makalah pre eklamsi

Upload: dian-selalutersenyum

Post on 13-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makalah sistem reproduksi pre eklamsi

TRANSCRIPT

MAKALAH

SISTEM REPRODUKSI ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

DENGAN PREEKLAMSI Dosen Pengajar : Siti Muniroh, S.Kep.Ns.

Kelompok 03 :

1. Anjani Tri Lestari2. Muslimatun Nur Rohimah

3. HB. Defri4. RusmiatiFAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

JOMBANG, 2013LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Sistem ReproduksiAsuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Preeklamsi

Di Fakultas Ilmu Kesehatan

Prodi S1 Keperawatan

Universitas Pesantren Tinngi Darul Ulum

Tahun Pelajaran 2013/2014Disusun Oleh :Kelompok 031. Anjani Tri Lestari2. Muslimatun Nur Rohimah

3. HB. Defri4. Rusmiatidisetujui dan disahkan pada September 2013MENYETUJUI / MENGESAHKANDosen Pengajar dan Dosen PembimbingSiti Muniroh, S.Kep.Ns.KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNyasehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan makalahini di masayang akan datang.Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan semuapihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Jombang, September 2013PenyusunDAFTAR ISI

Halaman Judul

1

Kata Pengantar

2

Lembar Pengesahan.......................................................................... 3

Daftar Isi

4

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1 1.2. Rumusan Masalah................................................................. 5 1.3. Tujuan

6BAB II KONSEP DASAR 2.1 Definisi Preeklamsia

72.2 Etiologi

82.3 Tanda dan Gejala

92.4 Klasifikasi 92.5 Manifestasi Klinis ................................................................. 112.6 Patofisiologi 112.7 Komplikasi 142.8 Penatalaksanaan .................................................................. 152.9 Pencegahan ......................................................................... 18BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian

203.2 Diagnosa dan Intervensi

233.3 Evaluasi

32BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

344.2 Saran

35DAFTAR PUSTAKA

36Glosarium ....................................................................................... 37BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDi Indonesia Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia.PEB diklasifikasikan kedalam penyakit hypertensi yang disebabkan karena kehamilan.PEditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan proteinuria yang masif.Penyebab dari kelainan ini masih kurang dimengerti, namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima adalah adanya iskemia uteroplacentol.Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3-5 % merupakan kasus pre eklampsia atau eklampsia ( Manuaba, 1998 ). Dari kasus tersebut 6 % terjadi pada semua persalinan, 12 % terjadi pada primi gravida. Masih tingginya angka kejadian ini dapat dijadikan sebagai gambaran umum tingkat kesehatan ibu bersalin dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum. Terjadi kurang dari 5% dalam kebanyakan populasi, dan studi propektif terkini menunjuhkankan insiden dibawah 2,2%, bahkan pada populasi primigravida yang diketahui prevalensinya lebih tinggi (Higgins et al., 1997). Sampai 20% dari semua ibu hamil akan mengalami hipertensi selama kehamilan, dari mereka kurang dari 10% yang menderita penyakit serius ini.Gambaran umum dari ibu hamil yang mengalami preeklamsi umumnya cenderung mengalami perubahan fisik seperti terdapat odem di mata, ektremitas atas dan bawah. Urinenya mengandung banyak protein.Ibu hamil dengan preeklamsi akan memiliki dampak buruk terhadap semua organ dalam tubuh, seperti akan mengganggu organ hati, mata, ginjal. Dan berdampak pada janin yakni kematian dalam uterus, asfiksia neonatorum, dan fetal distress.

Solusi untuk preeklamsi umunya jika preeklamsi yang dialami dalam klasifikasi ringan hanya disarankan untuk istirahat yang cukup, diet regular, pemberian obat fenobarbital dan yang terpenting adalah selalu melakukan pemeriksaan antenatal. Jika preeklamsi yang dialami termasuk dalam klasifikasi berat maka tindakan ynag diberikan yaitu perawatan rawat inap dan pemberian MgSO4.Pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda preeklampsia sangat penting dalam Indonesia usaha pencegahan preeklampsia berat, di samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain Preeklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi.Preeklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara.Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara, penyakit ini biasanya dijumpai pada keadaan-keadaan berikut :1. Kehamilan multifetal dan hidrops fetalis. 2. Penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus.3. Penyakit ginjal. 1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari preeklamsi ?

2. Apa etiologi dari preeklamsi ?

3. Apa tanda dan gejala preeklamsi ?

4. Jelaskan patofisiologi dari preeklamsi ?

5. Apa sajakah penatalaksanaan dari preeklamsi ?

6. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien preeklamsi ? 1.3 TUJUAN1.Tujuan umum

Dapat memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklamsi.2. Tujuan khusus

a. Dapat mengetahui definisi preeklamsi.b. Dapat mengetahui etiologi preeklamsi.c. Dapat menjelaskan tanda dan gejala preeklamsi.d. Dapat menjelaskan patofisiologi preeklamsi.e. Dapat menjelaskan penalalaksanaan preeklamsi.f. Dapat memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklamsi.BAB IIKONSEP DASAR

2.1. DefinisiPreeklamsia adalah penyakit dengan kriteria minimum : tekanan darah 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria 300 mg/24 jam atau dipstick lebih + 1 (Taufan Nugroho.2012 ; 1).Preeklamsi diketahui dengan timblnya hipertensi, proteinuria dan oedem pada seorang gravida yang tadinya normal. Penyakit ini timbul sesudah minggu ke 20 dan paling sering terjadi pada primigravida yang muda (Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unpad.1984; 91).Preeklamsi adalah hipertensi dengan proteinuria/ edema yang terjadi setelah minggu gestasi ke 20. Gejala dapat terjadi lebih awal dengan mola hidatidiform (Reeder.2011; 239).

Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria (kamus saku kedokteran Dorland ).2.2. EtiologiPreeklamsia ialah suatu kondisi yang hanya terjadi pada kehamilan manusia. Tanda dan gejala timbul hanya selama masa hamil dan menghilang dengan cepat setelah janin dan plasenta lahir. Dan tidak ada profil tertentu yang mengidentifikasi wanita yang akan menderita preeklamsia. Akan tetapi, ada beberapa faktor resiko tertentu yang berkaitan dengan berkembangan penyakit : primigravida, grand multigravida, janin besar, kehamilan dengan janin lebih dari satu, morbid obesitas. Kira-kira 85% preeklamsia terjadi pada kehamilan pertama. Preeklamsia terjadi pada 14%-20% kehamilan dengan janin lebih dari satu dan 30% pasien mengalami anomali rahim yang berat. Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis/penyakit ginjal, insiden dapat mencapai 25% (Zuspan, 1991). (Bobak, Keperawatan Maternitas, 2005 :630).Penyebab pre-eklamsia sampai sekarang belum bisa diketahui . Keaadan ini merupakan tantangan bagi kita agar kita senantiasa waspada agar dapat menegakkan diagnosa preeklamsia sedini mungkin .Oleh karena kita harus selalu waspada bila kita menghadapi ibu hamil yang mengidap faktor berikut yang dapat mempengaruhi terjadinya pre- eklamsia.

Faktor resiko antatara lain;a. Primigrafida , terutama primigrafida tua dan primigrafida mudab. Kelompok sosial ekonomi rendah.c. Hipertensi essensial .d. Ginjal kronik.e. Diabetes mellitus. g. Polihidramnion.h. Obesitas.i. Molahidatidosa.j Riwayat pre-eklamsia pada kehamilan yang lalu atau pada keluarga.(Wiknjosastro, 1997 ; 283 )Faktor resiko preeklamsia :

a. Primigravida.

b. Riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.

c. Tekanan darah yang meningkat pada awal kehamilan dan badan yang gemuk.

d. Ada riwayat preeklamsia pada keluarga.

e. Diabetes pregestasional.

f. Sindroma antifosfolipid.

g. Penyakit vaskular/ jaringan ikat.

h. Usia maternal yang lanjut > 35 tahun.

(Taufan Nugroho.2012 ; 3)Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena itu disebut penyakit teori namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan. Tetapi terdapat suatu kelainan yang menyertai penyakit ini yaitu :- Spasmus arteriola- Retensi Na dan air- Koagulasi intravaskulerWalaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan tetapi vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai eklampsia(Obstetri Patologi : 1984)2.3. Tanda dan gejalaa. Hypertensi : gejala yang paling dulu timbul ialah hypertensi yang terjadi sekonyong-konyong, sebagai batas diambil tekanan darah 140 mm systolis dan 90 mm diastolis tapi juga kenaikan systolis 30mm/ diastolis 15 mm diatas tekanan yang biasa merupakan pertanda. Tekanan darah dapat mencapai 180/110 mmHg tapi jarang mencapai 200mmHg. Jika tekanan darah melebihi 200 mmHg maka sebabnya biasanya hypertensi essentialis.b. Odema : timbulnya oedema didahului oleh tambah berat badan yang berlebihan. Penambahan berat kg pada seorang yang hamil dianggap normal, tapi kalau mencapai 1 kg seminggu/ 3 kg dalam sebulan preeklamsi harus dicurigai. Tambah berat badan yang sekonyong-konyong ini disebabkan oleh retensi air dalam jaringan dan kemudian baru oedema nampak. Oedema ini tidak hilang dengan istirahat.c. Proteinuria : karena vasospasmus pembuluh darah ginjal. Proteinuria biasanya timbul lebih lambat dari hypertensi dan tambah berat.

d. Gejala subjektif :

Sakit kepala yang keras karena vasospasmus/ oedema otak : Jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan sering terjadi pada kasus-kasus yang berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal dan oksipital dan tidak sembuh dengan pemberian analgesic biasa. Sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh hemorrhagia/ oedema, atau sakit karena perubahan pada lambung. Gangguan penglihatan : penglihatan menjadi kabur, kadang-kadang pasien bisa buta. Gangguan ini disebabkan vasospasmus, oedema/ ablatio retinae. Perubahan-perubahan ini dapat dilihat dengan opthalmoskop.

(Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unpad.1984; 93).2.4. KlasifikasiPreeklamsia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :

a. Preeklampsia Ringan : timbulnya hipertensi yang disertai protein urine dan odem setelah kehamilan 20 minggu. Tekanan darah 140/90 mmHg sampai < 160/110mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per minggu. Proteinuria : 300 mg/24 jam atau dipstick + 1 urin kateter atau midstream.b. Preeklampsia Berat: suatu komplikasi kehamilan diatas 20 minggu/ lebih, yang ditandai dengan timbulnya hipertensi > 16/110 mmHg disertai protein urine dan atau oedem. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter/24 jam atau dipstick + 4. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 400-500 cc/ 24 jam. Kenaikan kreatinin serum. Adanya gangguan serebral dan gangguan visus : perubahan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur. Rasa nyeri pada epigastrium dan nyeri kuadran atas abdomen : disebabkan teregangnya kapsula Gilsone. Nyeri dapat sebagai gejala awal rupture hepar. Gangguan fungsi hepar : peningkatan SGOT dan SGPT.

Hemolisis mikroangiopatik.

Trombositenia : 2 minggu.

Proteinuria menetap selam > 2 minggu.

Hasil test laboratorium yang abnormal.

Adanya gejala/1 tanda/lebih preeklamsia berat.

Obstetrik :

Umur kehamilan 37 minggu : 1) jika serviks matang, pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan oksitosisn/prostaglandin, 2) ) jika serviks belum matang, lakukan pematangan dengan prostaglandin/kateter Foley/lakkan seksio sesarea.B. Preeklamsia BeratDitinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklampsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :a. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medisinal.1. Perawatan aktifSedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal assesment (NST dan USG). Indikasi : Ibu Usia kehamilan 37 minggu atau lebih Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan) Janin Hasil fetal assesment jelek (NST (Non Stress Test) dan USG) Adanya tanda IUGR (janin terhambat) Laboratorium Adanya HELLP Syndrome (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar, trombositopenia)2. Pengobatan mediastinalPengobatan mediastinal pasien preeklampsia berat adalah : Segera masuk rumah sakit. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital perlu diperiksa setiap 30 menit, refleks patella setiap jam. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125 cc/jam) 500 cc. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam. Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4) :i. Dosis awal sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama 1 gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 gram di pantat kiri dan 4 gr di pantat kanan (40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan xylocain 2% yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM kurang lebih 10 menit. Bokong kanan 5 menit dan bokong kiri 5 menit.ii. Dosis ulang : diberikan 4 gr IM 40% (karena kecepatan absorpsi obat ini tidak dapat di kontrol, suntikannya sakit dan bisa menimbulkan nekrosis) setelah 6 jam pemberian dosis awal lalu dosis ulang diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.iii. Syarat-syarat pemberian MgSO4 Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) diberikan IV dalam 3 menit. Refleks patella positif kuat. Frekuensi pernapasan lebih 16 x/menit. Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/KgBB/jam)iv. MgSO4 dihentikan bila : Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, refleks fisiologis menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian karena kelumpuhan otot pernapasan karena ada serum 10 U magnesium pada dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter. Refleks fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter. Kadar 12-15 mEq/liter dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan dan > 15 mEq/liter terjadi kematian jantung. Bila timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 :- Hentikan pemberian MgSO4- Berikan calcium gluconase 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu 3 menit- Berikan oksigen- Lakukan pernapasan buatan MgSO4 dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan sedah terjadi perbaikan (normotensi).b. Deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg IM.c. Anti hipertensi diberikan bila :1. Desakan darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolik