunakan metode

SQ3R, kita melakukan survei terhadap buku yang akan kita baca. Survei

atau prabaca ialah teknik untuk mengenal bacaan sebelum membacanya

secara lengkap. Hal ini dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar

umum yang akan dibaca dengan maksud:

1) mempercepat menangkap arti;

2) mendapatkan abstrak;

3) mengetahui ide-ide yang penting;

4) melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut;

5) mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan;

6) memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah

(Soedarso, 1988)

survei buku dilakukan tidak perlu lama hanya beberapa menit saja.

Akan tetapi, dengan cara yang sistematis, kita akan cepat menemukan ide-

ide penting dan organisasi bacaan. Hal itu akan sangat membantu

mencapai tujuan membaca. Survei buku juga digunakan untuk melihat

suatu artikel atau majalah dan memilih buku di perpustakaan atau di toko

buku untuk mengetahui apakah tulisan atau buku itu cocok dengan

kebutuhan kita. Survei atau prabaca banyak macamnya, mulai dari survei

artikel, bab buku atau buku itu sendiri bahkan survei kliping. Kita mulai

dengan survei artikel.

Artikel yang dibaca oleh seseorang dapat diperlakukan terus dibaca,

ada yang perlu dikaji kembali, ada yang perlu diringkas, ada yang perlu

ditimbang-timbang, ada yang langsung dibuang saja karena pembaca

merasa tidak berkepentingan. Oleh karena itu, sebelum membaca artikel itu

Page 84: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

secara lengkap, hendaknya Anda menyurveinya dahulu. Setelah itu, jika

diperlukan kita dapat membacanya secara keseluruhan.

Organisasi tulisan artikel umumnya terbagi atas beberapa bagian,

yaitu pendahuluan, isi, dan penutup atau kesimpulan. Setiap paragraf dalam

artikel itu mempunyai kalimat tajuk yang memuat pokok pikiran. Kegiatan

surveinya dilakukan dengan langkah-langkah berikut.

1. Baca judul. Judul tidak hanya menunjukan masalah yang dibahas

dalam artikel itu, tetapi juga untuk merangsang pembaca berfikir:

a) apa yang Anda dapatkan dari judul tersebut?

b) gagasan apa saja yang ada?

c) hal apa yang telah Anda ketahui?

2. Baca semua subjudul. Subjudul dibaca dengan cepat. Hal ini akan

membantu pembaca membentuk pengertian yang menyeluruh.

Subjudul umumnya menunjukan fokus yang khusu serta aspek-aspek

yang mengacu pada keseluruhan topik

3. Jika ada amati juga tabel, skema atau peta yang memperjelas isi.

4. Baca pengantar. Apabila tidak ada pengantar, baca dua paragraf

pertama dengan kecepatan yang tinggi. Dengan cara ini kita akan

mendapatkan ide, cerita, latar, nada, suasana, dan gaya penulisannya.

Pengantar pada tulisan akan membantu pembaca memahami isi.

Apabila paragraf itu terlalu panjang, baca saja kalimat pertama dan

kedua.

5. Baca kalimat pertama subbab. Kalimat pertama sering menuturkan isi

bagian tulisan itu. Akan tetapi, adakalanya kalimat pertama ini hanya

kalimat transisi atau hanya untuk menarik perhatian pembaca. Jika

demikian, baca kalimat terakhir kalimat. Kalimat ini sering mengulangi

gagasan utama paragraf itu.

6. Dibuang atau dimanfaatkan. Kalau artikel itu tidak sesuai dengan

kebutuhan Anda, tidak perlu Anda membacanya. Sebaliknya, bila

dipandang perlu, Anda dapat membacanya lebih serius.

Selanjutnya kita akan melakukan survei terhadap buku, terutama

buku nonfiksi. Banyak bagian komunikasi yang dapat menolong kita untuk

Page 85: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

mengetahui isinya dan membantu mencapai tujuan kita membaca buku

tersebut. Bagian itu adalah daftar isi, pengantar/ pendahuluan, bab, indeks,

tabel, glosarium, gambar, dan lain-lain.

Dalam menyurvei buku, tindakan pertama yang perlu dilakukan

adalah memperhatikan judul buku dan mengajukan pertanyaan tentang

topik yang terkandung di dalamnya. Lalu melihat nama penulis dan

atributnya yang biasanya memberikan petunjuk isi tulisan. Untuk melihat

aktual atau tindakannya buku tersebut lihat tahun penerbitnya. Jika ada,

baca juga sampul buku bagian belakang yang memuat pesan penerbit

mengenai hal penting dari buku. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan

ialah:

1) Telusuri daftar isi. Daftar isi kita baca untuk mendapatkan

keseluruhan organisasi buku/informasi. Daftar isi memuat kerangka

dan gambaran umum buku, serta berisi topik-topik utama dan

subtopik lainnya yang terdapat dalam buku.

2) Baca pengantar. Jika kita pergi ke perpustakaan, adakalanya kita

dihadapkan pada deretan buku yang mengupas hal yang sama.

Mungkin kita dapat menyempitkan pilihan berdasarkan tahun

penerbitannya, tentu saja kita mencari buku yang tahun terbitnya

lebih baru. Akan tetapi, sering juga kita dihadapkan pada pilihan lain.

Karena itu, biasanya penulis membatasi permasalahan yang dibahas

dalam pengantar. Jadi, pengantar dilewati waktu kita membaca.

3) Lihat tabel, gambar, grafik, dan lain-lain.bagian buku ini dapat

memperjelas dan mempercepat pemahaman isi buku.

4) Apendiks. Jangan juga tambahan atau apendiks ini. Biasanya

memberikan tambahan infomasi yang berharga bagi pembaca.

Sayangnya buku-buku yang terbit di Indonesia lebih banyak yang

tidak dilengkapi dengan apendiks.

5) Telusuri indeks. Dapatkan kat-kata kunci untuk mencocokan dengan

tujuan dan kebutuhan kita. Sama halnya dengan apendiks, indeks

pun tidak dicantumkan dalam buku-buku di Indonesia.

Page 86: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Setelah melakukan survei terhadap buku yang akan dibaca, Anda

dapat menentukan sikap, “sejauh mana Anda akan membaca buku

tersebut?”. Apakah Anda perlu membacanya secara lengkap dari bab

pertama atau langsung membaca bab lain? Kalau demikian, apakah akan

langsung membaca bab itu? Anda juga harus melakukan survei bab itu

terlebih dahulu.

Sebelum Anda membaca suatu bab, adakan survei terlebih dahulu.

Survei bab lebih teliti dibandingkan survai secara keseluruhan buku. Selain

itu, Anda mengamati subjudul-subjudul. Amati juga alat-alat bantu visual

yang ada di bab itu, seperti grafik, peta, gambar.

Lalu. Perhatikan hal-hal berikut ini:

1) Paragraf pertama dan akhir. Kadang-kadang penulis menggunakan

paragraf itu untuk menyampaikan apa yang akan dibicarakan dalam

bab itu atau ringkasan dan kesimpulan bab itu.

2) Ringkasan. Ihtisar atau ringkasan tentang bab terkadang dituliskan

oleh penulis pada bagian tersendiri, biasanya mendahului bab itu.

Anda baca dahulu ringkasan itu untuk mendapatkan gambaran

umum tentang bab itu.

3) Subjudul. Penulis berusaha dengan susah payah memberikan

subjudul pada setiap bab. Sayangnya, banyak pembaca justru

mengabaikan hal itu, padahal subjudul itu banyak memperjelas isi

bab tersebut. Dengan subjudul, pembaca makin mengetahui

hubungan bagian-bagian isi buku itu.

Bahan bacaan yang lain yang diperlukan untuk studi adalah kliping

surat bakar atau majalah. Untuk mendapatkan bahan yang benar-benar

sesuai dengan kebutuhan kita secara cepat, lakukanlah survei terhadap

kliping tersebut dengan cara berikut.

1) Perhatikan judul. Umumnya judul mencerminkan topik dan fokus

pembahasan.

2) Perhatikan penulisannya. Jika Anda mengetahui identitasnya atau

telah mengenal mutu dan pembahasan sebelumnya, Anda dapat

Page 87: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

memperkirakan isinya dan membuat keputusan untuk membacanya

atau tidak.

3) Selanjutnya lakukan seperti survei artikel. Lakukanlah survei dengan

segera. Jangan lama-lama dengan satu artikel atau satu berita.

Cepatlah balik lembaran berikutnya.

4) Dengan survei, Anda dapat memutuskan dengan cepat apakah

lemabaran atau bahan itu sesuai dengan kebutuhan Anda.

Sejalan dengan langkah survei, pembaca mengajukan pertanyaan

sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan. Cara yang dapat kita gunakan

ialah dengan mengubah judul dan subjudul atau yang lebih kecil dari

subjudul menjadi suatu pertanyaan. Kita dapat menggunakan kat-kata

tanya: apa, siapa, kapan, di mana, dan mengapa. Misalnya, subjudul

“Variasi bahasa”, dapat diubah dengan bertanya, Apa yang dimaksud

dengan variasi bahasa? Mengapa terjadi variasi bahasa?

Pada waktu Anda melakukan survei buku secara keseluruhan,

mungkin pertanyaan Anda masih terlalu umum, tetapi setelah Anda

menyurvei subjudul atau menyurvei bab ke bab pertanyaan-pertanyaan itu

lebih spesifik lagi. Satu pertanyaan dapat dijabarkan menjadi beberapa

pertanyaan lain tentang isi bacaan secara lebih mendalam. Dengan adanya

berbagai pertanyaan itu, cara membaca kita menjadi lebih aktif dan lebih

mudah menangkap gagasan yang ada daripada kalau hanya asal

membaca.

Setelah Anda melewati dua langkah tersebut, barulah Anda

memasuki kegiatan membaca. Jadi, membaca merupakan langkah ketiga

bukan pertama dan bukan satu-satunya langkah untuk menguasai bacaan.

Cara membaca pun harus kritis karena membaca dengan metode SQ3R

digunakan untuk membaca studi.

Bacalah tulisan itu bagian demi bagian. Sambil membaca bagian-

bagian itu carilah jawaban atas pertanyaan yang Anda buat berdasarkan

judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang muncul sehubungan dengan

topik bacaan itu.

Page 88: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Pada tahap ini sangat diperlukan konsentrasi terhadap penguasaan

ide pokok serta rincian yang penting, yang mendukung ide pokok. Pada

bagian-bagian yang penting atau yang Anda anggap sulit, perlambat

membaca Anda dan pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang Anda

telah ketahui, percepat kembali membaca Anda.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan membaca.

(1) Jangan membuat catatan-catatan yang berlebihan. Hal ini

akan memperlambat Anda dalam membaca. Pilihlah

bagian-bagian yang penting saja.

(2) Jangan membuat tanda-tanda, seperti garis bawah pada

kata maupun frase tertentu karena belum tentu yang

digarisbawahi itu sudah sesuai dengan keperluan Anda.

Berbeda dengan langkah ketiga yang tidak boleh membuat catatan

secara berlebihan karena akan mengganggu kegiatan membaca, maka

pada langkah keempat yaitu recite atau mengutarakan kembali, kita dapat

membuat catatan walupun seperlunya. Catatan-catatan ini dapat

membantu kita untuk memahami bacaan.

Agar catatan-catatan yang kita buat dapat sungguh-sungguh

berguna untuk belajar maupun untuk mengarang, catatan-catatan itu

janganlah terlalu ringkas. Bentuk catatan untuk membaca studi antara lain

ada tiga macam.

1. Garais besar atau out line

Garis besar memberi pandangan menyeluruh secara tepat. Garis besar

menunjukkan kombinasi dan subordinasi gagasan dengan jelas serta

menunjukkan pikiran utama dan pikiran penjelas serta jenis dan

pengembangan paragraf. Jadi, bentuk cacatan dengan garis besar

sangat berguna untuk belajar cepat.

2. Ringkasan

Ringkasan mengandalkan kemampuan kita dalam menulis secara

ringkas. Untuk mempelajari ulang bahan , ringkasan mungkin tidak

memberikan kecepatan sebesar yang diberikan oleh garis besar. Akan

tetapi, untuk studi konstruktif yang lebih kuat, untuk tujuan mampu

Page 89: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

menyampaikan gagasan secara ringkas, tepat , dan jelas membuat

ringkasan dapat memainkan peranan yang nyata.

3. Tanya jawab

Catatan yang berupa serangkaian pertanyaan dan jawaban bernilai

untuk mampu merumuskan pertanyaan dan jawaban dalam kalimat

tanya dan kalimat afirmatif yang baik. Dengan catatan tanya jawab ini,

membaca untuk studi lebih berhasil. Bahkan pemahaman dan

penguasaan bahan pun lebih kuat.

Adapun alasan membuat catatan, yaitu:

1. Informasi atau ide yang dikandung dalam bacaan itu kita perlukan;

2. Kita tidak dapat mencoret-coret buku (buku pinjaman, dan lain-lain);

3. Untuk memudahkan mencari kembali bila kita memerlukan ide yang

kita perlukan itu.

Catatan pada saat membaca berguna untuk :

1) membantu melihat struktur apa yang dibaca;

2) mengambil pokok yang menarik, berguna, atau sesuatu yang

diperlukan;

3) mengingat-ingat materi yang penting;

4) sebagai bahan acuan bila suatu ketika diperlukan; serta

5) membantu konsentrasi dan memudahkan mengingat apa yang

kita baca.

Jadi, dengan membuat ringkasan mengambil intisari suatu bab,

bagian, atau paragraf, kita akan menguasai ide yang dikandungnya dengan

lebih baik.

Catatan yang kita buat secukupnya, yang diperkirakan dapat

membantu pemahaman kita. Yang dimaksud secukupnya ialah mencatat

hal-hal yang meliputi:

1) bagian-bagian kunci termasuk ide sentral soal-soal besar, atau

informasi penting;

2) tujuan dan asumsi penulis tentang segi-segi tertentu;

Page 90: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

3) rincian dan fakta yang kita perlukan, misalnya statistik atau hal lain

yang dapat menunjang kebutuhan kita;

4) pokok-pokok pikiran yang menarik atau yang perlu diikuti, seperti

gagasan baru, ide yang memancing komentar yang menantang, kata

yang masih asing, penjelasan atau soal yang tidak kita mengerti, dan

pendapat.

Cacatan dari berbagai sumber yang telah kita buat sebaiknya

dikumpulkan karena pada suatu saat kita akan membutuhkannya lagi,

seperti untuk membuat makalah. Dengan mengunakan catatan dari banyak

sumber, kita akan mendapatkan beberapa keuntungan.

1) Apabila catatan hanya dari satu sumber, kita akan terjebak dalam

contek-mencontek, sekalipun menggunakan kata-kata sendiri, tetapi

hal itu merupakan gagasan orang lain.

2) Dengan menggunakan catatan dari banyak sumber, ide akan lebih

kaya.

3) Informasi penting tidak akan akurat jika hanya dari satu sumber.

Lebih baik kita kumpulkan ide dari banyak sumber daripada hanya

berkonsentrasi pada ide seseorang.

4) Ide kita tidak akan berkembang karena dengan hanya satu sumber,

kita tidak berkesempatan membandingkan ide kita dengan orang lain

dan kita tidak dapat mengambil kesimpulan yang baik.

Jika kita akan membuat catatan, hendaknya memperhatikan

ketepatan. Dengan kata lain, catatan itu harus tepat atau akurat.

Maksudnya:

1) ringkasan harus merupakan refleksi dari teks;

2) catatlah kutipan dengan tepat, dengan memakai tanda petik;

3) tulislah sumbernya, seperti nama penulis, judul tulisan, penerbit, dan

lain-lain seperti yang dilazimkan karena berguna untuk referensi.

Catatan umumnya kita buat dalam lembaran kertas lepas atau buku

tulis. Kelebihan catatan dalam lembar kertas adalah kita dapat melihat jelas

apa yang terjilid. Akan tetapi, keduanya memiliki kekurangan yaitu:

1) sulit untuk menambahkan sesuatu jika ada yang tertinggal;

Page 91: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

2) sulit diatur berdasarkan kebutuhan.

Catatan yang mulai digemari dan lebih leluasa pemakaiannya adalah

sistem kartu. Ada kelemahan dari sistem kartu ini ialah mudah tercecer dan

tercampur, kecuali jika Anda mengikatnya. Kelebihan sistem ini ialah:

1) mudah diatur kembali menurut kebutuhan berdasarkan kelompok

masalah;

2) mudah menambahkan informasi baru, gagasan baru, atau catatan

lain;

3) satu kartu hanya untuk satu topik dan satu sumber.

Di atas telah disebutkan tiga bentuk catatan yang dapat kita

gunakan. Berikut ini merupakan contoh dari ketiga bentuk catatan tersebut.

1) Catatan berupa garis besar

Contoh: Jenis wacana,

I. Jenis wacana berdasarkan bentuknya:

A. Wacana prosa

B. Wacana puisi

II. Jenis wacana berdasarkan pemakaiannya:

A. Wacana Narasi

B. Wacana Deskripsi

C. Wacana Eksposisi

D. Wacana Argumentasi

2) Catatan berupa ringkasan

Bacalah kutipan berikut ini!

Masalah-masalah yang dihadapi dalam bidang pendidikan pada saat

akan dimulainya pelaksanaan Repelita I sangat berat dan mendesak. Di

bidang kurikulum terasa sekali kebutuhan akan pembaharuan agar

sistem pendidikan dapat memenuhi tuntutan pembangunan dan

kemajuan. Disamping itu, terdapat ketidakseimbangan di antara

Page 92: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

berbagai jenis pendidikan (horizontal) maupun di antara berbagai tingkat

pendidikan (vertikal). Selanjutnya, jumlah anak yang berusia sekolah

yang tidak tertampung di sekolah jauh lebih besar dari jumlah anak yang

bersekolah. Demikian pula, jumlah anak yang putus sekolah (drop-out)

jauh lebih besar daripada mereka yang berhasil menyelesaikan satu

tahap pendidikan.

Sementara itu, tenaga-tenaga yang bekerja di dalam pendidikan baik

teknis maupun administratif sangat kurang jumlahnya. Di samping itu,

mutu keahlian tenaga-tenaga tersebut perlu ditingkatkan. Prasarana

pendidikan, seperti gedung dan luar sekolah sangat tidak mencukupi.

Buku-buku sangat sedikit jumlahnya. Kecuali itu, sedikit sekali sekolah

yang mempunyai perpustakaan, alat-alat peraga, ataupun laboratorium

dan tempat praktik.

Akhirnya, organisasi dan pengelolaan pendidikan dan kebudayaan baik

di pusat maupun di daerah belum mencerminkan kerja sama yang

serasi. Demikian pula, belum ada sistem informasi pendidikan atau

keperluan perencanaan yang terarah.

(dari buku Komposisi )

Bacalah ringkasannya seperti disampaikan dalam buku Komposisi

juga!

Banyak masalah berat yang dihadapi pada awal Repelita I: masalah

kurikulum, ketidakseimbangan, penampungan murid, dan masalah putus

sekolah; kemudian masalah kurangnya tenaga pendidikan, dan kurangnya

mutu keahlian dan fasilitas; akhirnya masalah kurangnya kerja sama dan

tidak ada sistem informasi.

Selain ringkasan dari sebuah tulisan, kita juga sering membuat

ringkasan dari sebuah ceramah. Apa bila mendengarkan sebuah ceramah,

kita tidak mungkin mencatat semua ucapan penceramah, tetapi kita akan

membuat ringkasan dengan cara menuliskan butir-butir penting secara

penomoran: 1, 2, 3, dst.

Page 93: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

3) catatan berupa tanya jawab

Apakah menggagap itu

penyakit? Bagaimana

sembuhnya?

PENGGAGAPAN,

Mengganggap bukan proses patologis, melainkan

suatu kelainan perkembangan semata-mata.

Dalam perkembangan daya bicara seseorang ada

ketidak serasian. Menganggap dapat hilang

dengan sendirinya kalau keadaan Sekelilingnya

bengangsur-angsur membaik, atau kemungkinan

lain: kelainan itu tetap atau malahan bertambah

buruk.

Menganggap dapat mulai antara umur dua dan

lima tahun. Selama itu anak paling cepat belajar;

perkembangan daya bicaranya paling intensif dan

paling peka. Kalau selama itu hubungan anak dan

lingkunagn, terutama bapak dan ibunya, tidak

baik, dapat timbul efek negatif berupa

penganggapan itu. Maka perpisahan atau

perceraian orang tua dapat pula merupakan

sebab timbulnya penggagapan si anak karena

hubungan anak dengan yang mengajarnya bicara

terganggu.

Benar, meskipun aneh. Perbandingannya sekitar

3 lawan 1. anak perempuan memang umumnya

lebih tabah menghadapi stressdari pada anak

laki-laki.

Benar, meskipun aneh. Perbandingannya sekitar

3 lawan 1. anak perempuan memang umumnya

lebih tabah menghadapi stressdari pada anak

laki-laki.

Mulai umur berapa

mengapa dapat timbul?

Benarkah lebih banyak pria

yang menggagap daripada

wanita?

Page 94: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Mengapa dapat disembuhkan

pada umur berapa saja?

Bila orang marah atau tegang tetapi menekan

kemarahannya itu agar tidak meledak dan

mengacau segala-galanya- bapak, ibu,dan

dirinya sendiri-maka akibatnya ia tidak dapat

bicara. Seorang penggagap mengalami

kelainan agresif. Lebih tua, lebih cepat dia

marah.

Ya. Kalau ia membiarkan dirinya marah,

bicaranya dapat menjadi lancar. Demikian

juga kalau ia tidak perduli apakah ia menggap

atau tidak. Sebab dengan demikian ia tidak

berusaha menekan diri.

Rupanya tidak dapat. Menggagapnya dapat

berkurang, misalnya setelah kawin dan

merasa bahagia tetapi tidak dapat hilang

sama sekali, Orang dewasa yang menggagap

umumnya mempunyai suatu teknik untuk

menekan kekurangannya. Mereka suka

beristirahat, bernafas dalam-dalam pada saat

Bilamana menggagap dapat

timbul?

Apakah penyaluran agresif

dapat merupakan terapi?

Apakah pada orang dewasa

penggagapan tidak dapat

hilang sama sekal?

Page 95: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Setiap orang memiliki daya ingat yang berbeda-beda. Ada yang

mampu mengingat banyak hal dalam waktu yang lama, tetapi ada pula yang

hanya mampu dalam waktu sebentar. Lebih parah lagi orang yang hanya

dapat mengingat sedikit hal dalam waktu sebentar. Biasanya anak-anak

akan lebih lama daya ingatnya dibandingkan denga orang dewasa.

Daya ingat sangat berguna dalam kegiatan membaca, apalagi

membaca untuk studi. Dengan daya ingat, seseorang akan dapat

memunculkan kembali apa yang telah dibacanya. Ada peryataan yang

mendukung keterbatasan daya ingat seseorang pada waktu membaca,

yaitu “sekalipun pada waktu membaca kita menguasai isi bacaan sebanyak

85%, kemampuan kita dalam waktu 8 jam untuk mengingat rincian yang

penting tinggal 40%. Dalam tempo dua minggu, pemahaman kita tinggal

20%”. Oleh karena itu, pada waktu membaca, kita jangan melewatkan

langkah terakhir dari metode SQ3R ini, yaitu review, mengulang kembali .

setelah selesai membaca seluruh isi bacaan, kita mengulang kembali untuk

menelusuri judul-judul dan subjudul serta bagian-bagian yang penting

lainnya dengan menemukan pokok-pokok yang penting yang perludiingat

kemabli. Tahap/langkah ini sangat membantu daya ingat kita dan

memperjelas pemahaman juga.

Page 96: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Untuk dapat menggunakan metode SQ3R dengan baik, kita perlu

memahami alat-alat bantu yang ada dalam sebuah buku. Sebuah buku

yang baik, tidak hanya mementingkan isi buku, tetapi memperhatikan juga

bagain-bagain lain sebagai pendukung buku tersebut. Bagian-bagian

pendukung itu akan membantu kita dalam mempelajari isi buku. Bagain-

bagian pendukung buku meliputi: halaman judul, kata pengantar, daftar isi,

tabel, peta, bagan diagram, grafik, gambar/foto, daftar pustaka, daftar

istilah, lampiran, dan indeks. Selanjutnya, akan diuraikan secara singkat

bagian-bagian tersebut.

‘halaman judul memberikan informasi tentang judul buku dan

subjudul (kalau ada), nama pengarang berikut jabatan dan tempat kerjanya,

nama penerbit, kota penerbit, dan tahun penerbitan buku yang

bersangkutan. Informasi yang lebih banyak tentang data-data penerbitan

diberikan pada halaman dibalik halaman judul. Kita tidak boleh harus

meneliti halaman judul apabila kita akan menyiapkan daftar pustaka

(bibliografi) dengan membuat kartu-kartu bibliografi terlebih dahulu atau

hendak menyusun catatan-catatan dengan sistem kartu. Selain itu,

pengetahuan tentang penulis buku akan memberikan motivasi yang lebih

besar untuk membacanya.

Kata pengantar dari penulis atau orang lain dapat menerangkan

tujuan, penataan dan metode penyajian buku yang ditulisnya selain itu,

sering ada petunjuk-petunjuk dari penulis untuk pembaca.

Daftar isi memberikan gambaran umum bahan yang dibicarakan.

Sebelum membaca bab-bab buku, perlu mempunyai kesan umum

mengenai isinya. Karena dalam daftar isi, kita dapat melihat tiap pokok

bahasan dan topik-topik atau subtopik-subtopik beserta halam atau tiap

topik/subtopik, kita akan mudah mencari dan membaca topik yang kita

minati terlebih dahulu.

Tabel memberikan berbagai macam informasi dalam kolom-kolom

yang jelas dan padat. Kita mengetahui jadwal keberangkatan dan

kedatangan kereta api atau tabel-tabel matematika, fisika, dan kimia.

Semua itu adalah tabel dan tentu jasa masih banyak tabel-tabel yang lain.

Page 97: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Tabel merupakan referensi yang cepat, tetapi membacanya juga harus

cermat.

Peta sangat berguna untuk memberikan gambaran menyeluruh

secara cepat. Misalnya peta perpindahan bangsa-bangsa.

Bagan juga sangat berguna untuk membrikan gambaran menyeluruh

secara cepat tentang kata kerja, kata organisasi, atau proses suatu

kegiatan.

Diagram akan menunjukkan, misalnya sifat-sifat suatu bangun

geometris, seperti segitiga atau trapesium atau lingkaran. Diagram juga

dapat menunjukan susunan atau kerja suatu benda atau sistem.

Grafik dapat mengilustrasikan hubungan atau perbandingan antara

dua hal, hal yang satu diukur pada sumbu tegak dan hal yang lain diukur

pada sumbu mendatar. Ada beberap jenis grafik, antara lain: grafik garis,

grafik batang, grafik lingkaran. Pada grafik lingkaran ada bagian-bagian

yang menyerupai irisan-irisan bola. Lingkaran menggambarkan keseluruhan

dari suatu informasi khusus. Irisan-irisan dalam grafik lingkaran

menggambarkan ukuran sesuatu dalam keseluruhan itu.

Daftra pustaka berisi sumber-sumber informasi digunakan secara

langsung maupun secara tidak langsung yang disusun secara alfabetis.

Dalam daftar pustaka, nama akhir penulis ditempatkan pertama, atau

dengan kata lain susunannya dibalik, misalnya pengarang yang namanya

terdiri atas dua katanama terakhir ditempatkan diawal lalu pakai 3 tanda

koma I, baru nama kedua ditulis.

Daftar istilah atau glosarium memuat semua istilah yang digunakan

dalam buku disertai arti tiap-tiap istilah itu. Hal ini tentu saja merupakan alat

belajar yang sangat berguna.

indeks mendaftar secara alfabetis semua hal penting yang ada

dalam buku: istilah, nama pengarang, nama tempat, peristiwa penting, dan

sebagainya, dilengkapi dengan nomor halaman. Untuk mencari kembali

penjelasan tentang istilah yang kurang kita pahami dan sebagainya, indeks

ini sangat membantu.

Page 98: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Lampiran merupakan tambahan untuk teks pokok, sebagai bagian

dari teks keseluruhan, yang ditempatkan terpisah pada bagian belakang.

Garafik, gambar, tabel, diagram, dan sebagainya berisi informasi

visual yang sama pentingnya dengan informasi verbal. Dalam mempelajari

bahan-bahan nonverbal itu, kita perlu berpikir sunguh-sungguh. Mengapa?

Sebab kita perlu dan mengubah informasi visual itu menjadi informasi

verbal. Dengan demikian, informasi visual itu dapat kita kuasai dengan baik,

dapat kita simpan dalam pikiran kita baik sebagai data verbal maupun

sebagai data visual. Hasilnya informasi itu dapat kita pahami dan kita ingat

dengan jelas dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, janganlah bahan-

bahan nonverbal itu kita lihat sambil atau hanya selayang pandang, tetapi

harus dengan sungguh-sungguh. Tidaklah sukar sama sekali membaca

grafik dan semacamnya itu karena bahan-bahan tersebut telah disusun oleh

para ahli dengan menerapkan empat sifat penting, yaitu:

1) Langsung. Bahan-bahan/alat-alat visual disusun untuk menarik

perhatian langsung terhadap informasi yang harus dilihat.

2) Sederhana. Informasi itu ditata dengan seksama. Rincian-rincian

yang tidak perlu disingkirkan

3) Jelas. Baik wujud visualnya maupun artinya dikemukakan secara

jelas.

4) Tepat, cermat, dan teliti. Data-data dicek secara seksama. Hanya

bentuk-bentuk grafik yang akurat saja yang digunakan.

Dengan sifat tersebut di atas, bahan-bahan visual, seperti grafik,

gambar, tabel tidak membingungkan pembaca, bahkan membantu

pembaca mempermudah memahami bacaan.

Buku pelajaran, buku acuan, buku laporan penelitian, dan buku

karangan ilmiah lainnya memuat banyak sekali informasi, fakta, waktu,

tempat, peristiwa, tokoh, nama, definisi, rumusan, eksperimen, hasil,

hipotesis, asumsi, dalil, dan segala macam topik yang lain.

Sering kita hanya ingin membaca kembali keterangan tentang suatu

topik tertentu saja. Misalnya, menghadapi buku yang berjudul Metode

Pengajaran Bahasa, kita hanya ingin, membaca atau membaca kembali

Page 99: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

pembicaraan tentang macam-macam metode pengajaran bahasa

Indonesia. Kita tidak tahu atau lupa pada halaman beberapa macam-

macam metode itu dibicarakan. Dalam keadaan seperti ini, kita akan

mencari pertolongan dalam indeks. Kita mencari dalam indeks itu entri

“metode”. Ternyata entri tersebut ada lengkap dengan rinciannya dan

nomor halaman untuk tiap-tiap rincian. Tertulis dalam indeks itu: metode

Audiolingual, 79; langsung, 86;Sugestopedia, 94. Kita sekarang mengetahui

bahwa metode Audiolingual dibicarakan pada halaman 79, metode

langsung halaman 86, dan metode Sugestopedia halam 94.

Indeks merupakan salah satu sarana yang penting untuk

menggunakan buku sebagai sumber belajar. Indeks mendaftarkan semua

topik atau butir informasi yang penting-penting secara alfabetis dan rinci

dengan dilengkapi nomor halaman buku yang memuat tentang

pembicaraan setiap butir informasi tersebut. Apabila di dalam buku banyak

sekali tokoh yang dibicarakan, sering nama-nama tokoh dibuatkan indeks

tersendiri, terpisah dari topik-topik yang lain maka pada akhir buku sering

kita temukan dua macam indeks: indeks pokok soal (subject index) dan

indeks nama (name index). Indeks nama mungkin mencakup nama-nama

yayasan, lembaga, dan media.

Selain indeks, pendukung buku yang lain ialah daftar istilah atau

glosarium. Sering kita ingin mempelajari kembali definisi istilah dalam

bidang ilmu yang dibicarakan dalam buku acuan yang telah kita baca.

Daripada mebalik-balik halaman-halaman untuk mencari istilah dan

definisinya, kita cari saja istilah dan definisi itu dalam daftar istilah atau

glosarium. Penempatan glosarium ini ada yang didepan atau dibelakang

buku. Daftar istilah atau glosarium memuat istilah-istilah atau kata-kata

teknis secara alfabetis dan mendefinisikan atau menerangkan istilah-istilah

tersebut kalau mungkin dengan contoh-contoh, gambaran-gambaran, dan

nomor halaman buku tempat istilah-istilah tersebut.

Page 100: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Contoh indeks pokok soal

Abstract, 294 buku pelengkap, 222,

abstract, 294,306 buku referensi, 170-173,

adaptasi sosial, 5-6 bunyi, 2,

akibat, 93 bunyi voka, 2,

alat komunikasi, 1-5 cara menganalisis, 339-341,

alat peraga, 336-337 catatan, 333,

alinea, 62 et seqq catatan kaki, 193 et seqq,

alinea pembuka, 63-65 catatan penjelas, 198,207,208.

alinea penghubung, 65 contoh, 90-91,

alinea penutup, 66,

alur, 278

(diambil dari indeks yang terdapat dalam buku Komposisi),

catatan: Keterangan et seqq di belakang nomor halaman buku, misalnya 62

et seqq artinya dan seterusnya.

Maksudnya uraian alinea terdapat pada halaman 62 dan halaman-

halaman seterusnya, singkatan et seqq berasal dari bahasa Latin.

Dalam bahasa Inggris, pengertian dan seterusnya dinyatakan

dengan f dan ff, yang dilekatkan pada nomor halaman buku.

Contoh: Abbreviations, 195f, 234f, 375f

Alphabet, 73ff, 89ff, 168ff, 220ff, 240ff,

f menyatakan halaman terusannya hanya satu halaman,

sedangkan ff halaman terusannya lebih dari satu halaman. Dalam

bahasa Indonesia singkatan et seqq mungkin dapat diungkapkan

dengan dst. Misalnya 62 dst, 195 dst.

Contoh indeks nama

INDEKS

Abdul Karim Amrullah, 69,226 Aman Surana, 78.

Abdul Malik Karim Amrullah, Haji, Amar Pasaribu, 114.

Page 101: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

see Hamka Ambon (ex), 6,229,243.

Abbas, Hasan, 223 American, 128,144,160,200.

Abdullah ibu Abdul Kadir Munsyi,1. Amir, M, 36

Abdul Muis, 24,61-63,67,76,138,220 Amir Hamzah,19,28,45-46,

79,80

Abdul Muluk, Sya’ir, 50 Amsterdam, 119,140

Abdul Rivai, see Yogi Angkatan 45,46,79,107,109,

114-120

(Diambil dari indeks yang terdapat dalam buku Moderen Indonesian

Literatur oleh A.Teew).

Latihan

Setelah Anda selesai membaca uraian di atas, untuk memantapkan

pemahaman Anda, kerjakanlah latihan berikut ini. Apabila Anda

mengalamai kesulitan diskusikanlah dengan teman.

1. Apakah yang harus Anda lakukan bila buku dengan menggunakan

langkah survei?

2. Anda membaca subjudul” Kekurangan Tenaga Ahli ilmiah dan

Teknis”. Dengan menggunakan langkah bertanya, Anda harus

menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan

subjudul tersebut. Coba Anda susun pertanyaan-pertanyaan

tersebut!

3. Pada waktu Anda melakukan langkah keempat dari metode SQ3R,

Anda membuat catatan. Manfaat yang Anda peroleh dari catatan

tersebut? Jelaskan!

4. Dalam sebuah buku sering kita menemukan grafik, bagan, tabel

ataupun yang lainnya. Membaca grafik, bagan, tabel tidaklah terlalu

sulit karena grafik. Bagan, tabel telah disusun secara cermat

dengan memperhatikan sifat-sifat penting yang akan

Page 102: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

mempermudah orang untuk membacanya. Jelaskan sifat-sifat

tersebut!

Petunjuk Jawaban Latihan

Apabila Anda telah selesai mengerjakan latihan, periksalah hasil

latihan Anda dengan memperhatikan rabu-rambu jawaban berikut ini!

1. Untuk mensurvei sebuah buku, ada langkah-langkah yang dapat

Anda ikuti agar kegiatan Anda lebih efektif. Untuk menjawab

pertanyaan di atas perhatikan langkah-langkah survei buku.

2. Pada waktu menyusun pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan

subjudul tersebut, perhatikan hal-hal yang kira-kira tercakup di

dalam subjudul itu. Yang tidak ada kaitannya jangan Anda

rumuskan.

3. untuk mengutarakan kembali apa yang telah dibaca, Anda

membuat catatan-catatan. Jawaban Anda berkaitan dengan

manfaat membuat catatan.

4. Jawaban Anda harus memperhatikan empat sifat penting dalam

membuat grafik, bagan, table, dan sebagainya

Rangkuman

SQ3R terdiri atas Survei, Question, Read, Recite, Review Survei

digunakan untuk mengenal organisasi tulisan dan ikhtisar umum suatu

bacaan. Adapun manfaatnya ialah:

1) mempercepat menangkap arti;

2) mendapatkan abstrak;

3) mengetahui ide-ide yang penting;

4) melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut;

5) mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan;

6) membantu mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.

Kegiatan survei bacaan dapat dipergunakan untuk mensurvei

artikel bab buku atau buku itu sendiri, dan kliping.

Organisasi artikel terdiri atas pendahuluan, isi dan penutup atau

kesimpulan. Langkah-langkah survei artikel adalah membaca judul dan

semua sub judul, mengamati tabel skema, atau pesta; membaca

pengantar, kalimat pertama subbab, dan mengambil keputusan untuk

Page 103: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Langkah-langkah mensurvei bab, yaitu:

1) mengamati subjudul –subjudul dengan semua kaitannya;

2) mengamati alat-alat bantu visual yang ada dalam bab itu, seperti

tabel, grafik, dan sebagainya;

3) memperhatikan paragraf pertama dan akhir;

4) memperhatikan ringkasan bab,

5) memperhatikan subjudul.

Langkah-langkah mensurvei kliping, yaitu:

1) memperhatikan judul

2) memperhatikan penulisannya;

3) melakukan survei seperti menyurvei artikel;

4) memutuskan untuk menggunakan atau mengabaikan kliping.

Didalam Questions, disusun sejumlah pertanyaan tentang pokok

masalah yang ada dalam bacaan. Pertanyaan ini mulai dari pertanyaan

yang bersifat umu7m sampai yang lebih spesifik.

Catatan merupakan penunjang langkah keempat atau recite untuk

membantu pemahaman kita terhadap bacaan. Bentuk catatan terdiri atas :

1) garis besar atau outline

2) ringkasan atau summary

3) tanya jawab

Page 104: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Tes Formatif 2b

2) mendapatkan ide penting, menarik, berguna, atau yang

diperlukan;

3) mengingat yang perlu diingat;

4) menjadi acuan kepada kesempatan lain;

5) membantu konsentrasi dan pemahamanbacaan. Hal-hal yang

perlu dicatat ialah

1) bagian-bagian kunci;

2) tujuan ada asumsi penulis tentang segi-segi tertentu;

3) rincian dan fakta yang kita perlukan;

4) paktor-paktor pikiran yang menarik atau yang perlu diikuti.

Catatan harus tepat dan akurat, artinya catatan khusus:

1) merupakan refleksi dari teks;

2) membedakan kutipan dan bukan kutipan secara jelas;

3) menulis sumber kutipan dengan lengkap.

Page 105: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Kerjakanlah tes berikut dengan cara memilih salah satu alternatif

jawaban yang dianggap paling tepat!

1. Survei terhadap suatu buku dimaksudkan untuk ….

A. sekedar membuka-buka buku

B. mengenal organisasi tulisan

C. mengenal gaya tulisan

D. memperoleh kesan umum bacaan

2. Apakah kita membaca sebuah buku, yang pertama kali harus

kita lakukan adalah….

A. membaca kata pengantar

B. memperhatikan judul buku dan mengajukan

pertanyaan yang berkaiatan dengan topik yang

terkandung di dalamnya

C. menelusuri daftar isi

D. menelusuri daftar indeks

3. Kegiatan membaca yang dilakukan pada langkah ketiga

metode SQ3R, sebaiknya ……

A. membaca kritis

B. membaca santai

C. membaca sekilas

D. membaca dangkal

4. Bentuk catatan yang menunjukan koordinasi dan subodinasi

gagasan dengan jelas ialah…….

A. ringkasan

B. tanya jawab

C. garis besar

D. ikhtisar

5. Alasan membuat catatan adalah sebagai berikut,

kecuali………

A. informasi atau ide yang dikandung dalam bacaan itu

kita perlukan

Page 106: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

B. mengisi waktu luang dan meperbanyak tulisan

C. kita tidak dapat mencoret-coret buku pelajaran

D. untuk memudahkan mencari kembali informasi yang

dibutuhkan.

Untuk nomor 6 sampai dengan nimor 8, pilihlah:

A. jika pernyataan pertama dan kedua benar, dan keduanya

menunjukan hubungan sebab akibat;

B. jika pernyataan pertama dan kedua benar, tetapi keduanya

tidak berhubungan sebab akibat;

C. jika salah satu pernyataan benar; atau sebaliknya

D. jika pernyataan pertama dan kedua salah

6. Catatan akan membantu daya ingat kita dalam membaca untuk studi.

sebab

Daya ingat yang kuat sangat dibutuhkan dalam membaca untuk studi

7. Pada waktu melakukan langkah kedua dari metode SQ3R, kita

jangan membuat catatan yang berlebihan.

sebab

Pembuatan catatan yang berlebihan akan menggangu dan

meperlambat membaca kita.

8. Membaca untuk studi harus dilakukan dengan cara membaca kritis.

sebab

Membaca kritis ialah membaca dengan melakuykan kritik terhadap

bacaan.

Untuk nomor 9 dan 10, pilihlah:

A. Jika (1) dan (2) benar

B. Jika (1) dan (3) benar

C. Jika (2) dan (3) benar

D. Jika (1), (2), dan (3) benar

9. bagian buku yang berisi istilah-istilah berikut artinya disebut ialah ….

(1) daftar istiah

(2) daftar pustaka

(3) glosarium

Page 107: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

10. sifat-sifat yang penting dalam membuat grafik, tabel, dan

semacamnya antara lain ….

(1) tepat, cermat, teliti

(2) jelas

(3) sederhana

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2b

yang terdapat di bagian akhir Modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang

benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda terhadap materi yang telah Anda pelajari!

Rumus :

Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = X 100% 10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

< 70% = kurang

Jika Anda telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,

berarti Anda telah berhasil dan dapat melanjutkan mempelajari materi yang

ada dalam modul berikutnya. Bagus! tetapi jika ttingkat penguasaan Anda

kurang dari 80%, Anda harus mempelajari materi dalam kegiatan belajar 2,

terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Page 108: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1

1. C Membaca merupakan keterampilan berbahasa untuk menerima

dan memahami informasi tertulis dan dilakukan oleh diri sendiri.

2. C Isi bab merupakan tubuh dari bacaan dan akan didapatkan oleh

pembaca ketika kita sudah membaca dan memahami bacaan

itu

3. B Mengutarakan kemabli isi bacaan yang telah dibacanya dengan

kata-kata sendiri merupakan langkah keempat atau recite.

4. A Survei merupakan langkah pertama dari Metode SQ3R yang

bertujuan memperoleh gambaran umum dari bacaan atau buku

yang kita baca.

Page 109: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

5. D SQ3R singkatan dari survei, question, read, recite, dan review,

yang sekaligus merupakan langkah-langkah dari metode

tersebut.

6. A Pernyataan benar, alasan benar dan keduanya mempunyai

hubungan sebab akibat.

7. B Pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak ada

hubungan sebab akibat

8. C Pernyataan benar, alasan salah

9. D Sebelum membaca buku ilmiah sebaiknya kita mengenal buku

itu secara sekilas agar kita memperoleh gambaran umum

tentang buku itu.

10. D Pada umumnya sebuah buku terbagi atas tiga bagian. Salah

satu di antaranya ialah bagaian pembukaan (preliminaries).

Bagian ini terdiri atas halaman judul, daftar isi, kata pengantar,

abstrak dan sebagainya.

Tes Formatif 2a

1. B Metode SQ3R ialah suatu metode membaca yang memiliki

tahapan atau langkah-langkah yang harus dilalui oleh pembaca.

Biasanya metode ini digunakan untuk membaca buku-buku

ilmiah secara intensif.

2. A Membaca untuk studi ialah membaca yang harus dilakukan

oleh pelajar dengan buku-buku ilmiahnya. Untuk membaca

buku-buku tersebut harus dilakukan dengan penuh perhatian

dan sungguh-sungguh.

3. C Untuk dapat berkonsentrasi dalam membaca kita harus

memersiapkan kondisi yang dibutuhkan, yaitu ketenangan

rohani dan jasmani, ketenangan tenpat, dan keteraturan waktu.

Page 110: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

4. A Ruang belajar hendaknya tenang dan segar. Untuk

menciptakan ruangan itu menjadi tenang dan segar harus

bersih dan rapih.

5. D Kegiatan membaca harus dilakukan secara teratur dan

tetapsupaya kita memiliki kebiasaan membaca yang baik.

6. A Pernyataan benar, alasan benar dan keduanya memiliki

hubungan sebab akibat .

7. B Pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak memiliki

hubungan sebab akibat.

8 C Pernyataan benar, alasan salah

9. B Membaca untuk studi tidak dapat dilakukan hanya secara

santai, tetapi harus penuh konsentrasi dan menggunakan

metode membaca dengan tepat antara lain SQ3R.

10. D Kondisi-kondisi yang dapat membantu pembaca berkonsentrasi

dalam membaca ialah (a) kesehatan, kesegaran, dan

ketenangan jasmani dan rohan; (b) kesegaran dan ketenangan

tenpat; (c) keteraturan waktu

Tes Fomatif 2b

1. D Sebelum membaca buku sebaiknya kita melakukan survei

terhadap buku yang akan dibaca dengan maksud untuk

mengenal organisasi dan kesan umum bacaan tersebu.

2. B Apabila kita melihat buku, maka yang pertama kali yang kita

lakukan terhadap buku itu ialah memperhatikan judulnya buku,

sejalan dengan itumengajukan pertanyaan yang berkaitan

dengan topik yang terkandung di dalamnya.

3. A Kegiatan membaca yang merupakan langkah ketiga dari

metode SQ3R harus dilakukan dengan cara membaca kritis

karena membaca ini telah dipandu dengan pertanyaan –

pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Dan pada waktu

membaca itu kita harus aktif dan kritis mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Page 111: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

4. C Salah satu bentuk catatan yang dapat kita gunakan ialah garis

besar yang menunjukan koordinasi dan subordinasi gagasan

dengan jelas.

5. B Alasan membuat catatan karena kita melakukan informasi atau

ide yang terkandung dalam bacaan itu, tidak dapat mencoret-

coret buku pinjaman, memudahkan mencari kembali informasi

pokok bila kita memerlukannya.

6. A Pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak memiliki

hubungan sebab akibat.

7. B Pernyataan benar, alasan benar dan keduanya memiliki

hubungan sebab akibat .

8 C Pernyataan benar, alasan salah

9. B Bagian buku yang berisi istilah-istilah disebut daftar istilah

beserta definisinya ialah glosarium.

10. A Untuk membuat grafik, tabel, dan semacamnya harus

memperhatikan sifat-sifat yang penting, yaitu tepat, cermat,

teliti, jelas, dan, sederhana.

DAFTAR PUSTAKA

Keraf. Goris. 1994.Komposisi. Flores: Nusa Indah

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan efektif. Bandung CV Sinar Baru

___________, 1989. Bagaimana Meningkatkan kemampuan Membaca?

Bandung Sinar Baru

Richards, Jack, Jhon Platt, dan Heidi Weber. 1987. Longman Dictionary of

AppliedLinguistics. England: Longma, Group UK Limited.

Soedarso. 1988. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : Gramedia .

Syamsuddin A.R. 1992. Studi Wacana : Teori-Analisis-Pengajaran.

Bandung FPBS IKIP Bandung.

Tarigan , Henry Guntur. 1986. Membaca sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa

Page 112: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Tampubolon, D.P. 1987. Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif

dan Efisien. Bandung: Angkasa

Widyamartaya, A. 1992. Seni membaca untuk Studi. Yogyakarta Kanisius

GLOSARIUM

anatomi buku : kerangka buku

akurat : tepat

aetail : rinci

fokus yang khusus : topik yang khusus

hasil yang maksimal : hasil yang tinggi

intensif : sungguh-sungguh dan mendalam

konsentrasi : memusatkan perhatian terhadap apa yang

kita hadapi

kalimat transisi : kalimat penghubung

konteks : situasi, keadaan yang ada di sekeliling kita

kondisi : keadaan

literatur : buku-buku

Page 113: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

motivasi : dorongan untuk melakukan sesuatu

populer : terkenal

referensi : acuan, rujukan

relevan : sesuai

strategi : teknik atau cara

TEORI SKEMA

Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih

Kepemilikan keterampilan membaca pada masa sekarang ini

merupakan hal yang sangat mendesak baik oleh kalangan

masyarakat biasa. Denagna memiliki keterampilan membaca yang

baik kita dapat meyerap banyak informasi, mulai dari informasi yang

sederhana sampaidengan informasi yang kompleks danh bervariasi.

Dengan banyak memperoleh informasi kita tentunya akan dapat menempa

dirinya ke arah kemajuan.

Dewasa ini, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan

sudah semakin meningkat, apalagi ditunjang dengan adanya beberapa

program pemerintah, antara lain program wajar (wajib belajar 9 tahun),

P

Page 114: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

gerakan orang tua asuh (GN OTA). Dengan demikian, masyarakat semakin

maju dean berkembang serta sumber daya manusia yang potensial

semakin meningkat. Kesadaran memperoleh pengetahuan dengan cara

belajar sendiri sangatlah penting dan perlu dibangkitkan. Keterampilan

membaca adalah modal utamanya. Tanpa memiliki kemampuan membaca,

niscaya kita tidak mungkin dapat belajar secara mandiri.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang di dalam

membaca terutama membaca secara mandiri, antara lain, minat, kebiasaan,

motivasi diri, kemampuan diri, bahan ajar, dan cara menyiasati bahan

bacaan tersebut.

Kita sering dihadapkan pada materi-materi bacaan yang tidak begitu

akrab dengan kehidupan kita. Untuk itu, kita perlu memiliki keterampilan

membaca yang baik dan mentukan strategi yang tepat.

Dalam modul ini akan dibahas salah satu teknik membaca dengan

cara menghubung-hubungkan bahan bacaan yang sedang dibaca dengan

pengetahuan yang dimiliki pembaca sebelumnya. Dengan kata lain

membaca dengan menggunakan latar belakang pengetahuan yang ada.

Strategi seperti ini disebut teknik membaca dengan skema.

Gambaran yang lebih jelas tentang modul ini sebagai berikut. Modul

ini berjudul membaca dengan Skema, terbagi atas dua pokok bahasan,

yaitu (1) Hakikat Teori Skema dengan tiga subpokok bahasan, yaitu

pengertian dan konsep teori skema, strategi membaca frase, dan peranan

teori skema dalam membaca frase; (2) Penerapan Pengembangan Teknik

Skemata dalam Proses Belajar Mengajar Membaca dengan tiga subpokok

bahasan, yaitu pelatihan membaca tingkat mekanis, pelatihan membaca

tingkat konseptual, dan pengembangan teknik skema dalam proses belajar

mengajar membaca.

Pemahaman terhadap modul ini dapat dilakukan secara mandiri.

Artinya dapat dipelajari tanpa dikaitkan dengan teknik membaca yang

lainnya, yang sudah dibahas sebelumnya. Penguasaan terhadap materi

modul ini dengan baik dapat membantu Anda memahami bacaan dengan

mudah dan cepat sehingga Anda akan memperoleh informasi melalui

Page 115: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

bacaan itu dengan hasil yang memuaskan. Atau dengan perkataan lain

dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca Anda.

Selanjutnya, setelah mempelajari modul ini, Anda juga diharapkan

memiliki pengetahuan tentang teori skema serta penggunaan teori ini untuk

kegiatan membaca sehari-hari dalam upaya meningkatkan kemampuan

membaca Anda secara lebih rinci, tujuan yang ingin dicapai adalah agar

Anda dapat:

1. menjelaskan Hakikat Teori Skema, yang meliputi pengertia dan

konsep teori skema, strategi membaca frase, dan peranan teori

skema dalam membaca frase;

2. menerapkan Pengembangan Teknik Skemata dalam Pengajaran

Membaca, yang meliputi pelatihan membaca tingkat mekanis,

pelatihan membaca tingkat konseptual, dan pengembangan

teknik skema dalam proses belajar mengajar membaca,

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka materi dalam modul

ini akan dituangkan dalam dua kegiatan belajar, yaitu:

Kegiatan Belajar 1 tentang Hakikat Yeori Skema;

Kegiatan Belajar 2 tentang Peranan Pengembangan Teknik Skema

delam Proses Belajar Mengajar Membaca.

Agar Anda berhasil memahami modul ini serta dapat mencapai

tujuan yang telah ditetapkan dengan baik, maka Anda haruis mempelajari

setiap kegiatan belajar dalam modul ini dengan cermat dan mengikuti

petunjuk yang ada. Diskusikanlah dengan teman Anda bila mengalami

kesulitan dan gunakan glosarium (daftar kata-kata sulit) yang tersedia

apabila Anda menemukan kata-kata atau istilah yang belum Anda pahami

maknanya.

Selanjutnya, setelah memahami uraian dan contoh dalam kegiatan

belajar, kerjakanlah latihan satu per satu lebih dahulu, akan tetapi jangan

melihat ranbu-rambu jawaban latihan. Apabila Anda belum berhasil

menjawab dengan benar semua soal latihan terlebih dahulu perhatikan

baik-baik semua petunjuk jawaban latihan. Jika perlu, baca kembali uraian

dan contoh sehubungan dengan jawaban latihan. Jika perlu, baca kembali

Page 116: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

uraian dan contoh sehubungan dengan jawaban latihan tersebut. Akan

tetapi, jika Anda berhasil menjawab sebagain besar soal latihan, maka

Anda boleh melanjutkan dengan mengerjakan tes formatif.

Dalam mengerjakan tes formatif, jawablah terlebih dahulu semua

soal, baru setelah itu cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang

tersedia. Cobalah amati dengan cermat dan temukan materi mana yang

masih belum Anda pahami. Gunakan kembali latihan setra penjelasan

uraian dan contoh untuk membantu Anda. Pusatkan perhatian Anda secara

penuh terhadap aktivitas menjawab soal. Janganlah Anda ingin segera

melihat kunci jawaban tes formatif.

1

Hakikat Teori Skema

1) Pengertian dan Konsep Teori Skema

IStilah “skema” sebenarnya bukan hal yang baru bagi kita. Kata ini

sudah lama milik bahasa Indonesia {merupakan kata sarapan yang

berasal dari bahasa Inggris schema). Di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), kata “skema” merupakan padanan dari bagan, rangka-

rangka, rancangan.

Dewasa ini, frekuensi penggunaan kata skema cukup meluas. Saat

ini para siswa SD/SMP pun telah mengenal kata tersebut. Yang dimaksud

dengan skema dalam tulisan ini bukanlah yang bermakna seperti

Page 117: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

pernyataan di atas, tetapi merupakan homonim kata skema tersebut. Dalam

hal ini, skema mempunyai bentuk jamak “ skemata”. Karena pentingnya

konsep skema ini. Maka kita perlu mengembangkannya untuk kepentingan

pengajaran bahasa.

Ada beberap sumber yang menjelaskan pengertian skema ini.

Keterangan yang cukup lengkap dikemukakan oleh Chaplin (1981) yang

terdapat dalam Dictionary of Psychology. Caplin mengemukakan empat

macam keterangan tentang skema itu ialah:

1) Skema sebagai suatu peta kognitif yang terdiri atas sejumlah ide

yang tersusun rapi

2) Skema sebagai kerangka referensi untuk merekam berbagai

peristiwa atau data.

3) Skema sebagai suatu model.

4) Sekam sebagai suatu kerangka referensi yang terdiri atas respon-

respon yang pernah diberikan, yang kemudian menjadi standarbagi

respon-respon selanjutnya.

Dalam kamus A Dictionary of reading (1981) dijelaskan tentang

makna skema sebagai berikut:

1) Skema adalah suatu pemberian yang digeneralisasikan, suatu

rencana ataustruktur, seperti yang digunakan dalam kalimat “Skema

proses membaca setiap orang boleh dikatakan tidak pernah sama.”

2) Skema adalah suatu sistem yang konseptual yang perlu untuk

memahami sesuatu. Contoh skema tentang kebudayaan yang

dimiliki oleh si A dapat menolong pemahamannya dalam bidang

bahasa.

3) Skema adalah suatu cerita yang melahirkan kenyataan yang

disimpan dalam pikiran, tetapi tidak ditransformasikan lewat pikiran

(Piaget).

Dari sejumlah pengertian skema di atas, kita dapat menangkap

pengertian yang sederhana tentang skema itu yakin sebagai latar belakang

atau asosiasi-asosiasi yang dapat bangkit dan muncul/ membayang kembali

Page 118: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

pada saat seseorang melihat atau membaca kata, frase, atau kalimat.

Dengan demikian skema sangat membantu terhadap pemahaman sesuatu

yang didengar atau dibaca. Banyak skema yang dapat kita miliki tentang

objek-objek tertentu , misalnya, tempat (sekolah, rumah, pasar, bioskop,

dan lian-lain), berbagai kegiatan (sepak bola, pertunjukan sandiwara, pesta

ulang tahun, dan lain-lain), tentang peranan (ayah, ibu, guru, kakak, dan

lain-lain), tentang perasaan (kekasih, benci, sayang, senang, bahagia, dan

lain-lain). Waktu membaca atau mendengar kata “pantai”, pikiran kita

mungkin akan mengasosiaskan atau menghubungkan konsep pantai itu

dengan berbagai konsep lain yang dekat hubungannya dengan pantai,

seperti: gemuruh ombak, orang yang riang bermain-maian dengan air laut,

pohon nyiur yang indah melambai-lambai, atau sinar lembayung saat

matahari terbenam. Mungkin juga skema tentang pantai dapat berasosiasi

dengan rencana berikutnya untuk pergi kepantai yang lebih mudah,

berkemah di tepi pantai dan seterusnya. Dengan demikian, skema

seseorang tidak akan sama dengan yang lainnya. Dengan kata lain, skema

seseorang sangat bergantung pada pengalaman yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian di atas, bolehlah kita mengatakan bahwa skema

adalah abstraksi pengalaman yang secara tetap mengalami pemantapan

sesuai dengan informasi baru yang diperoleh. Dengan demikian, semakin

banyak pengalaman seseorang semakin bertambah pulalah

penyempurnaan skemanya.

Betapa penting skema pada seorang pembaca/pelajar dalam

membantumemahami suatu bacaan. Pemahaman terhadap isi bacaan

bergantung pada kemampuan pembaca menghubungkan pengetahuan

yang telah ada dengan informasi yang terdapat dalam teks, sehingga terjadi

interaksi antara pengetahuannya dengan informasi barau tersebut. Oleh

karena itu, skema yang telah ada perlu dipertahankan/ dipelihara,

diuperkaya, dan dikembangkan untuk mencapai kesempurnaan.

Pengembangan skema dapat dilakukan dengan memberikan pengalaman

sebanyak-banyaknya kepada anak-anak. Semakin banyak pengalaman

mereka maka akan semakin bertamabah pulalah penguasaan skemanya.

Page 119: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Pengalamn tersebut dapat berupa kegiatan membaca atau kegiatan lain,

seperti: karya wisata, mengunjungi musium, kebun binatang, atau tempat-

tempat lainnya. Kekurangan skema seseorang akan menghambat

keberhasilan membaca pemahaman.

Di dalam memberikan pengalaman kepada anak-anak melalui

kegiatan membaca, tidaklah baik membiarkan mereka asyik dalam

kegiatannya masing-masing di perpustakaan.

Sebab hal itu tidak akan dapat mengembangkan pola skemata

dengan sevbai-bainya. Anak-anak perlu dibimbing, diarahkan, dan diberi

petunjuk .

Skema dan membaca merupakanb dua hal yang saling berkaitan

erat, untuk dapat menerima informasi baru perluadanya skema tentang

informasi lama yang berkenaan dengan informasi baru tersebut, sehingga

terjalin interaksi dan di situlah terjadi pemahaman.

Ada asumsi dengan teori skema bahwa teks yang kita baca atau kita

dengar itu tidaklah dengan sendirinya menyampaikan makna kepada kita.

Teks hanya memberikan petunjuk kepada pembaca atau pendegaran untuk

menyusun pengertian/ pemahaman berdasarkan pengetahuan yang telah

dimiliki sebelumnya. Dengan bantuan skema yang ada, seseorang akan

berupaya memahami teks yang dibacanya atau didengarkannya.

Sebelum kita membicarakan masalah skema lebih lanjut, mari kita

ungkap kembali pengertian membaca untuk lebih memantapkan

pemahaman kita terhadap kegiatan membaca.

Membaca mempunyai keddudukan penting bagi manusia, baik bagi

keperluan perseorangan maupun bagi kepentingan masyarakat. Kegiatan

membaca berfungsi sebagai keterampilan dasar dalam kehidupan

masyarakat. Tanpa kemampuan membaca yang baik maka harapan anak

mencapai pendidikan yang lebih tinggi tidak akan mungkin menjadi

kenyataan.

Beberapa orang pakar membaca memberi pengertian membaca,

antara lain

Page 120: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

1) Membaca adalah suatu proses yang dilakukan atau dipergunakan

oelh pembaca untuk emmperoleh pesan yang hendak disampaikan

oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 1986).

2) Membaca adalah bringing meaning, memetik serta memahami arti/

makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro dan

Bonomo, 1973).

3) Membaca adalah sutu proses untuk memahami yang tersirat dalam

yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata

yang tertulis (Anderson, 1972).

4) Membaca adalah proces of indentifying, interpreting, and evaluating

ides in termsof the mental content or total awareness of the reader

(Mc Ginnis, 1982).

Melihat batasan membaca di atas dapat disimpilkan bahwa

pengertian membaca bergerak dari pengertian yang sederhana sampai

pada pengertian yang kompleks, yang melibat berbagai aspek kegiatan.

Membaca terbagi dua yakni membaca permulaan dan membaca lanjut.

Membaca lanjut pada dasarnya menuju pemahaman bahan tulisan. Seperti

yang diungkapkan oleh Tarigan (19987) bahwa tujuan utama membaca

adalah pemahaman bukan hanya kecepatan. Namun akan lebih baik lagi

apabila kita dapat membaca dengan cepat dan memahaminya dengan

sebaik-baiknya.

Membaca merupakan proses yang kompleks , karena mencakup

berbagai hal: perkemabngan bahasa individu, latar belakang pengalaman,

kemampuan kognitif, dan sikap terhadap pembaca. Kemampuan membaca

dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

Makna bacaan tidak terletak pada cetakan tertulis, tetapi berada

pada pikiran pembaca. Dengan demikian, makna itu akan berubah. Seperti

dikatakan oleh Anderson (1972) bahwa makna itu akan berubah, karena

setiap pembaca mempunyai pengalam yang berbeda-beda yang dia

pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasi kata-kata tersebut.

Pemberian makna tersebut akan terjadi dengan baik apabila pembaca

mempunyai skema yang cukup baik. Atau dengan perkataan lain,

Page 121: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

keberhasilan seseorang dalam membaca pemahaman akan banyak

ditunjang oleh kekayaan skema yang dimilikinya. Sebaliknya kekurangan

pada skema akan dapat menjadi hamabatan bagi keberhasilan membaca.

Sebagaimana kita ketahui, membaca pemahamn menuntut pembaca

untuk dapat mengidentifikasi, menginterpretasi, dan mengevaluasi ide-ide

dengan kesadaran penuh. Selain itu menuntut pembaca untuk dapat

menentukan bagian bacaan yang pentying dan mengemukakan informasi

apa yang tidak tersajikan dalam teks. Untuk kebutuhan tersebut dapat

dikatakan selalu didasarkan pada skamata yang ada.

Dalam kegiatan membaca ada tiga macam proses pemahaman yang

berbeda, ialah proses bottom up (bawah-atas), proses top-down (atas-

bawah), dan proses interaktif (timbal balik). Dalam proses membaca bawah-

atas, pemmbaca mulai dengan pengenalan huruf lalu bergerak

kepengenalan kalimat. Proses ini timbul karena adanya data masukan.

Pembaca yang emmpergunakan cara ini umumnya merupakan pembaca

pemula. Dengan kata lain, proses ini terjadi apabila pembaca membaca

sebuah teks yang baru dikenalnya atau masih asing.

Dalam proses membaca atas-bawah, pembaca mulai melakukan

interpretasi terhadap teks yang dibacanya. Mereka telah memiliki later

belakang/ skema tentang teks tersebut. Proses ini memberi pertolongan

kepada pembaca dalam upaya mengatasi keragu-raguan atau dalam

pemilihan interpretasi terhadap data yang masuk.

Dalam proses timbal balik, pemabaca mengarahkan perhatiannya

secara interaktif. Mereka membaca dengan mempergunakan pengetahuan

yang lalu dan secara terus-menerus menyusun pengetahuannya itu agar

dapat menguasai bagain-bagaian yang terinci sebagaimana mestinya.

Dalam proses interaktif ini, proses bawah-atas dan proses atas-bawah

harus berlangsungsecara simultan, serempak dan berkelanjutan.

Dari ketiga proses tersebut, kita sebaiknya dapat melakukan

membaca melalui proses interaktif (timbal balik). Apabila seorang pembaca

hanya untuk menggantungkan diri pada proses bawah-atas atau proses

Page 122: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

atas-bawah saja, maka pembaca tersebut tergolong sebagai pembaca yang

cacat skemanya.

Latihan

Setelah Anda selesai membaca “uraian Kegiatan Belajar 1”

kerjakanlah latihan-latihan berikut ini agar pemahaman Anda semakin

mantap. Apabila Anda mengalami kesulitan diskusikanlah dengan teman.

1. Skema adalah abstraksi pengalaman yang secara konstan

mengalami pemantapan sesuai dengan informasi baru yang

diperoleh. Jelaskan pertanyaan tersebut!

2. Setiap orang yang berasal dari lingkungan yang sama dan

menerima rangsangan yang sama, akan menghasilkan skema

yang relatif sama. Benarkah demikian? Jelaskan!

3. mengapa semakinbanyak pengalaman seseorang, semakin

bertambah pulalah kesempurnaan skemanya? Jelaskan!

4. Kegiatan-kegiatan seperti karya wisata, kunjungan ke musium,

menonton pementasan drama, akan mendapat

mengembangkan pengalaman untuk memperbaiki daya

skema pembaca. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!

5. Untuk memupuk daya skema pembaca, sebaiknya kita

sebagai guru membiarkan anak membaca secara mandiri

agar konsentrasinya tidak terganggu. Benarkah demikian?

Jelaskan!

Petunjuk jawaban latihan

Apabila Anda telah selesai mengerjakan latihan, periksalah hasil

latihan Anda dengan memperhatikan rambu-rambu jawaban berikut ini.

1. Jawaban berkaitan dengan batasan skema.

2. Jawaban hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi skema seseorang.

Page 123: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

3. Jawaban berkaitan dengan sifat skema, yaitu akan berkembang jika

ada stimulus.

4. Jawaban Anda berkaitan dengan maksud dan tujuan kegiatan

sekolah dan pengaruhnya terhadap pengembangan skema.

5. Jawaban Anda berkaitan dengan cara memelihara skema agar dapat

berkemabang dengan baik

Rangkuman

Dalam bahasa Indonesia kata skema berpadanan dengan kata-

kata bagamn, rangka, rancangan. Kata skema berasal dari bahasa Latin/

Yunani schema dan mempunyai bentuk jamak skemata (schemata).

Pengertian skema menurut istilah psikologi ialah :

1) skema sebagai suatu peta kognitif yang terdiri atas sejumlah ide

yang tersusun rapi;

2) skema sebagai kerangka refernsi untuk merekam berbagai

peristiwa atau data;

3) skema sebagai suatu model;

4) skema sebagai suatu kerangka referensi yang terdiri atas respon-

respon yang pernah diberikan kemudian yang menjadi standar

bagi respon-renspon berikutnya.

Pengertian dalam kaitannya dengan proses membaca ialah :

1) Skema merupakan suatu pengertian yang digeneralisasikan,

suatu rencana atau struktur, seperti yang digunakan dalam kalimat

“Skema proses membaca setiap orang dikatakan tidak pernah

sama”,

2) Sekema adalah suatu sistem yang konseptual yang diperlukan

untuk memahami sesuatu. Skema tentang kebudayaan yang

dimiliki oleh seseorang akan membantu pemahamnnya dalam

bidang bahasa;

3) Skema seperti yang diterangkan oleh Piaget, adalah suatu cerita

yang melahirkan kenyataan yang disimpan dalam pikiran, tetapi

tidak ditranspormasikan melalui pikiran.

Secara singkat disimpulkan bahwa skema adalah abstraksi

pemngalaman yang secar tetap mengalami pemantapan sesuai dengan

informasi yang baru diperoleh.

Page 124: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Pengertian membaca antara lain:

1) Membaca adalah suatu proses yang dilakukan atau

dipergunakan oelh pembaca untuk memperoleh pesan

yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media

kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 1986).

2) Membaca adalah bringing meaning, memetik serta

memahami arti/ makna yang terkandung di dalam

bahan tertulis (Finochiaro dan Bonomo, 1973).

3) Membaca adalah sutu proses untuk memahami yang

tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang

terkandung di dalam kata-kata yang tertulis (Anderson,

1972).

4) Membaca adalah proces of indentifying, interpreting,

and evaluating ides in termsof the mental content or

total awareness of the reader (Mc Ginnis, 1982).

Ada tiga macam proses pemahamn dalam membaca yang

berkaitan dengan skema, yaitu

1) proses bawah-atas;

Page 125: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Tes Formatif 1

Petunjuk:

Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat dan

berita tanda silang (X)

1) Makna sekama menurut A Dictionary of Reading 1 ialah….

A. skema sebagai suatu model

B. skema adalah suatu sistem konseptual untuk memahami

sesuatu

C. skema sebagai kerangka referensi untuk merekam berbagai

peristiwa yang ada

D. skema sebagai peta kognitif

2) Pernyataan-peryataan berikut ini benar, kecuali ……

A. semakin banyak pengalaman, semakin bertambah

kesempurnaan skemanya.

B. pengambilan keputusan boleh dikatakan selalu didasarkan

pada informasi dalam skemata,

C. skema proses membaca setiap orang selalu sama,

D. kekurangan pada skema seseorang dapat merupakan

hambatan terhadap keberhasilan membaca pemahaman,

terutama pengambilan keputusan.

3) Deretan kata-kata yang dapat diklarifikasikan ke dalam satu

kelompok skemata kata pengadilan antara lain sebagai berikut,

kecuali……

A. polisi

B. hakim

C. jaksa

Page 126: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

D. terdakwa

4) Indonesia memroklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17-8-

1945, merupakan salah satu contoh skema ………

A. objek benda

B. ide abstrak

C. peristiwa

D. tempat

Untuk nomor 5 sampai dengan nomor 7, pilihlah:

A. jika pernyataan benar, alasan benar dan keduanya memiliki

hubungan

B. jika pernyataan benar, alasan benar tetapi keduanya tidak hubungan

C. jika pernyataan benar, alasan salah

D. jika pernyataan salah, alasan benar

5) Skema dan kegiatan membaca berkaitan erat satu sama lainnya

sebab

Skema dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang, dalam

memahami bacaan.

6) Semakin banyak pengalaman seseorang, semakin bertambah

kesempurnaan skemanya

Sebab

Kekurangan pada skema seseorang dapat menghambat keberhasilan

membaca komprehensif, terutama dalam pengambilan keputusan

7) Anak dibiarkan belajar sendiri supaya daya skemanya berkemabang

Sebab

Skema dalam proses membaca setiap orang relatif tidak pernah sama

Untuk nomor 8 sampai dengan nomor 10, pilihlah

A. jika (1) dan (2) benar;

B. jika (1) dan (3) benar;

C. jika (2) dan (3) benar; atau

D. jika (1),(2), dan (3) benar.

Page 127: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

8) Pada setiap hari Minggu mereka pergi ke …….

(1) gereja

(2) mesjid

(3) kelenteng

9) Contoh skema tentang perasaan, yaitu……..

(1) rindu

(2) sayang

(3) bersiul

10) Frase yang tepat untuk melengkapi pernyataan yang tidak lengkap

ini: orang yang tinggi itu mengambil tas ……

(1) di warung kelontong Bi Siti

(2) yang disimpan di rak paling atas

(3) yang tergantung di sudut kanan atas

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1

yang terdapat di bagian akhir Modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang

benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajari 1 !

Rumus :

Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = X 100% 10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus!

Anda cukup memahami kegiatan belajar 1. Anda dapat meneruskan dengan

Kegiatan Belajar 2. Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih dibawah

Page 128: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang

belum Anda kuasai.

2) Strategi Membaca Frase

Sebelum kita membicarakan peranan skema dalam membaca,

penulis akan mengajak Anda untuk melihat kondisi dan berbagai aspek

yang berkaitan dengan kegiatan membaca.

Pada uraian terdahulu telah dikatakan bahwa membaca memiliki

peranan yang sangat penting. Bahkan sebagain pakar mengatakan bahwa

membaca merupakan urat nadi pendidikan. Selain itu, membaca juga

merupakan kunci untuk membuka pintu ilmu pengetahuan. Seperti

pribahasa yang sering kita dengar, “ Buku adalah gudangnya ilmu

pengetahuan, sedangkan membaca merupakan kuncinya”. Pernyataan-

peryataan seperti itu memperlihatkan dengan jelas betapa pentingnya

peranan membaca. Oleh karena itu, sudah sepantasnya para guru berupa

agar para siswa/ pelajar memiliki kemampuan membaca yang baik.

Kemampuan membaca yang baik akan tercapai jika para siswa memiliki

minat baca yang baik pula. Seperti yang dikatakan oleh Harjasujana bahwa

“minat baca mempunyai peranan penting dalam mencapai kemampuan

membaca”.

Para pakar teori skema menyatakan bahwa latar belakang

pengalaman yang kaya akan sangat membantukeberhasilan belajar.

Pengalaman yang banyak bisa diperoleh dengan berbagai car, di antaranya

dengan jalan membaca. Semakin banyak seseorang membaca, akan

semakin meningkat pula kemampuan membacanya. Pernyataan ini

didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh YAP (1978). Dia

memperoleh bukti bahwa tingkat keterampilan membaca seseorang

ditentukan 65% oleh banyaknya dia membaca.

Berdasarkan hasil penelitian Yap (1978) tersebut, para guru harus

waspada karena hasil penelitian itu memberi isyarat kepada kita bahwa

mereka harus berusaha agar murud-muridnya banyak membaca jika ia

berkeinginan agar murid-muridnya itu menjadi pembaca yang mahir.

Page 129: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Supaya murid mau membaca banyak, guru harus berupaya agar muridnya

mempunyai minat baca yang tinggi. Untuk meningkatkan minat baca murid

ada banyak upaya yang dapat dilakukan oleh guru (Harjasujana, 1988).

Sebagai guru, kita banyak dituntut untuk menunjukan kemampuan

membaca kepada anak didik kita. Kecepatan dan pemahaman kita dalam

membaca akan menggugah anak-anak untuk mengikuti upaya kita . untuk

itu, kita perlu mengusahakan cara yang terbaik bagi mereka.

Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu strategi membaca

hanya yang dapat mengingkatkan daya baca seseorang yakni dengan

menggunakan strategi membaca frase. Strategi ini digunakan untuk

memperoleh pemahaman yang lebih tinggi.

Kata frase sudah lama kita kenal di dalam tata bahasa. Makna frase

sebagai strategi membaca tidak sama persis dengan makna frase dalam

tata bahasa. Untuk keperluan pemahaman bacaan, kata frase dibatasi

sebagai kelompok kata yang mempunyai arti/makna. Dengan demikian,

membaca frase merupakan strategi membaca yang mengharuskan

pembaca membaca kalimat-kalimat dalam bacaan itu frase demi frase

bukan kata demi kata. Membaca frase adalah suatu proses yang menuntut

agar kelompok kata yang merupakan satu kesatuan harus dapat dilihat

dalam satu kali pandangan, seperti halnya kita melihat sebuah kata. Jika hal

initidak terpengaruhi maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan

tertangkap atau dipahami dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan

baik.

Strategi membaca frase ini dapat dikembangkan melalui dua tahap,

yaitu tahap mekanis dan tahap konseptual. Tahap mekanis menekan pada

gerakan mata.

Mata didorong untuk bergerak lebih cepat melihat kelompok-

kelompokkata yang berbentuk frase pada baris-baris kalimat dalam teks.

Strategi membaca frase tahap mekanis ini terasa lebih efisien dan

sangat menunjang terhadap pemahaman makna secara lebih efektif.

Pembaca dituntut dapat menginterpretasikan gagasan-gagasan dan

informasi lain yang dibacanya melalui membaca frase.

Page 130: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Membaca Frase Mekanis

Pada waktu membaca sesungguhnya mata kita berhenti sejenak

untuk dapat menafsirkan kata-kata atau menemukan sesuatu. Kalau mata

kita terus bergerak, kita hanyalah akan memperoleh bayangan kabu.

Pernyataan tersebut didukung oleh Tampubolon (1987), yang menyatakan

bahwa “ Pada waktu membaca, mata bergerak mengikuti baris-baris

bacaan dengan gerakan terhenti-henti. Pada saat berhenti (ini tidak disadari

karena cepatnya), mata mengadakan fiksasi (pemusatan penglihatan), dan

waktu itulah informasi bacaan diserap “ . berdasarkan pernyataan tersebut

maka menurut pandangan mekanis, membaca tidak lain merupakan

rentetan hentian-hentian visual. Pada saat melakukan hentian, saat itu piula

dengan segera mata melompat ke arah tulisan berikutnya dan setelah itu

terjadi lagi hentia, begitulah seterusnya.

Pembaca frase demi frase cenderung melakukan perhentian mata

setiap membaca sebuah frase. Dengan demikian, seorang pembaca frase

akan berhenti lebih jarang dan selalu menghemat waktu ketimbang

pembaca kata demi kata.

Kecepatan pembaca yang membaca kata demi kata akan sangat

terbatas kecepatan mereka membaca dalam hati sekitar 250 samapi 300

kata/ menit.

Sedangkan dengan menggunakan teknik membaca frase seseorang

akan dapat membaca lebih banyak lagi karena mereka membaca hanya

melalui kelompok –kelompok kata. Apabila membaca kata dalam satu detik

seorang pembaca akan dapat membaca dua sampai enam kata saja.

Sedengkan dengan membaca frase seseorang akan lebih mudah

menentukan kata kunci dan kata-kata yang boleh dihilangkan. Stategi

membaca frase akan lebih banyak lagi hasilnya bila dipadukan dengan

strategi lainnya.

Page 131: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Membaca frase menuntut kekuatan visual seorang pembaca. Pada

umumnya, orang mempunyai potensi untuk melihat lima atau enam kata

dalam setiap hentian. Akan tetapi, tidak banyak orang berusaha untuk

mengembangkan kemampuan itu, dan merasa puas bila telah dapat

membaca satu atau dua buah kata setiap hentian.

Kelemahan lain seseorang yang membaca kata ia akan sering

melakukan “reges” (lompatan ulang). Sering terjadi pandangan mata

melomnpat pada baris yang sama telah dibacanya. Hal ini disebabkan

usahanya untuk mencari ide-ide tidak didapatkannya dari tiap-tiap kata yang

dibacanya. Kelemahan ini dapat dihindari dengan jalan membaca frase.

Pembaca frase akan mudah dapat cepat menangkap ide-ide tidak

didapatkannya dari tiap-tiap kata yang dibacanya. Kelemahan ini dapat

dihindari dengan jalan membaca frase. Pembaca frase akan mudah dan

cepat menangkap ide-ide dan dapat menghindari lompatan balik.

Dampaknya seorang pembaca frase akan dapat menikmati bacaan lebih

baik daripada pembaca kata demi kata. Dan ini akan menimbulkan sikap

yang positif terhadap kegiatan membaca.

Mereka akan lebih banyak lagi membaca. Dengan demikan maka

kemampuan mere pun akan bertambah.

Membaca Frase Konseptual

Membaca frase tahap ini lebih banyak memperhatikan aspek-aspek

konseptual, yakni penalaran dan pemahamn yang terjadi selama membaca.

Di dalam membaca frase, kita harus dapat menggunakan kapasitas melihat

sejumlah kata untuk kepentingan pemahamn bacaan.

Banyak orang berfikir dengan ide-ide, tetapi sering mereka membaca

dalam kata. Hal ini terjadi karena mereka menganggap bahwa membaca

frase lebih kompleks daripada membaca kata. Mereka lebih mudah

mengenali kata ketimbang frase. Denga latar belakang atau skema tentang

frase yang telah dimilikinya anggapan di atas tidak akan terjadi karena

mereka telah memiliki bekal latar belakang seperangkat pengetahuan

Page 132: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

tentang frase dan sturktur kalima. Dengan demikian, membaca frase akan

sama mudahnya seperti membaca kata.

Sebenarnya proses membaca frase itu sendiri bukanlah suatu hal

yang menarik. Apabali kita mau berlatih menggunakan membaca frase, kita

kan menyadari bahwa banyak frase-frase yang digunakan secara berulang

dan telah kita kenal, seperti kita mengenal kata.

Jika kita banyak melakukan latihan membaca frase, maka kita akan

dapat menerka frase berikutnya untuk melengkapi kalimat, tanda baca

sangat membantu mempermudah proses membaca frase.

Perlu selalu diingat ada beberapa hal yang ingin dicapai delam

membaca frase ini, antar lain: kecepatan membaca, kecepatan menangkap

makna, dan kelancaran ayunan pandangan mata dari frase yang satu ke

frase yang lainnya.

3) Peranan Skema dalam Membaca Frase

Pemahaman terhadap wacana bergantung pada informasi grafis dan

informasi yang merupakan skemata. Dengan bantuan skema yang baik

pemahaman wacanapun akan baik pula.

Pemahaman wacana dengan cepat sangat ditunjang oleh

kemampuan membaca frase dengan baik. Kemampuan membaca frase

akan ditunjang pula dengan skema tentang frase dan kalimat yang

dimilikinya. Bagaimana kita dapat membaca frase apabila belum memiliki

skema tentang struktur frase? Sebagai contoh:

Waktu Anda berlatih membaca frase camkanlah dalam ingatan

bahwa frase adalah unit arti yang terkeci.

Bila sesorang telah memiliki skema tentang frase maka akan

mengelompokan kalimat tersebut menjadi frase-frase sebagai berikut:

Waktu Anda berlatih membaca frase/camkanlah dalam ingatan/

bahwa frase dalam unit arti yang terkecil/.

Contoh lain:

Keindahan Bandung di waktu malam

Page 133: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Pembaca tidak akan mengetahui bahwa kelompok kata itu frase tidak

mempunyai skema tentang struktur kalimat. Dan pembaca yang telah

memiliki skema struktur kalimat, tentu saja akan mengatakan kelompok kata

itu sebagai frase.

Pengindonesiaan ungkapan asing yang tidak mengikuti pola yang

berlaku terasa sanagt kacau. Hal ini akan lebih baik bila kita telah mengenal

pola frase. Sebagai contoh: Mengidonesiakan jkata dhortwave dan

longwave tidak sama dengan mengidonesiakan kata microwave. Kedua

kata pertama diindonesiakan menjadi gelombang pendek dan gelombang

panjang sedangkan microwave menjadi mikrogelombang. Alasannya

karena bentuk mikro pada kata mikrogelombang merupakan bentuk gabung

yang tidak mandiri, seperti pasca, antar, dan sebagainya. Penempatan

mikro, pasca, dan antar, terletak di muka kata yang diikutinya, sedangkan

pada gelombang pendek dan gelombang panjang, kata pendek dan kata

panjang merupakan kata yang mandiri sehingga dalam mengindonesiakan

kata shortwave dan longwave menjadi gelombang pendek dan gelombang

panjang.jika kita tidak banyak memiliki pengetahuan tentang ini, kesalahan

mengindonesiakan ungkapan-ungkapan asing akan banyak terjadi. Oleh

karena itu, kita perlu banyak mengisi skema kita dfengan pengetahuan

tentang tatbahasa, dan berbagai pengetahuan lainnya.

Di dalam membaca frase, pengalaman pengalaman selama latihan

yang yang disimpan di dalam ingatan kita serta latar belakang

pengetahuan tentang frase dan struktur kalimat sangat diperlukan untuk

membantu lancarnya proses membaca, dengan sendirinya akan

meningkatkan pemahaman terhadap bacaan.

Page 134: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

2

Penerapan Pengembangan Teknik Skema

dalam Proses Belajar-Mengajar Membaca

1) Pelatihan pada Tingkat Mekanis

Latihan ini dititikberatkan pada bagian mata. Mata dilatih untuk dapat

bergerak dengan cepat. Tujuannya untuk menanamkan kebiasaan pada

mata untuk bergerak dengan cepat dan irama yang tepat.

a) Latihan untuk Meningkatkan Keterampilan Mata:

(b) Sediakan sejumlah angka yang ditulis tidak beraturan

misalnya, angka 1 samapi 60;

(c) Tarikalah garis penghubung angka-anga itu dengan pensil

mengikuti uratan angak 1 samapi 60;

Page 135: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

(d) Catatlah waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan

latihan itu;

(e) Lakukan latihan tersebut secara berulang.

Sesungguhnya dalam latiahan ini skema kita ikuti berperan. Skema

tentang urutan kata yang telah kita miliki sangat membantu gerakan tangan

kita pada saat menarik garis penghubung angka-angka dari 1 secara

berurutan sampai 60. Dengan demikian, kita dapat menarik garis

penghubung itu dengan cepat. Untuk lebih jelas tentang latihan di atas lihat

Gambar 1, halam 22.

b) Latihan Ayunan Visual

Dalam usaha untuk mengembangkan kepercayaan terhadap

kemampuan untuk membuat ayunan-ayunan visual waktu membaca frase,

ikutilah pola ini dengan tekun:

(f) Mata kita hanya boleh berhenti sejenak pada setiap tanda hitam;

(g) Ayunkan dengan segera pandangan kita pada bagian berikutnya;

(h) Jangan sekali-kali berhenti di antara dua tanda hitam;

(i) Pada saat menggerakan mata, kepala jangan ikut bergerak pula;

(j) Ayunkan pandangan mata secepat-cepatnya melewati setiap

bagian di antara dua tanda hitam dengan irama yang tetap;

(k) Lakukan latihan ini dua atau tiga kali untuk mengawali setiap

kegiatan membaca sebagai pemanasan.

Latihan ayunan mata/ visual ini diharapkan dapat menghilangkan

kebiasaan lompatan balik (regresi). Lihat Gambar 2, halaman 22.

c) Latihan Membaca dengan Ayunan Visual

Latihan ini menerapkan latihan ayunan visual pada bacaan. Harsu

diingat betul, selama membaca perhatian terutama harus ditujukan pada

makna kelompokkata. Sebelum mulai membaca, dianjurkan untuk

mengadakan pemanasan. Gunakanlah halaman buku yang terbuka di

hadapan kita sebagai tempat berlatih. Buatlah bagian awal dan bagian akhir

setiap baris sebagai target. Bergeraklah dengan cepat sampai bagian

Page 136: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

bawah halam tanpa memperhatikan makna. Tujuan pemanasan ini ialah

untuk memperoleh irama gerak mata yang lancar. Setelah kita merasakan

gerakan mata yang licin tidak kaku lagi, maka tiba saatnya kita beralih pada

usaha untuk memperoleh makna bacaan. Mulailah membaca dengan

menggerakan semua keterampilan yang pernah dipelajar.

2) Pelatihan pada Tingkat Konseptual

a) Latihan Penandaan dengan Garis

Latihan ini merupakan langkah selanjutnya dari latihan secara

mekanis. Di dalam latihan ini bukan hanya berusaha mengelompokan kata-

kata melainkan kelompok kata itu harus benar-benar bermakna.

Kita dapat memulai latihan ini dengan bacaan-bacaan yang ringan. Ikutilah

langkah-langkah berikut ini:

(a) Pada bacaan kita buatlah pengelompokan kata-kata yang terdiri

atas dua samapai lima kata;

(b) Kelompok kata yang dibuat itu harus mempunyai makna;

(c) Cobalah cari makna kelompok-kelompok kata itu dengan tidak

memperhatikan kata demi kata;

(d) Mulailah membuat pengelompokan kata itu secara lamabat, yang

berangsur-angsur secara cepat;

(e) Bacalah pragraf yang telah ditandai itu tiga atau empat kali

sampai dapat menangkap makna setiap frase itu dengan cepat.

Pda latihan tahap ini , skema yang kita milikilebih banyak lagi

berperan, terutamadalam pengelompokan kata skema tentang struktur frase

dan kalimat itumembantu sekali. Mustahil kita dapoat mengelompokan kata

skema tentang frase atau kalimat. Oleh karena itu, kita perlu memperkaya

skemata dengan pengetahuan tentang struktur frase atau kalimat

sebanyak-banyanya.

Page 137: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

b) Latiahn Tanpa Tanda

Setelah melakukan berbagai latihan, sudah saatnya kita mendekati

membaca frase yang sebenarnya. Kita mencoba membuat pengelompokan

kata yang mengandung makna dengan menggunakan kemampuan yang

kita miliki dengan tidak menggunakan tanda-tanda apapun. Lakukan latihan

ini selam kurang lebih 30 menit. Memang pada mulanya kita akan

merasakan bahwa pemahaman kita tidak mantap. Akan tetapi, kita harus

bertahan untuk tidak kembali pada kebiasaan lama membaca kata demi

kata. Percayalah pada diri sendiri agar merasa yakin dapat melakukan

membaca frase dengan baik. Lakukanlah latihan seperti itu beberapa lama.

Dan kita akan merasakan perubahan yang jelas pada pemahaman kita.

Ada orang yang menganggap bahwa membaca dengan kecepatan

tinggi akan mengganggu pemahaman. Anggapan seperti itu sering

menyebabkan pembaca enggan mencoba mencapai kecepatan yang

optimal yang dapat dicapainya. Padahal menurut penelitian, membaca

lambat bukan merupakan jaminan pemahaman yang baik. Oleh karena itu

dalam membaca capailah kecepatan yang optimal.

3) Pengembangan Teknik Skema dalam Proses Belajar Mengajar

Membaca

Sering kita menemukan pembaca yang tidak dapat mengembangkan

teknik skema yang layak pada waktu dia membac. Mengapa? Pada awal

kegiatan membaca, mereka sudah melakukan proses-proses yang tidak

terarah pada tujuan yang tepat.

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa didalam kegiatan membaca

ada tiga macam proses yang dapat memberikan pengaruh yang berbeda

terhadap pemahaman, yaitu proses bawah-atas, atas-bawah dan timbal

balik. Didalam proses bawah-atas, pembaca mulai membaca dengan

m,engenalkan huruf lalu bergerak ke pengenalan kjalimat. Pembaca yang

biasa menggunakan strategi ini, cenderung memusatkan perhatiannya

bagian-bagian yang kecil sehingga berhasil untuk memproses makna yang

Page 138: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

sebanyak-banyaknya. Mereka sering tidak mampu menggunakan hak-hak

yang telah dimiliki sebagai alat untuk memproses dan mengevaluasi

bacaan.

Dalam proses atas-bawah, pembaca dengan mengikuti langka-

langkah yang aktif. Mereka membaca hanya untuk memeriksa dan

memperbaiki bacaan. Karena itu, mereka sering tidak menangkap bagian-

bagian yang terinci dalam bacaan-bacaan yang teknis yang bersifat ilmiah

atau bagian-bagian bahasa yang pelik yang dungkapkan dalam puisi.

Dalam proses atas-bawah, pembaca mulai membaca dengan

mengikuti langkah-langkahyang aktif. Mereka membaca hanya untuk

memeriksa dan memperbaiki bacaan. Karena itu, mereka sering tidak

menangkap bagian-bagian yang terinci dalam bacaan-bacaan yang teknis

yang bersifat ilmiah atau bagian-bagian bahasa yang pelik yang

diungkapkan dalam puisi.

Dalam proses timbal balik, pembaca mengarahkan perhatiannya

secara interaktif. Mereka membaca dengan menggunakan pengetahuan

yang lalu, hal-hal yang dapat diperkaya, dan secara terus-menerus

menyusun pengetahuannya itu agar dapat diterkanya, dan secara terus-

menerus menyusun pengetahuannya itu agar dapat menguasai bagian-

bagian yang terinci sebagaimana mestinya. Pada umumnya, pembaca yang

cacat skema akan mempunyai kecenderungan menguntungkan diri pada

proses yang pertama dan kedua di atas.

Apabila Anda sebagai guru menjumpai anak yang terlalu bergantung

pada proses bawah-atas, cobalah bagaian berikut ini untuk memperbaiki

kebiasaannya tersebut.

1) Pilihlah teks yang layak yang berisi suatu topik yang akrab dengan

anak-anak.ssipkanlah ke dalam teks tersebut kata-kata, frase, dan

kalimat yang memiliki makna istimewa atau khusus. Bacalah teks

tersebut di depan anak-anak yang akan diperbaiki kebiasaan

membacanya. Suruh mereka menghentikan Anda membaca, jika ada

hal-hal yang tidak dapat mereka pahami. Tanyakan kepada mereka

apa sebab hal tersebut tidak jelas.

Page 139: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

2) Selanjutnya buatlah suasana membacadan mendengarkan. Buatlah

teks yang sama dengan yang digunakan pada langkah pertama, dan

berilah anak-anak teks yang benar. Suruhlah anak-anak itumemberi

tanda pada bagian-bagian yang tidak dipahami seraya mengikuti

bacaan Anda. Kemudian diskusikan bagian-bagian yang dirasakan

sulit oleh anak-anak itu dan tanyakan kepada mereka mengapa hal

itu danggap sulit.

Apabila Anda menjumpai anak-anak-anak yang mempunyai

kebiasaan membaca dengan proses atas-bawah, maka strategi- strategi

berikut ini akan dapat menolong Anda:

1) Menyuruh para siswa untuk melengkapikalimat dengan kata-kata

yang tersedia yang bersamaan maknanya dengan cara memilihnya,

kata yang tepat maknanya hanya satu. Misalnya :

Setiap hari ibuku berbelanja di…….. (toko)….(pasar)…….(warung)

2) menyuruh anak-anak berkelompok untuk mengerjakan tugas seperti

yang diberikan dalam tugas yang pertama di atas dengan

menggunakan berbagai variasi dan dengan dua ruang yang

dikosongkan, seperti dalam contoh di bawah ini:

Setiap pagi ibuku……… di……..

Istilah ruang pertama dengan kata-kata “berbelanja”, “ menyapu”,

“masak”, “membaca” , “menjahit”, “ mencuci”, “sholat”, dan

sebagainya, dan suruhlah anak-anak mengisi ruang kedua dengan

kata-kata yang cocok. Kebiasaan dan kemampuan mempoerkirakan

dan menempatkan kata-kata yang tepat dapat mempercepat

membaca dan mempertinggi pemahaman mereka.

3) Menyadarkan anak-anak bahwa mereka sering menghadapi bacaan

yang berisi petunjuk, resep, atau atauran untuk membuat atau

melakukan sesuatu. Kesadaran akan hal tersenut akan mengubah

sikapnya sebagai pembaca yang terlalu mengikuti proses atas-

bawah menjadi poembaca yang dimiliki kecermatan dan fleksibilitas.

4) Anak –anak diberi pertanyaan pilihan ganda untuk meyertaibahan

bacaan. Buatlah tiga pilihan, yang pertama pilihan yang jelas salah,

Page 140: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

yang kedua pilihan yang benar, yang diambil dari teks, dan yang

ketiga pilihan yang benar, tetapi tidak diambil dari teks. Suruh siswa

memilih kedua pilihan yang benar, lalu menunjukan pilihan yang

mana yang diambil dari teks. Langkah seperti ini akan

menumbuhkansikap positif terhadap teks sebagai sumber informasi

yang penting tanpa menjadikan anak-anak itu budak teks yang

dibacanya.

Berdasarkan uraian di atas, sebaiknya kita mengambil inisiatif untuk

mengadakan penelitian yang lebih mendalam selain yang pernah dilakukan

orang selama ini tentang makna dan manfaat skema dalam pengajaran

membaca.

Sebagai uraian terakhir penulis ingin menegaskan kembali hal-hal

yang berkaitan deengan skema ini. Skema yang dimiliki seseorang akan

menjadi dasar dalam menginterpretasikan dan menggali informasi tentang

sesuatu yang didengar atau dibacanya. Selain itu, teori skema memberi

suatu dasar untuk:

a) menyaring informasi dari suatu teks;

b) membuat penggalian yang sejalan dengan pesan yang

dikandung dalam teks;

c) memberi perhatian yang lebih terhadap bagian-bagian yang

penting dari teks;

d) memilih inti-intiyang terpenting, kurang penting, samapi

dengan yang tidak penting,;

e) membuat kesimpula; dan

f) membuat suatu persamaan yang bisa membuat orang

mengerti tentang hal-hal (pesan) tersebut.

Penjelasan di atas merupakan gambaran bagaiman pengetahuan

diolah oleh sesaeorang sehingga memberikan hasil bagi interpretasinya.

Latihan

Page 141: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Setelah Anda selesai membaca uraian di atas, untuk memantapkan

pemahaman Anda, kerjakanlah latihan berikut ini. Apabila Anda

mengalamai kesulitan diskusikanlah dengan teman.

1. Semakin banyak seseorang membaca, akan semakin meningkat

pula kemampuan membacanya. Mengapa demikian? Jelaskan!

2. Memilih teks yang layak tentang suatu topik yang akrab dengan anak

menyisipkan kata, frase, atau kalimat-kalimat yang bermakna

istimewa sangat cocok untuk meluruskan kebiasaan membaca

bawah-atas. Betulkah demikia? Jelaska!

3. berikan 3 contoh kalimat yang merupakan strategi yang dapat

meluruskan kebiasaan membaca model atas-bawah!

4. Skema yang dimiliki sesorang akan menjadi dasar bagi interpretasi

terhadap apa yang didengar atau dilihatnya. Jelaskan pernyataan

tersebut!

5. Aoakah Anda menjumpai anak yang mempunyai kebiasaan

membaca dengan proses pemahamannya atas-bawah, strategi apa

yang Anda gunakan untuk mengatasinya? Jelaskan!

Petunjuk Jawaban Latihan

Apabila Anda telah selesai mengerjakan latihan, periksalah hasil

latihan Anda dengan memperhatikan rabu-rambu jawaban berikut ini.

1. Jawaban Anda berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

peningkatan kemampuan membaca.

2. Jawaban Anda berkaitan dengan strategi yang digunakan oleh guru

untuk menghadapi anak, yang mempunyai kebiasaan membaca

dengan proses bawah-atas.

3. Contoh yang Anda buat merupakan strategi untuk meluruskan

kebiasaan model atas-bawah. Jangan lupa syarat pembuatan

kalimatnya.

Page 142: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

4. Jawaban berkaitan dengan pemahaman Anda terhadap makna

skema.

5. Jawaban Anda harus memperhatikan langkah-langkah strategi

penanggulangan kebiasaan membaca model atas-bawah.

Kemampuan membaca hendaknya dimiliki oleh para siswa.

Pencapaian kemampuan membaca sangat dipengaruhi oleh minat baca

dan kekerapan membaca. Semakin baik minat baca seseorang, semakin

sering orang itu membaca akan semakin meningkat pula kemampuan

membacanya.

Guru hendaknya berusaha agar para siswanya banyak membaca.

Salah satu strategi membaca yang dapat meningkatkan daya baca

seseorang ialah strategi membaca frase. Ada dua tahap membaca frase,

yaitu:

A. membaca frase mekanis

B. membaca frase konseptual

Untuk dapat membaca frase dengan baik, perlu melakukan

latihan. Ada dua cara dalam membaca frase, yaitu:

1) Latihan pada Tingkat mekanis, terdiri atas:

(1) Latihan untuk meningkatkan keterampilan mata;

(2) Latihan ayunan visual;

(3) Latihan membaca dengan ayunan visual.

2) Latihan pada Tingkat Konseptual

(1) Latihan penandaan dengan garis;

Page 143: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Gambar 1: Latihan Meningkatkan Keterampilan Mata

Page 144: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

Gambar 2: Latihan Ayunan Visual

………………………______……………………………_________……………

……………_________……………………………_________…………………

……………………………._________…………………________…………….

………………………______……………………………_________……………

……………_________……………………………_________…………………

……………………………._________…………………________…………….

Tes Formayif 2

Petunjuk:

Pilihlah salah satu jawaban yang palimh tepat dan berilah tanda

silang (x).

1) membaca frase konseptual lebih memperhatikan aspek-

aspek……

A. kekuatan visual pada saat membaca

B. penalaran dan pemahaman yang terjadi selam membaca

C. perhentian visual pada waktu membaca

D. gerakan mata mengikuti baris-baris bacaan

2) proses membaca yang cocok untuk mengembangkan skema

anak ialah model ……

A. bawah-atas

B. atas-bawah

C. timbal balik

Page 145: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

D. ketiga-tiganya benar

3) Teori skema memberi suatu dasar untuk…..

A. menyaring informasi dari teks

B. membuat panggilan pesan sejalan dengan pesan dalam

teks

C. memberikan perhatian yang lebih terhadap bagian-bagian

penting dari teks,

D. ketiga-tiganya benar

4) kata “penjara” dapat menimbulkan skema yang bermacam-

macam. Tunjukan skema yang dapat diklasifikasikan pada

kelompok pembuatan …….

A. Bangunan yang terdiri dari kamar-kamar kecil yang sempit.

B. Seorang hakim yang bijaksana dan ulet

C. Menipu uang dalam jumlah ratusan juta rupiah.

D. Mang Karim yang sudah tiga bulan menjadi penghuni di

sana

5) Manakah pernyataan berikut yang menunjukan kesesuaian

hubungan antara fakta dan kegiatan …….

A. Orang yang tinggi itu membeli petasan yang berada di rak

paling atas.

B. Orang yang tinggi itu membeli petasan di pasar minggu.

C. Orang yang kuat itu membuat ringkasan buku sebelum

tidur.

D. Orang botak membaca koran sambil sarapan pagi.

Untuk soal nomor 6 sampaidengan nomor 8, pilihan

A. jika pernyataan benar, alasan benar dan keduanya memiliki

hubungan;

B. jika pernyataan benar, alasan benar tetapi keduanya tidak

memiliki hubungan;

C. jika pernyataan benar; alasan salah;

D. jika pernyataan salah, alasan benar.

Page 146: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

6) Perhatian yang terlampau tertuju pada analisis visual tentang

huruf, suku kata, dan kata-kata meyebabkan terlepasnya skema

anak

sebab

Teori skema memberi suatu dasar untuk menjaring informasi dari

teks

7) Skema yang dimiliki seseorang akan menhadi dasar dalam

menginterpretasikan dan menggali informasi tentang sesuatu

yang didengar atau dibacanya

sebab

Guru harsu mampu menyadarkan kesalahan interpretasi

siswanya terhadap teks yang dibacanya dan membiarkan siswa

merenungi kesalahannya

8) Kemampuan membaca banyak dipengaruhi oleh minat baca dan

kekerapan emmbaca seseorang

sebab

Minat baca merupakan dorongan bagi seseorang untuk

membaca. Makin singgi minat bacanya makin sering seseorang

untuk membaca akan semakin meningkat kemampuan

membacanya.

Untuk nomor 9 dan 10, pilihlah

A. jika (1) dan (2) benar;

B. jika (1) dan (3) benar;

C. jika (2) dan (3) benar;

D. jika (1),(2), dan (3) benar.

Page 147: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

9) Bacaan yang dapat menyadarkan sikapnya yang terlalu

mengandalkan proses membaca atas-bawah ialah….

(1) resep

(2) petunjuk untuk melakukan sesuatu

(3) aturan pemakaian obat

10) Latihan pada Tingkat Konseptual dapat dilakukan dengan cara

…..

(1) Latihan penandaan dengan garis

(2) Latihan ayunan visual

(3) Latihan tanpa tanda

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2

yang terdapat di bagian akhir Modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang

benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda terhadap materi yang telah Anda pelajari!

Rumus :

Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = X 100% 10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus!

Anda cukup memahami kegiatan belajar 2. Anda dapat meneruskan dengan

modul selanjutnya . Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih dibawah

80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang

belum Anda kuasai.

Page 148: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1

1) Berdasarkan A Dictionary of Reading ada beberapa makna skema,

anata lainskema adalah suatu sistem yang konseptual yang perlu

untuk memehami sesuatu. Contoh skema tentang kebudayaan

yang dimiliki oleh si A dapat menolong pemahamannya dalam

bidang bahasa.

Jawaban yang benar B

2) Pernyataan a,b,dan c benar seperti itu, sedangkan pertanyaan c

salah karena skema prosesmembaca setiap orang tidak selalu

sama, sangat bergantung pada berbagai faktor antara lain

pengalam yang dimiliki orang itu.

Jawaban yang benar C

Page 149: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

3) Kata hakim, jaksa dan terdakwa sangat berkaitan dengan

pengadilan, sehingga apabila orang mendengar pengadilan maka

skemanya akan bekerja mencari kosa kata yang berkaitan dengan

kata pengadilan tersebut, sedangkan kata polisi keterkaitannya

yang tidak hanya dengan pengadilan, tepai dengan hal-hal lain,

seperti kamtibnas. Oleh karena itu, kata polisi tidak diklasifikasikan

ke dalam kelompok skemata kata pengadilan.

Jawaban yang benar A

4) Banyak skema yang dapat kita miliki tentang objek-objek tertentu,

misalnya tentang tempat (sekolah, pasar), perasaan (kasih, sedih,

benci dan sebagainya), juga tentang peristiwa (Bandung lautan

api). Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17-8-1945

merupakanperistiwa yang pernah terjadi. Karena itu, termasuk

salah satu contoh skema peristiwa.

Jawaban yang benar C

5) Pernyataan benar, alasan benar dan keduanya memiliki hubungan

sebab akibat

Jawaban yang benar A

6) Pernyataan benar, alasan salah, tetapi keduanya tidak memiliki

hubungan sebabakibat.

Jawaban yang benar B

7) Pernyataan salah, alasan salah

Jawaban yang benar D

8) Umat Kristen dan kong hutsyu biasa menggunakan hari

minggu untuk melakukan kegiatan keagamaan di gereja atau

di kelenteng, sehingga hari Minggu bagi mereka merupaka

hari untuk melakukan ibadat. Karena itu, apabila kita

mengdengar kata hari Minggu, maka skema kita akan mencari

hal-hal yang berkaitan dengan itu, antara lain ke gereja dan ke

kelenten.

Jawaban yang benar B

Page 150: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

9) Skema yang kita miliki sangat beragam, baik tentang objek

benda, tempat, perbuatan, peristiwa, dan perasaan. Untuyk

contoh yang lain lihat penjelasan pada nomor 1 dan 2

sedangkan yang termasuk skema tentang perasaan, antara

lain: kasih, sayang, benci, sedih.

Jawaban yang benar A

10) Skema kita gunakan untuk menghubungkan apa yang sedang

kita baca atau dengar dengan apa yang telah kita miliki

sebelumnya.akan tetapi, dapat pula kita gunakan untuk

melengkapi kalimat yang kita tuturkan, sehingga kalimat

tersebut memiliki kesesuaian hubungan antara fakta dan

kegiatannya.

Jawaban yang benar C

Tes formatif 2

1) Membaca frase konseptual tidak hanya sekedar membaca dengan

gerakan mata yang cepat mengikuti baris-baris bacaan, tetapi lebih

banyak memperhatikan aspek-0aspek penalaran dan pemahaman

yang terjadi selama membaca.

Jawaban yang benar B

2) Dalam proses membaca dengan model timbal balik, membaca

mengarahkan perhatiannya secara interaktif. Mereka membaca

dengan menggunakan pengetahuan yang lalu dan secar terus-

menerus menyusun pengetahuannya itu agar dapat

menguasaibagian-bagian yang terinci sebagiman mestinya. Proses

membaca seperti itu sangat cocok untuk mengembangkan skema

anak karena anak akan lebih aktif dalam membaca dan

memungkinkan untuk dapat memelihara skemanya.

Jawaban yang benar C

Page 151: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

3) Pada dasarnya teori skema memberi suatu dasar untuk :

a) menyaring informasi dari suatu teks;

b) membuat penggalian yang sejalan dengan pesan yang

dikandung dalam teks;

c) memberi perhatian yang lebih terhadap bagian-bagian yang

penting dari teks;

d) memilih inti-intiyang terpenting, kurang penting, samapi

dengan yang tidak penting,;

e) membuat kesimpula; dan

f) membuat suatu persamaan yang bisa membuat orang

mengerti tentang hal-hal (pesan) tersebut.

Jawaban yang benar D

4) Banyak skema yang kita miliki tentang berbagai objek tertentu.

Apabila kita mendengar kata penjara kama skema yang

merupakan kelompok perbuatan, ialah pernyataan yang

menyatakan perbuatan yang mengarah pada kejahatan pada

akhirnya masuk penjara.

Jawaban yang benar C

5) Pernyataan yang menunjukan kesesuaian hubungan fakta dan

kegiatan dapat membangkitkan skema seseorang dengan baik. Di

antara keempat pernyataan tersebut, pernyataan A merupakan

pernyataan yang dimaksud.

Jawaban yang benar A

6) Pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak memiliki

hubungan sebabakibat.

Jawaban yang benar B

7) Pernyataan benar, alasan salah.

Jawaban yang benar C

8) Pernyataan benar, alasan benar dan keduanya memiliki hubungan

sebab akibat.

Jawaban yang benar A

Page 152: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

9) Bacaan yang berisi petunjuk untuk melakukan sesuatu, resep,

atau aturan membuat sesuatu merupakan salah satu strategi yang

dapat dilakukan oleh guru untuk meluruskan kebiasaan anak yang

terlalu tergantung pada proses atas-bawah.

Jawaban yang benar D

10) Membaca frase konseptual sangat memperhatikan aspek-aspek

penalaran dan pemahaman terhadap bacaan. Untuk hal ini

diperlukan latihan. Latiahn yang dimaksud mengarah pada

memperoleh penalaran dan pemahaman bacaan, yaitu latihan

penandaan dengan garis dan latihan tanpa tanda.

Jawaban yang benar D

DAFTAR PUSTAKA

Freenam, Yvonne, David Freeman, dan Ruth Beall Heining. 1994. Reading

Process and Practice, Second Edition. Portsminth, NH: Heinemann.

Harjasujana, Ahmad S. dkk 1986. Buku Materi Pokok Keterampilan

Membaca.Jakarta: Karunika, Universitas Terbuka.

________, 1988. Nusantara yang Literat; Secercah Sumbang Saran

terhadap Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia. Bandung: Institut

Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Mc Ginnis, Doroty J. 1982. Analyzing and Treating Reading Problems. New

York: Macmillan Publishing Company Inc.

Tampubolon, DP 1987. Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif

dan Efisien.Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung : Angkasa

Page 153: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I

GLOSARIUM

Ayunan visual : Pandangan mata yang bergerak dengan cepat melihat

baris bacaan

interpretasi : penafsiran

kapasitas : kemampuan

konseptual : berdasarkan konsep

mahir : terampil, mampu

mekanis : Kegiatan yang menggunakan gerak fisik saja, dan

belum melibatkan pemahaman

membaca frase : membaca secara kelompok kata kelompok kata

minat baca : dorongan dari dalam dirinya sendiri untuk membaca

optimal : pencapaian sesuatu samapai batas kemampuan yang

terbaik

strategi : cara, teknik

visual : berdasarkan penglihatan.

Page 154: Membaca I HAKEKAT MEMBACA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA... · membaca. Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu

• Membaca I