mass media.pptx

16
MEMBACA SURATKABAR

Upload: imam-prihadiyoko

Post on 05-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MEMBACA SURATKABAR

Untuk menjawab itu, ada baiknya kita melihat hasil survei tentang bagaimana orang menggunakan smart phone :

63,3 persen orang mengakses internet 62,1 persen orang mengecek email51,4 persen orang mengakses social network49,2 persen orang mendengarkan musik46,0 persen orang bermain games41,7 persen orang men-down load dan menggunakan apps15,0 persen berbelanja secara online15,0 persen membaca buku

Apakah orang mau membaca suratkabar di smart phone?

NB. Diperkirakan pembaca suratkabar itu adalah orang-orang yang berada pada segmen membaca buku. Itu sebabnya, konten suratkabar digital harus dapat menarik perhatian dari orang-orang yang berada pada segmen membaca buku.

Walaupun di banyak negara sirkulasi suratkabar cetak mengalami penurunan tajam, tetapi para peserta World Editor Forum tetap percaya masa depan suratkabar cetak masih cerah. Kepercayaan itu muncul karena di beberapa kawasan, khususnya di Asia, sirkulasi suratkabar cetak masih mengalami kenaikan.

Mereka percaya suratkabar cetak masih tetap penting, dan pengaruh (influence)-nya masih yang paling besar dibandingkan dengan media lainnya. Dalam banyak hal suratkabar cetak tidak dapat digantikan oleh televisi dan suratkabar online. Jika memang peran suratkabar cetak tergantikan, maka suratkabar cetak sudah lenyap ketika televisi lahir dan berkembang pesat.

NB. Yang dimaksud suratkabar cetak di sini adalah suratkabar cetak yang beroperasi secara profesional, memiliki pandangan yang seimbang dan tanpa bias, mematuhi kode etik jurnalistik, menghubungi semua pihak yang terkait dengan peristiwa yang akan diberitakan.

Jawa Pos, menurut Asrul Ananda, tetap bertahan pada pendapat bahwa masa depan suratkabar cetak masih cerah. Sirkulasi Jawa Pos mengalami pertumbuhan sebesar 9 persen, kendati Jawa Pos telah menaikkan harga jualnya menjadi Rp 5.500 per suratkabar. Digital merupakan segmen yang paling dinamis. Dalam waktu tiga tahun digital mengalami peningkatan sebesar 9 persen, dari 10 persen menjadi 19 persen, sementara cetak mengalami penurunan 5 persen, dari 19 persen menjadi 14 persen. Meskipun demikian, cetak masih tetap merupakan sumber pemasukan yang utama, khususnya melalui pemasukan iklan.

Suratkabar cetak tidak mati, melainkan hanya mengalami redefinisi kembali dan lebih fokus. Kunci yang terpenting adalah tetap menyediakan konten yang relevan.

Digital is hot, but not enough

Pertahankan pembaca yang sudah ada, dan tambah pembaca yang baru.Adalah sangat penting bagi wartawan untuk membela prinsip-prinsip utama yang dianut wartawan, itu sebabnya penting sekali bagi wartawan untuk berada di lapangan, di lokasi kejadian terjadi.

atau Mengapa saat penting bagi wartawan untuk berada di tempat (at the place)?Agar wartawan mendapatkan liputan yang seimbang dan mendalam.

Why being thereis like Gold?

Bukan itu saja. Dengan berada di tempat kejadian (di lokasi), wartawan dapat menyaksikan dengan matanya sendiri, dan menyerap aspirasi dari semua pihak yang terlibat. Dan, dengan berada di lokasi, makin sedikit kemungkinan terjadinya kesalahan. Pembaca suratkabar cetak menginginkan cerita yang berbeda dengan yang telah mereka baca di internet. Semakin banyak berita yang dilaporkan dari jalan, semakin lama suratkabar cetak itu akan berada di tangan pembaca.Harus berada di lokasi itu adalah keharusan, tetapi bukan tanpa pertimbangan (keamanan).

It is to get a balanced and in-depth coverage

Sangat penting bagi wartawan untuk tetap menjaga keamanan (keselamatan) dirinya saat berada di lokasi, khususnya lokasi konflik atau perang, atau lokasi-lokasi lain yang berbahaya. Dari tahun 1992 hingga kini, ada 900-an wartawan yang terbunuh dalam menjalankan tugasnya. Keadaan ini tidak bisa dibiarkan berlanjut, perusahaan harus berinvestasi untuk menjaga keamanan dan keselamatan wartawannya. Antara lain, dengan training tentang keamanan dan keselamatan dalam menjalankan tugas

Reporting from danger zone… and staying alive

On the ground,but not at all cost

Saat ini, bukan lagi saatnya untuk mempertentangkan antara cetak dan digital. Cetak harus melengkapi dirinya dengan digital, mengingat cetak dan digital bisa saling melengkapi.

Untuk melakukan itu, newsroom harus diubah :Bergeser ke format digitalTingkatkan kualitas edisi cetaknyaTambah ongkos untuk menampilkan konten berkualitasMendiversikasi produk yang dapat dijual Dan, bagi suratkabar cetak yang melengkapi dirinya dengan suratkabar digital, yang penting untuk diingat adalah bahwa segala sesuatu dapat diubah, kecuali nilai-nilai yang dipegang.

DIGITAL

Jurnalistik tidak berakhir dengan paket berbayar Suratkabar The Globe and Mail (Kanada) yang merupakan suratkabar digital menyebutkan bahwa audiensnya hanya berkurang 10 persen saat paket berbayar diberlakukan. Sebelum paket berbayar diberlakukan, audiensnya mencapai 81.000 orang. Jurnalistik yang baik mendorong tingkat keterbacaanKepribadian yang baik mendorong tingkat keterbacaanBersiap untuk memproduksi lebihMembuka newsroom bagi divisi lain (iklan, marketing, dan sirkulasi)Berencana untuk menarik perhatian pembacaPromosikan content berbayar dan sekaligus yang gratisBeri penghargaan (hadiah) kepada pelangganMengambil manfaat dari berita yang disajikan

Keep your values,change everything else.

Ada konsekuensi yang harus dipikul oleh suratkabar digital, jika mengenakan paket berbayar kepada audiens, yakni :

Menyediakan konten yang diperlukan atau diharapkan oleh audiens Memudahkan audiens mengakses suratkabar digital yang ditawarkanMemudahkan audiens melakukan pembayaran

Kebiasaan orang membaca telah berubah, mulai konten yang dipilih hingga waktu membaca yang dipilih. Keinginan untuk membaca itu biasanya bermula dari pertanyaan, ”Saya bosan, apa yang harus saya baca?” atau ”Saya dengar hal ini terjadi…” atau ”Saya perlu menemukan informasi tentang ini…”

Kunci utama bagi keberhasilan suratkabar digitaladalah mengetahui siapa yang menjadi audiensnya. Jika tidak maka suratkabar digital yang dibuat sulit berkembang.Berkiprah di dunia digital adalah tentang menawarkan konsumen konten yang menarik bagi mereka, di dalam semua format, dan di dalam semua perangkat. Tidak ada alternatif lain.

Jurnalistik atau jurnalisme tidak tergantung kepada kertas sebagai pengantar pesan. Kertas masih akan digunakan untuk membaca pesan untuk masa waktu yang lama. Yang perlu dijaga adalah bagaimana melindungi masa depan jurnalistik yang berkualitas, baik itu di kertas maupun di-on line.

Itu sebabnya, suratkabar cetak harus beremansipasi dari kertas sebagai medium penyampaian pesan. Meskipun suratkabar cetak harus tetap berjuang untuk setiap suratkabar dan menambah penjualannya, dengan segala kekuatan yang dimiliki dan dengan segala kreativitas.

We continue to fight for every newspaper and ad sold, with all our strength and creativity Namun, jangan membela kertas sebagai pembawa informasi dengan cara yang protektif. Mengapa jangan? Oleh karena pertempuran itu tidak akan dimenangkan oleh kertas. Dan, sebaiknya juga jangan dimenangkan oleh kertas. Adalah lebih pandai, jika membela masa depan daripada membela masa lalu.

Membela masa depan dari jurnalistik yang berkualitas tergantung pada pengembangan lebih lanjut dari bisnis model on line yang dilakukan media bermerek (berkelas). Tantangan utama bagi industri baru di media digital itu adalah mengubahnya dari gratis menjadi berbayar. Semakin banyaknya media tradisional yang masuk di dunia digital, semakin penting untuk menemukan cara untuk meyakinkan pembaca guna membayar konten yang disediakan.

Itu sebabnya : Kita harus terus menyediakan konten yang menarikKita harus mengembangkan sistem pembayaran yang mudah dan cepat

Kita harus memberikan perhatian khusus pada perlindungan hak milik (intellectual property) saat menjual konten di dunia digital secara global.

Pengembangan teknologi dan segala pengaruhnya tidak terhindarkan. Perangkat-perangkat baru untuk

mendistribusikan konten akan semakin banyak. Sangat sulit bagi kita untuk membayangkannya. Yang

terbaik akan tiba. Namun, yang harus kita ingat adalah, lewat perangkat apapun, sebuah cerita yang baik akan tetap merupakan cerita yang baik, a good

story remains a good story.