kel.6 pre eklamsi

44
MAKALAH SISTEM REPRODUKSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PRE EKLAMPSIA DISUSUN OLEH : KELOMPOK VI - Arina Ayunani : 0513065 - Eric Wardana : 0513076 - M. Rafi’ud Darajat : 0513087 - Resi Agustin : 0513099 - Yulita Dwi Cahyanti : 0513116 Dosen Pembimbing : Miskiyah Tamar, S.Kep., Ns 1 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Upload: sulamaeroh

Post on 19-Feb-2016

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

NBMBJ

TRANSCRIPT

Page 1: Kel.6 Pre Eklamsi

MAKALAH SISTEM REPRODUKSI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PRE

EKLAMPSIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VI

- Arina Ayunani : 0513065

- Eric Wardana : 0513076

- M. Rafi’ud Darajat : 0513087

- Resi Agustin : 0513099

- Yulita Dwi Cahyanti : 0513116

Dosen Pembimbing : Miskiyah Tamar, S.Kep., Ns

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

1 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 2: Kel.6 Pre Eklamsi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit yang sudah umum dan

merupakan salah satu dari tiga rangkaian penyakit yang mematikan, selain

perdarahan dan infeksi, dan juga banyak memberikan kontribusi pada

morbiditas dan mortalitas ibu hamil. Pada tahun 2001, menurut National

Center for Health Statistics, hipertensi gestasional telah diidentifikasi pada

150.000 wanita, atau 3,7% kehamilan. Selain itu, Berg dan kawan-kawan

(2003) melaporkan bahwa hampir 16% dari 3.201 kematian yang

berhubungan dengan kehamilan di Amerika Serikat dari tahun 1991 - 1997

adalah akibat dari komplikasi-komplikasi hipertensi yang berhubungan

dengan kehamila. Meskipun telah dilakukan penelitian yang intensif

selama beberapa decade, hipertensi yang dapat menyebabkan atau

memperburuk kehamilan tetap menjadi masalah yang belum terpecahkan.

Secara umum, preeklamsia merupakan suatu hipertensi yang

disertai dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini

umumnya timbul setelah minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering

terjadi pada primigravida. Jika timbul pada multigravida biasanya ada

faktor predisposisi seperti kehamilan ganda, diabetes mellitus, obesitas,

umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya.

Morbiditas janin dari seorang wanita penderita hipertensi dalam

kehamilan berhubungan secara langsung terhadap penurunan aliran darah

efektif  pada sirkulasi uteroplasental, juga karena terjadi persalinan kurang

bulan pada kasus-kasus berat. Kematian janin diakibatkan hipoksia akut,

karena sebab sekunder terhadap solusio plasenta atau vasospasme dan

diawali dengan pertumbuhan janin terhambat (IUGR). Di negara

berkembang, sekitar 25% mortalitas perinatal diakibatkan kelainan

hipertensi dalam kehamilan. Mortalitas maternal diakibatkan adanya

hipertensi berat, kejang grand mal, dan kerusakan end organ lainnya.

2 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 3: Kel.6 Pre Eklamsi

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan bagaimana

mahasiswa dapat mengerti dan memahami asuhan keperawatan secara

kasus pada klien dengan Pre eklamsia.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui secara kasus konsep asuhan keperawatan pada

pasien dengan Pre Eklamsia

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui definisi Pre eklamsia

b. Mengetahui etiologi Pre eklamsia

c. Mengetahui manifestasi klinis Pre eklamsia

d. Mengetahui patofisiologi Pre eklamsia

e. Mengetahui komplikasi Pre eklamsia

f. Mengetahui pemeriksaan penunjang Pre eklamsia

g. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan medis Pre eklamsia

h. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan Pre eklamsia

3 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 4: Kel.6 Pre Eklamsi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pre Eklampsia

Pre eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan

yang ditandai dengan terjadinya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi

tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi

sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan

berumur 20 minggu. (Obgynacea 2009)

Pre eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,

edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini

umumnya terjadi dalam trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi

sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007)

Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita

hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan

proteinuria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau

hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah

kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).

Pre eklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa

berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel, yang

ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria. (Cunningham

et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005)

B. Klasifikasi Pre Eklampsia

Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut:

1. Preeklampsia Ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:

a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi

berbaring terlentang; atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih;

atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran

sekurang-sekurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak

periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.

4 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 5: Kel.6 Pre Eklamsi

b. Edema umum, kaki jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg

atau lebih per minggu.

c. Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1+ atau

2+ pada urin kateter atau midstream.

2. Pre eklampsia Berat

Ditandai dengan :

a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.

b. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.

c. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.

d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada

epigastrium.

e. Terdapat edema paru dan sianosis.

C. Etiologi Pre Eklampsia

Adapun penyebab pre eklampsia sampai sekarang belum diketahui,

namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab pre

eklampsia, yaitu :

1. Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,

hidramnion, dan mola hidatidosa.

2. Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.

3. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin

dalam uterus.

4. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.

Faktor Predisposisi Pre eklamsia antara lain :

1. Molahidatidosa

2. Kehamilan ganda

3. Hidropfetalis

4. Obesitas

5. Umur yang lebih dari 35 tahun

5 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 6: Kel.6 Pre Eklamsi

D. Manifestasi Klinis

1. Pertambahan berat badan yang berlebihan

2. Edema

3. Hipertensi

4. Proteinuria

5. Pada pre eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal,

diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau

muntah

E. Patofisiologi

Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan

retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola

glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya

sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua

arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik

sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan

dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang

disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan

interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan

garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi

perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).

Pada pre eklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi

perburukan patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan

diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia (Cunniangham,2003).

Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami

peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti

prostaglandin, tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan

agregasi platlet. Penumpukan trombus dan perdarahan dapat

mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan

defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan

penurunan laju filtrasi glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari

6 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 7: Kel.6 Pre Eklamsi

nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan

tes fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan

volume intavaskuler, meningkatnya kardiakoutput dan peningkatan

tahanan pembuluh perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati

menyebabkan anemia dan trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi

plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian

janin dalam rahim (Michael,2005).

Perubahan pada organ :

1. Perubahan kardiovaskuler

Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada pre

eklampsia dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya

berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi,

preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya

secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik

ditingkatkan oleh larutan onkotik / kristaloid intravena, dan aktifasi

endotel disertai ekstravasasi kedalam ekstravaskuler terutama paru

(Cunningham,2003).

2. Metabolisme air dan elektrolit

Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia

tidak diketahui penyebabnya jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih

banyak pada penderita preeklamsia dan eklampsia dari pada wanita

hamil biasa atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita

preeklamsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam

yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun,

sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit,

kristaloid, dan protein tidak mununjukkan perubahan yang nyata pada

preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam serum

biasanya dalam batas normal (Trijatmo,2005).

7 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 8: Kel.6 Pre Eklamsi

3. Mata

Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah.

Selain itu dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema

intraokuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan

terminasi kehamilan. Gejala lain yang menunjukkan pada

preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia adalah adanya

skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adaanya

perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan dikorteks serebri

atau didalam retina (Rustam,1998).

4. Otak

Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan

anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat

ditemukan perdarahan (Trijatmo,2005).

5. Uterus

Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan

pada plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan

karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan

eklampsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan

terhadap rangsangan, sehingga terjad partus prematur.

6. Paru-paru

Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya

disebabkan oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis.

Bisa juga karena aspirasi pnemonia atau abses paru (Rustam, 1998).

8 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 9: Kel.6 Pre Eklamsi

Hamil >20 minggu

Kejang (-) Kejang (+)Pre ekslamsia

Vaso spasme pada vaskuler ekslamsiaPenurunan pengisian darah di ventrikel kiri

Volume dan tekanan darah

Merangsang medula oblongata

Pathway

TD˃ 140/90 Hamil ˂ 20 Minggu Normal

Hipertensi kronik superimposed pre ekslamsia

9 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Tekanan darah

Proses 1 Co Kelebihan volume cairan

Peningkatan aktifitas saraf simpatis

jantung HCL paru

LAEDP

Kompresi saraf simpatis meningkat

kulit

konstipasi

peristaltic

Gangguan rasa nyaman

Aritmia aliran turbulensi emboli

Kongesti vena pulmonal

Permeabilitas

Penumpukan darah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Akumulasi gas

Cedera gangguan fungsi alveoli

Gangguan pertukaran gas

Keringat berlebih

Vasokontriksi

vaskuler

Akral dingin

Metabolisme

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

Page 10: Kel.6 Pre Eklamsi

F. Komplikasi Pre Eklampsia

Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang

termasuk komplikasi antara lain:

1. Pada Ibu

a. Eklampsia

b. Solusio plasenta

c. Pendarahan subkapsula hepar

d. Kelainan pembekuan darah ( DIC )

e. Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low

platelet count )

f. Ablasio retina

g. Gagal jantung hingga syok dan kematian.

2. Pada Janin

a. Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus

b. Prematur

c. Asfiksia neonatorum

d. Kematian dalam uterus

e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah

- Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal

hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )

- Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% )

- Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )

b. Urinalisis

Ditemukan protein dalam urine.

10 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 11: Kel.6 Pre Eklamsi

c. Pemeriksaan Fungsi hati

- Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )

- LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat

- Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.

- Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N=

15-45 u/ml )

- Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat

( N= <31 u/l )

- Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )

d. Tes kimia darah

Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )

2. Radiologi

a. Ultrasonografi

Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan

intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan

ketuban sedikit.

b. Kardiotografi

Diketahui denyut jantung janin lemah.

H. Penatalaksanaan Medis

Pencegahan pre eklampsia antara lain:

1. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu secara teliti,

mengenali tanda-tanda sedini mungkin (pre-eklamsi ringan), lalu

diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih

berat.

2. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklemsi

kalau ada factor-faktor predisposisi.

11 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 12: Kel.6 Pre Eklamsi

3. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan,

serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat

dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang

berlebihan.

Pengobatan pre eklampsia diantaramya adalah :

1. Pre eklamsia ringan

Pengobatan hanya bersifat simtomatis dan selain rawat inap, maka

penderita dapat dirawat jalan dengan skema periksa ulang yang lebih

sering, misalnya 2 kali seminggu. Penanganan pada penderita rawat

jalan atau rawat inap adalah dengan istirahat ditempat, diit rendah

garam, dan berikan obat-obatan seperti valium tablet 5 mg dosis 3 kali

sehari atau fenobarbital tablet 30 mg dengan dosis 3 kali 1 sehari.

Diuretika dan obat antihipertensi tidak dianjurkan, karena obat ini tidak

begitu bermanfaat, bahkan bisa menutupi tanda dan gejala pre-

eklampsi berat. Bila gejala masih menetap, penderita tetap dirawat

inap.Monitor keadaan janin : kadar estriol urin, lakukan aminoskopi,

dan ultrasografi, dan sebagainya.Bila keadaan mengizinkan, barulah

dilakukan induksi partus pada usia kehamilan minggu 37 ke atas.

2. Pre eklamsia berat

a. Pre eklamsia berat pada kehamilan kurang dari 37 minggu,

Jika janin belum menunjukan tanda-tanda maturitas paru-paru

dengan uji kocok dan rasio L/S, maka penanganannya adalah

sebagai berikut :

- Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr

intramusuler kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4 gr

intramuskuler setiap (selama tidak ada kontraindikasi)

- Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas

magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai

criteria pre-eklamsi ringan (kecuali ada kontraindikasi)

12 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 13: Kel.6 Pre Eklamsi

- Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan janin

dimonitor, serta berat badan ditimbang seperti pada pre-eklamsi

ringan, sambil mengawasi timbulnya lagi gejala

- Jika dengan terapi di atas tidak ada perbaikan, dilakukan

terminasi kehamilan dengan induksi partus atau tindakan lain

tergantung keadaan

b. Pre-eklamsi berat pada kehamilan diatas 37 minggu

Penderita dirawat inap

- Istirahat mutlak dan ditempatkan dalam kamar isolasi

- Berikan diet rendah garam dan tinggi protein

- Berikan suntikan sulfas magnesikus 8 gr intramuskuler, 4 gr di

bokong kanan dan 4 gr di bokong kiri

- Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam

- Syarat pemberian MgSO4 adalah: reflex patella positif; dieresis

100 cc dalam 4 jam terakhir; respirasi 16 kali per menit, dan

harus tersedia antidotumnya yaitu kalsium glukonas 10%

dalam ampul 10 cc

Infus dekstrosa 5 % dan Ringer laktat

- Berikan obat anti hipertensi : injeksi katapres 1 ampul i.m. dan

selanjutnya dapat diberikan tablet katapres 3 kali ½ tablet atau

2 kali ½ tablet sehari

- Diuretika tidak diberikan, kecuali bila terdapat edema umum,

edema paru dan kegagalan jantung kongerstif.Untuk itu dapat

disuntikan 1 ampul intravena Lasix.

- Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua, dilakukan

induksi partus dengan atau tanpa amniotomi.Untuk induksi

dipakai oksitosin (pitosin atau sintosinon) 10 satuan dalam

infuse tetes

13 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 14: Kel.6 Pre Eklamsi

- Kala II harus dipersingkat dengan ekstrasi vakum atau forceps,

jadi ibu dilarang mengedan

- Jangan diberikan methergin postpartum, kecuali bila terjadi

perdarahan yang disebabkan atonia uteri

- Pemberian sulfas magnesikus, kalau tidak ada kontraindikasi,

kemudian diteruskan dengan dosis 4 gr setiap 4 jam dalam 24

jam postpartum

- Bila ada indikasi obstetric dilakukan seksio sesarea.

14 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 15: Kel.6 Pre Eklamsi

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PRE EKLAMPSIA

Kasus

Ny. R 19 tahun mengatakan nyeri kepala dengan skala 3, nyeri abdomen

bagian atas dengan skala 4 serta pandangan sedikit kabur. Ia mengatakan ini

merupakan kehamilan pertamanya setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh data

TD : 160/110 mmHg, Tes Laboratorium menunjukan hasil nilai trombosit

80.000/mm3, terdapat proteinuria 3,5 gr/l dengan volume urine 350 cc/24 jam.

Pasien tampak terjadi edema pada kaki dan muka.

A. Pengkajian

1. Anamnesis

Identitas Klien

Nama : Ny. R

Usia : 19 tahun

Agama : Islam

Alamat : Jln. Sudirman, Palembang

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status Perkawinan : Menikah

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Umur : 25 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Alamat : Jln. Sudirman, Palembang

Hubungan dengan klien : Suami

15 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 16: Kel.6 Pre Eklamsi

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Nyeri kepala, nyeri abdomen bagian atas serta pandangan sedikit

kabur.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Menderita penyakit hipertensi sebelum hamil.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Klien mengatakan nyeri kepala, nyeri abdomen bagian atas serta

pandangan sedikit kabur dan ini merupakan kehamilan pertama.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Mempunyai riwayat pre eklampsia dan eklampsia dalam keluarga.

3. Pemeriksaan fisik

- Keadaan Umum : Lemah

- Kepala : Sakit kepala, wajah oedema

- Mata : Konjungtiva agak anemis oedema

pada retina

- Leher : Kuduk terasa berat

- Kardiovaskuler : Hipertensi, mudah terkejut

- Pencernaan/abdomen : Nyeri abdomen bagian atas

- Ekstremitas : Oedema pada kaki dan tangan serta

jari-jari

- Sistem persyarafan : Hiperrefleksi, klonus pada kaki

- Genito urinaria : Oliguria, Proteinuria

- Pemeriksaan janin        : Bunyi jantung janin tidak teratur,

gerakan janin melemah

16 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 17: Kel.6 Pre Eklamsi

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboraturium

Pemeriksaan darah lengkap :

- Penurunan haemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal

haemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr %)

- Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol %)

- Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3)

Urinalisi

- Ditemukan protein dalam urin (3,5 gr/l)

Pemeriksaan fungsi hati

- Bilirubin meningkat ( N =<1 mg/dl)

- LDH ( lactic dehydrogenase) meningkat

- Aspartate Aminotransferase (AST)> 60 u/l

- Serum Glutamic Pyruvic Transaminate (SGPT) meningkat (N=

15-45 u/ml)

- Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) meningkat

(N = <31 u/l

- Total protein serum menurun ( N = 6,7 – 8,7 g/dl)

Tes kimia darah

- Asam urat meningkat ( N= 2,4 – 2,7 mg/dl)

b. Radiologi

- Ultrasonografi

Ditemukannya retardasi pertumbuhan intra uterin

Pernafasan janin lambat, aktifitas janin lambat, volume cairan

ketuban sedikit, terlihat kehamilan kembar

- Kardiotografi

Diketahui denyut jantung bayi lemah

17 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 18: Kel.6 Pre Eklamsi

B. Pengkajian Data

No Data Subjektif Data Objektif

1. Klien mengatakan nyeri kepala

Klien mengatakan nyeri

abdomen bagian atas

Klien mengatakan pandangan

sedikit kabur

Klien mengatakan kehamilan

pertama

Skala nyeri : 4

TD : 160/110 mmHg

Nilai trombosit : 80.000/mm3.

Proteinuria : 3,5 gr/l

Volume Urine : 350 cc/24 jam

C. Masalah Keperawatan

1. Kelebihan Volume Cairan

2. Gangguan Pertukaran Gas

3. Nyeri

4. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

D. Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan b/d kerusakan fungsi glumerolus sekunder

terhadap penurunan cardiac output

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidak

mampuan mencerna makanan

3. Nyeri b/d kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir

4. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveolar kapiler

18 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 19: Kel.6 Pre Eklamsi

E. Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1. DS:

Klien mengatakan

nyeri kepala

Klien mengatakan

nyeri abdomen

bagian atas

Klien mengatakan

pandangan kabur

DO :

Skala Nyeri : 4

TD : 160/110

mmHg

Nilai trombosit :

80.000/mm3.

Pre eklamsia

Vaso spasme pada vaskuler

Penurunan pengisian darah di ventrikel kiri

Volume tekanan darah menurun

Merangsang medula oblongata

Kompresi saraf simpatik 5 meningkat

Aritmia

nyeri

Nyeri

2. DS:

DO:

TD : 160/110

mmHg

Proteinuria : 3,5

gr/l

Volume urine : 350

cc/24 jam

Kejang(-)

pre eklamsia

vaso spaseme pada pembuluh darah

penurunan pengisian darah di ventrikel kiri

proses kardia output menurun

kelebihan volume cairan

Kelebihan Volume

Cairan

19 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 20: Kel.6 Pre Eklamsi

3. DS:

Klien mengatakan

nyeri kepala

Klien mengatakan

nyeri abdomen bagian

atas

Klien mengatakan

pandangan sedikit

kabur

DO:

Skala nyeri : 4

TD : 160/110 mmHg

Nilai trombosit :

80.000/mm3.

Proteinuria : 3,5 gr/l

Volume Urine : 350

cc/24 jam

volume dan tekanan darah menurun

merangsang medula oblongata

sistem saraf simpatis meningkat

HCL meningkat

Peristaltik turun

Akumulasi gas meningkat

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan

4. DS:

Klien mengatakan

nyeri kepala

Klien mengatakan

nyeri abdomen bagian

atas

Klien mengatakan

pandangan sedikit

kabur

DO:

Skala nyeri : 4

TD : 160/110 mmHg

Volume dan tekanan darah menurun

Merangsang medula oblongata

Peningkatan aktivitas saraf simpatis

Paru

Penumpukan darah

LAEDP meningkat

Kongesti vena pulmonal

Permeabilitas meningkat

Gangguan

pertukaran gas

20 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 21: Kel.6 Pre Eklamsi

Nilai trombosit :

80.000/mm3.

Proteinuria : 3,5 gr/l

Volume Urine : 350

cc/24 jam

Oedema gangguan fungsi alveoli

Gangguan pertukaran gas

F. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Perencanaan

Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1. Nyeri b/d kontraksi uterus

dan pembukaan jalan

lahir

DS:

Klien mengatakan

nyeri kepala

Klien mengatakan

nyeri abdomen

bagian atas

Klien mengatakan

pandangan kabur

DO :

Skala Nyeri : 4

TD : 160/110

mmHg

Nilai trombosit :

80.000/mm3.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam,

nyeri dapat teratasi

dengan kriteria hasil :

NOC

Paint level

Paint control

Confort level

Criteria hasil :

Mampu

mengontrol nyeri

(tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan

tehnik

nonfarmokologi

untuk mengurangi

nyer, mencari

bantuan)

NIC

Pain management .

Lakukan pengkajian

nyeri secara

komperensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi

frekuensi, kualitas

dan factor presipitas

Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

Gunakan tehnik

komunikasi

terapetik untuk

mengetahui

pengalam nyeri

pasien

Control lingkungan

yang dapat

21 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 22: Kel.6 Pre Eklamsi

Melaporkan

bahwa nyeri

berkurang dengan

menggunakan

menejemen nyeri

Mampu mengenal

nyeri

(skala,infensitas,f

rekuensidan tanda

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah

nyeri berkuran

mempengaruhi

nyeri seperti suhu

ruangan,pencahayaa

n,dan kebisingan

Kurangi factor

presipatasi nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmokologi,nonfar

mokologi,dan

interpersonal)

Kaji tipe dan

sumber nyeri untuk

menentukan

intervensi

Ajarkan tentang

tehnik non

farmokologi

Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

Evaluasi efektifitas

control nyeri

Tinggkatkan

istrirahat

Kolaborasi denggan

dokter jika ada

keluhan dan

tindakan nyeri tidak

berhasil

Monitori

22 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 23: Kel.6 Pre Eklamsi

penerimaan pasien

tentangg

menejemen nyeri

2. Kelebihan Volume cairan

b/d kerusakan fungsi

glomerulus sekunder

terhadap penurunan

kardiak output

DS:

DO:

TD : 160/110

mmHg

Proteinuria : 3,5 gr/l

Volume urine : 350

cc/24 jam

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

2x24 jam kelebihan

volume cairan dapat

teratasi dengan kriteria

hasil :

NOC :

Electrolit dan

acid base balance

Fluid balance

Hydration

Kriteria Hasil :

Terbebas dari

edema, efusi,

anaskara

Bunyi nafas

bersih tidak ada

dyspneu/ortopneu

Terbebas dari

distensi vena

jugularis

Memelihara

tekanan vena

sentral, tekanan

kapiler paru,

output jantung

dan vital sign

NIC

Fluid management

Pertahankan

catatan intake

dan output yang

akurat

Pasang urine

kateter jika

diperlukan

Monitor status

hemodinamik

termasuk CVP,

MAP, PAP, dan

PCWP

Monitor vital

sign

Monitor

indikasi

retensi

/kelebihan

cairan

Kaji lokasi dan

luas edema

Monitor

masukan

makanan /

cairan dan

23 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 24: Kel.6 Pre Eklamsi

dalam batas

normal

Terbebas dari

kelelahan,

kecemasan,

kebingungan

Menjelaskan

indikator

kelebihan cairan

hitung intake

kalori

Monitor status

nutrisi

Kolaborasi

pemberian

diuretik sesuai

intruksi

Kolaborasi

dokter jika

tanda cairan

berlebih muncul

memburuk

Fluid monitoring

Tentukan

riwayat jumlah

dan tipe intake

cairan dan

eliminasi

Tentukan

kemungkinan

faktor resiko

dari

ketidakseimban

gan cairan

Monitor berat

badan

Monitor serum

dan elektrolit

Monitor serum

dan osmilalitas

24 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 25: Kel.6 Pre Eklamsi

urine

Catat secara

akurat intake

output

Monitor tanda

dan gejala

oedem

3. Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan b/d

ketidakmampuan

mencerna makanan

DS:

Klien mengatakan nyeri

kepala

Klien mengatakan nyeri

abdomen bagian atas

Klien mengatakan

pandangan sedikit kabur

DO:

Skala nyeri : 4

TD : 160/110 mmHg

Nilai trombosit :

80.000/mm3.

Proteinuria : 3,5 gr/l

Volume Urine : 350

cc/24 jam

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selam 2x24 jam

ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan teratasi

dengan kriteria hasil :

NOC

Nutrional status

Nutrional

status : food and

fluid intake

Weight control

Criteria hasil :

Adanya

peningkatan berat

badan sesuai

dengan tujuan

Berat badan ideal

sesuai dengan

tinggi badan

Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

NIC

Nutrion management

Kaji adanya alergi

makanan

Kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

menentukan jumlah

kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan

pasien

Anjurkan pasien

untuk meningkatkan

intek Fe

Anjurkan pasien

untuk meningkatkan

protein dan vitamin

c

Berikan subtansi

gula

Yakinkan diet yang

dimakan

mengandungg tinggi

serat untuk

mencegah konstipasi

25 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 26: Kel.6 Pre Eklamsi

Tidak ada tanda-

tanda malnutrisi

Menunjukan

peningkatan

fungsi pengecap

dari menelan

Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang

berarti

Ajarkan pasien

bagaimana membuat

catatan makan

sehari-hari

Monitori jumlah

nutrisi dan

kandungan kalori

Berikan informasi

tentang kebutuhan

nutrisi

Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan nutrisi

yang dibutuhkan

Nutrion monitoring

BB pasien dalam

batas normal

Monitori adanya

penurunan berat

badan

4. Gangguan pertukaran gas

b/d perubahan membran

alveolar kapiler

DS:

Klien mengatakan nyeri

kepala

Klien mengatakan nyeri

abdomen bagian atas

Klien mengatakan

pandangan sedikit kabur

DO:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam

gangguan pertukaran

gas dapat teratasi

dengan kriteria hasil :

NOC

Respiratory

status : Gas

exchange

Repiratory status :

NIC

Airway management

Buka jalan nafas

menggunakan

tehnik chin lift atau

jaw thrust bila

perlu

Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

26 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 27: Kel.6 Pre Eklamsi

Skala nyeri : 4

TD : 160/110 mmHg

Nilai trombosit :

80.000/mm3.

Proteinuria : 3,5 gr/l

Volume Urine : 350

cc/24 jam

ventilation

Vital signt status

Criteria hasil :

Mendemonstrasik

an peningkatan

ventilasi dan

oksigenisasi yang

adekuat

Memelihara

kebersihan paru-

paru dan bebas

dari tanda–tanda

distress

pernafasan

Mendemonstrasik

an batuk efektif

dan suara nafas

yang bersih, tidak

ada sianosis dan

dyspneu.

Tanda-tanda vital

dalam rentang

normal

Identifikasi pasien

perlunya

pemasanggan alat

jalan nafas buatan

Lakukan fisiotrapi

dada

Keluarkan secret

dengan batuk atau

suction

Auskultasi suara

nafas, catat adanya

suara tambahan

Berikan

bronkodiali bila

perlu

Berikan pelembab

udara

Atur intek untuk

cairan

mengoptimalkan

keseimbangan

Monitori respirasi

dan statatus O2

Respiratory

monitoring

Monitori rata-rata

kedalaman,

irama,vdan usaha

respirasi

Monitori suara nafas

seperti denggkur

27 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 28: Kel.6 Pre Eklamsi

Monitori pola nafas :

bradipen, takipenia,

kussmaul,

hiperventilasi,

cheyne stoks

Catat lokasi trakea

Monitori kelelahan

otot diafragma

Auskultasi suara

nafas,catat area

penurunan / tidak

adanya ventilasi dan

suara tambahan

Tentukan kebutuhan

suction dengan

mengauskultasi

crakles dan ronkhi

pada jalan nafas

utama

Auskultasi suara

paru setelah

tindakan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pre-eklampsi dalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai

dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria

dan atau disertai oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.

28 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 29: Kel.6 Pre Eklamsi

Komplikasi dari pre eklampsia sangat beresiko jika tidak segera ditangani

bisa terjadinya kematian pada ibu dan janin.

B. Saran

Sebagai tenaga perawat hendaknya lebih meningkatkan kerjasama

antar tenaga kesehatan dan terus berusaha mengembangkan kemampuan

dalam pemberian Asuhan keperawatan maternitas.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Jakarta.

https://ainicahayamata.wordpress.com/nursing-only/keperawatan-maternitas/askep-pre-eklampsi/

29 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia

Page 30: Kel.6 Pre Eklamsi

http://www.blogdokter.net/2009/02/17/preeklampsia dan eklampsi pada kehamilan.

Mansjoer, Arif dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius : Jakarta

NANDA NIC-NOC. Jilid 2. Yogyakarta : Mediaction Publishing, 2013

NANDA International.Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC, 2011

Persis Mary Hamilton, (1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta

30 Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia