malaria (1)

2
Pirogen endogen ini menyebabkan prostaglandin, suatu perantara kimia local yang dapat menaikkan termosat hipotalamus yang mengatur suhu tubuh. Setelah terjadi peningkatan titik patokan hipotalamus, terjadi inisiasi respon dingin, dimana hipotalamus mendeteksi suhu tubuh di bawah normal, sehingga memicu mekanisme respon dingin untuk menongkatkan suhu. Respon dingin tersebut berupa menggigil dengan tujuan agar produksi panas meningkatk dan vasokonstriksi kulit untuk segera mengurangi pengeluaran panas. Lesu: Ada banyak faktor yang menyebabkan lesu. Untuk penderita malaria, faktor – faktor yang ikut berperan seperti: Hiponatremia Pada penderita anemia, perubahan yang menonjol adalah hambatan magnesium-activated ATP-ase pada eritrosit yang menyebabkan kegagalan pompa sodium dan akhirnya menyebabkan hiponatremia. Hipoglikemia Terkadang kadar gula darah dalam tubuh rendah akibat aktivitas dari plasmodium yang membutuhkannya dalam jumlah besar. Kekurangan cairan akibat diare dan berkeringat Kadar hemoglobin yang rendah Nyeri Kepala: Infeksi Plasmodium melepaskan toksin malaria atau GPI sehingga mengaktifasimakrofag dan mensekresikan IL 2 mengaktifasi sel Th mensekresikan IL3 mengaktifasi sel mast mensekresikan PAF (Platelet Activating Factor) yaitu pembawa pesan kimiawi yang menyebabkan inflamasi, pengerutan pembuluh darah, penggumpalan darah, dan akhirnya gangguan fungsi cerebral mengaktifkan faktor hagemann (factor koagulasi atau penggumpalan) sintesis bradikinin (bradikardin bersifat vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas vaskuler, dsb) merangsang/respon serabut saraf di otak nyeri sakit kepala. 4) Nyeri tulang dan sendi: Sintesis dan pelepasan pirogen endogen (sitokin) terinduksi dari pirogen eksogen yang telah mengenali bakteri maupun jamur yang masuk ke dalam tubuh. Virus pun dapat

Upload: pebrian-syah

Post on 29-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hjhkjhkjh

TRANSCRIPT

Page 1: Malaria (1)

Pirogen endogen ini menyebabkan prostaglandin, suatu perantara kimia local yang dapat menaikkan termosat hipotalamus yang mengatur suhu tubuh. Setelah terjadi peningkatan titik patokan hipotalamus, terjadi inisiasi respon dingin, dimana hipotalamus mendeteksi suhu tubuh di bawah normal, sehingga memicu mekanisme respon dingin untuk menongkatkan suhu. Respon dingin tersebut berupa menggigil dengan tujuan agar produksi panas meningkatk dan vasokonstriksi kulit untuk segera mengurangi pengeluaran panas.

Lesu: Ada banyak faktor yang menyebabkan lesu. Untuk penderita malaria, faktor – faktor yang ikut berperan seperti:

Hiponatremia Pada penderita anemia, perubahan yang menonjol adalah hambatan magnesium-activated

ATP-ase pada eritrosit yang menyebabkan kegagalan pompa sodium dan akhirnya menyebabkan hiponatremia.

Hipoglikemia Terkadang kadar gula darah dalam tubuh rendah akibat aktivitas dari plasmodium yang membutuhkannya dalam jumlah besar.

Kekurangan cairan akibat diare dan berkeringat Kadar hemoglobin yang rendah

Nyeri Kepala: Infeksi Plasmodium melepaskan toksin malaria atau GPI sehingga mengaktifasimakrofag dan mensekresikan IL 2 mengaktifasi sel Th mensekresikan IL3 mengaktifasi sel mast mensekresikan PAF (Platelet Activating Factor) yaitu pembawa pesan kimiawi yang menyebabkan inflamasi, pengerutan pembuluh darah, penggumpalan darah, dan akhirnya gangguan fungsi cerebral mengaktifkan faktor hagemann (factor koagulasi atau penggumpalan) sintesis bradikinin (bradikardin bersifat vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas vaskuler, dsb) merangsang/respon serabut saraf di otak nyeri sakit kepala. 4) Nyeri tulang dan sendi: Sintesis dan pelepasan pirogen endogen (sitokin) terinduksi dari pirogen eksogen yang telah mengenali bakteri maupun jamur yang masuk ke dalam tubuh. Virus pun dapat menginduksi pirogen endogen melalui sel yang terinfeksi. Tidak hanya mikroorganisme; inflamasi, trauma, nekrosis jaringan, dan kompleks antigen-antibodi pun mampu menginduksi pirogen endogen. Pirogen eksogen dan endongen akan berinteraksi dengan endotel dari kapilerkapiler di circumventricular vascular organ sehingga meembuat konsentrasi prostaglandin-E2 (PGE2) meningkat. PGE2 yang terstimulus tidak hanya yang di pusat, tetapi juga PGE2 di perifer. Stimulus PGE2 di pusat akan memicu hipotalamus untuk meningkatkan set point-nya dan PGE2 di perifer mampu menimbulkan rasa nyeri di tubuh. 5) Tidak nyaman pada perut: Mekanisme mual : Nyamuk yang di dalam tubuhnya terdapat parasit malaria menggigit manusia sporozoit sporozoit ke sel hati dan di parenkim hati melakukan perkembangan secara aseksual (skizogoni eksoeritrosit) selama 5,5 hari skizoit skizoit pecah menjadi mengeluarkan merazoid-merazoid merazoid

Daftar pustaka

Page 2: Malaria (1)

Handayani, Dwi. 2013. Integrated Teaching Parasitologi: Malaria. Palembang FK Unsri.

Harijanto, Paul N. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Malaria. Jakarta: Internal Publishing Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI. 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.