gambaran faktor predisposisi pre-eklamsi berat pada …

41
GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA IBU BERSALIN DI RSUD CIANJUR TAHUN 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung HANI PUSPITA SARI DWI CK.1.15.092 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN BANDUNG 2018

Upload: others

Post on 18-May-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT

PADA IBU BERSALIN DI RSUD CIANJUR

TAHUN 2017

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan

Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung

HANI PUSPITA SARI DWI

CK.1.15.092

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

BANDUNG

2018

Page 2: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL

NAMA

NIM

: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA IBU BERSALIN DIRSUD CIANJUR TAHUN 2017

: HANIPUSPITA SARI DWI

: CK.1.15.092

Bandung, Juli 2018

Menyetujui

Pembimbing

(Agustina Suryanah., SST.M.Mkes)

Mengetahui

Ketua Program Studi Kebidanan

I Kencana bandung(

T• . n / /

(Dewi Nurlaela Sari., SST.M.Keb)

Page 3: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …
Page 4: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …
Page 5: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

ABSTRAK

Dalam setiap menit seorang ibu meninggal karena penyebab yang

berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Di Indonesia sendiri Angka Kematian

Ibu pada tahun 2015 mencapai 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Yang

menjadi sebab utama kematian ibu di Indonesia di samping perdarahan adalah

pre-eklampsia berat sehingga menjadi penyebab kematian perinatal yang tinggi

dan merupakan 5 – 15 % penyulit kehamilan dan persalinan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian pre eklamsi berat pada

ibu bersalin berdasarkan faktor usia, paritas, keturunan, komplikasi obstetric dan

riwayat penyakit yang sudah ada di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi sebanyak 479

orang dan sampel 83 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan sistematik

random sampling sedangkan pengumpulan data secara sekunder.

Hasil penelitian memperlihatkan 83 pasien mengalami pre eklamsia berat.

Sebagian besar dari responden yang mengalami pre eklamsi berat terjadi pada usia

20-35 tahun. Hampir seluruh responden mengalami pre eklamsi berat terjadi pada

multipara. Hampir seluruh responden yang megalami pre eklamsi berat terjadi

pada ibu yang tidak memiliki keturunan hipertensi .Hampir seluruh yang

mengalami pre eklamsi berat terjdi pada ibu yang tidak memiliki komplikasi

obstetric. Hampir seluruh responden yang mengalami pre eklamsi berat terjadi

pada ibu yang tidak memiliki penyakit yang sudah ada.

Dari hasil penelitian diharapkan untuk tenaga kesehatan terutama bidan

untuk mewaspadai ibu hamil baik yang mempunyai faktor prediposisi preeklamsi

ataupun tidak, karena preeklamsi berat tidak terjadi pada satu faktor. Dengan

demikian salah satu deteksinya adalah dengan melakukan ANC.

Kata kunci : Preeklampsia berat, usia, paritas, keturunan, komplikasi obstetric,

riwayat penyakit

Referensi : 21 Referensi, Tahun 2010 -2017

Page 6: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

ABSTRACT

In every minute a mother dies due to causes related to pregnancy and

childbirth. In Indonesia alone the Maternal Mortality Rate in 2015 reached 305

deaths per 100,000 live births. The main cause of maternal mortality in Indonesia

in addition to bleeding is severe pre-eclampsia, which is a high cause of perinatal

death and is 5-15% complication of pregnancy and childbirth.

This study aims to determine the occurrence of severe pre eklimsi on

maternal mothers based on factors of age, parity, heredity, obstetric

complications and history of diseases that already exist in the General Hospital of

Cianjur Region.

This research uses a descriptive method. The population is 479 people

and 83 people sample. Sampling using systematic random sampling while

collecting data secondary.

The results showed that 83 patients had severe pre eclampsia. Most of

the respondents who experienced severe preeclampsia occurred at the age of 20-

35 years. Almost all respondents experiencing severe preeclampsia occurred in

multiparas. Almost all respondents who experienced severe preeclampsia

occurred in mothers who did not have hypertensive offspring. Almost all those

who experienced severe preeclampsia occurred in mothers who did not have

obstetric complications. Almost all respondents who experienced severe

preeclampsia occurred in mothers who did not have an existing disease.

The results of the study are expected for health workers, especially

midwives to be aware of pregnant women who have either severe preeclampsia or

not, because preeclampsia does not occur in one factor. Thus, one of the

detections is to do ANC

Keywords: Severe preeclampsia, age, parity, heredity, obstetric complications,

history of the disease

Reference: 21 References, Year 2010 -2017

Page 7: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia dan kekuatan dari-Nya penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Program Pendidikan DIII Kebidanan Stikes

Bhakti Kencana Bandung.

Dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis

berusaha untuk dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir yang

berjudul “Gambaran Faktor Predisposisi Pre-Eklamsi Berat Pada Ibu

Bersalin Di RSUD Cianjur Tahun 2017”.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin mengucapakan terima

kasih kepada semua pihak yang membantu, terutama :

1. H. Mulyana, SH.,MPd., MH.Kes, selaku Ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana Bandung.

2. R. Siti Jundiah S.Kep., M.Kep, selaku ketua STIKes Bhakti Kencana

Bandung.

3. Dewi Nurlaela Sari, M.Keb, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung.

4. Agustina Suryanah., SST.M.Mkes selaku Pembimbing dalam penyusunan

Laporan Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan dan nasehatnya.

5. Seluruh staf pengajar Program Studi DIII Kebidanan STIKes Bhakti

Kencana Bandung.

6. Pihak RSUD Cianjur yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

Page 8: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

iv

7. Kedua orang tua tersayang yang selalu memberikan segalanya baik itu

dukungan moral maupun material, adik, dan saudara yang selalu

menyayangi serta menjadi penyemangat dalam membuat Laporan Tugas

Akhir.

8. Sahabat terdekat, calon pendamping hidup, guru dan santri Al-Inabah yang

selalu memberikan dukungan dan do’a untuk kesuksesan penulis.

9. Teman-teman bidan seperjuangan yang sama-sama berjuang.

10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, namun telah

begitu banyak memberikan dukungan selama penyusunan Laporan Tugas

Akhir

Mudah-mudahan dengan adanya Laporan Tugas Akhir ini dapat

membantu pembaca dan penulis sendiri dalam memahami meteri di dalamnya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Bandung, Juli 2018

Penulis

Page 9: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

v

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ..................................................................................... i

Halaman Pengesahan .................................................................................... ii

Kata Pengantar .............................................................................................. iii

Daftar Isi........................................................................................................ v

Daftar Bagan ................................................................................................. ix

Daftar Tabel .................................................................................................. x

Daftar Lampiran ............................................................................................ xi

BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

1.4.1 Bagi Penulis .................................................................................. 5

1.4.2 Bagi Rumah Sakit ......................................................................... 5

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan .............................................................. 5

BAB II Tinjauan Teori .................................................................................. 6

2.1 Persalinan .............................................................................................. 6

2.1.1 Definisi ......................................................................................... 6

2.1.2 Tanda-tanda persalinan ................................................................ 6

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya persalinan ............... 8

2.2 Pre-Eklamsi ........................................................................................... 12

Page 10: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

vi

2.2.1 Pengertian ..................................................................................... 12

2.2.2 Klasifikasi Pre-eklamsi ................................................................ 13

2.2.3 Etiologi ......................................................................................... 14

2.2.4 Faktor Predisposisi ....................................................................... 16

2.2.5 Komplikasi Pre-eklamsi ............................................................... 19

2.2.6 Penatalaksanaan Pre-eklamsia Berat ............................................ 20

BAB III Metodelogi Penelitian .................................................................... 27

3.1 Desain Penelitian ................................................................................... 27

3.2 Variabel penelitian ................................................................................ 27

3.3 Populasi ................................................................................................. 27

3.4 Sampel ................................................................................................... 28

3.4.1 Besaran sampel............................................................................. 28

3.4.2 Teknik Pengambil Sampel ........................................................... 28

3.5 Teknik Pengambilan Data ..................................................................... 29

3.6 Kerangka Penelitian .............................................................................. 29

3.6.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 29

3.6.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 31

3.7 Definisi Operasiaonal ............................................................................ 32

3.8 Pengolahan Analisa data ....................................................................... 33

3.8.1 Pengolahan Data........................................................................... 33

3.8.2 Analisa Data ................................................................................. 35

3.9 Langkah-langkah Penelitian .................................................................. 36

3.9.1 Tahan Persiapan ........................................................................... 36

3.9.2 Tahan Pelaksanaa ......................................................................... 36

3.9.3 Tahap Akhir ................................................................................. 37

Page 11: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

vii

3.11 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 37

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 38

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 38

4.1.1 Gambaran Kejadian Ibu Bersalin Dengan Preeklamsi Berat ....... 38

4.1.2 Gambaran Kejadian Ibu Bersalin Dengan Preeklamsi Berat

Berdasarkan Faktor Usia Ibu ................................................................... 39

4.1.3 Gambaran Kejadian Ibu Bersalin dengan Preeklamsi Berat

Berdasarkan Faktor Paritas ..................................................................... 40

4.1.4 Gambaran Kejadian Ibu Bersalin dengan Preeklamsi Berat

Berdasarkan Faktor Keturunan .............................................................. 41

4.1.5 Gambaran Kejadian Ibu Bersalin dengan Preeklamsi Berat

Berdasarkan Faktor Komplikasi Obstetrik ............................................. 42

4.1.6 Gambaran Kejadian Ibu Bersalin dengan Preeklamsi Berat

Berdasarkan Faktor Penyakit yang Sudah ada ....................................... 43

4.2 Pembahasan ........................................................................................... 44

4.2.1 Kejadian Preeklamsi Berat ............................................................ 44

4.2.2 Faktor Usia Ibu .............................................................................. 45

4.2.3 Faktor Paritas ................................................................................ 46

4.2.4 Faktor Keturunan .......................................................................... 47

4.2.5 Faktor Komplikasi Obstetrik ......................................................... 48

4.2.6 Faktor Penyakit yang sudah ada .................................................... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 51

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 51

Page 12: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

viii

5.2 Saran ...................................................................................................... 52

5.2.1 Bagi Istitusi Pendidikan ............................................................... 52

5.2.2 Bagi Rumah Sakit ........................................................................ 52

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................. 52

Daftar Pustaka

Page 13: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Faktor predisposisi pre-eklamsi berat .......................................... 31

Page 14: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

x

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel coding data ................................................................................. 34

4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Dengan Kejadian Preeklamsi

Berat di RSUD Cianjur Tahun 2017 .................................................... 38

4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Kejadian Ibu Bersalin Dengan Preeklamsi

Berat Beradsarkan Faktor Usia di RSUD Cianjur Tahun 2017 ........... 39

4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Kejadian Ibu Bersalin dengan Preeklamsia

Berat Berdasarkan Faktor Paritas ......................................................... 40

4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Kejadian Ibu Bersalin dengan Preeklamsia

Berat Berdasarkan Faktor Keturunan ................................................... 41

4.5 Table Distribusi Frekuensi Kejadian Ibu Bersalin dengan Preeklamsia

Berat Berdasarkan Faktor Komplikasi Obstetrik ................................. 42

4.6 Table Distribusi Frekuensi Kejadian Ibu Bersalin dengan Preeklamsia

Berat Berdasarkan Faktor Penyakit yang Sudah ada ........................... 43

Page 15: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

xi

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Format Pengajuan Judul

Lampiran 2 Surat Balasan Badan Kesatuan dan Politik

Lampiran 3 Surat Balasan Izin Penelitian Di RSUD Cianjur

Lampiran 4 Format Lembar Ceklis Pengambilan Data Sekunder

Lampiran 5 Lembar Konsultasi

Lampiran 6 Matriks Perbaikan

Lampiran 7 Dokumentasi

Lampiran 8 Riwayat Hidup

Page 16: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan bidang kesehatan mempunyai keterkaitan dengan

peningkatan kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu pembangunan

bidang kesehatan harus meliputi seluruh siklus kehidupan manusia. Seperti

halnya seorang perempuan yang mengalami proses kehamilan dan persalinan

untuk menjadi seorang ibu. Proses terberatnya saat seorang ibu meninggal

dalam setiap menitnya karena penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan

persalinan. Ia biasanya berusia muda, sudah menjadi ibu dan hidup di Negara

berkembang. Dari setiap ibu yang meninggal tersebut, diperkirakan ada 100

wanita yang selamat saat bersalin tetapi mengalami kesakitan, cacat atau

kelainan fisik akibat komplikasi kehamilan.(1)

Melihat dari Angka Kematian Indonesia termasuk negara yang gagal

di dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI). Bahkan lebih dari dua

dekade, upaya dan kerja keras, AKI nyatanya masih cukup tinggi, pada tahun

2015 mencapai 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Tertinggalnya

Indonesia dalam mencapai AKI ini juga menunjuk kan keanehan karena

berbanding terbalik dengan posisi negara lain termasuk sesama kawasan

ASEAN. Maka dari itu dibentuklah target yang ditentukan oleh Sustainable

Development Goals (SDGs) dalam 1,5 dekade ke depan mengenai angka

kematian ibu adalah penurunan AKI sampai 70 per 100.000 kelahiran hidup.(1)

Page 17: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

2

Yang menjadi sebab utama kematian ibu di Indonesia di samping

perdarahan adalah pre-eklampsia yang menjadi penyebab kematian perinatal

yang tinggi dan merupakan 5 – 15 % penyulit kehamilan dan persalinan.

Presentasi penyebab kematian ibu: Peradarahan (30,3%), Infeksi (7,3%),

Hipertensi (27,1%).(3)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah

berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Salah satu kelanjutan dari

hipertensi pada ibu hamil adalah preeklampsi dan preeklamsi berat yang

ditandai dengan adanya kenaikan tekanan darah, proteinuria, dan edema

setelah kehamilan 20 minggu akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga.(4)

Menurut Wiknjosastro faktor predisposisi tersebut antara lain: Umur, paritas,

faktor keturunan, status social ekonomi, komplikasi obstetrik, riwayat

penyakit yang sudah ada seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit

ginjal.(5)

diantara faktor faktor tersebut sering kali sukar ditentukan mana yang

menjadi sebab dan mana yang menjadi akibat. Dan faktor-faktor tersebut itu

sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal

care/ANC) yang memadai, atau pelayanan berkualitas dengan standar

pelayanan yang telah ditetapkan.

Adapun komplikasi yang terjadi pada ibu antara lain: solusioplasenta,

hiperfibrinogen, hemolisis, perdarahan otak, kelainan mata, edema paru,

nekrosis hati dan sindroma HELLP (hemolysis, elevated Liver enzymes dan

low platelet). Sedangkan komplikasi pada bayi antara lain: IUGR (intrauterine

growth restriction) prematuritas, oligohidramnion, sindroma distress napas,

Page 18: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

3

kematian intrauterin, Bayi lahir rendah, sepsis, cerebal palsy dan berakhir

pada mortalitas dan mordibitas baik ibu maupun bayi. (6)

Salah satu provinsi yang menyumbang cukup banyak kematian ibu di

Indonesia adalah Jawa Barat. Menurut laporan Dinas Kesehatan Jawa Barat di

tahun 2015 disampaikan bahwa jumlah kasus kematian Ibu melahirkan karena

kehamilan, persalinan, dan nifas meningkat cukup tajam dari 748 kasus di

tahun 2014 menjadi 823 kasus di tahun 2015.(7)

Rata-rata setiap hari di

Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 terjadi kurang lebih dua kematian ibu,

baik dalam masa kehamilan, bersalin, dan nifas yang tercatat.(8)

Jika dilihat dari daerah penyumbang terbesar AKI di Jawa Barat tahun

2015 adalah kabupaten Bogor sebanyak 71 kasus, kabupaten Karawang 59

kasus, Kabupaten Indramayu 54 Kasus, kabupaten Cianjur 49 kasus, dan

kabupaten Bandung 48 kasus. Menurut Dinkes Kabupaten Cianjur Pada tahun

2016 AKI yang berkaitan dengan persalinan sebanyak 21 kasus dengan

presentase hipertensi (34%), perdarahan (28%), infeksi (19%), lainnya (19%).

Berdasarkan data dari Rekam Medik dan Register di RSUD Cianjur

menunjukan jumlah persalinan dengan Pre-eklamsia Berat pada tahun 2016

sebanyak 707 kasus dan pada tahun 2017 sebanyak 479 kasus dengan 1 kasus

kematian ibu. Meskipun kasus preeklamsia berat mengalami penurunan

namun tetap saja pre-eklamsia berat menjadi salah satu penyebab langsung

terbanyak kematian ibu.

Page 19: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

4

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Faktor Predisposisi Pre-

Eklamsi Berat pada Ibu bersalin di RSUD Cianjur Tahun 2017”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Gambaran Faktor Predisposisi Pre-Eklamsi Berat

pada ibu bersalin di RSUD Cianjur Tahun 2017”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor predisposisi pre-eklamsi

berat pada ibu bersalin di RSUD Cianjur tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kejadian pre-eklamsi berat pada ibu bersalin di

RSUD Cianjur tahun 2017.

2. Untuk mengetahui kejadian pre-eklamsi berat berdasarkan faktor

usia ibu bersalin di RSUD Cianjur tahun 2017.

3. Untuk mengetahui kejadian pre-eklamsi berat berdasarkan faktor

paritas pada ibu bersalin di RSUD Cianjur tahun 2017.

4. Untuk mengetahui kejadian pre-eklamsi berat berdasarkan faktor

keturunan pada ibu bersalin di RSUD Cianjur tahun 2017.

5. Untuk mengetahui kejadian pre-eklamsi berat berdasarkan faktor

komplikasi obstetric pada ibu bersalin RSUD Cianjur tahun 2017.

Page 20: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

5

6. Untuk mengetahui kejadian pre-eklamsi berat berdsarkan faktor

riwayat penyakit yang sudah ada pada ibu bersalin di RSUD

Cianjur tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat meningkatan pengetahuan dan menerapkan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh. Penelitian ini dapat dijadikan

sebagai sumber referensi bagi penelitian lainnya yang hendak

melakukan penelitian dan sebagai arahan penelitian lainnya yang

masih berkaitan dengan pre-eklamsi berat.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit

Hasil peneltian ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan

sebagai bahan masukan serta perbaikan untuk meningkatakan derajat

kesehatan ibu dan menurunkan penyebab Angka Kematian Ibu di

RSUD Cianjur.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan dalam

pembelajaran yang berguna begi pembaca dan dapat dikembangkan

untuk penelitian.

Page 21: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PERSALINAN

2.1.1. Definisi

Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan

adalah pelepasan dan pengeluaran hasil konsepsi (janin, air ketuban,

plasenta dan selaput ketuban) dari uterus melalui vagina ke dunia luar.

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung kurang dari 24 jam tanpa komplikasi

baik bagi ibu maupun bagi janin.(9)

2.1.2. Tanda-tanda persalinan

Tanda-tanda dalam proses persalinan, yaitu :

a. Tanda persalian sudah dekat

1. Lightening

Pada minggu ke-36 di bagian primipara terjadi penurunan

fundus uteri, karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul

yang disebabkan oleh kontraksi barxton hicks, ketegangan otot,

ketegangan ligamentum rotundum, gaya berat janin kepala kearah

bawah.

2. Terjadinya his permulaaan

Dengan makin tuan usia kehamialn, pengeluaran estrogen

dan progesteron semakin berkurang sehingga oksitosin dapat

Page 22: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

7

menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu, yang

meliputi rasa nyeri ringan di bagian bawah, datangnya tidak

teratur, tidak ada perubahan serviks, durasinya pendek, tidak

bertambah jika beraktifitas.

b. Tanda persalinan

1. Terjadinya his persalinan

His persalian bersifat pinggang terasa sakit, menjalar ke

depan, teratur, interval pendek, kekuatan semakin besar, makin

beraktifitas kekuatan semakin bertambah, kontraksi mengakibatkan

perubahan uterus

2. Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah dari jalan lahir)

Dengan his permulaaan, terjadi perubahan serviks yang

menimbulkan pembukaaan dan pendataran, lendir yang terdapat

pada kanalis serviks lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang

menjadikan pendaran sedikit.

3. Pengeluaran cairan

Keluar banyak cairan dari jalan lahir. Ini terjadi akibat

pecahnya ketubah atau selaput ketuban robek. Sebagian besar

ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang

kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil.(9)

Page 23: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

8

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jalannya Persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, diantaranya yaitu:(9)

a. Power

Adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar

.kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot otot perut, kontraksi

diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan

sempurna.

b. His

Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot otot polos rahim

bekerja dengan baik dan sempurna sifat his yang baik adalah kontraksi

simetris, fundus dominan, terkoordinir dan relaksasi.

Pembagian his dan sifatnya, meliputi :

1. His pendahuluan: tidak kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan

keluarnya bloody show.

2. His pembukaan (kala I) : pembukaan serviks, semakin kuat, teratur

dan sakit.

3. His pengeluran (kala II): mengeluarkan janin,sangat kuat, teratur

simetris, terkoordinir.

4. His pelepasan uri (kala III): melepaskan dan melahirkan plasenta.

5. His pengiring (kala IV): kontraksi lemah, sedikit nyeri, terjadi

pengecilan rahim.

Page 24: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

9

c. Passanger

Faktor lain yang mempengaruhi persalinan adalah faktor janin,

yang meliputi sikap janin, letak presentasi, bagian terbawah dan posisi

janin

1. Sikap

Menunjukan hubungan bagian bagian janin dengan sumbu

janin-janin umumnya bersikap fleksi, dimana kepala, tulang

punggung dan kaki dalam keadan fleksi, lengan bersilang di dada.

2. Letak

Bagian sumbu janin berada terhadap sumbu ibu misalnya

letak lintang, sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu ,memujur

yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa berupa letak

kepala atau sungsang.

3. Presentasi

Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian

bawah rahim, yang dijumpai ketika palpasi atau pemeriksaan

dalam misalnya presentsi kepala, bokong, bahu dan lain – lain.

4. Bagian Terbawah Janin

Sama dengan persentasi ,hanya lebih diperjelas istilahnya.

5. Posisi Janin

Ada 6 variasi dari petunjuk arah (indikator )

a) Letak belakang kepala: indikatornya ubun-ubun kecil

b) Letak puncak kepala: idikatornya ubun ubun besar

Page 25: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

10

c) Presentasi dahi: indikatornya teraba dahi dahi dan ubun-ubun

besar

d) Presentasi muka: indikatornya dagu

e) Presentasi bokong: indikatornya sakrum

f) Letak lintang : menurut posisi kepala, arah punggung, presentai

bahu dan tangan menumbung.

d. Passage

Faktor jalan lahir dibagi menjadi :

1. Bagian keras: tulang panggul (rangka panggul)

a) Tulang panggul terdiri dari 4 buah tulang, yaitu 2 tulang

pangkal paha (coxae), 1 tulang kelangkang (sacrum), 1 tulang

tingging (coccygis). Coxae terdiri dari ilium, ischium, dan

pubis.

1) Os. Ilium terdiri dari crista oliaca, spina iliaca anterior

superior, spina iliaca posterior superior, spina iliaca

anterior inferior, spina iliaca posterior inferior.

2) Os ischium terdiri dari spina ishiadica dan tuber

ischiadikum.

3) Os pubis terdiri dari foramen obturator, ramus superior

ossis pubis, ramus inferior ossis pubis.

b) Jenis jenis panggul terdiri dari panggul gynecoid, android,

anthropoid, dan platypelloid.

Page 26: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

11

c) Bidang hodge

Untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan anak

itu turun kedalam rongga panggul, maka hodge telah

menentukan berapa bidang khayal dalam panggul :

1) H I : ialah sama dengan pintu atas panggul

2) H II : sejajar dengan H I melalui pinggir bawah symphysis

3) H III : sejajar dengan H I melalui spinae ischiadicae

4) H IV : sejajar dengan H I ujung os coccygis

d) Station

Untuk menggambarkan tingkat desensus digunakan

istilah station (lever spina ischiadica), dimana:

1) 0 station, berarti puncak kepala mengalami sesensus

setinggi spina isciadica.

Bila puncak kepala masih belum mencapai

ketinggian spina ishciadica, maka keadaan ini ditandai

denga angka (-).

2) spina station -2 berarti bahwa puncak kepala masih berada

2 cm diatas spina ischiadic.

Bila puncak kepala sudah mencapai ketinggian

spina ishciadica, maka keadaan ini ditandai denga angka

(+), seperti +2 berarti puncak kepala sudah berada 2 cm di

bawah spina ischiadica.

Page 27: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

12

3) Station -3 menunjukan bahwa kepala masih mengapung

dan station lebih besar dari +3 menunjukan kepla sudah

mengalami crowning dan siap untuk dilahirkan.

2. Bagian lunak: otot-otot, jaringan, dan ligamen.

e. Psikologi ibu

Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu

bersalin yang didampingi suami dan orang-orang yag dicintainya

cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar

dibandingkan dengan ibu bersalin tanpa didampingi suami atau orang-

orang yang dicintainya. Ini menunjukan bahwa dukungna mental

berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada

kelancaran proses persalianan.

f. Penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk

memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan

neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yanag baik diharapkan

kesalahan atau malpraktik dalma memberikan asuhan tidak terjadi.

2.2. Pre-Eklamsi

2.2.1. Pengertian

Pre-eklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu usia

kehamilan disertai dengan adanya peningkatan tekanan darah, proteinuria

dan edema yang timbul karena kehamilan.(10)

Page 28: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

13

Pre-eklamsi didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan teakan

darah yang disertai dengan proteinuria dalam kehamilan. Diagnosis ini

ditegakan setidaknya dilakukan 2 kali pengukuran dengan hasil terjadi

peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg atau diastolic ≥90 mmHg.

Proteinuria didefinisikan sebagai terdapatnya protein dalam urin yang

melebihi 300 mg per-24 jam atau lebih dari 30 mg/dl (dipstick fositif 1).(11)

2.2.2. Klasifikasi Pre-eklamsi

1. Pre-eklamsi

Pre-eklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria

dan/ atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera

setelah persalinan .

Kriteria pre-eklamsi :

a. Hipertensi dengan sistolik 140-159 mmHg diastolik 90-109 mmHg

setelah usia kehamilan 20 minggu

b. Proteinuria ≥ 300mg/24 jam atau 1+ dipstick.(12)

2. Pre-eklamsi Berat

Pre-eklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang

ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih

disertai proteinuria dan/ atau edema pada kehamilan 20 minggu atau

lebih.(12)

Page 29: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

14

Kriteria pre-eklamsi berat :

a. Tekanan darah sistolik/diastolic ≥160/110 mmHg sedikitnya 6 jam

pada dua kali pemeriksaan. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun

ibu hamil sudah dirawat dirumah sakit dan telah tirah baring.

b. Proteinuria ≥5 gram/24 jam atau ≥2+ dalam pemriksaan kualitatif

c. Oliguria ≥500 ml/ 24 jam

d. Kenaikan kadar kreatinin plasma

e. Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala

persisten, skotoma, dan pandangan kabur

f. Nyeri epigastrum pada kuadran kanan atas abdomen akibat

teregangnya kapsula glisson

g. Edema paru dan sianosis

h. Hemolysis mikroangipatik Karena meningkatnya enzim laktat

dehydrogenase

i. Trombositopenia (trombosit ≤100.000 mm3). Oligohidramnion,

pertumbuhan janin terhambat, dan abrupsio plasenta

j. Gangguan fungsi hepar karena peningkatan kadar enzim ALT dan

AST.(13)

2.2.3 Etiologi

Penyebab pre-eklamsi saat ini masih tidak bisa diketahui dengan

pasti, walaupun penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini

sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang

Page 30: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

15

dihubungkan dengan kejadian. Itulah sebabnya pre-eklamsi disebut juga

“disease of theory”(14)

Adapun teori-teori yang dihubungkan dengan terjadinya pre-

eklamsi adalah :

1. Peran prostasiklin dan trombiksan

Pada pre-eklamsia dan eklamsia didapatkan kerusakan pada endotel

vascular, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin yang pada

kehamilan normal meningkat, aktifasi pengumpulan dan fibrinolysis

yang kemudian akan diganti thrombin dan plasmin, thrombin akan

mengkonsumsi anti thrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktif

trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan dan serotonin, sehingga

terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.

2. Peran faktor imunologis

Pre-eklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak yimbul

lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada

kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen

plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan

berikutnya. Beberapa data yang mendukung sadanya sistem imun pada

penderita Pre-eklamsia, beberapa wanita dengan Pre-eklamsia

mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa studi juga

mendapatkan adanya aktifasi sistem komplemen pada Pre-eklamsia

diikuti proteinuria.

Page 31: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

16

3. Faktor genetic

Beberapa bukti menunjukan peran faktor genetic pada kejadian pre-

eklamsia antara lain: pre-eklamsia terjadi hanya pada manusia, tredapat

kecenderungan meningkatnya frekuensi pre-eklamsia pada anak-anak

dari ibu yang menderita pre-eklamsia, kecenderungan meningkatnya

frekuensi pre-eklamsia pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat

pre-elamsia dan bukan pada ipar mereka, peran renin-angiotensin-

aldostreon sistem.(14)

2.2.4. Faktor predisposisi

Menurut Wiknjosastro faktor predisposisi tersebut antara lain:

1) Usia/ umur : primigravida dengan usia dibawah 20 tahun dan semua

ibu dengan usia diatas 35 tahun dianggap lebih rentan. Preeklampsi

yang meningkat di usia muda dihubungkan belum sempurnanya

organ-organ yang ada ditubuh wanita untuk bereproduksi, selain itu

faktor psikologis yang cenderung kurang stabil juga meningkatkan

kejadian preeklampsia di usia muda. Bertambahnya umur wanita

berkaitan dengan perubahan pada system kardiovaskulernya dan

secara teoritis preeklampsi dihubungkan dengan adanya patologi

pada endotel yang merupakan bagian dari pembuluh darah.

Preeklampsia-eklampsia hampir secara eksklusif merupakan

penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur

dengan umur ekstrim, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada

Page 32: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

17

wanita yang berumur lebih dari 35 tahun mempunyai komplikasi 3-4

kali lipat mendapatkan preeklampsi dibandingkan usia lebih muda.

2) Paritas : primigravida memiliki insidensi hipertensi hampir dua kali

lipat. Menurut penelitian, telah diketahui bahwa umur reproduksi

sehat pada seorang wanita berkisar antara 20-30 tahun. Artinya

melahirkan setelah umur 20 tahun, jarak persalinan sebaiknya 2-3

tahun dan berhenti melahirkan setelah umur 30 tahun. Berarti jumlah

anak cukup 2-3 orang. Telah dibuktikan bahwa kelahiran ke empat

dan seterusnya akan meningkatkan kematian ibu dan janin . Menurut

Prawirohardjo paritas 2 merupakan paritas paling aman ditinjau dari

sudut kematian maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari 3)

mempunyai angka maternal lebih tinggi primigravida dan gravida

pada usia diatas 35 tahun merupakan kelompok yang rentan untuk

preeklampsia-eklampsia.

3) Faktor keturunan ( genetic): bukti adanya pewarisan secara genetik

paling mungkin disebabkan oleh turunan resesif. Menurut Chapman,

ada hubungan genetik yang telah ditegakkan, riwayat keluarga ibu

atau saudara perempuan meningkatkan komplikasi empat sampai

delapan kali. Komplikasi hipertensi pada kehamilan dapat

diturunkan pada anak perempuannya. Menurut Angsar, Ada faktor

keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotipe ibu

lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara

familial dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa

Page 33: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

18

pada ibu yang mengalami preeklampsia, 26% anak perempuannya

akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak

menantu mengalami preeklampsia.

4) Status sosial ekonomi : preeklampsi dan eklampsi lebih umum

ditemui pada kelompok sosial ekonomi rendah. Beberapa peneliti

menyimpulkan bahwa sosial ekonomi yang baik mengurangi

terjadinya preeklampsi.

5) Komplikasi obstetrik : kehamilan kembar, kehamilan mola atau

hidrops fetalis. Preeklampsi lebih besar kemungkinan terjadi pada

kehamilan kembar. Selain itu, hipertensi yang diperberat karena

kehamilan banyak terjadi pada kehamilan kembar. Dilihat dari

segi teori hiperplasentosis, kehamilan kembar mempunyai resiko

untuk berkembangnya preeklampsi. Kejadian preeklampsi pada

kehamilan kembar meningkat menjadi 4-5 kali dibandingkan

kehamilan tunggal. Selain itu, dilaporkan bahwa preeklampsi akan

meningkat pada kehamilan kembar tiga dan seterusnya.

6) Riwayat penyakit yang sudah ada: hipertensi, Diabetes mellitus,

penyakit ginjal, system lupus erytematosus (SLE ), sindrom

antifosfolipid antibody.(7)

Page 34: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

19

2.2.5. Komplikasi Pre-eklamsi

2.2.5.1. Komplikasi pada ibu

1. Solusio plasenta

Solusio plasenta ini terjadi pada ibu dengan hipertensi akut atau lebih

sering terjadi pada pre-eklamsi.

2. Hiperfibrinogen

Dianjurkan untuk memeriksakan kadar fibrinogen secara berkala.

3. Hemolisis

Penderita dengan pre-eklamsia berat kadang-kadang menimbulkan

gejala klinik hemolisis yang dikenal dengan icterus.

4. Perdarahan otak

Komplikasi ini merupakan penyebab pertama kematian maternal

penderita eklamsia

5. Kelainan mata

Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai

seminggu dapat terjadi. Perdarahan kadang terjadi pada retina yang

merupakan kegawatan akan terjadinya apopleksia serebri.

6. Edema paru

Sebuah penelitian menemukan satu penderita dari 69 kasus eklamsi

karena payah jantung

7. Nekrosis hati

Ini merupakan akibat vasospasme arteriol.

8. Sindroma HELLP dan kelainan ginjal. (6)

Page 35: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

20

2.2.5.2. Komplikasi pada janin

Menurunnya perfusi utero plasenta, hipovolemia, vasospasme dan

kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta mengakibatkan janin

kenaikan mordibitas dan mortalitasnya tinggi, secara tidak langsung akibat

IUGR, prematuritas, oligohidramnion, sindroma distress napas, kematian

janin intrauterine, BBLR, sepsis, cerebral palsy. (6)

2.2.6. Penatalaksanaan Pre-Eklamsi Berat

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklamsi

berat selama perawatan, maka perawatan dibagi menjadi

1. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah

pengobatan medisinal. Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada

setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal assesment (NST & USG).

a. Indikasi (salah satu atau lebih)

1) Ibu

a) Usia kehamilan 37 minggu atau lebih

b) Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia,

kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan

meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam

perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada

perbaikan).

2) Janin

a) Hasil fetal assesment jelek (NST & USG)

b) Adanya tanda IUGR

Page 36: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

21

3) Laboratorium

Adanya “HELLP syndrome” (hemolisis dan peningkatan fungsi

hepar, trombositopenia).

b. Pengobatan Medisinal

Pengobatan medisinal pasien pre eklampsia berat yaitu :

1) Segera masuk rumah sakit

2) Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30

menit, refleks patella setiap jam.

3) Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL

(60-125 cc/jam) 500 cc.

4) Antasida

5) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.

6) Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat

7) Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema

paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan

furosemid injeksi 40 mg/im.

8) Antihipertensi diberikan bila:

a) Desakan darah sistolis lebih 180 mmHg, diastolis lebih 110

mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah

tekanan diastolis kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg)

karena akan menurunkan perfusi plasenta.

b) Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada

umumnya.

Page 37: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

22

c) Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat

diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu),

catapres injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500

cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah.

d) Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan

tablet antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam,

maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual

maka obat yang sama mulai diberikan secara oral.

c. Kardiotonika

Indikasinya bila ada tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan

digitalisasi cepat dengan cedilanid D.

d. Lain-lain:

1) Konsul bagian penyakit dalam / jantung, mata.

2) Obat-obat antipiretik diberikan bila suhu rektal lebih 38,5 derajat

celcius dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau

alkohol atau xylomidon 2 cc IM.

3) Antibiotik diberikan atas indikasi.

4) Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam/IV/hari.

5) Anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi

uterus. Dapat diberikan petidin HCL 50-75 mg sekali saja,

selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir.

Page 38: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

23

e. Pemberian Magnesium Sulfat

Cara pemberian magnesium sulfat:

1) Dosis awal sekitar 4 gram MgSO4 IV (20 % dalam 20 cc) selama 1

gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5

menit). Diikuti segera 4 gr di bokong kiri dan 4 gram di bokong

kanan (40 % dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm.

Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan 1 cc xylocain 2% yang

tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM.

2) Dosis ulangan : diberikan 4 gram intramuskuler 40% setelah 6 jam

pemberian dosis awal lalu dosis ulangan diberikan 4 gram IM

setiap 6 jam dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.

Syarat-syarat pemberian MgSO4:

1) Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10%, 1 gram

(10% dalam 10 cc) diberikan intravenous dalam 3 menit.

2) Refleks patella positif kuat

3) Frekuensi pernapasan lebih 16 kali per menit.

4) Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5

cc/kgBB/jam).

MgSO4 dihentikan bila:

1) Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, hipotensi, refleks

fisiologis menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP,

kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian karena

kelumpuhan otot-otot pernapasan karena ada serum 10 U

Page 39: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

24

magnesium pada dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter. Refleks

fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter. Kadar 12-15

mEq terjadi kelumpuhan otot-otot pernapasan dan lebih 15

mEq/liter terjadi kematian jantung.

2) Bila timbul tanda-tanda keracunan magnesium sulfat:

Hentikan pemberian magnesium sulfat

a) Berikan calcium gluconase 10% 1 gram (10% dalam 10 cc)

secara IV dalam waktu 3 menit.

b) Berikan oksigen.

c) Lakukan pernapasan buatan.

d) Magnesium sulfat dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca

persalinan sudah terjadi perbaikan (normotensif).

f. Pengobatan Obstetrik

1) Cara Terminasi Kehamilan yang Belum Inpartu

a) Induksi persalinan : tetesan oksitosin dengan syarat nilai

Bishop 5 atau lebih dan dengan fetal heart monitoring.

b) Seksio sesaria bila :

Fetal assesment jelek

Syarat tetesan oksitosin tidak dipenuhi (nilai Bishop kurang

dari 5) atau adanya kontraindikasi tetesan oksitosin.

12 jam setelah dimulainya tetesan oksitosin belum masuk

fase aktif. Pada primigravida lebih diarahkan untuk

dilakukan terminasi dengan seksio sesaria.

Page 40: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

25

2) Cara Terminasi Kehamilan yang Sudah Inpartu

Kala I

a) Fase laten : 6 jam belum masuk fase aktif maka dilakukan

seksio sesaria.

b) Fase aktif:

c) Amniotomi saja

d) Bila 6 jam setelah amniotomi belum terjadi pembukaan

lengkap maka dilakukan seksio sesaria (bila perlu dilakukan

tetesan oksitosin).

Kala II

Pada persalinan per vaginam maka kala II diselesaikan dengan

partus buatan. Amniotomi dan tetesan oksitosin dilakukan

sekurang-kurangnya 3 menit setelah pemberian pengobatan

medisinal. Pada kehamilan 32 minggu atau kurang; bila keadaan

memungkinkan, terminasi ditunda 2 kali 24 jam untuk memberikan

kortikosteroid.

2. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah

pengobatan medisinal.

a. Indikasi

Bila kehamilan preterm kurang 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda

impending eklampsia dengan keadaan janin baik.

b. Pengobatan medisinal

Sama dengan perawatan medisinal pada pengelolaan aktif.

Page 41: GAMBARAN FAKTOR PREDISPOSISI PRE-EKLAMSI BERAT PADA …

26

Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan intravenous, cukup

intramuskuler saja dimana 4 gram pada bokong kiri dan 4 gram pada

bokong kanan.

c. Pengobatan obstetric

1) Selama perawatan konservatif : observasi dan evaluasi sama seperti

perawatan aktif hanya disini tidak dilakukan terminasi.

2) MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda pre

eklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam 24 jam.

3) Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatan

medisinal gagal dan harus diterminasi.

4) Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih

dahulu MgSO4 20% 2 gram intravenous.

d. Penderita dipulangkan bila:

1) Penderita kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda pre eklampsia

ringan dan telah dirawat selama 3 hari.

2) Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan pre eklampsia

ringan : penderita dapat dipulangkan dan dirawat sebagai pre

eklampsia ringan (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu).(13)