medication error

22
FEBRI RAHMADANI Y. : 1211012001 DIDI M. IKHSAN : 1211012004 NIA CHAIRUNNISA : 1211012009 FITRIA : 1211012011 SHERLY VERONICA : 1211012012 “MEDICATION ERROR” kelompok 2

Upload: sherly-veronica

Post on 21-Dec-2015

158 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

kesalahan pengobatan

TRANSCRIPT

Page 1: Medication Error

FEBRI RAHMADANI Y. : 1211012001DIDI M. IKHSAN : 1211012004NIA CHAIRUNNISA : 1211012009FITRIA : 1211012011SHERLY VERONICA : 1211012012

“MEDICATION ERROR”kelompok 2

Page 2: Medication Error

Medication Error

Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang masih berada dalam pengawasan dan tanggung jawab profesi kesehatan, pasien atau konsumen, dan seharusnya dapat dicegah.

 Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 disebutkan bahwa pengertian medication error adalah kejadian yang merugikan pasien, akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah.

Page 3: Medication Error

Fase Medication Error

Kejadian medication error dibagi dalam 4 fase : fase prescribing; error yang terjadi pada fase penulisan

resep. Fase ini meliputi: obat yang diresepkan tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien atau kontraindikasi, tidak tepat obat atau ada obat yang tidak ada indikasinya, tidak tepat dosis dan aturan pakai.

fase transcribing; error terjadi pada saat pembacaan resep untuk proses dispensing.

fase dispensing; terjadi pada saat penyiapan hingga penyerahan resep oleh petugas apotek.

fase administration oleh pasien; error yang terjadi pada proses penggunaan obat. Fase ini dapat melibatkan petugas apotek dan pasien atau keluarganya.

Page 4: Medication Error

Penyebab Medication Error

Menurut Cohen (1991) dari fase-fase medication error di atas, dapat dikemukakan bahwa faktor penyebabnya dapat berupa: 1) Komunikasi yang buruk, baik secara tertulis (dalam

resep) maupun secara lisan (antar pasien, dokter dan apoteker).

2) Sistem distribusi obat yang kurang mendukung (sistem komputerisasi, sistem penyimpanan obat, dan lain sebagainya).

3) Sumber daya manusia (kurang pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan).

4) Edukasi kepada pasien kurang. 5) Peran pasien dan keluarganya kurang.

Page 5: Medication Error

Kondisi yang Dapat Menyebabkan Medication Error

- Omission error : Gagal menyerahkan dosis sesuai dosis yang diperintahkan

- wrong dose error : Jumlah medikasi yang diberikan berbeda dengan yang diminta lebih dari 17% (10% untuk injeksi)

- unordered drug error : medikasi tidak pernah diperintahkan untuk diberikan kepada pasien

- wrong form error : dosis yang diberikan berbeda dengan bentuk atau sediaan yang diperintahkan

- wrong time error : Dosis obat diberikan 30 menit lebih awal dari waktu yang perintahkan atau lewat 30 menit dari waktu yang diperintahkan

Page 6: Medication Error

- wrong route error : Obat diberikan tidak sesuai rute yang diperintahkan;

- deteriorated drug error : Obat telah kadaluarsaatau integritas obat secara kimia atau fisika telah berubah

- wrong rate of administration error : Infus atau cairan intravena diberikan dengan laju yang tidak sesuai dengan yang diresepkan;

- wrong administration technique error : contoh, mengoleskan alkohol pada tapak suntikan pada hal obat yang akan disuntikkan belum dipersiapkan

- wrong dose preparation error : contoh, memberikan suspensi oral tanpa mengocok lebih dulu

Page 7: Medication Error

Penyebab Kesalahan Pemberian Obat

Leape, et.al ( 1995) mengidentifikasi penyebab kesalahan pemberian obat antara lain : 1. Kurangnya diseminasi pengetahuan, terutama para

dokter yang merupakan 22% penyebab kesalahan 2. Tidak cukupnya informasi mengenai pasien seperti

halnya data uji laboratorium 3. Sebanyak 10% kesalahan dosis yang kemungkinan

disebabkan tidak diikutinya SOP pengobatan 4. 9% lupa5. 9% kesalahan dalam membaca resep seperti tulisan

tidak terbaca, interpretasi perintah dalam resep dan singkatan dalam resep

Page 8: Medication Error

6. Salah mengerti perintah lisan 7. Pelabelan dan kemasan nomenklatur yang

membingungkan 8. Blok dari penyimpanan obat yang tidak baik 9. Masalah dengan standar dan distribusi 10. Asesmen alat penyampai obat yang tidak baik saat

membeli dan penggunaan misalnya pada alat infus obat anti kanker

11. Gangguan ketegangan dan lingkungan kerja 12. Ketidaktahuan pasien

Page 9: Medication Error

Kategori Medication Error

Indeks for categorizing Medication Error menurut NCC MERP :1. Kategori A : Keadaan atau kejadian yang memiliki

kapasitas untuk menyebabkan kesalahan, tetapi tidak ada kesalahan yang sebenarnya terjadi

2. Kategori B : Terjadi kesalahan tapi kesalahan tidak mencapai pasien

3. Kategori C : Terjadi kesalahan yang mencapai pasien tetapi tidak membahayakan pasien

4. Kategori D : Terjadi kesalahan yang mencapai pasien dan pemantauan yang diperlukan untuk mengkonfirmasi bahwa itu tidak mengakibatkan kerugian bagi pasien dan/atau intervensi yang diperlukan untuk mencegah bahaya

Page 10: Medication Error

5. Kategori E : Terjadi kesalahan yang mungkin telah berkontribusi terhadp atau menyebabkan kerusakan sementara untuk pasien dan ada intervensi yang diperlukan

6. Kategori F : Terjadi kesalahan yang mungkin telah berkontribusi atau menyebabkan kerusakan sementara terhadap pasien dan diperlukan awal atau rawat inap berkepanjangan di rumah sakit

7. Kategori G : Terjadi kesalahan yang mungkin telah berkontribusi atau membahayakan pasien secara permanen

8. Kategori H : Terjadi kesalahan dan ini membutuhkan intervensi untuk mempertahankan hidup.

9. Kategori I : Terjadi kesalahan yang mungkin telah berkontribusi terhadap atau menyebabkan kematianpasien

Page 11: Medication Error
Page 12: Medication Error

Arti Warna dalam kategori ini : - Biru : tidak ada kesalahan - Orange : ada kesalahan, tidak ada kerusakan - Kuning : ada kesalahan dan ada kerusakan - Hijau : ada kesalahan dan ada kematian

Page 13: Medication Error

Kasus Medication Error

Hasil cohort study oleh Kozer, et al (2005) melibatkan 1532 peresepan pasien anak-anak di ICU 12 Rumah Sakit di Amerika yang disampling secara random, sekitar 10% di antaranya mengalami medication error yang terinci menjadi  prescribing error (10.1%) dan, drug administration error (3,9%). 

Medication error pada anak-anak merupakan kejadian yang penting, jika dibandingkan dengan kejadian pada dewasa maka potensi merugikannya tiga kali lipat.

Page 14: Medication Error

Dari studi terhadap 10788 peresepan pediatri, 616 potensial untuk terjadi error. Sejumlah 120 (19,5%) termasuk kategori sangat membahayakan, 115 (18,7%) potensial terjadi ADR(Adverse Drug Reaction), 5 kasus (0,8%) adalah ADR yang dapat dicegah.

Sehubungan dengan hal tsb., ada tiga cara yang dinyatakan dapat mencegah medication error yaitu: 1) Penulisan resep oleh dokter secara komputerisasi (76%). 2) Ward clinical pharmacist (81%). 3) Peningkatan komunikasi antar dokter, apoteker/perawat dan pasien (86%) (Fortescue et al, 2003).

Page 15: Medication Error

Strategi Pencegahan Medication Error

1. Optimasi Proses Penggunaan : Peresepan: pembakuan penulisan resep, peresepan

elektronik, clinical decision, support systems. Transkripsi: catatan medik elektronik. - Peracikan: bar code

technology. Pemberian: pengecekan ulang, penggunaan pompa

suntik/infus. Medication reconciliation

o Kesalahan penggunaan obat sering terjadi penderita penyakit kronik menjalani pindah rawat, misalnya dari rawat jalan IGD ICU bangsal rawat jalan.

o Dinyatakan sebagai kesalahan bila ada ketaksesuaian antara obat yang selama ini digunakan dengan obat yang diberikan sewaktupindah rawat secara tak sengaja, dan berpotensitimbulkan cidera.

Page 16: Medication Error

o Ketaksesuaian itu meliputi meliputi: penghentian obat lama, pemberian obat baru yang alergenik, pemberian obat yang sama tetapi beda dosis/frekuensi/cara pemberian, dll.

o Untuk hindari kesalahan ini, perlu dilakukan medication reconciliation yang prosesnya meliputi: pengungkapan obat dahulu dan sekarang, pengenalan potensi cidera yang berasal dari perbedaan obat dahulu dan sekarang, dan koreksi thd bahaya yang mengancam.

o Bagi penderita yang pulang rawat, proses ini meliputi tinjauan terhadap obat sebelum/selama perawatan, dan penetapan obat untuk rawat jalan selanjutnya.

o Survai menemukan ketaksesuaian penggunaan obat yang berpotensi cidera ini pada 60% penderita, sewaktu masuk atau keluar dari rumah sakit.

Page 17: Medication Error

Berdasarkan laporan dari USP Medication Error Reporting Program, beberapa hal berikut dapat dilakukan ketika dokter menulis resep untuk mencegah salah interpretasi terhadap penulisan resep, yaitu: 1) Mencantumkan identitas dokter yang tercetak dalam

kertas resep.2) Menuliskan nama lengkap obat (dianjurkan dalam

nama generik), kekuatan, dosis dan bentuk sediaan. 3) Nama pasien, umur dan alamat, juga berat badan dan

nama orang tua untuk pasien anak (Katzung and Lofholm, 1997).

Page 18: Medication Error

Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 disebutkan bahwa :

Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pengobatan.

Dalam pelayanan resep Apoteker harus melakukan skrining resep yang meliputi: 1) Persyaratan administratif

a. nama, SIP dan alamat dokter, b. tanggal penulisan resep, c. tanda tangan / paraf dokter penulis resep,

Page 19: Medication Error

d. nama, alamat, umur jenis kelamin dan berat badan pasien, e. nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang diminta, f. cara pemakaian yang jelas, g. informasi lainnya.

2) Kesesuaian farmasetika a. bentuk sediaan, b. dosis, c. potensi, d. stabilitas, e. inkompatibilitas, f. cara dan lama pemberian.

Page 20: Medication Error

3) Pertimbangan klinis a. efek samping, b. alergi, c. interaksi, d. kesesuaian indikasi, dosis, pasien, dan lain-

lain.

Page 21: Medication Error

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004, KepMenKes Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Cohen, M.R.,, 1991, Causes of Medication Error, in: Cohen. M.R., (Ed), Medication Error, American Pharmaceutical Association, Washington, DC

Kozer, E. , et al, 2005, Variables Associated With Medication Errors in Pediatric Emergency Medicine, Pediatrics, American Academy of Pediatrics, March 4, p. 737-743 Fortescue, E.B., et al, 2003, Prioritizing Strategies for Preventing Medication Errors and Adverse Drug Events in Pediatric Inpatients, Pediatrics, American Academy of Pediatrics, Vol. III. No. 4 April, p.722-729.

Page 22: Medication Error

Katzung, B.G., and Lofholm, P.W., 1997, Peresepan Rasional dan Penulisan Resep, dalam: Katzung, B.G., Basic & Clinical Pharmacology, diterjemahkan oleh Agoes, H.A., (ed), Edisi VI, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, hal: 1010 – 1021 (Trochim, 2003).

Titin, dkk, et al, 2005, Kajian kelengkapan resep pediatri yang berpotensi menimbulkan medication error di 2 rumah sakit dan 10 apotek di Yogyakarta, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.