identifikasi faktor predisposisi penyebab terjadinya

98
1 IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA HIPERTENSI DI POLI JANTUNG RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Di Politeknik Kementrian Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan OLEH : SALMAWATI P00320012104 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2015

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

1

IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBABTERJADINYA HIPERTENSI DI POLI JANTUNG

RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMASPROVINSI SULAWESI TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Keperawatan Di Politeknik Kementrian Kesehatan

Kendari Jurusan Keperawatan

OLEH :

SALMAWATIP00320012104

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

2015

Page 2: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

2

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas :

1. Nama : Salmawati

2. Tempat tanggal lahir : Watorumbe, 11 Februari 1993

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia

6. Alamat :Desa Watorumbe Induk, Kec.

Mawasangka Tengah, Kab. Buton Tengah

B. Pendidikan :

1. SD Negeri 1 Watorumbe tamat tahun 2006

2. SMP Negeri 1 Mawasangka Tengah tamat tahun 2009

3. SMA Negeri 1 Mawasangka Tengah tamat tahun 2012

4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan 2015

iv

Page 3: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

3

MOTTO

Tak perlu menjadi pintar, cukup belajar memaknai sebuah hal

Tak perlu menjadi pemenang, cukup menjadi yang terbaik

Tidak perlu menjadi angkuh, cukup menilai dengan apa adanya

Yang perlu adalah............

Menjadi takut akan Allah yang sadar untuk mengucapkan syukur

Menjadi sahabat yang sadar untuk saling mendukung

Karena kemarin, hari ini dan hari esok untuk mereka

Yang telah menjadi bagian yang terindah dalam hidupku

Kupersembahkan karya sederhana ini pada Allah

Ayah dan Ibuku, sahabatku Serta almamaterku

Sampai saat dimana aku berpijak

v

Page 4: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

4

ABSTRAK

Salmawati (P00320012104), Hj. Nurjannah, B.Sc., S.Pd., M.Kes, Suriani, B.Sc.,S.Pd “Identifikasi Faktor Predisposisi Penyebab Terjadinya Hipertensi Di PoliJantung Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”. Datahipertensi di Poli Jantung RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mengalamipeningkatan dimana pada tahun 2015 kasus baru pada bulan Februari tercatatsebanyak 42 orang dan pada bulan Maret tercatat sebanyak 60 orang. Penelitian inibertujuan untuk memperoleh distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebabterjadinya hipertensi berdasarkan kelebihan berat badan, kebiasaan makan, kebiasaanminum beralkohol, kebiasaan merokok, dan stress. Hipertensi adalah penyakit dengantekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif dengan jumlah populasi 102 orang danjumlah sample 31 orang yang diambil secara accidental sampling. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa faktor predisposisi penyebab terjadinya hipertensi berdasarkankelebihan berat badan dengan kategori bukan faktor predisposisi (74,19%) dankategori faktor predisposisi (25,81%), faktor kebiasaan makan dengan kategoribukan faktor predisposisi (70,97%) dan kategori faktor predisposisi (29,03%),faktor kebiasaan minum beralkohol dengan kategori bukan faktor predisposisi(90,32%) dan kategori faktor predisposisi (9,68%), faktor kebiasaan merokokdengan kategori bukan faktor predisposisi (77,41%) dan kategori faktor predisposisi(22,59%), dan faktor stress dengan kategori bukan faktor predisposisi (80,64%) dankategori faktor predisposisi (19,36%). Disaranakan bagi instansi terkait sepertiDinkes Provinsi dan RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara agar senantiasamemberikan informasi kepada masyarakat untuk terus melakukan pola hidup sehat.

Daftar Pustaka : 19 referensi (1985-2014)

Kata Kunci : Faktor Predisposisi, Hipertensi.

vi

Page 5: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

5

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Karya Tulis ilmiah (KTI) yang berjudul “ Identifikasi Faktor Predisposisi

Penyebab Terjadinya Hipertensi Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”.

Penulisan KTI ini dilaksanakan sebagai syarat dalam menyelesaikan

pendidikan pada Politeknik Lesehatan Kendari Jurusan Keperawatan. Penulis

menyadari bahwa keberhasilan penulisan KTI ini adalah berkat adanya dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Dosen Pembimbing yakni Ibu Hj. Nurjannah, B.Sc, S.Pd, M.Kes

selaku pembimbing I dan Ibu Suriani, B.Sc, S.Pd selaku pembimbing II yang

dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan arahan dan

petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan KTI ini. Ucapan terima

kasih yang tulus juga penulis sampaikan kepasa seluruh Dosen Penguji KTI ini yakni

Ibu Lena Atoy, SST., M.PH selaku dosen penguji I, Pak H. Budiono, S.Kp., M.Kes

selaku dosen penguji II dan Ibu Hj. Siti Nurhayani, S.Kp., Ns., M.Kep selaku dosen

penguji III yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam tahapan ujian

akhir KTI ini. Selanjutnya tak lupa pula penulis menyampaikan terima kasih dan

penghargaan kepada :

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kendari.

2. Bapak Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Provinsi Sulawesi

Tenggara yang telah mengeluarkan surat izin penelitian kepada penulis

vii

Page 6: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

6

3. Bapak Direktur RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis melakukan penelitian di Rumah

Sakit yang beliau pimpin

4. Pak Muslimin L A.Kep.,S.Pd,Msi Selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kendari yang telah banyak memberi bantuan.

5. Teristimewa kepada Ayahanda La Mpotaro dan Ibunda tercinta Wa Ndaga

yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan segala curahan

kasih sayang dan do’a hingga detik ini serta telah banyak berkorban baik

materi maupun non materi demi kesuksesan penulis, dan sahabat-sahabatku

serta segenap rekan-rekan mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Keperawatan khususnya angkatan 2012 yang telah banyak

memberi dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulis KTI ini.

Kendari, Juni 2015

Penulis

viii

Page 7: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

7

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iv

MOTTO .......................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR.................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Hipertensi................................................................ 6

B. Tinajuan Faktor Predisposisi Terjadinya Hieprtensi............................ 17

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian ................................................... 35

B. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................... 37

C. Variabel Penelitian .............................................................................. 37

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ......................................... 38

ix

Page 8: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

8

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 41

B. Waktu dan Tempat Peneliitian ............................................................. 41

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 41

D. Instrumen Penelitian............................................................................. 43

E. Tehnik Pengumpulan Data................................................................... 43

F. Pengolahan dan Analisis Data.............................................................. 44

G. Penyajian Data ..................................................................................... 45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ..................................................................................................... 46

B. Pembahasan.......................................................................................... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................... 71

B. Saran............................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

9

DAFTAR TABEL

No Hal

Tabel 5.1 Jumlah Tempat Tidur RSU Prov. Bahteramas Tahun 2011Sampai Dengan Tahun 2015...................................................................... 50

Tabel 5.2 Jenis dan Jumlah Ketenagaan RSU Bahteramas Tahun 2011Sampai Dengan Tahun 2015...................................................................... 51

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di PoliJantung Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2015 ................................................................................................ 52

Table 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di PoliJantung Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2015 .............................................................................................. 53

Tabel 5:5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Poli JantungRumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015................................................................................................................... 53

Tabel 5:6 Distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab hipertensi berdasarkankelebihan berat badan Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum BahteramasProvinsi Sulawesi TenggaraTahun 2015 ............................................................................................... 54

Tabel 5:7 Distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab hipertensi berdasarkankebiasaan makanan Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum BahteramasProvinsi SulawesiTenggara Tahun 2015............................................................................. 55

Tabel 5:8 Distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab hipertensi berdasarkankebiasaan minum alkohol Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum BahteramasProvinsi Sulawesi TenggaraTahun 2015 ............................................................................................. 55

Tabel 5:9 Distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab hipertensi berdasarkankebiasaan merokok Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum BahteramasProvinsi Sulawesi TenggaraTahun 2015 ............................................................................................. 56

Page 10: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

10

Tabel 5:10 Distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab hipertensi berdasarkankebiasaan merokok Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum BahteramasProvinsi Sulawesi TenggaraTahun 2015 ................................................................................................ 57

Page 11: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 2. Lembar Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3. Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Lembar Konsul Perbaikan Proposal

Lampiran 5. Lembar Perbaikan Proposal

Lampiran 6. Tabulasi Data

Lampiran 7. Master Table Hasil Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 9. Surat Izin Dari Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara

Lampiran 10. Surat Keterangan Telah Meneliti

Page 12: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit dengan tekanan sistolik

≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (JNC VII, 2003 ).

Menurut WHO (2011), hipertensi adalah tekanan darah yang sama atau lebih

tinggi dari 140/90 mmHg, dimana prehipertensi adalah ketika tekanan darah

sistolik berada pada 80-89 mmHg.

Dari definisi hipertensi diatas maka dapat disimpulkan hipertensi merupakan

kenaikan tekanan darah menetap dimana tekanan darah berada pada atau lebih

tinggi dari 140/90 mmHg.

WHO memperkirakan bahwa di dunia hampir 1 milyar orang atau dari 4

orang menderita hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa

merusak organ tubuh. Setiap tahun hipertensi menjadi 1 dari 7 kematian ( 7 juta

pertahun) disamping itu menyebabkan kerusakan jantung, mata, dan ginjal.

(Ruhyana, 2007 : 3).

Di Indonesia Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2007 menunjukkan

prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 8,3%atau 83 orang

per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya lebih banyak pria menderita

hipertensi dibandingkan hipertensi dibandingkan perempuan.

Faktor predisposisi yang menyebabkan hipertensi terbagi menjadi dua yaitu

faktor penyebab yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor penyebab yang dapat

Page 13: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

13

dimodifikasi. Faktor predisposisi penyebab hipertensi yang tidak dapat

dimodifikas antara lain umur, jenis kelamin, dan keturunan atau genetik.

Sedangkan faktor predisposisi yang dapat dimodifikasi antara lain adalah

kegemukan (obesitas), hiperkolesterolemia, faktor psikologis atau stresS, merokok,

kurangnya olahraga, konsumsi alkohol berlebihan dan pola asupan garam

berlebihan (Depkes RI 2006).

Dalam teori lain juga menjelaskan tentang faktor predisposisi yang dapat

menyebabkan seseorang menderita hipertensi , diantaranya ciri-ciri individu

seperti umur, jenis kelamin, dan suku, faktor genetik, serta faktor lingkungan yang

meliputi obesitas, stress, konsumsi garam, merokok, konsumsi alkohol, dan

sebagainya (Kaplan, 1985).

Pada wanita usia 50 tahun kecenderungan mengalami hipertensi lebih besar

dibandingkan laki-laki pada usia yang sama, dan wanita pada usia dibawa 50 tahun

memiliki kecenderungan lebih kecil dibandingkan dengan laki-laki pada usia yang

sama. (Muhammad AS, 2010).

Pada teori lain juga menjelaskan bahwa pada umumnya penderita hipertensi

berusia > 40 tahun, namun saat ini tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang

pada usia muda. Sebagian besar hipertensi terjadi pada usia 25-45 tahun dan hanya

20% terjadi dibawah usia 20 tahun dan diatas 50 tahun. Hai ini disebabkan karena

orang pada usia produktif jarang memperhatikan kesehatan, seperti pola dan pola

hidup yang kurang sehat seperti merokok (Dhianningtyas Hendrati, 2006 ).

Hasil dari Dinas Kesehatan Kota Kendari tahun 2014 menunjukan bahwa

dari 20 besar penyakit tingkat kota Kendari penyakit tekanan darah tinggi atau

Page 14: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

14

hipertensi menduduki peringkat ke 6 yaitu sebanyak 9813 atau sekitar 6.54%. ini

menunjukkan bahwa benang merah masalah penyakit hipertensi belum dapat

dituntaskan. (DinKes Kota Kendari 2014).

Menurut data medikal record RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

pada tahun 2012 dilaporkan bahwa kunjungan penderita hipertensi terdapat

sebanyak 8.708 pasien dengan kasus baru sebanyak 1.050 pasien, tahun 2013

dilaporkan bahwa kunjungan penderita hipertensi sebanyak 7.119 pasien dengan

kasus baru 936 paien, dan pada tahun 2014 dilaporkan bahwa kunjungan penderita

hipertensi sebanyak 2.645 pasien penderita hipertensi dengan kasus baru 452.

Sedangkan data hipertensi di Poli Jantung RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 kasus baru hipertensi pada bulan

Februaritercatat sebanyak 42 orang dan pada bulan Maret tercatat sebanyak 60

orang.

Pada data di atas terlihat jelas bahwa peningkatan kejadian hipertensi di RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2012 sampai 2014 mengalami

penurunan sedangkan pada bulan Februari sampai Maret tahun 2015 data kasus

baru penderita hipertensi di Poli Jantung mengalami peningkatan . Secara teoritis

kejadian hipertensi tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhinya, sehingga diperlukan upayah untuk mengidentifikasi lebih

lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi. Oleh

karena itu, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “

Identifikasi Faktor Predisposisi Penyebab Terjadinya Hipertensi di Poli Jantung

Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

Page 15: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

15

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apa saja faktor-faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya hipertensi

di Poli Jantung Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi yang menyebabkan

terjadinya hipertensi di Poli Jantung Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab terjadinya

hipertensi berdasarkan kelebihan berat badan

b. Memperoleh distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab terjadinya

hipertensi berdasarkan kebiasaan makan

c. Memperoleh distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab terjadinya

hipertensi berdasarkan kebiasaan minum beralkohol

d. Memperoleh distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab terjadinya

hipertensi berdasarkan kebiasaan merokok

e. Memperoleh distribusi frekuensi faktor predisposisi terjadinya hipertensi

berdasarkan stress.

Page 16: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

16

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber/referensi bagi peneliti

selanjutnya khususnya penelitian yang berkaitan dengan penyakit hipertensi.

2. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi bagi

institusi terkait terutama Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum Bahteramas dan

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara serta instansi lainnya yang terkait.

3. Manfaat Praktisi

a. Bagi profesi kesehatan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai refensi

antara lain perawat, Gizi, kesehatan masyarakat.

b. Bagi masyarakat sebagai sumber informasi dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari untuk menekan kejadian hipertensi.

c. Bagi peneliti merupakan pengalam berharga untuk mengembangkan riset

tenaga kesehatan dan menambah wawasan mengenai faktor predisposisi

penyakit hipertensi.

Page 17: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan

darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai

sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg

saat istirahat diperkirakan keadaan darah tinggi (Maya Aprianti, 2014; 1).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka

sistolyc (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi

darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air

raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya. (Mahannad Shadine,

2010 ; 5 ).

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah keadaan yang ditandai dengan

terjadinya peningkatan tekanan darah didalam arteri. Ukuran tekanan darah

(tensi) dinyatakan dengan dua angka; angka yang diatas diperoleh pada saat

jantung berkontraksi (sistolik), angka yang di bawah diperoleh ketika janting

berelaksasi (diastolik). Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi

jika tekanan sistolik posisi duduk mencapai 140 mmHg atau lebih, tekanan

diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. (Iskandar Junaidi,

2010 ; 2).

Page 18: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

18

Hipertensi juga didefinisikan sebagai suatu kondisi dengan tekanan

darah lebih atau samae dengan 140/90 mmHg.Hipertensi hanya dapat

diketahui dengan mengukur tekanan darah.Walaupun tekanan darah yang

telah terlanjur tinggi tidak dapat kembali normal, masih ada hal yang dapat

dilakukan oleh penderita hipertensi, yakni menjaga agar tekanan darah selalu

terkontrol.Tekanan darah diharapkan dapat dipertahankan dibawah 140/90

nmmHg atau dibawah 130/80 mmHg untuk pasien yang mengalami diabetes

dan gagal ginjal.

2. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi menurut Martuti (2009 : 10) dapat dilihat berikut :

a. Normal, jika tekanan sistolik <120 mmHg dan diastolic <80 mmHg

b. Prehipetensi, jika tekanan sistolik antara 120-139 mmHg dan

diastolic 80-89 mmHg.

c. Hipertensi stadium I, jika tekanan sistolik antara 140-159 mmHg dan

diastolic antara 90-99 mmHg.

d. Hiipertensi stadium II, jika tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan

diastolik ≥100 mmHg.

Page 19: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

19

WHO (2011), menetapkan kategori tekanan darah sebagai berikut :

Tabel 1.2 Level Tekanan Darah

Level Tekanan Darah

Normal Sistolik : dibawah 120 mmHg

Diastolik : dibawah 80 mmHg

Risiko (prehipertensi) Sistolik : 120-139 mmHg

Diastolik : 80-89 mmHg

Hipertensi Sistolik : lebih tinggi atau pada 140 mmHg

Diastolik : lebih tinggi atau pada 90 mmHg

Menurut WHO, berdasarkan penyebanya hipertensi dibagi menjadi dua :

a. Hipertensi essensial/primer

Yaitu jenis hipertensi yang penyebanya masih belum dapat diketahui.

Sekitar 90% penderita hipertensi menderita penyakit jenis hipertensi

ini.

b. Hipertensi sekunder

Jenis hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain

kelainan pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, atau

penyakit kelenjar adrenal.

3. Etiologi hipertensi

Peningkatan kejadian hipertensi akan bertambah seiring dengan

pertambahan usia seseorang. Meskipun demikian, terjadinya hipertensi bisa

Page 20: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

20

disebabkan oleh adanya penyakit seperti penyakit jantung kronis, penyakit

tiroid, obesitas, atau gangguan tidur (sleep apne). Konsumsi pil pengontrol

kelahiran, kehamilan, dan terapi hormon merupakan beberapa penyebab

terjadinya hipertensi. Wanita yang mengonsumsi pil pengontrol kelahiran

biasanya akan mengalami peningkatan tekanan darah sistolik ataupu diastolik.

Sementara itu, terapi hormon untuk mengurangi gejala menopause bisa

menyebabkan sedikit peningkatan tekanan darah sistolik. (Yunita Indah

Prasetyaningrum, 2014 ; 15).

Sedangkan menurut Jan Tambayong (2000) etiologi dari hipertensi

adalah sebagai berikut :

a. Usia

Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.

Hipertensi pada yang kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan

insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur. Hal ini

dikarenakan arteri besar kehilangan kelenturannnya dan menjadi kaku,

sehingga tidak dapat mengembang ketika jantung memompa darah

melalu arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung

dipaksa unutk melalui pembuluh yang sempit dan menyebabkan

tekanan darah.

b. Jenis kelamin

Penderita hipertensi lebih sering ditemukan pada kaum pria dari pada

kaum wanita, hal ini disebabkan secara hormonal laki-laki lebih rentan

terjadi hipertensi. Pada saat mengatasi masalah pria cenderung emosi dan

Page 21: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

21

mencari jalan pintas seperti merokok, minum-minum alkohol dan pola

makan yang tidak baik sehingga tekanan darah cenderung meningkat pada

wanita setelah menopause, hal ini disebabkan karena faktor psikologis dan

adanya perubahan dalam diri wanita tersebut.

c. Ras

Hipertensi pada yang berkulit hitampaling sedikit dua kalinya pada

yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras

kulit hitam. Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115

atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6

kali bagi wanita putih.

d. Pola hidup

Faktor seperti pendidikandan faktor pola hidup lain telah diteliti,

tanpa hasil yang jelas. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap gaya

hidup sehat dengan tidak merokok, tidak minum alkohol dan lebih

sering berolahraga (Kivimaki, 2004 dalam Yuliarti, 2007 ). Tingginya

risiko terkena hipertensi pada pendidikan yang rendah kemungkinan

disebabkan karena kurangnya pengetahuan pasien terhadap kesehatan

dan sulit atau lambat menerima informasi yang diberikan oleh petugas

sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat.

4. Patofisiologi Hipertensi

Terjadinya hipertensi merupakan interaksi dari bermacam-macam

faktor. Masing-masing factor tersebut tidak sama kuat untuk menimbulkan

Page 22: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

22

hipertensi pada individu tertentu. Factor-faktor tersebut antara lain : factor

keturunan, konsumsi garam, obesitas, factor sosial-budaya, geografi dan

lainnya. Implementasi untuk segi pencegahan factor-faktor penyebab tersebut

sudah banyak diteliti dan diterapkan adalah obesitas dan konsumsi garam.

Dianjurkan bagi individu yang beresiko bagi terjadinya hipertensi adalah

menjaga berat badan ideal dan membiasakan diri untuk mengatur jumlah

konsumsi garam yaitu kurang dari 1 gram tiap hari (Soeparmann,, 1987 dalam

Kisman, 2007 : 10).

5. Gejala Klinis Hipertensi

Gejala peningkatan tekanan darah kadang merupakan satu-satunya

gejala hipertensi esensial dan tergantung tinggi rendahnya tekanan darah.

Berdasarkan tingkatannya gejala-gejala yang timbul antara lain berupa sakit

kepala, pusing, rasa berat pada tengkuk, mudah lelah, mudah marah, mata

berkunang-kunang, susah tidur dan sebagainya. Dari hasil penelitiann tidak

didapatkan kolerasi antara tingkat tekanan darah dengan gejala yang timbul.

Gejala ini akibat komplikasi hipertensi seperti gangguan penglihatan,

gangguan neurologis, payah jantung, gangguan fungsi ginjal yang banyak

dijumpai pada hipertensi berat dan hipertensi maligna, gejala, cerebral akibat

hipertensi pendarahan pembuluh darah otak berupa kelumpuhan, gangguan

kesadaran, samapi koma (Dewi dan Famili 2010 : 29-30).

Menurut Martuti (2009 : 10), gejala hipertensi dapat pula dilihat dari

tingkatan yaitu :

Page 23: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

23

1. Hipertensi ringan dengan gejala-gejala seperti pusing-pusing, muka merah,

keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.

2. Hipertensi sedang dengan gejala-gejala seperti sakit kepala, tengkuk terasa

pegal, emosional, mual, cepat lelah, dan susah tidur.

3. Hipertensi berat dengan gejala-gejala seperti merasa kelelaahan, muntah

secara tiba-tiba, nafas pendek atau terengah-engah, sesak nafas, gelisah,

pendangan mata kabur dan mata berkunang-kunang , telinga berdering,

nyeri kepela bagian belakang dan didada, otot lelah, terjadinya

pembengkakan pada kaki, keringat berlebihan, kulit tampak pucat atau

kemerahan, denyut jantung kuat, cepat dan tidak teratur, impotensi, dan

perdarahan di dalam urine.

6. Komplikasi dari Hipertensi

Hipertensi merupakan penyebeb utama gagal jantung, stroke dan gagal

ginjal. Tingginya tekanan darah yang lama akan merusak pembuluh darah

diseluruh tubuh, dimana yang paling jelas pada mata, jantung ginjal dan otak.

Oleh karena itu konsekuensi yang biasa terjadi pada hipertensi yang lama dan

tidak terkontrol adalahgangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal ginjal dan

stroke (Smeltzer & Bare).

Dalam Smeltzer & Bare (2002) Institusi Nasional Jantung, Paruh dan

Darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar

akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus

dipantau dengan interval yang teratur karena hipertensi merupakan kondisi

seumur hidup.

Page 24: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

24

Komplikasi hipertensi sering dirujuk sebagai kerusakan akhir organ

akibat tekanan darah tinggi kronis. Beberapa komplkasi yang dapat diakibatkan

oleh hipertensi antara lain :

a. Gangguan jantung (cardiac) peningkatan tekanan darah pada arteri

diseluruh jaringan tubuh, dimana mengakibatkan otot jantung bekerja keras

unutk memompa darah melalui pembuluh darah ini yang mengakibatkan

pembesaran otot jantung. Dan ini menjadi suatu pertanda dari gagal

jantung, penyakit jantung koroner, dan suatu kelainan irama jantung.

b. Pengerasan arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosklerosis)

Peningkatan tekanan darah pada arteri diseluruh jaringan tubuh yang selalu

sering akan membuat arteri menjadi keras.

c. Gangguan ginjal (renal)

Tekanan darah yang tinggi meningkatkan kadar serum kreatinin dapat

mengakibatkan kerusakan ginjal. Selain itu adanya protein didalam air seni

(proteinuria) merefleksikan kerusakan ginjal.

d. Kerusakan mata

Peningkatakan tekanan darah mengakibatkan penyempitan artei kecil,

kebocoran retina, dan pembengkakan saraf mata.

e. Stroke (kerusakan otak)

Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke yang dapat

menjurus pada kerusakan otak atau saraf hingga hemorage (kebicoran

darah/leaking blood) atau suatu gumpalan darah (thrombosis)dari

pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak.

Page 25: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

25

Pasien hipertensi mempunyai risiko yang meningkatkan untuk

terjadinya (Mahannad Shadine, 2010; 11) :

a. Penyakit jantung (gagal jantung, kematian mendadak, kardiomiopati)

dan aritmia.

b. Stroke

c. Penyakit jantung koroner

d. Aneurisma aorta (kelemahan dinding aorta yang mengakibatkan dilatasi

hingga 1,5 kali lebih besar dan berisiko unutk ruptur), sering

mengakibatkan kematian mendadak.

e. Gagal ginjal

f. Retinopati (penyakit mata yang mengakibatkan kebutaan).

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu (

Mansjoer dkk, 2001 dalam Kisman, 2007 : 14-17).

a. Petalaksanaan non farmakologi

Penatalaksanaan hipertensi non farmakoli adalah merupakan tindakan

suportif sesuai anjuran Joint National Committee on Detectio, Evaluasi and

Treatment of high Blood Preasure, yang meliputi : menurunkan berat

badan, membatasi konsumsi garam dapur, mengurangi/hindari konsumsi

alkohol, berhenti rokok, olahraga teratur, diet rendah lemak jenuh dan

pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah).

Page 26: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

26

b. Penatalaksanaan Farmakologi

Selain cara penaggulangan non farmakologi, penatalaksanaan utama

hipertensi primer adalah dengan obat. Adapun jenis-jenis obat yang sering

digunakan untuk hipertensi yaitu :

1) Golongan diuretik antara lain : Tizaid, Furosemid/lazix, dan

Kloralidon, Aldakton, Hidroklorotizoid

2) Golongan penyekat Beta (B-Bloker) antara lain yang larut dalam

lemak seperti Asebutolol, Alprenol, Metoprolol, Timolt,

Oksprenolol, Pindolol dan Propparanol sedangkan yang larut

dalam air antara lain : Atenodol, Nadalol, Praktolo dan Sotalol.

3) Golongan obat Antagonis Kalsium seperti Nifedipin, Daltizem dan

Verapamil

4) Golongan obat inhibitor antara lain : Enalapril, Kaptopril,

Fasinopri, Ramipril, Silazapril, Benazepril, Kuinopril, Delapril.

5) Golongan obat penyekat alpha.

6) Golongan vasodilator antara lain obat : Doksozosin, Prasozin,

Hidralazin, Minoksidil, Diazoksid dan Sodium nitroprusid.

c. Pencegahan

Pengontrolan sikap hidup ini merupakan langkah penecegahan yang

sangat baik agar penderita tekanan darah tinggi tidak kambuh gejala

penyakitnya.

Page 27: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

27

Menurut Diwanto (2009 : 28-29), bahwa hal-hal yang perlu dilakukan

bagi penderita hipertensi sebagai tindakan pencegahan agar penyakitnya tidak

kambuh lagi adalah sebagai berikut :

a. Makanlah makanan yang rendah kalori

b. Kurangi konsumsi garam

c. Perbanyak makan sayur-sayuran

d. Perbanyak makan buah-buahan

e. Kurangi makan daging

f. Kurangi makan gorengan

Langkah-langkah yang dianjurkan agar terhindar dari hipertensi antara

lain : menurunkan berat badan jika terdapat kelebihan berat badan membatasi

konsumsi alkohol, meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45 menit),

mengurangi asupan natrium (< 100 mmol Na/2,4 NaCl/hari), mempertahankan

asupan kalium ysng adekuat dan berhenti merokok dan mengurangi asupan

lemak jenuh dan kolestrol dalam makanan serta melakukan diet hipertensi (

Lanny dkk, 2005 : 51-57).

Page 28: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

28

B. Tinjauan Faktor Predisposisi Terjadinya Hipertensi

1. Umur

Faktor ini tidak bisa dapat kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa

seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Tekanan

darah saat muda tidak sama pada saat lanjut usia karena pada saat usia tua

pembuluh darah menjadi kaku. Namun dapat dikendalikan agar tidak melewati

batas atas normal(Andra, 2007).. Semakin tua usia seseorang maka semakin rentan

terserang penyakit tersebut (Gunawan-Lany,2005). Umur lebih dari 40 tahun akan

mudah terkena hipertensi dan penyakit DM. Dengan bertambahnya umur,

kecenderungan terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia

lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50% diatas umur 60

tahun (Nurkhalida,2003). Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan serta

tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Peningkatan kasus

hipertensi akan berkembang pada umur limapuluhan dan enam puluhan

(Price,1995).

Dengan bertambahnya umur, kecenderungan terkena hipertensi lebih

besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 %

dengan kematian sekitar 50% diatas umur 60 tahun, hal ini disebabkan karena

arteri besar kehilangan kelenturannnya dan menjadi kaku, sehingga tidak dapat

mengembang ketika jantung memompa darah melalu arteri tersebut. Karena itu

darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit

dan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Nurkhalida (2003).

Page 29: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

29

Kejadian hipertensi cenderung meningkat seiring dengan pertambahan

usia. Sebanyak 655 orang Amerika berusia 60 tahun atau lebih mengalami

hipertensi. Jenis hipetensi yang banyak dijumpai pada kelompok lansia adalah

isolated hypertension. Meskipun demikian, hipertensi tidak selalu hadir seiring

proses penuaan.(Yunita Indah Prasetyaningrum 2014 ; 12-14).

Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur.

Pasien yang berumur di atas 60 tahun, 50 – 60 % mempunyai tekanan darah lebih

besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi

yang terjadi pada orang yang bertambah usianya. Hipertensi merupakan penyakit

multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor. Dengan

bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45

tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh 7 karena adanya

penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan

berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat

karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur

sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai

dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun.

Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia

lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan

tekanan darah yaitu refleks baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah

berkurang, sedangkan peran ginjal jugasudah berkurang dimana aliran darah ginjal

dan laju filtrasi glomerulus menurun.

Page 30: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

30

2. Jenis Kelamin

Faktor jenis kelamin dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi dimana

pria lebih cenderung menderita hipertensi dibandingkan wanita (Gunawan-

Lany,2005). Penelitian lain mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan

mempunyai peluang yang relatif sama menderita hipertensi (Mansjoer-

Arif,2001).

Laki-laki atau perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk

mengalami hipertensi selama kehudupannya. Namun, laki-laki lebih besar

kemungkinannya mengalami hipertensi dibandingkan dengan perempuan saat

berusia sebelum 45 tahun. Sebaliknya saat usia 65 tahun ke atas, perempuan

lebih retan mengalami hipertensi dibandingkan laki-laki. Kondisi ini

dipengaruhi oleh hormon. (Yunita Indah Prasetyaningrum 2014 ; 12-14).

Penderita hipertensi lebih sering ditemukan pada kaum pria dari pada

kaum wanita, hal ini disebabkan secara hormonal laki-laki lebih rentan terjadi

hipertensi. Pada saat mengatasi masalah pria cenderung emosi dan mencari

jalan pintas seperti merokok, minum-minum alkohol dan pola makan yang

tidak baik sehingga tekanan darah cenderung meningkat. Pada wanita setelah

menopause, hal ini disebabkan karena faktor psikologis dan adanya perubahan

dalam diri wanita tersebut. (Jan Tambayong, 2000).

Pria lebih cenderung mengalami cardiovascular disease and

hypertension (CVDH) dari pada wanita. Akan tetapi, setelah wanita mengalami

Page 31: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

31

menopause maka insiden ini terjadi CVDH cenderung sama pada wanita dan

pria (Reckolhoff, 2001).

3. Riwayat Keluarga/Keturunan

Menurut Nurkhalida riwayat keluarga dekat yang mempunyai riwayat

hipertensi akan meningkatkan kecenderungan terjadinya hipertensi sebesar 4

kali lipat. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang memiliki kemungkinan

lebih besar mendapatkan penyakit hipertensi jika orang tuanya penderita

hipertensi (Nurkhalida,2003).

Faktor genetik merupakan faktor bawaan yang menjadi pemicu

timbulnya hipertensi, terutama hipertensi primer. Jika dalam keluarga

seseorang ada yang hipertensi, ada 25% kemungkinan oarng tersebut terserang

hipertensi. Apabila kedua orang tua mengidap hipertensi, kemungkinan

menderita hipertesni naik menjadi 60%. (Iskandar Junaidi, 2010; 15-17).

Menurut Lany Gunawan, 2001; 17-19, dari data statistik terbukti bahwa

seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan

hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan

keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan

dengan peningkatan kadar sodiumintraseluler dan rendahnya rasio antara

potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi

mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada

orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

Page 32: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

32

4. Kelebihan Berat Badan

Dalam penelitian Narkiwwicz (2005), berat badan yang berlebihan akan

menyebabkan ketidak seimbangan metabolisme dimana hal tersebut dapat

menimbulkan cronic kidney disease (CKD) yang berakibat timbulnya

peningkatan tekanan darah (hipertensi). Penelitian Rohmauni et al (2004) juga

menemukan bahwa obesitas dapat menyebabkan disfungsi pada variabel

endotel sehingga menyebabkan hipertensi.

Obesitas sangat erat kaitannya dengan pola makan yang tidak seimbang.

Dimana seseorang lebih banyak mengkonsumsi lemak dan protein tanpa

memperhatikan serat. Kelebihan berat badan cenderung mengalami penyakit

kardiovaskular karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin

banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke

jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah

menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri

(Khomsan dan Ali,2003). Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi

denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin

menyebabkan tubuh menahan natrium dan air(Hull dan Alison,1996).

Penelitian Alison Hull menunjukkan adanya hubungan antara berat badan dan

hipertensi, bila berat badan meningkat diatas berat badan ideal maka

kemungkianan terjadi hipertensi juga meningkat. Penyelidikan epidemiologi

juga membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien

hipertensi(Hull dan Alison,1996). Pada penyelidikan dibuktikan bahwa curah

jantung dan volume darah sirkulasi pasien obesitas dengan hipertensi lebih

Page 33: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

33

tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal

dengan tekanan darah yang setara (Slamet Suryono,2001). Obesitas

mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang

mengalami kegemukan cenderung mengalami hipertensi. Ada dugaan bahwa

meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10 % mengakibatkan

kenaikan tekanan darah 7 mmHg. Oleh karena itu, penurunan berat badan

dengan membatasi kalori bagi orang-orang yang obes bisa dijadikan langkah

positif untuk mencegah terjadinya hipertensi (Whitney,1996). Jika menurunkan

1 kg berat badan, berarti telah berhasil mengurangi tekanan arteri sebesar 1,5

mmHg. Sedangkan hipertensi sangat erat dengan kejadian penyakit jantung dan

stroke(Hull dan Alison,1996). Untuk mengetahui seseorang mengalami

obesitas atau tidak, dapat dilakukan dengan mengukur berat badan dengan

tinggi badan, yang kemudian disebut dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut: (Nyoman Supariasa I

Dewa,2002).

Berat Badan (kg)

IMT = -----------------------------------------

Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m).

IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan

darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obes 5 kali

lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. Pada

penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih

(Staessen A Jan,2000).

Page 34: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

34

Tabel 1.1 Kategori Ambang Batas Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk

Indonesia

Kategori IMT

Kurus Kekuranga berat badan tingkat berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5

Normal >18,5-25,0

Obesitas Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Sumber: Penilaian Status Gizi, 2002 (Nyoman Supariasa I Dewa,2002).

Seseorang yang mengalami obesitas atau kegemukan lebih mudah

mengalami prehipertensi atau hipertensi. Indikator yang biasa digunakan unutk

menentukan ada-tidaknya obesitas pada seseorang adalah melalui pengukuran

IMT atau lingkar berut. Meskipun demikian, kedua indikator terbaik untuk

menentukan terjadinya hipertensi, tetapi menjadi salah sau faktor yang

mempercepat kejadian hipertensi. (Menurut Yunita Indah Prasetyaningrum

2014 ; 12-14).

Makanan yang mengandung banyak lemak dapat menyebabkan

penimbunan lemak disepanjang pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan

pada pembuluh darah dan memicu jantung untuk memompa darah lebih kuat,

akibatnya tekanan darah menajadi meningkat dan terjadilah hipetensi. (Menurut

Lany Gunawan, 2001; 17-19).

Page 35: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

35

5. Pola makan

Garam atau unsur natrium merupakan salah satu bahan pangan yang

harus dikurangi seseorang jika ingin terhindar dari hipertensi (darah tinggi).

Kendati masyarakat paham akan hal itu, konsumsi garam di masyarakat

Indonesia masih terbilang tinggi. Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Ina

SH,2004) mencatat, konsumsi garam rata-rata orang Indonesia tiga kali lebih

besar dari anjuran badan kesehatan dunia (WHO,2004) yang maksimal 5 gram

atau satu sendok the seharian. Garam merupakan faktor penting dalam

patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku

bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3

gram/hari prevalensi hipertensinya rendah, sedangkan asupan garam antara 5-

15 gram/hari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh

asupan natrium terhadap hipertensi terjadi melalui peningkatan volume

plasma, curah jantung dan tekanan darah. Garam meyebabkan penumpukan

cairan dalam tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidakkeluar,

sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang

mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata

rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata

lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari

yang setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari (Sheps,2005).

Menurut Alison Hull, pada penelitiannya menunjukkan adanya kaitan antara

asupan natrium dengan hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium

Page 36: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

36

akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan

volume darah.

Semakin banyak mengkonsumsi garam (termasuk makanan asin), maka

semakin tinggi pula kecenderungan terjadinya peningkatan tekanan darah.

Makanan asin yang dapat meningkatkan tekanan darah yaitu ikan asin, telur

asin, sayur asin, ikan pindang, ikan teri, dendeng, abon, daging asap, asinan

buah, manisan buah, buah dlam kaleng, biskuit, kecap, terasi, petis, tauco,

saos sambal dan saos tomat (Retno Sasongkowati, 2014).

Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)

merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko

terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih

dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.

Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam

cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler

ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.

Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan

meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya

hipertensi. Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi

natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida

(garam dapur), penyedap masakan monosodium glutamate (MSG), dan

sodium karbonat. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang

dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh.

Page 37: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

37

Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak

masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam dan MSG.

Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan

berat badan (Hull dan Alison,1996). Konsumsi lemak jenuh juga

meningkatkan aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah

(Price,1995). Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam

makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak

jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan

lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah

(Price,1995).

Makanan yang mengandung lemak seperti coto, gorengan, sop buntut,

sate daging, jeroan, sosis, keripik kentang, susu, permen, donat, eskrim, sup,

dan mi instan dapat mengakibatkan hipertensi. (Retno Sasongkowati, 2014).

6. Aktifitas Fisik

Olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan

menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga

menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat

karena adanya kondisi tertentu (Slamet Suryono,2001). Olahraga juga dikaitkan

dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga

akanmeningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam

juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi (Sheps,2005). Orang

yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang

lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap

Page 38: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

38

kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar

tekanan yang dibebankan pada arteri (Hernelahti M,1998).

Aktivitas fisik merupakan pergerakan otot anggota tubuh yang

membutuhkan energi atau pergerakan yang bermanfaat unutk meningkatkan

kesehatan. Orang yang kurang beraktifitas cenderung mengalami hipertensi.

Contoh aktifitas fisik seperti berkebun, berenang, menari, bersepeda,yoga atau

senam. Aktivitas fisik sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, khususnya

organ jantung dan paru-paru. Aktivitas fisik juga menyehatkan pembukuh darah

dan menegah hipertensi. Usaha pencegahan hipertensi akan optimal jika aktif

beraktivitas fisik dibarengi dengan menjalankan diet sehat dan berhenti

merokok.(Yunita Indah Prasetyaningrum 2014 ; 12-14).

7. Kebiasaan Merokok

Gas CO yang dihasilkan rokok mempunyai kemampuan mengikat

hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat

dibandingkan oksigen (Kozlowski et al., 2001). Akibatnya sel tubuh menjadi

kekurangan oksigen dan akan berusaha meningktkan oksigen melalui

kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut (spasme). Bila proses

spasme belangsung lama dan terus menerus, akibatnya pembuluh darah akan

mudah rusak dengan terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis atau pengerasan

pembuluh darah tersebut mengakibatkan tekanan darah didalam pembuluh

menjadi tinggi. Selain itu nikoton yang terkandung dalam asap rokok

menyebabkan perangsangan terhadap hormon adrenalin yang bersifat memicu

Page 39: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

39

jantung dan tekanan darah (Husaini, 2007). Jantung akan bekerja keras,

sedangkan tekanan darah akan semakin tinggi dan berakibat sebagai hipertensi.

Selain dari lamanya merokok, kecenderungan akibat merokok terbesar

tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseorang lebih dari satu

pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan dari pada mereka yang tidak

merokok (Bustan,1997). Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon

monoksida yang dihisap melalui rokok, masuk kedalam aliran darah dan

merusak lapisan endotelpembuluh darah arteri, mengakibatkan proses

aterosklerosis dan hipertensi (Bustan,1997). Nikotin dalam tembakaulah

penyebab meningkatnya tekanan darah segara setelah isapan pertama. Seperti

zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh

darah amat kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam

beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin

dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin

(adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkanpembuluh darah dan

memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.

Setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik maupun diastolik

akan meningkat 10 mmHg. Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini

sampai 30 menit setelah berhenti mengisap rokok. Sementara efek nikotin

perlahan-lahan menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan.

Namun pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi

sepanjang hari(Bustan,1997). Secara langsung setelah kontak dengan nikotin

akantimbul stimulan terhadap kelenjar adrenal yang menyebabkan lepasnya

Page 40: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

40

epineprin (adrenalin). Lepasnya adrenalin merangsang tubuh melepaskan

glukosa mendadak sehingga kadar gula darah meningkat dan tekanan darah

juga meningkat, selain itu pernafasan dan detak jantung akan meningkat

(Bustan,1997).

Kebiasaan merokok menyebakan 1 dari 5 kasus kematian di Amerika

setiap tahun. Merokok merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang paing

bisa dicegah. Pasalnya, zat kimia yang dihasilkan dari pembakaran tembakau

berbahaya bagi sel darah dan organ tubuh lainnya, seperti jantung, pembuluh

darah, mata, organ reproduksi, paru-paru, bahkan organ pencernaan. Selain itu,

konsumsi minuman beralkohol juga dapat meningkatkan tekanan darah.

Penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan terjadinya hipertensi

meningkatdua kali lipat jika mengonsumsi minuman beralkohol lebih dari tiga

gelas sehari.( Yunita Indah Prasetyaningrum 2014 ; 12-14).

Rokok dapat merangsang sistem adrenergik dan meningkatnya tekanan

darah. Selain itu rokok juga mempengaruhi pembuluh darah. Racun pada rokok

yang berjumlah ribuan oksidan. Radikal bebas yang merusak dan menyebabkan

keelastisan pembuluh darah berkurang akibatnya pembuluh darah meningkat.(

Lany Gunawan, 2001; 17-19).

Hubungan merokok dengan kejadian hipertensi sudah banyak dijelaskan

oleh para ahli. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida

yang diisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak

lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses arterosklerosis

sehingga akan memicuterjadinya hipertensi (Nurkhalida, 2008).

Page 41: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

41

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat

dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko

terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Dalam

penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and

Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya

tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan

perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8%

subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan

dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian

hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih

dari 15 batang perhari.

8. Kebiasaan minum beralkohol

Konsumsi minuman beralkohol dapat meningkatkan tekanan darah.

Penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan terjadinya hipertensi

meningkatdua kali lipat jika mengonsumsi minuman beralkohol lebih dari tiga

gelas sehari.(Yunita Indah Prasetyaningrum 2014 ; 12-14). Sesorang yang

minum alkohol dalam jumlah berlebihan memiliki tekanan darah yang lebih

tinggi dari pada individu yang tidak minum sedikitpun. Peningkatan tekanan

darah karena alkohol karena peningkatan kadar kortisol dan peningkatan

volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam menaikkan

tekanan darah. Alkohol dapat merusak fungsi saraf pusat dan saraf tepi. Apabila

saraf simpatis terganggu, maka pengaturan tekanan darah menjadi terganggu

pula (Lany Gunawan, 2001; 17-19).

Page 42: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

42

Tekanan darah akibat alkohol belum jelas, namun diduga peningkatan

kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah

berperan dalam menaikkan tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan

hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol serta diantaranya

melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak bila

mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar setiap harinya.

9. Stres

Stres mudah menyebabkan hipertensi, berbagai cara seperti duduk

berdiam diri, membaca, berkebun, meditasi, yoga, hipnotis, dan melakukan

hobi, dapat menjadi alternatif untuk menciptakan keadaan relaksasi (Eva

Wahyudi, 2008). Menurut Sarafindo (1990) yang dikutip oleh Bart Smet, stres

adalah suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan

lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari

situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari

seseorang. Stresadalah yang kita rasakan saat tuntutan emosi, fisik atau

lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan kemampuan kita untuk

mengatasinya dengan efektif. Namun harus dipahami bahwa stres bukanlah

pengaruh-pengaruh yang datang dari luar itu. Stres adalah respon kita terhadap

pengaruh-pengaruh dari luar itu (Smet Bart,1994). Sudah lama diketahui bahwa

stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa

takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon

adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga

Page 43: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

43

tekanan darah akan meningkat. Jika stress berlangsung cukup lama, tubuh akan

berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau

perubahan patologis. Gejala yang muncul berupa hipertensi atau penyakit

gastritis (Smet Bart,1994). Menurut Slamet (2001) Suryono stress juga

memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal ini diduga melalui saraf simpatis

yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Apabila stress

berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian tekanan darah yang

menetap.

Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah

jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini

dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik

personal.

Stress ini diukur dengan menggunakan Depression Anxiety Stress Scale

42 (DASS 42) oleh Lovibond (1995). Psycchometric of The Depression

Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) terdiri dari 42 item. DAAS adalah

seperangkat skala subjektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional

negatif dari depresi, kecemasan, dan stres. DAAS 42 dibentuk tidak hanya

untuk mengukur secara konvensional mengenai status emosional, tetapi untuk

proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian, dan pengukuran yang

berlaku dimanapun dari status emosional, secara signifikan biasanya

digambarkan sebagai stres. DAAS dapat digunakan baik itu oleh kelompok atau

individu untuk tujuan penelitian. Tingkatan stres pada instrument ini berupa

Page 44: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

44

normal, ringan, sedang, berat, sangat berat. Tingkat stres ini diukur dengan

kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DAAS 42). Dimana nilai 0 :

Tidak ada atau tidak pernah, 1 : sesuai dengan yang dialami sampai tingkat

tertentu atau kadang-kadang, 2 : sering, 3 : sangat sesuai yang dialami, atau

hampir setiap saat (Nursalam, 2011).Psycchometric of The Depression Anxiety

Stress Scale 42 (DASS 42) terdiri dari 42 item. Kriteri penilaian tingkat stress

skala DAAS sebagai berikut :

Normal : jika diperoleh skor responden adalah 0-29

Ringan : jika diperoleh skor responden adalah 30-59

Sedang : jika diperoleh skor responden adalah 60-89

Berat : jika diperoleh skor responden adalah 90-119

Sangat berat : jika diperoleh skor responden adalah > 120

10. Penggunaan jelantah dan lemak

Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali dipakai

untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak yang telah rusak.

Dianjurkan oleh Ali Komsan, bagi mereka yang tidak menginginkan menderita

hiperkolesterolemi untuk membatasi penggunaan minyak goreng terutama

jelantah karena akan meningkatkan pembentukan kolesterol yang berlebihan

sehingga akan mudah mengalami penyakit aterosklerosis dan hal ini dapat

memicu terjadinya penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, darah tinggi dan

lainlain (Chomsan-Ali,2003).

Page 45: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

45

Kebiasaan konsumsi lemak kenuh erat kaitannya dengan peningkatan

berat badan (Hull dan Aliaon, 1996 ). Konsumsi lemak jenuh juga

meningkatkan aterosklerosis yang erat kaitannya dengan kenaikan tekanan

darah (Price, 1995). Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam

makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak

jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan

lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah (Price,

1995).

Makanan lemak yang dapat meningkatkan tekanan darah seperti coto,

gorengan, sop buntut, sate daging, jeroan, sosis, keripik kentang, susu, permen,

donat, eskrim, sup, dan mi instan.

11. Obat-obatan

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah,

kerena itu perlu diperahatikan penggunaannya. Bila obat tersebut dihentikan,

tekanan darah umumnya dapat kembali normal. Obat-obatan yang umum

dipakai dan dapat meningkatkan tekanan darah antara lain pil. KB, enstrogen,

obat batuk pilek yang mengandung dekongestan, pil diet,obat untuk radang non

steroid (NSAID) sepertin ibuprofen.

Page 46: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

46

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

Berdasarkan landasan teori, maka peneliti berasumsi bahwa variabel

penelitian ini adalah faktor predisposisi penyebab terjadinya hipertensi antara

kelebihan berat badan, kebiasaan makan (≥ 1x/hari), kebiasaan minum

beralkohol, kebiasaan merokok, , aktivitas fisik, , dan stres. Peneliti berasumsi

bahwa, dalam mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, maka akan diperoleh faktor

yang cenderung menyebabkan penyakit hipertensi yang mengakibatkan kasus

hipertensi selalu mengalami kenaikan jumlah penderita khususnya di Poli Jantung

Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

a. Kelebihan berat badan

Kelebihan berat badan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi,dan

dibuktikan bahwa faktor ini memiliki kaitan erat dengan terjadinya hipertensi

kemudian hari. Untuk mengetahui mengetahui seseorang memiliki berat

badan lebih dapat dilihat dari perhitungan Index Massa Tubuh (IMT).

b. Kebiasaan makan

Konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak merupakan hal

yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Asupam garam

atau natrium antara 5-15 gram perhari akan meningkatkan prevalensi

terjadinya hipertensi sekitar 15-20%. konsumsi lemak yang berlebihan akan

menyebabkan terbentuknya plak pada pembulu darah sehingga meningkatkan

Page 47: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

47

pompa jantung untuk untuk mengedarkan darah diseluruh tubuh akibatkan

akan menyebakan hipertensi.

c. Kebiasaan minum beralkohol

Sesorang yang minum alkohol dalam jumlah berlebihan memiliki tekanan

darah yang lebih tinggi dari pada individu yang tidak minum sedikitpun.

Peningkatan tekanan darah karena alkohol karena peningkatan kadar kortisol

dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan

dalam menaikkan tekanan darah.

d. Kebiasaan merokok

Nikotin dalam tembakau merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah

segera setelah hisapan pertama. Zat-zat kimia dalam rokok akan menyebar

diseluruh tubuh bersama aliran darah sampai di otak sehingga akan

memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin sehingga

akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja

lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi

e. Stres

Stres dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenal

sehingga jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan

darah meningka.

Page 48: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

48

B. Kerangka Pikir Penelitian

Faktor-faktor predisposis penyebab hipertensi

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: variabel yang diteliti

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas (variabel independent) : kelebihan berat badan,

kebiasaan makan, kebiasaan minum beralkohol, kebiasaan merokok,

aktivitas fisik, stres dan penderita hipertensi (Diteliti).

Kelebihan berat badan

Kebiasaan minumberakohol

Aktivitas fisik

Stres

Kebiasaan Makan

PenderitaHipertensi

Kebiasaan merokok

Page 49: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

49

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Penyakit hipertensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

keadaan dimana tekanan darah untuk sistolik lebih besar atau sama dengan 140

mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg melalui satu kali

pemeriksaan dalam pertama kali kunjungan ataubeberapa kali kunjungan.

Faktor predisposisi penyebab terjadinya hipertensi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah faktor-faktor yang cenderung menyebabkan hipertensi pada

pasien seperti kelebihan berat badan, kebiasaan makan, kebiasaan minum

beralkohol, kebiasaan merokok, dan stres. Yang dinilai berdasarkan penimbangan

berat badan, skala DASS, dan jawaban pada lembar keusioner. Kuesioner untuk

penilaian faktor kebiasaan makan, kebiasaan minum beralkohol,dan kebiasaan

merokokmenggunakan skala Likert dengan jawaban “Tidak pernah” bernilai 1,

“Jarang’’ bernilai 2, “Kadang-kadang ” bernilai 3, “Selalu” bernilai 4, “ Selalu ’’

bernilai 5. Sedangkan untuk penilaian faktor stres menggunakan skala DASS

dengan kriteria nilai normal : jika diperoleh skor responden adalah 0-29, ringan :

jika diperoleh skor responden adalah 30-59, sedang : jika diperoleh skor responden

adalah 60-89, berat : jika diperoleh skor responden adalah 90-119, sangat berat :

jika diperoleh skor responden adalah > 120.

Kriteria Objektif

a. Kelebihan berat badan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dilihat dari

Indeks Masa Tubuh (IMT)

Kriteria objektif :

Page 50: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

50

Bukan Faktor Predisposisi : jika responden memiliki IMT ≤25 kg/m2

Faktor Predisposisi : jika responden memiliki IMT > 25 kg/m2

b. Kebiasaan makan yaitu kebiasaan makan ikan asin, telur asin, sayur asin, ikan

pindang, ikan teri,abon, manisan buah,kecap asin, terasi, saos sambal dan

makanan kaleng, keripik kentang, sup, sop buntut, sate daging, jeroan, coto,

daging sapi dan berbagai macam gorengan.

Kriteria objektif :

Bukan Faktor Predisposisi : jika nilai responden < 60 %

Faktor Predisposisi : jika nilai responden ≥ 60 %

c. Kebiasaan minum beralkohol yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kebiasaan responden mengkonsumsi minuman seperti bir, anggur, arak,

pongasi, dan kameko.

Kriteria objektif :

Bukan Faktor Predisposisi : jika nilai responden < 60 %

Faktor Predisposisi : jika nilai responden ≥ 60 %

d. Kebiasaan merokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bila mana

responden menghisap rokok secara kontinu setiap hari atau tidak sebanyak 1-3

batang per hari dalam kurun waktu satu tahun

Kriteria objektif :

Page 51: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

51

Bukan Faktor Predisposisi : jika nilai responden < 60 %

Faktor Predisposisi : jika nilai responden ≥ 60 %

e. Stres yang dimaksud dalam penelitian ini stres yang dialami responden seperti

mudahmarah, cemas yang berlebihan, kesal, sedih, depresi, ketakutan tanpa

alasan yang tidak jelas, merasa tidak berharga, sulit beristirahat, kehilangan

harapan, putus asa, merasa panik, merasa takut, tegang, merasa gelisah dan

gemetar.

Kriteria objektif :

Bukan Faktor Predisposisi : jika nilai responden < 60

Faktor Predisposisi : jika nilai responden ≥ 60

Page 52: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

52

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan anlitik

observasional yaitu suatu penelitian untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi

penyebab hipertensi, dengan cara pengumpulan data pada saat bersamaan (poit

time approch), artinya subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan

pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat

pemeriksaan.

B. Waktu dan Tempat Peneliitian

1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 sampai 23 Mei 2015

2. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Poli Jantung RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien baru yang datang

berobat di Poli Jantung Rumah Sakit Umum periode bulan februari

sampai maret tahun 2015 sebanyak 102 orang.

Page 53: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

53

2. Sampel

a. Tehnik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dalam peneltian ini adalah dengan menggunakan

tehnik accidental sampling. Accidental sampling artinya pengambilan

sampel dilakukan dengan cara mengambil kasus yang ada atau tersedia

saat berlangsungnya penelitian (Arikunto, 2006 : 121)

b. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan teori Arikunto (2002)

bahwa jika jumlah populasi lebih dari 100 orang maka yang diambil

adalah 10 – 30 %. Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini 102

orang maka penentuan jumlah sampel menggunakan rumus sebagai

berikut:

30% x 102 = x 102 = 30,6, dibulatkan menjadi 31 orang.

c. Kriteria Sample

1) Kriteria Ekslusif :

a) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden

b) Pasien yang tidak berobat di rawat jalan

c) Pasien yang tidak hipertensi

d) Pasien yang buta aksara

2) Kriteria Inklusif :

a) Pasien yang bersedia menjadi responden

c) Pasien yang datang berobat di rawat jalan

Page 54: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

54

d) pasien yang terdiagnosis hipertensi dengan tekanan darah lebih

tinggi atau pada 140/90 mmHg.

e ) Pasien yang dapat membaca dan menulis.

D. Instrumen Penelitian

1. Tensimeter dan stetoskope

2. Timbangan berat badan portabel

3. Kuesioner

4. Pengukur tinggi badan

E. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan data penelitian ini, maka

tehnik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah studi lapangan,

dimana peneliti berada langsung dilokasi penelitian (Poli Jantung RSU Bahteramas

Sulawesi Tenggara) dengan menggunakan tehnik sebagai berikut :

1. Dokumenter yaitu berupa data penyakit yang diperoleh melalui penelusuran

catatan medical record dan buku register kasus di Poli Jantung.

2. Pengukuran tekanan darah dan penimbangan berat badan serta pengukuran

tinggi badan.

Kuesioner yaitu daftar pernyataan yang berisi tentang semua faktor

penyebab yang berhubungan dengan penyakit hipertensi. Pada pernyataan tersebut

diberikan dalam bentuk pernyataan tertutup dengan memberikan alternatif jawaban

Tidak pernah, Jarang, Kadang-kadang, Sering, Selalu.. Sebelum pengambilan data

penelitian terlebih dahulu mengajukan surat permohonan menjadi responden

kepada seluruh pasien rawat jalan, selanjutnya peneliti mengajukan surat

Page 55: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

55

persetujuan menjadi responden, kemudian melakukan pengukuran tekanan darah

pada pasien yang mau jadi responden, selanjutnya melakukan pengukuran tinggi

badan dan berat badan langkah terakhir adalah membagikan angket/kuesioner

yang berisikan 5 pernyataan kebiasaan makan, 5 pernyataan kebiasaan minum

beralkohol, 5 pernyataan kebiasaan merokok, dan 42 pernyataan stres, total 57

yaitu item pernyataan.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan akan diolah dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Koding (coding)

Memberikan kode pada setiap data yang ada.

b. Edit (Editing)

Memberikan setiap halaman kuesioner apakah telah diterima semua, cara

mengisi, kelengkapan isian dan apakah sesuai dengan petunjuk pengisian.

c. Skoring (Scoring)

Perhitungan pada jawaban responden yang telah diisi pada penjelasan

keusioner dari berbagai variabel yang diteliti.

d. Tabulasi (Tabulting)

Menyusun data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi setelah dilakukan

perhitungan data secara manual.

Page 56: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

56

2. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini akan dilakukan untuk mendapatkan

persentase hasil identifikasi setiap variabel yang diteliti untuk memperoleh

faktor predisposisi penyebab terjadinya hipertensi.

Untuk mengetahui presentase jawaban responden dan hasil

kuesioner, pengukuran tekanan darah dan berat badan yang dapat digunakan

rumus sebagai berikut :

(Candra B, 2009 : 38).

Keterangan :

P = Jumlah presentase variabel yang diteliti

f = susunan kategori variabel yang diamati

n = jumlah sampel peneliti

K = kontanta (100%)

G. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang disertai

dengan narasi untuk dapat memberikan penjelasan pada setiap variabel yang

diteliti.

P = f/n x K

Page 57: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

57

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografis

Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara sejak tanggal 21

November 2012 pindah lokasi dari di Jalan Dr. Ratulangi No. 151

Kelurahan Kemaraya Kecamatan Mandonga ke Jalan Kapt. Piere Tendean

No. 40 Baruga. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau dengan

kendaraan umum dengan batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Jalan Kapt. Piere Tendean

b. Sebelah Timur : Perumahan Penduduk

c. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk

d. Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi

b. Luas Lahan dan Bangunan

RSU Bahteramas berdiri di atas tanah seluas 69,000 m2. Luas

seluruh bangunan adalah 22.577,38 m2. Halaman parkir seluas 1.500

m2. Semua bangunan mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi.

Disamping kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien, kegiatan yang

tidak kalah pentingnya adalah kegiatan administrasi, pengelolaan makanan,

Page 58: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

58

pemeliharaan atau perbaikan instalasi listrik dan air, kebersihan dan lain-

lain.

c. Fasilitas Tempat Tidur

Tabel 5.1Jumlah Tempat Tidur RSU Prov. Bahteramas

Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015

Kelas PerawatanTahun

2011 2012 2013 2014 2015

VIP 17 17 17 17 17

KELAS I 41 41 41 43 43

KELAS II 36 37 49 48 48

KELAS III 87 113 120 116 116

NON KELAS 38 39 41 43 43

JUMLAH 219 247 260 267 267

Sumber : Profil Rumah Sakit Umum Bahteramas Tahun 2015.

d. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) di RSU Provinsi Sultra hingga 31 Desember

2012 berjumlah 703 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri atas tenaga medis,

paramedis dan non medis. Tenaga kontrak berjumlah 80 orang.Jumlah

keseluruhan tenaga masih belum memenuhi standar jumlah tenaga minimal untuk

Rumah Sakit Umum Kelas B. Beberapa tenaga dengan keterampilan tertentu

masih sangat diperlukan pada saat ini.

Page 59: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

59

Tabel 5.2Jenis dan Jumlah Ketenagaan RSU Bahteramas Tahun 2011Sampai

Dengan Tahun 2015

No Jenis TenagaTahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Tenaga Medis 62 50 71 70 68

Dokter Spesialis (S-2) 28 26 32 30 28

Dokter Umum (S-1) 30 20 35 37 37

Dokter Gigi (S-1) 4 4 4 3 3

2 Paramedis Perawatan 261 286 315 378 330

Sarjana (S-I dan D-IV) 10 13 17 27 26

Akademi (D-III) 153 180 212 276 278

Diploma I (D-I) 18 16 16 3 3

SLTA 80 77 81 72 71

3 Paramedis Non Perawatan 128 158 183 207 207

Pasca Sarjana (S-II) 15 16 18 20 22

Sarjana (S-I dan D-IV) 54 62 72 83 78

Akademi (D-III) 32 43 61 76 81

Diploma (D-I) 13 17 11 11 10

SLTA 21 19 21 17 16

4 Non Medis 100 111 111 116 98

Sarjana (S-I) 17 21 22 27 27

Akademi (D-III) 2 3 15 6 4

SLTA 70 76 76 83 67

SLTP 6 7 7 0 1

SD 5 4 3 0 0

TOTAL 549 617 700 771 703

Sumber : Profil Rumah Sakit Umum Bahteramas Tahun 2015

Page 60: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

60

2. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari yaitu mulai tanggal 21 sampai

dengan 23 Mei 2015 di Poli Klinik Jantung RSU Bahteramas dengan jumlah

sampel sebanyak 31 orang. Setelah dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan

data dan pengolahan data secara manual dengan menggunakan kalkulator

diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Poli

Jantung Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2015.

No Kelompok Umur(Tahun)

Jumlah Presentase(%)

1. 30-39 1 3,232. 40-49 4 12,903. 50-59 7 22,584. 60-69 14 45,165. 70-79 5 16,13

JUMLAH 31 100Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 5.3, di atas menunjukkan bahwa dari 31 responden yang

telah diteliti pada umumnya masuk dalam kelompok umur usia lanjut

yaitu 60-69 tahun sebanyak 14 orang (45,16%) dan yang paling sedikit

ada pada kelompok umur dewasa akhir yaitu 30-39 tahun sebanyak 1

orang (3,23%). Pengelompokkan usia tersebut berdasarkan kriteria dari

DepKes RI 2009.

Page 61: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

61

b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Poli Jantung

Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2015.

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase(%)

1. Laki-Laki 18 58,06

2 Perempuan 13 41,94JUMLAH 31 100

Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 5.4, di atas menunjukkan bahwa dari 31 responden yang telah

diteliti, sebanyak 18 orang (58.06) responden berjenis kelamin laki-laki dan

13 orang (41,94) responden berjenis kelamin perempuan.

c. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Poli Jantung

Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2015.

No Pekerjaan Jumlah Presentase(%)

1. Pensiunan 7 29,172. Tani 4 16,674. PNS 7 29,175. Wiraswasta 6 25

JUMLAH 24 100Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 5.5 Menunjukkan bahwa dari 31 responden yang telah diteliti

umumnya telah Pensiun yaitu sebanyak 7 orang (29,17%), responden yang

memiliki pekerjaan sebagai Tani sebanyak 4 orang (16,67%), responden sebagai

Page 62: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

62

Pegawai Negeri Sipil sebanyak 7 orang (29,17%), responden yang memiliki

pekerjaan sebagai Wiraswasta sebanyak 6 orang (25%).

3. Variabel Yang Diteliti

a. Faktor Kelebihan Berat BadanTabel 5.6

Distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab hipertensi berdasarkankelebihan berat badan Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015.

No Kategori FPresentase

(%)

1. Bukan Faktor Predisposisi 23 74,192. Faktor Predisposisi 8 25,81

JUMLAH 31 100Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden

yang mengalami hipertensi, 23 responden atau sekitar (74,19%) yang

memiliki berat badan rendah dengan IMT < 25 kg m2 dan 8 orang atau sekitar

(25,81%) yang memiliki kelebihan berat badan dengan IMT > 25 kg m2.

a. Faktor Kebiasaan Makan

Tabel 5.7Distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab hipertensi berdasarkan

kebiasaan makanan Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum BahteramasProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015.

No Kategori fPresentase

(%)

1. Bukan Faktor Predisposisi 22 70,972. Faktor Predisposisi 9 29,03

JUMLAH 31 100Sumber : Data Primer Diolah

Page 63: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

63

Berdasarkan tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa dari 31

responden yang mengalami hipertensi, 22 orang atau sekitar (70,97%) yang

tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung

garam dan lemak, dan 9 orang atau sekitar (29,03%) yang memiliki

kebiasaan makan yang mengandung garam dan lemak.

c. Faktor Kebiasaan Minum Alkohol

Tabel 5.8Distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab hipertensi berdasarkan

kebiasaan minum alkohol Di Poli Jantung Rumah Sakit UmumBahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015.

No Kategori fPresentase

(%)

1. Bukan Faktor Predisposisi 28 90,32

2. Faktor Predisposisi 3 9,68

JUMLAH 31 100

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 5.8 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden

yang mengalami hipertensi, 28 orang atau sekitar (90,32%) yang tidak

memiliki kebiasaan minum alcohol, dan 3 orang atau sekitar (9,68%) yang

memiliki kebiasaan minum alkohol.

Page 64: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

64

d. Faktor Kebiasaan Merokok

Tabel 5.9Distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab hipertensi berdasarkan

kebiasaan merokok Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum BahteramasProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015.

No Kategori fPresentase

(%)

1. Bukan Faktor Predisposisi 24 77,412. Faktor Predisposisi 7 22,59

JUMLAH 31 100Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden

yang mengalami hipertensi, 24 orang atau sekitar (77,41%) yang tidak

memiliki kebiasaan merokok , dan 7 orang atau sekitar (22,59%) yang

memiliki kebiasaan merokok.

e. Faktor Stress

Tabel 5.10Distribusi frekuensi faktor predisposisi penyebab hipertensi berdasarkan

stress Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum Bahteramas ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2015.

No Kategori FPresentase

(%)

1. Bukan Faktor Predisposisi 25 80,642. Faktor Predisposisi 6 19,36

JUMLAH 31 100Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 5.10 diatas menunjukkan bahwa dari 31responden

yang mengalami hipertensi, 25 orang atau sekitar (80,64%) yang mengalami

stress, dan 6 orang atau sekitar (19,36%) yang tidak mengalami stress.

Page 65: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

65

B. Pembahasan

a. Faktor predisposisi penyebab terjadinya hipertensi berdasarkan

kelebihan berat badan.

Pada tabel 5.6 tentang faktor kelebihan berat badan, terdapat data bahwa

distribusi frekuensi faktor kelebihan berat badan dari 31 responden yang

mengalami hipertensi, terdapat 23 orang atau (74,19%) yang bukan faktor

predisposisi penyebab hipertensi karena memiliki Indeks Massa Tubuh rata-rata

<25 kg/m2, dan hanya 8 orang atau sekitar (25,81%) yang merupakan faktor

predisposisi penyebab terjadinya hipertensi karena memiliki Indeks Massa Tubuh

rata-rata >25 kg/m2.

Ada beberapa teori mengatakan bahwa seseorang yang mengalami

obesitas atau kegemukan lebih mudah mengalami prehipertensi atau hipertensi.

Indikator yang biasa digunakan unutk menentukan ada-tidaknya obesitas pada

seseorang adalah melalui pengukuran IMT atau lingkar perut. Meskipun

demikian, kedua indikator terbaik untuk menentukan terjadinya hipertensi, tetapi

menjadi salah sau faktor yang mempercepat kejadian hipertensi. (Menurut Yunita

Indah Prasetyaningrum 2014 ; 12-14).

Sama halnya dengan teori yang dikemukakan oleh Khomsan dan Ali

(2003) bahwasannya kelebihan berat badan cenderung mengalami penyakit

kardiovaskular seperti hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa

tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan

makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui

pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada

Page 66: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

66

dinding arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut

jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh

menahan natrium dan air sehingga dapat meningkatkan volume darah dan akan

menyebabkan hipertensi. (Hull dan Alison,1996).

Siswono (2007) juga mengemukakan bahwa peningkatan berat badan

memainkan peranan penting pada mekanisme timbulnya hipertensi pada orang

dengan obesitas. Mekanisme terjadinya hal tersebut belum sepenuhnya dipahami,

tetapi pada obesitas didapatkan adanya peningkatan volume plasma dan curah

jantung yang akan meningkatkan tekanan darah. Alat bantu untuk mengukur

keadaan obesitas adalah dengan rumus indeks masa tubuh. Cara menghitungnya

dengan membagi antara berat badan (dalam kg) dengan tinggi badan (cm

dikuadratkan). IMT 18,5 – 25 berat badan normal, jika IMT antara > 25 – 29 berat

badan dikatakan tidak normal yaitu kelebihan berat badan tergolong gemuk. Jika

IMT diatas 29, tergolong Obesitas.

Teori tersebut sejalan dengan penelitian Febby dan Nanang tentang faktor-

faktor yang berhubunga dengan tekanan darah di puskesmas telaga murni,

cikarang barat tahun 2012, dalam penelitian ini diketahui bahwa ada 76,9%

responden hipertensi yang memilki IMT yang menunjukkan gizi lebih atau

kelebihan berat badan dan 6,1% yang memiliki IMT menunjukkan gizi tidak lebih

atau normal. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara berat badan

dengan hipertensi. Bila berat badan meningkat diatas berat badan ideal maka

risiko hipertensi jugameningkat. (Hull, 1996).

Page 67: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

67

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Framingham (2001) yang

menunjukkan bahwa orang yang obesitas akan mengalami peluang hipertensi 10

kali lebih besar (Dhianningtyas & Hendrati, 2006). Menurut Lily Ismudiati

Rilantono (2002) dalam Dhianningtyas & Hendrati (2006) menerangkan bahwa

insiden hipertensi meningkat 54 hingga 142% pada penderita-penderita yang

gemuk. Hal yang serupa pun dikemukakan oleh Purwanti (2005) bahwa orang

yang kegemukan lebih muda terkena hipertensi.

Meskipun teori dan hasil penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa

kelebihan berat badan dengan IMT atau Indeks Massa Tubuh >25kg/m2 dapat

beresiko terjadinya hipertensi, namun dalam penelitian ini dengan faktor

kelebihan berat badan menemukan bahwa dari 31 responden yang mengalami

hipertensi 23 orang atau (74,19%) yang bukan faktor predisposisi hipertensi dan 8

orang atau (25,81%) yang merupakan faktor predisposisi hipertensi. Rendahnya

jumlah responden penderita hipertensi pada faktor kelebihan berat badan karena

tidak adanya kebiasaan responden mengkonsumsi makanan atau minuman yang

dapat menimbulkan kelebihan berat badan atau kegemukan, selain itu responden

juga mendapatkan konsultasi dengan ahli gizi tentang makanan atau minuman

yang dapat menimbulkan kelebihan berat badan dan manakanan atau minuman

yang sehat untuk mengurangi berat badan.

b. Faktor predisposisi penyebab terjadinya hipertensi berdasarkan

kebiasaan makan.

Pada tabel 5.7 diperoleh data bahwa dari 31 responden yang mengalami

hipertensi, 22 orang atau sekitar (70,97%) yang bukan faktor predisposisi

Page 68: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

68

hipertensi karena tidak memilki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang

mengandung garam dan lemak, dan hanya 9 orang atau sekitar (29,03%) yang

merupakan faktor predisposisi hipertensi karena memiliki kebiasaan

mengkonsumsi makanan yang mengandung garam dan lemak. Price (1995)

mengemukakan bahwa konsumsi lemak jenuh akan meningkatkan aterosklerosis

yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah.

Teori tersebut didukung oleh Retno Sasongkowati, (2014), ia

mengemukakan bahwa makanan yang mengandung lemak seperti coto,

gorengan, sop buntut, sate daging, jeroan, eskrim, sup, dan dapat mengakibatkan

hipertensi. Makanan yang mengandung garam atau natrium juga dapat

menyebabkan tekana darah tinggi semakin banyak mengkonsumsi garam

(termasuk makanan asin), maka semakin tinggi pula kecenderungan terjadinya

peningkatan tekanan darah. Makanan asin yang dapat meningkatkan tekanan

darah yaitu ikan asin, telur asin, sayur asin, ikan pindang, ikan teri, dendeng,

abon, daging asap, asinan buah, manisan buah, biskuit, kecap, terasi, petis, tauco,

saos sambal dan saos tomat. Konsumsi makanan yang mengandung natirum dan

lemak merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi.

Asupan garam atau natrium antara 5-15 gram perhari akan meningkatkan

prevalensi terjadinya hipertensi sekitar 15-20%. Konsumsi lemak yang

berlebihan akan mengakibtakan terbentuknya plak pada pembuluh darah

sehingga meningkatkan pompa jantung unutk mengedarkan daah diseluruh tubuh

sehingga menyebabkan hipertensi.

Page 69: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

69

Teori tersebut sesuai dengan penelitian Alison Hull (1996), pada

penelitiannya menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium dan lemak

dengan hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium dan lemak akan

meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan volume

darah. Penumpukan lemak pada pembuluh darah akan terjadi plak sehingga

pompa jantung meningkat dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Teori dan penelitian telah membuktikan bahwa kebiasaan mengkonsumsi

makanan yang mengandung lemak dan natrium atau garam dapat menyababkan

hipertensi. Namun dalam penelitian ini dengan faktor kebiasaan makan

menemukan dari 31 responden yang mengalami hipertensi 22 orang atau

(70,97%) yang bukan faktor predisposisi hipertensi dan 9 orang atau (29,03%)

yang merupakan faktor predisposisi hipertensi. Rendahnya jumlah responden

penderita hipertensi pada faktor kebiasaan makan karena tidak ada kebiasaan

responden mengkonsumsi makanan yang mengandung garam dan lemak,

responden juga melakukan konsultasi dengan ahli gizi tentang asupan makanan

yang dapat menimbulkan hipertensi seperti makanan yang mengandung garam

dan lemak.

c. Faktor predisposisi penyebab terjadinya hipertensi berdasarkan

kebiasaan minum beralkohol.

Pada tabel 5.8 diperoleh hasil penelitian bahwa dari 31 responden yang

mengalami hipertensi, 28 orang atau (90,32%) yang bukan faktor predisposisi

hipertensi karena responden tidak memiliki kebiasaan minum beralkohol, dan

Page 70: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

70

hanya 3 orang atau (9,68%) yang merupakan faktor predisposisi hipertensi

karena responden memiliki kebiasaan minum beralkohol.

Teori Lany Gunawan (2001) mengemukakan nahwa sesorang yang

minum alkohol dalam jumlah berlebihan memiliki tekanan darah yang lebih

tinggi dari pada individu yang tidak minum sedikitpun. Peningkatan tekanan

darah karena alkohol karena peningkatan kadar kortisol dan peningkatan

volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam menaikkan

tekanan darah. Alkohol dapat merusak fungsi saraf pusat dan saraf tepi. Apabila

saraf simpatis terganggu, maka pengaturan tekanan darah menjadi terganggu

pula.

Teori Smith (1995) juga mengatakan bahwa apanila seseorang

mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak dengan frekwensi yang

berlebihan maka bahaya hipertensi tidak segan-segan menghampiri. Minuman

beralkohol bersifat panas sehingga bila dikonsumsi diatas lima belas menit

sampai dua puluh minuman standar seminggu dapat meninggikan tekanan darah

dan secara langsung dapat meracuni jantung.

Teori tersebut sesuai juga dengan penelitian Febby dan Nanang (2012)

yang menemukan bahwa responden yang mengkonsumsi alkohol dan terkena

hipertensi sebesar 71,4% dan yang tidak mengkonsumsi alkohol sebesar 26,5%.

Hasil uji statistik menyatakan ada hubungan yang bermakna (p=0,43). Hasil ini

Page 71: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

71

sejalan dengan penelitian Purniawaty (2010) bahwa mengkonsumsi alkohol ada

hubungan yang bermakna terhadap hipertensi.

Meskipun teori dan hasil penelitian menemukan bahwa seseorang yang

minum alkohol dapat menyebakan resiko terjadinya hipertensi, namun berbeda

dengan hasil penelitian ini, dimana dalam penelitian ini dengan faktor kebiasaan

minum alkohol dari 31 responden yang mengalami hipertensi terdapat 28 orang

atau (90,32%) yang bukan merupakan faktor predisposisi hipertensi, dan hanya

3 orang atau (9,68%) yang merupakan faktor predisposisi hipertensi. Rendahnya

jumlah responden penderita hipertensi pada faktor kebiasaan minum alkohol

karena tidak ada kebiasaan responden mengkonsumsi alkohol, responden juga

melakukan konsultasi dengan dokter ahli jantung dan ahli gizi sehingga

responden menghindari minuman yang bisa menyebabkan hipertensi seperti

alkohol. Selain itu, responden lebih banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu 18

orang dan perempuan 13 orang, sehingga jumlah responden yang minum

beralkohol hanya dari kalangan laki-laki yaitu 3 orang, dan responden

perempuan tidak memilki kebiasaan minum beralkohol.

d. Faktor predisposisi penyebab terjadinya hipertensi berdasarkan

kebiasaan merokok.

Pada tabel 5.9 diperoleh data bahwa 24 orang atau (77,41%) yang

bukan faktor predisposisi hipertensi karena tidak memiliki kebiasaan merokok,

dan 7 orang atau (22,59%) yang merupakan faktor predisposisi hipertensi

karena responden memiliki kebiasaan merokok.

Page 72: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

72

Teori Bustan (1997) mengatakan bahwa zat-zat kimia beracun, seperti

nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok, masuk kedalam

aliran darah dan merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, mengakibatkan

proses aterosklerosis dan hipertensi. Nikotin dalam tembakaulah penyebab

meningkatnya tekanan darah segara setelah isapan pertama. Seperti zat-zat

kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah

amat kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam

beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin

dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin

(adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkanpembuluh darah dan

memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.

Setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik maupun diastolik

akan meningkat 10 mmHg. Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini

sampai 30 menit setelah berhenti mengisap rokok.

Teori ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syukraini Irza

(2009) pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung Sumatera Barat, ia

mendapatkan bahwa merokok merupakan faktor resiko kejadian hieprtensi

dengan besar resiko 6,9 kali lebih besar untuk terjadinya hipetensi dan

penelitian yang dilakukan oleh Fajar Haninda (2011) ia menemukan bahwa ada

hubungan antara jumalah rokok dengan kejadian hipertensi pada paisen

dilayanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat begitu pula dengan penelitian yang

dilakukan oleh Julianty Pradono (2010), ia menemukan bahwa ada hubungan

Page 73: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

73

antara lama merokok dengan kejadian hipertensi dengan nilai OR=1,5. Hal ini

disebabkan Gas CO yang dihasilkan rokok mempunyai kemampuan mengikat

hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat

dibandingkan oksigen (Kozlowski et al., 2001). Akibatnya sel tubuh menjadi

kekurangan oksigen dan akan berusaha meningktkan oksigen melalui

kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut (spasme). Bila proses

spasme belangsung lama dan terus menerus, akibatnya pembuluh darah akan

mudah rusak dengan terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis atau pengerasan

pembuluh darah tersebut mengakibatkan tekanan darah didalam pembuluh

menjadi tinggi. Selain itu nikoton yang terkandung dalam asap rokok

menyebabkan perangsangan terhadap hormon adrenalin yang bersifat memicu

jantung dan tekanan darah (Husaini, 2007).

Teori dan penelitian sebelumnya telah menemukam bahwa merokok bisa

meyebabkan faktor penyebab hipertensi, namun dalam penelitian dengan faktor

kebiasaan merokok juga menemukan bahwa dari 31 responden yang mengalami

hipertensi terdapat 24 orang (77,41%) yang bukan faktor predisposisi hipertensi

dan 7 orang (22,59%) yang merupakan faktor predisposisi hipertensi.

Rendahnya jumlah responden penderita hipertensi pada faktor kebiasaan

merokok karena tidak adanya kebiasaan responden dalam merokok, responden

juga telah mendapatkan konsultasi atau pendidikan kesehatan dari dokter ahli

jantung dan ahli gizi sehingga responden tidak merokok. Selain itu responden

lebih banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu 18 orang sedangkan perempuan 13

Page 74: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

74

orang, sehingga jumlah responden yang merokok hanya dari kalangan laki-laki

yaitu 7 orang, dan saat diteliti responden perempuan tidak memilki kebiasaan

merokok.

e. Faktor predisposisi penyebab terjadinya hipertensi berdasarkan stress

Pada tabel 5.10 diperoleh data bahwa 25 (80,64%) responden bukan

merupakan faktor predisposisi hipertensi karena hanya mengalami stress

ringan, dan 6 orang atau sekitar (19,36%) yang merupakan faktor

predisposisi hipertensi karena rata-rata responden mengalami stress tingkat

sedang.

Menurut teori Smet Bart (1994) sudah lama diketahui bahwa stres atau

ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa

bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon

adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat,

sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stress berlangsung cukup lama,

tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan

organis atau perubahan patologis, gejala yang muncul berupa hipertensi atau

penyakit gastritis. Menurut Slamet (2001) Suryono stress juga memiliki

hubungan dengan hipertensi. Hal ini diduga melalui saraf simpatis yang

dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Apabila stress

berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian tekanan darah yang

menetap.

Page 75: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

75

Penelitian ini sejalan dengan penelitian epidemiologik. Masterton dkk

memepelajari tekanan sistolik dari 116 pasien pskiatrik wanita yang dirawat

dirumah sakit secara terus menerus selama 19 tahun. Saat masuk perawatan

tekanan darah sistolik adalah 125 mmHg.suatu nilai yang tidak berbeda

Glasgow. Setelah 20 tahun kurungan tekanan darah dari wanita kontrol

Glasgow hampir 20 mmHg lebih besar daripada wanita yang dirawat.

Meskipun asupan garam dari kedua kelompok ini tidak dinilai dan obat-

obatan kedua kelompok ini dapat memberikan sumbangan untuk perbedaan

tekanan darah.

Dalam penelitian yang serupa, Timio mencatat tekanan darah setiap

empat tahun dari 126 wanita awam Italia dan membandingkannya dengan

tekanan darah yang didapatkan dari sekelompok biarawati yang menyendiri

selama 20 tahun. Semua biarawati tinggal didalam biara menghabiskan

seluruh waktunya terpencil dalam doa dengan interaksi sosial yang sangat

sedikit, sebagaimana aturan agama mereka. Tidak seorangpun dari kedua

kelompok ini yang merokok, menggunakan kontrasepsi oral atau berpindah

tempat tinggal selama periode ini. Diet pada kedua kelompok juga tidak

dibatasi. Setelah 20 tahun, tekanan darah pada kelompok kontrol (wanita

awam Italia) meningkat dari 127 mmHg menjadi 167 mmHg, tetapi pada

kelompok biarawati yang menyendiri tetap 127 mmHg, ini mendukung

bahwa stres memegang peranan penting dalam perkembangan hipertensi.

Teori dan hasil penelitian telah membuktikan bahwa stress sangat

mempengaruhi terjadinya hipertensi. Walaupun demikian, namun hasil

Page 76: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

76

penelitian dengan faktor stress menemukan bahwa dari 31 responden

terdapat 25 orang (80,64%) yang bukan faktor predisposisi hipertensi, dan 6

orang (19,36) yang merupakan faktor predisposisi hipertensi. Rendahnya

jumlah responden penderita hipertensi pada faktor stress karena responden

hanya mengalami stress tingkat normal hingga ringan, selain itu responden

juga telah mendapatkan pendidikan kesehatan dokter ahli jantung untuk

menghidari stress yang bisa menyebabkan hipertensi.

Berdasarkan pembahasan diatas terlihat jelas bahwa dari lima faktor

predisposisi penyebab terjadinya hipertensi yang menjadi variable penelitian

antara lain kelebihan berat badan, kebiasaan makan, kebiasaan minum

beralkohol, kebiasaan merokok, dan stress dapat dikatakan bahwa kelima

faktor tersebut bukan faktor predisposisi terjadinya hipertensi di Poli Jantung

Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara karena dari 31

responden yang diteliti terdapat 12 responden yang tidak mengalami faktor

predisposisi penyebab terjadinya hipertensi. Hal ini kemungkinan disebakan

oleh faktor lain yang menyebabkan hipertensi yaitu umur dan jenis kelamin.

Berdasarkan data hasil penelitian pada kelompok umur, responden

yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu 31 orang, terdapat 12

orang yang tidak mengalami faktor predisposisi penyebab hipertensi, dari

jumlah tersebut ada 7 orang yang memiliki umur 60 tahun atau lebih,

dimana pada usia ini arteri besar mengalami pengurangan

keelastisitasnya atau kelenturannya dan menjadi kaku sehingga tidak

dapat mengembang ketika jantung memompa darah melalui arteri

Page 77: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

77

tersebut. Oleh karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk

melalui pembuluh darah yang sempit dan inilah yang menyebabkan

peningkatan tekanan darah di atas 60 tahun, (Nurkhalida, 2013)

Hasil penelitian tersebut ditunjang oleh teori yang kemukakan oleh

Nurkhalida (2003) tentang faktor umur, bahwa dengan bertambahnya umur,

kecenderungan terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan

usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50%

diatas umur 60 tahun, hal ini disebabkan karena arteri besar kehilangan

kelenturannnya dan menjadi kaku, sehingga tidak dapat mengembang

ketika jantung memompa darah melalu arteri tersebut. Karena itu darah

pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit

dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Teori tersebut didukung oleh Yunita Indah Prasetyaningrum (2014

; 12-14) bahwa kejadian hipertensi cenderung meningkat seiring dengan

pertambahan usia, sebanyak 655 orang Amerika berusia 60 tahun atau lebih

mengalami hipertensi. Jenis hipertensi yang banyak dijumpai pada kelompok

lansia adalah isolated hypertension.

Hasil penelitian dan teori tersebut sejalan dengan penelitian Herke

tentang Karekteristik Dan Faktor Berhubungan Dengan Hipertensi Di Desa

Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah,

Tahun 2006, dengan hasil penelitian pada umur 60-77 tahun memiliki

distribusi terbanyak mengalami hipertensi. Hal ini terjadi karena pada usia

tersebut arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku karena itu

Page 78: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

78

darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang

sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Penelitian ini

juga sesuai dengan penelitian Ika dengan judul Faktor Resiko Penyakit

Hipertensi Pada Laki-Laki Di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangrejo

Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun, dimana jumlah penderita hipertensi di

Puskesmas Tawangrejo sebesar 2.333 orang dengan kasus terbanyak terjadi

pada usia 60-69 tahun dengan prosentase 18,90% hal ini disebabkan karena

tekanan arterial yang meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, terjadinya

regurgirasi aorta, serta adanya proses degeneratife yang lebih sering pada

usia tua. Seperti yang ditemukan oleh, Muniroh Wirjatmadi & Kontoro

(2007), pada saat penambahan usia sampai mencapai tua, terjadi pula resiko

peningkatan penyakit yang meliputi kelainan saraf atau kejiwaan, kelainan

jantung dan pembuluh darah serta berkurangnya fungsi panca indera dan

kelainan metabolisme pada tubuh.

Kemudian faktor jenis kelamin, pada tabel hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari 31 responden yang mengalami hipertensi terdapat

12 responden yang tidak disebabkan oleh lima faktor predisposisi penyebab

hipertensi baik kelebihan berat badan, kebiasaan makan, kebiasaan minum

beralkohol, kebiasaan merokok maupun stress. Dari 12 responden tersebut

terdapat 8 responden berjenis kelamin perempuan dengan umur rata-rata 50

tahun keatas artinya sudah mengalami menopause. Hal ini juga

memungkinkan bahwa penderita hipertensi di Poli Jantung dipengaruhi oleh

jenis kelamin perempuan yang mengalami menopause. Teori yang

Page 79: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

79

dikemukakan oleh Yunita Indah Prasetyaningrum bahwa Laki-laki atau

perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami hipertensi

selama kehudupannya. Namun, laki-laki lebih besar kemungkinannya

mengalami hipertensi dibandingkan dengan perempuan saat berusia sebelum

45 tahun. Sebaliknya saat usia 50 tahun ke atas, perempuan lebih retan

mengalami hipertensi dibandingkan laki-laki. Kondisi ini dipengaruhi oleh

hormone. Reckolhoff (2001) mengemukakan bahwa pria lebih cenderung

mengalami cardiovascular disease and hypertension (CVDH) dari pada

wanita. Akan tetapi, setelah wanita mengalami menopause maka insiden ini

terjadi CVDH cenderung sama pada wanita dan pria.

Ini dibuktikan penelitian yang dilakukan oleh Megan Coylewright dan

koleganya. Hasil penelitian menemukan bahwa wanita dalam masa menopause

lebih tinggi tekanan darahnya ketimbang wanita pre-menopause. Wanita dalam

masa menopause ditemukan memiliki tekanan darah sistolik lebih besar

daripada pria dengan BMI dan umur yang sama. Sedangkan tekanan darah

sistolik meningkat 5mm/Hg dalam lima tahun. Kenaikan tekanan darah sistolik

menunjukkan adanya penurunan penyesuaian arteri. Hubungan antara tekanan

darah dan terapi penggantian hormon (HRT) ditemukan yakni mereka yang

menggunakan terapi pergantian hormon memiliki tekanan darah yang sedikit

lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak menggunakan HRT. Sekali lagi,

ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara hormon yang diproduksi oleh

ovarium dengan tekanan darah wanita. Hal ini yang kemudian diteliti sebagai

penyebab hipertensi pada wanita menopause. Penelitian tentang penyakit

Page 80: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

80

hipertensi pada wanita menopause dan hubungannya dengan hormon pada

wanita ini juga mengungkapkan peranan dan bagaimana hormon dapat

mempengaruhi tekanan darah. Menopause dihubungkan dengan pengurangan

pada estradiol dan penurunan perbandingan rasio estrogen dan testosteron. Hal

ini mengakibatkan disfungsi endothelial dan menambah BMI yang

menyebabkan kenaikan pada aktivasi saraf simpatetik yang kerap kali terjadi

pada wanita yang mengalami menopause. Aktivasi saraf simpatetik ini akan

mengeluarkan stimulan renin dan angiotensin II. Disfungsi endhotelial ini

akhirnya meningkatkan kesensitifan terhadap garam dan kenaikan endhotelin.

Tidak hanya itu, kenaikan angiotensin and endhotelin dapat menyebabkan

stress oksidatif yang akhirnya berujung pada hipertensi atau darah tinggi.

Dari hasil penelitian Rayhani (2005) juga didapatkan wanita lebih

banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria yaitu 51% banding

49% dan hasil penelitian Oktora (2007) juga didapatkan wanita lebih banyak

menderita hipertensi dibandingkan dengan pria yaitu 58% banding 42%. Dari

beberapa literatur didapatkan berbagai pendapat mengenai hubungan antara

jenis kelamin dengan kejadian hipertensi. Menurut Cortas.K, prevalensi

terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung

dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum

mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam

meningkatkan kadar HDL. Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan

faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Selain itu

Page 81: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

81

faktor psikologis (stressor) juga turut mempengaruhi terjadinya hipertensi,

dimana stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung dan lain-lain) dapat

merangsang kelenjar anak ginjal untuk melepas hormon adrenalin dan memacu

jantung berdenyut lebih cepat dan lebih kuat sehingga tekanan darah akan

meningkat. Jika stress berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha

menyesuaikan sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis yang

menyebabkan terjadinya hipertensi.

Sementara untuk 2 responden lainnya mengalami hipertensi

kemungkinan besar disebabkan faktor keturunan, diketahui bahwa faktor

genetik merupakan faktor bawaan yang menjadi pemicu terjadinya penyakit

pada beberapa individu tertentu. Salah satunya adalah hipertensi, hal ini

berhubungan dengan peningkatan kadar sodiumin transeluler dan rendahnya

rasio antara potasium terhadap sodium individu dengan orang tua yang

mengidap hipertensi sehingga individu tersebut kemungkinan besar akan

menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai riwayat hipertensi.

Sejalan dengan teori Iskandar Junaidi (2010) yang mengatakan bahwa

faktor genetik merupakan faktor bawaan yang memicu timbulnya hipertensi

terutama hipertensi primer. Jika dalam keluarga seseorang ada yang hipertensi,

maka 25% kemungkinan orang tersebut terserang hipertensi. Apabila kedua

orang tua mengidap hipertensi, kemungkinan seseorang akan menderita

hipertensi naik menjadi 60%.

Page 82: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

82

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan judul Identifikasi Faktor

Predisposisi Penyebab Terjadinya Hipertensi Di Poli Jantung Rumah Sakit

Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara dapat disimpulkan bahwa :

a. Sebagian besar penderita hipertensi tidak dipengaruhi oleh faktor

kelebihan berat badan dimana dari 31 responden sebanyak 23 orang

(74,19%) yaitu bukan faktor predisposisi dan hanya 8 orang (25.81)

adalah faktor predisposisi.

b. Sebagian besar penderita hipertensi tidak dipengaruhi oleh faktor

kebiasaan makan dimana dari 31 responden yang hipertensi sebanyak

22 orang (70,97%) bukan faktor predisposisi dan hanya 9 orang

(29,03) yang merupakan faktor predisposisi.

c. Sebagian besar penderita hipertensi tidak dipengaruhi oleh kebiasaan

minum beralkohol dimana dari 31 responden yang mengalami

hipertensi 28 orang (90.32) bukan faktor predisposisi dan hanya 3

orang (9,68) yang merupakan faktor predisposisi.

d. Sebagian besar penderita hipertensi tidak dipengaruhi oleh kebiasaan

merokok, dimana dari 31 responden yang mengalami hipertensi

sebanyak 24 orang (77,41%) bukan faktor predisposisi dan hanya 7

orang (22,59%) yang merupakan faktor predisposisi.

Page 83: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

83

e. Sebagian besar penderita hipertensi tidak dipengaruhi oleh stress

dimana dari 31 responden, 25 (80,64%) bukan faktor predisposisi dan

6 orang (19,36%) yang merupakan faktor predisposisi.

B. Saran

1. Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber refernsi

bagi peneliti selanjutya khususnya penelitian yang berkaitan dengan

penyakit hipertensi

2. Kepada instansi terkait terutama RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara agar hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi.

3. Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi

praktisi dibidang kesehatan antara lain :

a. Profesi kesehatan seperti perawat, ahli gizi dan kesehatan

masyarakat untuk lebih meningkatkan tindakan preventif seperti

primosi kesehatan, sosialisasi dan perawatan pada penderita

hipertensi, agar angka kejadian hipertensi dan angka kematian

akibat hipertensi dapat terus dikendalikan dan diminimalkan.

b. Untuk pasien di Poli Jantung yang terdiagnosis hipertensi,

diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan terus meningkatkan

pola hidup sehat.

c. Untuk peneliti, diharapakan terus menambah wawasan mengenai

faktor-faktor predisposisi penyebab hipertensi.

Page 84: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

84

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, Maya. 2014. Meracik Obat & Menu Sehat Bagi Penderita Darah Tinggi.Pustaka Baru Pres : Yogyakarta

Sasongkowati, Retno. 2014. Bahaya Gula Garam & Lemak, Penerbit Indoliterasi :Yogyakarta

Junaidi, Iskandar. 2010. Hipertensi. PT Buana Ilmu Populer : Jakarta.

Shadinne, Mahannad. 2010. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke &Serangan Jantung. Keenbooks : Jakarta.

Prasetyaningrum, Yunita. 2014. Hipertensi Bukan Untuk Ditakuti. Fmedia : Jakarta.

Chandra, Budiman. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. EGC : Jakarta.

Zuraidah, dkk. 2012. Analisis Faktor Risiko Penyakit Hipertensi Pada Masyarakat DiKecamatan Kemuning Kota Palembang Tahun 2012 : Diakses tanggal 20 Maret2015.

Febby dan Nanang. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan DarahDi Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat Tahun 2012 : Diakses tanggal 20 Maret2015.

Lyliyana. 2008. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi : Diakses tanggal 21Maret 2015

Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.Salemba Medika : Jakarta.

Suparto. 2010. Faktor Risiko Yang Paling Berperan Terhadap Hipertensi PadaMaystarakat Di kecamatan Jatupuro Kabupaten Karanganyar : Diakses tanggal 19Maret 2015.

Wahidudin, dkk. 2012. Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Di Wilayah KerjaPuskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto Tahun 2012 : Diakses tanggal 19 Maret2015.

Page 85: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

85

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Kepada Yth,

Bapak/Ibu/Sdr/Saudari

di-

Tempat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :

Nama : Salmawati

NIM : P00320012104

Sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan

Keperawatan, bermaksud akan melaksanakan penelitian berjudul “Identifikasi

Faktor Predisposisi Penyebab Terjadinya Hipertensi Di Poli Jantung Rumah

Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”.

Sehubungan dengan hal itu, mohon kesediaan bapak/ibu untuk meluangkan

waktu menjadi responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk menyetujui atau

menolak menjadi responden. Apabila setuju, maka bapak/ibu dipersilahkan untuk

menandatangani surat persetujuan responden ini.

Atas kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sebelumnya diucapkan

terima kasih.

Peneliti,

SALMAWATI

Page 86: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

86

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Saya bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan unutk menjadiresponden

dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari Jurusan Keperawatan atas nama Salmawati (NIM. P00320012104), dengan

judul “ Identifikasi Faktor Predisposisi Penyebab Terjadinya Hipertensi Di Poli

Jantung Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”. Dan

saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan suka rela tanpa paksaan dari pihak

manapun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Kendari, ............................2015

Responden

TTD

Page 87: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

87

Lampiran 3.

Kuesioner Penelitian

Identifikasi Faktor Predisposisi Penyebab Terjadinya Hipertensi Di Poli

Jantung Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

A. Identitas Sampel

a. Identitas/Kode :

b. Nama :

c. Alamat :

d. Umur :

e. Jenis Kelamin :

f. Pekerjaan :

g. Berat badan :

h. Tinggi badan :

i. Tekanan darah :

1. Bacalah bail-baik setiap item pernyataan dibawah ini!

2. Berilah tanda ceklis (√) pada setiap pilihan yang dianggap benar!

B. Kebiasaan makan

NoPernyataan

Jawaban

TP J KK S SL

Skor 1 2 3 4 5

Page 88: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

88

1. Kebiasaan makan yangmengandung garam sepertiikan asin, telur asin, dan sayurasin.

2.

Kebiasaan makan yangmengandung garam sepertimanisan buah, kecap asin, danterasi

3.

Kebiasaan makan yangmengandung garam seperti ikanpindang, ikan teri, dan abon.

4.

Kebiasaan makan yangmengadung lemak seperti sup,sop buntut, sate daging, danjeroan

5.

Kebiasaan makan yangmengadung lemak seperti coto,daging sapi dan berbagaimacam gorengan

C. Kebiasaan minum beralkohol

NoPernyataan

Jawaban

TP J KK S SL

Skor 1 2 3 4 5

1. Kebiasaan minum bir

2.

Kebiasaan minum anggur

Kebiasaan minum arak

Page 89: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

89

3.

4.

Kebiasaan minum pongasi

5.

Kebiasaan minum kameko

D. Kebiasaan Merokok

NoPernyataan

Jawaban

TP J KK S SL

Skor 1 2 3 4 5

1. Kebiasaan merokok setiap hari

2.

Kebiasaan merokok satusampai tiga batang dalam sehari

3.

Kebiasaan merokok setelahbangun tidur

4.

Kebiasaan merokok setelahbekerja

5.

Kebiasaan merokok setelahmakan

KETERANGAN :

Page 90: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

90

TP : Tidak pernah

J : Jarang

KK : Kadang-kadang

S : Sering

SL : Selalu

E. Stres

1. Bacalah bail-baik setiap item pernyataan dibawah ini!

2. Berilah tanda ceklis (√) pada setiap pilihan yang dianggap benar!

NO ASKEP PENILAIAN TP KK S SL

Skor 0 1 2 3

1. Menjadi marah karena hal-hal kecil/

sepele

2. Mulut terasa kering

3. Tidak dapat melihat hal yang positif dari

suatu kejadian

4. Merasakan gangguan dalam bernafas

(nafas cepat, sulit bernafas)

5. Merasa sepertinya tidak kuat lagi untuk

melakukan suatu kegiatan

6. Cenderung bereaksi berlebihan pada

situasi

7. Kelemahan pada anggota tubuh

Page 91: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

91

8. Kesulitan berelaksasi atau bersantai

9. Cemas yang berlebihan dalam suatu

situasi namun bisa lega jika hal atau

situasi itu berakhir

10. Pesimis atau tidak yakin

11. Mudah merasa kesal

12 Merasa banyak menghabiskan energi

karena cemas

13. Merasa sedih

14. Tidak sabaran

15. kelelahan

16

Kehilangan minat pada banyak hal (misal

; makan, bergerak, cerita bersama teman

atau orang lain)

17 Merasa diri tidak layak

18 Mudah tersinggung

19

Berkeringat (misal ; tangan berkeringat)

tanpa stimulasi oleh cuaca panas atau

latihan fisik

20 Ketakutan tanpa alasan yang jelas

21 Merasa hidup tidak berharga

22 Sulit untuk beristirahat

23 Kesulitan dalam menelan

Page 92: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

92

24 Tidak dapat menikmati hal-hal yang

dilakukan

25 Jantung berdebar-debar

26 Merasa hilang harapan dan putus asa

27 Mudah marah

28 Mudah panik

29 Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu

yang mengganggu

30 Takut diri terhambat oleh tugas-tugas

yang tidak bisa dilakukan

31 Sulit ikut serta dalam banyak hal

32 Sulit menerima gangguan-gangguan

terhadap hal yang sedang dilakukan

33 Berada pada keadaan tegang

34 Merasa tidak berharga

35 Tidak dapat memaklumi hal apapunyang

menghalangi anda untuk menyelesaikan

hal yang sedang anda lakukan

36 Ketakutan

37 Tidak ada harapan untuk masa depan

38 Merasa hidup tidak berarti

39 Mudah gelisah

40 Khawatir dengan situasi saat diri anda

mungkin menjadi panik dan

Page 93: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

93

mempermalukan diri sendri

41 Gemetar

42 Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam

melakukan sesuatu

KETERANGAN :

TP : Tidak pernah

KK : Kadang-kadang

S : Sering

SL : Selalu

Page 94: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

94

Page 95: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

Lampiran

Master Tabel

Identifikasi Faktor Predisposisi Penyebab Terjadinya Hipertensi Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara

No

Tan

ggal

No

Reg

iste

r

Nama

UmurJK

Pekerjaan

Kelebihanberat badan

Kebiasaanmakan

Kebiasaanminum

beralkohol

Kebiasaanmerokok Stress

L PIMT

KTG

Skor

%KTG

Skor %

KTG

Skor

%KTG

Skor

KTG30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 PS IRT T PNS WR

BFP FP BFP FP BFP FP BFP FPBFP FP

1 21/5/1541 22 80

Tn. M √ √28,65 √ 5 20 √ 5 20 √ 5 20 √ 30 √

2 21/5/15 37 22 94Ny. S √ √

14,79 √ 1560 √ 5 20 √ 5 20 √ 28

321/5/15

26 10 09Ny. B

√ √ √23,87 √ 11 44 √ 5 20 √ 5 20 √ 33

421/5/15

22 03 75Tn. N

√ √ √22,77 √ 17 68 √ 5 20 √ 5 20 √ 30 √

521/5/15

19 10 99Ny. I

√ √ √22,49 √ 13 52 √ 5 20 √ 5 20 √ 45 √

621/5/15

32 24 37Tn A

√ √ √27,34 √ 5 20 √ 5 20 √ 5 20 √ 31 √

721/5/15

19 12 12Ny. M

√ √ √19,36 √ 8 32 √ 5 20 √ 5 20 √ 44 √

821/5/15

25 57 68Ny. R

√ √ √29,51 √ 8 32 √ 5

20√ 5 20 √ 73

921/5/15

28 27 57Ny. W

√ √ √24,14 √ 13 52 √ 5 20 √ 5 20 √ 34 √

Page 96: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

10 21/5/15 34 45 91Tn. K

√ √ √23,33 √ 6 24 √ 5 20 √ 9 36 √ 37 √

1121/5/15

20 26 94Ny.H

√ √ √23,30 √ 14 56 √ 5 20 √ 14 56 √ 52 √

1222/5/15

19 12 02Tn. S

√ √ √28,65 √ 11 44 √ 5 20 √ 5 20 √ 58 √

1322/5/15

19 11 02Tn. S

√ √ √21,30 √ 18 72 √ 5 20 √ 22 88 √ 63

1422/5/15

19 67 05Tn. S √ √

19,60 √ 14 56 √ 5 20 √ 13 52 √ 51 √

1522/5/15

39 40 59Ny.N

√ √ √22,86 √ 11 44 √ 5 20 √ 5 20 √ 26

1622/5/15

21 35 84Ny.W

√ √ √22,51 √ 16 64 √ 5 20 √ 5 20 √ 60

1722/5/15

19 40 86Tn.M √ √

22,03 √ 13 52 √ 5 20 √ 5 20 √ 73√

1822/5/15

25 89 77Tn. P

√ √ √22,64 √ 19 76 √ 18 72 √ 19 76 √ 48 √

1922/5/15

41 63 92Tn. R

√ √ √25,39 √ 17 68 √ 5 20 √ 25

100

√ 46 √

2022/5/15

43 60 58Tn.M √ √

26,36 √ 11 44 √ 5 20 √ 5 20 √ 71√

2122/5/15

44 69 03Tn.M

√ √ √26,44 √ 15 60 √ 5 20 √ 5 20 √ 62

2223/5/15

19 02 21Ny. S

√ √ √24,97 √ 16 64 √ 5 20 √ 5 20 √ 44 √

2323/5/15

19 36 15Tn. I

√ √ √24,81 √ 18 72 √ 15 60 √ 17 68 √ 55 √

2423/5/15

25 36 88Tn. D

√ √ √22,94 √ 13 52 √ 11 44 √ 17 68 √ 50 √

Page 97: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

2523/5/15

19 40 80Ny. A

√ √ √16,84 √ 7 28 √ 5 20 √ 5 20 √ 48 √

2623/5/15

23 73 18Ny. N

√ √ √34,24 √ 7 28 √ 5 20 √ 5 20 √ 44 √

2723/5/15

23 56 63Tn. J

√ √ √24,03 √ 12 48 √ 5 20 √ 5 20 √ 40 √

2823/5/15

19 65 30Ny. A

√ √ √22,47 √ 12 48 √ 5 20 √ 5 20 √ 37 √

2923/5/15

23 25 87Tn. Y

√ √ √18,68 √ 13 52 √ 9 36 √ 16 64 √ 52 √

3023/5/15

27 01 76Tn. D

√ √ √20,20 √ 11 44 √ 10 40 √ 14 56 √ 49 √

3123/5/15

40 61 57Tn. S

√ √ √22,86 √ 8 32 √ 17 68 √ 24 96 √ 14 √

Jumlah 23 8 22 9 28 3 24 7 25 6

Sumber : Data Primer Diolah

Page 98: IDENTIFIKASI FAKTOR PREDISPOSISI PENYEBAB TERJADINYA

Keterangan : A. Karakteristik Responden : Pekerjaan : 1. PS = Pensiunan B. Variabel Penelitian : 1. IMT = Indeks Massa Tubuh

2. T = Tani 2. KTG = Kategori

3. WR = Wiraswasta 3. BFP = Bukan Faktor Predisposisi

4. IRT = Ibu Rumah Tangga 4. FP = Faktor Predisposisi

Peneliti Kendari. 3 Juni 2015-06-02

Mengetahui

Kepala Poli Jantung

SALMAWATI (Hj. NAZIMAA, S.Kep)

(P00320012104) NIP : 19631231 198503 2 106